petsai

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan sebuah usaha budidaya tanaman, hendaknya kita harus mengetahui cara yang terbaik untuk menghasilkan tanaman dengan kualitas dan kuantitas optimal. Ketercapaian hasil panen yang baik ditentukan oleh cara budidaya tanaman tersebut yang sesuai dengan karakter morfologis dan fisiologis tanaman yang akan dibudidayakan. Salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan adalah tanaman hortikultura baik sayuran maupun buah-buahan. Sayuran banyak dibudidayakan karena kebutuhannya sangat penting dan merupakan salah satu sumber pangan primer. Usaha budidaya tanaman umumnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti persemaian atau pembibitan, lalu proses penanaman dan pemeliharaan tanaman di lahan, sampai pada pemanenan hasil. Proses ini dapat berbeda pada setiap tanaman tergantung tanaman apa yang akan dibudidayakan. Dalam pemeliharaan tanaman semusim, semua proses pembudidayaan ini tentu dilakukan dalam rentang waktu yang relatif singkat, berbeda dengan proses pembudidayaan tanaman tahunan yang memakan waktu lama. Oleh karena itu, proses budidaya tanaman semusim bersifat lebih intens dan dinamis. 1.2 Rumusan Masalah

Upload: ibrahim-aji

Post on 17-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Budidaya petsai

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Dalam melakukan sebuah usaha budidaya tanaman, hendaknya kita harus mengetahui cara yang terbaik untuk menghasilkan tanaman dengan kualitas dan kuantitas optimal. Ketercapaian hasil panen yang baik ditentukan oleh cara budidaya tanaman tersebut yang sesuai dengan karakter morfologis dan fisiologis tanaman yang akan dibudidayakan. Salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan adalah tanaman hortikultura baik sayuran maupun buah-buahan. Sayuran banyak dibudidayakan karena kebutuhannya sangat penting dan merupakan salah satu sumber pangan primer.

Usaha budidaya tanaman umumnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti persemaian atau pembibitan, lalu proses penanaman dan pemeliharaan tanaman di lahan, sampai pada pemanenan hasil. Proses ini dapat berbeda pada setiap tanaman tergantung tanaman apa yang akan dibudidayakan. Dalam pemeliharaan tanaman semusim, semua proses pembudidayaan ini tentu dilakukan dalam rentang waktu yang relatif singkat, berbeda dengan proses pembudidayaan tanaman tahunan yang memakan waktu lama. Oleh karena itu, proses budidaya tanaman semusim bersifat lebih intens dan dinamis.1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja tahapan dalam proses budidaya tanaman semusim ?2. Seperti apa cara yang baik dalam melakukan proses budidaya ?3. Hal apa saja yang dibutuhkan selama pembudidayaan ?4. Bagaimana cara untuk mencapai hasil yang optimum ?1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara budidaya tanaman semusim yang baik, khususnya pada tanaman petsai (Brassica rapa chinensis) dan tahapan-tahapan di dalamnya.BAB II

PEMBAHASAN2.1 KlasifikasiKingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Dilleniidae

Ordo

: Capparales

Famili

: Brassicaceae (suku sawi-sawian)

Genus

: Brassica

Spesies: Brassica chinensis L.Petsai merupakan tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah sub tropis maupun tropis. Petsai diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke Philipina dan Taiwan. Tanaman sawi putih termasuk tanaman sayuran cruciferae (kubis-kubisan), yang memiliki ciri daun dan bunga yang berbentuk vas kembang. Cruciferae berbunga sempurna dengan enam benang sari yang terdapat dalam dua lingkaran. Empat benang sari dalam lingkaran dalam, sisanya dalam lingkaran luar. Sayuran Cruciferae atau Brassicaceae meliputi beberapa genus, diantaranya ialah kubis (kol), petsai (sawi putih), sawi, dan lobak (Sunarjono, 2007).2.2 Persemaian Petsai

Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat (50C) atau dalam larutan Previcur N (1 ml/l) selama satu jam. Setelah itu, benih disebar merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap screen/kasa/plastic transparan kemudian persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan kedalam bumbunan yang terbuat dari daun pisang/pot plastic dengan media yang sama (tanah dan pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 3-4 minggu atau sudah memiliki empat sampai lima daun.Alat persemaian

Media semai : campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1).

Benih : Granat, Talaud, Sangihe dan hibride Nagaoka.

Bumbung : Terbuat dari daun pisang atau daun kelapa dengan ukuran diameter dan tinggi 5 cm atau dengan polybag kecil yang berukuran 7 8 cm x 10 cm.

Gembor berlubang halus.

Naungan bedengan : terbuat dari lembaran plastic atau lembaran tembus cahaya lainnya.Penyemaian benih

Siram tanah satu hari sebelum penyemaian.

Buat alur alur penanaman saling menyilang (5 10).

Pada titik titik persilangan atau tiap bumbung polybag, taburkan benih ( 1 benih 1 titik ).

Tutup benih dengan tanah halus tipis-tipis.

Siram dengan gembor yang berlubang halus.

Penyemaian biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari.

Pemeliharaan penyemaian

Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan gembor berlubang halus.

Mengatur naungan. Persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 dan sore mulai pukul 15.00.

Penyiangan rumput dan gulma yang tumbuh di sela tanaman pokok.

Pemberian pupuk susulan dengan melarutkan pupuk NPK secukupnya kedalam air siraman tanaman. Pencegahan dan pemberantasan hama penyakit.Transplanting

Dilakukan pada usia 1 bulan atau bila bibit telah berdaun 4 5 helai karena telah mempunyai perakaran yang kuat. Pemindahan bibit dilakukan dengan :

1. Sistem cabut, yaitu bibit dicabut dengan hati-hati agar tidak merusak akar.

2. Sistem putaran, yaitu dengan cara membalikkan polybag dengan batang bibit dijepit antara telunjuk dan jari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk perlahan hingga bibit keluar.2.3 Penanaman Petsai

Persiapan Lahan

Tanah dicangkul sedalam 30 35 cm, dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan diberi pupuk dasar.

Biarkan terkena sinar matahari selama 1 2 minggu untuk memberi kesempatan oksidasi gas-gas beracun dan membunuh sumber-sumber patogen.

Buat bedengan dengan lebar 100-150 cm, tinggi 20-30 cm dan panjang tergantung keadaan lahan.

Lebar parit antar bedengan 40-60 cm dengan kedalaman 30-35 cm.

Di atas bedengan taburi dengan pupuk kandang 2 ton/ha dan kapur (bila tanah terlalu masam) 1-2 ton/ha. Jenis kapur yang digunakan antara lain Captan dan Dolomit.

Penanaman Jarak tanam 50 x 60 dengan pola penanaman segi tiga sama sisi dan bujur sangkar.

Lubang tanam dibuat sesuai jarak tanam sedalam cangkul atau dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm.

Waktu tanam yang baik pada pagi dan sore hari.

Pilih bibit yang segar dan sehat.

Bibit ditanam pada lubang dengan memberi tanah halus sedikit demi sedikit dan tekan tanah perlahan agar benih berdiri tegak.

Siram bibit dengan air sampai basah benar.2.4 Pemeliharaan Petsai

Penjarangan dan penyulaman

Penjarangan hanya dilakukan 1 kali, saat penyemaian, yaitu saat berumur 10-15 hari. Penyulaman hampir tidak dilakukan karena umur tanaman yang pendek (2-3 bulan).

Penyiangan

Dilakukan 1-2 kali sebelum pemupukan dan bersamaan dengan penggemburan tanah pada waktu tanaman berumur 2 dan 4 minggu dengan hati-hati karena dapat merusak sistem perakaran tanaman.

Pembubunan

Dilakukan bersama penyiangan dengan mengangkat tanah yang ada pada saluran antar bedengan ke arah bedengan untuk menjaga kedalaman parit dan ketinggian bedeng serta meningkatkan kesuburan tanah. Perempalan

Perempalan cabang atau tunas samping dilakukan agar zat makanan terkonsentrasi pada pembentukan bunga seoptimal mungkin.

Pemupukan

Pemupukan susulan dilakukan 2 kali pada umur 2 dan 4 minggu. Cara pemberian pada larikan atau melingkari tajuk tanaman sejauh 15-20 cm sedalam 10-15 cm, kemudian ditutup tanah. Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan sebagai berikut:

Pengairan dan penyiraman

Pada fase awal pertumbuhan, dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada musim kemarau dan berangsur-angsur dikurangi. Waktu penyiraman pagi atau sore hari dengan gembor, selang atau cara dileb.

Penyemprotan pestisida

Dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atau rutin 1-2 minggu sekali dengan dosis ringan. Jenis dan dosis pestisida yang digunakan tergantung dengan hama yang dikendalikan dan tingkat populasi hama tersebut.2.5 Pemanenan Petsai

Ciri petsai yang siap panen adalah :

- Krop berukuran besar dan kompak.

- Umur panen 25-65 hari (tergantung varietas).

Cara panen dengan memotong bagian batangnya diatas tanah dengan pisau tajam. Tanaman yang baik dan tidak terserang hama dan penyakit, berproduksi 2-3 kg per tanaman atau 25-60 ton/ha, tergantung varietas dan jumlah populasi tanaman.BAB III

PENUTUPPetsai merupakan tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah sub tropis maupun tropis. Petsai diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke Philipina dan Taiwan.

Untuk dapat mengoptimalkan hasil panen tanaman petsai tersebut, diperlukan tahapan-tahapan dalam proses budidayanya. Tahapan-tahapan tersebut antara lain: (1) persemaian. Dalam persemaian perlu diperhatikan beberapa hal yaitu alat, proses, pemeliharaan dan transplanting. (2) Penanaman. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu dalam hal persiapan lahan dan ketentuan dalam menanam petsai di lahan. (3) Pemeliharaan. Dalam hal pemeliharaan hal-hal yang harus dilakukan yaitu penjarangan dan penyulaman, penyiangan, pembubunan, perempalan, pemupukan, pengairan dan penyiraman, serta pemyemprotan pestisida. (4) Pemanenan. Untuk kondisi petsai yang sudah siap untuk dipanen juga sangat perlu diperhatikan karena dalam memanen petsai diusahakan tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Dalam pemeliharaan tanaman semusim, semua proses pembudidayaan ini tentu dilakukan dalam rentang waktu yang relatif singkat, berbeda dengan proses pembudidayaan tanaman tahunan yang memakan waktu lama. Jadi,tahapan-tahapan proses budidaya tanaman petsai harus dilakukan dengan maksimal agar mendapatkan hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKASusila, Anas. 2006. Budidaya Tanaman Sayuran. Diakses pada; (http://dkp3cirebonkota.yolasite.com/resources/Panduan%20Budidaya%20Tan.%20Sayuran.pdf). 27 September 2014.

Edi, Syafri, Julistia Bobihoe. 2010. Buklet: Budidaya Tanaman Sayuran. Diakses pada: (http://www.alamtani.com/wp-content/uploads/2014/04/budidaya-tanaman-sayuran.pdf). 27 September 2014.LAMPIRAN

Pembibitan atau penyemaian Tanaman Petsai

Persiapan lahan untuk menanam

Pemeliharaan tanaman Petsai

Pemanenan Tanaman Petsai

Hasil Panen Tanaman Petsai