plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk fileipang djunarko, m.si., apt. selaku dekan...

137
i PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI DAN SIFAT FISIK PASTA GIGI INFUSA DAN EKSTRAK ETANOL TEH HIJAU TERHADAP Streptococcus mutans SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Maria Siska Triyuniar Kusumastuti NIM : 088114084 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: hadung

Post on 05-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

i

PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI DAN SIFAT FISIK

PASTA GIGI INFUSA DAN EKSTRAK ETANOL TEH HIJAU

TERHADAP Streptococcus mutans

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Maria Siska Triyuniar Kusumastuti

NIM : 088114084

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas kita bukanlah untuk berhasilTugas kita adalah untuk mencoba,Karena di dalam mencoba itulah,kita menemukan dan belajarMembangun kesempatan untuk berhasil……

-Mario Teguh-

Kupersembahkan karya kecil ini untuk :Ayah, Ibu, Mas Agung, Mas Didik yang paling

kucintai, kusayangi, dan kuhormati di dunia ini, yang selalumencintaiku, menyayangiku, dan berbagi senyum

Sahabat sahabatku yang selalu mendukungkuTeman teman Farmasi tercinta

My dearest one “ Bowo”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat, rahmat, tuntunan serta penyertaan dan kasih karunia yang telah

diberikanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan

skripsi yang berjudul “Perbandingan Daya Antibakteri dan Sifat Fisik Pasta Gigi

Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau Terhadap Streptococcus mutans ” dengan

baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Kesarjanaan Strata Satu

(S1) Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak

langsung baik berupa moral, materiil maupun spiritual. Oleh sebab itu, penulis

menghaturkan banyak terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat yang telah diberikan kepada penulis.

2. Ayah dan ibu tercinta atas kasih sayang, doa restu, dukungan semangat,

pengertian yang tiada henti serta bantuan finansial hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ipang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini,

dan telah memberikan saran serta dukungan selama penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

viii

4. Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan

sabar membimbing dan memberikan arahan, saran, kritikan serta dukungan

kepada penulis selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

5. Rini Dwiastuti, M.Sc.,Apt. selaku dosen pendamping yang dengan sabar

membimbing dan memberikan arahan, saran, kritikan serta dukungan kepada

penulis selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

6. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku penguji yang memberikan saran dan

kritikan serta dukungan kepada penulis dalam proses menyempurnakan

naskah skripsi.

7. C.M Ratna Rini Nastiti, M.Pharm.,Apt. selaku penguji yang memberikan

saran dan kritikan serta dukungan kepada penulis dalam proses

menyempurnakan naskah skripsi.

8. Kakak kakakku tersayang yang telah memberikan kasih sayang, doa,

dukungan semangat, pengertian yang secara tidak langsung membantu

terselesaikannya skripsi ini.

9. Teman-teman kelompok penelitian, Adelia Indah Pratiwi, Yanuar Prasetya,

dan Irene Aninditya Putri Ahtha yang telah saling menguatkan, memberikan

semangat dan bantuan kepada penulis serta bersama-sama menjalani suka dan

duka selama menjalankan penelitian ini.

10. Sahabat-sahabatku Ayesa Syenina, Amelia Ernesta, Dina Christiana, Fransisca

Dian, Margareta Ratih, yang selalu mendengarkan, memberikan dukungan,

inspirasi dan motivasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

ix

11. Inocensius Ibnu Wibowo yang telah memberikan banyak sekali pelajaran

penting dalam menjalani hidup ini, dorongan semangat yang tidak pernah ada

habisnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

12. Teman-teman kelas FKK A 2008, terima kasih atas 2 tahun kebersamaannya

dan pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan selama menjalani kuliah

dan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada

penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat terselesaikan dengan baik.

13. Pak Musrifin, Pak Mukmin, Mas Otok, Mas Bimo, serta laboran-laboran yang

lain yang telah membantu Penulis selama penelitian

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini

dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi yang membutuhkan.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

x

Halaman

HALAMAN JUDUL.........................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..........................................

PRAKATA........................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................

DAFTAR TABEL……………………………….............................

DAFTAR GAMBAR.........................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................

INTISARI..........................................................................................

ABSTRACT........................................................................................

BAB I. PENGANTAR.......................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................

1. Rumusan masalah...................................................................

2. Keaslian penelitian..................................................................

3. Manfaat penelitian..................................................................

B. Tujuan Penelitian..........................................................................

1. Tujuan umum.........................................................................

2. Tujuan khusus........................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

x

xiv

xvi

xvii

xix

xx

1

1

4

4

5

5

5

5

DAFTAR ISI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

xi

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA................................................

A. Karies Gigi………………………………………………………

B. Teh (Camelia sinensis L.)............................................................

1. Keterangan botani.....................................................................

2. Penggolongan teh..................................................................

3. Kandungan kimia dan manfaat teh hijau..................................

C. Ekstraksi.....................................................................................

D. Pasta Gigi...................................................................................

E. Pengujian Senyawa Antibakteri dan Potensi Antibakteri.............

F. Streptococcus mutans................................................................

G. Landasan Teori..............................................................................

H. Hipotesis........................................................................................

BAB III. METODE PENELITIAN....................................................

A. Jenis dan Rancangan Penelitian....................................................

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...............................

1. Variabel penelitian....................................................................

2. Definisi operasional.................................................................

C. Alat Penelitian...............................................................................

D. Bahan Penelitian...........................................................................

E. Tata Cara Penelitian......................................................................

1. Pemilihan bahan dan identifikasi teh hijau.............................

2. Pembuatan serbuk teh hijau....................................................

3. Pembuatan infusa teh hijau.....................................................

6

6

7

7

8

9

9

11

15

18

19

20

21

21

22

21

22

24

24

24

24

25

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

xii

4. Pembuatan ekstrak etanol teh hijau.........................................

5. Pembuatan formula standar pasta gigi dan formula

modifikasi pasta gigi...............................................................

6. Pembuatan pasta gigi infusa teh hijau....................................

7. Pembuatan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau........................

8. Uji daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh

hijau terhadap Streptococcus mutans......................................

a. Pembuatan variasi konsentrasi infusa teh hijau ……….…

b. Pembuatan variasi konsentrasi ekstrak etanol teh hijau…..

c. Penyiapan bakteri uji dan pembuatan media Nutrien Agar

(NA)………………………………………………………

d. Pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak

etanol teh hijau secara difusi sumuran..............................

9. Uji sifat fisik pasta gigi...........................................................

a. Warna dan bau................................................................

b. pH.................................................................................

c. Viskositas........................................................................

d. Sag.................................................................................

F. Analisis Data.................................................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................

A. Pemilihan bahan dan identifikasi teh hijau………………….....

B. Pembuatan serbuk teh hijau……………………………………..

C. Pembuatan infusa teh hijau dan verifikasi kandungan senyawa

25

25

26

26

27

27

28

29

29

30

30

31

31

31

33

34

34

36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

xiii

EGCG dalam infusa teh hijau…………………………………...

D. Pembuatan ekstrak etanol teh hijau dan verifikasi kandungan

senyawa EGCG dalam ekstrak etanol teh hijau ………………..

E. Pasta gigi infusa teh hijau dan ekstrak etanol teh hijau………....

F. Uji daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh

hijau terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.....................

1. Pembuatan variasi konsentrasi senyawa uji.............................

2. Penyiapan bakteri uji...............................................................

3. Pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak

etanol teh hijau secara difusi sumuran.....................................

4. Perbandingan daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak

setanol teh hijau terhadap pertumbuhan S.mutans...................

G. Pengujian sifat fisik pasta gigi………………………………….

1. Warna dan bau........................................................................

2. pH............................................................................................

3. Viskositas................................................................................

4. Sag..........................................................................................

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................

A. Kesimpulan...................................................................................

B. Saran.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................

LAMPIRAN........................................................................................

BIOGRAFI PENULIS........................................................................

36

38

40

45

46

46

47

58

60

60

61

62

69

75

75

75

76

80

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula standar pasta gigi …………………………………. 25

Tabel II. Formula modifikasi pasta gigi infusa teh hijau……………... 25

Tabel III Formula modifikasi pasta gigi ekstrak etanol teh hijau……. 26

Tabel IV. Variasi konsentrasi katekin dalam infusa teh hijau………… 27

Tabel V. Variasi konsentrasi katekin dalam ekstrak etanol teh hijau… 28

Tabel VI. Hasil pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa etanol teh

hijau berdasarkan diameter zona hambat……….................. 52

Tabel VII. Hasil pengujian daya antibakteri pasta gigi ekstrak etanol

teh hijau berdasarkan diameter zona hambat………............. 57

Tabel VIII. Uji normalitas daya antibakteri infusa dan ekstrak etanol teh

hijau pasta gigi pada konsentrasi 0.5 mg/g ............................ 58

Tabel IX. Uji T tidak berpasangan daya antibakteri pasta gigi infusa

dan ekstrak etanol teh hijau pada konsentrasi 0.5 mg/g……. 59

Tabel X. Rata rata pH pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau

waktu penyimpanan 48 jam, 7 hari, dan 35 hari…………… 62

Tabel XI. Rata- rata viskositas pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh

hijau ………………………………....................................... 63

Tabel XII. Uji T berpasangan viskositas pasta gigi infusa teh hijau

selama 48 jam dan 35 hari penyimpanan pada konsentrasi

0,5 mg/g ……………………………………………………. 65

Tabel XIII. Uji T berpasangan viskositas pasta gigi ekstrak etanol teh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

xv

hijau pada 48 jam dan 35 hari penyimpanan pada

konsentrasi 0,5 mg/g ……………………………………….. 66

Tabel XIV. Uji T tidak berpasangan viskositas pasta gigi infusa dan

ekstrak etanol teh hijau pada 48 jam penyimpanan pada

konsentrasi 0,5 mg/g ……………………………………….. 67

Tabel XV. Uji T tidak berpasangan viskositas pasta gigi infusa dan

ekstrak etanol teh hijau selama 35 hari penyimpanan pada

konsentrasi 0.5 mg/g………………………………………... 68

Tabel XVI. Rata rata sag pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau 70

Tabel XVII. Uji T berpasangan nilai sag pasta gigi infusa teh hijau pada

48 jam dan 35 hari penyimpanan pada konsentrasi 0,5 mg/g. 71

TabelXVIII. Uji T berpasangan nilai sag pasta gigi ekstrak etanol teh

hijau pada 48 jam dan 35 hari penyimpanaan pada

konsentrasi 0.5 mg/g………………………………………... 72

TabelXIX. Uji T tidak berpasangan nilai sag pasta gigi infusa dan

ekstrak etanol teh hijau pada 48 jam penyimpanaan pada

konsentrasi 0.5 mg/g………………………………………... 73

Tabel XX Uji T tidak berpasangan nilai sag pasta gigi infusa dan

ekstrak etanol teh hijau pada 35 hari penyimpanaan pada

konsentrasi 0.5 mg/g………………………………………... 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

xvi

Gambar 1. Struktur katekin............................................................. 9

Gambar 2. Hasil pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa teh

hijau terhadap Streptococcus mutans............................... 51

Gambar 3. Hasil pengujian daya antibakteri pasta gigi ekstrak

etanol teh hijau terhadap Streptococcus mutans............. 55

DAFTAR GAMBAR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Teh Hijau…………………… 80

Lampiran 2. Certificate of Analysis Infusa Teh Hijau dari LPPT UGM… 81

Lampiran 3. Certificate of Analysis Ekstrak Etanol Teh Hijau dari LPPT

UGM…………………………………………………………. 82

Lampiran 4. Proses Ekstraksi Infusa Teh Hijau dari LPPT UGM………… 83

Lampiran 5. Data Pembuatan Infusa Teh Hijau dari LPPT UGM………… 84

Lampiran 6. Penentuan Senyawa Identitas Infusa Teh Hijau Secara

Kualitatif dan Kuantitatif …………………………………… 85

Lampiran 7. Proses Ekstraksi Ekstrak Etanol Teh Hijau dari LPPT

UGM……………………………………………………….... 87

Lampiran 8. Data Pembuatan Ekstrak Etanol Hijau dari LPPT UGM….... 88

Lampiran 9. Penentuan Senyawa Identitas Ekstrak Etanol Teh Hijau

secara Kualitatif dan Kuantitatif ……………………………. 89

Lampiran 10. Data Perbandingan Uji Daya Antibakteri Pasta Gigi Infusa

dan Ekstrak Etanol Teh Hijau Terhadap Pertumbuhan

Streptococcus mutans…………………………………………… 91

Lampiran 11. Data Uji Warna dan Bau Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak

Etanol Teh Hijau …………………………………………..... 93

Lampiran 12. Data Uji pH Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau. 95

Lampiran 13. Data Uji Viskositas Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol

Teh Hijau ............................................................................. 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

xviii

Lampiran 14. Data Uji Sag Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau 99

Lampiran 15. Uji Statistik Sifat Fisik Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol

Teh Hijau ……………………………………………………. 102

Lampiran 16. Data Perbandingan Viskositas Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak

Etanol Teh Hijau ………………………………………………….. 107

Lampiran 17. Data Perbandingan Nilai Sag Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak

Etanol Teh Hijau ………………………………………………… 106

Lampiran 18 Dokumentasi Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh

Hijau…………………………………………………………. 110

Lampiran 19 Dokumentasi Uji Daya Antibakteri Pasta Gigi Infusa Teh

Hijau ………………………………………………………… 111

Lampiran 20 Dokumentasi Uji Daya Antibakteri Pasta Gigi Ekstrak Etanol

Teh Hijau ……………………………………………………. 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

xix

INTISARI

Teh hijau dapat menghambat pembentukan plak penyebab karies gigikarena adanya zat aktif yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteriyaitu katekin, khususnya EGCG. Katekin mampu menghambat pertumbuhanbakteri penyebab plak gigi, yakni Streptococcus mutans, sehingga bakteri tersebuttidak dapat menempel pada plak dan berkembang biak menjadi karies gigi.Penyarian senyawa katekin dilakukan dengan metode infundasi dan maserasi.Pemeliharaan kesehatan mulut melalui kontrol plak dengan sikat gigi dan pastagigi secara teratur terbukti efektif dalam menghilangkan plak penyebab kariesgigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan daya antibakteripasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau terhadap S.mutans dan mengetahuiperbandingan sifat fisik pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau dilihat daristabilitas yaitu viskositas dan sag.

Tahapan penelitian yang dilakukan adalah pengujian daya antibakteridilakukan dengan membuat 4 variasi formulasi pasta gigi dengan konsentrasikatekin (EGCG) 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5 mg/g dan diuji daya antibakterinya denganmenggunakan metode difusi sumuran. Daya antibakteri diukur berdasarkandiameter zona hambat dibandingkan dengan kontrol negatif (basis pasta).Pengujian sifat fisik pasta gigi, meliputi warna, bau, pH, viskositas dan sag.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancanganpenelitian acak lengkap pola searah. Analisis diskriptif untuk analisis pengujiansifat fisik pasta gigi (uji warna, bau, dan pH) serta analisis statistik untuk melihatsignifikansi perbedaan daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol tehhijau dan signifikasi perbedaan nilai viskositas dan nilai sag.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasta gigi infusa teh hijau danekstrak etanol teh hijau memiliki daya antibakteri terhadap Streptococcus mutans.Hasil analisis uji T tidak berpasangan menunjukkan adanya perbedaan bermaknadaya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau terhadappertumbuhan S.mutans dilihat dari nilai p <0,05 (berbeda signifikan). Pasta gigimemiliki sifat fisik yang stabil berdasarkan nilai viskositas dan sag dilihat darinilai p> 0,05 yang menunjukkan perbedaan tidak bermakna.

Kata kunci : infusa teh hijau, ekstrak etanol teh hijau, daya antibakteri, pastagigi, Streptococcus mutans, diameter zona hambat, difusi sumuran, sifat fisikpasta gigi (warna, bau, pH, viskositas, dan sag).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

xx

ABSTRACT

Green tea can inhibit the formation of dental caries due to catechins, i.eEpigallocatechin Galat (EGCG) the active substances that play a role in inhibitingthe growth of bacteria. These catechin compounds are capable of inhibiting thegrowth of bacteria that cause dental caries, i.e. Streptococcus mutans. Catechincompounds can be extracted by using infundation and maceration. Catechincompounds can be formulated into a toothpaste preparation. Maintenance of oralhealth through plaque control with a toothbrush and regular toothpaste has beenproven to be effective in removing plaque causes dental caries. This study wereaimed to create a formula toothpaste preparations infusion and ethanol extracts ofgreen tea which was then tested to antibacterial infusion and ethanol extracts ofgreen tea in the preparation of toothpaste on the growth of S.mutans and comparethe physical properties.

Stages of the research conducted were with evaluation antibacterialactivity was done by 4 variations formulated toothpaste with concentrations ofcatechins (EGCG) 0,2; 0,3; 0,4; and 0,5 mg /g which were then tested using themethod of well diffusion. Antibacterial activity is indicated by the diameter ofinhibitory zones. Evaluation the physical properties of toothpaste preparation,including color, odor, pH, viscosity and sag. This study was a purely experimentalstudy with randomized study design complete unidirectional pattern. The datawere then analysed statistically by using T Test.

The results showed that the preparation of green tea infusion toothpasteand toothpaste preparation of ethanol extracts of green tea had antibacterialpotential against S.mutans. Results of unpaired T test analysis showed significantdifferences in the antibacterial toothpaste preparations infusion and ethanolextracts of green tea on growth S.mutans, which was seen from the p-value <0.05.however the physical properties of two kinds of formulation showed no difference(p > 0.05).

Key words: green tea infusion, green tea ethanol extract, antibacterial power,toothpaste, Streptococcus mutans, inhibitory zone, diffusion wells, physicalproperties of toothpaste (color, odor, pH, viscosity and sag).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Karies gigi adalah penyakit keropos yang dimulai di lokasi tertentu pada

bagian gigi, dan diikuti proses kerusakan gigi secara cepat (Koswara,2007).

Penyebab karies gigi ada beberapa faktor yaitu faktor host; faktor mikroba

misalnya bakteri Streptococcus mutans; faktor substrat; dan waktu. S.mutans

merupakan pencetus timbulnya plak gigi yang merupakan faktor primer terjadinya

karies gigi. Mekanisme pembentukan plak yaitu sukrosa yang berasal dari

makanan akan didegradasi oleh aktivitas enzimatik S.mutans menjadi glukosa dan

fruktosa yang selanjutnya akan diubah secara fermentasi menjadi polisakarida

ekstraseluler (glukan) dan asam dengan bantuan enzim glukosiltransferase yang

dihasilkan dari S.mutans. Asam yang terbentuk dari hasil fermentasi ini akan

membantu proses pembentukan plak. Akibat adanya pembentukan plak oleh

polisakarida ekstraseluler (glukan) ini menyebabkan demineralisasi email. Jika

proses ini terus menerus terjadi dan tidak dilakukan penanggulangan, hal inilah

yang mampu memicu timbulnya karies gigi (Panjaitan,1997).

Salah satu jenis teh yang digunakan untuk mencegah pembentukan plak

penyebab karies gigi adalah teh hijau (Handajani,1997). Teh hijau terbuat dari

pucuk daun muda tanaman teh (Camelia sinensis L.) yang tidak mengalami

fermentasi. Jenis teh ini mengandung katekin lebih banyak dibandingkan dengan

jenis teh yang lain karena perbedaan dalam tata cara proses pengolahan daun teh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

2

Teh hijau dapat menghambat pembentukan plak penyebab karies gigi karena

adanya zat aktif yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri yaitu

katekin (Hartoyo, 2003). Pada penelitian yang dilakukan secara in vitro oleh

Pratikno (2003), senyawa katekin yang terkandung dalam teh hijau memiliki daya

antibakteri dengan KHM sebesar 0,5 mg/mL dan KBM sebesar 1,0 mg/mL.

Dalam studi in vitro, senyawa katekin dapat menghambat pertumbuhan beberapa

bakteri, baik gram positif maupun gram negatif yang menyebabkan sistitis, diare,

karies gigi, pneumonia dan infeksi kulit (You, 1993).

Kandungan senyawa aktif dalam teh hijau, terutama katekin, dapat

diekstraksi dengan berbagai macam metode ekstraksi. Misalnya metode infundasi

dan maserasi. Pada metode infundasi, penyari yang digunakan adalah air karena

katekin termasuk golongan flavonoid yang larut dalam air panas. Kelebihan dari

air adalah air murah dan mudah diperoleh, stabil, tidak mudah menguap, tidak

mudah terbakar, tidak beracun, dan alamiah, tetapi kerugiannya adalah

menghasilkan infusa yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan

kapang. Pada metode maserasi, etanol dipilih sebagai penyari untuk mendapatkan

zat aktif yang terlarut dalam pelarut polar, khususnya flavonoid. Kelebihan etanol

adalah lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas,

tidak beracun, netral, dapat bercampur dengan air dan panas yang dibutuhkan

untuk pemekatan lebih sedikit. Etanol selain harganya yang relatif mahal, bersifat

universal yang artinya senyawa polar dan non polar dapat tersari di dalamnya

(DepKes RI,1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

3

Salah satu cara untuk mencegah terjadinya pembentukan plak penyebab

karies gigi adalah menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi. Pemeliharaan

kesehatan mulut dengan pasta gigi yang mengandung senyawa antibakteri secara

teratur telah terbukti efektif dalam menghilangkan plak penyebab karies gigi

(Pistorius, Willershausen, Steinmeier, dan Kreisler, 2003). Fluor pada pasta gigi

dapat memperbaiki struktur gigi yang resisten terhadap kerusakan gigi tetapi tidak

dapat membunuh bakteri penyebab karies gigi secara efektif dan menyebabkan

fluorisasi email pada penggunaan berlebih (Tyasrini, Rusmana, dan Widya, 2004).

Kini kontrol plak dilengkapi dengan penambahan zat aktif yang

mengandung bahan dasar alami sebagai antibakteri. Salah satu zat yang umum

ditambahkan ke dalam pasta gigi adalah ekstrak bahan herbal suatu tanaman.

Keunggulan dari pasta gigi herbal adalah adanya senyawa aktif dalam suatu

tanaman yang bersifat aman dan alami dibandingkan pasta gigi non herbal yang

memiliki efek samping dalam penggunaan berlebih. Pasta gigi herbal dapat

membantu mengontrol plak yang memiliki efektivitas yang sama dengan pasta

gigi non herbal sehingga dapat meningkatkan kesehatan gigi. Suatu sediaan dapat

dikatakan baik apabila memiliki karakterisasi sifat fisik yang baik, dilihat dari uji

organoleptis seperti warna, bau, pH, serta stabil dalam penyimpanan dilihat dari

nilai viskositas dan nilai sag (Garlen,1996).

Penelitian untuk dilakukan untuk menjadikan infusa dan ekstrak etanol teh

hijau dapat diformulasikan sebagai pasta gigi yang berkualitas dan dapat

digunakan sebagai pengembangan formulasi pasta gigi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

4

1. Rumusan masalah

a. Apakah ada perbedaan daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh

hijau terhadap pertumbuhan S.mutans?

b. Apakah ada perbedaan sifat fisik pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau

dilihat dari stabilitas pasta gigi yaitu nilai viskositas dan nilai sag?

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian mengenai

perbandingan daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi ekstrak

etanol teh hijau terhadap Streptococcus mutans belum pernah dilakukan.

Penelitian terkait dilakukan oleh Pratikno (2003) tentang “Pengaruh Daya

Antibakterial Teh Hijau Dalam Mencegah Karies Gigi“ yang menunjukkan

bahwa senyawa katekin yang terkandung dalam teh hijau memiliki daya

antibakteri mengurangi terbentuknya plak penyebab karies gigi dengan cara

menghambat enzim glukosiltransferase yang dihasilkan S. mutans dengan KHM

sebesar 0,5 mg/mL dan KBM sebesar 1,0 mg/mL. Penelitian lain dilakukan oleh

Pratiwi (2005) tentang “Perbedaan Daya Hambat Terhadap Streptococcus mutans

dari Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal” yang hasilnya menunjukkan

bahwa semua pasta gigi mempunyai daya hambat terhadap S. mutans dengan

kemampuan yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

5

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Menambah informasi bagi ilmu pengetahuan mengenai perbandingan daya

antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau terhadap

pertumbuhan S.mutans.

b. Manfaat praktis

Dapat dihasilkannya suatu formula pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi

ekstrak etanol teh hijau sebagai antibakteri.

B . Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Membuat pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau

untuk menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui perbandingan daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol

teh hijau terhadap pertumbuhan S. mutans.

b. Mengetahui perbandingan sifat fisik pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh

hijau dilihat dari stabilitas pasta gigi yaitu nilai viskositas dan nilai sag.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Karies Gigi

Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang merusak struktur gigi yang

dapat terjadi pada email, dentin, dan akar gigi. Karies gigi merupakan penyakit

multifaktorial karena ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya

karies yaitu faktor host, faktor mikroba misalnya Streptococcus mutans, faktor

substrat dan waktu (Panjaitan, 1997). Banyak mikroba yang hidup di plak rongga

mulut dan di antaranya terlibat dalam proses demineralisasi gigi. Ada tiga spesies

mikroba yang terlibat dalam kariogenesis yaitu S.mutans, Lactobacillus sp. dan

Actinomyces sp. Hasil studi epidemiologi menunjukkan keberadaan bakteri dalam

rongga mulut, seperti S.mutans dan Lactobacillus berkorelasi dengan prevalensi

karies gigi. Setiap milligram plak mengandung lebih dari 1010 Colony Forming

Unit (CFU) bakteri. S.mutans berperan dalam tahap awal terbentuknya plak

dengan cara merusak bagian luar permukaan enamel, yang kemudian bakteri

lainnya seperti Lactobacilus yang akan mengambil alih peran pada karies yang

lebih dalam dan akan lebih merusak (Katsumura, 2008).

Terjadinya karies gigi berhubungan erat dengan plak, yaitu material

lembut yang melekat erat pada permukaan gigi dan tidak dapat dibuang dengan

kumur-kumur air saja. Bakteri S.mutans penyebab plak gigi ini akan menempel

beberapa menit setelah menyikat gigi. Email gigi yang tidak tertutup oleh kotoran

akan bersentuhan dengan air liur sehingga dalam beberapa menit akan terbentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

7

lapisan pelikel. Pelikel merupakan endapan glikoprotein yang berasal dari air liur

dan bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada permukaan pelikel sehingga

terbentuklah plak (Kidd dan Bechal, 1992).

Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak gigi adalah

bakteri yang mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida

ekstraseluler, yaitu Streptococcus. Bakteri Streptococcus yang ditemukan dalam

jumlah besar pada plak penderita karies adalah Streptococcus mutans. S.mutans

merupakan pencetus timbulnya plak gigi yang merupakan faktor primer terjadinya

karies gigi. Plak yang terbentuk disebabkan sukrosa yang berasal dari makanan

didegradasi oleh aktivitas enzimatik S.mutans menjadi glukosa dan fruktosa yang

selanjutnya akan diubah secara fermentasi menjadi polisakarida ekstraseluler

(glukan) dan asam dengan bantuan enzim glukosiltransferase yang dihasilkan dari

S.mutans. Asam yang terbentuk dari hasil fermentasi ini akan membantu proses

pembentukan plak. Akibat adanya pembentukan plak oleh polisakarida

ekstraseluler (glukan) ini menyebabkan demineralisasi email. Jika proses ini terus

menerus terjadi dan tidak dilakukan penanggulangan, hal inilah yang mampu

memicu timbulnya karies gigi (Panjaitan,1997).

B. Teh ( Camelia sinensis L. )

1. Keterangan botani

Tea atau yang dikenal dengan nama teh (Camelia sinensis L.) merupakan

suatu tanaman yang berasal dari famili Theaceae dan genus Camelia. Tanaman

teh dapat tumbuh pada kisaran suhu udara 28-30 oC dan untuk pertumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

8

optimumnya pada suhu tanah berkisar 20-25 oC. Tanaman teh juga dapat tumbuh

pada berbagai tipe tanah (Hartoyo,2003). Daun teh ini tidak berbau, tidak berasa,

dan lama kelamaan kelat. Daun tunggal berbentuk lonjong memanjang dengan

pangkal daun runcing, bergerigi. Tangkai daun pendek, panjang 0,2 - 0,4 cm,

panjang daun 6,5 - 15,0 cm, lebar daun 1,5 - 5,0 cm (DepKes RI, 1989).

2. Penggolongan teh

Ada tiga tipe utama penggolongan teh, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh

hitam. Secara umum teh hijau merupakan teh yang tidak difermentasi, teh oolong

merupakan teh yang mengalami fermentasi sebagian dan teh hitam merupakan teh

yang mengalami fermentasi penuh. Teh hijau merupakan teh yang diambil dari

daun pucuk segar, cara pembuatannya dengan melalui proses pemanasan

(pelayuan) menggunakan uap panas, sehingga oksidasi enzimatik terhadap katekin

dapat dicegah (Hartoyo, 2003).

3. Kandungan kimia dan manfaat teh hijau

Katekin merupakan flavonoid yang termasuk dalam kelas flavanol dengan

titik didih sekitar 960C (Hartoyo, 2003). Kandungan kimia yang terdapat dalam

teh adalah polifenol, katekin, metilxantin, dan substansi perasa dan pengaroma

serta kandungan lainnya. Polifenol teh hijau mencakup 30% berat kering teh. Saat

diseduh selama 5 menit, kandungan polifenol yang terlarut terbanyak adalah

katekin yang terdiri dari epicatechin (EC), epigallocatechin (EGC), epicatechin

gallate (ECG), epigallocatechin gallate (EGCG), epigallate (EG), catechin (C)

(Mbata, Debiao, dan Saikia, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

9

Gambar 1. Struktur katekin

(O’Neil, Smith, Heckelman, Obenchain, Gallipeau, D’Arecca, 2001)

Kandungan katekin dalam teh hijau dapat menghambat pertumbuhan

bakteri penyebab plak pada permukaan gigi. Kandungan katekin dalam teh yang

paling dominan berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan bakteri penyebab

plak gigi adalah epigallocatechin gallate (EGCG). Mekanisme katekin yaitu

berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorbsi yang melibatkan ikatan

hidrogen, sehingga akan terbentuk suatu kompleks protein. Akan tetapi, kompleks

protein yang terbentuk relatif lemah sehingga akan segera terurai dan gugusan

fenol akan terpenetrasi ke dalam sel dan menyebabkan denaturasi protein yang

pada akhirnya menyebabkan pelisisan sel bakteri (Parwata dan Dewi, 2008).

Teh hijau dapat digunakan untuk mencegah penyakit jantung dan stroke,

mengobati sakit kepala, diare, diabetes mellitus, infeksi saluran cerna, dan

mencegah terbentuknya karies gigi (Arisandi dan Andriani, 2009).

C. Ekstraksi

1. Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Faktor yang mempengaruhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

10

kecepatan penyarian adalah kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan-lapisan

batas antara cairan penyari dengan bahan yang mengandung zat tersebut.

Diketahuinya zat aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan

cairan penyari dan cara penyarian yang tepat (Sidik dan Mudahan,2000).

2. Cairan penyari

Proses pemisahan senyawa yang terkandung dalam simplisia

menggunakan pelarut yang sesuai dengan sifat senyawa yang akan dipisahkan.

Pemisahan berdasarkan like dissolved like, artinya suatu senyawa polar akan larut

dalam pelarut polar (Pratiwi, 2005). Faktor dalam pemilihan cairan penyari adalah

selektivitas, kemudahan bekerja, ekonomis, aman, dan ramah lingkungan.

3. Metode ekstraksi

Metode ekstraksi yang sering digunakan untuk mendapatkan senyawa aktif

dari teh hijau adalah infundasi, maserasi, dan dekok (Bisset, 2001).

Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk

menyari kandungan zat aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Proses

ini dilakukan pada suhu 90 C selama 15 menit (Ditjen POM RI, 2000). Katekin

kurang larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas. Oleh karena itu, untuk

penyarian katekin dalam teh hijau digunakan cairan penyari aquadest panas

dengan metode infundasi. Prinsip dasar metode ini adalah simplisa dilembabkan

dengan air untuk membengkakkan sel-sel, sehingga kandungan zat aktif dapat

berdifusi ke luar dari dalam sel. Kelebihan dari air adalah air murah dan mudah

diperoleh, stabil, tidak mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak beracun, dan

alamiah, tetapi kerugiannya adalah menghasilkan infusa yang tidak stabil dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

11

mudah tercemar oleh bakteri dan kapang. Sehingga infusa tidak boleh disimpan

lebih dari 24 jam (DepKes RI, 1986).

Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut dengan

beberapa kali penggojogan pada suhu kamar. Cairan penyari akan menembus

dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan

larut, karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dan di

luar sel, maka larutan terpekat didesak ke luar. Proses ini berulang hingga

konsentrasi antara larutan di dalam dan di luar sel seimbang (Voigt,1995). Pada

metode maserasi, etanol dipilih sebagai penyari untuk mendapatkan zat aktif yang

terlarut dalam pelarut polar, khususnya flavonoid. Katekin larut dalam etanol,

oleh karena itu penyarian katekin dalam teh hijau digunakan cairan penyari etanol

dengan metode maserasi (O’Neil et al, 2001). Kelebihan etanol adalah lebih

selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun,

netral, dapat bercampur dengan air dan panas yang dibutuhkan untuk pemekatan

lebih sedikit. Etanol selain harganya yang mahal, bersifat universal yang artinya

senyawa polar dan non polar dapat tersari di dalamnya (DepKes RI,1986).

D. Pasta Gigi

Pasta gigi adalah sistem dispersi, yang terdiri dari air dan cairan larut air,

minyak dan padatan yang larut maupun tidak larut air. Pasta gigi merupakan

dispersi padat dalam pembawa cair. Fungsi utama pasta gigi adalah untuk

menghilangkan material yang melekat di permukaan gigi tanpa merusak

permukaan gigi tersebut Pasta gigi membantu menghilangkan sisa makanan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

12

mengurangi plak dan noda di permukaan gigi, mengkilapkan permukaan gigi dan

menyegarkan nafas (Garlen, 1996). Pasta gigi juga berfungsi untuk mencegah

terbentuknya plak yang merupakan faktor primer terjadinya karies gigi dan

penyakit periodontal melalui aksi kimia dan farmakologi zat aktif di dalamnya

(Mitsui, 1997).

Menurut Young (1972), pasta gigi pada umumnya terdiri atas:

1. Agen polishing atau abrasive berfungsi untuk menghilangkan partikel

makanan yang menempel pada gigi, misalnya kalsium karbonat. Kalsium

karbonat memiliki peranan dalam menghilangkan partikel makanan yang

menempel pada gigi dan diskolorisasi pada gigi sehingga sifat dan jumlahnya

perlu diperhatikan.

2. Humektan berfungsi untuk menghindari terjadinya pengeringan dan

pengerasan pasta, misalnya gliserin. Penambahan gliserin sebagai humektan

dalam formulasi pasta gigi dilakukan untuk mencegah hilangnya lembab dan

mengeringnya pasta serta memberikan rasa nyaman pada mulut

3. Agen deterjen dan foaming berfungsi dalam membasahi gigi dan partikel

makanan yang tertinggal pada gigi. Bahan yang sering digunakan adalah

sodium lauril sulfat dan magnesium lauril sulfat.

4. Agen pengikat (binder) berfungsi untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan

serbuk dan cairan dalam dalam pasta gigi serta memberikan derajat

viskoelastisitas dan bentuk yang sesuai pada pasta gigi. Binder yang digunakan

dalam pasta gigi merupakan koloid hidrofilik yang terdispersi dalam medium

berair misalnya CMC-Na. CMC-Na memiliki kemampuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

13

mempertahankan konstituen cair dan padat dalam bentuk pasta. CMC-Na

meningkatkan viskositas fase cair dan viskositas massa akhir pasta gigi serta

mencegah keluarnya fase cair dari pasta. CMC-Na bersifat anionik, stabil pada

range pH 5,5 hingga 9,5, bersifat stabil terhadap elektrolit serta ion kalsium

dan cocok untuk sebagian besar formulasi pasta gigi

5. Pemanis berfungsi untuk memberikan rasa manis pada pasta, misalnya natrium

sakarin. Natrium sakarin memiliki tingkat kemanisan yang cukup tinggi,

mudah larut dalam air, tidak berwarna dan tidak berbau.

6. Flavour berfungsi untuk memberikan aroma atau rasa pada pasta. Yang sering

digunakan adalah minyak peppermint. Pada penelitian ini tidak ditambahkan

flavour karena ingin mengetahui bau yang ditimbulkan dengan adanya

penambahan teh hijau.

7. Bahan pengawet haruslah bersifat non toksik dan berfungsi untuk menjaga

struktur fisik, kimia dan biologi pasta, misalnya metil paraben dengan pelarut

etanol. Etanol digunakan untuk melarutkan metil paraben, karena metil paraben

tidak larut dalam air. Selain itu, diketahui bahwa CMC-Na merupakan polimer

yang paling toleran terhadap adanya etanol. Penggunaan metil paraben sebagai

pengawet didasarkan pada binder yang digunakan yaitu CMC-Na.

Suatu pasta gigi dapat dikatakan baik apabila memiliki karakterisasi sifat

fisik yang baik dilihat dari uji organoleptis seperti warna, bau, dan pH serta stabil

dalam penyimpanan dilihat dari uji viskositas dan uji sag. Sifat fisik yang dapat

diukur dari pasta gigi adalah warna, bau, pH, viskositas dan sag (Garlen,1996).

Warna diuji dengan menuangkan pasta gigi pada wadah dan melihat warna yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

14

dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dan warna yang dihasilkan

seragam. Aroma diuji dengan cara mencium pasta gigi tersebut yang

menghasilkan aroma yang diinginkan dan tidak menyengat. Pengujian pH pasta

gigi ini bertujuan untuk mengetahui apakah pH pasta gigi yang telah dibuat dapat

diterima sehingga tidak menimbulkan iritasi pada saat pemakaian dan sesuai

dengan pH standar. Umumnya nilai pH yang diperuntukkan bagi sediaan yang

ditujukan untuk kesehatan mulut berkisar antara 4,5 hingga 10 dan lebih baik

berkisar antara 6,5 hingga 8 (Lucida, Bachtiar, dan Putri, 2007).

Konsistensi menggambarkan sifat alir pasta gigi di mana pasta gigi

merupakan sediaan semi solid yang biasanya dikeluarkan dari tube. Gaya yang

dibutuhkan untuk mengeluarkan pasta gigi dari tube tersebut berhubungan dengan

viskositas. Konsistensi yang baik dari pasta gigi yaitu cukup lunak untuk dengan

mudah ditekan ke luar dari tube, namun cukup keras untuk mempertahankan

bentuknya dan tidak masuk ke sela bulu sikat (Garlen, 1996).

Viskositas adalah tahanan dari suatu cairan untuk bisa mengalir. Uji

viskositas ini bertujuan untuk mengamati profil kekentalan dari pasta gigi yang

telah dibuat. Semakin besar viskositas suatu sediaan semakin besar tahanannya

untuk mengalir maka semakin kental sediaan tersebut. Sebaliknya, semakin kecil

viskositas suatu sediaan,semakin kecil tahanannya untuk mengalir maka semakin

encer sediaan tersebut. Pengukuran viskositas pasta gigi dilakukan dengan

menggunakan viskometer RION seri VT 04 dengan rotor no.2 (Liebermann,

Rieger, dan Banker, 1996). Viskositas dihitung dengan cara mengkonversi nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

15

viskositas yang telah ditetapkan dengan skala pada spindel. Satuan viskositas

yang tertera pada alat adalah dPas (1 dPas = 1 poise).

Sag adalah ketidakmampuan pasta gigi untuk mempertahankan bentuknya

(diameter silinder pasta gigi) selama 1 menit setelah pasta gigi tersebut

dikeluarkan dari dalam tube. Pasta gigi harus dapat mempertahankan bentuknya

ketika dikeluarkan dari tube. Ketika diaplikasikan pada sikat gigi, pasta gigi

seharusnya tidak masuk ke sela bulu sikat. Sifat ini dapat dievaluasi secara visual

dengan mengeluarkan pasta dari tube ke sikat atau kertas. Diameter silinder pasta

gigi harus mengalami pelebaran seminimal mungkin dalam rentang waktu 1 menit

(Garlen, 1996).

E. Pengujian Senyawa Antibakteri dan Potensi Antibakteri

Senyawa antibakteri adalah suatu senyawa yang dapat mengganggu

pertumbuhan atau metabolisme dari bakteri (Pelczar dan Chan,2007). Senyawa

antibakteri dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan aktivitasnya

terhadap bakteri, yaitu menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) dan

membunuh bakteri (bakterisidal) (Ardiansyah, 2007).

Senyawa antibakteri dapat diuji aktivitasnya dengan dua metode yaitu

metode difusi dan metode dilusi.

1. Metode difusi

Dilakukan dengan menempatkan senyawa antibakteri pada media padat

yang telah ditanami dengan biakan bakteri. Metode difusi ada berbagai cara :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

16

a) Cara Kirby Bauer

Metode ini dilakukan dengan mengoleskan permukaan media agar dengan

kapas yang telah dicelupkan dengan suspensi bakteri, kemudian diletakkan kertas

samir di atasnya yang mengandung antibakteri, diinkubasikan pada suhu 370C

selama 18-24 jam. Hasilnya dibaca berupa zona radikal dan irradikal. Zona

radikal adalah suatu zona di sekitar kertas samir (disk) yang tidak ditemukan sama

sekali pertumbuhan bakteri. Sedangkan zona irradikal adalah suatu daerah di

sekitar disk yang pertumbuhan bakteri dihambat tetapi tidak dimatikan (Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1986).

b) Cara sumuran

Metode sumuran dilakukan dengan membuat sumuran pada agar padat

yang telah diinokulasi dengan bakteri, kemudian sumuran diinjeksikan dengan

senyawa uji. Setelah dilakukan inkubasi akan terlihat zona jernih di mana terlihat

penghambatan pertumbuhan bakteri (Kusmayati dan Agustini, 2007). Senyawa

yang bersifat non polar dan berbentuk semi solid yang tidak dapat terabsorbsi

sempurna ke paper disk diuji menggunakan metode difusi sumuran. Sedangkan

senyawa yang bersifat polar dan dapat terabsorbsi sempurna ke dalam paper disk

diuji menggunakan metode paper disk (Prescott, Habley, dan Klein, 1999).

c) Cara pour plate

Suspensi bakteri yang telah memenuhi standar konsentrasi bakteri (108

CFU/ mL (Colony Forming Unit / mL) diambil 1 ose dan dimasukkan ke dalam 4

mL media agar base 1,5 % yang mempunyai suhu 50oC. Setelah suspensi bakteri

homogen, dituang pada media agar. Disk diletakkan di atas media, diinkubasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

17

selama 15-20 jam pada suhu 37oC. Hasilnya dibaca berupa zona radikal dan

irradikal (Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1986).

2. Metode dilusi

Metode dilusi dapat digunakan untuk menentukan nilai MIC (Minimal

Inhibitory Concentration) dan MBC (Minimal Bactericidal Concentration) suatu

senyawa antibakteri. Prinsip metode dilusi adalah pengenceran obat atau senyawa

antibakteri hingga didapatkan beberapa konsentrasi yang kemudian akan diuji

untuk mendapatkan nilai MIC yaitu konsentrasi terendah bahan antibakteri yang

mampu menghambat bakteri dan juga nilai MBC yaitu konsentrasi terendah bahan

antibakteri yang mampu membunuh bakteri (Fakultas Kedokteran Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta, 1993).

Terdapat 2 macam metode dilusi yakni metode dilusi padat dan metode

dilusi cair. Pada metode dilusi padat, setiap konsentrasi antibakteri dicampurkan

dengan media agar, kemudian ditanami bakteri. Pada metode dilusi cair, masing-

masing konsentrasi antibakteri dicampurkan langsung dengan media cair

(Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1993).

Parameter yang diukur pada metode dilusi cair adalah tingkat kekeruhan

yang menunjukkan nilai Optical Density (OD) yakni nilai kerapatan yang

menunjukkan pertumbuhan mikroba uji dibandingkan dengan kontrol negatif.

Alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan adalah spektrofotometer.

Spektrofotometer dapat mengukur kepekatan sel dalam suspensi dalam %T

(transmittance) atau OD (jumlah cahaya yang diabsorpsi dan disebarkan). Dalam

mikrobiologi digunakan OD sebagai satuan hitungan, karena OD sebanding

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

18

dengan kepekatan sel dalam suspensi biakan (Lay, 1994). Pada spektrofotometer,

berkas cahaya ditransmisikan melalui suspensi bakteri lalu diteruskan ke detektor

sensitif cahaya. Jika jumlah bakteri meningkat, sedikit cahaya yang akan

diteruskan ke detektor. Perubahan intensitas cahaya akan terlihat pada skala yang

terdapat pada alat yaitu nilai absorbansi atau densitas optik (optical density). Nilai

absorbansi digunakan untuk memantau pertumbuhan bakteri ketika bakteri berada

pada pertumbuhan logaritma atau menurun (Radji, 2010).

F. Streptococcus mutans

Genus Streptococcus memiliki sel berbentuk bulat (spherical) atau bulat

telur, dengan diameter 0,5-2,0 µm, berpasangan atau berbentuk rantai ketika

tumbuh pada media cair, terkadang memanjang pada aksis rantai menjadi bentuk

lanset, non motil, tidak berspora dan merupakan gram positif, beberapa spesies

tidak berkapsula, kemoorganotrof, metabolit dari hasil fermentasi sebagian besar

adalah laktat bukan gas, hasil negatif pada uji katalase. Umumnya menyerang sel

darah merah, tumbuh pada temperatur 25-450C (optimum 370C), parasit bagi

vertebrata, kebanyakan tinggal atau berhabitat di mulut dan jalur pernapasan

bagian atas, beberapa spesies bersifat patogen bagi manusia dan hewan (Holt,

Krieg, Sneath, Staley, dan Williams, 2000).

Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif yang memiliki

bentuk sel bulat atau lonjong dengan diameter sekitar 2µm. Koloninya

berpasangan atau berantai; tidak bergerak dan tidak berspora; metabolisme

anaerob, namun dapat hidup secara anaerob fakultatif (Roeslan, 1992).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

19

S.mutans merupakan pencetus timbulnya plak gigi penyebab karies gigi.

Mekanisme pembentukan plak yaitu sukrosa akan didegradasi oleh aktivitas

S.mutans menjadi glukosa dan fruktosa yang selanjutnya akan diubah secara

fermentasi menjadi polisakarida ekstraseluler (glukan) dan asam dengan bantuan

enzim glukosiltransferase yang dihasilkan dari S. mutans. Asam yang terbentuk

dari hasil fermentasi ini akan membantu proses pembentukan plak. Akibat adanya

pembentukan plak oleh polisakarida ekstraseluler (glukan) ini menyebabkan

demineralisasi email Jika proses ini terus menerus terjadi dan tidak dilakukan

penanggulangan, hal inilah yang mampu memicu timbulnya karies gigi

(Panjaitan,1997).

G. Landasan Teori

Teh hijau dapat menghambat pembentukan plak penyebab karies gigi

karena adanya zat aktif yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri

yaitu katekin khususnya EGCG (Hartoyo, 2003). Teh hijau merupakan teh yang

diambil dari pucuk segar, pembuatannya melalui pemanasan, sehingga oksidasi

enzimatik dapat dicegah. Kandungan katekin ini memiliki aktivitas sebagai

antibakteri yang menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans

pencetus timbulnya plak penyebab karies gigi. Mekanisme katekin yaitu

berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorbsi yang melibatkan ikatan

hidrogen, sehingga akan terbentuk suatu kompleks protein. Akan tetapi, kompleks

protein yang terbentuk relatif lemah sehingga akan segera terurai dan gugusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

20

fenol akan terpenetrasi ke dalam sel dan menyebabkan denaturasi protein yang

pada akhirnya menyebabkan pelisisan sel bakteri (Parwata dan Dewi, 2008).

Katekin dalam teh hijau dapat diperoleh dengan cara penyarian dengan

metode infundasi dan metode maserasi. Senyawa katekin yang diperoleh

diformulasikan ke dalam pasta gigi dikarenakan efek antibakteri yang diinginkan

berupa efek lokal pada rongga mulut dan diharapkan rasa pahit dari teh hijau

dapat ditiadakan setelah diformulasikan menjadi pasta gigi. Pemeliharaan

kesehatan mulut melalui kontrol plak secara mekanis dengan pasta gigi secara

teratur telah terbukti efektif dalam menghilangkan plak penyebab karies gigi.

Pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi

ekstrak etanol teh hijau dilakukan dengan metode difusi sumuran. Metode difusi

sumuran dilakukan dengan melihat diameter zona hambat yang dihasilkan

dibandingkan dengan kontrol negatif (basis pasta gigi).

Pasta gigi dapat dikatakan baik apabila memiliki karakterisasi sifat fisik

yang baik dilihat dari uji organoleptis seperti warna, bau, dan pH serta stabil

dalam penyimpanan dilihat dari uji viskositas dan uji sag.

H. Hipotesis

Ada perbedaan antara daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau dan pasta

gigi ekstrak etanol teh hijau terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dan sifat

fisik berdasarkan nilai viskositas dan nilai sag.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang perbandingan daya antibakteri dan sifat fisik pasta gigi

infusa dan ekstrak etanol teh hijau ini merupakan penelitian eksperimental murni

dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah. Penelitian ini dilakukan di

Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah

Mada, Laboratorium Teknologi dan Formulasi Padat, Laboratorium

Farmakognosi-Fitokimia, dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas

Pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi katekin (EGCG) yaitu 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5 mg/g

b. Variabel tergantung

Daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau diukur dari

besarnya diameter zona hambatan pertumbuhan S. mutans. Sifat fisik pasta

gigi yang diukur yaitu warna, bau, pH, viskositas, dan sag.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

22

c. Variabel pengacau terkendali

Waktu inkubasi (24 jam), suhu inkubasi (37°C), diameter sumuran (6 mm),

volume suspensi bakteri uji yang diinokulasikan ke dalam media ( 0,1 mL),

konsentrasi suspensi bakteri uji setara dengan kepadatan larutan standar Mc.

Farland II (6 x 108 CFU/mL), volume larutan uji yang diinokulasikan dalam

sumuran (50 µl), asal teh hijau (PT Rumpun Sari Medini Boja Kendal Jawa

Tengah), metode ekstraksi (infundasi dan maserasi), cairan penyari (air dan

etanol), volume pasta gigi yang diinokulasikan dalam sumuran (50µl), dan

kontrol positif (Epigallocatechin gallat).

d. Variabel pengacau tidak terkendali

Suhu dan kelembaban ruangan saat penyimpanan pasta gigi infusa dan ekstrak

etanol teh hijau.

2. Definisi operasional

a. Teh hijau adalah daun dari tanaman teh (Camelia sinensis L.) dari PT

Rumpun Sari Medini Boja Kendal Jawa Tengah yang tidak mengalami

fermentasi dalam pengolahannya.

b. Infusa teh hijau adalah ekstrak cair yang dibuat dengan cara menyari serbuk

teh hijau dengan menggunakan metode infundasi. Penyarian berdasarkan

prosedur CoA yang dilakukan oleh LPPT UGM Yogyakarta.

c. Ekstrak etanol teh hijau adalah ekstrak cair yang dibuat dengan cara menyari

serbuk teh hijau dengan menggunakan metode maserasi. Penyarian

berdasarkan prosedur CoA yang dilakukan oleh LPPT UGM Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

23

d. Daya antibakteri adalah kemampuan pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi

ekstrak etanol teh hijau untuk menghambat atau membunuh S.mutans

dibandingkan dengan basis pasta gigi sebagai kontrol negatif.

e. Kultur bakteri Streptococcus mutans adalah kultur bakteri uji yang telah diuji

kemurniannya di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

f. Zona hambat adalah zona jernih di sekitar sumuran yang telah diinokulasi

pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau yang menghambat atau

membunuh pertumbuhan S.mutans dibandingkan dengan basis pasta gigi

sebagai kontrol negatif.

g. Sifat fisik pasta gigi adalah parameter untuk mengetahui kualitas fisik pasta

gigi. Suatu sediaan dapat dikatakan baik apabila memiliki karakterisasi sifat

fisik yang baik dilihat dari uji organoleptis seperti warna, bau, dan pH serta

stabil dalam penyimpanan dilihat dari uji viskositas dan uji sag.

h. Pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau adalah

sediaan semisolid hasil modifikasi Young (1972) yang mengandung zat aktif

infusa dan ekstrak etanol teh hijau yang digunakan sebagai antibakteri untuk

melawan bakteri penyebab karies gigi S.mutans.

i. Kandungan katekin dalam teh hijau yang paling dominan digunakan dalam

menghambat bakteri penyebab plak gigi adalah Epigallocatechin Gallate

(EGCG).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

24

C. Alat

Cawan petri (Pyrex), Microbiology Safety Cabinet (lokal), jarum ose,

spreader, autoklaf (Model KT-40, ALP Co, Ltd, Hamurashi, Tokyo, Japan),

neraca analitik (Nagata), mixer (Miyako), Viscometer seri VT O4 (RION-

JAPAN), tube pasta gigi, penggaris mikropipet, pemanas bunsen, almari es

(Sharp), alat-alat gelas lainnya, dan program SPSS for student versi 20.00 (trial)

D. Bahan

Teh hijau dari Perkebunan PT Rumpun Sari Medini Boja Kendal Jawa

Tengah, kultur bakteri Streptococcus mutans dari Laboratorium Mikrobiologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Media Nutrien Agar (Oxoid), Aquades

steril, larutan standar Mc. Farland II (6 x 108 CFU/mL), CMC-Na, kalsium

karbonat, metil paraben, natrium sakarin, dan etanol (Pharmaceutical grade) dari

Laboratorium Kimia Analisis Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

E. Tata Cara Penelitian

1. Pemilihan dan identifikasi teh hijau

Teh hijau yang digunakan adalah daun dari tanaman teh (Camelia sinensis

L.) dari PT Rumpun Sari Medini Boja Kendal Jawa Tengah yang tidak mengalami

fermentasi dalam pengolahannya. Identifikasi teh hijau dilakukan oleh PT

Rumpun Sari Medini Boja Kendal Jawa Tengah yang menyatakan bahwa daun

yang digunakan adalah benar daun teh (Camelia sinensis L.) yang diolah menjadi

teh hijau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

25

2. Pembuatan serbuk teh hijau

Proses pembuatan serbuk teh hijau dilakukan oleh Lembaga Pusat

Penelitian Terpadu (LPPT) UGM dengan mesin penyerbuk dengan saringan

berdiameter 1 mm.

3. Pembuatan infusa teh hijau

Penyarian teh hijau dilakukan dengan metode infundasi berdasarkan CoA

yang dilakukan oleh LPPT UGM.

4. Pembuatan ekstrak etanol teh hijau dengan cara maserasi

Penyarian teh hijau dilakukan dengan metode maserasi berdasarkan CoA

yang dilakukan oleh LPPT UGM.

5. Pembuatan formula standar pasta gigi dan formula modifikasi pasta gigi

Tabel I. Formula standar pasta gigi (Young, 1972).Bahan pasta gigi Satuan (g)

Kalsium karbonat 57Natrium lauril sulfat 1Gliserin 21Tragakan 1,5Pewarna 1 tetesNatrium sakarin 1 tetesAquadest 19,5Natrium benzoate 1 mikrospatula

a. Formula pasta gigi infusa teh hijau

Tabel II. Formula modifikasi pasta gigi infusa teh hijau (100 g)Bahan pasta gigi Satuan (g)

CMC-Na 1,5Kalsium karbonat 40Gliserin 11Metil Paraben 0,2Natrium sakarin 0,25AquadestEtanol

35,051 mL

Infusa teh hijau 10 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

26

b. Formula pasta gigi ekstrak etanol teh hijau

Tabel III. Formula modifikasi pasta gigi ekstrak etanol teh hijau (100 g)Bahan pasta gigi Satuan (g)

CMC-Na 1,5Kalsium karbonat 40Gliserin 11Metil Paraben 0,2Natrium sakarin 0,25AquadestEtanol

35,051 mL

Ekstrak etanol teh hijau 10 mL

6. Pembuatan pasta gigi infusa teh hijau

Pembuatan pasta gigi dilakukan dengan cara membuat basis pasta terlebih

dahulu. Basis pasta yang digunakan adalah CMC-Na. CMC-Na dikembangkan

dalam 30 mL aquadest selama 24 jam. Setelah mengembangkan CMC-Na,

gliserin dimasukkan dalam wadah dan diaduk menggunakan mixer dengan

kecepatan putar nomor 2 selama 10 menit. Metil paraben dilarutkan dalam 1 mL

etanol dan natrium sakarin dan infusa teh hijau masing-masing dilarutkan dalam

aquadest panas. Larutan metil paraben ditambahkan pada campuran CMC-Na dan

gliserin, lalu diaduk menggunakan mixer dengan kecepatan putar nomor 2 selama

5 menit. Setelah itu, larutan natrium sakarin dan kalsium karbonat ditambahkan

sedikit demi sedikit, serta diaduk secara perlahan selama 5 menit untuk

menghomogenkan campuran. Pada tahap akhir ditambahkan larutan infusa teh

hijau sebanyak 10 ml dan aduk selama 5 menit sampai homogen (Young, 1972).

7. Pembuatan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau

Pembuatan pasta gigi dilakukan dengan cara membuat basis pasta terlebih

dahulu. Basis pasta yang digunakan adalah CMC-Na. CMC-Na dikembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

27

dalam 30mL aquadest selama 24 jam. Setelah mengembangkan CMC-Na, gliserin

dimasukkan dalam wadah dan diaduk menggunakan mixer dengan kecepatan

putar nomor 2 selama 10 menit. Metil paraben dilarutkan dalam 1mL etanol,

sedangkan natrium sakarin dan ekstrak etanol teh hijau masing-masing dilarutkan

dalam aquadest panas. Larutan metil paraben ditambahkan pada campuran CMC-

Na dan gliserin, lalu diaduk menggunakan mixer dengan kecepatan putar nomor 2

selama 5 menit. Setelah itu, larutan natrium sakarin dan kalsium karbonat

ditambahkan sedikit demi sedikit, serta diaduk secara perlahan selama 5 menit

untuk menghomogenkan campuran. Pada tahap akhir ditambahkan 10 mL larutan

ekstrak etanol teh hijau dan aduk selama 5 menit sampai homogen (Young, 1972).

8. Uji daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau

terhadap Streptococcus mutans

a. Pembuatan variasi konsentrasi infusa teh hijau

Berdasarkan Certificate of Analysis dari LPPT UGM variasi konsentrasi

katekin (EGCG) infusa teh hijau yang didapatkan yaitu 0,25; 0,5; 0,75; 1; 2,5 ; 5;

dan 7,5 mg/ mL dengan volume 14 mL. Dalam penelitian ini diambil 2 dari 7

variasi konsentrasi, yaitu konsentrasi 5 dan 7,5 mg/mL. Pada penelitian Praktikno

(2003), katekin dalam teh hijau yang disari dengan menggunakan metode

infundasi memiliki daya antibakteri dengan Konsentrasi Hambat Minimum

(KHM) sebesar 0,5 mg/mL. Berdasarkan penelitian di atas, senyawa uji dengan

konsentrasi katekin 5 dan 7,5 mg/mL dilakukan pengenceran sehingga menjadi

konsentrasi katekin sebesar 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5 mg/g dalam pasta gigi infusa teh

hijau (Tabel IV).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

28

Tabel IV. Variasi konsentrasi katekin dalam infusa teh hijau

Konsentrasikatekin(EGCG)

awal infusateh hijau(mg/mL)

Infusa tehhijau yang

diambil (mL)

Aquadeststeril (mL)

Volumepengenceran

(mL)

Volumepenambahan

infusa teh hijaudalam pasta gigi

(ml)

Konsentrasikatekin(EGCG)

akhir dalampasta gigi

(mg/g)5 4 6 10 10 0,25 6 4 10 10 0,3

7,5 5,33 4,67 10 10 0,47,5 6,67 3,33 10 10 0,5

b. Pembuatan variasi konsentrasi ekstrak etanol teh hijau

Berdasarkan Certificate of Analysis dari LPPT UGM variasi konsentrasi

katekin (EGCG) ekstrak etanol teh hijau yang didapatkan yaitu 0,25; 0,5; 0,75; 1;

2,5 ; 5; 7,5 dan 10 mg/ mL dengan volume 14 mL. Dalam penelitian ini diambil 2

dari 7 variasi konsentrasi, yaitu konsentrasi 5 dan 10 mg/mL dan dilakukan

pengenceran sehingga menjadi konsentrasi katekin sebesar 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5

mg/g dalam pasta gigi ekstrak etanol teh hijau. Variasi konsentrasi katekin

(EGCG) ekstrak etanol teh hijau dibuat sama dengan variasi konsentrasi katekin

(EGCG) infusa teh hijau agar dapat dibandingkan daya antibakteri pasta gigi

infusa teh hijau dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus mutans (Tabel V).

Tabel V. Variasi konsentrasi katekin dalam ekstrak etanol teh hijau

KonsentrasiEGCG awal

ekstrak etanolteh hijau(mg/mL)

Ekstraketanol tehhijau yang

diambil(mL)

Aquadeststeril (mL)

Volumepengenceran

(mL)

Volumepenambahan

ekstrak etanol tehhijau dalam pasta

gigi (ml)

KonsentrasiEGCG akhir

dalam pasta gigi(mg/g)

5 4 6 10 10 0,25 6 4 10 10 0,3

10 4 6 10 10 0,410 5 5 10 10 0,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

29

c. Penyiapan bakteri uji dan pembuatan media Nutrien Agar (NA)

Bakteri uji yang digunakan adalah S. mutans. Penyiapan bakteri uji ini

dilakukan dengan membuat 10 mL suspensi S. mutans menggunakan media

Nutrien Broth (NB) dan disetarakan kekeruhannya dengan larutan standar Mac

Farland II (konsentrasi bakteri 6. 108 CFU/mL).

Pembuatan media Nutrien Agar (NA) dilakukan dengan menimbang

sebanyak 3 gram agar dan 2 gram Nutrien Broth (NB) dilarutkan dalam 125 mL

aquadest steril. Larutan dipanaskan dengan sesekali diaduk hingga jernih dan

terlarut sempurna. Larutan tersebut kemudian diautoklaf pada suhu 1210C selama

15 menit. Media dibiarkan agak dingin dan siap untuk digunakan.

d. Pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa dan pasta gigi ekstrak etanol

teh hijau secara difusi sumuran

Petri berisi 20 mL media nutrient agar (NA) disiapkan. Pembuatan kontrol

kontaminasi media dilakukan dengan cara : petri berisi media NA secara aseptis

dibuat sumuran dengan pelobang sumuran diameter 6 mm. Pembuatan kontrol

pertumbuhan bakteri uji dilakukan dengan cara : menginokulasikan 0,1 mL

suspensi bakteri uji yang sudah disetarakan dengan larutan standar Mac Farland II

(konsentrasi bakteri 6. 108 CFU/mL), lalu diinokulasikan ke dalam tabung berisi

media NA pada suhu 45-50C, kemudian isi tabung dituang ke dalam petri secara

pour plate. Untuk uji kontrol negatif (basis pasta gigi), uji kontrol positif (EGCG

5mg/mL) dan pengujian daya antibakteri infusa dan ekstrak etanol teh hijau

dilakukan dengan pembuatan sumuran pada media yang dibuat dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

30

menggunakan media double layer, di mana sebanyak 5 mL media NA dituang ke

dalam petri sebagai base layer dan dibiarkan memadat. Kemudian sebanyak 0,1

mL suspensi bakteri S. mutans diinokulasikan ke dalam 15 mL media NA pada

suhu 45-50C secara pour plate pada petri. Kemudian secara aseptis dibuat

sumuran sampai batas antara lapisan atas dan bawah. Sumuran dibuat sebanyak 3

lobang pada 2 petri. Pada petri I, sebanyak 50 µl pasta gigi yang mengandung

senyawa uji dengan 2 variasi konsentrasi senyawa uji (konsentrasi 0,2 ; 0,3 mg/g)

dan kontrol negatif diinokulasikan pada media menggunakan mikropipet,

sedangkan pada petri II sebanyak 50 µl pasta gigi yang mengandung senyawa uji

dengan 2 variasi konsentrasi senyawa uji (konsentrasi 0,4; 0,5 mg/g) dan kontrol

positif (EGCG 5 mg/mL) diinokulasikan pada media menggunakan mikropipet.

Setelah itu, media diinkubasi selama 24 jam pada suhu ± 37C. Setelah 24 jam,

diamati zona hambat di setiap petri. Diameter zona hambat yang dihasilkan diukur

dengan penggaris kemudian dikurangi diameter sumuran yang digunakan yaitu 6

mm. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali untuk tiap konsentrasi katekin (EGCG)

dalam pasta gigi

9. Uji Sifat Fisik Pasta Gigi

Evaluasi sifat fisik pasta gigi infusa teh hijau dan ekstrak etanol meliputi

warna, bau, pH, viskositas dan sag.

a. Warna dan bau

Uji organoleptis merupakan uji dengan menggunakan indera manusia sebagai

instrumennya. Pengujian organoleptis dilihat dari warna dan aroma yang

ditimbulkan. Warna diuji dengan menuangkan sediaan pada wadah dan melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

31

warna yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Aroma diuji

dengan cara mencium sediaan tersebut yang menghasilkan aroma teh. Pada

pengujian ini dilakukan replikasi sebanyak 3 kali dan diukur pada rentang waktu

penyimpanan 48 jam, 7 hari, dan 35 hari.

b. pH

Pengukuran pH dilakukan dengan cara mencelupkan kertas indikator sampai

batas celupan, lalu didiamkan beberapa saat hingga terjadi perubahan warna.

Kemudian membandingkan perubahan warna yang terjadi dengan warna indikator

pH. Pada pengujian ini dilakukan replikasi sebanyak 3 kali dan diukur pada

rentang waktu penyimpanan 48 jam, 7 hari, dan 35 hari.

c. Viskositas

Pengukuran viskositas pasta gigi dilakukan dengan menggunakan

viskometer. Spindel dipasang pada gantungan spindel dan diturunkan sedemikian

rupa sehingga batas spindel tercelup ke dalam cairan sampel yang akan diukur

viskositasnya. Setelah itu, sampel dimasukan ke dalam wadah ± 100 mL. Rotor

dinyalakan dan spindel dibiarkan berputar sambil melihat jarum merah pada skala.

Viskositas dihitung dengan mengkonversi nilai viskositas yang telah ditetapkan

dengan skala pada spindel. Pada pengujian ini dilakukan replikasi sebanyak 3 kali

dan diukur pada rentang waktu penyimpanan 48 jam, 7 hari, dan 35 hari

(Liebermann et al., 1996).

d. Sag

Sag adalah ketidakmampuan pasta gigi untuk mempertahankan bentuknya

(diameter silinder pasta gigi) selama 1 menit setelah pasta gigi tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

32

dikeluarkan dari dalam tube. Pasta gigi harus dapat mempertahankan bentuknya

ketika dikeluarkan dari tube. Ketika diaplikasikan pada sikat gigi, pasta gigi

seharusnya tidak masuk ke sela bulu sikat. Sifat ini dapat dievaluasi secara visual

dengan cara pasta gigi dimasukkan ke dalam tube pasta gigi. Setelah itu, pasta

gigi dikeluarkan dengan cara menekan bagian ujung tube pasta gigi pada kaca

bundar berskala. Kemudian dilakukan pengamatan terhadap diameter awal

silinder pasta gigi dan diameter silinder pasta gigi setelah 1 menit. Pada pengujian

ini dilakukan replikasi sebanyak 3 kali dan diukur pada rentang waktu

penyimpanan 48 jam, 7 hari, dan 35 hari (Garlen, 1996).

F. Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data perbandingan daya

antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau dilakukan dengan cara

membandingkan rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan pada tiap variasi

konsentrasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik

menggunakan uji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk. Dilakukan analisis

dengan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data yang diolah < 50 data. Suatu data

dikatakan terdistribusi secara normal apabila memiliki nilai signifikansi (p-value)

> 0,05. Analisis uji T tidak berpasangan untuk melihat signifikansi perbedaan

dari data uji diameter zona hambat pasta gigi ekstrak infusa dan ekstrak etanol teh

hijau berdasarkan diameter zona hambat yang dihasilkan dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Sebelum dilakukan uji T tidak

berpasangan, dilakukan uji Levene Test untuk melihat homogenitas data. Dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

33

hasil analisis dengan uji T tidak berpasangan akan diperoleh nilai p (probability-

value). Apabila nilai p <0,05 maka dapat disimpulkan daya antibakteri pasta gigi

infusa dan ekstrak etanol teh hijau memberikan perbedaan yang signifikan yang

artinya daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau berbeda bermakna dengan daya

antibakteri pasta gigi ekstrak etanol teh hijau terhadap pertumbuhan S.mutans.

Data sifat fisik pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau yang

didiperoleh meliputi uji warna, bau, pH, viskositas, dan sag. Data sifat fisik yang

meliputi warna, bau, dan pH dianalisis secara deskriptif. Uji viskositas dan uji sag

dianalisis secara statistik untuk melihat perbandingan sifat fisik pasta gigi infusa

dan ekstrak etanol teh hijau dilihat dari stabilitas pasta gigi yaitu nilai viskositas

dan nilai sag. Analisis statistik berupa uji normalitas data dilakukan dengan uji

Shapiro-Wilk karena jumlah data yang diolah < 50 data. Suatu data dikatakan

terdistribusi secara normal apabila memiliki nilai signifikansi (p-value) > 0,05.

Uji T berpasangan digunakan untuk melihat kestabilan pasta gigi infusa dan

ekstrak etanol teh hijau selama penyimpanan 48 jam dan 35 hari dilihat dari data

nilai vikositas dan nilai sag. Uji T tidak berpasangan untuk melihat signifikansi

perbedaan data nilai vikositas dan nilai sag pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh

hijau. Sebelum dilakukan uji T tidak berpasangan, dilakukan uji Levene Test

untuk melihat homogenitas data. Dari hasil analisis dengan uji T tidak

berpasangan akan diperoleh nilai p (probability-value). Apabila nilai p <0,05

maka dapat disimpulkan bahwa nilai viskositas dan nilai sag pasta gigi infusa dan

ekstrak etanol teh hijau memberikan perbedaan yang signifikan yang artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

34

viskositas dan sag pasta gigi infusa teh hijau berbeda bermakna dengan viskositas

dan sag pasta gigi ekstrak etanol teh hijau terhadap pertumbuhan S.mutans.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teh hijau mengandung senyawa katekin khususnya EGCG yang dapat

menghambat pembentukan plak penyebab karies gigi. Teh hijau merupakan teh

yang diambil dari daun pucuk segar tanaman teh, pembuatannya melalui proses

pemanasan, sehingga oksidasi enzimatik terhadap katekin dapat dicegah.

Kandungan katekin ini memiliki aktivitas sebagai antibakteri yang menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans penyebab karies gigi (Hartoyo, 2003).

Senyawa katekin (EGCG) yang diperoleh diformulasikan ke dalam pasta gigi

dikarenakan efek antibakteri yang diinginkan berupa efek lokal pada rongga mulut

dan diharapkan rasa pahit dari teh hijau dapat ditiadakan setelah diformulasikan

menjadi pasta gigi.

A. Pemilihan Bahan dan Identifikasi Teh Hijau

Teh hijau yang digunakan pada penelitian diperoleh dari PT Rumpun Sari

Medini Boja Kendal Jawa Tengah. Identifikasi teh hijau dilakukan oleh PT

Rumpun Sari Medini Boja Kendal Jawa Tengah yang menyatakan bahwa daun

yang digunakan adalah benar daun teh (Camelia sinensis L.) yang diolah menjadi

teh hijau. (Lampiran 1).

Berdasarkan wawancara dengan PT. Rumpun Sari Medini Boja Kendal

Jawa Tengah proses pengolahan teh menjadi teh hijau sesuai buku acuan

pengolahan teh (Ita,2009). Tanaman teh ini ditanam pada musim penghujan yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

35

November sampai dengan Desember. Pemetikan dilaksanakan pada areal yang

telah memasuki masa rotasi untuk dipetik. Aturan dalam pemetikan harus

diperhatikan, yaitu mampu membedakan pucuk yang harus dipetik, pucuk yang

tidak boleh dipetik, dan pucuk yang harus ditinggalkan. Daun teh didapatkan dari

pucuk ke 2, 3, dan 4. Cara pemetikan harus menggunakan tangan. Dalam

pelaksanaan pemetikan, pucuk yang dipetik harus sesuai standar petikan yang

sudah ditentukan oleh perusahaan. Bagian tulang yang dipetik setinggi 1 cm di

atas daun penyangga yang bagus. Pucuk yang digenggam tidak boleh terlalu

banyak dan langsung dimasukkan ke dalam wadah sementara berupa karung.

Daun yang telah dikumpulkan selanjutnya dipisahkan dari kotoran-kotoran yang

melekat atau bahan asing lainnya yang tidak diperlukan. Kemudian daun dicuci

dengan air bersih dan mengalir. Pencucian dilakukan untuk menghilangkan

kotoran dan pengotor lain yang melekat pada daun teh. Tahap selanjutnya, daun

teh dilakukan proses pelayuan dengan memanaskan daun teh segar pada suhu 90-

1000C. Setelah dilakukan proses pelayuan daun teh digulung dalam mesin

penggulung. Penggulungan yang baik dilakukan langsung sesudah pelayuan untuk

menghindari perubahan kadar air dari pelayuan. Tahap berikutnya daun

dikeringkan dalam oven. Pengeringan dilakukan pada suhu 450C bertujuan untuk

mengurangi kadar air dan menghentingkan reaksi enzimatik dalam daun teh

sehingga mutu dari simplisia dapat dipertahankan, terjamin keawetannya, selain

itu memudahkan dalam pembuatan serbuk. Pengeringan dilakukan sampai daun

mudah hancur dan diremas. Setelah dilakukan pengeringan, dilanjutkan dengan

sortasi kering. Sortasi kering bertujuan untuk memastikan benda benda asing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

36

seperti bagian bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor-pengotor lain

yang masih tertinggal pada simplisia kering (Ita, 2009).

B. Pembuatan Serbuk Teh Hijau

Pembuatan serbuk teh hijau dilakukan untuk memperkecil ukuran partikel

secara homogen. Proses pembuatan serbuk teh hijau dilakukan di Lembaga Pusat

Penelitian Terpadu (LPPT) UGM menggunakan mesin penyerbuk dengan

saringan berdiameter 1 mm. Tujuan dari pengayakan untuk memperoleh serbuk

yang halus dan seragam sehingga luas permukaan serbuk untuk kontak dengan

pelarut semakin besar, luas permukaan yang semakin besar akan mengoptimalkan

pembasahan serbuk simplisia oleh cairan penyari sehingga hasil yang didapatkan

akan optimal. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1995) ukuran

lubang pengayak 1,00 mm menunjukkan nomor pengayak 18. Derajat halus

serbuk menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1979) dinyatakan

dengan nomor pengayak. Apabila derajat halus suatu serbuk dinyatakan dengan

satu nomor, bertujuan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan

nomor tersebut. Nomor pengayak 18 berarti semua serbuk dapat melalui pengayak

nomor 18.

C. Pembuatan Infusa Teh Hijau dan Verifikasi Kandungan Senyawa

EGCG dalam Infusa Teh Hijau

Penyarian teh hijau dilakukan dengan metode infundasi dengan prosedur

berdasarkan Certificate of Analysis dari LPPT UGM. Infundasi adalah proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

37

penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari kandungan zat aktif yang

larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Proses ini dilakukan pada suhu 90 C

selama 15 menit (Ditjen POM,2000). Metode infusa dipilih karena katekin yang

terkandung dalam teh hijau bersifat tahan terhadap pemanasan dan larut dalam

aquadest panas yang digunakan sebagai cairan penyari. Akan tetapi, katekin dapat

terdegradasi sebesar 20% ketika dipanaskan pada suhu lebih dari 98oC selama 20

menit (Michalowska,2007). Infusa tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam agar

tidak tercemar oleh bakteri dan kapang. Pemanasan selama 15 menit dalam

pembuatan infusa dianggap cukup untuk menyari zat-zat yang terlarut dalam air,

karena jaringan daun lebih mudah untuk ditembus penyari dibandingkan dengan

organ tumbuhan lainnya. Pada proses penyarian ini diperoleh infusa teh berwarna

hijau kekuningan sebanyak 400 mL dengan konsentrasi sebesar 25% b/v.

Data standarisasi pembuatan infusa teh hijau mengacu pada standar yang

tercantum dalam Certificate of Analysis yang dikeluarkan oleh LPPT Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta (Lampiran 4).

Infusa teh hijau diuji secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan metode

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri yang dikeluarkan oleh LPPT UGM

Yogyakarta. Tujuan dari verifikasi infusa teh hijau ini adalah untuk mengetahui

profil densitogram infusa teh hijau. Dari profil densitogram tersebut dapat diamati

infusa teh hijau mengandung senyawa aktif yang diinginkan, yakni EGCG.

Pada uji kualitatif dan kuantitatif infusa teh hijau dengan KLT-

Densitometri diperoleh kadar Epigallocatechin gallat (EGCG) sebesar 703.68

ppm atau 0.704 mg/mL. Berdasarkan hasil uji verifikasi ini, diharapkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

38

infusa teh hijau dapat memberikan khasiat yang sesuai dengan klaim khasiat teh

hijau (Lampiran 6).

D. Pembuatan Ekstrak Etanol Teh Hijau dan Verifikasi Kandungan

Senyawa EGCG dalam Ekstrak Etanol Teh Hijau

Penyarian teh hijau dilakukan dengan metode maserasi dengan prosedur

berdasarkan Certificate of Analysis dari LPPT UGM. Maserasi merupakan metode

penyarian yang dilakukan dengan cara merendam serbuk teh hijau dengan

menggunakan penyari etanol. Teh hijau banyak mengandung senyawa polifenol

yang cenderung bersifat polar karena mengandung gugus hidroksi sehingga dapat

larut dalam pelarut, seperti etanol. Etanol juga lebih selektif, kapang dan kuman

sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, dapat bercampur

dengan air dan panas yang dibutuhkan untuk pemekatan lebih sedikit (DepKes

RI,1986). Hal ini menjadi dasar pembuatan ekstrak etanol teh hijau menggunakan

pelarut etanol, sehingga diharapkan senyawa polifenol dalam teh hijau dapat

tersari dengan optimal.

Dalam proses maserasi, cairan penyari akan menembus dinding sel dan

masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan larut, karena

adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dan di luar sel

maka larutan terpekat didesak ke luar.

Data standarisasi pembuatan ekstrak etanol teh hijau mengacu pada

standar yang tercantum dalam Certificate of Analysis yang dikeluarkan oleh LPPT

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (Lampiran 7).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

39

Pada uji kualitatif dan kuantitatif ekstrak etanol teh hijau dengan KLT-

Densitometri dilakukan perhitungan kadar dengan menggunakan kurva regresi

dan diperoleh kadar Epigallocatechin gallat sebesar 1.28 % atau 12.80 mg/mL

(Lampiran 9).

Berdasarkan hasil uji verifikasi ini, diharapkan bahwa ekstrak etanol teh

hijau dapat memberikan khasiat yang sesuai dengan klaim khasiat teh hijau. Salah

satu khasiat teh hijau adalah sebagai antibakteri untuk mencegah terjadinya plak

penyebab karies gigi. Senyawa aktif yang terkandung dalam teh hijau yang

digunakan sebagai antibakteri adalah katekin. Katekin dalam teh hijau dapat

menghambat pertumbuhan bakteri penyebab karies gigi, seperti Streptococcus

mutans dengan cara menghambat pembentukan plak sehingga S. mutans tidak

dapat menempel pada plak dan berkembang biak. Katekin merupakan senyawa

polifenol yang dapat berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorbsi yang

melibatkan ikatan hidrogen, sehingga akan terbentuk suatu kompleks protein.

Pada perusakan membran sel, ion H+ dari senyawa polifenol akan menyerang

gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipid akan terurai menjadi

gliserol, asam karboksilat, dan asam fosfat. Gugusan fenol akan terpenetrasi ke

dalam sel dan menyebabkan denaturasi protein karena fosfolipid tidak mampu

mempertahankan bentuk membran sel yang pada akhirnya menyebabkan pelisisan

sel bakteri (Parwata dan Dewi, 2008).

Dalam penelitian ini diharapkan infusa dan ekstrak etanol teh hijau yang

mengandung katekin dapat memperlihatkan daya antibakterinya setelah

diformulasikan ke dalam pasta gigi .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

40

E. Pasta Gigi Infusa Teh Hijau dan Ekstrak Etanol Teh Hijau

Gigi merupakan bagian yang penting untuk dijaga, selain untuk kesehatan

dan kenyamanan dalam mengkonsumsi makanan, gigi juga mempengaruhi

penampilan seseorang. Oleh sebab itu, penggunaan pasta gigi harus dipilih yang

dapat membersihkan, memperkuat sekaligus efektif membunuh bakteri sehingga

dapat terhindar dari masalah kesehatan gigi.

Pasta gigi adalah sistem dispersi, yang terdiri dari air dan cairan larut air,

minyak dan padatan yang larut maupun tidak larut air. Pasta gigi merupakan

dispersi padat dalam pembawa cair (Garlen,1996). Pasta gigi yang digunakan

pada saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak,

memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi,

menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut

serta memelihara kesehatan gingival. Umumnya pasta gigi yang beredar di

pasaran saat ini adalah kombinasi dari bahan abrasif, deterjen dan satu atau lebih

bahan terapeutik.

Seiring perkembangan zaman pengembangan formula pasta gigi dengan

bahan aktif alam diperlukan karena pasta gigi yang mengandung bahan aktif alam

lebih bersifat aman dan alami dalam membantu mengontrol plak, pasta gigi

dengan bahan aktif alam juga memiliki efektifitas yang sama dengan pasta gigi

non herbal sehingga dapat meningkatkan kesehatan gigi.

Tujuan pembuatan pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau ini adalah

menghasilkan sediaan dari infusa dan ekstrak etanol teh hijau di mana infusa dan

ekstrak etanol teh hijau ini akan bergabung dalam matriks pembawa sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

41

ekstrak dapat terlindung dari reaksi oksidasi, dengan demikian khasiat dan

penampilan pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau akan tetap terjaga. Pasta

gigi merupakan sistem dispersi padat dalam pembawa cair. Fase padat dalam

formula pasta gigi adalah kalsium karbonat, sedangkan fase cairnya adalah CMC-

Na, gliserin, metil paraben, etanol, natrium sakarin dan zat aktif yaitu infusa dan

ekstrak etanol teh hijau.

Pada pembuatan pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi ekstrak etanol

teh hijau digunakan cold method di mana dalam seluruh prosesnya tidak

menggunakan pemanasan. Kelebihan dari cold method adalah dapat menghindari

efek yang tidak diinginkan karena pemakaian temperatur tinggi seperti penguapan

bahan, perubahan struktur kimia dan perubahan sifat alir yang ireversibel. Pada

metode ini, binder dan humektan terlebih dahulu dicampur dengan mixer dalam

sebuah wadah, sementara fase cair seperti aquadest, pengawet, pemanis dan zat

aktif disiapkan secara terpisah. Fase cair kemudian dimasukkan ke dalam

campuran binder dan humektan dan dicampur sampai homogen menggunakan

mixer. Setelah terbentuk campuran yang kental, abrasive dimasukkan sedikit demi

sedikit dengan kecepatan pengadukan yang lebih lambat (Garlen, 1996).

Formula pasta gigi yang digunakan merupakan formula standar yang

telah mengalami modifikasi (Young, 1972) (Tabel I). Modifikasi yang dilakukan

meliputi jenis binder, pengawet, dan jumlah komposisi bahan yang digunakan. Di

samping itu, pada formula pasta gigi hasil modifikasi tidak digunakan surfaktan

dan pewarna. Modifikasi yang dilakukan merupakan modifikasi yang tidak

mengubah fungsi pokok yang mempengaruhi mekanisme pembersihan oleh pasta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

42

gigi. Tujuan penggunaan konsentrasi zat aktif yang berbeda-beda adalah untuk

melihat konsentrasi pasta gigi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

S.mutans.

Pada penelitian ini CMC-Na digunakan sebagai binder atau bahan

pengikat karena CMC-Na memiliki kemampuan untuk mempertahankan

konstituen cair dan padat dalam bentuk pasta. CMC-Na meningkatkan viskositas

fase cair dan viskositas massa akhir pasta gigi serta mencegah keluarnya fase cair

dari pasta. CMC-Na bersifat anionik, stabil pada range pH 5,5 hingga 9,5, bersifat

stabil terhadap elektrolit serta ion kalsium dan cocok untuk sebagian besar

formulasi pasta gigi (Rieger, 2000).

CMC-Na yang digunakan sebagai binder memiliki konsentrasi 1,5%,

rentang penggunaan CMC-Na sebagai binder dalam formulasi pasta gigi adalah

0,9-2% (Garlen, 1996). CMC-Na terlebih dahulu dikembangkan dalam aquadest

selama 24 jam. Hal ini dikarenakan CMC-Na merupakan koloid hidrofilik dengan

wujud larutan yang sangat kental (Allen dan Loyd, 1999). Dengan adanya air,

koloid hidrofilik akan membentuk suatu matriks di mana peningkatan viskositas

yang terjadi merupakan hasil dari perpanjangan rantai polimer yang

berdampingan. Proses pembentukan matriks tersebut berlangsung tanpa adanya

mekanisme crosslinking sehingga matriks yang dihasilkan memiliki struktur yang

dinamis (Collet dan Moreton, 2002).

Viskositas larutan meningkat seiring meningkatnya konsentrasi binder

karena semakin banyak rantai yang terbentuk dalam tempat yang terbatas. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

43

meningkatnya konsentrasi binder, maka semakin sukar untuk memisahkan rantai

polimer satu sama lain dengan pemberian gaya geser (Gruber, 1999).

Dalam mengakomodasi infusa dan ekstrak etanol teh hijau sebagai bahan

aktif dalam formula, matriks CMC-Na merupakan komponen yang memegang

peran utama. Infusa dan ekstrak etanol teh hijau akan berdifusi ke dalam matriks,

sehingga katekin dalam infusa dan ekstrak etanol teh hijau akan terlindung dari

pengaruh oksidasi yang dapat mempengaruhi aktivitasnya sebagai antibakteri dan

mempertahankan penampilan pasta gigi secara keseluruhan.

Bahan abrasive merupakan salah satu komponen penting dalam

formulasi pasta gigi, karena kemampuan pasta gigi dalam membersihkan sangat

bergantung pada sifat abrasiveness pasta gigi tersebut (Garlen, 1996). Pasta gigi

membersihkan gigi dari kotoran plak, sisa makanan dan noda yang sebagian besar

berupa partikel padat, sehingga proses pembersihan dapat tercapai melalui peran

abrasive dalam pasta untuk membersihkan kotoran secara mekanik. Bahan

abrasive yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalsium karbonat. Kalsium

karbonat memiliki peranan dalam menghilangkan partikel makanan yang

menempel pada gigi dan diskolorisasi pada gigi sehingga sifat dan jumlahnya

perlu diperhatikan (Rieger, 2000).

Kalsium karbonat digunakan sebagai abrasif. Kalsium karbonat yang

digunakan berupa serbuk dengan kerapatan kecil. Dengan bantuan sikat gigi,

kalsium karbonat dapat membersihkan sisa makanan dan plak yang menempel

pada permukaan gigi. Sisa makanan pada umumnya berbentuk partikel sedangkan

plak merupakan polisakarida yang menempel pada permukaan gigi. Sisa makanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

44

berupa minyak tidak dapat menempel pada gigi karena pada rongga mulut

terdapat air liur. Oleh karena itu, pembersihan gigi dianggap cukup hanya dengan

menggunakan abrasif tanpa penambahan surfaktan. Selain berpengaruh terhadap

pembersihan gigi, sebagai fase padat penambahan kalsium karbonat dapat

berpengaruh terhadap viskositas pasta gigi yakni meningkatkan viskositas

Gliserin digunakan untuk mempertahankan kelembaban pasta gigi dan

mencegah pasta gigi kehilangan lembab sehingga pasta gigi tidak kering dan

mengeras. Gliserin dapat mencegah pasta gigi kehilangan lembab karena

mempunyai kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen yang lemah dengan

air.

Pemanis yang digunakan dalam formulasi pasta gigi adalah natrium

sakarin. Natrium sakarin memiliki tingkat kemanisan yang cukup tinggi, mudah

larut dalam air, tidak berwarna dan tidak berbau. Batas penggunaan natrium

sakarin adalah 0,05 - 0,25% (Garlen, 1996).

Dalam penelitian ini digunakan air sebanyak 35%, sehingga dibutuhkan

penambahan pengawet untuk menghindari pertumbuhan mikroba. Penambahan

pengawet tidak dibutuhkan jika kandungan air dalam formula pasta gigi kurang

dari atau sama dengan 20%, maka tidak dibutuhkan tambahan pengawet (Garlen,

1996). Pengawet yang digunakan pada penelitian ini adalah metil paraben dengan

pelarut etanol. Etanol digunakan untuk melarutkan metil paraben, karena metil

paraben tidak larut dalam air. Selain itu, diketahui bahwa CMC-Na merupakan

polimer yang paling toleran terhadap adanya etanol (Hoefler, 2011). Penggunaan

metil paraben sebagai pengawet didasarkan pada binder yang digunakan yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

45

CMC-Na. CMC-Na merupakan turunan selulosa yang dapat menjadi sumber

nutrisi bagi mikroba seperti bakteri dan jamur. Oleh karena itu, digunakan metil

paraben yang memiliki peran sebagai fungisida dan bersifat bakteriostatik.

F. Uji daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi ekstrak

etanol teh hijau terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans

Uji daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau

dilakukan dengan metode difusi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya daya

antibakteri dari senyawa katekin yang terkandung dalam pasta gigi infusa teh

hijau dan ekstrak etanol teh hijau. Prinsip dari metode difusi adalah ketika suatu

senyawa antibakteri diletakkan pada media agar yang telah diinokulasikan dengan

bakteri, senyawa antibakteri ini akan berdifusi secara melingkar ke arah luar

melewati agar dan akan membentuk suatu zona jernih yang memperlihatkan

adanya penghambatan pertumbuhan bakteri (Willey et al., 2011). Untuk pasta gigi

dilakukan pengujian daya antibakteri dengan metode difusi sumuran karena pasta

gigi merupakan sediaan semi solid yang tidak dapat berdifusi sempurna ke dalam

paper disk sehingga metode yang cocok adalah metode difusi sumuran. Syarat

suatu senyawa yang diuji dengan paper disk adalah bersifat polar dan harus dapat

berdifusi sempurna ke dalam paper disk. Pasta gigi dari bahan aktif herbal

memiliki banyak keuntungan, di mana pada tanaman herbal memiliki senyawa

aktif bersifat aman dan alami dibandingkan dengan pasta gigi non herbal yang

dapat menimbulkan efek pada penggunaan berlebih seperti fluorisasi email. Pasta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

46

gigi herbal memiliki efektivitas yang sama dengan pasta gigi non herbal sehingga

dapat meningkatkan kesehatan gigi.

Pengujian daya antibakteri infusa dan ekstrak etanol teh hijau dalam

pasta gigi dilakukan selama 48 jam setelah pembuatan karena hasil yang

diinginkan hanya berupa ada tidaknya daya antibakteri dari pasta gigi infusa teh

hijau dan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau. Pengujian sebaiknya dilakukan secara

periodik selama lebih dari 1 bulan karena dengan pengukuran selama rentang 1

bulan dapat mengetahui perubahan daya antibakteri dari katekin yang

diformulasikan dalam pasta gigi.

1. Pembuatan variasi konsentrasi senyawa uji

Penyiapan senyawa uji ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi

minimal dari katekin dalam pasta gigi yang memiliki daya antibakteri. Penyiapan

senyawa uji dilakukan dengan membuat 4 variasi konsentrasi katekin (EGCG)

infusa dan ekstrak etanol teh hijau dalam pasta gigi yang akan diuji, yaitu 0,2; 0,3;

0,4; dan 0,5 mg/g. Konsentrasi katekin ditentukan berdasarkan penelitian Pratikno

(2003), di mana KHM dari katekin adalah 0,5 mg/mL. Tujuan dari pembuatan

variasi konsentrasi ini adalah memperoleh konsentrasi minimal dari katekin yang

dapat diformulasikan ke dalam pasta gigi yang efektif menghambat S. mutans.

2. Penyiapan bakteri uji

Bakteri uji yang digunakan pada penelitian ini adalah Streptococcus

mutans yang merupakan bakteri pencetus timbulnya plak penyebab karies gigi.

Tujuan dari penyiapan bakteri uji adalah untuk menstandarisasi jumlah bakteri uji

yang digunakan sehingga memperoleh hasil yang reprodusibel. Penyiapan bakteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

47

uji dilakukan dengan membuat 10 mL suspensi S. mutans menggunakan media

Nutrien Broth (NB) yang disetarakan kekeruhannya dengan larutan standar Mac

Farland II (konsentrasi bakteri sama dengan 6.108 CFU/mL). Isi dari larutan

standar Mac Farland II adalah 0,2 ml barium klorida dalam 9,8 mL asam sulfat.

Apabila hasilnya sama seperti larutan standar Mc. Farland II maka dapat

diperkirakan terdapat sel bakteri sebanyak 6.108 bakteri/ mL. Mac farland II

memiliki kepadatan yang setara dengan Eschericia coli. Berdasarkan penelitian

oleh Bresson dan Borges (2004), larutan standar Mc Farland II dapat digunakan

untuk menyetarakan pertumbuhan S. mutans. Dalam penelitian ini media NB

berfungsi sebagai media pertumbuhan S. mutans, sedangkan larutan Mc Farland II

berfungsi sebagai larutan standar untuk mengkontrol jumlah S. mutans, sehingga

jumlah bakteri uji yang dibiakkan dapat dikendalikan populasinya dan diperoleh

hasil yang hampir sama untuk setiap replikasi.

3. Pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi

ekstrak etanol teh hijau secara difusi sumuran terhadap Steptococcus

mutans

Pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau

secara difusi sumuran terhadap Steptococcus mutans ini perlu dilakukan untuk

membandingkan dan mengetahui sediaan pasta gigi dengan ekstrak senyawa uji

yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan S.mutans. Berdasarkan

penelitian Pratikno (2003) diperoleh hasil bahwa katekin yang terkandung dalam

teh hijau memiliki daya antibakteri dengan KHM sebesar 0,5 mg/mL dan KBM

sebesar 1,0 mg/mL yang terbukti efektif mengurangi terbentuknya plak penyebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

48

karies gigi. Penelitian lain oleh Pratiwi (2005) menunjukkan bahwa semua pasta

gigi mempunyai daya hambat terhadap S.mutans dengan kemampuan yang

berbeda

a. Uji daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau secara difusi sumuran

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa pasta gigi infusa teh

hijau memiliki daya antibakteri terhadap pertumbuhan S. mutans. Pengujian daya

antibakteri ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi sumuran. Metode

difusi sumuran digunakan dalam penelitian ini karena sediaan yang diuji berupa

pasta gigi yang berbentuk semisolid, sehingga tidak dapat bercampur dengan

media atau berdifusi sempurna ke dalam paper disk. Dengan demikian metode

difusi sumuran lebih efektif untuk pengujian daya antibakteri pasta gigi. Metode

difusi sumuran termasuk dalam uji in-vitro di mana pengujian tersebut dilakukan

di luar jaringan hidup.

Pembuatan kontrol kontaminasi media bertujuan untuk melihat sterilitas

media dan memastikan bahwa kerja yang dilakukan sudah aseptis. Pembuatan

kontrol kontaminasi media dilakukan dengan cara menuangkan media Nutrient

Agar (NA) yang telah disterilkan secara aseptis ke dalam petri sebanyak 20 ml

dan dibiarkan memadat. Sumuran dibuat pada media NA dengan menggunakan

pelobang sumuran no. 4 berdiameter 6 mm. Setelah media NA diinkubasi secara

terbalik selama 24 jam pada suhu ± 37C, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat

mikroba yang tumbuh pada media NA. Hal ini menunjukkan bahwa media yang

digunakan steril dan kerja yang dilakukan sudah aseptis (Gambar 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

49

Pembuatan kontrol pertumbuhan Streptococcus mutans bertujuan untuk

mengetahui bahwa bakteri yang tumbuh adalah bakteri S. mutans pada media NA.

Pembuatan kontrol pertumbuhan ini dilakukan dengan menginokulasikan 1 mL

suspensi bakteri S.mutans ke dalam 20 mL media NA dalam petri pada suhu 45-

50C secara pour plate. Pembuatan kontrol media pertumbuhan bakteri uji secara

pour plate dilakukan agar bakteri uji dapat terdistribusi secara merata pada media

NA. Kemudian dibuat sumuran pada media NA. Setelah itu, media NA diinkubasi

secara terbalik selama 24 jam pada suhu ± 37C. S.mutans diinokulasi ke dalam

media secara pour plate karena S.mutans merupakan bakteri yang bersifat anaerob

fakultatif sehingga bakteri ini dapat tumbuh secara merata secara homogen

membentuk koloni yang berbentuk kokus. Media NA diinkubasi secara terbalik

untuk menghindari jatuhnya uap air yang dihasilkan ke permukaan media NA,

sehingga tidak mempengaruhi penyebaran S.mutans. Suhu inkubasi yang

digunakan, yaitu 37C di mana suhu tersebut sesuai dengan suhu tubuh manusia

karena S.mutans termasuk dalam anggota flora normal yang tumbuh dalam tubuh.

Hasil yang diperoleh setelah media diinkubasi menunjukkan adanya pertumbuhan

bakteri S.mutans pada media NA. Pengamatan dilakukan setelah inkubasi 24 jam

karena pada waktu 24 jam S.mutans berada dalam log phase di mana pada fase ini

bakteri sedang aktif membelah sehingga dapat diamati aktifitas pertumbuhan S

mutans. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri S.mutans

pada media NA. S.mutans digunakan sebagai bakteri uji karena S.mutans

merupakan pencetus timbulnya plak gigi. Mekanisme pembentukan plak yaitu

sukrosa akan didegradasi oleh aktivitas S.mutans menjadi glukosa dan fruktosa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

50

yang selanjutnya akan diubah secara fermentasi menjadi polisakarida ekstraseluler

(glukan) dan asam dengan bantuan enzim glukosiltransferase yang dihasilkan dari

S.mutans. Asam yang terbentuk dari hasil fermentasi ini akan membantu proses

pembentukan plak yang merupakan awal terbentuknya karies gigi.

Selanjutnya dilakukan pembuatan sumuran untuk kontrol negatif, kontrol

positif dan senyawa uji. Pembuatan sumuran dilakukan untuk menyetarakan tinggi

sumuran sehingga diperoleh hasil yang sama untuk setiap replikasi (validitas dan

reprodusibilitas). Media double layer digunakan agar pasta gigi dapat berdifusi

dengan baik ke dalam media dan tidak menyebar pada permukaan dasar media,

sehingga dapat terlihat zona yang dihasilkan. Pada pengujian daya antibakteri,

sumuran dibuat sebanyak 3 lobang pada 2 petri yang berbeda. Pada petri I,

diinokulasikan kontrol negatif (basis pasta) dan pasta gigi infusa teh hijau dengan

variasi konsentrasi katekin (EGCG) 0,2 dan 0,3 mg/g menggunakan mikropipet

sebanyak 50 µl. Kemudian ke dalam petri II diinokulasikan kontrol positif dan

pasta gigi infusa teh hijau dengan variasi konsentrasi katekin (EGCG) 0,4 dan 0,5

mg/g menggunakan mikropipet sebanyak 50 µl. Media diinkubasi selama 24 jam

pada suhu ± 37C. Setelah 24 jam, terlihat adanya pertumbuhan S.mutans

disekitar zona jernih yang dihasilkan. Pada penelitian, kontrol negatif yang

digunakan adalah basis pasta gigi tanpa zat aktif. Basis pasta gigi digunakan

sebagai kontrol negatif karena sediaan yang diuji berupa pasta gigi dengan

kandungan zat aktif berupa katekin (EGCG). Kontrol positif yang digunakan

adalah standar Epigallocatechin Galat (EGCG) dengan konsentrasi sebesar 5

mg/mL. EGCG digunakan sebagai kontrol positif karena EGCG memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

51

aktivitas antibakteri yang lebih besar dari senyawa golongan katekin lainnya.

Aktivitas antibakteri yang besar tersebut diperoleh dari jumlah gugusan hidroksil

reaktif yang banyak pada EGCG (Mbata et al., 2008).

Keterangan :A = kontrol negatif ( basis pasta gigi)B = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,2 mg/ gC = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,3 mg/ gD = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,4 mg/ gE = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,5 mg/ gF = kontrol positif ( standar EGCG 5 mg/mL)G = kontrol pertumbuhan bakteri S.mutansH = kontrol kontaminasi media

Gambar 2. Uji daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau secara difusi sumuranterhadap S.mutans

Suatu senyawa antibakteri dikatakan memiliki daya antibakteri apabila

senyawa tersebut memliiki kemampuan dalam menghambat ataupun membunuh

bakteri dibandingkan dengan kontrol negatifnya (Prescott et al., 1999). Dalam

pengujian diperoleh adanya zona jenih pada sumuran yang diinokulasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

52

kontrol positif dan pasta gigi, sedangkan pada kontrol negatif tidak terlihat adanya

penghambatan (Gambar 2). Hal ini menunjukkan bahwa basis pasta gigi tanpa zat

aktif tidak memiliki daya antibakteri, sedangkan standar Epigallocatechin Galat

(EGCG) dan pasta gigi infusa teh hijau memiliki daya antimikroba seperti yang

sudah diklaimkan. Pasta gigi infusa teh hijau yang diuji mengandung katekin.

Salah satu senyawa katekin yang terkandung dalam teh hijau adalah

Epigallocatechin Galat (EGCG). EGCG pada teh hijau merupakan senyawa

polifenol yang dapat menyebabkan denaturasi protein bakteri.

Tabel VI. Hasil pengujian daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau berdasarkandiameter zona hambat

Konsentrasikatekin

(EGCG) dalampasta gigi

(mg/g)

Rata rata diameter zona hambatpasta gigi infusa teh hijau

terhadap S.mutans(mm)±SD

0.2 0.67±0.290.3 1.00±0.000.4 1.67±1.150.5 2.67±1.25

Kontrol (-) 0Kontrol (+) 7.00

Pada Tabel VI dapat dilihat bahwa diameter zona jernih terbesar

dihasilkan oleh pasta gigi dengan konsentrasi katekin (EGCG) sebesar 0.5 mg/g.

Selain itu, terlihat bahwa diameter zona jernih yang dihasilkan oleh standar

Epigallocatechin Galat (EGCG) jauh lebih besar dari pasta gigi infusa teh hijau.

Kemungkinan peristiwa yang terjadi adalah zat aktif dalam pasta gigi, yakni

katekin kurang dapat dengan baik terlepas dari basis pasta gigi.

Pada penelitian diperoleh bahwa rata rata diameter zona jernih terbesar

dihasilkan oleh pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG)

sebesar 0.5 mg/g, yakni 2.67 mm dan diameter zona jernih terkecil dihasilkan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

53

pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) sebesar 0.2 mg/g,

yakni 0.67 mm. Tabel VI memperlihatkan semakin besar konsentrasi katekin

(EGCG) yang diformulasikan dalam pasta gigi, semakin besar zona jernih yang

dihasilkan. Selain itu, terlihat bahwa diameter zona jernih yang dihasilkan oleh

standar Epigallocatechin Galat (EGCG) jauh lebih besar dari pasta gigi infusa teh

hijau. Hal ini dikarenakan adanya afinitas dari bahan aktif dengan basis sediaan

yang mempengaruhi pelepasan bahan aktif dari basisnya. Suatu senyawa

antibakteri yang memiliki afinitas yang kuat dan sangat larut dalam larutan

pembawanya, memiliki koefisien difusi yang rendah, sehingga pelepasan senyawa

antibakteri dari bahan pembawanya menjadi lambat. Kemungkinan yang terjadi

adalah katekin sebagai zat aktif dalam pasta gigi kurang dapat terlepas dengan

baik dari CMC-Na sebagai basis pasta gigi, sehingga kecepatan difusinya lebih

lambat dari standar EGCG yang tidak diformulasikan dalam bentuk sediaan.

b. Hasil uji daya antibakteri pasta gigi ekstrak etanol teh hijau secara

difusi sumuran

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa ekstrak etanol teh hijau

dalam pasta gigi memiliki daya antibakteri terhadap pertumbuhan S.mutans.

Pengujian daya antibakteri ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi

sumuran. Metode difusi sumuran digunakan dalam penelitian ini karena sediaan

yang diuji berupa pasta gigi yang berbentuk semisolid, sehingga tidak dapat

bercampur dengan media atau berdifusi sempurna ke dalam paper disk. Dengan

demikian metode difusi sumuran lebih efektif untuk pengujian daya antibakteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

54

pasta gigi. Metode difusi sumuran termasuk dalam uji in-vitro di mana pengujian

tersebut dilakukan di luar jaringan hidup.

Pengujian daya antibakteri pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dilakukan

secara difusi sumuran untuk kontrol negatif, kontrol positif dan senyawa uji.

Pembuatan sumuran dilakukan untuk menyetarakan tinggi sumuran sehingga

diperoleh hasil yang sama untuk setiap replikasi (validitas dan reprodusibilitas).

Media double layer digunakan agar pasta gigi dapat berdifusi dengan baik ke

dalam media dan tidak menyebar pada permukaan bawah dasar media, sehingga

dapat terlihat zona yang dihasilkan. Pada pengujian daya antibakteri, sumuran

dibuat sebanyak 3 lobang pada 2 petri yang berbeda. Pada petri I diinokulasikan

kontrol negatif (basis pasta) dan pasta gigi dengan variasi konsentrasi katekin

(EGCG) 0,2 dan 0,3 mg/g menggunakan mikropipet sebanyak 50 µl. Kemudian

ke dalam petri II diinokulasikan kontrol positif dan pasta gigi dengan variasi

konsentrasi katekin (EGCG) 0,4 dan 0,5 mg/g menggunakan mikropipet sebanyak

50 µl. Media diinkubasi selama 24 jam pada suhu ± 37C. Setelah 24 jam, terlihat

adanya pertumbuhan S. mutans disekitar zona jernih yang dihasilkan. Pada

penelitian, kontrol negatif yang digunakan adalah basis pasta gigi tanpa zat aktif.

Basis pasta gigi digunakan sebagai kontrol negatif karena sediaan yang diuji

berupa pasta gigi dengan kandungan zat aktif berupa katekin. Kontrol positif yang

digunakan adalah standar Epigallocatechin Galat (EGCG) dengan konsentrasi

sebesar 5 mg/mL. EGCG digunakan sebagai kontrol positif karena EGCG

memiliki aktivitas antibakteri yang lebih besar dari senyawa golongan katekin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

55

lainnya. Aktivitas antibakteri yang besar tersebut diperoleh dari jumlah gugusan

hidroksil reaktif yang cukup banyak pada EGCG (Mbata et al., 2008)

A = kontrol negatif ( basis pasta gigi)B = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,2 mg/ gC = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,3 mg/ gD = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,4 mg/ gE = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,5 mg/ gF = kontrol positif ( EGCG 5 mg /mL)G = kontrol pertumbuhan bakteri S.mutansH = kontrol kontaminasi media

Gambar 3. Uji daya antibakteri pasta gigi ekstrak etanol teh hijau secara difusisumuran terhadap S.mutans

Suatu senyawa antibakteri dikatakan memiliki daya antibakteri apabila

senyawa tersebut memliki kemampuan dalam menghambat ataupun membunuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

56

bakteri dibandingkan dengan kontrol negatifnya (Prescott et al., 1999). Dalam

pengujian diperoleh adanya zona jenih pada sumuran yang diinokulasi dengan

kontrol positif dan pasta gigi, sedangkan pada kontrol negatif tidak terlihat adanya

penghambatan (Gambar 3). Hal ini menunjukkan bahwa basis pasta gigi tanpa zat

aktif tidak memiliki daya antibakteri, sedangkan standar Epigallocatechin Galat

(EGCG) dan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau memiliki daya antimikroba seperti

yang sudah diklaimkan. Pasta gigi ekstrak etanol teh hijau yang diuji mengandung

katekin. Salah satu senyawa katekin yang terkandung dalam teh hijau adalah

Epigallocatechin Galat (EGCG). Katekin pada teh hijau merupakan senyawa

polifenol yang dapat berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorbsi yang

melibatkan ikatan hidrogen, sehingga akan terbentuk suatu kompleks protein.

Akan tetapi, kompleks protein yang terbentuk relatif lemah sehingga akan segera

terurai dan gugusan fenol akan terpenetrasi ke dalam sel dan menyebabkan

denaturasi protein yang pada akhirnya menyebabkan pelisisan sel bakteri.

Pada penelitan diperoleh bahwa diameter zona jernih terbesar dihasilkan

oleh pasta gigi dengan konsentrasi katekin sebesar 0.5 mg/g. Selain itu, pada

Tabel VII terlihat bahwa diameter zona jernih yang dihasilkan oleh standar

Epigallocatechin Galat (EGCG) berbeda tidak bermakna dengan diameter zona

jernih yang dihasilkan oleh pasta gigi ekstrak etanol dengan konsentrasi 0.5 mg.

Hal ini dimungkinkan adanya senyawa lain selain EGCG, yang ikut tersari pada

ekstrak etanol teh hijau yang mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan

Streptococcus mutans.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

57

Tabel VII. Hasil pengujian daya antibakteri pasta gigi ekstrak etanol tehhijau berdasarkan diameter zona hambat

Konsentrasikatekin

(EGCG) dalampasta gigi

(mg/g)

Rata rata diameter zona hambat pastagigi ekstrak etanol teh hijau terhadap

S.mutans(mm)±SD

0.20 4.00±1.000.30 5.33±1.150.40 7.33±1.150.50 8.33±1.57

Kontrol (-) 0Kontrol (+) 9.33

Pada Tabel VII dapat dilihat bahwa rata rata diameter zona jernih

terbesar pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin sebesar 0.5

mg/g, yakni 8.33 mm dan rata-rata diameter zona jernih terkecil dihasilkan oleh

pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin sebesar 0.2 mg/g,

yakni 4.00 mm. Tabel VII memperlihatkan semakin besar konsentrasi katekin

yang diformulasikan dalam pasta gigi, semakin besar zona jernih yang dihasilkan.

Selain itu, terlihat bahwa diameter zona jernih yang dihasilkan oleh standar

Epigallocatechin Galat (EGCG) dengan konsentrasi 5 mg/ml berbeda tidak

bermakna dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau pada konsentrasi 0,5 mg/g.

Hal ini berdasarkan pada penelitian Alfi (2007) yang menyatakan adanya

komponen lain selain EGCG, seperti EGC, ECG, dan EC yang ikut tersari secara

optimal pada pelarut etanol, yang mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan

Streptococcus mutans sehingga diameter zona jernih yang dihasilkan oleh ekstrak

etanol teh hijau berbeda tidak bermakna dengan zona jernih yang dihasilkan oleh

standar EGCG.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

58

4. Perbandingan Daya Antibakteri Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau

dalam Sediaan Pasta Gigi Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans

Uji daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau bertujuan

untuk melihat kemampuan infusa dan ekstrak etanol teh hijau dalam pasta gigi

dalam menghambat ataupun membunuh S.mutans dibandingkan dengan basis

pasta gigi sebagai kontrol negatif. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk

mengetahui daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau berbeda bermakna atau

tidak dengan daya antibakteri pasta gigi ekstrak etanol teh hijau terhadap

pertumbuhan S.mutans.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pasta gigi infusa dan ekstrak

etanol teh hijau memiliki daya antibakteri yang dapat menghambat maupun

membunuh bakteri S. mutans yang menyebabkan terjadinya karies gigi.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas dari penyebaran

data daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau. Uji normalitas

daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau ini dianalisis dengan

menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data yang diolah < 50 data.

Tabel VIII. Uji normalitas daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstrak etanol tehhijau pada konsentrasi 0.50 mg/g

Tests of NormalityKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

infusa .219 3 . .987 3 .780etanol .253 3 . .964 3 .637

Lilliefors Significance Correction

Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal apabila memiliki nilai

signifikansi (p-value) yang lebih besar dari 0,05. Berdasarkan uji Shapiro-Wilk,

data daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau dan daya antibakteri pasta gigi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

59

ekstrak etanol memiliki nilai p masing-masing sebesar 0.780 dan 0.637. Dari data

yang diperoleh dapat diketahui bahwa daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau

dan daya antibakteri pasta gigi ekstrak etanol teh hijau memiliki distribusi normal

(p>0,05) (Tabel VIII).

Data daya antibakteri yang memiliki distribusi normal selanjutnya diuji

statistik dengan uji T tidak berpasangan untuk melihat signifikansi perbedaan

daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau dan ekstrak etanol teh hijau. Pada

penelitian digunakan uji T tidak berpasangan karena data yang diuji merupakan

data 2 pengukuran dengan subyek yang berbeda, yaitu pengukuran zona jernih

yang dihasilkan oleh pasta gigi infusa teh hijau dan ekstrak etanol teh hijau.

Tabel IX. Uji T tidak berpasangan daya antibakteri pasta gigi infusa dan ekstraketanol teh hijau pada konsentrasi 0.50 mg/g

Independent Samples Test

Levene's Test forEquality ofVariances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifferen

ce

Std.Error

Difference

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

nilai

Equalvariancesassumed

.168 .703 -4.959 4 .008 -5.66667 1.14261 -8.83906 -2.49428

Equalvariances notassumed

-4.959 3.859 .008 -5.66667 1.14261 -8.88547 -2.44787

Sebelum menentukan p-value pada uji T tidak berpasangan, dilakukan uji

Levene Test untuk melihat homogenitas data. Dari hasil uji Levene Test diperoleh

nilai p=0,703 (p>0,05) yang berarti bahwa data yang diperoleh homogen,

sehingga p-value yang digunakan pada uji T tidak berpasangan adalah 0,008

(p<0,05) (Tabel IX). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

60

antara daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau dan daya antibakteri pasta gigi

ekstrak etanol teh hijau sehingga dapat disimpulkan daya antibakteri pasta gigi

infusa teh hijau berbeda bermakna dengan daya antibakteri pasta gigi ekstrak

etanol teh hijau.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penggunaan pasta gigi

ekstrak etanol teh hijau untuk pencegahan plak gigi memiliki efek yang lebih baik

dalam menghambat pertumbuhan S.mutans dibandingkan pasta gigi infusa teh

hijau. Hal ini dikarenakan pelarut etanol dapat menyari komponen katekin dalam

teh hijau lebih optimal dibandingkan pelarut aquadest.

G. Pengujian Sifat Fisik Pasta Gigi

Suatu sediaan dikatakan baik apabila memiliki karakterisasi sifat fisik

yang baik. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap sifat fisik pasta gigi

yang meliputi uji warna, bau, pH, viskositas dan sag. Dalam penelitian dilakukan

uji warna, bau, dan pH 48 jam , 7 hari dan 35 hari penyimpanan. Stabilitas fisik

pasta gigi dapat diamati dari perubahan viskositas dan sag setelah 35 hari

penyimpanan.

1. Warna dan bau

Uji organoleptis merupakan pengujian yang dilakukan dengan

menggunakan indera manusia sebagai instrumennya. Pengujian organoleptis ini

dapat dilakukan dengan melihat warna dan aroma yang ditimbulkan. Warna suatu

sediaan dapat diuji dengan melihat apakah warna sediaan yang dihasilkan sesuai

dengan spesifikasi yang diinginkan, pasta gigi yang dibuat memiliki spesifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

61

warna coklat yang mana semakin besar konsentrasi katekin yang terkandung

dalam pasta gigi, maka warna coklat yang dihasilkan akan semakin pekat.

sedangkan aroma atau bau diuji dengan cara mencium pasta gigi.

Pada infusa teh hijau setelah 48 jam, 7 hari, dan 35 hari penyimpanan

didapatkan hasil warna coklat muda dan semakin besar konsentrasi katekin yang

terkandung dalam pasta gigi warna coklat yang dihasilkan semakin pekat. Pada

ekstrak etanol teh hijau didapatkan warna coklat tua dan semakin besar

konsentrasi katekin yang terkandung dalam pasta gigi warna coklat tua yang

dihasilkan semakin pekat

Untuk aroma yang ditimbulkan dari pasta gigi adalah sama. Hal ini

dikarenakan pada sediaan pasta gigi tidak ditambah dengan flavor atau

pengaroma. Pasta gigi yang dibuat setelah 48 jam, 7 hari, dan 35 hari

penyimpanan memiliki aroma daun teh kuat pada pasta gigi dengan konsentrasi

katekin terbesar (Lampiran 11).

2. pH

Pengujian pH pasta gigi ini bertujuan untuk mengetahui pH pasta gigi

yang telah dibuat dapat diterima sehingga tidak menimbulkan iritasi pada saat

pemakaian dan sesuai dengan pH standar. Apabila pH pasta gigi hasil penelitian

memenuhi rentang pada standar, dapat dikatakan bahwa pasta gigi yang telah

dibuat aman untuk digunakan gigi dan mulut. Pengukuran pH dilakukan dengan

cara mencelupkan kertas indikator sampai batas celupan, lalu didiamkan hingga

terjadi perubahan warna. Nilai pH diperoleh dengan cara melihat persamaan

warna dari kertas indikator yang telah dicelupkan dengan warna pada label.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

62

Umumnya nilai pH yang diperuntukkan bagi sediaan yang ditujukan untuk

kesehatan mulut berkisar antara 4,5 hingga 10 dan lebih baik berkisar antara 6,5

hingga 8, sedangkan pH saliva berkisar antara 5,6 hingga 7,6 (Lucida, dkk 2007).

Pada penelitian diperoleh rata – rata pH pasta gigi infusa dan ekstrak

etanol teh hijau setelah pengujian 48 jam, 7 hari, dan 35 hari yang relatif sama

(Lampiran 12).

Tabel X . Rata-rata pH pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau waktupenyimpanan 48 jam, 7 hari, dan 35 hari penyimpanan

Konsentrasi katekin(EGCG) dalam pasta

gigi (mg/g)

Rata rata pH pastagigi infusa teh

hijau±SD

Rata rata pH pasta gigiekstrak etanol teh

hijau±SD

Standar nilai pHsediaan untuk

kesehatan mulut(Lucida dkk.,2007)

0,2 6.33±0.58 6.00±04,5 – 100,3 6.33± 0.58 6.33± 0.58

0,4 7.00± 0 7.00± 00,5 7.00± 0 7.00± 0

Dari Tabel X dapat dikatakan bahwa pH pasta gigi infusa teh hijau dan

pasta gigi ekstrak etanol teh hijau setelah penyimpanan 48 jam, 7 hari, dan 35 hari

telah memenuhi standar yang diperbolehkan.

3. Viskositas

Uji viskositas ini bertujuan untuk mengamati profil kekentalan dari pasta

gigi yang telah dibuat. Viskositas merupakan tahanan suatu sediaan untuk

mengalir. Semakin besar viskositas suatu sediaan, semakin besar tahanannya

untuk mengalir maka semakin kental sediaan tersebut. Sebaliknya, semakin kecil

viskositas suatu sediaan, semakin kecil tahanannya untuk mengalir maka semakin

encer sediaan tersebut. Pengukuran viskositas dilakukan setelah 48 jam

pembuatan, 7 hari penyimpanan, dan 35 hari penyimpanan. Dilakukan

pengukuran viskositas setelah 48 jam pembuatan untuk memberi waktu bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

63

sediaan semisolid untuk membentuk sistem dengan sempurna dan diasumsikan

energi geser akibat pencampuran telah hilang. Pengukuran viskositas setelah 7

hari dan pengukuran viskositas setelah 35 hari dilakukan untuk mengamati

perubahan profil viskositas pasta gigi selama penyimpanan serta untuk melihat

ada tidaknya fenomena ketidakstabilan pada pasta gigi selama penyimpanan.

Pengukuran viskositas pasta gigi dilakukan dengan menggunakan viskometer

RION seri VT 04 dengan rotor no.2. Pada pengukuran viskositas terlebih dahulu

viskometer diset. Spindel dipasang pada gantungan spindel dan diturunkan

sedemikian rupa hingga batas spindel tercelup ke dalam wadah berisi ± 100 mL

pasta gigi. Rotor dinyalakan dan spindel dibiarkan berputar sambil melihat jarum

merah pada skala. Viskositas kemudian dihitung dengan cara mengkonversi nilai

viskositas yang telah ditetapkan dengan skala pada spindel. Satuan viskositas

yang tertera pada alat adalah dPas (1 dPas = 1 poise) (Liebermann et al., 1996).

Pada penelitian diperoleh rata rata viskositas pasta gigi infusa dan ekstrak

etanol teh hijau setelah 48 jam penyimpanan, 7 hari penyimpanan , dan 35 hari

penyimpanan adalah sebagai berikut :

Tabel XI. Rata rata viskositas pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigiekstrak etanol teh hijau

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Rata rata nilai viskositas (poise) ± SDInfusa Ekstrak etanol

48 jampenyimpanan

7 haripenyimpanan

35 haripenyimpanan

48 jampenyimpanan

7 haripenyimpanan

35 haripenyimpanan

0,2 210.00±51.96 223.33±40.41 290.00±10.00 203.33±40.41 220.00±43.59 280.00±10.000,3 223.33±51.32 246.67±35.12 280.00±10.00 203.33±40.41 220.00±37.86 276.67±5.770,4 226.67±46.19 253.33±35.12 286.67±11.54 206.67±37.86 226.67±43.59 280.00±10.000,5 216.67±55.08 233.33±41.63 283.33±15.27 206.67±37.86 230.00±34.64 270.00±10.00

Dari Tabel XI dikatakan bahwa nilai viskositas pasta gigi infusa dan

ekstrak etanol teh hijau pada waktu penyimpanan 48 jam,7 hari, dan 35 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

64

memiliki range viskositas yang baik untuk pasta gigi karena pasta gigi dipasaran

memiliki viskositas sebesar 250 poise.

Berdasarkan hasil pengukuran viskositas pasta gigi selama 35 hari

penyimpanan dapat dilihat bahwa pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau

mengalami kenaikan viskositas. Akan tetapi, belum dapat dipastikan bahwa

kenaikan viskositas yang terjadi dapat mempengaruhi kestabilan dari pasta gigi.

Oleh karena itu, diperlukan analisis uji kestabilan viskositas pasta gigi infusa dan

ekstrak etanol teh hijau selama 48 jam dan 35 hari penyimpanan secara statistik.

Pada pengujian selama 7 hari tidak dilakukan uji kestabilan karena pada 7 hari

penyimpanan hanya ingin melihat perubahan profil viskositas selama

penyimpanan.

Data viskositas pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi ekstrak etanol teh

hijau dengan waktu penyimpanan selama 48 jam dan 35 hari yang diperoleh, diuji

secara statistik untuk memastikan bahwa pasta gigi yang dibuat tetap stabil selama

penyimpanan. Pengujian data viskositas diambil salah satu konsentrasi pasta gigi

yaitu konsentrasi 0,5 mg/g karena diameter zona hambat terbesar ditunjukkan

dengan konsentrasi 0,5 mg/g. Untuk pengujian awal, perlu dilakukan uji

normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk. Dilakukan analisis dengan uji Shapiro-

Wilk karena jumlah data yang diolah kurang dari 50 data. Suatu data dikatakan

terdistribusi secara normal apabila memiliki nilai signifikansi (p-value) > 0,05.

Berdasarkan uji Shapiro-Wilk, data viskositas pasta gigi infusa teh hijau

selama 48 jam dan 35 hari memiliki distribusi normal, yakni p=0.174 dan p=0.637

(Lampiran 15). Data viskositas dikatakan terdistribusi secara normal karena nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

65

p (p-value) yang diperoleh > 0,05. Data viskositas yang memiliki distribusi

normal selanjutnya dianalisis secara statistik dengan uji T berpasangan untuk

melihat signifikansi perubahan profil viskositas pasta gigi pada konsentrasi 0,5

mg/g.

Tabel XII. Uji T berpasangan viskositas pasta gigi infusa teh hijau selama 48 jamdan 35 hari penyimpanan pada konsentrasi 0,5 mg/g

Pada pengukuran dengan uji T berpasangan (Tabel XII) diperoleh nilai

p=0.232 yang artinya viskositas pasta gigi infusa teh hijau pada waktu 48 jam

penyimpanan berbeda tidak bermakna dengan viskositas pasta gigi infusa teh

hijau pada waktu 35 hari penyimpanan (p>0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa

viskositas pasta gigi infusa teh hijau stabil dalam penyimpanan.

Data viskositas pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan waktu

penyimpanan selama 48 jam dan 35 hari yang diperoleh, diuji secara statistik

untuk memastikan bahwa sediaan yang dibuat tetap stabil selama penyimpanan.

Pengujian data viskositas diambil salah satu konsentrasi yaitu konsentrasi 0,5

mg/g. Pengujian awal perlu dilakukan uji normalitas data dengan uji Shapiro-

Wilk. Digunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data yang akan diolah kurang

dari 50 data. Berdasarkan uji Shapiro-Wilk, data viskositas pasta gigi ekstrak

etanol teh hijau selama 48 jam dan 35 hari memiliki distribusi normal, yakni

p=0.253 dan p=1.000 (Lampiran 15). Data viskositas dikatakan terdistribusi

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% Confidence Intervalof the Difference

Lower Upper

Pair 1 infusa48jaminfusa35hari -6.66667E1 68.06859 39.29942 -235.75843 102.42509 -1.696 2 .232

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

66

secara normal karena nilai p (p-value) yang diperoleh > 0.05. Data viskositas yang

memiliki distribusi normal selanjutnya dianalisis secara statistik dengan uji T

berpasangan untuk melihat signifikansi perubahan profil viskositas pasta gigi

ekstrak etanol teh hijau.

Tabel XIII. Uji T berpasangan viskositas pasta gigi ekstrak etanol teh hijau selama48 jam dan 35 hari penyimpanan pada konsentrasi 0,5 mg/g

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 etanol48jametanol35hari -6.33333E1 30.55050 17.63834 -139.22499 12.55833 -3.591 2 .070

Pada pengukuran dengan uji T berpasangan (Tabel XIII) diperoleh nilai

p=0.070 yang artinya viskositas pasta gigi ekstrak etanol teh hijau pada waktu 48

jam berbeda tidak bermakna dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau pada waktu

35 hari penyimpanan (p>0.05), sehingga dapat dikatakan bahwa viskositas

sediaan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau stabil dalam penyimpanan.

Selanjutnya dilakukan perbandingan viskositas pasta gigi infusa teh hijau

dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau pada konsentrasi 0.50 mg/g untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan bermakna antara viskositas pasta gigi infusa

teh hijau dan viskositas pasta gigi ekstrak etanol teh hijau selama 48 jam dan 35

hari penyimpanan.

Berdasarkan uji Shapiro-Wilk, data viskositas selama 48 jam penyimpanan

pasta gigi infusa teh hijau memiliki nilai p = 0.174 dan pasta gigi ekstrak etanol

teh hijau memiliki nilai p= 0.253 (Lampiran 16). Dari data yang diperoleh dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

67

diketahui bahwa pasta gigi infusa teh hijau dan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau

selama penyimpanan 48 jam memiliki distribusi normal (p>0,05).

Data viskositas selama 35 hari penyimpanan pasta gigi infusa teh hijau

memiliki nilai p= 0.637 dan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau memiliki nilai p=

1,000 (Lampiran 16). Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa viskositas

sediaan pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau selama penyimpanan 35 hari

memiliki distribusi normal (p>0,05).

Data viskositas pasta gigi yang memiliki distribusi normal selanjutnya

diuji statistik dengan uji T tidak berpasangan (Independent Samples Test) untuk

melihat signifikansi perbedaan antara viskositas pasta gigi infusa teh hijau dengan

pasta gigi ekstrak etanol teh hijau. Pada penelitian digunakan uji T tidak

berpasangan karena data yang diuji merupakan data 2 pengukuran dengan subyek

yang berbeda, yaitu pengukuran viskositas yang dihasilkan oleh pasta gigi infusa

teh hijau dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau selama penyimpanan 48 jam

dan 35 hari

Tabel XIV. Uji T tidak berpasangan viskositas pasta gigi infusa dan ekstrak etanolteh hijau selama 48 jam penyimpanan pada konsentrasi 0.5 mg/g

Independent Samples TestLevene's Testfor Equalityof Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t DfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference

95% Confidence Intervalof the Difference

Lower Upper

viskositas

Equalvariancesassumed

.986 .377 .259 4 .808 10.00000 38.58612 -97.13225 117.13225

Equalvariancesnot assumed

.259 3.545 .810 10.00000 38.58612 -102.77760 122.77760

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

68

Sebelum menentukan p-value pada uji T tidak berpasangan pasta gigi

infusa teh hijau dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau selama 48 jam

penyimpanan, dilakukan Levene test untuk melihat homogenitas data. Dari hasil

uji Levene diperoleh nilai p=0,377 (p>0,05) yang berarti bahwa data yang

diperoleh homogen, sehingga p-value yang digunakan pada uji T tidak

berpasangan adalah 0,808 (p<0,05) (Tabel XIV) yang artinya pasta gigi infusa teh

hijau berbeda tidak bermakna dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau selama

penyimpanan 48 jam.

Tabel XV. Uji T tidak berpasangan viskositas pasta gigi infusa dan ekstrak etanolteh hijau selama 35 hari penyimpanan pada konsentrasi 0.5 mg/g

Independent Samples Test

Levene'sTest for

Equality ofVariances t-test for Equality of Means

F Sig. t DfSig. (2-tailed)

MeanDifferenc

e

Std. ErrorDifferenc

e

95% ConfidenceInterval of the

DifferenceLower Upper

Viskositas

Equalvariancesassumed

.727 .442 1.265 4 .275 13.33333 10.54093 -15.93297 42.59963

Equalvariancesnot assumed 1.265 3.448 .285 13.33333 10.54093 -17.87551 44.54217

Sebelum menentukan p-value pada uji T tidak berpasangan pasta gigi

infusa teh hijau dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau selama 35 hari

penyimpanan, dilakukan Levene test untuk melihat homogenitas data. Dari hasil

uji Levene diperoleh nilai p=0,442 (p>0,05) yang berarti bahwa data yang

diperoleh homogen, sehingga p-value yang digunakan pada uji T tidak

berpasangan adalah 0,275 (p<0,05) (Tabel XV) yang artinya pasta gigi infusa teh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

69

hijau berbeda tidak bermakna dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau selama

penyimpanan 35 hari penyimpanan.

4. Sag

Sag merupakan kecenderungan pasta gigi untuk tidak dapat

mempertahankan bentuknya setelah dikeluarkan dari tube. Pengukuran sag

dilakukan dengan cara mengamati pertambahan diameter pasta gigi selama 1

menit setelah dikeluarkan dari tube. Semakin besar pertambahan diameter pasta

gigi, semakin kecil kemampuan pasta gigi untuk mempertahankan bentuknya

sehingga sag semakin besar. Sebaliknya, semakin kecil pertambahan diameter

pasta gigi, semakin besar kemampuan pasta gigi untuk mempertahankan

bentuknya sehingga sag semakin kecil. Semakin kecil sag pasta gigi menunjukkan

bahwa semakin baik konsistensi pasta gigi, sehingga dapat bertahan pada sikat

gigi dan tidak masuk ke sela-sela bulu sikat gigi (Garlen, 1996). Pengukuran sag

dilakukan setelah 48 jam penyimpanan, 7 hari penyimpanan dan 35 hari

penyimpanan. Dilakukan pengukuran sag setelah 48 jam pembuatan untuk

memberi waktu bagi sediaan semisolid untuk membentuk sistem dengan

sempurna dan diasumsikan energi geser akibat pencampuran telah hilang.

Pengukuran setelah 7 hari penyimpanan hanya melihat kestabilan pasta gigi.

Sedangkan pengukuran setelah 35 hari penyimpanan dilakukan untuk mengamati

perubahan profil sag pasta gigi selama penyimpanan serta untuk melihat ada

tidaknya fenomena ketidakstabilan pada pasta gigi selama penyimpanan.

Pengukuran diameter dan pertambahan diameter dilakukan diatas kaca bundar

berskala.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

70

Pada penelitian diperoleh rata-rata nilai sag pasta gigi infusa dan ekstrak

etanol teh hijau setelah 48 jam , 7 hari penyimpanan , dan 35 hari penyimpanan

adalah sebagai berikut :

Tabel XVI. Rata rata sag pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau

Konsentrasikatekin

(EGCG) dalampasta gigi

(mg/g)

Rata rata nilai sag±SDInfusa Ekstrak etanol

48 jampenyimpanan

7 haripenyimpanan

35 haripenyimpanan

48 jampenyimpanan

7 haripenyimpanan

35 haripenyimpanan

0,2 0.37±0.14 0.27±0.13 0.17±0.06 0.43±0.12 0.32±0.14 0.20±0.100,3 0.32±0.23 0.25±0.18 0.15±0.05 0.42±0.10 0.30±0.10 0.17±0.060,4 0.28±0.16 0.22±0.08 0.21±0.08 0.47±0.08 0.28±0.03 0.23±0.060,5 0.30±0.13 0.27±0.08 0.20±0.10 0.43±0.07 0.30±0.06 0.25±0.13

Dari Tabel XVI dapat dikatakan bahwa nilai sag pasta gigi infusa dan

ekstrak etanol pada waktu penyimpanan selama 48 jam, 7 hari, dan 35 hari cukup

baik karena pelebaran yang terjadi kecil. Nilai sag pasta gigi infusa dan ekstrak

etanol teh hijau pada waktu penyimpanan selama 35 hari mengalami penurunan

pelebaran. Hal ini dikarenakan selama 35 hari pasta gigi mengalami perubahan

viskositas

Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal apabila memiliki nilai

signifikansi (p-value) > 0,05. Pengujian data sag diambil salah satu konsentrasi

yaitu konsentrasi 0,5 mg/ mL karena diameter zona hambat terbesar ditunjukkan

dengan konsentrasi 0,50 mg/mL Untuk mengetahui normalitas dari data sag pasta

gigi, dilakukan analisis dengan uji Shapiro-Wilk. Uji Shapiro-Wilk digunakan

karena jumlah data yang diolah kurang dari 50 data.

Data sag pasta gigi infusa teh hijau dengan waktu penyimpanan selama 48

jam dan 35 hari yang diperoleh, diuji secara statistik untuk memastikan bahwa

sediaan yang dibuat tetap stabil selama penyimpanan. Pengujian awal, perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

71

dilakukan uji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk. Digunakan uji Shapiro-

Wilk karena jumlah data yang akan diolah kurang dari 50 data. Berdasarkan uji

Shapiro-Wilk, data sag pasta gigi infusa teh hijau selama 48 jam dan 35 hari

memiliki distribusi normal, yakni p=0,363 dan p=1,000 (Lampiran 15). Data sag

dikatakan terdistribusi secara normal karena nilai p (p-value) > 0,05. Data sag

yang memiliki distribusi normal selanjutnya dianalisis secara statistik dengan uji

T berpasangan untuk melihat signifikansi perubahan profil sag pasta gigi.

Tabel XVII. Uji T berpasangan nilai sag pasta gigi infusa teh hijau pada 48 jamdan 35 hari penyimpanan pada konsentrasi 0,5 mg/g

Paired Samples TestPaired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

Pair1

infusa48jam -infusa35hari .10000 .05000 .02887 -.02421 .22421 3.464 2 .074

Pada uji T berpasangan (Tabel XVII) diperoleh nilai p=0.074 yang artinya

tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai sag pasta gigi infusa teh hijau

pada waktu 48 jam penyimpanan dan 35 hari penyimpanan (p>0.05)sehingga

dapat dikatakan bahwa nilai sag sediaan pasta gigi infusa teh hijau stabil dalam

penyimpanan.

Data sag pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan waktu penyimpanan

selama 48 jam dan 35 hari yang diperoleh, diuji secara statistik untuk memastikan

bahwa sediaan yang dibuat tetap stabil selama penyimpanan. Pengujian awal perlu

dilakukan uji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk. Digunakan uji Shapiro-

Wilk karena jumlah data yang akan diolah kurang dari 50 data. Berdasarkan uji

Shapiro-Wilk, data sag sediaan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau selama 48 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

72

dan 35 hari memiliki distribusi normal, yakni p=0.637 dan p=0.637. Data sag

dikatakan terdistribusi secara normal karena nilai p (p-value) > 0,05. Data sag

yang memiliki distribusi normal selanjutnya dianalisis secara statistik dengan uji

T berpasangan untuk melihat signifikansi perubahan profil sag pasta gigi ekstrak

etanol teh hijau.

Tabel XVIII. Uji T berpasangan nilai sag pasta gigi ekstrak etanol tehhijau pada 48 jam dan 35 hari penyimpanaan pada konsentrasi 0.5 mg/g.

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

Pair1

etanol 48jametanol35hari .18333 .10408 .06009 -.07522 .44189 3.051 2 .093

Pada uji T berpasangan (Tabel XVIII) diperoleh nilai p=0.093 yang

artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai sag pada waktu 35 hari

dengan 48 jam penyimpanan (p> 0.05)sehingga dapat dikatakan bahwa nilai sag

pasta gigi ekstrak etanol stabil dalam penyimpanan.

Selanjutnya dilakukan perbandingan nilai sag untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan bermakna antara nilai sag pasta gigi infusa teh hijau dan nilai

sag pasta gigi ekstrak etanol selama 48 jam dan 35 hari penyimpanan.

Berdasarkan uji Shapiro-Wilk, data sag selama 48 jam penyimpanan pasta

gigi infusa teh hijau memiliki nilai p sebesar 0.363 dan pasta gigi ekstrak etanol

teh hijau memiliki nilai p sebesar 0.637 (Lampiran 16). Dari data yang diperoleh

dapat diketahui bahwa nilai sag pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau

selama penyimpanan 48 jam memiliki distribusi normal (p>0,05). Data sag

selama 35 hari penyimpanan pasta gigi infusa teh hijau memiliki nilai p sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

73

1.000 dan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau memiliki nilai p sebesar 0.637

(Lampiran 16). Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai sag pasta

gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau selama penyimpanan 48 jam dan 35 hari

memiliki distribusi normal (p>0.05).

Data sag pasta gigi yang memiliki distribusi normal selanjutnya diuji

statistik dengan uji T tidak berpasangan untuk melihat signifikansi perbedaan

antara nilai sag pasta gigi infusa teh hijau dengan pasta gigi ekstrak etanol teh

hijau. Pada penelitian digunakan uji T tidak berpasangan karena data yang diuji

merupakan data 2 pengukuran dengan subyek yang berbeda, yaitu pengukuran sag

yang dihasilkan oleh pasta gigi infusa teh hijau dengan pasta gigi ekstrak etanol

teh hijau selama penyimpanan 48 jam dan 35 hari.

Tabel XIX. Uji T tidak berpasangan nilai sag pasta gigi infusa dan ekstrak etanolteh hijau pada 48 jam penyimpanaan pada konsentrasi 0.5 mg/g.

Independent Samples Test

Levene's Test forEquality ofVariances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifferenc

e

Std.Error

Difference

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

nilai Equal variancesassumed 1.600 .275 -1.512 4 .205 -.13333 .08819 -.37819 .11153

Equal variancesnot assumed -1.512 3.200 .222 -.13333 .08819 -.40433 .13766

Sebelum menentukan p-value pada uji T tidak berpasangan pasta gigi

infusa teh hijau dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau selama 48 jam

penyimpanan, dilakukan Levene test untuk melihat homogenitas data. Dari hasil

uji Levene diperoleh nilai p=0,275 (p>0,05) yang berarti bahwa data yang

diperoleh homogen, sehingga p-value yang digunakan pada uji T tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

74

berpasangan adalah 0,205 (p<0,05) (Tabel XIX) yang artinya nilai sag pasta gigi

infusa teh hijau berbeda tidak bermakna dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau

selama penyimpanan 48 jam penyimpanan.

Tabel XX. Uji T tidak berpasangan nilai sag pasta gigi infusa dan ekstrak etanolteh hijau pada 35 hari penyimpanaan pada konsentrasi 0.5 mg/g

Sebelum menentukan p-value pada uji T tidak berpasangan pasta gigi

infusa teh hijau dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau selama 35 hari

penyimpanan, dilakukan Levene test untuk melihat homogenitas data. Dari hasil

uji Levene diperoleh nilai p=0,492 (p>0,05) yang berarti bahwa data yang

diperoleh homogen, sehingga p-value yang digunakan pada uji T tidak

berpasangan adalah 0,629(p<0,05) (Tabel XX) yang artinya nilai sag pasta gigi

infusa teh hijau berbeda tidak bermakna dengan pasta gigi ekstrak etanol teh hijau

selama penyimpanan 35 hari penyimpanan

Independent Samples Test

Levene's Test forEquality ofVariances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifferen

ce

Std.Error

Difference

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

sag Equalvariancesassumed

.571 .492 -.522 4 .629 -.05000 .09574 -.31582 .21582

Equalvariances notassumed

-.522 3.723 .631 -.05000 .09574 -.32381 .22381

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Adanya perbedaan bermakna antara daya antibakteri pasta gigi infusa dan

ekstrak etanol teh hijau terhadap pertumbuhan S.mutans

2. Pasta gigi infusa teh hijau dengan ekstrak etanol teh hijau memiliki perbedaan

yang tidak bermakna dilihat dari profil viksositas dan sag pasta gigi

menunjukkan kestabilan dalam penyimpanan. Sedangkan uji organoleptis pasta

gigi infusa dan ektrak etanol teh hijau menunjukkan sediaan berwarna coklat,

beraroma teh yang kuat, dan memenuhi pH yang distandarkan.

B. Saran

1. Perlu dilakukan pengujian daya antibakteri dan sifat fisik pasta gigi infusa dan

ekstrak etanol teh hijau secara periodik 1 minggu selama 1 bulan untuk

memenuhi parameter sifat fisik daya antibakteri pasta gigi yang baik.

2. Perlu dilakukan optimasi formula pasta gigi infusa dan ekstrak etanol teh hijau

untuk mendapatkan formula yang optimum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

76

DAFTAR PUSTAKA

Alfi,C., Potensi Antibakteri Infusa dan Ekstrak Etanol Buah Daging Buah Kemlaka(Phyllantus emblica L.) Terhadap Staphylococcus aureus, Skripsi, UniversitasSanata Dharma, Yogyakarta, 34

Allen, Jr., and Loyd V., 1999, The Basics of Compounding, Compunding Gels,International Journal of Compounding, 3(5), 385-386.

Ardiansyah, 2007, Antimikroba dari Tumbuhan (Bagian Pertama), httpwww.beritaiptek.comzberita-beritaiptek-2007-06-03-Antimikroba-dari- Tumbuhan-(Bagian-Pertama).shtml.htm. Diakses tanggal 11 Januari 2012.

Arisandi, Y. dan Andriani, Y., 2009, Khasiat Berbagai Tanaman untuk Pengobatan,Eska Medika, Jakarta, 457-460

Bisset, N.G., 2001, Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals: a Handbook forPractice on a Scientific Basic With Reference to German CommisionMonographs, 2nd Edition, CRC Press, London, 490-491.

Bresson, W., and Borges., M.T., 2004, Delivery Methods for Introducing EndophiticBacteria into Maize, Biocontrol, 49: 315-322

Collet, J. dan Moretton, C., 2002, Modified Release Peroral Dosage Form, in Aulton,M. E., Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd Edition.,Churcill, Livingstone, 299-300

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia III,Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 915

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986, Sediaan Galenik, DepartemenKesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 8-9

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989, Materia Medika Indonesia V,Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 486-489

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia IV,Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1045-1046

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2000,Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen KesehatanRI, Jakarta, 516, 518, 522

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

77

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 1986, Dasar-dasar PemeriksaanMikrobiologi, Fakultas Kedokteran UGM Bagian Mikrobiologi, Yogyakarta,4-17,27-49,115-117

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 1993, Dasar-dasar PemeriksaanMikrobiologi, Fakultas Kedokteran UGM Bagian Mikrobiologi, Yogyakarta,115-122

Garlen, D., 1996, Toothpastes, in Lieberman, H. A., (Ed), Pharmaceutical DosageForms: Dysperse Systems, Vol 1, Marcel Dekker Inc., New York, 423-442.

Gruber, J. V., 1999, Synthetic Polymers in Cosmetics, in Goddart, E. D., Gruber, J.V., (Eds.), Principles of Polymer Science and Technology in Cosmetics andPersonal Care, Marcel Dekker Inc., New York, 237.

Handajani,J.,1997, Pengaruh Teh Hijau (Camelia sinensis varietas Thea viridis)Terhadap Kesehatan Gigi Yogyakarta , FKG UGM, 1-11

Hartoyo, A., 2003, Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan, Percetakan Kanisius,Yogyakarta, 9-39

Hoefler, A. C.,2011, Sodium Carboxymethyl Cellulose: Chemistry, Functionality andApplications,http://class.fst.ohiostate.edu/fst621/Additive%20classes/cmctlk.pdf , diakses tanggal 10 November 2011.

Holt, G.J., Krieg, R.N., Sneath, A.H.P., Staley, T.J., Williams, T.S., 2000, Bergey’sManual of Determinative Bacteriology, 9th Edition, Lippincott Williams &Wilkins USA, 532, 554

Ita, S., 1991,Teh Kajian Sosial Ekonomi, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta, 37-39

Katsumura S., 2008, Evaluation of Risk Factors for Dental Caries From 6 To 8 YearsOld Children. Pediatric Dent J; 18 (1): 27-33.

Kidd, E.A.M., and Bechal, S.S., 1992, Essensial of Dental Caries: The Disease anIt’s Management, EGC, Jakarta, 164-167

Koswara, S., 2007, Makanan Bergula dan Kerusakan Gigi, www.ebookpangan.com,4-5. Diakses tanggal 5 Mei 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

78

Kusmayati dan Agustini, N.W.R., 2007, Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dariMikroalga (Porphyridium cruentum), Biodiversitas, Fakultas MIPAUniversitas Negeri Solo, 8(1): 48-53

Lay, W.B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, PT Raja Grafindo Persada,Jakarta, 52

Liebermann, H.A., Rieger, M.M., dan Banker, G.S., 1996, Pharmaceutical DosageForms: Disperse System Vol 1, Marcel Dekker Inc., New York, 157-158.

Lucida, H., Bakhtiar, A., dan Putri, W.A, 2007, Formulasi Sediaan Antiseptik Mulutdari Katekin Gambir, J. Sains Tek. Far., 12(1), 1-7

Mbata, T.I., Debiao, L.U., and Saikia, A., 2008, Antibacterial Activity of The CrudeExtract of Chinese Green Tea (Camelia sinensis L) on ListeriaMonocytogenes, African Journal of Biotechnology, 7 (10): 1571-1573

Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier, Netherlands,. 134-135, 479-487.

Michalowska, A.G, 2007, Purification Process Influence on Green Tea ExtractsPolyphenol Content an Antioxidant Activity Acta Scientarum. Polonorum.,Technol. Aliment, 6(2): 41-48

O’Neil, M.J, Smith, A., Heckelman, P., Obenchain, J.R, Gallipeau, J.A.R, andD’Arecca, M.A., 2001, The Merck Index, 13th Edition, Merck and CO., Inc.,Whitehouse Station, NJ, 1912

Panjaitan, M., 1997, Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal, USU Press,Medan, 7-25

Parwata IMOA, dan Dewi PFS, 2008, Isolasi dan Uji Aktifitas Antibakteri MinyakAtsiri dari Rimpang Lengkuas (Alpinia galangal L),Jurnal Kimia 2(2), 100-104

Pelczar, M.J, dan Chan, E.S.C, 2007, Dasar-dasar Mikrobiologi I, UI Press, Jakarta,447-460, 543-539

Pistorius, A., Willershausen, B., Steinmeier, E.M., and Kreisler, M., 2003, Efficacyof Subgingival Irrigation Using Herbal Extract on Gingival Inflamation, JPeriodontal, 74: 616–622

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

79

Pratikno, 2003, Pengaruh Daya Antibakterial Teh Hijau Dalam Mencegah KariesGigi, Skripsi, Universitas Sumatra Utara, Medan, 1-32

Pratiwi, R., 2005, Perbedaan Daya Hambat terhadap Streptococcus mutans dariBeberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal, Majalah Kedokteran Gigi(Dental Journal), 38(2) : 64–67

Prescott, L.M, Habley, J.P., and Klein, D.A, 1999, Microbiology, 4thEdition, McGraw-Hill, New York, 567

Radji, M., 2010, Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi &Kedokteran, EGC, Jakarta, 40

Rieger, M. M., 2000, Harry’s Cosmeticology, 8th Edition, Chemical Publishing Co.Inc., New York, 594-596, 608-623.

Roeslan, B.O., 1992, Karakterisasi Streptoccocus mutans, Majalah ilmiahKedokteran Gigi USAKTI, 10(29): 29-30, 112-123

Sidik dan Mudahan., H.,2000, Prosiding Seminar Perhiba Pemanfaatan Bahan ObatAlami, Ed.III, Penerbit Fakultas Farmasi, UNTAG 1945, Jakarta, 12-14

Tyasrini, E., Rusmana, D., dan Widya, 2004, Perbandingan Efektivitas Pasta GigiHerbal dan Pasta Gigi Nonherbal dalam Menghambat PertumbuhanStaphylococcus aureus, Streptococcus β-hemoliticus dan Candida albicans InVitro, JKM, 4 (1): 1-8

Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press,Yogyakarta, 574, 587-593

Willey, J.M, Sherwood, L.M, and Christopher. J.W, 2011, Microbiology, 8th Edition,Mc Graw Hill, New York, 976-977

You, S., 1993, Study on Feasibility of Chinese Green Tea Polyphenols for PreventingDental Caries, Chin J Stom, 28 (4): 9-197, 254

Young, A., 1972, Practical Cosmetic Science, The Garden City Press Limited, GreatBritain, 113-117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

80

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Teh Hijau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

81

Lampiran 2. Certificate of Analysis Infusa Teh Hijau dari LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

82

Lampiran 3. Certificate of Analysis Ekstrak Etanol Hijau dari LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

83

Lampiran 4. Proses Ekstraksi Infusa Teh Hijau dari LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

84

Lampiran 5. Data Pembuatan Infusa Teh Hijau dari LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

85

Lampiran 6. Penentuan Senyawa Identitas Infusa Teh Hijau SecaraKualitatif dan Kuantitatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

86

Profil kromatogram infusa teh hijau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

87

Lampiran 7. Proses Ekstraksi Ekstrak Etanol Teh Hijau dari LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

88

Lampiran 8. Data Pembuatan Ekstrak Etanol Hijau dari LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

89

Lampiran 9. Penentuan Senyawa Identitas Ekstrak Etanol Teh Hijau SecaraKualitatif dan Kuantitatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

90

Profil kromatogram ekstrak etanol teh hijau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

91

Lampiran 10. Data Perbandingan Uji Daya Antibakteri Pasta Gigi Infusadan Ekstrak Etanol Teh Hijau Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans

a. Uji daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau dengan metode difusi sumuran.

Konsentrasikatekin (EGCG)dalam pasta gigiinfusa teh hijau

(mg/g)

Diameter Zona Hambat Rata rata(mm)

Mean±SDReplikasi I

(mm)Replikasi II

(mm)Replikasi III

(mm)

0.20 0.50 0.50 1.00 0.67±0.290.30 1.00 1.00 1.00 1.00±0.000.40 3.00 1.00 1.00 1.67±1.150.50 4.00 2.50 1.50 2.67±1.25

Kontrol (-) tidak ada tidak ada tidak adaKontrol (+) - 6 8 7

b. Uji daya antibakteri pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan metode difusisumuran.Konsentrasi

katekin (EGCG)dalam pasta gigiekstrak etanol

teh hijau(mg/g)

Diameter Zona Hambat Rata rata(mm)

Mean ±SDReplikasi I(mm)

Replikasi II(mm)

Replikasi III(mm)

0.20 3.00 4.00 5.00 4.00±1.000.30 4.00 6.00 6.00 5.33±1.150.40 6.00 8.00 8.00 7.33±1.150.50 7.00 10.00 8.00 8.33±1.57

Kontrol (-) tidak ada tidak ada tidak ada

Kontrol (+) 8 10 10 9.33

1) Uji normalitas pada konsentrasi 0.50 mg/ g

Tests of NormalityKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

infusa .219 3 . .987 3 .780etanol .253 3 . .964 3 .637a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

92

2) Uji T Test menggunakan SPSS versi 20.00 for student (trial)

Independent Samples TestLevene's Testfor Equalityof Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference

95% ConfidenceInterval of the

DifferenceLower Upper

nilai Equal variancesassumed .168 .703 -4.959 4 .008 -5.66667 1.14261 -8.83906 -2.49428

Equal variancesnot assumed -4.959 3.859 .008 -5.66667 1.14261 -8.88547 -2.44787

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

93

Lampiran 11. Data Uji Warna dan Bau Pasta Gigi

1. Uji Warna dan Bau Pasta Gigi Infusa Teh Hijau selama 48 jam, 7hari, dan 35hari

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi infusa teh

hijau(mg/g)

48 jam

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Warna(coklat)

Bau(teh)

Warna(coklat)

Bau(teh)

Warna(coklat)

Bau(teh)

0,2 Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh

0,3 Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh

0,4 Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh

0,5 Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi infusateh hijau(mg/g)

7 hari

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Warna(coklat)

Bau(teh)

Warna(coklat)

Bau(teh)

Warna(coklat)

Bau(teh)

0,2 Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh

0,3 Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh

0,4 Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh

0,5 Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi infusateh hijau(mg/g)

35 hari

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Warna(coklat)

Bau(teh)

Warna(coklat)

Bau(teh)

Warna(coklat)

Bau(teh)

0,2 Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh

0,3 Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh

0,4 Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh

0,5 Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh Coklatmuda

Teh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

94

2. Uji Warna dan Bau Pasta Gigi Ekstrak Etanol Teh Hijau selama 48 jam, 7 hari,dan 35 hari

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi ekstraketanol teh

hijau(mg/g)

48 jam

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Warna(coklat)

Bau(teh)

Warna(coklat)

Bau(teh)

Warna(coklat)

Bau(teh)

0,2 Coklattua

Teh Coklattua

Teh Coklattua

Teh

0,3 Coklattua

Teh Coklattua

Teh Coklattua

Teh

0,4 Coklattua

Teh Coklattua

Teh Coklattua

Teh

0,5 Coklattua

Teh Coklattua

Teh Coklattua

Teh

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi ekstraketanol teh

hijau(mg/g)

7 hari

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Warna(coklat)

Bau(teh)

Warna(coklat)

Bau(teh)

Warna(coklat)

Bau(teh)

0,2 Coklattua

Teh Coklattua

Teh Coklattua

Teh

0,3 Coklattua

Teh Coklattua

Teh Coklattua

Teh

0,4 Coklattua

Teh Coklattua

Teh Coklattua

Teh

0,5 Coklattua

Teh Coklattua

Teh Coklattua

Teh

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi ekstraketanol teh

hijau(mg/g)

35 hari

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Warna(coklat)

Bau(teh)

Warna(coklat)

Bau(teh)

Warna(coklat)

Bau(teh)

0,2 Coklattua

Teh Coklattua

Teh Coklattua

Teh

0,3 Coklattua

Teh Coklattua

Teh Coklattua

Teh

0,4 Coklattua

Teh Coklattua

Teh Coklattua

Teh

0,5 Coklattua

Teh Coklattua

Teh Coklattua

Teh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

95

Lampiran 12. Data Uji pH Pasta Gigi

1. Uji pH pasta gigi infusa teh hijau selama 48 jam, 7 hari, dan 35 haripenyimpanan

2. Uji pH pasta gigi ekstrak etanol teh hijau selama 48 jam , 7 hari, dan 35hari penyimpanan.

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi infusateh hijau(mg/g)

48 jam 7 hari 35 hari

Rep I Rep II Rep IIIRata-ratapH pastagigi±SD

Rep IRep II Rep III Rata-rata pH

pasta gigi±SD Rep I Rep II Rep IIIRata-ratapH pastagigi±SD

0,2 6.00 6.00 7.00 6.33±0.58 6.00 6.00 7.00 6.33±0.58 6.00 6.00 7.00 6.33±0.580,3 6.00 6.00 7.00 6.33±0.58 6.00 6.00 7.00 6.33±0.58 6.00 6.00 7.00 6.33±0.580,4 7.00 7.00 7.00 7.00±0 7.00 7.00 7.00 7.00±0 7.00 7.00 7.00 7.00±00,5 7.00 7.00 7.00 7.00±0 7.00 7.00 7.00 7.00±0 7.00 7.00 7.00 7.00±0

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi ekstraketanol teh

hijau(mg/g)

48 jam 7 hari 35 hari

Rep I Rep II Rep IIIRata-ratapH pastagigi±SD

Rep IRep II Rep III Rata-rata pH

pasta gigi±SD Rep I Rep II Rep IIIRata-ratapH pastagigi±SD

0,2 6.00 6.00 6.00 6.00±0 6.00 6.00 6.00 6.00±0 6.00 6.00 6.00 6.00±00,3 6.00 6.00 7.00 6.33±0.58 6.00 6.00 7.00 6.33±0.58 6.00 6.00 7.00 6.33±0.580,4 7.00 7.00 7.00 7.00±0 7.00 7.00 7.00 7.00±0 7.00 7.00 7.00 7.00±00,5 7.00 7.00 7.00 7.00±0 7.00 7.00 7.00 7.00±0 7.00 7.00 7.00 7.00±0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

96

Lampiran 13. Data Uji Viskositas Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol TehHijau

1. Viskositas Pasta Gigi Infusa Teh Hijau

a) Viskositas pasta gigi infusa teh hijau dengan waktu penyimpanan 48 jam

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

Replikasi III(poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0,2 180 180 270 630 210.00 51.960,3 180 210 280 670 223.33 51.320,4 200 200 280 680 226.67 46.190,5 180 190 280 650 216.67 55.08

Konsentrasi katekin (EGCG)dalam pasta gigi (mg/g) mean±SD

0,2 210.00±51.960,3 223.33±51.320,4 226.67±46.190,5 216.67±55.08

b) Viskositas Pasta Gigi Infusa Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 7 hari

Konsentrasi katekin (EGCG)dalam pasta gigi (mg/g) mean±SD

0,2 223.33±40.410,3 246.67±35.120,4 253.33±35.120,5 233.33±41.63

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

ReplikasiIII(poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0,2 200 200 270 670 223.33 40.410,3 210 250 280 740 246.67 35.120,4 250 220 290 760 253.33 35.120,5 200 220 280 700 233.33 41.63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

97

c) Viskositas Pasta Gigi Infusa Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 35 hari

Konsentrasi katekin (EGCG)dalam pasta gigi (mg/g) mean±SD

0,2 290.00±10.000,3 280.00±10.000,4 286.67±11.540,5 283.33±15.27

2. Viskositas Pasta Gigi Ekstrak Etanol Teh Hijau

a. Viskositas s pasta gigi ekstrak etanol teh hijaudengan waktu penyimpanan 48jam

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

ReplikasiIII (poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0,2 180 180 250 610 203.33 40.410,3 180 180 250 610 203.33 40.410,4 180 190 250 620 206.67 37.860,5 190 180 250 620 206.67 37.86

Konsentrasi katekin (EGCG) dalampasta gigi (mg/g) mean±SD

0,2 203.33±40.410,3 203.33±40.410,4 206.67±37.86

0,5 206.67±37.86

Konsentrasikatekin

(EGCG) dalampasta gigi

(mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

Replikasi III(poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0,2 290 280 300 870 290.00 10.000,3 290 270 280 840 280.00 10.000,4 300 280 280 860 286.67 11.540,5 300 280 270 850 283.33 15.27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

98

b. Viskositas Pasta Gigi ekstrak Etanol Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 7hari

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

Replikasi III(poise)

X (poise) Mean(poise)

SD

0,2 200 190 270 660 220 43.590,3 210 200 270 680 226.67 37.860,4 200 210 280 690 230 43.590,5 200 200 260 660 220 36.64

Konsentrasi katekin (EGCG) dalampasta gigi (mg/g) mean±SD

0,2 220.00±43.590,3 220.00±37.860,4 226.67±43.590,5 230.00±34.64

c. Viskositas Pasta Gigi ekstrak Etanol Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 35hari

Konsentrasikatekin (EGCG)dalam pasta gigi

(mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

ReplikasiIII (poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0,2 270 280 290 840 280 10.00

0,3 270 280 280 830 276.67 5.77

0,4 280 270 290 840 280 10.00

0,5 260 270 280 810 270 10.00

Konsentrasi katekin (EGCG)dalam pasta gigi (mg/g) mean±SD

0,2 280.00±10

0,3 276.67±5.77

0,4 280.00±100,5 270.00±10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

99

Lampiran 14. Data Uji Sag Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau

1. Nilai sag Pasta Gigi Infusa Teh Hijau

a) Uji sag infusa teh hijau dengan waktu penyimpanan 48 jam

Konsentrasi katekin(EGCG)dalam

pasta gigi(mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III X(cm)t = 0 t = 1 pelebar

ant = 0 t = 1 pelebar

ant = 0 t = 1 Pelebar

an

0,2 1.3 1.75 0.45 1.4 1.85 0.45 1.2 1.4 0.2 1.10,3 1.4 1.85 0.55 1.3 1.6 0.3 1.4 1.5 0.1 0.950,4 1.4 1.8 0.4 1.3 1.65 0.35 1.5 1.6 0.1 0.850,5 1.5 1.9 0.4 1.25 1.6 0.35 1.85 2 0.15 0.9

Konsentrasi katekin (EGCG)dalam pasta gigi (mg/g) mean±SD

0,2 0.37±0.140,3 0.32±0.230,4 0.28±0.160,5 0.30±0.13

b) Uji sag infusa teh hijau dengan waktu penyimpanan 7 hari

Konsentrasi katekin(EGCG)dalam

pasta gigi(mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III X(cm)t = 0 t = 1 peleba

rant = 0 t = 1 peleba

rant = 0 t = 1 Peleba

ran

0.2 1.4 1.65 0.25 1.5 1.9 0.4 1.4 1.55 0.15 0.270.3 1.2 1.6 0.4 1.2 1.4 0.2 1.3 1.4 0.1 0.250.4 1.5 1.8 0.3 1.1 1.35 0.25 1.4 1.55 0.15 0.220.5 1.4 1.75 0.35 1.2 1.4 0.2 1.7 1.8 0.2 0.27

Konsentrasi katekin (EGCG)dalam pasta gigi (mg/g) mean±SD

0,2 0.27±0.130,3 0.25±0.180,4 0.22±0.080,5 0.27±0.08

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

100

c) Uji sag infusa teh hijau dengan waktu penyimpanan 35 hari

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III Xt = 0 t = 1 peleba

rant = 0 t = 1 peleba

rant = 0 t = 1 Peleba

ran(cm)

0.2 1,3 1.5 0.2 1.4 1.6 0.2 1.3 1.4 0.1 0.50.3 1.2 1.4 0.2 1.1 1.35 0.15 1.2 1.3 0.1 0.450.4 1.4 1.7 0.3 1.1 1.3 0.2 1.4 1.55 0.15 0.650.5 1.3 1.6 0.3 1.2 1.4 0.2 1.5 1.6 0.1 0.60

Konsentrasi katekin (EGCG)dalam pasta gigi (mg/g) mean±SD

0,2 0.17±0.060,3 0.15±0.050,4 0.21±0.080,5 0.20±0.10

2. Nilai sag Pasta Gigi Ekstrak etanol Teh Hijau

a) Uji sag ekstrak etanol teh hijau dengan waktu penyimpanan 48 jam

Konsentrasi katekin (EGCG)dalam pasta gigi (mg/g) mean±SD

0,2 0.43±0.120,3 0.42±0.100,4 0.47±0.080,5 0.43±0.07

b) Uji sag ekstrak etanol teh hijau dengan waktu penyimpanan 7 hari

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III X(cm)

t = 0 t = 1 Pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

0,2 1.3 1.8 0.5 1.3 1.8 0.5 1.2 1.5 0.3 1.300,3 1.4 1.85 0.45 1.4 1.9 0.5 1.4 1.7 0.3 1.250,4 1.4 1.95 0.55 1.5 1.95 0.45 1.4 1.8 0.4 1.400,5 1.5 2.0 0.5 1.5 1.85 0.35 1.6 2.05 0.45 1.30

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

X(cm)

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 Pelebaran

0,2 1.3 1.7 0.4 15 1.8 0.4 1.2 1.35 0.15 0.950,3 1.2 1.6 0.4 1.7 2 0.3 1.5 1.7 0.2 0.900,4 1.4 1.7 0.3 1.6 1.85 0.25 1.5 1.65 0.3 0.850,5 1.5 1.85 0.35 1.5 1.75 0.25 1.6 1.9 0.3 0.90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

101

Konsentrasi katekin (EGCG)dalam pasta gigi (mg/g) mean±SD

0,2 0.32±0.140,3 0.30±0.100,4 0.28±0.030,5 0.30±0.06

1. Uji sag ekstrak etanol teh hijau dengan waktu penyimpanan 35 hariKonsentrasi katekin(EGCG)dalam

pasta gigi(mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III X(cm)

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

0,2 1.1 1.3 0.2 1.3 1.6 0.3 1.0 1.1 0.1 0.600,3 1.2 1.4 0.2 1.5 1.7 0.2 1.2 1.3 0.1 0.500,4 1.4 1.7 0.3 1.5 1.7 0.2 1.2 1.4 0.2 0.700,5 1.45 1.85 0.4 1.4 1.6 0.2 1.45 1.55 0.15 0.75

Konsentrasi katekin (EGCG)dalam pasta gigi (mg/g) mean±SD

0,2 0.20±0.100,3 0.17±0.060,4 0.23±0.060,5 0.25±0.13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

102

Lampiran 15. Uji Statistik Sifat Fisik Sediaan Pasta Gigi

1. Uji Viskositas Pasta Gigi Infusa Teh Hijau

a. Viskositas Pasta Gigi Infusa Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 48 jam

Konsentrasikatekin (EGCG)dalam pasta gigi

(mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

Replikasi III(poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0.5 180 190 280 650 216.67 55.08

b. Viskositas Pasta Gigi Infusa Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 35 hari

1) Uji normalitas pada konsentrasi 0,50 mg/mL

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

infusa48jam .353 3 . .824 3 .174infusa35hari .253 3 . .964 3 .637a. Lilliefors Significance Correction

2) Uji T Test dengan SPSS versi 20.00 for student (trial)

Konsentrasikatekin (EGCG)dalam pasta gigi

(mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

ReplikasiIII (poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0.5 300 280 270 850 283.33 15.27

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 infusa48jaminfusa35hari -6.66667E1 68.06859 39.29942 -

235.75843 102.42509 -1.696 2 .232

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

103

2. Uji Viskositas Pasta Gigi Ekstrak Etanol Teh Hijau

a. Viskositas ekstrak Etanol Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 48 jamKonsentrasi

katekin (EGCG)dalam pasta gigi

(mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

Replikasi III(poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0.5 190 180 250 620 206.67 37.84

b. Viskositas ekstrak Etanol Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 35 hariKonsentrasi

katekin (EGCG)dalam pasta gigi

(mg/g)

Replikasi I(poise)

ReplikasiII (poise)

ReplikasiIII (poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0.5 260 270 280 810 270 10.00

1) Uji NormalitasTests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkStatistic df Sig. Statistic df Sig.

etanol48jam .337 3 . .855 3 .253etanol35hari .175 3 . 1.000 3 1.000a. Lilliefors Significance Correction

2) Uji T Test dengan SPSS versi 20.00 for student (trial)Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

Pair1

etanol48 jametanol35 hari

-6.3333

3E130.55050 17.63834 -

139.22499 12.55833 -3.591 2 .070

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

104

3. Uji Sag Pasta Gigi Infusa teh hijau

a.Uji sag infusa teh hijau dengan waktu penyimpanan 48 jam

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III X(cm)t = 0 t = 1 pelebar

ant = 0 t = 1 pelebar

ant = 0 t = 1 Peleba

ran

0.5 1.5 1.9 0.4 1.25 1.6 0.35 1.85 2 0.15 0.9

b.Uji sag infusa teh hijau dengan waktu penyimpanan 35 hari

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III Xt = 0 t = 1 pelebar

ant = 0 t = 1 pelebar

ant = 0 t = 1 Pelebar

an(cm)

0.5 1.3 1.6 0.3 1.2 1.4 0.2 1.5 1.6 0.1 0.60

1) Uji normalitas

Tests of NormalityKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

infusa48jam .314 3 . .893 3 .363infusa35hari .175 3 . 1.000 3 1.000a. Lilliefors Significance Correction

2) Uji T Test dengan SPSS versi 20.00 for student (trial)

Paired Samples TestPaired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

Pair1

infusa48jam -infusa35hari .10000 .05000 .02887 -.02421 .22421 3.464 2 .074

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

105

3) Uji Sag Pasta Gigi Ekstrak Etanol teh hijau

a. Uji sag ekstrak etanol teh hijau dengan waktu penyimpanan 48 jam

b. Uji sag ekstrak etanol teh hijau dengan waktu penyimpanan 35 hariKonsentr

asikatekin(EGCG)dalam

pasta gigi(mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III X(cm)

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

0.5 1.45 1.85 0.4 1.4 1.6 0.2 1.45 1.55 0.15 0.65

1) Uji normalitasTests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkStatistic df Sig. Statistic df Sig.

etanol48jam .253 3 . .964 3 .637etanol35hari .253 3 . .964 3 .637a. Lilliefors Significance Correction

2) Uji T Test dengan menggunakan SPSS versi 20.00 for student (trial)

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

Pair1

etanol 48jametanol35hari .18333 .10408 .06009 -.07522 .44189 3.051 2 .093

Konsentrasi katekin(EGCG)dalam

pasta gigi(mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III X(cm)

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

0.5 1.5 2 0.5 1.5 1.85 0.35 1.6 2.05 0.45 1.30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

106

Lampiran 16. Data Perbandingan Viskositas Pasta Gigi Infusa Teh HijauDengan Pasta Gigi Ekstrak Etanol Teh Hijau

a. Data perbandingan viskositas pasta gigi infusa teh hijau dengan sediaanpasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan waktu penyimpanan 48 jam

1. Viskositas Infusa Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 48 jam

Konsentrasikatekin (EGCG)dalam pasta gigi

(mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

Replikasi III(poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0.5 180 190 280 650 216.67 55.08

2. Viskositas ekstrak Etanol Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 48 jamKonsentrasi

katekin (EGCG)dalam pasta gigi

(mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

Replikasi III(poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0.5 190 180 250 620 206.67 37.86

a) Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

infusa48jam .353 3 . .824 3 .174etanol48jam .337 3 . .855 3 .253a. Lilliefors Significance Correction

b) Uji T tidak berpasangan dengan SPSS versi 20.00 for student (trial)

Independent Samples TestLevene's Testfor Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference

95% ConfidenceInterval of the

DifferenceLower Upper

viskositas

Equal variancesassumed .986 .377 .259 4 .808 10.00000 38.58612 -97.13225 117.13225

Equal variancesnot assumed .259 3.545 .810 10.00000 38.58612 -102.77760 122.77760

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

107

b. Data perbandingan viskositas pasta gigi infusa teh hijau dengan sediaanpasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan waktu penyimpanan 35 hari

1. Viskositas Infusa Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 35 hari

2. Viskositas Ekstrak Etanol Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 35 hariKonsentrasi

katekin (EGCG)dalam pasta gigi

(mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

Replikasi III(poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0.5 260 270 280 810 270 10.00

a) Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

infusa35hari .253 3 . .964 3 .637

etanol35hari .175 3 . 1.000 3 1.000

a. Lilliefors Significance Correction

b) Uji T Test dengan SPSS versi 20.00 for student (trial)

Independent Samples TestLevene's Testfor Equalityof Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference

95% ConfidenceInterval of the

DifferenceLower Upper

viskositas

Equalvariancesassumed

.727 .442 1.265 4 .275 13.33333 10.54093 -15.93297 42.59963

Equalvariances notassumed

1.265 3.448 .285 13.33333 10.54093 -17.87551 44.54217

Konsentrasikatekin (EGCG)dalam pasta gigi

(mg/g)

Replikasi I(poise)

Replikasi II(poise)

ReplikasiIII (poise)

X(poise)

Mean(poise)

SD

0.5 300 280 270 850 283.33 15.27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

108

Lampiran 17. Data Perbandingan Nilai Sag Pasta Gigi Infusa Teh HijauDengan Pasta Gigi Ekstrak Etanol Teh Hijau

a. Data perbandingan nilai sag pasta gigi infusa teh hijau dengan sediaan pastagigi ekstrak etanol teh hijau dengan waktu penyimpanan 48 jam

1) Nilai sag Infusa Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 48 jamKonsentrasi

katekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III X(cm)t = 0 t = 1 peleb

arant = 0 t = 1 peleba

rant = 0 t = 1 Peleba

ran

0.5 1.5 1.9 0.4 1.25 1.6 0.35 1.85 2 0.15 0.92) Nilai sag ekstrak etanol Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 48 jam

a) Uji normalitas

Tests of NormalityKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

infusa48 .314 3 . .893 3 .363etanol48 .253 3 . .964 3 .637a. Lilliefors Significance Correction

b) Uji T Test menggunakan SPSS versi 20.00 for student (trial)Independent Samples Test

Levene's Testfor Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

nilai Equal variancesassumed 1.600 .275 -1.512 4 .205 -.13333 .08819 -.37819 .11153

Equal variancesnot assumed -1.512 3.200 .222 -.13333 .08819 -.40433 .13766

Konsentrasikatekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III X(cm)

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

0.5 1.5 2.0 0.5 1.5 1.85 0.35 1.6 2.05 0.45 1.30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

109

b. Data perbandingan nilai sag pasta gigi infusa teh hijau dengan pasta gigiekstrak etanol teh hijau dengan waktu penyimpanan 35 hari

1) Nilai sag Infusa Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 35 hariKonsentrasi

katekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III Xt = 0 t = 1 peleb

arant = 0 t = 1 peleba

rant = 0 t = 1 Peleba

ran(cm)

0,5 1.3 1.6 0.3 1.2 1.4 0.2 1.5 1.6 0.1 0.60

2) Nilai sag ekstrak etanol Teh Hijau dengan waktu penyimpanan 35 hariKonsentrasi

katekin(EGCG)

dalam pastagigi (mg/g)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III X(cm)

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

t = 0 t = 1 pelebaran

0,5 1.45 1.85 0.4 1.4 1.6 0.2 1.45 1.55 0.15 0.65

a) Uji normalitasTests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkStatist

ic Df Sig. Statistic df Sig.

infusa35hari .175 3 . 1.000 3 1.000etanol35 hari .253 3 . .964 3 .637a. Lilliefors Significance Correction

b) Uji T Test menggunakan SPSS versi 20.00 for student (trial)

Independent Samples Test

Levene's Test forEquality ofVariances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std.Error

Difference

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

sag Equalvariancesassumed

.571 .492 -.522 4 .629 -.05000 .09574 -.31582 .21582

Equalvariances notassumed

-.522 3.723 .631 -.05000 .09574 -.32381 .22381

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

110

Lampiran 18. Dokumentasi Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau

1. Pasta gigi infusa teh hijau

Keterangan :A = pasta gigi infusa dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,2 mg/ gB = pasta gigi infusa dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,3 mg/ gC = pasta gigi infusa dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,4 mg/ gD = pasta gigi infusa dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,5 mg/ g

2. Pasta gigi ekstrak etanol teh hijau

keterangan :A = pasta gigi ekstrak etanol dengan konsentrasi katekin(EGCG) 0,2 mg/ gB = pasta gigi ekstrak etanol dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,3 mg/ gC = pasta gigi ekstrak etanol dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,4 mg/ gD = pasta gigi ekstrak etanol dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,5 mg/ g

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

111

Lampiran 19. Dokumentasi Uji Daya Antibakteri Pasta Gigi Infusa TehHijau

a. Kontrol pertumbuhan dan kontrol media

A. Kontrol pertumbuhan B. Kontrol kontaminasi media

b. Hasil uji daya antibakteri pasta gigi infusa teh hijau terhadap pertumbuhan

S.mutans

Replikasi I

Keterangan :A = kontrol negatif ( basis pasta gigi)B = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,2 mg/ gC = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,3 mg/ gD = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,4 mg/ gE = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,5 mg/ g

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

112

Replikasi IIKeterangan :

A = kontrol negatif ( basis pasta gigi)B = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,2 mg/ gC = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,3 mg/ gD = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,4 mg/ gE = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,5 mg/ gF = kontrol positif ( standar EGCG 5mg/mL)

Replikasi III

A = kontrol negatif ( basis pasta gigi)B = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,2 mg/ gC = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,3 mg/ gD = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,4 mg/ gE = pasta gigi infusa teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,5 mg/ gF = kontrol positif ( standar EGCG 5 mg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

113

Lampiran 20. Dokumentasi Uji Daya Antibakteri Pasta Gigi Ekstrak EtanolTeh Hijau

Replikasi I

A = kontrol negatif ( basis pasta gigi)B = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,2 mg/ gC = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,3 mg/ gD = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,4 mg/ gE = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,5 mg/ gF = kontrol positif ( EGCG 5 mg/mL)

Replikasi II

A = kontrol negatif ( basis pasta gigi)B = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,2 mg/ gC = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,3 mg/ gD = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,4 mg/ gE = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,5 mg/ gF = kontrol positif ( EGCG 5 mg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

114

Replikasi III

A = kontrol negatif ( basis pasta gigi)B = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,2 mg/ gC = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,3 mg/ gD = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,4 mg/ gE = pasta gigi ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi katekin (EGCG) 0,5 mg/ gF = kontrol positif ( EGCG 5 mg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

115

BIOGRAFI PENULIS

Penulisbernamalengkap MariaSiskaTriyuniarKusumastutidilahirkanpadatanggal 27Mei 1990 diAmbarawasebagaianakketigadaritigabersaudarapasanga

nBapakYohanesWasistodanIbuFransisca ChristianaWahyuni. Penulisskripsi yangberjudul“PerbandinganDayaAntibakteridanSifatFisi

kPasta GigiInfusadanEkstrakEtanolTehHijauTerhadapStreptoc

occus mutans”mengawalimasastudinya di TK VirgoMaria Ambarawapadatahun 1994 hinggatahun 1996, SDNegeriKupang 03 Ambarawapadatahun 1996hinggatahun 2002, SMP

PangudiLuhurAmbarawapadatahun 2002 hinggatahun 2005 dan SMA VirgoFidelis Bawenpadatahun 2005 hingga 2008. Kemudianpenulismelanjutkanstudi diprogram S1 FakultasFarmasiUniversitasSanata Dharma Yogyakarta padatahun2008 hinggatahun 2012.Selamakuliahpenulispernah menjadi asisten praktikumSpektroskopi (2010), Mikrobiologi (2011), dan Formulasi dan Teknologi SediaanSemisolid Liquid (2011)danaktifdalamkegiatankemahasiswaanantara lain panitiaOrganizing Commite PPKM 2011,PanitiaSumpahanApotekerangkatan XIXdanangkatan XX, dantimPengabdian Masyarakat bersama dosen tentangHipertensi dan Diabetes Melitus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileIpang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan

115

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Maria Siska Triyuniar Kusumastuti dilahirkan pada tanggal 27 Mei 1990 di Ambarawa sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Yohanes Wasisto dan Ibu Fransisca Christiana Wahyuni. Penulis skripsi yang berjudul “Perbandingan Daya Antibakteri dan Sifat Fisik Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh HijauTerhadap Streptococcus mutans” mengawali masa studinya di TK Virgo Maria Ambarawa pada tahun 1994 hingga tahun 1996, SD Negeri Kupang 03 Ambarawa pada tahun 1996 hingga tahun 2002, SMP Pangudi Luhur Ambarawa pada tahun 2002 hingga tahun 2005 dan SMA Virgo Fidelis Bawen pada tahun

2005 hingga 2008. Kemudian penulis melanjutkan studi di program S1 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2008 hingga tahun 2012. Selama kuliah penulis pernah menjadi asisten praktikum Spektroskopi (2010), Mikrobiologi (2011), dan Formulasi dan Teknologi Sediaan Semisolid Liquid (2011) dan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan antara lain panitia Organizing Commite PPKM 2011, Panitia Sumpahan Apoteker angkatan XIX dan angkatan XX, dan tim Pengabdian Masyarakat bersama dosen tentang Hipertensi dan Diabetes Melitus.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI