plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/25045/2/101134260_full[1].pdf ·...

202
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MASALAH KONTEKSTUAL SEBAGAI STARTING POINT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IVB SD TARAKANITA MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Natalia Purwanti NIM : 101134260 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

    BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MASALAH

    KONTEKSTUAL SEBAGAI STARTING POINT

    PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI

    KELAS IVB SD TARAKANITA MAGELANG

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Oleh:

    Natalia Purwanti

    NIM : 101134260

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2012

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

    BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MASALAH

    KONTEKSTUAL SEBAGAI STARTING POINT

    PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI

    KELAS IVB SD TARAKANITA MAGELANG

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Oleh:

    Natalia Purwanti

    NIM : 101134260

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2012

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada

    waktunya.

    Tetap semangat dan terus berusaha !

    Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan untuk :

    Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria.

    Kedua orang tuaku, adikku, rekan – rekan kerja TK & SD Tarakanita

    Magelang serta sahabat-sahabatku yang senantiasa mendukung dan

    menyemangati setiap langkahku.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    Natalia Purwanti. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bangun Ruang

    Menggunakan Masalah Kontekstual Sebagai Starting Point Pembelajaran

    dengan Pendekatan PMRI di Kelas IV-B SD Tarakanita Magelang. Skripsi.

    Yogyakarta: PGSD. FKIP. USD.

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa dalam memahami konsep

    matematika yang abstrak. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah

    seperti apakah produk yang dikembangkan dan bagaimana pengembangan perangkat

    pembelajaran bangun ruang yang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting

    point pembelajaran dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang.

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian Research dan Development (RnD) atau

    penelitian dan pengembangan.Penelitian dilakukan berdasarkan tahapan yang

    dikemukakan oleh Sugiyono yang telah dimodifikasi. Data yang dikumpulkan berupa

    data kualitatif. Perangkat pembelajaran yang telah disusun diimplementasikan pada

    sampel terbatas. Sampel penelitian tersebut adalah guru dan siswa kelas IVB SD

    Tarakanita Magelang yang berjumlah 36 siswa. Peneliti mengumpulkan data melalui

    wawancara pada guru dan observasi pembelajaran matematika. Data yang diperoleh

    dianalisis secara deskriptif kualitatif. Perangkat pembelajaran divalidasi oleh ahli,

    data hasil validasi dianalisis secara kuantitatif.

    Hasil penelitian ini berupa produk dan pengembangan perangkat pembelajaran

    bangun ruang yang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point

    pembelajaran dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang. Hasil

    penelitian diperoleh dengan analisis kebutuhan pada tahap awal, pengembangan

    perangkat pembelajaran, dan implementasi pada sampel terbatas. Perangkat

    pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti yaitu silabus, RPP, LKS, bahan ajar,

    dan evaluasi. Pengembangan perangkat tersebut melalui beberapa tahap yaitu validasi

    ahli, revisi disain, uji keterbacaan, revisi produk, dan implementasi pada sampel

    terbatas.

    Berdasarkan hasil implementasi perangkat pembelajaran, penggunaan masalah

    kontekstual sebagai starting point pembelajaran sudah terlihat dalam proses

    pembelajaran. Bentuk penggunaan masalah kontekstual yang terlihat yaitu,

    penggunaan masalah kontekstual berupa cerita yang mampu mengarahkan siswa

    menemukan konsep, penggunaan media dan alat peraga oleh siswa selama proses

    pembelajaran serta penggalian pengetahuan awal yang dimiliki siswa oleh guru.

    Kata kunci : pengembangan, perangkat pembelajaran, pendekatan PMRI, penggunaan

    masalah kontekstual

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    Natalia Purwanti. 2012. The Development of Solid Mathematics Learning Instrument

    Using Contextual Problem as Learning Starting Point with PMRI Approach on

    IVB Grade in SD Tarakanita Magelang. Thesis. Yogyakarta: PGSD. FKIP.

    USD.

    This research is based on the student difficulty in understanding abstract

    mathematic concept. The problem in this research was what kind of product which

    was developed and how the development of solid Mathematics learning instrument

    using contextual problem as learning starting point with PMRI approach on IVB

    grade in SD Tarakanita Magelang. This was a research and development (R&D)

    research. This research was conduted based on Sugiyono’s theory that had been

    modified. The data was qualitative data. The learning instrument set was

    implemented on limited sample. The samples were the teacher and 36 students of

    IVB grade in SD Tarakanita Magelang. The researcher gained the data through

    interview to the teacher and observation on Mathematics. The data taken was

    analyzed using qualitative descriptive. The learning instrument was validated by the

    expert, and the validity result was analyzed quantitatively.

    The result of this research was the development of solid Mathematics learning

    instrument using contextual problem as learning starting point with PMRI approach

    on IVB grade in SD Tarakanita Magelang. The result was gained by analyzing the

    need on the beginning step, the development of learning instrument, and the

    implementation on the limited sample. The learning instruments developed by the

    researcher were syllabus, lesson plan, worksheet, learning material, and evaluation.

    The instrument developed through some steps: expert validity, design revision,

    readability test, product revision, and implementation limited sample.

    Based on the implementation result on the learning instrument, the use of

    contextual problem as learning starting point was appeared on the learning process.

    The type of the use of contextual problem which were appeared, such as: the use

    contextual problem like stories which were able to help the student to find out the

    concepts, the use of media and teaching instrumens by the student in the learning

    process and finding basic knowledge which belong to student.

    Key word: development, learning instrument, PMRI approach, using contextual

    problem

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala

    kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    “Pengembangan perangkat pembelajaran bangun ruang yang menggunakan

    menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan

    pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang.”

    Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

    memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

    Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai

    pihak yang telah memberi bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi

    ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada :

    1. Bapak Drs. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

    2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BSt., M.A., selaku Ketua Program Studi

    Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

    3. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I, yang telah

    memberikan saran, kritik, dorongan, semangat, tenaga, pikiran dan waktu untuk

    membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

    4. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah

    memberikan dukungan dan bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi.

    5. Bapak C. Yuliarto, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Tarakanita Magelang yang

    telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kelas IVB

    SD Tarakanita Magelang.

    6. Ibu Agustina Ari Pratiwi, S.Pd, selaku guru kelas IVB SD Tarakanita Magelang,

    yang telah memberikan waktu, bantuan, dan masukan-masukan yang bermanfaat

    bagi penulis.

    7. Siswa kelas IVB SD Tarakanita Magelang yang telah bersedia menjadi subjek

    dalam penelitian ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................... vii

    ABSTRAK ...................................................................................................... viii

    ABSTRACT .................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR .................................................................................... x

    DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

    D. Batasan Istilah ..................................................................................... 3

    E. Spesifikasi Produk ............................................................................... 4

    F. Pentingnya Penelitian .......................................................................... 5

    G. Kontribusi Hasil Penelitian ................................................................. 6

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori .................................................................................... 7

    1. Perangkat Pembelajaran ................................................................. 7

    2. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ..................... 10

    3. Penggunaan konteks sebagai starting point pembelajaran ............. 14

    4. Matematika ...................................................................................... 17

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    5. Bangun Ruang ................................................................................ 17

    B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 23

    C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 24

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .................................................................................... 26

    B. Desain dan Prosedur Penelitian ........................................................... 27

    C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 32

    D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 32

    E. Analisis Data ....................................................................................... 32

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Paparan dan Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan ........................ 35

    B. Paparan Desain Pengembangan .......................................................... 38

    C. Paparan Hasil Implementasi Produk pada Sampel Terbatas ............... 41

    1. Deskripsi Implementasi Perangkat Pembelajaran .......................... 41

    2. Hasil Implementasi dan Pembahasan ............................................. 42

    a. Gambaran Umum Karakteristik PMRI ...................................... 43

    b. Penggunaan Masalah Kontekstual Sebagai

    Starting Point Pembelajaran ....................................................... 52

    3. Rangkuman ..................................................................................... 59

    D. Refleksi ............................................................................................... 61

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 63

    B. Saran .................................................................................................... 65

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 66

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Hasil Produk Pengembangan ............................. 34

    Tabel 4.1 Hasil validasi perangkat pembelajaran ........................................... 40

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Bangun ruang ............................................................................... 18

    Gambar 2.2 Bangun ruang kubus ..................................................................... 20

    Gambar 2.3 Bangun ruang balok .................................................................... 21

    Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development

    (R&D) ........................................................................................ 27

    Gambar 3.2 Tahapan penelitian ...................................................................... 30

    Gambar 4.1 Penggunaan benda nyata dalam proses pembelajaran.................. 43

    Gambar 4.2 Siswa menggunakan benda untuk bermain .................................. 44

    Gambar 4.3 Guru bercerita .............................................................................. 45

    Gambar 4.4 Siswa menggunakan model nyata ............................................... 46

    Gambar 4.5 Siswa menggunakan model dalam memecahkan masalah .......... 46

    Gambar 4.6 Siswa berusaha memecahkan masalah ........................................ 48

    Gambar 4.7 Siswa memberikan tanggapan secara aktif .................................. 50

    Gambar 4.8 Siswa berdiskusi .......................................................................... 50

    Gambar 4.9 Guru bercerita Paijo dan Kotak Ajaib ......................................... 52

    Gambar 4.10 Siswa menggunakan alat peraga untuk menemukan konsep .... 54

    Gambar 4.11 Guru menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran .... 53

    Gambar 4.12 Siswa menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran ... 53

    Gambar 4.13 Guru bersama siswa membongkar media .................................. 54

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Hasil Analisis Kebutuhan (Wawancara) ..................................... 68

    Lampiran 2 Hasil Analisis Kebutuhan (Observasi) ........................................ 70

    Lampiran 3 Silabus Matematika ..................................................................... 75

    Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................ 80

    Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa ............................................................... 123

    Lampiran 6 Bahan Ajar ................................................................................... 130

    Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Evluasi .................................................................. 137

    Lampiran 8 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ....................................... 139

    Lampiran 9 Olah Data Hasil Validasi Ahli ..................................................... 151

    Lampiran 10 Hasil Uji Keterbacaan Perangkat Pembelajaran ........................ 152

    Lampiran 11 Catatan Lapangan Implementasi ............................................... 160

    Lampiran 12 Transkripsi Implementasi Perangkat Pembelajaran .................. 162

    Lampiran 13 Surat Izin Penelitian ................................................................... 183

    Lampiran 14 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ................................... 184

    Lampiran 15 Foto Kegiatan ............................................................................ 185

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai

    peranan yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

    pengembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan matematika pada jenjang

    pendidikan dasar mempunyai peranan yang sangat penting sebab jenjang ini

    merupakan pondasi yang sangat menentukan dalam membentuk sikap,

    kecerdasan,dan kepribadian anak. Namun kenyataan menunjukkan banyak

    siswa yang beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran

    yang sulit dan susah dipahami. Banyak siswa yang mengeluh ketika harus

    belajar matematika. Siswa kesulitan untuk menghafal konsep-konsep yang

    abstrak.

    Berdasarkan pengalaman yang dimiliki peneliti selama tahun pertama

    mengajar di SD melalui pengamatan terhadap salah satu guru, guru

    cenderung memberi tahu konsep, mentransfer pengetahuan yang dimiliki ke

    pikiran siswa, dan siswa menerimanya secara pasif dan tidak kritis. Seringkali

    siswa menjawab soal dengan benar namun mereka tidak dapat

    mengungkapkan alasan atas jawaban mereka. Siswa dapat menggunakan

    rumus tetapi tidak tahu dari mana asalnya rumus itu dan mengapa rumus itu

    digunakan. Salah satu contohnya adalah ketika siswa belajar tentang bangun

    ruang. Benda berbentuk bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari sering

    ditemui oleh siswa, bahkan siswa juga menggunakannya. Namun ketika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    belajar bangun ruang banyak siswa mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan

    guru jarang menggunakan alat peraga dan benda-benda di sekitar siswa. Alat

    peraga yang digunakan guru hanya berupa gambar yang terkadang gambar

    tersebut jarang dilihat siswa sehingga siswa sulit membayangkannya. Hal

    tersebut membuat pelajaran tidak bermakna bagi siswa. Menurut Kieran

    dalam Wijaya (2012), “kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran

    dekontekstual karena konsep matematika yang dipelajari tidak bermakna bagi

    mereka, selain itu siswa dituntut dengan cepat mencapai tahap matematika

    formal”.

    Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukuan

    pengembangan perangkat pembelajaran bangun ruang menggunakan masalah

    kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI.

    Starting point yang dimaksudkan disini adalah titik awal, yang berupa

    penggunaan komteks dalam pembelajaran matematika. Adapun latar belakang

    peneliti memilih pendekatan PMRI adalah karena PMRI merupakan

    pendekatan yang khusus digunakan dalam pembelajaran matematika.

    Penggunaan pendekatan ini diharapkan nantinya mampu mempermudah siswa

    dalam memahami pembelajaran..

    B. Rumusan Masalah

    Masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini dapat dirumuskan

    sebagai berikut :

    1. Apa sajakah produk yang dikembangkan dalam pengembangan perangkat

    pembelajaran bangun ruang yang menggunakan masalah kontekstual

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI siswa kelas

    IVB SD Tarakanita Magelang?”

    2. Bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran bangun ruang yang

    menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran

    dengan pendekatan PMRI siswa kelas IVB SD Tarakanita Magelang?”

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :

    1. Menghasilkan produk perangkat pembelajaran bangun ruang yang

    menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran

    dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang

    2. Mengembangkan perangkat pembelajaran bangun ruang yang

    menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran

    dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang.

    D. Batasan Istilah

    Batasan istilah pada penelitian ini diberikan agar tidak menimbulkan

    pertanyaan tentang istilah-istilah yang dikemukakan. Istilah-istilah yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah :

    1. Pengembangan adalah proses menghasilkan produk melalui revisi produk

    yang sudah ada..

    2. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan perlengkapan kegiatan

    pembelajaran yang disusun untuk memperlancar proses pembelajaran.

    Perangkat pembelajaran yang disusun pada penelitian ini adalah Silabus,

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    (LKS), bahan ajar dan evaluasi yang di dalamnya mengakomodasi kelima

    kareakteristik PMRI.

    3. Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi yang memiliki tiga unsur, yaitu

    sisi, rusuk dan titik sudut. Bangun ruang pada penelitian ini dibatasi pada

    bangun balok dan kubus.

    4. Masalah kontekstual merupakan masalah dunia nyata yang berkaitan

    dengan situasi kehidupan sehari-hari siswa maupun situasi lain yang dapat

    dibayangkan oleh siswa.

    5. Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan salah satu

    pendekatan dalam matematika yang berupaya mengaitkan dunia nyata

    dalam pembelajaran matematika. Pendekatan ini juga mengajak siswa

    untuk berperan aktif menemukan sendiri cara penyelesaian masalah

    berdasarkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari.

    E. Spesifikasi Produk

    Spesifikasi produk yang hendak dikembangkan oleh peneliti dalam

    penelitian ini berupa perangkat pembelajaran materi bangun ruang menggunakan

    masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI

    di kelas IVB SD Tarakanita Magelang. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi

    Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS),

    Bahan ajar dan evaluasi. Perangkat pembelajaran yang disusun di dalamnya

    mengakomodasi kelima karakteristik PMRI, yaitu penggunaan masalah

    kontekstual, penggunaan pemodelan, penggunaan kontribusi siswa,

    interaktivitas, dan intertwining. Berikut uraian bentuk perangkat

    pembelajaran yang di dalamnya mengakomodasi penggunaan masalah

    kontestual sebagai starting point pembelajaran :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    1. Silabus

    Kekhasan dari silabus yang disusun terdapat pada komponen kegiatan

    belajar dan indikator yang mengakomodasi penggunaan masalah

    kontekstual berupa penggunaan cerita atau permainan yang dekat dengan

    siswa.

    2. RPP

    Pada bagian RPP karakteristik PMRI tampak pada kegiatan pembelajaran

    yang akan dilaksanakan penggunaan masalah kontekstual sebagai titik

    awal pembelajaran.

    3. LKS

    Lembar kegiatan siswa disusun tampak pada kegiatan belajar yang

    dilaksanakan siswa yang menggunakan masalah kontekstual yang dekat

    dengan kehidupan siswa dan mudah dipahami siswa.

    4. Bahan ajar

    Bahan ajar yang disusun di dalamnya dapat berupa cerita yang kontekstual

    dan permainan yang sesuai dengan materi pembelajaran.

    5. Evaluasi

    Soal evaluasi berupa soal cerita yang kontekstual. Soal cerita yang

    digunakan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau sesuatu yang

    mudah dibayangkan oleh siswa.

    F. Pentingnya Penelitian

    Penelitian ini disusun untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

    bangun ruang yang mengakomodasi masalah kontekstual sebagai starting

    point pembelajaran dengan pendekatan PMRI di SD Tarakanita Magelang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    Pengembangan ini juga disusun untuk menghasilkan produk perangkat

    pembelajaran dengan pendekatan PMRI yang diterapkan di SD Tarakanita

    Magelang dan SD lain yang tentunya disesuaikan dengan kondisi SD

    tersebut.

    G. Kontribusi Hasil Penelitian

    1. Bagi peneliti

    Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti tentang penggunaan masalah

    kontekstual pada materi bangun ruang dengan pendekatan PMRI di SD

    Tarakanita Magelang.

    2. Bagi siswa

    Penelitian ini mampu memberikan pengalaman bagi siswa dalam mempelajari

    bangun ruang dengan pendekatan PMRI.

    3. Bagi guru

    Penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran dan inspirasi tentang

    pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan PMRI sebagai

    upaya mempermudah siswa memahami pembelajaran.

    4. Bagi Sekolah

    Penelitian ini dapat menambah dokumen hasil penelitian pengembangan

    perangkat pembelajaran bangun ruang bagi siswa kelas IVB SD Tarakanita

    Magelang.

    6. Bagi Program Studi

    Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa lain di prodi yang

    ingin melaksanakan penelitian khususnya penelitian dan pengembangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Landasan Teori

    1. Perangkat pembelajaran

    Menurut Trianto (2010:96), perangkat pembelajaran merupakan

    perangkat yang digunakaan saat mengelola proses pembelajaran yang

    terdiri dari buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

    Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), instrumen evaluasi atau hasil

    belajar dan media pembelajaran. Sedangkan perangkat pembelajaran

    menurut peneliti adalah sekumpulan perlengkapan kegiatan pembelajaran

    yang disusun untuk memperlancar proses pembelajaran. Perangkat

    pembelajaran tersebut meliputi silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan lembar

    evaluasi siswa.

    a. Silabus

    Mulyasa (2009:132-133 ) merumuskan, silabus adalah rencana

    pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema

    tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

    pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi,

    penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh

    satuan pendidikan, berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP).

    Arikunto dan Yuliana (2008:169) menyatakan silabus adalah

    rencana pembelajaran pada suatu pelajaran maupun kelompok mata

    pelajaran atau tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi

    waktu dan sumber belajar. Ada delapan prinsip pengemabangan

    silabus menurut Arikunto dan Yuliana (2008:169-170) yaitu: 1) ilmiah,

    2) relevan dengan perkemabangan peserta didik, 3)sistematis, 4)

    konsiten, 5) memadai untuk pencapaian KD, 6) Aktual dan sesuai

    dengan kehidupan nyata, 7) fleksibel, 8)menyeluruh mencakup seluruh

    ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik).

    Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas silabus menurut

    peneliti adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran yang

    mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

    indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus

    digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran.

    b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / RPP

    Mulyasa (2009:154) menyatakan rencana pelaksanaan

    pembelajaran merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang

    akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Uapaya tersebut perlu

    dilakukan untuk mengoordinasikan komponen-komponen

    pembelajaran yakni kompetensi dasar,materi,indikator hasil belajar dan

    penilaian.

    Muslich (2008:54) mengatakan ada 11 langkah dalam menyusun

    RPP, yaitu sebagai berikut:

    1) Mengambil satu unit pembelajaran dalam silabus yang ingin

    diajarkan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    2) Menuliskan satandar kompeteansi dan kompetensi dasar yang

    terdapat dalam unit tersebut.

    3) Merumuskan indikator untuk mencapai KD yang telah

    dirumuskan.

    4) Menentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai

    indikator.

    5) Berdasarkan rumusan indikator yang telah dirumuskan,

    dirumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam

    pembelajaran.

    6) Menentukan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada

    siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

    dirumuskan.

    7) Memilih metode pembelajaran yang dapat mendukung tujuan

    pembelajaran yang dirumuskan.

    8) Menyusun langkah pembelajaran padasetiap tujuan pembelajaran

    yang dapat dikelompokkan dalam kegiatan awal, kegiatan inti

    dan kegiatan akhir.

    9) Membagi langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu

    pertemuan jika satu KD dibutuhkan alokasi waktu lebih dari 2

    jam pelajaran (jp)

    10) Menyebutkan secara konkret sumber dan media belajar yang

    akan digunakan.

    11) Menentukan teknik penilaian, bentuk penilaian, dan instrumen

    penilaian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

    Trianto (2010:148) mendefinisikan lembar kegiatan siswa adalah

    panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan

    penyelidikan dan pemecahan masalah. Menurut peneliti lembar

    kegiatan siswa adalah lembaran – lembaran berisi petunjuk, instruksi,

    tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan oleh siswa. Lembar

    kegiatan siswa disusun berdasarkan rencana pembelajaran yang telah

    dibuat. Lembar kegiatan siswa berisi kegiatan belajar siswa serta

    refleksi pembelajaran.

    d. Evaluasi

    Arikunto dan Yuliana (2008:172) menjelaskan, bahwa penilaian

    merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,

    menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik

    sehingga didapatkan informasi yang berguna dalam pengambilan

    keputusan. Sedangkan Harjanto (2010:277) mengemukakan evaluasi

    adalah penilaian terhadap kemajuan peserta didik ke arah tujuan yang

    ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran.

    Evaluasi menurut peneliti adalah kegiatan yang dilakukan unuk

    mengetahui hasil belajar siswa. Evaluasi bisa dilakukan pada proses

    dan akhir kegiatan pembelajaran.

    2. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

    a. Sejarah PMRI

    Sembiring (2010:5) mengemukakan bahwa Pendidikan

    Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah gerakan merubah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    pengajaran matematika di sekolah Indonesia. Gerakan ini adalah cara

    baru untuk mengajar matematika yang bertujuan pada hasil yang lebih

    baik bagi siswa dan terinspirasi dari arah perubahan sosial. Sejarah

    Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan

    adaptasi dari Realistic Mathematics Education (RME), teori

    pembelajaran yang dikembangkan di Belanda sejak tahun 1970-an

    oleh Hans Freudenthal. Kata realistic sebenarnya berasal dari bahasa

    Belanda “Zich realiseren” yang berarti “untuk dibayangkan” atau “to

    imagine”. Menurut Freudental dalam Suryanto (2010:14) matematika

    diajarkan sebaiknya dengan mengaitkannya dengan realitas sejalan

    dengan pengalaman siswa, serta relevan dengan masyarakat.

    Marpaung dalam Sembiring (2010:12) mengemukakan „PMRI

    does not only implicate the differences in context with the PMRI

    strategy we also tell teachers how to communicate with student.’

    Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa PMRI tidak hanya meliputi

    perbedaan konteks dengan strategi tetapi juga bagaimana guru

    berkomunikasi dengan siswa.

    Berdasarkan beberapa pernyataan ahli di atas penulis dapat

    menyimpulkan bahwa PMRI merupakan pendekatan dalam

    matematika yang berupaya mengaitkan dunia nyata dalam

    pembelajaran matematika. Pendekatan ini juga mengajak siswa untuk

    berperan aktif dalam memecahkan masalah dengan membangun

    pengetahuannya sendiri.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    b. Dasar Teoritis PMRI

    Suryanto (2010:41-43) mengemukakan ada tiga prinsip dasar

    teoritis PMRI yaitu :

    1) Guided Reinvention and Progessive Mathematization

    Prinsip Guided Reinvention menekankan pada „penemuan

    kembali‟ secara terbimbing. Melalui masalah konstekstual yang

    disajikan siswa diberi kesempatan untuk membangun dan

    menemukan kembali ide/konsep matematika dalam menyelesaikan

    masalah.

    Progressive Mathematization berarti membimbing siswa

    dalam berpikir matematis. Setelah menemukan ide/konsep siswa

    dibimbing untuk berpikir matematis. Dikatakan progresif karena

    terdiri dari dua langkah berurutan, yaitu (i) matematisasi horizontal

    (berawal dari masalah kontekstual dan berakhir pada matematika

    formal) (ii) matematisasi vertikal (dari matematika formal ke

    matematika formal yang lebih tinggi, luas, dan rumit).

    2) Didactical Phenomenology (Fenomologi Didaktis)

    Prinsip ini menekankan pada pembelajaran yang bersifat

    mendidik dan pentingnya masalah kontekstual untuk

    memperkenalkan matematika pada siswa. Masalah kontekstualyang

    dipilih harus mempertimbangkan aspek pada diri siswa dan guru

    tidak memberi tahu, namun siswalah yang mencari sendiri

    penyelesaiannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    3) Self Developed Model (membangun model sendiri)

    Fungsi yang ketiga menunjukkan adanya jembatan yang berupa

    model. Penggunaan masalah kontekstual memungkinkan siswa untuk

    mengambangkan model sendiri. Model itu mungkin masih sederhana

    dan mirip dengan masalah kontekstualnya.

    c. Karakteristik PMRI

    Treffers dalam Wijaya (2012:21-23) menyebutkan PMRI memiliki

    lima karakteristik khas yaitu :

    1) Penggunaan konteks

    Konteks atau permasalahan digunakan sebagai titik awal

    pembelajarn matematika. Penggunaan konteks tidak harus berupa

    masalah dunia nyata, namun bisa dalam bentuk permainan, alat peraga

    dan situasi lain yang bermakna dan dapat dibayangkan oleh siswa.

    Melalui penggunaan konteks siswa dilibatkan secara aktif untuk

    melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi

    digunakan untuk mengembangkan berbagai strategi pemecahan

    masalah.

    2) Penggunaan model

    Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari

    pengetahuan matematika tingkat konkret menuju pengetahuan

    matematika tingkat formal.Pembelajaran matematika yang abstrak

    terkadang membutuhkan model untuk penyampaiannya. Model yang

    digunakan dapat bermacam-macam, dapat berupa benda konkret

    maupun semi konkret berupa gambar dan skema.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    3) Pemanfaatan kontribusi siswa

    Matematika tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk

    yang siap pakai tetapi sebagai suatu konsep yang dibangun oleh siswa.

    Siswa diberi kesempatan untuk berkontribusi secara aktif guna

    mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diperoleh

    strategi yang bervariasi.

    4) Interaktivitas

    Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu

    melainkan juga proses sosial. Proses belajar siswa akan menjadi lebih

    singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan

    gagasan mereka. Untuk itu dalam pembelajaran diperlukan adanya

    pola interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, siswa dan siswa,

    maupun siswa dan sarana pembelajaran. Interaksi dalam pembelajaran

    matematika bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan afektif

    dan kognitif siswa.

    5) Keterkaitan

    Matematika terdiri dari banyak konsep yang memiliki

    keterkaitan satu dengan yang lain. Keterkaitan ini memungkinkan

    adanya integrasi antara topik yang satu dengan topik yang lain. Oleh

    karena itu konsep – konsep dalam matematika tidak dikenalkan secara

    terpisah.

    3. Penggunaan konteks sebagai starting point

    Penggunaan konteks sebagai starting point sangat penting dalam

    pembelajaran matematika Menurut Wijaya (2012:31) penggunaan konteks

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    dalam pembelajaran matematika dapat membuat konsep matematika lebih

    bermakna sehingga mudah dipahami siswa. Sedangkan Kaiser dalam De

    Lange dalam Wijaya (2012:12) mengungkapkan bahwa penggunaan

    konteks di awal pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan

    ketertarikan siswa dalam belajar matematika.

    Saryanto (2010:44) mengemukakan penggunaan masalah kontekstual

    dalam pembelajaran dapat diletakkan di awal, tengah, maupun akhir

    pembelajaran. Di awal pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan

    siswa menemukan konsep, definisi, maupun pemecahan dari masalah

    tersebut. Peletakan di tengah dimaksudkan untuk memantapkan apa yang

    telah diperoleh oleh siswa. Peletakan di akhir dimaksudkan untuk

    mengembangkan siswa dalam mengaplikasikan apa yang telah

    diperolehnya. Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan

    bahwa penggunaan konteks sebagai starting point sangat diperlukan dalam

    proses pembelajaran matematika.

    Konteks yang digunakan dalam pembelajaran matematika tidak

    harus berupa masalah dunia nyata, namun bisa dalam bentuk permainan,

    alat peraga dan situasi lain yang bermakna dan dapat dibayangkan oleh

    siswa (Treffers dalam Wijaya, 2012). Van Den Heuvel-Panhuizen dalam

    Wijaya (2012:32), menyebutkan “konteks dalam pendidikan matematika

    bisa dipandang secara sempit maupun luas”. Konteks dalam arti sempit

    menunjuk pada suatu situasi spesifik yang dibicarakan, sedangkan dalam

    arti luas, konteks merujuk pada suatu fenomena kehidupan sehari-hari,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    cerita rekaan atau fantasia atau bisa juga masalah matematika secara

    langsung.

    Roth dalam Wijaya (2012) menyebutkan tiga sudut pandang yang

    berbeda terkait definisi konteks. Sudut pandang pertama konteks sebagai

    deskripsi situasional suatu masalah. Sudut pandang yang kedua konteks

    dikaitkan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Sudut pandang

    ketiga menghubungkan konteks dengan situasi. Berdasarkan pengertian di

    atas dapat disimpulkan bahwa konteks dapat berupa masalah dunia nyata

    yang berkaitan dengan situasi kehidupan sehari-hari siswa maupun situasi

    lain yang dapat dibayangkan oleh siswa.

    Roth dalam Wijaya (2012) menjelaskan, masalah matematika tidak

    secara otomatis menjadi kontekstual hanya dengan menyusunnya dalam

    bentuk cerita situasi, Berdasarkan pernyataan tersebut diperlukan adanya

    pengembangan konteks dalam menyelesaikan masalah matematika.

    Wijaya (2012:39-40) mengemukakan ada beberapa hal yang perlu

    diperhatikan dalam mengembangkan konteks pembelajaran suatu konsep

    matematika yaitu:

    a. Konteks menarik perhatian siswa dan mampu membangkitkan

    motivasi siswa dalam belajar. Konteks tersebut dapat berupa cerita

    fiktif , permainan, terkait dengan pengetahuan umum atau mata

    pelajaran lain dan berupa suatu penyelidikan atau investigasi.

    b. Memikirkan pada suatu situasi seperti apa konsep matematika sering

    diterapkan atau ditemukan

    c. Konteks tidak melibatkan suatu emosi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    d. Memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki siswa.

    e. Konteks tidak memihak pada gender.

    4. Matematika

    James and James dalam Rusffendi (1993 : 27) mengemukakan

    matematika adalah ilmu mengenai logika tentang bentuk, susunan,

    besaran, dan konsep – konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya

    dengan jumlah yang banyaknya terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar,

    analisis dan geometri. Sedangkan Yulianto (2010:63-64) menjelaskan

    matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak

    merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Matematika tidak hanya

    merupakan media untuk pernyataan keilmuan, rumus – rumus, tetapi juga

    untuk pernyataan hasil pemikiran dan proses berpikir.

    Rusffendi (1993:37) mengemukakan bahwa matematika

    merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk –

    bentuk atau struktur yang abstrak dan hubungan diantara hal – hal itu. Hal

    ini berati belajar matematika adalah belajar tentang konsep – konsep dan

    struktur – struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta

    mencari hubungan antara konsep – konsep dan struktur – struktur tersebut.

    Berdasarkan uraian di atas matematika menurut peneliti adalah ilmu yang

    mempelajari konsep – konsep yang saling berhubungan satu dengan yang

    lain.

    5. Bangun Ruang

    Ismadi (2006 : 4) mengungkapkan bangun ruang bisa disebut juga

    bidang banyak atau polyhedron. Nama polyhedron ditentukan dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Prisma

    banyaknya sisi yang dimiliki. Thyer and Maggs (1971:62) menyatakan

    “we can also introduce the names of commons mathematical two and three

    dimensional shapes. This includes the names of polygons, prisms, and

    pyramids.” Copeland (1967:267) menyatakan “geometric objects having

    the properties length, width, and depth involve the mathematics of solid

    geometric.”

    Pada umumnya bangun ruang yang telah kita kenal adalah balok,

    kubus, prisma, limas, kerucut, tabung dan bola. Benda – benda yang

    berbentuk bangun ruang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari

    seperti dadu, televisi, kotak, kaleng roti, gelas, toples, dan lain sebagainya.

    Di bawah ini adalah gambar bentuk – bentuk bengun ruang.

    Limas sigiempat Tabung

    Kubus Balok

    Kerucut Bola

    Prisma segiempat Prisma segitiga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Mustaqim (2008:207) menyatakan bangun ruang memiliki tiga

    unsur yaitu :

    a. Sisi

    Sisi merupakan bidang yang membatasi bagian dalam dan bagian luar

    suatu bangun ruang.

    b. Rusuk

    Rusuk merupakan garis pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis

    pada bangun ruang.

    c. Titik sudut

    Titik sudut merupakan pertemuan dari tiga buah rusuk atau lebih dari

    bangun ruang.

    Agus (2008) mengemukakan bahwa pelajaran bangun ruang

    menekankan pada pengamatan pada obyek dan penalaran berdasarkan

    pada benda-benda sebenarnya dan gambar-gambar yang bersesuaian.

    Kegiatan yang dimulai dengan eksplorasi sifat-sifat berbagai bangun

    geometri ruang, menemukan sifat-sifat itu melalui model-model dan

    akhirnya menyusun sebuah kesimpulan umum, merupakan ciri dari

    pelajaran geometri di sekolah dasar.

    Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas bangun ruang menurut

    peneliti adalah bangun tiga dimensi yang memiliki tiga unsur, yaitu sisi,

    rusuk dan titik sudut. Bangun ruang pada penelitian ini dibatasi pada

    bangun balok dan kubus.

    a. Kubus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Sulardi (2006 : 207) mengemukakan kubus adalah bangun

    ruang yang terdiri dari enam sisi berbentuk persegi. Sedangkan

    menurut Mustaqim (2008:208) kubus adalah sebuah bangun ruang

    yang dibatasi oleh enam persegi yang berukuran sama. Simangunsong

    (2008:46) menyatakan kubus adalah bangun ruang yang dibentuk oleh

    3 pasang persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Berdasarkan uraian

    di atas kubus menurut peneliti adalah bangun ruang yang dibentuk oleh

    6 persegi yang sama dan sebangun.

    Sulardi (2006 : 207) menjelaskan kubus memiliki 6 sisi, 12

    rusuk dan 8 titik sudut. Berikut gambar kubus ABCD.EFGH

    Nama kubus di atas adalah ABCD.EFGH. Berdasarkan gambar di atas

    maka :

    1) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah :

    Sisi ABCD sisi EFGH

    Sisi ABFE sisi DCGH

    Sisi ADHE sisi BCGH

    Jadi ada 6 sisi pada bangun kubus ABCD.EFGH

    Sisi ABCD = sisi EFGH

    Sisi ABFE = sisi DCGH

    Sisi ADHE = sisi BCGH

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    2) Rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah :

    3) Titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah :

    Titik sudut A Titik sudut E

    Titik sudut B Titik sudut F

    Titik sudut C Titik sudut G

    Titik sudut D Titik sudut H

    b. Balok

    Mustaqim (2008 : 211) mengemukakan balok adalah sebuah

    bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi

    panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar

    (berhadapan) dan berukuran sama. Sedangkan menurut Ismadi (2006 :

    16) balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang sisi

    berbentuk persegi panjang yang masing-masing pasangan sama dan

    sebangun. Berdasarkan uraian di atas balok menurut peneliti adalah

    sebuah bangun ruang yang memiliki tiga pasang (enam buah) sisi

    yang berbentuk persegi panjang yang setiap pasang sisinya kongruen.

    Benda di sekitar kita yang termasuk balok antara lain adalah lemari,

    kardus makanan, tempat pensil, kotak tisu, dan lain sebagainya. Untuk

    lebih mengetahui balok berikut ditampilkan gambar balok

    ABCD.EFGH

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Berikut dijelaskan sifat-sifat balok :

    Nama balok di atas adalah ABCD.EFGH. Berdasarkan gambar di atas

    maka :

    1) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah :

    Sisi ABCD sisi EFGH

    Sisi ABFE sisi DCGH

    Sisi ADHE sisi BCGH

    Jadi ada 6 sisi pada bangun balok ABCD.EFGH

    Sisi ABCD = sisi EFGH

    Sisi ABFE = sisi DCGH

    Sisi ADHE = sisi BCGH

    2) Rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah :

    Jadi ada 12 rusuk pada bangun ruang balok ABCD.EFGH

    = = =

    = = =

    = = =

    3) Titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah :

    Titik sudut A Titik sudut E

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Titik sudut B Titik sudut F

    Titik sudut C Titik sudut G

    Titik sudut D Titik sudut H

    Berdasarkan uraian di atas sifat-sifat balok yaitu :

    a) Memiliki 6 sisi yang berbentuk persegi panjang

    b) Memiliki 8 titik sudut

    c) Memiliki 3 pasang sisi yang kongruen

    d) Memiliki 12 rusuk (4 rusuk tegak, 4 rusuk samping, dan 4

    rusuk panjang)

    c. Jaring – jaring kubus dan balok`

    Mustaqim (2008:214) mengemukakan jaring-jaring kubus

    adalah gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus.

    Sedangkan jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa persegi

    panjang yang membentuk balok. Berikut adalah contoh gambar jaring

    – jaring balok dan kubus :

    Jaring – jaring kubus Jaring – jaring balok

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    Penelitian yang dilakukan oleh saudara Eko Rusyan Anan Prasetyo

    tahun 2005 dalam Suryanto (2010 :180-181) dengan judul : “Peranan Alat

    Peraga dalam Proses Pembelajaran Matematika dengan menggunakan

    Pendekatan Matematika Realistik di Sekolah Dasar”. Hasil penelitiannya

    adalah peranan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika

    dengan pendekatan realistik adalah: (1) membantu siswa untuk

    mempermudah memahami suatu konsep matematika yang diajarkan, (2)

    menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga menumbuhkan

    respon yang positif kepada siswa terhadap pelajaran matematika, (3)

    membuat interaksi yang terjadi baik siswa dengan siswa, siswa dengan guru

    semakin positif, (4) menumbuhkan motivasi pada siswa untuk aktif di kelas,

    (5) membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan

    menemukan sendiri cara penyelesaian masalah dengan metodenya sendiri, (6)

    menjadikan suatu konsep matematika lebih bermakna bagi siswa, (7)

    membantu guru dalam memimpin diskusi dan merangsang siswa untuk

    mengadakan diskusi baik dengan sesama siswa maupun dengan guru.

    Penelitian yang dilakukan oleh saudara Paulus Pintarko tahun 2005

    dalam Saryanto (2010:191-192) yang berjudul “Usaha Guru dalam

    Implementasi Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di Sekolah

    Dasar”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa usaha guru pada tahap

    persiapan sebelum mengajar meliputi: membaca buku guru, menyiapkan

    media yang akan digunakan, dan membuat RPP. Pada tahap pelaksanaan

    telah muncul usaha-usaha guru yang sesuai dengan karakteristik PMRI.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    C. Kerangka Berpikir

    Pembelajaran matematika bagi sebagian anak-anak adalah hal yang

    abstrak berkaitan dengan angka-angka dan rumus. Berdasarkan pengamatan

    yang dilakukan guru cenderung memberi tahu konsep/sifat/teorema dan cara

    menggunakannya, mentransfer pengetahuan yang dimiliki ke pikiran anak

    dan anak menerimanya secara pasif dan tidak kritis. Seringkali siswa

    menjawab soal dengan benar namun mereka tidak dapat mengungkapkan

    alasan atas jawaban mereka. Siswa dapat menggunakan rumus tetapi tidak

    tahu dari mana asalnya rumus itu dan mengapa rumus itu digunakan. Banyak

    anak yang merasa bosan ketika belajar matematika karena metode yang

    digunakan guru dalam mengajar kurang menarik. Hasil pembelajaran juga

    kurang bermakna bagi siswa.

    Penggunaan masalah kontekstual dengan pendekatan PMRI mencoba

    menggali pengetahuan siswa melalui masalah sehari-hari yang mereka alami.

    Pembelajaran diawali dengan sesuatu yang dekat pada siswa serta menggali

    pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa. Penggunaan cerita, media, alat

    peraga dan permainan dimanfaatkan secara optimal. Hal ini bertujuan agar

    pembelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan dan bermakna bagi

    siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai konsep

    matematika. Oleh karena itu peneliti bermaksud mengembangkan

    penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dalam

    pembelajaran matematika.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau yang sering

    disebut Research and Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk

    mengembangkan perangkat pembelajaran bangun ruang yang mengakomodasi

    masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dalam dengan

    pendekatan PMRI di SD Tarakanita Magelang.

    Borg and Gall (1983:772) menyatakan Educational research and

    development (R&D) is a process used to develop and validate educational

    product . Penelitian pengembangan yang lain juga diungkapkan oleh Arifin,

    Zaenal (2011:126) penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode

    yang digunakan untuk mengatasi kesenjangan antara penelitian dasar dan

    penelitian terapan.

    Menurut Sugiyono (2010:407) metode penelitian pengembangan

    adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

    tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Sukmadinata (2008

    menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau

    langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

    menyempunakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.

    Produk tersebut dapat berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

    (software). Penelitian ini mengembangkan produk yang berupa perangkat

    lunak yaitu perangkat pembelajaran bangun ruang untuk siswa kelas IV.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    B. Desain dan Prosedur Pengembangan

    Prosedur atau langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam penelitian

    ini adalah langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono

    (2010:298) seperti yang terlihat pada bagan di bawah ini.

    Bagan 1.1 Langkah –langkah penggunaan Research and Development ( R & D )

    Menurut Sugiyono (2010:409-427) Langkah-langkah penelitian dan

    pengembangan dijabarkan sebagai berikut:

    1. Potensi dan masalah

    Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki

    nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan

    dengan yang terjadi. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari

    sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau

    dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang

    masih baru..

    Potensi dan

    masalah

    Desain

    Produk

    Pengum-

    pulan data

    Validasi

    Desain

    Revisi

    Desain

    Ujicoba

    Produk

    Revisi

    Produk

    Ujicoba

    Pemakaian

    Revisi

    Produk

    Produksi Massal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    2. Pengumpulan data

    Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual maka

    selanjutnya adalah pengumpulan informasi terkait hal yang dibutuhkan

    untuk mengatasi masalah tersebut.

    3. Desain produk

    Merumuskan produk apa yang akan digunakan guna menunjang tujuan

    dari penelitian. Desain produk penelitian dan pengembangan berupa

    segala sesuatu yang dibutuhkan dan dipersiapkan sebelum dilakukan

    kegiatan pembelajaran.

    4. Validasi desain

    Merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk,

    dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari

    yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi di sini

    masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta.

    5. Revisi desain

    Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para

    ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan

    tersebut digunakan sebagai dasar melakukan revisi.

    6. Ujicoba produk

    Desain produk yang berupa model pembelajaran dapat langsung

    diujicobakan setelah divalidasi dan revisi. Ujicoba tahap awal dilakukan

    dengan simulasi penggunaan metode mengajar tersebut. Setelah

    disimulasikan, maka dapat diuji cobakan pada kelompok yang terbatas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    7. Revisi produk

    Hasil ujicoba model pembelajaran tersebut terkadang masih memiliki

    kelemahan, pada tahap ini model pembelajaran yang telah diujicoba

    direvisi lagi untuk mendapat hasil yang baik.

    8. Ujicoba pemakaian

    Setelah revisi produk, maka model pembelajaran diujicobakan dalam

    lingkup pendidikan yang lebih luas. Tetapi harus dinilai kekurangan aau

    hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.

    9. Revisi produk

    Revisi dilakukan apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan

    yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan.

    10. Produksi massal

    Apabila produk telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian,

    maka metode pengajaran baru tersebut dapat diterapkan pada setiap

    lembaga pendidikan.

    Prosedur yang digunakan oleh peneliti mengadaptasi langkah-langkah

    penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono yang telah dimodifikasi oleh

    peneliti. Prosedur ini perlu dimodifikasi dan berhenti pada tahap revisi desain

    karena untuk melaksanakan tahap selanjutnya yaitu ujicoba produk

    dibutuhkan waktu yang lebih panjang yaitu 1 tahun mengingat materi yang

    diteliti baru dipelajari kembali oleh siswa pada tahun berikutnya. Dalam hal

    ini peneliti tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan ujicoba produk.

    Namun demikian agar perangkat pembelajaran dapat untuk diujicobakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Potensi dan

    masalah

    Pengumpulan

    informasi

    Desain produk

    Validasi desain Revisi desain Implementasi pada

    sampel terbatas

    peneliti melakukan implementasi pada sampel terbatas. Prosedur yang telah

    direvisi adalah sebagai berikut :

    Bagan 1.2 Prosedur penelitian dan pengembangan

    Penjelasan mengenai prosedur penelitian dan pengembangan di atas

    adalah sebagai berikut :

    1. Potensi dan masalah

    Tahap potensi dan masalah dilakukan peneliti dengan observasi

    dan wawancara kepada guru kelas. Observasi dan wawancara dilakukan

    untuk memperoleh data-data yang diperlukan berkaitan dengan masalah

    dalam pembelajaran.

    2. Pengumpulan informasi

    Pengumpulan informasi dilakukan oleh peneliti dengan studi

    literatur. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan

    sumber-sumber yang berkaitan denga penelitian. Studi ini dilakukan untuk

    menambah informasi tentang penelitian yang dilakukan peneliti yang

    nantinya diharapkan mampu membantu peneliti dalam merancang produk

    penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    3. Desain Produk

    Desain produk yang disusun peneliti berupa perangkat

    pembelajaran. Perangkat pembelajaran disusun berdasarkan analisis

    kebutuhan. Perangkat pembelajaran didesain oleh peneliti menggunakan

    pendekatan PMRI. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan

    menyampaikan materi secara langsung pada konsep sulit dipahami siswa.

    Oleh karena itu pembelajaran yang disusun peneliti mengakomodasi

    masalah konteksual sebagai starting point dengan pendekatan PMRI.

    4. Validasi desain

    Penelitian ini menggunakan jenis validasi dengan expert judgement

    oleh dosen ahli dan 1 guru mata pelajaran matematika kelas IV di SD

    Tarakanita magelang. Dosen yang melakukan expert judgement adalah E.

    Ayunika, MSc, Dra. Haniek S. Pratini, M.Pd dan Veronika Fitri

    Rianasari, MSc sedangkan guru yang melakukan expert judgment adalah

    Agustina Ari Pratiwi, S.Pd. Validasi dilakukan untuk mengetahui

    kelebihan dan kekurangan produk.

    5. Revisi desain

    Revisi terhadap produk yang disusun oleh peneliti adalah

    kurangnya petunjuk dan kelengkapan gambar bangun ruang pada LKS.

    Produk tersebut segera direvisi dan dipersiapkan untuk dilakukan uji

    keterbacaan di SD yang sudah ditentukan oleh peneliti. Desain produk

    yang telah lrevisi disebut prototype.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    6. Implementasi pada sampel terbatas.

    Implementasi prototype dilakukan peneliti untuk meyakinkan bahwa produk

    tersebut dapat diujicobakan dalam pembelajaran.Implementasi prototype

    dilakukan di SD yang telah ditunjuk oleh peneliti

    C. Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi dan sampel penelitian belum dapat ditentukan karena

    penelitian hanya sampai pada tahap implementasi. Implementasi dilakukan

    pada siswa kelas IVB SD Tarakanita Magelang yang berjumlah 36 siswa.

    Namun untuk meyakinkan peneliti bahwa produk tersebut layak digunakan

    dalam pembelajaran peneliti melakukan uji keterbacaan secara terbatas.

    D. Instrumen

    Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen pengamatan

    penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point dengan pendekatan

    PMRI. Instrumen penelitian yang dibuat oleh peneliti divalidasi dengan teknik

    expert judgement. Lembar pengamatan berisi indikator – indikator yang

    menunjukkan penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point

    pembelajaran dengan pendekatan PMRI (Lampiran 2).

    Peneliti juga menggunakan panduan wawancara sebagai instrumen.

    Wawancara dilakukan kepada guru. Panduan wawancara kepada guru terdiri

    dari tujuh butir pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi

    mengenai pembelajaran matematika di kelas (Lampiran 1). Instrumen

    penelitian lain yang digunakan adalah lembar validasi perangkat

    pembelajaran. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    perangkat pembelajaran yang telah disusun. Lembar validasi terdiri dari

    lembar validasi silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan soal evaluasi.

    E. Analisis Data

    Analisis data dalam penelitian ini menggunakan 2 macam cara. Cara tersebut

    meliputi :

    1. Analisis Data kualitatif

    Data kualitatif diperoleh dari analisis hasil wawancara, pengamatan

    dan juga hasil validasi dari ahli. Hasil wawancara dideskripsikan

    berdasarkan panduan wawancara yang digunakan sedangkan hasil

    pengematan dijabarkan berdasarkan indikator-indikator yang terdapat pada

    lembar pengamatan.

    2. Analisis Data kuantitatif

    Data kualitattif diperoleh dari analisis hasil validasi dari ahli. Hasil

    penilaian masing-masing perangkat dicari nilai rata-ratanya kemudian

    disesuaikan dengan nilai interval yang terdapat pada tabel kriteria

    penilaian produk. Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat diketahui

    apakah perangkat yang disusun perlu direvisi. Berikut adalah tabel

    penilaian hasil produk pengembangan menurut Saifudin Azwar dan Setiani

    Fatimah (2011 : 171)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Tabel 3.1 Kriteria penilaian hasil produk pengembangan

    Interval tingkat pencapaian Kualifikasi

    3,25 < M ≤ 4,00 Sangat baik

    2,50 < M ≤3,25 Baik

    1,75 < M ≤ 2,50 Kurang baik

    2,00

  • 35

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Paparan dan Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan

    Peneliti melaksanakan penelitian di SD Tarakanita Magelang. SD

    Tarakanita Magelang adalah SD yang bernaung di bawah yayasan Tarakanita.

    SD Tarakanita Magelang terletak di kota Magelang tepatnya di jalan Tentara

    Pelajar no 25 Magelang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti

    SD Tarakanita Magelang belum menggunakan PMRI sebagai pendekatan

    pembelajaran matematika. Bukti yang menunjukkan bahwa sekolah tersebut

    belum menggunakan PMRI sebagai pendekatan pembelajaran matematika

    dapat dilihat dari hasil observasi (lampiran 2) dan wawancara (lampiran 3)

    dengan guru kelas IV B.

    Observasi dan wawancara dilakukan untuk mengetahui apa saja

    kekurangan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa SD

    Tarakanita Magelang. Wawancara laksanakan pada tanggal 14 Januari 2012

    sedangkan observasi dilaksanakan pada tanggal 09, 16, dan 23 Februari 2012

    dengan materi pecahan.

    Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan oleh

    peneliti pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IVB SD Tarakanita

    Magelang belum menunjukkan adanya karakteristik PMRI. Guru

    mengemukakan bahwa beliau pernah mendengar pendekatan PMRI namun

    hanya sebatas mengetahui, apa dan bagaimana pendekatan tersebut digunakan

    dalam pembelajaran matematika belum dipahami guru. Metode yang sering

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    digunakan guru dalam pembelajaran secara umum adalah ceramah, penugasan

    dan tanya jawab kadang-kadang diskusi kelompok.

    Berdasarkan hasil observasi guru sudah mengaitkan pembelajaran dengan

    masalah namun hanya dilakukan secara singkat sebagai apaersepsi

    pembelajaran. Masalah yang diungkapkan guru terkadang jauh dari kehidupan

    siswa. Siswa kurang diarahkan untuk membangun konsep berdasarkan

    masalah yang disampaikan guru.

    Penggunaan media dan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran juga

    sudah terlihat, namun media dan alat peraga yang digunakan terkadang kurang

    menarik bagi siswa. Hal tersebut mengakibatkan siswa terlihat asyik dengan

    kegiatannya sendiri dan kurang memperhatikan. Media cenderung digunakan

    guru hanya untuk menjelaskan tanpa siswa mengalami secara langsung. Alat

    peraga dan media yang hanya berupa gambar juga cukup sulit untuk

    dibayangkan siswa. Permainan jarang dilakukan oleh guru dengan alasan

    siswa akan menjadi ribut dan menghabiskan banyak waktu.

    Ketika pembelajaran berlangsung penggunaan strategi informal masih

    jarang terlihat. Guru kurang menjembatani siswa untuk memahami konsep

    dengan stategi informal. Materi dan teori disampaikan secara langsung.

    Kontribusi yang diberikan siswapun masih kurang. Pemecahan masalah

    selama kegiatan pembelajaran berlangsung lebih banyak dilakukan oleh guru.

    Siswa memperhatikan dan menerapkannya dalam soal yang diberikan guru.

    Sehingga cara penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa semuanya

    sama tidak ada variasi. Kesempatan mengemukakan pendapat masih kurang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Beberapa siswa tidak dapat mengungkapkan pendapatnya dengan alasan

    waktu yang terbatas.

    Interaksi guru dan siswa di kelas sudah terjadi dengan baik hal tersebut

    terlihat ketika kegiatan tanya jawab berlangsung. Namun pembimbingan bagi

    siswa masih kurang terutama untuk siswa yang lemah. Ketika beberapa kali

    siswa melakukan kesalahan guru terkadang tidak sabar dalam mengadapinya.

    Interaksi siswa dengan siswa cenderung kurang karena ketika kegiatan

    diskusi kelompok berlangsung siswa yang pandai cenderung ingin

    mengerjakan sendiri. Beberapa siswa juga nampak kurang senang jika

    berkelompok dengan siswa tertentu. Hal ini menimbulkan siswa kurang

    bisa bekerjasama satu sama lain di dalam kelompok.

    Keterkaitan materi dengan topik yang lain dalam matematika sudah

    terlihat. Namun frekuensinya masih kurang hanya terbatas pada materi

    tertentu saja. Pengaitan materi dengan dengan mata pelajaran lain di luar

    matematika tidak pernah dilakukan oleh guru. Materi matematika yang

    disampaikan berdiri sendiri.

    Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dikemukakan di atas,

    maka peneliti menemukan beberapa hal yang menjadi kebutuhan siswa selama

    proses pembelajaran matematika di kelas IVB SD Tarakanita Magelang.

    Berikut kebutuhan yang diperlukan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang

    dapat disimpulkan oleh peneliti

    1. Penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point dibutuhkan dalam

    menyampaikan materi pembelajaran.

    2. Penggunaan model dibutuhkan dalam penyampaian materi pembelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    3. Siswa membutuhkan kesempatan dan motivasi untuk berani berkontribusi

    saat pembelajaran berlangsung.

    4. Interaktivitas dibutuhkan dalam proses pembelajaran terutama antara

    siswa dengan siswa.

    5. Pengkaitan materi yang dipelajari dengan mata pelajaran lainnya

    dibutuhkan selama proses pembelajaran.

    Oleh karena itu peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran

    dengan pendekatan PMRI pada kelas IVB SD Tarakanita Magelang. Materi

    perangkat pembelajaran yang ingin dikembangkan oleh peneliti adalah bangun

    ruang. Perangkat pembelajaran yang ingin dikembangkan oleh peneliti

    menngakomodasi lima karakteristik dalam PMRI yaitu penggunaan masalah

    kontekstual, penggunaan pemodelan, penggunaan kontribusi siswa,

    interaktivitas, dan intertwining. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti

    memfokuskan pada penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point

    pembelajaran.

    B. Paparan Desain Pengembangan

    Perangkat pembelajaran yang disusun oleh peneliti terdiri dari silabus,

    rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan bahan ajar. Perangkat

    pembelajaran yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan yang disimpulkan

    peneliti dari hasil wawancara dan pengamatan.

    1. Silabus

    Silabus yang disusun peneliti berdasarkan KTSP yang sesuai

    dengan format BSNP. Penyusunan silabus juga memperhatikan aspek-

    aspek dalam pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Silabus yang disusun oleh peneliti mengakomodasi kelima karakteristik

    PMRI. Materi pada silabus ini adalah materi bangun ruang yang fokuskan

    pada balok dan kubus.

    2. Rencana pelaksanaan pembelajaran

    Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan silabus

    yang telah dikemukakan di atas dengan mengakomodasi lima karakteristik

    PMRI di dalamnya. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh

    peneliti terdiri dari 6 buah. Tiga buah untuk materi sifat-sifat bangun ruang

    dan 3 buah untuk materi jaring-jaring kubus dan balok.

    3. Bahan ajar

    Bahan ajar bersumber dari buku paket yang menjadi pegangan

    guru dan beberapa buku referensi yang lain. Peneliti juga membuat sebuah

    cerita berkaitan dengan materi sebagai pendukung bahan ajar serta

    pengadaan dan pembuatan alat peraga. Alat peraga berupa benda-benda

    nyata yang ada di sekitar siswa seperti almari, kotak sabun, kotak pasta

    gigi dan lain-lain Sedangkan alat peraga yang dibuat oleh peneliti adalah

    bangun ruang kubus dan balok.

    4. Lembar kegiatan siswa

    Lembar kegiatan siswa disusun berdasarkan rencana pelaksanaan

    pembelajarann yang telah dibuat. Lembar kegiatan siswa berisi kegiatan

    belajar siswa serta refleksi pembelajaran.

    5. Evaluasi

    Evaluasi disusun untuk mengetahui tingkat pencapaian belajar

    siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Materi evalusi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai setelah proses

    pembelajaran.

    Guru juga melakukan penilaian selama proses pembelajarn

    berlangsung. Oleh karena itu peneliti menyusun rubrik penilaian. Rubrik

    tersebut terdiri dari penilaian proses dan produk hasil belajar siswa

    Setelah menyusun perangkat pembelajaran tersebut peneliti melakukan

    validasi ahli (expert judgement). Validasi dilakukan oleh dosen ahli dan guru

    mata pelajaran matematika kelas IV di SD Tarakanita magelang. Dosen yang

    melakukan expert judgement adalah Dra. Haniek S. Pratini, M.Pd E., Ayunika,

    Msc dan Veronika Fitri Rianasari, MSc sedangkan guru yang melakukan

    expert judgment adalah Agustina Ari Pratiwi, S.Pd. Berikut Hasil validasi oleh

    dosen dan guru.

    Tabel 4.1 Hasil validasi perangkat pembelajaran

    No. Perangkat pembelajaran Skor rata-rata Kriteria

    1 Silabus 3,66 Sangat Baik

    2 RPP 3,56 Sangat Baik

    3 LKS 3,40 Sangat Baik

    4 Bahan ajar 3,50 Sangat Baik

    5 Evaluasi 3,60 Sangat Baik

    Berdasarkan hasil validasi di atas, perangkat pembelajaran yang disusun

    oleh peneliti termasuk kriteria sangat baik. Hal tersebut dapat diartikan bahwa

    perangkat pembelajaran yang disusun peneliti layak untuk dikembangkan dan

    digunakan. Namun demikian, perangkat pembelajaran yang disusun oleh

    peneliti masih perlu direvisi terutama untuk LKS, soal evaluasi dan refleksi

    pembelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Peneliti melakukan uji keterbacaan rancangan perangkat pembelajaran

    yang telah direvisi. Hal tersebut bertujuan untuk meyakinkan peneliti bahwa

    hasil revisi rancangan perangkat pembelajaran tersebut dapat dipahami oleh

    pembaca. Uji keterbacaan rancangan tersebut dilakukan pada 6 siswa dan guru

    di SDN Turi 2.

    Berdasarkan hasil uji keterbacaan tersebut, siswa dan guru memahami

    rancangan tersebut. Ditunjukkan dengan hasil jawaban siswa pada LKS. Siswa

    mampu memahami soal-soal yang terdapat pada LKS. Sesuai dengan hasil uji

    keterbacaan, guru perlu menekankan perbedaan antara sifat dan ciri-ciri bangun

    ruang. Guru juga perlu membantu siswa memahami bagaimana memberi nama

    pada bangun ruang. Hasil keterbacaan tersebut, kemudian direvisi oleh peneliti.

    Hasil revisi tersebut yang menjadi prototype dalam penelitian ini. Peneliti akan

    mengimplementasikannya pada siswa dan guru kelas IV-B SD Tarakanita

    Magelang.

    C. Paparan Hasil Implementasi Produk pada Sampel Terbatas

    1. Deskripsi Implementasi Perangkat Pembelajaran

    Implementasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam enam kali

    pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggl 16 April 2012

    pada jam ke- 2 dan ke-3, pertemuan kedua pada tanggal 20 April 2012

    pada jam ke-1 dan ke-2, pertemuan ketiga pada tanggal 23 April 2012

    pada jam ke-1 dan ke-2, pertemuan keempat pada tanggal25 April 2012

    pada jam ke-4 dan ke-5, pertemuan kelima pada tanggal 30 April 2012

    pada jam ke-2 dan ke-3, dan pertemuan keenam pada tanggal 3 Mei 2012

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    pada jam ke-4 dan ke-5. Jumlah siswa kelas IVB SD Tarakanita Magelang

    ada 36 siswa.

    Standar kompetensi materi yang diimplementasikan adalah memahami

    sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar yang

    terdiri dari dua KD. KD tersebut adalah menentukan sifat-sifat bangun

    ruang sederhana dan menentukan jaring-jaring balok dan kubus.

    Pertemuan pertama dan kedua membahas mengenai KD satu yaitu

    menentukan sifat-sifat bangun ruang (RPP 1 dan 2). Pertemuan ketiga

    dilakuakn evaluasi hasil belajar siswa Pertemuan keempat dan kelima

    membahas mengenai KD dua yaitu menentukan jaring-jaring balok dan

    kubus (RPP 4 dan 5). Pertemuan keenam dilakukan evaluasi untuk

    mengetahui hasil belajar siswa.

    Peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajaran

    berlangsung. Selain melakukan pengamatan peneliti juga merekam

    kegiatan pembelajaran setiap pertemuan. Hasil rekaman tersebut akan

    digunakan untuk bahan pembahasan dan bukti implementasi. Peneliti

    melakukan pengamatan terhadap kelima karakteristik PMRI. Pengamatan

    yang dilakukan peneliti difokuskan pada karakteristik penggunaan

    masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran.

    2. Hasil Implementasi dan Pembahasan

    Sub bab ini akan membahas mengenai hasil implementasi pada

    setiap karakteristik pendekatan PMRI pada materi bangun ruang di kelas

    IV-B SD Tarakanita Magelang. Pembahasan akan lebih ditekankan pada

    penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    a. Gambaran umum karakteristik PMRI

    Selama pelaksanaan implementasi pembelajaran lima karakteristik

    PMRI dapat dimunculkan dengan baik. Namun masih ada beberapa hal

    yang perlu diperhatikan dan ditambah oleh peneliti terkait dengan

    lembar kegiatan siswa. Siswa terlihat antusias dan senang dengan

    proses pembelajaran yang mereka alami. Hal tersebut mendorong

    siswa untuk memberikan kontribusi secara aktif selama proses

    kegiatan pembelajaran berlangsung.

    Penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point dalam

    pembelajaran nampak pada penggunaan benda-benda bangun ruang

    yang ada di sekitar siswa. Berikut transkrip ketika guru menggunakan

    bangun ruang untuk memperkenalkan materi.

    Keterangan :

    G : Guru dan S : Siswa

    G : Kemarin ditugasi membawa benda berbentuk kubus, siapa

    yang membawa ya?

    S : Aku bawa ( siswa menunjukkan kardus berbentuk kubus

    yang dibawanya ada juga yang menujukkan kubik).

    G : Jangan buat mainan ini salah satu benda berbentuk kubus

    (guru memegang benda yang tadi ditunjukkan siswa).

    Gambar 4.1 Penggunaan benda nyata dalam proses pembelajaran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Pada hari sebelumnya guru memberi tugas kepada siswa untuk

    membawa benda – benda yang berbentuk kubus. Hal tersebut dapat

    membantu guru dalam menunjukkan benda – benda yang berbentuk

    kubus kepada siswa mengingat benda yang ada di kelas maupun yang

    disiapkan peneliti terbatas.

    Ada beberapa kendala yang muncul ketika kegiatan pembelajaran

    berlangsung beberapa siswa terlihat kurang memperhatikan dan asyik

    bermain dengan benda yang mereka bawa. Namun demikian guru bisa

    mengatasi dengan menegurnya sehingga siswa dapat kembali

    mendengarkan.

    Gambar 4.2 Siswa menggunakan benda untuk bermain

    Benda–benda tersebut digunakan siswa untuk mengidentifikasi

    sifat–sifat bangun ruang dengan bantuan lembar kegiatan yang

    dibagikan guru. Pemanfaatan masalah kontekstual yang ada di sekitar

    siswa bermanfaat untuk mempermudah siswa mengenal bangun ruang.

    Selain itu penggunaan masalah kontekstual juga terlihat ketika

    guru melakukan apersepsi menggunakan cerita sebelum masuk pada

    materi pembelajaran. Cerita yang digunakan sebanyak dua kali yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    berupa cerita bersambung yang berjudul “Paijo dan Kotak Ajaib”.

    Media yang digunakan dalam cerita berupa benda-benda yang

    berbentuk bangun ruang seperti kotak pasta gigi, kotak sabun, tisu

    yang berbentuk kotak, kotak minyak wangi dan lain-lain.

    Gambar 4.3 Guru bercerita

    Cerita digunakan sebagai pengantar untuk mengenal bangun ruang.

    Cerita yang disajikan mampu menarik perhatian siswa untuk

    mempelajari materi bangun ruang. Benda-benda yang terdapat dalam

    cerita seperti yang telah disebutkan di atas mampu mempermudah

    siswa untuk mengenal bangun ruang. Karakteristik ini akan dipaparkan

    seacara lebih mendalam pada sub bab selanjutnya.

    1) Penggunaan model

    Penggunaan model dalam implementasi pembelajaran nampak

    ketika siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

    Masing–masing kelompok dapat memecahkan masalah yang diberikan

    guru dengan menggunakan model benda-benda di sekitar siswa.

    Berikut cuplikan transkrip kegiatan pembelajaran menggunakan

    pemodelan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    G : Sisi yang mana hayo?

    S : 1, 2, 3, 4, 5, 6 (siswa menghitung jumlah sisi

    menggunakan benda yang dibagikan).

    G : Rusuk yang mana?

    S : 1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 (siswa menghitung

    jumlah sisi menggunakan benda yang dibagikan).

    G : Rusuk sayang rusuk…

    G +S : 1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 (guru dan siswa

    menghitung jumlah sisi menggunakan benda yang

    dibagikan).

    Gambar 4.4 Siswa menggunakan model nyata

    Pada transkrip dan gambar yang ditunjukkan di atas siswa terlihat

    sedang menggunakan model berupa benda nyata untuk mengetahui

    konsep tentang sifat-sifat balok. Selain itu penggunan model juga

    terlihat ketika siswa berusah menemukan strategi untuk membuat

    jaring- jaring.

    Gambar 4.4 Siswa menggunakan model dalam menggambar bangun ruang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    Penggunaan model bermanfaat sebagai jembatan dari pengetahuan

    matematika tingkat informal menuju tingkat formal. Siswa

    menggunakan benda-benda nyata sebagai model sehingga menemukan

    suatu konsep. Selanjutnya baru siswa di hadapkan dengan kalimat

    matematika. Hal ini akan mempermudah siswa dalam memahami

    konsep secara lebih mendalam.

    Kendala yang dihadapi ketika menerapkan karakteristik

    penggunaan model adalah siswa kurang mampu untuk menentukan

    ukuran jaring-jaring yang harus mereka buat dengan model yang telah

    ditentukan. Namun pada kegiatan selanjutnya atas saran dari guru

    peneliti membuat rancangan model yeng mempermudah siswa

    membuat jaring-jaring. Rancangan model tersebut berupa kertas

    dengan kotak-kotak berbentuk persegi.

    2) Kontribusi siswa

    Karakteristik selanjutnya adalah kontribusi siswa. Siswa diberi

    kesempatan untuk menggunakan media yang dibagikan. Siswa

    menyelesaikan masalah dengan media tersebut. Di sini terlihat ada

    beberapa strategi yang digunakan siswa untuk menyelesaikan masalah.

    Berikut kutipan transkripnya.

    S : persegi yang membentuk sisi ketika dilipat

    G : belum

    S : petak petak yang terdiri dari persegi

    G : belum ini terdiri dari 1 atau beberapa persegi

    S : beberapa persegi

    G : beberapa persegi itu merupakan gabungan atau tidak

    S : iya

    G : jadi apa? Gabungan dari

    S : gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    G : gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus

    atau gabungan dari 6 persegi yang membentuk kubus

    disebut dengan jaring-jaring kubus gabungan dari 6 buah

    persegi yang membentuk kubus nah itu yang dimaksud

    dengan jaring- jaring kubus.

    Gambar 4.6 Siswa berusaha memecahkan masalah

    Berdasarkan transkrip di atas banyak jawaban yang diungkapkan

    oleh siswa. Jawaban yang diungkapkan oleh siswa di dapatkan dari

    menganalisis bangun kubus yang sudah mereka bongkar. Mereka

    mempunyai banyak pilihan cara untuk menyelesaikan masalah sampai

    ditemukan jawaban yang tepat. Ketika mereka diberi tugas untuk

    membuat jaring-jaring kubus menentukan sendiri model jaring-jaring

    mana yang ingin digunakan.

    Guru memberikan pertanyaan yang memancing siswa menemukan

    jawaban atas permasalahan. Guru memberikan pertanyaan kepada

    siswa untuk memancing siswa mengungkapkan pendapatnya. Tidak

    semua pendapat yang dikemukan siswa benar terkadang masih ada

    yang salah, namun guru dengan sabar menambahkan pendapat siswa

    sehingga dapat memperolah jawaban yang benar. Pada akhir kegiatan

    pembelajaran guru mengajak siswa untuk menarik kesimpulan dari apa

    yang telah dipelajari.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    Manfaat dari kontribusi siswa adalah siswa dapat