pkl daud

50
Laporan Praktek Kerja Lapangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam metode geofisika digunakan untuk mengetahui lapisan bawah permukaan, metode-metode geofisika yang biasa digunakan seperti metode seismik, metode geomagnet dan gravity, metode well logging, serta metode geolistrik. Dalam identifikasi keberadaan batubara salah satu metode yang sering digunakan adalah metode well logging, selain digunakan sebagai acuan dalam identifikasi keberadaan batubara, metode ini juga digunakan untuk mengetahui susunan dan kedalaman lapisan batuan dengan melihat sifat-sifat fisik yang tergambar pada kurva log. Sehubungan dengan adanya pembekalan tentang kegiatan dunia usaha serta kerja di lingkungan tambang, perusahaan atau institusi baik milik swasta atau pemerintah yang relevan dengan program serta kurikulum pendidikan sarjana (S1) FMIPA Universitas Mulawarman Samarinda maka Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu usaha untuk menyiapkan dan menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kuantitas dan kualitas yang baik di Universitas Mulawarman. 12

Upload: yohanes-den

Post on 26-Oct-2015

323 views

Category:

Documents


51 download

DESCRIPTION

tuyang

TRANSCRIPT

Page 1: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai macam metode geofisika digunakan untuk mengetahui lapisan

bawah permukaan, metode-metode geofisika yang biasa digunakan seperti metode

seismik, metode geomagnet dan gravity, metode well logging, serta metode

geolistrik. Dalam identifikasi keberadaan batubara salah satu metode yang sering

digunakan adalah metode well logging, selain digunakan sebagai acuan dalam

identifikasi keberadaan batubara, metode ini juga digunakan untuk mengetahui

susunan dan kedalaman lapisan batuan dengan melihat sifat-sifat fisik yang

tergambar pada kurva log.

Sehubungan dengan adanya pembekalan tentang kegiatan dunia usaha

serta kerja di lingkungan tambang, perusahaan atau institusi baik milik swasta

atau pemerintah yang relevan dengan program serta kurikulum pendidikan sarjana

(S1) FMIPA Universitas Mulawarman Samarinda maka Praktek Kerja Lapangan

(PKL) adalah salah satu usaha untuk menyiapkan dan menciptakan sumber daya

manusia yang memiliki kuantitas dan kualitas yang baik di Universitas

Mulawarman.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu persyaratan yang

harus ditempuh bagi mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, khususnya mahasiswa Program Studi Fisika.

Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini mahasiswa

dituntut untuk memadukan ilmu yang diperoleh dalam mengikuti perkuliahan

dengan kegiatan nyata yang ada di lapangan, yang mana sangat diperlukan untuk

menambah wawasan dan pengalaman, sehingga mahasiswa tidak hanya terpaku

pada teori saja, namun bersifat fleksibel dan realistis dengan situasi yang

dihadapinya dan dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan kondisi wilayah

kerja dan kemampuannya.

121

Page 2: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

PT.Bukit Baiduri Energi (BBE) dipilih sebagai salah satu tempat untuk

menempatkan beberapa mahasiswa Fisika F-MIPA Universitas Mulawarman

untuk menjalani kegiatan Praktek Kerja Lapangan, karena PT.Bukit Baiduri

Energi (BBE) memiliki fasilitas kegiatan-kegiatan uji yang dapat mengaplikasikan

ilmu-ilmu yang diajarkan dalam perkuliahan.

Pengujian yang dilakukan juga merupakan kegiatan pengujian yang

terakreditasi, sehingga selain untuk mempelajari aplikasi ilmu Geofisika secara

langsung, kegiatan PKL di PT. Bukit Baiduri Energi (BBE) juga ditujukan untuk

mempelajari sistem manajemen.

Dengan pertimbangan tersebut penulis ingin melakukan penelitian dan

mengevaluasi terhadap kedua metoda dengan harapan memperoleh hasil analisa

yang valid, pelaporan hasil yang cepat dan menjadi metode acuan pada pengujian

kualitas batubara.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Tujuan dilaksanakannya kegiatan PKL adalah :

Mempelajari aplikasi bidang ilmu Fisika, Kimia, Geofisika, Geologi yang

didapatkan dibangku kuliah.

Mengenal, mempelajari tahap - tahap Eksplorasi mulai dari survey,

pemboran, sampling, analisis kualitas barubara

Sebagai salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa FMIPA UNMUL

program studi Fisika

Adapun tujuan dari penulisan Laporan Kerja Praktek ini antara lain:

Memperbandingkan Evaluasi pemboran dengan menggunakan unit bor

Jacro dan Power Rig Chain Saw

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Adapun manfaat dari penulisan laporan kerja praktek ini dapat dilihat dari

beberapa pihak diantaranya sebagai berikut :

Bagi Perusahaan

Sebagai sarana untuk mencari bibit yang berkualitas demi

menghadapi persaingan yang cukup ketat di dunia tambang.

12

Page 3: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam evaluasi pemboran dengan unit bor Jacro dan

Power Rig Chain Saw.

Bagi Akademik

Sebagai sarana untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik

dengan perusahaan, sehingga dapat mempersiapkan calon-calon

tenaga ahli yang profesional.

Sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas dan

kemampuan anak didik mengenai pengetahuan tentang dunia kerja

profesional.

Bagi Mahasiswa

Mendapatkan gambaran nyata tentang organisasi kerja dan

penerapannya dalam upaya memanfaatkan Sumber Daya Manusia

yang tersedia untuk kelancaran dan efisiensi operasional

Memahami pengolahan batubara yang meliputi proses

pengolahan batubara, bahan baku utama dan penunjang, fasilitas utama

dan penunjang serta produk hasil pengolahan batubara.

1.4 Tempat dan Topik Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Tempat PKL : Depertemen Eksplorasi PT.Bukit Baiduri

Energi

Topik PKL :“Evaluasi pemboran dengan menggunakan

unit bor Jacro dan Power Rig Chain Saw”

Alasan Pemilihan :

1. Memiliki ritme kerja yang sesuai dengan disiplin ilmu yang selama

ini telah dipelajari.

2. Mengaplikasikan teknik-teknik analisa fisika geofisika dan Geologi

pada analisa mutu pemboran.

1.5 Batasan masalah

Laporan Kerja Praktek ini membahas mengenai masalah evaluasi

pemboran dengan menggunakan unit bor Jacro dan Power Rig Chain Saw.

12

Page 4: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Kedua unit bor tersebut dievaluasi dengan menggunakan keadah

geofisika, fisika dan Geologi yaitu dengan menghitung batas terjauh dari

penyebaran batubara.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan Laporan Kerja Praktek di PT.BUKIT BAIDURI ENERGI

(BBE) disesuaikan dengan pedoman yang telah ditetapkan yaitu terdiri atas 5

(lima) bab dan beberapa sub bab yaitu :

1. Bab 1 Pendahuluan, berisi mengenai Latar Belakang, Tujuan, Manfaat,

Tempat dan Topik PKL, Batasan Masalah dan Sistematika Penulisan.

2. Bab 2 Deskripsi Perusahaan, berisi penjelasan tentang Sejarah dan Latar

belakang PT. BUKIT BAIDURI ENERGI (BBE), Visi dan Misi, Bidang

Usaha, Arti dan Makna Logo PT.BUKIT BAIDURI ENERGI (BBE) serta

Orientasi Umum.

3. Bab 3 Tinjauan Pustaka, berisi deskripsi lingkup kerja

4. Bab 4 Hasil dan Pembahasan Pembahasan dan Evaluasi Rata-Rata Hasil

Pemboran Dengan 2 Unit Bor

5. Bab 5 Penutup, meliputi Kesimpulan dan Saran

12

Page 5: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB II

DESKRIPSI PERUSAHAAN

2.1 Sejarah dan Latar Belakang

Perusahaan tambang batubara PT Bukit Baiduri Energi (BBE) adalah

sebuah perusahaan tambang peninggalan bangsa Belanda Timur yang berdiri pada

tahun 1849 bernama Oost Borneo Maathcapij .

Pada tahun 1974 perusahaan ini berubah menjadi CV. Baiduri Enterprise

dengan izin penambangan SK No. 107/Sk-DJ/DPP/101/Pertamb./1974 pada

tanggal 7 Mei dengan nomor Daftar Usaha 119 Kaltim yang dikeluarkan oleh

Departemen Pertambangan. Kemudian pada tanggal 4 Desember 1977, bentuk

perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT Bukit

Baiduri Enterprise. Tahun 1980 perusahaan ini resmi memiliki KP Eksplorasi DU

1518 dan DU 1519. Akhirnya pada awal tahun 1992, sebagian besar saham dari

PT Bukit Baiduri Enterprise dibeli oleh PT. Gajah Tunggal Mulia Group, suatu

kelompok usaha swasta nasional.

Perizinan KW 96PP0430, PT Bukit Baiduri Enterprise yang beralamat

kantor pusat di jalan Hayam Wuruk No. 28 Lantai 3, Jakarta Pusat, sebagai

pemegang Kuasa Pertambangan KW 96PP0430 memiliki izin untuk melakukan

penambangan batubara dari Direktoral Jendral Pertambangan Umum atas nama

Departemen Pertambangan dan Energi dengan nomor 1470.K/2014/1997.

Wilayah KW 96PP0340 masuk dalam wilayah daerah penelitian di Pit Jongkang.

Surat keputusan ini ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 1997 berlaku

selama 11 tahun berturut-turut dengan luas wilayah 1.000 Ha dan berlaku sejak 9

November 1994.

Pada bulan September 1999 dilakukan perubahan luas menjadi 1.081 Ha,

dengan surat keputusan dari Direktorat Jendral Pertambangan Umum dengan

No.529K/24.03/DPJ/1999. Kemudian pada tanggal 1 September 1999, terakhir

wilayah KW 96PP0430 direvisi batasnya dengan disetujui Direktoral Jendral

125

Page 6: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Pertambangan pada tanggal 17 Maret 2000, yang luas wilayahnya berubah

menjadi 3.081 Ha. Kuasa Pertambangan KW 96P00160 ini memiliki izin untuk

penambangan batubara dari Direktorat Jendral Pertambangan Umum atas nama

Departemen dan Energi dengan nomor 767.K/2014/DDJP/1989.

Pada tahun 1993 ada perubahan luas wilayah dari 870 Ha menjadi 1.000

Ha berdasarkan surat keputusan Direktorat Jendral Pertambangan Umum

No.2167.K/2014/DDJP/1993 tanggal 29 November 1993. Kemudian pada tahun

1996 wilayah KW 96PP0430 direvisi batasannya dan disetujui Direktur Jendral

Pertambangan Umum melalui Surat Keputusan No.98.K./2014/DDJP/1996 pada

tanggal 9 April 1996. Kemudian diperpanjang KW 96P00160 sesuai SK Direktur

Jendral Pertambangan Umum 571.K/24.1/DJP/2000 tanggal 3 November 2000

dan diubah menjadi IUP Eksplorasi melalui SK Gubernur Kalimantan Timur

No.503/K.383/2010, tanggal 2 Agustus 2010, masa berlaku 10 tahun.

Adapun areal tambang yang dimiliki PT Bukit Baiduri Energi yaitu

meliputi daerah Samarinda dan Tenggarong (Kab. Kutai Kartanegara) dengan

Luas ± 7.081 Ha dengan kantor pusat di Jakarta. Didirikan kantor cabang dengan

akte notaris Nomor 163 tertanggal 25 Februari 1994, terletak di Mine Site-

Merandai Kalimantan Timur. Pada tahun 2003 terjadi pergantian manajemen, PT

Bukit Baiduri Enterprise berubah nama menjadi PT Bukit Baiduri Energi.

Kontraktor yang ada di PT Bukit Baiduri Energi saat ini antara lain PT KTC, PT

RBM, PT Adil Jaya, KUD Kopta, INHOUSE PIT, dan PT SJR.

2.2 Visi dan Misi

2.2.1 PT. BUKIT BAIDURI ENERGI

VISI

Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.

MISI

Menjalankan usaha tambang batubara, serta energi baru dan terbarukan

secara teintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial kuat.

12

Page 7: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

TATA NILAI

Dalam mencapai visi dan misinya, PT. Bukit Baiduri Energi berkomitmen

untuk menerapkan tata nilai sebagai berikut :

Clean (Bersih)

Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak

menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman

pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

Competitive (Kompetitif)

Mampu berkompetensi dalam skala regionl maupun nasonal, mendorong

pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai

kinerja.

Confident (Percaya Diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam

reformasi, dan membangun kebanggaan bangsa.

Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil

keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

Capable (Berkemampuan)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta

dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset

dan pengembangan.

Dalam melaksanakan usahanya selalu berdasarkan kepada tata nilai :

Berwawasan lingkugan

Profesionalisme

Kebanggaan pegawai

Penerapan teknologi secara efektif dan efisien

Keadilan, kejujuran, keterbukaan dan dapat dipercaya

12

Page 8: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

2.3 Arti dan Makna Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Makna Logo Perusahaan

1. Elemen logo membentuk huruf BBE secara keseluruhan merupakan

presentasi dimaksudkan sebagai Bukit Baiduri Energi yang bergerak maju

dan progresif

2. Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar PT.Bukit Baiduri

Energi dan aspirrasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan

dinamis, dimana :

BIRU mencerminkan : dapat dipercaya dan bertanggung jawab

2.4 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi penambangan PT. Bukit Baiduri Energi secara administrasi

terletak di Kota Madya Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi

Kalimantan Timur. Daerah penyelidikan dapat dicapai dengan kendaraan roda

empat (melalui darat) dari Bandar Udara di Balikpapan ke pusat kota Samarinda

selama kurang lebih 3,5 jam.

PT Bukit Baiduri Energi berjarak ± 15 km dari pusat Kota Samarinda dan

dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat ke

arah JL.P.Suryanata ke Mine Site di Samarinda dan Tenggarong.

Lokasi pelabuhan PT. Bukit Baiduri Energi terletak di Merandai Desa

Loa Duri Ulu Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara, yang

memperoleh batubara dari area penambangan bagian selatan (South Area),

sedangkan batubara dari North Area dibawah ke pelabuhan PT Mahakam Coal

12

Page 9: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Terminal (MCT) di Desa Ambalut, Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten

Kutai Kartanegara.

Sumber : Mine Plan And Design Departement, PT Bukit Baiduri Energi

Gambar 2. 2 Peta Lokasi PT Bukit Baiduri Energi

2.5 Keadaan Geografis PT. Bukit Baiduri Energi

12

Page 10: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Lokasi tempat kerja PT.Bukit Baiduri Energi secara administratif terletak di

Desa Loa-Duri Kecamatan Loa-Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi

kalimantan Timur. Secara geografis lokasi kerja PT. Bukit Baduri Energi dibatasi

pada sisi-sisi terluar oleh sistem koordinat lokal, yaitu :

Tabel 2.1: Keadaan Geografis dan Koordinat UTM PT.Bukit Baiduri Energi

N

o

Koordinat Geografis Koordinat UTM

Bujur Timur Lintang selatan East (x) Notrh (y)

1 117°5´5,2˝ 0°22´50,7˝ 509432,210 9957918,770

2 117°7´13,6˝ 0°22´50,7˝ 513400,405 9957918,723

3 117°7´13,6˝ 0°26´32,7˝ 513400,302 9951103,193

4 117°5´5,2˝ 0°26´32,7˝ 509432,128 9951103,248

2.6 Strategi Perusahaan

Strategi PT. Bukit Baiduri Energi untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu :

1. Memiliki sumber daya yang berkualitas dan penuh dedikasi

2. Memiliki cadangan mineral yang besar dan berkualitas tinggi

3. Kemampuan untuk menemukan dan mengembangkan deposit yang

dimiliki menjadi suatu unit bisnis pertambangan baru

4. Kondisi keuangan yang cukup stabil.

5. Beroperasi secara efisiensi ( berbiaya rendah )

6. Memaksimalkan nilai pemegang saham ( stakeholders value )

2.6 Struktur Organisasi Perusahaan

12

Page 11: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Gambar 2.3: Struktur organisasi perusahaan

2.7 Kontraktor Pada PT. Bukit Baiduri Energi

PT. Bukit Baiduri Energi selaku perusahaan yang menjalankan kegiatan

penambangan batubara di kalimantan timur dalam melakukan kegiatan

penambangan batubara tidak mengerjakan sendiri tetapi memiliki beberapa mitra

kerja guna menyediakan pasokan batubara bagi perusahaan, perusahaan tersebut

antara lain:

12

Page 12: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

1. PT. Kok Toh Chong

Table 2.2: kontraktor yang menambang di pit Panorama

No Nama pit Kalori (kkal) Sulfur (%) Ash (%) Seam

1. Pit Panorama 5.820 2,72 5,04 B,BX,D,

C,F6

2. PT. Raya Bumi Mandiri

Table 2.3: kontraktor yang menambang di pit Pinang

NoNama Nama pit Kalori (kkal) Sulfur (%) Ash (%) Seam

1. Pit

Pinang

5.978 0,893 4,13 A5,,A6,A7,A8,A9

3. KUD KOPTA

Table 2.4: kontraktor yang menambang di pit Kopta

No Nama pit Kalori (kkal) Sulfur

(%)

Ash (%) Seam

1. Pit Kopta 6.408 1,14 4,42 A4 Lower,A4 Upper

A3

4. PT. ADIL JAYA

Table 2.5: kontraktor yang menambang di pit UDJ

No Nama pit Kalori (kkal) Sulfur (%) Ash (%) Seam

1. Pit UDJ 5.720 1,74 2,23 C2,C2 Lower,C2

Upper, C3

12

Page 13: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

5. PT. KUD KOPTA

Table 2.6: kontraktor yang menambang di pit Sentra

No Nama pit Kalori (kkal) Sulfur (%) Ash (%) Seam

1. Pit centra 6.786 1,15 4,32 S, T, U, U,V,

WW

Selain di tambang oleh kontraktor PT.Bukit Baiduri Energi juga dalam

menambang Batubara mereka menambang sendiri, adapun pit yang dikelolah

sendiri oleh perusahaan adalah:

6. PT. BUKIT BAIDURI ENERGI

Table 2.7: pit yang di tambang oleh PT.Bukit Baiduri Energi

No Nama pit Kalori (kkal) Sulfur

(%)

Ash

(%)

Seam

1. Pit Bendang 5.749 2,15 3,32 A2, A3, A3

Upper, A3 Lower,

A4 Upper, A4

Lower,A5, A6.

2. Pit Merandai 5.749 1,31 7,96 A,B,A1,A2,A3,

A4

12

Page 14: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB III

PELAKSANAAN PKL ( PRAKTEK KERJA LAPANGAN )

3.1 Deskripsi Lingkup kerja

3.1.1 Keadan Lingkungan

A. Flora

Tumbuh – tumbuhan yang ada sebagian besar merupakan semak

belukar yang terdapat pada daerah bantaran sungai dan hutan sekunder terdapat

pada daerah dataran tinggi.

Jenis – jenis pohon yang tumbuh pada daerah semak belukar adalah

jenis – jenis pioneer seperti mahang (Macaranga triloba, M.gigante) dan

anggerung (Trema orientalis). Tumbuhan bawah dari semak belukar berupa

rumput–rumputan (Paspalum conjugatum), pakis – pakisan atau paku – pakuan

(Acrosticum sp), jahe – jahean (Zingiber sp), alang – alang (Imerata cylindrical),

predang (Cryperus sp), dan karamunting (Melastome malabarium).

Jenis – jenis pohon yang tumbuh pada hutan sekunder umumnya tidak

komersial seperti laban (Vitex pubescent), jambu–jambuan (zyzygium sp), dan

simpur (Dilenia exelse).

B. Iklim

Seperti layaknya daerah – daerah lain di Indonesia, daerah penelitian

beriklim tropis yang dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim hujan dan musim

kemarau. Batas antara musim penghujan dan kemarau tidak menentu, hal ini

disebabkan oleh letak wilayah yang dekat dengan garis khatulistiwa (lintang 0°)

yang berganti sepanjang bulannya dengan temperatur rata – rata berkisar 25° -

30°C. Data curah hujan bulanan dan hari hujan dapat dilihat pada (Tabel 3.1).

12

Page 15: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

3.1.2 Keadaan Geologi

A. Morfologi Regional

Berdasarkan hasil pemetaan Departemen Eksplorasi PT. Bukit Baiduri

Energi (BBE), keadaan morfologi daerah penambangan terdiri dari lereng-lereng

perbukitan bergelombang rendah, berelevasi 10 - 30 m. Puncak - puncak yang

terpisah pada morfologi ini dapat mencapai 50 m. Bagian tengah meander sejauh

1-2 Km dari tepi sungai morfologinya berupa perbukitan bergelombang agak kuat

dengan elevasi 30 - 90 m. Perbukitan ini membentuk daerah perbukitan di mana

arah pegunungan Utara Selatan searah dengan aliran sungai Mahakam di Timur

dan Barat dari pegunungan tersebut. Setelah dari Samarinda arah sungai Mahakam

menjadi tersebar membentuk pola kipas ke Timur mengaliri daerah Kompleks

Delta Mahakam. Morfologi daerah pengamatan sangat berpengaruh dalam

mengontrol posisi Cropline, terutama didaerah rawa dan ketebalan batubara

terkontrol oleh tingkat pelapukan yang tinggi.Morfologi daerah penelitian dapat

dikelompokkan menjadi dua satuan morfologi, yaitu:

1. Satuan dataran rendah

Daerah ini hampir tidak berelief, sebagian besar terdiri dari rawa-rawa.

Vegetasinya terdiri dari rumput rawa yang tumbuh lebat pada saat musim

penghujan. Pada saat musim penghujan rawa tersebut penuh dengan air.

Sedangkan pada musim kemarau rawa tersebut menjadi kering, sehingga saat

kemarau tiba rumput-rumput rawa tersebut dibakar penduduk setempat untuk

dijadikan lahan pertanian.

2. Satuan Bukit Bergelombang

Daerah ini terletak memanjang searah dengan perlapisan batubara pada

umumnya. Vegetasi pada umumnya adalah perdu, semak-semak serta tanaman

kecil. Kondisi perbukitan relatif tidak ada tanaman yang besar karena disamping

habis ditebang oleh perusahaan kayu juga terjadinya kebakaran hutan yang sangat

hebat terjadi pada tahun 1981 yang mengakibatkan jutaan hektar terbakar musnah.

12

14

Page 16: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

B. Stratigrafi Regional

Secara regional daerah penambangan PT. Bukit Baiduri Energi (BBE)

termasuk dalam cekungan Kutai yang pada awal pengendapan merupakan daerah

genang laut dai arah Timur ke Barat akibat terjadinya penurunan daratan, proses

ini terbentuk kala Oligocene atas sampai Pliocene Cekungan Kutai merupakan

cekungan perairan dalam dengan batuan landas (basement) yang diduga miring

landai kearah Barat. Daerah pangangkatan Kuching mengalami deformasi besar

selama Oligocene – Miocene Awal sampai Miocene. Selama Miocene tengah

sampai dengan akhir setelah itu terendapkan sedimen-sedimen klastik pada

lingkungan susut laut, diantara sedimen klastik yang terbentuk selama progradasi

itu adalah formasi batuan urut dari yang tua ke muda.

Formasi Pemaluan

Berumur Miosen bawah terdiri dari serpih konkoidal keras, terdiri dari

variasi lithologi batupasir kuarsa dengan sisipan lempung serpihan, batulanau dan

pasiran dengan sisipan tipis batulanau, napal, dan batubara.

Formasi Bebuluh

Berumur Miosen bawah terdiri dari gamping dan napal dengan serpih

dan gamping pasiran, dimasukkan ke dalam lapisan anggota Pamaluan.

Formasi Pulaubalang

Berumur Miosen tengah terdiri dari lempung foraminifera, napal,

batugamping dan batupasir yang luas dan tersebar dari semenanjung Mangkalihat

sampai teluk Pamekan, digolongkan batupasirnya sebagai Graywacke dan

batupasir kuarsa. Cekungan formasi ini menutupi endapan campuran gamping –

napal – lempung dan sisipan bahan vulkanik berupa Tufa Dasitik di bagian

Selatan

12

Page 17: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Formasi Balikpapan

Berumur Miosen atas terdiri dari lapisan Balikpapan bawah yang terdiri

dari batupasir kelabu lunak sampai putih lapuk, serpih warna gelap dan banyak

lapisan batubara tipis (Marka), interkalasi berupa napal dan batu gamping.

Anggota Balikpapan atas terutama bersifat Marine Neritic, terdiri dari napal dan

sisipan gamping tipis, gamping koral dan batupasir.

Formasi Kampung Baru

Berumur Miosen Atas (Mio-Plistosen), yang dicirikan oleh satuan-

satuan batuan yang terdiri dari batu lempung pasiran, batupasir dengan selingan

batubara dan tufa yang kurang terkonsolidasi dengan tingkat resistensi yang

rendah.

Formasi Alluvium

Merupakan batuan termuda dari cekungan Kutai, terdiri dari endapan

pasir, lumpur dan kerikil yang diendapkan dalam lingkungan sungai, rawa, delta

dan pantai.

3.1.3 Struktur Geologi

A. Struktur Geologi Umum

Struktur geologi yang ada di daerah cekungan Kutai adalah struktur

lipatan dan sesar. Batuan yang berumur tua seperti Formasi Pamaluan, Formasi

bebuluh dan Formasi Pulau Balang umumnya terlipat kuat yang menyebabkan

lapisan menjadi miring sekitar 40o dan bahkan ada yang sampai 75o. Batuan yang

lebih muda seperti Formasi Balikpapan dan Formasi Kampung Baru umumnya

terlipat lemah, tetapi di beberapa tempat terlipat kuat seperti di Utara Samarinda

atau yang berdekatan dengan struktur sesar. Daerah kuasa Pertambangan PT.

Bukit Baiduri Energi (BBE) termasuk dalam satuan fisiografi jalur antiklonarium

Samarinda yang membujur hamper Utara – Selatan, ditandai dengan morfologi

12

Page 18: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

perbukitan bergelombang secara antiklinal. Jalur antiklinal Samarinda terletak

pada cekungan Kutai, yang disebelah Barat Dayanya berbatasan dengan daerah

pengangkatan Kuching, disebelah Timur dengan perairan dalam yaitu selat

Makasar Tepi Timur cekungan Kutai terbentuk komplek delta Mahakam yang

sejak zaman Moisen awal hingga kini berprogradasi ke arah Selatan Makasar. Di

sebelah Utara berbatasan dengan Semenanjung Mangkalihat dan batas Selatan

berupa sesar arah Barat – Timur Cekungan Kutai diduga terbentuk oleh rifting-

apart bertahap di masa Oligasen.

Sumber : Mining And Geology Departement, PT. Bukit Baiduri Energi ( BBE )

12

Page 19: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Gambar 3.1 Kolom Stratigrafi Regional Cekungan Kutai

3.2 Hasil Kerja dan Pengamatan

1. Struktur Geologi Daerah Pengamatan

Struktur daerah penelitian adalah struktur Homoklin (miring satu arah)

yang merupakan bagian dari sayap antiklin Prangat sebelah barat, arah strike

relatif timur laut - barat daya. Besarnya kemirigan lapisan batubara 30o sampai

40o, dimana antiklin Prangat ini termasuk satuan antiklonarium Samarinda yang

memebentuk sistem lipatan-lipatan kecil dengan arah sumbu utara- selatan.

a. Daerah Pit Pinang KP 2000 Central Unit Power Rig Chain Saw

Bagian atas dari satuan batuan daerah KP 2000 Central adalah yang

berbutir kasar dan menengah. Di beberapa tempat berlapis dengan serpih dan

lanau. Batupasir ini mengandung lapukan feldspar bersifat lunak dan mudah

hancur bila terkena air. Satu atau dua lapisan batubara dengan ketebalan sampai

10 m tersisip di beberapa bagian dalam satuan ini. Ketebalan satuan batupasir ini

adalah sekitar 8 m di bagian utara dan 20 m di bagian selatan dari daerah endapan

Pit Pinang KP 2000 Central .

Menyusul di bagian satuan batupasir adalah satuan serpih dan

batulempung yang hanya kadang-kadang disisipi batupasir yang tipis. Ketebalan

satuan serpih sekitar 15.1 m sebelum dijumpai satuan batupasir lagi. Lapisan

batubara utama dengan ketebalan rata-rata 1.08 m.

Kemiringan lapisan di Pit Pinang KP 2000 berkisar antara 30° sampai

40° dengan arah yang berbeda (perlipatan). Namun secara keseluruhan

kemiringannya adalah 35° ke arah Barat laut. Lapisan batubaraPit Pinang KP

2000 ini terletak pada sayap timur dari sinklin Busang, porosnya diperkirakan

terletak sekitar 1,5 km di sebelah barat.

Panjang dari jebakan batubara adalah sekitar 2,7 km, di sebelah utara

berakhir pada satu patahan dengan arah timur-barat dan di sebelah selatan terjadi

penipisan pada daerah yang rendah dan berawa. Jebakan Pit Pinang KP 2000

Central berada di dalam Formasi Balikpapan.

12

Page 20: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

b. Daerah Pit Pinang KP 2000 Central Dengan Unit Bor Jacro

Sebuah sesar dengan arah strike U 200° B memotong lapisan-lapisan

dari sinklin Busang di daerah Pit Pinang KP 2000 Central . Jebakan Pit Pinang KP

2000 Central terletak di sebelah utara sesar ini dan jebakan Busang Tengah di

sebelah selatannya.

Pada bagian Timur laut dari daerah jebakan, batuan pada bagian atas

adalah batupasir yang masif. Sisipan serpih hanya sedikit sekali dan batupasir

tersebut sebagian besar berbutir halus. Ketebalannya sekitar 26 m dan sifatnya

lebih keras dan kompak dari batupasir Pit Pinang KP 2000 Central. Batupasir ini

diikuti dengan satuan serpih dan batulempung dengan ketebalan sekitar 30 m.

Kemudian dilapisi dengan batupasir sekitar 20 m yang diikuti serpih setebal

sekitar 50 m. Batubara terdapat pada satuan-satuan serpih/batulempung, 3 lapisan

pada satuan yang pertama dan 3 lagi pada yang kedua. Lapisan utama adalah

lapisan ketiga dari permukaan dengan ketebalan 1,60 m pada bagian Timur laut

yang kemudian menebal sampai 3,80 m di bagian tengah.

Pada bagian tengah/barat daya, satuan batupasir yang diuraikan di atas

telah hilang atau tinggal tipis sekali. Satuan serpih/batulempung yang

mengandung lapisan batubara utama terletak dekat dengan permukaan, bahkan di

beberapa tempat lapisan batubara pun telah hilang karena erosi.

Dua lapisan yang berada di atas lapisan utama terletak di bagian

tenggara daerah jebakan. Ketebalan dari kedua lapisan tersebut adalah sekitar 1,35

m. Kemiringan lapisan berkisar antara 30° sampai 40° mengarah ke timur dan

barat yaitu ke suatu sumbu sinklin yang letaknya sekitar 1 km dari garis singkapan

lapisan utama paling barat. Lapisan utama yang tersingkap terletak pada sayap

barat dari sinklin dan lapisan kedua dan ketiga (di atas lapisan utama) terletak

tepat pada sumbu sinklin. Arah sumbu sinklin di daerah ini adalah Utara –

Selatan. Jebakan Pit Pinang KP 2000 Central berada pada Formasi Balikpapan.

12

Page 21: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

3.2.1 Kegiatan Lapangan

3.2.2.1 Survey Eksplorasi

Pengukuran topografi dilakukan dengan mengunakan alat theodolite/Total Station,

untuk mengetauhi variasi perbedaan tinggi/elevasi morfologi dan situasi daerah

penelitian.

Adapun perlengkapan yang digunakan :

1. Theodolite

2. Rambu

3. Meteran

4. Tripod

5. Prisma

6. Alat Tulis

Gambar 3.2 Rangkaian T heodolite/Total Station

Data yang diambil yaitu jarak dan arah. Proses penentuan titik bor di

lapangan dinamakan berdasarkan koordinat yang sudah ada dinamakan steak out.

Data dari survey ini diolah hingga menghasilkan output yang berupa peta.

12

Page 22: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

3.2.2.2 Pemboran

Kegiatan pemboran eksplorasi dilakukan dengan 2 unit bor Jacro dan

Power Rig Chain Saw dengan kemiringan batubara 30˚ - 40˚. Lubang dari

pemboran berukuran N (76.00 mm) dan H (99.70 mm).

Adapun sistem pemboran ada 2 metode yaitu full corring dan touch corring. Lubang Full corring bertujuan untuk mengetahui urutan/Stratigraphy dan kemenerusan/Continuity batuan khususnya seam batubara. Sedangkan lubang Touch Coring untuk pengambilan sampel batubara guna analisa kualitas batubara.

Pada kegiatan pemboran, unit bor yang digunakan adalah Jacro dan Power Rig Chain Saw.

1. Unit Bor Jacro

Unit Bor Jacro yang digunakan adalah Jacro Tipe 175 dengan kedalaman pemboran ± 100 – 120 m. Unit bor Jacro bertujuan untuk menentukan batas terjauh dari penyebaran batubara dan juga pengambilan sampel coal untuk kualitas batubara. Sehinga pembentukkan model geologi dapat benar.

Dari hasil pemboran yang didapat core kemudian dicatat ketebalan lapisan batubara tersebut dan koordinat lokasi pemboran jika lapisan tersebut dianggap berpotensi daerah tersebuat akan siap untuk di tambang, tetapi harus melakukan pemboran dititik-titik lainya sesuai dengan arah kemiringan (Dip) guna mengetahui secara keseluruhan ketebalan, penyebaran dari Batubara tersebut. Adapun rangakai Unit dan maksimal kerja bor Jacro Tipe 175 sebagai berikut:

A. Perlengkapan unit bor Jacro Tipe 175

1. Menara Jacro

2. Mesin pengerak GREVES 14 HP tipe 1510

3. Mesin pompa air YANMAR MT 110/SANCHIN 30

4. Mesin pompa bor YANMAR MT 110/TC 24

5. Tank Oli Hidrolic

6. Hose Hidrolic

12

Page 23: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

7. Kontrol VALVE

8. Tangki Culer Box Rotary Motor Orbit

9. Rut Pipa bor X

10. Pipa Core Barrel NMCQ atau Core Bit mata Vidai 4 mm

11. Mata bor Drag Bit atau mata vidia 6 mm

12. Kunci trimo 24” dan kunci trimo 36'' untuk membuka stang bor

13. Hose atau selang untuk sirkulasi air pada bor

14. Hose polipipit untuk air suplay

15. Mata bor Drag Bit

16. Mata bor batu VCD

17. Mata bor Core bit

18. Tabu Split

19. Oli Cooler

20. Pompa Oli Hidrolic

12

Page 24: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Gambar 3.3 Rangkaian Unit Bor Jacro Tipe 175

B. Mekanisme kerja alat bor Jacro 175

Setting alat

Dalam melakukan pemboran apabila telah ditentukan tempat untuk

melakukan pemboran maka tahap selanjutnya adalah kita mulai meyeting alat,

dimana seting alat yanga dimaksut tersebut adalah proses mendidikan alat bor

beserta pemasangan rangkaian – rangkaian lainya. Dimana sebelumnya telah

dibuat tempat penampungan lumpur dan air dari hasil pemboran (Mud pit),

pembuatan fondasi , dan pemasangan air suplay

C. Pengoperasian mesin bor Jacro 175

Open Hole

Penetrasi dengan menggunakan mata bor tipe Drag Bit selanjutnya Rut

Pipa Bor X disambungkan pada setiap penetrasi alat bor dengan gaya putar dari

rotary dan diturunkan menggunakan sistem hirdrolik serta suplay air adalah

sistem kerja open hole dari mesin Jacro 175. Dengan adanya sludge yang keluar

12

Page 25: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

pada saat pemboran kita dapat mengetahui dan menganalisis jenis formasi batuan

yang ada, saat pemboran berlangsung, apabila mata bor yang berlangsung tidak

dapat menggerus formasi batuan yang keras, maka akan ditambah beban pada

rotary tersebut, hingga Drag Bit berhasil menembus formasi batuan. Dan apabila

penetrasi belum juga berhasil menembus formasi batuan maka Drag Bit diganti

dengan menggunakan mata VCD yang kusus untuk formasi batuan yang keras.

kedalaman dari lubang pemboran dapat dihitung dengan menggunakan jumlah

Rut Pipa Bor X yang berhasil masuk kedalam lubang bor, dimana panjang tiap

Rut Pipa Bor X adalah 1,5 m. jika pada saat Open hole dilakukan apabila lumpur

pemboran (sludge) yang keluar terlihat potongan-potongan Batubara ini pertanda

bahwa pemboran telah mendapat lapisan (seam) batubara maka open hole di

hentikan dan selanjutnya dilakukan pemboran inti (corring)

Pemboran inti (Corring)

Pemboran inti adalah proses pengambilan sampel batubara pada saat

pemboran berlangsung apabila menemukan batubara.untuk melakukan pemboran

inti digunakan Pipa Core Barrel, dimana panjang Pipa Core Barrel bor inti 170

cm, dalam kegiatan pemboran kegiatan pemboran inti sangat penting dibutuhkan

karena dengan adanya bor inti maka kita dapat mengetahui penyebaran batubara

yang ada.

Pengambilan sampel batubara pada Pipa Core Barrel

Setelah Pipa Core Barrel bor inti dicabut dan ditempat pada tempat

yang disediakan kemudian dibersikan, selanjutnya membuka rangkaian dari Pipa

Core Barrel bor inti dengan mengeluarkan tabung Split, adapun cara

mengeluarkan tabung Split adalah :

1. Mata bor Core bit dilepaskan

2. Ring spy yang menahan Split dilepaskan

3. Membuka skrup lubang angin Pipa Core Barrel bor inti

12

Page 26: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Selanjutnya memasukan air ke dalam Pipa Core Barrel bor inti melalui lubang

angin sambil ujung Pipa Core Barrel bor inti di pukul perlahan-lahan guna

mengelurkan Tabung Split

Gambar 3.4 Hasil Core/Corring

Apabilah tabung Spilt telah tercabut dan dibuka maka akan terlihat

sampel batubara dimana sampel tersebut diambil dan diisi pada kantong sampel

dan diberi kode, yang nantinya akan diserahkan ke lab untuk dianalisis.

2. Unit Power Rig Chain Saw

Adapun untuk pekerjaan pemboran unit Power Rig Chain Saw sistem pemboran vertical dan penetrasi dari pemboran sampai kedalaman 30 – 40 meter. dengan diameter lubang berukuran N (76.00 mm).

unit Power Rig Chain Saw bertujuan untuk menetukan batas cropline coal seam. Hal ini diperlukan untuk pembuatan model Geologi yang baik agar pada saat penambangan batasan cropline coal yang ditambang .

Adapun perlengkapan yang digunakan :

1. Mesin Penggerak Chain Saw

2. Mesin pompa air YANMAR MT 110/SANCHIN 30

3. Mesin pompa bor YANMAR MT 110/TC 24

4. Rut Pipa bor X

5. Pipa Core Barrel NMCQ atau Core Bit mata Vidai 4 mm

6. Mata bor Drag Bit atau mata vidia 6 mm

12

Page 27: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

7. Kunci trimo 24” dan kunci trimo 36'' untuk membuka stang bor

8. Hose atau selang untuk sirkulasi air pada bor

9. Hose polipipit untuk air suplay

10. Mat bor Drag Bit

11. Mata bor batu VCD

12. Mata bor Core bit

13. Tabu Split

Gambar 3.5 Rangkaian Unit Power Rig Chain Saw

3.2.2.3 Proses Sampling Batubara dan Analisis Laboratorium

Sample batubara diambil dari berbagai titik yang sudah ditentukan dengan

cara Representative (mewakili). Sample batubara yang sudah diambil dicatat

identitas tempat pengambilan sample, tanggal, dan tahun,

3.2.2.4 Pralatan Preparasi Sampel

A. Pengering

Untuk mengeringkan sampel batu bara dapat dipakai lantai pengering-

udara (air-drying floor) atau oven pengering (air-drying oven).

12

Page 28: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

· Lantai pengering-udara.Suatu lantai yang rata dan halus serta bersih yang

terletak di dalam ruangan bebas kontaminasi debu atau material lainnya. Ruangan

tersebut mempunyai sirkulasi udara yang baik tanpa panas yang berlebihan atau

aliran udara yang berlebihan. Kondisi lantai pengeringan-udara sedapat mungkin

harus mendekati kondisi yang disyaratkan untuk oven pengering-udara.

· Oven pengering udara. Suatu alat yang digunakan untuk mengalirkan udara

yang yang sedikit panas pada sampel. Oven harus dapat menjaga suhunya antara

10ºC-15ºC di atas suhu kamar. Suhu maksimal oven adalah 40ºC. Untuk batubara

yang mudah sekali teroksidasi, suhu oven tidak boleh melebihi 10ºC diatas suhu

kamar.

B. Penggerus

Beberapa jenis alat penggerus antara lain adalah :

Crusher Ada dua jenis crusher yaitu; hummer millyang fungsinya untuk

memecahkan sampel secara pukulan atau benturan, jaw crusher yang fungsinya

untuk memecahkan sampel secara menekan, contohnya roll crusherdan jaw

crusher.

Hummer mill Memiliki keuntungan :reduction ratio tinggi, dapat

memperkecil batubara lempengan (150 mm) dan mempunyai hasil penggerusan

tinggi, harganya murah, serta tidak terlalu makan banyak ruang. Kerugiannya

adalah mempunyai angin yang deras sehingga dapat berpengaruh terhadap

sampel Moisture, menghasilkan fines yang banyak dan tidak dapat dipakai pada

batubara basah.

Double Roll Crusher Keuntungan dari double roll crusher antara lain tidak

menimbulkan panas dan angin, tidak menghasilkan fines yang berlebihan dan

mudah menangani batubara basah.

Jaw Crusher Alat ini cocok untuk meremukkan batubara keras dan

kering. Untuk memperoleh hasil yang halus susah sekali. Kerugian utamanya

12

Page 29: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

adalah kapasitas rendah (kecuali lempengannya besar) dan tidak dapat

mengerjakan batubara basah.

C. Pencampur

Ada beberapa jenis alat yang memadai yaitu paddle mixer, drum

mixer,dan double cone mixer (untuk batubara berukuran 1.0-0.2 mm). Yang

dioperasikan secara manual adalah riffle.

D. Pembagi

Pembagian sampel dapat dilakukan baik secara manual maupun mekanis.

Jika pembagian akan dilakukan secara manual tetapi tidak menggunakan riffle,

dapat dilakukan dengan cara yang disebut sebagai cara coning and quartering.

Prinsipnya ialah batubara dibentuk seperti gunung (timbunan mirip kerucut

pendek), ditekan sampai rata dan kemudian dibagi menjadi 4 bagian yang sama.

Dua bagian yang berlawanan disatukan untuk kemudian dibagi empat lagi, begitu

seterusnya sampai diperoleh berat yang diinginkan. Dua bagian lainnya dibuang.

Umumnya cara ini dipakai untuk membagi sampel apabila tidak tersedia riffle di

lapangan.

Riffle digunakan untuk membagi sampel menjadi dua bagian sama banyak,

kemudian membagi setengahnya lagi dan demikian seterusnya hingga diperoleh

berat yang diinginkan (sama dengan cara kerja coning and quartering).

Peralatan pembagi sampel yang bekerja secara mekanis antara lain rotary

sample divider (RSD) dan slotted belt. Keuntungan alat pembagi sampel mekanis

ialah reduction ratio dapat divariasikan, dan tidak perlu membagi sampel sampai

setengahnya secara berurutan. Setelah dibagi, sampel dapat diperoleh dengan

mengambil increment kecil yang banyak (diperlukan minimal 50 increment).Jadi,

menghindarkan tahap pencampuran.

Rotary Sample Divider alat ini terdiri atas sejumlah continer misalnya 12

atau 8 yang dibentuk seperti segmen-segmen pada pelat berputar sekitar 60 rpm.

Ukuran minimal lubang pintu harus tiga kali ukuran terbesar partikel batubara.

12

Page 30: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Jadi, sejumlah increment akan terpisah pada setiap putarannya, terbagi merata ke

settiap kontainer. Jika ada 8 segmen, satu kontainer akan mengandung fraksi

seperdelapan dari jumlah batu bara yang masuk ke RSD, sehingga kita dapat

mengambil fraksi 1/8, ¼ atau ½.

Slotted belt Suatu belt conveyor yang tidak berakhir mempunyai slot

dengan ruang pitch-nya diperalati oleh alat berbentuk bibir yang bertindak sebagai

pagar pemotong.

1. Analysis General

Moisture (GA)

Sample yang diambil dari Stockpile atau Room dihancurkan/ di Crusher

keukuran ± 3 mm dengan menggunakan alat Jaw Crusher kemudian setelah itu

dipilah secara manual (Riflle) atau dengan cara otomatis menggunakan alat Rotary

Sample Divider (RSD). Pemilahan atau pencampuran secara otomatis langsung

masuk kedalam 8 kotak pemilah, dari 8 kotak pemilah hanya diambil 4 kotak

pemilah saja yang saling berhadapan, lalu 4 kotak yang lainnya dibuang. 4 kotak

yang diambil dimasukkan lagi kedalam alat RSD, kemudian ambil 4 kotak

pemilah, 4 kotak yang lain dibuang. Lakukan proses ini sampai mendapatkan

berat sample ± 4 Kg dari berat sample 25 Kg yang sudah di crushing.

Setelah mendapatkan berat sample 4 Kg lalu dioven dengan suhu 400C selama ± 2

jam, setelah itu diCrushing lagi keukuran yang lebih halus yaitu ukuran 0,212 mm

menggunakan alat Raymond Mill lalu masukkan kedalam kantong sample dan di

stok.

2. Analysis Total Moisture

(TM)

Dalam analisa Total Moisture (TM) langkah pengadukan dan pemilahan

sama seperti langkah untuk menganalisa General Moisture. Setelah dilakukan

pengadukan dan pemilahan kemudian di oven menggunakan alat Drying Oven

selama ± 5 jam dalam suhu 400 C, setelah itu dicatat hasil perubahan dan selisih

12

Page 31: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

dari berat sebelumnya. Lalu di oven lagi ± 1 jam catat selisih berat atau bobot

perubahannya, ulangi langkah berikut sampai mendapatkan hasil nilai bobot atau

berat yang konstan (tidak boleh lebih 18X) jika lebih 18X merupakan nilai bobot

atau berat oksidasi. Setelah itu di Crusher kedalam ukuran yang lebih halus lagi

dengan menggunakan alat Brown Crusher setelah di masukkan kedalam mesin

penghancur Brown Crusher di hancurkan lagi menggunakan alat yang ukurannya

lebih halus lagi dengan menggunakan alat Raymond Mill dengan ukuran 0,212

mm.

Sumber : Dept. Quality PT. Bukit Baiduri Energi

Gambar 3. 6 Skema Preparation Laboratory

12

Page 32: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Evaluasi Pemboran Unit Jacro

Location : Pit Pinang KP 2000

Date Of Start : 02 Maret 2013

Date Of Finis : 05 Maret 2013

Equlipment : Jacro - 02

Drilling System : Partly Coring

Karena kemiringan batubara di areal KP 2000 berkisar antara 30˚ -

40˚ dengan maka kegiatan pemboran eksplorasi di KP 2000 dan dilakukan

dengan metode pemboran vertical. Adapun sistem pemboran yaitu touch

coring. Lubang Touch Coring bertujuan untuk pengambilan sampel batubara

guna analisa kualitas batubara.

Lubang dari pemboran berukuran N (76.00 mm) dan H (99.70 mm)

dilakukan dengan sistem bor vertical . Untuk penetrasi kedalaman dari jenis bor

Jacro 175 kondisi kedalaman 100 sampai 120 meter.

Untuk pemboran dengan unit bor Jacro bertujuan untuk menetukan batas

terjauh dari penyebaran batubara dan juga pengambilan sampel coal untuk

mentukan kualitas batubara. Sehingga pembentukan metode geologi dapat benar.

4.2 Hasil Evaluasi Pemboran Pawer Rig Chain Saw

Location : Pit Pinang KP 2000

Date Of Start : 10 Februari 2013

Date Of Finis : 11 Februari 2013

Equlipment : Pawer Rig Chain Saw - 02

Drilling System : Partly Coring

12

Page 33: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Adapun untuk pekerjaan pemboran unit Power Rig Chain Saw sistem

pemboran vertical dan penetrasi dari pemboran sampai kedalaman 30 – 40 meter.

dengan diameter lubang berukuran N (76.00 mm).

Unit bor Power Rig Chain Saw bertujuan untuk menetukan batas cropline

coal seam. Hal ini diperlukan untuk pembuatan model Geologi yang baik agar

pada saat penambangan batasan cropline coal yang ditambang .

Jacro Power Rig Chain Saw

0

10

20

30 cropline

40

50 coal seam

60

Gambar 4.1 skema Pemboran

Dari gambar diatas memiliki perbandingan pemboran dari ke dua unit

bor dimana Power Rig Chain Saw bertujuan untuk menetukan batas croplin coal

seam dan agar pada saat penembangan batas cropline coal yang ditambang,

penetrasi dari pemboran sampai kedalaman 30 – 40 meter .

Adapun untuk bor unit Jacro bertujuan untuk mentukan batas terjauh

dari penyebaran barubara dengan penetrrasi kedalaman 100 sampai 120 .

12

Page 34: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi pemboran dengan menggunakan unit Jacro dan Pawer

Rig Chain Saw PT. BUKIT BAIDURI ENERGI (BBE) dengan data yang ada

dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil evaluasi pemboran ke 2 unit bor memiliki perbedaan

dalam penetrasi kedalaman dari jenis bor Jacro 175 kondisi kedalaman 100

sampai 120 meter. Adapun untuk pemboran unit Pawer Rig Chain Saw

penetrasi dari pemboran sampai kedalaman 30 sampai 40 meter.

2. Berdasarkan dari hasil evaluasi pemboran ke 2 unit bor memilik tujuan

yang berbeda, untuk pemboran dengan unit Pawer Rig Chain Saw adalah

untuk mentukan batas cropline coal seam hal ini diperlukan untuk

pembuatan model geologi yang baik agar pada saat penambangan batas

cropline coal yang ditambang. Sedangkan untuk pemboran dengan unit

Jacro adalah untuk menentukan batas terjauh dari penyebaran batubara

dan juga pengambilan sampel coal seam untuk mengetahui kualitas

batubara sehingga pembuatan model geologi dapat benar

3. Berdasarkan cara kerja alat bor ke 2 unit memiliki perbedan, untuk unit

Pawer Rig Chain Saw menggunakan metode manual dengan

menggunakan mesin Chain Saw dan tenaga manusia. Sedangkan untuk

unit Jacro menggunakan tenaga mesin Greves untuk mengangkat Rut

Pipa bor X.

4. Berdasarkan dari hasil uji Laboratorium, Sempel batubara di KP 2000

dengan unit bor Jacro memiliki kalori barubara 6,212. Sedangkan di KP

2000 dengan unit bor Pawer Rig Chain Saw memiliki kalori batubara

6,163

12

Page 35: pkl daud

Laporan Praktek Kerja Lapangan

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, beberapa hal berikut ini kiranya dapatlah

dijadikan suatu bahan pertimbangan:

1. Dalam pengujian kandungan kalori batubara dan di lapangan tetap

menggunakan peralatan keselamatan kerja (K3) mengingat ada beberapa

reagen yang berbahaya jika dihirup langsung oleh analis

12