petunjuk teknis monevnak

42
I. PENDAHULUAN Dalam siklus manajemen, monitoring dan evaluasi (monev) merupakan unsur penting yang memberi input balik bagi perencanaan, karena evaluasi dapat menilai kinerja sebuah organisasi dalam satu kurun waktu tertentu. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut diharapkan arah program dan kebijakan yang dituangkan ke dalam kegiatan akan mampu memenuhi tujuan organisasi dan keinginan pemangku kepentingan. Oleh karena itu, diperlukan sistim monitoring dan evaluasi yang lebih komprehensif dan terpadu melalui pendekatan manajemen. Berhasil tidaknya suatu organisasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dari unsur-unsur manajemen yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Definisi manajemen pada dasarnya adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (Peter F. Drucker, 1964), dan definisi lainnya adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi/pengawasan, dalam penggunaan sumberdaya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner, 1982). Atas dasar pendekatan manajemen tersebut maka konsistensi dan komitmen sejak dari perencanaan program/kegiatan, penganggaran, pengorganisasian, dan 1

Upload: sriyadiaka5740

Post on 25-Jul-2015

297 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

I. PENDAHULUAN

Dalam siklus manajemen, monitoring dan evaluasi (monev) merupakan unsur

penting yang memberi input balik bagi perencanaan, karena evaluasi dapat menilai

kinerja sebuah organisasi dalam satu kurun waktu tertentu. Berdasarkan hasil

evaluasi tersebut diharapkan arah program dan kebijakan yang dituangkan ke dalam

kegiatan akan mampu memenuhi tujuan organisasi dan keinginan pemangku

kepentingan.

Oleh karena itu, diperlukan sistim monitoring dan evaluasi yang lebih

komprehensif dan terpadu melalui pendekatan manajemen. Berhasil tidaknya suatu

organisasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dari unsur-unsur manajemen yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan.

Definisi manajemen pada dasarnya adalah seni dalam menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain (Peter F. Drucker, 1964), dan definisi lainnya adalah

proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi/pengawasan, dalam

penggunaan sumberdaya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

(Stoner, 1982).

Atas dasar pendekatan manajemen tersebut maka konsistensi dan komitmen

sejak dari perencanaan program/kegiatan, penganggaran, pengorganisasian, dan

pelaksanaan, penting untuk dipahami oleh para evaluator. Evaluator bertugas untuk

mendeteksi berbagai kekurangan dan penyimpangan yang ada, yang dapat

diidentifikasi melalui monitoring terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan,

serta evaluasi terhadap program dan kegiatan yang sudah dilakukan.

Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan

Tahun 2012 akan diarahkan untuk melakukan evaluasi dimulai dari unsur

perencanaan dan penyusunan kebijakan hingga output serta outcome yang dihasilkan

untuk kegiatan yang bersumber dana APBN tahun 2011 serta monitoring kegiatan

tahun 2012 yang menggunakan dana bersumber dari APBN.

1

Page 2: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Pembangunan Peternakan dan

Kesehatan Hewan Tahun 2012 juga dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh

konsistensi kebijakan dan penganggaran dan pelaksanaannya bagi pencapaian

Program Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan

Halal (ASUH) melalui fungsi-fungsi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan,

yaitu (1) perbibitan ternak, (2) budidaya ternak, (3) pakan ternak, (4) kesehatan

hewan, (5) kesehatan masyarakat veteriner dan pasca panen, serta (6) pelayanan

prima.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Kegiatan Monev

Program/Kegiatan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2012

dilakukan bersama-sama dengan melibatkan peran aktif penerima manfaat dalam

memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), baik dana Kantor

Pusat, Kantor Daerah, Dekonsentrasi, maupun Tugas Pembantuan (TP).

2

Page 3: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

II. PENJELASAN ISTILAH TEKNIS

2.1 Penjelasan Umum

Dalam penjelasan umum ini dijelaskan istilah-istilah yang lazim dalam peternakan.

Sebagai satuan yang dipakai dalam istilah, tersebut adalah :

1. Sektor peternakan dan hasil-hasilnya meliputi semua kegiatan pembibitan dan

budidaya segala jenis ternak dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan,

dipotong, dan diambil hasil-hasilnya; baik yang dilakukan oleh rakyat maupun

perusahaan peternakan.

2. Produksi : dapat dipakai satuan kilogram atau ton baik untuk produksi daging,

telur dan susu.

3. Populasi : dapat dipakai satuan dalam ekor atau ribu ekor.

4. Pakan : dapat dipakai satuan dalam kilogram atau 1 ton baik untuk produksi

daging, telur dan susu.

5. Penjelasan dan pemasukan ternak : dapat dipakai satuan dalam ekor/ribu ekor.

6. Pembibitan dan budidaya : dapat dipakai satuan dalam ekor bibit dan ekor

budidaya.

7. Kombinasi pertanian dan peternakan : dapat dipakai satuan ekor dalam luasan

tanaman pertanian.

8. Jasa peternakan : dapat dipakai satuan rupiah/jasa (untuk jasa pemanenan,

keswan, pemacek dan penetasan telur).

9. Pakan adalah sejumlah bahan makanan yang langsung diberikan kepada ternak

peliharaan baik ternak besar, ternak kecil, dan unggas.

10. Populasi ternak adalah kumpulan/jumlah ternak yang hidup pada saat dan

wilayah tertentu.

11. Pengembangan budidaya ternak perah. Meliputi usaha peternakan yang

menyelenggarakan budidaya ternak perah (termasuk kegiatan penggemukan)

untuk menghasilkan sapi perah, kambing perah dan hasil ikutannya.

3

Page 4: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

12. Pengembangan budidaya non unggas meliputi usaha peternakan yang

menyelenggarakan budidaya non unggas untuk menghasilkan sapi ternak non

unggas seperti ternak babi dan hasil ikutannya

13. Pengembangan budidaya kambing/domba, Meliputi usaha peternakan yang

menyelenggarakan budidaya kambing/domba untuk menghasilkan kambing/

domba potong dan hasil ikutannya.

14. Pembibitan pengembangan budidaya ternak ayam lokal, meliputi usaha

peternakan yang menyelenggarakan pembibitan ayam dan atau telur tetas, dan

usaha peternakan yang menyelenggarakan budidaya ayam untuk menghasilkan

ayam potong, telur konsumsi dan hasil ikutannya

15. Pembibitan dan pengembangan kawasan serta budidaya ternak sapi potong,

meliputi usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan sapi potong untuk

menghasilkan ternak bibit sapi potong, mani, mudigah dan pengembangan

kawasan untuk sapi potong serta usaha peternakan yang menyelenggarakan

budidaya sapi (termasuk kegiatan penggemukan) untuk menghasilkan sapi

potong, sapi bakalan dan hasil ikutannya.

16. Pembibitan dan pengembangan kawasan serta budidaya kerbau meliputi usaha

peternakan yang menyelenggarakan pembibitan kerbau untuk menghasilkan bibit

ternak kerbau potong, mani, mudigah, dan pengembangan kawasan kerbau serta

usaha peternakan yang menyelenggarakan budidaya kerbau untuk menghasilkan

daging, susu, dan hasil ikutannya

17. Pembibitan dan pengembangan kawasan serta budidaya Sapi Perah, meliputi

usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan sapi perah untuk

menghasilkan bibit ternak sapi perah, mani, mudigah, dan pengembangan

kawasan untuk sapi perah serta usaha peternakan yang menyelenggarakan

budidaya sapi perah untuk menghasilkan susu dan hasil ikutannya.

18. Pembibitan dan budidaya babi, meliputi usaha peternakan yang

menyelenggarakan-kan pembibitan babi untuk menghasilkan bibit ternak babi,

mani dan mudigah, dan usaha peternakan yang menyelenggarakan budidaya babi

untuk menghasilkan babi potong.

4

Page 5: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

19. Pembibitan dan budidaya itik, meliputi usaha peternakan yang menyelenggarakan

pembibitan itik dan atau telur tetas, dan usaha peternakan yang

menyelenggarakan budidaya itik untuk menghasilkan itik potong, telur konsumsi

dan hasil ikutannya.

20. Kombinasi pertanian atau perkebunan dengan peternakan (Mixed Farming),

meliputi usaha pertanian atau perkebunan yang dikombinasikan dengan usaha

peternakan dalam satu unit kegiatan campuran. Rasio kombinasi kegiatan ini

adalah kurang dari 66 persen untuk salah satu kegiatannya. Pertanian campuran,

perkebunan campuran, dan peternakan campuran dimasukkan dalam kelompok

yang sesuai dengan kegiatan utamanya.

2.2 Penjelasan Khusus

Dalam penjelasan khusus akan diuraikan kegiatan disertai indikator kinerjanya.

Untuk masing-masing indikator kinerja kegiatan kegiatan tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Pembangunan Pos IB : Jumlah unit Pos IB yang dibangun dan jumlah sapi yang

berhasil bunting.

2. Pengembangan LM3 : Jumlah kelompok yang melaksanakan kegitan LM3

3. Kegiatan Pengembangan Pembibitan : Jumlah bibit dan kelompok pembibitan

ternak.

4. Uji Zuriat sapi perah : Daugher Cow (DC) sapi perah hasil IB yang dijaring dari

kegiatan Uji Zuriat sapi perah

5. Uji Performance Sapi Potong: induk sapi potong lokal yang milik masyarakat

yang diseleksi

6. Peningkatan ketersediaan semen ternak : jumlah straw yang memenuhi standar

mutu dan kesehatan.

7. Optimalisasi Inseminasi Buatan : jumlah sapi yang diinseminasi buatan dan yang

berhasil yang bunting.

8. Peningkatan Keterampilan Petugas Teknis IB: jumlah orang petugas yang dikirim

untuk mengikuti peningkatan keterampilan (pelatihan) IB

9. Pengadaan Pejantan Pemacek Untuk Intensifikasi Kawin Alam : jumlah pejantan

pemacek yang diadakan untuk Intensifikasi Kawin Alam dan jumlah sapi yang

dihasilkan dari kawin alam oleh pejantan pemacek.

5

Page 6: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

10. Intensifikasi Kawin Alam (INKA) : jumlah sapi yang di hasilkan dari kegiatan

INKA

11. Pengadaan Kendaraan Roda 2 untuk Inseminator: Jumlah uni kendaraan

bermotor yang diadakan untuk keperluan inseminator

12. Pengembangan Integrasi Tanaman-Ternak: Terfasilitasinya usaha pengembangan

pola integrasi tanaman-ternak pada kelompok

13. Restrukturisasi perunggasan: jumlah lokasi yang melaksanakan

14. Pengembangan Pakan Ternak dan Alsin : Jumlah alat mesin bantuan yang

digunakan untuk pengembangan pakan ternak.

15. Lumbung Pakan Unggas: Jumlah Lumbung Pakan Unggas yang diadakan dan

berfungsi

16. Lumbung Pakan Ruminansia: Jumlah Lumbung Pakan Ruminansia yang

diadakan dan berfungs

17. Pengembangan Usaha Unit Pengolahan Pakan Ruminansia: jumlah unit

pengolahan pakan ruminansia berfungsi dan dimanfaatkan, serta berapa jumlah

kelompok peternak ruminansia yang memanfaatkan unit pengolahan pakan

18. Pengembangan Usaha Unit Pengolahan Pakan Unggas: jumlah unit pengolahan

pakan unggas berfungsi dan dimanfaatkan, serta berapa jumlah kelompok

peternak unggas yang memanfaatkan unit pengolahan pakan

19. Pengendalian dan pemberantasan penyakit : Cakupan vaksinasi yaitu realisasi

pelaksanaan vaksin (jumlah ternak yang divaksin) terhadap target vaksin.

20. Penanggulangan gangguan reproduksi : cakupan pemberian hormonal, antibiotik

dan multivitamin, serta jumlah ternak yang positif infertil yang ditangani dan

yang telah fertil.

21. Fasilitasi Puskeswan: jumlah Puskeswan yang ada dan puskeswan yang berfungsi

serta rasio puskeswan dan wilayah

22. Peningkatan kualitas SDM yang menangani penyakit reproduksi: Jumlah petugas

penanggulangan gangguan reproduksi yang terlatih

23. Pengadaan obat-obatan dan hormonal: Jumlah sediaan hormonal yang digunakan

24. Pengadaan obat-obatan parasit internal, terapi antibiotika dan penambahan daya

tahan: jumlah paket obat-obatan yang tersedia

6

Page 7: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

25. Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba: jumlah sampel yang

diambil dan diuji

26. Pengendalian zoonosis: jumlah sampel yang diambil dan diuji serta penurunan

kasus

27. Pembangunan Rumah potong unggas skala kecil (RPUSK): realisasi jumlah

RPUSK yang diadakan

28. Fasilitasi Kios daging: realisasi jumlah Kios daging yang diadakan

29. Pembangunan TPNU: realisasi jumlah TPNU yang diadakan

30. Fasilitasi TPS: realisasi jumlah TPS yang diadakan

31. Pembangunan Laboratorium: realisasi jumlah Laboratorium yang diadakan

32. Fasilitasi Peralatan Kesmavet : realisasi jumlah peralatan kesmavet yang

diadakan

2.2 Instrumen Persepsi

Instrumen ini dimaksudkan sebagai umpan balik bagi pusat dari daerah

terhadap berbagai kebijakan, program dan kegiatan, target dan sasaran,

kewenangan, pendanaan dan kelembagaan. Akan tetapi kuesioner tersebut

hanya berupa persepsi daerah (puas dan tidak puas) dan faktor penyebab

kepuasan dari daerah. Instrumen ini merupakan bahan tambahan, akan tetapi

sangat penting dalam melihat berbagai langkah pusat di lapangan. Pada tahap

pertama, baru akan menanyakan secara diskriptif yaitu persepsi daerah dan

dimasa mendatang akan dicari metode yang lebih baik lagi untuk menjaring

masukan-masukan dari daerah dan UPT untuk memperbaiki perencanaan.

Sehingga evaluasi akan berjalan timbal balik, bersifat imparsial dan dapat

diterima semua pihak. Adapun kuesioner tersebut memuat pertanyaan-

pertanyaan :

1. Aspek Kebijakan.

a. Kebijakan yang telah ditetapkan oleh pusat secara umum, artinya

kebijakan-kebijakan yang telah digariskan menyangkut masalah

perbibitan, budidaya, kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner

dan aspek pelayanan prima.

7

Page 8: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

b. Perumusan kebijakan tersebut apakah mengakomodir berbagai masukan

dari daerah, artinya apakah perumusan kebijakan tersebut telah

dilakukan proses identifikasi masalah sebelumnya disertai dengan

menyaring berbagai pendapat dan saran dari daerah. Dalam proses

formulasi kebijakan tersebut apakah melibatkan pihak daerah dan

selanjutnya juga, apakah kebijakan tersebut dievaluasi.

c. Dalam merespon berbagai permasalahan nasional, apakah respon-

respon yang telah dirumuskan tersebut secara cepat diterima dan

direspon dengan baik.

2. Aspek Program dan Kegiatan.

a) Pandangan saudara terhadap program di kegiatan yang telah

dilakukan secara nasional sudah sesuai dengan aspirasi daerah.

b) Cukup jelas.

c) Kemampuan program dan kegiatan yang ditetapkannya oleh pusat

dalam menjawab tantangan yang ada dalam bidang peternakan,

apakah terdapat kemampuan yang memadai dalam hal SDM, sarana

dan prasarana, kelembagaan dan anggaran.

3. Aspek Target dan Sasaran.

a) Pandangan anda terhadap target dan sasaran pembangunan peternakan

secara nasional, apakah target-target tersebut realistis dapat dicapai

atau sasaran tersebut terlalu mengada-ada.

b) Kesesuaian target dan sasaran antara pusat dan daerah artinya, apakah

target-target pusat tidak sejalan dengan target daerah.

c) Pandangan anda terhadap realisasi program dan kegiatan yang

ditetapkan oleh pusat artinya hasil-hasilnya evaluasi selama ini

memuaskan atau tidak bagi daerah dan UPT.

8

Page 9: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

4. Aspek Kewenangan.

a) Kewenangan yang ada pada Direktorat Jenderal Peternakan dalam

melaksanakan pembangunan peternakan secara nasional sudah cukup

memadai atau belum.

b) Optimalisasi pelaksanaan kewenangan pusat menurut saudara sudah

pernah dilakukan atau belum.

c) Cukup Jelas.

5. Aspek Pendanaan.

a) Cukup jelas

b) Cukup jelas

c) Cukup jelas

6. Aspek Kelembagaan.

a) Pandangan saudara terhadap kelembagaan Direktorat Jenderal Peternakan

dan Kesehatan Hewan saat ini, artinya kelembagaan Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan saat ini dirasakan belum memadai atau

banyak tugas-tugas kewenangan di luar tugas pokok fungsinya.

b) Cukup jelas.

7. Aspek Pelayanan Prima

Menyangkut bidang pelayanan dari semua aspek, yaitu administrasi

(perencanaan), aspek perbibitan, aspek budidaya, aspek pakan, aspek keswan,

dan aspek kesmavet.

2.3 Instrumen Evaluasi Tahapan Manajemen

Pada dasarnya monitoring dan evaluasi yang akan dikerjakan ruang lingkupnya

adalah pendekatan manajemen (dari sejak perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan evaluasi). Instrumen ini dimaksudkan untuk melihat tahapan-

tahapan manajemen yang dilalui dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam

rangka pembangunan peternakan. Adapun kuesioner tersebut mencakup tahapan

dalam Perencanaan, Pengorganisasian dan Pengawasan. Setiap Satker lingkup

9

Page 10: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan diwajibkan mengisi

kegiatan-kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam kaitannya dengan tahapan

baik Perencanaan, Pengorganisasian maupun Pengawasan.

10

Page 11: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

III. PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN

III.1 Lingkup Data

III.1.1 Data

Data yang digunakan dalam Evaluasi Kinerja Peternakan dan Kesehatan

Hewan di tingkat daerah/UPT adalah data kegiatan/program yang dibiayai APBN

DPKH Tahun 2011 dari tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota, serta data

kegiatan/program yang dibiayai APBN DPKH 2012 yang sedang berjalan dari

tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota. Data tersebut dapat diperoleh antara lain

melalui dinas/subdinas bidang peternakan yang mempunyai fungsi terkait. Jika data

tersebut tidak tersedia pada tingkat propinsi, maka data tersebut dapat ditelusuri pada

tingkat kabupaten/kota di bawahnya untuk kemudian dilakukan agregasi

(penggabungan). Sementara itu, untuk evaluasi kegiatan yang dilakukan oleh UPT

maka data yang digunakan adalah data pada level UPT yang bersangkutan.

III.1.2 Karakterisitik Data

Karakterisitik data yang digunakan adalah data kegiatan berupa data

kuantitatif maupun kualitatif. Di beberapa kegiatan, penyajian data kuantitatif

menggunakan series data dalam periode antara tahun 2010 sampai dengan 2012.

Untuk Tahun 2010 dan 2011 data yang perlu disajikan adalah data pada akhir bulan

Desember. Adapun untuk tahun 2012, data yang digunakan adalah data sampai

dengan bulan Juni 2012.

III.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi adalah

berupa daftar pertanyaan untuk seluruh kegiatan peternakan yang dibiayai oleh dana

APBN DPK. Instrumen monitoring dan evaluasi yang disusun terdiri dari lima

bagian, yaitu:

1. Perbibitan ternak.

2. Budidaya ternak.

3. Pakan

4. Kesehatan Hewan (Keswan).

11

Page 12: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

5. Kesehatan Masyarakat Veteriner dan pasca panen (Kesmavet).

6. Kesekretariatan/Pelayanan Prima.

Instrumen yang disusun digunakan untuk menghimpun data baik untuk

kegiatan yang dilakukan oleh pusat (UPT) maupun daerah (Dinas Peternakan atau

yang merupakan fungsi peternakan). Setiap dinas/provinsi mendapatkan instrumen

yang sesuai dengan kegiatan yang ada di dinas/provinsi bersangkutan. Hal tersebut

juga berlaku bagi UPT, instrumen yang digunakan adalah instrumen yang terkait

dengan tupoksi UPT yang bersangkutan.

III.3 Sumber Data

Evaluasi dan monitoring pembangunan peternakan ini menggunakan data

yang bersumber dari dinas atau subdinas peternakan tingkat propinsi serta Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Pusat bidang peternakan yang memiliki fungsi dalam

bidang perbibitan, budidaya, pakan, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat

veteriner dalam bidang peternakan. Secara lebih khusus data tersebut dapat diperoleh

antara lain dari: (1) Laporan tahunan kegiatan, (2) Laporan POK/RKAKL, (3) Data

statistik peternakan, (4) Bagian/sub-bagian/seksi yang terkait langsung dengan

pelaksanaan kegiatan dan (5) Wawancara penanggungjawab kegiatan.

III.4 Teknis Pengisian Data

Bentuk pertanyaan pada instrumen evaluasi dan monitoring kinerja

peternakan, secara garis besar dikelompokan ke dalam 5 bagian, yaitu:

III.4.1 Kelompok Pertanyaan Dana/ Anggaran

a. Maksud

Pertanyaan ini untuk mengetahui perbandingan antara perencanaan dan realisasi

pendanaan setiap kegiatan yang telah dilaksanakan di tingkat provinsi dan

kabupaten maupun UPT.

b. Cara Pengisian

Tuliskan nama kabupaten (apabila kegiatan tersebut sampai pada level

kabupaten) yang melaksanakan kegiatan di provinsi terkait. Tuliskan realisasi

dana APBN DPKH yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan peternakan di

setiap kabupaten. dalam satuan juta rupiah secara dan bantuan pihak lain dalam

12

Page 13: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

satuan juta rupiah. Untuk APBN yang dimaksud dalam evaluasi ini adalah APBN

yang bersumber dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

III.4.2 Kelompok Pertanyaan Output Kegiatan

a. Maksud

Pertanyaan ini untuk mengetahui hasil langsung (fisik dan non fisik) dari

kegiatan yang dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi.

b. Cara Pengisian

Tuliskan realisasi kegiatan tersebut sesuai dengan jumlah satuan yang dimaksud.

a. Kelompok Pertanyaan Outcome (Direct Impact of Output)

Maksud

Pertanyaan ini untuk mengetahui pengaruh langsung suatu output yang diukur

secara tangible (dapat diukur secara kuantitatif).

b. Cara Pengisian

Tuliskan data kuantitatif yang ditanyakan pada kolom-kolom yang telah

disediakan.

III.4.3 Kelompok Pertanyaan Data Kuantitatif Terkait

a. Maksud

Pertanyaan ini untuk mengetahui data-data kuantitatif lain yang berkaitan dengan

kegiatan yang dilakukan.

b. Cara Pengisian

Tuliskan data kuantitatif yang ditanyakan pada kolom-kolom yang telah

disediakan. Apabila terdapat pertanyaan dengan pilihan “Ya/Tidak, maka

masukkan angka 1 (satu) pada kolom “Ya/Tidak” jika jawaban yang dimaksud

adalah ‘Ya’, dan angka 0 (nol) jika jawaban yang dimaksud adalah ‘Tidak’

III.4.4 Kelompok Pertanyaan Persepsi

a. Maksud

Pertanyaan ini untuk mengetahui persepsi daerah terhadap berbagai kebijakan,

program dan kegiatan, target dan sasaran, kewenangan, pendanaan dan

13

Page 14: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

kelembagaan yang dilaksanakan oleh pusat (Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan).

b. Cara Pengisian

Tuliskan angka 1 (satu) pada kolom ”puas/tidak puas” jika jawaban yang

dimaksud adalah ”puas”, dan angka 0 (nol) jika jawaban yang dimaksud adalah

”Tidak Puas”. Selanjutnya untuk ”Nilai Kepuasan/Ketidakpuasan”, tuliskan

angka 1-5 pada kolom ”Nilai Kepuasan/Ketidakpuasan” (angka 1 menunjukkan

angka terendah, angka 5 menunjukkan angka tertinggi dari tingkat

kepuasan/ketidakpuasan).

Misalkan pada kolom ”puas/tidak puas” diisikan angka 0 kemudian pada kolom

”Nilai Kepuasan/Ketidakpuasan” diisikan angka 5 hal ini berarti daerah tidak

puas kepada pemerintah pusat dengan angka ketidakpuasan yang paling besar.

Begitu pun sebaliknya.

Sedangkan untuk kolom ”Faktor Penyebab” kepuasan/ketidakpuasan diisikan

dengan merangking faktor penyebab kepuasan/ketidakpuasan dengan angka 1-4

dimana angka 1 merupakan rangking tertinggi.

14

Page 15: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

IV. PETUNJUK OPERASIONAL SOFTWARE

1. Memulai Penggunaan Software

Download dan simpan lampiran file INSTRUMEN MONEV PETERNAKAN

2012 ke dalam harddisk komputer. Kemudian tampilkan content lampiran

tersebut melalui Windows Explorer. Sehingga akan tampil satu folder

INSTRUMEN MONEVNAK 2012 yang berisikan 2 folder dan 2 File yaitu

Folder EVALUASI 2011, Folder MONITORING 2012, File Instrumen

Persepsi, dan File Evaluasi Tahapan Manajemen;

Software EVALUASI 2011, MONITORING 2012, Instrumen Persepsi, dan

Evaluasi Tahapan Manajemen hanya dapat diedit/diisi pada file yang telah

dipindahkan ke dalam komputer tersebut.

Perhatian:

Agar software EVALUASI 2011, MONITORING 2012, Instrumen Persepsi,

dan Evaluasi Tahapan Manajemen ini berfungsi sebagaimana mestinya,

maka:

- Jangan memindahkan salah satu file dalam folder EVALUASI 2011,

MONITORING 2012, Instrumen Persepsi, dan Evaluasi Tahapan

Manajemen ini ke lokasi lain.

- Jangan mengganti sebagian atau keseluruhan nama file di dalam folder

EVALUASI 2011, MONITORING 2012, Instrumen Persepsi, dan Evaluasi

Tahapan Manajemen ini.

2. Isi Folder EVALUASI 2011, dan MONITORING 2012

Folder EVALUASI 2011, dan MONITORING 2012 masing-masing berisi 7

(tujuh) file MS Excel yang terdiri dari 6 (enam) file PER FUNGSI, dan 1 (satu)

file REKAPITULASI NILAI.

15

Page 16: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

3. Petunjuk Memasukkan Data (Entry Data)

a. Klik 2 (dua) kali pada file FUNGSI yang akan dientry. Misalkan kita akan

membuka file 1 Perbibitan. Di dalam satu file tersebut terdapat sheet isian

kegiatan, sheet kesimpulan per kegiatan, sheet kesimpulan tujuan (fungsi) dan

sheet waktu pelaksanaan kegiatan.

b. Klik pada salah salah satu sheet isian kegiatan yang akan dimasukkan

datanya. Field yang dapat diisi data atau diedit adalah field yang berwarna

kuning. Field selain warna kuning tidak dapat diisi atau dilakukan

pengeditan. Jika hal ini dilakukan maka akan tampil dialog box yang berisi

peringatan.

Klik OK pada dialog box tersebut.

16

Page 17: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

c. Memasukkan Data Kelompok Pertanyaan Dana

Kelompok pertanyaan dana ini terletak pada pertanyaan nomor 1 (satu).

Satuan dana yang dimasukkan adalah dalam satuan juta rupiah. Masukkan

anggaran dana di provinsi saudara yang terkait dengan kegiatan tersebut baru

kemudian masukkan dana realisasi kegiatan pada cell Realisasi. Jika ada

kegiatan yang hanya pada tataran provinsi saja, maka isikan nama provinsi di

kolom kabupaten serta anggaran dan realisasi dana di provinsi.

d. Memasukkan Data Kelompok Pertanyaan Output dan Data Kuantitatif

Terkait

Kelompok Pertanyaan Output dan Data Kuantitatif Terkait terletak pada

nomor 2 (dua) atau dan seterusnya. Masukkan data yang diperintahkan sesuai

dengan realisasinya. Pada kelompok pertanyaan lain terdapat beberapa

jawaban yang berbentuk optional Ya atau Tidak. Jika Ya maka isikan

dengan angka 1 (satu) dan jika Tidak isikan dengan angka 0 (nol).

e. Memasukkan Data Kelompok Pertanyaan Outcome

Kelompok pertanyaan Outcome biasanya terletak pada nomor 3 (tiga) atau 4

(empat). Ketikkan jawaban di field yang berwarna kuning sesuai dengan

informasi realisasi kegiatan.

f. Memasukkan faktor pendukung dan faktor penghambat

Kelompok pertanyaan faktor pendukung dan faktor penghambat terletak

setelah pertanyaan outcome. Ketikkan jawaban di field yang berwarna kuning

apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung dilaksanakannya suatu

kegiatan, misalnya dari aspek waktu, dana, koordinasi, dll.

g. Memasukkan periode waktu pelaksanaan

17

Page 18: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

Kelompok pertanyaan periode waktu ini terletak sheet tersendiri setelah sheet

kegiatan. Satuan waktu yang dimasukkan adalah dalam satuan bulan

kalender. Masukkan bulan keberapa dimulai pelaksanaan setiap kegiatan di

provinsi saudara.

4. Nilai Hasil Evaluasi 2011 dan Monitoring 2012

Hasil monitoring dan evaluasi peternakan ditampilkan per kegiatan, per tujuan

dan juga nilai keseluruhan monitoring dan evaluasi peternakan. Semua nilai

tersebut ditampilkan tiap tahun.

Nilai Hasil monev ini dalam range antara 0 sampai dengan 100, dengan kriteria :

0 – 20 : Sangat Kurang

>20-40 : Kurang

>40-60 : Cukup

>60-80 : Baik

>80-100 : Sangat Baik

a. Nilai Monev Per Kegiatan

Nilai hasil monitoring dan evaluasi peternakan per kegiatan dapat dilihat pada

tampilan sheet KEGIATAN dalam masing-masing file TUJUAN. Nilai

monev ini dapat dilihat per indikator penilaian dan nilai kegiatan total. Nilai

per indikator yaitu INPUT, INDIRECT IMPACT, dan. Nilai per kegiatan

total yaitu field yang berwarna hijau.

18

Nilai Indikator

r

Nilai Kegiatan

Page 19: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

b. Nilai Monev Per Tujuan (Fungsi)

Nilai hasil monitoring dan evaluasi peternakan per Tujuan dapat dilihat pada

tampilan sheet TUJUAN dalam masing-masing file TUJUAN. Pada nilai

Tujuan ini ditampilkan kesimpulan interpretasi nilai monev yang dihasilkan

sesuai dengan kriteria yang telah dijelaskan di atas.

7. Instrumen Persepsi

Instrumen persepsi akan ditanyakan tentang berbagai kebijakan, program dan

kegiatan, target dan sasaran, kewenangan, pendanaan dan kelembagaan yang

dilaksanakan oleh pusat. Tuliskan angka 1 (satu) pada kolom ”puas/tidak puas”

jika jawaban yang dimaksud adalah ”puas”, dan angka 0 (nol) jika jawaban yang

dimaksud adalah ”Tidak Puas”. Selanjutnya untuk ”Nilai

Kepuasan/Ketidakpuasan”, tuliskan angka 1-5 pada kolom ”Nilai

Kepuasan/Ketidakpuasan” (angka 1 menunjukkan angka terendah, angka 5

menunjukkan angka tertinggi dari tingkat kepuasan/ketidakpuasan).

Misalkan pada kolom ”puas/tidak puas” diisikan angka 0 kemudian pada kolom

”Nilai Kepuasan/Ketidakpuasan” diisikan angka 5 hal in berarti daerah tidak puas

kepada pemerintah pusat dengan angka ketidakpuasan yang paling besar. Begitu

pun sebaliknya.

19

Page 20: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

Sedangkan untuk kolom ”Faktor Penyebab” kepuasan/ketidakpuasan diisikan

dengan merangking faktor penyebab kepuasan/ketidakpuasan dengan angka 1-4

dimana angka 1 merupakan rangking tertinggi.

20

Page 21: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

V. PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR

5.1. Format Penyusunan Laporan Akhir Daerah

Penyusunan laporan akhir kegiatan monitoring dan evaluasi oleh setiap

daerah (dinas/sub dinas)) adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang1.2. Maksud dan Tujuan1.3. Sasaran1.4. Keluaran1.5. Ruang Lingkup

BAB II. GAMBARAN UMUM PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DI DAERAH2.1. Profil Kelembagaan

2.1.1. Struktur Organisasi2.1.2. Dukungan Sumber Daya2.1.3. Fasilitas dan Infrastruktur

2.2. Potensi dan Perkembangan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2011

2.3. Permasalahan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan di Daerah

BAB III. PELAKSANAAN3.1. Lokasi dan Waktu3.2. Jenis dan Sumber Data3.3. Analisis Data

BAB IV. EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2011

4.1. Evaluasi Kinerja Tujuan Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih dan Bibit dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal

4.2. Evaluasi Kinerja Tujuan Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal

4.3. Evaluasi Kinerja Tujuan Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal

4.4. Evaluasi Kinerja Tujuan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis

4.5. Evaluasi Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman dan Halal Serta Pemenuhan Keamanan dan Mutu Produk Hewan Non Pangan

4.6. Evaluasi Kinerja Tujuan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya (Pelayanan Prima)

21

Page 22: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

BAB V. MONITORING PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 20125.1. Monitoring Tujuan Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih dan

Bibit dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal5.2. Monitoring Tujuan Peningkatan Produksi Ternak dengan

Pendayagunaan Sumber Daya Lokal5.3. Monitoring Tujuan Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan

Pendayagunaan Sumber Daya Lokal5.4. Monitoring Tujuan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit

Hewan Menular Strategis dan Zoonosis5.5. Monitoring Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman, Sehat, Utuh

dan Halal (ASUH) Serta Pemenuhan Keamanan Pangan dan Mutu Produk Hewan Non Pangan

5.6. Monitoring Tujuan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya (Pelayanan Prima)

5.7. Prediksi Capaian Hasil Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2012

BAB VI. UMPAN BALIK DAERAH TERHADAP KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN NASIONAL6.1. Perumusan Terhadap Kebijakan Program dan Kegiatan6.2. Perumusan Terhadap Kebijakan Anggaran6.3. Perumusan Terhadap Prioritas6.4. Solusi yang Diharapkan

BAB VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI7.1. Kesimpulan7.2. Rekomendasi

22

Page 23: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

5.2. Format Penyusunan Laporan Akhir UPT

Penyusunan laporan akhir kegiatan monitoring dan evaluasi oleh setiap UPT

adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang1.2. Maksud dan Tujuan1.3. Sasaran1.4. Keluaran1.5. Ruang Lingkup

BAB II. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN TUPOKSI DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DI WILAYAH PELAYANAN2.1. Potensi dan Perkembangan Pelaksanaan Tupoksi2.2. Permasalahan Pelaksanaan Tupoksi di Wilayah Binaan

BAB III. PELAKSANAAN3.1. Lokasi dan Waktu3.2. Jenis dan Sumber Data3.3. Analisis Data

BAB IV. EVALUASI KINERJA BERDASARKAN FUNGSI DALAM MENDUKUNG PSDS/K 2014 DAN PENYEDIAAN PANGAN ASUH (PEMBAHASAN DISESUAIKAN DENGAN FUNGSI MASING-MASING UPT)4.1. Aspek Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih dan Bibit

dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal 4.2. Aspek Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan

Sumber Daya Lokal4.3. Aspek Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan Pendayagunaan

Sumber Daya Lokal4.4. Aspek Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan

Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis4.5. Aspek Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman, Sehat, Utuh

dan Halal (ASUH) Serta Pemenuhan Keamanan Pangan dan Mutu Produk Hewan Non Pangan

4.6. Aspek Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya (Pelayanan Prima)

BAB V. MONITORING PELAKSANAAN FUNGSI DALAM MENDUKUNG PROGRAM PSDS/K 2014 DAN PENYEDIAAN PANGAN ASUH5.1. Aspek Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih dan Bibit dengan

Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal5.2. Aspek Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber

Daya Lokal

23

Page 24: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

5.3. Aspek Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal

5.4. Aspek Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis

5.5. Aspek Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) Serta Pemenuhan Keamanan Pangan dan Mutu Produk Hewan Non Pangan

5.6. Aspek Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya (Pelayanan Prima)

5.7. Prediksi Capaian Hasil Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2011

BAB VI. UMPAN BALIK UPT TERHADAP KEBIJAKAN PUSAT6.1. Perumusan Terhadap Kebijakan Program dan Kegiatan6.2. Perumusan Terhadap Kebijakan Anggaran6.3. Perumusan Terhadap Prioritas6.4. Solusi yang Diharapkan

BAB VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI7.1. Kesimpulan7.2 Rekomendasi

5.3. Penjelasan Umum

Laporan akhir kegiatan evaluasi dan monitoring disusun oleh setiap daerah

(dinas/subdinas) dan UPT Pusat Lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan. Evaluasi terhadap program/kegiatan pembangunan peternakan

pada lingkup daerah/UPT tersebut dilakukan untuk seluruh kegiatan yang

pendanaannya bersumber pada APBN DPKH 2011. Sementara itu, untuk tahun

2012dilakukan kegiatan monitoring.

Secara umum format laporan akhir yang disusun oleh Dinas/Subdinas dan

UPT mengikuti format seperti disampaikan pada bagian 5.1. dengan mengacu pada

kegiatan yang dilakukan Dinas/Subdinas terkait. Sedangkan untuk laporan akhir

yang disusun oleh UPT perlu dilakukan penyesuaian pada BAB II sampai dengan

BAB V.

24

Page 25: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

5.4. Penjelasan Isi Setiap Bab

Bab I.

1.1. Berisi penjelasan tentang justifikasi dan pentingnya dilakukan kegiatan

evaluasi dan monitoring pembangunan peternakan di daerah.

1.2. Berisi penjelasan tentang maksud, tujuan umum dan tujuan khusus dari

kegiatan evaluasi dan monitoring pembangunan peternakan.

1.3. Berisi penjelasan tentang sasaran dari kegiatan evaluasi dan monitoring

pembangunan peternakan.

1.4. Berisi penjelasan tentang keluaran dari kegiatan evaluasi dan monitoring

pembangunan peternakan.

1.5. Berisi penjelasan tentang ruang lingkup kegiatan evaluasi dan monitoring

pembangunan peternakan.

Bab II.

2.1. Berisi penjelasan tentang Profil Kelembagaan dinas/subdinas yang di

dalamnya mencakup struktur organisasi, dukungan sumber daya, fasilitas

dan infrastruktur yang terkait peternakan.

a) Berisi penjelasan tentang posisi organisasi dalam urutan tata

pemerintahan daerah (misalnya sebagai Suatu Dinas atau Sub Dinas;

atau sebagai Suatu Balai atau Balai Besar) serta struktur organisasi

secara lengkap termasuk bagian/perangkat organisasi/kelembagaan

yang ada serta tugas dan tanggung jawab setiap bagian.

b) Berisi penjelasan tentang distribusi sumberdaya manusia berdasarkan

jabatan, tingkat pendidikan, masa kerja, usia dan jenis kelamin. Untuk

tingkat pendidikan mulai D3 sampai level yang lebih tinggi juga dilihat

latar belakang pendidikannya (bidang peternakan/kedokteran hewan

dan diluar bidang peternakan).

c) Berisi penjelasan tentang jenis, jumlah dan kondisi fasilitas yang

dimiliki oleh organisasi serta perbandingan tingkat pemanfaatan

fasilitas terhadap kapasitas terpasang dari fasilitas tersebut. Disamping

itu diperlukan juga penjelasan tentang sumber, jumlah dan tingkat

penyerapan dana oleh organisasi.

25

Page 26: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

Sedangkan untuk UPT, berisi penjelasan tentang potensi dan perkembangan

pelaksanaan tupoksi potensi dan permasalahan pelaksanaan tupoksi di

wilayah binaan. Pada bab ini masing-masing UPT juga menggambarkan

profil dari UPT yang bersangkutan

2.2. Berisi penjelasan tentang potensi dan perkembangan pembangunan

peternakan dan kesehatan hewan tahun 2011. Potensi tersebut mencakup

potensi sumberdaya manusia, sumberdaya ternak, sumber pendanaan,

sarana dan prasarana, budaya masyarakat, potensi pasar dan berbagai aspek

lainnya yang relevan

2.3. Berisi penjelasan tentang permasalahan pembangunan peternakan dan

kesehatan hewan di daerah. Bisa diuraikan apa saja yang menjadi

penghambat pembangunan peternakan, baik internal maupun eksternal di

dinas atau daerah. Hal serupa juga berlaku untuk laporan yang disusun oleh

UPT, tentunya dengan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.

Bab III

3.1. Berisi penjelasan tentang cakupan wilayah dan periode waktu pelaksanaan

kegiatan evaluasi dan monitoring. Cakupan wilayah yang dimaksud adalah

tingkat propinsi yang meliputi sekian kabupaten dan sekian kota. Untuk

UPT, cakupan wilayah ini adalah sesuai dengan wilayah kerja UPT yang

bersangkutan. Adapun periode waktu pelaksanaan adalah periode bulan

kalender sejak awal kegiatan sampai dengan selesainya laporan akhir.

3.2. Berisi penjelasan tentang jenis data dan sumber data yang digunakan dalam

kegiatan evaluasi dan monitoring. Jenis data yang dimaksud adalah data

kualitatif dan kuantitatif apa saja yang dihimpun dalam kegiatan evaluasi

dan monitoring pembangunan peternakan. Adapun sumber data yang

dimaksud adalah dari mana saja data-data yang dibutuhkan tersebut dapat

diperoleh.

3.3. Berisi penjelasan tentang bagaimana metode analisis yang digunakan dalam

kegiatan evaluasi dan monitoring tersebut. Metode analisis tersebut terutama

berkaiatan dengan penilaian indikator kinerja masukan (input), keluaran

(output), hasil (outcome) dan dampak (impact).

26

Page 27: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

Bab IV.

Untuk daerah bagian 4.1. sampai dengan 4.6. ini berisi hasil penilaian kinerja

untuk setiap kegiatan, dan tujuan. Sebelum membahas tiap-tiap bagian, pembahasan

diawali dengan pencapaian nilai secara keseluruhan yang diperoleh provinsi terkait.

Capaian kinerja tujuan merupakan agregasi dari capaian kinerja kegiatan. Kegiatan

adalah satuan aktivitas yang dilakukan untuk mencapai suatu tingkat keluaran

tertentu. Penilaian kinerja kegiatan didasarkan pada indikator masukan, keluaran, dan

hasil. Untuk setiap penyajian capaian kinerja diikuti dengan analisis berkaitan

dengan capaian kinerja tersebut serta kesimpulan dari capaian kinerja tersebut. Hal

ini dapat dilihat pada Gambar 5.1 Bagan alir analisis

Gambar 5.1 Bagan Alir Analisis

Untuk UPT, dari bab IV-bab V hanya membahas tujuan-tujuan/kegiatan yang sesuai

dengan tupoksi dari masing-masing UPT.

27

Nilai Capaian Total

Nilai Capaian Per Fungsi (Bibit, Budidaya, Pakan, Keswan, Kesmavet, Pel.

Prima)

Nilai Capaian Tiap Indikator

(Input, Output, Outcome)

Analisis nilai tiap fungsi

Analisis nilai tiap kegiatan di setiap fungsi , nilai per kegiatan tertinggi, nilai kegiatan terendah

Nilai Capaian Tiap Kegiatan

Analisis nilai tiap indokator per kegiatan

Page 28: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

Bab V.

Bagian 5.1. sampai dengan 5.5. berisi penjelasan tentang sejauh mana

pelaksanaan kegiatan, dan tujuan untuk tahun 2012. Informasi yang disajikan

terutama berkaitan dengan rencana besaran dana yang diajukan serta tahapan yang

telah dicapai. Alur analisis dapat menggunakan bagan alir bab IV.

Bab VI.

Berisi penjelasan dan analisa berkaitan dengan persepsi daerah terhadap berbagai

kebijakan, program dan kegiatan, target dan sasaran, kewenangan, pendanaan dan

kelembagaan yang dilaksanakan oleh pusat (Direktorat Jenderal Peternakan)

berdasarkan nilai persepsi yang diperoleh. Disamping itu pada bab ini juga berisikan

tentang saran atau masukan dari daerah terhadap pemerintah pusat.

Bab IX

Sudah Jelas

28

Page 29: PETUNJUK TEKNIS MONEVNAK

PENUTUP

Petunjuk Teknis Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Pembangunan

Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2012 merupakan pedoman pelaksanaan

kegiatan yang dapat mendukung kelancaran operasional di daerah/UPT. Hal ini

sangat penting agar tujuan dan sasaran evaluasi dan monitoring program/kegiatan

pembangunan peternakan ini dapat tercapai. Tercapainya monitoring dan evaluasi

program/kegiatan pembangunan peternakan yang baik akan dapat dijadikan

pertimbangan pada proses perencanaan pembangunan peternakan di masa yang akan

datang khususnya dalam mengantisipasi berbagai perubahan serta dapat dilakukan

penyempurnaan dalam pelaksanaan kegiatan/program pembangunan peternakan.

Diharapkan dengan adanya Petunjuk Teknis ini dapat membantu pelaksanaan

kegiatan di daerah/UPT.

29