pesisir

Upload: rizki-fauzi

Post on 09-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Abc

TRANSCRIPT

Pesisirmerupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001).Lingkungan pesisir memiliki produktifitas yang tinggi dalam pembangunan karena dapat meningkatkan devisa, lapangan kerja, pendapatan dan kesejahteraan penduduk. Banyaknya kegiatan yang dilakukan di daerah pesisir mengakibatkan daerah ini sangat rentan terhadap kerusakan dan pengrusakan. Menurut Hinrichsen (1997)dalamIdris (2001), wilayah pesisir memiliki tingkat kepadatan penduduk dan intensitas pembangunan industri yang tinggi, sehingga lingkungan pesisir sering mendapat tekanan manusia yang tinggi.Kerusakan lingkungan pesisir saat ini tidak terlepas dari perilaku manusia dalam memperlakukan alam. Perilaku manusia saat ini dipengaruhi oleh etika antroposentrisme dimana cara pandang manusia hanya melihat dari sudut prinsip etika terhadap manusia saja, baik dari sisi kebutuhannya maupun kepentingannya yang lebih tinggi dan terkadang sangat khusus dibandingkan dengan makhluk lain. Makhluk selain manusia dan benda lainnya hanya dianggap sebagai alat peningkat kesejahteraan manusia atau yang dikenal dengan prinsip instrumentalistik (Susilo, 2008).

Contoh gambar pesisir di indonesia

MenurutDiposaptono (2001),kerusakan lingkungan pesisir dapat terjadi akibat dua faktor diantaranya yaitu:

1.Kerusakan Karena Faktor AlamKerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam adalah gempa, tsunami, badai, banjir, el-Nino, pemanasan, predator, erosi. Kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam dapat terjadi secara alami ataupun akibat campur tangan manusia hingga mengakibatkan bencana alam. Bencana alam berupa tsunami sering memakan korban yang tidak sedikit dan menimbulkan kerusakan di daerah pesisir akibat gelombang laut yang ditimbulkan oleh suatu gangguan impulsif yang terjadi pada medium laut. Masalah banjir di Indonesia lebih sering disebabkan oleh manusia.Contoh-contoh penyebabnya, yaitu: pengembangan kota yang tidak mampu atau tidak sempat membangun sarana drainase, adanya bangunan-bangunan liar di sungai, sampah yang dibuang di sungai, penggundulan di daerah hulu dan perkembangan kota di daerah hulu. Masalah erosi yang terjadi dapat pula disebabkan oleh proses alami, aktivitas manusia ataupun kombinasi keduanya.

2.Kerusakan Akibat AntropogenikPerilaku manusia banyak dipengaruhi oleh etika antroposentrisme. Antroposentrisme ini merupakan simbol kerakusan manusia yang tidak hanya bersifat individual tetapi dapat bersifat kolektif. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka muncul indutrialisasi yang kini marak dilakukan. Manusia tidak hanya memanfaatkan alam sebatas keperluannya tetapi kini manusia telah memanfaatkannya melebihi yang dibutuhkannya. Hal ini berarti manusia mengeksploitasi alam dan lingkungan untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa berpikir panjang terhadap dampak yang akan terjadi. Dampak akibat aktivitas tersebut dapat merusak sumber daya alam khususnya dalam hal ini ekosistem pesisir.Aktivitas manusiapun dapat menimbulkan pencemaran yang mengancam ekosistem. Pencemaran-pencemaran tersebut dapat menimbulkan kerusakan fisik yang fatal di daerah pesisir. Menurut Suhardi (2001), pencemaran adalah sebarang penambahan pada udara, air dan tanah, atau makanan yang membahayakan kesehatan, ketahanan atau kegiatan manusia atau organisme hidup lainnya. Selain itu Undang-Undang No.23 Tahun 1997dalamMukhtasor (2007), juga memberikan penjelasan bahwa pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tersebut tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya.Hal ini berarti, pencemaran tidak hanya dapat merusak tatanan ekosistem pesisir tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia serta dapat mematikan makhluk hidup yang memanfaatkan sumber daya pesisir yang telah tercemar tersebut. Berdasarkan sumbernya, kerusakan yang disebabkan oleh antropogenik dapat dibagi menjadi dua, yaitu:a)DaratDaerah-daerah pesisir yang memiliki pencemaran tinggi adalah daerah industri, daerah yang padat penduduk dan pertanian. UNEP (1995)dalamIdris (2001), mengatakan bahwa sumber utama pencemaran pesisir dan lautan berasal dari daratan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu dari kegiatan industri, kegiatan rumah tangga, dan kegiatan pertanian. Kegiatan-kegiatan tersebut telah menyumbangkan limbah berupa limbah cair dan padat yang menimbulkan dampak serius pada daerah pesisir dan makhluk hidup sekitarnya.Kegiatan rumah tangga seringkali menimbulkan limbah domestik berupa limbah cair dan padat. Limbah cair domestik dapat dibagi dibagi dalam dua kategori, yaitu: Limbah cair yang berasal dari air cucian seperti sabun, deterjen, minyak dan pestisidaLimbah cair yang berasal dari kakus seperti sabun, shampoo, tinja dan air seni.Limbah cair mengandung bahan organik dan anorganik serta jutaan sel mikroba dan bakteri. Kandungan yang terdapat dalam limbah cair dapat mengancam kesehatan masyarakat yang menggunakan air yang telah tercemar sehingga menimbulkan penyakit.Pabrik-pabrik yang berada di sekitar pesisir pun menimbulkan pencemaran berupa limbah industri. Limbah industri tersebut mengandung unsur yang sangat beracun, seperti basa, logam berat dan bahan organik yang beracun. Menurut Diposaptono (2001), pencemaran oleh industri dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: perencanaan daerah industri yang tidak teratur, perencanaan tata kota yang kurang baik, dan tidak tersedianya fasilitas pengolah limbah pada daerah industri.Limbah padat berupa sampah kebanyakan berasal dari rumah tangga. Pembuangan sampah ke laut sering menjadi alternatif penduduk karena pembuangan sampah di daratan dinilai tidak efektif dan munculnya anggapan membuang sedikit sampah tidak akan berpengaruh bagi lautan yang luas. Kebiasaan yang buruk tersebut menimbulkan berbagai pengaruh terhadap kehidupan laut. Sampah-sampah yang mengapung akan terdampar di pantai dan mengurangi keindahan laut serta menghalangi penetrasi cahaya matahari. Sedangkan sampah yang berat akan tenggelam ke dasar laut dan berpengaruh terhadap komunitas bentos (Satria, 2009).

b)LautAktivitas manusia yang dapat merusak ekosistem pesisir, yaitu: pengerukan sedimen dan pembuangan material hasil pengerukan, tumpahan minyak. Aktivitas tersebut menimbulkan pencemaran yang dapat merusak. Sumber pencemaran yang sangat besar berasal dari pengerukan sedimen yang terus menerus dan pembuangan material hasil pengerukan. Material hasil kerukan biasanya dibuang beberapa kilometer dari pantai sehingga menimbulkan efek pencemaran bagi kehidupan perairan sekitar. Selain itu, juga dapat menimbulkan turbiditasyang mengancam bentik. Hal ini berpengaruh bagi kehidupan perairan karena kebanyakan bahan kerukan diambil dari daerah pelabuhan yang biasanya telah tercemar (Mukhtasor 2007).Tumpahan minyak ke laut dapat berasal dari berbagai sumber yang diantaranya berasal dari tabrakan kapal tanker, atau dari proses yang disengaja seperti pencucian tangki balas. Peristiwa tumpahan minyak di perairan Indonesia pun sering terjadi, misalnya dalam kurun waktu 1997-2001 pada. Tumpahan minyak tersebut merupakan sumber pencemaran yang sangat membahayakan karena dapat menurunkan kualitas air laut, baik karena efek langsung maupun efek jangka panjang. Efek jangka panjang yang ditimbulkan pada lingkungan laut berupa perubahan karakteristik populasi spesies laut atau struktur ekologi komunitas laut. Selain itu, tumpahan minyak dapat berdampak buruk terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya di sektorperikanan dan budidaya (Mukhtasor 2007).

Abrasiadalah proses pengikisanpantaioleh tenagagelombanglautdan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut jugaerosipantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namunmanusiasering disebut sebagai penyebab utama abrasi. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya abrasi adalah dengan penanamanhutan mangrove.roses Terjadinya AbrasiAbrasi dapat terjadi karena: Faktor Alam, dan Faktor manusia.Proses terjadinya abrasi karena faktor alam disebabkan oleh angin yang bertiup di atas lautan yang menimbulkan gelombang dan arus laut sehingga mempunyai kekuatan untuk mengikis daerah pantai. Gelombang yang tiba di pantai dapat menggetarkan tanah atau batuan yang lama kelamaan akan terlepas dari daratan. Gambar di atas menunjukkan skema arah gelombang laut yang mengikis pantai. Abrasi terjadi ketika angin yang bergerak di laut menimbulkan gelombang dan arus menuju pantai. Arus dan angin tersebut lama kelamaan menggerus pinggir pantai. Gelombang di sepanjang pantai menggetarkan tanah seperti gempa kecil. Kekuatan gelombang terbesar terjadi pada waktu terjadi badai sehingga dapat mempercepat terjadinya proses abrasi. Contoh abrasi karena faktor alam, misalnya adalah Pura Tanah Lot di pulau Bali yang terus terkikisSelain faktor alam, abrasi juga disebabkan oleh faktor manusia, misalnya penambangan pasir. Penambangan pasir sangat berperan banyak terhadap abrasi pantai, baik di daerah tempat penambangan pasir maupun di daerah sekitarnya karena terkurasnya pasir laut akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan arah arus laut yang menghantam pantai.

Penanggulangan Permasalahan Lingkungan PesisirPenanggulangan kerusakan pesisir dilakukan untuk menangani permasalahan yang terjadi di daerah pesisir. Menurut Diposaptono (2001), proses penaggulangan lingkungan pesisir dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya:1.Kegiatan MitigasiKegiatan mitigasi dapat dilakukan untuk menangani permasalahan di daerah pesisir seperti penanggulangan pada kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam. Kegiatan penanggulangannya dengan menanam mangrove di wilayah pesisir yang rentan terhadap bencana tsunami atau erosi. Penanaman mangrove dapat berfungsi sebagai penghadang gempuran tsunami atau ombak, sehingga energi gelombang dapat diredam dan akan mengurangi dampak negatif berupa korban jiwa dan harta benda.2.Kegiatan Preventif/PencegahanKegiatan preventif/pencegahan adalah kegiatan yang berupa mencegah terjadinya kerusakan. Kegiatan ini misalnya penerapan AMDAL yang berupaya mencegah kerusakan pesisir. Pada masalah limbah domestik dapat dilakukan pengolahan sampah dan Gerakan Bersih Pantai dan Laut sedangkan limbah pemanfaatan ikan dapat diolah menjadi pakan ikan, terasi dan lain-lain.3.Kegiatan PemulihanKegiatan pemulihan adalah kegiatan yang berupaya memulihkan keadaan yang telah mengalami kerusakan. Menurut Diposaptono (2001), kegiatan pemulihan dapat berupa restorasi, rehabilitasi maupun rekonstruksi. Berdasarkan hasil penelitian Suhardi (2001), pendekatan sedimen sel dapat diterapkan di Indonesia dalam menangani masalah erosi (tipe pantai terbuka) dan akresi (tipe pantai terlindung. Sedangkan pada kasus tumpahan minyak dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu: metode fisika/mekanis (absorben,danskimmer,metode kimia (penggunaan dispersan), metode biologi (bioremediation), dan dengan pembakaran.

TUGAS TEKNIK PANTAIMENGHITUNG PANJANG FETCH

Oleh :Nama: Mohammad Luki FNIM: 121910301079Kelas: B

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS JEMBER201