perubahan jenis/bidang usaha yang tertutup dan terbuka...
TRANSCRIPT
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
Jum’at, 12 Februari 2016
Perubahan Jenis/Bidang Usaha Yang Tertutup dan
Terbuka Dengan Persyaratan (Daftar Negatif Investasi) – Revisi Pepres No. 39/2014
2
Latar Belakang Perubahan DNI
1. Peningkatan investasi sangat penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabil, inklusif,
dan berkelanjutan, serta mendorong Indonesia menjadi basis produksi dan sentra logistik dalam
menyesuaikan posisi Indonesia memanfaatkan perluasan pasar dalam MEA dan global supply chain.
2. Kebijakan investasi perlu mendorong penyebaran investasi ke seluruh Indonesia terutama di luar Jawa
yang porsi saat ini berkisar 42%, komposisi investasi dengan dominasi di sektor sekunder dan tidak
banyak tersinergi berdasarkan value chain, dan hanya mendapatkan 19% dari potensi investasi dunia yang
masuk ke ASEAN (USD 136,2 M tahun 2014), dengan negara asal yang masih konvensional, seperti:
Singapura, Jepang, Malaysia, Belanda, Inggris, dst.
3. Untuk mempercepat dan meningkatkan investasi, belakangan ini Pemerintah cukup banyak membuat
kebijakan-kebijakan deregulasi/debirokratisasi, seperti:
Kemudahan tempat pengurusan perizinan investasi di pusat (PTSP) dan di daerah (Badan Penanaman
Modal dan PTSP);
Memperlancar arus barang ekspor impor, terutama penurunan dwelling time di pelabuhan;
Memberikan kemudahan investasi kilang minyak, listrik, dan proyek-proyek strategis lainnya;
Memberikan perluasan tax holiday, tax allowance, dan berbagai insentif lainnya;
Memperluas cakupan pemberian KUR dengan tingkat bunga yang lebih rendah untuk mendorong
perluasan kegiatan usaha ekonomi masyarakat;
Izin Investasi 3 Jam;
Pusat Logistik Berikat;
Kawasan Industri yang lebih atraktif;
Sistem pengupahan yang terus meningkat dan terproyeksi;
Memberikan insentif di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK);
Menciptakan fasilitas perdagangan dalam negeri (Inland FTA);
Meningkatkan daya saing logistik terutama dalam mengembangkan konektivitas ekonomi desa, kota,
dan pasar global.
3
1. DNI merupakan salah satu kelengkapan ketentuan-ketentuan standar yang menjadi Pedoman pelaksanaan
kebijakan Penanaman Modal (UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal), seperti:
a) Rencana Umum Penanaman Modal;
b) Fasilitas Penanaman Modal berupa insentif (fiskal dan non-fiskal) dan kemudahan;
c) Kriteria dan Persyaratan Bidang Usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan;
d) Tatacara Pelaksanaan Palayanan Terpadu;
e) Norma, standar, dan prosedur pelaksanaan kegiatan dan pelayanan penanaman modal;
f) Peta Penanaman Modal Indonesia;
g) Kebijakan Penanaman Modal Tersendiri di Kawasan Ekonomi Khusus oleh Pemerintah, dsb.
2. Pada dasarnya jenis/ bidang usaha investasi terbuka luas, dan hanya sebagian kecil yang diatur dalam DNI
atau Daftar Jenis/ Bidang Usaha yang terbuka dan tertutup (Pasal 12 Ayat (4) UU No 25 Tahun 2007), yaitu
pada tahun 2014 hanya mengatur: 15 jenis usaha (mencakup 20 bidang usaha) sebagai investasi yang
tertutup; serta 216 jenis usaha yang terbuka dengan persyaratan (mencakup 652 bidang usaha dalam 755
nomor Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia/KBLI).
3. Penyusunan DNI didasarkan pada:
a) asas dan tujuan kebijakan penanaman modal;
b) kebijakan dasar penanaman modal;
c) dasar pertimbangan kriteria bidang usaha yang tertutup dan terbuka; serta
d) persyaratan bidang usaha yang terbuka.
Prinsip-prinsip Penyusunan DNI (1/3)
4. Perubahan ...
4
4. Perubahan DNI mempertimbangkan, bahwa:
a) mekanisme pasar tidak efektif dalam mencapai tujuan;
b) kepentingan nasional tidak dapat dilindungi dengan lebih baik melalui instrumen kebijakan lain;
c) mekanisme bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan adalah efektif untuk melindungi
kepentingan nasional;
d) mekanisme bidang usaha yang terututup dan terbuka dengan persyaratan adalah konsisten dengan
keperluan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pengusaha nasional dalam kaitan dengan PMA
dan/atau masalah yang dihadapi pengusaha kecil dalam kaitan dengan penanaman modal besar secara
umum, dan
e) manfaat pelaksanaan mekanisme bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan melebihi
biaya yang ditimbulkan bagi ekonomi Indonesia.
5. Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal terdiri dari:
a) tertutup untuk PMA, yaitu produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang;
b) bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang; dan
c) bidang usaha yang tertutup berdasarkan Perpres.
6. Dalam menentukan bidang usaha yang tertutup, yang ditetapkan secara dinamis dalam Perpres (DNI)
harus memperhatikan KRITERIA:
Prinsip-prinsip Penyusunan DNI
a) kesehatan;
b) moral;
c) kebudayaan,
d) lingkungan hidup;
e) pertahanan dan keamanan nasional, serta
f) kepentingan nasional lainnya.
(2/3)
7. Dalam ...
5
7. Dalam menentukan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan dalam Perpres (DNI) harus
memperhatikan KRITERIA kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan,
pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dan distribusi,
peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerja sama dengan badan usaha yang
ditunjuk Pemerintah.
8. PERSYARATAN untuk jenis/bidang usaha yang terbuka terdiri dari:
a) Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan perlindungan dan pengembangan terhadap UMKMK;
b) Bidang usaha yang terbuka dengan syarat kemitraan;
c) Bidang usaha yang terbuka berdasarkan kepemilikan modal;
d) Bidang usaha yang terbuka berdasarkan persyaratan lokasi tertentu; dan
e) Bidang usaha yang terbuka berdasarkan persyaratan perizinan khusus.
Prinsip-prinsip Penyusunan DNI (3/3)
6
1. Jumlah jenis/bidang usaha yang diatur dalam DNI hanyalah sebagian kecil, yaitu: Tertutup sebanyak 7 sektor
dengan 15 jenis usaha yang meliputi 20 bidang usaha; dan Terbuka Dengan Persyaratan sebanyak 16 Sektor
dengan 216 jenis usaha yang meliputi 641 bidang usaha dalam 755 nomor Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia/KBLI.
2. Sektor dan jenis/bidang usaha yang tertutup, adalah:
Pertanian (budi daya ganja)
Kehutanan (penangkapan spesies ikan yang dilarang diperdagangkan menurut CITES, dan pemanfaatan
karang/koral dari alam)
Perindustrian (bahan kimia yang dapat merusak lingkungan, bahan kimia sebagai senjata, dan minuman
mengandung alkohol)
Perhubungan (terminal penumpang angkutan darat, penimbangan kendaraan bermotor,
telekomunikasi/sarana bantu navigasi pelayaran dan vessel traffic information system, pelayanan navigasi
penerbangan, dan pengujian tipe kendaraan bermotor)
Komunikasi dan Informatika (stasiun monitoring spektrum frekuensi radio dan orbit satelit)
Pendidikan dan Kebudayaan (museum Pemerintah, dan peninggalan sejarah dan purbakala)
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (perjudian/kasino)
3. Dalam 16 Sektor yang terbuka dengan persyaratan, terdiri dari: Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan
Perikanan, ESDM, Perindustrian, Hankam, Pekerjaan Umum, Perdagangan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Keuangan, Perbankan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kesehatan.
Pengaturan DNI Berdasarkan Perpres 39 Tahun 2014 (1/2)
4. Persyaratan ...
7
4. Persyaratan yang ditentukan dalam jenis/bidang usaha yang terbuka dalam DNI, terdiri dari:
a) dicadangkan untuk UMKMK sebanyak 139 bidang usaha,
b) kemitraan sebanyak 48 bidang usaha,
c) kepemikan modal asing sebanyak 193 bidang usaha,
d) lokasi tertentu sebanyak 1 bidang usaha,
e) perizinan khusus sebanyak 41 bidang usaha,
f) modal dalam negeri 100% sebanyak 94 bidang usaha,
g) kepemilikan modal asing serta lokasi sebanyak 26 bidang usaha,
h) perizinan khusus dan kepemilikan modal asing sebanyak 92 bidang usaha,
i) modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus sebanyak 7 bidang usaha,
j) persyaratan kepemilikan modal asing dan/atau lokasi bagi penanam modal dari negara-negara ASEAN
sebanyak 11 bidang usaha.
Pengaturan DNI Berdasarkan Perpres 39 tahun 2014 (2/2)
8
Pokok-pokok Perubahan Perpres No. 39 Tahun 2014
1. Memperkuat efektivitas pelaksanaan kebijakan DNI dengan menambah ketentuan: (1) Menegaskan
definisi kemitraan sesuai dengan sektor, seperti 20% plasma; (2) Peningkatan kepastian usaha (grand
father clause), seperti mengawasai pelaksanaan bidang usaha yang telah disetujui investasinya tetap
berjalan meskipun terjadi perubahan Daftar Negatif Investasi (DNI); (3) Peningkatan kepatuhan
kementerian/lembaga dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Daftar Negatif Investasi (DNI); dan (4)
Memberikan saluran penyelesaian cepat permasalahan pelaksanaan Daftar Negatif Investasi (DNI) melalui
Tim Nasional Peningkatan Investasi dan Peningkatan Ekspor.
2. Dikeluarkan dari Daftar Negatif Investasi, yaitu sebanyak 35 bidang usaha, antara lain: industri crumb
rubber; cold storage; pariwisata (restoran; bar; cafe; usaha rekreasi, seni, dan hiburan: gelanggang olah
raga); industri perfilman; penyelenggara transaksi perdagangan secara elektronik (market place) yang
bernilai Rp.100 milyar ke atas; pembentukan lembaga pengujian perangkat telekomunikasi; pengusahaan
jalan tol; pengelolaan dan pembuangan sampah yang tidak berbahaya; industri bahan baku obat.
3. Jenis/Bidang Usaha yang tertutup:
a. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, bidang usaha yang
tertutup terdiri dari: (1) tertutup untuk Penanaman Modal Asing (PMA), yaitu produksi senjata, mesiu,
alat peledak, dan peralatan perang; (2) bidang usaha yang secara tegas dinyatakan tertutup
berdasarkan undang-undang; dan (3) bidang usaha yang tertutup berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 39 Tahun 2014.
(1/5)
b. Saat ini dalam .....
9
Pokok-pokok Perubahan Perpres No. 39 Tahun 2014
b. Saat ini dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) terdapat 20 bidang usaha yang tertutup untuk semua
penanaman modal, seperti: budi daya ganja, penangkapan spesies ikan yang dilarang berdasarkan
peraturan internasional (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and
Flora/CITES), bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan keamanan, perjudian/kasino.
c. Di dalam Daftar Negatif Inevstasi (DNI) yang baru ditambah lagi 1 bidang usaha yang tertutup dengan
alasan kelestarian lingkungan, yaitu pemanfaatan (pengambilan) koral/karang dari alam untuk bahan
bangunan/kapur/kalsium, akuarium, dan souvenir/perhiasan, serta koral hidup atau koral mati dari
alam.
4. Perlindungan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK):
a. Dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) sebelumnya bidang usaha yang dicadangkan untuk Usaha
Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK), sebanyak 139 bidang usaha, seperti antara lain:
usaha budi daya tanaman pangan pokok dengan luas kurang dari 25 ha, usaha pembenihan
perkebunan dengan luas kurang dari 25 ha, usaha pengolahan hasil perikanan secara terpadu
dengan penangkapan ikan di perairan umum, agen perjalanan wisata.
b. Dalam Daftar Negatif Inevstasi (DNI) baru bertambah 19 bidang usaha yang tercakup dalam kegiatan
jenis usaha jasa bisnis/jasa konsultasi konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana/madya
dan/atau resiko kecil/sedang dan/atau nilai pekerjaan dibawah Rp 10 milyar, yang sebelumnya
dipersyaratkan saham asing sebesar 55%, seperti jasa pra design dan konsultasi, jasa design
arsitektur, jasa administrasi kontrak, jasa arsitektur lainnya.
(2/5)
c. Selain itu terdapat .....
10
Pokok-pokok Perubahan Perpres No. 39 Tahun 2014
c. Selain itu terdapat 39 bidang usaha yang dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan
Koperasi (UMKMK) ditingkatkan nilai pekerjaanya dari semula sampai dengan Rp 1 milyar menjadi
sampai dengan Rp 50 milyar, yaitu kegiatan yang tercakup dalam jenis usaha jasa konstruksi, seperti
pekerjaan konstruksi untuk bangunan komersial, pekerjaan konstruksi untuk bangunan sarana
kesehatan, pekerjaan konstruksi lainnya, dsb.
d. Untuk memperluas kegiatan usaha Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK)
dilakukan reklasifikasi yang menyederhanakan bidang usaha, misalnya 19 bidang usaha jasa
bisnis/jasa konsultasi konstruksi dijadikan 1 jenis usaha yang dapat dilakukan oleh Usaha Mikro,
Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) untuk 19 bidang kegiatan. Oleh karena itu jenis/bidang
usaha yang dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) menjadi
lebih sederhana dari 139 menjadi 93 kegiatan usaha.
e. Kemitraan yang ditujukan agar Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing
bekerja sama dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) yang semula 48
bidang usaha, bertambah 3 bidang usaha sehingga menjadi 51 bidang usaha, yaitu antara lain: usaha
perbenihan perkebunan dengan luas 25 Ha atau lebih, perdagangan eceran melalui pemesanan pos
dan internet.
f. Disamping yang tegas diatur untuk perlindungan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah,
dan Koperasi (UMKMK) melalui cadangan investasi dan kemitraan, maka Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, dan Koperasi (UMKMK) juga tetap dapat melakukan penanaman modal, baik yang tidak
diatur dalam Daftar Negatif Investasi maupun bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan
lainnya.
(3/5)
5. Kelonggaran investasi: ....
11
Pokok-pokok Perubahan Perpres No. 39 Tahun 2014
5. Kelonggaran investasi:
a. Hilangnya rekomendasi, sebanyak 82 bidang usaha antara lain untuk: Hotel (Non Bintang, Bintang
Satu, Bintang Dua); Motel; Usaha Rekreasi, Seni, dan Hiburan: Biliar, Bowling, Lapangan Golf.
b. Penyatuan bidang usaha menjadi 1 jenis usaha untuk mempermudah perizinan investasi, misalnya 39
bidang usaha seperti: membangun gudang, membuat bangunan, reparasi bangunan menjadi 1 jenis
usaha, yaitu Jasa Konstruksi.
6. Peningkatan besaran modal asing:
a. Dalam DNI komposisi saham PMA adalah:
30% sebanyak 32 bidang usaha, yaitu antara lain budi daya hortikultura, perbenihan hortikulutura,
dan sebagainya, tetapi tidak berubah karena UU.
33% sebanyak 3 bidang usaha, yaitu distributor dan pergudangan meningkat menjadi 67%, serta
cold storage meningkat menjadi 100%.
49% sebanyak 57 bidang usaha, dimana 14 bidang usaha meningkat menjadi 67% (seperti:
pelatihan kerja, biro perjalanan wisata, lapangan golf, jasa penunjang angkutan udara, dsb); dan 9
bidang usaha meningkat menjadi 100% (seperti: sport center, laboratorium pengolahan film,
industri crumb rubber, dsb); serta 34 bidang usaha tetap 49%, seperti fasilitas pelayanan
akupuntur.
(4/5)
51% sebanyak ......
12
Pokok-pokok Perubahan Perpres No. 39 Tahun 2014
51% sebanyak 14 bidang usaha, dimana 10 bidang usaha meningkat menjadi 67% (seperti:
museum swasta, jasa boga, jasa konvensi, pameran dan perjalanan insentif, dsb); dan 1 bidang
usaha meningkat menajdi 100%, yaitu restoran; serta 3 bidang usaha tetap 51%, seperti
pengusahaan pariwisata alam.
55% sebanyak 1 bidang usaha, yang meningkat menjadi 67%, yaitu jasa bisnis/jasa konsultansi
konstruksi dengan nilai pekerjaan diatas Rp. 10.000.000.000,00.
65% sebanyak 2 bidang usaha, dimana 2 bidang usaha meningkat menjadi 67%, seperti
penyelenggaraan jaringan komunikasi, penyelenggaraan jaringan telekomunikasi yang terintegrasi
dengan jasa telekomunikasi, dsb.
85% sebanyak 4 bidang usaha, dimana 1 bidang usaha meningkat menjadi 100%, yaitu industri
bahan baku obat; dan 3 bidang usaha lainnya tetap karena UU, seperti sewa guna usaha, dsb.
95% sebanyak 19 bidang usaha, dimana 5 bidang usaha meningkat menjadi 100% (seperti:
pengusahaan jalan tol, pembentukan lembaga pengujian perangkat telekomunikasi/tes
laboratorium, dsb); dan 14 bidang usaha tetap 95% karena UU seperti usaha perkebunan dengan
luas 25 ha atau lebih yang teritegrasi dengan unit pengolahan dengan kapasitas sama atau
melebihi kapasitas tertentu, dsb.
b. Dari Penanaman Modal Dalam Negeri 100% menjadi dibolehkannya asing dengan besaran saham
tertentu sebanyak 20 bidang usaha, yaitu antara lain: instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan
tinggi/ekstra tinggi (49%); angkutan orang dengan moda darat (49%); jasa pelayanan penunjang
kesehatan (67%); industri perfilman termasuk peredaran film (100%).
(5/5)
LAMPIRAN
14
REKAPITULASI USULAN PERUBAHAN DNI (REVISI PERPRES 39/2014)
Lampiran II: a. Dicadangkan
untuk UMKMK
b. Kemitraan
Lampiran III a. Kepemilikan modal
asing
b. Lokasi tertentu
c. Perizinan khusus
d. Modal dalam negeri 100%
e. Kepemilikan modal asing serta lokasi
f. Perizinan khusus dan kepemilikan modal
asing
g. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus
h. Persyaratan kepemilikan modal asing dan/atau lokasi
bagi penanam modal dari negara ASEAN
*) Bidang usaha yang dikeluarakan dari DNI sebanyak 35 dan terdapat 42 bidang usaha baru, penggabungan, reklasifikasi, dan pemisahan.
No Sektor Perpres 39/2014
dan RevisiTotal
TertutupTerbuka dengan
PersyaratanTerbuka dengan Persyaratan
Lampiran ILampiran II (UMKMK) Lampiran III
a b a b c d e f g h
Total Perpres
39/2014661 20 139 48 193 1 41 94 26 92 7 11
Rasio (%) 3,0% 21,0% 7,3% 29,2% 0,2% 6,2% 14,2% 3,9% 13,9% 1,1% 1,7%
Total Revisi 522 21 95 51 223 1 35 72 1 15 8 16
Rasio (%) 4,0% 18,2% 9,8% 42,7% 0,2% 6,7% 13,8% 0,2% 2,9% 1,5% 3,1%
1 Pertanian Perpres 39/2014 168 1 56 32 1 78
Revisi 164 1 54 108 1
2 Kehutanan Perpres 39/2014 35 2 7 7 6 10 3
Revisi 28 1 6 7 3 7 3 1 1
3 Kelautan dan Perikanan Perpres 39/2014 18 2 10 4 2
Revisi 16 2 11 1 1 1
4 Energi dan Sumber Daya
MineralPerpres 39/2014 28 1 16 11
Revisi 29 1 18 10
5 Perindustrian Perpres 39/2014 77 8 27 30 1 9 1 1
Revisi 75 8 26 31 1 9
6 Pertahanan dan Keamanan Perpres 39/2014 9 8 1
Revisi 8 7 1
7 Pekerjaan Umum Perpres 39/2014 97 39 58
Revisi 6 2 4 1
8 Perdagangan Perpres 39/2014 50 4 42 1 3 1
Revisi 47 1 2 41 3 1
9 Pariwisata dan Ekonomi
KreatifPerpres 39/2014 37 1 4 7 8 17 3
Revisi 26 1 4 19 1 1 6
10 Perhubungan Perpres 39/2014 46 5 32 2 3 4 2
Revisi 42 5 30 1 6 2
11 Komunikasi dan Informatika Perpres 39/2014 22 1 4 10 2 2 1 2
Revisi 21 1 3 11 2 2 2
12 Keuangan Perpres 39/2014 15 14 1
Revisi 16 14 1 1
13 Perbankan Perpres 39/2014 7 4 3
Revisi 4 2 2
14 Tenaga Kerja Perpres 39/2014 5 3 1 1
Revisi 4 3 1
15 Pendidikan dan Kebudayaan Perpres 39/2014 13 2 4 7
Revisi 9 2 7
16 Kesehatan Perpres 39/2014 34 6 2 18 8 5
Revisi 27 10 6 9 2 5
15
PENJELASAN SEKTOR PERTANIAN
Bidang
Usaha
Perpres
dan Revisi
Total Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
LampiranLampiran II Lampiran III
a b a b c d e f G H
PertanianPerpres 168 1 56 32 1 78
Revisi 164 1 54 108 1
- 21) 762) -783)
KETERANGAN:
1) Lampiran II (a):
• Reklasifikasi 3 bidang usaha pada jenis usaha industri pengolahan hasil perkebunan dibawah kapasitas tertentu sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, yaitu (a) Industri Pengupasan, Pembersihan dan Sortasi Kopi; (b) Industri Pengupasan, Pembersihan
dan Pengeringan Kakao; dan (c) Industri Pengupasan dan Pembersihan Biji-bijian selain Kopi dan Kakao, menjadi 1 bidang usaha yaitu
Industri Pengupasan, Pembersihan, Pengeringan, dan Sortasi Hasil Perkebunan;
2) Lampiran III (a):
Tambahan 76 di Lampiran III (a) berasal dari 78 bidang usaha yang ada di Lampiran III (f), dimana dari 78 bidang usaha tersebut terdapat
reklasifikasi 3 bidang usaha menjadi 1 bidang usaha.
3) Lampiran III (f):
• Reklasifikasi 3 bidang usaha pada jenis usaha industri pengolahan hasil perkebunana dengan kapasitas sama atau melebihi
kapasitas tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yaitu (a) Industri Pengupasan, Pembersihan dan Sortasi Kopi, (b)
Industri Pengupasan, Pembersihan dan Pengeringan Kakao, dan (c) Industri Pengupasan dan Pembersihan Biji-bijian selain Kopi dan
Kakao menjadi 1 bidang usaha yaitu Perkebunan Kopi dan Industri Pengupasan, Pembersihan dan Sortasi.
16
PENJELASAN SEKTOR KEHUTANAN
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
dan Revisi
Total
Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran ILampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
KehutananPerpres
39/201435 2 7 7 6 10 3
Revisi 28 1 6 7 3 7 3 1 1*
-11) -12) -33) -34) 15)
KETERANGAN:
1) Lampiran I:
Pemanfaatan (pengambilan) koral/karang dari alam untuk bahan bangunan/kapur/kalsium dan souvenir/perhiasan, serta koral hidup atau
koral mati (recent death coral) dari alam pindah ke Sektor Kelautan dan Perikanan (Tertutup)
2) Lampiran II (a):
Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) dari Habitat Alam kecuali reptil (ular, biawak, kura-kura, labi-labi dan buaya) pindah ke Lampiran III (g)
dengan nomeklatur bidang usaha penangkapan dan peredaran TSL dari habitat alam.
3) Lampiran III (a):
Reklasifikasi 4 bidang usaha yaitu Pengusahaan Pariwisata Alam berupa Pengusahaan Sarana, Kegiatan, dan Jasa Ekowisata di Dalam
Kawasan Hutan: (1) Wisata Tirta, (2) Wisata Petualangan alam, (3) Wisata gua, dan (4) Wisata minat usaha lainnya menjadi 1 bidang usaha
yaitu Pengusahaan Pariwisata Alam berupa Pengusahaan Sarana, Kegiatan dan Jasa Ekowisata di dalam Kawasan Hutan meliputi Wisata
Tirta, Wisata Petualangan Alam, dan Wisata Gua di Lampiran III (a) dan ditambah (h)*.
4) Lampiran III (c):
• Pemindahan 2 bidang usaha yaitu (1) Pemanfaatan (pengambilan) dan peredaran: Koral/karang hias dari alam untuk akuarium dan (2)
Koral/karang untuk koral mati (recent death coral) dari hasil transplantasi/propagasi menjadi tertutup dan pindah ke Sektor Kelautan
dan Perikanan;
• Penangkapan dan Peredaran reptil (ular, biawak, kura-kura, labi-labi dan buaya) dari habitat alam menjadi Penangkapan dan Peredaran
TSL dari habitat alam dengan Lampiran III (g)
5) Lampiran III (g):
Penangkapan dan Peredaran TSL dari habitat alam yang semula berasal dari Lampiran II (a)
17
PENJELASAN SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
dan Revisi
Total
Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran ILampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
Kelautan dan
PerikananPerpres
39/201418 2 10 4 2
Revisi 16 2 11 1 1 1
21) -2 2) 13) -34) -15) 16)
KETERANGAN:
1) Lampiran I:
• Pengangkatan Benda Berharga asal Muatan Kapal yang Tenggelam semula Lampiran III (c)
• Penggabungan 2 bidang usaha dari sektor kehutanan menjadi 1 bidang usaha Pemanfaatan (pengambilan) koral/karang dari alam untuk
bahan bangunan/kapur/kalsium dan souvenir/perhiasan, serta koral hidup atau koral mati (recent death coral) dari alam
2) Lampiran II (a):
Penggabungan dan perubahan persyaratan 2 bidang usaha yaitu: (1) Perikanan Tangkap Dengan Menggunakan Kapal Penangkap Ikan Berukuran
Sampai Dengan 30 GT dan (2) Usaha Pengolahan Hasil Perikanan yang Dilakukan Secara Terpadu dengan Penangkapan Ikan di Perairan Umum
menjadi Perikanan Tangkap dengan menggunakan kapal penangkap ikan di wilayah perairan Indonesia dan laut lepas di Lampiran III (g)
3) Lampiran II (b):
Pemisahan 1 bidang usaha yaitu: Usaha Pengolahan Hasil Perikanan (UPI) Peragian, Fermentasi, Pereduksian/Pengekstaksian, Pengolahan Surimi,
dan Jelly Ikan menjadi 2 bidang usaha yaitu: (1) Usaha Pengolahan Hasil Perikanan (UPI): Industri Peragian/Fermentasi Ikan dan Produk Masak
Lainnya (untuk usaha ekstraksi dan jelly ikan) dan (2) Usaha Pengolahan Hasil Perikanan (UPI): Industri berbasis Daging Lumatan dan Surimi
4) Lampiran III (c):
• Penggabungan dan perubahan persyaratan 2 bidang usaha yaitu: (1) Usaha Perikanan Tangkap menggunakan kapal penangkap ikan
berukuran 100 GT dan/atau lebih besar di wilayah penangkapan ZEEI dan (2) Usaha Perikanan Tangkap dengan menggunakan kapal penangkap
ikan berukuran 100 GT dan/atau lebih besar di wilayah penangkapan laut lepas menjadi 1 bidang usaha yaitu: Perikanan Tangkap dengan
menggunakan kapal penangkap ikan di wilayah perairan Indonesia dan laut lepas di Lampiran III (g)
• Pengangkatan Benda Berharga asal Muatan Kapal yang Tenggelam menjadi tertutup;
• Perubahan nomenklatur 1 bidang usaha, yaitu Pemanfaatan (pengambilan) dan peredaran: Koral/karang hias dari alam untuk akuarium yang
semula sudah diatur di Sektor KKP dan berubah menjadi Budi daya koral/karang hias.
5) Lampiran III (d):
Perubahan persyaratan dan nomenklatur yaitu: Usaha Perikanan Tangkap dengan menggunakan kapal penangkap ikan berukuran di atas 30 GT di
wilayah perairan di atas 12 mil menjadi Perikanan Tangkap dengan menggunakan kapal penangkap ikan di wilayah perairan Indonesia dan laut
lepas dengan Lampiran III (g)
6) Lampiran III (g)
Perikanan Tangkap dengan menggunakan kapal penangkap ikan di wilayah perairan Indonesia dan laut lepas
18
PENJELASAN SEKTOR ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
dan
Total
Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran ILampiran II Lampiran III
a b a B c d e f g h
Energi dan
Sumber Daya
Mineral
Perpres
39/201428 1 16 11
Revisi 29 1 18 10
21) -12)
KETERANGAN:
1) Lampiran III (a)
• 1 usulan bidang usaha baru, yaitu Pembangkit Listrik Energi Baru Terbarukan (EBT);
• Penambahan 1 bidang usaha, yaitu Instalasi pemanfaatan tenaga listrik: tegangan tinggi/ekstra tinggi dari Lampiran III (d)
• Penambahan 1 bidang usaha yaitu: Pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik atas instalasi pemanfaatan tenaga listrik:
Tegangan tinggi/Ekstra Tinggi dari Lampiran III (d)
• Penggabungan 2 bidang usaha, yaitu: (a) Jasa Survei: Geologi dan Geofisika dan (b) Jasa Survei Panas Bumi menjadi 1 bidang usaha
yaitu Jasa Survei Geologi dan Geofisika dan Panas Bumi
2) Lampiran III (d)
• Penggabungan 2 bidang usaha yaitu (1) Tangki Horisontal/Vertikal dan (2) Instalasi Penyimpanan dan Pemasaran Minyak dan Gas Bumi
di Darat menjadi 1 bidang usaha yaitu Tangki Horisontal/Vertikal, Instalasi Penyimpanan dan Pemasaran Minyak dan Gas Bumi di
Darat
• Dalam pembahasan, (1) bidang usaha instalasi pemanfaatan tenaga listrik dibagi menjadi 2 bidang usaha yaitu tegangan tinggi/ekstra
tinggi dan rendah/menengah, serta (2) bidang usaha pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik atas instalasi pemanfaatan
tenaga listrik dibagi menjadi 2 bidang usaha yaitu tegangan tinggi/ekstra tinggi dan rendah/menengah
19
PENJELASAN SEKTOR PERINDUSTRIAN
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
dan
Total Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran Lampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
PerindustrianPerpres
39/201477 8 27 30 1 9 1 1
Revisi 75 8 26 31 1 9
-11) 12) -13) -14)
KETERANGAN:
1) Lampiran II (a):
Industri penggaraman/pengeringan ikan dan biota perairan lainnya dipindahkan ke Sektor Kelautan dan Perikanan.
2) Lampiran II (b):
Perpindahan bidang usaha Industri gula pasir (gula kristal putih, gula kristal rafinasi, dan gula kristal mentah) semula Lampiran III (f)
3) Lampiran III (f):
Perpindahan persyaratan bidang usaha Industri gula pasir (gula kristal putih, gula kristal rafinasi, dan gula kristal mentah) menjadi
Lampiran II (b)
4) Lampiran III (g):
Industri Crumb Rubber menjadi kepemilikan modal asing 100% (dikeluarkan)
20
PENJELASAN SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
dan
Total Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran Lampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
Pertahanan
KeamananPerpres
39/20149 8 1
Revisi 8 7 1
-11)
KETERANGAN:
1) Lampiran III (f):
• Penggabungan 3 bidang usaha yaitu: (a) Penyediaan Tenaga Keamanan; (b) Kawal Angkut Uang dan Barang Berharga; dan (c)
Penyediaan Jasa Keamanan Hewan/Satwa menjadi 1 bidang usaha yaitu Penyediaan Tenaga Keamanan, Kawal Angkut Uang dan
Barang Berharga, Penyediaan Jasa Keamanan Menggunakan Hewan/Satwa
• Perubahan nomenklatur 1 bidang usaha, yaitu industri bahan peledak dan komponennya menjadi (1) Industri Komponen: komponen
utama dan/atau penunjang; (2) Industri Komponen: komponen dan/atau pendukung (perbekalan)
21
Bidang UsahaPerpres
39/2014 dan Revisi
Total
Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran ILampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
Pekerjaan Umum
Perpres 39/2014
97 39 58
Revisi 6 2 4 1*
-371) -54 2)
PENJELASAN SEKTOR PEKERJAAN UMUM
KETERANGAN:
1) Lampiran II (a):
• Penggabungan 39 bidang usaha pada jenis usaha Jasa Konstruksi (Jasa Pelaksana Konstruksi) yang Menggunakan Teknologi Sederhana dan
Madya dan/atau Resiko Kecil dan Sedang dan/atau Nilai Pekerjaan Sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 menjadi 1 bidang usaha;
• Penggabungan 19 bidang usaha pada jenis usaha Jasa Bisnis/Jasa Konsultasi Konstruksi yang menggunakan Teknologi Sederhana/Madya
dan/atau Resiko Kecil/Sedang dan/atau Nilai Pekerjaan Kurang Dari Rp. 10.000.000.000,00 menjadi 1 bidang usaha;
2) Lampiran III (a):
• Penyederhanaan 36 bidang usaha pada jenis usaha Jasa Konstruksi (Jasa Pelaksana Konstruksi) yang Menggunakan Teknologi Tinggi
dan/atau Resiko Tinggi dan/atau Nilai Pekerjaan lebih dari Rp 10.000.000.000,00 menjadi 1 jenis usaha dengan KBLI 00000;
• Penyederhanaan 19 Jenis Bidang Usaha pada Jasa Bisnis/Jasa Konsultasi Konstruksi yang menggunakan Teknologi Tinggi dan/atau Resiko
Tinggi dan/atau Nilai Pekerjaan Lebih Dari Rp. 10.000.000.000,00 menjadi 1 jenis usaha dengan KBLI 00000;
• Pengusahaan Air Minum tetap;
• Pengusahaan Jalan Tol menjadi kepemilikan modal asing 100%;
• Pengelolaan dan pembuangan sampah yang tidak berbahaya menjadi kepemilikan modal asing 100%
• Usulan baru 1 bidang usaha yaitu Pengusahaan air baku
3) Lampiran III (h):
Jasa bisnis/jasa konsultasi konstruksi yang menggunakan Teknologi Tinggi dan/atau Resiko Tinggi dan/atau Nilai Pekerjaan Lebih Dari Rp.
10.000.000.000,00
22
PENJELASAN SEKTOR PERDAGANGAN
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
dan Revisi
Total
Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran ILampiran II Lampiran III
a b a B c d e f g h
Perdagangan Perpres
39/201450 4 42 1 3 1*
Revisi 47 1 2 41 3 1*
11) -22) -13) -14)
KETERANGAN:
1) Lampiran II (b):
Perdagangan eceran melalui pemesanan pos atau internet (KBLI47911-47914) semula Lampiran III (d)
2) Lampiran III (a):
• Penjualan langsung melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan mitra usaha(Direct Selling) menjadi kepemilikan modal asing 100% (dikeluarkan);
• Pialang berjangka menjadi kepemilikan modal asing 100% (dikeluarkan);
3) Lampiran III (d):
• Jasa survey: survei mengenai tanah/lapisan tanah (batu-batuan) dan survey mengenai air di permukaan maupun di dalam bumi(geographical/geological survey) pindah ke sektor ESDM
4) Lampiran III (e):
Cold Storage menjadi kepemilikan modal asing 100% (dikeluarkan)
23
PENJELASAN SEKTOR PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
KETERANGAN:
1) Lampiran III (a):
• Penambahan bidang usaha semula Lampiran III (e) sebanyak 16 bidang usaha yaitu: (1) museum swasta; (2) peninggalan sejarah yang
dikelola swasta; (3) biro perjalanan wisata; (4) jasa boga/catering; (5) restoran; (6) bar; (7) café; (8) hotel bintang dua; (9) hotel bintang
satu; (10) hotel non bintang; (11 motel; (12) gelanggang olah raga (biliar, bowling, golf); (13) jasa impresariat bidang seni; (14) singing
room/karaoke; (15) ketangkaasan; (jasa konvensi, pameran, dan perjalanan insentif; dan (16) SPA (Sante Par Aqua).
• 4 bidang usaha yaitu (1) studio pengambilan gambar film, (2) laboratorium pengolahan film, (3) sarana pengisian suara film, dan (4)
sarana percetakan dan/atau penggandaan film menjadi kepemilikan asing 100% (dikeluarkan).
2) Lampiran III (d):
7 bidang usaha yaitu (1) sarana pengambilan gambar film, (2) sarana penyuntingan film, (3) sarana pemberian teks film, (4) pembuatan film,
(5) pertunjukan film, (6) studio rekaman (cassette, VCD, DVD, dll), (7) pengedaran film menjadi kepemilikan asing 100% (dikeluarkan).
3) Lampiran III (e):
16 bidang usaha pindah ke Lampiran III (a) yaitu: (1) museum swasta; (2) peninggalan sejarah yang dikelola swasta; (3) biro perjalanan
wisata; (4) jasa boga/catering; (5) restoran; (6) bar; (7) café; (8) hotel bintang dua; (9) hotel bintang satu; (10) hotel non bintang; (11 motel;
(12) gelanggang olah raga (biliar, bowling, golf); (13) jasa impresariat bidang seni; (14) singing room/karaoke; (15) ketangkaasan; (jasa
konvensi, pameran, dan perjalanan insentif; dan (16) SPA (Sante Par Aqua).
4) Lampiran III (h):
Penambahan 3 bidang usaha yaitu: (1) Jasa Boga/Catering; (2) Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi, dan Pameran
(MICE); dan (3) SPA (Sante Par Aqua).
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
dan
Total
Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran Lampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
Pariwisata dan
EkonomiPerpres
39/201437 1 4 7 8 17 3*
Revisi 26 1 4 19 1 1 6*
121) -72) -163) 3*4)
24
PENJELASAN SEKTOR PERHUBUNGAN
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
dan
Total
Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran Lampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
Perhubungan Perpres
39/201446 5 32 2 3 4 2
Revisi 42 5 30 1 6 2
-21) -22) -23) 24)
KETERANGAN
1) Lampiran III (a)
• Penggabungan 5 bidang usaha yaitu (1) Angkutan barang berbahaya, (2) Angkutan barang alat berat, (3) Angkutan barang
peti kemas, (4) Angkutan barang berbentuk curah, cair dan gas, dan (5) Angkutan barang tumbuhan dan hewan hidup
menjadi angkutan barang khusus dengan persyaratan kepemilikan modal asing maksimal 49%;
• Jasa salvage dan/atau Pekerjaan Bawah Air (PBA), kepemilikan modal asing maksimal 49% menjadi persyaratan (f) dengan
kepemilikan modal asing 100%;
• 2 bidang usaha yaitu: (1) Penyediaan dan pengusahaan pelabuhan penyeberangan, dan (2) Penyediaan dan pengusahaan
pelabuhan sungai dan danau) semula persyaratan (c)
• 2 bidang usaha yaitu: Angkutan Orang Dengan Moda Darat: (1) Dalam Trayek dan (2) Tidak Dalam Trayek, semula
persyaratan (d)
• 1 bidang usaha yaitu: Penyediaan fasilitas pelabuhan (dermaga, gedung, penundaan kapal terminal peti kemas, terminal
curah cair, terminal curah kering dan terminal Ro-Ro), menjadi persyaratan (f);
2) Lampiran III (c)
2 bidang usaha yaitu: (1) Penyediaan dan pengusahaan pelabuhan penyeberangan, dan (2) Penyediaan dan pengusahaan
pelabuhan sungai dan danau) menjadi Lampiran III (a)
3) Lampiran III (d)
2 bidang usaha yaitu: Angkutan Orang Dengan Moda Darat: (1) Dalam Trayek dan (2) Tidak Dalam Trayek, menjadi Lampiran III
(a)
4) Lampiran III (f)
• Jasa salvage dan/atau Pekerjaan Bawah Air (PBA), kepemilikan modal asing maksimal 49% semula Lampiran III (a)
• 1 bidang usaha yaitu: Penyediaan fasilitas pelabuhan (dermaga, gedung, penundaan kapal terminal peti kemas, terminal
curah cair, terminal curah kering dan terminal Ro-Ro), semula Lampiran III (a)
25
PENJELASAN SEKTOR KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KETERANGAN:
1) Lampiran II (a):
Warung telekomunikasi menjadi kepemilikan modal asing 100% (dikeluarkan)
2) Lampiran III (a):
• Penyelenggara Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (Market Place, Daily Deals, Price Grabber) dengan nilai investasi kurang dari
Rp100.000.000.000,00 pindah dari Sektor Perdagangan
• Penyelenggara Pos semula Lampiran III (f)
• Pembentukan Lembaga Pengujian Perangkat Telekomunikasi (tes laboratorium) menjadi kepemilikan modal asing 100%
3) Lampiran III (f):
Penyelenggara Pos menjadi Lampiran III (f)
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
Revisi
Total
Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran ILampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
Komunikasi
InformatikaPerpres
39/201422 1 4 10 2 2 1 2
Revisi 21 1 3 11 2 2 2
-11) 12) -13)
26
PENJELASAN SEKTOR KEUANGAN
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
dan
Total
Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran ILampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
Keuangan Perpres
39/201415 14 1
Revisi 16 14 1 1
-1) 12) - 3)
KETERANGAN:
1) Lampiran III (a):
• Usulan baru Bidang Usaha Penjaminan;
• Penggabungan 4 Bidang Usaha yaitu: Pembiayaan Nonleasing: (1) Konsumen, (2) Kartu Kredit, (3) Nonleasing lainnya, dan (4) Anjak
Piutang menjadi 3 Bidang Usaha yaitu Pembiayaan Non Leasing: (1) Multiguna, (2) Investasi, (3) Modal Kerja.
2) Lampiran III (c) Perusahaan pialang pasar uang semula dari Sektor Perbankan
3) Lampiran III (d):
• Pedagang valuta asing nonbank pindah dari semula Sektor Perbankan
• Dana Pensiun dihapus
27
PENJELASAN SEKTOR PERBANKAN
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
Revisi
Total
Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran ILampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
Perbankan Perpres
39/20147 4 3
Revisi 4 2 2
-21) -12)
KETERANGAN:
1) Lampiran III (c):
• Penggabungan 2 bidang usaha yaitu (1) Bank: Bank Nondevisa, (2) Bank: Bank Devisa menjadi 1 bidang usaha yaitu Bank: Bank
Konvensional
• Perusahaan pialang pasar uang pindah ke Sektor Keuangan
2) Lampiran III (d):
Bidang usaha Pedagang valuta asing hilang karena sudah termasuk ke dalam Jenis Usaha Bank
28
PENJELASAN SEKTOR KETENAGAKERJAAN
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
dan
Total Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran Lampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
Tenaga Kerja
TransmigrasiPerpres
39/20145 3 1 1
Revisi 4 3 1
-11)
KETERANGAN:
1) Lampiran III (c):
Kegiatan Usaha Pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) dan Perikanan di Kawasan Transmigrasi menjadi
dihapus dari DNI
29
SEKTOR PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
dan
Total Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran Lampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
Pendidikan
KebudayaanPerpres
39/201413 2 4 7
Revisi 9 2 7
-41)
KETERANGAN:
1) Lampiran III (a)
Penggabungan 4 bidang usaha yaitu Pendidikan Nonformal: (1) Jasa Pendidikan Komputer, (2) Jasa Pendidikan Bahasa Swasta, (3) Jasa
Pendidikan Kecantikan dan Kepribadian Swasta; dan (4) Jasa Pendidikan Keterampilan Swasta Lainnya menjadi Bidang Usaha Pelatihan
Kerja pada Sektor Tenaga Kerja
30
SEKTOR KESEHATAN
Bidang Usaha
Perpres
39/2014
dan
Total Tertutup Terbuka dengan Persyaratan
Lampiran Lampiran II Lampiran III
a b a b c d e f g h
Kesehatan Perpres
39/201434 6 2 18 8 5*
Revisi 27 10 6 9 2 5*
41) 42) -93) -83) 24)
Keterangan:
1) Lampiran III (a)
• 2 bidang usaha yaitu: (1) Usaha Industri Farmasi Bahan Baku Obat Jadi; dan (2) Jasa konsulasi Bisnis dan Manajemen dan/atau jasa Manajemen Rumah Sakit
menjadi kepemilikan modal asing 100% (dikeluarkan)
• Penggabungan 1 bidang usaha yaitu (1) Jasa pelayanan penunjang kesehatan (Jasa asistensi dalam evakuasi pertolongan kesehatan dan evakuasi pasien dalam
keadaan darurat) ke dalam 2 bidang usaha yaitu: (1) Jasa pelayanan penunjang kesehatan: pelayanan pest control/fumigasi; dan (2) Jasa pelayanan
penunjang kesehatan: pelayanan evakuasi medik dan ambulantory
• Penambahan 1 bidang usaha Rumah Sakit dari semula Lampiran III (e);
• Penambahan 4 bidang usaha yaitu Klinik Utama: (1) Klinik Kedokteran Spesialis, (2) Klinik Kedokteran gigi spesialis, (3) Jasa Keperawatan Spesialis (semula
Lampiran III (e) dan persyaratan (h)), dan (4) Jasa Rumah Sakit Lainnya semula Lampiran III (e).
2) Lampiran III (c)
Usulan 4 bidang usaha baru yaitu: Industri Alat Kesehatan: (1) Kelas B (Masker bedah, jarum suntik, pasien monitor, kondom, surgical gloves, cairan hemodialisa,
PACS, surgical knives); (2) Kelas C (IV Catheter, X Ray, ECG, Patient Monitor, Inplan Orthopedy, Contact Lens, Oxymeter, Densitometer); (3) Kelas D (CT Scan, MRI,
Catheter Jantung, Stent Jantung, HIV Test, Pacemaker, Dormal Filler, Ablation Catheter); dan (4) Bank dan Laboratorium Jaringan dan Sel;
3) Lampiran III (d)
• Pusat/Balai Stasiun Penelitian Kesehatan menjadi kepemilikan modal asing 100% (dikeluarkan);
• 5 bidang usaha yaitu: Praktik Perorangan Tenaga Kesehatan: (1) Praktek dokter umum; (2) Praktek dokter spesialis; (3) Praktek dokter gigi; (4) Jasa pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh paramedis; dan (5) Jasa pelayanan kesehatan tradisional menjadi dikeluarkan;
• Penggabungan 2 bidang usaha yaitu: Apotik: (1) Praktik profesi apoteker dan (2) Toko obat/apotek rakyat menjadi 1 bidang usaha yaitu: Apotek, toko obat, toko
alat kesehatan, dan optik
• Jasa pelayanan penunjang kesehatan: (1) pelayanan pest control/fumigasi; dan (2) pelayanan evakuasi medik dan ambulantory menjadi Lampiran III (a)
4) Lampiran III (e)
• 4 bidang usaha yaitu: Klinik Utama: (1) Klinik Kedokteran Spesialis, (2) Klinik Kedokteran gigi spesialis, (3) Jasa Keperawatan Spesialis semula persyaratan (e) dan
persyaratan (h), dan (4) Jasa Rumah Sakit Lainnya menjadi persyaratan (a).
• 1 bidang usaha yaitu Rumah sakit menjadi persyaratan (a)
• 3 bidang usaha yaitu (1) Jasa pelayanan penunjang kesehatan (penyewaan peralatan medik), Jasa Pelayanan Penunjang Kesehatan: (2) Laboratorium Klinik dan (3)
Clinic Medical Check Up menjadi kepemilikan modal asing 100% (dikeluarkan)
5) Lampiran III (f)
Usulan baru 2 bidang usaha yaitu: (1) Penyalur alat kesehatan dan (2) Industri Alat Kesehatan Kelas A (kapas, pembalut, kasa, tongkat, tiang infus, pembalut wanita,
popk dewasa, tempat tidur pasien, kursi roda)
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesiawww.ekon.go.id
2016