pidato bahasa indonesia( dampak tv)
TRANSCRIPT
Pidato bahasa indonesia
Assalmualaikum WR WB
Yang saya hormati, bapak budi prasetyo dan ibu Lukita ningtyas selaku juri. Dan teman-
teman yang saya sayangi. Syukur Alhamdulillah kita dapat berkumpul di tempat ini dalam
keadaan sehat.
Hadirin yang saya hormati, pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan tentang
PENGARUH TELEVISI BAGI SISWA khususnya pada di bidang psikologisnya. Pada era
globalisasi yang sudah mendunia saat ini, banyak sekali media hiburan yang disediakan.
Salah satu media yang paling mudah digunakan, dilihat,dan diamati adalah televisi, bahkan
untuk ukuran anak kacil sekalipun. Televisi memainkan peran yang terbesar dalam
menyajikan informasi yang tidak layak dan terlalu dini bagi anak-anak. Menurut para pakar
masalah media dan psikologi, di balik keunggulan yang dimilikinya, televisi berpotensi besar
dalam meninggalkan dampak negatif di tengah berbagai lapisan masyarakat, khususnya
anak-anak.
Di dalam televisi banyak sekali pilihan, ada sederet acara dalam satu stasiun TV sehingga
sang anak dapat memilih sendiri acara apa yang menurutnya menghibur dan ia sukai.
Masalahnya, seorang anak mungkin tidak tau mana yang pantas ia tonton dan mana yang
tidak pantas ia tonton. Meskipun belakangan ini sebagian stasiun televisi sudah
mencantumkan tanda bahwa program itu untuk orang dewasa, memerlukan bimbingan
orangtua, atau memang acara yang dianggap pantas ditonton anak-anak, kenyataannya
hanya sekitar 15 persen saja anak yang mengatakan selama menonton televisi didampingi
oleh orangtuanya. Begitu pula film kartun yang terlihat cocok untuk di konsumsi anak-anak,
ternyata di dalamnya terdapat pelajaran yang tidak sesuai untuk anak. Seperti adegan
perkelahian, mengucap kata-kata kasar, dsb.
Selain itu menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Amerika Serikat
terungkap bahwa televisi ternyata cuma bagus untuk ditonton pada anak-anak dengan
rentang usia tertentu. Pada anak di bawah usia tiga tahun (batita), dampak negatif televisi
justru lebih terasa. Pada balita yang terlalu sering menonton TV dapat kehilangan untuk
melakukan stimulasi yang baik bagi perkebangannya. Karena televisi hanya menyodorkan
stimulasi satu arah.
Pada penelitian yang sama,televisi juga berpotensi menaikkan risiko terjadinya gangguan
perilaku pada anak-anak, seperti kesulitan memusatkan perhatian dan hiperaktivitas. Bila
dicermati, gambar-gambar televisi berubah cepat tiap 2-3 detik, padahal kemampuan otak
anak adalah 4-6 detik, sehingga otak tidak sempat memproses image secara baik. Di
samping itu, tayangan yang tersaji mengandung 5 komponen stimulus yaitu gambar, warna,
suara, gerakan, dan cahaya.
Melihat damapk-dampak yang akan terjadi tersebut, peranan orang tua amat sangat di
butuhkan untuk menghilangkan atau minimal mengurangi dampak negatif dari televisi.
Dalam pencegahan atau penanggulangannya, orang tua tidak perlu melarang penuh
anaknya untuk melihat TV. Yang justru mendapat perhatian serius adalah bagaimana orang
tua memilihkan acara yang betul-betul bermanfaat bagi pendidikan dan perkembangan
anaknya, agar anak tersebut dapat terangsang untuk berfikir kreatif.
Demikianlah hal-hal yang perlu saya sampaikan. Semoga pidato yang saya sampaikan ini
dapat bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata.
Dan akhir kata Wassalamu’alaikum WR WB
ULIN NAHDLIYATUS SHOLIH
9A-10