plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · 2017. 7. 4. · adidaya, luxy. 2017. perbedaan motivasi...

161
i PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD NEGERI KRAMAT 5 MAGELANG PADA PELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Luxy Adidaya NIM : 111134235 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

    III SD NEGERI KRAMAT 5 MAGELANG PADA PELAJARAN

    PKN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

    TIPE STAD

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Oleh:

    Luxy Adidaya

    NIM : 111134235

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

    ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    Motto Hidup

    “Tak pernah sekali pun saya berusaha untuk dikenang dunia, hidupku ini kubaktikan

    pada peristiwa-peristiwa di sekitar, bagi generasi dan jamanku, semata-mata agar

    diriku terjalin dengan sesuatu yang penting bagi sesamaku”

    ( Abraham Lincoln )

    Skripsi ini saya persembahkan untuk :

    Bapak Suroto dan Ibu Siti Asiyah yang selalu menjadi semangat hidup saya.

    Terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini. Kakak saya Windi Susanti dan

    kedua ponakan saya Nadia dan Valentina terima kasih atas doa dan perhatian yang

    diberikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    Adidaya, Luxy. 2017. Perbedaan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD

    Negeri Kramat 5 Magelang Pada Pelajaran Pkn Menggunakan Model Cooperative

    Learning Tipe STAD. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

    Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui perbedaan hasil belajar PKn

    antara siswa yang mengikuti model cooperative learning tipe STAD dengan model

    pembelajaran konvensional di SD Negeri Kramat 5 Magelang. 2) mengetahui

    perbedaan motivasi belajar antara siswa yang mengikuti model cooperative learning

    tipe STAD dengan model pembelajaran konvensional di SD Negeri Kramat 5

    Magelang.

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitiannya quasi

    eksperimental design tipe non equivalent control group design. Subyek dalam

    penelitian ini adalah 20 siswa kelas III A dan 20 siswa kelas III B. Teknik

    pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, observasi dan tes. Analisis data

    dalam penelitian ini ditetapakan secara deskriptiif kuantitatif.

    Hasil kesimpulan dari penelitian menunjukan bahwa 1) Terdapat perbedaan

    yang signifikan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe STAD

    dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran

    menggunakan model tipe STAD mempunyai langkah sebagai berikut : presentasi

    guru dan memberi motivasi siswa, pembagian kelompok heterogen, pretest, kuis dan

    posttest. Analisis data menunjukan harga sig kelompok kontrol 0,002 dan sig

    kelompok eksperimen 0,032 lebih kecil dari 0,05, Artinya terjadi skor signifikan dari

    pretes ke posttest. 2) Tidak terdapat perbedaan motivasi belajar pada siswa

    menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan siswa yang menggunakan

    pembelajaran konvensional. Analisis yang dilakukan antara motivasi belajar pada

    kelompok control dan eksperimen didapatkan sig kelompok kontrol adalah 0.950

    lebih besar dari 0.05, Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara motivasi

    belajar pada kelompok control dan eksperimen. Hasil tersebut dengan kata lain tidak

    terjadi pengaruh antara kelompok control dengan kelompok eksperimen yang

    diberikan pembelajaran STAD.

    Keyword : Cooperative Learning Tipe STAD ,Hasil Belajar, Motivasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    Adidaya, Luxy, 2017. Motivation Difference and Learning Outcomes of Students

    Grade III at Public Elementary School Keramat 5 Magelang on Civics Subject by

    ussing Cooperative learning type STAD Model. Essay. Yogyakarta: Sanata Dharma

    University.

    This research aims:1) To know about the difference of Civics learning

    outcomes between students who are ussing the Cooperative learning type STAD

    Model and students who are ussing conventional learning model at Public Elementary

    School Keramat 5 Magelang.2) To know about the difference of studying motivation

    between students who are ussing the Cooperative learning type STAD Model and

    students who are ussing conventional learning model at Public Elementary School

    Keramat 5 Magelang.

    This research is quantitative research. The type of the research is quasi

    experimental design type non equivalent control group design. Subjects in this

    research are 20 students at class 3A and 20 students at class 3B. The data collection

    technique that are paid in the research are quosioner, observation and test. The

    analysing of data that is ussed in the research is acclaimed through quantitative

    descriptive.

    The conclussion of the research shows: 1) There is significant difference

    between students who are ussing Cooperative learning type STAD and students who

    are ussing conventional learning. The learning process that usses STAD type model

    has these following steps: teacher's presentation which followed by motivating

    students, grouping students heterogeneously, pretest, quiz and postest. Data analysis

    shows the value of control significance 0,002 smaller than 0,05; meaning that there is

    significance score from pretest to postest.2) There is no difference on studying

    motivation between students who are ussing Cooperative learning type STAD and

    students who are ussing conventional learning.The analysis which is done between

    studying motivation on group control and experiment is obtained by a control group

    significance about 0.950 bigger than 0.05; meaning that there is no significance

    different between studying motivation on control group and experiment. That result

    in other word to say is that no affect between control group and experiment group

    which are given STAD learning.

    Keyword : Cooperative Learning Tipe STAD , Motivation , Study result.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan yang maha esa atas segala karunianya, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Motivasi dan Hasil

    Belajar Berdasarkan Model Cooperative Learning tipe STAD Pada Pelajaran

    PKn Siswa Kelas III SD Kramat 5 Magelang” dengan lancer sesuai dengan waktu

    yang diharapkan. Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

    untuk memproleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas

    Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik,

    tanpa bantuan dan doronganberbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini

    peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

    2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

    3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.Pd., M.Pd selaku wakaprodi PGSD.

    4. Drs. Paulus Wahana, m.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah

    membimbing penyelesaian skripsi

    5. Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi. M.A, selaku dosen pembimbing II yang

    telah membimbing dalam penyelesaian skripsi.

    6. Andhika S.Pd selaku guru kelas III SD Kramat 5 Magelang.

    7. Para Guru SD Kramat 5 Magelang yang telah meluangkan waktu untuk

    membantu penulisan skripsi.

    8. Siswa-siswi kelas III SD Kramat 5 yang telah bekerja sama.

    9. Para dosen Program sudi PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah

    memberikan ilmu dan pengalaman selama mendidik.

    10. Keluarga besarku yang selalu ada untuk memberikan motivasi.

    11. Teman satu angkatan PGSD Universitas Sanata Dharma 2011

    12. Teman-teman Kos Juani yang selalu memberiakan motivasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    13. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah

    memberikan dukungan untuk kelancaran tugas akhir skripsi ini.

    Penulis menyadari karya ini jauh dari sempurna.

    Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar dapat lebih baik

    dalam menyusun karya selanjutnya. Semoga karya penulis ini dapat

    bermanfaat bagi dunia pendidikan.

    Yogyakarta,

    Penulis

    Luxy Adidaya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL............................................. Error! Bookmark not defined.

    HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN ...... Error! Bookmark not defined.

    HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii

    HALAMAN MOTTO HIDUP .............................. Error! Bookmark not defined.

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............... Error! Bookmark not defined.

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................vi

    ABSTRAK ........................................................................................................... viii

    ABSTRACT ......................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A.Latar Belakang ................................................................................................... 1

    B. Batasan Masalah................................................................................................. 4

    C. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4

    D.Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5

    E. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5

    F. Definisi Oprasional ............................................................................................ 6

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7

    A.Kajian Teori ........................................................................................................ 7

    1.Motivasi .......................................................................................................... 7

    2.Motivasi belajar .............................................................................................. 8

    3.Hasil belajar .................................................................................................. 17

    4.Cooperative Learning ................................................................................... 20

    5.Cooperative Learning tipe STAD ................................................................ 23

    6.PKn SD ......................................................................................................... 29

    B. Penelitian Yang Relevan ................................................................................ 32

    C. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 35

    D. Hipotesis ......................................................................................................... 36

    BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 37

    A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 37

    B. Waktu dan tempat penelitian ............................................................................ 39

    C. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 39

    D.Variabel Penelitian ........................................................................................... 40

    E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 46

    F. Instrumen Penelitian......................................................................................... 41

    G.Validitas dan Reabilitas.................................................................................... 46

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    H.Tenik Analisis Data…………………………………………………………..55

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 57

    A.Hasil Penelitian ................................................................................................ 57

    1.Uji Asumsi .................................................................................................... 57

    Uji Normalitas Data ........................................................................................ 57

    Uji Homogenitas Skor Pretest Antara Kelompok Kontrol dan Kelompok

    Eksperimen ...................................................................................................... 61

    2. Uji Hipotesis ................................................................................................ 63

    Uji Perbandingan Skor Pretest dan Posttest ................................................... 63

    B. Pembahasan ...................................................................................................... 67

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 70

    A.Kesimpulan ...................................................................................................... 70

    B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 71

    C. Saran ................................................................................................................. 71

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 92

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN .................................................72

    LAMPIRAN 2 DATA KUESIONER, PRETEST DAN POST TEST........................85

    LAMPIRAN 3 VALIDASI INSTRUMEN .............................................................86

    LAMPIRAN 4 HASIL PENELITIAN .............................................................87

    LAMPIRAN 5 FOTO .................................................................................................88

    LAMPIRAN 6 SURAT IJIN PENELITIAN .............................................................90

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Skala Motivasi ...................................................................................... 57

    Tabel 2.2 Instrumen Yang Relevan ..................................................................... 60

    Tabel 2.3 Skor Motivasi Belajar .......................................................................... 62

    Tabel 2.4 Lembar Observasi ................................................................................ 63

    Tabel 2.5 Uji Validitas Motivasi .......................................................................... 67

    Tabel 2.6 Validasi Isi ........................................................................................... 70

    Tabel 2.7 Validasi Observasi ............................................................................... 72

    Tabel 2.8 Uji Normalitas ..................................................................................... 78

    Tabel 2.9 Kenaikan Nilai Kelompok Kontrol dan eksperimen ............................ 86

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Bagan penelitian Yang Relevan ...................................................... 47

    Gambar 1.2 Hubungan Variabel ......................................................................... 56

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

    A. Latar Belakang

    Pendidikan merupakan hal sangat penting dalam kehidupan manusia

    karena pendidikan mempunyai peranan dalam meningkatkan kualitas manusia

    seutuhnya, sebagaimana yang di amanatkan dalam Undang-undang Nomer 20

    Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sesuai dengan Pendidikan

    Nasional (SISDIKNAS), Pendidikan merupakan pengetahuaan yang harus

    ditanamkan sejak dini. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah

    satu mata pelajaran yang sangat perlu ditanamkan sejak dini untuk

    membangun karakter bangsa dan negara agar mampu menciptakan individu

    bermartabat, bermoral yang baik untuk bekal menentukan arah kebijakan

    bangsa dan negara (Ittihad,2007:1.37).

    Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pelajaran wajib bagi

    setiap jenis dan jenjang pendidikan. Pelajaran tersebut diberikan pada

    pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan Kewarganegaraan penting

    dalam kehidupan sehari-hari karena didalamnya mengajarkan siswa untuk

    bersikap dikehidupan sehari hari. Pendidikan Kewarganegaraan tidak lepas

    dari indikator afektif, kognitif, dan psiomotorik. Ketiga aspek tersebut

    sangatlah fundamental bagi perkembangan siswa. Pendidikan sekolah dasar,

    aspek indikator kognitif sangat diperlukan sebagai alat ukur menentukan

    kriteria ketuntasan minimal (KKM). Indikator kognitif sangat erat

    hubungannya dengan hasil belajar karena hasil usaha atau sering disebut hasil

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    belajar dinyatakan oleh angka yang didasari hasil pengetahuan yang

    melibatkan aspek kognitif.

    Sudjana (2005:5) menyatakan bahwa hasil siswa pada hakikatnya

    adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya

    memperbaiki proses belajar mengajar melibatkan aspek afektif, kognitif dan

    psikomotorik. Hasil belajar merupakan komponen penting bagi siswa karena

    dapat mengukur kriteria ketuntasan mengajar sehingga, siswa dapat

    melanjutkan dalam tahapan standar kompetensi selanjutnya. Hasil belajar

    yang dinyatakan dengan angka akan berdampak memotivasi siswa agar dapat

    mencapai ketuntasan belajar. Siswa dianggap mencapai keberhasilan belajar

    jika hasil belajar yang dinyatakan dengan angka sesuai dengan standar ktiteria

    ketuntasan minimal . Dampak dari hasil belajar mempunyai prosentase

    keberhasilan tinggi jika kegiatan belajar mengajar tersebut aktif menimbulkan

    motivasi sehingga ketika mengalami proses beajar siswa ingin tahu . Siswa

    akan lebih termotivasi karena merasa terlibat dalam proses belajar mengajar.

    Interaksi yang terjadi dalam kelas tidak hanya berpusat kepada guru

    melainkan terjalinya interaksi siswa ke siswa dan guru ke siswa.

    Hasil belajar yang baik tentunya dapat diperoleh dari lembaga

    pendidikan. Salah satunya lembaga pendidikan formal seperti sekolah karena

    didalamnya terdapat kurikulum, tujuan pendidikan dan tenaga pendidik yaitu

    guru. Guru mempunyai peran yang penting dalam pendidikan karena

    berhubungan langsung dengan proses pembelajaran. Hamalik (2013:108)

    Guru mempunyai tanggung jawab terhadap sistem pembelajaran agar berjalan

    dengan baik. Pemilihan metode pembelajaran adalah salah satu tanggung

    jawab guru terhadap sistem pembelajaran dan proses belajar mengajar.

    Metode pembelajaran telah dikembangkan untuk menciptakan kegiatan

    belajar yang sesuai untuk kebutuhan siswa seperti metode cooperative

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    learning. Metode cooperative learning merupakan model pembelajaran secara

    kelompok. Pembelajaran cooperative dapat meningkatkan kinerja siswa dalam

    tugas akademik, memahami konsep dan menumbuhkan kemamuan berfikir

    kritis siswa. Metode coopertive sangat beragam salah satunya metode

    cooperative learning tipe STAD. Tipe cooperative learning STAD sangatlah

    sederhana karena menekankan pada interaksi siswa yang dibentuk dalam

    kelompok heterogen.

    Realita dilapangan masih dijumpai metode pembelajaran yang

    berorientasi hanya kepada guru atau sering dikenal dengan metode

    konvensional (ceramah). PKn merupakan pelajaran yang sangat sering

    menggunakan metode tersebut seperti di SD Negeri Kramat 5 Magelang. Hal

    tersebut tercermin berdasarkan observasi di lapangan bahawa guru masih

    menggunakan metode ceramah tersebut. Pembelajaran konvensional atau

    ceramah tersebut sangat jarang diikaitkan dengan masalah kehidupan sehari-

    hari. Guru hanya mentransfer ilmu dengan panduan buku teks sehingga

    pembelajaran menjadi kaku dan membosankan. Siswa sangat kurang

    termotivasi dengan apa yang guru samapikan dikelas. Hal ini mengakibatkan

    kurangnya pemahaman siswa terhadap pelajaran PKn. Terlihat dari nilai tes

    PKn yang diperoleh kelas A rata-rata dengan 7 siswa atau 35% sudah

    mencapai kriteria minimal dan 11 siswa atau 55% yang belum mencapai

    kriteria ketuntasan minimal sedangkan kelas B dengan 9 siswa atau 45%

    yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan 11 siswa atau 65%

    belum mencapai kriteria ketuntasan mengajar. Data diatas mencerminkan

    bahwa siswa belum memahami setiap jenjang Kompetensi pelajaran PKn

    sepenuhnya. Hasil tersebut bisa mengganggu siswa dalam memperoleh

    kompentensi jenjang selanjutnya yang berakibat gagalnya pencapaian

    pendidikan siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Berbagai model pembelajaran telah dikembangkan untuk menyelesaikan

    masalah-masalah tersebut seperti model pembelajaran cooperative learning

    tipe STAD. Metode tersebut merupakan model pembelajaran secara kelompok

    yang sangat sederhana. Slavin (dalam Isjoni, 2013:74) tipe cooperative

    learning STAD menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara

    siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam penguasaan

    materi pembelajaran guna mencapai prestasi belajar.

    Dari latar belakang di atas, peneliti merumuskan judul penelitian yaitu

    “Perbedaan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Kramat 5

    Magelang Pada Pelajaran PKn Menggunakan Model Cooperative Learning

    Tipe STAD”.

    B. Batasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan dibatasi pada

    siswa kelas III di SD Negeri Kramat 5 tahun ajaran 2016/2017 dengan

    menggunakan model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD. Pada

    pelajaran PKn dengan SK 1.1 Mengamalkan sumpah pemuda dan KD 1.1

    Mengenal makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Apakah ada perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti

    model cooperative learning tipe STAD dengan model pembelajaran

    konvensional di SD Kramat 5 Magelang?

    2. Apakah ada perbedaan motivasi belajar PKn antara siswa yang mengikuti

    model cooperative learning tipe STAD dengan model pembelajaran

    konvensional di SD Kramat 5 Magelang?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian sebagai berikut :

    1. Mendeskripsikan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti model

    cooperative learning tipe STAD dengan model pembelajaran konvensional

    di SD Kramat 5 Magelang

    2. Mendeskripsikan motivasi belajar PKn antara siswa yang mengikuti model

    cooperative learning tipe STAD dengan model pembelajaran konvensional

    di SD Kramat 5 Magelang

    E. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Siswa

    Proses penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan hasil

    belajar peserta didik serta menambah pengalaman belajar baru yang

    menyenangkan bagi peserta didik.

    2. Bagi Sekolah

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah dan guru

    sebagai pertimbangan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih

    bervariatif, kreatif dan inovatif bagi peserta didik.

    3. Bagi Peneliti

    Proses dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

    dan wawasan peneliti dalam bidang ilmu pendidikan, serta penggunaan

    metode-metode pembelajaran yang lebih bervariatif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    F. Definisi Oprasional

    Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan pada definisi

    operasional sebagai berikut :

    1. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang menggerakkan serta

    mengarahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar demi

    mencapai prestasi belajar.

    2. Hasil belajar adalah nilai kemampuan dan keterampilan yang diperoleh

    peserta didik dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan mencakup

    kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian ini

    dibatasi hanya aspek kognitif.

    3. Cooperative Learning merupakan model pembelajaran dalam kelompok-

    kelompok kecil yang memberikan kesempatan kepada setiap anggota

    kelompok untuk saling berinteraksi guan memahami materi.

    4. Cooperative Learning Tipe STAD merupakan salah satu tipe

    pembelajaran kooperatif yang mempunyai ciri tahapan sebagai berikut

    presentasi kelas, pengelompokkan siswa yang heterogen, tim, kuis dan

    skor kemajuan individu atau siswa. Tipe STAD mempunyai keunggulan

    dalam kerja tim yang dibentuk secara heterogen sehingga siswa mampu

    menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya sehingga mampu meningkatkan

    kemampuan siswa.

    5. PKn merupakan pendidikan untuk memberikan bekal awal dalam bela

    negara yang dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah air, kesadaran

    berbangsa dan bernegara, berkeyakinan atas kebenaran idiologi pancasila

    dan UUD 1945 serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan

    negara.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Pada bab ini peneliti menjabarkan segala sesuatu yang mendasari teori

    penelitian yaitu: kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis.

    A. Kajian Teori

    1. Motivasi

    a. Pengertian motivasi belajar

    Sardiman (2008: 73), mengemukakan bahwa motif diartikan sebagai daya

    upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan atau

    aktivitas. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri

    subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

    Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya

    penggerak yang telah menjadi aktif.

    Slavin yang dikutip oleh Anni., dkk (2006: 156), menjelaskan motivasi

    merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara

    perilaku seseorang secara terus-menerus. Menurut Slameto (2010: 170)

    menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkat

    kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia.

    Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa motivasi

    merupakan daya penggerak yang mendorong serta memberi arahan tingkah

    laku seseorang dalam bertindak serta melakukan aktivitas tertentu guna

    mencapai suatu tujuan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    2. Motivasi belajar

    a. Pengertian Motivasi Belajar

    Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat

    mengarahkan ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Di dalam belajar

    banyak siswa yang kurang termotivasi terhadap pelajaran termasuk

    didalamnya adalah aktivitas praktek maupun teori untuk mencapai suatu

    tujuannya. Ada beberapa pengertian motivasi belajar sebagai berikut:

    Sani (2013: 49) Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat

    memotivasi peserta didik atau individu untuk melakukan kegiatan belajar.

    Sardirman (dalam Khodijah, 2014: 156) berpendapat bahwa dalam kegiatan

    belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam

    diri individu yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

    kelangsungan kegiatan belajar, dan yang memberi arah pada kegiatan belajar

    sehingga tujuan yang dikehendaki akan tercapai. Khodijah (2014: 156-157)

    mengemukakan motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non

    intelektual. Peranan yang khas dari motivasi belajar adalah bertumbuhnya

    gairah, perasaan dan semangat untuk belajar. Lebih lanjut Khodijah

    menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang menjadi penggerak

    dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan belajar dan mencapai

    tujuan yaitu mencapai prestasi.

    Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi

    belajar adalah segala sesuatu yang menggerakkan serta mengarahkan peserta

    didik untuk melakukan kegiatan belajar demi mencapai prestasi belajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    b. Indikator Motivasi

    Sondang P. Siagian (2008:138) motivasi mempunyai idikator

    sebagai berikut :

    1) Daya pendorong

    2) Kemauan

    3) Kerelaan

    4) Ketrampilan

    5) Tanggung jawab

    6) Kewajiban

    7) tujuan

    c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

    Dimyati dan Mudjiono (2010: 97-100) menjelaskan ada

    beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu :

    1) Cita-cita atau aspirasi siswa

    Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang

    hayat. Cita-cita siswa untuk “menjadi seseorang” akan memperkuat

    semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar.

    2) Kemampuan Belajar

    Kemampuan belajar meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam

    diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    fantasi. Siswa yang taraf perkembangan berpikirnya konkrit (nyata) tidak

    sama dengan siswa yang berpikir secara operasioanl (berdasarkan

    pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya). Jadi

    siswa yang mempunyai belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam

    belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh

    karena kesuksesan memperkuat motivasinya.

    3) Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa

    Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi

    siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berkaitan dengan kondisi fisik

    dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi

    fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi

    psikologis.

    4) Kondisi Lingkungan Kelas

    Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri

    siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada

    umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

    5) Unsur-unsur Dinamis Belajar

    Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang

    keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan

    bahkan hilang sama sekali.

    6) Upaya Guru Membelajarkan Siswa

    Upaya yang dimaksud adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam

    membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara

    menyampaikannya, menarik perhatian siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Slameto (2010 : 54-71) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang

    mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut :

    1) Kesehatan

    Sehat bararti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-

    bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal

    sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Seseorang

    dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya

    tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan

    tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur makan, olahraga, rekreasi dan

    ibadah.

    2) Perhatian

    Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu

    pun semata-mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek.

    Mendapatkan hasil yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian

    terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi

    perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga tidak lagi suka

    belajar. Siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran itu

    sesuai dengan hobi atau bakatnya.

    3) Minat

    Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

    mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseoarang,

    diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi

    berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak

    dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang,

    sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari itu

    diperoleh kepuasan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    4) Bakat

    Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru

    terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

    Bakat itu mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari

    sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena senang

    belajar.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

    yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

    Yang termasuk dalam faktor intrinsik adalah kesehatan, perhatian, minat,

    dan bakat. Sedangkan yang termasuk dalam faktor ekstrinsik adalah

    metode mengajar, alat pelajaran, dan kondisi lingkungan. Factor-faktor

    tersebut digunakan dalam penyusunan kuesioner penelitian sebagai

    pedoman pembuatan.

    d. Fungsi Motivasi Belajar

    Sardiman (2003: 85) mengemukakan bahwa dalam kaitannya dengan

    belajar, motivasi memiliki fungsi yaitu sebagai daya penggerak untuk

    melakukan kegiatan belajar. Lebih lanjut Sardiman membagi fungsi

    motivasi sebagai berikut :

    1) Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi motivasi sebagai penggerak atau

    motor yang melepaskan energi motivasi dalam hal ini merupakan motor

    penggerak yang akan digerakkan.

    2) Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang akan dicapai. Jadi

    motivasi dapat memberi arah kegiatan yang harus dikerjakan agar sesuai

    dengan tujuannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan yang harus

    dikerjakan yang sesuai untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan

    perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

    Sejalan dengan Sardiman (dalam Purwanto, 2009: 70-71) berpendapat

    bahwa ada beberapa fungsi motivasi yaitu sebagai berikut

    1) Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu

    berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi

    (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

    2) Motif itu menentukan arah perbuatan.yakni ke arah perwujudan suatu

    tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang

    harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin

    jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.

    3) Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-

    perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan

    itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan

    itu.

    Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi

    motivasi dalam belajar adalah sebagai pendorong dan pengarah seseorang

    atau siswa pada aktivitas mereka dalam pencapaian tujuan belajar.

    e. Macam-macam Motivasi

    Gunarsa (2004: 50-51) menjabarkan motivasi yang secara umum

    dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

    ekstrinsik. Adapun uraian kedua pengertian motivasi intrinsik dan

    ekstrinsik menurut Gunarsa di bawah ini sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    1) Motivasi Intrinsik merupakan dorongan atau kehendak yang kuat yang

    berasal dari dalam diri seseorang. Semakin kuat motivasi instrinsik yang

    dimiliki oleh seseorang, semakin besar kemungkinan ia memperlihatkan

    tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan.

    2) Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan segala sesuatu yang diperoleh

    melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran, atau

    dorongan dari orang lain. Faktor eksternal dapat mempengaruhi

    penampilan atau tingkah laku seseorang, yaitu menentukan apakah

    seseorang akan menampilkan sikap gigih dan tidak cepat putus asa

    dalam mencapai tujuannya.

    Sardiman (2008: 89-91) membagi motivasi menjadi dua yakni motivasi

    intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Adapun uraian pengertian dari

    motivasi intrinsik dan ekstrinsik menurut Sardiman yaitu sebagai

    berikut:

    1) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

    baerfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri

    individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

    2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

    karena adanya perangsang dari luar.

    Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi

    ada dua yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri individu (intrinsik) dan

    motivasi yang muncul diri luar diri individu (ekstrinsik). Motivasi intrinsik

    memiiki sifat permanen karena sudah ada di dalam diri setiap orang

    sedangkan motivasi ekstrinsik bisa ada ketika seseorang mendapat

    rangsangan (stimulus) dari luar dirinya.

    f. Prinsip-prinsip Motivasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Khodijah (2014: 157) menguraikan beberapa prinsip motivasi

    belajar antara lain sebagai berikut:

    1) Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar.

    2) Motivasi intrinsik lebih utama daripada ekstrinsik dalam belajar.

    3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.

    4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar.

    5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.

    6) Motivasi melahirkan prestasi belajar.

    Hamalik (2013 : 114-115) mengemukakan beberapa prinsip motivasi

    belajar, sebagai berikut:

    1) Pujian lebih efektif daripada hukuman.

    2) Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar)

    yang perlu mendapat kepuasan.

    3) Motivasi yang bersumber dari dalam diri individu lebih efektif

    daripada motivasi yang berasal dari luar.

    4) Tingkah laku (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu

    dilakukan penguatan (reinforcement).

    5) Motivasi mudah menjalar kepada orang lain.

    6) Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang

    motivasi belajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    7) Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan

    minat yang lebih besar untukmelaksanakannya daripada tugas yang

    dipaksakan dari luar.

    8) Ganjaran yang berasal dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup

    efektif untuk merangsang minat belajar.

    9) Teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi adalah efektif

    untuk memelihara minat siswa.

    10) Minat khusus yang dimiliki oleh siswa bermanfaat dalam belajar dan

    pembelajaran.

    11) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat belajar

    bagi siswa yang lamban, ternyata tidak bermakna ternyata tidak

    bermakna bagi siswa yang tergolong pandai, karena ada perbedaan

    tingkat kemampuan.

    12) Kecemasan dan frustasi yang lemah kadang-kadang dapat membantu

    siswa belajar menjadi lebih baik.

    13) Kecemasan yang serius akan menyebabkan kesulitan belajar, dan

    menganggu perbuatan belajar siswa, karena perhatiannya akan

    terarah pada hal lain.

    14) Tugas-tugas yang terlampau sulit dikerjakan dapat menyebabkan

    frustasi pada siswa, bahkan dapat mengakibatkan demoralisasi dalam

    belajar, yakni perbuatan yang tidak wajar (misal: mencontoh).

    15) Masing-masing siswa memiliki kadar emosi yang berbeda satu

    dengan yang lainnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    16) Pengaruh kelompok umumnya lebih efektif dalam motivasi belajar

    dibandingkan dengan paksaan orang dewasa.

    17) Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan kreativitas.

    Dari beberapa prinsip motivasi yang dikemukakan oleh dua

    tokoh di atas, dapat dipahami bahwa motivasi merupakan unsur

    penting yang melandasi segala aktivitas/kegiatan pembelajaran yang

    dilakukan oleh peserta didik di sekolah.

    3. Hasil belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    Sudjana (2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada

    hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam

    upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil

    belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan

    psikomotorik. Sejalan dengan Sudjana, (dalam Susanto, 2014: 5)

    mengemukakan hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi

    pada diri peserta didik, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

    psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajarnya.

    Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan hal yang berbeda yakni hasil

    belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam

    bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil

    yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Djamarah

    (2008:23) mengungkapkan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

    kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri individu sebagai hasil dari

    aktivitas dalam belajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Widoyoko (2013:1) mengemukakan bahwa hasil belajar terkait

    dengan pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan menuju

    evaluasi baik menggunakan tes maupun non-tes. Pengukuran, penilaian dan

    evaluasi bersifat hirarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment),

    sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Khodijah, (2014: 51),

    berpendapat bahwa tidak semua perubahan perilaku yang terjadi pada diri

    individu (peserta didik) dapat dikatakan sebagai hasil belajar.

    Dari beberapa pengertian yang dikemukankan oleh beberapa tokoh di

    atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan dan

    keterampilan yang diperoleh peserta didik dari proses pembelajaran yang

    sudah dilakukan mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

    Sedangkan yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif

    siswa

    b. Ciri-ciri Hasil Belajar

    Ahmadi dan Supriyono (dalam Khodijah, 2014: 53)

    menjelaskan bahwa suatu proses perubahan baru dapat dikatakan sebagai

    hasil belajar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) terjadi secara

    sadar; (2) bersifat fungsional; (3) bersifat aktif dan positif; (4) bukan bersifat

    sementara; (5) bertujuan dan terarah; (6) mencakup seluruh aspek tingkah

    laku.

    c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

    Wasliman (dalam Susanto, 2014: 12) hasil belajar yang diperoleh

    peserta didik dipengaruhi beberapa faktor yakni faktor internal dan faktor

    eksternal. Secara terperinci uraian tentang faktor internal dan faktor

    eksternal sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    1) Faktor internal: merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

    peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.

    2) Faktor eksternal: merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta

    didik yang mempengaruhi hasil belajarnya yaitu keluarga, sekolah, dan

    masyarakat. Keadaan keluarga (kurang mendapat perhatian khusus dari

    orang tua, kebiasaan sehari-hari mendapat perlakuan kurang baik dari

    orang tua), dan kondisi ekonomi.

    Wasliman dan Dukin (dalam Susanto, 2014: 13-14), terdapat sejumlah aspek

    yang mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran siswa dilihat dari faktor

    guru, yaitu:

    1) Teacher formative experience, jenis kelamin serta pengalaman hidup

    guru yang menjadi latar belajang sosial mereka.

    2) Teacher training experience, meliputi pengalaman yang berhubungan

    dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru, misalnya

    pengalaman latihan prosesional, tingkat pendidikan, dan pengalaman

    jabatan.

    3) Teacher properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

    sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya,

    sikap guru terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi guru, motivasi

    dan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran, termasuk

    kemampuan merencanakan pembelajaran dan evaluasi maupun

    penguasaan materi pembelajaran yang akan diajarkan.

    Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui ada beberapa faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu, faktor keluarga, ekonomi,

    masyarakat dan sekolah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    4. Cooperative Learning

    a. Pengertian Cooperative Learning

    Isjoni (2013: 20) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai

    suatu pendekatan dimana peserta didik berkerjasama antara satu dengan yang

    lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan tugas individu

    atau kelompok yang diberikan oleh guru. Sejalan dengan Isjoni, Jhonson

    (dalam Isjoni, 2013: 23), berpendapat bahwa istilah pembelajaran kooperatif

    dalam pengertian bahasa Indonesia yaitu mengelompokkan siswa di dalam

    kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar dapat berkerja sama dengan

    kemampuan maksimal yang mereka miliki dan saling memahami satu sama

    lain dalam kelompok tersebut.

    Suprijono (2013: 54) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif

    adalah konsep yang lebih luas mencakup semua jenis kerja sama kelompok

    termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh

    guru. Lebih lanjut Suprijono menjelaskan bahwa dalam pembelajaran

    kooperatif, guru sebagai pemberi arah, guru bertugas untuk menetapkan

    pertanyaan-pertanyaan, menyediakan bahan-bahan dan merancang informasi

    untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang dimaksud.

    Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.

    Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dalam kelompok-

    kelompok kecil yang memberikan kesempatan kepada setiap anggota

    kelompok untuk saling berinteraksi dan berkerja sama guna memahami suatu

    materi atau bahan pembelajaran.

    b. Unsur-unsur Cooperative Learning

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Arends dan Ibrahim (dalam Isjoni, 2013: 25) menjelaskan unsur-unsur

    dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: (1) Siswa dalam

    kelompoknya haruslah beranggapan bahwa “sehidup sepenanggungan”, (2)

    Setiap siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lainnya dalam

    kelompoknya disamping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam

    mempelajari materi yang dihadapi, (3) Semua anggota didalam kelompoknya

    memiliki tujuan yang sama, (4) siswa membagi tugas dan tanggung jawab

    yang sama diantara anggota kelompok, (5) setiap siswa akan diberikan

    evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh terhadap evaluasi seluruh

    anggota kelompok, (6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka

    membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya,

    (7) Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secera individual materi

    yang ditangani di dalam kelompoknya.

    Roger dan Johnson (dalam Suprijono, 2013: 58), berpendapat untuk

    mencapai hasil belajar yang maksimal, ada lima unsur dalam model

    pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan yaitu:

    1) Saling ketergantungan positif (positive interdependence). Dalam

    pembelajaran kooperatif, pendidik hendaknya mamu menciptakan

    suasana yang mendorong agar siswa merasa saling memnutuhkan satu

    dengan yang lainnya. Dalam hal ini yang dimaksud saling ketergantungan

    positif yaitu saling ketergantungan mencapai tujuan, saling

    ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan mencari

    bahan atau sumber belajar, saling ketergantungan peran dan saling

    ketergantungan hadiah.

    2) Tanggung jawab perseorangan (personal responsibility). Dalam

    pembelajaran kooperatif, semua anggota kelompok diajarkan untuk saling

    membagi tanggung jawab. Setiap anggota kelompok memiliki tugas dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    tanggungjawab yang sama. Interaksi promotif (face to face promotive

    interaction).Dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok

    diharapkan mampu berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain

    seperti: saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi

    informasi dan saran yang diperlukan, memproses informasi bersama

    secara lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, serta saling

    memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

    3) Komunikasi antaranggota (interpersonal skill). Dalam pembelajaran

    kooperatif, unsur-unsur komunikasi antaranggota kelompok ini sangat

    penting karena dapat melatih keterampilan sosial setiap anggota

    kelompok misalnya: saling mengenal dan mempercayai teman, mampu

    berkomunikasi, saling menerima dan saling mendukung, serta mampu

    menyelesaikan konflik secara kondusif.

    4) Pemrosesan kelompok (group processing). Proses pemerosesan kelompok

    ini adalah suatu upaya yang digunakan sebagai evaluasi dari semua

    rangkaian kegiatan kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan

    efektivitas setiap anggota dalam memberikan konstribusi terhadap

    kegiatan kolaborasi untuk mencapai tujuan kelompok.

    Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran

    kooperatif dibedakan dari pembelajaran lainnya karena memiliki ciri-ciri

    khusus dalam pelaksanaannya pembelajaran kooperatif dilaksanakan secara

    sistematis dan harus memenuhi beberapa unsur sebagaimana telah diuraikan

    di atas.

    c. Tujuan Cooperative Learning

    Isjoni (2013: 9) berpendapat bahwa tujuan utama penerapan

    pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    berkelompok bersama-sama dengan teman-temannya dengan saling

    menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang laian untuk

    mengemukakan gagasan atau menyampaikan pendapat mereka secara

    berkelompok.

    Suprijono (2013: 61) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran

    kooperatif dikembangkan yaitu untuk mencapai hasil belajar berupaprestasi

    akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan

    sosial. Lebih lanjut Suprijono menekankan bahwa untuk mencapai hasil

    belajar itu model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan

    interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan

    struktur reward-nya.

    Dari penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat

    dipahami bahwa tujuan pembelajaran kooperatif yaitu untuk mengembangkan

    keterampilan peserta didik mencakup bidang kognitif, afektif, dan

    psikomotoriknya.

    5. Cooperative Learning tipe STAD

    a. Pengertian

    Cooperative Learning tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

    pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di

    Universitas John Hopkin. Aqib (2014: 20) pembelajaran kooperatif Student

    Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe pembelajaran

    kooperatif yang paling sederhana. Dalam model pembelajaran ini, siswa

    dibentuk ke dalam kelompok/tim kecil yang beranggotakan 4-5 orang siswa.

    Kelompok dibentuk secara campuran (heterogen) dari berbagai tingkat

    prestasi, jenis kelamin, suku, status sosial, agama, dan lain sebagainya. Setiap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    siswa/anggota kelompok saling berkerjasama serta berinteraksi guna

    mencapai tujuan bersama.

    Sejalan dengan Aqib, Trianto (2010: 68) mengemukakan pembelajaran

    kooperatif STAD merupakan salah satu jenis dari model pembelajaran

    kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah

    anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa SD secara heterogen. Diawali dengan

    penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok,

    kuis, dan penghargaan kelompok. Slavin (dalam Trianto, 2010: 68-69) juga

    menyatakan pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggota 4-5

    orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan

    suku.

    Lebih lanjut Slavin (dalam Rusman, 2011: 214) memaparkan bahwa,

    “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling

    mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang

    diajarkan guru”.

    Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, disimpulkan pengertian model

    pembelajaran kooperatif STAD adalah model pembelajaran dimana siswa

    belajar dalam kelompok-kelompok yang heterogen (tingkat prestasi, jenis

    kelamin, budaya, dan suku) yang terdiri dari 4-5 siswa. Kegiatan

    pembelajarannya diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,

    penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

    Ciri terpenting dalam model pembelajaran kooperatif STAD adalah kerja tim.

    a. Langkah-Langkah Cooperative Learning tipe STAD

    Isjoni (2013: 74) menguraikan beberapa langkah-langkah dalam

    pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    1) Tahap penyajian materi, dalam tahap ini guru memulai menyampaikan

    indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu

    peserta didik tentang materi yang akan dipelajari.

    2) Tahap kerja kelompok, pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas

    sebagai bahan yang akan dipelajari.

    3) Tahap tes individu, pada tahap ini guru memberi tes kepada setiap peserta

    didik (individu). Tujuan dari tes individu yaitu untuk mengetahui

    keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik.

    4) Tahap perhitungan skor perkembangan individu, pada tahap ini

    perhitungan skor individu dapat dihitung dari skor awal, berdasarkan nilai

    evaluasi yang dilakukan sebelumnya. Lebih lanjut Isjoni menjelaskan,

    penghitungan skor kelompok d dilakukan dengan cara menjumlahkan dari

    masing-masing perkembangan skor individu dalam kelompok dan

    hasilnya dibagi sesuai dengan jumlah anggota kelompok. Berbeda dengan

    Isjoni, Aqib (2014: 20) menguraikan beberapa langkah-langkah dalam

    pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:

    1) Membentuk kelompok yang anggotanya sebanyak 4 orang secara

    heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain).

    2) Guru menyajikan pelajaran.

    3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-

    anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya

    sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

    4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat

    menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

    5) Memberi evaluasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    6) Kesimpulan.

    Menurut Rusman (2011: 215-216) menguraikan langkah-langkah

    model pembelajaran kooperatif STAD, sebagai berikut:

    1) Penyampaian tujuan dan motivasi.

    Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

    pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

    2) Pembagian kelompok.

    Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap

    kelompoknya terdiri dari beberapa siswa berjumlah 4-5 siswa yang

    memprioritaskan heterogenitas kelas dalam prestasi akademik, jenis

    kelamin, ras, atau etnik.

    3) Presentasi dari guru.

    Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu

    menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut

    serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari.

    4) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim).

    Siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk. Kerja tim

    merupakan ciri terpenting dari pembelajaran kooperatif tipe STAD.

    5) Kuis (evaluasi).

    Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis

    (evaluasi) tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian

    terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok.

    6) Penghargaan prestasi atas keberhasilan kelompok.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif STAD,

    langkah-langkah pembelajaran IPS pada kelompok control menggunakan

    langkah-langkah model pembelajaran kooperatif STAD seperti tercantum di

    atas.

    b. Kelebihan Cooperative Learning Tipe STAD

    Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Hamdayama

    (2014: 118) yaitu:

    1) Siswa berkerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi

    norma-nmorma kelompok.

    2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

    3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

    keberhasilan kelompok.

    4) Interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka

    dalam berpendapat.

    5) Meningkatkan kecakapan individu.

    6) Meningkatkan kecakapan kelompok.

    7) Tidak bersifat kompetitif.

    8) Tidak memiliki rasa dendam.

    Roestiyah (dalam Sanjaya, 2011) menyebutkan beberapa

    kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD, sebagai berikut:

    1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan

    bertanya dan membahas suatu masalah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan

    penyelidikan mengenai suatu masalah.

    3) Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan

    berdiskusi.

    4) Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu

    dan kebutuhan belajarnya.

    5) Siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran dan siswa lebih aktif dalam

    diskusi.

    6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa

    menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat

    orang lain.

    c. Kelemahan Cooperative Learning tipe STAD

    Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut

    Hamdayama (2014: 118) yaitu:

    1) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.

    2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena anggota

    yang pandai lebih dominan dalam proses pembelajaran.

    3) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit

    mencapai target kurikulum.

    4) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada

    umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif STAD.

    5) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat

    melakukan pembelajaran kooperatif STAD.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    6) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka berkerja sama.

    6. PKn SD

    a. Pengertian PKn SD

    PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk

    diajarkan pada jenjang sekolah dasar. Ruminiati (2007: 1.15) menyatakan

    bahwa pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung

    dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Tetapi

    di dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak sedikit yang salah menafsirkan

    bahwa PKN dengan PKn merupakan hal yang sama. Padahal keduanya

    memiliki definisi dan fungsi yang berbeda dalam pembelajaran.

    Hal ini sesuai dengan pendapat Soemantri bahwa PKN adalah

    pendidikan kewargaan negara, yang merupakan mata pelajaran sosial yang

    bertujuan membentuk warga negara yang baik yaitu warga negara yang tahu,

    mau, dan mampu berbuat baik, sedangkan PKn adalah pendidikan

    kewarganegaraan, pendidikan yang menyangkut status formal warga negara

    yang berisi tentang diri kewarganegaraan, peraturan naturalisasi atau

    pemerolehan status sebagai WNI (Ruminiati, 2007: 1 – 25).

    Pengertian PKn juga dijelaskan di dalam Permendiknas No. 22 Tahun

    2006 tentang standar isi. Di dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang

    standar isi tertulis bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran

    yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan

    mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga

    negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan

    oleh Pancasila dan UUD 1945.

    PKn merupakan pendidikan untuk memberikan bekal awal dalam bela

    negara yang dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah air, kesadaran berbangsa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    dan bernegara, berkeyakinan atas kebenaran idiologi pancasila dan UUD 1945

    serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara (Ittihad, 2007:

    1.37).

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

    PKn merupakan mata pelajaran yang berkaitan erat dengan pendidikan afektif

    yang berpengetahuan bela negara. PKn juga dikatakan sebagai pendidikan

    awal bela negara, idiologi pancasila dan UUD 1945, naturalisasi, dan

    pemerolehan status warga negara.

    a. Tujuan PKn

    Melalui mata pelajaran PKn, diharapkan kegiatan pembelajaran dapat

    mencapai tujuan yang diharapkan sebagaimana tercantum pada Permendiknas,

    No. 22 tahun 2006 tentang standar isi meliputi:

    1) Berpikir secara kritis dan rasional dalam menghadapi isu

    kewarganegaraan.

    2) Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, dan bertindak secara

    cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti

    korupsi.

    3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

    berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama

    dengan bangsa lain.

    4) Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia baik secara

    langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan ilmu dan

    teknologi.

    Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa tujuan mata

    pelajaran PKn terbagi menjadi beberapa aspek. Aspek berpikir merupakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    awal dari adanya partisipasi individu, sehingga individu secara positif dapat

    berkembang dan berinteraksi dengan pihak lain.

    b. Ruang Lingkup PKn

    Mata pelajaran PKn memiliki klasifikasi materi yang dirangkum dalam

    ruang lingkup pembelajaran. Ruang lingkup pada materi mata pelajaran PKn

    sesuai Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, meliputi:

    1) Persatuan dan kesatuan bangsa.

    2) Norma, hukum, dan peraturan.

    3) Hak asasi manusia.

    4) Kebutuhan warga negara.

    5) Konstitusi negara.

    6) Kekuasan dan Politik.

    7) Pancasila.

    8) Globalisasi.

    Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa materi

    pembelajaran pada mata pelajaran PKn terangkum dalam ruang lingkup mata

    pelajaran PKn yang terdiri dari beberapa aspek, meliputi: ruanglingkup

    persatuan dan kesatuan bangsa, ruang lingkup norma, hukum, dan peraturan,

    ruang lingkup HAM (Hak Asasi Manusia), ruang lingkup kebutuhan dan

    konstitusi negara, ruang lingkup kekuasaan dan politik, ruang lingkup

    pancasila, serta ruang lingkup globalisasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    B. Penelitian Yang Relevan

    Pada bagian ini peneliti memaparkan beberapa hasil penelitian yang

    relevan sebagai berikut:

    1. Berdasarkan penelitian dari Ni Ketut (2010) yang berjudul “Pengaruh

    Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar IPA

    Ditinjau Dari Minat Terhadap Lingkungan Pada Siswa Kelas V SD Se-

    Desa Simbangkaja Tahun Pelajaran 2010/2011”. Menunjukkan bahwa

    pembelajaran IPA kelas V dengan menggunakan Model Pembelajaran

    Kooperatif Learning tipe STAD memiliki dampak positif bagi siswa. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA pada siswa yang

    mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada

    hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.

    2. Berdasarkan penelitian dari Dermini Ni Nenggah (2013) yang berjudul

    “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tehnik STAD Terhadap Hasil

    Belajar Dilihat Daris Sikap Sosial Siswa Dalam Pembelajaran IPS”. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar IPS siswa yang mengikuti

    pembelajaran kooperatif tehnik STAD lebih baik daripada siswa yang

    mengikuti pembelajaran konvensional, (2) sikap sosial siswa yang

    mengikuti pembelajaran kooperatif tehnik STAD secara signifikan lebih

    baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, (3) secara

    simultan, hasil belajar IPS dan sikap sosial siswa yang mengikuti

    pembelajaran kooperatid tehnik STAD secara signifikan lebih baik

    daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

    3. Berdasarkan penelitian dari Sundari (2014) yang berjudul “Pengaruh Tipe

    Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap

    Motivasi Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan

    terdapat pengaruh positif yang signifikan terhadap motivasi belajar Ilmu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Pengetahuan Sosial yang diajarkan dengan model pembelajaran Student

    Teams Achievetment Division (STAD) pada kelas V SDI Bani Saleh 6

    Bekasi.

    4. Berdasarkan penelitian dari I.G.A Diah Mardani (2013) yang berjudul

    “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil

    Belajar PKn Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas 4 SD Gugus I

    Kuta Kabupaten Bandung”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)

    terdapat perbedaan hasil belajar PKn yang signifikan antara kelompok

    siswa yang mengikuti pembelajaran dengan Kooperatif Tipe STAD dengan

    kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, (2) terdapat

    pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan motivasi

    berprstasi terhadap hasil belajar PKn, (3) untuk kelompok siswa yang

    memiliki motivasi berprestasi tinggi, terdapat perbedaan yang signifikan

    pada hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang mengikuti

    Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan kelompok siswa yang mengikuti

    pembelajaran Konvensional, dan (4) untuk kelompok siswa yang memiliki

    motivasi berprestasi rendah, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil

    belajar PKn antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

    kooperatif tipe STAD dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

    konvensional.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Berikut merupakan bagan penelitian sebelumnya.

    Gambar 1.1 Kerangka Penelitian Sebelumnya

    Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif

    tipe STAD berpengaruh terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar

    siswa. Oleh karena itu, peneliti akan mengujicobakan model cooperative

    learning tipe STAD untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi dan

    hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti model Cooperative

    Sundari (2014)

    Pengaruh

    Student

    Teams

    Achievetment

    Division STAD-

    motivasi

    belajar IPS

    siswa SD

    I.G.A Diah

    Mardani (2013)

    Pengaruh

    Pembelajaran

    Kooperatif Tipe

    STAD-hasil

    belajar PKn

    Cooperative

    Learning tipe STAD

    Ni Ketut (2010)

    Pembelajaran

    pengaruh

    kooperatif tipe

    STAD-hasil

    Belajar

    Dermini Ni

    Nenggah

    (2013)

    Pengaruh

    Pembelajaran

    kooperatif

    tehnik STAD-

    hasil belajar

    dan sikap sosial

    Yang diteliti:

    Perbedaan

    Model

    Cooperative

    Learning tipe

    STAD- motivasi

    dan hasil belajar

    PKn siswa kelas

    III SD

    Motivasi belajar

    IPS Siswa Kelas IV

    SD

    Hasil belajar IPS

    Siswa Kelas IV SD

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Learning tipe STAD dan kelompok siswa yang mengikuti model

    Pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran PKn siswa kelas III SD.

    Pada penelitian ini menetapkan mata pelajaran PKn sebagai mata pelajaran

    yang diteliti karena penelti diatas belum mengembangkan PKn untuk

    penelitiannya dan melihat perbedaan hasil belajar dan motivasinya.

    C. Kerangka Berpikir

    PKn merupakan mata pelajaran yang fundamental karena merupakan

    pengetahuan awal siswa untuk bersikap dan bermoral agar berguna bagi nusa

    dan bangsa. Pelajaran PKn diajarkan setiap jenis dan jenjang pendidikan baik

    formal maupun non formal. Hal tersebut sangat bertolak belakang dimana

    terdapat fenomena PKn merupakan pelajaran membosankan bagi siswa.

    Tercermin berdasarkan observasi, siswa kurang termotivasi dalam proses

    belajar . hal tersebut berdampak pada hasil belajar yang belum mencapai

    standart minimal ketuntasan belajar. Perlunya inovasi dalam metode

    pembelajaran merupakan tanggung jawab bagi setiap tenaga pendidik.

    Dewasa ini pendidikan terutama pada mata pelajaran PKn masih

    sering dijumpai penggunaan metode konvensional yaitu metode ceramah.

    Penggunaan metode ceramah pada mata pelajaran PKn sering diaplikasikan

    dengan guru secara tidak pas sebagai contoh menempatkan guru sebagai satu

    satunya sumber belajar tanpa mengaitkan dengan masalah kehidupan sehari-

    hari. Metode ceramah tersebut sangat kurang relevan karena siswa menjadi

    bosan dalam kegiatan belajar. Motivasi siswa untuk belajar akan menurun

    karena jenuh dengan metode yang mengedepankan teks buku. Turunnya

    motivasi tersebut perlu disadari oleh setiap tenaga pendidik karena dapat

    berpengaruh pada hasil belajar siswa.

    Berbagai model pembelajaran telah dikembangkan salah satunya

    metode kooperatif. Metode kooperatif merupakan metode pembelajaran secara

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    kelompok. Inovasi seperti metode kooperatif dirasa sangat penting agar

    mampu memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Metode

    pembelajaran sendiri merupakan factor yang dapat mempengaruhi hasil

    belajar.

    Berdasarkan uraian diatas pentingnya inovasi metode pembelajaran

    sangat diperlukan maka peneliti menggunakan metode kooperatif untuk

    memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Metode kooperatif yang

    dipilih adalah tipe STAD kaarena metode pembelajarannya yang sangat

    sederhana. Tahap-tahap pembeljarannya cukup berbeda dari metode

    kooperatif lainnya. Tahap awal pembentukan kelompok heterogen kemudian

    guru presentasi dilanjutkan dengan prettes, kuis dan posttest dalam kelompok.

    Metode STAD mempunyai kelebihan menitikberatkan interaksi siswa dalam

    kelompok. Guru menempatkan diri sebagai fasilitator bukan sebagai satu

    satunya sumber belajar. Siswa diharapkan mampu membelajarkan sesama

    siswa pada saat proses belajar karena hal tersebut sangat efektif daripada

    pembelajaran dari guru.

    D. Hipotesis

    Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, peneliti merumuskan

    hipotesis sebagai berikut:

    1. Terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti model

    cooperative learning tipe STAD dengan model pembelajaran

    konvensional di SD Kramat 5 Magelang.

    2. Terdapat perbedaan perbedaan motivasi belajar PKn antara siswa yang

    mengikuti model cooperative learning tipe STAD dengan model

    pembelajaran konvensional di SD Kramat 5 Magelang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Pada bab ini dibahas tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian,

    populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, metode pengumpulan

    data, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono

    (2009: 8) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

    penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakakn untuk

    meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

    instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

    menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Lebih lanjut Sugiyono, menjelaskan

    penelitian kuantitatif sering disebut metode naturalistik karena penelitiannya

    dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga sebagai

    metode ednographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan

    untuk penelitian bidang antropologi budaya.

    Widoyoko (2013: 21) mejelaskan bahwa data kuantitatif merupakan

    data yang berwujud angka-angka sebagai hasil observasi atau pengukuran.

    Lebih lanjut Widoyoko, menjelaskan data kuantitatif bersifat objektif dan bisa

    ditafsirkan sama oleh semua orang.

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian quasi

    eksperimental design tipe non equivalent control group design. Menurut

    Sugiyono (2010: 116) dalam penelitian quasi eksperimental design tipe non

    equivalent control group design terdapat kelompok kontrol (kelompok yang

    tidak diberi perlakuan) dan kelompok eksperimen (kelompok yang diberi

    perlakuan) yang diambil tidak secara random, karena populasinya berupa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    kelas. Dua kelompok tersebut diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal

    siswa sebelum diberi pelakuan atau treatment. Hasil pretest yang baik yang

    baik jika tidak ada perbedaan yang signifikan diantara pretest kedua kelompok

    tersebut. Setelah diberi treatment kemudian diberikan posttest. Pengaruh

    treatment dihitung dengan cara: (O1-O2) (O3-O4)O1O2 / O3-O4

    Bagan 1. Desain penelitian

    Keterangan:

    = Hasil observasi dengan pretest pada kelompok eksperiment

    = Hasil observasi dengan posttest pada kelompok eksperiment

    = Hasil observasi dengan pretest padakelompok kontrol

    = Hasil observasi dengan posttest pada kelompok kontrol

    X = Perlakuan (treatment)

    Semua data hasil observasi diperoleh dari data yang diambil dari

    variabel dependen dengan pretest dan posttest kelompok kontrol dan

    kelompok eksperimen. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dilakukan

    pretest perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu pembelajaran

    menggunakan model kooperatif learning tipe STAD. Sedangkan pada

    kelompok kontrol digunakan metode konvensional dan pada akhir

    pembelajaran diberikan posttest pada semua kelompok.

    O1 X O3

    O3 O4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    B. Waktu dan tempat penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kramat 5 Kota Magelang. Alasan

    peneliti memilih SDN Kramat 5 Magelang sebagai tempat penelitian karena

    memiliki kelas paralel dan dari hasil observasi menunjukan bahwa nilai tes

    pada pelajaran PKn kurang dari Kriteria Ketuntasan Miniml (KKM ) sehingga

    memenuhi syarat untuk melakukan penelitian jenis quasi eksperimen karena

    dalam pelaksanaannya juga membutuhkan 2 kelas yaitu, kelas eksperimen

    dan kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan sejak awal November sampai akhir

    Desember 2016.

    C. Populasi dan Sampel

    Menurut Sugiyono (2009: 80) populasi adalah wilayah generalisasi

    yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulan. Lebih lanjut Sugiyono, menjelaskan bahwa populasi bukan hanya

    orang, tetapi bisa juga obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga buka

    sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi

    karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu. Populasi pada

    penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Kramat 5 Magelang yang

    berjumlah 40 siswa. Kelas III A ada 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa

    perempuan dan 11 siswa laki-laki sedangkan kelas III B ada 20 siswa yang

    terdiri dari 10 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.

    Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Kramat 5 Kota

    Magelang yang digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok

    kontrol. Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu

    sampel kelompok eksperimen yaitu kelas III B dan sampel kelompok kontrol

    yaitu siswa kelas III A. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Pembelajaran pada kedua kelas tersebut dilakukan oleh guru yang sama untuk

    mengurangi bias dalam penelitian.

    D. Variabel Penelitian

    Menurut Hatch dan Farhady (dalam Widoyoko, 2013: 1)

    mendefenisikan variabel sebagai atribut yang mempunyai “variasi” antara satu

    orang dengan yang lain atau satu objek denga objek yang lainnya. sedangkan

    Sugiyono (2010: 38). Berpendapat bahwa variabel penelitian adalah suatu

    atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

    variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

    ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua

    variabel yaitu:

    a) Variabel Bebas

    Widoyoko (2013: 4) berpendapat bahwa variabel bebes adalah variabel

    yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada

    variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel bebas adalah Cooperative

    Learning tipe STAD.

    b) Variabel Terikat

    Widoyoko (2013: 5) berpendapat bahwa variabel terikat adalah

    variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel

    bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah motivasi dan hasil

    belajar.

    Gambar 1.2. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

    Model Cooperative

    Learning tipe STAD

    (variabel bebas)

    Motivasi dan Hasil

    Belajar PKn Siswa

    Kelas III SD (variabel

    terikat)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    E. Metode Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data

    berupa skala, observasi dan tes.

    1. Kuesioner

    Kuesioner merupakan metode pengumpulan data menggunakan daftar

    pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab. Kuesioner menggunakan

    kuesioner tertutup karena jawaban telah disediakan peneliti sehingga

    responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban. Jumlah pernyataan

    yang peneliti sediakan dalam angket berjumlah 20 butir soal. Setiap

    pernyataan angket disusun berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi

    motivasi menurut Slameto (2010: 54-71) yaitu meliputi kesehatan, minat,

    perhatian, dan bakat.

    Alat ukur yang peneliti gunakan untuk mengetahui tingkat motivasi

    belajar PKn siswa yaitu menggunakan kuesioner motivasi belajar. kuesioner

    motivasi belajar dibuat berdasarkan empat faktor yang mempengaruhi

    motivasi sebagaimana dikemukakan oleh Slameto di atas.

    Penilaian jawaban skor satu sampai lima item-item yang terdapat

    dalam tabel 3 di bawah ini :Tabel 2.3.

    Skor Motivasi Belajar Linkert

    No Favourable Skor Unfavourable Skor

    1 Sangat tinggi 5 Sangat tinggi 1

    2 Tinggi 4 Tinggi 2

    3 Sedang 3 Sedang 3

    4 Rendah 2 Rendah 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    5 Rendah sekali 1 Rendah sekali 5

    2. Observasi

    Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat langsung keadaan

    pembelajaran di SDN Kramat 5 Kota Magelang. Jenis-jenis informasi tertentu

    dapat diperoleh dengan baik melalui pengamatan langsung oleh peneliti,

    sehingga observasi dapat disimpulkan menjadi sebuah pengamatan dan

    pencatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Usman, 2008:52)

    Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas

    belajar siswa di kelas serta gejala-gejala yang muncul selama proses

    pembelajaran berlangsung. Indikator lembar observasi berdasarkan teori

    Slameto (2010: 54-71). Alasan peneliti menggunakan metode ini yaitu untuk

    memperoleh gambaran tentang tingkat motivasi siswa dalam mengikuti

    pembelajaran PKn di SDN Kramat 5 Kota Magelang.

    Tabel 2.4

    Lembar Pedoman Observasi

    No. Indikator Ya Tidak

    1. Bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

    2. Selalu bertanya kepada guru saat mengalami

    kesulitan dalam pembelajaran

    3. Berani mempertahankan pendapatnya

    4. Gigih dalam menyelesaikan tugas

    5. Tidak merasa lelah selama pembelajaran

    6. Fokus pada guru yang sedang menyampai

    pembelajaran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    7. Mengangkat tangan saat diminta menjawab

    pertanyaan dari guru

    8. Berani presentasi di depan kelas

    9. Mencatat apa yang sedang dijelaskan guru

    3. Tes

    Tes adalah salah satu alat untuk melakukan pengukuran yaitu alat

    untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Karakteristik objek

    dapat berupa keterampilan, pengetahuan, bakat, minat, baik yang dimiliki oleh

    individu maupun kelompok. Widoyoko (2013: 50). Adapun tes yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi (achievement test), yaitu tes

    yang digunakan untuk mengukur pencapaian maupun kompetensi seseorang

    setelah mempelajari sesuatu. Pemberian tes dilakukan setelah siswa mengikuti

    model Coperative Learning Tipe STAD untuk mengetahui ketercapaian hasil

    belajar siswa dari apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Pada tes pengukuran

    disusun dimana setiap tes disediakan dijawab dan ditulis sesuai intruksi yang

    diberikan. Tes ini menghasilkan skor yang konstan, tidak tergabung kepada

    siapapun yang memberi skor karena pemberi skor tidak dipengaruhi oleh

    sikap subjektivitias.

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen dalam penelitian ini adalah Skala dan test sesuai dengan

    masing-masing variabel sebagai berikut :

    1. Lembar Kuesioner Motivasi

    Kuesioner motivasi belajar dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada

    teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut

    Slameto (2010: 54-71). Responden diminta untuk menanggpai pernyataan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    mengenai motivasi belajar yang disusun dalam bentuk pernyataan dengan

    jawaban Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R) dan Sangat

    Rendah (RS). Setiap jawaban diberi skala likert dari 1-5.

    Secara keseluruhan kuesioner motivasi belajar terdiri dari 20 aitem

    pernyataan. Distribusi aitem skala motivasi belajar secara rinci dapat dilihat

    pada tabel di bawah ini :

    Tabel 2.1

    Distribusi Aitem Kuesioner Motivasi Belajar

    No

    . Aspek Indokator

    Nomor Pernyataan Aitem

    favorabel

    (+)

    Unfavorab

    el

    (+)

    1.

    Kesehatan

    Adanya kesehatan yang

    baik dalam menerima

    danmengikuti

    pembelajaran

    1, 3, 4 2, 5

    2.

    Perhatian

    Adanya perhatian

    terhadap materi

    pelajaran yang

    disampaikan oleh guru

    6, 9 7, 8, 10

    3.

    Bakat

    Adanya kemampuan

    untuk menyelesaikan

    belajarnya karena

    sesuai dengan

    bakat/kemampuan yang

    dimiliki

    11, 13, 12, 14, 15

    4.

    Minat

    Adanya ketertarikan

    untuk mengikuti

    pembelajaran atas

    dorongan/keinginan diri

    sendiri tanpa paksaan

    16, 18, 20 17, 19

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    orang lain

    Jumlah 20 20

    2. Lembar Tes

    Untuk mengetahui hasil belajar siswa peneliti menggunakan tes berupa

    soal-soal yang harus dikerjakan oleh responden. Soal di buat berdasarkan standar

    isi kurikulum KTSP 2006 yang mengacu pada Standar Kompetensi