pikp modul01-pengantar mk
DESCRIPTION
materi PIKP ubTRANSCRIPT
PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pengantar MK PIKP Setyohadi. D & DGR. Wiadnya Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Email : [email protected]
A. MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN (PIF 4102)
B. SKS : 2 (2-0)
C. DESKRIPSI SINGKAT :
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan ialah mata kuliah dasar yang diajarkan pada semester paling awal (semester I atau II) untuk seluruh mahasiswa yang belajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Brawijaya (UB), Malang. PIKP termasuk dalam mata kuliah institusi pada tingkat fakultas. Sebagai mata kuliah dasar, PIKP membahas pemahaman dasar tentang perikanan sebagai suatu sistem. materi atau topik bahasan pada dasarnya terdiri dari komponen: (1) perikanan sebagai sistem; (2) sistem perikanan tangkap; (3) sistem perikanan budidaya; (4) sistem pengawetan ikan; (5) sistem ekonomi dan sosial perikanan dan (6) sistem lingkungan alami perikanan dan (7) pengelolaan (manajemen) perikanan.
Mata kuliah ini diajarkan sebelum mahasiswa mendapatkan mata kuliah keahlian dasar pada masing-masing Program Studi – Mata Kuliah lanjutan tersebut ialah: Dasar-Dasar Penangkapan Ikan; Dasar-Dasar Budidaya Ikan, Dasar-Dasar Pengawetan dan Pengolahan Ikan, Sosiologi Perikanan, Dasar-Dasar Manajemen Sumber Daya Perikanan, Pengantar Ekonomi Perikanan. Dan Hukum dan Peraturan Perikanan. Secara teknis materi atau topik yang diajarkan pada mata kuliah PIKP sepintas terlihat tumpang tindih dengan materi lanjutan pertama pada tingkat Program Studi. Perbedaannya ialah bahwa PIKP menjelaskan pemahaman dan prinsip dasar perikanan sebagai sistem dan belum membahas hal-hal secara teknis. Mata kuliah lanjutan membahas kedalaman sampai tingkat I, ialah tentang pengetahuan teknis keahlian dasar.
MODUL
1
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 2 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
Sebagai mata kuliah paling dasar yang membahas pemahaman tentang sistem perikanan secara keseluruhan, mata kuliah PIKP mempunyai bobot setara dengan dua kredit semester (2 SKS). Dia tidak dilengkapi dengan kegiatan praktikal di kelas, laboratorium maupun pada tingkat lapang. Kedalaman pemahaman hanya dilakukan melalui tatap muka di kelas dan tugas terstruktur, kuis maupun penyelesaian suatu projek. Penilaian dilakukan melalui tiga komponen, ialah: tugas (kuis, tugas terstruktur dan penyelesaian projek), Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Pembelajaran disajikan melalui modul-modul yang disajikan pada masing-masing tatap muka. Pada tahapan ini, mahasiswa belum diwajibkan untuk membahas buku klasik yang menjadi keharusan pada mata kuliah dasar berikutnya. Setelah ,menyelesaikan mata kuliah PIKP (mengikuti seluruh persyaratan presensi dan ujian) dia bisa menempuh mata kuliah dasar lanjutan seperti tersebut di atas.
D. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Mahasiswa akan dapat menjelaskan definisi kelautan, perikanan, dan sistem perikanan, mendeskripsikan sejarah pemanfaatan sumberdaya perikanan (penangkapan, budidaya, dan pengolahan ikan), transaksi berbasis komoditi perikanan, mengetahui dan mampu mencari solusi terhadap ancaman dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan (SKdP), dan mampu memberikan kritik terhadap kebijakan dan hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan SKdP.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Kedalaman kompetensi yang dimiliki oleh setiap Sarjana Perikanan dan Ilmu kelautan, FPIK-UB tergantung dari peran masing-masing mata kuliah yang disusun pada masing-masing Program Studi (PS) yang ada pada ketiga Jurusan di dalam FPIK-UB. Tim Pengajar mata kuliah PIPK terdiri dari dosen-dosen perwakilan masing-masing program studi dari ketiga jurusan . Pokok bahasan inti (core content) dari mata kuliah ini ialah filsafat dasar dari: penangkapan, budidaya, lingkungan pendukung sumberdaya ikan (air tawar dan payau), lingkungan pendukung sumberdaya ikan (laut), teknologi pasca-panen, pranata sosial, dan pemasaran (ekonomi). Pokok bahasan Sumverdaya ikan akan diberikan dalam dua kali tatap muka. Interaksi atau saling keterkaitan dari masing-masing pokok bahasan inti (core content) disajikan pada kuliah pembelajaran minggu pertama – tujuh minggu selanjutnya dicanangkan untuk membahas masing-masing core content. Setelah semua core content dibahas, materi pembelajaran difokuskan untuk memperkenalkan kebijakan di bidang perikanan yang dilanjutkan dengan pembahasan manajemen Perikanan. Sisa waktu lainnya (empat minggu) dimanfaatkan untuk memfasilitasi diskusi oleh mahasiswa, sebagai umpan balik (feedback) dari seluruh materi pembelajaran yang sudah diselesaikan. Seluruh pokok bahasan disajikan secara sistematis sebagai berikut:
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 3 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
Pertemuan ke
Pokok Bahasan: Sub pokok bahasan
1 Pengantar MK PIKP 2 Sistem Perikanan (fisheries system) 3 Subsistem Kelautan (marines) 4 Subsistem Perairan Tawar 5 Sumberdaya ikan: Ikan bersirip 6 Sumberdaya ikan: Binatang kulit keras, lunak, lainnya dan tanaman air 7 Subsistem Perikanan Tangkap: Jenis alat tangkap Pengumpul, Pancing,
Perangkap, Jaring angkat, Muroami dan jaring lingkar 8 Subsistem Perikanan Tangkap: Jenis Pukat lingkar, pukat kantong, pukat
harimau & alat lainnya 9 Subsistem Budidaya Perairan: Sistem budidaya ikan & Teknologi
budidaya perairan 10 Subsistem Budidaya Perairan: Komoditas budidaya, Manipulasi pada sistem
budidaya ikan, & Budidaya perairan berkelanjutan 11 Subsistem pengolahan ikan (fisheries handling & processing) 12 Subsistem sosial-ekonomi perikanan & kelautan 13 Kebijakan & peraturan perikanan (fisheries policy) 14 Pengelolaan sistem perikanan (management of fisheries system)
F. GBPP & SAP DETAIL TAHAPAN KEGIATAN TATAP MUKA DI KELAS PER POKOK BAHASAN
POKOK BAHASAN I: PENDAHULUAN – Tentang Mata Kuliah Ini
NO SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
1.1 Perkenalan & kontrak kuliah
Memperkenalkan dosen pengampu & asisten praktikal;
Aturan kuliah dan penilaian: presensi, tugas terstruktur, praktikal, UTS, UAS & nilai akhir
Mengenal dosen pengampu dan asisten praktikal;
Memahami & sepakat dengan aturan pembelajaran – pelanggaran minimal terhadap kuliah
Mampu menyebut nama mata kuliah dengan benar dan menyebutkan semua dosen pengajar beserta asisten
Mematuhi semua aturan tatap muka, praktikal dan penilaian.
Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan tujuan dari pembelajaran PIKP
Memahami tujuan pembelajaran
mampu menyebutkan empat tujuan dari pembelaran
Materi Ajar Menjelaskan semua Memahami semua mampu menyebutkan
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 4 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
materi ajar PIKP dalam satu semester
materi ajar yang terdiri dari beberapa pokok bahasan
semua materi ajar yang terdiri dari 9 pokok bahasan
1.2 Terminologi dan definisi
Refresh (penyegaran) definisi dan batasan tentang laut – Samudera (ocean), laut (sea), teluk (gulf, bay);
Inisiasi diskusi dengan peserta tentang laut
Partisipasi aktif & berbagi informasi tentang laut
Internalisasi batasan tentang okeanos, sea, marine, ocean, continent, gulf & bay
Mampu menjelaskan sejarah istilah okeanos;
Mampu menjelaskan persamaan dan perbe-daan antara: ocean, sea, marine, coast, con-tinent, gulf, bay dengan beberapa contoh dari penamaan tersebut
POKOK BAHASAN 2: SISTEM PERIKANAN
NO SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
2.1 Definisi terminologi
Refresh (penyegaran) definisi sistem, sistem alam, sistem buatan dan sistem perikanan
Partisipasi aktif & berbagi informasi tentang terminologi
Internalisasi batasan dari masing-masing terminologi
Mampu menjelaskan berbagai terminology umum tentang sistem, sistem alam/buatan & sistem perikanan;
Mampu menjelaskan persamaan dan perbe-daan antara terminology satu dengan lainnya, dengan beberapa contoh dari penamaan tersebut
1.4 Sistem dan komponen sistem
Fasilitasi diskusi untuk mencapai kesepakatan tentang sistem;
Menjadi reference person dengan menyampaikan key word tentang sistem
Partisipasi aktif, berbagi informasi, bertanya dan memberi tanggapan atau tambahan pengetahuan;
Mampu menjelaskan definisi sistem dengan beberapa contoh kerja sistem
1.5 Sistem perikanan
Menyajikan komponen atau subsistem dari sistem perikanan;
Fasilitasi diskusi tentang perikanan sebagai sistem;
Pertanyaan, partisipasi aktif, internalisasi pengertian perikanan sebagai sistem;
Membuat batasan sistem dan komponen sistem perikanan, beserta contoh interaksi antar komponen (subsistem)
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 5 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
Mencari contoh-contoh interaksi berbagai komponen dalam sistem perikanan
POKOK BAHASAN 3: BIOFISIK KELAUTAN
1.1 Planet laut, bukan planet bumi
Memfasilitasi diskusi: luas permukaan laut dibanding darat, volume air laut, pembagian wilayah samudera (oceans), sea (laut), Gulf & bay (Teluk)
Memfasilitasi diskusi northern & southern hemisphere dengan karakteristik penghuninya;
Diskusi susunan kimia air laut: salinitas, tekanan hidrostatik, palung laut, gunung laut, suhu, thermocline
Partisipasi aktif, berbagi informasi, bertanya dan memberi tanggapan atau tambahan pengetahuan;
Membahas perbedaan pengetahuan & ketertarikan / spesiealisasi antara penduduk northern dan southern hemisphere;
Membahas thermocline & tekanan hidrostatis bagi penyelam
Mampu menjelaskan perbedaan antara Samudera, benua, laut & teluk;
Mampu menjelaskan sebaran penduduk dunia antara utara & selatan beserta karakteristik perbedaannya;
Mampu menjelaskan pengaruh tekanan hidrostatis terhadap penyelam;
Mampu menjelaskan mekanisme up-welling di laut
1.2 Keruangan dan mintakat
Memfasilitasi diskusi: garis pantai (shoreline, coastline), pasang surut
Diskusi: zona litoral, neritik, continental shelf (paparan benua), continental slope (lereng benua), pelagic-demersal, pelagic oseanik, photik-aphotik, bathy-pelagik, bathy-demersal
Partisipasi aktif, internalisasi antara garis pantai & pasang surut;
Internalisasi masing-masing zona atau wilayah di laut
Mencari contoh sumber daya demersal dan pelagis
Membuat batasan dan penjelasan dinamika garis pantai dan pasang surut di laut;
Membagi mintakat atau perwilayahan di laut;
Menjelaskan karakteristik sumber daya pada masing-masing mintakat di laut
1.3 Laut dan awal kehidupan di bumi
Menjelaskan teori awal kehidupan dari laut: susunan tubuh mahluk hidup, radiasi ultraviolet
Penjelasan: oksigen-ozon dengan sinar matahari berdasarkan perbedaan waktu
Menyimak penjelasan dan membuat feedback tentang teori kehidupan – mencari contoh susunan kimia tubuh manusia;
Partisipasi dan
Mampu menjelaskan bukti-bukti tentang konsep awal mula kehidupan dari laut;
Mampu menjelaskan keterkaitan oksigen, ozon, dan sinar matahari dalam membuktikan teori
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 6 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
geologis mempelajari keterkaitan oksigen, ozon dengan sinar matahari
awal kehidupan dari laut
1.4 Manfaat laut bagi kehidupan di darat
Diskusi manfaat laut bagi kehidupan:
Penangkapan ikan – over-fishing
Sumber tambang: pasir, Mn, Br
Desalinasi air laut – sumber air tawar
Sumber energi penggerak turbin – gelombang
Kondensasi amonia – penggerak turbin
Partisipasi dan membuat umpan balik tentang sejarah penangkapan serta terjadinya penangkapan berlebih;
Mencari contoh-contoh pemanfaatan sumber daya laut oleh manusia
Mampu menjelaskan berbagai tipe pemanfaatan laut oleh manusia di darat, termasuk ekstraksi yang belum memungkinkan untuk dilakukan saat ini;
Mampu menjelaskan pengambilan sumber daya dari laut yang akhirnya menyebabkan kerusakan dan berkurangnya atau menipisnya sumber daya di laut
POKOK BAHASAN 4: BIOFISIK PERAIRAN TAWAR
NO SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
4.1 Pengantar: Pentingnya air bagi kehidupan
menjelaskan arti air bagi kehidupan
Menjelaskan keterdiaan air di muka bumi
Menjelaskan definisi tentang perairan
Mendalami Pengertian air bagi kehidupan
Memahami dinamika sumberdaya air di muka bumi
Mendalami beberapa definisi yang berkaitan dengan perairan
Mampu menjelaskan definisi air;
mampu menyebutkan penyebab dinamika air di muka bumi
Mampu menyebutkan beberapa definisi istilah yang berhubungan dengan perairan tawar
4.2 Fungsi Dan Manfaat Ekosistem Perairan
Menjelaskan definisi dari ekosistem perairan
menjelaskan Habitat biota air
menjelaskan Peran dalam siklus Hidrologi
Menjelaskan manfaat dan fungsi dari ekosistem perairan
Mendalami definisi dari ekosistem & periaran
Mendalami habitat biota air
mendalami siklus hidrologi
Memahami manfaat dan fungsi dari
mampu menjelaskan dari definisi ekosistem periaran
mampu menyebutkan jenis habiat biota air
mampu menjelaskan siklus hidrologi
Mempu mnyebutkan manfaat dan fungsi dari ekosistem
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 7 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
bagi kehidupan ekosistem perairan perairan khusunya tawar
4.3 Dampak Pembangunan terhadap ekosistem perairan
menjelaskan beberapa kegiatan pembangunan yang mengganggu ekosistem perairan
Memahami beberapa kegiatan manusia yang menyebabkan kerusakan ekosistem perairan
mampu menyebutkan beberapa kegiatan manusia yang menyebabkan kerusakan ekosistem perairan
4.4 Dampak Penanganan Terhadap Ekosistem Perairan
menjelaskan analisis mengenai dampak lingkungan hidup
Memahami pentingnya analisis dampak lingkungan hidup
mampu menjelaskan pentingnya analisis dampak lingkungan hidup
POKOK BAHASAN 5 & 6: SUMBERDAYA IKAN : JENIS IKAN BERSIRIP (FIN FISH)
NO SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
5.1 Definisi ikan – biologi dan produk
Menyajikan batasan dasar dari ikan / finfish secara taksonomi (ilmiah) dan produk;
Fasilitasi diskusi tentang batasan ikan (finfish)
Membahas dan mengembangkan definisi ikan secara taksonomis dan berdasarkan produk;
Menentukan perbedaan karakteristik antara ikan dengan kelompok binatang lainnya
Menentukan karakteristik distingtif antara ikan dengan binatang air lainnya;
Menyebutkan alasan logis dari pemisahan definisi antara ketentuan taksonomis dengan produksi
5.2
Terminology morfologi ikan sebagai alat identifikasi
Menyajikan slide terminology morfologis dari ikan;
Fasilitasi diskusi penentuan ciri morfologis dari ikan
Membahas batasan untuk masing-masing tipe morfologis dan meristik;
Membahas cara mengukur berbagai tipe morfo-metry
Menentukan kategori: bentuk tubuh, kepala, mulut, sirip, gurat sisi, ekor, sisik, marker;
Membuat definisi ukuran dari masing-masing kategori
5.3 Kategori ikan sebagai produk
Menyajikan (slide) pengelompokkan produk perikanan
Membahas kemungkinan pembaharuan terhadap
Menyebutkan pembagian kelompok ikan berdasarkan
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 8 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
perikanan sesuai dengan ketentuan statistik perikanan;
Fasilitasi diskusi & tanggapan peserta
pengelompokkan ikan dari statistik terdahulu;
Membahas kelompok ikan yang perlu dimodifikasi
ketentuan statistik perikanan;
Analisis pengelompokkan kategori ikan dalam statistik
5.4 Ikan bersirip
Menyajikan (slide) seluruh 45 kategori spesies ikan hasil tangkap;
Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok spesies hasil tangkap
Membahas karakteristik masing-maing kelompok ikan;
Membahas nilai penting (ekonomis) dari masing-masing kelompok spesies
Menyebutkan 45 kelompok spesies hasil tangkap perikanan di Indonesia (test);
Analisis nilai komersial (nilai penting secara ekonomis) dari masing-masing kelompok spesies
5.5 Binatang berkulit keras
Menyajikan (slide) total 8 (delapan) kategori binatang berkulit keras;
Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok spesies binatang berkulit keras
Membahas karakteristik masing-masing kelompok binatang berkulit keras;
Membahas nilai penting (ekonomis) dari masing-masing kelompok binatang berkulit keras
Menyebutkan 8 (delapan) kategori binatang berkulit keras (test);
Analisis nilai komersial (nilai penting secara ekonomis) dari masing-masing kelompok binatang berkulit keras
5.6 Binatang berkulit lunak
Menyajikan (slide) total 8 (delapan) kategori binatang berkulit lunak;
Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok spesies binatang berkulit lunak
Membahas karakteristik masing-masing kelompok binatang berkulit lunak;
Membahas nilai penting (ekonomis) dari masing-masing kelompok binatang berkulit lunak
Menyebutkan 8 (delapan) kategori binatang berkulit lunak (test);
Analisis nilai komersial (nilai penting secara ekonomis) dari masing-masing kelompok binatang berkulit lunak
5.7 Binatang air lain
Menyajikan (slide) total 4 (empat) kategori
Membahas karakteristik masing-maing
Menyebutkan 4 (empat) kategori binatang air lain
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 9 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
binatang air lain;
Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok spesies binatang air lain
kelompok binatang air lain;
Membahas nilai penting (ekonomis) dari masing-masing kelompok binatang air lain
(test);
Analisis nilai komersial (nilai penting secara ekonomis) dari masing-masing kelompok binatang air lain
5.8 Tanaman air
Menyajikan (slide) contoh rumput laut (Gracillaria dan Eucheuma);
Fasilitasi diskusi rumput laut
Membahas karakteristik dari produk rumput laut;
Membahas nilai penting (ekonomis) dari rumput laut
Membuat deskripsi dari produksi rumput laut dari penangkapan;
Analisis komersial dari produksi rumput laut dari alam
POKOK BAHASAN 7: SUB SISTEM PERIKANAN TANGKAP
NO SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
6.1 Pendahuluan: Definisi
Menjelaskan definisi perikanan tangkap
Memahami definisi perikanan tangkap
mampu menjelaskan (dengan kalimat sendiri) definisi dari perikanan tangkap;
6.2 Perikanan Tangkap di laut dan perairan umum
Menjelaskan kegiatan perikanan tangkap berdasarkan statistik perikanan indonesia
Memahami jenis kegiatan perikanan tangkap berdasarkan statistik perikanan indonesia, yaitu: perikanan tangkap di laut dan diperairan umum
Peserta bisa menjelaskan satu persamaan dan dua perbedaan mendasar antara perikanan laut dan perikanan perairan umum;
6.3 Klasifikasi alat tangkap
Menjelaskan jenis-jenis alat tangkap berdasarkan katagori menurut statistik perikanan indonesia
Mamahami jenis-jenis alat tangkap menurut statistik perikanan indonesia
Peserta mampu membuat skema pembagian alat tangkap yang digunakan di laut dan di perairan umum;
6.4 Tipe alat tangkap
Menjelaskan cara operasi alat tangkap.
Memahami tipe alat tangkap kategori efektif, selektif, ramah dan tidak ramah lingkungan
Peserta bisa menjelaskan kategori alat tangkap yang efektif, selektif, ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 10 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
POKOK BAHASAN 8: SUB SISTEM BUDIDAYA IKAN
NO SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
7.1
Sistem Budidaya Ikan
Menjelaskan definisi sistem budidaya perairan
Menjelaskan sejarah budidaya ikan
Memahami definisi sistem budidaya perairan
Mengetahui sejarah adanya kegiatan budidaya ikan
mampu menjelaskan (dengan kalimat sendiri) definisi dari sistem budidaya perairan
mampu menjelaskan sejarah kegiatan budaya ikan
7.2 Ikan dan lingkungan alami
Menjelaskan komponen-komponen dalam sistem budidaya ikan, meliputi komponen lingkungan alami dan jenis ikan
Mengetahui komponen dalam sistem budidaya ikan, meliputi komponen lingkungan alami dan jenis ikan
Peserta bisa menyebutkan komponen utama pada sistem budidaya perairan
7.3 Jenis-jenis budidaya perairan
Menjelaskan jenis-jenis budidaya periaran
Memahami macam-macam jenis budidaya perairan menurut statistik perikanan indonesia
Peserta bisa menyebutkan tiga jenis budidaya perairan;
7.4 Manipulasi pada sistem budidaya ikan
Menjelaskan macam-macam manipulasi pada sistem budidaya ikan yang dilakuka oleh petani ikan
Memahami macam-macam manipulasi pada sistem budidaya ikan yang dilakuka oleh petani ikan
Peserta mampu menjelaskan jenis-jenis manipulasi terhadap sistem yang dilakukan manusia dalam budidaya
Budidaya ikan berkelanjutan
Menjelaskan sistem budidaya ikan berkelanjutan
Memahami pentingnya sistem budidaya ikan berkelanjutan
Peserta bisa menyelesaikan projek tentang pilihan budidaya perikanan
POKOK BAHASAN 9: SUB SISTEM PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
NO SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
8.1
Pengawetan ikan sebagai sistem
Manjelaskan sistem pengawetan ikan sebagai sistem dari perikanan secara keseluruhan
Memahami bahwa sistem pengawetan ikan sebagai sistem dari perikanan secara keseluruhan
Peserta bisa menjelaskan (dengan kalimat sendiri) definisi dari sistem pengawetan ikan sebagai bagian dari sistem perikanan secara keseluruhan.
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 11 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
8.2 Teknologi Pengawetan
Menjelaskan komponen-komponen dalam sistem pengawetan ikan
Mamahami bahwa dalam sistem pengawetan ikan ada beberapa komponen
Peserta bisa menyebutkan komponen utama pada sistem pengawetan ikan
8.3 Tipe-tipe pengawetan ikan
Menjelaskan beberapa tipe dalam pengawetan ikan
Memahami bahwa dalam sistem pengawetan ikan menggunakan beberapa tipe.
Peserta bisa menyebutkan 5 (lima) tipe pengawetan ikan
8.4 Manipulasi pada sistem pengawetan ikan
Menjelaskan beberapa manipulasi yang dilakukan oleh manusia pada era modernisasi pada sistem pengawetan ikan
Memahami beberapa manipulasi yang dilakukan oleh manusia pada era modernisasi pada sistem pengawetan ikan
Peserta mampu menjelaskan jenis-jenis manipulasi terhadap sistem yang dilakukan manusia dalam usaha mengawetkan ikan
8.5 Teknologi pengawetan ikan yang ramah lingkungan
Menjelaskan beberapa teknologi tepat guna pada sistem pengawetan ikan yang ramah lingkungan
Memahami bahwa ada beberapa teknologi tepat guna pada sistem pengawetan ikan yang ramah lingkungan
Peserta bisa menyelesaikan projek tentang pilihan pengawetan ikan
POKOK BAHASAN 10: SUB SISTEM SOSIAL
NO SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
9.1
Interaksi sebagai bagian sentral dari sistem sosial
Menjelaskan bahwa interkasi merupakan unsur pokok dalam sistem sosial
Memahami bahwa sistem sosial itu dibentuk oleh adanya interaksi antarmanusia
Mahasiswa mampu menjelaskan unsur dan mekanisme interaksi sosial
9.2 Pola awal manusia berinteraksi
Menjelaskan tentang tiga macam pola interaksi awal dalam kehidupan manusia
Memahami adanya tiga macam pola awal interasi manusia
Mahasiswa mampu menjelaskan adanya ketiga pola dan ciri-ciri pokok dari ketiga pola.
9.3 Interaksi dan integrasi sistem sosial
Menjelaskan pola-pola interakasi ada yang mampu menyebabkan kecederungan sistem untuk tetap terintegrasi atau tercerai-berai (disintegrasi)
Memahami bahwa sistem sosial dapat mengalami disintegrasi akibat dari berjalannya pola interaksi dalam sistem sosial
Mahasiswa mampu menjelaskan mengapa redistribusi dan resiprositas mampu menahan laju disintegrasi dalam masyarakat.
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 12 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
9.4 Evolusi Sosiobudaya
Menjelaskan tentang evolusi sosibudaya masyarakat
Memahami secara kritis terhadap adanya evolusi sosiobudaya
Mahasiswa mampu menyebutkan evolusi linier dalam masyarakat perikanan.
9.5 Analogi dan Interaksi Sosial
Menjelaskan tentang model analogi yang mampu menjelaskan bentuk interaksi antar lapisan masyarakat dalam sebuah sistem sosial
Memahami bahwa model analogi dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena interaksi dalam sebuah sistem sosial.
Mahasiswa dapat secara sederhana menjelaskan model analogi dalam hubungan sosial patrón-client dalam masyarakat,
POKOK BAHASAN 11: HUKUM & KEBIJAKAN PERIKANAN
NO SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
10.1 Peraturan dan Kebijakan Internasional dan Regional
Menjelaskan Peraturan dan Kebijakan Internasional dan Regional di bidang perikanan
Mengetahui beberapa Peraturan dan Kebijakan Internasional dan Regional di bidang perikanan
Peserta bisa menyebutkan dua ketentuan internasional tentang perikanan yang ditanda tangani oleh Pemerintah Indonesia.
10.2 Hukum dan Kebijakan Internasional Tentang Kelautan & Perikanan
Menjelaskan beberapa ketentuan Hukum dan Kebijakan Internasional Tentang Kawasan Konservasi
Mengetahui beberapa ketentuan Hukum dan Kebijakan Internasional Tentang Kawasan Konservasi
Peserta bisa menyebutkan dua ketentuan hukum yang terkait dengan perikanan dan konservasi sumber daya ikan
10.3 Kebijakan dan Hukum Tentang Kawasan Konservasi di Indonesia
Menjelaskan tentang Kebijakan dan Hukum Tentang Kawasan Konservasi di Indonesia: implementasi di lapang
Memahami Kebijakan dan Hukum Tentang Kawasan Konservasi di Indonesia dan fakta implementasinya di lapang
Peserta mampu menyebutkan dua peraturan hukum tentang kawasan koservasi perairan di Indonesia
Peserta bisa membuat daftar ketentuan hukum (peraturan) yang implementasinya pada tingkat lapang masih relatif lemah
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 13 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
POKOK BAHASAN 12: MANAJEMEN PERIKANAN
NO SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
11.1 Kepemilikan terhadap sumberdaya ikan
Menjelaskan tipe-tipe kepemilikan terhadap sumberdaya ikan
Memahami pengertian kepemilikan terhadap sumberdaya ikan antara milik umum dan milik bersama
Peserta mampu menjelaskan perbedaan kepemilikan laut: milik umum dan milik bersama
11.2 Pengelolaan Perikanan
Menjelaskan pengertian pengelolaan dan pentingnya suatu sumberdaya ikan untuk dikelola
Memahami pengertian pengelolaan dan pentingnya suatu sumberdaya ikan untuk dikelola
Peserta mampu menjelaskan pentingnya sumberdaya ikan untuk dikelola dan mampu mendefinisikan pengelolaan
11.3 Model Pengelolaan sumberdaya ikan
Menjelaskan model-model pengelolaan sumberdaya ikan, meliputi pengelolaan: oleh pemerintah, berbasis komunitas, dan secara partisipatif
Memahami bahwa ada tiga model pengelolaan terhadap sumberdaya ikan, yaitu: pengelolaan oleh pemerintah, berbasis komunitas dan secara partisipatif
Peserta mampu menyebutkan tiga pengelolaan terhadap sumberdaya ikan
11.4 Jenis Pengendalian pada perikanan tangkap
Menjelaskan jenis-jenis pengendalian terhadap perikanan tangkap untuk tercapainya sistem perikanan berkelanjutan
Memahami bahwa untuk tujuan perikanan tangkap berkelanjutan perlu dilakukan pengendalian. Ada 2 jenis pengendalian yang digunakan.
Peserta mampu menyebutkan 2 jenis pengendalian alat tangkap (input control) dan 2 jenis pengendalian hasil tangkap (output control)
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 14 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
G. PENILAIAN
Nilai kelulusan mahasiswa yang mengambil mata kuliah PIPK ditentukan oleh beberapa indikator sebagai berikut: (1) kehadiran untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran; (2) etika partisipasi dalam proses pembelajaran; (3) nilai Ujian Tengah Semester (UTS), dan (4) nilai Ujian Akhir (UAS). Setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini harus tahu apresiasi maupun resiko terhadap segala ketentuan dalam menempuh mata kuliah PIPK. Oleh karena itu, jika tidak hadir pada minggu pertama, setiap mahasiswa diwajibkan untuk membaca dan memahami kontrak pembelajaran yang disajikan pada minggu tersebut. Informasi kontrak pembelajaran bisa didapat dari teman sejawat atau menanyakan langsung kepada dosen pemberi materi pada minggu pertama.
Kontrak pertama, mahasiswa diperbolehkan mengikuti UTS maupun UAS jika bisa menunjukkan kehadiran partisipasi ≥ 80% dari total tatap muka selama pembelajaran. Jika kurang dari ketentuan tersebut, mahasiswa tidak bisa menuntut untuk mengikuti UTS maupun UAS. Seorang mahasiswa yang tidak bisa berpartisipasi dalam satu tatap muka, harus segera melapor ke Bagian Akademik dengan alasan yang jelas. Bagian Akademik akan membuat pertimbangan untuk menentukan kategori ijin (i) atau kategori alpa (a). Jika anda mendapat kategori ijin, maka mahasiswa dianggap berpartisipasi walaupun tidak datang dalam kegiatan tatap muka. Sebagai contoh atau teladan – seorang mahasiswa yang sedang sakit, tentu saja diperkenankan untuk tidak berpartisipasi dalam proses pembelajaran pada hari atau minggu tersebut. Jika hal ini terjadi, mahasiswa harus melengkapi alasan dengan surat keterangan dokter atau surat pemberitahuan yang ditanda tangani oleh orang tua/wali mahasiswa. Surat keterangan orang tua/wali akan diperiksa (cross check) oleh Bagian Pengajaran kepada dosen PA (Pendamping Akademik). Setiap dosen PA akan menyimpan tanda tangan atau nomor HP orang tua/wali yang bisa dihubungi. Seorang mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan di luar kampus (seminar, lokakarya maupun kegiatan lain yang terkait) harus melampiri keterangan aktifitas tersebut (brosur seminar, undangan atau sejenisnya), dan ketentuan ini bisa diterima oleh Bagian Akademik.
Setiap mahasiswa harus mengikuti etika partisipasi dalam proses pembelajaran. Etika proses pembelajaran tidak bisa dijelaskan secara detail pada teks ini. Namun ada beberapa teladan atau contoh yang bisa digunakan untuk menjelaskan etika partisipasi ini. Pada beberapa kasus, seorang mahasiswa tidak masuk kelas atau tidak berpartisipasi dalam satu proses pembelajaran. Dia meminta salah seorang rekan kelas untuk mengisi tanda tangan partisipasi (kehadiran) pada lembar presensi. Hal ini kurang baik dan sulit diterima pada sistem pembelajaran saat ini. Jika ketahuan oleh dosen pengasuh mata kuliah, pihak dosen bisa mengambil langkah ekstrem dan melaporkan kejadian ini kepada Bagian Akademik maupun pejabat (Pembantu dekan Bidang Akademik). Resiko paling jelek ialah mahasiswa tersebut tidak diperkenankan untuk mengikuti seluruh aktifitas pembelajaran dan ujian pada mata kuliah PIPK pada semester tersebut. Seorang mahasiswa ikut dalam proses pembelajaran di kelas. Namun dia membuat gaduh, ngobrol atau bahkan tidur ngorok sehingga mengganggu proses pembelajaran dalam kelas. Dosen juga bisa mengambil tindakan ekstrem untuk kelakuan-kelakuan kurang etis seperti ini. Beberapa contoh lain, seperti: makan kacang di dalam kelas yang mengganggu teman lain, menerima atau melakukan hubungan telpon selama proses pembelajaran, mengenakan ear-phone sambil melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan irama atau situasi kontak elektronik yang dipasang, memuku-mukul meja yang dapat mengganggu proses pembelajaran, melakukan protes tidak sebagai mana mestinya yang menyebabkan terhentinya proses pembelajaran dan tindakan maupun sikap lainnya yang sejenis.
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 15 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
Seluruh pelanggaran tersebut di atas bisa mengakibatkan resiko terjelek seperti tidak diperkenankan mengikuti proses pembelajaran mata kuliah PIPK pada semester berjalan. Resiko yang paling ringan ialah anda mendapat peringatan dari dosen maupun dari Bagian Akademik ataupun Pembantu Dekan Bidang Akademik. Mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran dan tidak terkena sanksi seperti tersebut di atas berhak untuk mengikuti UTS maupun UAS. Nilai akhir mahasiswa akan ditentukan semata oleh nilai UTS (50%) dan UAS (50%). Soal-soal ujian dibuat dalam bentuk pilihan berganda (multiple choice) dan pernyataan BENAR atau SALAH. Sedangkan kisaran nilai ialah 0 – 100. Kategori nilai huruf ialah seperti pada Buku Panduan Pendidikan yang diedarkan setiap tahun ajaran baru.
H. REFERENSI
Abercrombie, N., S. Hill and B. S. Turner (2000), 'Social structure' in The Penguin Dictionary of Sociology, 4th ed., Penguin, London, pp. 326-327.
Afrianto E., & E. Liviawati. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta, Kanisius. Allaby, M., 2009. Oceans: A Scientific History of Oceans and Marine Life. New York, USA,
Facts on File.
Blair A, P. Stewart, PA Hoover. 1987. Cancers of the nasopharynx and oropharynx and formaldehyde exposure. J. Natl. Cancer Inst. 78(1): 191-193.
Briggs, J. C., 2005a. The Marine East Indies: diversity and speciation. Journal of Biogeography 32: 1517-1522.
Briggs, J. C., 2005b. Coral reefs: Conserving the evolutionary sources. Biological Conservation 126: 297-305.
Budiharjo, Miriam. 19… M Kuasa dan Wibawa. Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 1998. The Living Marine Resources of the Western Central
Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO. Volume 1: Seaweeds, Corals, Bivalves and Gastropods: 1-686.
Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 1998. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO. Volume 2: Cephalopods, Crustaceans, Holothurians and Shark: 688-1396.
Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 1999. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO. Volume 3: Batoid Fishes, Chimaeras and Bony Fishes Part 1 (Elopidae to Linophrynidae): 1398-2067.
Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 1999. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO. Volume 4: Bony Fishes Part 2 (Mugilidae to Carangidae): 2069-2790.
Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 2001. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO. Volume 5: Bony Fishes Part 3 (Menidae to Pomacentridae): 2791-3379.
Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 2001. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, PAO. Volume 6: Bony fishes part 4 (Labridae to Latimeriidae), Estuarine Crocodiles, Sea Turtles, Sea Snakes and Marine Mammals: 3381-4218.
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 16 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
Charles A T., 2001. Sustainable Fishery Systems. Blackwell Science Ltd. Oxford. 370 pp Charles A T., 2002. Use Rights and Responsible Fisheries: Limiting Access and Harvesting
Trought Rights-based Management. In Cochrane, K.L (editor). A Fishery Manager’s Guidebook. Management Measures and Their Application. FAO Fisheries Technical Paper No. 424. Rome. pp 131-158.
Costa-Pierce, B.A. (2002) Ecological aquaculture: the evolution of the blue revolution. Malden, USA. Blackwell Science.
Dasar-dasar Ekologi. Odum E.P.1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan oleh Samingan T dan Srigandono.GadjahMada University Press. Yogyakarta.
Diskanla Jatim. 2004. Pedoman Pelaksanaan Pengumpulan Data Statistik Penangkapan Perikanan Perairan Umum. Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur. Surabaya
DJP, 1975. Standar Statistik Perikanan. Ketentuan Kerja Pengumpulan Pengolahan dan Penyajian Data Statistik Perikanan. DJP. Jakarta, Indonesia, Direktorat Jenderal Perikanan. Buku 1: 207.
Dwijitno, & R. Riyanto, 2006. Studi penggunaan asap cair untuk pengawetan ikan kembung (Rastrelliger neglectus) segar. Jurnal Pascapanen Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 1(2): 143-148
FAO, 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF). Rome, Italy. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). 41p
FAO, 1997. Technical Guidelines for Responsible Fisheries. No. 4. Rome, 82p FAO, 2003. Fisheries Management. 2. The ecosystem approach to Fisheries. FAO Technical
Guidelines for Responsible Fisheries. Suppl. 2. FAO. Rome. 112 pp.
FPIK, 2011. Pendoman Pendidikan. Fakultas Perikana & Ilmu Kelautan UB. Garcia, S.M., K. Cochrane, G. Van Santen, F. Christy, 1999. Toward Sustainable Fisheries: A
Strtegy for FAO and The World Bank. Ocean and Coastal Management 42: 369-698.
Holmer, M., C.M. Duarte, I. Karakassis, K. Black, & N. Marba (2008) Aquaculture in the ecosystem. Springer.
Horne A and Goldman C.R. Limnology. Second edition. McGraw-Hill, Inc.Toronto. Jepson, P., & R.J. Whittaker (2002). Histories of Protected Areas: Internationalisation of
Conservationist Values and their Adoption in the Netherlands Indies (Indonesia). Environment and History 8(129-172).
Koentjaraningrat, 1985. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Dian Rakyat. Jakarta Lee, G., & J. Stokes, 2006. Marine Science: An Illustrated Guide to Science. New York, USA,
Chelsea House. Murdiyanto B, 2004. Pengaturan Penangkapan Ikan Dalam Pengelolaan Perikanan Pantai.
Workshop-II Rencana Pengelolaan Perikanan Layur. Kediri
PP. 1998. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998. Tentang Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan Pelestarian Alam. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132.
PP. 2007. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2007. Tentang Konservasi Sumber daya Ikan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134.
Qoid, Abdul et al. 1993. Analisis Sosial Ekonomi Pembiayaan dan Perkreditan Pola Pengamba’ di Muncar dan Lekok. Jawa Timur. Jurnal Universitas Brawijaya Vol. 6. hal. 82-102. Universitas Brawijaya, Malang.
Ritzer, George dan Doglas J. Goodman (eds.). 2005. Teori Sosiologi Modern. Prenada Media. Jakarta.
Santosa, A. (Ed) 2008 Konservasi Indonesia, Sebuah Potret Pengeloaan & Kebijakan. Bogor. POKJA kebijakan Konservasi. 14x21 cm; xi+ 50 hal
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 17 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
Scott, James C, 1983. Moral Ekonomi Petani : Pergolakan Dan Subsistensi Di Asia Tenggara, Cetakan Ke-2 Edesi Bahasa Indonesia. Jakarta. LP3ES.
Servcive, Elman. 1966. The Hunters. Prentice-Hall Inc., Engelwood, New Jersey. Setiawan, Edi Susilo dan Abdul Qoid. 1993. “Peranan Pedagang dan KUD/TPI dalam Usaha
Penangkapan Ikan, Studi Kasus dengan Pendekatan ‘Ketergantungan’ dan Inovasi di Pacitan. Buletin Ilmiah Perikanan. Edisi-2. Hal. 61-79. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya.
Stickney, R.R. (2005) Aquaculture: an introductory text. Texas Sea Grant College Program. CABI Publishing.
Sukadana, A. Adi. 1983. Antropo-Ekologi. Airlangga University Press. Surabaya. Susilo, Edi, 1986. “Nelayan di Antara Tengkulak dan Tempat Pelelangan Ikan: Suatu Kajian
Teoretik”, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Ilmu Sosial, 15-19 Desember 1986 di Ujung Pandang.
UN, 1958. Convention on Fishing and Conservation of the Living Resources of the High Seas. Geneva, Switzerland. UN Treaty Series, vol. 559, p. 285.
UNCBD, 1992. United Nations Convention on Biological Diversity (UNCBD). New York, US. UN. 28p
UNCLOS, 1982. United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Geneva, Switzerland. UN. 208p.
UNFCCC, 1992. United Nations Framework Convention on Climate Change. New York, US. UN. 24p
UU, 1961. Undang Undang No. 19 Tahun 1961. Tentang : Persetujuan Atas Tiga Konvensi Jenewa Tahun 1958 Mengenai Hukum Laut. LN 1961/276; TLN NO. 2318
UU, 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68.
UU. 1967. Undang-undang 5 Tahun 1967. Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehutanan. LN 1967/8; TLN NO. 2823.
UU. 1982. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 . Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 12.
UU. 1985. Undang Undang No. 17 Tahun 1985. Tentang : Pengesahan United Nations Convention On The Law Of The Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa Tentang Hukum Laut). LN 1985/76; TLN NO. 3319.
UU. 1990. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990. Tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49.
UU. 1992. Undang Undang No. 24 Tahun 1992. Tentang Penataan Ruang. LN 1992/115; TLN NO. 3501.
UU. 1994. Undang Undang No. 6 Tahun 1994. Tentang Pengesahan United Nations Framework Convention On Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa Bangsa Mengenai Perubahan Iklim). LN 1994/42; TLN NO. 3557.
UU. 1994. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1994. Tentang Pengesahan United Nations Convention On Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati). Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 41.
UU. 1996. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996. Tentang Perairan Indonesia. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647.
UU. 1997. Undang Undang No. 23 Tahun 1997.Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. LN 1997/68; TLN NO.3699.
UU. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999. Tentang Kehutanan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167.
Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 18 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012 University of Brawijaya
UU. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004. Tentang Pengesahan Cartagena Protocol On Biosafety To The Convention On Biological Diversity (Protokol Cartagena TentangKeamanan Hayati Atas Konvensi Tentang Keanekaragaman Hayati). Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4414.
UU. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004. Tentang Perikanan. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433.
UU. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintahan Daerah. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437.
UU. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007. Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil . Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84.
UU. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009. Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140.
Wiadnya, D.G.R., 2011. Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia. Buku 1: Materi Tatap Muka. Malang, Conservation International (CI) & Universitas Brawijaya, 377pp
Yamamoto, T., 1980. 1973 Fishery census of Indonesia, survey methods, mode of analysis and major findings. A report prepared for the Fisheries Development and Management Project, Indonesia. FI:DP/INS/72/064, Field Document 5. Rome, FAO: 1-79.
Zade, S.B., S.R. Sitre, C.J. Khune, & R.V. Tijare (2005) Principles of aquaculture. Mumbai, India. Himalaya Publishing House.