petunjuk umum pengisian formulir formulir surat ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu...

39
 www.peraturanpajak.com [email protected] DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI FORMULIR 1195 PU 1. Formulir Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terdiri dari 2 (dua) sel yaitu : a. Formulir 1195 sebagai formulir induk SPT Masa PPN dan, b. Formulir 1195 L, Merupakan lampiran induk SPT Masa PPN, yang terdiri dari 10 (sepuluh) macam formulir yaitu : No. Nama Formulir Jumlah lembar Kegunaan 1. Formulir 1195 L1 2 (dua) Untuk menampung data ekspor 2. Formulir 1195 L2 1 (satu) Untuk menampung data PPN Pajak Keluaran yang bukti pendukungnya Faktur Pajak Standar 3. Formulir 1195 L3 2 (dua) Untuk menampung data PPN atas penjualan retur 4. Formulir 1195 L4 2 (dua) Untuk menampung data Surat Setoran Pajak (SSP) PPN atas impor Barang Kena Pajak (BKP) dan peristiwa sejenisnya 5. Formulir 1195 L5 2 (dua) Untuk menampung data PPN Pajak Masukan yang bukti pendukungya Faktur Pajak Standar 6. Formulir 1195 L6 1 (satu) Untuk menampung data PPN atas pembelian retur 7. Formulir 1195 L7 2 (dua) Untuk menampung data pembayaran pendahuluan PPN oleh Bapeksta Keuangan 8. Formulir 1195 L8 1 (satu) Untuk menampung penghitungan Pajak Masukan yang harus dibayar kembali 9. Formulir 1195 L9 1 (satu) Untuk menampung data Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM) 10. Formulir 1195 L10 1 (satu) Untuk merekapitulasi data dari Formulir 1195 L lainnya sebelum pengisian Formulir 1195 1. Formulir 1195 L1 s.d. Formulir 1995 L7 berupa daftar berukuran standar 1/2 halaman follio. Khusus untuk lembar kedua dari Formulir 1195 L1, L3, L4, L5 dan L7, pada waktu diserahkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP), harus dalam bentuk potongan-potongan daftar data berukuran 1/2 halaman folio tersebut. Formulir 1195 L1, L2, L3, L4, L5, L6, dan L7, dapat terdiri dari 1 (satu) atau lebih daftar data, tergantung pada jumlah data dan jumlah sumber data yang akan dilaporkan, karena setiap daftar hanya berisi maksimum 7 (tujuh) data dan juga karena pengisian daftar data tersebut harus mengikuti aturan pengelompokan data berdasarkan sumber datanya. Selain data tersebut dikelompokkan berdasarkan transaksi yang sama sumbernya, juga harus dikelompokkan berdasarkan Masa Pajaknya. Daftar tempat menampung data tersebut selanjutnya dinamakan Rincian Data (nama ini tertera di sudut kanan atau setiap daftar). 2. Formulir 1195 L hanya dilampirkan pada Formulir 1195 dalam hal ada transaksi terkait dengan formulir tersebut yang perlu dilaporkan. Misalnya, tidak ada ekspor, maka Saudara tidak perlu melampirkan Formulir 1195 L1 Nihil pada Formulir 1195. Sedang Formulir 1195 wajib dibuat dan dilaporkan meskipun isinya nihil. 3. Pengusaha yang wajib menggunakan Formulir 1195 beserta lampirannya adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) di semua bidang usaha kecuali PKP Pedagang Eceran (PE) yang memilih menggunakan Nilai Lain sebagai DAsar Pengenaan Pajak (DPP) dalam menghitung PPN yang terutang. Untuk PKP PE ini disediakan Formulir SPT Masa PPN khusus yaitu Formulir 1195 PE (hubungi KPP setempat untuk mendapatkan Formulir 1195 PE). PKP yang berdasarkan ketentuan yang berlaku berkedudukan juga sebagai Pemungut PPN, walaupun dalam transaksi kedudukannya sebagai pembeli (Pengganti Pemungut Pajak eks. Keppres 56/1988), selain harus mengisi SPT Masa PPn, harus pula mengisi SPT Masa Pemungut PPN (hubungi KPP setempat untuk mendapatkan Formulir SPT Masa Pemungut PPN). PKP-PKP Khusus seperti PKP Industri Rekaman Suara, Penyalur/Grosir Gula Pasir/Tepung Terigu BULOG, Pabrikan Tembakau, Pengusaha Jasa Biro Perjalanan, Pengusaha Anjak Piutang, Pengusaha Toko Emas, dan PKP yang menggunakan Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan (PM) karena Memilih Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto, harap memperhatikan petunjuk khusus yang terdapat dalam Formulir 1195 P Khusus (tersedia di bagian akhir dari perangkat Formulir SPT Masa PPN ini). 4. Blangko Formulir SPT Masa PPN beserta lampiran-lampirannya disediakan secara cuma-cuma oleh KPP tempat Pengusaha terdaftar sebagai PKP dan oleh Kantor Penyuluhan Pajak (Kapen) setempat, tetapi PKP juga boleh mencetak atau memfotokopi sendiri sepanjang bentuk, ukuran, dan isi sesuai dengan formulir dimaksud. 5. SPT Masa PPN (Formulir 1995) diisi dengan huruf cetak/diketik rangkap 2 (dua) yaitu : - lembar asli : untuk KPP, - lembar copy : untuk PKP, sedangkan lampiran-lampirannya (Formulir 1195 L1 s.d. L10 diisi dalam rangkap 3 (tiga) : - lembar asli dan lembar copy ke-1 : untuk KPP - lembar copy ke-2 : untuk PKP

Upload: truongngoc

Post on 07-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

FORMULIR

1195 PU

1. Formulir Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terdiri dari 2 (dua) sel yaitu : a. Formulir 1195 sebagai formulir induk SPT Masa PPN dan, b. Formulir 1195 L, Merupakan lampiran induk SPT Masa PPN, yang terdiri dari 10 (sepuluh) macam formulir

yaitu :

No. Nama Formulir

Jumlah lembar Kegunaan

1. Formulir 1195 L1 2 (dua) Untuk menampung data ekspor 2. Formulir 1195 L2 1 (satu) Untuk menampung data PPN Pajak Keluaran yang bukti pendukungnya

Faktur Pajak Standar 3. Formulir 1195 L3 2 (dua) Untuk menampung data PPN atas penjualan retur 4. Formulir 1195 L4 2 (dua) Untuk menampung data Surat Setoran Pajak (SSP) PPN atas impor

Barang Kena Pajak (BKP) dan peristiwa sejenisnya 5. Formulir 1195 L5 2 (dua) Untuk menampung data PPN Pajak Masukan yang bukti pendukungya

Faktur Pajak Standar 6. Formulir 1195 L6 1 (satu) Untuk menampung data PPN atas pembelian retur 7. Formulir 1195 L7 2 (dua) Untuk menampung data pembayaran pendahuluan PPN oleh Bapeksta

Keuangan 8. Formulir 1195 L8 1 (satu) Untuk menampung penghitungan Pajak Masukan yang harus dibayar

kembali 9. Formulir 1195 L9 1 (satu) Untuk menampung data Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM) 10. Formulir 1195 L10 1 (satu) Untuk merekapitulasi data dari Formulir 1195 L lainnya sebelum

pengisian Formulir 1195 1. Formulir 1195 L1 s.d. Formulir 1995 L7 berupa daftar berukuran standar 1/2 halaman follio. Khusus

untuk lembar kedua dari Formulir 1195 L1, L3, L4, L5 dan L7, pada waktu diserahkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP), harus dalam bentuk potongan-potongan daftar data berukuran 1/2 halaman folio tersebut. Formulir 1195 L1, L2, L3, L4, L5, L6, dan L7, dapat terdiri dari 1 (satu) atau lebih daftar data, tergantung pada jumlah data dan jumlah sumber data yang akan dilaporkan, karena setiap daftar hanya berisi maksimum 7 (tujuh) data dan juga karena pengisian daftar data tersebut harus mengikuti aturan pengelompokan data berdasarkan sumber datanya. Selain data tersebut dikelompokkan berdasarkan transaksi yang sama sumbernya, juga harus dikelompokkan berdasarkan Masa Pajaknya. Daftar tempat menampung data tersebut selanjutnya dinamakan Rincian Data (nama ini tertera di sudut kanan atau setiap daftar).

2. Formulir 1195 L hanya dilampirkan pada Formulir 1195 dalam hal ada transaksi terkait dengan formulir tersebut yang perlu dilaporkan. Misalnya, tidak ada ekspor, maka Saudara tidak perlu melampirkan Formulir 1195 L1 Nihil pada Formulir 1195. Sedang Formulir 1195 wajib dibuat dan dilaporkan meskipun isinya nihil.

3. Pengusaha yang wajib menggunakan Formulir 1195 beserta lampirannya adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) di semua bidang usaha kecuali PKP Pedagang Eceran (PE) yang memilih menggunakan Nilai Lain sebagai DAsar Pengenaan Pajak (DPP) dalam menghitung PPN yang terutang. Untuk PKP PE ini disediakan Formulir SPT Masa PPN khusus yaitu Formulir 1195 PE (hubungi KPP setempat untuk mendapatkan Formulir 1195 PE). PKP yang berdasarkan ketentuan yang berlaku berkedudukan juga sebagai Pemungut PPN, walaupun dalam transaksi kedudukannya sebagai pembeli (Pengganti Pemungut Pajak eks. Keppres 56/1988), selain harus mengisi SPT Masa PPn, harus pula mengisi SPT Masa Pemungut PPN (hubungi KPP setempat untuk mendapatkan Formulir SPT Masa Pemungut PPN). PKP-PKP Khusus seperti PKP Industri Rekaman Suara, Penyalur/Grosir Gula Pasir/Tepung Terigu BULOG, Pabrikan Tembakau, Pengusaha Jasa Biro Perjalanan, Pengusaha Anjak Piutang, Pengusaha Toko Emas, dan PKP yang menggunakan Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan (PM) karena Memilih Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto, harap memperhatikan petunjuk khusus yang terdapat dalam Formulir 1195 P Khusus (tersedia di bagian akhir dari perangkat Formulir SPT Masa PPN ini).

4. Blangko Formulir SPT Masa PPN beserta lampiran-lampirannya disediakan secara cuma-cuma oleh KPP tempat Pengusaha terdaftar sebagai PKP dan oleh Kantor Penyuluhan Pajak (Kapen) setempat, tetapi PKP juga boleh mencetak atau memfotokopi sendiri sepanjang bentuk, ukuran, dan isi sesuai dengan formulir dimaksud.

5. SPT Masa PPN (Formulir 1995) diisi dengan huruf cetak/diketik rangkap 2 (dua) yaitu : - lembar asli : untuk KPP, - lembar copy : untuk PKP, sedangkan lampiran-lampirannya (Formulir 1195 L1 s.d. L10 diisi dalam rangkap 3 (tiga) : - lembar asli dan lembar copy ke-1 : untuk KPP - lembar copy ke-2 : untuk PKP

Page 2: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

(Khusus Formulir 1195 L yang lembar aslinya sudah terdiri dari 2 (dua) lembar, yang dicopy cukup

lembar ke-1-nya saja). PKP dapat menyampaikan SPT Masa PPN melalui media komputer dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan ke KPP tempat PKP terdaftar. Bila PKP menggunakan lebih dari 1 (satu) lembar Formulir L1, L2, L3, L4, L5, L6 atau L7, maka pada setiap lembar agar diisikan nomor urut dalam kotak Rincian Data, Misalnya Formulir 1195 L2 terdiri dari 10 lembar, maka pada setiap lembarnya diberi nomor urut Rincian Data 1/10, Rincian Data 2/10, Rincian Data 3/10, demikian seterusnya s.d. Rincian Data 10/10. Pembubuhan dan pencantuman tanda tangan dan nama jelas pada tempat yang tersedia di bagian bawah Rincian Data tersebut cukup dilakukan pada Rincian Data yang terakhir saja. Jumlah rupiah dihitung dalam rupiah penuh (dibulatkan ke bawah). Pengisian kode A (Identitas PKP) pada Formulir 1195 adalah sebagai berikut "Kode Cabang" diisi dengan kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan tanggal mulai berlakunya pengukuhan PKP sesuai dengan Surat Keputusan/Pemberitahuan Kepala KPP tentang Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP), "KLU (Klarifikasi Lapangan Usaha)" diisi dengan KLU PKP (untuk pertama kalinya kode ini diisi oleh KPP, selanjutnya diisi oleh PKP sesuai kode KLU yang diberikan oleh KPP). Sub kolom "s.d. bulan ini" pada kolom "Dasar Pengenaan Pajak" maupun pada kolom "PPN" pada Formulir 1195 hendaknya diartikan "s.d. bulan ini dari tahun buku yang sama". Dalam hal PKP bermaksud membetulkan SPT Masa PPN yang sudah ditatusahakan oleh KPP, maka pembetulan tersebut dilakukan dengan cara mengisi ulang blangko-blangko SPT dan untuk pos-pos yang dibetulkan pada Formulir 1195 diberi kode "P". Apabila Pengusaha menemui kesulitan dalam pengisian blangko-blangko SPT, supaya menghubungi KPP atau Kapen setempat.

6. SPT Masa PPN diisi dan ditandatangani pada ruang yang tersedia di blangko-blangko SPT oleh PKP sendiri. Dalam hal PKP berbentuk Badan Usaha, SPT Masa PPN ditandatangani oleh Pengurus/Direksi. SPT Masa PPN dapat pula diisi dan ditandatangani oleh kuasa PKP sepanjang ada surat kuasa khusus dari PKP (harus dilampirkan). SPT Masa PPN yang telah diisi, disampaikan langsung ke KPP tempat Pengusaha terdaftar sebagai PKP. Selanjutnya PKP akan menerima catatan tanda terima pada lembar copy atau tanda terima lain yang diberikan oleh KPP yang bersangkutan. Penyampaian SPT Masa PPN dapat pula melalui Kantor Pos tetapi harus secara tercatat. Tanggal cap pos dari Kantor Pos penerima dianggap sebagai tanggal pengiriman SPT Masa PPN tersebut. Penyampaian SPT Masa PPN dilakukan setiap bulan selambat-lambatnya hari ke-20 setelah akhir Masa Pajak. Dalam hal hari ke-20 adalah hari libur, maka SPT Masa PPN harus disampaikan pada hari kerja sebelum hari libur.

7. Pemindahan data-data transaksi dari buku/catatan/dokumen perusahaan ke formulir-formulir SPT Masa PPN harus memperhatikan peranan Formulir 1195 L10 yaitu pertama, data transaksi yang diisikan ke Formulir 1195 L10 sebagian besar dipindahkan ke Formulir 1195 dan sisanya tercantum di Formulir 1195 L10 saja, kedua, pada dasarnya tidak ada data transaksi yang tercantum di Formulir 1995 yang tidak melalui Formulir 1195 L10, dan ketiga, pemindahan data transaksi dari buku catatan/dokumen ke Formulir 1195 L10 ada yang melalui Formulir 1195 L1 s.d L9, ada pula yang langsung ke Formulir 1195 L10 tersebut.

8. Atas seluruh data mengani penyerahan (penjualan kepada siapapun dan kegiatan lain yang oleh undang-undang dipersamakan dengan penjualan kepada siapapun) menurut buku atau catatan atau dokumen transaksi Saudara, lakukan pemilahan data dengan urutan pemilahan yang paling mudah bagi Saudara yaitu yang dapat memenuhi kebutuhan dalam rangka mengisi SPT Masa PPN secepat dan seakurat mungkin. Misalnya sebagai berikut : a. Pisahkan data mengenai ekspor BKP (jika ada) dari seluruh data mengenai penyerahan menurut

buku/catatan/ dokumen perusahaan. Kelompokkan data mengenai ekspor tersebut berdasarkan nama Kantor Inspeksi Bea dan Cukai yang memberikan flat muat, dan selanjutnya cantumkan pada Formulir 1195 L1 sesuai petunjuk pada blangko formulir tersebut, pindahkan angka-angka hasil penjumlahannya ke butir I.1 dan II.1a dan b Formuilr 1195 L10. Dalam hal terdapat retur atas ekspor, cantumkan retur tersebut pada butir II.1.c dan II.27.d Formulir 1195 L10.

b. Pisahkan data mengenai penyerahan yang terutang PPn tetapi Tidak Dipungut (TDP) dan/atau Ditanggung Pemerintah (DTP) karena fasilitas (bila ada), dari sisa data penyerahan setelah dikurangi dengan datar ekspor tersebut pada butir a. CAntumkan total nilai DPP yang PPN-nya TDP dan DTP tersebut pada butir II.2 dan/atau 3 Formulir 1195 L10, sedangkan retur atas penyerahan tersebut bila ada, dicantumkan pada butir II.4. dan II.27.e. Formulir 1195 L10.

c. Pisahkan data mengenai pemberian cuma-cuma dan pemakaian sendiri (bila ada), dari sisa data penyerahan setelah pengurangan tersebut pada butir b. Cantumkan nilai DPP dari pemberian cuma-cuma dan pemakaian sendiri pada butir II.7. Formulir 1195 L10.

d. Pisahkan data mengenai penyerahan dalam negeri lainnya yang terutang PPN tetapi menggunakan Faktur Pajak Sederhana. Cantumkan total nilai DPP Faktur Pajak Sederhana tsb. pada butir II.6.b, II.23.b, dan II.26.b.2 Formulir 1195 L10.

e. Pisahkan data mengenai penyerahan dalam negeri lainnya yang terutang PPN dan yang menggunakan bukti pendukung Faktur Pajak Standar. Kelompokkan data tersebut per nama pembeli BKP/JKP. Cantumkan nilai PPN atas penyerahan tersebut sesuai petunjuk pada blanko formulir 1195 L2. Kemudian pindahkan angka-angka hasil penjumlahan PPN tersbut ke butir I.2, II,5, 11.6.as, II.11, II.23.a, dan II.26 butir a.1, a.2, dan b.1 Formulir 1195 L10.

Page 3: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

f. Pisahkan data mengenai retur penjualan dari penyerahan BKP/JKP yang terutang PPN dan

menggunakan Nota Retur (bila ada) di luar retur tersebut pada butir a dan b, kelompokkan data atas retur tersebut per nama Pembeli BKP/JKP dan selanjutnya cantumkan nilai PPN atas retur tersebut pada Formulir 1195 L3 sesuai petunjuk pada blangko formulir tersebut dan kemudian pindahkan angka-angka hasil penjumlahan PPN tersbut ke butir I.3, II.9, dan II.27.a dan/atu b Formulir 1195 L10.

g. Atas sisa data penyerahan setelah pemilahan dan pemindahan data tersebut (bila masih ada), hendaknya diteliti kembali baik-baik karena mungkin ada datar yang seharusnya masuk dalam kelompok data a s.d. f di atas. Bila Saudara telah meyakini tidak ada lagi yang tercecer pada waktu pemilahan data tersebut di atas dan telah pula meyakini bahwa atas sisa data penyerahan tersebut memang tidak terutang PPN sesuai ketentuan yang berlaku, jumlahkan nilai DPP dari seluruh sisa data ini dan cantumkan dalam butir II.10.a Formulir 1195 L10 sebagia penyerahan yang tidak terutang PPN setelah dikurangi dengan retur penjualan dari penyerahan yang tidak terutang PPN (butir II.10.b Formulir 1195 L10, bila ada).

9. Diingatkan bahwa setiap penyerahan yang tertang PPN yang dilakukan oleh PKP harus menggunakan Faktur Pajak yang dapat berupa Faktur Pajak Sederhana, Faktur Pajak Standar, atau Faktur Pajak Gabungan, atau dokumen yang dipersamakan dengan Faktur Pajak. Saudara perlu mengetahui ketentuan-ketentuan mengenai persyaratan pembuatan Faktur Pajak dan mengenai waktu pembuatannya agar tidak terkena sanksi perpajakan.

10. Atas seluruh data mengenai PPN atas perolehan (PPN atas pembelian dari PKP dan kegiatan lain yang oleh undang-undang dipersamakan dengan pembelian dari PKP) menurut buku-buku atau catatan-catatan atau dokumen-dokumen transaksi Saudara, lakukan pemilahan data dengan urutan pemilihan yang paling mudah bagi Saudara, misalnya sebagai berikut : a. Pisahkan data mengenai PPN atas impor dan peristiwa sejenisnya dengan bukti pendukung SSP (bila

ada). Kelompokkan data tersebut per nama Bank/Kantor Pos & Biro, dan cantumkan nilai PPN pembelian tersebut sesuai petunjuk pada blangko Formulir 1195 L4, kemudian pindahkan angka-angka hasil penjumlahan PPN tersbut ke butir 1.4, II.13, II,15, dan II.21.a dan b Formulir 1195 L10.

b. Pisahkan data mengani PPN atas pembelian dalam negeri dengan bukti pendukung Faktur Pajak Standar (bila ada). Kelompokkan data tesebut per nama penjual BKP/JKP dan selanjutnya cantumkan nilai PPN pembelian tersebut sesuai petunjuk pada blangko Formulir 1195 L5, kemudian pindahkan angka-angka hasil penjumlahan PPN tersbut ke butir I.5, II.14, II.16, dan II.21 c dan d Formulir 1195 L10.

c. Pisahkan data mengenai PPN atas retur pembelian BKP/JKP yang menggunakan Nota Retur (bila ada). Kelompokkan data retur tersebut per nama penjual BKP/JKP dan selanjutnya cantumkan nilai PPN atas retur tersebut pada Formulir tersebut dan kemudian pindahkan angka-angka hasil penjumlahan PPN tersebut ke butr I.6, II.17, dan II.21.g Formulir 1195 L10.

d. Pisahkan data mengenai pembayaran pendahuluan oleh Bapeksta Keuangan (bila ada) dari kelompok data pada huruf a dan/atau b, selanjutnya pendahuluan tersbut pada Formulir 1195 L7 sesuai dengan petunjuk pada blangko formulir tersebut dan kemudian pindahkan angka-angka hasil penjumlahan PPN tersbut ke butir I.7 kolom 2 dan II.19 Formulir 1195 L10.

e. Pisahkan data mengenai DPP dari nilai pembelian yang PPN-nya TDP dan DTP karena fasilitas (bila ada) dan pindahkan total nilai DPP tersbut ke butir II.25 a dan/atau b Formulir 1195 L10, sedangkan retur atas pembelian tersbut, bila ada, dicantumkan pada butir 25.d Formulir 1195 L10.

f. Atas sisa data PPN perolehan setelah pemilahan dan pemindahan data tersebut (bila masih ada), hendaknya diteliti kembali baik-baik karena mungkin ada data PPN yang seharusnya masuk dalam kelompok data a s.d. 3. Bila Saudara telah meyakini tidak ada lagi data PPN atas perolehan yang tercecer, gabungkan ke dalam kelompok PM yang tidak dapat dikreditkan di butir II.21 Formulir 1195 L10 bersama-sama dengan PM yang tidak dapat dikreditkan lainnya sesuai petunjuk penghitungan di blangko Formulir 1195 L10 tersebut.

11. Kerjakan pengisian Formulir 1195 L8 sepanjang ada peristiwa terkait dengan formulir ini sesuai petunjuk di blangko formulir tersebut dan pindahkan hasilnya ke butir I.7 kolom 3 dan butir II.20 Formulir 1195 L10.

12. Kerjakan pengisian Formulir 1195 L9 dalam hal atas penyerahan BKP selain terutang PPN juga terutatng PPn BM, dan hasil akhirnya pindahkan ke butir II.24 Formulir 1195 L10.

13. Jumlahkan nilai DPP dan PPN atas kegiatan membangun sendiri yang teruang PPN sessuai dengan buku/catatan/ keadaan Saudara (bila ada) dan pindahkan ke butir II.22 Formulir 1195 L10.

14. Diingatkan bahwa transaksi yang dilaporkan pada SPT Masa PPN suatu Masa Pajak sesuai aturan umumnya adalah transaksi-transaksi yang Faktur Pajaknya diterbitkan pada bulan yang sama dengan bulan/Masa Pajak pelaporan (misalnya transaksi yang difakturpajakkan di bulan Oktober 1997 dilaporkan di SPT Masa PPN Masa Pajak Oktober 1997), baik untuk pelaporan Pajak Keluaran maupun pelaporan Pajak Masukan. Pelaporan yang tidak sesuai dengan aturan umum tersebut tidak dilarang, namun dapat berakibat dikenakannya sanksi perpajakan.

* * * * *

Page 4: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

Page 5: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

Page 6: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

Page 7: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

EKSPOR PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Kantor Inspeksi Bea dan Cukai :

FORMULIR 1195 L1

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Rincian Data ini diisi berdasarkan data PBB yang telah difiat muat oleh Kantor Inspeksi Bea dan Cukai. Jika

jumlah data PEB dari Kantor Inspeksi Bea dan Cukai yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian Data berikutnya.

2. Dalam satu Rincian tidak boleh berisi data PEB dari Kantor Inspeksi Bea dan Cukai yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal PEB yang sudah difiat muat oleh Kantor Inspeksi Bea dan

Cukai. 4. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data PEB dari Masa Pajak yang berbeda.

No. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Nilai Ekspor

(Rp) Tanggal, bulan

dan tahun Fiat Muat Tanggal, bulan dan

tahun PEB Nomor PEB Dengan L/C Tanpa L/C

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Eksportir : Jumlah NPWP : Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.1-97

Page 8: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

EKSPOR PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Kantor Inspeksi Bea dan Cukai :

FORMULIR 1195 L1

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Rincian Data ini diisi berdasarkan data PBB yang telah difiat muat oleh Kantor Inspeksi Bea dan Cukai. Jika

jumlah data PEB dari Kantor Inspeksi Bea dan Cukai yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian Data berikutnya.

2. Dalam satu Rincian tidak boleh berisi data PEB dari Kantor Inspeksi Bea dan Cukai yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal PEB yang sudah difiat muat oleh Kantor Inspeksi Bea dan

Cukai. 4. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data PEB dari Masa Pajak yang berbeda.

No. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Nilai Ekspor

(Rp) Tanggal, bulan

dan tahun Fiat Muat Tanggal, bulan dan

tahun PEB Nomor PEB Dengan L/C Tanpa L/C

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Eksportir : Jumlah NPWP : Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.1-97

Page 9: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

EKSPOR PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Kantor Inspeksi Bea dan Cukai :

FORMULIR 1195 L1

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Rincian Data ini diisi berdasarkan data PBB yang telah difiat muat oleh Kantor Inspeksi Bea dan Cukai. Jika

jumlah data PEB dari Kantor Inspeksi Bea dan Cukai yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian Data berikutnya.

2. Dalam satu Rincian tidak boleh berisi data PEB dari Kantor Inspeksi Bea dan Cukai yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal PEB yang sudah difiat muat oleh Kantor Inspeksi Bea dan

Cukai. 4. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data PEB dari Masa Pajak yang berbeda.

No. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Nilai Ekspor

(Rp) Tanggal, bulan

dan tahun Fiat Muat Tanggal, bulan dan

tahun PEB Nomor PEB Dengan L/C Tanpa L/C

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Eksportir : Jumlah NPWP : Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.1-97

Page 10: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

potong di sini ..............................................................................................................

DEPARTEMEN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

EKSPOR PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Kantor Inspeksi Bea dan Cukai :

FORMULIR 1195 L1

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Rincian Data ini diisi berdasarkan data PBB yang telah difiat muat oleh Kantor Inspeksi Bea dan Cukai. Jika

jumlah data PEB dari Kantor Inspeksi Bea dan Cukai yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian Data berikutnya.

2. Dalam satu Rincian tidak boleh berisi data PEB dari Kantor Inspeksi Bea dan Cukai yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal PEB yang sudah difiat muat oleh Kantor Inspeksi Bea dan

Cukai. 4. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data PEB dari Masa Pajak yang berbeda.

No. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Nilai Ekspor

(Rp) Tanggal, bulan

dan tahun Fiat Muat Tanggal, bulan dan

tahun PEB Nomor PEB Dengan L/C Tanpa L/C

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Eksportir : Jumlah NPWP : Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.1-97

Page 11: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PAJAK KELUARAN YANG BUKTI PENDUKUNGNYA FAKTUR PAJAK STANDAR (F.P. Std)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Pembeli : N P W P :

FORMULIR 1195 L2

Rincian Data ...... / .......

PERHATIAN 1. Jika jumlah data FPStd untuk Pembeli yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian

Data berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data FPStd untuk Pembeli yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal FPStd. Untuk data FPStd Gabungan, bubuhkan tanda "/G" di

belakang No. Seri Faktur Pajak pada kolom 4, sedang pada kolom 3 dicantumkan tanggal penyerahan yang paling awal (tertua).

4. Dalam hal transaksinya adalah pengalihan aktiva eks Pasal 16 D, bubuhkan tanda "/PA" di belakang No. Seri Faktur Pajak pada kolom 4.

5. Jika terdapat FPStd yang Masa Pajaknya berbeda dengan Masa Pajak (bulan) pelaporan, maka pengisian datanya harus dalam Rincian Data tersendiri per Masa Pajak yang berbeda tersebut dan harus pula mengikuti aturan pengisian tersebut pada butir 1 s.d. 4.

No.

Tgl. Bln, dan tahun

Faktur Pajak

Tgl, bln, dan tahun penyerahan/pemba-

yaran/penagihan Barang Kena Pajak/ Jasa Kena Pajak *)

No. Seri Faktur Pajak

Nilai Ekspor (Rp)

Pembeli sbg pemungut SSP sudah diterima

SSP belum terima

Pembeli bukan Pemungut

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 8 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Jumlah Penjual : Aktiva Pasal 16D N P W P : Eksklusif Psl 16D *) Catatan : - dalam hal pembayaran mendahului penyerahan, setelah tanggal bubuhkan tanda"/B" - dalam hal faktur didasarkan atas tanggal penagihan, setelah tanggal bubuhkan tanda "/T"

Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.2-97

Page 12: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PAJAK KELUARAN YANG BUKTI PENDUKUNGNYA FAKTUR PAJAK STANDAR (F.P. Std)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Pembeli : N P W P :

FORMULIR 1195 L2

Rincian Data ...... / .......

PERHATIAN 1. Jika jumlah data FPStd untuk Pembeli yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian

Data berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data FPStd untuk Pembeli yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal FPStd. Untuk data FPStd Gabungan, bubuhkan tanda "/G" di

belakang No. Seri Faktur Pajak pada kolom 4, sedang pada kolom 3 dicantumkan tanggal penyerahan yang paling awal (tertua).

4. Dalam hal transaksinya adalah pengalihan aktiva eks Pasal 16 D, bubuhkan tanda "/PA" di belakang No. Seri Faktur Pajak pada kolom 4.

5. Jika terdapat FPStd yang Masa Pajaknya berbeda dengan Masa Pajak (bulan) pelaporan, maka pengisian datanya harus dalam Rincian Data tersendiri per Masa Pajak yang berbeda tersebut dan harus pula mengikuti aturan pengisian tersebut pada butir 1 s.d. 4.

No.

Tgl. Bln, dan tahun

Faktur Pajak

Tgl, bln, dan tahun penyerahan/pemba-

yaran/penagihan Barang Kena Pajak/ Jasa Kena Pajak *)

No. Seri Faktur Pajak

Nilai Ekspor (Rp)

Pembeli sbg pemungut SSP sudah diterima

SSP belum terima

Pembeli bukan Pemungut

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 8 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Jumlah Penjual : Aktiva Pasal 16D N P W P : Eksklusif Psl 16D *) Catatan : - dalam hal pembayaran mendahului penyerahan, setelah tanggal bubuhkan tanda"/B" - dalam hal faktur didasarkan atas tanggal penagihan, setelah tanggal bubuhkan tanda "/T"

Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.2-97

Page 13: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PENGURANGAN PAJAK KELUARAN KARENA NOTA RETUR

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Pembeli : N P W P :

FORMULIR 1195 L3

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Jika jumlah data Nota Retur dari Pembeli yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian

Data berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data Nota Retur dari Pembeli yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal Nota Retur. 4. Dalam satu Rincian Data juga tidak boleh berisi data Nota Retur dari Masa Pajak yang berbeda.

No. Tanggal, bulan

dan tahun Nota Retur

Tanggal, bulan dan tahun penyerahan

Barang Kena Pajak yang diretur

No. Seri Faktur Pajak

yang BKP-nya diretur

Pengurangan PPN Pajak Keluaran (Rp.)

Dari PKP Dari non PKP

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penjual : Jumlah NPWP : Tanda tangan : Nama jelas : KP.PPN 1.1.3-97 potong di sini ..............................................................................................................

Page 14: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PENGURANGAN PAJAK KELUARAN KARENA NOTA RETUR

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Pembeli : N P W P :

FORMULIR 1195 L3

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Jika jumlah data Nota Retur dari Pembeli yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke

Rincian Data berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data Nota Retur dari Pembeli yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal Nota Retur. 4. Dalam satu Rincian Data juga tidak boleh berisi data Nota Retur dari Masa Pajak yang berbeda.

No. Tanggal, bulan

dan tahun Nota Retur

Tanggal, bulan dan tahun penyerahan

Barang Kena Pajak yang diretur

No. Seri Faktur Pajak

yang BKP-nya diretur

Pengurangan PPN Pajak Keluaran (Rp.)

Dari PKP Dari non PKP

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penjual : Jumlah NPWP : Tanda tangan : Nama jelas : KP.PPN 1.1.3-97

Page 15: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PAJAK MASUKAN YANG BUKTI PENDUKUNGNYA SURAT SETORAN PAJAK (SSP)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Bank/ : Kantor Pos :

FORMULIR 1195 L4

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Jika jumlah data SSP dari Bank/Kantor Pos dan Giro yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data

diteruskan ke Rincian Data berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data SSP dari Bank/Kantor Pos dan Giro yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal penyetoran (tanggal diterima oleh Bank Persepsi/Kantor Pos

dan Giro) 4. SSP untuk pemungutan PPN oleh Pemungut tidak dilaporkan di formulir ini, melainkan di Formulir 1195 L5. 5. Data SSP dari Masa Pajak yang tidak sama harus diisikan dalam Rincian Data tersendiri per Masa Pajak yang

tidak sama tersebut.

No. Tanggal, bulan

dan tahun penyetoran

Sebutkan, SSP tersebut untuk Impor BKP atau Pemanfaatan JKP dari luar

Daerah Pabean Indonesia atas Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean Indonesia

atau sebab lainnya.

PPN (Rp.)

Dikreditkan Tidak dapat dikreditkan

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penjual : Jumlah Importir : Tanda tangan : Nama jelas : KP.PPN 1.1.4-97

Page 16: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PAJAK MASUKAN YANG BUKTI PENDUKUNGNYA SURAT SETORAN PAJAK (SSP)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Bank/ : Kantor Pos :

FORMULIR 1195 L4

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Jika jumlah data SSP dari Bank/Kantor Pos dan Giro yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data

diteruskan ke Rincian Data berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data SSP dari Bank/Kantor Pos dan Giro yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal penyetoran (tanggal diterima oleh Bank Persepsi/Kantor Pos

dan Giro) 4. SSP untuk pemungutan PPN oleh Pemungut tidak dilaporkan di formulir ini, melainkan di Formulir 1195 L5. 5. Data SSP dari Masa Pajak yang tidak sama harus diisikan dalam Rincian Data tersendiri per Masa Pajak yang

tidak sama tersebut.

No. Tanggal, bulan

dan tahun penyetoran

Sebutkan, SSP tersebut untuk Impor BKP atau Pemanfaatan JKP dari luar

Daerah Pabean Indonesia atas Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean Indonesia

atau sebab lainnya.

PPN (Rp.)

Dikreditkan Tidak dapat dikreditkan

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penjual : Jumlah Importir : Tanda tangan : Nama jelas : KP.PPN 1.1.4-97 potong di sini ..............................................................................................................

Page 17: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PAJAK MASUKAN YANG BUKTI PENDUKUNGNYA SURAT SETORAN PAJAK (SSP)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Bank/ : Kantor Pos :

FORMULIR 1195 L4

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Jika jumlah data SSP dari Bank/Kantor Pos dan Giro yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data

diteruskan ke Rincian Data berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data SSP dari Bank/Kantor Pos dan Giro yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal penyetoran (tanggal diterima oleh Bank Persepsi/Kantor Pos

dan Giro) 4. SSP untuk pemungutan PPN oleh Pemungut tidak dilaporkan di formulir ini, melainkan di Formulir 1195 L5. 5. Data SSP dari Masa Pajak yang tidak sama harus diisikan dalam Rincian Data tersendiri per Masa Pajak yang

tidak sama tersebut.

No. Tanggal, bulan

dan tahun penyetoran

Sebutkan, SSP tersebut untuk Impor BKP atau Pemanfaatan JKP dari luar

Daerah Pabean Indonesia atas Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean Indonesia

atau sebab lainnya.

PPN (Rp.)

Dikreditkan Tidak dapat dikreditkan

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penjual : Jumlah Importir : Tanda tangan : Nama jelas : KP.PPN 1.1.4-97

Page 18: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PAJAK MASUKAN YANG BUKTI PENDUKUNGNYA FAKTUR PAJAK STANDAR (FP.Std)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Pembeli : N P W P :

FORMULIR 1195 L5

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Jika jumlah data FPStd dari Penjual yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian Data

berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data FPStd dari Penjual yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal FPStd. Untuk data FPStd Gabungan, bubuhkan tanda "/G" di

belakang No. Seri Faktur Pajak pada kolom 4, sedang pada kolom 3 dicantumkan tanggal penyerahan yang paling awal (tertua).

4. Jika terdapat FPStd yang Masa Pajaknya berbeda dengan Masa Pajak (bulan) pelaporan, maka pengisian datanya harus dalam Rincian Data tersendiri per Masa Pajak yang berbeda tersebut dan harus pula mengikuti aturan pengisian tersebut pada butir 1 s.d 3.

No. Tgl, bln, dan tahun Faktur

Pajak

Tgl, bln dan tahun penyerahan/ pembayaran/

penagihan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak *)

No. Seri Faktur Pajak

PPN (Rp.)

Dikreditkan Tidak dapat dikreditkan

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penjual : Jumlah N P W P : *) Catatan - dalam hal pembayaran mendahului penyerahan, setelah tanggal bubuhkan tanda "/B" - dalam hal Faktur Pajak didasarkan atas tanggal penagihan, setelah tanggal bubuhkan tanda "/T"

Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.5-97

Page 19: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PAJAK MASUKAN YANG BUKTI PENDUKUNGNYA FAKTUR PAJAK STANDAR (FP.Std)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Pembeli : N P W P :

FORMULIR 1195 L5

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Jika jumlah data FPStd dari Penjual yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian Data

berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data FPStd dari Penjual yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal FPStd. Untuk data FPStd Gabungan, bubuhkan tanda "/G" di

belakang No. Seri Faktur Pajak pada kolom 4, sedang pada kolom 3 dicantumkan tanggal penyerahan yang paling awal (tertua).

4. Jika terdapat FPStd yang Masa Pajaknya berbeda dengan Masa Pajak (bulan) pelaporan, maka pengisian datanya harus dalam Rincian Data tersendiri per Masa Pajak yang berbeda tersebut dan harus pula mengikuti aturan pengisian tersebut pada butir 1 s.d 3.

No. Tgl, bln, dan tahun Faktur

Pajak

Tgl, bln dan tahun penyerahan/ pembayaran/

penagihan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak *)

No. Seri Faktur Pajak

PPN (Rp.)

Dikreditkan Tidak dapat dikreditkan

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penjual : Jumlah N P W P : *) Catatan - dalam hal pembayaran mendahului penyerahan, setelah tanggal bubuhkan tanda "/B" - dalam hal Faktur Pajak didasarkan atas tanggal penagihan, setelah tanggal bubuhkan tanda "/T"

Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.5-97

Page 20: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PAJAK MASUKAN YANG BUKTI PENDUKUNGNYA FAKTUR PAJAK STANDAR (FP.Std)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Pembeli : N P W P :

FORMULIR 1195 L5

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Jika jumlah data FPStd dari Penjual yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian Data

berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data FPStd dari Penjual yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal FPStd. Untuk data FPStd Gabungan, bubuhkan tanda "/G" di

belakang No. Seri Faktur Pajak pada kolom 4, sedang pada kolom 3 dicantumkan tanggal penyerahan yang paling awal (tertua).

4. Jika terdapat FPStd yang Masa Pajaknya berbeda dengan Masa Pajak (bulan) pelaporan, maka pengisian datanya harus dalam Rincian Data tersendiri per Masa Pajak yang berbeda tersebut dan harus pula mengikuti aturan pengisian tersebut pada butir 1 s.d 3.

No. Tgl, bln, dan tahun Faktur

Pajak

Tgl, bln dan tahun penyerahan/ pembayaran/

penagihan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak *)

No. Seri Faktur Pajak

PPN (Rp.)

Dikreditkan Tidak dapat dikreditkan

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penjual : Jumlah N P W P : *) Catatan - dalam hal pembayaran mendahului penyerahan, setelah tanggal bubuhkan tanda "/B" - dalam hal Faktur Pajak didasarkan atas tanggal penagihan, setelah tanggal bubuhkan tanda "/T"

Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.5-97 potong di sini ..............................................................................................................

Page 21: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PAJAK MASUKAN YANG BUKTI PENDUKUNGNYA FAKTUR PAJAK STANDAR (FP.Std)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Pembeli : N P W P :

FORMULIR 1195 L5

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN 1. Jika jumlah data FPStd dari Penjual yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian Data

berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data FPStd dari Penjual yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal FPStd. Untuk data FPStd Gabungan, bubuhkan tanda "/G" di

belakang No. Seri Faktur Pajak pada kolom 4, sedang pada kolom 3 dicantumkan tanggal penyerahan yang paling awal (tertua).

4. Jika terdapat FPStd yang Masa Pajaknya berbeda dengan Masa Pajak (bulan) pelaporan, maka pengisian datanya harus dalam Rincian Data tersendiri per Masa Pajak yang berbeda tersebut dan harus pula mengikuti aturan pengisian tersebut pada butir 1 s.d 3.

No. Tgl, bln, dan tahun Faktur

Pajak

Tgl, bln dan tahun penyerahan/ pembayaran/

penagihan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak *)

No. Seri Faktur Pajak

PPN (Rp.)

Dikreditkan Tidak dapat dikreditkan

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penjual : Jumlah N P W P : *) Catatan - dalam hal pembayaran mendahului penyerahan, setelah tanggal bubuhkan tanda "/B" - dalam hal Faktur Pajak didasarkan atas tanggal penagihan, setelah tanggal bubuhkan tanda "/T"

Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.5-97

Page 22: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PENGURANG PAJAK MASUKAN KARENA NOTA RETUR

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Pembeli : N P W P :

FORMULIR 1195 L6

Rincian Data ...... / .......

PERHATIAN 1. Jika jumlah data Nota Retur kepada Penjual yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke

Rincian Data berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data Nota Retur kepada Penjual yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal Nota Retur. 4. Dalam satu Rincian Data juga tidak boleh berisi data Nota Retur dari Masa Pajak yang berbeda. 5. Data Nota Retur yang dilaporkan adalah Nota Retur yang dikeluarkan.

No.

Tanggal, bulan, dan tahun Nota

Retur

Tanggal, bulan, dan tahun penyerahan Barang Kena Pajak

yang diretur

No. Seri Faktur Pajak yang BKP-nya

diretur

Pengurangan PPN Pajak Masukan (Rp.)

Sebelum retur telah

dikreditkan Tidak dapat dikreditkan

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penjual : Jumlah N P W P :

Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.5-97

Page 23: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PENGURANG PAJAK MASUKAN KARENA NOTA RETUR

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

Pembeli : N P W P :

FORMULIR 1195 L6

Rincian Data ...... / .......

PERHATIAN 1. Jika jumlah data Nota Retur kepada Penjual yang sama lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke

Rincian Data berikutnya. 2. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data Nota Retur kepada Penjual yang berbeda. 3. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal Nota Retur. 4. Dalam satu Rincian Data juga tidak boleh berisi data Nota Retur dari Masa Pajak yang berbeda. 5. Data Nota Retur yang dilaporkan adalah Nota Retur yang dikeluarkan.

No.

Tanggal, bulan, dan tahun Nota

Retur

Tanggal, bulan, dan tahun penyerahan Barang Kena Pajak

yang diretur

No. Seri Faktur Pajak yang BKP-nya

diretur

Pengurangan PPN Pajak Masukan (Rp.)

Sebelum retur telah

dikreditkan Tidak dapat dikreditkan

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penjual : Jumlah N P W P :

Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.5-97

Page 24: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PEMBAYARAN PENDAHULUAN PPN DARI BAPEKSTA KEUANGAN)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

BAPEKSTA

FORMULIR 1195 L7

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN : 1. Jika jumlah data Faktur Pajak/PIB lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian Data berikutnya 2. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal Faktur Pajak/PIB yang dimintakan pembayaran pendahuluan

dari BAPEKSTA Keuangan. 3. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data Faktur Pajak/PIB dari Masa Pajak yang berbeda.

No. Tanggal, bulan dan

tahun Faktur Pajak/PIB

Nilai Impor/Pembelian BKP/ JKP tidak berwujud

dari luar Daerah Pabean (Rp)

Pengurang PPN Pajak Masukan

(Rp)

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Eksportir : Jumlah N P W P :

Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.7-97

Page 25: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PEMBAYARAN PENDAHULUAN PPN DARI BAPEKSTA KEUANGAN)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

BAPEKSTA

FORMULIR 1195 L7

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN : 1. Jika jumlah data Faktur Pajak/PIB lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian Data berikutnya 2. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal Faktur Pajak/PIB yang dimintakan pembayaran pendahuluan

dari BAPEKSTA Keuangan. 3. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data Faktur Pajak/PIB dari Masa Pajak yang berbeda.

No. Tanggal, bulan dan tahun Faktur Pajak/PIB

Nilai Impor/Pembelian BKP/ JKP tidak berwujud

dari luar Daerah Pabean (Rp)

Pengurang PPN Pajak Masukan

(Rp)

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Eksportir : Jumlah N P W P :

Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.7-97

Page 26: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PEMBAYARAN PENDAHULUAN PPN DARI BAPEKSTA KEUANGAN)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

BAPEKSTA

FORMULIR 1195 L7

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN : 1. Jika jumlah data Faktur Pajak/PIB lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian Data berikutnya 2. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal Faktur Pajak/PIB yang dimintakan pembayaran pendahuluan

dari BAPEKSTA Keuangan. 3. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data Faktur Pajak/PIB dari Masa Pajak yang berbeda.

No. Tanggal, bulan dan tahun Faktur Pajak/PIB

Nilai Impor/Pembelian BKP/ JKP tidak berwujud

dari luar Daerah Pabean (Rp)

Pengurang PPN Pajak Masukan

(Rp)

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Eksportir : Jumlah N P W P :

Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.7-97 potong di sini ..............................................................................................................

Page 27: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PEMBAYARAN PENDAHULUAN PPN DARI BAPEKSTA KEUANGAN)

PADA SPT MASA PPN : (bulan) (tahun)

BAPEKSTA

FORMULIR 1195 L7

Rincian Data ...... / .......

Lembar ke-1 : Untuk KPP digabung dengan SPT Masa PPN ybs

PERHATIAN : 1. Jika jumlah data Faktur Pajak/PIB lebih dari 7 (tujuh), pengisian data diteruskan ke Rincian Data berikutnya 2. Rincian Data diisi berdasarkan urutan tanggal Faktur Pajak/PIB yang dimintakan pembayaran pendahuluan

dari BAPEKSTA Keuangan. 3. Dalam satu Rincian Data tidak boleh berisi data Faktur Pajak/PIB dari Masa Pajak yang berbeda.

No. Tanggal, bulan dan tahun Faktur Pajak/PIB

Nilai Impor/Pembelian BKP/ JKP tidak berwujud

dari luar Daerah Pabean (Rp)

Pengurang PPN Pajak Masukan

(Rp)

Ruang untuk dinas

1 2 3 4 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Eksportir : Jumlah N P W P :

Tanda tangan : Nama jelas :

KP.PPN 1.1.7-97

Page 28: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

HASIL PENGHITUNGAN PAJAK MASUKAN (PM)

YANG TELAH DIKREDITKAN/TIDAK DIPUNGUT/DIBEBASKAN

Tahun Buku 19.... (bulan ............. s.d. bulan ...............) Pembetulan ke - ............................................

FORMULIR

1195 L8

NAMA PKP : N.P.W.P :

N.P. P.K.P. :

Tanggal :

PERHATIAN : 1. Formulir 1195 L8 ini diisi dalam hal terdapat Barang Modal atau BKP/JKP yang digunakan secara bersama-sama

untuk kegiatan usaha yang atas penyerahannya terutang PPN dan tidak terutang PPN, termasuk penyerahan yang PPN-nya dibebaskan/ditanggung Pemerintah (DTP) atau untuk Barang Modal yang digunakan untuk kegiatan lain yang bukan kegiatan usaha.

2. Apabila Barang Modal atau BKP/JKP yang digunakan untuk kegiatan tersebut di atas lebih dari satu, maka masing-masing Barang Modal atau BKP/JKP yang bersangkutan dilaporkan dalam Formulir 1195 L8 tersendiri.

3. Formulir 1195 L8 ini dilampirkan hanya 1 (satu) kali, yaitu pada saat SPT Masa PPN dari suatu Masa Pajak yang dipilih diantara 3 (tiga) Masa Pajak berikutnya setelah berakhirnya Tahun Buku.

NO. U R A I A N PENGHITUNGAN KEMBALI PM

KODE RUMUS

UNSUR-UNSUR (Rp)

HASIL (Rp)

I Penggunaan BKP/JKP secara bersama-sama untuk kegiatan usaha yang atas penyerahannya terutang PPN dan tidak terutang PPN, termasuk penyerahan yang PPN-nya dibebaskan/ditanggung Pemerintah (DTP).

a. Untuk bukan Barang Modal : 1. Penyerahan yang Tidak Terutang PPN, termasuk penyerahan

yang PPN-nya dibebaskan/ditanggung Pemerintah (DTP) (Penjumlahan kode B.1.2.2. + B.2.3. kolom "s.d. bulan ini" Formulir 1195 Masa Pajak akhir Tahun Buku)

X

2. Jumlah Penyerahan (dari Kode B.3. kolom "s.d. bulan ini" Formulir 1195 Masa Pajak akhir Tahun Buku)

Y

3. Pajak Masukan yang telah dikreditkan/ tidak diipungut/ dibebaskan PM

4. Hasil penghitungan kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan/ tidak dipungut/dibebaskan

X ------ x PM = ........................ Y

b. Untuk Barang Modal : 1. Jenis Barang Modal : Bangunan

Barang Modal Lainnya

2. Masa Manfaat Bangunan : 10 Tahun Barang Modal : Barang Modal Lainnya : 5 Tahun

T

3. Penyerahan yang Tidak Terutang PPN, termasuk penyerahan yang PPN-nya dibebaskan/ditanggung Pemerintah (DTP) (penjumlahan Kode B.1.2.2. + B.2.3. kolom "s.d. Bulan ini" Formulir 1195 Masa Pajak akhir Tahun Buku)

X

4. Jumlah Penyerahan (dari Kode B.3. kolom "s.d. bulan ini" Formulir 1195 Masa Pajak akhir Tahun Buku)

Y

5. Pajak Masukan yang telah dikreditkan/tidak dipungut/ dibebaskan PM

6. Hasil penghitungan kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan/ tidak dipungut/dibebaskan

X PM ------ x ------ = ....................... T Y

c. Jumlah (a.4 + b.6)

KP.PPN 1.1.8-97

Page 29: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

NO. U R A I A N

PENGHITUNGAN KEMBALI PM

KODE RUMUS

UNSUR-UNSUR (Rp)

HASIL (Rp)

II. Penggunaan Barang Modal untuk kegiatan selain kegiatan usaha 1. Jenis Barang Modal : Bangunan

Barang Modal Lainnya

2. Masa Manfaat Bangunan : 10 Tahun Barang Modal : Barang Modal Lainnya : 5 Tahun

T

3. Persentase rata-rata penggunaan Barang Modal untuk kegiatan lain yang tidak terutang PPN dalam satu Tahun Pajak (rincian perhitungan agar dilampirkan) ......... %

P

4. Pajak Masukan yang telah dikreditkan/tidak dipungut/ dibebaskan PM

5. Hasil penghitungan kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan/ tidak dipungut/dibebaskan PM P x ----- = ............. T

III. Rekapitulasi : Jumlah hasil penghitungan kembali pajak Masukan yang telah dikreditkan/tidak dipungut/dibebaskan

1. Penjualan angka I.c seluruh Formulir 1195 L8 ini 2. Penjumlahan angka II.5 seluruh Formulir 1195 L8 ini 3. Jumlah (pindahkan ke Formulir 1195 L10 butir 1.7 kolom 3)

Tanda Tangan : ------------------------- Nama Jelas :

Page 30: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

HASIL PENGHITUNGAN PAJAK MASUKAN (PM)

YANG TELAH DIKREDITKAN/TIDAK DIPUNGUT/DIBEBASKAN

Tahun Buku 19.... (bulan ............. s.d. bulan ...............) Pembetulan ke - ............................................

FORMULIR

1195 L9

NAMA PKP : N.P.W.P :

N.P. P.K.P. :

Tanggal :

PERHATIAN : - DIBUAT UNTUK SATU MASA PAJAK - ANGKA DALAM RUPIAH PENUH (DIBULATKAN KE BAWAH) - HANYA DIISI OLEH PENGUSAHA/PABRIKAN YANG MENGHASILKAN BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH

Menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan PM Karena Memilih Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto

A. IDENTITAS PENGUSAHA KENA PAJAK NAMA PKP : N.P.W.P :

N.P. P.K.P. :

Tanggal :

B. EKSPOR DAN PENYERAHAN DALAM NEGERI KODE KOLOM

PEMBE-TULAN

(P)

DASAR PENGENAAN

PAJAK (DPP) (Rp) Bulan

ini s.d.

Bulan ini

1. Ekspor : 1.1. Dengan L/C B.1.1. 1.2. Tanpa L/C B.1.1. 1.3. Retur atas ekspor B.1.3. 1.4. Jumlah (1.1 + 1.2 - 1.3) B.1.4.

2. Penyerahan Dalam Negeri 2.1 Penyerahan kepada Pemungut PPN : 2.1.1. Dikenakan tarif 10% B.2.1.1 2.1.2. Dikenakan tarif 20% B.2.1.2 2.1.3. Dikenakan tarif 25% B.2.1.3 2.1.4. Dikenakan tarif 35% B.2.1.4 2.1.5. Dikenakan tarif ....... % B.2.1.5 2.1.6. Jumlah (2.1.1.+2.1.2.+2.1.3.+2.1.4.+2.1.5.) B.2.1.6 2.2. Penyerahan kepada pihak lain yang bukan Pemungut

PPN

2.2.1. Dikenakan tarif 10% B.2.2.1 2.2.2. Dikenakan tarif 20% B.2.2.2 2.2.3. Dikenakan tarif 25% B.2.2.3 2.2.4. Dikenakan tarif 35% B.2.2.4 2.2.5. Dikenakan tarif ....... % B.2.2.5 2.2.6. Jumlah (2.2.1.+2.2.2.+2.2.3.+2.2.4.+2.2.5.) B.2.2.6

3. Penyerahan yang PPn BM-nya Tidak Dipungut/Dibebaskan/ Ditanggung Pemerintah (DTP) B.3

4. Jumlah Penyerahan Dalam Negeri (2.1.6 + 2.2.6 + 3) B.4 5. Dikurangi Retur Penjualan B.5 6. Jumlah Ekspor dan Penyerahan Dalam Negeri (1.4. + 4 - 5) B.6

KP.PPN 1.1.9-97

Page 31: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

C. EKSPOR DAN PENYERAHAN DALAM NEGERI KODE KOLOM

PEMBE-TULAN

(P)

DASAR PENGENAAN

PAJAK (DPP) (Rp) Bulan

ini s.d.

Bulan ini

1. Dengan tarif 10% yaitu 10% x (jumlah kode B.2.1.1 + B.2.2.1) C.1 2. Dengan tarif 20% yaitu 20% x (jumlah kode B.2.1.2 + B.2.2.2) C.2 3. Dengan tarif 25% yaitu 25% x (jumlah kode B.2.1.3 + B.2.2.3) C.3 4. Dengan tarif 35% yaitu 35% x (jumlah kode B.2.1.4 + B.2.2.4) C.4 5. Dengan tarif ....% yaitu ....% x (jumlah kode B.2.1.5 + B.2.2.5) C.5 6. Jumlah (1 + 2 + 3 + 4 +5) C.6 7. Dikurangi PPn BM atas Retur Penjualan C.7 8. Dikurangi PPn BM yang dipungut oleh Pemungut PPN 8.1. SSP sudah diterima (terlampir) C.8.1 8.2. SSP belum diterima C.8.2

9. PPn BM yang harus disetor ( 6 - 7 - 8.1 - 8.2 ) Jumlah ini dipindahkan ke Formulir 1195 L10 butir II.24 C.9

D. PPn BM ATAS IMPOR DAN PEROLEHAN DALAM NEGERI

1. Dengan tarif 10% D.1 2. Dengan tarif 20% D.2 3. Dengan tarif 25% D.3 4. Dengan tarif 35% D.4 5. Dengan tarif ....% D.5 6. Jumlah (1 + 2 + 3 + 4 +5) D.6

E. PEMBETULAN (HANYA DIISI JIKA TERDAPAT PEMBETULAN)

Hasil Pembetulan : 1.

Kurang dibayar

E.1

2.

Lebih dibayar

E.2

Jumlah pada Kode E.1 telah dilunasi tanggal .................. F. LAMPIRAN

1. Surat Keterangan tersebut pada Kode B.3

2. Surat Kuasa Khusus tersebut pada Kode G.2

3. Lembar ke-3 Surat Setoran Pajak tersebut pada Kode C.8.1; Kode C.9; Kode E.1

4. Lembar ke-3 SSP yang diterima dalam bulan ini dari Kode C.8.2 SPT Masa Pajak Penjualan Atas Barang Mewah bulan-bulan yang lalu

sebanyak ..................... lembar = Rp.

G. PERNYATAAN

Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap, jelas, dan tidak bersyarat.

PERHATIAN : Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 9 Tahun 1994, apabila SPT Masa yang Saudara sampaikan tidak atau tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan dokumen yang ditetapkan, maka SPT Saudara dianggap tidak disampaikan.

................... Tgl ....................... 19...... Tanda tangan : Nama jelas :

1. PKP Cap perusahaan (jika ada)

2. Kuasa

H. DIISI OLEH DINAS

Diterima Dicatat Diedit Direkam Rik. Sederhana Rik. Lengkap Berkas (arsip)

1. Tepat waktu

2. Terlambat

KP.PPN 1.1.9-97

Page 32: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

LEMBAR PENGHITUNGAN DAN PEMINDAHAN DATA

Masa Pajak ......................................... 19.......

Pembetulan Masa Pajak ............... 19 ...... Ke- ........

FORMULIR

1195 L10

NAMA PKP : N.P.W.P :

N.P. P.K.P. :

Tanggal :

I. REKAPITULASI NILAI DATA FORMULIR 1195 L1 S.D. L8 Dalam rekapitulasi nilai data ini, DPP, kecuali untuk transaksi ekspor, diperoleh dari nilai PPN dikalikan 10

1. F.1195 L1 (.......... lembar Rincian Data) (Rp) DPP Ekspor dengan L/C DPP Ekspor tanpa L/C

1 2

RUANG UNTUK DINAS

2. F.1195 L2 (........... lembar Rincian Data) (Rp)

PPN/ DPP

Kepada Pemungut SSP telah diterima SSP belum diterima

Penyerahan JKP/BKP Selain aktiva Psl 16D Aktiva Pasal 16D Penyerahan JKP/BKP

Selain aktiva Psl 16D Aktiva Pasal 16D

1 2 3 4 5 PPN DPP

lanjutan F 1195 L2 (Rp) 3. F.1195 L2 (............. lembar Rincian Data) (Rp)

PPN/ DPP

Kepada Bukan Pemungut Penyerahan JKP/BKP

Selain aktiva Pasal 16D

Aktiva Pasal 16D

6 7 PPN DPP

PPN/ DPP

Pengurang Pajak Keluaran Dari PKP Dari non PKP

1 2 3 PPN DPP

4. F.1195 L4 (............ lembar Rincian Data) (Rp)

PPN/ DPP

Masa Pajak Sama SSP belum diterima Dikreditkan Tidak dapat dikreditkan Dikreditkan Tidak dapat dikreditkan

1 2 3 4 5 PPN DPP

5. F.1195 L5 (.............. lembar Rincian Data) (Rp)

PPN/ DPP

Masa Pajak Sama SSP belum diterima Dikreditkan Tidak dapat dikreditkan Dikreditkan Tidak dapat dikreditkan

1 2 3 4 5 PPN DPP

6. F.1195 L6 (........... lembar Rincian Data) (Rp) 7. F.1195 L7 (.......... lembar Rincian Data) dan

PPN/ DPP

Pengurang Pajak Masukan Sebelum retur

Tidak dikreditkan Tidak dapat dikreditkan

1 2 3 PPN DPP

F.1195 L8 (............. lembar Rincian Data) (Rp)

PPN/ DPP

Pembayaran Pendahuluan Oleh

Bapeksta Keuangan

Hasil Penghitungan PM yang harus

dibayar kembali 1 2 3

PPN DPP

Page 33: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

II. PEMINDAHAN NILAI DATA KE FORMULIR 1195

No. Nama / jenis data Asal data Nilai dan tujuan data 1. Nilai Ekspor a. Dengan L/C butir I.1. kolom 1 Rp

Dipindahkan ke Form 1195 kode B.1.1.1

b. Tanpa L/C butir I.1. kolom 2 Rp Dipindahkan ke Form 1195 kode B.1.1.2

c. Retur atas ekspor langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp Dipindahkan ke Form 1195 kode B.1.1.3

2. Nilai Penyerahan Yang PPN-nya Tidak Dipungut Total nilai penyerahan yang PPN-nya tidak dipungut langsung dari buku/

catatan perusahaan

Rp Dipindahkan ke Form 1195 kode B.1.2.1

3. Nilai Penyerahan Yang PPN-nya Dibebaskan/ Ditanggung Pemerintah

Total nilai penyerahan yang PPN-nya Dibebaskan/ Ditanggung Pemerintah

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp Dipindahkan ke Form 1195 kode B.1.2.2

4. Retur atas penyerahan yang tidak dipungut, dibebaskan/ ditanggung Pemerintah (DTP)

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp. Dipindahkan ke Form. 1195 kode B.1.2.3

5. Nilai Penyerahan Kepala Pemungut PPN a. Nilai DPP dari Faktur Pajak Standar dengan SSP

butir I.2 kolom 2 Rp

b. Nilai DPP dari Faktur Pajak Standar dengan SSP (Pasal 16D)

butir I.2 kolom 3 Rp

c. Nilai DPP dari Faktur Pajak Standar tanpa SSP

butir I.2 kolom 4 Rp

d. Nilai DPP dari Faktur Pajak Standar tanpa SSP (Pasal 16D)

butir I.2 kolom 5 Rp +/+

e. Jumlah a + b + c + d

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode B.1.3.1

6. Nilai Penyerahan Kepada Bukan Pemungut PPN a. Nilai DPP dari Faktur Pajak Standar

butir I.2 kolom 6 Rp

b. Nilai DPP dari Faktur Pajak Sederhana

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp +/+

c. Jumlah

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode B.1.3.2

7. Pemakaian Sendiri/Pemberian Cuma-cuma Total nilai penyerahan untuk pemakaian

sendiri/pemberian cuma-cuma langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode B.1.3.3

8. Penyerahan dengan Tarif Efektif Diisi oleh PKP Khusus

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode B.1.3.5

9. Retur Penjualan Dari Penyerahan Yang Terutang PPN

a. Nilai DPP dari Nota Retur yang diterima dari PKP

butir I.3 kolom 2 Rp

b. Nilai DPP dari Nota Retur yang diterima dari non PKP

butir I.3 kolom 3 Rp +/+

c. Jumlah

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode B.1.3.6

10. Penyerahan Yang Tidak Terutang PPN a. Penyerahan seluruhnya yang tidak terutang PPN

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode B.2.1

b. Retur penjualan atas penyerahan yang tidak terutang PPN

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode B.2.2

c. Penyerahan yang tidak terutang PPN (a - b)

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode B.2.3

Page 34: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

11. Pengurangan Pajak Keluaran karena telah

dipungut oleh Pemungut PPN

a. SSP telah diterima (terlampir) - Nilai PPN dari Faktur Pajak Standar butir I.2 kolom 2 Rp - Nilai PPN dari Faktur Pajak Standar (Pasal 16D) butir I.2 kolom 3 Rp

+/+ - Jumlah Rp

Dipindahkan ke Form. 1195 kode B.4.1.1

b. SSP belum diterima - Nilai PPN dari Faktur Pajak Standar butir I.2 kolom 4 Rp - Nilai PPN dari Faktur Pajak Standar (Pasal 16D) butir I.2 kolom 5 Rp

+/+ - Jumlah Rp

Dipindahkan ke Form. 1195 kode B.4.1.2

12. PPN yang disetor dimuka dalam Masa Pajak yang sama

Diisi oleh PKP Khusus sesuai total nilai PPN yang disetor dimuka dalam Masa Pajak yang sama

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode B.4.2

13. Pajak Masukan (PM) Atas Impor/Pemanfaatan JKP Dari Luar Daerah Pabean/Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud Dari Daerah Pabean Yang Dapat Dikreditkan Pada Masa Pajak Yang Sama

Nilai PPN dari SSP butir I.4 kolom 2 Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode D.1.1

14. Pajak Masukan Atas Pembelian Dalam Negeri Yang Dapat Dikreditkan Pada Masa Pajak Yang Sama

Nilai PPN dari Faktur Pajak Standar butir I.5 kolom 2 Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode D.1.2

15. Pajak Masukan Atas Impor / Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean / Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud Dari Luar Daerah Pabean Yang Dapat Dikreditkan Pada Masa Pajak Yang Tidak Sama

Nilai PPN dari SSP butir I.4 kolom 4 Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode D.1.3.1

16. Pajak Masukan Atas Pembelian Dalam Negeri Yang Dapat Dikreditkan Pada Masa Pajak Yang Tidak Sama

Nilai PPN dari Faktur Pajak Standar butir I.5 kolom 4 Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode D.1.3.2

17. Retur Pembelian Dari Penyerahan Yang Terutang PPN

Nilai PPN dari Nota Retur yang dikirim butir I.6 kolom 2 Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode D.1.4

18. Pajak Masukan yang menggunakan Pedoman Pengkreditan PM karena Memilih Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode D.2

19. Pembayaran Pendahuluan Dari Bapeksta Keuangan

Nilai PPN dari Faktur Pajak/SSP/PIB butir I.7 kolom 2 Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode D.4.1

20. Penghitungan Kembali Pajak Masukan Yang Telah Dikredtikan/Tidak Dipungut/Dibebaskan

Nilai PPN butir I.7 kolom 3 Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode D.4.2

Page 35: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

21. Pajak Masukan Yang Tidak Dapat Dikreditkan a. Nilai PPN dari SSP Masa Pajak yang sama

butir I.4 kolom 3 Rp

b. Nilai PPN dari SSP Masa Pajak tidak sama

butir I.4 kolom 5 Rp

c. Nilai PPN dari Faktur Pajak Standar Masa Pajak yang sama

butir I.5 kolom 3 Rp

d. Nilai PPN dari Faktur Pajak Standar Masa Pajak tidak sama

butir I.5 kolom 5 Rp

e. PM dengan bukti Faktur Pajak Sederhana

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp +/+

f. Jumlah a + b + c + d + e

Rp

g. Nilai PPN dari Nota Retur yang dikirim

butir I.6 kolom 3 Rp

h. PM atas Nota Retur pembelian dengan Faktur Pajak Sederhana

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp +/+

i. Jumlah g + h

Rp

j. Hasil pengurangan f - i

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode F

22. Kegiatan Membangun Sendiri Nilai DPP langsung dari buku/

catatan perusahaan

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode I.1.1

23. Pengalihan Aktiva Pasal 16D kepada bukan Pemungut PPN

a. Nilai DPP pengalihan aktiva Pasal 16D kepada bukan Pemungut dengan Faktur Pajak Standar

butir I.2 kolom 7 Rp

b. Nilai DPP pengalihan aktiva Pasal 16D kepada bukan Pemungut dengan Faktur Pajak Sederhana

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp +/+

c. Jumlah a + b

Rp Dipindahkan ke Form 1195 kode I.2 kolom DPP

24. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Form 1195 I.9 kode C.9

Rp Dipindahkan ke Form. 1195 kode I.3

25. Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Dari Pembelian Yang PPN-nya Tidak Dipungut dan Ditanggung Pemerintah Karena Fasilitas

a. DPP dari pembelian yang PPN-nya tidak dipungut

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp

b. DPP dari pembelian yang PPN-nya ditanggung Pemerintah

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp +/+

c. Jumlah a + b

Rp

d. Retur Pembelian yang PPN-nya DTP/TDP

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp +/+

e. Hasil pengurangan c - d

Rp Jumlah ini cukup dicantumkan pada Form 1195 L10 ini saja

26. Total Nilai DPP pengalihan aktiva Pasal 16D : a. Kepada Pemungut PPN

a.1 Nilai DPP - SSP sudah diterima

butir I.2 kolom 3 Rp

a.2 Nilai DPP - SSP belum diterima

butir I.2 kolom 5 Rp

b. Kepada Bukan Pemungut PPN

b.1 Nilai DPP - dengan bukti pendukung Faktur Pajak Standar

butir I.2 kolom 7 Rp

b.2. Nilai DPP - dengan bukti pendukung Faktur Pajak Sederhana

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp +/+

Jumlah Rp Jumlah ini cukup dicantumkan pada Form 1195 L10 ini saja

Page 36: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

27. Total Retur Penjualan Atas Penyerahan Yang

Terutang PPN

a. Dengan Nota Retur dari PKP

butir I.3 kolom 2 Rp

b. Dengan Nota Retur dari Non PKP

butir I.3 kolom 3 Rp

c. Tanpa Nota Retur

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp

d. Retur atas ekspor

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp +/+

e. Retur atas penyerahan yang tidak dipungut/ dibebaskan/ ditanggung Pemerintah

langsung dari buku/ catatan perusahaan

Rp

Jumlah Rp Jumlah ini cukup dicantumkan pada Form 1195 L10 ini saja

Tanda Tangan : Nama Jelas :

Page 37: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PETUNJUK UMUM PENGISIAN SPT MASA PPN BAGI PKP-PKP KHUSUS

FORMULIR

1195 P

KHUSUS

1.

INDUSTRI REKAMAN SUARA Bagi PKP Industri Rekaman Suara, selain mengisi Formulir 1195 juga harus mengisi dan melaporkan Formulir 1195 L4, Formulir 1195 L5, Formulir 1195 L6, dan Formulir 1195 L10, sepanjang terdapat transaksi-transaksi yang berkaitan dengan formulir-formulir tersebut. Untuk mempermudah pengisian SPT Masa PPN beserta lampiran-lampirannya, diberikan contoh sebagai berikut : PKP membayar PPN sebesar Rp.40 juta (sebanyak 100 ribu keping @ Rp.400) pada saat penebusan sticker kaset rekaman suara (kaset isi) dalam bulan Januari 1995. Penyerahan kaset isi dalam bulan Januari 1995 = Rp.20 juta. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan pada Masa Pajak yang sama adalah = Rp. 10 juta (Pajak Masukan Impor = Rp. 6 juta, Pajak Masukan Dalam Negeri = Rp. 4 juta), Pajak Keluaran PKP Industri Rekaman Suara pada suatu Masa Pajak sama dengan PPN yang dibayar pada saat penebusan sticker kaset dalam Masa Pajak yang sama. Pengisian SPT Masa PPN bulan Januari 1995 bagi PKP Industri Rekaman Suara tersebut di atas sebagai berikut : Pajak Keluaran = Rp.40 juta (diisikan ke Formulir 1195 Kode C.1.1) PPN yang disetor di muka dalam Masa Pajak yang sama = Rp.40 juta (diisikan ke Formulir 1195 L10 butir II angka 12) Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri = NIHIL (diisikan ke Formulir 1195 Kode C.5) Pajak Masukan yang dapat dikreditkan pada Masa Pajak yang sama - Pajak Masukan impor = Rp. 6 juta (diisikan ke Formulir 1195 L10 butir II angka 13) - Pajak Masukan Dalam Negeri = Rp. 4 juta (diisikan ke Formulir 1195 L10 butir II angka 14) Pajak yang Lebih dibayar = Rp.10 juta (diisikan ke Formulir 1195 Kode E.2) Penyerahan dengan Tarif Efektif agar diisi dengan = Rp400 juta (diisikan ke Formulir 1195 L10 butir II angka 8) 100/10 x Rp.40 juta (penyerahan sebesar Rp. 20 juta tidak diperhatikan)

2.

PENYALUR GULA PASIR BULOG Bagi PKP Penyalur Gula Pasir BULOG, selain mengisi Formulir 1195 juga harus mengisi dan melaporkan 1195 L4, Formulir 1195 L5, Formulir 1195 L6 (hanya pada kolom "tidak dapat dikreditkan"), dan juga Formulir 1195 L10 sepanjang terdapat transaksi-transaksi yang berkaitan dengan formulir-formulir tersebut. Untuk mempermudah pengisian SPT Masa PPN beserta lampiran-lampirannya, diberikan contoh sebagai berikut : Dalam bulan Januari 1995, penyalur gula pasir BULOG melakukan kegiatan sebagai berikut : - Membeli gula pasir dari BULOG jenis SHS IA/IB/IC/Standar sebanyak 1000 kuintal dengan harga per kuintal Rp.98.710,63. Sesuai dengan perjanjian kerjasama antara Ditjen Pajak, BULOG dan GAPEGTI, Penyalur pada saat membeli gula pasir dari BULOG dengan menebus DO/Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) harus membayar PPN Pabrikan, PPN Penyalur dan PPN Grosir setiap kuintal sebesar : PPN Pabrikan = Rp 8.236,80 PPN Penyalur = Rp 1.900,00 + Sub Jumlah = Rp 10.136,80 PPN Grosir = Rp 470,00 + Jumlah = Rp 10.606,80 - Menjual gula pasir sebanyak 500 kuintal dengan harga Rp.105.000,00 per kuintal. - Pajak Masukan yang dibayar untuk biaya distribusi sebesar Rp.1.500.000,00 Pengisian SPT Masa PPN penyalur bulan Januari 1995 sebagai berikut : Pajak Keluaran (1.000 x Rp 10.136,80) = Rp10.136.800,00 (diisikan ke Formulir 1195 Kode C.1.1) PPN yang disetor di muka dalam Masa Pajak = Rp 1.900.000,00 (diisikan ke Formulir 1195 L10 butir II.12) yang sama (1.000 x Rp 1.900,00) Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri = Rp 8.236.800,00 (diisikan ke Formulir 1195 Kode C.5) Pajak Masukan Dalam Negeri pada masa Pajak = Rp 8.236.800,00 (diisikan ke Formulir 1195 L10 butir II.14) sama (1.000 x Rp 8.236,80) Pajak yang Kurang dibayar = N I H I L (diisikan ke Formulir 1195 Kode E.1) Penyerahan kepada pihak lain yang bukan Pemungut PPN agar diisi dengan 100/10xRp10.136.800,00 = Rp101.368.000,00 (diisikan ke Formulir 1195 L10 butir II.14) CATATAN : 1. Pajak Keluaran Penyalur pada suatu Masa Pajak adalah sama dengan jumlah PPN Pabrikan yang tercantum pada DO/SPPB ditambah PPN Penyalur yang tercantum pada SSP Penyalur yaitu : 1.000 x (Rp 8.236,80) + 1.000 x (Rp 1.900,00) = Rp 10.136.800,00 2. Penyerahan sebanyak 500 kuintal dengan harga Rp 105.000,00 per kuintal tidak diperhatikan. 3. Pajak Masukan yang dibayar untuk biaya distribusi sebesar Rp 1.500.000,00 tidak dapat dikreditkan lagi, karena dengan Perjanjian Kerjasama antara Ditjen Pajak, BULOG dan GAPEGTI, Pajak Masukan tersebut dianggap sudah dikreditkan.

Page 38: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

3. GROSIR GULA PASIR BULOG

Bagi PKP Grosir Gula Pasir BULOG, selain mengisi Formulir 1195 juga harus mengisi dan melaporkan Formulir 1195 L4, Formulir 1195 L5, Formulir 1195 L6 (hanya pada kolom "tidak dapat dikreditkan"), dan juga Formulir 1195 L10 sepanjang terdapat transaksi-transaksi yang berkaitan dengan formulir-formulir tersebut. Untuk mempermudah pengisian SPT Masa PPN beserta lampiran-lampirannya, diberikan contoh sebagai berikut : Dalam bulan Januari 1995, Grosir gula pasir BULOG melakukan kegiatan sebagai berikut : - Membeli gula pasir dari Penyalur sebanyak 500 kuintal dengan harga per kuintal Rp101.368,00. Sesuai dengan Perjanjian Kerjasama antara Ditjen Pajak, BULOG dan GAPEGTI, PPN Grosir yang harus dibayar oleh Penyalur pada saat penebusan DO/SPPB sebesar Rp470,00 per kuintal. Jadi Pajak Keluaran Grosir gula pasir sebesar Rp10.136,80 + Rp470,00 = Rp10.606,80. Perincian sebagai berikut : PPN Pabrikan = Rp 8.236,80 PPN Penyalur = Rp 1.900,00 + Sub Jumlah = Rp 10.136,80 PPN Grosir = Rp 470,00 + Jumlah = Rp 10.606,80 - Menjual gula pasir sebanyak 100 kuintal dengan harga Rp 110.000,00 per kuintal. - Pajak Masukan yang dibayar untuk biaya distribusi sebesar Rp100.000,00. Pengisian SPT Masa PPN Grosir bulan Januari 1995 sebagai berikut : Pajak Keluaran ; (500 x Rp10.606,80) = Rp 5.303.400,00 (diisikan ke Formulir 1195 Kode C.1.1) PPN yang disetor di muka dalam Masa Pajak = Rp 235.000,00 (diisikan ke Formulir 1195 L10 butir II.12) yang sama : (500 x Rp 470,00) Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri = Rp 5.068.400,00 (diisikan ke Formulir 1195 Kode C.5) Pajak Masukan Dalam Negeri pada Masa Pajak = Rp 5.068.400,00 (diisikan ke Formulir 1195 L10 butir II.14) yang sama Pajak yang Kurang dibayar = N I H I L (diisikan ke Formulir 1195 Kode E.1) Penyerahan kepada pihak lain yang bukan = Rp 53.034.000,00 (diisikan ke Formulir 1195 L10 butir II.5) Pemungut PPN agar diisi dengan 100/10 x Rp5.303.400,00 CATATAN : 1. Pajak Keluaran Grosir pada suatu Masa Pajak adalah sama dengan jumlah PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak yang diterbitkan oleh Penyalur ditambah PPN Grosir. (500 x (Rp10.136,80) + 500 (Rp470,00) = Rp5.303.400,00 2. Penyerahan sebanyak 100 kuintal dengan harga Rp110.000,00 per kuintal tidak dapat diperhatikan. 3. Pajak Masukan yang dibayar untuk biaya distribusi sebesar Rp100.000,00 tidak dapat dikreditkan lagi, karena dengan perjanjian Kerjasama antara Ditjen Pajak, BULOG dan GAPEGTI, Pajak Masukan tersebut dianggap sudah dikreditkan.

4.

PENYALUR/GROSIR TEPUNG TERIGU BULOG Pengisian SPT Masa PPN bagi Penyalur/Grosir tepung terigu BULOG sama dengan contoh nomor 2 dan 3 di atas, PPN Pabrikan, PPN Penyalur dan PPN Grosir harus disetor oleh Penyalur pada saat penebusan PRINLOG (Perintah Logistik).

5.

PABRIKAN TEMBAKAU (ROKOK) Bagi PKP Pabrikan Tembakau (Rokok), selain mengisi Formulir 1195 juga harus mengisi dan melaporkan Formulir 1195 L4, Formulir 1195 L5, Formulir 1195 L6, dan Formulir 1195 L10, sepanjang terdapat transaksi-transaksi yang berkaitan dengan formulir-formulir tersebut. Untuk mempermudah pengisian SPT Masa PPN beserta lampiran-lampirannya, diberikan contoh sebagai berikut : Pabrikan tembakau (rokok) dalam bulan Januari 1995 melakukan kegiatan sebagai berikut : - Menebus pita cukai pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan nilai PPN sebesar Rp1 milyar pada tanggal 27 Januari 1995. - Kelebihan PPN bulan Desember 1994 berdasarkan SPT Masa bulan Desember 1994 yang telah dilaporkan pada tanggal 20 Januari 1995 sebesar Rp100 juta. - PPN yang harus dibayar pada saat penebusan pita cukai sebesar Rp 1 milyar - Rp 100 juta = Rp 900 juta. - Menjual hasil produksi rokok sebesar Rp 9,5 milyar selama Masa Pajak yang sama adalah : - Pajak Masukan Impor sebesar Rp 100 juta - Pajak Masukan Dalam Negeri sebesar Rp 500 juta Pengisian SPT Masa PPN bulan Januari 1995 sebagai berikut : Pajak Keluaran = Rp 1.000.000.000,00 (diiisikan ke Formulir 1195 Kode C.1.2) Pajak yang disetor di muka dalam = Rp 900.000.000,00 (diiisikan ke Formulir 1195 L10 butir II Masa Pajak yang sama angka 12 Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri = Rp 100.000.000,00 (diiisikan ke Formulir 1195 Kode C.5) Pajak Masukan yang dapat dikreditkan pada Masa Pajak yang sama : - Pajak Masukan Impor = Rp 100.000.000,00 (diiisikan ke Formulir 1195 L10 butir II angka 13) - Pajak Masukan Dalam Negeri = Rp 500.000.000,00 (diiisikan ke Formulir 1195 L10 butir II angka 14) Kompensasi Kelebihan PPN bulan lalu = Rp 100.000.000,00 (diiisikan ke Formulir 1195 Kode D.3) Jumlah Pajak yang dapat diperhitungkan = Rp 700.000.000,00 (diiisikan ke Formulir 1195 Kode D.5) Pajak yang lebih dibayar = Rp 600.000.000,00 (diiisikan ke Formulir 1195 Kode E.2) Penyerahan dengan Tarif Efektif diisi dengan : 100/8,2 x Rp 1.000.000.000,00 = Rp 12.195.121.951,00 (diiisikan ke Formulir 1195 L10 butir II angka 8) CATATAN : 1. Penjual rokok sebesar Rp 9,5 milyar tidak diperhatikan karena kode B.1.3.5 diisi sesuai dengan penyerahan yang dihitung berdasarkan nilai PPN atas penebusan pita cukai. 2. PPN yang disetor di muka dalam Masa Pajak yang sama dihitung dari Rp 1 milyar - Rp 100 juta (kompensasi kelebihan PPN bulan lalu) = Rp900 juta. 3. Kelebihan PPN bulan Januari 1995 sebesar Rp 600 juta yang dilaporkan dalam SPT Masa Januari 1995 dapat

Page 39: PETUNJUK UMUM PENGISIAN FORMULIR FORMULIR SURAT ... · kode cabang seperti tercantum pada kartu NPWP. "Nomor Pengukuhan PKP (NPPKP)" dan "Tanggal" diisi dengan nomor pengukuhan dan

 

www.peraturanpajak.com [email protected]

diperhitungkan dengan PPN yang harus dibayar pada saat penebusan pita cukai bulan Pebruari 1995 atau bulan berikutnya.

6. PENGUSAHA JASA BIRO PERJALANAN DAN/ATAU JASA PENGIRIMAN PAKET Bagi PKP Pengusaha Jasa Biro Perjalanan dan/atau Jasa Pengiriman Paket, selain mengisi Formulir 1195 juga harus mengisi dan melaporkan Formulir 1195 L4, Formulir 1195 L5, Formulir 1195 L6, dan Formulir 1195 L10, sepanjang terdapat transaksi-transaksi yang berkaitan dengan formulir-formulir tersebut. Untuk mempermudah pengisian SPT Masa PPN beserta lampiran-lampirannya, diberikan contoh sebagai berikut : Dalam bulan Januari 1995 melakukan kegiatan sebagai berikut : - Paket wisata, dengan jumlah tagihan sebesar Rp 100 juta. - Penjualan tiket dari beberapa maskapai penerbangan dengan jumlah tagihan sebesar Rp 25 juta. - Membeli komputer untuk keperluan pelayanan penjualan dengan membayar Pajak Masukan sebesar Rp 400 ribu. Pengisian SPT Masa PPN bulan Januari 1995 sebagai berikut : Pajak Keluaran = Rp 1.250.000,00 (diiisikan ke Formulir 1195 Kode C.1.2) 10% x 10% (Rp 100 juta + Rp 25 juta) Pajak yang dapat diperhitungkan (tidak perlu diisi sesuai KMK.642/KMK.04/1994) = Rp - (lihat catatan) Pajak yang kurang dibayar = Rp 1.250.000,00 (diiisikan ke Formulir 1195 Kode E.1) CATATAN : PPN yang dibayar sebesar Rp 400 ribu atas pembelian komputer tida dapat dikreditkan karena dalam Nilai Lain (10% dari jumlah tagihan) telah diperhitungkan Pajak Masukan atas pembelian/perolehan BKP dan/atau JKP dari PKP Jasa Biro Perjalanan/Pariwisata.

7.

PABRIKAN DAN TOKO EMAS PERHIASAN Bagi PKP Pabrikan dan Toko Emas Perhiasan, selain mengisi Formulir 1195, juga harus mengisi dan melaporkan Formulir 1195 L4, Formulir 1195 L5, Formulir 1195 L6, dan Formulir 1195 L10, sepanjang terdapat transaksi-transaksi yang berkaitan dengan formulir-formulir tersebut. Adapun besarnya Pajak Keluaran dihitung dari 10% x harga jugal emas perhiasan, dan langsung diisikan ke Formulir 1195 kode B.1.3.2. Sedangkan besarnya Pajak Masukan dihitung dari 10% x persentase kandungan emas murni (karat) x berat emas perhiasan yang terjual x harga jual emas murni/batangan (24 karat)/gram dan diisikan langsung ke Formulir 1195 D1.2. Dalam hal terdapat penyusutan emas batangan dalam pembuatan emas perhiasan, maka atas penyusutan tersebut tidak dapat dibebankan sebagai biaya, namun dapat menambah jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dihitung dari 10% x 100/97 x persentase kandungan emas murni (karat) x berat emas perhiasan yang terjual x harga jual emas murni/batangan/gram.

8.

PENYERAHAN JASA ANJAK PIUTANG Bagi PKP yang melakukan penyerahan jasa anjak piutang, selain mengisi Formulir 1195, juga harus mengisi dan melaporkan Formulir 1195 L4, Formulir 1195 L5, Formulir 1195 L6, dan Formulir 1195 L10, sepanjang terdapat transaksi-transaksi yang berkaitan dengan formulir-formulir tersebut. Adapun besarnya Pajak Keluaran adalah 10% x 5% x jumlah seluruh penyerahan yang diterima berupa service charge, provisi, dan diskon.

9.

PENGUSAHA YANG MENGGUNAKAN PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN (PM) KARENA MEMILIH MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETTO Bagi PKP yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan PM karena memilih menggunakan norma penghitungan penghasilan netto. yang wajib diisi dan dilaporkan hanya Formulir 1195 dan Formulir 1195 L10 khususnya butir II angka 8 dan angka 18.

KP.PPN 1.1.12-97