perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/bab...

34
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1.Motivasi a.Pengertian Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Uno,2009: 3). Menurut Sardiman (2007:73) motif adalah daya atau upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya satu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc.Donald (Sardiman, 2007:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc.Donald ini mengandung tiga elemen/ ciri pokok dalam motivasi itu sebagai berikut. 6 Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Upload: others

Post on 13-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1.Motivasi

a.Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut

bertindak atau berbuat. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri

seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik

dalam memenuhi kebutuhannya (Uno,2009: 3).

Menurut Sardiman (2007:73) motif adalah daya atau upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi berpangkal dari kata motif yang

dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya satu tujuan. Bahkan motif

dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).

Adapun menurut Mc.Donald (Sardiman, 2007:73) motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang

dikemukakan oleh Mc.Donald ini mengandung tiga elemen/ ciri pokok dalam

motivasi itu sebagai berikut.

6

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 2: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

7

1) Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu siswa.

Perkembangan motivasi siswa akan membawa beberapa perubahan energi di dalam

sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/”feeling” afeksi seseorang. Dalam hal ini

motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang

dapat menentukan tingkah laku manusia.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Motivasi memang

muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong

karena adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut

soal kebutuhan.

Motivasi dapat dipahami sebagai suatu variabel penyelang yang digunakan

untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang

membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku

menuju sasaran (Sagala, 2009:100).

Menurut Djamarah (2008:148) motivasi adalah sebagai suatu pendorong yang

mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk

mencapai tujuan tertentu.

Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak

perlu dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya,maka ia

akan secara sadar melakukan suatu kegiatan yang memerlukan motivasi dari luar

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 3: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

8

dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan,terutama

belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali

melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi

intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh

pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan

dibutuhkan dan sangat berguna kini dan masa datang. Perlu ditegaskan, bahwa anak

didik yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi orang yang

terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu.

Dorongan untuk belajar bersumber kebutuhan yang berisikan keharusan untuk

menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi motivasi intrinsik muncul

berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan

seremonial. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsi karena adanya perangsang dari luar (Djamarah 2008:149-151).

Motivasi dikatakan ektrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya

diluar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai

tujuan yang terletak dari luar hal yang dipelajarinya misalnya, untuk mencapai

angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik

bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan.

Motivasi diperlukan agar anak didik mau belajar. Baik motivasi ekstrinsik yang

positif maupun motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap

perilaku anak didik. Diakui, angka, ijasah, pujian, hadiah dan sebagainya

berpengaruh positif dengan merangsang anak didik untuk giat belajar. Sedangkan

ejekan, celaan, hukuman, hinaan, sindiran kasar dan sebagainya berpengaruh

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 4: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

9

negatif dengan rengangnya hubungan guru dengan anak didik. Jadilah guru sebagai

orang yang dibenci oleh anak didik. Efek pengiringnya, mata pelajaran yang

dipegang guru itu tidak dikuasai oleh anak didik.

b. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan yang terlepas dari

faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsure jiwa dan

raga.Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari

dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah

pentinganya.Menurut Djamarah (2002:188-121) ada beberapa prinsip motivasi

dalam belajar adalah sebagai berikut.

1) Motivasi sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar Seseorang

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah

sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar.

2) Motivasi Intrinsik Lebih Utama daripada Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar

Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah

kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu dari luar dirinya.

Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah

terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.

3) Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada Hukuman

Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak

didik,tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Memuji orang lain berarti

memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan

semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya.

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 5: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

10

4) Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan dalam Belajar

Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk

menguasai sejarah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik belajar.

5) Motivasi dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar

Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar sesalu yakin dapat

menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan.

6) Motivasi Melahirkan Prestasi dalam Belajar

Dari hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi

prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik

buruknya prestasi belajar seseorang anak didik.

c. Ciri-ciri Motivasi

Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam belajar, orang yang

memiliki motivasi dapat terlihat dari tingkah lakunya dalam belajar sehingga dapat

dibedakan orang yang memiliki motivasi belajar dengan orang yang tidak memiliki

motivasi belajar. Menurut Sardiman (2007:83) motivasi dalam diri setiap orang itu

memilki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama,

tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan

dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang

telah dicapainya).

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 6: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

11

3) Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah, untuk orang dewasa

(misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pembrantas

korupsi, penentangan pada setiap tindakan kriminal, amoral dan sebagainya).

4) Lebih senang bekerja mandiri.

5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-

ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

8) Senang mencari dan memcahkan masalah dan soal-soal.

d. Fungsi Motivasi

Menurut Sardiman (2007:85) ada tiga fungsi motivasi dalam belajar adalah

sebagai berikut.

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap

kegiatan yang dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Motivasi

dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan

tujuannya.

3) Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang

tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian

dengan harapan lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 7: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

12

menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak

serasi dengan tujuannya.

2. Berprestasi

a. Pengertian Berprestasi

Prestasi diri adalah hasil usaha yang dicapai dari segala usaha yang telah

dikerjakan dan merupakan puncak dari pengembangan potensi diri baik karena hasil

belajar, bekerja/berlatih keterampilan dalam bidang tertentu. Berprestasi dapat

dilakukan di berbagai aspek kehidupan, antara lain:

1) Aspek politik

Misalnya seseorang mampu mengelola sebuah partai kecil menjadi partai

besar pemenang pemilu.

2) Aspek ekonomi

Misalnya seseorang mampu menjalankan usahanya. Keberhasilan itu dapat

diperoleh berkat pengerahan daya dan kekuatan dalam usahanya.

3) Aspek sosial budaya

Misalnya sebuah grup musik menjadi sangat terkenal tidak hanya di tingkat

nasional, namun sampai tingkat internasional berkat ketekunannya.

4) Aspek pendidikan

Misalnya seorang siswa lulus dengan nilai yang memuaskan berkat ketekunan dan

belajar yang keras.

b. Faktor yang Mempengaruhi Berprestasi dalam Belajar

Prestasi belajar merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar itu sendiri. Seorang anak dikatakan berhasil dalam belajar apabila anak

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 8: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

13

tersebut meningkat dari segi prestasi, karena belajar merupakan proses sadangkan

prestasi adalah hasil dari proses. Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi

adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai. Belajar merupakan proses kegiatan

untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi,

emosional, hubungan sosial, jasmani, etis, atau budi pekerti serta sikap. Jadi

kesimpulannya prestasi belajar merupakan hasil dari belajar.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:130) prestasi yang dicapai seorang

individu merupakan hasil interaksi antara berbagai yang mempengaruhinya baik

dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.

Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang

sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal antara lain:

1) Faktor Jasmaniah (fisiologis) Yang merupakan sifat bawaan maupun yang

diperoleh. Yang termasuk dalam faktor ini adalah penglihatan, pendengaran, stuktur

tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri

atas faktor intelektual (potensial kecerdasan dan bakat), dan faktor kecakapan nyata

(prestasi yang telah dimiliki). Sedangkan faktor non intelektual meliputi unsur-

unsur kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan

penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis

Yang tergolong faktor eksternal meliputi:

1) Faktor sosial seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat, dan lingkungan kelompok.

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 9: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

14

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.

c. Pentingnya Prestasi Diri Bagi Keunggulan Bangsa

Kita harus mampu mempertahankan hidup dalam kehidupan. Kita harus

menjadikan hidup lebih bermakna. Untuk itu, setiap manusia pasti memiliki berbagai

macam kebutuhan. Menurut Maslow, seorang ahli ilmu jiwa, manusia memiliki 5

kebutuhan diantaranya :

Kebutuhan dasar atau kebutuhan fisik yang menyangkut pemenuhan keperluan

jasmani, seperti makan, minum, pakaian, perumahan, dan sebagainya.

Untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan, manusia harus mengusahakan

dengan daya kekuatan yang dimilikinya. Setiap manusia harus berprestasi agar tercapai

hal berikut:

Dapat memenuhi kebutuhanya sehingga dapat mampu mempertahankan hidup

dan kehidupanya. Sebagai bentuk aktualisasi diri,

Setiap manusia perlu pengakuan atas keberadaanya (eksistensinya).

Pengakuan tersebut diberikan oleh masyarakat, lembaga ataupun negara. Semakin

tinggi prestasi seseorang, pengakuan masyarakat semakin tinggi pula.

Memberi makna atau manfaat pada orang lain, bangsa dan negara. Manusia

sebagai makhluk sosial dalam kehidupanya, selalu bersama orang lain dan saling

membutuhkan. Memberi kepuasan batin kepada diri sendiri dan motivasi untuk lebih

berprestasi. Manusia melakukan sesuatu untuk mengharapkan sesuatu hasil yang

memuaskan. Prestasi diri memiliki peran yang sangat penting bagi keunggulan bangsa.

Peran prestasi diri sebagai berikut ;

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 10: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

15

1) Meningkatkan taraf hidup bangsa dan negara.

2) Memperkokoh stabilitas nasional, persatuan dan kesatuan.

3) Mengharumkan nama baik bangsa dan negara dimata internasional.

4) Menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

3. Konsep dan Definisi tentang Motivasi Berprestasi

Dengan dipahaminya motivasi pada diri seseorang, bila dikaitkan dengan

prestasi akan mempunyai pengertian tersendiri dan lebih khusus menggambarkan

kespesifikan tentang dorongan atau kebutuhan akan gambaran berprestasi yang

bervariasi pada seseorang.

Motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu untuk berhasil

dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keunggulan. Ukuran dimaksud dapat berupa

prestasinya sendiri sebelumnya atau dapat pula prestasi orang lain.Akan tetapi tautan

dari motif berprestasi juga mempunyai interaksi dengan orang lain. Dalam keadaan

ini maka motif berprestasi dapat dimasukan sebagai motif sosial.

Konsep-konsep motivasi berprestasi ini sebelumnya banyak dikaitkan

dengan dunia usaha, tetapi pada perkembangannya kemudian ternyata konsep-konsep

tersebut mulai terlihat refrensinya bila dikenakan belajar di sekolah. Seperti

dikemukakan oleh Sri Mulyani Martiniah (1984:24), bahwa motivasi tergolong sifat

sosial, dan motif berpestasi ini adalah untuk bepacu dalam ukuran keunggulan.

Perkembangan motivasi berprestasi selanjutnya akan dipengaruhi oleh

faktor pengasuhan orang tua. Penelitian Winter Bottom (Sri Mulyani

Martiniah,1984) mengemukakan bahwa anak-anak yang mempunyai motivasi

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 11: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

16

berprestasi tinggi,mereka melatih lebih awal untuk dapat mandiri dan untuk

menguasai kecakapan-kecakapan tertentu.

Konsep-konsep motivasi berprestasi ini sebelumnya banyak dikaitkan

dengan dunia usaha,tetapi pada perkembangannya kemudian ternyata konsep-

konsep tersebut mulai terlihat relevensinya bila dikenakan dalam dunia pendidikan.

Guna memperjelas konsep motivasi berprestasi berikut peneliti kemukakan

beberapa pendapat, antara lain;

a. Robert C.Beck

Need for Achievmnt adalah kebutuhan untuk berprestasi,suatu keinginan

untuk selalu unggul dan menjadi terbaik (Elida Prayitno.1989:8)

b. Heckhusen

Mengemukakan bahwa pada dasarnya ia menerima prinsip konsep motivasi

berprestasi dari Mc Clelland, hanya kemudian lebih dikembangkan konsep tersebut

kearah kajian dari segi kognitif. Heckhusen mendefinisikan motif berprestasi

sebagai suatu usaha untuk meninggalkan atau mempertahankan kecakapan pribadi

setinggi mungkin dalam segala aktivitas,dan suatu ukuran keunggulan yang

digunakan sebagai pembanding (Sri Mulyani Martiniah,1984:22).

c. Sri Mulyani Martiniah

Mengemukakan pendapatnya bahwa motivasi berprestasi tergolong motif

sosial,dan motif berprestasi ini adalah motif yang mendorong individu untuk

berpacu dalam ukuran keunggulan (1984:29).

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 12: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

17

d. David Ms Clelland

Mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai suatu usaha untuk mencapai

sukses,yang bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran

keunggulan.Keunggulan ini dapat berupa prestasi orang lain tetapi juga prestasinya

sendiri sebelumnya. (Mugiarso,1988:5)

Dari uraian konsep-konsep dan definisi diatas maka peneliti menyimpulkan

bahwa motivasi berprestasi merupakan salah satu motif sosial dan motivasi

berprestasi ini adalah motif yang mendorong individu untuk mencapai keberhasilan

atau kesuksesan melalui kompetisi yang didasarkan atas suatu ukuran keunggulan

tertentu.

4. Ciri-Ciri Individu yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi

Dalam mengadakan penilaian lebih jauh tentang keadaan motivasi

berprestasi yang ada dan berkembang dalam diri individu,perlu kiranya diketahui

ciri atau sifat dari individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi. Adapun cirri-

ciri yang dimaksudkan antara lain;

a. Individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi mengatribusikan sukses pada

usaha dan mengatribusi kegagalan pada tidak adanya usaha.

b. Individu yang mempunyai motivasi berprestasi rendah tidak melihat usaha sebagai

suatu yang menentukan hasil.

c. Individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi menganggap penyebab

sukses adalah adanya kemampuan yang tinggi, sedangkan yang mempunyai

motivasi berprestasi rendah menganggap kegagalan terjadi karena kekurangan

dalam kemampuan .

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 13: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

18

d. Individu yang mempunyai motivasi berprestasi secara efektif mempunyai

kemampuan yang tinggi.

Ada kecenderungan sifat dari individu yang memiliki motivasi berprestasi

tinggi,berdasarkan pada pendapat-pendapat Hemans Dn Heckhusen dalam Sri

Mulyani Martiniah (1984:27-28), penulis memadukan sifat-sifat tersebut secara

lebih khusus yaitu:

a. Lebih memiliki kepercayaan diri dalam menghadapi tugas yang berhubungan

dengan prestasi.

b. Berorientasi kedepan,dan mempunyai perspekti bahwa menangguhkan pemuasan

adalah untuk dapat memperoleh penghargaan pada waktu kemudian.

c. Ulet dan tangguh untuk melaksanakan tugas pada tingkat kesukaran tertentu.

d. Berjuang untuk mendapatkan prestasi sosial dengan jalan mencari pasangan yang

lebih berkemampuan dari pada yang simpatik.

e. Lebih memilih tugas-tugas yang mengandung resiko atau tingkat kesukaran sedang

dibanding memilih tugas-tugas yang beresiko atau tingkat kesukaran lebih tinggi.

f. Adanya dorongan untuk menyelesaikan tugas yang belum selesai dengan suatu

tugas yang menonjol.

5. Pengukuran Motivasi Berprestasi

Dari penjelasan diatas, setelah dipahaminya ciri-ciri dan sifat-sifat yang

terdapat pada individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi maka dapatlah

dipakai sebagai alasan untuk mengukur seberapa besar motivasi berprestasi yang

ada dalam diri individu tersebut. Mengukur kebutuhan untuk berprestasi ini Mc

Clelland dan kolega-koleganya mengadaptasikan sebuah alat ukur yang

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 14: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

19

berkembang oleh Murai dan Morgan yang disebut TAT (Thematik Aperception

Test). Alat ukur ini dikembangkan untuk mengukur kepribadian,dimana terdiri dari

30 buah gambar manusia yang sebagian berbentuk realitas dan sebagian yang lain

berbentuk yang lain.

Mc Clelland menerima asumsi dari hasil tes tersebut dengan mengemukakan

bahwa fantasi-fantasi itu tidak hanya memproyeksikan kepribadian semata, tetapi

juga memproyeksikan motif-motif yang ada pada diri individu (E.

Koeswara,1989:179).

Pada penelitian-penelitian terhadap motif berprestasi yang dilakukan Mc

Clelland dan Heckhausan mereka mengembangkan pula cara-cara penyekoran TAT

dengan pada delapan faktor yang diskor. Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Bayangan Berprestasi (Achievment Imagery)

Yaitu yang dibuat subyek menunjukan bahwa peneranan dalam cerita

melakukan pembuatan yang kompetitif dengan suatu ukuran keunggulan,misalnya

melakukan pekerjaannya sebaik mungkin, atau melebihi orang lain, atau melakukan

sesuatu, menjadi lebih baik dari pada yang pernah dilakukan sebelumnya.

b. Kebutuhan Berprestasi (Achievment Need)

Adalah penyelesaian dari harapan atau keinginan dari subyek yang

diceritakan dan bertujuan untuk mencapai prestasi tertentu.

c. Aktivitas Instrument (Instrumental Activity)

Yaitu perbuatan dan aktivitas instrumental atau pikiran oleh pemeran

dalam cerita menunjukan bahwa sesuatu sedang dilakukan tentang pencapaian

prestasi dalam bentuk hasil yang sukses, meragukan atau gagal.

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 15: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

20

d. Harapan Akan Hasil (Anticipation Out Comes)

Yaitu jika pemeran dalam cerita yang disampaikan memikirkan tentang

sukses dalam mencapai tujuan, atau mereka cemas akan hasil yang dicapainya.

e. Rintangan-Rintangan (Obsttacles or Block)

Yaitu apabila dalam cerita-cerita menunjukan adanya hambatan atau

rintangan-rintangan ini dapat berupa; kekurangan waktu, kegagalan faktor

lingkungan ataupun faktor pribadi.

f. Tekanan yang Mendidik (Nurturan Press)

Yaitu apabila dalam cerita-cerita ada dorongan yang memberi motivasi

untuk mencapai prestasi.

g. Keadaan Efektif (Aektive States)

Yaitu cerita yang dikemukakan menunjukan bahwa pemeran cerita

mengalami:

1) Suatu keadaan yang efektif positif yang berhubungan dengan pekerjaan tertentu.

2) Keuntungan obyektif tertentu sebagai akibat prestasiyang berhasil menghasilkan

efek positif, yaitu termasuk didalamnya keadaan efektif yang berhubungan dengan

kegagalan dalam mencapai suatu tujuan prestasi, dan juga keadaan yang obyektif

yang mengikuti kegagalan total yang memungkinkan terjadinya efek negatif.

h. Thema Prestasi (Achievment Theme)

Adalah bila bayaran berprestasilah yang menjadi tema utama dalam cerita

yang dikemukakan, tema yang dikemukakan menyangkut pencapaian prestasi atau

tidak.

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 16: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

21

Sehubungan dengan penjelasan diatas, mengingat salah satu yang menjadi

tujuan penulisan skripsi ini adalah menyangkut hal motivasi berprestasi siswa di

sekolah, maka diperlukan instrument (pengumpul) data yang dapat mengukur

gambaran memotivasi berprestasi secara tepat guna serta sedikit banyak turut

mengeliminasi kelemahan-kelemahan metode pengukuran berdasarkan TAT. Untuk

Itu pada penelitian ini penulis menyusun instrument angket yang dibuat

berdasarkan prinsip-prinsip dari dimensi yang diskor pada TAT guna mengukur

motif berprestasi siswa di sekolah.

6. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Davidson dan Warsham (dalam Isjoni, 2011: 28), “Pembelajaran

kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan

menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektivitas yang mengintegrasikan

keterampilan sosial yang bermuatan akademik”.

Slavin (dalam Isjoni, 2011: 15) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif

adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang

dengan struktur kelompok heterogen”. Jadi dalam model pembelajaran kooperatif

ini, siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk menyelesaikan suatu

permasalahan. Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya sendiri

dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan pada mereka.Hal senada juga di ungkapkan oleh Anita Lie (2010:23)

mengatakan Cooperatif Learning merupakan pembelajaran gotong royong yaitu

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 17: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

22

sistem pembelejaran yang member kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja

sama dengan siswa lain.

Dari pengertian dari beberapa ahli di atas pembelajaran kooperatif

mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja

atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang terarah dalam

kelompok, yang terdiri dari empat orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sama

dipengaruhi oleh keterlibatan dari suatu anggota kelompok itu sendiri. Jadi

pembelajaran Coopertif Lierning dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dilakukan

dengan membuat kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam

anggota dan didalam kelompok tersebut, anggota saling membantu untuk

memahami materi guna meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

b. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Cooperatif Learning

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat unsur-unsur dalam menerapkan

model pembelajaran kooperatif seperti yang diungkapkan oleh Anita Lie (2010:31)

antara lain:

1) Saling Ketergantungan Positif

Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.Unsur

tersebut menerangkan bahwa sekelompok masyarakat sangat tergantung pada

anggota masyarakat yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Hal tersebut dapat

diaplikasikan pada proses pembelajaran di kelas. Ketika siswa bekerja dalam

sebuah kelompok diharapkan saling bergantung kepada siswa lain dalam

kelompoknya sehingga terjadi ketergantungan yang positif.

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 18: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

23

2) Tanggung Jawab yang Positif

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan

penilaian dibuat menurut prosedur pembelajaran Cooperatif Learning setiap siswa

akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan

metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.

3) Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi.

Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi

yang menguntungkan semua anggota.

4) Komunikasi Antar Anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan ketrampilan

berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok,pengajar perlu

mengajarkan cara-cara berkomunikasi.

5) Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi

proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja

sama dengan lebih efektif. Berikut ini urutan langkah-langkah perilaku guru dalam

pembelejaran kooperatif (Cooperatife Learning).

Tabel 2.1

Sintak Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1 : Menyampaikan tujuan

dan motivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 19: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

24

belajar

Fase 2 : Menyajikan Informasi Guru menyajikan informasi kepada

siswa dengan jalan mendemontrasikan

atau lewat bacaan

Fase 3 : Mengorganisasikan

siswa kedalam kelompok –

kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu setiap

kelompok agar melakukan transisi

secara efisien.

Fase 4 : Membimbing

kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok -

kelompok belajar pada saat siswa

mengerjakan tugas mereka

Fase 5 : Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing

- masing kelompok mempresentasikan

hasil kerjanya

Fase 6 : Menberikan

penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar

individu dan kelompok

c. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Johnson & Johnson (dalam Trianto, 2010: 57) menyatakan bahwa

tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk

peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 20: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

25

maupun secara kelompok. Louisell dan Descamps (dalam Trianto, 2010:

57) juga menambahkan, karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka

dengan sendirinya dapat dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa

dari latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-

keterampilan proses dan pemecahan masalah.

Jadi inti dari tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk

meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa, dan memberikan

kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa

lainnya.

7. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Menurut Rusman (2010:217) arti Jigsaw berasal dari bahasa Inggris

yang artinya adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebut dengan istilah

puzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar.Pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw bekerja seperti pola gergaji, dimana siswa melakukan

kegiatan belajar bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai prestasi

yang maksimal. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model

penbelajaran yang dikembangkan oleh Elliot Aronson pada tahun 1978.

Dalam teknik penbelajaran ini siswa akan bekerja dalam kelompok yang

sama dengan latar belakang yang berbeda. Hal tersebut juga diungkapkan

oleh Isjoni (2010:54) mengatakan pembelajaran dengan menggunakan tipe

Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mendorong siswa aktif

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 21: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

26

dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai

prestasi yang maksimal.

Dalam model pembelajaran ini, model pembelajaran tipe Jigsaw

merupakan bentuk model yang menekankan kepada siswa untuk dapat

belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk aktif dan saling membantu

dalam hal menguasai materi. Siswa akan ditugaskan untuk membaca sub

bab,buku materi,atau materi lain yang berbentuk narasi. Tiap anggota tim

akan diacak untuk menjadi anggota ahli dalam aspek tertentu dari tugas

membaca tersebut. Tiap anggota dalam satu tim akan mendapatkan materi

yang berbeda-beda. Setelah membaca materinya, siswa ahli dari tim yang

berbeda akan saling berkumpul mendiskusikan topik yang sedang mereka

bahas, setelah berkumpul dan berdiskusi lalu mereka kembali kepada tim

asalnya untuk mengajarkan topik mereka kepada tim asalnya untuk

mengajarkan topik mereka kepada teman satu timnya. Setelah itu akan

dilakukan penilaian secara individu untuk semua topik dan diberikan skor

dan rekognisi tim yang berdasarkan peningkatan nilai masing-masing

individu.

Dalam model Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk

saling mengemukakan pendapat dan ketrampilam berkomunikasi, lebih

bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya serta

menyampaikan informasi tentang materi yang dipelajari kepada teman

kelompok lainnya. Model Jigsaw dapat digunakan secara efektif ditiap level

dimana siswa telah mendapatkan ketrampilan akademis dari pemahaman,

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 22: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

27

membaca maupun ketrampilan kelompok untuk belajar bersama karena

dalam model Jigsaw materi yang pas digunakan model ini adalah materi

yang berbentuk naratif.

b. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berbeda dengan kelompok

kooperatif lainnya, karena setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok

secara bergantian, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Tiap kelompok beranggotakan

4 sampai dengan 6 orang. Sebaiknya kelompok terdiri atas siswa dengan

beragam latar belakang, misalnya dari segi prestasi, jenis kelamin, suku,

agama, status sosial dan lain-lain. Kelompok ini disebut kelompok asal.

2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

3) Setiap siswa yang mendapat sub topik yang sama berkumpul

membentuk tim ahli. Tim ahli membahas sub topik masing-masing dan

menjadi ahli dalam topik itu.

4) Setelah selesai berdiskusi dalam tim ahli, anggota kembali ke kelompok

asal masing-masing. Kemudian secara bergantian, tiap siswa yang telah

menjadi ahli mengajar teman satu tim mereka tentang sub topik yang

mereka kuasai.

5) Kelompok asal mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, atau

membuat rangkuman. Guru bisa juga memberikan tes pada kelompok.

Tapi pada saat mengerjakan tes siswa tidak boleh bekerja sama.

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 23: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

28

Bagan 2.3

pengelolaan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Sumber:(http/forumgurunusantara. Blogspot. Com/ 2012/

Pembelajaran Kooperatif tipe-Jigsaw_305. html.diakses pada 15 Maret

2013)

Keterangan :

I : Kelompok asal

II : Kelompok ahl

1. Kelemahan dan Keunggulan

a. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

1) Memerlukan persiapan yang lebih lama dan lebih kompleks

misalnya seperti penyusunan kelompok asal dan kelompok ahli

yang tempat duduknya nanti akan berpindah.

2) Memerlukan dana yang lebih besar untuk mempersiapkan

perangkat pembelajaran.

b. Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

1) Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada guru dan siswa

dalam memberikan dan menerima materi pelajaran yang sedang

disampaikan.

2) Guru dapat memberikan seluruh kreativitas kemampuan mengajar.

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 24: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

29

3) Siswa dapat lebih komunikatif dalam menyampaikan kesulitan

yang dihadapi dalam mempelajari materi

4) Siswa dapat lebih termotivasi untuk mendukung dan menunjukkan

minat terhadap apa yang dipelajari teman satu timnya.

8. Mata Pelajaran IPS

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Istilah pendidikan IPS dalam penyelenggaraan pendidikan di

Indonesia masih relatif baru digunakan.Pendidikan IPS merupakan

padanan dari Social Studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat.

Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913

mengadopsi nama lembaga Social Studies yang mengembangkan

kurikulum di AS (Solihatin & Raharjo,2009:14).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum

dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan

fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdispliner dari

aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, ekonomi, antropologi, filsafat,dan psikologi sosial.

Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 merupakan fusi dari berbagai

disiplin ilmu, pembelajaran pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek

"pendidikan” dari pada “transfer konsep”(Solihatin & Raharjo, 2009:14).

Karena dalam pembelajaran pendidikan IPS mahasiswa diharapkan

memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 25: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

30

serta melatih sikap, moral, nilai, dan ketrampilannya berdasarkan konsep

yang telah dimilikinya. Dengan demikian pembelajaran IPS harus

diformulasikan pada aspek kependidikannya. Konsep IPS yaitu, (1)

interaksi, (2) salingketergantungan, (3) kesinambungan dan perubahan, (4)

keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan 30egara30y30, (6) pola

(patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai kepercayaan, 10)

keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (30egara30y), (12) kekhususan,

(13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme. Tujuan ilmu pengetahuan

sosial (pendidikan IPS), para ahli sering mengaitkan dengan berbagai

sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut.

Sapriya (2007:40) mengatakan (dalam Sekolah Dasar tahun 2004)

dikemukakan bahwa IPS merupakan suatu pelajaran yang mengkaji

serangkaian fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial dan kewarganegaraan sedangkan fungsinya adalah untuk

mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan 30egara Indonesia.

Daldjoeni (1997:8), mengatakan hal yang dibahas dalam IPS adalah

hubungan antara manusia (Human Relationship) dan ini mencakup

hubungan individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, serta

kelompok dengan alam.

Pengertian IPS ditingkat sekolah itu sendiri mempunyai perbedaan

makna, disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa khususnya

IPS ditingkat Sekolah Dasar dengan IPS di Sekolah lanjutan. Trianto

(2010:171) mengatakan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirumuskan atas

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 26: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

31

dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan

interdispliner dari aspek cabang-cabang ilmu sosial yang merupakan

bagian dari kurikulum sekolah yang diturukan dari isi materi sosiologi,

sejarah, ekonomi, politik, antropologi, dan psikologi sosial.

Bagan 2.4

Keterpanduan Cabang IPS

Sumber: (Trianto 2010:172)

b. Tujuan Mata Pelajaran IPS

Trianto (2010:176) mengatakan tujuan utama Ilmu Pengetahuan

Sosial adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap

masalah sosial yang terjadi didalam masyarakat, memiliki sikap mental

positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil

Geografi

Sejarah

Sosiologi

Antropologi

Ilmu politik

Ekonomi

Psikologisosial

Filsafat

Ilmu Pengetahuan

Sosial

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 27: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

32

mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa

dirinya sendiri maupun masyarakat. Agar tujuan tersebut dapat tercapai,

maka program - program pembelajaran IPS di sekolah diorganisasikan

dengan baik. Dari rumusan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah

kebudayaan masyarakat.

2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan

metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudaian dapat

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat

keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di

masyarakat.

4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah sosial, serta mampu

membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan

yang tepat.

5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun

diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun

masyarakat.

6) Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.

7) Fasilitator didalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat

menghakimi.

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 28: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

33

8) Mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik dalam

kehidupannya “to prepare student to be well-functioning citizens in a

democratioc society” dan mengembangkan penalaran dalam mengambil

keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.

9) Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan

siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang diberikan.

Menurut Etin dan Raharjo (2009:15) mengatakan pada dasarnya tujuan

dari pendidikan IPS adalah mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar

kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai denagan bakat, minat,

kemampuan, dan lingkungannya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Disini dijelaskan bahwa

pendidikan IPS ditekankan pada unsur pendidikan dan penbekalan kepada

siswa. Sementara itu Gross dalam (Etin dan Raharjo 2009:14) mengatakan

bahwa tujuan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara

yang baik dalam kehidupan di masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial juga

mempelajari hubungan sosial dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat

sebagaimana anak tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat

yang dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di

lingkungannya.

Materi pembelajaran IPS telah terorganisir seperti pada mata pelajaran

lainnya. Penerapan IPS sudah dimulai sejak anak duduk di kelas 1 SD hingga

ke jenjang pendidikan SMA. Bahan ajar IPS pun dimulai dari hal yang

sederhana sampai ke hal yang sangat komplek, dari diri sendiri, keluarga,

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 29: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

34

lingkungan masyarakat, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara, hingga

dunia. Bahan ajar IPS pun mengupas sejarah masa lampau, ekonomi, tata

negara, hingga ilmu bumi. Jadi Ilmu Pengetahuan Sosial cakupannya sangat

luas dan kompleks.

Dimasa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat

karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.

Oleh karena itu Mata Pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

Mata Pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan

terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan

dalam kehidupan bermasyarakat.Dengan pendekatan tersebut diharapkan

siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada

bidang ilmu yang berkaitan.

Ruang lingkup Mata Pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai

berikut.

1) Manusia, tempat, dan lingkungan

2) Waktu, berkelanjutan, dan perubahan

3) Sistem sosial dan budaya

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 30: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

35

B. Penelitian Yang Relevan

Dalam kajian pustaka ini disajikan hasil-hasil penelitian yang pernah

dilakukan dan berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan,antara lain:

Nur Hidayah (2010). Judul Penelitian “Upaya Peningkatan Minat dan

Prestasi Belajar Matematika Materi Pengukuran Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas IV SDN 01 Sidomukti”. Disimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mampu meningkatkan

minat dan prestasi belajar Matematika materi pengukuran.

Gilang Ramadhan (2008). Judul Penelitian “Keefektifan Model

Pembelajaran Jigsaw dalam Pemecahan Masalah Siswa Pada Mata Pelajaran

Matematika Kelas VI SDN 1 Wiroditan Pekalongan”. Disimpulkan bahwa model

pembelajaran Jigsaw efektif dalam pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran

Matematika siswa kelas VI SDN Wiroditan Pekalongan.

Afida Lutfiana (2010).Judul Penelitian “Peningkatan Peran Aktif dan

Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Di Kelas XI MA Negeri Brebes”. Disimpulkan bahwa peran aktif dan

pemahaman konsep Matematika siswa kelas XI MA Negeri 1 Brebes melalui

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw meningkat.

Septia Purwaningsih (2011). Judul Penelitian “Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar IPS pada Teknologi, Komunikasi, dan Transportasi Melalui Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw II pada Siswa Kelas IV SDN I Purwokerto Kidul”. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa dengan metode Jigsaw dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa pada aspek kognitif di kelas IV pada Mata Pelajaran IPS

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 31: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

36

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian sebelumnya adalah

pembelajaraan dengan menggunakan kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Dari penelitian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut. Pendekatan Jigsaw dalam penelitian sebelumnya membuat

siswa aktif dan berpartisipasi mengikuti pembelajaran karena menggunakan gerak

fisik, dengan aktivitas intelektual dalam belajar. Sedangkan dalam penelitian ini

diharapkan motivasi berprestasi dalam belajar peserta didik meningkat. Jadi yang

jadi pembeda dalam penelitian ini adalah pada objek dan subjek penelitian.

C. Kerangka Berpikir

Motivasi belajar IPS masih rendah diantaranya disebabkan suasana belajar

yang kurang menyenangkan sehingga membuat pelajaran IPS dirasa

membosankan dan siswa malas untuk mempelajarinya. Motivasi belajar yang

rendah tentunya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, jika motivasi belajar

rendah maka prestasi belajar siswa juga rendah. Untuk itu diperlukan strategi

pembelajaran yang tepat dan mendukung.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe Jigsaw. Model

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang

secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan

bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi tersebut kepada anggota

kelompok yang lain. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 32: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

37

tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran

tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan,

saat kuis berlangsung mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran

inilah yang peneliti terapkan dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP

Muhammadiyah 1 Purwokerto. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan

motivasi belajar siswa meningkat minimal menjadi 85% dari siswa yang

berjumlah 41 dan memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata

pelajaran IPS yakni 80. Peningkatan motivasi belajar ditunjukkan dalam proses

pembelajaran yaitu meningkatnya aktivitas siswa pada saat pembelajaran

berlangsung.

Pelaksanaan pembelajaran akan dilaksanakan dengan daur siklus yang

terdiri dari dua siklus sesuai dengan perencanaan. Setiap siklus terdiri dari

perencanaan, observasi, dan refleksi. Apabila dalm siklus I belum mencapai

kriteria ketuntasan belajar, maka akan dilakukan pertemuan siklus II. Sacara

sistematis, kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut.

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 33: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

38

Bagan 2.5

Skema kerangka berpikir

KondisiAwal

TindakanAwal

Kondisiakhir

Guru masihmenggunakanpembelajarankonvensional

Guru dalam KBMmerencanakanpembelajaranmenggunakan

model Kooperatiftipe Jigsaw

Prestasi belajar meningkat

Siklus I dibentukkelompok belajar tipe

Jigsaw, (kelompokasal, merolling antar

kelompok ahli,presentasi tim asal,

evaluasi,penghargaan)

Siklus II dibentukkelompok belajar

tipe Jigsaw,(kelompok asal,merolling antarkelompok ahli,

presentasi tim asal,evaluasi,

penghargaan

Siswa kurang aktifdalam

belajar,kurangmemahami secarakeseluruhan danprestasi belajarmasih rendah

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013

Page 34: perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan ...repository.ump.ac.id/6186/3/BAB II_ELIS WIDIASTUTI_SEJARAH'13.pdfa.Pengertian Motivasi ... seremonial. Sedangkan motivasi

39

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis

tindakannya adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat

meningkatkan motivasi berprestasi IPS pada siswa Kelas VII A SMP

Muhammadiyah 1 Purwokerto.

Upaya Meningkatkan Motivasi..., Elis Widiastuti, FKIP UMP, 2013