pilkada serentak

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan. Demokrasi adalah suatu pemerintahan dimana rakyat memegang peranan penting yang menentukan kesejahteraan suatu Negara. Pada waktu sekrang ini sebagai ciri demokrasi ialah bahwa tiap-tiap keputusannya selalu bersandarkan atas dasar kelebihan suara. Golongan besar memperoleh suara terbanyak, sedangkan golongan kecil menderita kekalahan. Kesadaran akan pentingnya demokrasi sekarang ini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran serta rakyat Indonesia dalam melaksanakan Pemilihan Umum baik yang dilaksakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ini terlihat dari jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya yang sedikit. Pemilihan umum ini langsung dilaksanakan secara langsung pertama kali untuk memilih presiden dan wakil presiden serta anggota MPR, DPR, DPD, DPRD di tahun 2004. Walaupun masih

Upload: evinosasaka

Post on 22-Jan-2016

71 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah pilkada serentak

TRANSCRIPT

Page 1: Pilkada serentak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat

dan kratos yang berarti pemerintahan. Demokrasi adalah suatu pemerintahan

dimana rakyat memegang peranan penting yang menentukan kesejahteraan suatu

Negara.

Pada waktu sekrang ini sebagai ciri demokrasi ialah bahwa tiap-tiap

keputusannya selalu bersandarkan atas dasar kelebihan suara. Golongan besar

memperoleh suara terbanyak, sedangkan golongan kecil menderita kekalahan.

Kesadaran akan pentingnya demokrasi sekarang ini sangat tinggi. Hal ini

dapat dilihat dari peran serta rakyat Indonesia dalam melaksanakan Pemilihan

Umum baik yang dilaksakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ini

terlihat dari jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya yang sedikit.

Pemilihan umum ini langsung dilaksanakan secara langsung pertama kali untuk

memilih presiden dan wakil presiden serta anggota MPR, DPR, DPD, DPRD di

tahun 2004. Walaupun masih terdapat masalah yang timbul ketika waktu

pelaksanaan. Tetapi masih dapat dikatakan suses.

Pemilihan umum (pemilu) tahun 2004 merupakan satu momentum besar bagi

perwujudan cita-cita bangsa dalam menciptakan pemerintahan yang demokratis.

Pada periode ini amanat Pasal 6A UUD 1945 dilaksanakan dengan untuk pertama

kalinya dalam sejarah pemilu di Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden dipilih

langsung oleh rakyat. Pemilu 2004 dianggap sebagai keberhasilan bangsa

menguatkan demokrasi di Indonesia dan menciptakan pemerintahan yang

langsung berasal dari aspirasi rakyat.

Page 2: Pilkada serentak

Pelaksanaan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden secara umum

memang dapat dikatakan lebih bersifat demokratis jika dibandingkan dengan

pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat

(MPR) karena mekanisme pelaksanaannya yang melibatkan rakyat secara

langsung, Presiden dan Wakil Presiden dalam hal ini mendapatkan mandat

langsung serta dukungan yang nyata sebagai satu bentuk interaksi langsung antara

pemilih dan yang dipilih. Di sisi lain untuk menguatkan pandangan tersebut

setidaknya terdapat 2 (dua) alasan mengapa pemilihan umum Presiden dan Wakil

Presiden perlu untuk dilaksanakan. Pertama, pemilihan langsung lebih membuka

pintu bagi tampilnya Presiden dan Wakil Presiden yang sesuai dengan kehendak

mayoritas rakyat. Kedua, untuk menjaga stabilitas pemerintahan agar tidak mudah

dijatuhkan di tengah jalan sesuai dengan yang berlaku di dalam sistem

presidensial. Berdasarkan pada pandangan dan alasan ini, menjadi satu hal yang

logis jika kemudian muncul ekspektasi dari publik bahwa Pemilihan umum

Presiden dan Wakil Presiden diharapkan mampu menciptakan pemerintahan

negara yang demokratis dan lepas dari otoritarian penguasa berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945, serta dapat membangun kedaulatan rakyat yang seutuhnya.

Pilkada merupakan salah satu instrumen untuk memenuhi desentralisasi

politik dimana dimungkinkan terjadinya transfer lokus kekuasaan dari pusat ke

daerah. Pilkada sebagaimana pemilu nasional merupakan sarana untuk memilih

dan mengganti pemerintahan secara damai dan teratur. Melalui pilkada, rakyat

secara langsung akan memilih pemimpinnya di daerah sekaligus memberikan

legitimasi kepada siapa yang berhak dan mampu untuk memerintah. Melalui

pilkada perwujudan kedaulatan rakyat dapat ditegakkan. Pilkada dengan kata lain

merupakan seperangkat aturan atau metode bagi warga negara untuk menentukan

masa depan pemerintahan yang absah (legitimate).

Sejalan dengan semangat desentralisasi, sejak tahun 2005 Pemilu Kepala

Daerah dilaksanakan secara langsung (Pemilukada/Pilkada). Semangat

dilaksanakannya pilkada adalah koreksi terhadap system demokrasi tidak

langsung (perwakilan) di era sebelumnya, dimana kepala daerah dan wakil kepala

daerah dipilih oleh DPRD, menjadi demokrasi  yang berakar langsung pada

2

Page 3: Pilkada serentak

pilihan rakyat (pemilih). Melalui pilkada, masyarakat sebagai pemilih berhak

untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati

nuraninya, tanpa perantara, dalam memilih kepala daerah.

Sebelum tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih

oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sejak berlakunya Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah

dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada

bulan Juni 2005.

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang

Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu,

sehingga secara resmi bernama Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah atau disingkat Pemilukada. Pemilihan kepala daerah pertama yang

diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007.

Pada tahun 2011, terbit undang-undang baru mengenai penyelenggara

pemilihan umum yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. Di dalam

undang-undang ini, istilah yang digunakan adalah Pemilihan Gubernur, Bupati,

dan Wali Kota.

Untuk menjamin Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota dilaksanakan

secara demokratis sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 maka kedaulatan rakyat

serta demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat wajib dihormati sebagai

syarat utama pelaksanaan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota.

Kedaulatan rakyat dan demokrasi tersebut perlu ditegaskan dengan

pelaksanaan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota secara langsung oleh

rakyat, dengan melakukan beberapa perbaikan mendasar atas berbagai

permasalahan pemilihan langsung yang selama ini telah dilaksanakan.

Namun, pembentukan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang

Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang mengatur mekanisme pemilihan 3

Page 4: Pilkada serentak

kepala daerah secara tidak langsung melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

telah mendapatkan penolakan yang luas oleh rakyat dan proses pengambilan

keputusannya tidak mencerminkan prinsip demokrasi.

Selain berdasarkan alasan tersebut di atas, terdapat pertimbangan mengenai

kepentingan yang memaksa sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

138/PUU-VII/2009 yang di dalamnya memuat tentang persyaratan perlunya

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang apabila:

1. adanya keadaan yaitu kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan masalah

hukum secara cepat berdasarkan Undang-Undang;

2. Undang-Undang yang dibutuhkan tersebut belum ada sehingga terjadi

kekosongan hukum atau ada Undang-Undang tetapi tidak memadai;

3. kekosongan hukum tersebut tidak dapat diatasi dengan cara membuat

Undang-Undang secara prosedur biasa karena akan memerlukan waktu

yang cukup lama sedangkan keadaan yang mendesak tersebut perlu

kepastian untuk diselesaikan.

Atas dasar tersebut, maka Presiden telah menetapkan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Gubernur, Bupati, dan Walikota. Pada Pasal 201 Ayat (1) Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang tersebut menyatakan, Pemungutan suara serentak

dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang masa jabatannya berakhir

pada tahun 2015 dilaksanakan pada hari dan bulan yang sama pada tahun 2015.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka judul makalah yang akan

diambil adalah “PILKADA SERENTAK DI SELURUH INDONESIA

MENUJU PEMILU SERENTAK.”

4

Page 5: Pilkada serentak

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran umum Pilkada serentak di Indonesia?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud adalah ingin menggambarkan Pilkada serentak di Indonesia.

1.3.2 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada adalah sebagai berikut:

Memperoleh gambaran tentang Pilkada serentak di Indonesia.

5