plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/24778/2/101134080_full[1].pdf ·...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KOGNITIF MATERI
PERKALIAN PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TPS KELAS V SD KANISIUS KLEPU SLEMAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
FEBRIENY WULANDARI
NIM : 101134080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KOGNITIF MATERI
PERKALIAN PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TPS KELAS V SD KANISIUS KLEPU SLEMAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
FEBRIENY WULANDARI
NIM : 101134080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Juli 2014
Yang Menyatakan,
Febrieny Wulandari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Sebagai ungkapan kasihku kepada :
Tuhan Yang Maha Esa atas rencananya yang indah
bagi hidup saya dan kekuatannya dalam membimbing
saya dalam menyelesaikan kuliah ini.
Keluarga saya yang telah memberikan semangat
supaya saya bisa menyelesaikan kuliah dengan baik
dan tepat waktu.
Teman-teman seperjuangan saya dalam melakukan
penelitian, “Maria Erika”, “Aloisia Rani Meita”, dan
“Maria Wanti Darmaswari”.
Teman-teman seperjuangan saya dalam melaksanakan
bimbingan bersama dosen pembimbing 1 dan dosen
pembimbing 2, “Margareta Putri Pamungkas”,
“Veronica Daristi Muktiningtyas”, dan “Cosmas Petrus
Billy”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTTO
Setiap Hari Adalah Semangat Baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Febrieny Wulandari
NIM : 101134080
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KOGNITIF MATERI
PERKALIAN PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TPS KELAS V SD KANISIUS KLEPU SLEMAN
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribuskan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 15 Juli 2014
Yang menyatakan
Febrieny Wulandari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Wulandari, Febrieny. 2014. Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Kognitif
Materi Perkalian Pecahan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TPS Kelas V SD Kanisius Klepu Sleman. Skripsi. Yogyakarta.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya keaktifan dan kemampuan
kognitif pada materi perkalian pecahan. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dalam meningkatkan
keaktifan dan kemampuan kognitif pada materi perkalian pecahan kelas V SD
Kanisius Klepu Sleman.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang mengacu pada model
siklus yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart. Penelitian dilakukan dalam
dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu : Perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Kanisius Klepu semester genap pada tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah
28 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan pengamatan, kuesioner, dan
tes. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS mampu meningkatkan keaktifan siswa kelas V SD Kanisius
Klepu. Langkah-langkah dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan soal,
kemudian siswa memikirkan cara menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru
(Think). Siswa membentuk kelompok yang terdiri dua anggota (Pair). Siswa
mendiskusikan cara menyelesaikan soal yang telah diberikan oleh guru, kemudian
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (Share). Nampak pada kondisi
sebelum melakukan penelitian, nilai rata-rata siswa adalah 54, pada akhir siklus
terjadi peningkatan, yaitu dengan nilai rata-rata 71. (2) Model pembelajaran
kooperatif tipe TPS mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas V SD
Kanisius Klepu. Hal ini nampak pada kondisi sebelum melakukan penelitian, nilai
rata-rata siswa adalah 65, pada akhir siklus terjadi peningkatan dengan nilai rata-
rata 89. Persentase siswa yang mencapai KKM juga meningkat dari kondisi awal
48% meningkat di akhir siklus menjadi 93%.
Kata kunci : Keaktifan siswa, kemampuan kognitif, kooperatif tipe TPS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Wulandari, Febrieny. 2014. The Improvement of Motivation and Cognitive
Ability in Multiplication Material by Using Cooperative Learning Model
of TPS Type of the Fifth Grade at Kanisius Klepu Elementary School of
Sleman. A Thesis. Yogyakarta. Elementary School Teacher Education
Program, Education Science Department, Faculty of Teachership and
Education Science, Sanata Dharma University.
The background of this study was low of motivation and cognitive ability
in multiplication material. The research was aimed to determine the use of
cooperative learning model of TPS (Think Pair Share) type in improving the
activeness and the cognitive ability and multiplication of fraction material of the
fifth grade students of SD Kanisius Klepu Sleman.
This research was Classroom Action Research cycle referring to the cycle
model developed by Kemmis & Taggrat. The research was conducted in two
cycles. Each cycle was consisted of four steps, namely: planning, action,
observation, and reflection. The subjects in this research were the fifth grade
students of SD Kanisius Klepu semester in the even semester in the academic year
of 2013/2014, consisting of 28 students. The data collection technique used
observations, questionnaires, and tests. The data obtained were analyzed by
descriptive qualitative and quantitative.
The result of the research showed: (1) the use of cooperative learning
model of TPS type is able to increase the activity of the fifth grade students of SD
Kanisius Klepu. The steps in learning were as follows: The teacher presents the
objectives of learning that will be done and given students of questions, then the
students think of the method to work on the questions given by the teacher
(Think). The students form groups consisting of two members (Pair). The students
discuss the method to solve the questions given by the teacher, then the students
present the discussion result in front of the class (Share). It appears that on the
condition before conducting the research, the mean score of the students is 54. In
the end of the cycle, an improvement appears, i.e. with the mean score of 71. (2)
Cooperative learning model of TPS type is able to improve the cognitive ability of
the fifth grade students at SD Kanisius Klepu. It is shown in the condition before
conducting the research, the mean score of students is 65, in the final cycle, it was
declared as successful with the mean score of 89. The percentage of students
reached KKM also increases from 48% become 93% in the final cycle.
Keywords: students’ activeness, cognitive abilities, cooperative of TPS type
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan
judul “Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Kognitif Materi Perkalian
Pecahan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Kelas V SD
Kanisius Klepu Sleman”. Adapun maksud penulisan skripsi ini, yaitu sebagai
salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dorongan dari
berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph. D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma yang telah mengesahkan skripsi ini.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi motivasi sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memberi motivasi sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Bapak Yance Eko Sutopo, S. Pd., Kepala SD Kanisius Klepu Sleman serta
guru SD Kanisius Klepu yang telah memberikan semangat kepada penulis.
6. Bapak Sri Mantoro, S. Pd., Guru kelas V SD Kanisius Klepu yang telah
mendukung terlaksananya penelitian.
7. Bapak Sukidi dan Ibu Sularmi sebagai orang tua penulis yang telah setia
memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis, sehingga
penulis mampu menyelesikan kuliah ini.
8. Sigit Setiyawan dan Dwi Hari Yulianto yang telah memberikan semangat
dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan kuliah ini.
9. Sahabat dan teman seperjuangan Maria Erika, Aloisia Rani Meita, dan
Maria Wanti Darmaswari yang setia dalam membantu dan memberikan
motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah mendukung dan tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Universitas Sanata
Dharma.
Yogyakarta, 7 Juni 2014
Penulis
Febrieny Wulandari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6
C. Perumusan Masalah ....................................................................................... 7
D. Pemecahan Masalah....................................................................................... 7
E. Batasan Pengertian......................................................................................... 8
F. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9
G. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 11
A. Hakekat Pembelajaran dan Ranah Kemampuan dalam Pembelajaran ........ 11
1. Pengertian Pembelajaran ........................................................................... 11
2. Ranah kemampuan .................................................................................... 12
B. Model Pembelajaran Kooperatif .................................................................. 15
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ............................................ 16
2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ......................................... 17
3. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif .............................................. 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4. Keterbatasan Model Pembelajaran Kooperatif ......................................... 21
5. Metode yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif.......................... 22
C. Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) ......................................... 25
1. Pengertian Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) ..................... 25
2. Langkah-langkah Model Kooperatif Tipe TPS ......................................... 25
D. Keaktifan...................................................................................................... 27
1. Pengertian Keaktifan ................................................................................. 27
2. Karakteristik Keaktifan ............................................................................. 28
E. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ............................................... 31
1. Hakikat Matematika .................................................................................. 31
2. Karakterikstik Matematika ........................................................................ 32
3. Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar .................................... 35
4. Karakteristik Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar ........................... 36
5. Pecahan ...................................................................................................... 38
6. Kompetensi Dasar Pecahan ....................................................................... 39
F. Penelitian Relevan ....................................................................................... 39
G. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 44
H. Hipotesis Tindakan ...................................................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 47
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 47
B. Setting Penelitian ......................................................................................... 49
1. Tempat penelitian ...................................................................................... 49
2. Subjek Penelitian ....................................................................................... 50
3. Objek Penelitian ........................................................................................ 50
4. Waktu Penelitian ....................................................................................... 50
C. Rencana Tindakan ....................................................................................... 50
1. Persiapan ................................................................................................... 51
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ............................................................... 52
D. Pengumpulan Data ....................................................................................... 61
1. Peubah (variabel) indikator keberhasilan .................................................. 61
2. Jenis dan Pengumpulan Data ..................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
E. Instrumen ..................................................................................................... 63
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................................... 68
G. Analisis Data ................................................................................................ 74
H. Kriteria Keberhasilan ................................................................................... 75
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 80
A. Kegiatan Pra Penelitian................................................................................ 80
B. Deskripsi Pelaksanaan Tiap Siklus .............................................................. 83
1. Pelaksanaan Siklus I .................................................................................. 83
2. Pelaksanaan Siklus II ................................................................................ 89
C. Hasil Penelitian ............................................................................................ 95
1. Siklus I ....................................................................................................... 95
2. Siklus II ..................................................................................................... 99
D. Pembahasan ............................................................................................... 102
1. Keaktifan Siswa ....................................................................................... 102
2. Kemampuan Kognitif Siswa ................................................................... 105
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 110
A. Kesimpulan ................................................................................................ 110
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 111
C. Saran .......................................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 113
LAMPIRAN ........................................................................................................ 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Kondisi Awal ................................................................................ 4
Tabel 3.1 Pengumpulan Data dan Instrumennya .................................................. 60
Tabel 3.2 Rambu-rambu Skoring Lembar Pengamatan ........................................ 62
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Keaktifan Siswa .................................................... 63
Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert ....................................................................... 63
Tabel 3.5 Penskoran Soal Uraian Objektif ............................................................ 64
Tabel 3.6 Blue Print Soal Evaluasi Perkalian Pecahan Siklus I & II .................... 65
Tabel 3.7 Rincian Pemberian Skor Siklus I & II .................................................. 66
Tabel 3.8 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ............................................ 69
Tabel 3.9 Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ......................... 69
Tabel 3.10 Hasil Penghitungan Validasi Lembar Pengamatan dan Kuesioner ..... 71
Tabel 3.11 Kriteria Kualifikasi Reliabilitas .......................................................... 72
Tabel 3.12 Indikator Keberhasilan Penelitian ....................................................... 73
Tabel 3.13 Klasifikasi Keaktifan Siswa ................................................................ 76
Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Keaktifan Siswa Berdasarkan Pengamatan
Kuesioner ................................................................................................... 79
Tabel 4.2 Rekap Nilai Ulangan Matematika KD 5.3 Mengalikan dan
Membagi Berbagai Bentuk Pecahan pada Tahun Pelajaran
2011/2012 dan 2012/2013 ......................................................................... 80
Tabel 4.3 Data Skor Siklus I Keaktifan Siswa Berdasarkan Pengamatan dan
Kuesioner ................................................................................................... 93
Tabel 4.4 Nilai Kemampuan Kognitif Siswa Siklus I ................................................ 95
Tabel 4.5 Data Skor Siklus II Keaktifan Siswa Berdasarkan Pengamatan dan
Kuesioner ................................................................................................... 97
Tabel 4.6 Nilai Kemampuan Kognitif Siswa Siklus II .............................................. 99
Tabel 4.7 Hasil Penghitungan Rata-rata Keaktifan Siswa Kelas V SD Kanisius
Klepu ......................................................................................................... 101
Tabel 4.8 Nilai Kemampuan Kognitif Siswa Kelas V SD Kanisius Klepu.........
4
62
64
64
65
66
66
67
70
71
73
74
75
77
81
82
95
97
99
101
103
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Penelitian...............................................................
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Bagan Penelitian ...........................................................................
Gambar 3.1 Siklus PTK Menurut Kemmis &Taggart .....................................
Gambar 4.1 Peningkatan Keaktifan Siswa .......................................................
Gambar 4.2 Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas V SD Kanisius
Klepu ...........................................................................................
Gambar 4.3 Persentase Pencapaian KKM Siswa Kelas V SD Kanisius Klepu
....................................................................................................
43
48
105
107
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ...................................................................... 115
Lampiran 2 a RPP Siklus I .................................................................................. 128
b RPP Siklus II ................................................................................ 147
Lampiran 3 a Rangkuman Materi Siklus I .......................................................... 166
b Rangkuman Materi Sikus II ......................................................... 168
Lampiran 4 a Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 ................................... 170
b Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 ......... 174
Lampiran 5 a Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ................................... 175
b Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ......... 178
Lampiran 6 a Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 .................................. 179
b Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 ........ 182
Lampiran 7 a Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 .................................. 183
b Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 ........ 186
Lampiran 8a Lembar Penilaian Siklus I ............................................................. 187
b Lembar Penilaian Siklus II ............................................................ 201
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ............................................
Lampiran 10 Lembar Kuesiones Keaktifan Siswa ............................................. 19
Lampiran 11a Soal Evaluasi Siklus I .................................................................
b Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ........................................ 225
Lampiran 12a Soal Evaluasi Siklus II ................................................................
b Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ....................................... 29
Lampiran 13a Data Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ..........................
b Data Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ......................... 3
c Data Uji Validitas Soal Uraian Siklus I .......................................
d Data Uji Validitas Soal Uraian Siklua II .....................................
Lampiran 14 Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran .......................................
Lampiran 15 Hasil Validitas Lembar Pengamatan ............................................
Lampiran 16 Hasil Validitas Lembar Kuesioner ................................................
118
131
150
169
171
173
177
178
181
182
185
186
189
190
204
219
222
224
227
228
231
232
235
238
240
242
245
246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 17a Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus I .....
b Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ....
Lampiran 18a Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Uraian Siklus I .................
b Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Uraian Siklus II ................
Lampiran 19a Hasil Penghitungan Skor Pengamatan Kondisi Awal .................
b Hasil Penghitungan Skor Kuesioner Kondisi Awal .................... 1
Lampiran 20a Dokumen Nilai Ulangan Tahun Pelajaran 2011/2012 ................
b Dokumen Nilai Ulangan Tahun Pelajaran 2012/2013 ................
Lampiran 21a Data Penghitungan Skor Pengamatan Siklus I ............................
b Data Penghitungan Skor Kuesioner Siklus I ...............................
Lampiran 22 Data Nilai Kemampuan Kognitif Siswa Siklus I ..........................
Lampiran 23a Data Penghitungan Skor Pengamatan Siklus II ..........................
b Data Penghitungan Skor Kuesioner Siklus II ..............................
Lampiran 24 Data Nilai Kemampuan Kognitif Siswa Siklus II .........................
Lampiran 25 Surat Izin Penelitian ......................................................................
Lampiran 26 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................
Lampiran 27 Foto Kegiatan Ketika Penelitian ...................................................
248
249
250
251
252
253
255
256
257
258
260
261
262
264
265
266
267
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan berarti daya upaya yang bertujuan untuk memajukan budi pekerti
seperti karakter, pikiran, serta jasmani anak-anak selaras dengan lingkungan dan
masyarakatnya. Seorang ahli pendidikan, yaitu John Dewey (dalam Sidarta, 2004
: 53) mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna
pengalaman. Pembaharuan pengalaman dapat terjadi di dalam pergaulan biasa
atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin dapat terjadi secara
tidak sengaja di lembaga-lembaga untuk menghasilkan kesinambungan sosial.
Berdasarkan pada pengertian tersebut maka dalam proses memperoleh pendidikan
seorang anak secara tidak langsung mendapatkan pembaharuan pengalaman untuk
menghasilkan kesinambungan sosial. Salah satu lembaga yang tidak sengaja dapat
menyalurkan kesinambungan sosial adalah Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar
merupakan sekolah formal pertama untuk jenjang pendidikan yang harus
ditempuh oleh setiap anak. Sekolah Dasar juga merupakan tempat bagi anak untuk
mendapatkan pendidikan sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi. Sekolah Dasar tidak hanya menyediakan pendidikan bagi anak,
namun juga menyediakan sarana dan prasarana bagi anak untuk mendapatkan
pengetahuan sosial lainnya selain ilmu pengetahuan, contohnya di SD anak dapat
bersosialisasi dengan teman sebaya, ataupun dengan teman yang lebih muda
maupun dengan yang lebih tua. Melalui bersosialisasi, anak dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan di luar lingkungan keluarga yang biasa anak temui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
di Sekolah Dasar, seorang peserta didik akan mendapatkan pendidikan yang
berbeda-beda tergantung setiap SD. Ada peserta didik yang mendapatkan
pendidikan yang sangat bagus, namun ada juga peserta didik yang kurang
mendapatkan pendidikan. Faktanya, sistem pendidikan yang kurang tepat akan
mempengaruhi kualitas pendidikan yang ada di SD.
Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap manusia, melalui pendidikan
manusia akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Perkembangan zaman akan mempengaruhi teknologi, budaya, dan media
pendidikan yang lebih canggih (Yamin, 2009 : 1). Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi seseorang dengan maksimal. Potensi tersebut meliputi
aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual. Perkembangan zaman
akan mempengaruhi pola pikir siswa, siswa akan lebih tertarik dengan media
pembelajaran yang inovatif dan baru.
Sekarang ini sistem pendidikan di SD sangat dituntut untuk lebih berkembang
dan lebih maju dari pada sistem pendidikan yang lampau. Hal tersebut
dikarenakan agar generasi muda dapat memperoleh kualitas pendidikan yang baik
dan berkompeten, sehingga generasi muda mampu bersaing dengan percaya diri
di lingkungan Internasional. Untuk dapat bersaing dengan percaya diri, anak
perlulah dibekali dengan ilmu pengetahuan. Di SD ada beberapa mata pelajaran
pokok yang wajib diajarkan. Mata pelajaran yang wajib diajarkan di SD antara
lain adalah Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan PKn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Faktor yang menyebabkan peserta didik dapat unggul dalam mata pelajaran
tersebut adalah minat, guru, dan motivasi dari diri peserta didik (Azwar, 2011 :
58). Jika peserta didik sudah mempunyai minat yang besar terhadap suatu mata
pelajaran, ia akan fokus terhadap mata pelajaran tersebut. Berbeda dengan siswa
yang kurang bahkan tidak berminat dengan mata pelajaran tertentu, ia akan malas-
malasan dalam mengikuti proses pembelajaran. Begitu pula dengan guru dan
model pembelajaran yang digunakan untuk mengajar. Apabila guru tidak kreatif
dan model pembelajaran yang digunakan hanya model pembelajaran ceramah
saja, peserta didik akan merasa sangat bosan dan malas untuk mengikuti
pembelajaran.
Minat ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu dapat
disebabkan karena mata pelajaran tersebut mudah untuk dipelajari, selain itu
faktor minat yang lain adalah guru yang kreatif. Guru yang kreatif akan
mengupayakan hal-hal yang dapat mendukung keaktifan proses pembelajaran
yang berlangsung. Contohnya, guru dapat menggunakan berbagai media untuk
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu anak menyukai cara mengajar guru. Jika
anak sudah tertarik dengan suatu sarana pendidikan seperti guru dan materi
pelajaran, ia akan bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang
berlangsung.
Ketika peneliti melakukan observasi di SD Kanisius Klepu pada 7 Oktober
2013 di kelas V, peneliti menemukan berbagai macam masalah yang biasa timbul
ketika pembelajaran sedang berlangsung. Masalah yang timbul di kelas V adalah
siswa ramai ketika diminta untuk menyelesaikan soal dari guru, ada beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
siswa yang tidak mencatat, guru hanya menggunakan metode ceramah. Masalah
lain yang ditemui peneliti adalah pada kemampuan kognitif siswa, hal tersebut
didukung dengan wawancara kepada guru kelas yang mengemukakan kepada
peneliti bahwa siswa kelas V mengalami kesulitan dalam perkalian pecahan yang
membutuhkan konsentrasi maksimal. Pernyataan guru kelas V dibuktikan dengan
daftar nilai ketercapaian KKM pada mata pelajaran matematika dengan materi
perkalian pecahan. Data kondisi awal siswa kelas V SD Kanisius Klepu untuk dua
tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Data Kondisi Awal Ketuntasan Minimal untuk Mata
Pelajaran Matematika SD Kanisius Klepu.
Tahun
Pelajaran KKM Rata-rata
Ketuntasan Jumlah
Siswa Ya Tidak
2011/2012 60 66 16
(48%)
17
(52%) 33
2012/2013 60 64 14
(48%)
15
(52%) 29
Sumber : Wawancara dan dokumen nilai dari guru kelas.
Tabel di atas membuktikan bahwa pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan
nilai KKM 60 tingkat ketidaktercapaian KKM pada materi perkalian pecahan
adalah 52% dari 33 siswa dengan nilai rata-rata 66. Sedangkan pada tahun
pelajaran 2012/2013 dengan nilai KKM 60 tingkat ketidaktercapaian KKM adalah
52% dari 29 siswa dengan nilai rata-rata 64. Sedangkan untuk data keaktifan
siswa di kelas V SD Kanisius Klepu, peneliti memperolehnya ketika melakukan
observasi di kelas dan hasil pengisian kuesioner. Nilai rata-rata kondisi awal
keaktifan siswa kelas V SD Kanisius Klepu adalah 54 dengan kategori kurang
aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Inilah yang menjadi tantangan seorang guru SD untuk menumbuhkan minat
pada diri peserta didik agar mereka dapat tertarik dengan mata pelajaran
matematika terutama materi perkalian pecahan, sehingga peserta didik tidak
beranggapan bahwa materi perkalian pecahan sulit untuk dipelajari. Ada banyak
cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan minat peserta didik terhadap
mata pelajaran matematika. Salah satunya adalah guru dapat menggunakan model
pembelajaran yang menarik dan inovatif. Salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan tipe
Think Pair Share (TPS). Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
mampu mengurangi beban siswa dalam belajar, karena model pembelajaran yang
digunakan adalah model pembelajaran belajar secara berkelompok. Siswa akan
memikirkan solusi dari soal yang diberikan guru secara individu (Think),
kemudian siswa membentuk kelompok dengan berpasangan (Pair) dan mulai
berdiskusi untuk menyelesaikan soal dari guru, selanjutnya siswa
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (Share). Alasan lain penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah siswa akan lebih aktif untuk
mencari informasi dan aktif dalam bertanya, sehingga siswa tidak terbebani
dengan tuntutan untuk berpendapat dan berpikir kritis dengan maksud agar
mendapatkan nilai, namun karena timbul rasa keingintahuan siswa terhadap suatu
materi. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS memberikan stimulus pada
siswa, secara tidak langsung siswa harus mengemukakan pendapat dan bertanya
dalam kelompok, karena jumlah anggota setiap kelompok hanya dua siswa,
sehingga proses pembelajaran matematika pada materi perkalian pecahan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
akan lebih efektif dan diskusi antar siswa dapat optimal. Bahkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat melatih hubungan
sosial siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.
Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan
Keaktifan dan Kemampuan Kognitif Materi Perkalian Pecahan Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Kelas V SD Kanisius Klepu Sleman“
sebagai upaya perbaikan pelaksanaan proses belajar mengajar matematika pada
materi perkalian pecahan. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh
peneliti, maka peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk meningkatkan keaktifan dan
kemampuan kognitif. Penggunaan model pembelajaran kooperatif, siswa dituntut
untuk bekerja sama dan aktif berdiskusi dalam memecahkan soal. Kegiatan
diskusi yang siswa lakukan akan menciptakan interaksi antara siswa dengan siswa
dan siswa dengan guru, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran.
Peneliti berharap dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif siswa.
B. Pembatasan Masalah
1. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan keaktifan dan
kemampuan kognitif pada materi perkalian pecahan kelas V SD Kanisius
Klepu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
2. Kemampuan kognitif dibatasi pada materi pecahan dengan Kompetensi Dasar
5.3 mengenai mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Kemampuan kognitif dibatasi dari C1 (Mengingat), C2 (Mengerti), dan C3
(Memakai). Penelitian hanya dibatasi dari kemampuan kognitif c1, c2, dan c3
saja karena pada usia SD (6-12 tahun) kemampuan kognitif anak sudah
mampu mereaksi rangsangan intelektual dan melaksanakan tugas belajar,
sesuai dengan kemampuan kognitif pada dimensi mengingat dan memahami
kemudian mengaplikasikannya.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat
meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif pada materi perkalian
pecahan kelas V SD Kanisius Klepu Sleman?
2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam
meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif pada materi perkalian
pecahan kelas V SD Kanisius Klepu Sleman?
D. Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya keaktifan dan kemampuan kognitif dalam mata pelajaran
matematika pada materi perkalian pecahan kelas V SD Kanisius Klepu diatasi
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Model
pembelajaran kooperatif tipe TPS mampu membuat siswa berinteraksi dengan
siswa lain dalam kelompok dan saling berbagi pendapat untuk menyelesaikan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dari guru. Keaktifan siswa akan tercipta dalam kegiatan berdiskusi untuk
menyelesaikan soal dari guru dan peningkatan kemampuan kognitif siswa akan
tercapai.
E. Batasan Pengertian
Penelitian ini menggunakan batasan pengertian agar tidak timbul pertanyaan
dan tidak menimbulkan multi tafsir tentang istilah atau konsep yang akan dipakai.
Batasan pengertian yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
1. Keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa secara
langsung yang meliputi fisik maupun non fisik.
2. Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang termasuk
dalam aspek pemahaman dan melibatkan hasil kerja otak.
3. Pecahan adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk
dengan dan
merupakan bilangan bulat, dan bukan merupakan faktor dari .
disebut pembilang dan disebut penyebut.
4. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja
sendiri dan bekerja bersama orang lain. Think merupakan kesempatan siswa
untuk memikirkan solusi dari soal yang diberikan guru secara individu, pair
merupakan kesempatan siswa untuk berkelompok secara berpasangan,
kemudian mendiskusikan solusi dari soal yang diberikan guru, dan share
merupakan kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dalam meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif pada materi
perkalian pecahan kelas V SD Kanisius Klepu.
2. Untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dalam meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif pada materi
perkalian pecahan kelas V SD Kanisius Klepu.
G. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah disampaikan, adapun kegunaan atau manfaat
dari penelitian ini :
1. Bagi Peneliti
Dapat memperoleh pengalaman baru dalam melakukan penelitian tindakan
kelas (PTK) khususnya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dalam materi perkalian pecahan.
2. Bagi Sekolah
Dapat menambah dokumen hasil penelitian yang dapat menjadi bahan bacaan
di perpustakaan sekolah yang diharapkan dapat memberi inspirasi bagi pihak
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Bagi Guru
Dapat menambah inspirasi dalam melakukan penelitian tindakan kelas (PTK)
khususnya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam materi
perkalian pecahan.
4. Bagi Siswa
Dapat menambah pengalaman dalam mempelajari materi perkalian pecahan
dengan bekerjasama bersama teman dalam kelompok dan mengetahui bahwa
materi perkalian dapat dijadikan kuis yang menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini dipaparkan empat hal yaitu kerangka teori, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Keempat hal tersebut akan
diuraikan dalam subbab-subbab berikut.
A. Hakekat Pembelajaran dan Ranah Kemampuan dalam Pembelajaran
Pada subbab hakekat pembelajaran dan ranah kemampuan dalam
pembelajaran akan dibahas mengenai pengertian pembelajaran, karakteristik
pembelajaran, dan ranah kemampuan.
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran menurut Siregar (2010 : 13) adalah usaha yang dilaksanakan
secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan
maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang.
Makna pembelajaran menurut Majid (2013 : 5) adalah kegiatan terencana
yang mengkondisikan atau merancang seseorang agar bisa belajar dengan baik
agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pembelajaran menurut Suyono dan Hariyanto (2011 : 9) adalah
pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan atau a body of
knowledge. Definisi ini merupakan definisi umum dalam pembelajaran sains
secara konvensional dan beranggapan bahwa pengetahuan sudah terserak di alam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tinggal bagaimana siswa atau pembelajar bereksplorasi, menggali, dan
menemukan kemudian memperoleh pengetahuan.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai definisi pembelajaran, peneliti
berpendapat bahwa definisi dari kedua ahli di atas sama. Jadi, menurut peneliti
pembelajaran dapat disimpulkan usaha yang sudah direncanakan yang
mengkondisikan seseorang agar dapat belajar dengan baik sehingga tujuan dapat
mencapai tujuan belajar.
2. Ranah kemampuan
Ranah kemampuan dalam pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotorik.
Ketiga kemampuan tersebut akan dibahas pada poin-poin berikut ini.
a. Kemampuan kognitif
Rakhmat (2001 : 50) berpendapat ranah kognitif merupakan perilaku
siswa dalam upaya mengenal dan memahami bahan ajar yang dipelajari.
Sedangkan, menurut Siregar (2010 : 8) kemampuan kognitif adalah perilaku
yang merupakan proses atau perilaku yang termasuk hasil kerja otak.
Berdasarkan pengertian dari para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa
kemampuan kognitif adalah upaya siswa dalam memahami bahan ajar yang
dipelajari sehingga menghasilkan kerja otak.
Siregar (2010 : 8) mendiskripsikan Revised Taxonomy, Anderson dan
Krathwohl melakukan revisi pada kawasan kognitif. Berikut penjabaran Revised
Taxonomy :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1) Mengingat
Meningkatkan ingatan atas materi yang disajikan dalam bentuk sama
separti yang diajarkan.
2) Mengerti
Mampu membangunkan arti dari pesan pembelajaran, termasuk
komunikasi lisan, tulisan maupun grafis.
3) Memakai
Menggunakan prosedur untuk mengerjakan latihan maupun
memecahkan masalah.
4) Menganalisis
Memecahkan bahan-bahan ke dalam unsur-unsur pokoknya dan
menentukan bagaimana bagian-bagian saling berhubungan satu sama
lain dan kepada keseluruhan struktur.
5) Menilai
Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar tertentu.
6) Mencipta
Membuat suatu produk yang baru dengan mengatur kembali unsur-
unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu pola atau struktur yang
belum pernah ada sebelumnya.
Siregar (2010 : 9) juga menguraikan bahwa dimensi pengetahuan, ada
empat kategori, yaitu (1) Fakta (factual knowledge) yang berisi unsur-unsur yang
harus diketahui siswa jika mereka akan diperkenalkan dengan satu mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pelajaran tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu (low level
abstraction). (2) Konsep (conceptual knowledge) meliputi skema, model mental
atau teori dalam berbagai model psikologi kognitif. (3) Prosedur (procedural
knowledge) merupakan pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu,
biasanya berupa seperangkat urutan atau langkah-langkah yang harus diikuti. (4)
Metakognitif (metacognitive knowledge) meliputi pengetahuan tentang
pemahaman umum, seperti kesadaran tentang sesuatu dan pengetahuan tentang
pemahaman pribadi seseorang.
Penelitian ini memfokuskan pada kemampuan kognitif Taksonomi
Bloom yang sudah direvisi dari C1 sampai dengan C3. Menurut Yusuf (2009 :
178) bahwa pada usia SD (6-12 tahun) kemampuan kognitif anak sudah mampu
mereaksi rangsangan intelektual dan melaksanakan tugas belajar. Sesuai dengan
kemampuan kognitif pada dimensi mengingat dan memahami kemudian
mengaplikasikannya. Ranah kemampuan C1, C2, dan C3 menurut Siregar (2010
: 9) adalah mengingat, mengerti, dan memakai.
b. Kemampuan afektif
Ranah afektif menurut Rakhmat (2001 : 52) merupakan perilaku siswa
dalam menerima dan menginteraksikan sesuatu yang dikomunikasikan
kepadanya sehingga menjadi bagian yang menyatu dengan dirinya. Ranah
afektif merupakan aspek penghayatan, biasanya berkenaan dengan bahan ajar
yang berupa nilai, misalkan moral, norma, atau aturan perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kemampuan afektif menurut Siregar (2010 : 10) adalah perilaku yang
dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat
pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu.
Berdasarkan uraian para ahli mengenai definisi kemampuan afektif di
atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ranah afektif merupakan aspek
penghayatan yang bertujuan untuk membuat keputusan dalam beraksi,
berdasarkan nilai, norma, moral, dan aturan perilaku.
c. Kemampuan psikomotorik
Kemampuan psikomotor menurut Siregar (2010 : 11) adalah perilaku
yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Sedangkan menurut
Rakhmat (2001 : 34) Ranah psikomotorik menunjukkan pada segi keterampilan,
kata kerja yang digunakan misalkan mengikuti, mengulangi dan meniru.
Menurut peneliti pendapat Siregar (2010 : 11) dan Rakhmat (2001 : 34)
mengenai definisi kemampuan psikomotorik memiliki kesamaan, yaitu
kemampuan psikomotorik merupakan perilaku oleh kerja fungsi tubuh manusia
yang bertujuan untuk menunjukkan keterampilan untuk mencapai tujuan belajar.
B. Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian, karakteristik,
kelebihan, dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
kooperatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menurut Sugiyanto (2009 : 132), pembelajaran
kooperatif adalah pendekatan yang menggunakan kelompok siswa untuk
melakukan pembelajaran bersama dalam mencapai tujuan belajar.
Menurut Solihatin (2007 : 7), pembelajaran kooperatif adalah sikap atau
perilaku bekerja sama dalam suatu kelompok yang bertujuan untuk saling
membantu antar anggota kelompok yang terdiri antar dua orang atau lebih dan
keberhasilan kerja kelompok dipengaruhi oleh keterlibatan dan kerja sama setiap
kelompok.
Nurulhayati (2002 : 25) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif
adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu
kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
Sedangkan menurut Rusman (2011 : 204), pembelajaran kooperatif adalah
bentuk pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kelompok kecil yang
anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok
bersifat heterogen.
Berdasarkan keempat teori di atas, peneliti dapat mengartikan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan yang mengelompokkan siswa
dalam beberapa kelompok kecil untuk mencapai tujuan belajar yang keberhasilan
pencapaian tujuan tersebut bergantung pada keterlibatan setiap anggota kelompok.
Misal, dalam pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan jenis makanan,
pada mata pelajaran IPA. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil
yang terdiri dari 4-5 siswa. Masing-masing kelompok mencari informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mengenai penggolongan berdasarkan jenis makanannya. Jadi dari contoh tersebut,
kita dapat melihat bahwa tujuan pembelajaran adalah mencari informasi
penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil. Agar tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai, maka siswa diharapkan dapat bekerjasama dengan
anggota kelompok.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Karakteristik pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2010 : 207)
adalah pembelajaran yang didasarkan pada kerjasama tim berdasarkan manajemen
kooperatif, kemauan untuk bekerja sama, dan keterampilan bekerja sama.
Pembelajaran yang didasarkan pada kerjasama tim adalah pembelajaran yang
terbentuk dalam sebuah tim untuk mencapai tujuan, setiap anggota tim saling
membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan pembelajaran yang didasarkan pada manajemen pembelajaran
kooperatif mempunyai tiga fungsi. Fungsi tersebut adalah (1) Fungsi manajemen
sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
dilaksanakan berdasarkan perencanaan. Jadi sebelum guru melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, guru harus
membuat beberapa perencanaan. Perencanaan tersebut dapat berupa sub materi
pelajaran yang akan dibahas oleh setiap kelompok kecil. (2) Fungsi manajemen
sebagai organisasi. Pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang
matang, sehingga pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pelaksanaan pembelajaran pembelajaran kooperatif adalah dengan berkelompok,
sehingga penyelesaian tugas yang diberikan guru kepada masing-masing
kelompok harus diselesaikan dengan pengorganisasian yang baik. Maka, hasil
yang diperoleh dari masing-masing kelompok akan memuaskan. (3) Fungsi
manajemen sebagai kontrol dalam pembelajaran kooperatif harus ditentukan
kriteria keberhasilan yang ingin dicapai baik dalam bentuk tes maupun nontes.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pembelajaran secara kooperatif, guru
dapat memberikan evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan secara klasikal maupun
dalam kelompok kecil. Maka, akan dapat diketahui apakah tujuan dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan sudah tercapai atau belum.
Keberhasilan pembelajaran kooperatif yang pembelajarannya didasarkan
pada kemauan untuk bekerjasama akan terlihat pada hasil dari masing-masing
kelompok. Kelompok yang kerjasama dan tingkat keterlibatan setiap anggota
kelompok baik, maka hasil dari kerja tim juga akan baik. Tanpa adanya kerjasama
yang baik antar anggota kelompok, maka pembelajaran kooperatif tidak dapat
berjalan secara optimal.
Keterampilan bekerjasama akan memudahkan kelompok dalam
menyelesaikan suatu tugas. Kemampuan bekerjasama dapat dilakukan dalam
kegiatan kerja kelompok. Siswa didorong agar mau berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anggota kelompok yang lain agar tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Jadi, dalam karakteristik pembelajaran pembelajaran kooperatif peneliti
dapat memahami bahwa pembelajaran secara berkelompok membutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kerjasama tim yang baik. Harus ada interaksi dari masing-masing anggota
kelompok, dari interaksi yang baik maka kelompok dapat menghasilkan kinerja
yang baik pula. Selain adanya interaksi yang baik dalam pembelajaran kooperatif,
guru juga harus mempersiapkan pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang
baik menurut peneliti adalah pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam
belajar, tidak membosankan dan tidak membebani siswa, sehingga pembelajaran
tampak menyenangkan. Persiapan pembelajaran yang baik dapat didasarkan dari
tiga fungsi manajemen di atas, sehingga tujuan dari pembelajaran kooperatif dapat
tercapai.
3. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif
Kelebihan dari penggunaan pembelajaran kooperatif menurut Sugiyanto
(2009 : 247) adalah dapat meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
Adanya tingkat kepedulian antar anggota yang tinggi maka setiap anggota
kelompok akan saling memperhatikan dan saling membantu anggota yang lain,
sehingga tingkat kesetiakawanan pada diri siswa dapat dinilai sangat tinggi. Selain
keuntungan tersebut, keuntungan lainnya adalah siswa dapat mengasah
keterampilan dalam belajar, mencari informasi, berperilaku sosial, dan
pandangan-pandangan kritis.
Pergantian anggota kelompok dan ketua kelompok dapat mengasah
kemampuan siswa untuk melakukan penyesuaian sosaial. Jadi, ketika siswa
berada dalam lingkungan yang baru, siswa dapat melakukan adaptasi yang baik
dan tidak cenderung minder karena ia sering melakukan adaptasi kelompok ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pembelajaran di sekolah. Kooperatif adalah bentuk dari kelompok heterogen,
maka dapat meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, dan lain-lain.
Pembelajaran kooperatif adalah kerja tim, maka hasil kerja tim akan sangat
tergantung pada interaksi dan kontribusi setiap kelompok. (Sugiyanto, 2009 : 245)
Dengan adanya kontribusi dari setiap kelompok dan sifat mementingkan diri
sendiri atau egois, maka akan tumbuh tanggung jawab pada diri siswa. Sehingga
dalam pembelajaran kooperatif dapat menggembangkan niali-nilai sosial dan
komitmen antar anggota kelompok. Dan efek dari nilai-nilai sosial tersebut adalah
terbangunnya persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa, karena
hubungan saling membutuhkan dalam kehidupan sosial dan meningkatkan rasa
saling percaya terhadap sesama manusia.
Berbeda dengan Sanjaya (2006 : 247), ia mengutarakan bahwa melalui
pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan guru, akan tetapi
dapat menambah kepercayaan diri dalam berpikir dan menemukan informasi dari
berbagai sumber. Siswa dapat memberdayakan diri untuk lebih bertanggung
jawab dalam belajar. Siswa juga dapat mengasah kemampuan dalam interaksi
sosial. Oleh karena itu guru hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran model
pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan membandingkan gagasan atu ide-ide
dari orang lain, sehingga kemampuan siswa untuk peduli dengan orang lain dan
menyadari keterbatasannya dan menerima segala perbedaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Melalui pembelajaran kooperatif siswa dapat mengembangkan
kemampuan untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan
balik, sehingga siswa dapat memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan.
Menurut peneliti, keuntungan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran model pembelajaran kooperatif yang telah diungkapkan oleh kedua
tokoh di atas adalah hampir sama. Karena, dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif guru hanya berperan sebagai fasilitator, tujuan dari
pembelajaran juga sama, yaitu untuk meningkatkan keaktifan siswa dengan
menggunakan berbagai macam sumber belajar yang ada di lingkungan siswa.
Keterampilan sosial dan keterampilan berpikir kritis juga diajarkan dalam
pembelajaran model pembelajaran kooperatif secara langsung.
4. Keterbatasan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sanjaya (2006 : 248) pembelajaran kooperatif memiliki
keterbatasan, yaitu penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif
berdasarkan kerja kelompok, sehingga akan ada anggota kelompok yang kurang
berkontribusi dalam kerja kelompok karena hanya menggantungkan diri terhadap
anggota kelompok yang lain. Keterbatasan selanjutnya adalah menumbuhkan
kesadaran dalam bekerja sama tidak cukup hanya dengan satu atau dua kali
penerapan model pembelajaran kooperatif. Upaya untuk menumbuhkan kesadaran
bekerja sama dalam kelompok adalah melakukan pengulangan dalam penerapan
pembelajaran kooperatif, sehingga membutuhkan waktu yang lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Menurut Yuliariatiningsih (2002 : 72) kelemahan model pembelajaran
kooperatif atau kerja kelompok adalah dapat menjadi tempat untuk mengobrol,
dan dapat menimbulkan kesalahan pemahaman konsep jika seluruh anggota
kelompok kurang kritis terhadap pendapat anggota kelompok lain yang memiliki
pemahaman salah terhadap suatu materi.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
keterbatasan pembelajaran kooperatif dapat menjadi tempat mengobrol apabila
anggota kelompok berjumlah lebih dari 3 orang, akan ada kesalahpahaman materi
jika anggota kelompok kurang kritis terhadap pendapat anggota kelompok yang
lain, dan untuk menumbuhkan kesadaran bekerja sama dalam kelompok akan
membutuhkan waktu yang lama, karena diperlukan pengulangan penerapan model
pembelajaran.
5. Metode yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif
Menurut Sugiyanto (2009 : 237) ada beberapa metode yang digunakan
dalam cooperative learning, yaitu (a) Metode STAD, Metode STAD pertama kali
dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari Universitas Jhon
Hopkins. Metode ini dipandang oleh para guru adalah metode yang paling
sederhana untuk pembelajaran cooperative. Sehingga para guru menggunakan
metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa, baik
melalui penyajian verbal maupun tertulis. (b) Metode Jigsaw, Metode Jigsaw
dikembangkan oleh Relliot Aronson dan kawan-kawan dari Universitas Texas.
Selanjutnya metode ini diadaptasi oleh Robert Slavin. (c) Metode G (Group
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Investigation), Metode G dirancang oleh Herbert Thelen, kemudian
dikembangkan dan diperbaiki oleh Sharn dan kawan-kawan di Universitas Thl
Aviv. Metode G dipandang metode cooperative learning yang paling susah
diantara metode STAD dan jigsaw. (d) Metode Struktural, Metode struktural
dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawan. Metode ini memiliki
banyak kesamaan dengan metode cooperative learning yang lain, namun metode
struktural lebih mengarahkan pada pembelajaran yang lebih tradisional. Seperti
metode resitasi, guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa, siswa
memberikan jawaban dengan mengangkat tangan atau ditunjuk guru. Tipe yang
dapat digunakan adalah tipe mencari pasangan, bertukar pasangan dan berkirim
soal.
Menurut Rusman (2011 : 213) metode cooperative learning ada 4, yaitu,
(a) Metode STAD, Metode STAD merupakan salah satu metode cooperative
learning dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dalam melakukan
pembelajaran di kelas. Jumlah anggota kelompok antara empat sampai lima siswa
secara heterogen. Metode ini diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. (b)
Metode jigsaw, metode jigsaw atau metode tim ahli telah dikembangkan dan diuji
oleh Elliot Aroson dan teman-teman di Universitas Texas, kemudian diadopsi
oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. (c) Metode Investigasi
Kelompok, metode ini merupakan metode paling sulit untuk pembelajaran
cooperative, karena siswa ikut serta dalam penentuan topik yang akan dipelajari
dan bagaimana jalannya penyelidikan siswa. Pendekatan ini memerlukan norma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat pada
guru. Pendekatan ini lebih mengajarkan siswa dalam keterampilan komunikasi
dan proses kelompok yang baik. (d) Metode Pendekatan Struktural, metode
struktural adalah pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan
Numbered Head Together (NHT).
Berdasarkan kedua sumber di atas yang menjabarkan macam-macam
metode cooperative learning, peneliti melihat adanya kesamaan dari sumber
tersebut. Kesamaan tersebut terdapat pada macam metode yang digunakan dalam
cooperative learning. Kesamaan juga terdapat pada penjabaran masing-masing
metode, namun pada metode struktural (Sugiyanto, 2009 : 237) dan pada metode
pendekatan struktural (Rusman, 2011 : 213) terdapat perbedaan pada tipe yang
digunakan untuk pembelajaran cooperative dengan metode struktural. Menurut
pendapat Sugiyanto (2009 : 238) tipe yang dapat digunakan adalah mencari
pasangan, bertukar pasangan, dan berkirim soal. Namun, menurut Rusman (2011 :
213) tipe yang digunakan adalah Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head
Together (NHT).
Walaupun adanya perbedaan pada tipe yang digunakan dalam
pembelajaran cooperative dengan metode struktural, namun tujuan dari metode
tersebut sama, yaitu ingin mengasah keterampilan berkomunikasi dan interaksi
antar siswa. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan
tipe TPS. Pembahasan mengenai pembelajaran kooperatif tipe TPS akan dibahas
pada sub bab selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
C. Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Peneliti ini menggunakan model kooperatif tipe TPS. TPS merupakan
salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh
Frank Lyman. Pokok bahasan ini akan membahas mengenai pengertian dan
langkah-langkah penerapan metode TPS.
1. Pengertian Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Menurut Isjoni (2013 : 112) TPS atau berpikir berpasangan berbagi adalah
model pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk berkerja sendiri
serta bekerja sama dengan orang lain.
Huda (2011 : 136) berpendapat bahwa TPS merupakan tipe pembelajaran
kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman. TPS adalah model
pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan
bekerja dengan orang lain, serta memberikan kesempatan kepada setiap siswa
untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pengertian model kooperatif tipe TPS adalah model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja
bersama orang lain.
2. Langkah-langkah Model Kooperatif Tipe TPS
Menurut Suprijono (2009 : 91) langkah-langkah dalam pembelajaran
kooperatif tipe TPS meliputi (a) “Thinking” pembelajaran diawali dengan guru
menunjukkan pertanyaan yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan
jawabanya. (b) “Pairing” pada tahap kedua, siswa diminta untuk saling
berpasangan, kemudian berdiskusi. Diharapkan dalam diskusi siswa dapat
memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui diskusi
dengan pasangannya. (c) “Sharing” setelah siswa berdiskusi dengan pasangan,
siswa mempresentasikan hasil diskusi ke seluruh kelas. Dalam kegiatan
presentasi ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada
pengonstruksian pengetahuan secara integratif.
Menurut Huda (2011 : 136) langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe
TPS meliputi (a) Siswa ditempatkan dalam kelompok, setiap kelompok terdiri
dari empat anggota. (b) Guru memberikan tugas pada setiap kelompok. (c)
Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas dari guru secara
individu (sendiri-sendiri). (d) Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara
berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya. (e)
kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk
mensharingkan hasil diskusi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TPS hanyalah
mencakup tiga pokok pembelajaran, yaitu berfikir (Think), berpasangan (Pair)
dan berbagi (Share). Peneliti berharap model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, karena siswa akan terbantu
dalam belajar melalui diskusi berpasangan, kemudian mendapatkan penguatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dari presentasi dan tanggapan dari guru. Siswa juga dapat termotivasi untuk aktif
dalam mencari sumber belajar lain yang dapat mendukunganya dalam belajar.
D. Keaktifan
Pada pokok bahasan ini akan diulas mengenai definisi dan karakteristik
keaktifan dalam pembelajaran.
1. Pengertian Keaktifan
Pengertian keaktifan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
kesibukan. Sedangkan, menurut Hollingsworth dan Lewis (2008 : viii), siswa
aktif ketika mereka terlibat secara terus menerus, baik mental maupun fisik.
Menurut Febru dan Haryono (2012 : 82), keaktifan adalah kegiatan atau
aktivitas segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik
fisik maupun non fisik. Sedangkan dalam buku Rosdijati dan teman-teman (2010
: 10), mengungkapkan bahwa pembelajaran yang aktif adalah pembelajaran yang
mempunyai dua unsur yang saling berkaitan. Unsur pertama, aktivitas yang
memungkinkan siswa memiliki kemampuan atau perilaku baru. Misalnya, siswa
mengeja huruf-huruf dengan bimbingan guru di sekolah. Kemungkinan dari
contoh tersebut adalah siswa dapat membaca dikemudian hari. Unsur yang
kedua adalah adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar. Misal, keterlibatan
siswa ketika ia mengeja huruf-huruf, maka siswa akan mengulang atau
menirukan kata yang dieja oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Keempat sumber yang diperoleh peneliti di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa keaktifan siswa adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa
secara langsung yang meliputi fisik maupun non fisik.
2. Karakteristik Keaktifan
Hamzah (2011 : 10) berpendapat bahwa pembelajaran dapat dikatakan
aktif jika terjadi dialog yang interaktif antara siswa dengan siswa, siswa dengan
guru atau siswa dengan sumber belajar lain. Pembelajaran aktif menguntungkan
siswa, karena siswa tidak terbebani secara perseorangan dalam memecahkan
masalah yang dihadapi dalam belajar, namun siswa dapat saling berdiskusi dan
bertanya. Pembelajaran aktif diharapkan dapat mengembangkan dan
menumbuhkan segala potensi yang siswa miliki, sehingga pada akhirnya dapat
mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, siswa dikatakan aktif jika siswa
melakukan kesibukan. Menurut Hollongsworth dan Lewis (2008 : viii), siswa
dikatakan aktif ketika mereka terlibat secara terus menerus baik mental maupun
fisik. Menurut Febru dan Haryo (2012 : 82), keaktifan adalah kegiatan atau
aktivitas yang melibatkan fisik maupun non fisik.
Menurut Rosdijati dan teman-teman (2010 : 10), pembelajaran aktif
adalah pembelajaran yang mempunyai dua unsur. Unsur pertama adalah
aktivitas yang memungkinkan siswa memiliki kemampuan atau perilaku baru.
Unsur kedua adalah keterlibatan siswa dalam proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa karakteristik dari keaktifan dalam
pembelajaran adalah ketika siswa melakukan kegiatan interaktif antara siswa
dengan siswa, siswa dengan guru maupun siswa dengan media pembelajaran.
Berdasarkan referensi di atas, peneliti menyimpulkan, keaktifan adalah
kesibukan dalam pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan fisik atau
mental. Peneliti merumuskan deskriptor berdasarkan indikator keaktifan yang
mencakup kegiatan fisik dan mental. Berikut deskriptor yang dirumuskan
peneliti :
a. Terlibat terus menerus secara mental
Siswa terlibat terus-menerus secara mental adalah siswa fokus ketika
mengikuti pembelajaran di kelas. Menurut Paul D. Dierich (dalam Febru dan
Haryo, 2012 : 83) siswa terlibat secara mental meliputi merenung, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan
dan membuat keputusan, minat, berani, serta tenang.
b. Terlibat terus menerus secara fisik
Siswa terlibat terus menerus secara fisik adalah siswa melakukan
kegitan yang dapat mendukung dalam belajarnya. Menurut Paul D. Dierich
(dalam Febru dan Haryo, 2012 : 83) siswa terlibat secara fisik meliputi :
1) kegiatan visual seperti membaca, melihat gambar-gambar, mengamati,
eksperimen, demonstrasi pameran dan mengamati orang bermain atau
bekerja.
2) kegiatan lisan seperti mengemukakan fakta atau prinsip, menghubungkan
suatu tujuan, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
3) kegiatan mendengarkan seperti mendengarkan percakapan, mendengarkan
radio, dan mendengarkan diskusi kelompok.
4) kegiatan menulis seperti menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.
5) kegiatan motorik seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, menari, dan berkebun.
6) kegiatan menggambar seperti menggambar, membuat grafik, diagaram.
Berdasarkan karakterisktik keaktifan menurut para ahli di atas, peneliti
merumuskan aspek keaktifan yang akan dinilai selama proses pembelajaran
berlangsung. Berikut adalah indikator keaktifan yang sudah dirumuskan oleh
peneliti.
a. Indikator umum :
1) Siswa terlibat aktif secara fisik dalam pembelajaran di kelas.
2) Siswa terlibat aktif secara mental dalam pembelajaran di kelas.
b. Indikator khusus :
Indikator khusus berikut dirumuskan oleh peneliti berdasarkan definisi
keaktifan menurut ahli dan indikator umum yang sesuai dengan model
pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti.
1) Siswa bertanya.
2) Siswa berpendapat.
3) Siswa melakukan diskusi bersama teman untuk menyelesaikan tugas
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4) Siswa mencatat atau membuat ringakasan dari materi yang diajarkan guru.
5) Siswa mempresentasikan jawaban tanpa diminta oleh guru.
6) Pandangan siswa tertuju kepada guru (memperhatikan) ketika guru
menjelaskan.
E. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Sub bab berikut akan membahas mengenai hakekat matematika,
karakteristik matematika, hakekat matematika di SD, tujuan pembelajaran
matematika di Sekolah, pecahan dan konsep pecahan di SD serta Kompetensi
Dasar (KD) pecahan di SD.
1. Hakikat Matematika
Menurut Benjamin Peirce (dalam Herabudin, 2010 : 357), matematika
adalah ilmu yang menggambarkan simpulan yang penting. Sedangkan, Menurut
Albert Einstein, matematika adalah ilmu tentang kenyataan yang tidak pasti dan
kepastian yang belum nyata.
Menurut definisi para ahli tersebut, Herabudin menyimpulkan bahwa
matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji realitas yang dipastikan
oleh sistem pengukuran dan penghitungan logis.
Hakikat matematika menurut Bourne (dalam Fathani, 2009 : 19)
mengemukakan bahwa matematika sebagai konstruktivisme sosial dengan
penekanannya pada knowing how, yaitu dipandang sebagai makhluk yang aktif
dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan dengan cara berinteraksi dengan
lingkungannya. Menurut Sujono (dalam Fathani, 2009 : 19) matematika diartikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik,
serta matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan
masalah yang berhubungan dengan bilangan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 723), matematika
didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah menganai
bilangan.
Berdasarkan definisi para ahili di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
matematika dalah ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dengan
lingkungannya yang dapat dihubungkan dengan bilangan dan prosedur
operasional.
2. Karakterikstik Matematika
Karakteristik matematika secara umum adalah memiliki objek kajian
yang abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir deduktif, konsisten
dalam sistemnya, memiliki simbol yang kosong arti, dan memperhatikan
semesta pembicaraan. Karakteristik tersebut akan dijabarkan oleh peneliti
dengan berpedoman pada ahli. Berikut penjabaran karakteristik matematika di
sekolah :
a. Memiliki objek kajian abstrak
Fathani (2009 : 59) berpendapat bahwa beberapa matematikawan
menganggap objek matematika itu “konkret” dalam pikiran mereka, namun pada
dasarnya matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
tidak setiap yang abstrak adalah matematika. Ada empat objek kajian
matematika, yaitu fakta, operasi, konsep, dan prinsip.
1) Fakta
Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yang
biasanya diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu. Misal simbol “2”
secara umum sudah dipahami bahwa simbol tersebut untuk bilangan 2.
2) Operasi
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar, dan pengerjaan
matematika lainnya, misalnya operasi “penjumlahan”, “pengurangan”,
“perkalian”,dan lain-lain.
3) Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek. Misal, segitiga,
bilangan prima.
4) Prinsip
Prinsip adalah hubungan diantara berbagai objek dasar matematika.
Misalnya sifat komutatif dan sifat asosiatif dalam aritmatika merupakan
suatu prinsip, teorema Phytagoras.
b. Bertumpu pada kesepakatan
Fathani (2009 : 66) berpendapat bahwa simbol-simbol dan istilah dalam
matematika merupakan kesepakatan atau konvensi yang penting dan telah
disepakati dalam matematika, sehingga dapat memudahkan pembahasan dan
komunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c. Berpola pikir deduktif
Fathani (2009 : 68) menjelaskan dalam matematika, hanya diterima
pola pikir yang bersifat deduktif. Deduktif adalah pemikiran yang berpangkal
dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat
khusus.
Misal, seorang anak sedang mempelajari bangun datar (segitiga,
lingkaran, segi empat), kemudian ia mulai menyebutkan benda-benda yang
mempunyai permukaan berbentuk lingkaran, segitiga dan segi empat.
d. Konsisten dalam sistemnya
Di dalam matematika terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk
dari beberapa teorema. Maka, suatu teorema atau definisi harus menggunakan
istilah atau konsep yang sudah disepakati terlebih dahulu, sehingga tidak
terjadi kontradiksi antara sistem yang satu dengan yang lain.
e. Memiliki simbol yang kosong arti
Fathani (2009 : 70) menjelaskan secara umum simbol atau model dalam
matematika tidak memiliki arti atau kosong arti. Simbol akan bermakna
sesuatu jika kita mengkaitkannya dengan konteks tertentu. Misal x + y = z
tidak selalu z, y, x adalah bilangan, kita dapat mengaitkan simbol tersebut
dengan bilangan-bilangan yang real. Bilangan tersebut dapat berarti panjang,
jumlah barang, volume, nilai uang, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
f. Memerhatikan semesta pembicaraan
Menurut Fathani (2009:71) dalam menggunakan simbol matematika
kita harus memperhatikan lingkup pembicaraannya. Lingkup atau biasa disebut
dengan semesta pembicaraan bisa sempit dan bisa luas. Misal, 2x = 3.
Penyelesaian dari soal tersebut tergantung dari semesta pembicaraannya, jika
diminta untuk menyelesaikan nilai dari x maka akan diperoleh penyelesaian
1,5. Jika diminta untuk menunjukkan bilangan bulat, 1,5 bukan lah bilangan
bulat. Jadi, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa model tersebut tidak memiliki
penyelesaian dalam semesta pembicaraan bilangan bulat.
3. Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
Menurut Ibrahim dan Suparni (2008 : 35) pembelajaran matematika di
sekolah menekankan pada yang sifatnya hafalan apalagi secara parsial maka
kemungkinan siswa untuk memiliki kemampuan matematis tingkat tinggi
peluangnya kecil. Untuk itu usaha menemukan cara yang dianggap terbaik untuk
menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di sekolah perlu segera
dilakukan.
Menurut Ibrahim dan Suparni (2008 : 36) tujuan pembelajaran
matematika sekolah adalah sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, mejelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain
yang memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
4. Karakteristik Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
Menurut Fathani (2009 : 72) setelah dilihat dari karakteristik
matematika di atas, pembelajaran matematika di sekolah haruslah
memperhatikan ruang lingkupnya. Ada perbedaan dari matematika sebagai ilmu
dengan matematika sekolah. Perbedaan terdapat pada penyajian, pola pikir,
keterbatasan semesta dan tingkat keabstarakan.
a. Penyajian
Penyajian matematika di sekolah haruslah diawali dengan teorema atau
definisi dan tetap memperhatikan pada perkembangan intelektual siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Pola pikir
Pembelajaran matematika sekolah dapat menggunakan pola pikir
deduktif maupun induktif. Penggunaan pola tersebut haruslah disesuaikan
dengan perkembangan intelektual siswa, siswa SD biasanya menggunakan pola
induktif akan memudahkan siswa memahami dari suatu definisi, karena diawali
dengan hal-hal konkret yang ada di sekitar siswa kemudian mengkaitkan
dengan konsep atau definisi. Jika untuk siswa SMP atau SMA, pola pikir
deduktif akan lebih efektif untuk digunakan.
c. Keterbatasan semesta
Keterbatasan semesta atau ruang lingkup pengajaran matematika
haruslah disesuaikan dengan tingkat intelektual siswa. Semakin meningkat
tahap perkembangan intelektual siswa, maka pengajaran matematika akan
diperluas.
d. Tingkat keabstrakan
Seperti pada keterbatasan semesta, pengajaran matematika harus
disesuaikan denga perkembangan intelektual siswa. Tingkat keabstrakan dari
pengajaran matematika harus disesuaikan dengan intelektual siswa. Jika untuk
siswa Sekolah Dasar, dimungkinkan untuk mengkonkretkan objek-objek
matematika agar siswa lebih mudah untuk memahami pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
5. Pecahan
Menurut Heruman (2008 : 43) pecahan dapat diartikan sebagai bagian
dari sesuatu yang utuh. Pengenalan pecahan biasanya dari gambar yang utuh
kemudian dibagi menjadi 2 dan salah satu bagian diarsir. Maka bagian yang
diarsir adalah pembilang dan bagian yang utuh adalah penyebut. Gambaran
mengenai pecahan dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1 Pecahan
Marsigit (2009 : 23) berpendapat bahwa pecahan adalah bilangan bulat
yang dinyatakan dalam bentuk
dengan dan adalah bilangan bulat, ,
dan bukan merupakan faktor dari . disebut pembilang dan disebut
penyebut. tidak sama dengan 0, karena merupakan unit dasar keutuhan, jika
0 berarti tidak ada unit lengkap yang dapat digunakan untuk membandingkan
bagian-bagian lain.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pecahan adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk
dengan dan
merupakan bilangan bulat, dan bukan merupakan faktor dari .
disebut pembilang dan disebut penyebut.
Bagian utuh Sudah dibagi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Guru dapat menggunakan media konvensional yang biasa ditemui siswa
dalam kehidupan sehari-hari untuk penanaman dan pemahaman konsep pecahan,
misalkan kertas atau roti. Guru dalam mengenalkan konsep pecahan dapat
membagi dua atau empat bagian kertas atau roti. Kemudian, guru mengenalkan
mana yang disebut sebagai penyebut dan pembilang. Untuk pemahaman konsep
pecahan, guru dapat memberikan soal sebagai alat evaluasi.
6. Kompetensi Dasar Pecahan
Di Sekolah Dasar pengenalan konsep pecahan sudah dimulai dari kelas
III SD sampai dengan kelas VI SD. Karena penelitian ini berfokus pada kelas V
semester genap, maka peneliti akan menjabarkan KD mengenai pecahan hanya
di kelas V. Berikut KD pecahan di kelas V semester genap (BSNP : 156)
5.1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya.
5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala.
Dari uraian KD di atas, peneliti akan menggunakan KD 5.3 untuk
pembelajaran pecahan di Sekolah Dasar. KD 5.3 yaitu mengalikan dan membagi
berbagai bentuk pecahan.
F. Penelitian Relevan
Peneliti menggunakan beberapa penelitian relevan sebagai dasar dalam
melakukan penelitian, berikut adalah penelitian relevan yang peneliti gunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1. Penelitian yang dilakukan oleh Tristiantari dan kawan-kawan (2013) dengan
judul “Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
Terhadap Kemampuan Berbicara Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Pada
Siswa Kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Seririt”. Tujuan dari
penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe think pair share (TPS) terhadap kemampuan berbicara dan keterampilan
berpikir kreatif. Jenis penelitian adalah eksperimen semu yang datanya
dianalisis menggunakan manova. Pengumpulan data menggunakan tes
berbicara dalam bentuk menganggapi dan tes berpikir kratif dalam bentuk
uraian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) Terdapat perbedaan
kemampuan berbicara yang signifikan antara siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dan yang mengikuti model pembelajaran
konvensional. Kemampuan berbicara siswa yang mengikuti model TPS lebih
baik dari pada siswa yang mengikuti model konvensional; (b) Terdapat
perbedaan keterampilan berpikir kreatif yang signifikan antara siswa yang
mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan yang mengikuti
model pembelajaran konvensioal. Keterampilan berpikir kreatif siswa yang
mengikuti model TPS lebih baik dari pada siswa yang mengikuti model
konvensional. (c) Secara simultan kemampuan berbicara dan keterampilan
berpikir kreatif siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe
TPS lebih baik secara signifikan daripada siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Penelitian yang dilakukan oleh Tristiantari dan kawan-kawan relevan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kesesuaian terdapat pada
tujuan penelitian, yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
terhadap keaktifan siswa, sehingga peneliti menggunakan penelitian yang
dilakukan Tristiantari dan kawan-kawan sebagai dasar penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Erwidiya dan kawan-kawan (2013) dengan
judul “Penerapan Model Think Pair Share Untuk Meningkatkan Sikap
Kerjasama Dan Hasil Belajar”. Tujuan dari penelitian adalah untuk
meningkatkan sikap kerjasama dan hasil belajar siswa melalui model Think
Pair Share siswa kelas IV B di SDN 11 Metro Pusat. Metode penelitian
adalah penelitian tindakan kelas dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan teknik non tes
dan tes. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Think Pair Share
dapat meningkatkan sikap kerjasama dan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Erwidiya dan kawan-kawan relevan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kesesuaian terdapat pada
tujuan penelitian, yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
terhadap hasil belajar, sehingga peneliti menggunakan penelitian yang
dilakukan Erwidiya dan kawan-kawan sebagai dasar penelitian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Reniastuti (2012) dengan judul “Pengaruh
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil
Belajar Matematika”. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dilakukan pada siswa kelas V SD Gugus Yos Sudarso, Kecamatan Denpasar
Selatan tahun pelajaran 2011/2012. Data yang dikumpulkan pada penelitian
adalah hasil belajar matematika dengan menggunakan tes hasil belajar
maematika berbentuk kognitif yang terdiri dari 10 butir soal. Hasil dari
penelitian yang telah dilakukan oleh Reniastuti adalah (a) rata-rata hasil
beljaar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe think
pair share (TPS) sebesar 81,25 yang berada dalam kategori baik. (b) rata-rata
hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional
sebesar 65,70 yang berada dalam kategori vukup dan (c) terdapat perbedaan
hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe think pair share (TPS) yang dan siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Reniastuti relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Kesesuaian terdapat pada tujuan penelitian, yaitu
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar,
sehingga peneliti menggunakan penelitian yang dilakukan Tristiantari sebagai
dasar penelitian.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Junaidi (2013) dengan judul “Peningkatan
Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Teknik Think-Pair-Share dalam
Pembelajaran Matematika SDN 1 Sokan”. Jenis penelitian ini adalah PTK
yang dilakukan dalam siklus. Secara umum penelitian bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa dalam matematika dengan materi faktor dan
kelipatan dengan menggunakan teknik Think Pair Share di kelas IV. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
menggunakan dua siklus dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Hasil dari
penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat secara
signifikan. Peningkatan aktivitas dari 60,69% menjadi 82,70% dan hasil
belajar siswa dari 56,02 menjadi 72,01.
Penelitian yang dilakukan oleh Junaidi relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Kesesuaian terdapat pada tujuan penelitian, yaitu
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap keaktifan
siswa, sehingga peneliti menggunakan penelitian yang dilakukan Tristiantari
sebagai dasar penelitian.
Berdasarkan penelitian relevan yang ditemukan oleh peneliti di atas,
peneliti membuat bagan penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Bagan Penelitian
“Pengaruh Implementasi Model
Pmebelajaran Kooperatif Tipe TPS
Terhadap Kemampuan Berbicara Dan
Keterampilan Berpikir Kreatif Pada
Siswa Kelas V SD Negeri Gugus III
Kecamatan Seririt”
“Penerapan Model Think Pair Share
Untuk Meningkatkan Sikap Kerjasama
Dan Hasil Belajar”
“Pengaruh Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share
Terhadap Hasil Belajar Matematika”
“Peningkatan Aktivitas Belajar dengan
Menggunakan Teknik Think-Pair-Share
dalam Pembelajaran Matematika SDN
1 Sokan”
“Peningkatan Keaktifan dan
Kemampuan Kognitif Materi Perkalian
Pecahan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
Kelas 5 SD Kanisius Klepu Sleman”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Berdasarkan penelitian relevan yang ditemukan oleh peneliti, maka
peneliti akan menggunakan keempat penelitian tersebut sebagai dasar untuk
melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan
Kognitif Materi Perkalian Pecahan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TPS Kelas VSD Kanisius Klepu Sleman”.
G. Kerangka Berpikir
Sekolah Dasar merupakan sekolah formal pertama untuk jenjang
pendidikan yang harus ditempuh oleh setiap anak. Sekolah Dasar juga
merupakan tempat bagi anak untuk mendapatkan pendidikan sebagai bekal
untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah Dasar tidak hanya
menyediakan pendidikan, namun juga menyediakan sarana dan prasarana bagi
anak untuk mendapatkan pengetahuan sosial, contohnya bersosialisasi dengan
lingkungannya.
Sistem pendidikan di SD sangat dituntut untuk lebih berkembang dan
lebih maju dari sistem pendidikan terdahulu, karena generasi muda
membutuhkan kualitas pendidikan yang baik dan berkompeten, sehingga
generasi muda mampu untuk bersaing dengan percaya diri di lingkungan
Internasional. Agar siswa dapat bersaing dengan percaya diri, maka perlu
dibekali dengan ilmu pengetahuan. Di SD ada beberapa mata pelajaran pokok
yang wajib diajarkan, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, dan PKn.
Ketika melakukan observasi dan wawancara guru kelas V di SD Kanisius
Klepu, peneliti menemukan permasalahan pada kemampuan kognitif siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
V SD Kanisius Klepu pada materi perkalian pecahan dengan data
ketidaktuntasan 52% dari nilai KKM 60 pada tahun pelajaran 2011/2012 dan
tahun pelajaran 2012/2013 tingkat ketidaktuntasan 52% dari nilai KKM 60.
Peneliti juga menemukan masalah dalam pembelajaran ketika melakukan
observasi di dalam kelas. Permasalahan yang ditemui adalah ketika
pembelajaran sedang berlangsung siswa kurang aktif, dapat dilihat dari data
yang diperoleh peneliti yaitu tingkat keaktifan siswa hanya 43%.
Melihat permasalahan yang peneliti temui tersebut, peneliti memutuskan
untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keaktifan
dan Kemampuan Kognitif Materi Perkalian Pecahan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Kelas V SD Kanisius Klepu Sleman”.
Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk
meningkatkan kemampuan kognitif dan keaktifan siswa, karena dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, siswa dapat bertukar
pikiran untuk menyelesaikan soal dari guru, beban siswa dalam belajar juga
sedikit berkurang karena siswa dapat saling berbagi pengatahuan dari diskusi
untuk menyelesaikan soal dari guru. Keaktifan akan tercipta ketika siswa
melakukan diskusi kelompok, saling bertukar pendapat dan saling berbagi solusi
untuk menyelesaikan soal. Siswa kemudian mempresentasikan hasil diskusi
(share) untuk mendapatkan masukan atau tanggapan dari siswa lain. Jadi,
pembelajaran di kelas akan lebih hidup, tidak monoton, dan siswa juga lebih
aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada rumusan masalah dan tinjauan pustaka serta kerangka
pemikiran di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut.
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
dapat meningkatkan keaktifan (bertanya, berpendapat, berdiskusi, mencatat
materi, presentasi dan pandangan mata tertuju pada guru ketika menjelaskan)
dan kemampuan kognitif (C1, C2, dan C3) pada materi perkalian pecahan
kelas V SD Kanisius Klepu Sleman.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
dapat meningkatkan keaktifan (bertanya, berpendapat, berdiskusi, mencatat
materi, presentasi dan pandangan mata tertuju pada guru ketika menjelaskan)
dan kemampuan kognitif (C1, C2, dan C3) pada materi perkalian pecahan
kelas V SD Kanisius Klepu Sleman dengan langkah : a) guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan soal, kemudian
siswa memikirkan cara menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru(Think).
b) siswa membentuk kelompok yang terdiri dari dua anggota (Pair). c) siswa
mendiskusikan cara menyelesaikan soal yang telah diberikan oleh guru,
kemudian mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (Share).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai jenis penelitian, setting
penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen, analisi
data,dan kriteria keberhasilan.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan
kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas menurut Kunandar (2008 : 45) yaitu
aktivitas mencermati sekelompok siswa dalam waktu yang sama yang bertujuan
untuk memperbaiki suatu masalah dalam proses belajar mengajar.
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas menurut
Kemmis dan Mc Taggart. Tahap yang terdapat dalam model penelitian tindakan
kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart mencakup rencana (plan), tindakan
(acting) dan pengamatan (observing), refleksi (reflect). (Kusumah, 2009 : 20)
Siklus penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Kemmis dan Mc Taggart
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis & Mc Taggart
Berdasarkan model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc
Taggart tahap penelitian tindakan kelas ada empat yaitu, perencanaan, tindakan,
observasi, serta refleksi. Model PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart pada
tahap tindakan dan observasi dilaksanakan secara bersamaan.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan pengembangan rencana tindakan yang secara
kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana PTK hendaknya
fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan pengaruh yang tidak dapat diduga
dan kendala yang belum kelihatan.
Refleksi
(Reflect)
Tindakan (Acting)
& Pengamatan (Observing)
Perencanaan
(Plan)
Perencanaan
(Plan)
Refleksi
(Reflect)
SIKLUS I
Tindakan (Acting)
& Pengamatan (Observing)
SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Tindakan dan observasi
Tindakan dalam penelitian haruslah dilakukan secara sadar dan terkendali,
sehingga tindakan pertama dalam penelitian dapat dijadikan pedoman untuk
pengembangan tindakan-tindakan berikutnya. Sedangkan, observasi berfungsi
untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan tersebut.
Alasan mengapa tindakan dan observasi dijadikan satu dalam model PTK
menurut Kemmis dan Mc Taggart, karena keduanya (tindakan dan observasi)
merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu bersamaan.
3. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti
yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi atau perenungan merupakan
kegiatan analisis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua
informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan.
B. Setting Penelitian
Pada sub bab ini akan dijelaskan tempat, subjek, objek serta waktu penelitian.
Uraian setting penelitian adalah sebagai berikut :
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Klepu yang beralamat di Klepu,
Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta 55562.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Klepu
semester genap pada tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 28 siswa. Siswa
putra berjumlah 18 orang dan siswa putri berjumlah 10 orang.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah keaktifan dan kemampuan kognitif. Peneliti
merumuskan 6 indikator keaktifan, yaitu bertanya, berpendapat, mencatat
materi, presentasi, berdiskusi dalam kelompok, dan pandangan mata siswa yang
tertuju pada guru ketika guru sedang mengajar. Sedangkan, indikator
kemampuan kognitif yang telah dirumuskan peneliti adalah kemampuan kognitif
yang mencakup C1 sampai C3.
4. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014
yaitu pada Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014.
C. Rencana Tindakan
Menurut Arikunto (2010:17) penelitian tindakan kelas minimal dilakukan
dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi. Penelitian model PTK ini pada siklus pertama menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan materi perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran. Sedangkan,
siklus kedua menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
materi perkalian pecahan biasa dengan desimal dan perkalian pecahan campuran
dengan desimal. Jika dalam kedua siklus tersebut tujuan dari penelitian belum
tercapai, maka tidak menutup kemungkinan peneliti menambahkan siklus.
Setiap siklus akan dilakukan pengamatan dan pada akhir siklus akan
dilakukan tes dengan menggunakan lembar evaluasi dan kuesioner tentang
keaktifan.
1. Persiapan
Sebelum melaksanakan siklus I dan siklus II, peneliti melakukan persiapan
yang meliputi :
a. Meminta surat izin dari kampus untuk melakukan pengamatan di SD Kanisius
Klepu.
b. Meminta izin kepada Kepala SD Kanisius Klepu untuk melakukan
pengamatan dan penelitian di SD Kanisius Klepu.
c. Melakukan pengamatan di kelas V SD Kanisius Klepu untuk melihat kondisi
kelas saat proses pembelajaran.
d. Melakukan wawancara dengan wali kelas V SD Kanisius Klepu untuk
mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas.
e. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang terjadi saat proses
pembelajaran.
f. Menentukan permasalahan serta solusi untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.
g. Menyusun proposal penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
h. Menyusun instrumen tes (soal evaluasi) dan instrumen non tes (lembar
observasi dan kuesioner).
i. Melakukan validasi isi dengan ahli.
j. Melakukan observasi untuk melihat tingkat keaktifan siswa kelas V SD
Kanisius Klepu pada mata pelajaran matematika.
k. Melakukan pengujian instrumen tes dan non tes berupa soal evaluasi,
kuesioner dan lembar observasi.
l. Mengkaji Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan materi pokok.
m. Merancang dan menyusun perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, rangkuman
materi, LKS, soal evaluasi, lembar penilaian) dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS. Perangkat pembelajaran yang telah disusun
oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran 1, 2a, 2b, 3a, 3b, 4a, 4b, 5a, 5b, 6a,
6b, 7a, 7b, 8a, dan 8b.
n. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka rencana tindakan ini
dilaksanakan dalam dua siklus, berikut rencana tindakan kelas yang telah disusun
oleh peneliti :
a. Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, setiap pertemuan
berlangsung selama 2 x 40 menit.
1) Rencana Tindakan Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Sebelum peneliti melaksanakan tindakan, peneliti menyusun instrumen
pembelajaran, mulai dari Silabus, RPP, LKS, rangkuman materi, lembar penilaian
serta media yang akan digunakan ketika melaksanakan tindakan. Peneliti
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk siklus I.
2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan ini peneliti melaksanakan pembelajaran selama
dua kali pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TPS. Berikut langkah-langkah pembelajaran pada pelaksanaan tindakan ini :
a) Pertemuan 1
(1) Kegiatan pembelajaran diawali dengan konteks, guru memberikan apersepsi
mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab mengenai bentuk-
bentuk pecahan (pecahan biasa dan pecahan campuran).
(2) Kemudian, guru memberikan pengalaman bagi siswa dengan motivasi kepada
siswa, motivasi yang diberikan guru berupa game menemukan amplop yang
berisi puzzle pecahan, puzzle yang sudah ditemukan siswa akan disusun oleh
siswa. Sebelum siswa mulai mencari amplop, guru membagi siswa dalam
kelompok (berpasangan).
(3) Kegiatan inti, siswa berkumpul bersama pasangannya, kemudian menyusun
puzzle pecahan yang telah didapat. Setelah terbentuk puzzle, siswa diminta
untuk menuliskan nilai dari puzzle pecahan tersebut, misal
. Selanjutnya
guru meminta siswa untuk mengalikan pecahan tersebut dengan
. Sebelum
siswa menghitung, siswa diminta untuk memikirkan cara menyelesaikan soal
tersebut (Think). Setelah beberapa menit, siswa diminta untuk berdiskusi cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
menyelesaikan soal dengan pasangan masing-masing (Pair). Selanjutnya,
siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas (Share).
Guru memberikan tanggapan serta penguatan dari presentasi siswa.
Kemudian, siswa mengerjakan lembar LKS yang sudah diberikan guru secara
berpasangan. Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan siswa.
(4) Kegiatan akhir, siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Kemudian, siswa mengerjakan lembar evaluasi secara mandiri atau
individu. Pembelajaran ditutup dengan tindak lanjut dari guru dan doa.
Sebelum kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa, guru dan siswa
melakukan refleksi dan merumuskan aksi dari kegitan pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
b) Pertemuan 2
(1) Kegiatan pembelajaran diawali dengan konteks, guru memberikan apersepsi
mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab mengenai materi
sebelumnya.
(2) Kemudian, guru menumbuhkan pengalaman bagi siswa dengan memberikan
motivasi. Motivasi yang diberikan guru berupa game menemukan amplop
yang berisi soal pecahan, soal yang sudah ditemukan siswa akan disusun oleh
siswa. Sebelum siswa mulai mencari amplop, guru membagi siswa dalam
kelompok (berpasangan).
(3) Kegiatan inti, siswa berkumpul bersama pasangannya, siswa diminta untuk
memikirkan cara menyelesaikan soal tersebut (Think). Setelah beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menit, siswa diminta untuk berdiskusi cara menyelesaikan soal dengan
pasangan masing-masing (Pair). Selanjutnya, siswa diminta untuk
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas (Share). Guru memberikan
tanggapan serta penguatan dari presentasi siswa. Kemudian, siswa
mengerjakan lembar LKS yang sudah diberikan guru secara berpasangan.
Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan siswa.
(4) Kegiatan akhir, siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Kemudian, siswa mengerjakan lembar evaluasi secara mandiri atau
individu. Pembelajaran ditutup dengan tindak lanjut dari guru dan doa.
Sebelum kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa, guru dan siswa
melakukan refleksi dan merumuskan aksi dari kegitan pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
c) Pertemuan 3
(1) Kegiatan pembelajaran diawali dengan konteks, guru memberikan apersepsi
mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab mengenai materi
yang akan digunakan untuk evaluasi (perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran).
(2) Kemudian, guru menumbuhkan pengalaman bagi siswa dengan memberikan
motivasi kepada siswa, motivasi yang diberikan guru berupa game “bom”
(game kelipatan) selama 2 putaran. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan
dari evaluasi. Guru menyampaikan peraturan dalam mengerjakan soal
evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
(3) Kegaitan akhir, siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Pembelajaran ditutup dengan tindak lanjut dari guru dan doa.
Sebelum kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa, guru dan siswa
melakukan refleksi dan merumuskan aksi dari kegitan pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
3) Pengamatan
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran
proses pembelajaran yang sedang berlangsung, observasi juga dilaksanakan
untuk mengetahui perkembangan dan kendala dalam proses pembelajaran ketika
pembelajaran sedang berlangsung. Peneliti dapat menggunakan hasil observasi
untuk melihat perkembangan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Peneliti juga
dapat menggunakan alat perekam (video, foto) untuk mendokumentasikan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dapat
menggunakan lembar evaluasi untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa.
Kegiatan observasi dapat melibatkan guru atau teman sejawat.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti pada setiap pertemuan, tujuan dari refleksi
adalah untuk mengevaluasi bagaimana proses pembelajaran berlangsung, adakah
kendala atau kemajuan dalam proses pembelajaran. Peneliti akan menilai data
awal mengenai keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, kemudian
membandingkan hasil evaluasi yang sudah dicapai dengan indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
keberhasilan yang telah ditetapkan. Kemudian peneliti merencanakan perbaikan
berdasarkan hasil evaluasi dan observasi untuk dilakukan pada siklus II.
b. Siklus II
Siklus II dilaksanakan apabila indikator keberhasilan yang diharapkan
belum tercapai pada siklus I. Jika pada siklus II indikator keberhasilan masih
belum tercapai, maka akan dilakukan siklus III dan seterusnya, hingga indikator
keberhasilan dapat tercapai dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
Siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung
selama 2 x 40 menit.
1) Rencana Tindakan Siklus II
Sebelum peneliti melaksanakan tindakan, peneliti menyusun instrumen
pembelajaran, mulai dari Silabus, RPP, LKS, rangkuman materi, serta media
yang akan digunakan ketika melaksanakan tindakan. Peneliti juga menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk siklus II.
2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan siklus II ini, peneliti melaksanakan
pembelajaran selama dua kali pertemuan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS. Berikut langkah-langkah pembelajaran pada
pelaksanaan tindakan ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
a) Pertemuan 1
(1) Kegiatan pembelajaran diawali dengan konteks, guru memberikan apersepsi
mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab mengenai cara
mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa.
(2) Kemudian, guru menumbuhkan pengalaman kepada siswa dengan
memberikan motivasi. Motivasi yang diberikan guru berupa game
menemukan amplop yang berisi soal pecahan, soal yang sudah ditemukan
siswa akan disusun oleh siswa. Sebelum siswa mulai mencari amplop, guru
membagi siswa dalam kelompok (berpasangan).
(3) Kegiatan inti, siswa berkumpul bersama pasangannya, siswa diminta untuk
memikirkan cara menyelesaikan soal tersebut (Think). Setelah beberapa
menit, siswa diminta untuk berdiskusi cara menyelesaikan soal dengan
pasangan masing-masing (Pair). Selanjutnya, siswa diminta untuk
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas (Share). Guru memberikan
tanggapan serta penguatan dari presentasi siswa. Kemudian, siswa
mengerjakan lembar LKS yang sudah diberikan guru secara berpasangan.
Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan siswa.
(4) Kegiatan akhir, siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Kemudian, siswa mengerjakan lembar evaluasi secara mandiri atau
individu. Pembelajaran ditutup dengan tindak lanjut dari guru dan doa.
Sebelum kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa, guru dan siswa
melakukan refleksi dan merumuskan aksi dari kegitan pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b) Pertemuan 2
(1) Kegiatan pembelajaran diawali dengan konteks, guru memberikan apersepsi
mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab mengenai materi
sebelumnya.
(2) Kemudian, guru menumbuhkan pengalaman pada diri siswa dengan
memberikan motivasi. Motivasi yang diberikan guru berupa game
menemukan amplop yang berisi soal pecahan, soal yang sudah ditemukan
siswa akan disusun oleh siswa. Sebelum siswa mulai mencari amplop, guru
membagi siswa dalam kelompok (berpasangan).
(3) Kegiatan inti, siswa berkumpul bersama pasangannya, siswa diminta untuk
memikirkan cara menyelesaikan soal tersebut (Think). Setelah beberapa
menit, siswa diminta untuk berdiskusi cara menyelesaikan soal dengan
pasangan masing-masing (Pair). Selanjutnya, siswa diminta untuk
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas (Share). Guru memberikan
tanggapan serta penguatan dari presentasi siswa. Kemudian, siswa
mengerjakan lembar LKS yang sudah diberikan guru secara berpasangan.
Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan siswa.
(4) Kegitan akhir, siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Kemudian, siswa mengerjakan lembar evaluasi secara mandiri atau individu.
Pembelajaran ditutup dengan tindak lanjut dari guru dan doa. Sebelum
kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa, guru dan siswa melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
refleksi dan merumuskan aksi dari kegitan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c) Pertemuan 3
(1) Kegiatan pembelajaran diawali dengan konteks, guru memberikan apersepsi
mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab mengenai materi
yang akan digunakan untuk evaluasi (perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran).
(2) Kemudian, guru menumbuhkan pengalaman pada diri siswa dengan
memberikan motivasi kepada siswa, motivasi yang diberikan guru berupa
game “bom” (game kelipatan) selama 2 putaran. Selanjutnya, guru
menyampaikan tujuan dari evaluasi. Guru menyampaikan peraturan dalam
mengerjakan soal evaluasi.
(3) Kegiatan akhir, siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Pembelajaran ditutup dengan tindak lanjut dari guru dan doa.
Sebelum kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa, guru dan siswa
melakukan refleksi dan merumuskan aksi dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
3) Pengamatan
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran
proses pembelajaran yang sedang berlangsung, observasi juga dilaksanakan
untuk mengetahui perkembangan dan kendala dalam proses pembelajaran ketika
pembelajaran sedang berlangsung. Peneliti dapat menggunakan hasil observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
untuk melihat perkembangan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Peneliti juga
dapat menggunakan alat perekam (video, foto) untuk mendokumentasikan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dapat
menggunakan lembar evaluasi untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa.
Kegiatan observasi dapat melibatkan guru atau teman sejawat.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti pada setiap pertemuan, tujuan dari refleksi
adalah untuk mengevaluasi bagaimana proses pembelajaran berlangsung, adakah
kendala atau kemajuan dalam proses pembelajaran. Peneliti akan menilai data
awal mengenai keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, kemudian
membandingkan hasil evaluasi yang sudah dicapai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan.
D. Pengumpulan Data
1. Peubah (variabel) indikator keberhasilan
Judul penelitian ini terdapat dua peubah, yaitu keaktifan dan kemampuan
kognitif. Keaktifan diukur pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini
dilaksanakan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan keaktifan pada setiap
siklus pembelajaran. Indikator keaktifan secara fisik dan non fisik dirumuskan
bedasarkan pendapat Febru dan Haryono (2012 : 82). Sedangkan, untuk
kemampuan kognitif diukur pada akhir siklus dengan memberikan soal evaluasi
yang sudah teruji. Pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 3.1 Pengumpulan Data
No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen
1. Keaktifan
a. Terlibat
aktif secara
fisik.
b. Terlibat
aktif secara
fisik
Jumlah
siswa
yang
terlibat
a. Pengamata
b. Kuesioner
a. Rubrik
pengamatan
b. Kuesioner
2. Kemampuan
Kognitif
a. Rata-rata
nilai.
b. Persentase
jumlah
siswa yang
mencapai
KKM
Nilai tes
siswa Tes tertulis
Lembar evaluasi
siswa
2. Jenis dan Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data yang berhubungan dengan keaktifan
siswa dan kemampuan kognitif siswa pada materi perkalian pecahan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, kuesioner, dan evaluasi.
a. Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengumpulan data di lapangan. Pengamatan
dapat dilakukan langsung oleh peneliti agar peneliti dapat terlibat langsung di
lapangan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti dapat menggunakan lembar
pengamatan untuk memperoleh data. Lembar pengamatan diisi oleh peneliti
pada awal sebelum penelitian, siklus I dan siklus II.
b. Kuesioner
Kuesioner diberikan kepada siswa untuk mengetahui aktivitas yang
diteliti. Kisi-kisi kuesioner keaktifan mengacu pada indikator keaktifan menurut
Febru dan Haryono (2012 : 82). Pemberian kuesioner pada penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan siswa kelas V SD
Kanisius Klepu. Kuesioner ini diberikan tiga kali, yaitu diberikan pada awal
sebelum dilakukan tindakan, akhir siklus I, dan akhir siklus II yang
diselenggarakan pada akhir pembelajaran setelah evalusi.
c. Tes
Tes dilakukan untuk pengumpulan informasi tentang pemahaman siswa
terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi
perkalian pecahan. Melalui tes, peneliti akan mengetahui prestasi belajar dari
materi yang sudah diperoleh siswa. Tes yang dilakukan oleh siswa kelas V SD
Kanisius Klepu adalah evaluasi yang dikerjakan pada pertemuan ketiga disetiap
siklus. Data mengenai rubrik pengamatan dan kuesioner mengenai keaktifan
sebagai data pengukuran tingkat keaktifan siswa, sedangkan kemampuan
kognitif diukur menggunakan soal evaluasi pada setiap akhir siklus.
E. Instrumen
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan tiga macam
instrumen, yaitu lembar pengamatan, lembar kuesioner dan tes.
a. Pengamatan
Penyusunan lembar pengamatan keaktifan diambil dari ciri-ciri keaktifan.
Indikator pengamatan keaktifan mengacu pada pendapat Febru dan Haryono
(2012 : 82). Pengamatan keaktifan diisi peneliti pada waktu kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung baik dalam siklus I maupun siklus II. Berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
ini instrumen lembar pengamatan keaktifan siswa berdasarkan indikator dan
kriteria penskoran. Instrumen dapat dilihat pada lampiran 9.
Pemberian skor keaktifan siswa dalam lembar pengamatan dengan
menggunakan rambu-rambu skor sebagai berikut yang dapat dilihat pada Tabel
3.2
Tabel 3.2 Rambu-rambu Skoring Lembar Pengamatan
Pernyataan Keterangan Skor
Nampak √ 1
Tidak nampak - 0
b. Kuesioner
Kuesioner yang diberikan merupakan kuesioner objektif untuk
mempermudah siswa dalam mengisi. Kuesioner diberikan tepat tiga kali, yaitu
sebelum tindakan atau sebelum siklus I, setelah siklus I, dan setelah siklus II.
Kuesioner diberikan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa terhadap
pembelajaran matematika pada materi perkalian pecahan. Berikut kisi-kisi
kuesioner yang telah peneliti gunakan.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Keaktifan Siswa
No. Indikator No. Item Soal
Item Positif Item Negatif
1. Terlibat pembelajaran secara
fisik.
1, 3, 5, 6, 7, 9, 11,
12, 13, 14 2, 4, 8, 10
2. Terlibat pembelajaran secara
mental.
16, 18, 20, 22, 24,
26, 28,31
15, 17, 19, 21,
23, 25, 27, 29,
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun dengan skala Likert,
yaitu skala yang digunakan dalam melakukan pengukuran sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang. Menurut Arifin (2009 : 160) alternatif pilihan jawaban
meliputi sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Pengukuran
skala Likert dapat dilihat pada Tabel 3.4. Lembar kuesioner yang digunakan oleh
peneliti dapat dilihat pada lampiran 10.
Tabel 3. 4 Pengukuran Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Positif Negatif
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
c. Tes
Tes yang diberikan yaitu soal evaluasi yang berupa tes objektif dan tes
uraian objektif. Menurut Arifin (2009 : 118) tes objektif yakni tes yang
jawabannya dapat diberi skor nilai seadanya. Tes uraian objektif yakni bentuk
uraian yang jawaban dengan rumusan yang relatif lebih pasti dibandingkan
dengan soal uraian non objektif, sehingga dapat dilakukan penskoran secara
objektif. Soal pada tes uraian objektif memiliki kunci jawaban yang pasti,
sehingga jawaban benar bisa diberi skor 1 dan jawaban salah 0. Tes objektif dan
uraian digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan kognitif yang diperoleh
siswa.
Tes objektif dan uraian objektif yang digunakan adalah soal evaluasi
pilihan ganda yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan bimbingan dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yang mengacu pada kisi-kisi soal. Soal evaluasi pilihan ganda berjumlah 10
nomor, yang masing-masing nomor mempunyai bobot satu, dengan ketentuan
jawaban benar = skor 1 dan jawaban salah = sklor 0. Soal evaluasi uraian
objektif berjumlah 5 nomor. Penskoran untuk soal uraian objektif dapat dilihat
pada Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Penskoran Soal Uraian Objektif
Langkah Kriteria Jawaban Skor
1 Menuliskan soal = langkah penyelesaian 1
2 Hasil 1
3 Disederhanakan 1
4 Tidak menjawab sama sekali 0
Skor maksimum 3
Kisi-kisi soal evaluasi yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada
Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Blue Print Soal Evaluasi Materi Perkalian Pecahan
Siklus I dan Siklus II
Standar Kompetensi
5 Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
Siklus Materi
Pokok Indikator
Nomor
Soal
I
Perkalian
pecahan
biasa
dengan
pecahan
biasa
Menyebutkan pembilang dari suatu bilangan pecahan. PG : 1
Menyebutkan penyebut dari suatu bilangan pecahan. PG: 2
Menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
PG : 3,
4
Menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa. PG : 5,6
U : 1, 2
Perkalian
pecahan
biasa
dengan
pecahan
campuran
Menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran.
PG : 7,
8
Menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran.
PG : 9
U : 3, 4
Menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran
dengan pecahan biasa.
PG : 10
U : 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Siklus Materi
Pokok Indikator
Nomor
Soal
II
Perkalian
pecahan
biasa
dengan
pecahan
desimal
Menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
PG : 1,
2
Menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
PG : 3,
4
U : 1, 2
Menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal dengan
pecahan biasa.
PG : 5,
6
U : 3
Perkalian
pecahan
campuran
dengan
pecahan
desimal
Menguraikan cara perkalian pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
PG : 7,
8
Menentukan hasil dari perkalian pecahan pecahan
campuran dengan pecahan desimal.
PG : 9
U : 4
Menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal dengan
pecahan campuran.
PG : 10
U : 5
Keterangan : PG = Pilihan Ganda
U = Uraian
Rincian pemberian skor pada soal evaluasi pilihan ganda untuk siklus I
dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3. 7 Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II
No Siklus Jenis Soal Jumlah Soal Skor Maksimal
Tiap Soal
Jumlah Skor
Maksimal
1. I Pilihan Ganda 10 1 10
Uraian 5 3 15
2. II Pilihan Ganda 10 1 10
Uraian 5 3 15
Nilai =
Soal evaluasi pilihan ganda yang digunakan untuk siklus I dapat dilihat
pada lampiran 11a. Kunci jawaban soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada
lampiran 11b. Soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada lampiran 12a. Kunci
jawaban soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada lampiran 12b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan validitas dan reliabilitas instrumen menurut
Sugiyono (2011 : 125) dan Arikunto (2012 : 80) dengan uraian sebagai berikut.
a. Validitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2011 : 125) instrumen valid jika instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misal, jika ingin
mengukur berat badan, maka harus menggunakan timbangan berat badan,
sehingga dalam Arikunto (2012 : 80) dikatakan “tes ini baik karena memiliki
validitas yang tinggi”, karena sudah menggunakan alat ukur yang sesuai dengan
yang akan diukur.
Penelitian ini menggunakan validitas konstruk, validitas isi, dan validitas
empiris. Menurut Sugiyono (2011 : 125) Validitas konstrak dapat menggunakan
pendapat para ahli atau expert judgment. Para ahli diminta untuk memberikan
pendapatnya, apakah instrumen yang telah disusun dapat digunakan. Para ahli
dapat memberikan keputusan, seperti perbaikan instrumen atau perombakan total
pada instrumen yang sudah disusun oleh peneliti. Validitas isi mengandung arti
suatu alat ukur dikatakan valid jika sesuai dengan isi kurikulum. Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk menentukan validitasnya dengan mengkaji isi dari
perangkat pembelajaran. Validitas isi pada penelitian ini menggunakan 10 soal
evaluasi pilihan ganda dan 5 soal evaluasi uraian objektif untuk setiap siklus.
Sedangkan, validitas empiris menurut Sugiyono (2011 : 129) berguna untuk
membandingkan kriteria yang ada pada instrumen, jika kriteria dalam instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sudah sesuai dengan fakta yang ada di lapangan, maka dapat dikatakan bahwa
instrumen tersebut mempunyai validitas empiris yang tinggi. Soal evaluasi
pilihan ganda yang akan digunakan untuk siklus, dapat dihitung validitasnya
dengan menggunakan statistika korelasi point biserial dan untuk soal evaluasi
uraian objektif dapat menggunakan statistika korelasi product-moment.
Jika hasil penghitungan r hitung > r tabel maka butir instrumen dianggap
valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel, maka dianggap tidak valid, sehingga
instrumen tidak dapat digunakan untuk penelitian. Penghitungan validitas item
pada penelitian ini menggunakan SPSS.
1) Uji Validitas Soal Evaluasi
Peneliti telah menghitung validitas soal evaluasi yang meliputi soal
evaluasi pilihan ganda dan soal evaluasi uraian objektif. Hasil penghitungan
untuk soal evaluasi pilihan ganda siklus I dari 28 soal yang diujicobakan ada 14
soal yang valid. Soal evaluasi pilihan ganda untuk siklus II dari 22 soal yang
diujicobakan ada 7 soal yang valid. Penelitian ini hanya menggunakan 10 soal
evaluasi pilihan ganda. Hasil penghitungan soal uraian objektif untuk siklus I
dari 10 soal yang diujicobakan ada 7 soal yang valid. Sedangkan, untuk siklus II
dari 10 soal yang diujicobakan ada 8 soal yang valid. Penelitian ini hanya
menggunakan 5 soal evaluasi uraian objektif. Data uji validitas soal pilihan
ganda siklus I dapat dilihat pada lampiran 13a. Data uji validitas soal pilihan
ganda siklus II dapat dilihat pada lampiran 13b. Data uji validitas soal uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
siklus I dapat dilihat pada lampiran 13c dan data uji validitas soal uraian siklus II
dapat dilihat pada lampiran 13d.
Soal yang belum valid akan direvisi oleh peneliti dengan berkonsultasi
kepada ahli. Alasan tetap menggunakan soal yang belum valid untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa karena, soal yang mencakup indikator tertentu tidak
ada yang valid, sehingga peneliti merevisi soal yang belum valid untuk
digunakan ketika evalusai.
2) Uji Validasi Perangkat Pembelajaran
Menurut Masidjo (1995:151) Penilaian Acuan Patokan (PAP) berorientasi
pada suatu patokan keberhasilan yang bersifat pasti atau absolut. Peneliti
memilih untuk menggunakan PAP tipe II karena passing score lebih rendah
dibandingkan PAP tipe I. PAP II persentil menimal adalah 56, sedangkan PAP I
persentil minimal adalah 65.
Tabel 3.8 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran
Tingkat Penguasaan
Kompetensi Rentang Nilai
Nilai
Huruf Kriteria
81% x 5 4,1 – 5,0 A Sangat Baik
66% x 5 3,3 – 4,0 B Baik
56% x 5 2,8 – 3,2 C Cukup
46% x 5 2,3 – 2,7 D Kurang Baik
Di bawah 46% 0 – 2,2 E Sangat Kurang Baik
Sumber : Masidjo (1995 : 157)
Peneliti memerlukan kriteria penilaian yang tepat untuk Silabus, RPP,
LKS, bahan ajar dan soal evaluasi. Peneliti memvalidasi instrumen pembelajaran
kepada tiga orang ahli, yaitu Kepala SD Kanisius Klepu, Guru Kelas V SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kanisius Klepu, dan Guru Kelas IV SD Kanisius Klepu. Hasil validasi instrumen
pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9 Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran
No Perangkat
Pembelajran Validator
Hasil
Penilaian
Rata-rata
Keterangan
1. Silabus Kepala SD Kanisius Klepu 24 : 5 = 4,8
Guru Kelas V SD Kanisius
Klepu 24 : 5 = 4,8
Guru Kelas IV SD
Kanisius Klepu 24 : 5 = 4,8
Rata-rata Silabus 14,4 : 3 = 4,8 Sangat Baik
2. RPP Kepala SD Kanisius Klepu 108 : 22 = 4,9
Guru Kelas V SD Kanisius
Klepu 109 : 22 = 4,9
Guru Kelas IV SD
Kanisius Klepu 107 : 22 = 4,8
Rata-rata RPP 14,6 : 3 = 4,8 Sangat Baik
3. LKS Kepala SD Kanisius Klepu 40 : 8 = 5
Guru Kelas V SD Kanisius
Klepu 38 : 8 = 4,7
Guru Kelas IV SD
Kanisius Klepu 38 : 8 = 4,7
Rata-rata LKS 14,4 : 3 = 4,8 Sangat Baik
4. Bahan Ajar Kepala SD Kanisius Klepu 39 : 8 = 4,8
Guru Kelas V SD Kanisius
Klepu 39 : 8 = 4,8
Guru Kelas IV SD
Kanisius Klepu 39 : 8 = 4,8
Rata-rata Bahan Ajar 14,3 : 3 =4,8 Sangat Baik
5. Soal Kepala SD Kanisius Klepu 48 : 10 = 4,8
Guru Kelas V SD Kanisius
Klepu 48 : 10 = 4,8
Guru Kelas IV SD
Kanisius Klepu 48 : 10 = 4,8
Rata-rata Soal 14,4 : 3 = 4,8 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Rata-rata penghitungan perangkat pembelajaran silabus adalah 4,8 dengan
kriteria sangat baik. Rata-rata berdasarkan penghitungan perangkat pembelajaran
RPP adalah 4,8 dengan kriteria sangat baik. Rata-rata berdasarkan penghitungan
perangkat pembelajaran LKS adalah 4,8 dengan kriteria sangat baik. Rata-rata
berdasarkan penghitungan perangkat pembelajaran bahan ajar adalah 4,7 dengan
kriteria sangat baik. Penghitungan perangkat pembelajaran soal evaluasi adalah
4,8 dengan kriteria sangat baik. Hasil validitas perangkat pembelajaran dapat
dilihat pada lampiran 14.
Salah satu komentar dari validator mengenai perangkat pembelajaran yang
peneliti buat adalah bahan ajar yang dibuat sudah mencakup materi yang akan
diajarkan, namun pemberian contoh masih kurang bervariasi.
3) Uji Validitas Lembar Pengamatan dan Kuesioner
Peneliti memerlukan kriteria penilaian yang tepat untuk lembar
pengamatan dan kuesioner. Peneliti memvalidasi instrumen pembelajaran
kepada dosen ahli. Hasil validasi lembar pengamatan dan kuesioner dapat dilihat
pada Tabel 3.10 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 3.10 Hasil Penghitungan Validasi Lembar Pengamatan dan
Kuesioner
No Instrumen Validator
Hasil
Penilaian
Rata-rata
Keterangan
1. Lembar
Pengamatan
Dosen Ahli 19 : 5 = 3,8
Guru Kelas 21 : 5 = 4,2
Rata-rata Lembar Pengamatan 8 : 2 = 4 Baik
2. Kuesioner Dosen Ahli 34 : 10 = 3,4
Guru Kelas 36 : 10 = 3,6
Rata-rata Kuesioner 7 : 2 = 3,5 Baik
Hasil penilaian dari dosen ahli dan guru kelas mengenai lembar
pengamatan diperoleh rata-rata sebesar 4 dengan kriteria baik, sedangkan untuk
kuesioner memperoleh rata-rata sebesar 3,5 dengan kriteria baik. Komentar yang
diberikan oleh validator adalah instrumen sudah mencakup indikator yang
dicapai oleh peneliti, sehingga penilaian untuk instrumen penelitian
mendapatkan penilaian baik dari validator. Hasil validitas isi lembar pengamatan
dapat dilihat pada lampiran 15 dan hasil validitas isi lembar kuesioner dapat
dilihat pada lampiran 16.
b. Reliabilitas
Menurut Arikunto (2012 : 100) reliabilitas adalah keajegan dari suatu
instrumen yang telah diuji. Jadi, jika instrumen tersebut digunakan untuk kurun
waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda, maka hasil yang diperoleh relatif
sama. Arifin (2009 : 258) berpendapat bahwa reliabilitas adalah tingkat atau
derajat konsistensi dari suatu instrumen. Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu
memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada
waktu atau kesempatan yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach’s atau
Koefisien Alpha.
Tabel 3.11 Kriteria Kualifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Arifin (2009 : 258)
Hasil penghitungan reliabilitas soal pilihan ganda yang valid untuk siklus
I dapat dilihat pada lampiran 17a. Hasil penghitungan reliabilitas soal pilihan
ganda yang valid untuk siklus II dapat dilihat pada lampiran 17b. Hasil
penghitungan reliabilitas soal uraian yang valid untuk siklus I dapat dilihat pada
lampiran 18a. Hasil penghitungan reliabilitas soal uraian yang valid untuk siklus
II dapat dilihat pada lampiran 18b.
G. Analisis Data
Kegiatan analisis data merupakan pengelompokan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, melakukan penghitungan untuk menyajikan data
tiap variabel yang diteliti, serta melakukan penghitungan untuk menjawab
rumusan masalah. Teknik analisis data yang digunakan peneliti yaitu dengan
menggunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif diskriptif.
Analisis kuantitatif dalam penelitian ini dengan menggunakan hasil
evaluasi siswa. Sedangakan analisis kualitatif diskriptif menggunakan hasil
rubrik pengamatan dan kuesioner. Keaktifan siswa dinyatakan dengan skor hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
rubrik pengamatan dan kuesioner minat siswa. Kemampuan kognitif dinyatakan
dengan skor hasil evaluasi.
H. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan dikatakan berhasil jika hasil yang dicapai siswa
melebihi kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti pada setiap siklus, yaitu
siklus I dan siklus II.
Analisis data mengenai keaktifan siswa dinyatakan dengan
menggunakan nilai rata-rata rubrik pengamatan dan kuesioner mengenai
keaktifan siswa. Analisis rubrik pengamatan dan kuesioner keaktifan siswa dapat
diperoleh dari membandingkan kondisi awal, kondisi akhir siklus I dan kondisi
akhir siklus II sesuai dengan kriteria keberhasilan. Kriteria keberhasilan dapat
dilihat pada Tabel 3.12 yang peneliti buat adalah sebagai berikut.
Tabel 3. 12 Indikator Keberhasilan Penelitian
Variabel Indikator Kondisi
Awal
Target Akhir Siklus
I II
Keaktifan Nilai rata-rata Keaktifan
Siswa 54 70 70
Kemampuan
Kognitif
Nilai Rata-rata Siswa 65 80 80
Persentase Jumlah Siswa
yang Mencapai KKM 48% 80% 80%
1. Cara Menghitung Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Kognitif
a. Peningkatan Keaktifan
Analisis data mengenai keaktifan siswa dinyatakan dengan nilai rata-rata
hasil rubrik pengamatan dan kuesioner siswa. Analisis rubrik pengamatan
keaktifan dan kuesioner dapat diperoleh dengan cara membandingkan kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
awal, kondisi akhir siklus I dan kondisi akhir siklus II sesuai dengan kriteria
keberhasilan yang diharapkan. Keaktifan siswa diukur menggunakan lembar
pengamatan dan kuesioner, penghitungan data dapat diperoleh dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
1) Pengamatan
a) Membuat tabel skor pengamatan keaktifan siswa.
b) Menjumlahkan skor pengamatan secara keseluruhan.
c) Menghitung skor total dengan rumus :
d) Menghitung skor keaktifan belajar siswa secara keseluruhan dengan
rumus :
e) Menghitung nilai rata-rata keaktifan siswa secara keseluruhan dengan
rumus :
2) Kuesioner
a) Membuat tabel skor kuesioner keaktifan siswa.
b) Menjumlahkan skor kuesioner secara keseluruhan.
c) Menghitung nilai keaktifan setiap siswa berdasarkan kuesioner
keaktifan dengan rentang skor 1-100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
d) Menghitung skor total berdasarkan kuesioner keaktifan :
e) Menghitung nilai rata-rata keaktifan siswa secara keseluruhan dengan
rumus :
3) Menghitung nilai keaktifan siswa secara keseluruhan berdasarkan keaktifan :
Untuk mengetahui klasifikasi keaktifan siswa dapat mengacu pada
Tabel 3.13 berikut.
Tabel 3. 13 Klasifikasi Keaktifan Siswa
Tingkat Penguasaan
Kompetensi Rentang Nilai
Nilai
Huruf Kriteria
81% x 100 81 – 100 A Sangat Baik
66% x 100 66 – 80 B Baik
56% x 100 56 – 65 C Cukup
46% x 100 46 – 55 D Kurang Baik
Di bawah 46% > 46 E Sangat Kurang Baik
Sumber : Masidjo (1995 : 157)
Nilai keaktifan setiap siswa :
Skor total :
Nilai keaktifan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4) Membandingkan tingkat keaktifan siswa pada akhir siklus dengan kondisi
awal untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan keaktifan siswa atau
tidak.
b. Peningkatan Kemampuan Kognitif
Tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa menggunakan
soal pilihan ganda dan soal uraian objektif. Sesudah soal diujikan di kelas, hasil
nilai setiap siswa dan item soal ditabulasikan. Kriteria nilainya adalah sebagai
berikut.
1) Penskoran
a) Soal pilihan ganda :
Jawaban benar = 1
Jawaban salah = 0
b) Soal Uraian :
Skor 3 = Langkah benar, hasil benar, dan disederhanakan.
Skor 2 = Langkah benar, hasil salah
Skor 1 = Menuliskan soal atau langkah dan hasil salah
Skor 0 = Tidak mengerjakan sama sekali
c) Menghitung nilai setiap siswa
Rumus :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
d) Menghitung nilai rata-rata kelas
Rumus :
e) Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM.
Rumus :
f) Menghitung nilai rata-rata keaktifan siswa secara keseluruhan dengan
rumus :
2) Membandingkan tingkat kemampuan kognitif siswa pada setiap akhir siklus
dengan kondisi awal untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan
kemampuan kognitif atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah
dilakukan. Bab IV berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasan.
A. Kegiatan Pra Penelitian
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas V SD Kanisius Klepu
untuk mengetahui materi pembelajaran yang sulit bagi siswa. Peneliti juga
melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian untuk mengetahui
masalah yang ada di kelas V SD Kanisius Klepu. Setelah peneliti mengetahui
masalah yang ada ketika pembelajaran di kelas, yaitu keaktifan dan kemampuan
kognitif siswa. Peneliti kemudian mengumpulkan data kondisi awal keaktifan dan
kemampuan kognitif siswa sebagai dasar penelitian.
Peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk melihat kondisi awal
keaktifan siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Peneliti juga
membagikan lembar kuesioner yang diisi oleh 28 siswa kelas V SD Kanisius
Klepu. Pembagian lembar kuesioner bertujuan untuk mendukung data awal
keaktifan siswa terhadap pembelajaran matematika. Hasil dari observasi sebagai
berikut.
a. Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa diperoleh dari hasil pengamatan dan kuesioner keaktifan
siswa ketika mengikuti pembelajaran di kelas. Data kondisi awal keaktifan siswa
dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Keaktifan Siswa Berdasarkan Pengamatan dan
Kuesioner.
No Nama Pengamatan Kuesioner Rata-rata Keterangan
1. Adit 67 59 63 Cukup Aktif
2. Vito 50 47 49 Kurang Aktif
3. Wikan 33 53 43 Tidak Aktif
4. Damar 67 52 60 Cukup Aktif
5. Mila 50 60 55 Kurang Aktif
6. Vian 17 50 34 Tidak Aktif
7. Paul 67 60 64 Cukup Aktif
8. Trisna 33 54 44 Tidak Aktif
9. Erique 67 58 63 Cukup Aktif
10. Bagas 50 55 53 Kurang Aktif
11. Galih 67 56 62 Cukup Aktif
12. Aryo 67 54 61 Cukup Aktif
13. Kykan 67 56 62 Cukup Aktif
14. Herni 67 56 62 Cukup Aktif
15. Chlara 33 48 41 Tidak Aktif
16. Citna 67 60 64 Cukup Aktif
17. Anggita 67 51 59 Cukup Aktif
18. Putri 67 62 65 Cukup Aktif
19. Clara 33 53 43 Tidak Aktif
20. Aga 50 47 49 Kurang Aktif
21. Panji 67 65 66 Aktif
22. Lina 17 60 39 Tidak Aktif
23. Restu 67 54 61 Cukup Aktif
24. Dito 33 49 41 Tidak Aktif
25. Vian 33 59 46 Kurang Aktif
26. Doni 50 53 52 Kurang Aktif
27. Paska 50 60 55 Kurang Aktif
28. Yohanes 67 50 59 Cukup Aktif
Jumlah 1470 1541 1506 -
Rata-rata 53 55 54 Kurang Aktif
Rata-rata nilai keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berdasarkan
pengamatan sebesar 53 dan rata-rata nilai keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh siswa sebesar 55. Kedua
data tersebut dapat diketahui rata-rata nilai keaktifan siswa berdasarkan
pengamatan dan kuesioner adalah 54 dan dikategorikan kurang aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Siswa yang dikategorikan tidak aktif ada 7 siswa (25%) dari 28 siswa
yang ada di kelas, siswa yang dikategorikan kurang aktif ada 7 siswa (25%) dari
28 siswa yang ada di kelas, siswa yang dikategorikan cukup aktif ada 13 siswa
(46%) dari 28 yang ada di kelas, dan siswa yang dikategorikan aktif hanya ada 1
siswa (4%) dari 28 siswa yang ada di kelas. Hasil penghitungan pengamatan dapat
dilihat pada lampiran 19a dan kuesioner keaktifan siswa kondisi awal dapat dilihat
dalam lampiran 19b.
b. Kemampuan Kognitif Awal Siswa
Kemampuan kognitif awal siswa diperoleh peneliti dari nilai ulangan
siswa pada mata pelajaran matematika dengan KD 5.3 Mengalikan dan membagi
berbagai bentuk pecahan. Nilai ulangan yang digunakan peneliti dari tahun
pelajaran 2011/2012 dan 2012/2013. Rekap nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Tabel 4.2 Rekap Nilai Ulangan Matematika KD 5.3 Mengalikan dan
Membagi Berbagai Bentuk Pecahan pada Tahun Pelajaran 2011/2012 dan
2012/2013.
Tahun
Pelajaran
Nilai
KKM
Nilai
Rata-
rata
Rata-rata
ketuntasan
Rata-rata
ketidaktun-
tasan
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
2011/2012 60 66 48% 52% 92 50
2012/2013 60 64 48% 52% 90 52
Rata-rata 65 48% 52% 91 51
Data di atas dapat diketahui rata-rata nilai hasil ulangan Matematika
siswa kelas V SD Kanisius Klepu pada tahun pelajaran 2011/2012 dan 2012/2013.
Tahun pelajaran 2011/2012 dapat diketahui rata-rata nilai siswa adalah 66 dari 33
siswa. Sebanyak 15 siswa dari 33 siswa (45%) tuntas dan 18 siswa (55%) dari 33
siswa tidak tuntas. Sedangkan pada tahun pelajaran 2012/2013 dapat diketahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
rata-rata nilai hasil ulangan Matematika adalah 64 dari 29 siswa. Sebanyak 14
siswa (48%) dari 29 siswa tuntas dan 15 siswa (52%) dari 29 siswa tidak tuntas.
Berdasarkan data tersebut, peneliti menentukan data kondisi awal kemampuan
kognitif siswa diperoleh dari rata-rata nilai hasil ulangan Matematika dari tahun
pelajaran 2011/2012 dan 2012/2013, yaitu dengan nilai rata-rata 65. Nilai rata-rata
65 digunakan oleh peneliti sebagai data kondisi awal kemampuan kognitif pada
KD 5.3. Dokumen nilai ulangan tahun pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada
lampiran 20a dan dokumen nilai ulangan tahun pelajaran 2012/2013 dapat dilihat
pada lampiran 20b.
B. Deskripsi Pelaksanaan Tiap Siklus
Pelaksanaan Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan
Kemampuan Kognitif Materi Perkalian Pecahan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Kelas V SD Kanisius Klepu Sleman” telah
dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu pada tanggal 19 Februari 2014 sampai 13
Maret 2014 dengan kegiatan sebagai berikut.
1. Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu
2 x 40 menit. Siklus I pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 19 Februari 2014. Kegiatan berlangsung pada pukul 07.00 WIB sampai
08.20 WIB dengan materi perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.
Sedangkan untuk siklus I pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
tanggal 20 Februari 2014. Kegiatan berlangsung pada pukul 07.00 WIB sampai
08.20 WIB dengan materi perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran.
a. Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan lembar pengamatan keaktifan
siswa untuk menilai keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung pada
mata pelajaran matematika. Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran
berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan evaluasi pembelajaran serta media
yang akan digunakan ketika melakukan siklus I untuk mendukung penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada mata pelajaran matematika di kelas
V SD Kanisius Klepu.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus dilakukan dalam 3 kali pertemuan, yaitu pertemuan
satu dan dua untuk penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan
pertemuan ketiga digunakan peneliti untuk evaluasi pembelajaran.
1) Pertemuan 1
Kegiatan pembelajaran diawali dengan konteks, guru memberikan
apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab mengenai
bentuk-bentuk pecahan (pecahan biasa dan pecahan campuran). Kemudian, guru
memberikan pengalaman bagi siswa dengan motivasi kepada siswa, motivasi yang
diberikan guru berupa game menemukan amplop yang berisi puzzle pecahan,
puzzle yang sudah ditemukan siswa akan disusun oleh siswa. Sebelum siswa
mulai mencari amplop, guru membagi siswa dalam kelompok (berpasangan).
Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran. Guru juga
menyampaikan kepada siswa bahwa siswa yang aktif bertanya, menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
pertanyaan, dan mencatat akan mendapatkan poin keaktifan. Poin keaktifan
tersebut akan diakumulasikan pada akhir pembelajaran bersama guru (peneliti),
siswa yang dinyatakan aktif akan memperoleh reward.
Kegiatan inti, siswa berkumpul bersama pasangannya, kemudian menyusun
puzzle pecahan yang telah didapat. Setelah terbentuk puzzle, siswa diminta untuk
menuliskan nilai dari puzzle pecahan tersebut, misal
. Selanjutnya guru meminta
siswa untuk mengalikan pecahan tersebut dengan
. Sebelum siswa menghitung,
siswa diminta untuk memikirkan cara menyelesaikan soal tersebut (Think). Setelah
beberapa menit, siswa diminta untuk berdiskusi cara menyelesaikan soal dengan
pasangan masing-masing (Pair). Selanjutnya, siswa diminta untuk menyampaikan
hasil diskusi di depan kelas (Share). Guru memberikan tanggapan serta penguatan
dari presentasi siswa. Kemudian, siswa mengerjakan lembar LKS yang sudah
diberikan guru secara berpasangan. Guru bersama siswa membahas hasil
pekerjaan siswa.
Kegiatan akhir, siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Kemudian, siswa mengerjakan lembar evaluasi secara mandiri atau
individu. Pembelajaran ditutup dengan tindak lanjut dari guru dan doa. Sebelum
kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa, guru dan siswa melakukan refleksi dan
merumuskan aksi dari kegitan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2) Pertemuan 2
Kegiatan pembelajaran diawali dengan konteks, guru memberikan
apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
materi sebelumnya. Kemudian, guru menumbuhkan pengalaman bagi siswa
dengan memberikan motivasi. Motivasi yang diberikan guru berupa game
menemukan amplop yang berisi soal pecahan, soal yang sudah ditemukan siswa
akan disusun oleh siswa. Sebelum siswa mulai mencari amplop, guru membagi
siswa dalam kelompok (berpasangan). Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan
dari pembelajaran. Guru juga menyampaikan kepada siswa bahwa siswa yang
aktif bertanya, menjawab pertanyaan, dan mencatat akan mendapatkan poin
keaktifan. Poin keaktifan tersebut akan diakumulasikan pada akhir pembelajaran
bersama guru (peneliti), siswa yang dinyatakan aktif akan memperoleh reward.
Kegiatan inti, siswa berkumpul bersama pasangannya, siswa diminta untuk
memikirkan cara menyelesaikan soal tersebut (Think). Setelah beberapa menit,
siswa diminta untuk berdiskusi cara menyelesaikan soal dengan pasangan masing-
masing (Pair). Selanjutnya, siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas (Share). Guru memberikan tanggapan serta penguatan dari presentasi
siswa. Kemudian, siswa mengerjakan lembar LKS yang sudah diberikan guru
secara berpasangan. Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan siswa.
Kegiatan akhir, siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Kemudian, siswa mengerjakan lembar evaluasi secara mandiri atau
individu. Pembelajaran ditutup dengan tindak lanjut dari guru dan doa. Sebelum
kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa, guru dan siswa melakukan refleksi dan
merumuskan aksi dari kegitan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3) Pertemuan 3
Kegiatan pembelajaran diawali dengan konteks, guru memberikan
apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab mengenai
materi yang akan digunakan untuk evaluasi (perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran).
Kemudian, guru menumbuhkan pengalaman bagi siswa dengan memberikan
motivasi kepada siswa, motivasi yang diberikan guru berupa game “bom” (game
kelipatan) selama 2 putaran. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan dari
evaluasi. Guru menyampaikan peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi. Siswa
yang aktif bertanya, menjawab pertanyaan, dan mencatat akan mendapatkan poin
keaktifan. Poin keaktifan tersebut akan diakumulasikan pada akhir pembelajaran
bersama guru (peneliti), siswa yang dinyatakan aktif akan memperoleh reward.
Kegiatan akhir, siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Pembelajaran ditutup dengan tindak lanjut dari guru dan doa. Sebelum
kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa, guru dan siswa melakukan refleksi dan
merumuskan aksi dari kegitan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Pengamatan
Peneliti dalam melaksanakan pengamatan dibantu oleh dua pengamat,
yaitu teman sejawat dan guru kelas. Peneliti meminta bantuan teman sejawat dan
guru kelas untuk melakukan pengamatan ketika peneliti melaksanakan penelitian
karena, dengan bantuan orang lain akan memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data dan melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang sudah
peneliti laksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Pengamat memberikan pendapat mengenai pembelajaran yang telah
peneliti laksanakan, pendapat tersebut meliputi pengelolaan kelas, kesesuaian
dengan RPP, dan alokasi waktu. Pelaksanaan penelitian sudah sesuai dengan yang
direncanakan, namun untuk pengelolaan kelas dan alokasi waktu masih kurang
memuaskan. Peneliti masih kurang menguasai kelas karena kelas masih ramai,
pembelajaran yang sudah direncanakan juga belum selesai dengan tepat waktu.
Hal yang baik dari peneliti adalah peneliti memberikan motivasi yang menarik
bagi siswa, dan RPP yang telah direncanakan sudah sesuai dengan pembelajaran
yang peneliti laksanakan.
d. Refleksi
Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2014
pada pukul 07.00 WIB sampai 08.20 WIB. Kegiatan yang direncanakan peneliti
dalam RPP telah berjalan dengan baik dan sudah sesuai dengan RPP. Alokasi
waktu yang telah disediakan juga dapat digunakan oleh peneliti dengan maksimal,
namun belum selesai dengan tepat waktu. Indikator kemampuan kognitif yang
akan dicapai juga dapat tercapai pada pertemuan pertama siklus I. Kendala yang
dialami peneliti ketika melakukan proses pembelajaran di kelas adalah
pengelolaan kelas yang masih kurang maksimal. Peneliti merasa kewalahan untuk
membimbing siswa dalam pembelajaran yang kondusif. Siswa sangat antusias
ketika memainkan game dan berebut untuk presentasi, sehingga suasana kelas
cukup ramai.
Pelaksanaan siklus I pertemuan kedua pada tanggal 20 Februari 2014 pada
pukul 07.00 WIB sampai 08.20 WIB. Pembelajaran matematika pada pertemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
kedua siswa terlihat lebih antusias untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari
guru, siswa juga dengan antusias maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal
dari guru. Indikator keaktifan juga sudah dapat teramati pada pertemuan kedua
siklus I. Kendala yang dialami peneliti ketika menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS adalah dalam mengelola kelas, karena siswa telihat sangat
antusias, maka keadaan kelas terlihat ramai, peneliti kewalahan dalam mengelola
kelas.
Hasil yang telah diperoleh peneliti pada siklus I untuk nilai rata-rata
keaktifan siswa adalah 64. Hasil tersebut belum mencapai target yang telah
peneliti tentukan, yaitu 70. Peneliti akan melanjutkan penelitian di siklus II, agar
target nilai rata-rata keaktifan siswa dapat tercapai. Melihat kendala yang telah
dialami peneliti pada siklus I, maka yang harus dilakukan oleh peneliti adalah
lebih mengupayakan keadaan kelas yang kondusif untuk siklus II.
2. Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2 x 40 menit. Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 10
Maret 2014 pada pukul 07.00 WIB sampai 08.20 WIB dengan materi perkalian
pecahan biasa dengan pecahan desimal. Pertemuan kedua dilaksanakan pada
tanggal 12 Maret 2014 pada pukul 07.00 WIB sampai 08.00 WIB dengan materi
perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
a. Perencanaan
Peneliti menyusun rubrik pengamatan keaktifan siswa pada tahap
perencanaan untuk menilai keaktifan siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung pada mata pelajaran matematika. Peneliti juga mempersiapkan
perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan evaluasi
pembelajaran serta media yang akan digunakan ketika melakukan siklus II untuk
mendukung penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk mata
pelajaran matematika di kelas V SD Kanisius Klepu.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus dilakukan dalam 3 kali pertemuan, yaitu pertemuan
satu dan dua untuk penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan
pertemuan ketiga digunakan peneliti untuk evaluasi pembelajaran.
1) Pertemuan 1
Kegiatan pembelajaran diawali dengan konteks, guru memberikan
apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab mengenai
cara mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa. Kemudian, guru
menumbuhkan pengalaman kepada siswa dengan memberikan motivasi. Motivasi
yang diberikan guru berupa game menemukan amplop yang berisi soal pecahan,
soal yang sudah ditemukan siswa akan disusun oleh siswa. Sebelum siswa mulai
mencari amplop, guru membagi siswa dalam kelompok (berpasangan).
Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai.
Guru juga menyampaikan kepada siswa bahwa siswa yang aktif bertanya,
menjawab pertanyaan, dan mencatat akan mendapatkan poin keaktifan. Poin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
keaktifan tersebut akan diakumulasikan pada akhir pembelajaran bersama guru
(peneliti), siswa yang dinyatakan aktif akan memperoleh reward.
Kegiatan inti, siswa berkumpul bersama pasangannya, siswa diminta
untuk memikirkan cara menyelesaikan soal tersebut (Think). Setelah beberapa
menit, siswa diminta untuk berdiskusi cara menyelesaikan soal dengan pasangan
masing-masing (Pair). Selanjutnya, siswa diminta untuk menyampaikan hasil
diskusi di depan kelas (Share). Guru memberikan tanggapan serta penguatan dari
presentasi siswa. Kemudian, siswa mengerjakan lembar LKS yang sudah
diberikan guru secara berpasangan. Guru bersama siswa membahas hasil
pekerjaan siswa.
Kegiatan akhir, siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Kemudian, siswa mengerjakan lembar evaluasi secara mandiri atau
individu. Pembelajaran ditutup dengan tindak lanjut dari guru dan doa. Sebelum
kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa, guru dan siswa melakukan refleksi dan
merumuskan aksi dari kegitan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2) Pertemuan 2
Kegiatan pembelajaran diawali dengan konteks, guru memberikan
apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab mengenai
materi sebelumnya. Kemudian, guru menumbuhkan pengalaman pada diri siswa
dengan memberikan motivasi. Motivasi yang diberikan guru berupa game
menemukan amplop yang berisi soal pecahan, soal yang sudah ditemukan siswa
akan disusun oleh siswa. Sebelum siswa mulai mencari amplop, guru membagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
siswa dalam kelompok (berpasangan). Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan
dari pembelajaran. Guru juga menyampaikan kepada siswa bahwa siswa yang
aktif bertanya, menjawab pertanyaan, dan mencatat akan mendapatkan poin
keaktifan. Poin keaktifan tersebut akan diakumulasikan pada akhir pembelajaran
bersama guru (peneliti), siswa yang dinyatakan aktif akan memperoleh reward.
Kegiatan inti, siswa berkumpul bersama pasangannya, siswa diminta
untuk memikirkan cara menyelesaikan soal tersebut (Think). Setelah beberapa
menit, siswa diminta untuk berdiskusi cara menyelesaikan soal dengan pasangan
masing-masing (Pair). Selanjutnya, siswa diminta untuk menyampaikan hasil
diskusi di depan kelas (Share). Guru memberikan tanggapan serta penguatan dari
presentasi siswa. Kemudian, siswa mengerjakan lembar LKS yang sudah
diberikan guru secara berpasangan. Guru bersama siswa membahas hasil
pekerjaan siswa.
Kegiatan akhir, siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Kemudian, siswa mengerjakan lembar evaluasi secara mandiri atau
individu. Pembelajaran ditutup dengan tindak lanjut dari guru dan doa. Sebelum
kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa, guru dan siswa melakukan refleksi dan
merumuskan aksi dari kegitan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3) Pertemuan 3
Kegiatan pembelajaran diawali dengan konteks, guru memberikan
apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab mengenai
materi yang akan digunakan untuk evaluasi (perkalian pecahan biasa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
pecahan biasa dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran).
Kemudian, guru menumbuhkan pengalaman pada diri siswa dengan memberikan
motivasi kepada siswa, motivasi yang diberikan guru berupa game “bom” (game
kelipatan) selama 2 putaran. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan dari
evaluasi. Guru menyampaikan peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi. Siswa
yang aktif bertanya, menjawab pertanyaan, dan mencatat akan mendapatkan poin
keaktifan. Poin keaktifan tersebut akan diakumulasikan pada akhir pembelajaran
bersama guru (peneliti), siswa yang dinyatakan aktif akan memperoleh reward.
Kegiatan akhir, siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Pembelajaran ditutup dengan tindak lanjut dari guru dan doa. Sebelum
kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa, guru dan siswa melakukan refleksi dan
merumuskan aksi dari kegitan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Pengamatan
Peneliti dalam melaksanakan pengamatan dibantu oleh dua pengamat,
yaitu teman sejawat dan guru kelas. Peneliti meminta bantuan teman sejawat dan
guru kelas untuk melakukan pengamatan ketika peneliti melaksanakan penelitian
karena, dengan bantuan orang lain akan memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data dan melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang sudah
peneliti laksanakan.
Pengamat memberikan pendapat mengenai pembelajaran yang telah
peneliti laksanakan, pendapat tersebut meliputi pengelolaan kelas, kesesuaian
dengan RPP, dan alokasi waktu. Pelaksanaan penelitian sudah sesuai dengan yang
direncanakan, pengelolaan kelas sudah baik. Hal yang baik dari peneliti adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
peneliti memberikan motivasi yang menarik bagi siswa, RPP yang telah
direncanakan sudah sesuai dengan pembelajaran yang peneliti laksanakan dan
indikator keaktifan sudah banyak teramati.
d. Refleksi
Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2014
pada pukul 07.00 WIB sampai 08.20 WIB. Peneliti sudah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat, alokasi waktu juga sudah
sesuai, indikator keaktifan juga dapat teramati. Kendala yang dialami peneiliti
ketika siklus I adalah pengelolaan kelas yang masih kurang baik, namun pada
siklus II pertemuan pertama, peneliti sudah mampu mengelola kelas dengan baik.
Keadaan kelas tidak begitu ramai seperti ketika siklus I.
Pelaksanaan siklus II pertemuan kedua pada tanggal 12 Maret 2014 pada
pukul 07.00 WIB sampai 08.20 WIB. Pertemuan kedua, siswa terlihat lebih
antusias untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, siswa juga dengan
antusias maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal dari guru. Indikator
keaktifan juga sudah dapat teramati pada pertemuan kedua siklus II. Alokasi
waktu juga sudah tepat. Kendala yang dialami peneliti ketika menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah dalam mengelola kelas, karena siswa
telihat sangat antusias, maka keadaan kelas terlihat ramai, peneliti kewalahan
dalam mengelola kelas, namun peneliti dapat mengelola kelas dengan baik.
Melihat proses pelaksanaan pada siklus II, dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan siklus II telah berhasil dilaksanakan oleh peneliti. Nilai rata-rata
keaktifan siswa pada siklus II adalah 71. Terget nilai rata-rata keaktifan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
adalah 70, maka penelitian pada siklus II dinyatakan berhasil, karena telah
malampui target nilai rata-rata keaktifan siswa yang sudah ditentukan oleh
peneliti, maka penelitian dihentikan sampai siklus II.
C. Hasil Penelitian
Berdasarkan pengamatan kegiatan proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan oleh peneliti, peneliti sudah melaksanakan rencana pembelajaran
yang telah direncanakan dalam RPP. Hasil penelitian pada siklus I dan siklus II
sebagai berikut.
1. Siklus I
Hasil penelitian keaktifan dan kemampuan kognitif materi perkalian
pecahan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS kelas V SD
Kanisius Klepu pada siklus I, sebagai berikut.
a) Keaktifan Siswa
Hasil penelitian untuk skor keaktifan siswa diperoleh dengan
pengumpulan data dengan cara mengisi lembar pengamatan atau observasi dan
kuesioner yang diisi siswa kelas V SD Kanisius Klepu dengan jumlah 28 siswa di
akhir siklus I. Nilai keaktifan siswa berdasarkan pengamatan dan kuesioner dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data Nilai Siklus I Keaktifan Siswa Berdasarkan
Pengamatan dan Kuesioner.
No Nama Pengamatan Kuesioner Rata-rata Keterangan
1. Adit 59 71 65 Cukup Aktif
2. Vito 59 58 59 Cukup Aktif
3. Wikan 50 68 59 Cukup Aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
No Nama Pengamatan Kuesioner Rata-rata Keterangan
4. Damar 59 79 69 Aktif
5. Mila 59 80 70 Aktif
6. Vian 42 81 62 Cukup Aktif
7. Paul 50 87 69 Aktif
8. Trisna 50 72 61 Cukup Aktif
9. Erique 42 71 57 Cukup Aktif
10. Bagas 50 85 68 Aktif
11. Galih 59 73 66 Aktif
12. Aryo 50 77 64 Cukup Aktif
13. Kykan 67 85 76 Aktif
14. Herni 59 86 73 Aktif
15. Chlara 50 82 66 Aktif
16. Cina 50 86 68 Aktif
17. Anggita 42 60 51 Kurang Aktif
18. Putri 50 72 61 Cukup Aktif
19. Clara 50 69 60 Cukup Aktif
20. Aga 42 72 57 Cukup Aktif
21. Panji 59 82 71 Aktif
22. Lina 59 69 64 Cukup Aktif
23. Restu 50 77 64 Cukup Aktif
24. Dito 50 75 63 Cukup Aktif
25. Vian 42 82 62 Cukup Aktif
26. Doni 50 80 65 Cukup Aktif
27. Paska 42 77 60 Cukup Aktif
28. Yohanes 42 75 59 Cukup Aktif
Jumlah 1433 2131 1782 -
Rata-rata 51 76 64 Cukup Aktif
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata keaktifan
siswa berdasarkan pengamatan sebesar 51 dan berdasarkan kuesioner yang telah
diisi oleh siswa sebesar 76. Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata hasil
keaktifan siswa dari pengamatan dan kuesioner adalah 64 dan dikategorikan
cukup aktif. Sebanyak 1 siswa (4%) dari 28 siswa dikategorikan kurang aktif.
Sedangkan sebanyak 17 siswa (60%) dari 28 siswa dikategorikan cukup aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Sebanyak 10 siswa (36%) dari 28 siswa dikategorikan aktif. Hasil penghitungan
nilai rata-rata keaktifan siswa siklus I adalah 64. Peneliti menetapkan target nilai
rata-rata keaktifan siswa sebesar 70. Maka, nilai rata-rata keaktifan siswa belum
tercapai pada siklus I. Data pengitungan skor pengamatan siklus I dapat dilihat
pada lampiran 21a dan skor kuesioner keaktifan siswa siklus I dapat dilihat dalam
lampiran 21b.
b) Kemampuan Kognitif Siswa
Hasil penelitian untuk kemampuan kognitif siswa diperoleh dengan nilai
kognitif siswa kelas V SD Kanisius Klepu dengan jumlah 28 siswa. Nilai kognitif
siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Nilai Kemampuan Kognitif Siswa Siklus I
No Nama KKM Pertemuan
1
Pertemuan
2 Evaluasi
Rata-
rata Keterangan
1. Adit 60 75 95 100 90 Tuntas
2. Vito 60 83 76 64 74 Tuntas
3. Wikan 60 75 98 92 88 Tuntas
4. Damar 60 90 93 80 88 Tuntas
5. Mila 60 83 93 100 92 Tuntas
6. Vian 60 95 77 84 85 Tuntas
7. Paul 60 95 98 100 98 Tuntas
8. Trisna 60 93 100 96 96 Tuntas
9. Erique 60 98 98 96 97 Tuntas
10. Bagas 60 83 95 92 90 Tuntas
11. Galih 60 50 74 44 56 Tidak
Tuntas
12. Aryo 60 68 98 100 89 Tuntas
13. Kykan 60 78 98 92 89 Tuntas
14. Herni 60 50 98 100 83 Tuntas
15. Chlara 60 50 98 96 81 Tuntas
16. Cinta 60 38 92 96 75 Tuntas
17. Anggi 60 92 82 100 91 Tuntas
18. Putri 60 100 100 100 100 Tuntas
19. Clara 60 50 95 100 82 Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
No Nama KKM Pertemuan
1
Pertemuan
2 Evaluasi
Rata-
rata Keterangan
20. Aga 60 60 74 72 69 Tuntas
21. Panji 60 95 100 100 98 Tuntas
22. Lina 60 50 74 48 57 Tidak
Tuntas
23. Restu 60 75 84 96 85 Tuntas
24. Dito 60 48 74 44 55 Tidak
Tuntas
25. Vian 60 70 88 100 86 Tuntas
26. Doni 60 48 98 92 79 Tuntas
27. Paska 60 68 85 72 75 Tuntas
28. Yohan 60 93 95 64 84 Tuntas
Jumlah 2334
Rata-rata 83
Nilai tertinggi 100
Nilai Terendah 55
Persentase siswa tuntas 89%
Persentase siswa tidak tuntas 11%
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata hasil ulangan
matematika siswa kelas V SD Kanisius Klepu tahun pelajaran 2013/2014 sebesar
83 dari 28 siswa. Target yang telah peneliti tetapkan adalah 80, maka penelitian
kemampuan kognitif siswa pada siklus I dinyatakan berhasil, karena sudah
melampaui target. Sebanyak 25 siswa (89%) dari 28 siswa mendapatkan nilai di
atas KKM dan sebanyak 3 siswa (11%) dari 28 siswa mendapatkan nilai di bawah
KKM. Data nilai kemampuan kognitif siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran
22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
2. Siklus II
Hasil penelitian keaktifan dan kemampuan kognitif materi perkalian
pecahan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS kelas V SD
Kanisius Klepu pada siklus II, sebagai berikut.
a) Keaktifan Siswa
Hasil penelitian untuk skor keaktifan siswa diperoleh dengan
pengumpulan data dengan cara mengisi lembar pengamatan atau observasi dan
kuesioner yang diisi siswa kelas V SD Kanisius Klepu dengan jumlah 28 siswa di
akhir siklus II. Nilai keaktifan siswa berdasarkan pengamatan dan kuesioner dapat
dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Data Nilai Siklus II Keaktifan Berdasarkan Pengamatan
dan Kuesioner
No Nama Pengamatan Kuesioner Rata-rata Keterangan
1. Adit 67 85 76 Aktif
2. Vito 75 65 70 Aktif
3. Wikan 50 85 68 Aktif
4. Damar 42 86 64 Cukup Aktif
5. Mila 33 90 62 Cukup Aktif
6. Vian 42 85 64 Cukup Aktif
7. Paul 67 90 79 Aktif
8. Trisna 42 81 62 Cukup Aktif
9. Erique 59 85 72 Aktif
10. Bagas 75 85 80 Aktif
11. Galih 50 73 62 Cukup Aktif
12. Aryo 59 77 68 Aktif
13. Kykan 59 90 75 Aktif
14. Herni 75 91 83 Aktif
15. Chlara 59 82 71 Aktif
16. Cinta 67 90 79 Aktif
17. Anggita 59 66 63 Cukup Aktif
18. Putri 67 77 72 Aktif
19. Clara 59 74 67 Aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No Nama Pengamatan Kuesioner Rata-rata Keterangan
20. Aga 50 85 68 Aktif
21. Panji 83 85 84 Aktif
22. Lina 67 73 70 Aktif
23. Restu 83 81 82 Aktif
24. Dito 33 77 55 Cukup Aktif
25. Vian 75 85 80 Aktif
26. Doni 67 87 77 Aktif
27. Paska 50 83 67 Aktif
28. Yohanes 67 81 74 Aktif
Jumlah 1681 2294 1988 -
Rata-rata 60 82 71 Aktif
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata keaktifan
siswa berdasarkan pengamatan sebesar 60 dan berdasarkan kuesioner yang telah
diisi oleh siswa sebesar 82. Data tersebut dapat menunjukkan bahwa rata-rata
hasil keaktifan siswa adalah 71 dan dikategorikan aktif. Sebanyak 7 siswa (25%)
dari 28 siswa dikategorikan cukup aktif. Sedangkan, sebanyak 21 siswa (75%)
dari 28 siswa dikategorikan aktif. Nilai rata-rata keaktifan siswa yang dicapai
pada siklus II telah melampaui target, maka penelitian keaktifan siswa dinyatakan
berhasil. Data penghitungan skor pengamatan siklus II dapat dilihat pada lampiran
23a dan skor kuesioner keaktifan siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 23b.
b) Kemampuan Kognitif Siswa
Hasil penelitian untuk kemampuan kognitif siswa diperoleh dengan nilai
kognitig siswa kelas V SD Kanisius Klepu dengan jumlah 28 siswa. Nilai kognitif
siswa dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 4.6 Nilai Kemampuan Kognitif Siswa Siklus II
No Nama KKM Pertemuan
1
Pertemuan
2 Evaluasi
Rata-
rata Keterangan
1. Adit 70 98 75 95 89 Tuntas
2. Vito 70 88 75 65 76 Tuntas
3. Wikan 70 100 90 100 97 Tuntas
4. Damar 70 95 90 95 93 Tuntas
5. Mila 70 100 90 100 97 Tuntas
6. Vian 70 95 75 90 87 Tuntas
7. Paul 70 90 75 100 88 Tuntas
8. Trisna 70 100 90 95 95 Tuntas
9. Erique 70 100 75 100 92 Tuntas
10. Bagas 70 90 90 95 92 Tuntas
11. Galih 70
75 65 60 66 Tidak
Tuntas
12. Aryo 70 98 90 85 91 Tuntas
13. Kykan 70 100 90 90 93 Tuntas
14. Herni 70 98 90 100 96 Tuntas
15. Chlara 70 100 100 100 100 Tuntas
16. Citna 70 100 100 90 97 Tuntas
17. Anggit 70 95 100 75 90 Tuntas
18. Putri 70 100 90 100 97 Tuntas
19. Clara 70 100 100 100 100 Tuntas
20. Aga 70 90 90 75 85 Tuntas
21. Panji 70 90 75 100 88 Tuntas
22. Lina 70 100 75 55 77 Tuntas
23. Restu 70 98 75 85 86 Tuntas
24. Dito 70 75 65 65 68 Tidak
Tuntas
25. Vian 70 95 90 100 95 Tuntas
26. Doni 70 100 90 100 97 Tuntas
27. Paska 70 100 75 65 80 Tuntas
28. Yohan 70 100 90 75 88 Tuntas
Jumlah 2500
Rata-rata 89
Nilai tertinggi 100
Nilai Terendah 67
Persentase siswa tuntas 93%
Persentase siswa tidak tuntas 7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata hasil ulangan
matematika siswa kelas V SD Kanisius Klepu tahun pelajaran 2013/2014 sebesar
89 dari 28 siswa. Sebanyak 26 siswa (93%) dari 28 siswa mendapatkan nilai di
atas KKM dan sebanyak 2 siswa (7%) dari 28 siswa mendapatkan nilai di bawah
KKM. Data nilai kemampuan kognitif siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran
24.
D. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas V SD Kanisius Klepu.
Proses pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dan
kemampuan kognitif melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dalam mata pelajaran matematika pada siswa kelas V SD Kanisius Klepu. Proses
pembelajaran berlangsung seperti yang telah direncanakan oleh peneliti dalam
RPP. Perencanaan tersebut terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus terdiri
dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Peneliti menggunakan dua
variabel, yaitu peningkatan keaktifan dan kemampuan kognitif siswa.
Penghitungan keaktifan siswa menggunakan lembar pengamatan atau observasi
dan kuesioner, sedangkan penghitungan kemampuan kognitif menggunakan nilai
kognitif.
1. Keaktifan Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan dan kuesioner yang dilaksanakan pada
pra-siklus, akhir siklus I, dan akhir siklus II didapat peningkatan keaktifan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
signifikan. Hasil penghitungan rata-rata keaktifan siswa dapat dilihat pada Tabel
4.7 Rata-rata Keaktifan Siswa sebagai berikut.
Tabel 4.7 Hasil Penghitungan Rata-rata Keaktifan Siswa Kelas V SD
Kanisius Klepu
No Nama Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1. Adit 63 Cukup Aktif 65 Cukup Aktif 76 Aktif
2. Vito 49 Kurang Aktif 59 Cukup Aktif 70 Aktif
3. Wikan 43 Tidak Aktif 59 Cukup Aktif 68 Aktif
4. Damar 60 Cukup Aktif 69 Aktif 64 Cukup Aktif
5. Mila 55 Kurang Aktif 70 Aktif 62 Cukup Aktif
6. Vian 34 Tidak Aktif 62 Cukup Aktif 64 Cukup Aktif
7. Paul 64 Cukup Aktif 69 Aktif 79 Aktif
8. Trisna 44 Tidak Aktif 61 Cukup Aktif 62 Cukup Aktif
9. Erique 63 Cukup Aktif 57 Cukup Aktif 72 Aktif
10. Bagas 53 Kurang Aktif 68 Aktif 80 Aktif
11. Galih 62 Cukup Aktif 66 Aktif 62 Cukup Aktif
12. Aryo 61 Cukup Aktif 64 Cukup Aktif 68 Aktif
13. Kykan 62 Cukup Aktif 76 Aktif 75 Aktif
14. Herni 62 Cukup Aktif 73 Aktif 83 Aktif
15. Chlara 41 Tidak Aktif 66 Aktif 71 Aktif
16. Citna 64 Cukup Aktif 68 Aktif 79 Aktif
17. Anggita 59 Cukup Aktif 51 Kurang Aktif 63 Cukup Aktif
18. Putri 65 Cukup Aktif 61 Cukup Aktif 72 Aktif
19. Clara 43 Tidak Aktif 60 Cukup Aktif 67 Aktif
20. Aga 49 Kurang Aktif 57 Cukup Aktif 68 Aktif
21. Panji 66 Aktif 71 Aktif 84 Aktif
22. Lina 39 Tidak Aktif 64 Cukup Aktif 70 Aktif
23. Restu 61 Cukup Aktif 64 Cukup Aktif 82 Aktif
24. Dito 41 Tidak Aktif 63 Cukup Aktif 55 Cukup Aktif
25. Vian 46 Kurang Aktif 62 Cukup Aktif 80 Aktif
26. Doni 52 Kurang Aktif 65 Cukup Aktif 77 Aktif
27. Paska 55 Kurang Aktif 60 Cukup Aktif 67 Aktif
28. Yohanes 59 Cukup Aktif 59 Cukup Aktif 74 Aktif
Jumlah 1506 1782 1988
Rata-rata 54 Kurang
Aktif 64
Cukup
Aktif 71 Aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Sesuai dengan analisis data, bahwa keaktifan siswa terlihat mengalami
peningkatan dari kondisi awal, siklus I, hingga siklus II. Kondisi awal sebelum
melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS rata-
rata keaktifan kelas V SD Kanisius Klepu adalah 54 dan berdasarkan tabel
klasifikasi keaktifan siswa merupakan kategori kurang aktif. Siswa yang
dikategorikan tidak aktif ada 7 siswa (25%) dari 28 siswa kelas V SD Kanisius
Klepu. Siswa yang dikategorikan kurang aktif ada 7 siswa (25%) dari 28 siswa.
Siswa yang dikategorikan cukup aktif ada 13 siswa (46%) dari 28 siswa.
Sedangkan siswa yang dikategorikan aktif ada 1 siswa (4%) dari 28 siswa.
Setelah melakukan pembelajaran di siklus I dengan model kooperatif tipe
TPS terjadi peningkatan keaktifan pada kelas V SD Kanisius Klepu, yaitu 64.
Sebanyak 1 siswa (4%) dari 28 siswa dikategorikan kurang aktif, sebanyak 17
siswa (61%) dari 28 siswa dikategorikan cukup aktif dan sebanyak 10 siswa
(36%) dari 28 siswa dikategorikan aktif. Rata-rata nilai keaktifan siswa sebesar 64
menunjukkan target 70 belum tercapai, sehingga peneliti melanjutkan penelitian
pada siklus II.
Pelaksanaan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS terjadi peningkatan keaktifan pada kelas V SD Kanisius
Klepu yaitu dengan rata-rata 71 yang dikategorikan aktif. Sebanyak 7 siswa (25%)
dari 28 siswa dikategorikan cukup aktif. Siswa yang dikategorikan aktif sebanyak
21 siswa (75%) dari 28 siswa. Rata-rata keaktifan siswa 71 menunjukkan target
70 telah terlampaui. Hasil tersebut menunjukkan bahwa indikator ketercapaian
telah tercapai, sehingga peneliti tidak melanjutkan ke siklus III. Berikut adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
grafik peningkatan keaktifan siswa dari kondisi awal, akhir siklus I, dan akhir
siklus II. Grafik peningkatan keaktifan dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Peningkatan Keaktifan Siswa
2. Kemampuan Kognitif Siswa
Berdasarkan hasil evaluasi dari nilai kognitif yang dilaksanakan pada
akhir siklus I dan akhir siklus II maka peningkatan kemampuan kognitif yang
signifikan dapat dilihat pada Tabel 4.8 Nilai Kemampuan Kognitif Siswa Kelas V
SD Kanisius Klepu.
Tabel 4.8 Nilai Kemampuan Kognitif Siswa Kelas V SD Kanisius
Klepu
No Nama Kondisi
Awal
Setelah Tindakan
Siklus I Ketuntasan Siklus
II Ketuntasan
Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak
1. Adit 90 89
2. Vito 74 76
3. Wikan 88 97
4. Damar 88 93
5. Mila 92 97
6. Vian 85 87
7. Paul 98 88
8. Trisna 96 95
54 54
70 64 64
70 71
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kondisi Awal Akhir Siklus I Akhir Siklus
II
Kondisi awal
Target Siklus I
Akhir siklus I
Target Siklus II
Akhir siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No Nama Kondisi
Awal
Setelah Tindakan
Siklus I Ketuntasan Siklus
II Ketuntasan
Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak
9. Erique 97 92
10. Bagas 90 92
11. Galih 56 66
12. Aryo 89 91
13. Kykan 89 93
14. Herni 83 96
15. Chlara 81 100
16. Cinta 75 97
17. Anggit 91 90
18. Putri 100 97
19. Clara 82 100
20. Aga 69 85
21. Panji 98 88
22. Lina 57 77
23. Restu 85 86
24. Dito 55 68
25. Vian 86 95
26. Doni 79 97
27. Paska 75 80
28. Yohan 84 88
Jumlah 2334 25 3 2500 26 2
Persentase
ketuntasan 48% 89% 11% 93% 7%
Rata-rata 64 83 89
Evaluasi diberikan pada akhir siklus I dan akhir siklus II kepada siswa
kelas V SD Kanisius Klepu yang berjumlah 28 siswa. Sebelum melakukan
penelitian, nilai rata-rata siswa adalah 65. Setelah melakukan pembelajaran di
siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terdapat 3
siswa (11%) yang memperoleh nilai di bawah KKM dari 28 siswa dan siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM ada 25 siswa (89%) dari 28 siswa. Nilai rata-rata
yang diperoleh pada siklus I dinyatakan tercapai karena besar nilai rata-rata adalah
83 sudah melampaui target yaitu 80.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Siklus II, setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS terdapat II siswa (7%) yang memperoleh nilai
di bawah KKM dari 28 siswa dan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM ada
26 siswa (93%) dari 28 siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II
dinyatakan berhasil, karena hasil nilai rata-rata melampaui dari target 80, yaitu 89.
Peningkatan kemampuan kognitif siswa dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II
dapat dilihat pada grafik peningkatan. Grafik peningkatan dapat dilihat pada
Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas V SD Kanisius
Klepu
Gambar 4.3 Persentase Pencapaian KKM Siswa Kelas V SD Kanisius Klepu
65 65
80 83 83 80 89
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Kondisi Awal
Target Siklus I
Siklus I
Target Siklus II
Siklus II
48 48
80 89 89
80
93
0
20
40
60
80
100
Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II
Kondisi Awal
Taerget Siklus I
Siklus I
Target Siklus II
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Hasil pengamatan dan kuesioner yang telah dilakukan pada pra siklus,
siklus I, dan siklus II serta berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan
pada akhir siklus I dan akhir siklus II juga mengalami peningkatan yang
signifikan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tingkat keaktifan siswa dan
kemampuan kognitif pada siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan.
Penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis tentang penggunaaan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS mampu meningkatkan keaktifan dan
kemampuan kognitif.
Peningkatan yang terjadi tidak terlepas dari faktor yang mendukung,
salah satu faktor yang mendukung adalah peran guru dan model pembelajaran
yang digunakan. Peran guru terlihat jelas ketika guru membimbing siswa atau
memfasilitasi siswa dalam belajar. Fasilitas yang dapat guru sediakan adalah
model pembelajaran yang menarik siswa, sehingga siswa akan termotivasi dalam
belajar, selain itu siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif tipe TPS mampu menarik perhatian
siswa, karena model tersebut menyediakan waktu luang bagi siswa untuk
berdiskusi dengan pasangannya. Model kooperatif tipe TPS juga mampu
memberikan stimulus bagi siswa agar siswa mau berperan aktif untuk berdiskusi
dalam kelompok dan presentasi di depan kelas. Peran guru dan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS sangat membantu siswa sehingga mampu
meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif siswa kelas V SD Kanisius
Klepu pada mata pelajaran matematika. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari
data konsisi awal keaktifan siswa dengan rata-rata 54, kemudian mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
peningkatan pada akhir siklus dengan rata-rata sebesar 71. Peningkatan
kemampuan kognitif dari kondisi awal dengan rata-rata 65, kemudian mengalami
peningkatan pada akhir siklus dengan rata-rata sebesar 89. Peningkatan keaktifan
dan kemampuan kognitif dapat dilihat di Tabel 4.9 Rekapitulasi hasil penelitian
berikut.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Penelitian
Variabel Indikator Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II
Target Pencapaian Target Pencapaian
Keaktifan
Nilai rata-
rata
Keaktifan
Siswa
54 70 64 70 71
Kemampuan
Kognitif
Nilai
Rata-rata
Siswa
65 80 83 80 89
Persentase
Jumlah
Siswa
yang
Mencapai
KKM
48% 80% 89% 80% 93%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan
seluruh pembahasan serta analisis yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi perkalian
pecahan dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif siswa kelas
V SD Kanisius Klepu tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan dapat dilihat
dari data konsisi awal keaktifan siswa dengan rata-rata 54, kemudian
mengalami peningkatan pada akhir siklus dengan rata-rata sebesar 71.
Peningkatan untuk kemampuan kognitif nampak pada kondisi sebelum
melakukan penelitian, nilai rata-rata siswa adalah 65 dengan persentase siswa
yang mencapai KKM 48%. Setelah melakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS diperoleh nilai rata-
rata kemampuan kognitif siswa di akhir siklus adalah 89 dengan persentase
siswa yang mencapai KKM 93%.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi perkalian
pecahan dalam meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif siswa kelas
V SD Kanisius Klepu tahun pelajaran 2013/2014 dengan langkah sebagai
berikut : pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian
memberikan soal kepada siswa. Selanjutnya siswa memikirkan solusi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
menyelesaikan soal dari guru secara individu (Think). Kedua, siswa
berkelompok berpasangan (setiap kelompok berjumlah 2 atau pair). Siswa
berdiskusi dengan pasangan untuk menyelesaikan soal dari guru. Ketiga,
siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (Share). Upaya
peningkatan kemampuan kognitif pada mata pelajaran matematika dengan
materi perkalian pecahan kelas V SD Kanisius Klepu dinyatakan berhasil. Hal
ini.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dari penelitian ini adalah peneliti yang harus melakukan
sendiri pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS di kelas V
SD Kanisius Klepu. Selain itu, peneliti mengalami kendala ketika pertama kali
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, karena peneliti masih harus
menyesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan keadaan
siswa. Peneliti juga mengalami kendala untuk mengelola kelas, ketika
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, karena siswa sangat
antusias untuk presentasi di depan kelas, dengan jumlah kelompok yang banyak
sehingga peneliti mengalami kesulitan untuk mengatur kelompok agar
pembelajaran di kelas tetap kondusif.
C. Saran
Setelah peneliti melakukan penelitian, ada bebrapa saran yang dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk kemajuan belajar di SD Kanisius Klepu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
khususnya dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam
upaya meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif siswa pada mata
pelajaran matematika.
1. Bagi Sekolah
Diharapkan sekolah memberikan dukungan terhadap pembelajaran
matematika ataupun mata pelajaran lain dengan menggunakan model
pembelajaran inovatif. Dukungan tersebut dapat berguna agar guru mampu
mengembangkan atau memfasilitasi siswa dengan maksimal dalam
pembelajaran yang inovatif.
2. Bagi Guru
Guru diharapkan mau merapkan model pembelajaran yang inovatif bagi
siswa, salah satu model pembelajaran yang inovatif adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Agar siswa terbiasa
untuk menyelesaikan masalah yang ditemui dengan menjalin kerjasama antar
teman.
3. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) diharapkan
mampu menerapkan model pembelajaran tersebut pada mata pelajaran lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Azwar, S. 2001. Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Erwidiya, dan kawan-kawan. 2013. Penerapan Model Think Pair Share Untuk
Meningkatkan Sikap Kerjasama Dan Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan.
Volume 1. No 8.
(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/pgsd/article/view/5353) diakses
pada : 26/05/2014 pukul 9:14 WIB.
Fathani, A. 2009. Matematika Hakikat & Logika. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Febru, E dan Dwi, A. 2012. Penelitian Tindakan Kelas : Teori dan Aplikasinya.
Yogyakarta : Aditya Media Publishing.
Hamzah. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM : Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung : CV Pustaka Setia.
Hollingsworth, P & Gina Lewis. 2008. Pembelajaran aktif : Meningkatkan
keasyikan kegiatan di kelas (Wulandari, D & Didik, H). Jakarta: PT Indeks.
(Karya asli diterbitkan pada tahun 1998).
Huda, M. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ibrahim & Suparni. 2008. Strategi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta :
Bidang Akademik.
Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Junaidi. 2013. Peningkatan Aktivitas Belajar Dengan Menggunakan Teknik
Think-Pair-Share Dalam Pembelajaran Matematika SD N 1 Sokan. Jurnal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Penelitian. Volume 2. No 1.
(http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/2833)
diakses pada 25/05/2014 pukul 10:01 WIB.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Kusumah & Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : PT Indeks.
Masidjo. 2010. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta
: Kanisius.
Nurulhayati, S. 2002. Pembelajaran Kooperatif yang Menggairahkan. Wahana
Informasi dan Komunikasi Pendidikan TK dan SD. Edisi3.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi 3. Jakarta : Balai Pustaka.
Rakhmat, C. 2001. Evaluasi Pengajaran. Bandung : CV Maulana.
Reniastuti, N. 2012. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share Terhadap Hasil Belajar Matematika. Volume 2. No 1.
(http://pasca.undiksha.ac.id/e-
journal/index.php/jurnal_pendas/article/view/264) diakses pada
25/05/2014 pukul 8:15 WIB.
Rosdijati, N, dkk. 2010. Panduan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan) IPS SD. Jakarta: Erlangga.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Sidarta, M. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : PT Rineka cipta.
Siregar, H. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalila Indonesia.
Solihatin, E. 2007. Cooperative Learning : Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Alikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Suyono dan Hariyanto. 2010. Metode Penelitaian Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfa Beta.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Metode Penelitaian Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfa Beta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta :
Kencana.
Tristiantari, dan kawan-kawan. 2013. Pengaruh Implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Terhadap Kemampuan Berbicara dan
Keterampilan Berpikir Kreatif pada Siswa Kelas V SD Negeri Gugus III
Kecamatan Seririt. Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha. Volume 3. No 7. (http://pasca.undiksha.ac.id/e-
journal/index.php/jurnal_pendas/article/view/1051) diakses pada :
26/05/2014 pukul 9:05 WIB.
Yamin, S. 2009. Structural Equation Modeling : Belajar Lebih Mudah Teknik
Analisis Data Kuesioner Dengan Lisrel-LPS. Jakarta : Salemba Infoteks.
Yuliariatiningsih & Karli. 2002. Impelementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta : Bina Media Informasi.
Yusuf, S. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
SILABUS
Nama Sekolah : SD Kanisius Klepu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : 5 (lima)
Semester : 2 (dua)
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Indikator Materi Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
waktu Sumber Jenis
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
KD 5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
SIKLUS 1
Pertemuan Pertama
Competence
1. Menyebutkan pembilang
dari bilangan pecahan
biasa.
2. Menyebutkan penyebut dari
bilangan pecahan biasa.
3. Menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
4. Menentukan hasil dari
Materi :
Perkalian
pecahan biasa
dengan
pecahan biasa.
1. Guru membagi siswa
dalam kelompok.
Setiap kelompok
terdiri dari 2-3
siswa.
2. Dalam kelompok
siswa mendiskusikan
cara menyelesaikan
soal yang telah
dibagikan oleh guru.
3. Siswa
mempresentasikan
1. Tes
Soal pilihan
ganda
1. Yang
merupakan
pembilang
dari bilangan
adalah ...
a. 1 c. 17
b. 7 d. 20
2 x 40
menit
1. Sumber :
a. Khafid, M
dan Suyati.
2006.
Pembelajaran
Matematika
Penekanan
Pada
Berhitung
Jilid 5d.
Jakarta :
Erlangga.
Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
perkalian pecahan biasa
dengan pecahan biasa.
Concience
1. Mandiri dalam
menyebutkan penyebut dari
bilangan pecahan biasa.
2. Mandiri dalam
menyebutkan pembilang
dari bilangan pecahan
biasa.
3. Percaya diri dalam
menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
4. Bersikap aktif dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa
dengan pecahan biasa.
Compassion
1. Menghargai pendapat
teman dalam menguraikan
cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan biasa
ketika bekerja dalam
hasil diskusi di
depan kelas.
2. Non Tes Pengamatan
Terlampir
b. Soenarjo, R.
2007.
Matematika 5
SD dan MI
Kelas 5.
Jakarta :
Pusat
Perbukuan.
c. Sumanto, Y
dan kawan-
kawan. 2008.
Gemar
Matematika
5. Jakarta :
Pusat
Perbukuan.
d. Sutopo, A
dan kawan-
kawan. 2011.
Ayo Belajar
Matematika.
Yogyakarta :
Penerbit
Kanisius.
2. Alat
Pembelajaran :
Puzzel pecahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
kelompok.
2. Bekerjasama dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa
dengan pecahan biasa
ketika bekerja dalam
kelompok.
koin keaktifan..
Pertemuan Kedua
Competence
1. Menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan
pecahan campuran.
2. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa
dengan pecahan campuran.
3. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan
campuran dengan pecahan
biasa.
Concience
1. Percaya diri dalam
menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan
Perkalian
pecahan biasa
dengan
pecahan
campuran.
1. Guru membagi siswa
dalam kelompok.
Setiap kelompok
terdiri dari 2-3
siswa.
2. Dalam kelompok
siswa mendiskusikan
cara menyelesaikan
soal yang telah
dibagikan oleh guru.
3. Siswa
mempresentasikan
hasil diskusi di
depan kelas.
1. Tes
2. Non
tes
1. Soal
uraian.
Pengamatan
1. Uraikan
jawaban dari
soal berikut !
Terlampir
2 x 40
menit
1. Sumber :
a. Khafid, M
dan Suyati.
2006.
Pembelajaran
Matematika
Penekanan
Pada
Berhitung
Jilid 5d.
Jakarta :
Erlangga.
b. Soenarjo, R.
2007.
Matematika 5
SD dan MI
Kelas 5.
Jakarta :
Pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
pecahan campuran.
2. Percaya diri dalam
menguraikan cara perkalian
pecahan campuran dengan
pecahan biasa.
3. Bersikap aktif dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa
dengan pecahan campuran.
4. Bersikap aktif dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan
campuran dengan pecahan
biasa.
Compassion
1. Menghargai pendapat
teman dalam menguraikan
cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan
campuran ketika bekerja
dalam kelompok.
2. Bekerjasama dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa
dengan pecahan campuran
ketika bekerja dalam
Perbukuan.
c. Sumanto, Y
dan kawan-
kawan. 2008.
Gemar
Matematika
5. Jakarta :
Pusat
Perbukuan.
d. Sutopo, A
dan kawan-
kawan. 2011.
Ayo Belajar
Matematika.
Yogyakarta :
Penerbit
Kanisius.
2. Alat
Pembelajaran :
Puzzel soal dan
koin keaktifan .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
kelompok.
3. Bekerjasama dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan
campuran dengan pecahan
biasa ketika bekerja dalam
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Pertemuan Ketiga
Competence
1. Menyebutkan pembilang
dari bilangan pecahan
biasa.
2. Menyebutkan penyebut dari
bilangan pecahan biasa.
3. Menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
4. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa
dengan pecahan biasa.
5. Menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan
pecahan campuran.
6. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa
dengan pecahan campuran.
7. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan
campuran dengan pecahan
biasa.
Concience
Evaluasi
perkalian
pecahan
biasa dengan
pecahan
biasa dan
perkalian
pecahan
biasa dengan
pecahan
campuran.
1. Siswa mengerjakan
soal evaluasi secara
mandiri.
2. Siswa menukarkan
lembar jawab soal
evaluasi.
3. Guru bersama siswa
membahas dan
mengoreksi hasil
evaluasi siswa.
4. Guru meluruskan
jawaban siswa yang
salah.
1. Tes
2. Non
tes
1. Soal
pilihan
ganda.
Pengamatan
1. Yang
merupakan
pembilang
dari bilangan
adalah ...
a. 3
b. 73
c. 74
d. 77
Terlampir
2 x 40
menit.
1. Sumber :
a. Khafid, M
dan Suyati.
2006.
Pembelajaran
Matematika
Penekanan
Pada
Berhitung
Jilid 5d.
Jakarta :
Erlangga.
b. Soenarjo, R.
2007.
Matematika 5
SD dan MI
Kelas 5.
Jakarta :
Pusat
Perbukuan.
c. Sumanto, Y
dan kawan-
kawan. 2008.
Gemar
Matematika
5. Jakarta :
Pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
1. Mandiri dalam menentukan
hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan biasa.
2. Mandiri dalam menentukan
hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan campuran.
Compassion
1. Menghargai teman yang
sedang mengerjakan soal
evaluasi dengan tidak
mengganggu.
Perbukuan.
d. Sutopo, A
dan kawan-
kawan. 2011.
Ayo Belajar
Matematika.
Yogyakarta :
Penerbit
Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
SIKLUS 2
Pertemuan Keempat
Competence
1. Menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
2. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa
dengan pecahan desimal.
3. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa.
Concience
1. Percaya diri dalam
menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
2. Percaya diri dalam
menguraikan cara perkalian
pecahan desimal dengan
pecahan biasa.
3. Bersikap aktif dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa
Perkalian
pecahan biasa
dengan
pecahan
desimal.
1. Guru membagi siswa
dalam kelompok.
Setiap kelompok
terdiri dari 2-3
siswa.
2. Dalam kelompok
siswa mendiskusikan
cara menyelesaikan
soal yang telah
dibagikan oleh guru.
3. Siswa
mempresentasikan
hasil diskusi di
depan kelas.
1. Tes
2. Non tes
Soal uraian
Pengamatan
1. Uraikan
jawaban dari
soal berikut !
Terlampir
2 x 40
menit
1. Sumber :
a. Khafid, M
dan Suyati.
2006.
Pembelajaran
Matematika
Penekanan
Pada
Berhitung
Jilid 5d.
Jakarta :
Erlangga.
b. Soenarjo, R.
2007.
Matematika 5
SD dan MI
Kelas 5.
Jakarta :
Pusat
Perbukuan.
c. Sumanto, Y
dan kawan-
kawan. 2008.
Gemar
Matematika
5. Jakarta :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
dengan pecahan desimal.
4. Bersikap aktif dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa.
Compassion
1. Menghargai pendapat
teman dalam menguraikan
cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan
desimal ketika bekerja
dalam kelompok.
2. Bekerjasama dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa
dengan pecahan desimal
ketika bekerja dalam
kelompok.
3. Bekerjasama dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa
ketika bekerja dalam
kelompok.
Pusat
Perbukuan.
d. Sutopo, A
dan kawan-
kawan. 2011.
Ayo Belajar
Matematika.
Yogyakarta :
Penerbit
Kanisius.
.
2. Alat
Pembelajaran :
Amplop soal,
koin keaktifan.
Pertemuan Kelima
1. Guru membagi siswa
1. Tes
1. Uraikan
1. Sumber :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Competence
1. Menguraikan cara perkalian
pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
2. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan pecahan
campuran dengan pecahan
desimal.
3. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal
dengan pecahan campuran.
Concience
1. Percaya diri dalam
menguraikan cara perkalian
pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
2. Percaya diri dalam
menguraikan cara perkalian
pecahan desimal dengan
pecahan campuran.
3. Bersikap aktif dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan
campuran dengan pecahan
desimal.
Perkalian
pecahan
campuran
dengan
pecahan
desimal.
dalam kelompok.
Setiap kelompok
terdiri dari 2-3
siswa.
2. Dalam kelompok
siswa mendiskusikan
cara menyelesaikan
soal yang telah
dibagikan oleh guru.
3. Siswa
mempresentasikan
hasil diskusi di
depan kelas.
2. Non tes
Soal uraian
Pengamatan
jawaban dari
soal berikut !
Terlampir
2 x 40
menit
a. Khafid, M
dan Suyati.
2006.
Pembelajaran
Matematika
Penekanan
Pada
Berhitung
Jilid 5d.
Jakarta :
Erlangga.
b. Soenarjo, R.
2007.
Matematika 5
SD dan MI
Kelas 5.
Jakarta :
Pusat
Perbukuan.
c. Sumanto, Y
dan kawan-
kawan. 2008.
Gemar
Matematika
5. Jakarta :
Pusat
Perbukuan.
d. Sutopo, A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
4. Bersikap aktif dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal
dengan pecahan campuran.
Compassion
1. Menghargai pendapat
teman dalam menguraikan
cara perkalian pecahan
campuran dengan pecahan
desimal ketika bekerja
dalam kelompok.
2. Bekerjasama dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan
campuran dengan pecahan
desimal ketika bekerja
dalam kelompok.
3. Bekerjasama dalam
menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal
dengan pecahan campuran
ketika bekerja dalam
kelompok.
dan kawan-
kawan. 2011.
Ayo Belajar
Matematika.
Yogyakarta :
Penerbit
Kanisius.
2. Alat
Pembelajaran :
Amplop soal,
Koin keaktifan. .
Pertemuan keenam
Evaluasi
1. Siswa mengerjakan
soal evaluasi
1. Tes
1. Soal
pilihan
1. Tentukan hasil
dari soal
2 x 40
1. Sumber :
a. Khafid, M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Competence
1. Menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
2. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa
dengan pecahan desimal.
3. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa.
4. Menguraikan cara perkalian
pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
5. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan pecahan
campuran dengan pecahan
desimal.
6. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal
dengan pecahan campuran.
Concience
1. Mandiri dalam menentukan
hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan desimal.
2. Mandiri dalam menentukan
perkalian
pecahan
biasa dengan
pecahan
biasa dan
perkalian
pecahan
biasa dengan
pecahan
campuran.
secara mandiri.
2. Siswa menukarkan
lembar jawab soal
evaluasi.
3. Guru bersama
siswa membahas
dan mengoreksi
hasil evaluasi
siswa.
4. Guru meluruskan
jawaban siswa
yang salah.
2. Non
tes
ganda.
Pengamatan
berikut
!
a.
b.
c.
d.
Terlampir
menit. dan Suyati.
2006.
Pembelajaran
Matematika
Penekanan
Pada
Berhitung
Jilid 5d.
Jakarta :
Erlangga.
b. Soenarjo, R.
2007.
Matematika 5
SD dan MI
Kelas 5.
Jakarta :
Pusat
Perbukuan.
c. Sumanto, Y
dan kawan-
kawan. 2008.
Gemar
Matematika
5. Jakarta :
Pusat
Perbukuan.
d. Sutopo, A
dan kawan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
hasil dari perkalian pecahan
campuran dengan desimal.
Compassion
1. Menghargai teman yang
sedang mengerjakan soal
evaluasi dengan tidak
mengganggu.
kawan. 2011.
Ayo Belajar
Matematika.
Yogyakarta :
Penerbit
Kanisius
Yogyakarta, 27 Januari 2014
Mengetahui,
Guru Pengampu Peneliti
Sri Mantoro, S. Pd Febrieny Wulandari
NIM : 101134080
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I Petemuan 1
Sekolah : SD Kanisius Klepu
Kelas/Semester : V/ 2
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
Hari/Tanggal : Rabu/19 Februari 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Indikator :
Competence
1. Berpendapat untuk menyebutkan pembilang dari bilangan pecahan biasa.
2. Berpendapat untuk menyebutkan penyebut dari bilangan pecahan biasa.
3. Bertanya untuk menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan
biasa.
4. Berdiskusi untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
5. Membuat catatan materi perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.
6. Mempresentasikan hasil diskusi.
Concience
1. Mandiri dalam menyebutkan penyebut dari bilangan pecahan biasa.
2. Mandiri dalam menyebutkan pembilang dari bilangan pecahan biasa.
3. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
4. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
5. Teliti dalam membuat catatan materi perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
6. Fokus ketika guru menjelaskan materi.
Lampiran 2a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Compassion
1. Menghargai pendapat teman dalam menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan biasa ketika bekerja dalam kelompok.
2. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa ketika bekerja dalam kelompok.
A. Tujuan
Competence
1. Siswa mampu menyebutkan pembilang dari 3 bilangan pecahan biasa
dengan berpendapat.
2. Siswa mampu menyebutkan penyebut dari 3 bilangan pecahan biasa
dengan berpendapat.
3. Siswa bertanya untuk menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa melalui diskusi kelompok berpasangan.
4. Siswa mampu menentukan hasil dari 3 perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa melalui diskusi kelompok berpasangan.
5. Siswa mampu membuat catatan materi perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa dengan mandiri.
6. Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Concience
1. Siswa mampu dengan mandiri dalam menyebutkan penyebut dari bilangan
pecahan biasa.
2. Siswa mampu dengan mandiri dalam menyebutkan pembilang dari
bilangan pecahan biasa.
3. Siswa mampu dengan percaya diri dalam menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan pecahan biasa melalui bertanya.
4. Siswa teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa melalui diskusi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
5. Teliti dalam membuat catatan materi perkalian biasa dengan perkalian
biasa tanpa diminta oleh guru.
6. Fokus (pandangan tertuju kepada guru) ketika guru menjelaskan.
Compassion
1. Siswa mampu menghargai pendapat teman dalam menguraikan cara
perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa ketika bekerja dalam
kelompok.
2. Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan pecahan biasa ketika bekerja dalam kelompok.
B. Materi Ajar
Perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.
C. Pendekatan Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
D. Model dan Metode Pembelajaran
Model :Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS)
Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok, demonstrasi
E. Nilai Kemanusiaan
1. Menghargai
2. Bertanggungjawab
3. Kerjasama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
F. Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan Pertama
( 80 menit )
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Doa
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa.
b. Absen
Guru menanyakan kepada siswa adakah siswa yang tidak masuk.
c. Apersepsi
1) Guru mengkondisikan kelas pada situasi belajar yang kondusif.
Misal : meminta siswa untuk memasukkan buku-buku pelajaran
yang tidak digunakan, memposisikan duduk dengan baik,
tangan di atas meja.
2) Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya mengenai
bentuk-bentuk pecahan biasa.
3) Guru menanyakan mana yang merupakan penyebut dari pecahan
tersebut.
4) Dan guru menanyakan mana yang merupakan pembilang dari
pecahan tersebut.
d. Guru menyampaikan kesepakatan kelas selama mengikuti
pembelajaran.
1) Jika ingin menyampaikan pendapat, bertanya atau menjawab
pertanyaan siswa harus mengangkat tangan terlebih dahulu.
2) Ketika ada siswa yang berpendapat, bertanya atau menjawab
pertanyaan, siswa lain harus diam untuk menghargai temannya
yang sedang berbicara.
3) Ketika guru menjelaskan siswa harus memperhatikan.
4) Ketika guru menepuk tangan 2x siswa harus memperhatikan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
5) Siswa yang bertanya, berpendapat atau menjawab pertanyaan akan
memasukkan koin keaktifan yang berisi nomor absen siswa. Yang
nantinya akan dikomulasikan di akhir pembelajaran. Siswa yang
aktif atau siswa yang memperoleh minimal 10 point akan
memperoleh reward dari guru.
e. Motivasi
1) Guru membagi siswa dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 2-3 siswa.
2) Guru meminta siswa untuk mencari amplop yang ada di sekitar
lingkungan sekolah. Amplop berisi puzzel pecahan yang nantinya
akan disusun oleh siswa.
3) Guru meminta siswa untuk menyusun pecahan tersebut.
f. Orientasi
1) Guru menyampaikan mengenai materi yang akan dipelajari pada
hari ini (Perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa).
2. Kegiatan Inti (55 menit)
Pengalaman :
1. Siswa diminta untuk menuliskan pecahan yang telah disusun
kedalam kalimat matematika. Misal
2. Kemudian guru menuliskan bilangan pecahan di papan tulis,
misalkan
. Siswa diminta untuk menuliskan pecahan tersebut.
3. Selanjutnya siswa diminta untuk memberikan tanda kali (x)
diantara bilangan pecahan
maka akan menjadi
.
4. Siswa diminta untuk memikirkan cara mentukan hasil dari soal
tersebut. (Think)
5. Siswa diminta untuk berdiskusi bersama kelompok untuk
menyelesaikan soal tersebut. (Pair)
6. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas. (Share)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
7. Guru menanggapi hasil presentasi siswa. Serta memberikan
penguatan materi dari presentasi siswa.
8. Siswa diminta untuk menyelesaikan soal perkalian pecahan biasa
yang dibuat oleh guru.
9. Siswa mempresentasikan kembali dan guru menanggapi.
10. Siswa diminta untuk bertanya apabila belum memahami materi.
*Siswa yang aktif bertanya, berpendapat atau menjawab pertanyaan
akan memasukkan sebuah koin (bulatan kertas yang bertuliskan
nomor absen siswa) untuk menilai keaktifan siswa.
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
a. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang didapat pada
hari ini.
b. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.
c. Guru menyampaikan rencana tindak lanjut.
d. Doa penutup.
G. Refleksi :
1. Apa kamu sudah bisa memahami materi yang kita pelajari hari ini
dengan menghargai temanmu saat temanmu menyampaikan
pendapat atau mempresentasikan tugas?
2. Bagaimana kamu bekerjasama dengan temanmu saat mengerjakan
tugas?
3. Apakah kamu sudah bertanggungjawab dengan alat peraga yang
kamu gunakan dengan merapikannya kembali?
H. Aksi
Pembelajaran hari ini kita belajar bersikap menghargai orang lain,
bekerjasama dan bertanggungjawab. Setelah pembelajaran hari ini apa
yang akan kamu lakukan saat menyelesaikan tugas secara berkelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
I. Sumber dan Alat Pembelajaran
Sumber :
a. Khafid, M dan Suyati. 2006. Pembelajaran Matematika
Penekanan Pada Berhitung Jilid 5d. Jakarta : Erlangga.
b. Soenarjo, R. 2007. Matematika 5 SD dan MI Kelas 5. Jakarta :
Pusat Perbukuan.
c. Sumanto, Y dan kawan-kawan. 2008. Gemar Matematika 5.
Jakarta : Pusat Perbukuan.
d. Sutopo, A dan kawan-kawan. 2011. Ayo Belajar Matematika.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Alat Pembelajaran : Puzzel pecahan, koin keaktifan.
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Hasil competence (terlampir)
2. Penilaian conscience (terlampir)
3. Penilaian compassion (terlampir)
Yogyakarta, 27 Januari 2014
Mengetahui,
Guru Pengampu Peneliti
Sri Mantoro, S.Pd Febrieny Wulandari
NIM : 101134080
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I Pertemuan 2
Sekolah : SD Kanisius Klepu
Kelas/Semester : V/ 2
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
Hari/Tanggal : Kamis / 20 Februari 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Indikator :
Competence
1. Bertanya untuk menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran.
2. Berpendapat untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran.
3. Berpendapat untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran
dengan pecahan biasa.
4. Membuat catatan dari materi perkalian biasa dengan pecahan campuran.
Concience
1. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran.
2. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan campuran dengan
pecahan biasa.
3. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
4. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran dengan
pecahan biasa.
5. Teliti dalam membuat catatan dari materi perkalian biasa dengan perkalian
campuran.
6. Fokus ketika guru menjelaskan materi.
Compassion
1. Menghargai pendapat teman dalam menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan campuran ketika bekerja dalam kelompok.
2. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran ketika bekerja dalam kelompok.
3. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran
dengan pecahan biasa ketika bekerja dalam kelompok.
A. Tujuan
Competence
1. Siswa mampu menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan
campuran melalui bertanya.
2. Siswa mampu menentukan hasil dari 3 perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran melalui diskusi kelompok berpasangan.
3. Siswa mampu menentukan hasil dari 3 perkalian pecahan campuran
dengan pecahan biasa melalui diskusi kelompok berpasangan.
4. Siswa mampu membuat catatan dari materi perkalian biasa dengan
pecahan campuran.
Concience
1. Siswa mampu dengan percaya diri dalam menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan pecahan campuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
2. Siswa mampu dengan percaya diri dalam menguraikan cara perkalian
pecahan campuran dengan pecahan biasa.
3. Siswa teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran melalui diskusi kelompok.
4. Siswa teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran
dengan pecahan biasa melalui diskusi kelompok.
5. Siswa teliti dalam membuat catatan dari materi perkalian pecahan biasa
dengan pecahan campuran.
6. Siswa mampu fokus memperhatikan guru, ketika guru sendang mengajar.
Compassion
1. Siswa mampu menghargai pendapat teman dalam menguraikan cara
perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran ketika bekerja dalam
kelompok.
2. Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian
pecahan biasa dengan pecahan campuran ketika bekerja dalam kelompok.
3. Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian
pecahan campuran dengan pecahan biasa ketika bekerja dalam kelompok.
B. Materi Ajar
Perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran.
C. Pendekatan Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
D. Model dan Metode Pembelajaran
Model :Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS)
Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok, demonstrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
E. Nilai Kemanusiaan
1. Menghargai
2. Bertanggungjawab
3. Kerjasama
F. Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan Kedua
(80 menit )
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Doa
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa.
b. Absen
Guru menanyakan kepada siswa adakah siswa yang tidak masuk.
c. Apersepsi
1) Guru mengkondisikan kelas pada situasi belajar yang kondusif.
Misal : meminta siswa untuk memasukkan buku-buku pelajaran
yang tidak digunakan, memposisikan duduk dengan baik,
tangan di atas meja.
2) Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya mengenai
bentuk-bentuk pecahan campuran.
3) Guru menanyakan bagaimana cara merubah pecahan campuran
menjadi pecahan biasa.
d. Guru menyampaikan kesepakatan kelas selama mengikuti
pembelajaran.
1) Jika ingin menyampaikan pendapat, bertanya atau menjawab
pertanyaan siswa harus mengangkat tangan terlebih dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
2) Ketika ada siswa yang berpendapat, bertanya atau menjawab
pertanyaan, siswa lain harus diam untuk menghargai temannya
yang sedang berbicara.
3) Ketika guru menjelaskan siswa harus memperhatikan.
4) Ketika guru menepuk tangan 2x siswa harus memperhatikan guru.
5) Siswa yang bertanya, berpendapat atau menjawab pertanyaan akan
memasukkan koin keaktifan yang berisi nomor absen siswa. Yang
nantinya akan dikomulasikan di akhir pembelajaran. Siswa yang
aktif atau siswa yang memperoleh minimal 10 point akan
memperoleh reward dari guru.
e. Motivasi
1) Guru membagi siswa dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 2-3 siswa.
2) Guru membagikan clue di setiap kelompok. Clue tersebut berguna
untuk mencari soal yang akan dikerjakan setiap kelompok.
f. Orientasi
1) Guru menyampaikan mengenai materi yang akan dipelajari pada
hari ini (Perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran).
2. Kegiatan Inti (55 menit)
Pengalaman :
a. Siswa diminta untuk mengamati soal yang telah ditemukan oleh
siswa. Dan mulai memikirkan cara untuk menyelesaikan soal yang
telah ditemukan oleh siswa. (Think)
b. Siswa diminta untuk berdiskusi bersama kelompok untuk
menyelesaikan soal tersebut. (Pair)
c. Guru memanggil nama kelompok dan memintanya untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. (Share)
d. Guru menanggapi hasil presentasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
e. Siswa diminta untuk bertanya apabila belum memahami materi.
f. Siswa diminta untuk mengerjakan LKS dari guru secara individu.
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
a. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang didapat pada
hari ini.
b. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.
c. Guru menyampaikan rencana tindak lanjut.
d. Doa penutup.
G. Refleksi :
1. Apa kamu sudah bisa memahami materi yang kita pelajari hari ini
dengan menghargai temanmu saat temanmu menyampaikan
pendapat atau mempresentasikan tugas?
2. Bagaimana kamu bekerjasama dengan temanmu saat mengerjakan
tugas?
3. Apakah kamu sudah bertanggungjawab dengan alat peraga yang
kamu gunakan dengan merapikannya kembali?
H. Aksi
Pembelajaran hari ini kita belajar bersikap menghargai orang lain,
bekerjasama dan bertanggungjawab. Setelah pembelajaran hari ini apa
yang akan kamu lakukan saat menyelesaikan tugas secara berkelompok.
I. Sumber dan Alat Pembelajaran
Sumber :
1. Khafid, M dan Suyati. 2006. Pembelajaran Matematika
Penekanan Pada Berhitung Jilid 5d. Jakarta : Erlangga.
2. Soenarjo, R. 2007. Matematika 5 SD dan MI Kelas 5. Jakarta :
Pusat Perbukuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
3. Sumanto, Y dan kawan-kawan. 2008. Gemar Matematika 5.
Jakarta : Pusat Perbukuan.
4. Sutopo, A dan kawan-kawan. 2011. Ayo Belajar Matematika.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Alat Pembelajaran : Puzzel soal dan koin keaktifan.
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Hasil competence (terlampir)
2. Penilaian conscience (terlampir)
3. Penilaian compassion (terlampir)
Yogyakarta, 27 Januari 2014
Mengetahui,
Guru Pengampu Peneliti
Sri Mantoro, S. Pd Febrieny Wulandari
NIM : 101134080
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I Pertemuan 3
Sekolah : SD Kanisius Klepu
Kelas/Semester : V/ 2
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
Hari/Tanggal : Senin/24 Februai 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Indikator :
Competence
1. Menyebutkan pembilang dari bilangan pecahan biasa.
2. Menyebutkan penyebut dari bilangan pecahan biasa.
3. Menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.
4. Menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.
5. Menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran.
6. Menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran.
7. Menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran dengan pecahan biasa.
Concience
1. Mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
biasa.
2. Mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
campuran.
Compassion
1. Menghargai teman yang sedang mengerjakan soal evaluasi dengan tidak
mengganggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
A. Tujuan
Competence
1. Siswa mampu menyebutkan pembilang dari bilangan pecahan biasa.
2. Siswa mampu menyebutkan penyebut dari bilangan pecahan biasa.
3. Siswa mampu menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan
biasa.
4. Siswa mampu menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
5. Siswa mampu menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan
campuran.
6. Siswa mampu menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran.
7. Siswa mampu menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran dengan
pecahan biasa.
Concience
1. Siswa mampu mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan biasa.
2. Siswa mampu mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan campuran.
Compassion
1. Siswa mampu menghargai teman yang sedang mengerjakan soal evaluasi
dengan tidak mengganggu.
B. Materi Ajar
Evaluasi perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa dan perkalian
pecahan biasa dengan pecahan campuran.
C. Pendekatan Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
D. Nilai Kemanusiaan
1. Menghargai
2. Bertanggungjawab
E. Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan Pertama
( 80 menit )
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Doa
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa.
b. Absen
Guru menanyakan kepada siswa adakah siswa yang tidak masuk.
c. Apersepsi
1) Guru mengkondisikan kelas pada situasi belajar yang kondusif.
Misal : meminta siswa untuk memasukkan buku-buku pelajaran
yang tidak digunakan, memposisikan duduk dengan baik,
tangan di atas meja.
2) Guru mengulang kembali materi pekalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan
campuran secara singkat.
d. Guru menyampaikan kesepakatan kelas selama mengikuti
pembelajaran.
1) Jika ingin menyampaikan pendapat, bertanya atau menjawab
pertanyaan siswa harus mengangkat tangan terlebih dahulu.
2) Ketika mengerjakan soal evaluasi, siswa harus mengerjakan dengan
mandiri.
3) Siswa tidak boleh mengganggu teman yang sedang mengerjakan
soal evaluasi.
4) Jika siswa sudah selesai mengerjakan soal evaluasi, siswa boleh
meneliti kembali pekerjaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
e. Motivasi
1) Guru mengajak siswa untuk bermain “bom” selama 2 putaran.
f. Orientasi
1) Guru menyampaikan mengenai materi yang akan digunakan untuk
evaluasi pada hari ini (Perkalian pecahan biasa dengan pecahan
biasa dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran).
2. Kegiatan Inti (65 menit)
Pengalaman :
a. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri.
b. Siswa menukarkan lembar jawab soal evaluasi.
c. Guru bersama siswa membahas dan mengoreksi hasil evaluasi
siswa.
d. Guru meluruskan jawaban siswa yang salah.
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
a. Guru menyampaikan rencana tindak lanjut.
b. Doa penutup.
F. Refleksi :
1. Apakah kamu sudah mengerjakan soal evaluasi ini dengan mandiri?
G. Aksi
Pembelajaran hari ini kita belajar bersikap menghargai orang lain
dan bertanggungjawab. Setelah pembelajaran hari ini apa yang akan
kamu lakukan saat menyelesaikan tugas secara mandiri?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
H. Sumber dan Alat Pembelajaran
Sumber :
1. Khafid, M dan Suyati. 2006. Pembelajaran Matematika
Penekanan Pada Berhitung Jilid 5d. Jakarta : Erlangga.
2. Soenarjo, R. 2007. Matematika 5 SD dan MI Kelas 5. Jakarta :
Pusat Perbukuan.
3. Sumanto, Y dan kawan-kawan. 2008. Gemar Matematika 5.
Jakarta : Pusat Perbukuan.
4. Sutopo, A dan kawan-kawan. 2011. Ayo Belajar Matematika.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Hasil competence (terlampir)
2. Penilaian conscience (terlampir)
3. Penilaian compassion (terlampir)
Yogyakarta, 27 Januari 2014
Mengetahui,
Guru Pengampu Peneliti
Sri Mantoro, S. Pd Febrieny Wulandari
NIM : 101134080
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II Pertemuan 1
Sekolah : SD Kanisius Klepu
Kelas/Semester : V/ 2
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
Hari/Tanggal : Senin / 10 Maret 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Indikator :
Competence
1. Bertanya untuk menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan
desimal.
2. Berpendapat untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
3. Berpendapat untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa.
4. Mencatat materi perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal tanpa
diminta guru.
5. Mempresentasikan hasil diskusi.
Concience
1. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
2. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan desimal dengan
pecahan biasa.
Lampiran 2b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
3. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
4. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal dengan
pecahan biasa.
5. Fokus ketika guru sedang menjelaskan materi perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa.
Compassion
1. Menghargai pendapat teman dalam menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan desimal ketika bekerja dalam kelompok.
2. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan desimal ketika bekerja dalam kelompok.
3. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa ketika bekerja dalam kelompok.
A. Tujuan
Competence
1. Siswa mampu menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan
desimal melalui bertanya.
2. Siswa mampu menentukan hasil dari 3 perkalian pecahan biasa dengan
pecahan desimal melalui diskusi kelompok berpasangan.
3. Siswa mampu menentukan hasil dari 3 perkalian pecahan desimal dengan
pecahan biasa melalui diskusi kelompok berpasangan.
4. Siswa mampu mencatat materi perkalian pecahan biasa dengan pecahan
desimal.
5. Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi.
Concience
1. Siswa mampu dengan percaya diri dalam menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan pecahan desimal melalui diskusi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
2. Siswa mampu dengan percaya diri dalam menguraikan cara perkalian
pecahan desimal dengan pecahan biasa melalui diskusi kelompok.
3. Siswa mampu teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa
dengan pecahan desimal melalui diskusi kelompok.
4. Siswa mampu teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa melalui diskusi kelompok.
5. Siswa fokus ketika guru sedang menjelaskan materi perkalian pecahan
desimal dengan pecahan biasa.
Compassion
1. Siswa mampu menghargai pendapat teman dalam menguraikan cara
perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal ketika bekerja dalam
kelompok.
2. Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan pecahan desimal ketika bekerja dalam kelompok.
3. Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
desimal dengan pecahan biasa ketika bekerja dalam kelompok.
B. Materi Ajar
Perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal.
C. Pendekatan Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
D. Model dan Metode Pembelajaran
Model :Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS)
Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok, demonstrasi
E. Nilai Kemanusiaan
1. Menghargai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
2. Bertanggungjawab
3. Kerjasama
F. Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan Pertama
( 80 menit )
1. Kegiatan Awal (5 menit)
a. Doa
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa.
b. Absen
Guru menanyakan kepada siswa adakah siswa yang tidak masuk.
c. Apersepsi
1) Guru mengkondisikan kelas pada situasi belajar yang kondusif.
Misal : meminta siswa untuk memasukkan buku-buku pelajaran
yang tidak digunakan, memposisikan duduk dengan baik,
tangan di atas meja.
2) Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya mengenai
bentuk-bentuk pecahan yang sudah dipelajari.
3) Guru menyanyakan bagaimana cara merngubah pecahan campuran
menjadi pecahan biasa.
d. Guru menyampaikan kesepakatan kelas selama mengikuti
pembelajaran.
1) Jika ingin menyampaikan pendapat, bertanya atau menjawab
pertanyaan siswa harus mengangkat tangan terlebih dahulu.
2) Ketika ada siswa yang berpendapat, bertanya atau menjawab
pertanyaan, siswa lain harus diam untuk menghargai temannya
yang sedang berbicara.
3) Ketika guru menjelaskan siswa harus memperhatikan.
4) Ketika guru menepuk tangan 2x siswa harus memperhatikan guru.
5) Siswa yang bertanya, berpendapat atau menjawab pertanyaan akan
memasukkan koin keaktifan yang berisi nomor absen siswa. Yang
nantinya akan dikomulasikan di akhir pembelajaran. Siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
6) aktif atau siswa yang memperoleh minimal 10 point akan
memperoleh reward dari guru.
e. Motivasi
1) Siswa diminta untuk membentuk kelompok dengan berpasangan.
2) Siswa diminta untuk mencari amplop sesuai dengan petunjuk guru.
Amplop berisi soal mengenai perkalian pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
f. Orientasi
1) Guru menyampaikan mengenai materi yang akan dipelajari pada
hari ini (Perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal).
2. Kegiatan Inti (55 menit)
Pengalaman :
a. Guru meminta siswa menuliskan soal dalam amplop di buku
catatan.
b. Kemudian siswa mulai memikirkan cara untuk menyelesaikan
soal tersebut. (Think)
c. Siswa diminta untuk berdiskusi bersama kelompok untuk
menyelesaikan soal tersebut. (Pair)
d. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas. (Share)
e. Guru menanggapi hasil presentasi siswa.
f. Siswa diminta untuk bertanya apabila belum memahami materi.
*Siswa yang aktif bertanya, berpendapat atau menjawab
pertanyaan akan memasukkan sebuah koin (bulatan kertas yang
bertuliskan nomor absen siswa) untuk menilai keaktifan siswa.
g. Guru membagikan LKS. Kemudian siswa diminta mengerjakan
LKS tersebut bersama pasangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
a. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang didapat pada
hari ini.
b. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.
c. Guru menyampaikan rencana tindak lanjut.
d. Doa penutup.
G. Refleksi :
1. Apa kamu sudah bisa memahami materi yang kita pelajari hari ini
dengan menghargai temanmu saat temanmu menyampaikan
pendapat atau mempresentasikan tugas?
2. Bagaimana kamu bekerjasama dengan temanmu saat mengerjakan
tugas?
3. Apakah kamu sudah bertanggungjawab dengan alat peraga yang
kamu gunakan dengan merapikannya kembali?
H. Aksi
Pembelajaran hari ini kita belajar bersikap menghargai orang lain,
bekerjasama dan bertanggungjawab. Setelah pembelajaran hari ini apa
yang akan kamu lakukan saat menyelesaikan tugas secara berkelompok.
I. Sumber dan Alat Pembelajaran
Sumber :
1. Khafid, M dan Suyati. 2006. Pembelajaran Matematika
Penekanan Pada Berhitung Jilid 5d. Jakarta : Erlangga.
2. Soenarjo, R. 2007. Matematika 5 SD dan MI Kelas 5. Jakarta :
Pusat Perbukuan.
3. Sumanto, Y dan kawan-kawan. 2008. Gemar Matematika 5.
Jakarta : Pusat Perbukuan.
4. Sutopo, A dan kawan-kawan. 2011. Ayo Belajar Matematika.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Alat Pembelajaran : Amplop soal.
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Hasil competence (terlampir)
2. Penilaian conscience (terlampir)
3. Penilaian compassion (terlampir)
Yogyakarta, 27 Januari 2014
Mengetahui,
Guru Pengampu Peneliti
Sri Mantoro, S. Pd Febrieny Wulandari
NIM : 101134080
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II Pertemuan 2
Sekolah : SD Kanisius Klepu
Kelas/Semester : V/ 2
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
Hari/Tanggal : Rabu / 12 Maret 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Indikator :
Competence
1. Bertanya untuk menguraikan cara perkalian pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
2. Berpendapat untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan pecahan
campuran dengan pecahan desimal.
3. Berpendapat untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal
dengan pecahan campuran.
4. Mencatat materi perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal
tanpa diminta guru.
5. Mempresentasikan hasil diskusi.
Concience
1. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
2. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan desimal dengan
pecahan campuran.
3. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
4. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal dengan
pecahan campuran.
5. Fokus ketika guru sedang menjelaskan materi perkalian pecahan desimal
dengan pecahan campuran.
Compassion
1. Menghargai pendapat teman dalam menguraikan cara perkalian pecahan
campuran dengan pecahan desimal ketika bekerja dalam kelompok.
2. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran
dengan pecahan desimal ketika bekerja dalam kelompok.
3. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal
dengan pecahan campuran ketika bekerja dalam kelompok.
A. Tujuan
Competence
1. Siswa mampu menguraikan cara perkalian pecahan campuran dengan
pecahan desimal melalui bertanya.
2. Siswa mampu menentukan hasil dari 3 perkalian pecahan campuran
dengan pecahan desimal melalui diskusi kelompok berpasangan.
3. Siswa mampu menentukan hasil dari 3 perkalian pecahan desimal dengan
pecahan campuran melalui diskusi kelompok berpasangan.
4. Siswa mampu mencatat materi perkalian pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
5. Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi.
Concience
1. Siswa mampu dengan percaya diri dalam menguraikan cara perkalian
pecahan campuran dengan pecahan desimal melalui diskusi kelompok.
2. Siswa mampu dengan percaya diri dalam menguraikan cara perkalian
pecahan desimal dengan pecahan campuran melalui diskusi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
3. Siswa mampu teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
campuran dengan pecahan desimal melalui diskusi kelompok.
4. Siswa mampu teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
desimal dengan pecahan campuran melalui diskusi kelompok.
5. Siswa fokus ketika guru sedang menjelaskan materi perkalian pecahan
desimal dengan pecahan campuran.
Compassion
1. Siswa mampu menghargai pendapat teman dalam menguraikan cara
perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal ketika bekerja
dalam kelompok.
2. Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian
pecahan campuran dengan pecahan desimal ketika bekerja dalam
kelompok.
3. Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian
pecahan desimal dengan pecahan campuran ketika bekerja dalam
kelompok.
B. Materi Ajar
Perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal.
C. Pendekatan Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
D. Model dan Metode Pembelajaran
Model :Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS)
Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok, demonstrasi
E. Nilai Kemanusiaan
1. Menghargai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
2. Bertanggungjawab
3. Kerjasama
F. Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan Kedua
( 80 menit )
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Doa
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa.
b. Absen
Guru menanyakan kepada siswa adakah siswa yang tidak masuk.
c. Apersepsi
1) Guru mengkondisikan kelas pada situasi belajar yang kondusif.
Misal : meminta siswa untuk memasukkan buku-buku pelajaran
yang tidak digunakan, memposisikan duduk dengan baik,
tangan di atas meja.
2) Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya mengenai
bentuk-bentuk pecahan yang sudah dipelajari.
3) Guru menanyakan bagaimana cara merngubah pecahan campuran
menjadi pecahan biasa.
4) Guru juga menanyakan bagaimana cara merubah pecahan desimal
menjadi pecahan biasa.
d. Guru menyampaikan kesepakatan kelas selama mengikuti
pembelajaran.
1) Jika ingin menyampaikan pendapat, bertanya atau menjawab
pertanyaan siswa harus mengangkat tangan terlebih dahulu.
2) Ketika ada siswa yang berpendapat, bertanya atau menjawab
pertanyaan, siswa lain harus diam untuk menghargai temannya
yang sedang berbicara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
3) Ketika guru menjelaskan siswa harus memperhatikan.
4) Ketika guru menepuk tangan 2x siswa harus memperhatikan guru.
5) Siswa yang bertanya, berpendapat atau menjawab pertanyaan akan
memasukkan koin keaktifan yang berisi nomor absen siswa. Yang
nantinya akan dikomulasikan di akhir pembelajaran. Siswa yang
aktif atau siswa yang memperoleh minimal 10 point akan
memperoleh reward dari guru.
e. Motivasi
1) Siswa diminta untuk membentuk kelompok dengan berpasangan.
2) Siswa diminta untuk mencari amplop sesuai dengan petunjuk guru.
Amplop berisi soal mengenai perkalian pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
f. Orientasi
1) Guru menyampaikan mengenai materi yang akan dipelajari pada
hari ini (Perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal).
2. Kegiatan Inti (55 menit)
Pengalaman :
a. Guru meminta siswa menuliskan soal dalam buku catatan.
b. Kemudian siswa diminta untuk mulai memikirkan cara
menyelesaikan soal tersebut. (Think)
c. Siswa diminta untuk berdiskusi bersama kelompok untuk
menyelesaikan soal tersebut. (Pair)
d. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas. (Share)
e. Guru menanggapi hasil presentasi siswa.
f. Siswa diminta untuk bertanya apabila belum memahami materi.
*Siswa yang aktif bertanya, berpendapat atau menjawab pertanyaan
akan memasukkan sebuah koin (bulatan kertas yang bertuliskan
nomor absen siswa) untuk menilai keaktifan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
g. Guru membagikan LKS. Kemudia siswa diminta untuk
mengerjakan LKS tersebut bersama pasangannya.
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
a. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang didapat pada
hari ini.
b. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.
c. Guru menyampaikan rencana tindak lanjut.
d. Doa penutup.
G. Refleksi :
1. Apa kamu sudah bisa memahami materi yang kita pelajari hari ini
dengan menghargai temanmu saat temanmu menyampaikan
pendapat atau mempresentasikan tugas?
2. Bagaimana kamu bekerjasama dengan temanmu saat mengerjakan
tugas?
3. Apakah kamu sudah bertanggungjawab dengan alat peraga yang
kamu gunakan dengan merapikannya kembali?
H. Aksi
Pembelajaran hari ini kita belajar bersikap menghargai orang lain,
bekerjasama dan bertanggungjawab. Setelah pembelajaran hari ini apa
yang akan kamu lakukan saat menyelesaikan tugas secara berkelompok.
I. Sumber dan Alat Pembelajaran
Sumber :
1. Khafid, M dan Suyati. 2006. Pembelajaran Matematika
Penekanan Pada Berhitung Jilid 5d. Jakarta : Erlangga.
2. Soenarjo, R. 2007. Matematika 5 SD dan MI Kelas 5. Jakarta :
Pusat Perbukuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
3. Sumanto, Y dan kawan-kawan. 2008. Gemar Matematika 5.
Jakarta : Pusat Perbukuan.
4. Sutopo, A dan kawan-kawan. 2011. Ayo Belajar Matematika.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Alat Pembelajaran : Amplop soal.
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Hasil competence (terlampir)
2. Penilaian conscience (terlampir)
3. Penilaian compassion (terlampir)
Yogyakarta, 27 Januari 2014
Mengetahui,
Guru Pengampu Peneliti
Sri Mantoro, S. Pd Febrieny Wulandari
NIM : 101134080
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II Pertemuan 3
Sekolah : SD Kanisius Klepu
Kelas/Semester : V/ 2
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
Hari/Tanggal : Kamis/13 Maret 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Indikator :
Competence
1. Menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal.
2. Menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal.
3. Menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal dengan pecahan biasa.
4. Menguraikan cara perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal.
5. Menentukan hasil dari perkalian pecahan pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
6. Menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal dengan pecahan
campuran.
Concience
1. Mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
desimal.
2. Mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran dengan
desimal.
Compassion
1. Menghargai teman yang sedang mengerjakan soal evaluasi dengan tidak
mengganggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
A. Tujuan
Competence
1. Siswa mampu menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan
desimal.
2. Siswa mampu menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
3. Siswa mampu menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal dengan
pecahan biasa.
4. Siswa menguraikan cara perkalian pecahan campuran dengan pecahan
desimal.
5. Siswa menentukan hasil dari perkalian pecahan pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
6. Siswa menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal dengan pecahan
campuran.
Concience
1. Siswa mampu mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan desimal.
2. Siswa mampu mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
campuran dengan desimal.
Compassion
1. Siswa mampu menghargai teman yang sedang mengerjakan soal evaluasi
dengan tidak mengganggu.
B. Materi Ajar
Evaluasi perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa dan perkalian
pecahan biasa dengan pecahan campuran.
C. Pendekatan Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
D. Nilai Kemanusiaan
1. Menghargai
2. Bertanggungjawab
E. Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan Pertama
( 80 menit )
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Doa
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa.
b. Absen
Guru menanyakan kepada siswa adakah siswa yang tidak masuk.
c. Apersepsi
1) Guru mengkondisikan kelas pada situasi belajar yang kondusif.
Misal : meminta siswa untuk memasukkan buku-buku pelajaran
yang tidak digunakan, memposisikan duduk dengan baik,
tangan di atas meja.
2) Guru mengulang kembali materi pekalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan
campuran secara singkat.
d. Guru menyampaikan kesepakatan kelas selama mengikuti
pembelajaran.
1) Jika ingin menyampaikan pendapat, bertanya atau menjawab
pertanyaan siswa harus mengangkat tangan terlebih dahulu.
2) Ketika mengerjakan soal evaluasi, siswa harus mengerjakan dengan
mandiri.
3) Siswa tidak boleh mengganggu teman yang sedang mengerjakan
soal evaluasi.
4) Jika siswa sudah selesai mengerjakan soal evaluasi, siswa boleh
meneliti kembali pekerjaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
e. Motivasi
1) Guru mengajak siswa untuk bermain “bom” selama 2 putaran.
f. Orientasi
1) Guru menyampaikan mengenai materi yang akan digunakan untuk
evaluasi pada hari ini (Perkalian pecahan biasa dengan pecahan
biasa dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran).
2. Kegiatan Inti (65 menit)
Pengalaman :
a. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri.
b. Siswa menukarkan lembar jawab soal evaluasi.
c. Guru bersama siswa membahas dan mengoreksi hasil evaluasi
siswa.
d. Guru meluruskan jawaban siswa yang salah.
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
a. Guru menyampaikan rencana tindak lanjut.
b. Doa penutup.
F. Refleksi :
1. Apakah kamu sudah mengerjakan soal evaluasi ini dengan mandiri?
G. Aksi
Pembelajaran hari ini kita belajar bersikap menghargai orang lain
dan bertanggungjawab. Setelah pembelajaran hari ini apa yang akan
kamu lakukan saat menyelesaikan tugas secara mandiri?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
G. Sumber dan Alat Pembelajaran
Sumber :
1. Khafid, M dan Suyati. 2006. Pembelajaran Matematika
Penekanan Pada Berhitung Jilid 5d. Jakarta : Erlangga.
2. Soenarjo, R. 2007. Matematika 5 SD dan MI Kelas 5. Jakarta :
Pusat Perbukuan.
3. Sumanto, Y dan kawan-kawan. 2008. Gemar Matematika 5.
Jakarta : Pusat Perbukuan.
4. Sutopo, A dan kawan-kawan. 2011. Ayo Belajar Matematika.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Hasil competence (terlampir)
2. Penilaian conscience (terlampir)
3. Penilaian compassion (terlampir)
Yogyakarta, 27 Januari 2014
Mengetahui,
Guru Pengampu Peneliti
Sri Mantoro, S. Pd Febrieny Wulandari
NIM : 101134080
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
RANGKUMAN MATERI
Siklus I Pertemuan 1
A. Perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa
X
1) Bagaimanakah cara menyelesaikan soal perkalian pecahan di atas?
Coba tuliskan nilai dari pecahan di atas! Kotak yang diarsir adalah
kotak yang berwarna hijau.
Penyelesaian :
Nilai dari pecahan di atas adalah
Jadi, hasil dari perkalian pecahan di atas adalah
.
Bagaimanakah caranya?
a. Untuk perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa adalah
2) Ayo coba selesaikan soal berikut !
B. Menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa
dari soal cerita.
1) Satu ton sama dengan 1000 kg. Berapa kilogramkah
ton?
Jawab :
Jadi,
ton ada 800 kg.
2) Coba selesaikan soal berikut !
Dalam satu hari ada 24 jam. Berapa jamkah dalam
hari?
Lampiran 3a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
RANGKUMAN MATERI
Siklus I Pertemuan 2
Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Campuran
1) Tentukan hasil dari perkalian pecahan
Jawab :
Jadi hasil dari perkalian pecahan di atas adalah
Cara menyelesaikan perkalia pecahan biasa denga pecahan campuran
adalah :
a. Merubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa, misal
menjadi
.
b. Kemudian, mengalikan pecahan biasa dengan pecahan biasa. Dengan
cara,:
2) Coba selesaikan soal berikut !
a.
Jawab :
b.
Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
RANGKUMAN MATERI
Siklus II Pertemuan 1
Perkalian Pecahan Biasa dengan Desimal
1)
Bagaimanakah cara menyelesaikan soal tersebut?
Langkah :
a. Mengubah desimal menjadi pecahan biasa.
b. Kemudian mengalikan antara pecahan biasa (dari desimal yang diubah
ke pecahan biasa) dengan pecahan biasa.
Jawab :
2) Apakah kamu dapat menentukan hasil dari perkalian berikut :
a.
b.
Lampiran 3b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
RANGKUMAN MATERI
Siklus II Pertemuan 2
Perkalian Pecahan Campuran dengan Desimal
1)
Bagaimanakah cara menyelesaikan soal tersebut?
Langkah :
a. Mengubah desimal menjadi pecahan biasa.
b. Kemudian mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa.
c. Selanjutnya, mengalikan pecahan biasa (hasil ubah dari desimal) denga
pecahan biasa (hasil ubah pecahan campuran), dengan cara
Jawab :
a. 1,7 =
b.
c.
2) Coba tentukanlah hasil dari :
a.
b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
LEMBAR KERJA SISWA
Siklus I Pertemuan 1
Lampiran 4a
Petunjuk :
1. Kerjakan soal di bawah ini dengan berkerjasama atau berdiskusi
dengan teman dalam satu kelompok.
2. Tulis jawaban pada kolom yang sudah disediakan.
3. Telitilah kembali jawaban kamu.
4. Selamat mengerjakan.
A. Indikator :
Competence
1. Berpendapat untuk menyebutkan pembilang dari bilangan pecahan
biasa.
2. Berpendapat untuk menyebutkan penyebut dari bilangan pecahan
biasa.
3. Bertanya untuk menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
4. Berdiskusi untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa
dengan pecahan biasa.
5. Membuat catatan materi perkalian pecahan biasa dengan pecahan
biasa.
6. Mempresentasikan hasil diskusi.
Concience
1. Mandiri dalam menyebutkan penyebut dari bilangan pecahan biasa.
2. Mandiri dalam menyebutkan pembilang dari bilangan pecahan biasa.
3. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
4. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
5. Teliti dalam membuat catatan materi perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
6. Fokus ketika guru menjelaskan materi.
Compassion
1. Menghargai pendapat teman dalam menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan pecahan biasa ketika bekerja dalam kelompok.
2. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa
dengan pecahan biasa ketika bekerja dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Anggota Kelompok :
1) ......................................................
2) ......................................................
SELAMAT MENGERJAKAN
1. Tentukanlah hasil dari perkalian pecahan di bawah ini!
2. Hitunglah hasil dari perkalian pecahan biasa berikut !
3. Chika bersepeda sejauh 9 km. Dito sudah menyusul Chika bersepeda
sejauh
m. Berapa meterkah Dito sudah menyusul Chika bersepeda?
Jawab :
Jawab :
X
Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
4. Jhosua sedang menghitung hasil panen padi keluarganya. Total hasil panen
yang diperoleh ada 1000 kg.
hasil panen padi akan disumbangkan ke
panti asuhan. Berapa kg kah hasil panen yang disumbangkan ke panti
asuhan?
5. 123 anak panti asuhan Cinta Bunda sedang mengikuti perayaan 17
Agustus di balai desa.
dari anak panti mengikuti upacara. Sisanya sedang
mempersiapkan diri untuk mengisi acara.
anak panti yang mengikuti
upacara sedang izin ke UKS. Berapa anak panti yang izin ke UKS?
Jawab :
Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
B. Refleksi
Bagaimana perasaan kamu setelah melakukan pembelajaran
dengan materi perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa?
Berikan tanda centang ( pada kotak ekspresi di bawah ini untuk
perasaan yang kamu rasakan.
C. Aksi
Apa aksi kamu setelah kamu belajar bersama pasangan kamu? Aksi ku
adalah aku akan menghargai pendapat teman ku. Bagaimana dengan aksi
mu?
Asik BOSAN GAK ASIK
Aksi Ku ...........................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
KUNCI JAWABAN LKS
Siklus I Pertemuan 1
1.
2.
3. 9km = 9000 m
Jadi,
m
4.
kg
Jadi, hasil panen yang disumbangkan ke panti asuhan ada 750 kg.
5.
Jadi, anak yang mengikuti upacara ada 82 anak.
Jadi, anak yang izin ke uks ada 41 anak.
Lampiran 4b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
LEMBAR KERJA SISWA
Siklus I Pertemuan 2
Lampiran 5a
Petunjuk :
1. Kerjakan soal di bawah ini dengan berkerjasama atau
berdiskusi dengan teman dalam satu kelompok.
2. Tulis jawaban pada kolom yang sudah disediakan.
3. Telitilah kembali jawaban kamu.
4. Selamat mengerjakan.
A. Indikator :
Competence
1. Bertanya untuk menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan
campuran.
2. Berpendapat untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran.
3. Berpendapat untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran dengan
pecahan biasa.
4. Membuat catatan dari materi perkalian biasa dengan pecahan campuran.
Concience
1. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan
campuran.
2. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan campuran dengan
pecahan biasa.
3. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan pecahan
campuran.
4. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran dengan pecahan
biasa.
5. Teliti dalam membuat catatan dari materi perkalian biasa dengan perkalian
campuran.
6. Fokus ketika guru menjelaskan materi.
Compassion
1. Menghargai pendapat teman dalam menguraikan cara perkalian pecahan biasa
dengan pecahan campuran ketika bekerja dalam kelompok.
2. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran ketika bekerja dalam kelompok.
3. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran dengan
pecahan biasa ketika bekerja dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Anggota Kelompok :
1) ......................................................
2) ......................................................
SELAMAT MENGERJAKAN
Tentukanlah hasil dari perkalian pecahan di bawah ini!
1.
2.
3.
4.
5.
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
B. Refleksi
Bagaimana perasaan kamu setelah melakukan pembelajaran
dengan materi perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran?
Berikan tanda centang ( pada kotak ekspresi di bawah ini untuk
perasaan yang kamu rasakan.
C. Aksi
Apa aksi kamu setelah kamu belajar bersama pasangan kamu? Aksi ku
adalah aku akan menghargai pendapat teman ku. Bagaimana dengan aksi
mu?
Asik BOSAN GAK ASIK
Aksi Ku ...........................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
KUNCI JAWABAN LKS
Siklus I Pertemuan 2
1.
2.
3.
4.
5.
Lampiran 5b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
LEMBAR KERJA SISWA
Siklus II Pertemuan 1
Petunjuk :
1. Kerjakan soal di bawah ini dengan berkerjasama atau berdiskusi
dengan teman dalam satu kelompok.
2. Tulis jawaban pada kolom yang sudah disediakan.
3. Telitilah kembali jawaban kamu.
4. Selamat mengerjakan.
Lampiran 6a
A. Indikator :
Competence
1. Bertanya untuk menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
2. Berpendapat untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa
dengan pecahan desimal.
3. Berpendapat untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa.
4. Mencatat materi perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal tanpa
diminta guru.
5. Mempresentasikan hasil diskusi.
Concience
1. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
2. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan desimal dengan
pecahan biasa.
3. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
4. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal dengan
pecahan biasa.
5. Fokus ketika guru sedang menjelaskan materi perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa.
Compassion
1. Menghargai pendapat teman dalam menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan desimal ketika bekerja dalam kelompok.
2. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa
dengan pecahan desimal ketika bekerja dalam kelompok.
3. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa ketika bekerja dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Anggota Kelompok :
1) ......................................................
2) ......................................................
SELAMAT MENGERJAKAN
Tentukanlah hasil dari perkalian pecahan di bawah ini!
1.
2.
3.
4.
5.
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
B. Refleksi
Bagaimana perasaan kamu setelah melakukan pembelajaran
dengan materi perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal?
Berikan tanda centang ( pada kotak ekspresi di bawah ini untuk
perasaan yang kamu rasakan.
C. Aksi
Apa aksi kamu setelah kamu belajar bersama pasangan kamu? Aksi ku
adalah aku akan menghargai pendapat teman ku. Bagaimana dengan aksi
mu?
Asik BOSAN GAK ASIK
Aksi Ku ...........................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
KUNCI JAWABAN LKS
Siklus II Pertemuan 1
1.
2.
3.
4.
5.
Lampiran 6b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
LEMBAR KERJA SISWA
Siklus II Pertemuan 2
Lampiran 7a
Petunjuk :
1. Kerjakan soal di bawah ini dengan berkerjasama atau
berdiskusi dengan teman dalam satu kelompok.
2. Tulis jawaban pada kolom yang sudah disediakan.
3. Telitilah kembali jawaban kamu.
4. Selamat mengerjakan.
A. Indikator :
Competence
1. Bertanya untuk menguraikan cara perkalian pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
2. Berpendapat untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan pecahan
campuran dengan pecahan desimal.
3. Berpendapat untuk menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal
dengan pecahan campuran.
4. Mencatat materi perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal
tanpa diminta guru.
5. Mempresentasikan hasil diskusi.
Concience
1. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan campuran
dengan pecahan desimal.
2. Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan desimal dengan
pecahan campuran.
3. Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
4. Teliti dalam menentukan hasil dari pecahan desimal dengan pecahan
campuran.
5. Fokus ketika guru sedang menjelaskan perkalian desimal dengan pecahan
campuran.
Compassion
1. Menghargai pendapat teman dalam menguraikan cara perkalian pecahan
campuran dengan pecahan desimal ketika bekerja dalam kelompok.
2. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran
dengan pecahan desimal ketika bekerja dalam kelompok.
3. Bekerjasama dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal
dengan pecahan campuran ketika bekerja dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Anggota Kelompok :
1) ......................................................
2) ......................................................
SELAMAT MENGERJAKAN
Tentukanlah hasil dari perkalian pecahan di bawah ini!
1.
2.
3.
4.
5.
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
B. Refleksi
Bagaimana perasaan kamu setelah melakukan pembelajaran
dengan materi perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal?
Berikan tanda centang ( pada kotak ekspresi di bawah ini untuk
perasaan yang kamu rasakan.
C. Aksi
Apa aksi kamu setelah kamu belajar bersama pasangan kamu? Aksi ku
adalah aku akan menghargai pendapat teman ku. Bagaimana dengan aksi
mu?
Asik BOSAN GAK ASIK
Aksi Ku ...........................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
KUNCI JAWABAN LKS
Siklus II Pertemuan 2
1.
2.
3.
4.
5.
Lampiran 7b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
LEMBAR PENILAIAN
Siklus I Pertemuan 1
1. Hasil Competence
Teknik penilaian : Tes
Bentuk tes : Uraian
Kisi-kisi soal :
Indikator Contoh Soal
1. Menyebutkan penyebut dari
bilangan pecahan. (Faktual)
1. Yang merupakan pembilang dari
bilangan
adalah . . .
Jawab :
2. Menyebutkan pembilang dari
bilangan pecahan. (Faktual)
2. Manakah yang merupakan penyebut
dari bilangan
?
Jawab :
3. Menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan pecahan
biasa. (Prosedural)
3. Hitunglah hasil dari
!
Jawab :
4. Menentukan hasil dari perkalian
pecahan biasa dengan pecahan
biasa. (Konseptual)
4. Satu ton sama dengan 1.000 kg.
Berapa kilogramkah
ton?
Jawab :
5. Jumlah siswa di kelas 5 ada 28 anak.
bagian sedang berolahraga di
lapangan. Dari peserta olahraga
tersebut
nya anak perempuan.
Berapa orang anak laki-laki yang
berolahraga?
Jawab :
Lampiran 8a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Kategori :
Kurang baik = 10 - 30
Baik = 40 – 60
Sangat baik = 70 – 100
1. Penilaian Conscience
No Nama
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor Percaya
Diri Teliti Mandiri Fokus
Keterangan :
a. Mandiri
Nilai 3 : Sangat mandiri ketika menyebutkan penyebut dan pembilang dari
bilangan pecahan biasa.
Nilai 2 : Cukup mandiri ketika menyebutkan penyebut dan pembilang dari
bilangan pecahan biasa.
Nilai 1 : Kurang mandiri ketika menyebutkan penyebut dan pembilang dari
bilangan pecahan biasa.
b. Percaya diri
Nilai 3 :
1) Sangat percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan biasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Nilai 2 :
1) Cukup percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan biasa.
Nilai 1 :
1) Kurang percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan biasa.
c. Teliti
Nilai 3 :
1) Sangat teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan pecahan biasa.
Nilai 2 :
1) Cukup teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan pecahan biasa.
Nilai 1 :
1) Kurang teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan pecahan biasa.
2. Penilaian Compassion
No Nama Aspek yang dinilai Jumlah
Skor Menghargai Kerjasama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Keterangan :
a. Menghargai
Nilai 3 :
1) Siswa mampu menghargai pendapat teman dalam menguraikan
cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa ketika
bekerja dalam kelompok.
Nilai 2 :
1) Siswa cukup mampu menghargai pendapat teman dalam
menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa
ketika bekerja dalam kelompok.
Nilai 1 :
1) Siswa kurang mampu menghargai pendapat teman dalam
menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa
ketika bekerja dalam kelompok.
b. Kerjasama
Nilai 3 :
1) Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa ketika bekerja
dalam kelompok.
Nilai 2 :
1) Siswa cukup mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa ketika bekerja
dalam kelompok.
Nilai 1 :
1) Siswa kurang mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa ketika bekerja
dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
LEMBAR PENILAIAN
Siklus I Pertemuan 2
1. Hasil Competence
Teknik penilaian : tes
Bentuk penilaian : uraian
Kisi-kisi soal
Indikator Contoh Soal
1. Menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan campuran.
(Prosedural)
1. Hitunglah hasil dari
2. Menentukan hasil dari perkalian
pecahan biasa dengan pecahan
campuran. (Konsep)
Tentukan hasil dari perkalian berikut!
2.
3.
3. Menentukan hasil dari perkalian
pecahan campuran dengan pecahan
biasa. (Konsep)
4.
5.
Nilai = Jumlah skor yang didapat siswa x 100
Skor maksimal
Kategori :
Kurang baik = 10 - 30
Baik = 40 - 60
Sangat baik = 70 - 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
2. Penilaian Conscience
No Nama
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor Percaya
Diri Teliti Fokus
Keterangan :
a. Percaya diri
Nilai 3 :
1) Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan biasa
dengan pecahan campuran.
2) Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
campuran dengan pecahan biasa.
Nilai 2 :
1) Cukup percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan campuran.
2) Cukup percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
campuran dengan pecahan biasa.
Nilai 1 :
1) Kurang percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan campuran.
2) Kurang percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
campuran dengan pecahan biasa.
b. Teliti
Nilai 3 :
1) Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa
dengan pecahan campuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
2) Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran
dengan pecahan biasa.
3) Teliti dalam membaut catatan materi perkalian pecahan biasa
dengan pecahan campuran.
Nilai 2 :
1) Cukup teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan pecahan campuran.
2) Cukup teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
campuran dengan pecahan biasa.
3) Cukup teliti dalam membaut catatan materi perkalian pecahan
biasa dengan pecahan campuran.
Nilai 1 :
1) Kurang teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan pecahan campuran.
2) Kurang teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
campuran dengan pecahan biasa.
3) Kurang teliti dalam membaut catatan materi perkalian pecahan
biasa dengan pecahan campuran.
c. Fokus
Nilai 3 :
1) Pandangan siswa tertuju kepada guru ketika guru sedang
menjelaskan materi.
Nilai 2 :
1) Pandangan siswa tidak hanya tertuju kepada guru, ketika guru
sedang menjelaskan materi.
Nilai 3 :
1) Siswa melakukan aktifitas sendiri, ketika guru sedang
menjelaskan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
3. Penilaian Compassion
No Nama Aspek yang dinilai Jumlah
Skor Menghargai Kerjasama
Keterangan :
a. Menghargai
Nilai 3 :
1) Siswa mampu menghargai pendapat teman dalam menguraikan
cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran ketika
bekerja dalam kelompok.
Nilai 2 :
1) Siswa cukup mampu menghargai pendapat teman dalam
menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan
campuran ketika bekerja dalam kelompok.
Nilai 1 :
1) Siswa kurang mampu menghargai pendapat teman dalam
menguraikan cara perkalian pecahan campuran dengan pecahan
biasa ketika bekerja dalam kelompok.
b. Kerjasama
Nilai 3 :
1) Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran ketika
bekerja dalam kelompok.
2) Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan campuran dengan pecahan biasa ketika
bekerja dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Nilai 2 :
1) Siswa cukup mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran ketika
bekerja dalam kelompok.
2) Siswa cukup mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan campuran dengan pecahan biasa ketika
bekerja dalam kelompok.
Nilai 1 :
1) Siswa kurang mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran ketika
bekerja dalam kelompok.
2) Siswa kurang mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan campuran dengan pecahan biasa ketika
bekerja dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
LEMBAR PENILAIAN
Siklus I Pertemuan 3
1. Hasil Competence
Teknik penilaian : Tes
Bentuk tes : Pilihan Ganda dan Uraian
Kisi-kisi soal :
Indikator Contoh Soal
1. Menyebutkan pembilang
dari suatu bilangan
pecahan.
1. Yang merupakan pembilang dari
adalah
...
a. ac c. ag
b. dg d. gd
2. Menyebutkan penyebut dari
suatu bilangan pecahan.
2. Bilangan 57 pada pecahan
merupakan ...
a. Pembilang
b. Penyederhanaan
c. Persamaan
d. Penyebut
3. Menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan
pecahan biasa.
3. Bagaimanakah menentukan hasil
?
a.
b.
c.
d.
.
4. Manakah cara yang tepat untuk
menyelesaikan soal berikut
a.
b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
c.
d.
4. Menentukan hasil dari perkalian
pecahan biasa dengan pecahan
biasa.
5. Sebanyak
kg jagung Pak Dani telah
dipanen. Berapa kilogram jagung
yang diperoleh Pak Dani, jika hasil
panen jagung Pak Dani ada 1 ton?
a. 100 kg c. 300 kg
b. 200 kg d. 400 kg
6. Berapakah hasil dari
?
a.
c.
b.
d.
5. Menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan pecahan
campuran.
7. Bagaimanakah menghitung perkalian
?
a.
=
b.
=
c.
=
d.
=
8. Bagaimanakah menyelesaikan soal
berikut
?
a.
b.
c.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
d.
6. Menentukan hasil dari perkalian
pecahan biasa dengan pecahan
campuran.
9. Berapakah hasil dari soal berikut
?
a.
c. 3
b.
d.
10. Hasil dari
a.
c.
b.
d.
Soal Uraian
Indikator Contoh Soal
Menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan pecahan biasa.
1. Tentukan hasil dari
Menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan pecahan campuran.
Tentukan hasil dari perkalian
berikut :
2.
3.
Menentukan hasil dari perkalian pecahan
campuran dengan pecahan biasa.
Tentukan hasil dari soal berikut :
4.
5.
Kategori :
Kurang baik = 10 – 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Baik = 40 - 60
Sangat baik = 70 - 100
2. Penilaian Conscience
No Nama Aspek yang dinilai
Jumlah Skor Mandiri
Keterangan :
a. Mandiri
Nilai 3 :
1) Sangat mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan biasa.
2) Sangat mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan campuran.
Nilai 2 :
1) Cukup mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan biasa.
2) Cukup mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan campuran.
Nilai 1 :
1) Kurang mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan biasa.
2) Kurang mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan campuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
3. Penilaian Compassion
No Nama Aspek yang dinilai
Jumlah Skor Menghargai
Keterangan :
a. Menghargai
Nilai 3 :
1) Sangat menghargai teman yang sedang mengerjakan soal
evaluasi dengan tidak mengganggu.
Nilai 2 :
1) Cukup menghargai teman yang sedang mengerjakan soal
evaluasi dengan tidak mengganggu.
Nilai 1 :
1) Kurang menghargai teman yang sedang mengerjakan soal
evaluasi dengan tidak mengganggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
LEMBAR PENILAIAN
Siklus II Pertemuan 1
1. Hasil Competence
Teknik penilaian : tes
Bentuk penilaian : uraian
Kisi-kisi soal
Indikator Contoh Soal
1. Menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan desimal.
(Prosedural)
1. Uraikan jawaban dari soal berikut
!
2. Menentukan hasil dari perkalian
pecahan biasa dengan pecahan
desimal. (Konsep)
Tentukan hasil dari perkalian berikut!
2.
3.
3. Menentukan hasil dari perkalian
pecahan desimal dengan pecahan
biasa. (Konsep)
4.
5.
Nilai = Jumlah skor yang didapat siswa x 100
Skor maksimal
Kategori :
Kurang baik = 10 - 30
Baik = 40 - 60
Sangat baik = 70 - 100
Lampiran 8b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
2. Penilaian Conscience
No Nama
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor Percaya
Diri Teliti Fokus
Keterangan :
a. Percaya diri
Nilai 3 :
1) Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan biasa
dengan pecahan desimal.
2) Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa.
Nilai 2 :
1) Cukup percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan desimal.
2) Cukup percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
desimal dengan pecahan biasa.
Nilai 1 :
1) Kurang percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
biasa dengan pecahan desimal.
2) Kurang percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
desimal dengan pecahan biasa.
b. Teliti
Nilai 3 :
1) Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan biasa
dengan pecahan desimal.
2) Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Nilai 2 :
1) Cukup teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan pecahan desimal.
2) Cukup teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
desimal dengan pecahan biasa.
Nilai 1 :
1) Kurang teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan pecahan desimal.
2) Kurang teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
desimal dengan pecahan biasa.
c. Fokus
Nilai 3 :
1) Pandangan siswa tertuju kepada guru ketika guru sedang
menjelaskan materi.
Nilai 2 :
1) Pandangan siswa tidak hanya tertuju kepada guru ketika guru
sedang menjelaskan materi.
Nilai 1 :
1) Siswa melakukan aktifitas sendiri, ketika guru sedang
menjelaskan materi.
3. Penilaian Compassion
No Nama Aspek yang dinilai Jumlah
Skor Menghargai Kerjasama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Keterangan :
a. Menghargai
Nilai 3 :
1) Siswa mampu menghargai pendapat teman dalam menguraikan
cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal ketika
bekerja dalam kelompok.
Nilai 2 :
1) Siswa cukup mampu menghargai pendapat teman dalam
menguraikan cara perkalian pecahan biasa dengan pecahan
desimal ketika bekerja dalam kelompok.
Nilai 1 :
1) Siswa kurang mampu menghargai pendapat teman dalam
menguraikan cara perkalian pecahan desimal dengan pecahan
biasa ketika bekerja dalam kelompok.
b. Kerjasama
Nilai 3 :
1) Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal ketika bekerja
dalam kelompok.
2) Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal ketika bekerja
dalam kelompok.
Nilai 2 :
1) Siswa cukup mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal ketika bekerja
dalam kelompok.
2) Siswa cukup mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal dengan pecahan biasa ketika bekerja
dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Nilai 1 :
1) Siswa kurang mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal ketika bekerja
dalam kelompok.
2) Siswa kurang mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal dengan pecahan biasa ketika bekerja
dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
LEMBAR PENILAIAN
Siklus II Pertemuan 2
1. Hasil Competence
Teknik penilaian : tes
Bentuk penilaian : Uraian
Kisi-kisi soal
Indikator Contoh Soal
1. Menguraikan cara perkalian pecahan
campuran dengan pecahan desimal.
(Prosedural)
1. Uraikan jawaban dari soal berikut
!
2. Menentukan hasil dari perkalian
pecahan pecahan campuran dengan
pecahan desimal. (Konsep)
Tentukan hasil dari perkalian berikut!
2.
3.
3. Menentukan hasil dari perkalian
pecahan desimal dengan pecahan
campuran. (Konsep)
4.
5.
Nilai = Jumlah skor yang didapat siswa x 100
Skor maksimal
Kategori :
Kurang baik = 10 - 30
Baik = 40 - 60
Sangat baik = 70 – 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
2. Penilaian Conscience
No Nama
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor Percaya
Diri Teliti Fokus
Keterangan :
a. Percaya diri
Nilai 3 :
1) Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
campuran dengan pecahan desimal.
2) Percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan desimal
dengan pecahan campuran.
Nilai 2 :
1) Cukup percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
campuran dengan pecahan desimal.
2) Cukup percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
desimal dengan pecahan campuran.
Nilai 1 :
1) Kurang percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
campuran dengan pecahan desimal.
2) Kurang percaya diri dalam menguraikan cara perkalian pecahan
desimal dengan pecahan campuran.
b. Teliti
Nilai 3 :
1) Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan campuran
dengan pecahan desimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
2) Teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan desimal
dengan pecahan campuran.
Nilai 2 :
1) Cukup teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
campuran dengan pecahan desimal.
2) Cukup teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
desimal dengan pecahan campuran.
Nilai 1 :
1) Kurang teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
campuran dengan pecahan desimal.
2) Kurang teliti dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
desimal dengan pecahan campuran.
c. Fokus
Nilai 3 :
1) Pandangan siswa tertuju kepada guru ketika guru sedang
menjelaskan materi.
Nilai 2 :
1) Pandangan siswa tidak hanya tertuju kepada guru ketika guru
sedang menjelaskan materi.
Nilai 1 :
1) Siswa melakukan aktifitas sendiri, ketika guru sedang
menjelaskan materi.
3. Penilaian Compassion
No Nama Aspek yang dinilai Jumlah
Skor Menghargai Kerjasama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Keterangan :
a. Menghargai
Nilai 3 :
1) Siswa mampu menghargai pendapat teman dalam menguraikan
cara perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal
ketika bekerja dalam kelompok.
Nilai 2 :
1) Siswa cukup mampu menghargai pendapat teman dalam
menguraikan cara perkalian pecahan campuran dengan pecahan
desimal ketika bekerja dalam kelompok.
Nilai 1 :
1) Siswa kurang mampu menghargai pendapat teman dalam
menguraikan cara perkalian pecahan desimal dengan pecahan
campuran ketika bekerja dalam kelompok.
b. Kerjasama
Nilai 3 :
1) Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal ketika
bekerja dalam kelompok.
2) Siswa mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal ketika
bekerja dalam kelompok.
Nilai 2 :
1) Siswa cukup mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal ketika
bekerja dalam kelompok.
2) Siswa cukup mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal dengan pecahan campuran ketika
bekerja dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Nilai 1 :
1) Siswa kurang mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal ketika
bekerja dalam kelompok.
2) Siswa kurang mampu bekerjasama dalam menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal dengan pecahan campuran ketika
bekerja dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
LEMBAR PENILAIAN
Siklus II Pertemuan 3
1. Hasil Competence
Teknik penilaian : Tes
Bentuk tes : Pilihan Ganda dan uraian
Kisi-kisi soal :
Indikator Contoh Soal
1. Menguraikan cara perkalian
pecahan biasa dengan
pecahan desimal.
1. Manakah jawaban yang tepat dari
?
a.
b.
c.
d.
2. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan biasa
dengan pecahan desimal.
2. Hitunglah hasil dari
a.
c.
b.
d.
3.
Tentukan hasil dari soal
tersebut !
a.
c. 1
b.
d.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
3. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal
dengan pecahan biasa.
4. Hasil dari 0
a.
c.
b.
d.
5. Tentukan hasil dari
!
a.
c. 2
d.
4. Menguraikan cara perkalian
pecahan campuran dengan
pecahan desimal.
6. Mana yang merupakan langkah
mengerjakan soal ini
?
a.
b.
c.
d.
5. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan pecahan
campuran dengan pecahan
desimal.
7. Berapakah hasil dari
?
a.
c.
b.
d.
8. Hasil dari
a.
c.
b.
d.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
6. Menentukan hasil dari
perkalian pecahan desimal
dengan pecahan campuran.
9. Hasil dari
a.
c.
b.
d.
10. Hasil dari
a.
c.
b.
d.
Soal Uraian
Indikator Contoh Soal
Menentukan hasil dari perkalian
pecahan biasa dengan pecahan
desimal.
1. Hitunglah hasil dari
!
Jawab :
Menentukan hasil dari perkalian
pecahan desimal dengan
pecahan biasa.
2. Tentukan hasil dari soal berikut 4
!
Jawab :
Menentukan hasil dari perkalian
pecahan pecahan campuran
dengan pecahan desimal.
3. Hasil dari soal berikut
Jawab :
Menentukan hasil dari perkalian
pecahan desimal dengan
pecahan campuran.
4. Hitunglah hasil dari
!
Jawab :
5. Berapakah hasil dari perkalian
?
Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
Kategori :
Kurang baik = 10 - 30
Baik = 40 - 60
Sangat baik = 70 – 100
2. Penilaian Conscience
No Nama Aspek yang dinilai
Jumlah Skor
Mandiri
Keterangan :
a. Mandiri
Nilai 3 :
1) Sangat mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan desimal.
2) Sangat mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
campuran dengan desimal.
Nilai 2 :
1) Cukup mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan desimal.
2) Cukup mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
campuran dengan desimal.
Nilai 1 :
1) Kurang mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
biasa dengan desimal.
2) Kurang mandiri dalam menentukan hasil dari perkalian pecahan
campuran dengan desimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
3. Penilaian Compassion
No Nama Aspek yang dinilai
Jumlah Skor Menghargai
Keterangan :
a. Menghargai
Nilai 3 :
1) Sangat menghargai teman yang sedang mengerjakan soal
evaluasi dengan tidak mengganggu.
Nilai 2 :
1) Cukup menghargai teman yang sedang mengerjakan soal
evaluasi dengan tidak mengganggu.
Nilai 1 :
1) Kurang menghargai teman yang sedang mengerjakan soal
evaluasi dengan tidak mengganggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Rubrik Observasi :
Kelas : 5 SD
Populasi : Kelas 28 siswa kelas 5 SD Kanisius Klepu yang mengikuti pembelajaran di kelas.
Petunjuk : Pengisian tabel observai dengan memberikan tanda centang ( ) pada kolom nama siswa, jika siswa terlihat melakukan aspek
deskriptor.
Hari / Tanggal :
Waktu :
Observer :
Deskriptor
Nama Siswa
1
Adit
2
Vito
3
Wikan
4
Damar
5
Mila
6
Vian
7
Paul
8
Trisna
9
Erique
10
Bagas
11
Galih
12
Aryo
13
Kykan
14
Herni
1. Siswa bertanya.
2. Siswa berpendapat
3. Siswa melakukan
diskusi bersama
teman untuk
menyelesaikan
tugas kelompok.
4. Siswa mencatat
atau membuat
ringkasan dari
materi yang
diajarkan.
Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Deskriptor
Nama Siswa
1
Adit
2
Vito
3
Wikan
4
Damar
5
Mila
6
Vian
7
Paul
8
Trisna
9
Erique
10
Bagas
11
Galih
12
Aryo
13
Kykan
14
Herni
1. Siswa
mempresentas
ikan jawaban
tanpa diminta
guru.
2. Pandangan siswa
tertuju kepada
guru ketika guru
menjelaskan.
Jumlah indikator
yang teramati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
Deskriptor
Nama Siswa
15
Chlara
16
Cinta
17
Anggita
18
Putri
19
Clara
20
Aga
21
Panji
22
Lina
23
Restu
24
Dito
25
Vian
26
Doni
27
Paska
28
Yohanes
1. Siswa bertanya.
2. Siswa berpendapat
3. Siswa melakukan
diskusi bersama
teman untuk
menyelesaikan
tugas kelompok.
4. Siswa mencatat
atau membuat
ringkasan dari
materi yang
diajarkan.
5. Siswa
mempresentasikan
jawaban tanpa
diminta guru.
6. Pandangan siswa
tertuju kepada
guru ketika guru
menjelaskan.
Jumlah indikator
yang teramati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Kuesioner Penelitian
Petunjuk
1. Isilah terlebih dahulu kolom identitas di bawah ini!
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda
centang ( √ ) pada kolom yang telah disediakan. Tidak ada jawaban salah
atau benar. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini sesuai dengan diri
kamu sendiri.
a. Identitas
Nama :……………….......
Jenis Kelamin : …………………..
Kelas : …………………..
No urut : …………………...
b. Pertanyaan kuesioner
Keterangan alternatif jawaban
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya dapat menyelesaikan tugas kelompok.
2. Saya malas berpendapat dalam kerja kelompok.
3. Saya bertanya apabila belum memahami materi.
4. Saya membiarkan teman yang belum paham dengan materi
ketika mengerjakan tugas kelompok.
5. Saya membaca materi tanpa diminta guru.
6. Saya malas belajar saat ada ulangan.
7. Saya menjawab pertanyaan dari guru.
Lampiran 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
No Pernyataan SS S TS STS
8. Saya tidak berusaha mendapatkan nilai yang baik.
9. Saya melakukan diskusi bersama teman untuk menyelesaikan
soal.
10. Saya malas bertanya mengenai hal yang ingin saya ketahui
dari materi pelajaran.
11. Saya mencatat atau membuat ringkasan dari materi yang
dijelaskan guru.
12. Saya mengerjakan tes tanpa bertanya dengan teman ataupun
guru.
13. Saya mempresentasikan jawaban di depan kelas tanpa
ditunjuk oleh guru.
14. Saya membaca kembali materi yang telah dijelaskan oleh
guru.
15. Saya ingin cepat mengakhiri pelajaran.
16. Pandangan mata saya tertuju kepada guru saat guru
menjelaskan.
17. Saya ingin membolos jika guru memberikan soal.
18. Saya melihat buku cetak ketika pembelajaran berlangsung.
19. Saya malas untuk mendengarkan materi baru.
20. Saya tidak tidur di dalam kelas ketika pembelajaran
berlangsung.
21. Saya malas bertanya mengenai hal yang ingin saya ketahui
dari materi pelajaran.
22. Saya cepat tanggap ketika diminta untuk bertanya.
23. Saya bermain dengan teman ketika guru menjelaskan.
24. Saya cepat tanggap ketika diminta untuk menjawab
pertanyaan dari guru atau untuk berpendapat.
25. Saya malu berbicara di depan teman-teman.
26. Saya berusaha mendapatkan hasil yang baik saat ulangan.
27. Saya diam saja jika tahu ada yang salah dengan materi
pelajaran.
28. Saya mendengarkan penjelasan guru.
29. Saya tidak tertarik dengan materi baru.
30. Saya belajar karena disuruh orang tua.
31. Saya membuat rangkuman materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
SOAL EVALUASI SIKLUS I
Perintah :
a) Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti.
b) Gunakan lembar kosong pada lampiran soal ini untuk
menghitung dengan menyertakan nomor soal.
c) Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X).
Alokasi waktu : 80 menit
A. Pilihan Ganda
1. Yang merupakan pembilang dari
adalah ...
a. ac c. ag
b. dg d. gd
2. Bilangan 57 pada pecahan
merupakan ...
a. Pembilang
b. Penyederhanaan
c. Persamaan
d. Penyebut
3. Bagaimanakah menentukan hasil
?
a.
b.
c.
d.
.
Lampiran 11a
Nama :
No :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
4. Manakah cara yang tepat untuk menyelesaikan soal berikut
a.
b.
c.
d.
5. Sebanyak
jagung Pak Dani telah dipanen. Berapa kilogram jagung yang
diperoleh Pak Dani, jika hasil panen jagung Pak Dani ada 1 ton?
a. 100 kg c. 300 kg
b. 200 kg d. 400 kg
6. Berapakah hasil dari
?
a.
c.
b.
d.
7. Bagaimanakah menghitung perkalian
?
a.
=
b.
=
c.
=
d.
=
8. Bagaimanakah menyelesaikan soal berikut
?
a.
b.
c.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
d.
9. Berapakah hasil dari soal berikut
?
a.
c. 3
b.
d.
10. Hasil dari
a.
c.
b.
d.
B. Soal Uraian
1. Tentukan hasil dari
Tentukan hasil dari perkalian berikut :
2.
3.
Tentukan hasil dari soal berikut :
4.
5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
SIKLUS I
A. Pilihan Ganda
1. A 6. C
2. D 7. C
3. B 8. D
4. A 9. B
5. B 10. B
B. Uraian
1.
2.
3.
4.
5.
Lampiran 11b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
SOAL EVALUASI SIKLUS II
Perintah :
a) Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti.
b) Gunakan lembar kosong pada lampiran soal ini untuk
menghitung dengan menyertakan nomor soal.
c) Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X).
Alokasi waktu : 80 menit
A. Pilihan Ganda
1. Manakah jawaban yang tepat dari
?
a.
b.
c.
d.
2. Hitunglah hasil dari
c.
c.
d.
d.
Lampiran 12a
Nama :
No :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
3.
Tentukan hasil dari soal tersebut !
a.
c. 1
b.
d.
4. Hasil dari 0
a.
c.
b.
d.
5. Tentukan hasil dari
!
a.
c.
b.
d.
6. Mana yang merupakan langkah mengerjakan soal ini
?
a.
b.
c.
d.
7. Berapakah hasil dari
?
a.
c.
b.
d.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
8. Hasil dari
a.
c.
b.
d.
9. Hasil dari
a.
c.
b.
d.
10. Hasil dari
a.
c.
b.
d.
B.Soal Uraian
1. Hitunglah hasil dari
!
Jawab :
2. Tentukan hasil dari soal berikut 4
!
Jawab :
3. Hasil dari soal berikut
Jawab :
4. Hitunglah hasil dari
!
Jawab :
5. Berapakah hasil dari perkalian
?
Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
SIKLUS II
A. Pilihan Ganda
1. B 6. A
2. A 7. B
3. B 8. D
4. A 9. D
5. D 10. C
B. Uraian
1.
2.
3.
4.
5.
Lampiran 12b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
DATA UJI VALIDITAS SOAL PILIHAN GANDA
SIKLUS I
No Nama
No Soal Jmlh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 J 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 15
2 C 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 23
3 T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
4 V 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 16
5 D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 24
6 T 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 17
7 D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
8 G 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 15
9 H 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 11
10 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 26
11 N 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 20
12 O 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 24
13 B 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 20
14 O 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 24
15 J 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
16 T 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 14
17 G 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 22
18 F 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 18
19 D 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 18
20 E 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 17
Lampiran 13a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
No Nama No Soal
Jmlh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
21 H 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19
22 A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 25
23 A 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 16
24 D 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 18
25 R 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20
26 A 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
27 Y 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23
28 P 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 16
29 I 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 17
Jumlah 22 22 24 17 18 17 20 22 19 24 15 22 26 16 24 21 28 26 24 24 21 12 20 26 13 19 20 20
Keterangan :
: Soal yang Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
Siklus No
Soal
Nilai r
tabel
(n=29,
a=5%)
r
hitung Keterangan Tindak Lanjut
I
1 0,367 0,398 Valid Soal no 1
2 0,367 0,139 Tidak Valid -
3 0,367 0,007 Tidak Valid -
4 0,367 0,561 Valid Soal no 2
5 0,367 0,487 Valid -
6 0,367 0,642 Valid -
7 0,367 0,525 Valid -
8 0,367 0,491 Valid Soal no 3
9 0,367 0,212 Tidak Valid -
10 0,367 0,322 Tidak Valid Soal no 4 (Revisi)
11 0,367 0,333 Tidak Valid -
12 0,367 0,565 Valid Soal no 5
13 0,367 0,370 Tidak Valid -
14 0,367 0,429 Tidak Valid -
15 0,367 0,280 Tidak Valid -
16 0,367 0,170
Tidak Valid Saoal no 6
(Revisi)
17 0,367 0,177 Tidak Valid -
18 0,367 0,266 Tidak Valid -
19 0,367 0,217 Tidak Valid -
20 0,367 0,469 Valid Saol no 7
21 0,367 0,525 Valid Soal no 8
22 0,367 0,341 Tidak Valid -
23 0,367 0,422 Valid -
24 0,367 -0,021 Tidak Valid -
25 0,367 0,321 Tidak Valid -
26 0,367 0,462 Valid Soal no 9
27 0,367 0,268 Tidak Valid -
28 0,367 0,491 Valid Soal no 10
HASIL HITUNG VALIDITAS SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
DATA UJI VALIDITAS SOAL PILIHAN GANDA
SIKLUS II
No Nama No Soal
Jmlh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 J 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 10
2 C 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 8
3 T 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 15
4 V 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 12
5 D 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 13
6 T 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 9
7 D 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15
8 G 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 11
9 H 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 9
10 L 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 14
11 N 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 10
12 O 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 13
13 B 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 10
14 O 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 12
15 J 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 15
16 T 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 9
17 G 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
18 F 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 5
19 D 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 10
20 E 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 10
21 H 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 14
Lampiran 13b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
No Nama No Soal
Jmlh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
22 A 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 12
23 A 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 9
24 D 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 14
25 R 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 10
26 A 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12
27 Y 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
28 P 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12
29 I 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 13
Jumlah 15 23 17 22 16 23 15 10 13 20 19 12 19 12 17 21 24 15 19 21 22 18
Keterangan :
: Soal yang Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
HASIL HITUNG VALIDITAS SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS II
Siklus No
Soal
Nilai r
tabel
(n=29,
a=5%)
r hitung Keterangan Tindak Lanjut
II
1 0,367 0,323 Tidak Valid Soal no 1 (Revisi)
2 0,367 0,161 Tidak Valid -
3 0,367 0,023 Tidak Valid -
4 0,367 -0,353 Tidak Valid -
5 0,367 0,227 Tidak Valid -
6 0,367 0,423 Valid Soal no 2
7 0,367 0,535 Valid Soal no 3
8 0,367 0,319 Tidak Valid -
9 0,367 0,466 Valid Soal no 4
10 0,367 0,512 Valid -
11 0,367 0,601 Valid -
12 0,367 0,488 Valid Soal no 5
13 0,367 0,127 Tidak Valid Soal no 6 (Revisi)
14 0,367 0,246 Tidak Valid -
15 0,367 0,185 Tidak Valid -
16 0,367 0,333 Tidak Valid -
17 0,367 -0,025 Tidak Valid Soal no 7 (Revisi)
18 0,367 0,190 Tidak Valid Soal no 8 (Revisi)
19 0,367 0,294 Tidak Valid -
20 0,367 0,718 Valid Soal no 9
21 0,367 0,235 Tidak Valid -
22 0,367 -0,022 Tidak Valid Soal no 10 (Revisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
DATA UJI VALIDITAS SOAL URAIAN
SIKLUS I
No Nama No Soal Jmlh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 J 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 23
2 C 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
3 T 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
4 V 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 27
5 D 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
6 T 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 22
7 D 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
8 G 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 27
9 H 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 26
10 L 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
11 N 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 23
12 O 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 21
13 B 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 22
14 O 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 21
15 J 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 23
16 T 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 26
17 G 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 23
18 F 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 21
19 D 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 24
20 E 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 23
21 H 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 27
22 A 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 21
23 A 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 26
24 D 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 22
25 R 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 24
26 A 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 23
27 Y 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 21
28 P 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 24
29 I 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 25
Jumlah 65 65 63 70 69 70 67 65 68 63
Keterangan :
: Soal yang Valid
Lampiran 13c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
HASIL HITUNG VALIDITAS SOAL URAIAN SIKLUS I
Siklus No
Soal
Nilai r
tabel
(n=29,
a=5%)
r hitung Keterangan Tindak Lanjut
I
1 0,367 0,655 Valid Soal no 1
2 0,367 0,478 Valid -
3 0,367 0,335 Tidak Valid -
4 0,367 0,734 Valid Soal no 2
5 0,367 0,618 Valid -
6 0,367 0,765 Valid Soal no 3
7 0,367 0,765 Valid Soal no 4
8 0,367 0,479 Valid -
9 0,367 0,086 Tidak Valid Soal no 5 (Revisi)
10 0,367 0,174 Tidak Valid -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
DATA UJI VALIDITAS SOAL URAIAN
SIKLUS I
No Nama No Soal Jmlh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 J 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 23
2 C 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
3 T 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
4 V 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 27
5 D 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
6 T 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 22
7 D 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
8 G 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 27
9 H 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 27
10 L 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
11 N 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 23
12 O 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 22
13 B 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 22
14 O 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 21
15 J 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 23
16 T 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 26
17 G 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 23
18 F 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 21
19 D 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 24
20 E 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 23
21 H 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 27
22 A 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 21
23 A 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 26
24 D 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 22
25 R 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 25
26 A 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 23
27 Y 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 21
28 P 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 24
29 I 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 25
Jumlah
65 65 64 70 69 70 67 65 68 65
Keterangan :
: Soal yang Valid
Lampiran 13d
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
HASIL HITUNG VALIDITAS SOAL URAIAN SIKLUS II
Siklus No
Soal
Nilai r
tabel
(n=29,
a=5%)
r hitung Keterangan Tindak Lanjut
II
1 0,367 0,650 Valid Soal no 1
2 0,367 0,477 Valid -
3 0,367 0,468 Valid Soal no 2
4 0,367 0,740 Valid -
5 0,367 0,630 Valid -
6 0,367 0,740 Valid Soal no 3
7 0,367 0,439 Valid -
8 0,367 0,650 Valid Soal no 4
9 0,367 0,114 Tidak Valid Soal no 5 (Revisi)
10 0,367 0,199 Tidak Valid -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
Lampiran 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
Lampiran 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
Lampiran 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
HASIL PENGHITUNGAN RELIABILITAS SOAL PILIHAN GANDA
SIKLUS I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.799 14
Koefisien Korelasi Kualifikasi
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Arifin (2009 : 258)
Berdasarkan tabel di atas, maka soal pilihan ganda yang valid setelah dihitung
reliabilitasnya, termasuk dalam kategori Tinggi dengan r itung 0,799.
Lampiran 17a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
HASIL PENGHITUNGAN RELIABILITAS SOAL PILIHAN GANDA
SIKLUS II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.769 7
Koefisien Korelasi Kualifikasi
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Arifin (2009 : 258)
Berdasarkan tabel di atas, maka soal pilihan ganda yang valid setelah dihitung
reliabilitasnya, termasuk dalam kategori Tinggi dengan r itung 0,769.
Lampiran 17b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
HASIL PENGHITUNGAN RELIABILITAS SOAL URAIAN
SIKLUS I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.778 7
Koefisien Korelasi Kualifikasi
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Arifin (2009 : 258)
Berdasarkan tabel di atas, maka soal pilihan ganda yang valid setelah dihitung
reliabilitasnya, termasuk dalam kategori Tinggi dengan r itung 0,778.
Lampiran 18a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
HASIL PENGHITUNGAN RELIABILITAS SOAL URAIAN
SIKLUS I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.777 8
Koefisien Korelasi Kualifikasi
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Arifin (2009 : 258)
Berdasarkan tabel di atas, maka soal pilihan ganda yang valid setelah dihitung
reliabilitasnya, termasuk dalam kategori Tinggi dengan r itung 0,777.
Lampiran 18b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
HASIL PENGHITUNGAN SKOR PENGAMATAN KONDISI AWAL
Nama Keteramatan Nilai Kategori
Adit 4 67 A
Vito 3 50 KA
Wikan 2 33 TA
Damar 4 67 A
Mila 3 50 KA
Vian 1 17 TA
Paul 4 67 A
Trisna 2 33 TA
Erique 4 67 A
Bagas 3 50 KA
Galih 4 67 A
Aryo 4 67 A
Kykan 4 67 A
Herni 4 67 A
Chlara 2 33 TA
Cinta 4 67 A
Anggita 4 67 A
Putri 4 67 A
Clara 2 33 TA
Aga 3 50 KA
Panji 4 67 A
Lina 1 17 TA
Restu 4 67 A
Dito 2 33 TA
Vian 2 33 A
Doni 3 50 KA
Paska 3 50 KA
Yohanes 4 67 A
Keterangan :
A : Aktif
KA : Kurang Aktif
TA : Tidak Aktif
Lampiran 19a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
HASIL PENGHITUNGAN SKOR KUESIONER KONDISI AWAL
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
2
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
Jml
h
Nila
i
Kategor
i
Adit 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 72 58 CA
Vito 3 2 3 3 2 1 3 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 3 1 3 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 58 47 KA
Wikan 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 1 2 3 1 2 2 3 2 3 3 2 65 52 KA
Damar 2 3 3 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 2 1 2 3 1 3 2 2 1 2 64 52 KA
Mila 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 71 57 CA
Vian 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 64 52 KA
Paul 2 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 3 4 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 4 75 60 CA
Trisna 2 3 1 2 2 2 3 2 1 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 1 2 2 3 1 3 3 1 66 53 KA
Erique 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 72 58 CA
Bagas 2 2 3 3 3 2 2 1 1 3 2 1 3 3 3 1 3 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3 2 2 2 1 68 55 KA
Galih 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 1 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2 70 56 CA
Aryo 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 1 1 3 1 3 1 1 3 3 2 2 1 1 2 67 54 KA
Kykan 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 71 57 CA
Herni 2 2 2 4 3 4 4 2 3 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 1 2 4 1 2 2 2 2 2 2 1 2 72 58 CA
Chlara 2 3 2 4 1 1 1 1 2 2 1 3 3 2 1 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 1 1 2 2 1 61 49 KA
Cinta 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 75 60 CA
Anggita 2 3 3 3 2 3 3 3 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 63 51 KA
Putri 2 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 79 64 CA
Clara 2 3 2 4 3 2 3 2 2 3 2 1 1 3 1 3 2 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 68 55 KA
Lampiran 19b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
2
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
Jml
h
Nila
i
Kategor
i
Aga 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 59 48 KA
Panji 2 2 2 3 1 2 4 2 4 2 2 3 4 3 2 4 2 2 2 4 2 3 2 3 2 4 3 4 2 3 2 82 66 A
Lina 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 1 3 1 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 74 60 CA
Restu 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 48 39 TA
Dito 2 1 2 2 3 1 1 1 3 1 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 1 2 1 60 48 KA
Vian 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 73 59 CA
Doni 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 2 66 53 KA
Paska 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 73 59 CA
Yohane
s 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 3 2 1 1 2 2 3 2 1 2 3 1 3 3 1 2 3 3 2 62 50 KA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
DOKUMEN NILAI ULANGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Lampiran 20a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
DOKUMEN NILAI ULANGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lampiran 20b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
DATA PENGHITUNGAN SKOR PENGAMATAN SIKLUS 1
Nama Pertemuan
1
Pertemuan
2 Rata-rata
Adit 67 50 59
Vito 67 50 59
Wikan 50 50 50
Damar 50 67 59
Mila 50 67 59
Vian 33 50 42
Paul 50 50 50
Trisna 33 67 50
Erique 33 50 42
Bagas 50 50 50
Galih 67 50 59
Aryo 33 67 50
Kykan 67 67 67
Herni 67 50 59
Chlara 50 50 50
Cinta 50 50 50
Anggita 33 50 42
Putri 50 50 50
Clara 33 67 50
Aga 50 33 42
Panji 67 50 59
Lina 50 67 59
Restu 50 50 50
Dito 50 50 50
Vian 50 33 42
Doni 50 50 50
Paska 50 33 42
Yohanes 50 33 42
Lampiran 21a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
DATA PENGHITUNGAN SKOR KUESIONER SIKLUS 1
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jmlh Nilai Kateg
ori
Adit 4 4 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 2 1 1 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 1 88 71 CA
Vito 3 4 3 3 3 2 3 3 2 4 2 2 2 1 2 1 2 1 3 1 3 1 1 1 3 2 4 1 4 4 1 72 58 CA
Wikan 3 3 2 3 4 1 1 3 2 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 3 3 4 3 2 2 4 3 3 2 84 68 CA
Damar 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 1 4 98 79 A
Mila 4 3 3 3 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 2 4 4 2 4 2 2 3 99 80 A
Vian 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 1 101 81 CA
Paul 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 1 4 4 2 3 2 4 3 4 4 4 4 108 87 A
Trisna 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 4 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 89 72 CA
Erique 3 2 3 2 3 4 4 2 4 2 3 4 2 3 2 3 4 3 4 1 3 3 2 3 2 4 3 2 2 3 3 88 71 CA
Bagas 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 105 85 A
Galih 2 2 4 2 2 4 2 2 4 3 4 3 1 3 1 3 4 4 2 4 4 2 2 4 4 3 4 3 3 3 2 90 73 A
Aryo 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 95 77 CA
Kykan 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4 2 2 106 85 A
Herni 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 107 86 A
Chlara 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 102 82 A
Cinta 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 107 86 A
Anggita 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 75 60 KA
Putri 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 1 2 4 3 4 2 3 2 3 2 3 3 1 2 3 3 3 3 2 89 72 CA
Clara 2 2 4 2 3 2 3 3 3 3 2 1 1 3 1 3 4 3 3 4 3 3 3 4 1 4 4 3 4 2 2 85 69 CA
Aga 3 3 3 2 4 2 2 4 4 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 1 4 1 4 3 4 1 4 1 4 1 89 72 CA
Panji 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 102 82 A
Lina 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 1 2 1 1 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 85 69 CA
Lampiran 21b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jmlh Nilai
Restu 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 1 4 2 2 2 3 4 3 3 4 3 3 95 77 CA
Dito 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 93 75 CA
Vian 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 101 82 CA
Doni 3 3 2 3 3 4 1 4 1 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 1 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 99 80 CA
Paska 4 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 2 4 96 77 CA
Yohanes 4 4 3 4 2 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 93 75 CA
Keterangan :
: Pernyataan Positif
: Pernyataan Negatif
A : Aktif
CA : Cukup Aktif
KA : Kurang Aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
DATA NILAI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SIKLUS 1
No Induk Nama
Lengkap
Peremuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Rata-
rata
1 3310 Desta Adit 75 95 100 90
2 3318 Y. Vito. S 83 76 64 74
3 3321 Albertus
Wikan 75 98 92
88
4 3322 Bernadus
Damar 90 93 80
88
5 3323 Kristina Mila 83 93 100 92
6 3324 Oktavianus 95 77 84 85
7 3325 Paul Wijaya 95 98 100 98
8 3326 Pricilla Trisna 93 100 96 96
9 3327 Erique Fajar 98 98 96 97
10 3328 F. Kurnia
Bagas 83 95 92
90
11 3329 G. Andika
Galih 50 74 44
56
12 3330 Y. Dedeo
Haryo 68 98 100
89
13 3331 Kykan Rafael 78 98 92 89
14 3332 Chatarina
Herni 50 98 100
83
15 3333 Chlara Santi 50 98 96 81
16 3334 Yacinta Sekar 38 92 96 75
17 3336 F. Anggita 92 82 100 91
18 3337 Regina Putri 100 100 100 100
19 3338 Clara Dyah 50 95 100 82
20 3339 Julius Gesaga 60 74 72 69
21 3341 Alleludo Panji 95 100 100 98
22 3342 Lina Puspita 50 74 48 57
23 3343 Kristian Restu 75 84 96 85
24 3344 Antonius Dito 48 74 44 55
25 3345 Mikael
Oktavian 70 88 100
86
26 3349 Antonius Doni 48 98 92 79
27 3383 E. Aprilia
Paska 68 85 72
75
28 3350 Y. Chaniago 93 95 64 84
Lampiran 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
DATA PENGHITUNGAN SKOR PENGAMATAN SIKLUS II
Pengamatan
Nama
Pertemuan
1
Pertemuan
2 Rata-rata
Adit 67 67 67
Vito 83 67 75
Wikan 50 50 50
Damar 50 33 42
Mila 33 33 33
Vian 33 50 42
Paul 67 67 67
Trisna 33 50 42
Erique 67 50 59
Bagas 67 83 75
Galih 50 50 50
Aryo 50 67 59
Kykan 50 67 59
Herni 83 67 75
Chlara 67 50 59
Cinta 83 50 67
Anggita 67 50 59
Putri 83 50 67
Clara 67 50 59
Aga 50 50 50
Panji 83 83 83
Lina 67 67 67
Restu 83 83 83
Dito 33 33 33
Vian 67 83 75
Doni 67 67 67
Paska 50 50 50
Yohanes 50 83 67
Lampiran 23a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
DATA PENGHITUNGAN SKOR KUESIONER SIKLUS II
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
Jml
h
Nila
i
Kategor
i
Adit 4 4 3 3 2 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 105 85 SA
Vito 3 4 3 3 2 1 3 3 4 4 4 1 2 1 4 1 4 1 3 1 3 1 1 1 4 4 4 1 4 4 1 80 65 CA
Wikan 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 1 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 105 85 SA
Damar 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 1 4 107 86 SA
Mila 4 3 3 3 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 111 90 SA
Vian 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 1 105 85 SA
Paul 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 112 90 SA
Trisna 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 100 81 SA
Erique 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 4 1 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 106 85 SA
Bagas 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 105 85 SA
Galih 2 2 4 2 2 4 2 2 4 3 4 3 1 3 1 3 4 4 2 4 4 2 2 4 4 3 4 3 3 3 2 90 73 A
Aryo 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 95 77 A
Kykan 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 111 90 SA
Herni 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 113 91 SA
Chlara 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 102 82 SA
Cinta 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 112 90 SA
Anggita 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 4 2 4 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 82 66 A
Putri 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 1 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 2 95 77 A
Clara 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 2 1 1 3 1 3 4 3 3 4 3 3 3 4 1 4 4 3 4 2 2 92 74 A
Aga 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 1 4 3 4 1 4 1 4 1 106 85 SA
Panji 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 4 3 4 4 3 2 105 85 SA
Lampiran 23b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
Jml
h
Nila
i
Kategor
i
Lina 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 1 3 1 1 4 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 90 73 A
Restu 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 1 4 2 2 2 3 4 3 3 4 3 3 100 81 SA
Dito 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 95 77 A
Vian 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 105 85 SA
Doni 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 1 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 108 87 SA
Paska 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 103 83 SA
Yohane
s 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100 81 SA
Keterangan :
: Pernyataan Positif
: Pernyataan Negatif
SA : Sangat Aktif
A : Aktif
CA : Cukup Aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
DATA NILAI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SIKLUS 2
No Induk Nama Lengkap Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3 Rata-rata
1 3310 Desta Adit 98 75 95 89
2 3318 Y. Vito. S 88 75 65 76
3 3321 Albertus Wikan 100 90 100 97
4 3322 Bernadus Damar 95 90 95 93
5 3323 Kristina Mila 100 90 100 97
6 3324 Oktavianus 95 75 90 87
7 3325 Paul Wijaya 90 75 100 88
8 3326 Pricilla Trisna 100 90 95 95
9 3327 Erique Fajar 100 75 100 92
10 3328 F. Kurnia Bagas 90 90 95 92
11 3329 G. Andika Galih 75 65 60 66
12 3330 Y. Dedeo Haryo 98 90 85 91
13 3331 Kykan Rafael 100 90 90 93
14 3332 Chatarina Herni 98 90 100 96
15 3333 Chlara Santi 100 100 100 100
16 3334 Yacinta Sekar 100 100 90 97
17 3336 F. Anggita 95 100 75 90
18 3337 Regina Putri 100 90 100 97
19 3338 Clara Dyah 100 100 100 100
20 3339 Julius Gesaga 90 90 75 85
21 3341 Alleludo Panji 90 75 100 88
22 3342 Lina Puspita 100 75 55 77
23 3343 Kristian Restu 98 75 85 86
24 3344 Antonius Dito 75 65 65 68
25 3345 Mikael Oktavian 95 90 100 95
26 3349 Antonius Doni 100 90 100 97
27 3383 E. Aprilia Paska 100 75 65 80
28 3350 Y. Chaniago 100 90 75 88
Lampiran 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
SURAT IZIN PENELITIAN
Lampiran 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
Lampiran 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
FOTO KEGIATAN KETIKA PENELITIAN
Lampiran 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267
BIOGRAFI PENULIS
Febrieny Wulandari lahir di Sleman pada tanggal 24
Februari 1992. Pendidikan dasarnya ditempuh di SD Negeri
Umbulwidodo hingga lulus pada tahun 2004. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1
Ngemplak. Setelah menyelesaikan pendidikan SMP, pada
tahun 2007 penulis melanjutkan studi ke SMA Negeri 2 Ngaglik dan lulus pada
tahun 2010. Sejak tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI