pio derma
TRANSCRIPT
PIODERMA
Merupakan penyakit kulit yang sering dijumpai.
Definisi : penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau
keduanya.
Etiologi : Staphylococcus aureus dan Streptococcus B hemolyticus.
Faktor predisposisi : higiene yang buruk, menurunnya daya tahan tubuh, adanya penyakit
kulit lain (karena terjadi kerusakan epidermis -> fungsi kulit sebagai pelindung terganggu
-> terjadi infeksi)
Pengobatan : penisilin (penisilin G prokain, ampisilin, amoksisilin), linkomisin 3 x 500
mg, kindamisin 4 x 150 mg, eritromisin 4 x 500 mg, sefalosporin (sefadroksil 2 x 500 mg
atau 2 x 1000 mg).
Impetigo
Pioderma superfisialis
Terbagi menjadi 3 macam : impetigo bulosa, impetigo non bulosa (krustosa), dan
impetigo neonatorum.
Impetigo non bulosa
Impetgo krustosa, impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris, impetigo Tillbury Fox.
Etiologi : Streptococcus Beta Hemolyticus, pada negara industri : Staphylococcus
aureus.
Lesi kulit awal adalah trensien vesikel atau pustul -> krusta berwarna kuning madu,
dapat membesar > 2 cm, sekeliling krusta berupa eritem.
Predileksi di muka, yakni di sekitar lubang hidung dan mulut.
90% ditemukan pembesaran KGB.
1 Ringkasan Penyakit-Penyakit Kulit; contact : [email protected]
Impetigo bulosa
Impetigo vesiko-bulosa
Etiologi : Staphylococcus aureus.
3 tipe erupsi : impetigo bulosa, S4 (Staphylococcal Scalded Skin Syndrome), dan
erupi non streptococcal scarlatiniform (staphylococcal scarlet fever).
Sering terdapat pada bayi baru lahir dan bayi lebih besar, dapat juga orang dewasa.
Lesi awal berupa bula superfisial yang berisi cairan kuning jernih -> kuning gelap,
berbatas tegas tanpa halo eritem, dalam 1-2 hari pecah -> krusta tipis coklat terang
sampai kuning keemasan (kolaret). Khas : bula hipopion.
Predileksi di ketiak, dada, dan punggung.
Pemeriksaan labor : kokus gram (+) bergerombol seperti anggur.
Diagnosis banding : dermatitis seboroik, dermatitis atopik, DKA, herpes simpleks,
dan skabies.
Pengobatan : higiene yang baik, kompres terbuka dan dioleskan obat topikal salep
mupirosin. Pada kasus yang ekstensif gunakan obat sistemik : diklosasilin (250-500
mg, 4 kali sehari, selama 5-7 hari, dan 10 hari jika streptococcus (+)), eritromisin
(250-500 mg, 4 kali sehari, selama 5-7 hari, dan 10 hari jika streptococcus (+)),
azitromisin (500 mg pertama, diteruskan 250 mg/hari 4 hari berikutnya), amoksisilin-
asam klavulanat (untuk yang resisten eritromisin, 25 mg/kgBB/hari), obat lain :
sefaleksin, sefaklor, dan klindamisin.
Impetigo neonatorum
Varian impetigo bulosa pada neonatus.
Kelainan kulit serupa dengan impetigo bulosa, lokasi menyeluruh, dan disertai
demam.
Pengobatan : antibiotik sistemik, dan topikal bedak salisil 2%.
2 Ringkasan Penyakit-Penyakit Kulit; contact : [email protected]
Folikulitis
Radang folikel rambut.
Etiologi : staphylococcus aureus.
Dibagi menjadi 2 : folikulitis superfisialis dan folikulitis profunda.
Folikulitis Superfisialis
Impetigo bockhart, impetigo folikuler.
Lesi kulit berupa papul atau pustul kecil, mudah pecah, dome-shape, terdapat di
infundibulum (ostium) folikel rambut.
Predileksi : jenggot, ketiak, ekstremitas, dan bokong orang dewasa.
Folikulitis Profunda
Gejala klinis sama seperti di atas.
Sycosis barbae : folikulitis dalam dengan peradangan perifolikular pada daerah
jenggot dan bibir.
Terapi lokal : kompres NaCl 0,9%, lalu diolesi krim mupirocin atau klindamisin.
Lupoid Sycosis : bentuk kronis dari sycosis barbae.
Furunkel
Peradangan folikel rambut dan sekitarnya.
Berupa nodul folikuler merah, keras, yang membesar, nyeri dan fluktuasi setelah
beberapa hari membentuk abses, pecah mengeluarkan pus dan jaringan nekrotik.
Predileksi di wajah, leher, ketiak, dan bokong.
3 Ringkasan Penyakit-Penyakit Kulit; contact : [email protected]
Karbunkel
Kumpulan furunkel.
Predileksi di punggung, tengkuk, atau paha.
Disertai demam, malaise, dan pasien tampak sakit.
Daerah yang terkena tampak merah, induratif, dan tampak pustul, pus dapat mengalir
keluar di sekitar folikel rambut.
Abses
Lesi awal berupa nodul eritematosa, jika tidak diobati dapat menjadi abses.
Terapi awal : insisi untuk membuat drainase, kemudian diberi antibiotika.
4 Ringkasan Penyakit-Penyakit Kulit; contact : [email protected]
DERMATITIS
Peradangan pada kulit (epidermis dan dermis).
Pada fase akut ditandai dengan adanya keluhan objektif efloresensi polimorfi (eritem,
papul, vesikel, erosi) dan keluhan subyektif berupa gatal. Sedangkan pada fase kronik
efloresensi dominan adalah skuama, fisura, kulit kering (xerosis) dan likenifikasi.
Dermatitis kontak adalah peradangan kulit akibat pajanan lokal kulit dengan bahan dari
luar.
Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
Dermatitis yang terjadi akibat respon kulit yang berkontak dengan bahan dari luar seperti
bahan kimia, fisik, agen biologik.
Bahan iritan ada 2 macam : iritan lemah (perlu berkali-kali kontak) dan iritan kuat (cukup
sekali kontak).
Mekanisme DKI : hilangnya lipid permukaan kulit dan zat yang dapat menahan air ->
rusaknya membran sel -> denaturasi keratin epidermal -> efek sitotoksik langsung.
DKI mempunyai spektrum klinis yang dibagi atas 10 tipe : reaksi iritan, DKI akut, DKI
delayed acute, DKI chronic cumulative, DKI subjektif/simptomatik, DKI non
eritematosa, Dermatitis friksional, reaksi traumatik, reaksi pustular/acneiform, exsication
aczematid.
Reaksi Iritan
Reaksi monomorfik berupa skuamasi, eritem, vesikel, pustul, atau erosi.
Berlokasi di punggung tangan dan jari tangan.
DKI Akut
Akibat pajanan tunggal iritan kuat (cth : asam/basa)
Keluhan berupa sensasi seperti rasa terbakar, gatal, atau seperti tersengat.
5 Ringkasan Penyakit-Penyakit Kulit; contact : [email protected]
Lesi kulit berupa eritem, edema, vesikel, eksudasi, bula, dan pada kasus berat dapat
terjadi nekrosis.
Fenomena decresendo yaitu reaksi iritan segera mencapai puncak lalu segera
membaik setelah bahan iritan dibuang.
Bentuk lain berupa DKI akibat airborne (pajanan debu atau uap), cheilitis iritan
(akibat menjilat-jilat bibir), dermatitis popok dan dermatitis perianal akibat kontak
lama/berulang dengan air seni atau feses.
DKI delayed acute
Peradangan akut, tetapi gejala baru timbul setelah 8-24 jam atau lebih setelah
terpajan.
Gambaran klinis dapat menyerupai DKA, perlu dilakukan tes tempel.
DKI chronic cumulative
Akibat kontak berulang oleh iritan lemah seperti detergen, surfatan, pelarut organik
dan minyak.
DKI subjektif/simptomatik
Pasien mengeluh gatal, seperti tersengat, terbakar, beberapa menit setelah berkontak
dengan iritan, tetapi tidak terlihat lesi kulit.
DKI non eritematosa
Klinis tidak terlihat ada iritasi tetapi gambaran tampak secara patologi.
Dermatitis friksional
Akibat iritasi mekanis yang berulang dan friksi/gesekan.
Kulit tampak kering, hiperkeratotik.
Reaksi traumatik
Akibat trauma kulit akut, misalnya terbakar, laserasi.
6 Ringkasan Penyakit-Penyakit Kulit; contact : [email protected]
Reaksi pustular/acneiform
Akibat kontak minyak, tar, logam berat, dan halogens.
Exsication eczematid
Timbul pada orang dewasa yang sering shower tanpa menggunakan pelembab kulit
setelah mandi.
Dermatitis Kontak Alergi (DKA)
Dermatitis yang terjadi akibat kontak kulit dengan bahan luar yang diperantai oleh
reaksi hipersensitivitas tipe lambat.
Etiologi : logam, kosmetik, dan produk perawatan kulit, baju, sepatu, obat, dan
tumbuhan.
Lesi kulit berupa eritem, edema, dan papulovesikel.
Ditandai oleh 3 fase : fase sensitasi, fase elisitasi, dan fase resolusi.
Fenomena cresendo.
Fase Sensitasi
Kontak pertama kulit dengan hapten, memungkinkan terbentuknya hapten-spesific T-
cells.
Hapten penetrasi melalui kulit -> membentuk kompleks hapten-protein (haptenisasi)
-> ditangkap oleh sel epidermal -> migrasi ke kelenjar limfe regional ->
dipresentasikan ke CD8+ effector T cells & CD4+ down regulator T cells ->
Precursor cell T spesific memperbanyak diri dalam kelenjar limfe -> sirkulasi ke
pembuluh darah -> jaringan kulit.
Fase elisitasi
Jika ada hapten yang sama menempel pada kulit -> ditangkap sel epidermal ->
dipresentasi ke sel T spesifik -> aktivasi sel T cytotoxic CD8+ -> terjadi proses
peradangan, apoptosis keratinosit, dan produksi sitokin, kemokin -> rekruitmen
lekosit dari darah ke kulit -> lesi kulit.
7 Ringkasan Penyakit-Penyakit Kulit; contact : [email protected]
Perbedaan DKI dan DKA
Faktor pembeda DKA DKI
Penderita Hanya yang alergi Semua orang
Penyebab Alergi yang kontak Iritan primer
Permulaan Pada kontak ulang Kontak pertama
Lesi Batas tidak jelas, eritem,
minimal, polimorfi
Batas jelas, monomorfi
Uji tempel Reaksi menetap, meluas
(cresendo)
Reaksi segera mencapai
puncak, lalu hilang bila iritan
dibuang (decresendo)
Dermatitis Atopik
Peradangan kronik, bersifat kambuh, diwariskan, berasosiasi dengan eritem, bersisik,
kulit kering, likenifikasi, dan sangat gatal (buku kuning).
Peradangan kulit kronik dan residif, disertai gatal, umumnya terjadi semasa bayi dan
anak-anak, berhubungan dengan peningkatan IgE serum dan riwayat atopi dalam
keluarga (buku merah UI).
Diagnosis DA dapat menggunakan kriteria Hanifin-Rajka
Penatalaksanaan : pengurangan faktor pencetus, penggunaan emolien merupakan
terapi utama, menggunakan kortikosteroid topikal (hati-hati penggunaan jangka
panjang), menggunakan antihistamin sedatif (hidroksizin, difenhidramin, atau
doxepin) untuk menghentikan gatal.
Kriteria Hanifin Rajka
Kriteria Mayor (minimal 3 dari 4 kriteria)
1. Gatal.
2. Distribusi dan morfologi lesi khas.
3. Sering kambuh/relaps.
4. Ada riwayat atopi personal atau pada keluarga.
Kriteria Minor (minimal 3 dari 23)
8 Ringkasan Penyakit-Penyakit Kulit; contact : [email protected]
1. Xerosis (kulit kering).
2. Ikhtiosis (kulit seperti sisik ikan, telapak tangan hiperlinear, keratosis pilaris).
3. Reaktivitas kulit tipe cepat (tipe 1).
4. Serum IgE meningkat.
5. Onset sejak usia awal.
6. Bertendensi terjadi infeksi kulit/imunitas cell-mediated terganggu.
7. Bertendensi terjadi dermatitis non-spesifik.
8. Eczema puting payudara.
9. Cheilitis.
10. Konjungtivitis rekuren.
11. Lipatan Dennie-Morgan infra orbital.
12. Keratokonus.
13. Katarak sub-kapsular anterior.
14. Orbital darkening.
15. Wajah pucat atau eritem.
16. Pitiriasis alba.
17. Lipatan leher anterior.
18. Gatal jika berkeringat.
19. Intolerans terhadap woll dan pelarut lipid.
20. Aksentuasi peri-folliccular
21. Intolerans terhadap makanan.
22. Dipengaruhi faktor lingkungan/emosional.
23. Dermografisme putih (+).
9 Ringkasan Penyakit-Penyakit Kulit; contact : [email protected]