pkm-penggunaan rak elektrik perpustakaan

24
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENGGUNAAN RAK ELEKTRIK PADA PERPUSTAKAAN Bidang Kegiatan: PKM-Gagasan Tertulis Diusulkan oleh: UNIVERSITAS AIRLANGGA i Octavia Wigrha Istia Dewi (071411631061 / Angkatan 2014) Sandi Dharma Imaduddi (071411533024/

Upload: resa

Post on 17-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Zaman serba canggih perlu adanya inovasi pada rak perpustakaan

TRANSCRIPT

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENGGUNAAN RAK ELEKTRIK PADA PERPUSTAKAANBidang Kegiatan:

PKM-Gagasan Tertulis

Diusulkan oleh:

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2015

G

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga proposal Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang berjudul Penggunaan Rak Elektrik Pada Perpustakaan dapat terselesaikan. Salawat serta salam senantiasa tecurah bagi Nabi Muhammand SAW beserta para pengekutnya.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampakain terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaikan karya tulis ini yaitu:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat karya tulis.

2. Ibu Dra. Endang Gunarti M.I.Kom selaku dosen pembimbing yang membimbing dan memberikan arahan.

3. Orang tua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasihat yang bermanfaat dalam proses penulisan.

4. Segenap pihak yang turut andil dalam proses pembuatan karya tulis.

Diharapkan bahwa proposal PKM-GT ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang mampu memberikan dampak positif khususnya untuk keefisienan pengaturan buku di perpustakaan. Kritik dan saran yang bersifat membangun juga diharapkan untuk kesempurnaan gagasan yang diajukan. Semoga proposal yang diajukan memberikan manfaat bagi kita semua.

Surabaya, 16 Januari 2015

PenulisDAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHANiiKATA PENGANTARiiiivDAFTAR ISI

RINGKASANvPENDAHULUAN1Latar Belakang.1Tujuan2Manfaat2GAGASAN2Kondisi Terkini2Solusi yang Pernah Diajukan3Gagasan yang Diajukan3Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan4KESIMPULAN5DAFTAR PUSTAKA6

RINGKASANPerpustakaan identik dengan kumpulan buku-buku dengan jumlah yang besar maka ruangan perpustakaan biasa dilengkapi dengan puluhan rak yang berisi buku-buku koleksi. Tugas para pustakawan pun tidak mudah. Mereka harus menyusun buku-buku koleksi sesuai dengan kode yang tertera. Tidak hanya menyusun puluhan buku saja, tetapi ribuan bahkan jutaan buku yang harus mereka susun dalam rak-rak yang tersedia.

Jika satu buku salah peletakannya maka buku tersebut akan sulit sekali ditemukan. Oleh karena itu, buku-buku koleksi tersebut harus dapatdiatur menurut suatu sistem tertentu sehinggamemudahkanpengunjunguntuk menemukan kembali buku koleksi yang diperlukan.

Pustakawan akan menghabiskan waktu lama untuk menata kembali buku jika melakukan metode shelfing. Hal ini disebabkan karena banyaknya buku dan mereka harus memilah terlebih dahulu sesuai kode, warna, dan nomor klasifikasi. Oleh karena itu, dengan adanya bantuan dari rak elektrik akan memudahkan pustakawan dalam meletakkan buku pada rak. Rak elektrik yang sengaja didesain khusus dengan menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification), Book Drop Box, serta bantuan teknologi robot yang dapat meringankan beban pustakawan ketika meletakkan buku pada rak dan cara tersebut akan menghasilkan waktu yang relatif singkat dalam pengembalian buku. Untuk membantu mengimplementasikan gagasan ini diperlukan dukungan dan kerjasama antara beberapa pihak antara lain, pustakawan, institusi atau lembaga penyelenggara perpustakaan maupun pemerintah yang dilakukan secara terkait. PENDAHULUANLatar Belakang

Perpustakaan merupakan sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan olehmasyarakat. Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadahyang merupakan kebutuhan hakiki manusia. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalamperpustakaan digital(dalam bentuk data yang bisadiakses lewat jaringan komputer).

Sumber Daya Manusia (SDM) di perpustakaan adalah komponen terpenting dalam menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan pelayanan perpustakaan. Adanya SDM yang mumpuni juga harus didukung oleh faktor lain yang mendukung dalam penyelenggaraan pelayanan perpustakaan misalnya fasilitas yang sesuai dengan teknologi yang berkembang. Sedangkan mengenai sistem layanannya dapat dipilih layanan terbuka (open access) maupun tertutup (closed access) yang harus dipertimbangkan penerapannya berdasarkan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani. Pada perpustakaan umum sistem layanannya biasanya adalah sistem layanan terbuka (open access).

Dalam sistem layanan terbuka (open access) ini, masyarakat pengguna perpustakaan dapat langsung ke rak koleksi dan memilih sendiri buku atau informasi yang dibutuhkannya. Sedangkan pada layanan tertutup (closed access). Pengguna harus menggunakan katalog yang tersedia untuk memilih pustaka yang diperlukannya dan pengguna tidak dapat mengambil sendiri bahan pustaka dari ruang koleksi, akan tetapi akan dibantu oleh petugas.

Sebuah perpustakaan identik dengan kumpulan buku-buku dengan jumlah yang besar maka ruangan perpustakaan biasa dihiasi dengan puluhan rak yang berisi buku-buku koleksi. Tugas para pustakawan pun tidak mudah. Mereka harus menyusun buku-buku koleksi sesuai dengan kode yang telah diindeks sebelumnya.Tidak hanya menyusun puluhan buku saja, tetapi ribuan bahkan jutaan buku yang harus mereka susun dalam rak-rak yang tersedia.

Jika satu buku saja salah peletakannya maka buku tersebut akan sulit sekali ditemukan. Oleh karena itu,buku-buku koleksi tersebut harus dapatdiatur menurut suatu sistem tertentu sehinggamemudahkanbagipengunjunguntuk menemukan kembali buku koleksi yang diperlukan.

Kadang kala untuk pengaturan kembali buku yang telah diambil dari rak memakan waktu yang tidak sebentar, sebab diatur secara manual oleh pustakawan (shelfing). Butuh banyak waktu yang dibutuhkan untuk menyusun buku-buku pada rak. Untuk satu buku saja diperlukan waktu setidaknya tiga menit,padahal dalam tiga puluh menit ada lebih dari dua puluh buku yang harus di susun pada rak. Maka mereka membutuhkan waktu setidaknya satu jam untuk menyusun dua puluh buku.Padahal, tugas pustakawan tidak hanya itu saja.

Dengan adanya penggunaan rak elektrik yang sengaja didesain khusus dan menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) serta bantuan teknologi robot dapat meringankan beban pustakawan ketika meletakkan buku pada rak dan tetap sesuai dengan urutan nomer pengklasifikasian-nya secara cepat dan lebih efisien. Tujuan

Meninjau latar belakang pada karya tulis ini, maka tujuan gagasan yang ingin dicapai adalah:

1. Memberikan solusi terbaru dalam efisiensi pengembalian buku ke dalam rak perpustakaan.2. Meningkatkan kinerja pustakawan dalam pengembalian buku ke dalam rak perpustakaan.ManfaatSecara umum manfaat yang ingin dicapai dari gagasan ini adalah:

1. Sebagai bahan refrensi tentang rak buku yang modern.

2. Menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang rak elektronik.GAGASAN

Kondisi Terkini

Secara umum kondisi perpustakaan di Indonesia sudah bagus, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan perlunya peningkatanpada kondisi fisik perpustakaan, termasuk peralatan-peralatan pendukungnya.Dalam Sistem SirkulasiPeminjaman dan Pengembalian telah menggunakan TeknologiRFID untuk menjamin Keamanan buku koleksi yang dimiliki. Namun untuk pengembalian buku pada rak masih dikerjakan secara mandiri oleh pustakawan yang disebut dengan shelfing (pengaturan dan penyimpananbuku di rak). Hal ini memerlukan banyak waktu karena harus memilah-milah terlebih dahulu sesuai kode warna dan nomor klasifikasi.

Setiap tiga puluh menit setidaknya terdapat dua puluh buku yang terkumpul pada kereta dorong yang nantinya akan dikembalikan kedalam rak. Menurut pengamatan yang dilakukan oleh penulis, pustakawan yang melakukan metode shelfing membutuhkan waktu kurang lebih tiga menit untuk meletakkan satu buku kedalam rak sesuai dengan kode yang tertera. Hal ini menunjukkan, untuk buku yang terkumpul dalam waktu tiga puluh menit dibutuhkan kurang lebih satu jam untuk meletakkan kembali kedalam rak perpustakaan. Padahal, dalam satu hari pustakawan bekerja sepuluh jam dan itu tidak hanya untuk melakukan shelfing saja. Mereka harus melakukan pekerjaan lain seperti membuat klasifikasi, katalogisasi, pelabelan dan stempel kepemilikan, pemberian atribut, penyampulan buku, memasukkan data entri ke komputer dan sebagaianya.

Teknologi yang Pernah Diajukan

Terdapat Sensor Elektronik pada rak perpustakaan yang meminimalisir adanya kesalahan penempatan buku, adanya ruang penyimpanan koleksi buku bawah tanah yang diatur oleh robot derek dan tersedianya Book Drop Box untuk transaksipengembalian bukusecaramandirioleh Pustakawan dalam hitungan detik.Gagasan yang DiajukanDari masalah diatas diperlukan adanya solusi menggunakan rak elektrik sebagai salah satu fasilitas perpustakaan yang dapat meringankan beban pustakawan. Rak elektrik yang menggunakan teknologi RFID dan juga bantuan robot akan memudahkan pustakawan dalam mengatur kembali buku yang telah digunakan, selain itu juga dapat menghemat waktu dan beban pustakawan yang semakin ringan akan menjadikan nilai tambah untuk memaksimalkan pelayanan bagi para pengguna.

Dengan bantuan rak elektrik berteknologi RFID yang juga telah diterapkan pada perpustakaan-perpustakaan besar yang ada di dunia, dan perusahan ternama di Indonesia. RFID adalah sebuah sistem identifikasi melalui frekuensi radio dengan melibatkan perangkat keras yang dikenal sebagai interogator atau pembaca dan tag, juga dikenal sebagai label, serta perangkat lunak atau RFID middleware. Dalam metode pengidentifikasian obyek RFID dapat digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti bernama RFID tag atau transponder dan bantuan robot, buku hanya ditempatkan di box khusus yang ditempatkan di samping rak yang nantinya satu persatu buku yang telah memiliki barcode akan dibawa ke posisi sesuai dengan indeks yang tertera dengan sebuah robot Line Follower. Robot ini dapat mengikuti garis sebagai jalurnya. Arm robot untuk membelah bagian antar buku. Rak elektrik ini akan membantu penempatan buku sehingga buku dapat tersusun secara rapi sesuai indeks tanpa menghabiskan waktu yang lama.Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan

Untuk mewujudkan perpustakaan dengan fasilitas yang maksimal diperlukan peran beberapa pihak terkait, yaitu :

1. Pemerintah

Sebagai penentu kebijakan utama, pemerintah turut ambil andil dalam pengembangan perpustakaan dengan menyediakan fasilitas penunjang dalam perpustakaan.2. Institusi atau lembaga penyelenggara perpustakaanPada perpustakaan sekolah, pihak sekolah lah yang dapat membantu pengadaan rak elektrik ini. 3. PustakawanPustakawan yang seharusnya telah dibekali dalam pengoperasian rak elektrik sehingga tidak menimbulkan masalah teknis yang nantinya dapat terjadi.KESIMPULANA. Inti Gagasan

Gagasan tentang rak elektrik ini meliputi pembaharuan sistem rak perpustakaan yang di desain dengan menggunakan teknologi RFID dan teknologi robot. Rak elektrik dapat meringankan beban pustakawan untuk peletakkan buku-buku yang lebih tepat dan sesuai. Dengan rak elektrik buku-buku koleksi akan lebih sesuai penempatanya sesuai kode yang tertera sehingga dapat memudahkan untuk pencarian kembali. Hal ini akan memaksimalkan fungsi perpustakaan dan pelayanan yang diberikan.

B. Teknik Implementasi GagasanTeknik implementasi untuk mewujudkan gagasan penggunaan rak elektrik sebagai teknologi modern yang membantu meringankan beban pustakawan yaitu:1. Penggunaan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) sebagai interogator atau pembaca yang terdapat pada buku dapat mengidentifikasi buku secara detail sehingga meminimalisir adanya peletakkan yang salah.

2. Membuat teknologi robot Line Follower sebagai sarana bagi buku untuk diletakkan sesuai dengan kode yang tertera. Robot ini dapat melintasi sebuah garis hitam sebagai lintasanya.3. Membuat teknologi Arm Robot sebagai robot pembantu untuk membelah bagian antar satu buku dengan buku yang lain agar mempermudah penempatan buku dalam rak.C. Prediksi Hasil yang Akan Dicapai

Jika rak elektrik ini diterapkan pada suatu perpustakaan maka diprediksikan dapat meminimalisir adanya kesalahan peletakkan buku koleksi dan mengurangi beban pustakawan sehingga dapat memaksimalkan pelayanan pada para pengguna.

DAFTAR PUSTAKABayong, Eko. 2012. Mewujudkan Perpustakaan Ideal.(online)http://www.bpkp.go.id/pustakabpkp diakses tanggal 15 Januari 2015.

Davis, William S. 1986.Sistem Pengolahan Informasi. Jakarta : Erlangga.

Jayadi, Akhmad. 2014. Definisi dan Cara Kerja Robot Line Follower. http://kalimatmotivasiku.blogspot.com/2014/01/definisi-dan-cara-kerja-robot-line.html diakses pada tanggal 13 Februari 2015.

Pertiwi,Rian. 2014.Program Kreativitas Mahasiswa.(online) https://www.academia.edu/4327578/PKM diakses pada tanggal 17 januari 2015.

Tim Belajar Elektronika. 2012. Definisi Dan Bagian Robot Line Follower.

http://e-belajarelektronika.com/definisi-dan-bagian-robot-line-follower/ diakses pada tanggal 13 Februari 2015.

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No.Nama/NIMProgram StudiBidang IlmuAlokasi Waktu

(Jam/Minggu)Uraian Tugas

1.Octavia Wigrha Istia DewiIlmu Informasi dan PerpustakaanManajemen Perpustakaan4 MingguPenyusunan Karya Tulis, pengamatan dan mencari solusi masalah.

2.Sandi Dharma ImaduddiIlmu KomunikasiManajemen Perpustakaan4 MingguPengamatan dan peninjauan ide masalah.

3.Maydiya Restacendi NurartaviaIlmu Kesehatan MasyarakatDesain Grafis4 MingguPengamatan dan desain penerapan teknologi yang digunakan.

Octavia Wigrha Istia Dewi(071411631061 / Angkatan 2014)

Sandi Dharma Imaduddi(071411533024/ Angkatan 2014)

Maydiya Restacendi Nurartavia (101411123006 / Angkatan 2014)

i12