perubahan sosial terhadap lingkungan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di era globalisasi sekarang ini negara-negara maju maupun
berkembang sedang gencar-gencarnya melakukan inovasi di bidang teknologi,
terutama di bidang informasi, komunikasi maupun industry. Khususnya di
negara maju seperti Amerika, Inggris dan negara maju lainnya sudah menjadi
kewajiban memiliki sektor industri guna mendukung perekonomian negara
yang bersangkutan. Adanya perkembangan teknologi menyebabkan pula
terjadinya dinamika atau perubahan sosial di sekitar masyarakat. Dengan
adanya perkembangan industri, masyarakat juga mengalami perubahan dalam
hal pola perilaku maupun anggapan terhadap norma yang mereka ikuti sampai
sekarang ini. Perubahan sosial pada masyarakat terjadi karena adanya
perubahan dalam aspek struktur dalam masyarakat, komposisi penduduk,
keadaan geografis atau berubahnya sistem hubungan sosial dalam masyarakat.
Dengan kondisi masyarakat yang semakin dinamis, perubahan-
perubahan banyak terjadi sebagai dampak dinamika sosial. Dapat berupa
perubahan karakteristik masyarakat maupun lingkungan sekitar. Masyarakat
yang semula menghargai lingkungan, norma dan nilai yang berlaku, kini mulai
mengabaikan hal tersebut. Lingkungan yang semula bersih, berubah menjadi
lingkungan kumuh, tercemar serta kerusakan-kerusakan lain. Kemunculan
industri-industri berdampak besar pula pada kondisi lingkungan di sekitarnya.
Banyak pihak yang melalaikan tanggung jawab menjaga kelestarian alam,
banyak pemilik industri mengabaikan pengolahan limbah dan dampak-dampak
lain dari kegiatan industri. Hal ini menggambarkan bahwa semakin terkikisnya
perasaan cinta manusia. Bukan hanya kepada alam semesta dan makhluk lain
di sekelilingnya, tetapi juga kepada Sang Pencipta kehidupan, Tuhan Yang
Maha Esa. Selain itu, lingkungan kumuh juga timbul akibat adanya degradasi
1
moral masyarakat yang kurang peduli akan pentingnya kebersihan lingkungan
di sekitar mereka. Serta menipisnya kesadaran untuk memelihara lingkungan.
Jika hal tersebut tetap dibiarkan, maka akan menimbulkan masalah
serius yang dapat merugikan masyarakat sendiri. Berdasarkan fakta tersebut,
sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai dampak dari
perubahan sosial terhadap lingkungan sekitar masyarakat.
B. Rumusan Masalah
a. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial
di masyarakat?
b. Apa sajakah bentuk dari perubahan sosial?
c. Bagaimana keterkaitan antara perubahan sosial dengan perubahan kondisi
lingkungan di masyarakat?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1. Sebagai bahan kajian mahasiswa mengenai dampak perubahan sosial
terhadap lingkungan .
2. Sebagai kajian untuk mengetahui factor-faktor penyebab perubahan sosial
di masyarakat.
3. Sebagai sarana untuk mengetahui keterkaitan antara perubahan sosial
dengan perubahan lingkungan di masyarakat.
D. Manfaat
Manfaat teoristis dari pembuatan makalah ini antara lain,yaitu:
1. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai
definisi tentang perubahan sosial dalam masyarakat.
2. Memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab perubahan
sosial.
3. Memberikan penjelasan bagaimana perubahan sosial berpengaruh pada
kondisi lingkungan.
2
Manfaat praktis dari pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1. Menjelaskan kepada masyarakat mmmengenai perubahan sosial yang
terjadi dalam lingkungan masyarakat.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana dampak dari
perubahan sosial terhadap lingkungan.
3. Menjelaskan bagaimana proses berubahnya kondisi lingkungan karena
adanya perubahan sosial.
E. Ruang Lingkup
Makalah ini membahas mengenai dampak perubahan sosial terhadap
lingkungan,mulai dari definisi perubahan sosial , faktor penyebab perubahan
sosial, proses perubahan lingkungan karena perubahan sosial, hingga dampak
perubahan sosial terhadap lingkungan.
3
BAB II LANDASAN
TEORI
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari
lingkunga. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan
lingkungan. Maka berarti, lingkungan merupakan bagian penting dari kehidupan
manusia.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan
abiotik. Jika anda berada di kampus, lingkungan biotiknya berupa teman-teman
kuliah, dosen serta karyawan, dan semua orang yang ada di kampus, juga berbagai
jenis tumbuhan yang ada di kebun atau taman kampus serta hewan-hewan yang
ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan
tulis, gedung , dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan
yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Secara khusus,
kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala
sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup
di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup. Termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Unsur-unsur lingkungan
hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Pertama adalah unsur hayati (biotik). Unsur hayati (biotik), yaitu unsur
lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun kampus, maka
lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam
4
kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama
manusia.
Kedua adalah unsur sosial budaya. Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan
sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan
keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat
mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan
ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
Ketiga adalah unsur fisik (abiotik). Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur
lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air,
udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya
bagi kelangsungan hidup di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada
lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka
bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan,
banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,
munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
Semakin berkembangnya manusia, semakin dia lalai akan kewajibannnya
untuk menjaga pemberian Tuhan berupa alam semesta dan isinya. Semakin sukses
manusia semakin luntur rasa syukurnya. Oleh karena itu, seharusnya manusia
mulai menyadari dampak-dampak dari kerusakan alam. Semakin alam rusak
sebenarnya semakin rusak pula manusianya. Jika alam ini hancur, manusia akan
kemana? Jelas manusia juga akan hancur. Karena Tuhan hanya menciptakan satu
tempat untuk hidup manusia yang berlimpah air dan terdapat udara yaitu bumi.
5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perubahan Sosial
Perubahan sosial terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara
unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial. Kebosanan
manusia dengan unsur yang ada sebenarnya menjadi penyebab perubahan
sosial. Semakin berkembang pemikiran manusia maka akan semakin ingin
mendapatkan yang lebih baik dan tidak puas dengan apa yang ada saat ini.
Maka manusia terus menggali serta melakukan inovasi-inovasi terhadap apa
yang ada di sekitarnya, demi memenuhi kebutuhan serta keinginannya.
Faktor-faktor penyebab perubahan sosial ada yang dari dalam ada pula
yang dari luar. Faktor dari luar misalnya adalah bertambah atau berkurangnya
penduduk, penemuan baru, pertentangan dalam masyarakat dan terjadinya
pemberontakan atau revolusi. Sedangkan faktor dari luar misalnya adalah
bencana alam, peperangan dan pengaruh kebudayaan lain. Faktor tersebut ada
yang terjadi secara disengaja ada pula yang tidak.
Perubahan sosial dapat berdampak positif maupun negatif. Dampak
positif dari perubahan sosial adalah munculnya penyesuaian atau akomodasi.
Adanya penyesuaian memungkinkan dicapainya tahap perkembangan sosial
baru yang lebih maju dan lebih baik dari keadaan sebelumnya. Proses tersebut
dapat dicapai melalui reorganisasi atau reintegrasi yaitu proses pembentukan
norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.
Dampak negatif dari perubahan sosial adalah disintegrasi atau
disorganisasi. Hal ini mengakibatkan terjadinya disorientasi nilai dan norma
(anomie), munculnya konfik sosial, tidak optimalnya suatu pranata sosial,
terjadinya kerusakan lingkungan, terjadinya pencemaran lingkungan, dan
munculnya krisis multidimensi. Bentuk disintegrasi sebagai dampak dari
6
perubahan sosial antara lain kriminalitas, pergolakan daerah, demonstrasi,
kenakalan remaja, dan prostitusi.
B. Bentuk Perubahan Sosial
1. Modernisasi
Modernisasi dengan kata dasar modern yang berasal dari bahasa
latin kata Modo dan Ernus. Modo berarti cara dan Ernus menunjuk pada
adanya periode waktu masa kini. Dapat dikatakan bahwa modernisasi
adalah proses menuju masyarakat yang modern. Dalam modernisasi
diharapkan segala sesuatu dapat lebih efektif, efisien, simple, dan instan.
Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu proses transformasi
kehidupan yang awalnya tradisional menjadi kemasakinian, serta
organisasi sosial ke arah pola ekonomis dan politis.
Modernisasi lebih cenderung kepada industrialisasi karena dalam
modernisasi hampir semua kebutuhan manusia diproduksi menggunakan
mesin dalam jumlah massal. Mulai dari pakaian hingga kendaraan yang
digunakan. Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi dasar terjadinya
modernisasi.
Gejala-gejala modernisasi dapat ditinjau dari berbagai bidang
kehidupan manusia,antara lain :
a. Bidang budaya ;
b. Bidang politik ;
c. Bidang ekonomi ; dan
d. Bidang sosial.
Teori modernisasi menganggap bahwa negara-negara terbelakang
akan menempuh jalan yang sama dengan industri maju di Barat sehingga
kemudian akan menjadi negara berkembang pula melauli proses
modernisasi (Light, Keller and Calhoun, 1989). Teori ini mengatakan
bahwa masyarakat yang belum berkembang harus mulai menyesuaikan
diri atas kekurangan yang dimiliki.
7
2. Globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global,
yang artinya universal. Achmad Suparman menyatakan “Globalisasi
adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri
dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah”. Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja
(working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau
proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa
dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi dengan menyingkirkan batas-
batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek
yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang
memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang
ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling
mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan
ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak
mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia. Bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain
seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang
pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan
orang dengan globalisasi:
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya
hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap
mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin
tergantung satu sama lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin
diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor,
lalu lintas devisa, maupun migrasi.
8
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin
tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia.
Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari
universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat
sehingga mengglobal.
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini
berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama,
masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada
pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri,
bukan sekadar gabungan negara-negara.
Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah suatu proses
terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masayarakat di
seluruh dunia. Intinya globalisasi adalah proses mendunia. Contoh
globalisasi adalah internet, karena internet bersifat global atau seluruh
belahan dunia dapat mengakses satu hal yang sama walaupun berbeda
negara.
Ciri-ciri dari globalisasi antara lain:
1. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-
barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya,
sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan
kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi
saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan
dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
C. Dampak Perubahan Sosial terhadap Lingkungan
Seperti yang sudah diterangkan di atas bahwa perubahan sosial terjadi
karena ada kebosanan dan rasa tidak puas dari masyarakat terhadap apa yang
9
ada saat ini. Perubahan sosial lebih mengarah kepada modernisasi dan
globalisasi karena manusia lebih menginginkan hal yang sederhana, simple,
mudah dan instan. Berkembangnya modernisasi dan globalisasi inilah yang
menjurus pada industrialisasi.
Semakin modern suatu negara akan semakin banyak pula industri
yang ada di negara tersebut. Namun banyak negara yang kurang
memperhatikan dampak negatif dari sebuah industri. Industri tidaklah buruk.
Karena dengan industri kita tidak perlu lagi mengantri membuat pakaian,
sepatu, ataupun membuat makanan ringan. Melalui industri hal kecil hingga
hal besar dapat kita miliki tanpa perlu membuatnya sendiri.
Jika kita balik ke masa lalu, manusia hidup dengan sistem barter.
Andai saja saat ini sistem barter masih menjadi cara bertahan hidup manusia,
apakah kebutuhan kita akan terpenuhi semuanya? Tentu saja tidak. Dengan
hanya sistem barter, kita tidak akan mengenal HP, laptop, motor, dan mungkin
kita juga tidak mengenal pakaian karena tidak ada industri yang dapat
memproduksi mesin jahit.
Sangat banyak keuntungan dari industrialisasi. Namun di sisi lain
sebenarnya industrialisasi memiliki dampak merusak lingkungan alam.
Limbah-limbah industri yang tidak dapat diolah menjadi sebab kerusakan
lingkungan. Misalnya saja limbah pabrik yang dibuang di sungai sekitar
pabrik. Yang pada awalnya suangi tersebut banyak hidup ikan yang bisa
diambil warga, mejadi tercemar dan banyak ikan yang mati. Sungai yang
awalnya digunakan warga untuk bertahan hidup jelas tidak akan bisa
digunakan lagi.
Untuk membuka lahan perindustrianpun harus mengorbankan lahan
yang ada. Bisa kita lihat disekitar kita, untuk membuka suatu lahan
perindustrian harus mengorbankan hutan maupun sawah yang ada. Untuk
Indonesia sendiri pembangunan berkelanjutan belum benar-benar
dilaksanakan. Semakin banyak industri akan semakin sedikit lahan pertanian
maupun hutan. Hal ini akan mengakibatkan pemanasan global.
10
Selain itu buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai, akan mengakibatkan banjir.
Biasanya masyarakat yang tinggal dibantaran sungai kurang memiliki
kesadaran untuk tidak membuang sampah ke dalam sungai.
Kerusakan hutan baik karena pengalih fungsian lahan maupun karena
penebangan liar untuk industri dapat berakibat terjadinya bencana tanah
longsor. Selain itu penimbuna rawa-rawa untuh daerah pemukiman juga dapat
merusak lingkungan. Seperti yang kita ketahui, masih banyak pabrik yang
mengeluarkan polusi udara tanpa ada penyaringan. Terlebih lagi semakin hari
semakin banyak kendaraan bermotor yang menambah polusi udara.
Berikut ini, ada dua contoh kasus masalah lingkungan yang terjadi
akibat adanya perubahan sosial.
a. Pencemaran Lingkungan yang Disebabkan oleh Industri
Penambangan Kapur
Industri yang dinilai menjanjikan ini menjadi salah satu industri
yang berdampak besar bagi lingkungan. Penambangan kapur seringkali
dilakukan secara terbuka, sehingga vegetasi yang tumbuh di atas bebatuan
kapur harus dibuang. Hal itu mengakibatkan risiko tanah longsor. Padahal
batuan kapur sering kali ditambang di pegunungan. Dan aktivitas
penambangan batu kapur tradisional biasanya menggunakan banyak
tenaga kerja manusia dengan keselamatan kerja yang minim. Maka, risiko
korban jiwa tinggi. Berkurangnya vegetasi juga mengakibatkan rusaknya
ekosistem di pegunungan.
Penambangan secara besar-besaran dan modern memanfaatkan
mesin-mesin berat yang dapat mengakibatkan getaran berlebih pada
tanah. Hal ini dapat mengakibatkan tanah bekas penambangan menjadi
padat dan mengandung kadar logam alkali yang tinggi, mengakibatkan
pH menjadi tinggi dan sulit untuk ditumbuhi vegetasi kembali.
11
Inilah contoh kerusakan yang terjadi akibat penambangan
b. Sungai Cheonggyecheon
Di Indonesia masalah akut dan sangat sering terjadi adalah
kerusakan lingkungan akibat dari banyaknya limbah sampah plastik di
bantaran sungai. Selain mengganggu pemandangan sungai, limbah plastik
juga dapat menyebabkan banjir di daerah dekat sungai. Kesadaran
masyarakat yang bertempat tinggal di daerah aliran sungai masih sangatlah
kurang.
Bukan hanya di Indonesia saja hal seperti ini terjadi. Di Korea
Selatan ada sebuah sungai yang bernama Cheonggyecheon yang tidak
beda jauh dengan sungai Ciliwung di Jakarta. Awalnya Cheonggyecheon
merupakan sebuah sungai kumuh yang berada di ibukota Korea Selatan.
Sungai ini kumuh akibat dari banyaknya penduduk yang melakukan
urbanisasi ke Seoul dan membangun rumah di bantaran sungai
Cheonggyecheon. Mobilitas masyarakat beberapa daerah di Korea yang
berbondong-bondong datang ke ibukota Korea Selatan menjadi penyebab
mulai tercemarnya Cheonggyecheon.
Sungai ini menjadi saksi betapa mudahnya manusia menjadi
perusak alam meski hanya dengan menjadikannya tempat tinggal.
12
Gambar 3.1. Sungai Cheonggyecheon yang kumuh.
Namun pada tahun 2003, ketika kursi kepresidenan diduduki oleh
Lee Myung Bak, beliau memutuskan untuk mengembalikan wujud asli
dari sungai Cheonggyecheon. Proyek ini membutuhkan biaya yang sangat
besar sehingga mendapat kecaman dari masyarakat Korea yang sudah
merasa nyaman dengan keadaan pada waktu itu. Namun presiden Lee tetap
melaksanakan proyek yang memakan biaya sekitar 386 miliar won sekitar
50 milyar rupiah. Di bawah kecaman rakyat, presiden Lee tetap
mempunyai keyakinan bahwa proyek itu akan berhasil. Pancang-pancang
betonpun dibongkar dan jalanan yang menutup sungai dihancurkan.
Ternyata sungai yang telah lama tertutup jalan itu sudah
mengering. Namun Presiden Lee tidak mau berhenti. Beliau tidak
kehabisan akal. Setelah sungai itu dibangun sepanjang 6 kilometer dan
telah membelah kota Seoul, berkubik-kubik air bersih dipompakan
ketempat tersebut. Airnya begitu jernih dan bersih. Walau demikian, air
tersebut tidak dapat diminum oleh manusia.
13
Gambar 3.2. Sungai Cheonggyecheon kembali indah.
Dari sejarah di atas bisa kita simpulkan bahwa sebenarnya semua
orang dapat merubah dan melindungi lingkungan. Hanya saja kesadaran untuk
peduli terhadap lingkungan masih sangatlah kurang. Tata karma dan moral
yang mulai luntur membuat mata hati manusia buta akan keindahan alam.
Lebih banyak manusia yang hanya ingin memperkaya diri menggunakan alam
tanpa melihat dampak yang akan terjadi dan tanpa memberikan timbal balik
kepada alam.
Ulasan diatas hanyalah sebagian kecil dari apa yang menyebabkan
terjadinya kerusakan lingkungan. Lingkungan alam rusak maka lingkungan
sosial juga akan rusak. Kehidupan di bumi haruslah seimbang. Jika ingin
kehidupan sosial aman, damai, dan baik, maka jagalah alam. Karena tanpa
alam manusia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan. Tuhan menciptakan pasir
dan kapur untuk diolah menjadi bahan bangunan. Tuhan menciptakan kayu
untuk diolah menjadi kertas. Tuhan menciptakan minyak mentah untuk diolah
menjadi bahan bakar. Dan masih banyak lagi ciptaan Tuhan untuk manusia
yang harus manusia jaga.
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa sebenarnya
kerusakan lingkungan itu selain karena faktor bencana alam juga dapat
disebabkan oleh perubahan sosial yang ada di dalam masyarakat. Perubahan
sosial dapat mengarah kepada hal yang positif maupun hal yang negatif.
Contoh perubahan sosial yang mengarah pada hal positif adalah perubahan
sruktur kepemimpinan seperti yang terjadi di Korea Selatan yang mana
presiden dapat mengolah sebuah sungai kumuh menjadi sungai yang bersih
dan dapat mengurangi polusi udara. Sedangkan dampak negatif dari
perubahan sosial contohnya adalah limbah-limbah tanpa pengolahan yang baik
sebagai hasil kegiatan-kegiatan industri sehingga mencemari lingkungan.
Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya manusia ikut
andil dalam kerusakan lingkungan. Selain itu, di Indonesia sendiri kesadaran
manusia untuk menjaga lingkungan sangatlah rendah.
B. Saran
1. Diharapkan pemerintah khususnya pemerintah Indonesia lebih peduli
terhadap lingkungan. Tidak hanya membuat kebijakan-kebijakan
melainkan juga merealisasikannya dalam bentuk nyata.
2. Diharapkan masyarakat Indonesia lebih peduli terhadap lingkungan.
Kerana jika lingkungan rusak, manusia yang akan mengalami masalah.
3. Mengurangi penggunaan plastic, kertas, dan tisu karena mengakibatkan
limbah yang susah untuk diolah.
4. Mengurangin penggunaan hairspray karena dapat merusak ozon.
5. Untuk industri-industri besar limbah pabriknya diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang.
15