phbs daus2
DESCRIPTION
daus2TRANSCRIPT
![Page 1: PHBS daus2](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf9725550346d0338fedc8/html5/thumbnails/1.jpg)
Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam MDGs),
hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa
(PBB) yang telah dijalankan mulai September 2000, memiliki beberapa poin sasaran salah satunya
yaitu tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015 (Bappenas,
2004). Pencapaian kesejahteraan rakyat didukung oleh kesehatan masyarakat salah satunya
meliputi kesehatan anak-anak. Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam
rangka kemajuan kehidupan bangsa.
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah penerapan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di sekolah. PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak
seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun). PHBS
di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu : Mencuci
tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur,
memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan setiap 6 bulan, membuang sampah pada tempatnya.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan kebersihan dengan membersihkan
tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan
memutuskan mata rantaimikroorganisme sebagai sumber penyakit. Mencuci tangan dengan sabun
dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit, hal ini dilakukan karena tangan
seringkali menjadi pembawa mikroorganisme dan menyebabkan mikroorganisme berpindah dari
satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
(menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas, dan lain sebagainya).
Selain mencuci tangan, menggosok gigi adalah tindakan yang perlu diajarkan kepada anak-anak
sehingga dapat menjadi suatu kebiasaan yang baik dan sehat. Menggosok gigi merupakan cara
yang paling mudah dan efektif untuk menjaga kebersihan gigi dan gusi dari plak dan sisa makanan.
Menyikat gigi harus dilakukan dengan baik dan benar agar debris atau sisa makanan benar-benar
dapat dihilangkan dari permukaan gigi (Karinta, 2011). World Health Organization (WHO) pada
tahun 2003 menyatakan bahwa angka kejadian karies pada anak – anak adalah sebesar 60-90%
(Kompas, 2009).Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevelansi karies di
Indonesia mencapai 90,05% dan ini tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang
lainnya. Jumlah penderita karies di Indonesia didominasi oleh anak kelompok usia kurang dari 12
tahun sebesar 76,2% atau delapan dari sepuluh anak Indonesia mengalami masalah gigi berlubang
yang disebabkan oleh kebiasaan menyikat gigi yang salah (Dumiyani, 2012). Prevalensi angka
karies di Bali yaitu sebesar 56,8 % (LIPI, 2009). Indeks kerusakan gigi perorang di Bali yaitu 3,4%.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Notohartojo (2011) kebiasaan menyikat gigi 90%
berpengaruh terhadap risiko kejadian karies gigi.
![Page 2: PHBS daus2](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf9725550346d0338fedc8/html5/thumbnails/2.jpg)
Berdasarkan hasil pengkajian praktik profesi komunitas oleh mahasiswa STIKes Wira Medika PPNI
Bali di Lingkungan Pemalukan Kelurahan Peguyangan, yang dilakukan pada tanggal 23 Desember
2013 di SD 11 Peguyangan, didapatkan data bahwa jumlah siswa di SD 11 Peguyangan sebanyak
231 orang siswa yang terdiri dari siswa perempuan sebanyak 125 orang dan laki-laki sebanyak 106
orang. Setelah dilakukukan pengkajian, SD 11 Peguyangan sudah pernah mendapatkan
penyuluhan sebelumnya tentang cuci tangan dan menggosok gigi. Dimana mereka hanya pernah
mendapatkan penyuluhan ini satu kali saja yang kurun waktunya sudah cukup lama.
Berdasarkan latar belakang di atas, serta hasil kesepakatan dengan Kepala Lingkungan Banjar
Pemalukan Kelurahan Peguyangan, Kepala Sekolah SD 11 Peguyangan dan pihak Puskesmas III
Denpasar Utara, maka dirasa perlu untuk mengadakan penyuluhan kesehatan tentang cuci tangan
dan menggosok gigi di SD 11 Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara.
Penyuluhan kesehatan di SD 11 Peguyangan dilaksanakan pada hari Senin, 13 Januari 2013 yang
juga dihadiri oleh dokter gigi dan perawat gigi dari Puskesmas III Denpasar Utara. Penyuluhan
diberikan kepada seluruh siswa-siswi SD 11 Peguyangan dari siswa kelas I hingga kelas VI. Adapun
tujuan dari kegiatan penyuluhan ini secara umum adalah agar seluruh siswa-siswi SD 11
Peguyangan dapat mengetahui manfaat mencuci tangan dan menggosok gigi yang benar.
Sedangkan secara khusus tujuan kegiatan ini adalah agar siswa-siswi SD 11 Peguyangan dapatt
menyebutkan pengertian cuci tangan dan gosok gigi yang benar, dapat menyebutkan tujuan cuci
tangan dan menggosok gigi, dapat menyebutkan waktu mencuci tangan dan menggosok gigi yang
tepat dan dapat mendemonstrasikan kembali cara mencuci tangan yang benar. Sehingga pada
akhirnya diharapkan siswa-siswi di SD 11 Peguyangan memiliki kesadaran akan perilaku bersih dan
sehat sejak dini untuk menurunkan angka kesakitan (mordibitas) dan angka kematian (mortalitas).