pkm penyu hijau

18
A. JUDUL PROGRAM Konservasi Penyu Hijau (Chelonian mydas) di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi, Dengan Metode Penangkaran B. LATAR BELAKANG Penyu merupakan satwa liar sisa peninggalan zaman purba yang dilindungi baik secara nasional, regional maupun internasional. Namun, populasi dan kelangsungan hidupnya sangat terancam punah akibat berbagai permasalahan. Tindakan manusialah yang paling serius mengancam keberadaan penyu dibanding fenomena alam. Tindak manusia diantaranya pengunduhan/pengambilan telur penyu secara langsung dari sarang alaminya, secara tidak disadari pengunduhan telur sama saja pembinasaan penyu itu sendiri. Perburuan penyu untuk diambil daging dan bagian-bagian lainnya, kerusakan lokasi tempat pendaratan untuk bertelur di pesisir pantai, juga pengambilan ikan oleh nelayan dengan menggunakan jaring yang secara tidak sengaja mengambil penyu (Anonim, 2002).

Upload: putrazzz

Post on 14-Jun-2015

546 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKM penyu hijau

A. JUDUL PROGRAM

Konservasi Penyu Hijau (Chelonian mydas) di Taman Nasional Kepulauan

Wakatobi, Dengan Metode Penangkaran

B. LATAR BELAKANG

Penyu merupakan satwa liar sisa peninggalan zaman purba yang dilindungi

baik secara nasional, regional maupun internasional. Namun, populasi dan

kelangsungan hidupnya sangat terancam punah akibat berbagai permasalahan. Tindakan

manusialah yang paling serius mengancam keberadaan penyu dibanding fenomena

alam. Tindak manusia diantaranya pengunduhan/pengambilan telur penyu secara

langsung dari sarang alaminya, secara tidak disadari pengunduhan telur sama saja

pembinasaan penyu itu sendiri. Perburuan penyu untuk diambil daging dan bagian-

bagian lainnya, kerusakan lokasi tempat pendaratan untuk bertelur di pesisir pantai, juga

pengambilan ikan oleh nelayan dengan menggunakan jaring yang secara tidak sengaja

mengambil penyu (Anonim, 2002).

Penyu hijau adalah sebagai penghuni perairan laut, yakni perairan Samudra yang

jernih. Hidupnya bermigrasi dari daerah makanan (feeding ground) ke daerah

pemijahan (breeding ground) yang terkadang jauh sampai melampaui batas negara

maupun benua. Ukuran induk ± 1 m dengan berat badan sekitar penyu tersebut

mempunyai persamaan bentuk kaki depan dan kaki belakang. Kaki depan berbentuk

dayung (flipper) yang digunakan sebagai alat renang, sedang kaki belakang menyerupai

skop yang digunakan sebagai alat kemudi. Selain merupakan satwa langka yang

dilindungi dan hampir punah, keberadaan penyu laut merupakan asuransi bagi

Page 2: PKM penyu hijau

masyarakat pesisir. Ketika para nelayan tidak mampu mencari ikan ke laut, telur penyu

laut sangat berperan sebagai sumber pangan. Kebiasaan penyu untuk bertelur di

hamparan pasir menyebabkan telurnya dapat dengan mudah diambil oleh nelayan

sebagai kebutuhan pangan dan juga kebiasaan para masyarakat Bali dalam

mengkonsumsi daging penyu hija (C. mydas) dalam upacara keagamaan. Hal ini yang

menyebabkan kepunahan penyu hijau secara perlahan-lahan. Apabila telur-telur tersebut

diambil maka kesempatan penyu hijau untuk berkembang biak tidak ada, karena 1 telur

yang dapat menetas hanya mempunyai kesempatan sekali menjadi penyu hijau dewasa

(Balipost, 2003).

Secara umum konservasi adalah kegiatan pemeliharaan atau perlindungan

sumberdaya secara sistematik untuk mencegah kerusakan dengan jalan mengawetkan.

Dari pengertian tersebut, orang sering menyalah artikan dengan menganggap bahwa

kegiatan konservasi sumberdaya alam hanya merupakan kegiatan perlindungan semata-

mata. Padahal, tujuan dari kegiatan konservasi adalah melakukan tindakan perlindungan

sumberdaya untuk tujuan pemanfaatan (pangerang, 2009).

Penyu hijau adalah salah satu jenis penyu laut yang umum dan jumlahnya lebih

banyak di banding beberapa penyu lainnya. Jenis seperti penyu belimbing di laporkan

telah sangat berkurang jumlahnya dan termasuk salah satu jenis yang hampir hilang di

perairan, hanya beberapa tempat yang masih sesekali menjadi tempat memijah bagi

jenis penyu ini. Penyu belimbing adalah penyu yang di lindungi dan masuk dalam

CITES (Convention on International Trade of Endangered Species) Appendix 1.

Meskipun jumlahnya lebih banyak di banding penyu lainnya, populasi penyu hijau tiap

tahun berkurang oleh penangkapan dan membunuhan baik sengaja maupun tidak

Page 3: PKM penyu hijau

sengaja yang terperangkap oleh jaring dasar laut. Dewasa ini memang sangat mendesak

adanya upaya manajeman perlindungan lingkungan asli hewan ini yang tidak hanya

berlaku pada suatu kawasan perteluran hewan ini namun juga di beberapa daerah yang

merupakan jalur migrasi hewan ini dalam mencari makan. Upaya konservasi dan

perlindungan harusnya bukan hanya di atas kertas saja namun lebih kearah praktek

pemeliharaan yang rill guna menjaga kelangsungan hidup dan lingkungan alami hewan

ini (kasim, M, 2009).

Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan

pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian

jenisnya. Upaya penangkaran penyu (ranching) masih jarang dilakukan di Indonesia.

Yang pernah ada hanya usaha pembesaran penyu (P. Serangan, Gondol Bali) dan usaha

penetasan telur penyu di berbagai tempat peneluran penyu (Triwibowo, 2001).

Penangkaran penyu itu diperlukan karena populasinya kini terus berkurang,

bahkan terancam punah sebab telurnya diambil oleh masyarakat untuk dikonsumsi dan

dijual. Karena setiap bertelur diambil sehingga tidak yang menetas, maka memang

keberadaan penyu-penyu itu sekarang diambang kepunahan (Antara News, 2007).

Taman Nasional Kepulauan Wakatobi merupakan kawasan konservasi perairan

laut (marine conservation area). Kawasan Kepulauan Wakatobi dan perairan laut di

sekitarnya seluas 1.390.000 ha ditunjuk sebagai taman nasional pada tanggal 30 Juli

1996 berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 393/Kpts-VI/1996. Nama

Wakatobi diambil dari singkatan nama pulau-pulau besar yang menyusun kepulauan ini,

yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko, nama lain dari gugusan pulau-

pulau tersebut adalah Kepulauan Tukang Besi (anonym, 2009).

Page 4: PKM penyu hijau

Salah satu daerah di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi adalah Pulau

Runduma. Runduma merupakan surga bagi penyu. Disebut demikian karena di pulau

berpasir putih ini penyu bebas beranank pinak membentuk koloni tanpa gangguan

manusia. Pulau di tengah laut banda dan termasuk wilayah kabupaten Wakatobi

provinsi Sulawesi Tenggara ini sesungguhnya bukan pulau tak berpenghuni. Ada 140

kepala keluarga yang bermukim di pulau itu yang sangat mencintai alam dan pulau

mereka, sehingga penyu merasa aman hidup berdampingan.

Dengan keberadaan Taman Nasional Kepulauan Wakatobi, seharusnya potensi

untuk melestarikan penyu hijau (C. mydas) melalui kegiatan konservasi menjadi lebih

besar, namun setiap tahun ternyata populasi hewan ini semakin berkurang. Oleh

karena itu TIM PKMM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo,

bermaksud melaksanakan kegiatan Kreatifitas Mahasiswa dalam Bidang pengabdian

kepada masyarakat untuk dapat lebih memaksimalkan kegiatan konservasi penyu hijau

(C. mydas).

C. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam PKMM ini adalah “bagaimanakah upaya

penyelamatan penyu hijau (C. mydas) di Taman Nasional Laut Wakatobi Kabupaten

Wakatobi?”.

Page 5: PKM penyu hijau

D. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dari kegiatan PKMM ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya

melestarikan penyu hijau (C. mydas) kepada masyarakat, khususnya yang berada

di kawasan Taman Nasional Kepulauan Wakatobi

2. Melestarikan populasi penyu hijau (C. mydas) di kawasan taman nasional

kepulauan wakatobi.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Haluoleo ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mahasiswa

a. Mahasiswa dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya khususnya

mengenai konservasi penyu hijau (C. mydas)

b. Mahasiswa dapat meningkatkan kepekaan sosial dalam bentuk pengabdian kepada

masyarakat (penyuluhan dan konservasi).

2. Untuk masyarakat

a. Masyarakat dapat mengetahui pentingnya dan bagaimana melakukan konservasi

penyu hijau

b. masyarakat dapat melakukan proses konservasi penyu hijau (C. mydas) melalui

metode penangkaran

Page 6: PKM penyu hijau

3. Untuk pemerintah

Luaran yang diharapkan untuk pemerintah yaitu sebagai acuan kepada

pemerintah dalam menetapkan kebijakan mengenai konservasi

F. KEGUNAAN PROGRAM

Kegunaan dari program ini adalah sebagai berikut :

a. Mahasiswa dapat menyalurkan ilmu pengetahuannya dibidang konservasi

kepada masyarakat

b. Dapat menjadi acuan bagi orang-orang yang akan melakukan kegiatan

konservasi

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Taman Nasional Wakatobi memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai

tinggi baik jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut yang menakjubkan.

Secara umum perairan lautnya mempunyai konfigurasi dari mulai datar sampai

melandai kearah laut, dan beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam.

Kedalaman airnya bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar

perairan sebagian besar berpasir dan berkarang.

Masyarakat asli yang tinggal di sekitar taman nasional yaitu suku laut atau yang

disebut suku Bajau. Menurut catatan Cina kuno dan para penjelajah Eropa,

menyebutkan bahwa manusia berperahu adalah manusia yang mampu menjelajahi

Kepulauan Merqui, Johor, Singapura, Sulawesi, dan Kepulauan Sulu. Dari keseluruhan

manusia berperahu di Asia Tenggara yang masih mempunyai kebudayaan berperahu

tradisional adalah suku Bajau/bajo.

Page 7: PKM penyu hijau

Runduma merupakan surga bagi penyu. Disebut demikian karena di pulau

berpasir putih ini, penyu bebas beranank pinak membentuk koloni tanpa gangguan

manusia. Pulau di tengah laut banda dan termasuk wilayah kabupaten Wakatobi

provinsi Sulawesi Tenggara ini, sesungguhnya bukan pulau tak berpenghuni. Ada 140

kepala keluarga yang bermukim di pulau itu yang sangat mencintai alam dan pulau

mereka, sehingga penyu merasa aman hidup berdampingan. Terumbu karang di

perairan laut banda juga masih lestari. Warga desa Runduma, kecamatan tomia

menghargai kehidupan biota laut dan sangat menjaga terumbu karang di kawasan itu.

Mereka tak pernah merusaknya, karena terumbu karang bagi mereka seperti “ibu” yang

member kehidupan. Mereka menangkap ikan hanya dengan menggunakan alat

konvensional, seperti pukat dan jala saja. Mereka pantang menggunakan alat modern

apalagi sampai melakukan pemboman ikan yang dapat merusak terumbu karang.

Mereka paham terumbu karang adalah tempat berkembangbiaknya biota laut khususnya

ikan dan penyu. Jika terumbu karang hancur, maka ikan dan penyu tak ada lagi.

Khusus penyu, disebelah pulau runduma terdapat pulau kecil yang sama sekali

tidak berpenghuni. Di pulau tanpa nama, rakyat Runduma membiarkan penyu bertelur.

Untuk mengawasi perkembangbiakan penyu, pengawasan dari Taman Nasional

Wakatobi setiap bulan melakukan kunjungan. Tujuannya untuk melihat, sekaligus

menghitung pertambahan populasi penyu di sekitar pulau tersebut.

Sebelum pengawasan konservasi Taman Nasional Wakatobi meningkatkan

pengawasan di sekitar teumbu karang Wakatobi, kerap kali pengganggu dari luar

wakatobi dating melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak,

bahkan ada yang berani melakukan pembiusan dengan kompresor. Mereka menyelam

Page 8: PKM penyu hijau

hingga ke dasat karang menebar bius dan membunuh ikan dan biota laut lainnya.

Akibat perbuatannya tersebut, terumbu karang rusak. Ikan-ikan yang belum saatnya

dipanen mati karena di bius. Menurut “Siwa”, warga desa runduma, yang melakukan

pengeboman, pembiusan dan perburuan telur penyu dan sekaligus penyunya adalah

warga di luar pulau Runduma. Namun warga runduma yang kerap di tuding melakukan

itu semua. Padahal bukan mereka, melainkan orang luar yang datang merusak terumbu

karang.

H. METODE PELAKSANAAN

1. Waktu dan tempat

Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan atau 90 hari kerja yaitu

bulan Maret sampai bulan Mei 2010. Kegiatan ini dilaksanakan di Taman Nasional

Wakatobi Kabupaten Kabupaten Wakatobi Propinsi Sulawesi Tenggara.

2. . Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan

No. Alat dan Bahan FungsiI. Alat

a. Jaring Pembuatan transek peneluran

b. Patok Pembuatan transek peneluran

c. Kamera

d. gergaji

Dokumentasi kegiatan

Memotong papan dan balokII. Bahan

a. papan Pembuatan papan peringatan tempat peneluran

b. balok Pembuatan papan peringatan tempat Peneluran

Page 9: PKM penyu hijau

c. tali

d. palu

e. paku

f. cat

Pembuatan transek peneluran.

Pembuatan transek peneluran

Pembuatan transek peneluran

Memberi warna pada papan pringatan

3. . Prosedur Kegiatan

a. Penyuluhan Mengenai Pentingnya Kegiatan Konservasi Penyu Hijau (C.

Mydas) :

- Mengumpulkan msyarakat di daerah taman nasional kepulauan wakatobi (pulau

Runduma)

- Menentukan masyarakat yang akan mewakili berbagai kelompok yang terdiri

dari kelompok pemuda, pelajar SD, pelajar SMP, SMU dan tokoh masyarakat

masing-masing 5 orang dari berbagai daerah di Taman Nasional Kepulauan

Wakatobi

- Memberikan materi penyuluhan mengenai konservasi penyu hijau dengan

menggunakan metode penangkaran

b. Pelatihan Teknis Pembuatan Alat Penangkaran Penyu.

- Mengumpulkan msyarakat di daerah taman nasional kepulauan wakatobi

- Menentukan masyarakat yang akan mewakili berbagai kelompok yang terdiri

dari kelompok pemuda, pelajar SD, pelajar SMP, SMU dan tokoh masyarakat

masing-masing 5 orang dari berbagai daerah di Taman Nasional Kepulauan

Wakatobi

- Mendemonstrasikan pembuatan alat penangkaran penyu

c. . Teknis pembuatan Alat Penangkaran

- Pembuatan transek dari patok dan jaring dengan ukuran 1 X 1 X 1 meter

- Pembuatan papan tanda peringatan penangkaran di dekat transek (alat

penangkaran)

Page 10: PKM penyu hijau

I. JADWAL PELAKSANAN PROGRAM

Pelaksanaan program kegiatan disajikan pada Tabel 2 :

Tabel 2. Pelaksanaan Program Kegiatan

No. Uraian Kegiatan Waktu Keterangan

1. Survey pendahuluan Bulan ke 1 Dilakukan tim PKMM

2. Persiapan tim dan sosialisasi Bulan ke 1 Dilakukan tim PKMM

3. Pengadaan alat dan bahan Bulan ke 1 Dilakukan oleh tim PKMM

4. Diskusi dengan masyarakat Bulan ke 1 Dilakukan Oleh tim PKMM Bersama Masyarakat/Nelayan

5. Penyuluhan dan pelatihan Bulan ke 2 Dilakukan oleh tim PKMM

yang diikuti oleh nelayan

6. Demonstrasi pembuatan alatpenangkaran

Bulan ke 3 Dilakukan oleh tim PKMM dengan melibatkan nelayan

7 Pelaporan Bulan Ke3 Dilakukan oleh tim PKMM

J. RANCANGAN BIAYA

Rincian Anggaran Biaya kegiatan di tampilkan pada Tabel 3.di bawah ini:

No. Uraian Kegiatan Volume Satuan Satuan Harga (Rp)

Jumlah (Rp)

A. Biaya Habis Pakai1. Kertas A4 2 Rim 35.000,- 70.000,-2. Alat Tulis Menulis 1 Paket 80.000,- 80.000,-3. Rental Komputer 1 Paket 100.000,- 100.000,-4. Foto kopi dan Jilid 1 Paket 150.000,- 150.000,-

Sub Total A 400.000,-B. Biaya peralatan/bahan

penunjang PKM1. Peralatan penangkaran

Penyu hijau (jaring, patok, papan, balok,palu)

1 Paket 400.000 400.000,-

Sub Total B 400.000,-C. Biaya Transportasi

Page 11: PKM penyu hijau

1. Transportasi kapal (Kendari – Wanci)Untuk 6 orang (PP)

1 Paket 1.800.000,- 1.800.000,-

2. Transportasi dari desa ke desa :(Wanci – Kaledupa), (Kaledupa – Tomia), (Tomia – Binongko), (Binongko – Runduma)untuk 6 orang (PP)

1 Paket 4.800.000,- 4.800.000,-

Sub Total C 6.600.000,-D. Biaya lain-lain1. Konsumsi kegiatan

Untuk 6 orang1 Paket 2.000.000,- 2.000.000,-

2. Dokumentasi/Iklan 1 Paket 100.000,- 100.000,-3. Pembuatan Poster

Public Awareness1 Paket 200.000,- 200.000,-

4. Laporan Perkembangan Kemajuan

1 Paket 100.000,- 100.000,-

5. Laporan Akhir 1 Paket 200.000,- 200.000,-Sub Total D 2. 600.000,-Total Akhir 10.000.000,