petunjuk teknis pengawasan pengelolaan · pdf filepetunjuk teknis pengawasan pengelolaan benda...

Download PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENGELOLAAN · PDF filepetunjuk teknis pengawasan pengelolaan benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam keputusan direktur jenderal pengawasan sumber

If you can't read please download the document

Upload: lenhi

Post on 07-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENGELOLAAN BENDA BERHARGA

    ASAL MUATAN KAPAL YANG TENGGELAM

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

    NOMOR : KEP.56/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

    PENGAWASAN PENGELOLAAN BENDA BERHARGA ASAL MUATAN KAPAL YANG TENGGELAM

    DIREKTORAT PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA

    KELAUTAN DAN PERIKANAN

  • KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA

    KELAUTAN DAN PERIKANAN

    NOMOR : KEP. 56/DJ-PSDKP/2011

    TENTANG

    PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENGELOLAAN BENDA BERHARGA ASAL MUATAN

    KAPAL YANG TENGGELAM

    DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

    Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung tugas pengawasan pengelolaan

    benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam agar berdaya guna dan berhasil guna, dipandang perlu adanya petunjuk teknis pengawasan pengelolaan benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam;

    b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal tentang Petunjuk Teknis Pengawasan Pengelolaan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Yang Tenggelam.

    Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Yang Tenggelam;

    2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

    3. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 39 Tahun 2000 tentang Ketentuan Teknis Perizinan Survei dan Perizinan Pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam;

    4. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan;

    5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:PER.15/MEN/2010 Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN

    SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENGELOLAAN BENDA BERHARGA ASAL MUATAN KAPAL YANG TENGGELAM

  • PERTAMA : Petunjuk Teknis Pengawasan Pengelolaan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Yang Tenggelam adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

    KEDUA : Petunjuk Teknis Pengawasan Pengelolaan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Yang Tenggelam sebagaimana dimaksud diktum PERTAMA digunakan sebagai acuan oleh Pengawas dalam melaksanakan pengawasan pengelolaan benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam.

    KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 23 Februari 2011

    Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya

    Kelautan dan Perikanan

    Syahrin Abdurrahman, SE

  • Lampiran I : Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Nomor: 56/DJ-PSDKP/2011 Tentang Petunjuk Teknis Pengawasan Pengelolaan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    a. BMKT sebagai salah satu kekayaan sumberdaya kelautan merupakan aset milik

    negara yang harus dikelola dengan baik dan benar mulai dari survei, pengangkatan

    hingga pemanfaatannya. BMKT memiliki prospek dimasa mendatang untuk

    dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan negara yang dapat

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

    b. Agar pengelolaan BMKT mulai dari survei, pengangkatan hingga pemanfaatannya

    dapat dilakukan secara baik dan benar, serta menghindari terjadinya penyimpangan-

    penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat, maka perlu dilakukan

    pengawasan terhadap kegiatan pengelolaan BMKT;

    c. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dan dalam rangka keseragaman pola pikir dan

    pola tindak bagi pengawas dalam pengawasan pengelolaan BMKT, perlu petunjuk

    teknis pengawasan pengelolaan BMKT.

    1.2. Maksud dan Tujuan

    a. Maksud ditetapkannya Petunjuk Teknis ini adalah sebagai acuan bagi Pengawas

    BMKT dalam melaksanakan tugas pengawasan pengelolaan BMKT.

    b. Tujuaan disusunnya Petunjuk Teknis ini adalah agar pelaksanaan pengawasan

    pengelolaan BMKT dapat terlaksana secara tertib dan bertanggung jawab.

    1.3. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pengawasan Pengelolaan BMKT meliputi:

    1. Pengawasan administrasi merupakan pengawasan yang terkait dengan kelengkapan

    dokumen serta sarana dan prasarana;

    2. Pengawasan teknis merupakan pengawasan yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan

    survei, pengangkatan, atau pemanfaatan BMKT;

    3. Pengawasan melalui gelar operasi di laut.

  • 1.4. Pengertian

    1. Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam, yang selanjutnya disebut

    BMKT adalah benda berharga yang memiliki nilai sejarah, budaya, ilmu

    pengetahuan, dan ekonomi yang tenggelam di wilayah perairan Indonesia, zona

    ekonomi eksklusif Indonesia, dan landas kontinen Indonesia, paling singkat

    berumur 50 (lima puluh) tahun.

    2. Pengelolaan BMKT adalah kegiatan survei, pengangkatan, dan pemanfaatan.

    3. Survei adalah kegiatan mencari dan mengidentifikasi keberadaan dan potensi

    BMKT.

    4. Pengangkatan adalah kegiatan mengangkat dari bawah air, memindahkan,

    menyimpan, inventarisasi, dan konservasi BMKT dari lokasi asal penemuan ke

    tempat penyimpanannya.

    5. Pemanfaatan adalah kegiatan yang meliputi penjualan kepada pihak ketiga dan

    pemanfaatan lain untuk Pemerintah.

    6. Penyimpanan adalah kegiatan pengamanan yang bertujuan untuk mempertahankan

    kondisi fisik BMKT hasil pengangkatan.

    7. Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan BMKT hasil pengangkatan dari lokasi

    pengangkatan ke tempat penyimpanan sementara hingga ke tempat penyimpanan

    akhir.

    8. Pengawasan survei BMKT adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh pengawas untuk

    mengetahui tingkat ketaatan pelaksanaan survei BMKT terhadap peraturan

    perundang-undangan di bidang BMKT.

    9. Pengawasan pengangkatan BMKT adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengawas

    untuk mengetahui tingkat ketaatan pelaksanaan pengangkatan BMKT terhadap

    peraturan perundang-undangan di bidang BMKT.

    10. Pengawasan paska survei adalah pengawasan yang dilakukan paska survei hingga

    menjelang pengangkatan BMKT.

    11. Scuba adalah alat bantu pernafasan yang diperlukan penyelam untuk bernafas

    selama penyelaman.

    12. Chamber adalah ruang bertekanan tinggi yang digunakan dalam pengobatan dimana

    pasien bernafas dengan oksigen 100 % dibawah tekanan permukaan laut ( > 1 ata,

    atmosfir absolute).

    13. Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida

    mampu mampat yaitu gas atau udara untuk diisikan ke dalam tabung.

    14. Air lift adalah alat mekanik dengan fungsi untuk membersihkan lumpur atau pasir

    yang menutupi BMKT.

  • BAB II

    LOKASI DAN OBJEK PENGAWASAN

    2.1. Lokasi Pengawasan

    Kegiatan pengawasan pengelolaan BMKT dilaksanakan pada lokasi-lokasi sebagai

    berikut:

    a. Kapal survei BMKT;

    b. Lokasi BMKT yang telah disurvei;

    c. Kapal pengangkat BMKT;

    d. Kapal pengangkut BMKT;

    e. Tempat penyimpanan BMKT;

    f. Tempat konservasi BMKT;

    g. Tempat pemanfaatan BMKT;

    h. Lokasi lain yang memiliki potensi BMKT.

    Pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf a s/d g, pelaksanaanya berada dan di

    bawah koordinasi Pannas BMKT, sedangkan pengawasan sebagaimana dimaskud pada

    huruf h dilakukan oleh Ditjen PSDKP yang dalam pelaksanaanya dapat dilakukan

    secara mandiri maupun secara terpadu dengan melibatkan instansi terkait.

    2.2. Obyek Pengawasan

    Obyek pengawasan BMKT meliputi:

    a. Kegiatan survei BMKT;

    b. Kegiatan pengangkatan BMKT;

    c. Kegaitan pengangkutan BMKT;

    d. Kegiatan di tempat penyimpanan BMKT;

    e. Kegiatan konservasi BMKT;

    f. Kegiatan pemanfaatan BMKT;

    g. Kegiatan pemanfaatan BMKT lainnya yang tidak berijin (ilegal).

  • BAB III

    PETUGAS PENGAWAS

    3.1. Pengawasan

    a. Survei

    Apabila lokasi survei berada di wilayah laut kewenangan daerah, pengawasannya

    dilakukan oleh Tim Pengawas yang meliputi:

    1). Pengawas dari Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah;

    2). Seorang ahli arkeologi bawah air atau memiliki keahlian relevan;

    3). Aparat TNI AL dan atau Kepolisian Republik Indonesia.

    Apabila lokasi survei berada di wilayah laut di luar kewenangan daerah,

    pengawasannya dilakukan oleh Tim Pengawas yang meliputi:

    1). Pengawas dari Ditjen PSDKP;

    2). Seorang ahli arkeologi bawah air atau memiliki keahlian relevan;

    3). Aparat TNI AL atau Kepolisian Republik Indonesia.

    Dalam hal Pemerintah Daerah belum ada tenaga pengawas dan/atau belum dapat

    melaksanakan pengawasan suvei, pengawasannya dapat dilakukan oleh Pengawas

    dari Ditjen PSDKP.

    b. Pengangkatan

    Apabila lokasi pengangkatan berada di wilayah laut kewenangan daerah,

    pengawasannya dilakukan oleh Tim Pengawas yang meliputi:

    1). Pengawas dari Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah;

    2). Seorang ahli arkeologi bawah air atau memiliki keahlian relevan;

    3). Aparat TNI AL dan atau Kepolisian Republik Indonesia.

    Apabila lokasi pengangkatan berada di wilayah laut di luar kewenangan daerah,

    pengawasannya dilakukan oleh Tim Pengawas yang meliputi:

    1). Pengawas dari Ditje