perubahan temperatur pada kinerja...

14
PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA VENTILASI RUMAH SUSUN MARISO DI MAKASSAR VENTILATION PERFORMANCE OF TEMPERATURE CHANGES ON MARISO FLAT HOUSE IN MAKASSAR Muhammad Kamil,M. Ramli Rahim, Baharuddin Hamzah Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi: Muhammad Kamil ST Sungguminasa HP: 081355099950 Email: [email protected]

Upload: buithien

Post on 25-May-2018

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA VENTILASI

RUMAH SUSUN MARISO DI MAKASSAR

VENTILATION PERFORMANCE OF TEMPERATURE CHANGES ON MARISO FLAT HOUSE IN MAKASSAR

Muhammad Kamil,M. Ramli Rahim, Baharuddin Hamzah

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi:

Muhammad Kamil ST Sungguminasa HP: 081355099950 Email: [email protected]

Page 2: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

Abstrak Pergerakan udara serta pengontrolan yang tepat akan menghasilkan penyegaran terbaik.

Aliran udara dalam bangunan tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan angin akan tetapi didukung oleh aspek arsitektural.

Tujuannya ialah untuk mendapatkan pola aliran udara yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya pada kinerja ventilasi bangunan yang dapat menjadi faktor yang baik ataupun buruk, tergantung pada letak ventilasi bangunan yang bervariasi dengan arah angin, yang mempengaruhi kenyamanan penghuni.

Untuk mencari desain bangunan yang optimal dari segi distribusi udara, dilakukan simulasi CumpUtating Fluid Dynamic (CFD) terhadap beberapa modifikasi ventilasi atau bukaan pada bangunan. Simulasi mengambil hari yang sama dengan hari yang digunakan untuk simulasi dan dengan mengambil sampel di mana temperatur tertinggi yaitu pada jam 12.00 wita, yakni hari ke enam pada puncak tertinggi temperatur. Terdapat 5 jenis Modifikasi bukaan yang diuji pengaruhnya terhadap kualitas temperatur dan kecepatan angin, termasuk di dalamnya kondisi eksisting yakni simulasi modifikasi 1 jendela di mana bukaan jendela dan pintu tersebut dalam keadaan terbuka.

Hasil studi menunjukkan simulasi modifikasi 1 sampai 5 melalui penambahan luasan bukaan external pada beberapa zona sehingga mampu menaikkan kecepatan angin internal. Zona-zona tersebut mendapatkan aliran angin langsung. Sementara pada zona tertentu, justru menurunkan kecepatan angin di dalam ruang. Untuk itu, perluasan bukaan harus memperhatikan perbandingan besaran outlet dan inlet.

Berdasarkan simulasi perbandingan besaran outlet dan inlet terhadap beberapa modifikasi bukaan aliran udara alami, yakni modifikasi 4 jendela,3 jendela, 2 jendela, 1 jendela dan ventilasi diperoleh hasil bahwa tingkat aliran udara dan suhu rata-rata dalam ruang yang paling baik diperoleh pada modifikasi penggunaan 4 jendela, sedangkan yang paling buruk diperoleh pada modifikasi penggunaan bukaan 5 ventilasi, simulasi bukaan 4 jendela ini mampu menekan temperatur dari kondisi eksisting dengan jumlah 1,79°C.

Kata kunci: Perubahan temperatur, Ventilasi.

Abstract

Air movement and control of the right to produce the best refreshment. Air flow in the building is not only influenced by wind speed but is supported by architectural aspects. Getting the right pattern of air flow to the room as well as the controlling will depend on the performance of building ventilation can be a factor of good or bad, depending on the location of building ventilation varies with wind direction, which affect occupant comfort. To search for the optimal design of the building in terms of air distribution, performed simulations of some modifications ventilation or openings in buildings. Simulation took the same day as the day that is used for simulation and by taking samples where the highest temperature at 12.00 pm, the sixth day the highest peak temperature. There are 5 types of modifications openings tested their effects on the quality of temperature and wind speed, including the modification of the existing conditions in the simulation of one window where the window and door openings in an open state. Simulation study results indicate modification through the addition of 1 to 5 the extent of external openings on several zones so as to raise the internal wind speeds. Those zones get direct wind flow. While in certain zones, had lower wind speeds in space. Therefore, the expansion of openings should pay attention to the amount of comparison outlet and inlet. Based on the simulation of several modifications of natural airflow openings, ie openings 4 window, 3 windows, 2 windows, one window, and obtained the result that the ventilation air flow rate and the average temperature in the space is best obtained by the modification of the use of 4 window, while the obtained on modifications worst ventilation applications. Keywords: Changes in temperature, ventilation

Page 3: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

PENDAHULUAN

Karya Arsitektur adalah hasil upaya manusia menciptakan lingkungan yang

utuh untuk menampung kebutuhan manusia bertempat tinggal berusaha atau

bersosial budaya (Budiharjo, 1997). Rumah susun selain berfungsi sebagai

bangunan yang dapat memberikan perlindungan yang aman dan nyaman bagi

penghuninya juga harus menampung aktifitas dasar penghuninya. Menurut Olgay

(1963), tingkat produktivitas dan kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh

kondisi iklim setempat.

Berdasarkan geografisnya, Indonesia dikelompokkan ke dalam karakter

iklim tropis lembab, dengan intensitas radiasi matahari yang tinggi, temperatur

udara yang relatif tinggi, kelembaban udara dan curah hujan yang juga tinggi,

serta keadaan langit yang senantiasa berawan (Lippsmeier, 1994). Karakteristik

iklim tropis lembab mempunyai kelembaban cukup tinggi yaitu berkisar 70%-

80% di musim kemarau dan 80%-95% dimusim penghujan, karena pengaruh

evaporasi air laut. Temperatur udara cukup panas sekitar 24° pada malam hari dan

34° pada siang hari. Keadaan demikian selalu terjadi hampir sepanjang tahun dan

berpengaruh pada lingkungan mikro.

Kenyamanan termal sangat dibutuhkan tubuh agar manusia dapat

beraktifitas dengan baik (di rumah, sekolah ataupun di kantor/tempat bekerja).

Szokolay (1980) dalam ‘Manual of Tropical Housing and Building’ menyebutkan

kenyamanan tergantung pada variabel iklim (matahari/radiasinya, suhu udara,

kelembaban udara, dan kecepatan angin) dan beberapa faktor individual/subyektif

seperti pakaian, aklimatisasi, usia dan jenis kelamin, tingkat kegemukan, tingkat

kesehatan, jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta warna kulit, untuk

mengatasi hal tersebut perlu adanya telaah iklim makro dan iklim mikro agar

kanyamanan ruang rumah tinggal dapat dirasakan.

Pada bangunan-bangunan rumah sederhana di daerah tropis lembab seperti

rumah susun memiliki keterbatasan ekonomi untuk menggunakan system

pendingin mekanis, Menurut Lindley dan Whitaker (1996) ventilasi alamiah

adalah pertukaran udara di dalam suatu bangunan dengan udara di luarnya tanpa

menggunakan kipas atau peralatan mekanik lainnya. Pertukaran udara pada rumah

Page 4: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

susun sangat diperlukan untuk mencegah terlalu tingginya suhu dan kelembaban

udara.

Frick, dkk. (2008), mengatakan bahwa angin dan pengudaraan terus

menerus mempersejuk ruangan udara. Yang bergerak menghasilkan penyegaran

terbaik karena dengan penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yang

menurunkan suhu pada kulit manusia dengan demikian juga dapat digunakan

angin untuk mengatur udara didalam ruang.

Pengamatan pada konteks ini adalah mengenai perubahan temperatur dan

fungsi ventilasi yang maksimal pada rumah susun mariso di Makassar yang di

teliti.

METODE PENELITIAN

Varaibel Penelitian

Menurut Somantri (2006), variabel adalah karakteristik yang akan

diobservasi dari satuan pengamatan. Karakteristik tersebut merupakan ciri

tertentu dari objek yang diteliti. Adapun variabel dari penelitian ini terdiri atas

tiga jenis variabel, yakni: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

Var iabel bebas adalah suatu var iabel yang var iasinya

mempengaruhi variabel lain atau variabel yang pengaruhnya terhadap variabel

lain ingin diketahui. Dalam kenyamanan termal, yang termasuk variabel bebas

antara lain: geometri ruang, ukuran bukaan, kecepatan angin.

Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk

mengetahui besarnya efek atau pengaruh var iabel lain. Pada

kenyamanan termal, variabel terikatnya, terdiri atas: suhu (°C) , kecepatan angin

(m/s).

Variabel kontrol adalah variabel yang berfungsi sebagai kendali variabel

bebas terhadap variabel terikat. Variabel kontrol dari penelitian ini adalah nilai

standarisasi Mom, dkk. (1947) yang pernah dilakukan di Indonesia.

Alat Pengumpul Data

Alat yang digunakan untuk mengukur dalam penelitian ini adalah untuk

mengukur temperatur udara dan kelembaban udara digunakan alat higrometer dan

Page 5: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

thermometer, dan kecepatan angin diukur dengan alat Anemometer, untuk elemen

bangunan digunakan rol meter, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.

Teknik Analisis Data

Permodelan (software Unigraphics nx 5)

Terlebih dahulu dilakukan pemodelan dalam bentuk tiga dimensi akan

tampak pada proses penggunaan Unigraphics nx 5 nantinya. Langkah awal

dilakukan penggambaran awal benda yang akan disimulasikan. Model digambar

dalam bentuk 1 unit ruang hunian yang akan disimulasi dalam volume. Geometry

and Mesh .

Proses meshing merupakan langkah lanjutan yang dilakukan setelah proses

penggambaran selesai. Ukuran mesh yang terdapat pada suatu obyek akan

mempengaruhi ketelitian analisis CFD yang akan dilakukan. Semakin kecil

ukuran mesh pada sebuah obyek, maka akan semakin teliti hasil yang didapat.

Tampak hasil mesh dari benda yang digambar dan penentuan daerah-daerah batas

inlet, outlet dan wall. Kemudian mengubah solver ke bentuk FLUENT. Selain itu,

agar bisa terbaca dan terdeteksi pada CFD untuk proses simulasi, gambar pada

mesh harus di ekspor terlebih dahulu ke dalam file dengan ekstensi msh.

CFD (Computational Fluid Dinamics)

Pemilihan Solver

Dalam window di awal membuka FLUENT, ada beberapa pilihan solver.

Solver 2D digunakan untuk menganalisa komponen yang digambar 2 dimensi,

sedangkan solver 3D digunakan untuk menganalisa komponen dengan bidang 3

dimensi. Apabila dipilih 2d/3d (double precision), maka anilisa akan

menghasilkan data yang lebih akurat, dikarenakan solver tersebut merupakan

solver dengan keakuratan ganda.

Mengimpor dan Memeriksa Mesh

Mesh model yang telah dibuat dalam harus dibuka dahulu di FLUENT

agar dapat dilakukan analisa dan file yan dipilih untuk dibuka pada FLUENT

adalah file dengan ekstensi *.msh dan *.cas. File dengan ekstensi *.msh

merupakan file mesh model, dan *.cas merupakan file kasus yang berisi mesh dan

parameter-parameter yang telah dimasukkan ke dalam

Page 6: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

Menentukan Kondisi Batas

Setelah itu kita tentukan kondisi model yang digunakan untuk simulasi.

Ada yang berfungsi sebagai dinding (wall) dan ada yang berfungsi sebagai

pressure inlet. Perlu dipastikan bahwa parameter yang dimasukkan telah sesuai

dengan kondisi nyata.

Proses Iterasi

Langkah selanjutnya, semua yang telah di tentukan kondisi batas

dimasukkan ke dalam software dan disesuaikan dan dicocokkan dengan kondisi

software sebelum direaksikan/dijalankan literasi tersebut terlihat pada grafik,

sehingga akan mengetahui hasilnya konvergen atau divergen. Jika hasilnya

divergen, berarti terdapat kesalahan dalam memasukkan data atau dalam

pembatasan pada boundary condition.

Setelah melakukan Iterasi, yang merupakan cakupan dari keseluruhan

proses reaksi yang terjadi, maka didapatkan tampilan kontur dari bidang yang

dianalisa, kemudian menghasilkan nilai dalam output.

HASIL

Kondisi Eksisting

Gambar 1 menunjukkan nilai yang diperoleh dari pengukuran pada lantai 4

merupakan salah satu hasil pengukuran, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:

Pada pukul 06:00 pengukuran di awali dengan kondisi temperatur lantai 4

kamar tidur masih rendah dengan nilai temperatur 26°C luar ruangan

26.6°C dan kecepatan angin 0,2 m/s, kondisi matahari dalam keadaan akan

terbit, nilai temperatur dan kecepatan angin sesuai pada standard nyaman,

kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan

matahari terbit.

Pada pukul 07:00 s/d pukul 12:00 adanya peningkatan di sebabkan

matahari telah terbit yang menghasilkan nilai 31,9°C s/d 33,4°C namun

adanya peningkatan suhu temperatur yang signifikan akibat radiasi dan

konveksi namun faktor radiasi tidak terlalu berpengaruh karena posisi

kamar lantai 4 berada pada posisi barat yg tidak terkenal langsung oleh

radiasi matahari, akan tetapi nilai kecepatan angin meningkat 0.2 s/d 0.9

Page 7: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

m/s dengan adanya peningkatan nilai kecepatan angin hal ini mampu

menekan peningkatan suhu pada ruang kamar pada bangunan rumah

susun.

Pada pukul 13:00 s/d pukul 18:00 nilai temperatur semakin meningkat

drastis di akibatkan radiasi matahari pada sisi barat berlangsung selama 5

jam namun peningkatan kecepatan angin pada luar bangunan 1,4 m/s hal

ini mampu menekan peningkatan suhu pada ruang kamar namun angka-

angka ini berada d bawah batas kenyamanan penghuni.

Pada pukul 19:00 s/d pukul 00:00 nilai temperatur semakin menurun

terjadi penurunan suhu 27,8,°C di akibatkan matahari terbenam dan

adanya penurunan kecepatan angin pada luar bangunan 0,9 m/s angin hal

ini mampu menekan peningkatan suhu pada ruang kamar.

Pada pukul 01:00 s/d pukul 05:00 nilai temperatur semakin menurun

terlihat bahwa kondisi nyaman bangunan berlangsung hanya selama 6 jam

dalam sehari yaitu antara pukul 01.00-06.00, dini hari

Simulasi Modifikasi Elemen Temperatur

Untuk mencari desain bangunan yang optimal dari segi distribusi udara

dalam hal kenyamanan termal, dilakukan simulasi terhadap beberapa modifikasi

ventilasi atau bukaan pada bangunan. Simulasi mengambil hari yang sama

dengan hari yang digunakan untuk simulasi dan dengan mengambil sampel di

mana temperatur tertinggi yaitu pada jam 12.00 wita, yakni hari ke enam pada

puncak tertinggi temperatur.

Terdapat 5 jenis Modifikasi bukaan yang diuji pengaruhnya terhadap

kualitas temperatur dan kecepatan angin, termasuk di dalamnya kondisi eksisting

yakni simulasi modifikasi 1 jendela di mana bukaan jendela dan pintu tersebut

dalam keadaan terbuka.

Simulasi Modifikasi 1

Terdapat 1 jendela sebagai distribusi udara (inlet) pada satu hunian rumah

susun Sebagaimana diketahui bahwa udara siang hari di daerah beriklim tropis

lembab menyebabkan kondisi tidak nyaman di ruangan-ruangan rumah karena

tingginya temperatur hal ini di sebabkan kurangnya distribusi udara pada ruang

kamar tidur dan ruang tamu, dari hasil simulasi distribusi udara pada Modifikasi 1

Page 8: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

belum cukup mendistribusi udara karena jumlah bukaan inlet dan luas bukaan

inlet tidak sebanding dengan bukaan outlet.

Simulasi Modifikasi 2

Terdapat 2 jendela sebagai distribusi udara (inlet) pada satu hunian rumah

susun Sebagaimana diketahui bahwa udara siang hari di daerah beriklim tropis

lembab dengan suhu ruang kamar 32,5°C, ruang tamu 31,1°C dan ruang luar

33,7°C menyebabkan kondisi tidak nyaman di ruangan-ruangan rumah karena

tingginya temperatur hal ini di sebabkan kurangnya distribusi udara pada ruang

kamar tidur dan ruang tamu hanya dua geometri bukaan pintu dan jendela pada

ruang tamu kemudian di suplai ke dalam ruang tidur dengan bukaan sedangkan

out-let terdapat 2 jendela ruang kamar tidur dan 1 jendela dapur, dari hasil

simulasi distribusi udara pada Modifikasi 2 belum cukup menditribusi udara

jumlah bukaan inlet dan luas bukaan inlet sebanding dengan bukaan outlet akan

tetapi penyebaran distribusi udara belum menyebar secara merata dalam ruang di

sebabkan inlet masih sebanding dengan outlet.

Simulasi Modifikasi 3

Dari beberapa penjelasan modifikasi 1 dan 2 bahwa kebutuhan distribusi

inlet dalam ruang sudah mencukupi, namun kebutuhan sirkulasi pada ventilasi

silang belum terpenuhi karena distribusi outlet belum lebih besar perbandingan

antara inlet dan outlet Terdapat 2 jendela sebagai distribusi udara (inlet) pada satu

hunian rumah susun Sebagaimana diketahui bahwa udara siang hari di daerah

beriklim tropis lembab dengan suhu ruang kamar 32,5°C, ruang tamu 31,1°C dan

ruang luar 33,7°C menyebabkan kondisi tidak nyaman di ruangan-ruangan rumah

karena tingginya temperatur hal ini di sebabkan kurangnya distribusi udara pada

ruang kamar tidur dan ruang tamu hanya dua geometri bukaan pintu dan jendela

pada ruang tamu kemudian di suplai ke dalam ruang tidur dengan bukaan

sedangkan out-let terdapat 2 jendela ruang kamar tidur dan 1 jendela dapur, dari

hasil simulasi distribusi udara pada Modifikasi 3 belum cukup menditribusi udara

jumlah bukaan inlet dan luas bukaan inlet sebanding dengan bukaan outlet akan

tetapi penyebaran distribusi udara belum menyebar secara merata dalam ruang di

sebabkan inlet masih sebanding dengan outlet.

Page 9: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

Simulasi Modifikasi 4

Adanya keterbatasan penambahan jumlah bukaan ventilasi pada rumah

susun, pada modifikasi 4 kebutuhan distribusi inlet dalam ruang sudah

mencukupi karena pada sisi depan depan dan sisi belakang rumah susun telah

maksimal sedangkan sisi samping kiri dan kanan tidak terpenuhi untuk bukaan

disebabkan model rumah susun dalam bentuk kopel namun pada modifikasi 4

kebutuhan sirkulasi ventilasi silang cukup memenuhi karena distribusi outlet

cukup maksimal dengan penambahan 4 jendela pada posisi outlet lebih besar

perbandingan antara inlet dan outlet, Terdapat 2 jendela sebagai distribusi udara

(inlet) pada satu hunian rumah susun. Dari hasil simulasi distribusi udara pada

Modifikasi 4 telah memenuhi mendistribusi udara ruang pada kamar tidur dengan

ukuran perbandingan 1 meter di atas lantai , jumlah bukaan inlet dan luas bukaan

inlet lebih kecil dengan bukaan outlet.

Simulasi Modifikasi 5

Pada modifikasi 5 perletakan jendela sama dengan kondisi eksisting

Terdapat 2 jendela akan tetapi 1 jendela dalam keadaan tertutup dan pintu depan

rumah susun dalma keadaan tertutup akan tetapi ada penambahan jalousi inlet

maupun outlet sebagai distribusi udara pada satu hunian rumah susun

Sebagaimana diketahui bahwa udara siang hari di daerah beriklim tropis lembab

dengan suhu ruang kamar 32,5°C, ruang tamu 31,1°C dan ruang luar 33,7°C

menyebabkan kondisi tidak nyaman di ruangan-ruangan rumah karena tingginya

temperatur hal ini di sebabkan kurangnya distribusi udara pada ruang kamar tidur

dan ruang tamu hanya satu geometri bukaan yaitu jendela pada ruang tamu

kemudian di suplai ke dalam ruang tidur dengan bukaan sedangkan out-let

terdapat 1 jendela ruang kamar tidur dan 1 jendela dapur dan penambahan jalousi,

dari hasil simulasi distribusi udara pada Modifikasi 1 belum cukup menditribusi

udara jumlah bukaan inlet dan luas bukaan inlet sebanding dengan bukaan outlet

akan tetapi penyebaran distribusi udara belum menyebar secara merata dalam

ruang di sebabkan inlet masih sebanding dengan outlet.

Page 10: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

PEMBAHASAN

Pada Typikal Rumah susun bukaan jendela hanya satu permukaan dinding

sehingga mengakibatkan aliran udara yang masuk dan keluar sangat sedikit dan

sulit, untuk mengatasinya harus di buat bukaan yang bersebrangan supaya terjadi

ventilasi silang. Kecepatan angin dalam rumah ini berkisar 0.1 m/s sampai

dengan 0.4 m/s tidak terasa dan tidak berpengaruh pada kenyamanan udara luar

juga yang bersuhu tinggi 33,80 °C tetapi kecepatan angin cukup nyaman yaitu

sebesar 1,6 m/dt . dengan melihat rumah ini sebagai rumah tengah, maka tidak

dapat leluasa membuat bukaan kecuali pada ruang kamar tidur dan penambahan

dimensi bukaan ruang dapur, demikian juga dengan sebagian bukaan

menggunakan kaca mati pada jendela ruang tamu sangat tidak tepat karena tidak

dapat leluasa memasukkan udara.

Kualitas Kenyamanan Termal jika ditinjau dari suhu rata-rata (°C) pada

lantai 1 dan 2 secara umum masih berada di bawah standar 33,8 °C sedangkan

pada lantai 3 dan 4 nilai suhu rata-rata (°C) sedikit lebih rendah dan

menunjukkan nilai sedikit perbedaan . Jika ditinjau dari segi ketinggian bangunan

oleh faktor kecepatan angin (m/s) dengan kondisi jam 12.00 wita , maka secara

umum suhu rata-rata (°C) selama 7 hari pengukuran masih berada di bawah

standar Mom dan Wiesebrom dalam (Soegijanto, 1998) adalah sejuk nyaman suhu

antara 20,5°C sampai dengan 22,8°C (TE), nyaman optimal suhu antara 22,8°C sampai

dengan 25,8°C (TE) dan hangat nyaman suhu antara 25,8°C sampai dengan 27,1°C

(TE).%

Hasil simulasi modifikasi melalui penambahan luasan bukaan external

pada beberapa zona mampu menaikkan kecepatan angin internal. Zona-zona

tersebut mendapatkan aliran angin langsung dengan nilai Cp positif. Sementara

pada zona tertentu, justru menurunkan kecepatan angin di dalam ruang. Untuk itu,

perluasan bukaan harus memperhatikan perbandingan besaran outlet dan inlet

Hedy C.Indrani(2008). Konfigurasi arsitektural yang telah menjadi tipe umum

untuk diterapkan didaerah beriklim tropis lembab, yakni dengan adanya naungan

penghalang sinar matahari langsung. Bentuk penghalang tersebut secara geometris

mempengaruhi besarnya angka Cd. Namun angka Cd ini tidak terpengaruh oleh

posisi bukaan menurut ketinggiannya Sangkertadi dkk(2001).

Page 11: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

Penggunaan teknik simulasi numerik dengan perangkat paket CFD dapat

menghasilkan keluaran yang representatif untuk disajikan secara visual karena

Penggunaan teknik simulasi numerik ini pada akhirnya dapat memudahkan kita

untuk menyatakan secara kuantitatif bahwa ternyata faktor kecepatan angin dan

besaran bukaan ventilasi sangat berperan dalam mencapai tingkat kenyamanan

penghuni ruang Kussoy Wailan John (2001).

KESIMPULAN DAN SARAN

Apabila ditinjau dari faktor temperatur rata rata, sesuai gambar 2, maka

modifikasi yang memiliki nilai paling baik adalah modifikasi simulasi

penggunaan 4 jendela , dan yang terendah nilai temperatur rata-ratanya adalah

simulasi penggunaan modifikasi 4 jendela. Hal ini berlaku untuk lantai 2 dan

lantai 4. Selain itu, nilai temperatur rata-rata dari semua modfikasi pada lantai 2-4

dapat disimpulkan masih dibawah standar, karena sebagian besar nilainya masih

berada di bawah angka 29°C. akan tetapi dari simulasi bukaan 4 jendela ini

mampu menekan temperatur dari kondisi eksisting dengan jumlah 1,79°C.

DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo Eko. (2009). Pengaruh Budaya dan Iklim dalam Perancangan Arsitektur. PT. Alumni, Bandung.

Frick, Heinz, Ardiyanto Antonius, & Darmawan AMS. (2008). Ilmu Fisika Bangunan. Penerbit kanisius. Yogyakarta.

Indrani Hedy C.(2008) .Dimensi Interior, Vol.6, NO.1,JUNI 2008: 9-23 10 Kussoy Wailan John (2001) Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 1, April 2011 Mom, C. P., Wiesebron, J. A., Courtice, R. & Kip, C. G. (1947). The application

of the effective temperature scheme to the comfort zone in the Netherlands Indies. Chronica Naturae,

Norbert Lechner. (2007). Heating, Cooling, Lighting : Metode desain untuk Arsiitektur. PT. RajaGrafindo. Jakarta.

Lippsmeier, Georg. (1984). Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta. Lindley, James A. And James H. Whitaker. (1996). Agricultural Buildings and

Structures: Revised Edition. ASAE. St. Joseph, USA. Olgay, V. (1963). Design with Climate: Bioclimatic Approach to Arvhitectural

Regionalism, Princenton University Press, Princenton. Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistik Dalam

Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Soegijanto. (1999). Bangunan Di Indonesia Dengan Iklim Tropis Lembab

Ditinjau Dari Aspek Fisika Bangunan. Institut Teknonolgi Bandung. Bandung.

Page 12: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

Szokolay, SV. (1980). Environment Science Handbook, Construction Press Longman, London.

Sangkertadi dkk(2001). Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 29, No. 2, Desember 2001: 147 - 150

Page 13: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

Tabel 1. Alat-alat perekam dan pengukuran PARAMETER ALAT JUMLAH

Temperatur udara Thermo - Hygrometer 6 buah Temperatur udara Kelembaban Hygrometer 2 buah Angin (kecepatan) Anemometer 1 buah Mendapatkan Wet Bulb Temperatur

Diagram Psikometrik -

Temperatur Efektif (ET) – dari DBT

Diagram Temp. Efektif (ET Monogram) -

Standar Kenyamanan Mom, et al., 1947 - Perhitungan laju pergantian udara Rumus Boutet, 1987. -

Gambar 1. Grafik pengukuran hygrometer temperatur hari ke enam lantai 4

2425262728293031

06.0

0

08.0

0

10.0

0

12.0

0

14.0

0

16.0

0

18.0

0

20.0

0

22.0

0

00.0

0

02.0

0

04.0

0

Series1

2425262728293031

06.0

0

08.0

0

10.0

0

12.0

0

14.0

0

16.0

0

18.0

0

20.0

0

22.0

0

00.0

0

02.0

0

04.0

0

Series1

05

101520253035

06.0

0

08.0

0

10.0

0

12.0

0

14.0

0

16.0

0

18.0

0

20.0

0

22.0

0

00.0

0

02.0

0

04.0

0

Series1

Hasil pengukuran pada ruang kamar

jam 12.00

Hasil pengukuran pada ruang Tamu

jam 12.00

Hasil pengukuran pada ruang Teras

jam 12.00

Waktu Pengukuran

°C

Waktu Pengukuran

°C

Waktu Pengukuran

°C

Page 14: PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KINERJA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/884439869ab6354033c1daefa...kondisi ini belum mengalami adanya peningkatan suhu yang di akibatkan matahari terbit

Gambar 2 .Tabel Perbandingan nilai temperatur modifikasi simulasi , lantai 1 s/d lantai 4