phk

9
V. Prosedur PHK: 1. Pengusaha harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja. 2. Setelah diadakan segala usaha dimana pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindarkan, maka pengusaha harus merundingkan maksudnya untuk mengadakan pemutusan hubungan kerja dengan organisasi pekerja yang bersangkutan yang ada di perusahaan atau dengan pekerja sendiri dalam hal tenaga kerja tersebut tidak menjadi anggota salah satu organisasi pekerja. 3. Bila perundingan tersebut tidak menghasilkan suatu kesepakatan, maka salah satu pihak atau para pihak mengajukan permintaaan untuk diperantai oleh pegawai perantara sesuai dengan tingkat kewenangannya. 4. Dalam hal pemerantaraan dimaksud tidak mencapai kesepakatan penyelesaian, pegawai perantara harus membuat anjuran secara tertulis yang memuat saran akhir kepada para pihak. 5. Pengusaha hanya dapat melakukan PHK setelah mendapat izin dari Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan. 6. P4D/P4P wajib menyelesaikan permohonan izin pemutusan hubungan kerja dalam waktu yang sesingkat- singkatnya menurut tata cara yang berlaku. Dalam hal P4D/P4P memberikan izin, maka dapat pula ditetapkan kewajiban pengusaha untuk memberikan uang pesangon, uang jasa, dan ganti kerugian lainnya. Note : · Dalam hal terjadi PHK tetapi

Upload: rykatri

Post on 12-Jul-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

phk

TRANSCRIPT

Page 1: PHK

V. Prosedur PHK:1. Pengusaha harus mengusahakan agarjangan terjadi pemutusan hubungankerja.2. Setelah diadakan segala usaha dimanapemutusan hubungan kerja tidakdapat dihindarkan, maka pengusahaharus merundingkan maksudnya untukmengadakan pemutusan hubungankerja dengan organisasi pekerja yangbersangkutan yang ada di perusahaanatau dengan pekerja sendiri dalam haltenaga kerja tersebut tidak menjadianggota salah satu organisasi pekerja.3. Bila perundingan tersebut tidakmenghasilkan suatu kesepakatan,maka salah satu pihak atau parapihak mengajukan permintaaan untukdiperantai oleh pegawai perantarasesuai dengan tingkatkewenangannya.4. Dalam hal pemerantaraan dimaksudtidak mencapai kesepakatanpenyelesaian, pegawai perantara harusmembuat anjuran secara tertulis yangmemuat saran akhir kepada parapihak.5. Pengusaha hanya dapat melakukanPHK setelah mendapat izin dari PanitiaPenyelesaian Perselisihan Perburuhan.6. P4D/P4P wajib menyelesaikanpermohonan izin pemutusan hubungankerja dalam waktu yang sesingkat-singkatnya menurut tata cara yangberlaku. Dalam hal P4D/P4Pmemberikan izin, maka dapat puladitetapkan kewajiban pengusaha untukmemberikan uang pesangon, uangjasa, dan ganti kerugian lainnya.Note :· Dalam hal terjadi PHK tetapipengusaha tidak mengajukanpermohonan izin pemutusanhubungan kerja, maka sebelumada putusan Panitia PenyelesaianPerselisihan Perburuhan upahpekerja selama proses tetapdibayar 100%.· Dalam hal pengusaha melakukanscorching (maksimal 6 bulan)sebelum memperoleh izinpemutusan hubungan kerja, maka

Page 2: PHK

pengusaha wajib membayar upahpaling sedikit 75% dari upah yangditerima pekerja .Dalam hal pengusaha melakukan peningkatanefisiensi dan pengematan dengan mengurangi jumlahpekerja di perusahaan, maka ada beberapa tindakanyang dapat dilakukan ;1. Mengajukan izin prinsip pemutusanhubungan kerja denganmelampirkan hasil-hasil auditkeuangan kepada Menteri TenagaKerja dan Transmigrasi.2. Setelah mendapatkan izin prinsippemutusan hubungan kerjadiadakan musyawarah denganserikat pekerja/pekerja untukditawarkan pengunduran dirisecara sukarela dengankompensasi yang menarik.3. Apabila usaha tersebut di atas telahditempuh dan belum berhasil,maka dapat diproses pemutusanhubungan kerja.4. Penyaluran dan penampungan pekerjakepada perusahaan lain.

Berikut di bawah ini kami akan uraikan beberapapasal yang mengatur tentang uang pesangon, uangpenghargaan masa kerja, dan uang penggantianhak satu persatu.Untuk mengetahui rumus perhitungan uangpesangon , kita merujuk pada ketentuan dalamPasal 156 ayat (2) UU Ketenagakerjaan:“Perhitungan uang pesangonsebagaimana dimaksud dalamayat (1) paling sedikitsebagaiberikut:a. masa kerja kurang dari 1(satu) tahun, 1 (satu) bulanupah;b. masa kerja 1 (satu) tahunatau lebih tetapi kurang dari2 (dua) tahun, 2 (dua) bulanupah;c. masa kerja 2 (dua) tahunatau lebih tetapi kurang dari3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulanupah;d. masa kerja 3 (tiga) tahunatau lebih tetapi kurang dari

Page 3: PHK

4 (empat) tahun, 4 (empat)bulan upah;e. masa kerja 4 (empat) tahunatau lebih tetapi kurang dari5 (lima) tahun, 5 (lima) bulanupah;f. masa kerja 5 (lima) tahunatau lebih, tetapi kurangdari 6 (enam) tahun, 6(enam) bulan upah;g. masa kerja 6 (enam) tahunatau lebih tetapi kurang dari7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh)bulan upah.h. masa kerja 7 (tujuh) tahunatau lebih tetapi kurang dari8 (delapan) tahun, 8(delapan) bulan upah;i. masa kerja 8 (delapan) tahunatau lebih, 9 (sembilan)bulan upah.”Untuk mengetahui rumus perhitungan uangpenghargaan masa kerja, kita merujuk padaketentuan dalam Pasal 156 ayat (3) UUKetenagakerjaan :“Perhitungan uang penghargaanmasa kerja sebagaimanadimaksud dalam ayat (1)ditetapkan sebagai berikut:a. masa kerja 3 (tiga) tahunatau lebih tetapi kurang dari6 (enam) tahun, 2 (dua)bulan upah;b. masa kerja 6 (enam) tahunatau lebih tetapi kurang dari9 (sembilan) tahun, 3 (tiga)bulan upah;c. masa kerja 9 (sembilan)tahun atau lebih tetapikurang dari 12 (dua belas)tahun, 4 (empat) bulan upah;d. masa kerja 12 (dua belas)tahun atau lebih tetapikurang dari 15 (lima belas)tahun, 5 (lima) bulan upah;e. masa kerja 15 (lima belas)tahun atau lebih tetapikurang dari 18 (delapanbelas) tahun, 6 (enam) bulanupah;f. masa kerja 18 (delapanbelas) tahun atau lebih tetapi

Page 4: PHK

kurang dari 21 (dua puluhsatu) tahun, 7 (tujuh) bulanupah;g. masa kerja 21 (dua puluhsatu) tahun atau lebih tetapikurang dari 24 (dua puluhempat) tahun, 8 (delapan)bulan upah;h. masa kerja 24 (dua puluhempat) tahun atau lebih, 10(sepuluh ) bulan upah.”Untuk mengetahui apa saja yang menjadi komponenperhitungan uang penggantian hak, kita merujukpada ketentuan dalam Pasal 156 ayat (4) UUKetenagakerjaan :“Uang penggantian hak yangseharusnya diterimasebagaimana dimaksud dalamayat (1) meliputi:a. cuti tahunan yang belumdiambil dan belum gugur;b. biaya atau ongkos pulanguntuk pekerja/buruh dankeluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterimabekerja;c. penggantian perumahanserta pengobatan danperawatan ditetapkan 15%(lima belas perseratus) dariuang pesangon dan/atauuang penghargaan masakerja bagi yang memenuhisyarat;d. hal-hal lain yang ditetapkandalam perjanjian kerja,peraturan perusahaan atauperjanjian kerja bersama.”Pasal mengenai perhitungan hak-hak yang diterimapekerja dalam hal pekerja tersebut di-PHK karenaefisiensi terdapat dalam Pasal 164 ayat (3) yangberbunyi:“Pengusaha dapat melakukanpemutusan hubungan kerjaterhadap pekerja/buruh karenaperusahaan tutup bukan karenamengalami kerugian 2 (dua)tahun berturut-turut atau bukankarena keadaan memaksa (forcemajeur) tetapi perusahaanmelakukan efisiensi, denganketentuan pekerja/buruh berhak

Page 5: PHK

atas uang pesangon sebesar 2(dua) kali ketentuan Pasal 156ayat (2), uang penghargaan masakerja sebesar 1 (satu) kaliketentuan Pasal 156 ayat (3) danuang penggantian hak sesuaiketentuan Pasal 156 ayat (4).”Berdasarkan Pasal 164 ayat (3) UUKetenagakerjaan, apabila PHK dilakukan olehpengusaha karena perusahaan melakukan efisiensi ,maka pekerja/buruh berhak atas uang pesangonsebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2) UUKetenagakerjaan, uang penghargaan masa kerjasebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) UUKetenagakerjaan, dan uang penggantian hak sesuaiketentuan Pasal 156 ayat (4).Untuk memperjelas apa yang Anda tanyakan,sekiranya kami perlu berasumsi bahwa Anda telahbekerja di perusahaan tersebut selama 4-5 tahun.Selain itu, Anda mengatakan bahwa upah pokokAnda adalah sebesar Rp2.300.000. Jadi, jikaberpedoman secara berurutan dari ketentuan pasal-pasal di atas dan ketentuan yang terdapat dalamPasal 156 ayat (2) huruf e (masa kerja 4 (empat)tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5(lima) bulan upah ), dalam hal PHK karena efisiensiseperti kasus yang Anda hadapi ini, perhitunganuang yang berhak Anda peroleh adalah:(Rp2.300.000 x 5) + (Rp2.300.000 x 2x 1) + uang penggantian hakKemudian, berdasarkan Pasal 157 ayat (1) UUKetenagakerjaan ,komponen upah yang digunakansebagai dasar perhitungan uang pesangon,terdiriatas:a. upah pokok;b. segala macam bentuk tunjangan yangbersifat tetap yang diberikan kepadapekerja/buruh dan keluarganya,termasuk harga pembelian dari catuyang diberikan kepada pekerja/buruhsecara cuma-cuma, yang apabila catuharus dibayar pekerja/buruh dengansubsidi, maka sebagai upah dianggapselisih antara harga pembeliandengan harga yang harus dibayar olehpekerja/buruh.Jadi, hasil penjumlahan ketiga hak yang Andaterima seperti yang tertera pada kotak di atasditambah lagi dengan tunjangan tetap yang Andaterima dalam setiap bulannya.Masalah PHK Karena EfisiensiKetentuan di atas berlaku dalam hal alasan

Page 6: PHK

perusahaan mem-PHK Anda benar-benar karenaalasan efisiensi. Berdasarkan wawancara kami viatelepon dengan hakim ad hoc Pengadilan HubunganIndustrial, Juanda Pangaribuan, S.H., M.H,pengertian efisiensi itu harus diartikan secarabenar. Tujuan efisiensi adalah penghematan, yaknipenyelamatan keuangan perusahaan, salah satucontohnya adalah karena adanya restrukturisasi diperusahaan tersebut.Jika memang benar perusahaan tempat Andabekerja tersebut mem-PHK Anda atas dasarefisiensi, maka cara perhitungan hak-hak yangAnda terima adalah seperti yang kami uraikan diatas, mengingat Pasal 164 ayat (3) UUKetenagakerjaan telah diuji materiil di MahkamahKonstitusi (“MK”) karena dinilai bertentangandengan Undang-Undang Dasar 1945(“UUD 1945”).Dalam hal ini, MK melalui Putusan MahkamahKonstitusi No.19/PUU-IX/2011 menyatakan bahwaPasal 164 ayat (3) bertentangan dengan UUD 1945sepanjang frasa “ perusahaan tutup ” tidak dimaknai“perusahaan tutup permanen atau perusahaan tutuptidak untuk sementara waktu”. Selain itu, Pasal 164ayat (3) UU Ketenagakerjaan dinyatakan tidakmemiliki kekuatan hukum sepanjang frasa“perusahaan tutup” tidak dimaknai “perusahaantutup permanen atau perusahaan tutup tidak untuksementara waktu”. Artinya, untuk memberlakukanpasal ini dan penerapan pasal ini tidak diterapkansecara inkonstitusional, efisiensi tersebut dapatdilakukan jika perusahaan tutup secara permanen.Menurut Juanda, pasca dikeluarkannya putusan MKini, Pasal 164 ayat (3) berlaku sepenuhnya jikaalasan PHK adalah benar-benar karena efisiensiperusahaan dan ditutup secara permanen. Hal inidinilai aneh karena yang namanya perusahaantutup secara permanen, sudah bukan berartiefisiensi lagi. MK mengatakan bahwa apabilaperusahaan tersebut tutup sementara, Pasal 164ayat (3) UU Ketenagakerjaan ini dianggapinkonstitusional dan tidak dapat diberlakukansepenuhnya.Juandamenambahkan, sebelum ada Putusan MKtersebut, Pasal 164 ayat (3) UU Ketenagakerjaandianggap pasal keranjang sampah. Hal ini karenapenekanan “efisiensi” tidak diterapkansebagaimana mestinya. Karyawan yang di-PHK olehperusahaan hanya karena pekerja melakukankesalahan atau karena pengusaha tidak menyukaikaryawan tersebut tidak memiliki dasar hukumsehingga pengusaha “mencari-cari dasar hukum”sendiri dengan disebutlah alasannya karena

Page 7: PHK

efisiensi. Jadi pasal yang dipakai sebagai dasarhukum PHK pekerja tersebut adalah Pasal 164 ayat(3) UU Ketenagakerjaan. Padahal sebenarnya tujuanefisiensi itu sendiri adalah untuk penghematan,yakni penyelamatan keuangan perusahaan. Pascaputusan MK, banyak pengusaha berpikir dua kaliuntuk menggunakan pasal tersebut untukmelakukan PHK kalau alasannya tidak betul-betulkarena efisiensi dan perusahaan tutup secarapermanen.Jadi, menjawab pertanyaan Anda, perhitungan hak-hak (uang pesangon, uang penghargaan masa kerja,dan uang penggantian hak) yang didapat olehpekerja yang di-PHK karena efisiensi harusmengacu pada putusan MK tersebut, yang manaperusahaan tersebut juga harus tutup secarapermanen. Jika alasan efisiensi tersebut dilakukanoleh perusahaan tempat Anda bekerja danperusahaan tersebut tutup secara permanen, makacara perhitungan hak-hak yang didapat olehpekerja adalah sebagaimana yang kami jelaskan diatas.