pintu-pintu-kehidupan

4

Click here to load reader

Upload: rusdaryono9892

Post on 25-Jul-2015

14 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: pintu-pintu-kehidupan

Pintu-pintu kehidupan

Written by Julianto Simanjuntak

Anak bungsu kami suka sekali membaca. Buku apa saja dibacanya, termasuk buku science,novel, dan lain-lain. Namun enam bulan terakhir ini Moze punya kebiasaan baru. Dia sangatsuka menulis. Pulang sekolah sudah pasti dia ada di depan laptop. Dia menulis sampai pukul 6, kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan tugas sekolah sampaisekitar pukul 8 malam. Sebelum tidur dia masih menulis lagi.

Kebiasaan baru itu kami diskusikan dengan ayah kami. Kakek Moze adalah seorang yangmenulis banyak buku sepanjang karirnya sebagai dosen dan guru besar. Dia menjelaskanproses belajar Moze itu dengan sebutan “pintu”.

Menurut kakek Moze, sepanjang hidupnya manusia harus melewati lima pintu kehidupan. Pintupertama adalah membaca. Itu sebabnya secara akademik sekolah memberikan pelajaranmembaca sebagai ketrampilan pertama bagi anak. Membaca sama dengan menjelajah. Anakkita boleh membaca apa saja: membaca alam, membaca buku, membaca kehidupan.

Pintu kedua adalah menulis. Ketrampilan kedua yang dipelajari di sekolah pada umumnyaadalah menulis. Yang dimaksud dalam pintu kedua bukanlah asal bisa membuat dan meangkaisimbol (huruf) saja, melainkan anak punya minat menulis dan merefleksikan apa saja yangmenarik minatnya. Ini yang sedang dikerjakan Moze. Menulis diawali dengan pertanyaan,"Anak sesungguhnya mencari apa?" Proses ini seperti mencari jarum di gudang jerami. Perluketekunan dan strategi, supaya waktu tidak berlalu begitu saja, dan selalu mengevaluasi apayang sudah dicapai.

Ketika pintu tiga ditemukan, mungkin anak sudah menjadi remaja akhir atau dewasa awal. Saatitu dia sudah menemukan minat, sesuatu yang sangat disukainya. Di kemudian hari ini disebutvisi. Jika pada pintu dua sebagai anak, dia seperti mencari jarum dalam jerami, pada tahap inimanusia berusaha menemukan benang yang pas dengan lubang jarum. Dalam prosesnyaorangtua menyiapkan remajanya agar mampu menggunakan benang dan jarum yang sudah diatemukan. Ke sanalah dia diarahkan sehingga pada waktunya mampu mengomunikasikan,mentransfer, menjelaskan, mengajar, menggunakan, dan mewariskan ilmu dan ketrampilannyakepada generasi berikutnya.

1 / 4

Page 2: pintu-pintu-kehidupan

Pintu-pintu kehidupan

Written by Julianto Simanjuntak

Pintu keempat dinamakan fight and faith. Artinya, dia percaya apa yang ia kerjakan bergunabagi dirinya dan orang lain. Karena itu dia mampu menghadapi berbagai rintangan dan teguhmemperjuangkan visinya dengan sekuat tenaga.

Pintu kelima, manusia mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia kerjakan kepada Tuhandan sesamanya. Ia merasa puas karena ia bisa menjalani visi hidupnya. Hidupnya mewariskansesuatu yang berguna kepada generasi sesudahnya.

Pintu Satu dan Pintu Dua

Apakah arti sekolah bagi anak-anak? Saya sempat membicarakan hal ini dengan kedua anakkami tahun lalu, ketika Moze baru masuk SMP. Menurut Moze, dia bersekolah bukan supayapandai. Dia datang ke sekolah untuk mempelajari kehidupan. Sebab itu, kata Moze, dia akanmempelajari dengan seimbang antara main dengan teman, jenis-jenis matapelajaran, jugalingkungan.

Pada saat anak kita remaja, cita-cita dan visi hidup mereka masih belum matang. Sebentar diabisa bilang mau jadi dokter, lain waktu dia ingin jadi Guru. Itu masih bisa berubah. Dalam usiaini kita perlu membantu anak membuka “pintu satu”-nya. Kita perlu mendorong danmengarahkan anak membaca banyak buku yang berkaitan dengan hal-hal yang ingin diapelajari kemudian.

Karena anak bungsu kami suka mempelajari science, Moze mengoleksi buku science dan novelscience.

Setelah beberapa waktu mempelajari suatu topik, Moze mulai menulis sesuai pemahamannya.Novel pertamanya sudah masuk halaman 140 saat ini. Moze sudah melewati “pintu satu” dansedang bertekun di ruangan “pintu dua”-nya. Kami berharap pada waktunya setelah dewasa diamemasuki pintu tiga dan seterusnya..

Visi dan Tujuan Hidup

2 / 4

Page 3: pintu-pintu-kehidupan

Pintu-pintu kehidupan

Written by Julianto Simanjuntak

Beberapa minggu lalu saya bertemu seorang ibu yang punya anak di usia dewasa awal. Anakini sudah menamatkan sekolahnya di luar negeri, bahkan sempat bekerja beberapa waktulamanya. Sekarang dia keluar dari pekerjaan. Menurut ibunya, anaknya ingin belajar bahasasupaya bisa menjadi penerjemah. Masalah yang dihadapi ibu ini adalah nampaknya anaknyatidak punya tujuan yang pasti. Dia menemui kesulitan untuk mengarahkan si anak karenaanaknya sudah dewasa. “Saya takut jika nanti anak saya menyesali keputusannya,” ujar ibu inikepada kami.

Dalam beberapa kasus konseling kami melihat betapa bahaya bagi anak dibesarkan tanpamengerti visi hidup. Mengajarkan anak tentang pentingnya tujuan hidup seharusnya dilakukansejak mereka masih sangat kecil, sedini mungkin. Caranya sediakan waktu berbicara dengananak-anak, terutama jika mereka menginginkan sesuatu. Usahakan anak menemukanalasannya. Saat mereka meminta pergi ke suatu tempat, biasakan anak-anak mengatakantujuan mereka ke sana.

Misalnya, ketika Moze 3 tahun, dia suka apel. Guru playgroup-nya mengajari Moze bahwa diamemakan apel karena buah ini mengandung vitamin yang berguna untuk pertumbuhannya.“Kata bu guru, di apel ada sari-sarinya,” dia menjelaskan kepada saya. Mungkin dia tidakmengerti apa yang dia katakan, tetapi Moze sudah mulai tahu bahwa segala sesuatu yang dialakukan memiliki arti dan tujuan.

Memilih jurusan di SMU adalah awal yang sukar bagi kebanyakan anak. Kadang-kadangjurusan yang dia pilih tidak sesuai dengan minatnya. Akibatnya anak kita kesulitan di perguruantinggi. Beberapa sekolah menyediakan bimbingan karier, tes minat-bakat, dan sebagainya. Tapialangkah baiknya jika orangtua menolong anak menemukan rencana Tuhan bagi hidup mereka.

Jika anak kita mengatakan dia ingin kuliah di fakultas psikologi misalnya, ajak dia untukmemikirkan apa yang akan dilakukannya setelah tamat. Tidak semua yang dia pelajari dikampus akan terpakai di dunia kerja. Sebab itu, ketika anak sudah memiliki arah yang jelas,usahakan dia mempelajari hal-hal yang akan mendukungnya kelak. Misalnya anak saya inginmenjadi psikolog anak, saya mengarahkan dia untuk mengembangkan bakat gambar danmusiknya..

Masa depan yang terbentang di depan anak-anak kita adalah dunia dengan persaingan yangketat. Banyak godaan yang dengan mudah mengalihkan perhatian mereka dari tujuan hidupmereka. Karena itu, mari sejak sekarang kita arahkan anak-anak memahami tujuan hidup

3 / 4

Page 4: pintu-pintu-kehidupan

Pintu-pintu kehidupan

Written by Julianto Simanjuntak

mereka dan menyiapkan mereka melwati pintu-pintu kehidupan mereka sendiri.(*)

4 / 4