pilihan konsumen muda terhadap produk makanan dan minuman …

19
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105 Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019 Reny Andriyanty LPPM 205 IBI-K57 PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM NEGERI Reny Andriyanty Email: [email protected] Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai konsistensi generasi muda Indonesia saat ini untuk tetap mengonsumsi produk makanan dan minuman dalam negeri di masa yang akan datang. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 115 orang dengan kategori berumur di bawah 25 tahun. Analisis data menggunakan regresi logistik ganda. Variabel independen cita rasa, harga, halal, kemasan dan penyajian, kualitas pelayanan dan pengetahuan serta konsep diri adalah signifikan hanya variabel pendapatan tidak signifikan. Semakin baik cita rasa makanan dan minuman maka akan 1,983 kali lebih berpeluang generasi muda untuk konsisten terhadap produk makanan dan minuman dalam negeri. Semakin rendah harga maka peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 0,118 kali. Semakin halal produk makanan dan minuman dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 7,636 kali. Semakin baik kemasan dan penyajian produk makanan dan minuman dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten menyukai produk dalam negeri sebesar 2,207 kali. Semakin baik kualitas pelayanan yang diterima konsumen generasi muda akan semakin meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri sebesar 0,470 kali. Pengetahuan dan konsep diri generasi muda yang semakin tinggi juga akan makin meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 10,582. Kata Kunci: Produk dalam negeri, konsistensi, generasi muda. ABSTRACT The objection of this research get information about the consistency of Indonesia's young generation to consume the domestic food and beverage products in the future. The research design used descriptive methods. The research samples are 115 young people with a category under 25 years old. Data analyzed by multiple logistic regression. The independent variable of taste, price, halal, packaging and presentation, service quality and knowledge as well as self-concept are significant, only the income variable is not significant into model. The better taste of domestic food and drinks will be bigger the probability of young people to be consistent with domestic food and beverage products with value 1,983 times. The lower the price, the opportunity for the younger generation to consistent with domestic products will increase by 0.118 times. The more halal of domestic food and beverage products will increase the chances of the younger generation to consistent with domestic products with value 7,636 times. The better packaging and serving of domestic food and beverage products will increase the chances of the younger generation

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 205 IBI-K57

PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM NEGERI

Reny Andriyanty

Email: [email protected] Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai konsistensi generasi muda Indonesia saat ini untuk tetap mengonsumsi produk makanan dan minuman dalam negeri di masa yang akan datang. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 115 orang dengan kategori berumur di bawah 25 tahun. Analisis data menggunakan regresi logistik ganda. Variabel independen cita rasa, harga, halal, kemasan dan penyajian, kualitas pelayanan dan pengetahuan serta konsep diri adalah signifikan hanya variabel pendapatan tidak signifikan. Semakin baik cita rasa makanan dan minuman maka akan 1,983 kali lebih berpeluang generasi muda untuk konsisten terhadap produk makanan dan minuman dalam negeri. Semakin rendah harga maka peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 0,118 kali. Semakin halal produk makanan dan minuman dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 7,636 kali. Semakin baik kemasan dan penyajian produk makanan dan minuman dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten menyukai produk dalam negeri sebesar 2,207 kali. Semakin baik kualitas pelayanan yang diterima konsumen generasi muda akan semakin meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri sebesar 0,470 kali. Pengetahuan dan konsep diri generasi muda yang semakin tinggi juga akan makin meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 10,582. Kata Kunci: Produk dalam negeri, konsistensi, generasi muda.

ABSTRACT The objection of this research get information about the consistency of Indonesia's young generation to consume the domestic food and beverage products in the future. The research design used descriptive methods. The research samples are 115 young people with a category under 25 years old. Data analyzed by multiple logistic regression. The independent variable of taste, price, halal, packaging and presentation, service quality and knowledge as well as self-concept are significant, only the income variable is not significant into model. The better taste of domestic food and drinks will be bigger the probability of young people to be consistent with domestic food and beverage products with value 1,983 times. The lower the price, the opportunity for the younger generation to consistent with domestic products will increase by 0.118 times. The more halal of domestic food and beverage products will increase the chances of the younger generation to consistent with domestic products with value 7,636 times. The better packaging and serving of domestic food and beverage products will increase the chances of the younger generation

Page 2: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 206 IBI-K57

to consistent consuming domestic products by 2,207 times. The better quality of service received by young consumers will increase the chances of young generation to consistent with domestic products by 0.470 times. The higher knowledge and self-concept of young generation will also increase the chances of young people to remain consistent with domestic products will increase by 10,582. Keywords: Domestic Product, Consistency, Young Generation

I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan studi Global Kearney (2017) disebutkan bahwa di tahun

2027, akan ada enam generasi konsumen di pasar internasional. Dua

generasi yaitu generasi Senyap (bagi orang yang lahir di tahun 1928–1945)

dan Generasi Alpha (orang yang lahir di tahun 2017 dan seterusnya), akan

membawa dampak terhadap konsumsi terbatas. Sementara empat

generasi akan memiliki dampak komersial yang tinggi yaitu generasi baby

boomers (orang yang lahir di tahun antara 1946 sampai tahun 1964), Gen

X (orang yang lahir di tahun antara 1965 sampai tahun 1980), Millenials

(orang yang lahir di tahun antara 1981 sampai tahun 1997), dan Gen Z

(orang yang lahir di tahun antara 1998 sampai tahun 2016) (Hillier, Dean;

Dassu, Imran; Warschun, Mirko; Shield, 2017).

Perubahan kekuatan demografi yang tak terhentikan, perubahan nilai,

dan hiper-konektivitas akan mengubah pola konsumsi secara global.

Terutama pada generasi muda yaitu antara generasi Z dan generasi Alpha.

Pada dasarnya, generasi muda adalah generasi yang saat ini berada pada

usia dibawah 25 tahun merupakan generasi yang terpapar teknologi

informasi. Perkembangan teknologi informasi berbasis internet yang sangat

cepat membuat generasi muda menjadi semakin mudah dalam mengakses

pasar (Eriksson, Rosenbröijer, & Fagerstrøm, 2017; Alan & Kabadayı, 2016;

Šramová, 2015). Hal tersebut membuat generasi muda Indonesia dapat

mengakses dan mengonsumsi produk makanan dan minuman lintas batas

antar negara.

Page 3: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 207 IBI-K57

Generasi muda memiliki pola konsumsi yang berbasis pada inovasi

teknologi, kenyamanan dan keamanan diri. Sebagai generasi 30 tahun

mendatang, preferensi untuk memilih produk makanan dan minuman dalam

negeri adalah menjadi penting untuk dapat menjaga dan meningkatkan

output nasional dimasa mendatang. Kondisi ini menjadi perlindungan bagi

pengembangan produk dalam negeri di era perdagangan bebas (Karoui &

Khemakhem, 2019; Tantray, 2018). Hanya preferensi konsumen yang

menjadi kebijakan non-tarif dalam upaya pengendalian impor.

Preferensi konsumen dalam konsep ekonomi adalah pilihan,

kecenderungan dan kesukaan atas berbagai pilihan produk atau jasa yang

tersedia dan mampu dibeli konsumen. Weedmark menyebutkan bahwa

preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif konsumen

individu yang diukur dari kepuasan mereka terhadap suatu produk atau jasa

setelah dibeli. Kepuasan ini sering disebut sebagai utilitas. Nilai konsumen

dapat ditentukan oleh bagaimana utilitas konsumen membandingkan

antara berbagai pilihan tersebut (https://bizfluent.com/info-8698883-

definition-consumer-preference.html). Dan konsumen akan mempelajari

preferensinya melalui pengalamannya atas produk atau jasa tersebut

(Carpenter & Nakamoto, 1996). Analisis terhadap responden generasi

muda terkait preferensi mereka, menunjukkan bahwa 80, 18 persen

responden cenderung mengonsumsi produk dalam negeri (Andriyanty & Wahab,

2019). Studi Tasurru dan Salehudin (2014) terhadap intensitas membeli

minuman ringan dikalangan generasi muda di Jakarta, menyatakan bahwa

etnosentrisme konsumen mengurangi intensi membeli, baik secara

langsung maupun secara tidak langsung melalui konstruk citra merek

(Tasurru & Salehudin, 2014).

1.2. Masalah

Terkait preferensi generasi muda di Indonesia yang cenderung untuk

mengonsumsi produk dalam negeri menunjukkan hal positif. Terutama

konsumsi produk makanan dan minuman. Saat ini berdasarkan data BPS

Page 4: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 208 IBI-K57

menyebutkan bahwa persentase kepemilikan usaha makanan dan

minuman masih didominasi oleh warga negara Indonesia dengan

persentase 97,37 persen dan 2,63 persen dimiliki haknya oleh warga

negara asing (BPS, 2019). Analisis lanjutan menunjukkan bahwa produk

makanan dan minuman dalam negeri disukai konsumen muda karena

harga yang halal, cita rasa, keinginan, kualitas dan kehalalan (Andriyanty &

Wahab, 2019). Kondisi tersebut harus dipertahankan guna menjaga

tingkat konsumsi produk makanan dan minuman dalam negeri. Sehingga

perlu dianalisis, konsistensi generasi muda dalam mengonsumsi produk

makanan dan minuman dalam negeri dalam kaitannya dengan cita rasa,

harga, kehalalan, kemasan dan penyajian, kualitas pelayanan serta

pengetahuan dan konsep diri.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai

konsistensi generasi muda Indonesia saat ini untuk tetap mengonsumsi

produk makanan dan minuman dalam negeri di masa yang akan datang.

II. Tinjauan Pustaka

Makanan dan minuman lokal lebih terhubung dengan budaya,

wilayah, dan etnis, selalu tersedia dan memiliki dampak positif pada

ekonomi lokal dimana sebagian besar bersifat tradisional. Makanan lokal,

termasuk di dalamnya street food menjadi sebuah alternatif menghadapi

globalisasi, menjadi instrumen sosialisasi, sarana untuk melakukan bisnis,

dan komunikasi tradisi dengan generasi muda (Privitera & Nesci, 2015).

Preferensi terhadap produk global membawa konsekuensi impor. Dan

produk dalam negeri yang diproduksi secara lokal akan menggunakan

komponen lokal dalam proses produksinya (Tasurru & Salehudin, 2014).

Preferensi generasi muda yang cenderung untuk mengonsumsi produk

dalam negeri (Andriyanty & Wahab, 2019) harus dibuat konsisten sehingga

dimasa yang akan datang, preferensi tersebut tidak hilang. Kekonsistenan

Page 5: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 209 IBI-K57

terhadap produk makanan dan minuman dalam negeri akan dipengaruhi

oleh cita rasa (Indrasari & Adnyana, 2015), harga (A. N. Putri, 2017; Pilone,

Stasi, & Baselice, 2017), halal (Abdul, 2014; Said, Hassan, Musa, & A,

2014; Sara et al., 2014), kemasan dan penyajian (T. Putri, 2017), kualitas

pelayanan (Yunita, 2016), pendapatan (Permana P., Sumarni, & Nisa,

2016) dan pengetahuan (Suryawati, Saptanto, & Putri, 2017) dan konsep

diri generasi muda.

Cita rasa makanan dan minuman adalah faktor penting dalam

preferensi konsumen. Untuk menjaga kekonsistenan preferensi konsumen

terhadap produk makanan dan minuman dalam negeri, maka cita rasa

menjadi hal utama (Schifferstein, Wehrle, & Carbon, 2019; WANG, Gao, &

Heng, 2018; McCarthy, Lopetcharat, & Drake, 2017; Annunziata & Vecchio,

2016; Balogh, Békési, Gorton, Popp, & Lengyel, 2016; Shafie & Rennie,

2012; Thompson, Lopetcharat, & Drake, 2007). Hal ini dibuktikan oleh

banyak penelitian, Riset Balogh et al menyatakan studi yang relevan

terkait preferensi konsumen. Preferensi konsumen merupakan penafsiran

dan memprosesan berbagai pilihan produk makanan dan minuman produk

lokal yang berbeda ragamnya, sehingga konsumen menentukan kepastian

tentang pilihan makanan dan minuman mereka (Balogh et al., 2016).

Harga adalah nilai tukar (moneter ataupun barang) yang menunjukkan

manfaat dari suatu produk atau jasa. Harga menjadi faktor penentu utama

dalam preferensi konsumen. Konsumen generasi muda umumnya lebih

cepat dan cerdas dalam melakukan perbandingan harga suatu produk atau

jasa. Teknologi yang mendukung mereka untuk dapat mengakses semua

sumber informasi. Harga dirasakan penting dalam preferensi konsumen.

Pada keputusan pemilihan produk makanan dan minuman yang diambil

individu, harga menjadi penting daripada selera konsumen itu sendiri

(Ritson & Petrovici, 2001). Disebutkan lebih lanjut bahwa konsumen

makanan dan minuman memiliki respons yang peka terhadap harga

(Steenhuis, Waterlander, & De Mul, 2011). Dan saat ini atas interaksi faktor

yang kompleks, termasuk perubahan harga dan preferensi, terdapat

Page 6: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 210 IBI-K57

tendensi konsumsi rumah tangga untuk mengubah perilaku pembelian

makanan dan minuman (Griffith, O’Connell, & Smith, 2015). Penelitian

Stanton et al menyebutkan ketika hampir makanan organik yang sama

namun ditanam secara lokal berada tersedia di pasar pada saat yang

sama, konsumen lebih suka memilih makanan yang ditanam secara lokal

(Stanton, Wirth, & Dao, 2018).

Penelitian Andriyanty & Wahab (2019) menyebutkan 3,35 persen

generasi muda membuat konsep halal dalam preferensi mereka atas

makanan dan minuman. Saat ini di Malaysia disebutkan bahwa industri

halal domestik menyumbang kurang dari 2% dari produk domestik bruto

dan diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 5,8% pada tahun 2020

(Said et al., 2014). Konsep halal menjadi semakin penting seiring

peningkatan pemahaman religius generasi muda (Ismoyowati, 2015; Said

et al., 2014; Sara et al., 2014).

Faktor lain terkait preferensi konsumen adalah kualitas pelayanan,

Kualitas layanan merupakan faktor penentu keberhasilan bisnis makanan

dan minuman. Diperlukan pengetahuan dan pengukuran atas kualitas

layanan dimana kualitas pelayanan adalah konsep abstrak dan sulit

dipahami. Selanjutnya, cara konsumen memersepsikan kualitas layanan

tergantung pada jenis layanan dan konteks di mana layanan disediakan

(Sumaedi & Yarmen, 2015; Garg, 2014).

Terkait kemasan dan penyajian produk makanan dan minuman,

terdapat studi yang menyebutkan bahwa kemasan menjadi sumber

informasi dalam pemilihan produk makanan dan minuman yang akan dibeli

oleh konsumen (Wyrwa & Barska, 2017). Kemasan adalah wajah dari suatu

produk dan sering kali merupakan satu-satunya pengenal bagi konsumen

sebelum membeli. Karena itu, kemasan yang khas atau inovatif dapat

meningkatkan penjualan secara kompetitif. Kemasan dapat dirancang

untuk meningkatkan citra produk dan / atau untuk membedakan produk dari

pesaing (Marsh & Bugusu, 2007).

Page 7: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 211 IBI-K57

Kemasan merupakan sumber informasi bagi konsumen yang

berkaitan dengan kualitas dan keamanan pangan yang ditawarkan di

pasar. Kemampuan menangkap informasi tersebut akan terkait dengan

pengetahuan tentang kualitas, keamanan dan kondisi penggunaan produk

(Grujic, Grujic, Petrovic, & Gajic, 2013). Penelitian Yilmaz et al menyatakan

bahwa kesadaran atas pilihan makanan dan minuman dipengaruhi oleh

variabel pengetahuan konsumen secara statistik signifikan (Yilmaz,

Oraman, Unakitan, & Inan, 2015). Pengetahuan konsumen muda atas

produk makanan dan minuman berkontribusi untuk melindungi kepentingan

kesehatan, keselamatan, ekonomi dan hukum konsumen dan masyarakat

(Grujic et al., 2013). Konsep pengetahuan akan membentuk menjadi

konsep diri bagi generasi muda dalam mengonsumsi produk makanan dan

minuman lokal. Terdapat dimensi internal dan eksternal yang berdampak

terhadap pola pembelanjaan makanan dan minuman di Malaysia, dimana

hal tersebut dipengaruhi secara positif yang kuat oleh konsep diri konsumen

tersebut (Manan, 2016).

III. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Selatan dari bulan Februari

sampai September 2019. Penelitian ini didesain dengan menggunakan

metode deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 115 orang dengan kategori

berumur dibawah 25 tahun. Analisis data menggunakan regresi logistik

ganda. Regresi logistik adalah suatu pemodelan matematik untuk

mempelajari hubungan satu atau beberapa variabel independen terhadap

suatu variabel dependen dengan sifat biner (Elliot, 2016; Adwere-Boamah

& Hufstedler, 2015; Sperandei, 2014; Heuer, 2004). Probabilitas atas

variabel dependen adalah:

Pi = 𝐄(𝐘 = 𝟏|𝐗) =

1

.................... (1) 1+e -(β

1+β

2X

2+⋯+β

kX

k)

Page 8: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 212 IBI-K57

Atau:

Pi = 1

.............................................(2) 1+e -Z

Dengan nilai Z = β1+β

2X

2+⋯+β

kX

k Pi bernilai antara 0 dan 1 serta non-linear terhadap Z. Maka Pi diasumsikan

bahwa konsumen muda akan konsisten menyukai produk makanan dan

minuman dalam negeri. Sementara 1-Pi menyatakan bahwa generasi

muda tidak akan konsisten menyukai produk makanan dan minuman dalam

negeri.

Bila:

1-Pi = 1

...................................................(3) 1+e Zi

Maka

Pi

= 1+e Zi

= ezi ...................................................(4) 1-Pi

1+e -Zi

Nilai odds ratio yang terbentuk berdasarkan persamaan di atas adalah:

Li = [𝐏𝐢

𝟏 − 𝐏𝐢] = Zi ...................................................(5)

Dengan nilai Z = β1+β

2X

2+⋯+β

kX

k. Logaritma odds Li tidak hanya menjadi linear ke X tetapi juga untuk linear

koefisien variabel independen. L disebut logit dan model logit berasal dari

persamaan (5) (Gujarati, 2004). Masing-masing. Rasio probabilitas Ln [Pi /

(1-Pi)] menunjukkan probabilitas konsumen untuk tetap konsisten menyukai

makanan dan minuman produk dalam negeri. Variabel yang digunakan

dalam model dan nilainya diberikan dalam persamaan ditunjukkan pada

tabel berikut ini:

Page 9: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 213 IBI-K57

Tabel 1. Definisi Variabel Penelitian

VARIABEL DEFINISI DAN SKALA

Dependen Konsistensi generasi muda untuk menyukai produk makanan dan minuman dalam negeri

1 = konsisten

0 = tidak konsisten

Independen

X1 Cita rasa

5=sangat baik; 4=baik; 3=rata-rata; 2=tidak baik; 1=sangat tidak baik

X2 Harga 5=sangat halal; 4=halal; 3=rata-rata; 2=tidak halal; 1=sangat tidak halal

X3 Halal

5=sangat halal; 4=halal; 3=rata-rata; 2=tidak halal; 1=sangat tidak halal

X4 Kemasan dan penyajian 5=sangat baik; 4=baik; 3=rata-rata; 2=tidak baik; 1=sangat tidak baik

X5 Kualitas pelayanan

5=sangat baik; 4=baik; 3=rata-rata; 2=tidak baik; 1=sangat tidak baik

X6 Pengetahuan dan konsep diri bahwa konsumsi produk makanan dan minuman dalam negeri itu adalah baik.

5=sangat baik; 4=baik; 3=rata-rata; 2=tidak baik; 1=sangat tidak baik

X7 Pendapatan konsumen

1 = Pendapatan tinggi

0 = Pendapatan rendah

Maka persamaan statistiknya adalah:

Ln [Pi/(1-Pi)]= ẏ = β0 + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 + β5x5 + β6x6 + β7x7...(6)

Pengujian terhadap pengaruh signifikasi variabel independen dalam model,

maka hipotesis yang dibuat adalah :

H0: β1 = β2 =....= βk = 0

H1: β1 ≠ β2 ≠.... ≠βk ≠ 0

Odds ratio menunjukkan berapa kali lipat kemungkinan realisasi

dipengaruhi oleh variabel dependen jika variabel independen terkait

mengambil 1 (satu) atau nilai nol (0) ketika variabel lainnya konstan. Selain

itu, jika koefisien regresi mengambil nilai negatif, rasio odds dari ini

koefisien harus dikoreksi.

Page 10: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 214 IBI-K57

IV. HASIL PENELITIAN

Analisa terhadap seluruh data secara statistik deskriptif menunjukkan

nilai rata-rata antara 0,7 sampai 3,58. Analisis terhadap nilai standar

deviasi tersebar antara nilai 0,3 sampai 1,3. Nilai varian antara 0 sampai

1,8. Berdasarkan data tersebut maka data dinyatakan dapat mewakili

populasi generasi muda yang sesungguhnya. Secara rinci nilai statistik

deskriptif seluruh variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 2. Analisis Statistik Deskriptif Seluruh Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

Cita rasa 115 1,00 5,00 2,7652 ,10358 1,11080 1,234 Harga 115 1,00 5,00 3,5043 ,08228 ,88232 ,778 Halal 115 3,00 5,00 3,5826 ,05658 ,60673 ,368 Kemasan 115 1,00 5,00 2,1652 ,12712 1,36324 1,858 Kualitas Pelayanan 115 1,00 5,00 1,7913 ,11421 1,22471 1,500 Pengetahuan dan Konsep Diri 115 0,00 1,00 ,9130 ,02639 ,28300 ,080 Pendapatan 115 0,00 1,00 ,7043 ,04274 ,45833 ,210 Konsistensi 115 0,00 1,00 ,8174 ,03618 ,38804 ,151 Valid N (listwise) 115

Sumber: data primer diolah (2019)

Penaksiran terhadap variabel independen melalui permodelan regresi

logistik menunjukkan bahwa variabel independen cita rasa, harga, halal,

kemasan dan penyajian, kualitas pelayanan dan pengetahuan serta konsep

diri adalah signifikan dengan selang kepercayaan 95 persen. Variabel

pendapatan tidak signifikan terhadap kekonsistenan konsumen muda

dalam mengonsumsi produk dalam negeri. Penelitian Chen et al

menyebutkan bahwa adanya kecenderungan seiring peningkatan

pendapatan, konsumsi orang terhadap minuman ringan berkalori tinggi

justru menurun dan orang dengan pendapatan rendah memiliki

kecenderungan untuk tidak membeli makanan enak jika tidak ada manfaat

kesehatan di masa depan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendapatan

memiliki tendensi untuk tidak berkaitan dengan pilihan makanan atau

minuman seorang konsumen. Terkait produk makanan dan minuman

dalam negeri Indonesia secara akar budaya lebih sehat (Situngkir,

Page 11: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 215 IBI-K57

Maulana, & Dahlan, 2015; Soeroso & Susilo, 2014) dibandingkan produk

makanan dan minuman dari luar negeri.

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara keseluruhan

variabel dalam model adalah sangat signifikan (0,000) yang ditunjukkan

berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel berikut:

Tabel 3. Analisis Variabel Dalam Persamaan B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant 1,499 ,241 38,559 1 ,000 4,476

Sumber: data primer diolah (2019)

Hasil analisis ke-fit-an model dilakukan dengan uji Omnibus. Uji didasarkan

pada perbedaan nilai statistika -2LL atau chi square hitung, antara model

yang hanya terdiri dari konstanta terhadap model yang diestimasi dari

konstanta dan variabel independen. Bila nilai chi square hitung lebih besar

dari chi square tabel maka hipotesis nol ditolak yang menunjukkan bahwa

ada pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan pengolahan data penelitian menunjukkan angka signifikan

(0,001) yang menandakan bahwa model analisis dalam penelitian ini sudah

fit. Hasil tes secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Tes Omnibus Terhadap Koefisien Dalam Model

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 35,047 7 ,000

Block 35,047 7 ,000

Model 35,047 7 ,000

Sumber: data primer diolah (2019)

Analisis terhadap kemampuan variabel independen menjelaskan

variabel dependen, digunakan nilai Cox & Snell R Square dan Nagelkerke

R Square. kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen adalah sebesar 43 persen sedangkan 57 persen

variabel dependen dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dianalisis

dalam penelitian ini. Secara rinci hasil analisis dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Page 12: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 216 IBI-K57

Tabel 5. Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 74,278a ,263 ,428 a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber: data primer diolah (2019)

Analisis terhadap ketepatan model penelitian ini diuji dengan uji

Hosmer and Lemeshow Test. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiadaan

beda antara data empiris terhadap model dalam penelitian. Hal tersebut

menunjukkan model sudah tepat karena tidak ada perbedaan signifikan

(0,781) antara model dengan nilai observasinya. Secara rinci data hasil

pengujian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Hasil uji Hosmer and Lemeshow

Step Chi-square df Sig.

1 4,774 8 ,781

Sumber: data primer diolah (2019)

Analisa terhadap nilai odds ratio seluruh variabel independel dalam

model penelitian adalah signifikan kecuali pendapatan generasi muda.

Secara lebih detail, nilai statistik uji untuk odds-ratio dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 7. Nilai Odds-Ratio Variabel Dalam Model Persamaan Yang Dianalisis

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a C ,685 ,318 4,629 1 ,031 1,983 1,063 3,701

H -2,135 ,704 9,183 1 ,002 ,118 ,030 ,470

HL 2,033 ,679 8,969 1 ,003 7,636 2,019 28,885

K ,791 ,336 5,548 1 ,018 2,207 1,142 4,263

KP -,755 ,330 5,237 1 ,022 ,470 ,246 ,897

PENG 2,359 ,934 6,385 1 ,012 10,582 1,698 65,961

PEND ,713 ,628 1,288 1 ,256 2,039 ,596 6,983

Constant -1,986 2,738 ,526 1 ,468 ,137

a. Variable(s) entered on step 1: C, H, HL, K, KP, PENG, PEND.

Sumber: data primer diolah (2019)

Produk makanan dan minuman dalam negeri pada dasarnya memiliki

cita rasa yang khas dan unik. Dan berdasarkan analisis menunjukkan

bahwa semakin baik cita rasa makanan dan minuman dalam negeri

meningkatkan peluang generasi muda untuk konsisten menyukai produk

Page 13: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 217 IBI-K57

dalam negeri. Dimana semakin baik cita rasa makanan dan minuman maka

akan 1,983 kali lebih berpeluang generasi muda untuk konsisten terhadap

produk makanan dan minuman dalam negeri. Analisis terhadap variabel

harga menunjukkan bahwa semakin rendah harga maka peluang generasi

muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat

sebesar 0,118 kali. Faktor halal menjadi variabel dengan nilai tertinggi

kedua setelah pengetahuan dan konsep diri dalam hal probabilitas

dibandingkan variabel independen lainnya. Semakin halal produk makanan

dan minuman dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi muda

untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar

7,636 kali. Variabel halal menjadi penting bagi generasi muda dan

konsumen global. Karena konsep halal mengarah pada sehat dikonsumsi

manusia seiring dengan kesesuaian makanan tersebut dipersiapkan dan

diproses (Ismoyowati, 2015). Sedangkan kemasan dan penyajian,

menunjukkan bahwa semakin baik kemasan dan penyajian produk

makanan dan minuman dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi

muda untuk tetap konsisten menyukai produk dalam negeri sebesar 2,207

kali. Marsh et al menyebutkan kemasan dibuat sebagai salah satu

persyaratan dan memenuhi keinginan konsumen, menjaga keamanan

pangan, dan meminimalkan dampak lingkungan (Marsh & Bugusu, 2007).

Data mengenai kualitas pelayanan menunjukkan bahwa semakin baik

kualitas pelayanan yang diterima konsumen generasi muda akan semakin

meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan

produk dalam negeri sebesar 0,470 kali. Sedangkan hasil analisis terhadap

tingkat pengetahuan dan konsep diri generasi muda yang semakin tinggi

juga akan makin meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap

konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 10,582.

Kondisi ini terjadi pada saat penelitian dilaksanakan responden diberi

pemahaman atas sikap patriotisme dan cinta bangsa dan negara Indonesia

terkait konsumsi makanan dan minuman dalam negeri. Pada lembar

kuesioner diberikan pernyataan “bahwa dengan mengonsumsi produk

Page 14: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 218 IBI-K57

dalam negeri, maka generasi muda dapat menghemat belanja negara

melalui penurunan nilai impor”. Hal ini diduga mempengaruhi jawaban

responden sehingga semakin tinggi pengetahuan dan konsep bela negara

membuat kekonsistenan generasi muda untuk menyukai produk dalam

negeri.

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Variabel independen cita rasa, harga, halal, kemasan dan penyajian,

kualitas pelayanan dan pengetahuan serta konsep diri adalah signifikan

dengan selang kepercayaan 95 persen. Variabel pendapatan tidak

signifikan terhadap kekonsistenan konsumen muda dalam mengonsumsi

produk dalam negeri. Semakin baik cita rasa makanan dan minuman maka

akan 1,983 kali lebih berpeluang generasi muda untuk konsisten terhadap

produk makanan dan minuman dalam negeri. Semakin rendah harga maka

peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri

akan meningkat sebesar 0,118 kali. Semakin halal produk makanan dan

minuman dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi muda untuk

tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 7,636

kali. Semakin baik kemasan dan penyajian produk makanan dan minuman

dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap

konsisten menyukai produk dalam negeri sebesar 2,207 kali. Semakin baik

kualitas pelayanan yang diterima konsumen generasi muda akan semakin

meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan

produk dalam negeri sebesar 0,470 kali. Pengetahuan dan konsep diri

generasi muda yang semakin tinggi juga akan makin meningkatkan peluang

generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan

meningkat sebesar 10,582.

Page 15: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 219 IBI-K57

5.2. Saran

Pengetahuan dan konsep diri yang menunjukkan bahwa

mengonsumsi produk makanan dan minuman dalam negeri menjadi

konsep bela bangsa dan negara menjadi faktor terkuat yang cenderung

mempengaruhi konsistensi generasi muda untuk memilih produk dalam

negeri. Maka perlu dikembangkan upaya-upaya sosialisasi bagi generasi

muda mengenai cinta produk makanan dan minuman dalam negeri.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, A. (2014). Young c onsumers ’ attitude towards halal food outlets and JAKIM ’ s halal certification in Malaysia. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 121(September 2012), 26–34. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1105

Adwere-Boamah, J., & Hufstedler, S. (2015). Predicting social trust with binary logistic regression. Research in Higher Education Journal, 27(27), 1–6. Retrieved from https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1056177.pdf

Alan, A. K., & Kabadayı, E. T. (2016). The Effect of Personal Factors on Social Media Usage of Young Consumers. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 235(October), 595–602. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.11.086

Andriyanty, Reny, & Dodi Wahab. (2019). Preferensi Konsumen Generasi Z Terhadap Konsumsi Produk Dalam Negeri. Jurnal ETHOS, Vol. 7 No.2 Juni, 2019, 280-296. https://doi.org/10.29313/ethos.v7i2.4694

Annunziata, A., & Vecchio, R. (2016). Organic Farming and Sustainability in Food Choices: An Analysis of Consumer Preference in Southern Italy. Agriculture and Agricultural Science Procedia, 8, 193–200. https://doi.org/10.1016/j.aaspro.2016.02.093

Balogh, P., Békési, D., Gorton, M., Popp, J., & Lengyel, P. (2016). Consumer willingness to pay for traditional food products. Food Policy, 61, 176–184. https://doi.org/10.1016/j.foodpol.2016.03.005

BPS, R. (2019). Statistik Penyediaan Makanan dan Minuman 2017.

Carpenter, G. S., & Nakamoto, K. (1996). Consumer Preferences. Journal of Consumer Psychology, 5(4), 325–358. https://doi.org/10.1007/978-94-024-1179-9_300320

Elliot, M. (2016). Binary Logistic Regression Mark Tranmer Mark Elliot, (April).

Page 16: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 220 IBI-K57

Eriksson, N., Rosenbröijer, C. J., & Fagerstrøm, A. (2017). The relationship between young consumers’ decision-making styles and propensity to shop clothing online with a smartphone. Procedia Computer Science, 121, 519–524. https://doi.org/10.1016/j.procs.2017.11.069

Garg, A. (2014). Mechanic Clues vs. Humanic Clues: Students’ Perception towards Service Quality of Fast Food Restaurants in Taylor’s University Campus. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 144, 164–175. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.07.285

Griffith, R., O’Connell, M., & Smith, K. (2015). Relative prices, consumer preferences, and the demand for food. Oxford Review of Economic Policy, 31(1), 116–130. https://doi.org/10.1093/oxrep/grv004

Grujic, S., Grujic, R., Petrovic, D., & Gajic, J. (2013). The Importance of Consumers’ Knowledge About Food Quality, Labeling and Safety in Food Choice. Journal of Food Research, 2(5), 57. https://doi.org/10.5539/jfr.v2n5p57

Gujarati, D. N. (2004). Economia, the primary objective of the fourth edition of. New York. https://doi.org/10.1126/science.1186874

Heuer, C. (2004). Logistic Regression Analysis 2, 1, 1–9.

Hillier, Dean; Dassu, Imran; Warschun, Mirko; Shield, N. (2017). The Consumers of the Future: Influence vs. Affluence. A. T. Kearney Global Future Consumer Study, 12.

Indrasari, S. D., & Adnyana, M. O. (2015). Preferensi Konsumen terhadap Beras Merah sebagai Sumber Pangan Fungsional. Iptek Tanaman Pangan, 2(2), 227–241.

Ismoyowati, D. (2015). Halal Food Marketing: A Case Study on Consumer Behavior of Chicken-based Processed Food Consumption in Central Part of Java, Indonesia. Agriculture and Agricultural Science Procedia, 3, 169–172. https://doi.org/10.1016/j.aaspro.2015.01.033

Karoui, S., & Khemakhem, R. (2019). Consumer ethnocentrism in developing countries. European Research on Management and Business Economics, 25(2), 63–71. https://doi.org/10.1016/j.iedeen.2019.04.002

Manan, H. A. (2016). The Hierarchical Influence of Personal Values on Attitudes Toward Food and Food Choices. Procedia Economics and Finance, 37(16), 439–446. https://doi.org/10.1016/s2212-5671(16)30149-6

Marsh, K., & Bugusu, B. (2007). Food packaging - Roles, materials, and environmental issues: Scientific status summary. Journal of Food Science, 72(3). https://doi.org/10.1111/j.1750-3841.2007.00301.x

Page 17: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 221 IBI-K57

McCarthy, K. S., Lopetcharat, K., & Drake, M. A. (2017). Milk fat threshold determination and the effect of milk fat content on consumer preference for fluid milk. Journal of Dairy Science, 100(3), 1702–1711. https://doi.org/10.3168/jds.2016-11417

Permana P., E. B., Sumarni, S., & Nisa, F. Z. (2016). Faktor yang berhubungan dengan preferensi konsumen street food pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 3(3), 131. https://doi.org/10.21927/ijnd.2015.3(3).131-138

Pilone, V., Stasi, A., & Baselice, A. (2017). Quality preferences and pricing of fresh-cut salads in Italy : new evidence from market data, 119(7), 1473–1486. https://doi.org/10.1108/BFJ-09-2016-0419

Privitera, D., & Nesci, F. S. (2015). Globalization vs. Local. The Role of Street Food in the Urban Food System. Procedia Economics and Finance, 22(November 2014), 716–722. https://doi.org/10.1016/s2212-5671(15)00292-0

Putri, A. N. (2017). Preferensi Konsumen Terhadap Daging Sapi di Pasar Tradisional Kota Padang. Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Putri, T. (2017). Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Abon Ikan Tuna. Вестник Росздравнадзора.

Ritson, C., & Petrovici, D. (2001). The Economics of Food Choice: Is Price Important? Food, People and Society, 339–363. https://doi.org/10.1007/978-3-662-04601-2_21

Said, M., Hassan, F., Musa, R., & A, N. (2014). Assessing Consumers ’ Perception , Knowledge and Religiosity on Malaysia ’ s Halal Food Products. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 130, 120–128. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.04.015

Sara, N., Muhamad, N., Edura, W., Rashid, W., Mohd, N., & Mohd, N. (2014). Muslim ’ s Purchase Intention towards Non-Muslim ’ s Halal Packaged Food Manufacturer. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 130, 145–154. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.04.018

Schifferstein, H. N. J., Wehrle, T., & Carbon, C. C. (2019). Consumer expectations for vegetables with typical and atypical colors: The case of carrots. Food Quality and Preference, 72(November 2017), 98–108. https://doi.org/10.1016/j.foodqual.2018.10.002

Shafie, F. A., & Rennie, D. (2012). Consumer Perceptions Towards Organic Food. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 49, 360–367. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.07.034

Situngkir, H., Maulana, A., & Dahlan, R. M. (2015). A Portrait of Diversity In

Page 18: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 222 IBI-K57

Indonesian Traditional Cuisine. Munich Personal RePEc Archive. https://doi.org/10.1227/01.NEU.0000349921.14519.2A

Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). Traditional Indonesian Gastronomy As A Cultural Tourism Attraction. Journal of Applied Economics in Developing Countries, 1(March 2014), 45–59.

Sperandei, S. (2014). Understanding logistic regression analysis. Biochemia Medica, 24(1), 12–18. https://doi.org/10.11613/BM.2014.003

Šramová, B. (2015). Marketing and Media Communications Targeted to Children as Consumers. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 191, 1522–1527. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.568

Stanton, J., Wirth, F. F., & Dao, Y. (2018). An Analysis of Consumers’ Preferences between Locally Grown/Processed Food and Organic Food. Current Investigations in Agriculture and Current Research, 4(1), 480–490. https://doi.org/10.32474/ciacr.2018.04.000180

Steenhuis, I. H. M., Waterlander, W. E., & De Mul, A. (2011). Consumer food choices: The role of price and pricing strategies. Public Health Nutrition, 14(12), 2220–2226. https://doi.org/10.1017/S1368980011001637

Sumaedi, S., & Yarmen, M. (2015). Measuring Perceived Service Quality of Fast Food Restaurant in Islamic Country: A Conceptual Framework. Procedia Food Science, 3, 119–131. https://doi.org/10.1016/j.profoo.2015.01.012

Suryawati, S. H., Saptanto, S., & Putri, H. M. (2017). Analisis Preferensi Konsumsi Ikan Menghadapi Natal 2015 Dan Tahun Baru 2016. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 6(1), 15. https://doi.org/10.15578/jksekp.v6i1.1614

Tantray, S. (2018). Consumer Ethnocentrism in 21st Century: A Review and Research Agenda. Business and Economics Journal, 09(03). https://doi.org/10.4172/2151-6219.1000368

Tasurru, H. H., & Salehudin, I. (2014). Global Brands and Consumer Ethnocentrism of Youth Soft Drink Consumers in Greater Jakarta, Indonesia. ASEAN Marketing Journal, 6(2), 77–88. https://doi.org/10.21002/amj.v6i2.4212

Thompson, J. L., Lopetcharat, K., & Drake, M. A. (2007). Preferences for commercial strawberry drinkable yogurts among African American, Caucasian, and Hispanic consumers in the United States. Journal of Dairy Science, 90(11), 4974–4987. https://doi.org/10.3168/jds.2007-0313

WANG, E. peng, Gao, Z., & Heng, Y. (2018). Improve access to the EU

Page 19: PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Reny Andriyanty

LPPM 223 IBI-K57

market by identifying French consumer preference for fresh fruit from China. Journal of Integrative Agriculture, 17(6), 1463–1474. https://doi.org/10.1016/S2095-3119(17)61837-9

Weedmark, David. 2018. Definition of Consumer Preference. https://bizfluent.com/info-8698883-definition-consumer-preference.html.

Wyrwa, J., & Barska, A. (2017). Packaging as a Source of Information about Food Products. Procedia Engineering, 182, 770–779. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2017.03.199

Yilmaz, E., Oraman, Y., Unakitan, G., & Inan, I. H. (2015). Consumer Food Safety Knowledge , Practices and Differences in Behaviors in Thrace Region of Turkey. Journal of Agricultural Sciences, 21, 279–287.

Yunita, E. (2016). Analisis faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen (kasus ozaizy coffee n’ resto, kota bogor). Skripsi pada IPB. Bogor.