plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · allah bapa sorgawi yang selalu membimbing, menyertai,...
TRANSCRIPT
-
PERBEDAAN PENGARUH CERAMAH DAN CERAMAH-TESTIMONI
TENTANG KANKER SERVIKS DAN PAPSMEAR TERHADAP SIKAP
GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Yuanita Rostiana Subastian
NIM : 058114060
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PERBEDAAN PENGARUH CERAMAH DAN CERAMAH-TESTIMONI
TENTANG KANKER SERVIKS DAN PAPSMEAR TERHADAP SIKAP
GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Yuanita Rostiana Subastian
NIM : 058114060
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
Kupersembahkan karya skripsiku ini untuk yang terkasih:
Allah Bapa Sorgawi yang selalu membimbing, menyertai, dan memampukanku
di setiap langkah kehidupanku
Keluargaku sebagai tanda kasih dan wujud baktiku yang teramat dalam. Tanpa
kalian aku bukanlah siapa-siapa. Terima kasih atas doa, kasih sayang, dan
semangat yang telah kalian curahkan di sepanjang hidupku ini.
Almamaterku, akan selalu kukenang dan kubanggakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan
Pengaruh Ceramah dan Ceramah-Testimoni tentang Kanker Serviks dan Papsmear
terhadap Sikap Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta” dengan baik,
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) di Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Semua kelancaran dan keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
tidak lepas karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, atas semua kekuatan dan berkat yang diberikan sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena telah memampukan
penulis dalam segala kelemahannya.
2. Papi dan Mami, atas cinta kasih, semangat, bantuan, dan doa yang selalu
dipanjatkan untuk penulis.
3. Cik Linda, Ko Alim, dan Jeffry yang telah memberikan semangat, perhatian, dan
doa.
4. Ditto dan keluarga yang telah memberikan cinta kasih dan arti sebuah
pengorbanan dan perjuangan hidup.
5. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
6. dr. Fx. Ediati Triningsih, M.Sc., Sp.PA, selaku dosen pembimbing pertama yang
telah memberikan banyak masukan kepada penulis selama proses penelitian dan
penulisan skripsi serta selaku pembicara dalam beberapa acara ceramah yang
diadakan oleh penulis.
7. Yosef Wijoyo, Msi., Apt., selaku dosen pembimbing kedua atas bantuan dan
masukan yang telah diberikan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat berhasil.
8. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. dan dr. Fenty M. Kes., Sp.PK selaku dosen
penguji skripsi yang telah memberikan banyak kritik dan saran yang sangat
berarti bagi penulis dalam penyusunan laporan skripsi ini.
9. Aris Widayati, M.Si., Apt., Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si., dan Ir.
Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc., yang telah memberikan banyak masukan tentang
metode dan cara analisis data pada penelitian ini.
10. Walikota Yogyakarta c.q. BAPEDA DIY yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian di Kota Yogyakarta.
11. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang telah bersedia memberikan ide atau
masukan, serta bersedia meminjamkan ruang aula sebagai tempat untuk
mengadakan acara ceramah dan ceramah-testimoni.
12. Kepala sekolah dan guru-guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta yang
bersedia membantu jalannya skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
13. Ibu I. M. Sunarsih, Apt., yang telah memberikan banyak sekali pengarahan dan
atas izin meminjamkan tempat untuk terselenggaranya acara ceramah dan
ceramah-testimoni di Yayasan Kanker Indonesia cabang DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
14. Pak Wiwid dan Bu Wiwid, yang telah banyak membantu terselenggaranya acara
ceramah dan ceramah-testimoni dengan baik.
15. Ibu Silah Parjono, atas keceriaan dan tenaga yang diberikan sebagai testimoner
dalam acara ceramah-testimoni yang diadakan oleh penulis.
16. Teman-teman seperjuangan dan sepenanggungan: Rita, Hesti, Kaka Rosye, dan
Jerry atas semangat dan keceriaan yang telah diberikan sehingga penelitian ini
dapat diselesaikan dengan baik, walaupun penulis dan teman-teman menyadari
bahwa tidak segala sesuatu yang diharapkan harus menjadi kenyataan dan jalan
untuk mencapai keberhasilan penuh dengan lika-liku yang harus dihadapi dan
diselesaikan dengan penuh perjuangan.
17. Teman-teman FKK angkatan 2005, yang selalu mendukung dan memberikan
bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis.
18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik tentang skripsi
ini, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu kefarmasian dan
bagi semua pembaca.
Yogyakarta, Januari 2009
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
INTISARI
Di Indonesia, kanker serviks masih menjadi masalah kesehatan utama. Berdasarkan data Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada pada tahun 1994-1999, kanker serviks menempati urutan tertinggi kedua setelah kanker payudara di Yogyakarta. Morbiditas dan mortalitas kanker serviks dapat diturunkan dengan adanya sikap untuk melakukan papsmear.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh ceramah dan ceramah-testimoni tentang kanker serviks dan papsmear terhadap sikap responden, yaitu guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu, dengan rancangan pre-post test intervention with control group dan deskriptif evaluatif. Penelitian ini menggunakan dua kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa ceramah atau ceramah-testimoni dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Masing-masing kelompok diberi pretest dan postest untuk mengetahui efek perlakuan terhadap sikap responden.
Persentase peningkatan sikap tertinggi pada responden dengan umur 21-30 tahun (ceramah) serta umur 31-40 tahun dan 51-60 tahun (ceramah-testimoni); tingkat pendidikan terakhir SPG dan SLTA (ceramah) serta SPG dan SGPLB (ceramah-testimoni); belum pernah mendapatkan latar belakang informasi tentang kanker serviks dan papsmear (ceramah) serta pernah mendapatkan latar belakang informasi tentang kanker serviks dan papsmear dari instansi kesehatan (ceramah-testimoni); belum pernah melakukan papsmear (ceramah) serta pernah melakukan papsmear terakhir pada tahun 1981-1990 (ceramah-testimoni). Analisis statistik menggunakan T-test independent sample dan Mann-Whitney U test dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa kedua metode dapat meningkatkan sikap responden secara signifikan, tetapi tidak berbeda bermakna.
Kata kunci : ceramah, ceramah-testimoni, kanker serviks, papsmear, sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
ABSTRACT
In Indonesia, cervical cancer is major medical problem. Refered to Anatomy Patology data from Medical Faculty of Gadjah Mada University, cervical cancer was the second highest frequency after breast cancer in 1994-1999, in Yogyakarta. The morbidity and mortality of cervical cancer can be reduced by the awareness to do papsmear.
The objective of this research was to recognize the difference between the influence of lecture and testimonial-lecture method in relation to cervical cancer and papsmear education against respondent behaviour. The respondents were women elementary school teachers in Yogyakarta City. The research method used was quasi-experimental, with pre-post test intervention, with control group and evaluative descriptive research design. Each of group was given pre-test and post-test to recognize the effect of intervention to respondent behaviour.
The highest increasing percentage of behaviour was on respondent who were 21-30 years old (in lecture method), also 31-40 years old and 51-60 years old (in testimonial-lecture method); her last education SPG and SLTA (in lecture method), also SPG and SGPLB (in testimonial-lecture method); never get background information of cervical cancer and papsmear (in lecture method), also ever get background information of cervical cancer and papsmear from medical institution (in testimonial-lecture method); never do paspmear (in lecture method), also ever done papsmear at the latest in 1981-1990 (in testimonial-lecture method). Result of the statistical analysis using T-test independent sample and Mann-Whitney U test with confidence level of 95%, showed that the two methods used were able to increase respondent behaviour significantly, but no significant different.
Keyword: lecture, testimonial-lecture, cervical cancer, papsmear, behaviour.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................ vii
PRAKATA.................................................................................................... viii
INTISARI...................................................................................................... xi
ABSTRACT.................................................................................................. xii
DAFTAR ISI................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xx
BAB I. PENGANTAR................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
1. Perumusan Masalah............................................................................. 4
2. Keaslian Penelitian.............................................................................. 5
3. Manfaat Penelitian............................................................................... 5
B. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6
1. Tujuan Umum...................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus..................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.......................................................... 7
A. Kanker...................................................................................................... 7
B. Kanker Serviks......................................................................................... 7
1. Definisi Kanker Serviks....................................................................... 7
2. Penyebab Kanker Serviks.................................................................... 8
3. Gejala Kanker Serviks......................................................................... 8
4. Faktor Resiko Kanker Serviks............................................................. 9
C. Papsmear.................................................................................................. 11
D. Edukasi Kesehatan................................................................................... 15
E. Sikap......................................................................................................... 17
F. Landasan Teori......................................................................................... 20
G. Kerangka Konsep..................................................................................... 21
H. Hipotesis................................................................................................... 22
BAB III. METODE PENELITIAN.............................................................. 23
A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................... 23
B. Variabel Penelitian................................................................................... 23
C. Definisi Operasional................................................................................. 24
D. Tempat Penelitian..................................................................................... 25
E. Bahan Penelitian....................................................................................... 26
1. Populasi Penelitian.............................................................................. 26
2. Sampel (Responden/Subjek) dan Teknik Sampling............................ 26
3. Besar Sampel....................................................................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
F. Instrumen Penelitian................................................................................. 29
G. Tata Cara Penelitian................................................................................. 31
1. Perijinan............................................................................................... 31
2. Penelusuran Data Populasi.................................................................. 31
3. Pembuatan Kuesioner.......................................................................... 32
4. Perhitungan Sampel dan Randomisasi Sampel................................... 36
5. Pelaksanaan Intervensi........................................................................ 37
6. Postest Satu Bulan Setelah Intervensi................................................. 39
H. Tata Cara Analisis Hasil........................................................................... 39
1. Manajemen Data.................................................................................. 39
2. Analisis Data........................................................................................ 40
I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian........................................................ 43
1. Kesulitan Penelitian............................................................................. 43
2. Kelemahan Penelitian.......................................................................... 43
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 45
A. Pengaruh Karakteristik terhadap Sikap Responden................................. 45
1. Umur.................................................................................................... 45
2. Tingkat Pendidikan.............................................................................. 50
3. Latar Belakang Informasi tentang Kanker Serviks dan Papsmear...... 54
4. Riwayat Melakukan Papsmear............................................................ 59
B. Pengaruh Edukasi Ceramah dan Ceramah-Testimoni tentang Kanker
Serviks dan Papsmear terhadap Sikap Responden.................................. 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
C. Perbedaan Pengaruh Edukasi Ceramah dan Ceramah-Testimoni
tentang Kanker Serviks dan Papsmear terhadap Sikap Responden......... 66
D. Rangkuman Pembahasan.......................................................................... 68
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 70
A. Kesimpulan............................................................................................... 70
B. Saran......................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 72
LAMPIRAN.................................................................................................. 74
BIOGRAFI PENULIS.................................................................................. 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Profil pertanyaan dalam kuesioner......................................... 30 Tabel II. Frekuensi rentang umur responden........................................ 45 Tabel III. Pengaruh karakteristik umur terhadap persentase perubahan
sikap responden...................................................................... 47 Tabel IV. Frekuensi tingkat pendidikan responden................................ 50 Tabel V. Pengaruh karakteristik tingkat pendidikan terhadap
persentase perubahan sikap responden................................... 52 Tabel VI. Frekuensi latar belakang informasi tentang kanker serviks
dan papsmear responden........................................................ 54 Tabel VII. Pengaruh karakteristik latar belakang informasi tentang
kanker serviks dan papsmear terhadap persentase perubahan sikap responden.................................................... 57
Tabel VIII. Frekuensi riwayat melakukan papsmear responden.............. 60 Tabel IX. Pengaruh karakteristik riwayat melakukan papsmear
terhadap persentase perubahan sikap responden.................... 62 Tabel X. Hasil luaran uji normalitas menggunakan Kolmogorov-
Smirnov................................................................................... 65 Tabel XI. Hasil uji hipotesis antara kelompok perlakuan dibandingkan
kelompok kontrol................................................................... 65 Tabel XII. Hasil analisis statistik antara kelompok perlakuan ceramah
dengan ceramah-testimoni...................................................... 66 Tabel XIII. Nilai rata-rata selisih pretest-postest pada metode ceramah
dan ceramah-testimoni........................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Sistem reproduksi wanita....................................................... 7 Gambar 2. Proses papsmear..................................................................... 12 Gambar 3. Kerangka konsep penelitian................................................... 21 Gambar 4. Proses pengambilan data........................................................ 39 Gambar 5. Frekuensi rentang usia responden kelompok kontrol............. 46 Gambar 6. Frekuensi rentang usia responden kelompok ceramah........... 46 Gambar 7. Frekuensi rentang usia responden kelompok ceramah-
testimoni................................................................................. 46 Gambar 8. Pengaruh karakteristik umur terhadap persentase perubahan
sikap responden...................................................................... 48 Gambar 9. Frekuensi tingkat pendidikan responden kelompok kontrol.. 51 Gambar 10. Frekuensi tingkat pendidikan responden kelompok ceramah 51 Gambar 11. Frekuensi tingkat pendidikan responden kelompok
ceramah-testimoni.................................................................. 51 Gambar 12. Pengaruh karakteristik tingkat pendidikan terhadap
persentase perubahan sikap responden................................... 52 Gambar 13. Frekuensi latar belakang informasi tentang kanker serviks
dan papsmear kelompok kontrol............................................ 55 Gambar 14. Frekuensi latar belakang informasi tentang kanker serviks
dan papsmear kelompok ceramah.......................................... 55 Gambar 15. Frekuensi latar belakang informasi tentang kanker serviks
dan papsmear kelompok ceramah-testimoni.......................... 55 Gambar 16. Pengaruh karakteristik latar belakang informasi tentang
kanker serviks dan papsmear terhadap persentase perubahan sikap responden.................................................... 57
Gambar 17. Frekuensi riwayat melakukan papsmear responden pada
kelompok kontrol................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xix
Gambar 18. Frekuensi riwayat melakukan papsmear responden pada kelompok ceramah................................................................. 61
Gambar 19. Frekuensi riwayat melakukan papsmear responden pada
kelompok ceramah-testimoni................................................. 61 Gambar 20. Pengaruh karakteristik riwayat melakukan papsmear
terhadap persentase perubahan sikap responden.................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Gambaran umum tentang metode ceramah dan ceramah-testimoni................................................................................ 74
Lampiran 2. Daftar sekolah dasar............................................................... 75 Lampiran 3. Kuesioner............................................................................... 79 Lampiran 4. Hasil uji validitas dan reliabilitas…………………………... 81 Lampiran 5. Hasil skoring pretest dan postest............................................ 82 Lampiran 6. Hasil keluaran uji normalitas dengan Kolmogorov-
Smirnov................................................................................. 92 Lampiran 7. Hasil luaran analisis statistik.................................................. 94 Lampiran 8. Surat permohonan izin Walikota Yogyakarta........................ 98 Lampiran 9. Surat undangan....................................................................... 101 Lampiran 10. Surat rekomendasi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta........ 103 Lampiran 11. Foto pelaksanaan acara ceramah dan ceramah-testimoni..... 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker, dimana pertumbuhan sel-sel kanker
ini lebih tinggi daripada sel-sel yang lain (Van de Velde, dkk., 1996).
Kanker serviks (cervical cancer) merupakan kanker yang terjadi pada
jaringan serviks atau leher rahim yang menghubungkan antara organ uterus dan
vagina.
Berdasarkan data dari NCI (National Cancer Institute) selama tiga dekade
terakhir ini di USA, insiden dan mortalitas kanker serviks mempunyai kecenderungan
menurun sampai sekitar 50%, namun penyakit ini tetap menjadi masalah kesehatan
serius. Di negara yang sama, telah diprediksi bahwa akan terjadi 11.070 kasus baru
pada tahun 2008 ini sedangkan kematian yang terjadi adalah 3.870 orang. Pada tahun
2006, kanker serviks menempati urutan kedua sebagai jenis kanker yang paling
banyak diderita kaum perempuan dan menjadi jenis kanker ketiga yang paling banyak
menyebabkan kematian yaitu sekitar 300.000 kematian per-tahun di dunia (NCI,
2007).
Pada tahun 2000, sebesar 80% kematian akibat kanker serviks terjadi di
negara berkembang (Moegni, 2002). Empat dari lima kasus baru kanker serviks
terjadi di negara berkembang (Ngelangel, 2002). Di negara berkembang seperti
Indonesia, kanker serviks masih menjadi masalah kesehatan utama. Pada tahun 1998,
terdapat 25,3% kasus kanker serviks di Indonesia. Angka tersebut merupakan urutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
pertama jenis kanker yang terjadi pada wanita, menyusul kemudian kanker payudara
sebesar 18,4% (WHO, 2006).
Berdasarkan data Fakultas Kedokteran Umum Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta bagian Patologi dan Anatomi, kanker serviks menempati menempati
urutan tertinggi kedua, setelah kanker payudara pada tahun 1994-1999 di Yogyakarta
(Ghozali dan Irianiwati, 1999).
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang dapat ditemukan
pada stadium dini. Kanker serviks pada umumnya berkembang relatif lambat dan
kemungkinan tidak ada gejala bila masih berada dalam tahap pra-kanker. Salah satu
upaya deteksi dini adanya kanker serviks adalah dengan melakukan tes papsmear
secara rutin. Papsmear merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk
mendeteksi kanker serviks secara dini dengan mengambil sel-sel dari leher rahim
guna melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada sel yang bertendensi menjadi
sel kanker serviks (Van de Velde, dkk., 1996).
Berdasarkan data dari Yayasan Kanker Indonesia Pusat, kesadaran dan
kewaspadaan masyarakat terhadap kanker serviks masih rendah. Padahal kanker
serviks merupakan satu-satunya penyakit kanker yang dapat dicegah, dan diatasi
sampai sembuh bila masih berada dalam tahap pra-kanker, yaitu dengan melakukan
papsmear sebagai cara deteksi dini kanker serviks (Susilo, dkk., 2000).
Berdasarkan laporan NCI, pada tahun 1955-1992, papsmear dapat
menurunkan insidensi kanker serviks di USA sebesar 74%. Sebanyak 85% kematian
akibat kanker serviks adalah pada penderita yang belum pernah melakukan papsmear
(Kasper, dkk., 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Menurut Sarwono, (1997), sikap dan perilaku seseorang dapat berubah
dengan adanya tambahan informasi tentang obyek tersebut. Pemberian informasi
dapat dilakukan dengan metode ceramah, testimoni, Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA),
penyuluhan, leaflet, seminar, dll.
Penelitian ini dilakukan dengan metode ceramah dan metode ceramah-
testimoni dengan sampel guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Dalam
kedua metode edukasi ini, peserta memperoleh materi mengenai kanker serviks dan
papsmear dari narasumber yang kompeten. Metode ceramah dipilih karena dapat
memberikan pengetahuan tentang kanker serviks dan papsmear kepada peserta
ceramah, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan sikapnya. Metode ceramah-
testimoni dipilih karena dapat memperkuat pengetahuan, mendorong dan
membangkitkan sikap peserta ceramah-testimoni tentang pentingnya melakukan
papsmear sebagai deteksi dini kanker serviks, sehingga dapat menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas kanker serviks.
Penelitian ini dilakukan pada guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta
karena jumlahnya paling banyak dibandingkan guru TK, SLTP, dan SMU
(berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta), dianggap dapat menjadi
panutan bagi masyarakat dan memiliki ilmu untuk mendidik orang lain, sehingga
dapat meneruskan pengetahuan dan sikap tentang pentingnya papsmear sebagai
upaya deteksi dini kanker serviks.
Penelitian ini merupakan kerja sama antara Yayasan Kanker Indonesia
cabang Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. Motto Yayasan Kanker Indonesia adalah ”Kanker dapat
disembuhkan jika ditemukan dalam stadium dini”. Salah satu tema Yayasan Kanker
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
Indonesia adalah ”Melalui Kemitraan, meningkatkan kualitas pelayanan dan
kepedulian masyarakat terhadap kanker”. Berdasarkan motto dan tema tersebut maka
Yayasan Kanker Indonesia berupaya untuk bekerja sama dengan semua unsur seperti
peneliti, tenaga kesehatan, pekerja sosial, pendidik, ahli komunikasi, ahli manajemen
dan unsur lain yang terkait untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
kanker di Indonseia. Berdasarkan Munas IV Yayasan Kanker Indonesia tahun 2000,
kanker serviks termasuk dalam 10 jenis kanker yang menjadi prioritas bagi Yayasan
Kanker Indonesia untuk diteliti. Salah satu harapan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta menyelenggarakan pendidikan kefarmasian adalah untuk
menghasilkan apoteker yang mempunyai semangat patient oriented dalam
menjalankan tanggung jawab profesinya, sehingga masyarakat (pasien) akan selalu
menjadi fokus perhatian. Dengan adanya kerjasama yang baik, diharapkan hasil
penelitian skripsi ini dapat diaplikasikan bagi kedua institusi.
1. Perumusan masalah
a. Bagaimana pengaruh karakteristik responden berdasarkan umur,
tingkat pendidikan, latar belakang informasi tentang kanker serviks
dan papsmear, dan riwayat melakukan papsmear terhadap sikap guru
wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta?
b. Apakah metode ceramah-testimoni tentang kanker serviks dan
papsmear lebih efektif dibandingkan metode ceramah tentang kanker
serviks dan papsmear dalam meningkatkan sikap guru wanita sekolah
dasar di Kota Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
2. Keaslian penelitian
Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Dewi, (2006) yaitu “Pengaruh
Penyuluhan tentang Kanker Serviks terhadap Perilaku Ibu dalam Deteksi Dini
Kanker Serviks Di RT 05 RW 03 Kelurahan Bulak : Penelitian Pra-Experimental
(One Group Pra Test-Post Test Design)” .
Penelitian kali ini menitikberatkan pada perbedaan pengaruh metode
edukasi ceramah dan ceramah-testimoni tentang kanker serviks dan papsmer
terhadap sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Perbedaan dengan
penelitian yang terdahulu terletak pada tema yang diangkat, subjek yang diteliti,
lokasi penelitian, waktu pelaksanaan, serta metode penelitian yang digunakan.
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diberikan sebanyak 3 kali yaitu
sebelum perlakuan, setelah perlakuan, dan 1 bulan setelah perlakuan untuk melihat
pengaruh metode edukasi yang telah diberikan terhadap perubahan sikap guru
wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai kanker serviks dan
papsmear.
b. Manfaat metodologis. Secara metodologis, penelitian ini diharapkan
dapat menambah informasi dalam bidang kefarmasian mengenai
penggunaan metode desain pre-post test intervention with control
group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
c. Manfaat praktis. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta
dengan melakukan papsmear sebagai upaya untuk deteksi dini kanker
serviks, sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
akibat kanker serviks.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
pengaruh ceramah dan ceramah-testimoni tentang kanker serviks dan papsmear
terhadap sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengaruh karakteristik responden berdasarkan umur,
tingkat pendidikan, latar belakang informasi tentang kanker serviks
dan papsmear, dan riwayat melakukan papsmear terhadap sikap guru
wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
b. Mengetahui efektivitas metode ceramah-testimoni dibandingkan
metode ceramah saja tentang kanker serviks dan papsmear terhadap
peningkatan sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kanker
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan
kematian dimana pertumbuhan sel-sel kanker ini lebih tinggi daripada sel-sel yang
lain (Susilo, dkk., 2000).
B. Kanker Serviks
1. Definisi kanker serviks
Kanker serviks (cervical cancer) adalah tumbuhnya sel-sel abnormal
yang terjadi pada area leher rahim atau serviks. Serviks adalah bagian rahim yang
menghubungkan badan rahim dengan vagina (Anonim a, 2008).
Gambar 1. Sistem reproduksi wanita
(Anonim a, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
2. Penyebab kanker serviks
Lebih dari 95% kanker serviks disebabkan oleh virus yang dikenal
sebagai Human Papilloma Virus (HPV). Terdapat lebih dari 100 tipe HPV, dimana
sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan
hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa
muda (18-28 tahun). Walaupun sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dengan
sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh alami, infeksi
menetap yang disebabkan oleh tipe-tipe HPV yang berisiko tinggi seperti tipe 16
atau 18 akan mengarah pada kanker serviks. Tipe HPV yang dapat mengakibatkan
terjadinya kanker serviks adalah tipe 16, 18, 33, 45, 51, dan 52. HPV tipe 6 dan
11 hanya akan menyebabkan kutil (genital warts) yang pada umumnya jarang
mengarah pada kanker serviks (Anonim a, 2008).
3. Gejala kanker serviks
Pada awalnya, kanker serviks terkadang tidak menimbulkan gejala,
namun bila terdapat gejala, biasanya dalam bentuk keputihan (vaginal discharge).
Kanker serviks mulai berkembang ketika sel-sel abnormal pada dinding serviks
mulai memperbanyak diri tanpa terkontrol dan membentuk sebuah benjolan yang
disebut tumor. Apabila sel-sel abnormal ini berkembang menjadi kanker serviks,
barulah muncul gejala seperti perdarahan pada vagina secara abnormal
(perdarahan di antara periode menstruasi yang regular, periode menstruasi yang
lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, perdarahan setelah melakukan
hubungan seksual), serta rasa sakit saat berhubungan seksual (Anonim a, 2008).
Pada tahap lanjut dapat keluar cairan berwarna kekuningan, berbau atau
bercampur darah, nyeri panggul, atau tidak dapat buang air kecil (Nasir, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
4. Faktor risiko kanker serviks
Beberapa faktor risiko terjadinya kanker serviks adalah :
a. riwayat aktivitas seksual terlalu dini (kurang dari 16 tahun). Pada
kondisi tersebut, sel-sel mukosa pada serviks belum matang sehingga
masih rentan terhadap rangsangan (tidak siap menerima rangsangan
dari luar), termasuk zat-zat kimia yang dibawa oleh sel sperma. Hal ini
mengakibatkan sel mukosa berubah menjadi sel kanker karena sifat sel
selalu berubah setiap saat (mati dan tumbuh lagi). Adanya rangsangan
dapat membuat sel yang tumbuh lebih banyak daripada sel yang mati,
sehingga perubahannya tak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya
bisa berubah sifat menjadi sel kanker (Praz, 2006).
b. saat ini memiliki pasangan seks yang banyak (multiple). Bila seorang
wanita berhubungan seksual hanya dengan pasangannya, dan
pasangannya pun tidak melakukan hubungan seks dengan orang lain,
maka tidak akan mengakibatkan kanker serviks. Namun bila memiliki
pasangan seksual lebih dari satu orang, maka erat kaitannya dengan
kemungkinan tertular penyakit kelamin, salah satunya Human
Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan
mukosa serviks hingga membelah menjadi lebih banyak. Bila
jumlahnya terlalu banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan, maka
akan menjadi kanker serviks (Praz, 2006).
c. riwayat penyakit seksual menular dan infeksi Human Papilloma Virus
(Anonim b, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
d. sistem imun yang lemah karena beberapa faktor seperti transplantasi
organ, kemoterapi, penggunaan kortikosteroid kronis atau riwayat
kontrasepsi hormonal atau penggunaan pil KB lebih dari 4 tahun
(risiko terkena kanker serviks meningkat 1-1,5x). Namun kondisi
tersebut hanya besifat sementara dan akan kembali normal setelah 10
tahun apabila pemakaian pil KB dihentikan (Praz, 2006).
e. merokok. Pada wanita perokok, konsentrasi nikotin pada getah serviks
56 kali lebih tinggi dibandingkan di dalam serum. Kandungan nikotin
dalam rokok dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada
serviks, serta membuat semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi,
termasuk mukosa serviks. Diperkirakan nikotin juga memberikan efek
toksik pada sel epitel, sehingga memudahkan masuknya mutagen virus
(Praz, 2006).
f. terpapar hormon dietilstilbestrol (DES) sebelum lahir. Pada tahun
1940-1970, DES digunakan wanita hamil untuk mencegah keguguran.
Sebanyak 1 di antara 1000 wanita yang ibunya mengkonsumsi DES,
menderita adenokarsinoma sel bersih pada vagina maupun serviks.
Resiko tertinggi terjadi jika ibu mengkonsumsi DES pada usia
kehamilan 16 minggu (Anonim b, 2008).
g. nutrisi / defisiensi antioksidan / defisiensi vitamin. Banyak sayur dan
buah mengandung bahan-bahan antioksidan dan berkhasiat mencegah
kanker misalnya advokat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang,
bayam, tomat. Dari beberapa penelitian ternyata defisiensi asam folat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
(folic acid), vitamin C, vitamin E, beta karoten/retinol dihubungkan
dengan peningkatan risiko kanker serviks. Vitamin E, vitamin C dan
beta karoten mempunyai khasiat antioksidan yang kuat. Antioksidan
dapat melindungi DNA/RNA terhadap pengaruh buruk radikal bebas
yang terbentuk akibat oksidasi karsinogen bahan kimia. Vitamin E
banyak terdapat dalam minyak nabati (kedelai, jagung, biji-bijian dan
kacang-kacangan). Vitamin C banyak terdapat dalam sayur-sayuran
dan buah-buahan (Sjamsuddin, 2001).
h. melahirkan banyak anak (Anonim b, 2008).
C. Papsmear
Papsmear, disebut juga tes Pap, adalah prosedur pemeriksaan sederhana
untuk mengambil sel serviks dengan tujuan memeriksa atau mendeteksi adanya sel
kanker atau sel abnormal yang bertendensi untuk menjadi sel-sel kanker. Pemeriksaan
papsmear juga dapat mendeteksi adanya proses inflamasi atau infeksi pada organ
serviks (NCI, 2007).
Di negara maju, sejak wanita mulai melakukan papsmear lebih dari 50 tahun
lalu, angka kematian karena kanker serviks menurun drastis (sampai 50%). Dulu
kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada wanita di Amerika Serikat,
namun sekarang hanya menempati urutan ke-15 menurut American Cancer Society
(Anonim b, 2008).
Papsmear dilakukan pada wanita yang sudah menikah atau pernah
melakukan hubungan seks. American Cancer Society merekomendasikan papsmear
pertama sekitar 3 tahun setelah hubungan seksual pertama atau pada usia 21 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
Tanpa melihat usia, jika memiliki faktor risiko, maka perlu melakukan tes setiap
tahun (Anonim b, 2008). Apabila dalam tiga kali pemeriksaan berturut-turut hasilnya
normal, maka untuk selanjutnya frekuensi pemeriksaan dapat dikurangi, misalnya
setiap dua tahun sekali. Pada wanita kelompok risiko tinggi, pemeriksaan harus
dilakukan setahun sekali atau sesuai petunjuk dokter (Susilo, dkk., 2000).
Pemeriksaan papsmear dilakukan oleh dokter ahli kebidanan, dokter umum,
atau bidan yang sudah dilatih, dengan menggunakan alat spekulum untuk membantu
membuka vagina dan melihat permukaan leher rahim. Permukaan leher rahim diusap
dengan spatula untuk mengambil lendir yang mengandung sel-sel dinding leher
rahim. Usapan ini kemudian diperiksa jenis sel-selnya di bawah mikrosop. Apabila
hasil pemeriksaan positif (terdapat sel-sel yang tidak normal), harus segera dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan yang adekuat (Nasir, 2008).
Gambar 2. Proses papsmear
(Nasir, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
Papsmear bukan digunakan untuk mendiagnosa penyakit, hanya sebagai tes
skrining untuk memperingatkan dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Istilah
yang digunakan untuk mendeskripsikan sel abnormal dipilih secara hati-hati untuk
mengirim pesan spesifik kepada dokter tentang risiko yang ada. Beberapa istilah yang
digunakan :
1. Normal
Tes negatif (tidak ada sel abnormal terdeteksi), sehingga tidak perlu
pengobatan atau tes lebih lanjut sampai papsmear dan pemeriksaan panggul
selanjutnya.
2. Sel bersisik atipikal tidak terdeterminasi signifikan (Atypical squamous cells of
undetermined significance)
Sel bersisik tipis dan datar, tumbuh di permukaan serviks yang sehat.
Pada kasus ini, papsmear mengungkap adanya sedikit sel bersisik abnormal,
namun perubahan ini belum jelas memperlihatkan apakah terdapat sel pra-kanker.
Dengan tes berbasis cairan, dokter dapat menganalisa ulang sampel untuk
mengetahui adanya virus yang dapat menimbulkan kanker, seperti HPV. Jika tidak
ada virus, sel abnormal yang ditemukan tidak menjadi perhatian utama. Jika
dikhawatirkan ada virus, maka perlu melakukan tes lebih lanjut.
3. Lesi intraepitelial sel bersisik (Squamous intraepithelial lesion)
Istilah ini digunakan untuk mengindikasi bahwa sel yang diperoleh dari
papsmear sel pra-kanker. Jika perubahan masih tingkat rendah, ukuran, bentuk
dan karakteristik lain dari sel memperlihatkan adanya lesi pra-kanker yang dalam
beberapa tahun akan menjadi kanker. Jika perubahan termasuk tingkat tinggi, ada
kemungkinan lebih besar lesi akan berkembang menjadi kanker lebih cepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
4. Sel glandular atipikal (Atypical glandular cells)
Sel glandular memproduksi lendir yang tumbuh pada permukaan serviks
dan dalam uterus. Sel glandular atipikal mungkin menjadi abnormal, namun tidak
jelas apakah mereka bersifat kanker. Tes lebih lanjut diperlukan untuk menentukan
sumber sel abnormal.
5. Kanker sel bersisik atau sel adenokarsinoma (Squamous cancer or
adenocarcinoma cells)
Sel yang diperoleh dari papsmear memperlihatkan abnormal, sehingga
patologis yakin ada kanker dalam vagina, serviks atau uterus. Sel bersisik
menunjukkan kanker timbul di permukaan datar sel pada serviks. Adenokarsinoma
menunjukkan kanker timbul di sel glandular. Jika sel sejenis ditemukan, dokter
akan segera melakukan investigasi lebih lanjut (Anonim b, 2008).
Untuk meyakinkan papsmear yang dilakukan efektif, maka sebelum
melakukan tes:
1. menghindari melakukan hubungan seksual atau menggunakan obat vaginal atau
busa / krim / gel spermisid selama 2 hari sebelum melakukan papsmear karena ini
dapat menyembunyikan sel abnormal pada pemeriksaan mikroskopik
2. tidak menjadwalkan papsmear selama periode haid, walaupun tes dapat dilakukan,
namun lebih baik untuk menghindari waktu tertentu dari siklus tersebut. Hal ini
disebabkan karena adanya sel-sel darah dapat mengganggu penglihatan pada
pemeriksaan mikroskopik (Anonim b, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
Papsmear menggambarkan sel-sel yang ada pada permukaan serviks.
Namun tidak tertutup kemungkinan akan diperoleh hasil negatif palsu, artinya tes
memperlihatkan tidak ada sel abnormal, walaupun sebenarnya pasien memiliki sel
atipikal. Perkiraan kejadian hasil negatif palsu dengan papsmear konvensional kurang
dari 5% atau 1 dari setiap 20 wanita. Papsmear berbasis cairan akan memberi hasil
negatif palsu yang lebih sedikit. Dengan tes yang sama, hasil positif palsu sangat
jarang terjadi, maksudnya tes memperlihatkan ada sel abnormal, walaupun
sebenarnya pasien tidak memiliki sel atipikal. Hasil negatif palsu tidak berarti ada
kesalahan yang dibuat, banyak faktor yang menyebabkan negatif palsu, yaitu:
1. pengambilan sel yang tidak cukup
2. sel abnormal sedikit
3. lokasi lesi tidak dapat dijangkau
4. lesi kecil
5. sel abnormal meniru sel benigna
6. darah atau pembengkakan sel menyembunyikan sel abnormal (Anonim b, 2008).
D. Edukasi Kesehatan
Pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi,
memberi kesadaran sebagai upaya agar masyarakat dapat berperilaku sehat. Pendidik
kesehatan adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk
mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka. Oleh
karena itu, individu, kelompok ataupun masyarakat dianggap sebagai sasaran (objek)
pendidikan dan dapat pula sebagai subjek (pelaku) pendidikan kesehatan masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
apabila mereka diikutsertakan di dalam usaha kesehatan masyarakat (Notoatmodjo,
2003).
Pendidikan kesehatan pada dasarnya ialah suatu proses mendidik individu
atau masyarakat supaya mereka dapat memecahkan masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya. Seperti halnya proses pendidikan lainnya, pendidikan kesehatan
mempunyai unsur masukan atau input (perilaku pemakai sarana kesehatan dan
petugas kesehatan) yang setelah diolah dengan teknik-teknik pendidikan tertentu akan
menghasilkan keluaran atau output (perubahan perilaku masyarakat sasaran) yang
sesuai dengan harapan atau tujuan kegiatan itu (Sarwono, 1997).
Metode ceramah yaitu metode mengajar dengan menyampaikan informasi
dan pengetahuan secara lisan kepada masyarakat yang pada umumnya mengikuti
secara pasif. Metode ini cocok untuk kelompok besar (apabila peserta penyuluhan
lebih dari 15 orang). Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah (Adrian, 2004).
Metode ceramah akan berhasil bila penceramah dapat mempersiapkan diri
dengan mempelajari materi menurut sistematika yang baik, dan mempersiapkan alat-
alat bantu pengajaran. Metode ceramah merupakan cara yang paling umum untuk
berbagi pengetahuan dan fakta kesehatan. Namun metode ini mempunyai kelemahan,
karena sering dilakukan secara sepihak tanpa memberi kesempatan kepada peserta
untuk aktif berperan serta. Oleh karena itu metode ini akan menjadi efektif bila
dirangkaikan dengan tanya jawab antara pemberi ceramah dengan peserta ceramah,
sehingga terjadi komunikasi dua arah (Soebroto, dkk., 2001)
Testimoni merupakan pernyataan dari seseorang tentang kejadian yang
dialami dan diyakininya. Testimoni dari seseorang mengenai pengalaman yang terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
dengan kesehatan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan orang lain. Akan
tetapi sikap dan perilaku masyarakat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
bersifat dinamis, yang menimbulkan konsekuensi suatu problematika, sehingga perlu
pendekatan pemecahan masalah yang spesifik dan terus menerus diperbaharui
(Hardon, 2001).
E. Sikap
Sikap didefinisikan sebagai bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, yaitu
perasaan mendukung atau memihak, maupun perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak pada suatu objek tertentu. Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, bukan merupakan reaksi terbuka atau
tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek
di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Manifestasi sikap
tidak langsung dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup (Azwar, 2006).
Pengukuran terhadap sikap seharusnya mencakup karakterisitik sikap, yaitu
meliputi:
1. Arah
Suatu sikap mempunyai arah, artinya sikap akan menunjukkan apakah
seseorang menyetujui atau tidak menyetujui, apakah mendukung atau tidak
mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap suatu objek sikap.
Seseorang yang mempunyai sikap mendukung terhadap suatu objek sikap berarti
mempunyai sikap yang berarah positif terhadap objek tersebut, seseorang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
tidak memihak atau tidak mendukung suatu objek sikap berarti mempunyai sikap
yang arahnya negatif terhadap objek yang bersangkutan.
2. Intensitas
Intensitas atau kekuatan sikap pada setiap orang belum tentu sama. Dua
orang yang sama-sama mempunyai sikap positif terhadap sesuatu, mungkin tidak
sama intensitasnya dalam arti yang satu bersikap positif akan tetapi yang lain
bersikap lebih positif lagi daripada yang pertama. Demikian juga sikap negatif
mempunyai derajat kekuatan yang bertingkat-tingkat.
3. Keluasan
Pengertian keluasan sikap menunjuk kepada luas atau tidaknya cakupan
aspek objek sikap yang disetujui atau tidak disetujui oleh seseorang. Seseorang
dapat mempunyai sikap favorabel terhadap objek sikap secara menyeluruh, yaitu
terhadap semua aspek yang ada pada objek sikap. Sebaliknya, seseorang dapat
mempunyai sikap favorabel terhadap sesuatu secara sempit, yaitu ia mempunyai
sikap positif yang hanya terbatas pada sebagian kecil saja aspek yang menyangkut
objek sikap tersebut. Demikian pula dengan sikap tak-favorabel atau sikap negatif
dapat berupa sikap yang luas cakupannya dalam arti meliputi sebagian besar atau
semua aspek objek sikap dan dapat pula merupakan sikap negatif yang sangat
terbatas hanya pada satu atau dua aspek saja.
4. Konsistensi
Konsistensi sikap ditunjukkan oleh kesesuaian antara pernyataan sikap
yang dikemukakan oleh subjek dengan responnya terhadap objek sikap.
Konsistensi sikap juga ditunjukkan oleh tidak adanya kebimbangan dalam
bersikap. Seseorang dapat saja mempunyai sikap yang tidak konsisten apabila ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
menyatakan setuju pada sesuatu tetapi sekaligus juga menyatakan tidak
mendukung objek sikap tersebut. Perlu dibedakan antara sikap yang tidak
konsisten, dalam arti bahwa tidak ada kesesuaian respon sikap dalam diri individu,
dengan sikap yang netral. Suatu sikap dikatakan netral apabila sikap itu tidak
memihak atau tidak dapat dikatakan sebagai favorabel maupun tak-favorabel,
sedangkan sikap yang tidak konsisten tidak dapat disimpulkan artinya.
5. Spontanitas
Spontanitas sikap meliputi sejauh mana kesiapan subjek untuk
menyatakan sikapnya secara spontan. Suatu sikap dikatakan memiliki spontanitas
yang tinggi apabila sikap dinyatakan tanpa perlu mengadakan pengungkapan atau
desakan agar subjek menyatakan sikapnya. Dalam berbagai bentuk skala sikap
yang umumnya harus dijawab dengan ”setuju” atau ”tidak setuju”, spontanitas ini
pada umumnya tidaklah dapat diukur (Azwar, 1988).
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen, yaitu :
1. Komponen kognitif
Komponen kognitif merupakan representasi dari apa yang dipercayai
individu pemilik sikap. Jadi komponen ini berisi kepercayaan seseorang mengenai
apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan datang dari
apa yang telah kita lihat atau kita ketahui. Berdasarkan apa yang kita lihat atau
ketahui terbentuk ide atau gagasan tentang karakteristik suatu objek, dan ini
menjadi dasar pengetahuan seseorang tentang apa yang diharapkan dari objek
tertentu. Tetapi kadang-kadang kepercayaan terbentuk karena kurang atau tidak
adanya informasi yang benar tentang objek yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
2. Komponen afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhada suatu objek sikap. Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh kepercayaan
atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek.
3. Komponen konatif
Komponen konatif merupakan kecenderungan berperilaku yang ada
dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi, banyak
dipengaruhi oleh kepercayaan dan perasaan terhadap suatu objek. Komponen
konatif meliputi bentuk perilaku yang dapat dilihat secara langsung, tetapi juga
bentuk perilaku pernyataan atau perkataan yang diucapkan seseorang mengenai
suatu objek (Azwar, 2006).
F. Landasan Teori
Di negara berkembang seperti Indonesia, kanker serviks masih menjadi
masalah kesehatan utama bagi masyarakat. Kanker serviks merupakan penyakit
mematikan yang menempati urutan tertinggi kedua sebagai kanker yang paling sering
diderita oleh kaum perempuan di Yogyakarta setelah kanker payudara.
Kanker serviks berkembang dengan relatif lambat, bahkan terkadang tidak
menimbulkan gejala apa-apa, sehingga banyak perempuan yang tidak menyadari
bahwa dirinya mengidap kanker serviks, dan ketika mereka menyadari, kanker
serviks tersebut sudah menjadi parah dan tidak bisa diatasi lagi, dan mengakibatkan
kematian. Hal ini dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini berupa tes papsmear,
dimana tes ini dapat mendeteksi ada atau tidaknya kanker serviks, sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
dilakukan pengobatan dengan cepat dan tepat, bahkan sampai sembuh bila terdeteksi
pada masa pra-kanker.
Untuk melakukan papsmear, masyarakat perlu mempunyai pengetahuan,
sikap, dan perilaku yang cukup memadai tentang kanker serviks dan papsmear itu
sendiri. Upaya untuk meningkatkan sikap masyarakat tentang kanker serviks dan
papsmear dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya dengan melakukan edukasi
kesehatan. Penelitian ini menggunakan dua metode edukasi kesehatan yaitu metode
ceramah dan metode ceramah-testimoni mengenai kanker serviks dan papsmear.
Dengan dua metode edukasi yang berbeda, tentunya akan menghasilkan luaran yang
berbeda pula. Hasil ini akan dibuktikan dengan analisis statistik T-test independent
sample bila distribusi data normal dan Mann-Whitney U test bila distribusi data tidak
normal.
G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep atau frame work adalah suatu abstrak logikal yang secara
harfiah akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan ilmu
pengetahuan. Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah bahwa dengan adanya
edukasi kesehatan menggunakan metode ceramah dan metode ceramah-testimoni
tentang kanker serviks dan papsmear, diharapkan dapat memberikan pengaruh
berupa peningkatan sikap responden.
Gambar 3. Kerangka konsep penelitian
Sikap Ceramah dan ceramah-testimoni Peningkatan
Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
H. Hipotesis
Ada perbedaan peningkatan sikap yang signifikan tentang kanker serviks dan
papsmear antara kelompok perlakuan yang diberi edukasi ceramah saja dan
kelompok perlakuan yang diberi edukasi ceramah-testimoni.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian adalah eksperimental semu (quasi-experimental research)
dengan rancangan penelitian pre-post test intervention with control group dan
deskriptif evaluatif. Penelitian eksperimental semu adalah penelitian yang mencari
hubungan sebab akibat dalam kehidupan nyata, tidak memungkinkan untuk
mengontrol semua hal yang berpengaruh dan menghadapi kesulitan teknis dan etika
untuk dapat melakukan randomisasi subjek (Pratiknya, 2001). Jenis eksperimental
semu digunakan dalam penelitian ini untuk melihat efek edukasi berupa ceramah dan
ceramah-testimoni terhadap sikap responden. Rancangan penelitian deskriptif
evaluatif digunakan untuk menggambarkan pengaruh karakteristik responden
berdasarkan umur, tingkat pendidikan, latar belakang informasi tentang kanker
serviks dan papsmear, dan riwayat melakukan papsmear terhadap sikap responden
(dilihat dari persentase peningkatan sikap yang dialami responden).
B. Variabel Penelitian
1. Variabel pengaruh (independent) dalam penelitian ini adalah perlakuan yang
berupa edukasi kesehatan tentang kanker serviks dan papsmear dengan metode
ceramah maupun ceramah-testimoni.
2. Variabel terpengaruh (dependent) dari penelitian ini adalah sikap guru wanita
sekolah dasar di Kota Yogyakarta tentang kanker serviks dan papsmear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
C. Definisi Operasional
1. Kanker serviks adalah kanker atau pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel pada
jaringan di dinding leher rahim, yang dapat menyebar ke organ lain dan
mengakibatkan kematian.
2. Papsmear adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi secara
dini ada atau tidaknya kanker serviks, yang dilakukan dengan cara mengambil sel-
sel yang terdapat pada jaringan epitel leher rahim oleh dokter ahli kebidanan,
dokter umum, atau bidan yang terlatih dan hasilnya diperiksa menggunakan
mikroskop di laboratorium klinik oleh ahli Patologi Anatomi.
3. Responden dalam penelitian ini adalah semua guru wanita sekolah dasar di Kota
Yogyakarta, baik negeri maupun swasta, yang mengisi dan mengembalikan
kuesioner, dan atau bersedia menghadiri acara ceramah dan ceramah-testimoni
yang diadakan oleh peneliti, serta memenuhi kriteria inklusi.
4. Ceramah adalah metode edukasi berupa pemaparan materi mengenai kanker
serviks dan papsmear dari narasumber yang berkompeten (tim dokter Yayasan
Kanker Indonesia cabang Daerah Istimewa Yogyakarta) kepada responden secara
dua arah.
5. Ceramah-testimoni adalah metode edukasi berupa pemaparan materi mengenai
kanker serviks dan papsmear dari narasumber yang berkompeten (tim dokter
dokter Yayasan Kanker Indonesia cabang Daerah Istimewa Yogyakarta) kepada
responden secara dua arah dengan disertai sharing/berbagi pengalaman dan
motivasi dari saksi atau orang yang pernah mengalami kanker serviks dan telah
melakukan papsmear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
6. Sikap adalah pandangan hidup dan kecenderungan responden untuk melakukan
tindakan pencegahan kanker serviks dengan melakukan papsmear dengan
kesadaran yang didasari oleh pengetahuan, dimana hasilnya dapat diukur dengan
kuesioner.
D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta. Perlakuan dengan metode
ceramah diadakan sebanyak empat kali yaitu di Aula Yayasan Kanker Indonesia
cabang DIY Jalan Sekip Gang Sendowo Yogyakarta (sebanyak satu kali), di Aula
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Jalan Hayam Wuruk No.9 Yogyakarta (sebanyak
dua kali), dan di Aula Sekolah Dasar Pangudi Luhur Jalan Panembahan Senopati
Yogyakarta (sebanyak satu kali) guna memenuhi jumlah minimal sampel yang akan
dipakai pada metode ceramah. Perlakuan dengan metode ceramah-testimoni diadakan
sebanyak dua kali yaitu di Aula Yayasan Kanker Indonesia cabang DIY Jalan Sekip
Gang Sendowo Yogyakarta (sebanyak satu kali) dan di Aula Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta Jalan Hayam Wuruk No.9 Yogyakarta (sebanyak satu kali) guna
memenuhi jumlah minimal sampel yang akan dipakai pada metode ceramah-
testimoni. Pengisian postest satu bulan setelah perlakuan dilakukan di masing-masing
sekolah dasar tempat responden mengajar sebagai guru sekolah dasar. Pengisian
pretest dan postest satu bulan setelah pengisian pretest pada kelompok kontrol
dilakukan di masing-masing sekolah dasar tempat responden mengajar sebagai guru
sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
E. Bahan Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
2. Sampel (responden/subjek) dan teknik sampling
Subjek penelitian yang digunakan adalah semua guru wanita sekolah
dasar di Kota Yogyakarta, baik negeri maupun swasta, yang mengisi dan
mengembalikan kuesioner, dan atau bersedia menghadiri acara ceramah dan
ceramah-testimoni yang diadakan oleh peneliti, serta memenuhi kriteria inklusi.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah guru yang bekerja di sekolah dasar
negeri maupun swasta di Kota Yogyakarta, berjenis kelamin wanita, sudah
menikah, belum pernah melakukan papsmear atau terakhir melakukan papsmear
pada pertengahan tahun 2005.
Responden penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik multistages
cluster random sampling (rancangan acak klaster bertingkat). Teknik sampling ini
dilakukan mengacu pada Pratiknya, (2001) dengan cara sebagai berikut :
a. Membagi wilayah Kota Yogyakarta sebagai wilayah penelitian ke
dalam klaster yang lebih kecil ruang lingkupnya yaitu kecamatan-
kecamatan, kemudian dibuat/disusun daftar klaster beserta
penomorannya. Terdapat 14 kecamatan di Kota Yogyakarta yaitu
Kecamatan Gondokusuman, Danurejan, Gondomanan, Umbulharjo,
Kotagede, Jetis, Tegalrejo, Mantrijeron, Wirobrajan, Ngampilan,
Pakualaman, Kraton, Mergangsan, Gedongtengen. Selanjutnya
menetapkan jumlah klaster yang akan dipilih atas dasar jumlah
responden berdasarkan hasil perhitungan besar sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
b. Memilih klaster dengan cara random murni. Berdasarkan tabel
panduan untuk menentukan banyaknya klaster sampel menurut Luts
(cit., Pratiknya, 2001), dengan taksiran proporsi 0,50 dan total klaster
sebanyak 14 maka didapatkan 7 klaster sampel untuk masing-masing
kelompok yaitu kelompok ceramah, kelompok ceramah-testimoni dan
kelompok kontrol.
c. Membuat daftar sekolah dasar dari semua klaster yang terpilih sebagai
klaster sampel.
d. Memilih sekolah dasar dari daftar sekolah dasar tersebut, sebanyak
yang dikehendaki dengan menggunakan teknik random. Jumlah
sekolah dasar yang dipilih, dihitung seperti tercantum pada uraian
besar sampel selanjutnya.
e. Melakukan identifikasi individu yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian di dalam klaster yang terpilih.
3. Besar sampel
Besar sampel pada teknik sampling klaster multitahap dilakukan sebagai
berikut (Pratiknya, 2001) :
a. Menentukan jumlah keseluruhan subjek sampel yang dihitung
menggunakan rumus besar sampel minimal:
xpxqZNxdxpxqNxZ
n 222
)1(
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = besar populasi (2.012 guru wanita sekolah dasar di Kota
Yogyakarta)
p = estimator proporsi populasi (0,5) dan q = (1-p) = 0,5
Zα = harga standar normal (1,96) dengan harga α = 5%
d = penyimpangan yang ditolerir (10%)
(Pujirahardjo, 1993).
b. Menentukan jumlah klaster sampel, dilakukan dengan menggunakan
tabel menurut Luts (cit., Pratiknya, 2001). Berdasarkan tabel
didapatkan jumlah klaster sampel untuk masing-masing perlakuan
sebesar 7 kecamatan.
c. Menentukan jumlah keseluruhan sekolah dasar dalam klaster-klaster
sampel (c1), dan menyusun daftar sekolah dasar pada tiap klaster (c2).
d. Menentukan jumlah subjek yang harus dipilih dari tiap klaster sampel
dengan cara:
1
2
ccad
Keterangan:
a = jumlah keseluruhan subjek sampel.
c1 = jumlah seluruh guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta
dalam seluruh klaster sampel.
c2 = jumlah seluruh guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta
dalam setiap klaster sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
d = jumlah subjek sampel (guru wanita sekolah dasar di Kota
Yogyakarta) yang harus dipilih dari setiap klaster.
Dari perhitungan tersebut, akan diperoleh jumlah guru wanita sekolah
dasar di Kota Yogyakarta yang akan dipilih sebagai subjek penelitian, namun
karena data terbaru yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta pada
tahun 1994-1995 tidak menyebutkan secara pasti daftar dan jumlah guru untuk
setiap sekolah dasar, banyak guru wanita sekolah dasar yang sudah pensiun, dan
beberapa sekolah dasar di Kota Yogyakarta sudah melebur maka rumus di atas
tidak dapat digunakan.
Untuk mengatasinya maka pada pengambilan sampel dilakukan dengan
melakukan randomisasi sekolah dasar untuk setiap klaster sampel dan memilih
guru wanita dari tiap sekolah dasar tesebut hingga memenuhi jumlah sampel
minimal yang dikehendaki.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner (kelompok urutan
pernyataan yang disusun untuk mengumpulkan data dan informasi dari responden
atau subjek penelitian), dengan memberi seperangkat pernyataan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Untuk mengukur data kuantitatif
dibutuhkan suatu skala pengukuran. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
Likert.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
Penyusunan kuesioner mengacu pada profil pertanyaan pengukuran aspek
sikap tentang kanker serviks dan papsmear berdasarkan NCI, (2007) yang dapat
dilihat pada tabel I.
Tabel I. Profil pertanyaan dalam kuesioner (NCI, 2007) No. Pertanyaan Pengukuran Aspek Sikap 1. 2. 3. 4.
5.
6. 7.
Pendapat tentang ancaman kanker serviks pada penurunan kualitas hidup. Upaya pencegahan kanker serviks. Pendapat tentang deteksi dini kanker serviks dengan papsmear. Pendapat tentang hal yang menghambat (kerugian) deteksi dini dengan papsmear. Pendapat tentang hal yang mendukung (keuntungan) deteksi dini dengan papsmear. Pendapat tentang tempat melakukan papsmear. Pendapat tentang biaya papsmear.
Pernyataan dalam kuesioner merupakan pernyataan tertutup. Untuk
memudahkan responden menjawab, diberikan empat pilihan jawaban, yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk
menghindari kesan seakan-akan jawaban selalu benar atau selalu salah, maka dalam
pembuatan kalimat pernyataan, harus selalu seimbang antara pernyataan negatif
(unfavorable) dengan pernyataan positif (favorable). Variasi pernyataan membuat
responden akan memikirkan lebih hati-hati dalam menjawab, sehingga stereotipe
responden dalam menjawab dapat dihindari (Azwar, 2006). Kuesioner dibuat dengan
bahasa yang sederhana agar mudah dipahami dan tidak terjadi perbedaan penafsiran
yang dapat mempengaruhi hasil dalam penelitian.
Kuesioner perlu diuji sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian. Uji
yang dilakukan meliputi uji validitas, uji reliabilitas dengan menghitung nilai alpha
cronbach dan uji pemahaman bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
Materi edukasi tentang kanker serviks dan papsmear diperoleh dari Yayasan
Kanker Indonesia cabang DIY yang telah distandarisasi untuk setiap pemberian
edukasi tentang kanker serviks dan papsmear kepada masyarakat umum. Narasumber
testimoni (testimoner) yaitu penderita kanker serviks yang telah sembuh dan pernah
melakukan papsmear akan membagikan pengalaman atau kesaksian mengenai
penyakit yang pernah diderita, meliputi : gejala yang dialami, bagaimana testimoner
mengetahui tentang penyakitnya (deteksi atau diagnosis), tindakan pengobatan dan
penanganan yang dilakukan, motivasi untuk sembuh, motivasi kepada guru-guru
untuk mencegah kanker serviks dengan melakukan papsmear sebagai upaya deteksi
dini.
G. Tata Cara Penelitian
1. Perijinan
Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan ijin melakukan penelitian pada
populasi penelitian yaitu guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Proses
perijinan dimulai dengan memasukkan permohonan ijin dan proposal penelitian ke
bagian perijinan Walikota Yogyakarta c.q. BAPEDA kota Yogyakarta. Perijinan
dilanjutkan ke Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
2. Penelusuran data populasi
Penelusuran data populasi dilakukan melalui Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta bagian pusat data kepegawaian. Pada tahap ini ditelusuri data
mengenai populasi penelitian yang meliputi daftar dan jumlah sekolah dasar di
Kota Yogyakarta, serta daftar guru wanita sekolah dasar yang ada di Kota
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
3. Pembuatan kuesioner
Pembuatan kuesioner ada 3 tahap yaitu:
a. Pembuatan kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian kelompok
dengan anggota 6 orang yang mengangkat tema berbeda, yaitu
pengetahuan, sikap, dan perilaku, sehingga pernyataan dalam
kuesioner yang digunakan menyangkut ketiga aspek tersebut.
Kuesioner yang digunakan terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama mengenai karakteristik demografi responden yang meliputi :
nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor telepon, asal sekolah dasar,
status pernikahan, lama menikah, dan jumlah anak, pendidikan
terakhir, latar belakang informasi tentang kanker serviks dan
papsmear, dan riwayat melakukan papsmear. Bagian kedua untuk
mengukur sikap responden tentang kanker serviks dan papsmear.
Pernyataan pada bagian kedua dalam kuesioner disusun dan
dikelompokkan berdasarkan atas variabel terpengaruh (dependent)
penelitian yang ingin diketahui yaitu sikap berdasarkan panduan dari
NCI, (2007). Namun hanya diambil 6 dari 7 panduan NCI tersebut
karena ada satu panduan yang digunakan dalam aspek pengetahuan
maupun aspek sikap, yaitu panduan mengenai upaya pencegahan
kanker serviks. Pernyataan tersebut disusun dengan modifikasi skala
Likert dari 5 pilihan (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju) menjadi 4 pilihan yaitu sangat setuju (SS), setuju
(S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Modifikasi skala
Likert dilakukan dengan menghilangkan pilihan jawaban di bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
tengah yaitu ragu-ragu. Menurut Hadi, (2000) hal ini penting
dilakukan karena kategori jawaban ragu-ragu memiliki arti ganda yang
tidak diharapkan dalam suatu instrumen, bisa diartikan belum dapat
memutuskan atau memberi jawaban, bisa juga diartikan netral.
Jawaban di bagian tengah juga menimbulkan kecenderungan
menjawab ke tengah, terutama bagi mereka yang ragu atas arah
kecenderungan jawabannya, setuju atau tidak setuju. Selain itu
modifikasi ini dilakukan untuk melihat kecenderungan pendapat
responden ke arah setuju atau tidak setuju, karena pada umunya orang
Indonesia cenderung tidak mau memberikan jawaban yang terlalu
ekstrim.
Pada kuesioner, terdapat 3 macam variabel yaitu pengetahuan,
sikap, dan perilaku. Namun peneliti hanya ingin melihat pernyataan
yang termasuk variabel sikap, yaitu terdapat pada nomor 9, 13 14, 16,
20, dan 21 dimana keenam pernyataan tersebut merupakan pernyataan
favorable (lampiran 4). Penilaian untuk pernyataan yang favorable
adalah sangat setuju = 4, setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak
setuju = 1.
b. Uji validitas. Validitas memiliki arti sejauh mana data yang ditampung
pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang sesungguhnya ingin
diukur. Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi (content
validity) karena ingin melihat seberapa jauh kumpulan variabel (item)
yang menghasilkan indek komposit menggambarkan satu konsep
tertentu (kumpulan pernyataan untuk mengukur sikap responden).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
Sebuah pernyataan dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang
kuat terhadap skor total. Dengan kata lain, sebuah item pernyataan
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika terdapat skor
kesejajaran (korelasi yang tinggi) terhadap skor total item.
Uji validitas dari setiap butir pernyataan dalam kuesioner
pada penelitian ini diukur dengan menggunakan program SPSS versi
12.0 dengan analisis Pearson Product Momen pada tingkat
kepercayaan 95%. Analisis ini menunjukkan validitas hubungan antar
butir pernyataan. Setiap butir pernyataan dinyatakan valid jika
koefisien korelasi (r) bernilai positif dan atau ≥ 0,5 (Azwar, 2006).
Uji validitas dilakukan kepada 15 guru wanita sekolah dasar
di Kota Yogyakarta yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Uji
validitas ini dilakukan di SDN Bumijo, SDN Bener, dan SDN Sagan
Yogyakarta. Pada tahap ini, butir-butir pernyataan pada kuesioner yang
belum valid disusun ulang kalimatnya agar menjadi valid.
Uji validitas ini dilakukan sebanyak 3 kali. Pada uji validitas
yang ketiga, diperoleh hasil bahwa dari 24 butir pernyataan kuesioner,
terdapat 4 butir pernyataan yang masih belum valid, yaitu nomor 11,
13, 16, dan 19 (lampiran 5). Untuk keempat butir pernyataan tersebut
dilakukan uji validitas dengan cara professional adjustment dari ahli
bidang patologi anatomi kedokteran RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
yaitu dr. Fx. Ediati Triningsih M.Sc., Sp.PA. Keempat butir pernyataan
tersebut direvisi oleh dr. Fx. Ediati Triningsih M.Sc., Sp.PA sehingga
dapat digunakan sebagai instrument penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
Pada uji validitas juga dilakukan uji pemahaman bahasa
kepada guru wanita sekolah dasar tersebut dengan cara peneliti
mendampingi satu persatu guru wanita sekolah dasar dalam mengisi
kuesioner dan menanyakan apakah pernyataan dalam kuesioner mudah
dipahami atau tidak.
c. Uji reliabilitas. Pengujian reliabilitas berkaitan dengan masalah adanya
kepercayaan terhadap instrumen penelitian. Suatu instrumen dapat
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika hasil dari pengujian
instrumen tersebut menunjukkan hasil yang tetap. Dengan demikian,
masalah reliabilitas instrumen berhubungan dengan masalah ketetapan
hasil. Atau kalaupun terjadi perubahan hasil instrumen, perubahannya
dianggap tidak berarti.
Menurut Azwar (2006), reliabilitas dinyatakan oleh koefisien
reliabilitas (r) yang angkanya berada dalam rentang 0 - 1. Semakin
tingggi nilai koefisian reliabilitas atau mendekati angka 1 berarti
semakin tingggi reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin rendah nilai
koefisian reliabilitas atau menjauhi angka 1 berarti semakin rendah
reliabilitasnya.
Koefisien reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan program SPSS versi12.0 For Windows dengan analisis
reliabilitas yang menggunakan koefisien alpha cronbach. Pada
penelitian ini digunakan metode belah dua untuk mengkorelasi antara
total skor pada item pernyataan yang ganjil dengan total skor
pernyataan yang genap, dan didapatkan nilai korelasi dari Pearson test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
sebesar 0,724. Nilai koefisien korelasi (r) berdasarkan hasil
perhitungan Spearmen Brown adalah 0,84, sehingga dapat dikatakan
kuesioner yang digunakan memiliki nilai reliabilitas yang baik.
84,08399,0724,1448,1
)724,01(724,02
)1(2
2/21/1
2/21/111
rrr
Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
r1/21/2 = koefisien antara skor-skor belahan tes.
4. Perhitungan sampel dan randomisasi sampel
a. Perhitungan sampel. Untuk menghitung jumlah sampel minimal
digunakan rumus Pujirahardjo (1993) :
5,05,096,1)1012.2(%105,05,096,1012.2
22
2
xxxxxxn
92 subjek untuk setiap kelompok.
b. Randomisasi sampel
1) Randomisasi klaster kecamatan. Untuk melakukan randomisasi
klaster kecamatan digunakan tabel panduan untuk menentukan
banyaknya klaster sampel (Luts, 1982, cit. Pratiknya, 2001),
sehingga didapatkan 7 klaster kecamatan dari 14 klaster kecamatan
yang ada. Pemilihan secara random dilakukan dengan
menggunakan tabel random. Pada hasil randomisasi diperoleh
klaster sampel untuk kelompok ceramah meliputi Kecamatan
Danurejan, Mergangsan, Wirobrajan, Gondokusuman,
Gondomanan, Gedongtengen, dan Pakualaman; klaster sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
untuk kelompok ceramah-testimoni meliputi Kecamatan
Pakualaman, Gondomanan, Danurejan, Kotagede, Jetis, Kraton dan
Umbulharjo; serta klaster sampel untuk kelompok kontrol meliputi
Kecamatan Kraton, Gondomanan, Pakualaman, Kotagede, Jetis,
Ngampilan, dan Mergangsan.
2) Randomisasi sekolah dasar setiap klaster kecamatan yang dipilih.
Dari masing-masing klaster kecamatan yang terpilih, diambil
sekolah dasar dengan jumlah yang sama pada setiap kecamatan
untuk masing-masing kelompok secara random menggunakan tabel
random. Sekolah dasar yang sudah terpilih untuk suatu kelompok
tidak diikutsertakan kembali dalam proses randomisasi untuk
kelompok perlakuan yang lain.
5. Pelaksanaan intervensi
a. Penyebaran undangan. Pada tahap ini peneliti membagikan undangan
kepada guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta untuk
menghadiri acara ceramah maupun ceramah-testimoni yang diadakan
oleh peneliti. Empat undangan dibagikan untuk masing-masing
sekolah dasar dengan harapan minimal ada tiga guru wanita sekolah
dasar di Kota Yogyakarta yang dapat menghadiri acara yang diadakan.
b. Pelaksanaan ceramah dan ceramah-testimoni. Intervensi dilakukan
kepada kelompok ceramah dan ceramah-testimoni secara terpisah.
Intervensi dimulai dengan pembagian pretest, dilanjutkan dengan
intervensi yaitu pemberian edukasi berupa ceramah maupun ceramah-
testimoni oleh salah satu tim dokter dari Yayasan Kanker Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
cabang Daerah Istimewa Yogyakarta yang berkompeten. Pada
kelompok ceramah-testimoni, sebelum intervensi ceramah dilakukan
intervensi testimoni terlebih dahulu oleh ibu Silah Pardjono yaitu
seorang penderita kanker serviks yang telah sembuh. Kemudian untuk
kedua metode edukasi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab atau
pertanyaan interaktif secara dua arah antara narasumber dengan guru
wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Selanjutnya dibagikan
postest kepada guru wanita sekolah dasar untuk mengukur ada atau
tidaknya perubahan sikap setelah mendapatkan intervensi.
Setelah proses penelitian dilakukan, ternyata intervensi tidak
cukup dilakukan dalam satu kali, karena responden yang hadir belum
memenuhi jumlah sampel minimal yang dipersyaratkan. Untuk itu
dilakukan proses randomisasi ulang dengan prosedur yang sama,
dilakukan penyebaran undangan dan intervensi lagi hingga memenuhi
jumlah sampel minimal yang memenuhi kriteria inklusi.
Untuk kelompok kontrol yang tidak diberi intervensi, peneliti
datang ke sekolah dasar yang digunakan sebagai kontrol dan
memberikan kuesioner yang digunakan untuk pretest sekaligus postest
kepada guru wanita di sekolah dasar tersebut tanpa memberikan
intervensi apapun. Namun di akhir penelitian diberikan ceramah
sebagai rasa terima kasih peneliti kepada responden kelompok kontrol
(etika penelitian).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
6. Postest satu bulan setelah intervensi
Tujuannya adalah untuk melihat ada atau tidaknya konsistensi sikap
responden setelah satu bulan intervensi. Postest satu bulan setelah intervensi
dilakukan dengan mendatangi responden ke masing-masing sekolah dasar.
Secara umum proses pengambilan data yang dilakukan selama penelitian
dilakukan dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Proses pengambilan data
H. Tata Cara Analisis Hasil
1. Manajemen data
Untuk menjamin keakuratan data, maka dalam penelitian ini dilakukan
beberapa kegiatan dalam proses manajemen data yaitu:
a. Editing yaitu melakukan pemeriksaan kuesioner hasil penelitian
apakah sudah lengkap isi jawabannya dan memilih kuesioner yang
Kelompok perlakuan 1
Kelompok kontrol
Kelompok perlakuan 1
Kelompok kontrol
Kelompok perlakuan 1
Kelompok perlakuan 2
Kelompok kontrol
Ceramah-testimoni + postest
Kelompok perlakuan 2
pretest Ceramah + postest
1 bulan
1 bulan
1 bulan
Kelompok perlakuan 2
pretest
postest
postest
pretest postest pretest = postest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
memenuhi kriteria inklusi sampel untuk digunakan dalam pengolahan
data selanjutnya.
b. Processing yaitu mengolah data dengan cara mengelompokkan item
pernyataan dalam kuesioner berdasarkan variabel yang akan diteliti
yaitu sikap, memindahkan isi data dari kuesioner ke program komputer
Microsoft Office Excel dan Microsoft Office Word, dan
menjumlahkan angka dari setiap item pernyataan yang dijawab dengan
oleh responden.
c. Cleaning yaitu data yang sudah dimasukkan ke program komputer
Microsoft Office Excel dan Microsoft Office Word dicek/diperiksa
kembali kebenarannya.
2. Analisis data
a. Uji normalitas data dilakukan dengan program statistik menggunakan
uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan
memasukkan data selisih jumlah nilai kuesioner antara pretes-postest
dan pretes-postest 1 bulan variabel sikap. Dari hasil luaran uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov akan didapatkan nilai signifikansi.
Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal (data
parametrik) dan dapat dianalisis dengan dengan T-test independent
sample. Sedangkan jika nilai signifikansi < 0,05 maka maka data
berdistribusi tidak normal (data non-paramet