naker 3 hubungan kerja - phk
DESCRIPTION
DATA KETENAGAKERJAANTRANSCRIPT
Perjanjian Kerja
Landasan : Psl. 51 – 63PK: perjj antara pekerja dg
pengusaha/pemberi kerja yg memuat syarat kerja, hak & kewajiban para pihak
Bentuk Perjanjian :- Tertulis, hrs sesuai dg perat per-
UU-an- Lisan
HUBUNGAN KERJA:
A. Landasan Hubungan Kerja:• Perjanjian Kerja• Peraturan Perusahaan• Perjanjian Kerja Bersama• Perjanjian Pemborongan
Pekerjaan
Dasar pembuatan PK : Psl 521. Kesepakatan kedua belah pihak2. Kemampuan/kecakapan mlkkn
perbuatan hukum3. Ada pkerjaan yg diperjj-kan4. Pekerjaan tdk bertentangan:
- ketertiban umum- kesusilaan- perat per-UU-an yg berlaku
Syarat PK Tertulis (Psl 54) :1. Nama,alamat perush & jenis usaha2. Nama,jenis kelamin,umur & alamat pekerja3. Jabatan, jenis pekerjaan4. Tempat pekerjaan5. Besar upah &tempat pembayaran6. Hak&kewajiban pengusaha/pekerja7. Mulai&jangka waktu berlaku perjj8. Tempat&tgl PK dibuat9. Tanda tangan para pihak pembuat PK
Macam PK => Psl 56 ayat (1) :1. PKWT -> dibuat atas jangka waktu
/selesainya suatu pekerjaandlm bhs Indonesia & huruf latinPekerjaan :- sekali selesai/sifat sementara - selesai kurang / maks. 3 th- bersifat musiman- produk baru/percobaan/
penjajagan - perpanjangan maks. 1 th
UU 13/2003 Kepmenakertras 100/Men/VI/2004:
- Syarat PKWT tdk < UU & / PP- Sex selesai, sementara & > 3 thn- Cuaca /musim tertentu- Produk / kegiatan baru, percobaan,
penjajagan- Harian lepas , maks. 21 hari/bln- Pencatatan < 7 hari penandatangan- Dlm Bhs Indonesia & huruf latin,
dilanggar PKWTT
2. Perjj kerja waktu tdk tertentu:- Dpt mensyaratkan percobaan- Upah m.percobaan min= UMK
Berakhirnya PK :1. Pekerja mati2. Habis jangka waktu perjj3. Putusan Pengad/PHI kekuatan hk
tetap4. Kejadian tercantum PK/PKB Psl 62 phk sepihak = ganti rugi
2. Peraturan Perusahaan:Psl 108 – 114 UU 13/2003
Perat tertulis dibuat pengusaha : 1. Syarat-syarat kerja 2. Tata tertib perusahaaan Minimum 10 org pekerja wajib, kecuali punya
PKB Isi PP :
1. hak &kewajiban pengusaha2. - ,,= pekerja3. syarat kerja4. tata tertib perusahaan5. jangka waktu berlaku PP
Kepmenaker 48 / 2004: Tata cara pembuatan PP dan PKB dan Pengesahannya
3. Perjanjian Kerja Bersama:Psl 116 – 133 UU 13/2003Hasil perundingan SP/SB dg
pengusaha/gabungan pengusaha => syarat kerja, hak & kewajiban kedua belah pihak
Syarat :1. musyawarah2. tertulis, huruf latin, bahasa
Indonesia3. Bhs asing disamping bhs Ind
Masa berlaku :1. maks. 2 th perpanjangan 1 th2. Perundingan pembuatan maks. 3 bl
sbelum PKB lama akhir3. Perundingan tdk tercapai PKB lama
berlaku maks 1 th
Isi PKB :1. Hak & kewajiban pengusaha2. Hak & kewajiban SP/SB3. Jangka waktu & masa berlaku4. Tanda tangan para pihak
Kepmenaker 48 / 2004: Tata cara pembuatan PP dan PKB dan Pengesahannya
SP/SB > 1 > 50 % Pekerja Bisa Pengurus SP /SB /
Penunjukan Wakil penyusunanPerselisihan penyusunan
Disnaker(Mediator) men’t UU 2/ 2004
4, Perjj. Pemborongan Pekerjaan: Outsourcing Psl 64 – 66 Psl 1601 b KUH PerdataSyarat :1. Dlkkn terpisah kgtan utama 2. Perintah langsung/tdk pemberi kerja3. Kegiatan penunjang perush4. Tdk menghambat proses produksi scr
langsung5. Perush penerima -> badan hukum
PP dr Psl. 64 – 66 UU 13/2003 Kepmenakertrans :
1. KEP101/MEN/VI/2004 : Tata cara Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/ Buruh
2. KEP 220/MEN/X/2004: Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain
SP/SB UU 21/2000 dan PPOrganisasi pengusaha => APPINDOLK Bipartit : Perush > 50 pekerja wajib
membentuk, terdiri unsur Pengusaha dan Pekerja demokratis
LK Tripartit : Kab./Kota Pekerja, Pengusaha, Pemerintah, memberikan saran/pertimbangan/pendapat pd Pemerintah dlm penyusunan kebijakan dan pemecahan masalah
ketenagakerjaan LKT : Kab/Kota , Nasional
B. Hubungan IndustrialSarana Pelaksn H Industrial :1. SP/SB2. Organisasi pengusaha3. Lembaga Kerjasama Bipartit4. Lembaga Kerjasama Tripartit5. Peraturan Perusahaan6. Perjanjian Kerja Bersama7. Peraturan per-UU-an8. Lembaga Penyelesaian
Perselisihan Industrial UU 2/2004
Lembaga Penyel Perselisihan Hubungan Industrial dilakukan sesuai UU No. 2 Tahun 2004 ttg Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Penyel Di LUar dan Pengadilan Hubungan Industrial (di PN)
C. Perselisihan Hubungan Industrial
1. Perselisihan Karena PHK2. -,, - karena Hak3. -,, - Kepentingan 4. -,, - antar SP/ SB dalam satu
PerusahaanPerselisihan Ind tsb diatur UU 2 / 2004pada umumnya perselisihan industrial
kebanyakan diawali dengan pemogokan pekerja atau penutupan perusahaan oleh pengusaha (Lock Out)
Mogok Kerja (UU !3/2003 Ps 137-145)1. Ps 137: scr sah, tertib dan damai2. Ps 138: ajakan mogok tdk langgar hk,
dpt dipenuhi / tdak 3. Ps. 139: mogok di perush yg layani
kepent umum/ di perush yg jenis kgtnnya bahayakan keselamatan jiwa mns diatur sedmk rupa shg tdk mengganggu kepent umum &/ bahayakan keselamatan orang lain
4. Ps 140: pemberitahuan scr tertulis, 7 hr sebelum mogok, kpd pengusaha & instansi yg bertgjawab bdg ketenagakerjaan
Surat pemberitahuan mogok:- Waktu dimulai & diakhiri mogok- Tempat mogok- Alasan & sebab mogok- T.tgn ketua & sekretr pngg jwab
Mogok yg dlkkn brh/pkj yg tdk agt SP/SB di-t,tangani oleh Koordinator lapangan
Mogok tdk sesuai ayat(1), penyelamatan alat produksi & aset perusahaan dilakukan
Dg cara :1. Melarang mogok di lokasi proses
produksi, atau2. Melarang mogok di lokasi
perusahaan (bila dipandang perlu)
5. Ps 141: srt pemberitahuan hrs dibr tandaterima, sblum & selama mogok hrs diadakan perundingan, kspktan dlm perundingan hrs dibuat PKB, tdk sepakat diselesaikan mlli PHI dan
Dan mogok dpt ditruskan / dihentikan sementara waktu / sm sex ( atas dasar perundingan )
6. Ps 142: Mogok tdk sesuai dg Ps 139 & Ps 140 tidak Sah, Akibat hknya diatur dg Kepmenakertrans
7. Ps 143: Siapapun Tdk dpt halangi mogok sah - tertib & damai, dilarang adanya penangkapan/ penahanan thd pelaku mogok sah tertib damai
8. Ps 144: Mogok sesuai Ps 140, Pengusaha dilarang:
1. mengganti brh / pekerja; 2. beri sanksi & tindakan balasan
9. Ps 145: Mogok scr sah dalam menuntut hak normatif, harus tetap diberi upah
Penutupan Perush ( Lock Out):1. Ps 146: Hak Dsr Pengush tuk menolak
brh/pkj, thd tuntutan hak normatif tdk boleh melakukan lock out, Lock out hrs sesuai dg ketentuan perat yg berlaku
1. Ps 147: L O dilarang dlkkn pd perush yg layani kepent umum & / jenis kgtnnya yg membahayakan keselamatan jiwa manusia
3. Ps 148:- Lo hrs diberitahukan scr tertulis:
*7 hr sblum Lo* kpd brh/pkj /SP/SB & InstansiNaker
- Isi surat pemberiitahuan:= waktu dimulai &diakhiri LO, dan= Alasan & sebab2 LO
- Surat pemberith ditdtangni pimpinan perusahaan
4. Ps 149:- Srt pemberith hrs diberi tanda terima- Sblum & selama LO hrs diadakan
perundingan- Kspktan perundingan PKB- Tdk Kspktan, masalah UU 2/2004- Tdk Kspktan LO dpt diteruskan - Pemberthan dlm Ps 148(1)& (2) tdk :
a. mogok tdk sesuai Ps 140b. Brh/Pkj/SP/SB langgar normatif PP,PK,PKB / perat per-UU
D.Pemutusan Hubungan Kerja
Prof Iman Soepomo SH :1. PHK Pengusaha kepada Pekerja2. Putus demi hukum / Masa berlaku perjj
kerja habis3. Putusan pengadilan4. PHK pekerja kepada pengusaha
PHK : Perseorangan & PHK Massal
D.1. PHK Perseorangan1. Syarat penetapan LPPHI (PHI) Ps 151 (1)2. Alasan Tertentu
1.Kesalahan Berat (Ps 158 dideponir MK)=>Penetapan PN U penggantian Hak = Ps 156 (4)
2. Kesalahan Ringan Ps 161(1) - langgar PK,PP,PKB & SP 1,2,3 - SP maks 6 bl Hak Pesangon,1x UPMK, U Pengganti
an Hak Ps 156 (1), (3), (4)3. Prosedur Tertentu
3. Prosedur Tertentu Ps 14 Kepmenakertrans 150.2000: Permohonan PHK penuhi identitas kedua pihak
- PHK tanpa ijin PHI batal demi hukum Ps 155 (1)
- Blm ptsn PHI 2 pihak mlksnkn kewajiban 155 (2) - Penyimpangan dg skorsing ttp berikan
hak pkj Ps 155 (3)
PHK Dilarang Ps 153 (1):1. Sakit SK dr 12 bl trs mnrus;2. Jalankan kewajiban neg UU3. Ibadah agamanya4. Pkj kawin5. Hamil, lahir, gugur kandungan, menyusui6. Pertalian darah/perkawinan dlm 1 perush7. Pengurus, dirikan, anggota SP 8. Pkj lpor Pengsh mlkkn t pidana9. Beda agama, paham, gol, kelamin10.Sakit, cacat akibat kec kerja
PHK krn alsan tsb Batal demi Hk, hrs dikembalikan pss semula Ps 153(2)
PHK tanpa ijin LPPHI (PHI) Ps 154:1. Dlm masa percobaan2. Mengundurkan diri3. Pensiun 4. Kontrak kerja habis5. Pkj Meninggal dunia
Uang Pesangon Ps 154 (4):
- Ms kj >3bl < 1 th………… 1 bl upah- 1 th …< 2 th……………….. 2 bl upah- 2 th …< 3 th ………………. 3 bl upah- 3 th ….< 4 th ……………… 4 bl upah- 4 th … < 5 th ……………… 5 bl upah- 5 th …. < 6 th …………….. 6 bl upah- 6 th … < 7 th …………….. 7 bl upah- 7 th …. < 8 th ……………. 8 bl upah- 8 th ……strs …………….. 9 bl upah
Uang Pnghargaan Ms Kerja Ps 156 (3):
- 3 th … 6 th ……………….. 2 bl upah- 6 th … 9 th ……………….. 3 bl upah- 9 th … 12 th ……………….. 4 bl upah- 12 th … 15 th ……………… 5 bl upah- 15 th … 18 th ……………… 6 bl upah- 18 th … 21 th ……………… 7 bl upah- 21 th … 24 th ……………... 8 bl upah- 24 th atau lebih ……………… 9 bl upah
Uang Penggantian Hak Ps 156 (4):
- Cuti thnan yg blm diambil- Biaya pulang & kembali Rumah PKj &
klgnya tempat kerja- Penggantian, pengobatan 15 % upah - Pesangon , Upmk bila mnuhi syarat- Hal lain sesuai PK,PP, PKB
Komponen Upah :- Upah pokok- Sgl mcm tunjangan ttp tuk Pkj & klg- Harga jatah / catu yg diberikan scr
cuma2 (Ps 157 (1))- Harian Upah 1 bl= 30 x upah /hari Ps
157 (2)- Borongan/satuan hasil/potongan, /hari
= pndptan rata2/hari selama 12 hr terakhir (Tdk boleh<UMK->157(3)
- Cuaca rata2 bln terakhir Ps 157 (4)
PHK men’t UU 13/2003 dpt terjadi jg :1. Ps 162, Mengundurkan diri
Penggantian Hak, dg Syarat2 :- mengajukan pengunduran diri tertulis selambatnya 30 hr- Tdk terikat ikatan dinas- Tetap bekerja s.d pengunduran - Tanpa ijin LPPHI (PHI)
2. Ps 163 Perubahan Status Perush, penggabungan/peleburan, kepemilikan & Pkj tdk mau lanjut
Pkj berhak= 1x Pesangon, UPMK, Uang penggantian hak,sebaliknya
Perush tdk mau, Pkj berhak : 2x Pesangon UPMK, Penggantian Hak
3. Ps 164 Perush tutup kerugian trsmnrs slm 2 th/keadaan memaksa
Pkj U Pesangon, UPMK, U Penggantian hakEffisiensi Pkj Pesangon 2x, UPMK, U Penggantian hak
4. Ps 165 Perush Pailit Pkj berhak U Pesangon,UPMK, U Penggantian hak
5. Ps 166 Pkj Mati, A Waris berhak 2x U Pesangon, UPMK, U Penggantian Hak
6. Ps 167 Pensiun & diikutkan program pensiun iuran dibayar Pengusaha Pkj tdk berhak U Pesangon, UPMK, U Penggantian hak < program pensiun, sebaliknya > maka selisihnya dibayarkan Persh
7. Ps 168 Pkj Mangkir 5hr berturut tanpa ket tertulis & dipanggil 2x scr tertulis = mengundurkan diri Uang Penggantian hak
8. Ps 169 PHK Pkj thd Perush :- menganiaya,menghina, mengancam- Membujuk Pkj mlkkn Pbtn >< UU- Tdk bayar Upah 3 bl berturut-- Perintah Pkj diluar PK- Beri pkjan bahayakan jiwa, K3,susila
diluar PKPkj berhak 2x U Pesangon, UPMK, U
Penggantian hak 9. Ps 171 Pkj sakit berkepanjangan
(>12bl), cacat akibat kec ajukan PHK 2x UPesangon, UPMK, U Penggantian Hak
D.2. PHK Massal
• pemutusan hubungan kerja massal yang semula di atur dalam Instruksi Menteri Tenaga Kerja Nomor 2/Instruksi/1987 tentang Larangan Pemberhentian Tenaga Kerja Secara Massal Oleh Perusahaan-perusahaan Negara Tanpa Konsultasi DenganDepartemen Tenaga Kerja dan Surat Menteri tenaga Kerja Nomor 268 / M/IV/ 1985 tentang Penanganan Penyelesaian Masalah Pemutusan Hubungan Kerja Massal Terhadap Pekerjanya, dan terakhir setelah keluarnya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, pada tanggal 28 Oktober 2004 Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE-907/MEN/PHI/X/2004 Tentang Pencegahan Pemutusan Hubunggan Kerja Massal yang ditujukan kepada Pimpinan Perusahaan di seluruh Indonesia, yang isinya sebagai berikut:
• Pekerja / buruh di dalam proses produksi barang dan jassa, tidak saja sumber daya tapi juga sekaligus asset yang dapat dari upaya untuk kelangsungan usaha. Oleh karena itu hubungan kerja yang telah terjadi perlu dipelihara secara berkelanjutan dalam suasana hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat;
• Apabila perusahaan mengalami kesulitan yang dapat membaawa pengaruh terhadap ketenagakerjaan, maka pemutusan hubungan kerja haruslah merupakan upaya terakhir, setelah dilakukan upaya sebagai berikut :
• mengurangi upah dan fasilitas pekerja tingkat atas, misalnya : tingkat manajer dan direktur;
• mengurangi shift;• membatasi / menghapuskan kerja lembur;• mengurangi jam kerja;• mengurangi hari kerja;
• meliburkan atau merumahkan pekerja / buruh secara bergilir untuk sementara waktu;
• tidak atau memperpanjang kontrak bagi pekerja yang sudah habis masa kontraknya;
• memberikan pensiun bagi yang sudah memenuhi syarat;.
• Pemilihan alternatif dari hal-hal sebagaimana tersebut di atas perlu dibahas terlebih dahulu dengan serikat pekerja / serikat buruh atau dengan wakil pekerja / buruh dalam hal di perusahaan tersebut tidak ada serikat pekerja / serikat buruh untuk mendapatkan kesepakatan secara bipartit sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya pemutusan hubungan kerja.