pkm gagasan ratih
TRANSCRIPT
Kondisi MPASI saat ini
Fungsi hanya sebagai pendamping ASI, dan bukan makanan utama. Makanan utama
bayi usia 0 sampai 6 bulan adalah ASI, sebab zat-zat gizi yang terkandung di dalam ASI
cukup memenuhi semua kebutuhan nutrisi bayi. Baru di atas usia 6 bulan, bayi
membutuhkan MPASI, yaitu untuk:
Memberi kesempatan sistem pencernaan berkembang lebih matang.
Memberi kesempatan agar sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan
padat, dapat berkembang lebih baik.
Namun saat ini pemberian MPASI ternyata masih salah. Bahkan masih ada
pemberian MPASI sebelum bayi genap berusia 6 bulan. Saat bayi berusia 6 bulan perlu
diberikan MPASI dengan cermat, beberapa cara memberi MPASI yang benar yaitu:
Kenalkan 1 jenis makanan baru dulu selama2-4 hari. Setelah itu, baru perkenalkan
makanan lain.
Beri makanan yang tidak menyebabkan alergi, misalnya mengandung protein
paling rendah, misalnya beras merah.
Beri dulu makanan yang rasanya mirip ASI, misalnya, bubur beras.
Bayi harus duduk saat makan agar makanan bisa meluncur dengan mudah.
Jangan tambah garam dan gula, atau bila perlu, sedikit saja.
Cukup 1-2 sendok saja atau beri MPASI dalam jumlah bertahap, mengingat
lambung bayi masih kecil.
Ketika tubuh bayi belum siap menerima MPASI, namun sudah diberi MPASI bisa
menimbulkan dampak negatif jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka
pendek dapat menurunkan frekuensi dan intesitas isap, memicu timbulnya diare,
menimbulkan kolik usus, bayi kehilangan nutrisi dari ASI, dan berisiko menimbulkan
anemia zat besi. Terdapat pula dampak jangka panjang yaitu obesitas, hipertensi,
anteriosklerosis, sering terjadi alergi makanan.
Salah satu masalah serius yang perlu ditangani adalah mengurangi angka kejadian
pada anak. Dan hal ini harus dimulai sejak dini mengingat tingkat obesitas di Indonesia
kian meningkat. Berdasar Riset Kesehatan Indonesia pada tahun 2010, angka obesitas
menduduki peringkat 5 di duania dan sekitar 27 juta penduduk Indonesia mengalami
obesitas.
Solusi yang pernah ditawarkan
Pendirian Posyandu sudah dimulai sejak 1986 dan sampai sekarang kegiatan di
Posyandu masih dilaksanakan. Dengan adanya Posyandu diharapkan mampu
meningkatkan dan memeratakan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan kesehatan pada penduduk berdasarkan letak geografi.
Dasar Pelaksanaan Posyandu
Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun
1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan
Posyandu yaitu :
1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu dalam
lingkup Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa (LKMD) dan Pemberdayaan dan
Kesehatan Keluarga (PKK).
2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi Posyandu serta
meningkatkan peran serta masyarakat dalam program – program pembangunan
masyarakat desa
3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD, PKK dan mengutamakan peranan kader
pembangunan.
4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah atau di daerah masing-masing dari
melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Departemen Kesehatan (Depkes) dan
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66, dana sehat sebagai cara penyelenggaraan
dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.
Namun permasalahan saat ini, tidak semua Posyandu berjalan sesuai fungsinya. Di
beberapa daerah di kota besar justru keadaan Posyandu kurang diminati karena beberapa
kendala. Jika masih ada pelayanan Posyandu yng aktif, rentang waktu pelkasaannya pun
hanya sebulan sekali. Sedangkan ibu membutuhkan konsultasi sebagai panduan dalam
memberi tindakan yang tepat pada bayi. Kami menawarkan Dompet Ekonomis MPASI
sebagai solusi praktis untuk panduan ibu dalam memberi MPASI yang tepat sesuai
kebutuhan bayi.
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Terbaru/Terbaru/
terlalu.cepat.mpasi.berdampak.bagi.kesehatan/001/001/1918/3
http://www.tipsbayi.com/mengenalkan-mpasi-setelah-bayi-berusia-6-bulan.html
Nazarina. 2008. Menu Sehat dan Aman untuk bayi 6-12 bulan. Jakarta : PT Mizan
Publika.