pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara …repository.uinjambi.ac.id/3088/1/oktari...
TRANSCRIPT
PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUSKAN PERKARA
DISPENSASI NIKAH DALAM KEADAAN HAMIL (STUDI KASUS DI
PENGADILAN AGAMA SENGETI PADA PERKARA NO
48/PDT.P/2018/PA.SGT).
Skripsi
Diajukan Untuk melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Hukum Keluarga Islam
Oleh:
OKTARI DWIJAYA
SHK. 162123
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 1441H/2020 M
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Oktari Dwijaya
NIM : SHK.162123
Jurusan : Hukum Keluarga Islam
Fakultas : Syariah
Alamat : JL. Lintas Sumatera KM.08 Desa Lubuk sepuh Sarolangun
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul: Pertimbangan
Hakim dalam Memutuskan Perkara Dispendasi Nikah Dalam Keadaan Hamil
(Studi Kasus Pengadilan Agama Sengeti Perkara No. 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt)
adalah hasil karya pribadi yang tidak mengandung plagiarisme dan tidak berisi
materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan yang telah
disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggung
jawabkanya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.
Jambi, 22 April 2020
Yang Menyatakan,
Oktari Dwijaya
NIM. SHK.162123
iii
Pembimbing I : Dr. H. Umar Yusuf, M.H.I
Pembimbing II : Sulhani, M.H
Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren
Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021
Jambi, 10 Maret 2020
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
JAMBI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamualaikum wr wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi
saudara Oktari Dwijaya, SHK. 162123 yang berjudul:
“Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Perkara Dispensasi Nikah Dalam
Keadaan Hamil (Studi Kasus di Pengadilan Agama Sengeti Pada Perkara No
48/Pdt.P/2018/PA.Sgt)
Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi syarat-
syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam jurusan Hukum Keluarga
Islam Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamualaikum wr wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Dr H. Umar Yusuf, M.H.I Sulhani, M.H
NIP. 19591231 199203 1 003 NIDN. 2023079201
iv
v
MOTTO
Artinya: “Mencegah yang membahayakan itu lebih diprioritaskan daripada
meraih keuntungan”
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakann pedoman
tranliterasi berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543
b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya sebagai
berikut:
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab
Nama Huruf Latin Keterangan
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا
Ba´ B Be ب
Ta´ T Te ت
Sa´ Ṡ Es (dengan titik di atas) ث
Jim J Je ج
Ha´ Ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح
Kha´ KH Ka dan Ha خ
Dal D De د
Źal Ż Zat (dengan titik di atas) ذ
Ra´ R Er ر
Zai Z Zet ز
Sin S Es س
Syin SY Es dan Ye ش
Sád Ṣ Es (dengan titik di bawah) ص
Dad Ḍ De (dengan titik di bawah) ض
Ta´ Ṭ Te (dengan titik di bawah) ط
Za´ Ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ
Ain ´ Koma terbalik di atas ع
Gain G Ge غ
Fa F Ef ف
Qāf Q Qi ق
Kāf K Ka ك
Lam L El ل
Mim M Em م
Nun N En ن
Wawu W We و
Ha´ H Ha ه
Hamzah ' Apostrof ء
Ya´ Y Ye ى
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah di tulis Rangkap
Ditulis Muta‘adiddah متعد دة
Ditulis ‘Iddah عدة
vii
C. Ta‘ Marbutah di Akhir Kata
1. Bila dimatikan tulis h
Ditulis Hikmah حكمة
Ditulis ‘illah علة
Ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti sholat, zakat,dan sebagainya,
kecuali bila dikehendaki lafal aslinya.
2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan h.
’Ditulis Karamatul al-auliya كر مة الأ و ليا ء
Bila ta’ marbutha hidup atau harakat, fathah, kasrah dan dommah ditulis t Ditulis Zakatul fitri الفطر ز كاة
D. Vokal Pendek
Ditulis A
Ditulis I
Ditulis U
E. Vokal Panjang
Fathah + alif
جا هلية
Ditulis
Ditulis
Ā
Jāhiliyyah
Fathah + ya’ mati
يسعى
Ditulis
Ditulis
Ā
yas’ā
Kasrah + ya’ mati
كريم
Ditulis
Ditulis
Ĭ
Karĭm
Dammah + wawu mati
فروض
Ditulis
Ditulis
Ũ
Furũd
F. Vokal Rangkap
Fathah + alif
بينكم
Ditulis
Ditulis
Ai
Bainakum
Fathah + wawu mati
قول
Ditulis
Ditulis
Au
Qaul
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan
Apostrof
Ditulis A’antum اانتم
Ditulis U’iddat اعد ت
Ditulis La’in syakartum لئن شكرتم
H. Kata Sandang Alif + Lam
1. Bila diikuti Huruf Qamariyyah
Ditulis Al-Qur’an القر ان
Ditulis Al-Qiyas القيا س
viii
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkankan huruf/ (el) nya
’Ditulis As-Sama السماء
Ditulis Asy-Syams الشمس
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut bunyi pengucapannya dan menulis penulisannya
Ditulis Zawi al-furud ذوي الفروض
Ditulis Ahl as-sunnah اهل السنة
ix
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Perkara Dispensasi
Nikah Dalam Keadaan Hamil Sebelum Nikah (Studi Kasus Di Pengadilan Agama
Sengeti Pada Perkara No. 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt. Penelitian ini mengkaji tentang pertimbangan dasar hukum hakim dalam menetapkan dispensasi nikah. Skripsi bertujuan
untuk mengetahui pertimbangan Hakim dan Dasar Hukum yang telah Hakim Tetapkan.
Metodologi Penelitian skripsi ini penelitian yuridis normatif yang bersifat kualitatif yang mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan
putusan pengadilan serta norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara
dan dokumentasi. Hasil penelitian pertama yaitu dengan dasar pertama melihat umur anak pemohon memang benar-benar dibawah umur. Kedua melihat kedua calon yang ingin
menikah ada hubungan keluarga atau tidak. Dan ketiga melihat dari segi kemaslahatan dan
kemudahratan karena dalam kasus tersebut alasan pemohon mengajukan karna telah hamil, berdasarkan alasan tersebut maka Majelis Hakim memberikan dispensasi nikah, karena
apabila tidak diberikan penetapan tersebut Majelis Hakim khawatir akan terjadi
kemudahratan yang lebih besar lagi. Kedua langkah-langkah Hakim memberikan dispensasi dengan cara pertama menasehati pemohon, anak pemohon dan apabila tidak
berhasil selanjutnya kedua pemeriksaan pemohon, anak pemohon dan calon anak pemohon
dan yang ketiga pemeriksaan saksi-saksi pemeriksaan saksi-saksi dan bukti surat
persidangan.
Kata Kunci : Pertimbangan Hakim, Dispensasi Nikah
x
KATA PENGANTAR
الحمد الله الذ ي أنز ل الهدى في قلو ب العلم. والصلا ة والسلا م على
اشرف الا نبيا ء والمر سلين سيد نا محمد وعلى اله و صحبه والتا بعين
لهم با حسا ن الى يوم الد ين. أشهد ان لا اله الا الله وأشهد ان سيد نا
محمدا عبده ورسو له.Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula diringan shalawat
serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini diberi judul “Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan
Perkara Dispensasi Nikah Dalam Keadaan Hamil (Studi Kasus Di Pengadilan
Agama Sengeti Pada Perkara No. 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt)” merupakan suatu
penelitian terhadap putusan hakim Pengadilan Agama Sengeti. Putusan Hakim
dalam perkara dispensasi nikah, pertimbangan hakim dalam memutuskan nya.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan
dan rintangan yang penulis dapatkan baik dalam mengumpulkan data maupun
dalam penyusunannya dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama
bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali
kepada Yang Terhormat:
xi
1. Bapak Prof. Dr. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D, Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., M.H, Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Agus Salim, S.Th.I., MA. M.Ir, Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak
Ruslan Abdul Ghani, SH, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum
Perencanaan dan Keuangan, Bapak Dr. Ishaq, S.H., M.Hum Ag., MHI, Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
4. Ibu Mustiah RH, S. Ag., M.Sy, Ketua Prodi Hukum Keluarga Islam dan
Bapak Irsyadunnas Noveri, S.H, M.H, Sekretaris Prodi Hukum Keluarga Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. H Umar Yusuf, M.H I, Pembimbing I dan Ibu Sulhani, M.H
Pembimbing II
6. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen dan seluruh Karyawan/Karyawati
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak dan Ibuk Karyawan/Karyawati Perpustakan Fakultas Syariah dan
Perpustakan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Di samping itu, penulis sadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
xii
kita memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, 22 April 2020
Penulis
Oktari Dwijaya
SHK. 162123
xiii
PERSEMBAHAN
sembah dan sujudku serta puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan daya dan upaya kepadaku tanpa berhenti sedikitpun dengan rahmatnya yang baik berupa kesehatan, kesempatan dan karunianya danAtas semua yang telah engkau berikan itu maka akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan. Dan tak luput saya panjatkan Sholawat serta salam kepada manusia yang agung, tauladan, pemimpin dan pemberi safaat seluruh umat yaitu baginda Nabi Muhammad SAW.
Saya memberikan ucapan terima kasih yang tidak pernah habis kepada dua manusia yang sangat saya cintai dan mereka saya anggap sebagai malaikat yang allah berikan kepada saya yang sangat berarti luar biasa untuk saya yaitu Ibunda dan Ayahanda yang telah banyak berkorban untuk saya baik tenaga dan pikiran. Walau sebesar apapun seseuatu yang dapat saya berikan kepadanya tidak akan pernah membalas pengorbanan dan kebaikannya. Kini study ku telah selesai berkat doa dan restumu malaikatku, besar harapan anakmu ini ingin menjadi kebanggaanmu tapi itu semua tidak akan terwujud tanpa doa dan restu darimu dan pada kesempatan ini anakmu ingin memintak maaf apabila selama ini telah menyusahkannmu walau kalian tidak pernah mengeluh dan tidak pernah mengatakan tidak terhadap apa yang anakmu ini perlukan. Dan kini hanya baru ucapan terima kasih yang bisa anakmu ucapkan dan ananda berdoa semoga allah memasukkan kalian kedalam surganya, aamiin. seutas doa untuk semua guruku yang telah ikhlas membagikan ilmunya, tulus dan selalu menuntun muridnya demi mencapai cita-cita yang diinginkan. Semoga Allah SWT membalas amal baik guru semua.
Untuk keluargaku tercinta adik ku prima septiana, abangku abruari romdali, kakak ku siti fadilah dan etek ku terima kasih kalian semua telah membantu ananda baik berupa doa dan tenaga semoga ilmu yang ananda dapatkan bisa bermanfaaat dan membanggakan kalian semua. Serangkai harapan untuk adik-adikku tersayang, semoga kalian bisa lebih sukses dan insya allah kakanda tidak akan pernah melupakan kalian semua yang sangat kakanda sayangi.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada tercinta Dina Fitriani dan terbaik Riyal hutri serta sahabat dan keluargaku Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam Angkatan 2016 dan sahabat-sahabatku di Posko 02 Gelombang III Tahun 2019. Semoga kita semua menjadi orang yang sukses dan dapat membanggakan orang tua serta bertemu kembali suatu saat nanti.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
LEMBARAN PERNYATAAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................ iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ........................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... x
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... xiv
DAFTAR ISI ................................................................................................. xvi
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xvii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xviii
DAFTAR GRAFIK....................................................................................... xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Batasan Masalah ............................................................................ 6
D. Tujuan penelitian ........................................................................... 7
E. Kerangka Teori .............................................................................. 8
F. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 11
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 13
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian....................................................13
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 14
D. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 15
E. Unit Analisis ................................................................................. 16
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 17
G. Sistematika Penulisan .................................................................. 18
H. Jadwal Penelitian ......................................................................... 20
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Pengadilan Agama Sengeti ............................................. 21
B. Visi Misi Pengadilan Agama Sengeti ........................................... 23
xv
C. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Sengeti ........................ 27
D. Program Kerja Hakim Pengadilan Agama Sengeti .................... 28
E. Aspek Perkara Di Pengadilan Agama Sengeti ............................ 32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Sengeti
Dalam Memutuskan Perkara No. 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt ............ 40
B. Langkah-langkah Pemohon Mengajukan Permohonan Ke
Pengadilan Dan Penetapan Hukum Terhadap Perkara No.
48/Pdt.P/2018/PA.Sgt ..............46
C. Analisis Penulis……………………………………………………58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 61
B. Saran ............................................................................................. 62
C. Kata Penutup ............................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 65
DATA INFORMAN ...................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 69
DAFTAR PERTANYAAN ............................................................................ 71
CURRICULUM VITAE ................................................................................ 72
xvii
DAFTAR SINGKATAN
1. As : Alaih as-salam
2. Hlm : Halaman
3. H : Hijriah
4. KHI : Kompilasi Hukum Islam
5. M : Masehi
6. UU : Undang-undang
7. UIN : Universitas Islam Negeri
8. Q.S : Al-Qur’an Surah
9. HR. : Hadits Riwayat
10. SAW : Shollallahu Aalaihi Wasalam
11. SWT : Subhanahu Wata’ala
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel I Jadwal Penelitian.......................................................................................... 19
Tabel II Nama-Nama Kepala Pengadilan Agama ...................................................... 21
Tabel III Daftar Sarana Dan Prasarana...................................................................... 30
Tabel IV Perkara Menurut Pekerjaan ....................................................................... 32
Tabel V Perkara Menurut Tingkat Usia .................................................................... 33
Tabel VI Perkara Yang Diputus ................................................................................ 35
Tabel VII Daftar Informan ....................................................................................... 67
xix
DAFTAR GRAFIK
Grafik I Perkara yang Diterima Menurut Jenis Perkara .................................................. 31
Grafik II Perkara Menurut Tingkat Kecamatan .............................................................. 33
Grafik III Perkara Menurut Tingat Pendidikan ............................................................... 34
Grafik IV Tingkat Keberhasilan Perkara ........................................................................ 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kompetensi (wewenang) Peradilan Agama terdiri atas kompentensi
Relatif dan kompetensi Absolut. Kompetensi absolut adalah kewenangan
pengadilan untuk mengadili berdasarkan materi hukum (hukum materi).
Kompetensi relative Pengadilan Agama merujuk pada 118 HIR atau pasal
142 RBg jo.66 ”yang menyatakan bahwa gugatan perdata pada tingkat
pertama harus dimasukkan kepada pengadilan dengan surat permintaan yang
di tanda tangani oleh penggugat atau kuasanya”. Dan pasal 73 UU No. 7
Tahun 1989, yaitu acara yang berlaku pada lingkugan Peradilan Agama
adalah hukum acara perdata yang berlaku pada lingkugan peradilan
umum.1Eksistensi peradilan Agama dengan penerapan hukum Islam menjadi
lebih kukuh dengan adanya Undang-Undang Nomor 7 Tahun1989 tentang
Peradilan Agama.2
Berdasarkan Pasal 49 UU No. 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas
Undang-Undang Nomor. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, bahwa
Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang beragama Islam
1 Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Dan Mahkamah Syariah, (Jakarta :
Sinar Grafika, 2017), hlm. 53. 2 Moh.Muhibbin Dan Abdul Wahid, Hukum Perkawinan Islam Sebagai Pembaruan
Hukum Posotif Di Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2017), hlm. 42.
1
2
di bidang: Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infak, Shadaqah
dan Ekonomi Syariah.3.
Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk
membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, sesuai dengan undang-undang
perkawinan yang menyebutkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami – isteri dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.4
Pertimbangan dari pasal tersebut adalah bahwa sebagai Negara yang
berdasarkan kepada panca Sila pertama, yaitu ketuhanan Yang Maha Esa,
maka perkawinan mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama,
sehingga perkawinan bukan saja mempunyai unsur lahir/ jasmani, tetapi juga
memiliki unsur bathin / rohani yang mempunyai peran penting.5
Menikah merupakan sunnatullaħ, sunnaħ para rasul dan merupakan
sunnaħ yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Tujuan perkawinan
ialah untuk membangun rumah-tangga yang bahagia, harmonis, tenteram dan
sakinah.
Allah memerintahkan kaum muslimin agar menikah, seperti yang
tercantum dalam Al-Qur’an surat An-Nur Ayat 32:
3 Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Dan Mahkamah Syariah, (Jakarta
Rajawali Press, 2017), hlm. 54. 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada 2003),
hlm. 355. 5 Armadi Tanjung, Free Sex No!Nikah Yes!, (Pariaman : Amzah 1996), hlm. 138.
3
Artinya: “dan nikahkan lah orang-orang yang masih membujang diantara
kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-
hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka
miskin, allah akan memberi kemampuan kepada pada mereka
dengan karunia-Nya. Dan allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha
Mengetahuai. (QS. An-Nur ayat 32:)6
Perkawinan adalah suatu lembaga yang di perlukan dan suatu
keharusan. Al-Qur’an mengutuk pembujangan sebagai hasil perbuatan setan
dan begitu juga Nabi Muħammad SAW.7
Untuk melangsungkan perkawinan bagi pria dan wanita yang belum
mencukupi umur 19 tahun. Maka harus mengajukan dispensasi nikah ke
Pengadilan Agama agar mendapat keringananan.
Dispensasi nikah memiliki arti keringanan akan sesuatu batasan
(batasan umur) di dalam melakukan ikatan antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha
Esa.
Dari data yang diperoleh pada tahun 2019 di Pengadilan Agama
Sengeti, perkara dispensasi nikah keseluruhan nya terdapat 36 kasus perkara
dispensasi nikah, dari 36 kasus perkara tersebut 19 kasus perkara diantara nya
adalah dispensasi nikah dalam keadaan hamil.8
6Abdul Malik Mujahid, Al-Quran dan Terjemahnya,(Riyadh: Darussalam 2006), hlm. 494 7Armadi Tanjung, ibid: hlm. 139 8 Dokumen Pengadilan Agama Sengeti, Tahun 2019
4
Kemudian mencermati berdasarkan perkara Permohonan para pemohon
I dan pemohon II telah mengajukan permohonan dispensasi nikah secara tertulis
tertanggal 14 Agustus 2018 dan telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Agama Sengeti Register Nomor 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt., tanggal 14 Agustus
2018.
Bahwa Pemohon I hendak menikahkan anak kandung Pemohon I , umur
18 tahun, agama Islam, pendidikan MTs, pekerjaan Petani, tempat kediaman
di RT 33, Desa sungai Gelam, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro
Jambi, Provinsi Jambi;
Syarat - syarat untuk melaksanakan pernikahan tersebut baik menurut
ketentuan hukum Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku
telah terpenuhi kecuali syarat usia bagi anak Pemohon belum mencapai umur
19 tahun dan anak Pemohon II belum mencapai umur 16 tahun. Namun
pernikahan tersebut sangat mendesak untuk tetap dilangsungkan karena
keduanya telah berpacaran sejak satu tahun yang lalu dan hubungan keduanya
sudah sedemikian eratnya, sehingga Para Pemohon sangat khawatir akan
terjadi perbuatan yang dilarang oleh ketentuan hukum Islam apabila tidak
segera dinikahkan.
Hari persidangan yang telah ditetapkan, para Pemohon telah datang
sendiri-sendiri secara pribadi di persidangan dan Majelis hakim telah
berusaha memberi nasihat agar pernikahan anak para Pemohon dapat ditunda
sehingga memenuhi batas standar minimal usia pernikahan, namun upaya
5
tersebut tidak berhasil, para Pemohon tetap dengan pendiriannya untuk
mengajukan permohonan ini
Anak Pemohon I dan calon istrinya sudah menjalin hubungan cinta
lebih dari setahun dan telah melakukan hubungan badan dengan calon istrinya
dan bahkan saat ini calon istrinya tengah hamil 2 bulan
Kedua orang tua anak Pemohon I telah datang menemui orang tua anak
Pemohon II untuk melamar dan lamaran tersebut telah diterima dan bahkan
telah diurus rencana pernikahan di KUA namun ditolak karena anak Pemohon
I masih berumur 18 tahun dan umur anak Pemohon II baru 15 tahun
Mencermati fakta hukum yang telah terbukti di atas, Majelis Hakim
mempertimbangkan bahwa patut diduga akan menimbulkan mudharat yang
lebih besar bagi anak Pemohon I dan anak Pemohon II dan mereka akan
terjerumus melakukan perbuatan yang melanggar norma agama jika tidak
segera dinikahkan, maka akan lebih baik untuk menghalalkan bagi keduanya
untuk bergaul lebih intim, terlebih kedua calon mempelai telah saling
mencintai dan siap secara mental untuk menanggung segala resiko.
Dispensasi nikah yang diberikan Pengadilan Agama kepada pencari
keadilan adalah untuk menghindari terjadinya mudharat yang lebih besar
daripada mashlahatnya, sesuai dengan kaidah fiqih yang selanjutnya diambil-
alih sebagai pertimbangan hukum sebagai berikut:
6
Artinya: “Mencegah yang membahayakan itu lebih diprioritaskan dari pada
meraih keuntungan”9
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang
berjudul “Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Perkara Dispensasi
Nikah Dalam Keadaan Hamil (Studi Kasus di Pengadilan Agama Sengeti
pada Perkara No 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt).”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis ceritakan diatas, maka
muncul pokok permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian
proposal skripsi ini sebagai berikut:
1. Apa dasar Hukum pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Sengeti dalam
memutus perkara Nomor. 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt?
2. Bagaimana langkah-langkah pemohon mengajukan permohonan ke
pengadilan agama dan penetapan Hukum terhadap perkara Nomor.
48/Pdt.P/2018/PA.Sgt ?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih akurat dan terarah sehingga tidak
menimbulkan masalah baru serta pelebaran secara meluas, maka penulis ini
menganalisi pada putusan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Nomor.
48/Pdt.P/2018/PA.Sgt.
9Abdul Wahhab Khallaf, Kitab ‘Ilmu Ushul al-Fiqh, )Grahamedia, 1977), hlm. 208
7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin penulis capai melalui penelitian tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pertimbangan hakim Pengadilan AgamaSengeti
dalam memutus perkara Nomor. 48/Pdt.P/2018/PA.S.gt
b. Langkah-langkah penetapan Hukum terhadap dasar dan pertimbangan
hakim pada perkara Nomor. 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Akademis
1) Hasil dari penelitian ini sebagai sumbangsih ilmu pengetahuan yang
diharapkan memberikan kontribusi pemikiran pada dunia akademis.
2) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk
mengembangkan penelitian ini lebih lanjut guna memberikan ilmu
pengetahuan hukum kepada masyarakat.
b. Kegunaan Praktis
1) Diharapkan berguna untuk menjadi acuan/pertimbangan bagi
penerapan suatu ilmu dilapangan atau masyarakat.
2) Hasil dari penelitian ini memberikan gambaran secara lengkap
tentang pertimbangan hakim terhadap putusan perkara Nomor
48/Pdt.P/2018/PA.Sgt.
8
E. Kerangka Teoritis dan Konseptual
1. Kerangka teoritis
a. Teori Pendekatan Seni dan Instiusi
Penjatuhan putusan oleh hakim merupakan diskresi atau
kewenangan dari hakim. Sebagai diskresi, dalam penjatuhan putusan,
hakim akan menyesuaikan dengan keadaan dan hukuman yang wajar
bagi setiap pelaku tindak pidana atau dalam perkara perdata, hakim
akan melihat keadaan pihak terdakwah atau penuntut Umum dalam
perkara pidana. Penjatuhan putusan, hakim mempergunakan
pendekatan seni, lebih di tentukan oleh instink atau intiusi dari pada
pengetahuan dari hakim. Teori pendekatan seni dan instiusi menurut
Robert J. adalah teori yang mementingkan persoalan akhlak dan
kebaikan yang menyentuh aspek estetika, kemanusiaan dan moral.
b. Teori Maslahah Mursalah
Adalah kebaikan yang tidak ada dalam nash al-Qur’an maupun
as sunnah. Menurut ushul fiqh, Maslahah Mursalah adalah adalah
menetapkan ketentuan hukum yang tidak sama sekali dalam al-Qur’an
dan as-Sunnah karena pertimbangan kebaikan dan kerusakan dalam
kehidupan bermasyarakat.
2. Kerangka Konseptual
a. Pertimbangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pertimbangan adalah
pendapat tentang baik dan buruk.
9
Menurut Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
kekuasaan kehakiman, pertimbangan Hakim adalah pemikiran -
pemikiran atau pendapat hakim dalam menjatuhkan putusan dengan
melihat hal-hal yang dapat meringankan atau memberatkan pelaku.
Setiap Hakim wajib menyampaikan pertimbangan atau pendapat
tertulis terhadap perkara yang sedang diperiksa dan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari putusan.
b. Hakim
Bahwa kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan kekuasaan yang
merdeka yang dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan
Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi, untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.10
Putusan yaitu putusan pengadilan atas perkara gugatan
berdasarkan adanya suatu sengketa atau perselisihan, dalam arti
putusan merupakan produk pengadilan dalam perkara-perkara
contentiosa, karena adanya 2 (dua) pihak yang berlawan dalam perkara
(Penggugat dan Tergugat).11
10Undang-Undang nomor 48 Tahun 2009 Huruf .a,Tentang Kekuasaan Kehakiman. 11Jaenal Aripin, Peradilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 126
10
c. Dispensasi Nikah
Dispensasi Pernikahan pada dasarnya menurut Undang-undang
Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1
tahun 1974 tentang perkawinan, perkawinan hanya di izinkan jika
pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah
mencapai umur 19 tahun, dalam hal penyimpangan terhadap ketentuan
ini maka kedua orang tua pihak pria maupun pihak wanita dapat
meminta dispensasi nikah kepada pengadilan.12
d. Pengertian Nikah
Menurut bahasa, nikah berarti penyatuan. Diartikan juga sebagai
akad atau hubungan badan. Selain itu, ada juga yang mengartikan
dengan percampuran.
Defenisi lain tentang nikah adalah ikatan lahir batin antara
seseorang pria dengan seorang wanita dalam suatu rumah tangga
berdasarkan kepada tuntutan agama.
e. Pengadilan Agama
Peradilan agama yaitu peradilan khusus untuk rakyat yang
beragama Islam (umat Islam). Kompetesi absolute dari PA adalah
perkara-perkara dibidang Hukum Perdata Islam yaitu bidang
perkawinan dengan segala akibatnya, waris, wasiat, hibbah,
perwakafan dan shadaqah.13
12Rusli Pandika, Hukum Dispensasi Nikah, (Jakarta: Sinar grafika, 2012), hlm. 11. 13 Darmawati, kewenangan Peradilan Agama. (Jambi: Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Cv
Bonaza, 2010), hlm. 4-5.
11
F. Tinjauan Pustaka
Pembahasan tentang dispensasi nikah dan pernikahan dini banyak
diteliti dan dikaji dalam berbagai bentuk karya tulis. Baik dalam bentuk buku,
skripsi, jurnal atau yang lainnya dengan berbagai judul dan permasalahan
yang biasa dijadikan sumber informasi. Dari sekian banyak karya tulis ilmiah
mengenai dispensasi nikah dan pernikahan dini ini ada beberapa pembahasan
yang berhubungan terhadap topik yang akan diteliti penulis.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Irfan Listianti dengan judul
Skripsi, pandangan hakim terhadap dispensasi pernikahan anak di bawah
umur (Analisis Putusan Pengadilan Agama Surakarta Pada Perkara No
26/Pdt.P/2015/Pa.Ska.). Skripsi ini membahas mengenai dispensasi nikah
anak di bawah umur pada perkara ini wanita atau calon istri tidak mengalami
kehamilan. Alasan yang di kemukakan oleh para pemohon bahwasanya anak
para pemohon dan calon suaminya terjalin hubungan yang akrab dan saling
mencintai.14
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Alfi Shahrina dengan judul
tesis Dispensasi Perkawinan di Bawah Umur (Studi Penetapan Mahkamah
Syar’iah Aceh Tengah Tahun 2011).Tesis ini membahas tujuan dispensasi
perkawinan di bawah umur untuk mencapai suatu kebahagiaan, apabila ada
pihak yang belum memenuhi batas umur yang telah di tentukan oleh undang-
14 Irfan listianti, pandangan hakim terhadap dispensasi pernikahan anak di bawah umur
(Analisis Putusan Pengadilan Agama Surakarta Pada Perkara No 26/Pdt.P/2015/Pa.Ska.),
Skripsi Mahasiswa Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyah, Fakultas Syariah dan Hukum, Intitut
Agama Islam Negeri Surakarta, 2016
12
undang yaitu, maka di perlukan suatu dispensasi dari pengadilan/pejabat lain
yang di tujukan oleh pihak orang tua kedua mempelai.15
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ambar Suci Wulandari dengan
judul Dispensasi Perkawinan ditinjau dari Aspek Yuridis dan Sosiologis
(Studi Kasus di Pengadilan Agama Salatiga). Skripsi ini membahas tentang
menganalisi pertimbangan hakim Pengadilan Agama Salatiga dalam
memberikan dispensasi kawin untuk mengetahui faktor penyebab sehingga
banyak terjadi permohonan dispensasi kawin di Pengadilan Agama Salatiga.16
15 Alfi Shahrina, Dispensasi Perkawinan di Bawah Umur (Studi Penetapan Mahkamah
Syar’iah Aceh Tengah Tahun 2011), Tesis Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum, Pasca Sarjana,
Universitas Islam Negeri Ar-raniry Aceh, 2012 16 Ambar Suci Wulandari, Dispensasi Perkawinan ditinjau dari Aspek Yuridis dan
Sosiologis (Studi Kasus di Pengadilan Agama Salatiga), Skripsi Mahasiswa Program Studi
Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, Intitut Agama Islam Negeri Salatiga, 2016
13
BAB II
METODE PENELITIAN
Dalam menyusun penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan
beberapa metode, yaitu:
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten
Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut
dapat memperoleh data yang diperlukan untuk menyusun serta
menyelesaikan proposal skripsi ini.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2019
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pendekat Penelitiaan disini menggunakan metode penelitian kualitatif,
yaitu dengan menggunakan analisa isi, dengan cara mengguraikan dan
mendeskripsikan isi dari putusan yang penulis dapatkan, kemudian
menghubungkan dengan masalah yang diajukan sehingga dapat
menemukan kesimpulan yang objektif, logis, konsisten, dan sistematis
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dalam penulisan skripsi ini.
13
14
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris yaitu pendekatan
yang digunakan untuk melihat gejala-gejala yang berkaitan dengan hukum
dalam dalam praktik legislasi di Indonesia.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder, yaitu:
Data Primer, yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan sendiri
oleh peneliti. Jadi, semua keterangan untuk pertama kalinya dicatat oleh
peneliti. Pada permulaan penelitian belum ada data yang ditemukan oleh
peneliti yang pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya.17 Data primer
didapat dari salinan putusan atau berkas perkara Penetepan Dispensasi
Nikah Pengadilan Agama Sengeti Nomor Perkara 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt.
Dan informasi dari hakim yang menangani perkara dispensasi nikah
Pengadilan Agama Sengeti Nomor Perkara 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt.
Kemudian data tersebut dianalisis dengan cara menguraikan dan
menghubungkan dengan masalah yang dikaji.
Data Sekunder, Dokumen yang dimaksud adalah, al-Qur’an, al-Hadist,
Undang-Undang, Kompilasi Hukum Islam dan peraturan-peraturan lainnya,
buku-buku karya ilmiah serta buku-buku lainnya yang berkaitan dengan
masalah ini.
17Ibid, hlm.14.
15
a. Sumber Data
Sumber data dalam penulisan ini terdiri dari:
1) Al-Quran
2) Kaidah UshulFiqh
3) UU No. 16 Tahun 2019 perubahan atas UU No. 1 tahun 1974 tentang
perkawinan
4) Wawancara dengan Majelis Hakim Agama Pengadilan Sengeti.
5) Arsip dari perkara dispensasi nikah di Pengadilan Agama Sengeti,
Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Sedangkan data sekunder terdiri dari materi yang terdapat dalam
buku-buku, jurnal dan literatur lainnya yang masih berkaitan dengan
permasalahan penelitian. Data sekunder ini hanya diperlukan sebagai
penunjang atau pendukung data primer.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian. Untuk penelitian kualitatif, alat
yang digunakan adalah si peneliti itu sendiri (human instrument).18
Instrumen pengumpulan data juga termasuk cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian
jenis lapangan ini penulis menggunakan tiga instrumen data, berupa analisis
data, wawancara dan dokumentasi.
18Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertas,
(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 37.
16
a. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara
secara garis besar terbagi dua, yaitu wawancara tak terstruktur dan
wawancara terstruktur.19
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam
mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi adalah data
sekunder yang diperoleh dari arsip dan dokumen dari Pengadilan Agama
Sengeti serta dokumen lainnya yang mendukung data primer peneliti.
E. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila
penelitian tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan
populasi dan sampel, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi
swasta atau sekelompok orang. Unit analisis juga menjelaskan kapan waktu
(Tahun berapa atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian tidak
secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut.20
Maka yang menjadi informanya adalah: Hakim Pengadilan Agama
Sengeti.
19Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), hlm. 180. 20 Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2012), hlm. 62.
17
F. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisis data
versi Miles dan Huberman sebagai berikut:21
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci, untuk itu perlu segera dilakukan
analisis data melalui reduksi data yang berarti merangkum dan memfokuskan
pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidak perlu.22 Reduksi data atau
data reduction dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis
yang menajamkan menggolongkan, mengkategorisasikan, mengarahkan,
membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa
sehingga akhirnya data yang terkumpul dapat diverifikasi.
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data atau data display adalah pendeskripsian sekumpulan
informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dapat juga berbentuk
matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna
menggabungkan informasi tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah
dipahami.
21 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), hlm. 85-87. 22 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 338.
18
c. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan di akhir
penelitian kualitatif.Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan
verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati
oleh subjek tempat penelitian itu dilaksanakan.
G. Sistematika Penulisan
Penyusuan skripsi ini terbagi dalam lima bab dan setiap bab terdiri
dari beberapa sub-bab yang membahas permasalahan-permasalahan tersendiri
tetapi tetap saling berkaitan. Hasil penelitian yang diperoleh setelah dilakukan
analisis, kemudian disusun dalam bentuk laporan akhir dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab Pertama, berisi tentang pendahuluan yang membahas mengenai
latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, kerangka teori dan tinjauan pustaka.
Bab Kedua, berisi tentang metode penelitian yang membahas
mengenai lokasi penelitian, jenis dan pendekatan penelitian, jenis dan sumber
data, instrumen pengumpulan data, analisis daata, teknik analisis data,
sistematika penulisan dan jadwal penelitian.
Bab Ketiga, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian yang
membahas mengenai historis atau sejarah pengadilan gama Sengeti, aspek
geografis, aspek demografis dan aspek pemerintahan.
19
Bab Keempat, berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian yang
membahas mengenai putusan hakim Pengadilan Agama Sengeti dalam
memutuskan penetapan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Sengeti..
Bab Kelima, berisi tentang penutup yang memuat kesimpulan dan juga
disertai dengan saran.
20
H. Jadwal Penelitian
Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini maka
penulis menyusun jadwal sebagai berikut:
Tabel I
Kegiatan
Oktober 2019
November 2019
Desember 2019
Januari 2020
Februari 2020
Maret 2020
April 2020
1 2 3 4 1 2 2 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penulisan Draf Proposal
X X
X
X
2 Konsultasi dg kajur/prodi dan lainnya untk
fokus penelitian
X
X
X
3 Proses Seminar Proposal
X
5 Revisi Draf Proposal
Setelah seminar
X
6 Konsultasi dg Pembimbing
X
7 Koleksi Data X X
8 Analisa dan
Penulisan Draf Awal Skripsi
X X X X
9 Draf Awal dibaca pembimbing
X
10 Revisi Draf Awal
X
11 Draf Dua dibaca pembimbing
X
12 Revisi Draf Data
X
13 Draf Revisi
dibaca pembimbing
X X
14 Penulisan Draf Akhir
X
15 Draf Akhir Dibaca Pembimbing
X
16 Ujian Munaqasah
X
17 Revisi Skripsi Setelah Ujian Munaqasah
X
20 Mengikuti
Wisuda
21
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Pengadilan Agama Sengeti Muara Jambi
Eksistensi PA Sengeti didasarkan pada Keputusan Presiden Indonesia
Nomor 62 Tahun 2002 tanggal 28 Agustus 2002. PA Sengeti sebelumnya
merupakan bagian dari PA Muara Bulian. PA Sengeti diresmikan oleh
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan
Haji rs. H. Taufiq Kamil pada tanggal 23 April 2003 di Kantor Bupati
Muaro Jambi. Pada periode awal Kantor PA Sengeti menempati rumah
penduduk Desa Sengeti yang bernama Drs. Thohri Yasin dan Endrawati.
Pada tahun 2004 Kantor PA pindah dan memakai gedung Dinas Perkebunan
Kabupaten Muaro Jambi.23
Pada tahun 2005 mulailah dibangun Gedung PA Sengeti yang
permanen dan selesai pada tahun itu. Gedung PA Sengeti terletak di
komplek perkatoran Bukit Cinto Kenang Pemerintahan Daerah Kabupaten
Muaro Jambi yang diresmikan pada hari Senin
Tanggal 20 Februari 2006 M bertepatan dengan tanggal 21 Muharram
1427 H oleh Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bidang
Non Yudisial dan ditanda tangani oleh Drs. H. Syamsuhadi Irsyad,
SH.,MH. Pada saat yang sama diresmikan pula Gedung PA Tebo dan Sabak
yang juga masuk Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Jambi.
23 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019.
22
Ketua PA Sengeti yang pertama dijabat oleh Drs. Usman Karim dan
wakilnya adalah Drs. H. Wachid Ridwan. Panitera/Sekretaris dijabat oleh
Drs. Thohri Yasin. Setelah Ketua memasuki masa purnabakti tahun 2004,
jabatan Ketua dilaksanakan oleh wakil ketua sebagai PLH Ketua PA
Sengeti.24
Tabel II
Nama-Nama Kepala Pengadilan Agama Sengeti25
No Nama Masa Jabatan
1. DRS. USMAN KARIM 2003-2004
2. DRS. SYEKHAN AL JUFRI 2005-2009
3. DRS. AZWAR, S.H. 2009-2013
4. DRA. HJ. SARTINI,S.H. MH 2014-2016
5. DRS.M. JHON AFRIJAL, SH.,M.H 2016-2017
6. DRS. H. ABDAN KHUBBAN, S.H.
M.H
2018-2020
7. DRA. MA’RIPAH 2020-sekarang
24 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019. 25 Nama-Nama Kepala Pengadilan Agama Sengeti Tahun 2020.
23
B. Visi Misi Pengadilan Agama Sengeti
1. Visi:
“Terwujudnya Pengadilan Agama Yang Agung”
Visi Pengadilan Agama Sengeti tersebut merupakan kondisi yang
diharapkan dapat memotivasi seluruh karyawan-karyawati Pengadilan
Agama Sengeti dalam menjalankan aktivitas. Pernyataan visi Pengadilan
Agama Sengeti tersebut memiliki pokok pengertian sebagai berikut:
Bahwa yang ingin dicapai melalui visi ini adalah menjadikan
Pengadilan Agama Sengeti sebagai lembaga peradilan yang dihormati,
yang dikelola dan diawasi oleh hakim dan pegawai yang memiliki
kemuliaan, kebesaran dan keluhuran sikap dan jiwa dalam melaksanakan
tugas pokoknya memutus perkara.26
2. Misi
a. Menjaga Kemandirian Lembaga Peradilan
Maksudnya adalah bahwa syarat utama terselenggaranya suatu
proses peradilan yang obyektif adalah adanya kemandirian lembaga
yang menyelenggarakan peradilan, yaitu kemandirian badan peradilan
sebagai sebuah lembaga (kemandirian institusional) serta kemandirian
hakim dalam menjalankan fungsinya (kemandirian
individual/fungsional). Kemandirian menjadi kata kunci dalam usaha
melaksanakan tugas pokok dan fungsi badan peradilan secara efektif.
26 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019
24
Sebagai konsekuensi dari penyatuan atap, di mana badan
peradilan telah mendapatkan kewenagan atas urusan organisasi,
administrasi dan finansial (konsep satu atap), maka fungsi
perancanaan, pelaksanaan serta pengawasan organisasi, administrasi
dan finansial seluruh badan peradilan di Indonesia harus dijalankan
secara baik. Hal ini dimaksudkan agar tidak menganggu pelaksanaan
tugas kekuasaan kehakiman yang diembangnya. Hal penting lain yang
perlu diperjuangkan adalah kemandirian pengelolaan anggaran
berbasis kinerja dan penyediaan sarana pendukung dalam bentuk
alokasi yang pasti dari APBN. Kebutuhan adanya kepastian ini untuk
memberikan jaminan penyelenggaraan Pengadilan di seluruh
Indonesia.27
Selain kemandirian institusional, kemandirian badan peradilan
juga mengandung aspek kemandirian hakim untuk memutus
(kemandirian individual/fungsional) yang terkait erat dengan tujuan
penyelenggaraan Pengadilan. Tujuan penyelenggaraan Pengadilan
yang dimaksud adalah untuk menjamin adanya pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil bagi setiap manusia.
Selain itu, juga perlu membangun pemahaman dan kemampuan yang
setara di antara para hakim menegenai masalah-masalah hukum yang
berkembang.
27 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019.
25
b. Memberikan Pelayanan Hukum Yang Berkeadilan,
Maksudnya adalah tugas badan peradilan adalah
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Menyadari hal ini, orientasi perbaikan yang dilakukan Pengadilan
Agama Sengeti mempertimbangkan kepentingan pencari keadilan
dalam memperoleh keadilan. Adalah keharusan bagi setiap badan
peradilan untuk meningkatkan pelayanan public dan memberikan
jaminan proses peradilan yang adil. Keadilan bagi para pencari
keadilan pada dasarnya merupakan suatu nilai yang subyektif, Karena
adil menurut satu pihak belum belum tentu adil bagi pihak lain.
Penyelenggaraan peradilan atau penegakkan hukum harus dipahami
sebagai sarana untuk menjamin adanya suatu proses yang adil, dalam
rangka menghasilkan putusan yang mempertimbangkan kepentingan
(keadilan menurut) kedua belah pihak.28
Perbaikan yang akan dilakukan oleh Pengadilan Agama Sengeti,
selain subtansi putusan yang dapat dipertanggung jawabkan, juga akan
meliputi peningkatan pelayanan administrasi sebagai penunjang
berjalannya proses yang adil. Sebagai contoh adalah adanya
pengumuman jadwal sidang secara terbuka dan pemberian salinan
putusan, sebagai bentuk jaminan akses bagi pencari keadilan.
28 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019.
26
c. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan
Kualitas kepemimpinan badan peradilan akan menentukan
kualitas dan kecepatan gerak perubahan badan peradilan. Dalam
system satu atap, peran pimpinan badan peradilan, selain menguasai
aspek teknis yudisial, diharuskan juga mampu merumuskan kebijakan-
kebijakan non-teknis (kepemimpinan dan manajerial). Terkait aspek
yudisial, seorang pimpinan Pengadilan bertanggung jawab untuk
menjaga adanya kesatuan hukum di Pengadilan yang dipimpinnya.
Untuk area non-teknis, secara operasional, pimpinan badan peradilan
dibantu oleh pelaksanaan urusan administrasi.
Dengan kata lain, pimpinan badan peradilan harus memiliki
kompetensi yudisial dan non-yudisial. Demi terlaksannya upaya-
upaya tersebut, Pengadilan Agama Sengeti menitik beratkan pada
peningkatan kualitas kepemimpinan badan peradilan dengan
membangun dan mengembangkan kompetensi teknis yudisial dan
non-yudisial (kepemimpinan dan manajerial).29
d. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan
Kredibilitas dan transparansi badan peradilan merupakan factor
penting untuk mengembalikan kepercayaan pencari keadilan kepada
badan peradilan. Upaya menjaga kredibilitas akan dilakukan dengan
mengefektifkan sistem pembinaan, pengawasan serta publikasi
putusan-putusan yang dapat dipertanggungjawabka. Selain sebagai
29 Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 14
Oktober 2019.
27
pertanggung jawaban publik, adanya pengelolaan organisasi terbuka,
juga akan membangun kepercayaan pengemban kepentingan di dalam
badan peradilan itu sendiri. Melalui keterbukaan informasi dan
pelaporan internal, personil peradilan akan mendapatkan kejelasan
mengenai jenjang karir, kesempatan pengembangan diri dengan
pendidikan dan pelatihan serta penghargaan ataupun hukuman yang
mungkin mereka dapatkan. Terlaksana nya prinsip transparansi,
pemberian perlakuan yang setara serta jaminan proses yang ujur dan
adil, hanya dapat dicapai dengan usaha para personil peradilan untuk
bekerja secara professional dan menjaga integritasnya.30
C. Sturktur Organisasi Pengadilan Agama Sengeti
Untuk menjalankan peradilan, Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten
Muaro Jambi. Dilengkapi dengan tiga pembagian manajemen, yaitu dari
Majelis Hakim, Kepaniteraan dan Kesekretariatan.31
Pertama, majelis hakim, adalah sebagai yang melakukan tugas
kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan
perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama dan juga melakukan
pengawasan terhadap jalanya peradilan.32
Kedua, kepaniteraan Pengadilan Agama adalah aparatur tata usaha
Negara yang dalam menjalakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan
30 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019 31 Wawancara dengan Abdan Khubban (alm), Ketua Pengadilan Agama Sengeti,
Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019. 32 Wawancara dengan Emaneli, Hakim Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro
Jambi, 14 Oktober 2019.
28
tanggung jawab kepala Pengadilan Agama. Kepaniteraan mempunyai tugas
melaksanakan pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi
perkara serta menyelesaikan surat-surat yang berkaitn dengan perkara.33
Ketiga, kesekrtariatan Pengadilan Agama adalah tata usaha Negara
yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada ketua Pengadilan Agama. Kesekretariatan
mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan di bidang
administrasi, organisasi, keuangan, sumber daya manusia serta sarana
prasarana di lingkungan pegandilan agama.34
D. Program Kerja Hakim
1. Ketua
a. Tugas Pokok
1. Ketua selaku Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan
tugas kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat
pertama;
2. Ketua Pengadilan mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas
dan tingkah laku Hakim, Panitera, Panitera Pengganti dan Jurusita
serta Pejabat Struktural di daerah Hukumnya; dan
3. Ketua Pengadilan mengatur pembagian tugas para hakim.
33 Wawancara dengan Idwal Maris, Panitera Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten
Muaro Jambi, 14 Oktober 2019. 34 Wawancara dengan Yudistira Adi Pinto, Sekretaris Pengadilan Agama Sengeti,
Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019.
29
b. Fungsi
1. Ketua Pengadilan membagikan semua berkas perkara dan atau
surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara yang
diajukan ke Pengadilan kepada Majelis Hakim untuk diselesaikan;
dan.
2. Ketua Pengadilan Negeri menetapkan perkara yang harus diadili
berdasarkan nomor urut, tetapi apabila terdapat perkara tertentu
yang karena menyangkut kepentingan umum harus segera diadili,
maka perkara itu didahulukan.35
2. Wakil Ketua
Tugas Pokok
Wakil Ketua selaku Hakim Pengadilan adalah pejabat yang
melakukan tugas kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.
Fungsi
Wakil Ketua Pengadilan Negeri berfungsi sebagai Koordinator
Pengawasan di daerah Hukumnya.36
3. Hakim
Tugas Pokok
Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan tugas kekuasaan
kehakiman, untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara
pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.
35 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019. 36 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019.
30
Fungsi
Melakukan tugas-tugas Pengawasan sebagai Pengawas Bidang
dengan memberi petunjuk dan bimbingan yang diperlukan bagi para
Pejabat strukturl maupun Fungsional.37
37 Wawancara dengan Rahmatullah Ramadhan, Majelis Hakim, Pengadilan Agama
Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019.
31
Tabel. III
Daftar Sarana Dan Prasarana38
Identitas
Barang
Jumlah
Barang
penguasaan
No Nama barang Merk/type Kd Barang Th.prlh
n
1. Meja kerja kayu 3.05.02.01.002 2015 1 buah Milik sendiri
2. Meja kerja kayu 3.05.02.01.002 2015 1 buah Milik sendiri
3. Meja kerja kayu 3.05.02.01.002 2015 1 buah Milik sendiri
4. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri
5. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri
6. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri
7. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri
8. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri
9. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri
10. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri
11. A.C Split LG 3.05.02.04.004 2006 1 buah Milik sendiri
12. A.C Split LG 3.05.02.04.004 2006 1 buah Milik sendiri
13. P.C Unit Polysonic 3.10.01.02.001 2008 1 buah Milik sendiri
14. P.C Unit Lenovo 3.10.01.02.001 2016 1 buah Milik sendiri
15. P.C Unit Lenovo 3.10.01.02.001 2016 1 buah Milik sendiri
16. Printer CANON 3.10.02.03.003 2013 1 buah Milik sendiri
38 Daftar Sarana Dan Prasarana Tahun 2019
32
E. Aspek Perkara Yang Diterima
Pengumpulan data perkara yang telah diterima pada tahun terakhir
yaitu perkara pada tahun 2018 dan sisa perkara tahun2017.
Sisa Perkara tahun 2017 ......................................................... = 66 perkara
Perkara yang diterima tahun 2018 .......................................... = 605 perkara
JUMLAH............................................................................... = 671 perkara
Secara umum jenis perkara yang diterima pada tahun 2018 adalah sebagai
berikut:
Perkara Gugatan tahun 2019 .................................................. = 534 perkara
Perkara Permohonan tahun 2018 ............................................ = 71 perkara
JUMLAH............................................................................... = 605 perkara
a. Jumlah sisa perkara yang putus
1. Menurut Jenis Perkara adalah sebagai berikut:
Grafik. I
Perkara yang Diterima Menurut Jenis Perkara39
Dari Jenis Perkara Yang Diterima tahun 2018 Oleh Pengadilan Agama
Sengeti Perkara yang tertinggi adalah Cerai Gugat.
39 Perkara Yang Diterima Menurut Jenis Perkara Tahun 2018
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
606
404
128
219 33
1 1 2 1 13 1 1
Cerai Gugat
Cerai Talak
Izin Poligami
Dispensasi Kawin
Isbat Nikah
Penguasaan Anak
Pengangkatan Anak
Perwalian
Kewarisan
Penetapan Ahli Waris
33
Tabel. IV
Perkara Menurut Jenis Pekerjaan40
NO PEKERJAAN JUMLAH
1 Ibu Rumah Tangga 320 orang
2 Wiraswasta 85 orang
3 Tani 55 orang
4 PNS 10 orang
5 Pensiunan PNS -
6 Buruh 25 orang
7 Honorer 37 orang
8 Karyawan 58 orang
9 Dagang 27 orang
10 Lain-Lain 54 orang
JUMLAH 671 Ang
Dari Jenis Perkara Yang Diterima tahun 2018 Oleh Pengadilan Agama
Sengeti Perkara menurut pekerjaan yang tertinggi adalah ibu rumah tangga
40 Perkara Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2018
34
Grafik. II
Perkara tingkat kecamatan41
Dari Grafik II di atas Perkara di tingkat kecamatan Muaro Jambi, Sungai
Gelam adalah kecamatan tertinggi dalam pengajuan perkara ke Pengadilan
Agama Sengeti.
2. Menurut Tingkat Usia
Perkara yang diterima tahun 2018 ditambah sisa tahun 2017 menurut
tingkat usia adalah sebagai berikut: 42
Tabel. V
Perkara menurut tingkat usia43
NO KATEGORI UMUR P
1 < 20 Tahun 38 Orang
2 21 - 30 Tahun 295 orang
3 31 - 40 Tahun 208 orang
4 41 - 50 Tahun 95 orang
5 51 - 60 Tahun 20 orang
41 Perkara tingkat kecamatan Tahun 2018 42 Wawancara dengan Haristo, Panitera Pengganti, Pengadilan Agama Sengeti,
Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019. 43 Perkara Menurut Tingkat Usia Tahun 2018
0
10
20
30
40
50
60
70
13
28
6
15 1510 10
15
58
3
30
44
36
56
3237
68
48
20 1815
7
25
811
0
14
3 2 30 1
CT
CG
LL
35
6 61 -70 Tahun 10 orang
7 71 – Dst 5 orang
JUMLAH 671 orang
3. Berikut ini adalah grafik perkara tahun 2018 menurut tingkat
pendidikan, sebagai berikut:
Grafik. III
Perkara tingkat pendidikan44
Dari Grafik III di atas perkara yang tertinggi tingkat pendidikan
adalah SLTA
4. Jumlah perkara yang di putus tepat waktu
Dari seluruh perkara masuk pada tahun 2018 serta sisa perkara
tahun 2017 yang seluruhnya berjumlah 671 perkara sebagaimana
diuraikan diatas, Pengadilan Agama Sengeti telah menyelesaikan
perkara tersebut sebanyak 621 Perkara hingga akhir tahun 2018.
Perkara yang masih tersisa adalah berjumlah 50 perkara. Berikut tabel
perkara yang diputus berdasarkan jenis perkara, adalah sebagai
berikut: 45
44 Perkara Tingkat Pendidikan Tahun 2018 45 Wawancara dengan Romi Herusman, Panitera Muda Hukum, Pengadilan Agama
Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 14 Oktober 2019.
0 50 100 150 200 250
606
3
18
13
205
177
185
5Non - SD
SD
SLTP
SLTA
DIPLOMA
S1
S2
36
Tabel. VI
Perkara yang diputus46
NO JENIS PERKARA JUMLAH
1 Cerai Gugat 404
2 Cerai Talak 136
3 Dispensasi Kawin 36
4 Isbat Nikah 30
5 Hibah 1
6 Pengangkatan Anak 3
7 Wali Adhol 1
8 Kewarisan 1
9 Penetapan Ahli Waris 7
10 Harta Bersama 2
JUMLAH 621
Dari Jenis Perkara Yang Diterima tahun 2018 Oleh Pengadilan Agama Sengeti
Perkara yang di putus tertinggi adalah Cerai Gugat
b. Rekapitulasi Perkara Yang Diterima Dan Diputus Berdasarkan Produk.
Data perkara yang diterima dan diputus berdasarkan produk
Pengadilan Agama Sengeti adalah sebagai berikut:
1. Diterima:
Sisa perkara tahun 2017………………………….... = 66 Perkara
Perkara yang diterima tahun 2018.................……… = 605 perkara
JUMLAH ..…………………………….................... = 671 perkara
Meliputi jenis perkara sebagai berikut :
Perkara permohonan …………………………......... = 76 perkara
Perkara gugata ………………………...………….. = 595 perkara
46 Perkara Yang Diputus Tahun 2018
37
JUMLAH ………………………………................. =671 perkara
2. Diputus:
Perkara permohonan..………………………………. = 73 perkara
Perkara gugatan .…………………………………… = 548 perkara
JUMLAH……………………………….................... = 621 perkara
Sisa perkara pada tingkat pertama ...……………….. = 50 perkara
Yang terdiri dari :
Perkara permohonan .………………………………. = 3 perkara
Perkara gugatan …………………….............……… = 47 perkara
3. Minutasi Perkara
Perkara yang diputus/diselesaikan tahun 2018 berjumlah 621
perkara, perkara yang diputus tersebut telah diminutasi Seluruhnya
sebanyak 621 perkara
4. Jumlah Perkara yang mengajukan upaya hukum Banding, Kasasi dan
PK
Tahun 2018 upaya hukum yang dilakukan para pencari keadilan
hanya terdapat 1 (satu) buah perkara yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
Tingkat Banding = 1 perkara
JUMLAH = 1 Perkara
Perkara-perkara Banding tersebut tercatat dalam register dengan
nomor sebagai berikut :
76/Pdt.G/2018/PA.Sgt
Berdasarakan gambaran di atas dapat dijumlahkan perkara yang
tidak mengajukan upaya hukum Banding, Kasasi dan PK sebanyak
669 Perkara dari 671 Perkara yang di terima pada Tahun 2018 serta
sisa perkara pada tahun 2017.
5. Jumlah perkara yang berhasil di mediasi47
47 Wawancara dengan Idwal Maris, Panitera Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten
Muaro Jambi, 14 Oktober 2019.
38
Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 2008
tentang Mediasi, Pengadilan Agama Sengeti telah melaksanakan
maksud dari Peraturan tersebut dengan jumlah perkara yang
dimediasi pada tahun 2018 mencapai 72 perkara, dengan rincian
sebagai berikut :
Berhasil : 8 Perkara
Tidak Berhasil : 62 Perkara
Tidak dapat dilaksanakan : 2 Perkara
Tingkat keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Sengeti dapat
dilihat dalam grafik sebagai berikut :
Grafik. IV
Tingkat keberhasial perkara48
Dari Jenis Perkara Yang Diterima tahun 2018 Oleh Pengadilan Agama
Sengeti Perkara yang di putus berhasil adalah 58;100% dan yang tidak
berhasil adalah 0;0%
6. Jumlah perkara anak yang diselesaikan melalui diversi
Tidak Ada Perkara anak yang di selesaikan melalui diversi pada
Pengadilan Agama Sengeti.
48 Tingkat Keberhasilan Media Tahun 2018
0, 0%
58, 100%
BERHASIL TIDAK BERHASIL
39
STRUKTUR ORGANISASI
PENGADILAN AGAMA SENGETI KELAS IB
KETUA
MA’RIPAH
WAKIL KETUA
MULIYAMAH
SITI FATIMAH
EMANELI
RAHMATULLAH RAMADAN
PANITERA
SEKRETARIS
IDWAL MARIS
YUDISTIRA ADI PINTO
Panmud Hukum
Panmud Permohonan
Panmud Gugatan
SAID HASAN
SITI HARIAH
KASUBBAG
Perencanaan ti & pelaporan
ROMI HERMAWAN
KASUBBAG
Kepegawaian
& ortala
KASUBBAG
Umum &
keuangan
RINDOM
RIDONA
SOLIKUN
ANGGA
SETIAWAN
RAHARDI
BENDAHARA
ELIN MARLINA
PANITERA PENGGANTI
ARIEF MUSTAKIM
HARISTO
ROSDA MARYANTI
ADITYAWARMAN
,
ISMIATUN
,
UMARIAD BAFADAL
SITI AZIZAH
JURUSITA/JSP
ARSIL HADI,
TABRI
M. FAIZAL,
IMRAN
ELIN MARLINA
HAKIM ANGGOTA
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Sengeti
Dalam Memutuskan Perkara No. 48/Pdt.P/2018/Pa.Sgt
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan Nomor 16 Tahun 2019
perubahan atas Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 disebutkan bahwa
perkawinan hanya dapat diberikan izin kepada pria dan wanita yang telah
berusia 19 (sembilan belas) tahun. Dalam hal ini terjadinya pelanggaran
dalam ayat (1) Pasal 7 dapat dimintai dispensasi kepada Pengadilan
Agama atau pejabat lain ditunjuk oleh kedua orang tua mempelai pria dan
calon mempelai wanita, sebagaimana dalam keputusan pasal 7 Ayat (2)
UUP. Berdasarkan dispensasi nikah diberikan oleh hakim kepada.
Pemohon I Umur 41 tahun, pekerjaan urus rumah tangga, tempat
tinggal di RT 33, Desa Sungai Gelam, Kecamatan Sungai Gelam,
Kabupaten Muaro Jambi, Selanjutnya disebut sebagai Pemohon I dan
Pemohon II umur 35 tahun, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di RT 10,
Dusun Jaya, Desa Mingkung Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten
Muaro Jambi, selanjutnya disebut sebagai Pemohon II. Bahwa para
pemohon telah mengajukan permohonan dispensasi nikah secara tertulis
tertanggal 14 Agustus 2018 dan telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Agama Sengeti Register Nomor 48/Pdt.P/2018/PA.sgt. Duduk perkaranya
yaitu
40
41
1. Bahwa Pemohon I hendak menikahkan anak kandung Pemohon I , umur
18 tahun, agama Islam, pendidikan MTs, pekerjaan Petani, tempat
kediaman di RT 33, Desa Sungai Gelam, Kecamatan Sungai Gelam,
Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi;
Dengan calon istrinya dari anak kandung Pemohon II, Umur 15 tahun,
agama Islam, pekerjaan Tidak Bekerja, tempat kediaman RT 10,
Dusun II, Desa Mingkung Jaya, Kecamatan Sungai Gelam,
Kabupaten Muaro Jambi.
Yang akan dilaksanakan dan dicatatkan di hadapan Pegawai Pencatat
Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten
Muaro Jambi, Provinsi Jambi;
2. Bahwa syarat - syarat untuk melaksanakan pernikahan tersebut baik
menurut ketentuan hukum Islam maupun peraturan perundang-
undangan yang berlaku telah terpenuhi kecuali syarat usia bagi anak
Pemohon I belum mencapai umur 19 tahun dan anak Pemohon II
belum mencapai umur 16 tahun. Namun pernikahan tersebut sangat
mendesak untuk tetap dilangsungkan karena keduanya telah
berpacaran sejak satu tahun yang lalu dan hubungan keduanya sudah
sedemikian eratnya, sehingga Para Pemohon sangat khawatir akan
terjadi perbuatan yang dilarang oleh ketentuan hukum Islam apabila
tidak segera dinikahkan;
3. Bahwa antara anak Pemohon I dan anak Pemohon II tersebut tidak
ada larangan untuk melakukan pernikahan;
42
4. Bahwa anak Pemohon I berstatus jejaka dan telah akil baligh serta
sudah siap untuk menjadi seorang suami dan kepala keluarga.
Begitupun calon istrinya sudah siap pula untuk menjadi seorang istri
dan ibu rumah tangga serta anak Pemohon sebagai calon suami
telah bekerja sebagai Petani dengan penghasilan tetap setiap
bulannya Rp1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah);
5. Bahwa keluarga Pemohon I dan keluarga Pemohon II telah merestui
rencana pernikahan tersebut dan tidak ada pihak ketiga lainnya yang
keberatan atas berlansungnya pernikahan tersebut;
6. Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat
perkara ini;49
Pertimbangan Hukum
Berdasarkan hasil Wawancara dengan Ibu Dr Emaneli, MH
Hakim Pengadilan Agama Sengeti beliau mengemukakan bahwa
bahwa dasar pertimbangan hukum Hakim sample penetapan diatas
bahwa dapat kita lihat Majelis Hakim memberikan dasar
pertimbangan sebagai berikut:
a. Pertimbangan secara yuridis
Pertimbangan secara yuridis ini Majelis Hakim Menimbang,
bahwa berdasarkan ketentuan pasal 7 Ayat (1) UU Nomor 16 tahun
2019 Tentang perubahan atas UU No 1 tahun 1974 tentang
perkawinan, untuk melangsungkan pernikahan seorang laki-laki
49 Penetapan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Nomor 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt.
43
minimal telah berumur 19 tahun, sedangkan anak pemohon belum
mencapai usia yang di maksud, berdasarkan ketentuan Pasal 7 Ayat
(2) UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, untuk
melangsungkan pernikahannya, harus mendapatkan dispensasi dari
pengadilan, sebagaimana di ungkapkan oleh Dr. Emaneli, MH
Hakim Pengadilan Agama Sengeti
“Untuk melaksanakan pernikahan seseorang harus telah
mencukupi usia pernikahan yang telah di tetapkan oleh Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2019 dan kemudian Hakim akan melihat
faktor yang melatar belakangi untuk mengharuskan mereka menikah,
Hakim akan mempertimbangkan permohonan dispensasi pernikahan
dari pemohon ”
b. pertimbangan secara sosiologis
Menimbang, bahwa dengan mencermati fakta hukum yang
telah terbukti di atas, Majelis Hakim mempertimbangkan bahwa
patut diduga akan menimbulkan mudharat yang lebih besar bagi
anak Pemohon I dan anak Pemohon II dan mereka akan terjerumus
melakukan perbuatan yang50 melanggar norma agama jika tidak
segera dinikahkan, maka akan lebih baik untuk menghalalkan bagi
keduanya untuk bergaul lebih intim, terlebih kedua calon mempelai
telah saling mencintai dan siap secara mental untuk menanggung
segala resiko;
Menimbang, bahwa anak kandung para Pemohon telah
sepakat untuk melangsungkan pernikahan, namun rencana
pernikahan secara resmi tersebut terhalang karena anak kandung para
50 Wawancara Dengan Emaneli, Hakim Pengadilan Agama Sengeti, 14 Oktober 2019
44
Pemohon belum mencapai batas usia minimal untuk menikah.
Sehingga apabila dispensasi nikah tidak diberikan dikhawatirkan
akan menimbulkan dampak negatif oleh kedua belah pihak pada
masa yang akan datang, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat
solusi hukum yang terbaik adalah memberikan dispensasi nikah
tersebut;
Menimbang, bahwa dispensasi nikah yang diberikan
Pengadilan Agama kepada pencari keadilan adalah untuk
menghindari terjadinya mudharat yang lebih besar daripada
mashlahatnya, sesuai dengan kaidah fiqih yang selanjutnya diambil-
alih sebagai pertimbangan hukum sebagai berikut:
دفع المضار مقدم على جلب المنافع
Artinya: “Mencegah yang membahayakan itu lebih diprioritaskan
daripada meraih keuntungan”. (‘Abdul Wahhab Khallaf,
Kitab ‘Ilmu Ushul al-Fiqh,)
Menimbang, bahwa para Pemohon telah sepakat untuk
menikahkan anak para Pemohon. Anak para Pemohon juga sudah
mempunyai persiapan untuk menjalankan rumah tangga. Anak
Pemohon I juga terbukti telah mempunyai pekerjaan dan
penghasilan, masing-masing juga telah mengerti tugas dan tanggung
jawabnya sebagai suami istri serta tekad keduanya untuk saling
menyayangi. Dengan demikian Majelis Hakim menilai ketentuan
dalam Pasal 6 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun
45
1974 Jo. Pasal 15 ayat (2) dan Pasal 16 ayat (1) Kompilasi Hukum
Islam telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa antara anak Pemohon I dengan calon
istrinya anak pemohon II tidak terdapat halangan untuk menikah,
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 8, 9 dan 10 Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan serta ketentuan Pasal 39
sampai 44 Kompilasi Hukum Islam, maka pernikahan antara anak
Pemohon I dengan calon istrinya anak Pemohon II dapat
dilangsungkan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan
permohonan para Pemohon terbukti dan beralasan hukum, untuk itu
patut dikabulkan dengan memberi izin (dispensasi) kepada anak
Pemohon I untuk menikah dengan calon istrinya anak Pemohon II ;
Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam
bidang perkawinan, maka sesuai Pasal 89 ayat (1) Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang
Nomor 50 Tahun 2009, seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini
dibebankan kepada para Pemohon untuk membayarnya;
Mengingat, semua peraturan perundang-undangan dan
ketentuan hukum lain serta dalil-dalil syara’ yang berhubungan
46
dengan perkara ini. 51 Wawancara dengan Rahmatullah Ramadhan,
S.H Hakim Pengadilan Agama Sengeti
“dalam perkara ini hakim melihat anak pemohon I dan II telah
melakukan hubungan badan yang terlarang yang akan
mengakibatkan aib besar untuk keluarganya maka hakim sangat
mempertimbangkan hal tersebut”52
B. Langkah-Langkah Pemohon Mengajukan Permohonan Ke
Pengadilan Dan Penetapan Hukum Terhadap Perkara
No.48/Pdt.P/2018/PA.Sgt
Undang-undang perkawinan menyatakan bahwa tujuan perkawinan
adalah untuk membentuk keluarga bahagia. Tujuan perkawinan diatur
dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan
yang berbunyi “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria
dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.”53 Sebagai mana diungkapkan oleh Ibu Dra.
Emaneli, MH Hakim Pengadilan Agama Sengeti.
“Permohonan dispensasi kawin yang di ajukan di Pengadilan Agama
Sengeti memiliki faktor yang melatar belakangi para orang tua meminta
dispensasi untuk anaknya yang masih di bawah umur, tentunya bukan
karena keinginan orang tua semata, karena kalo kita lihat dari segi umur,
masa mereka adalah masa-masa untuk belajar atau menuntut ilmu
sebagai bekal kehidupan masa depan mereka. Namun karena berbagai
alasan sehingga mengharuskan mereka melakukan perkawinan pada usia
yang belum di anggap dewasa.”54
51 Penetapan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Nomor 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt 52 Wawancara Dengan Rahmatullah, Hakim Pengadilan Agama Sengeti, 14 Oktober
2019 53 Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 1. 54 Wawancara Dengan Emaneli, Hakim Pengadilan Agama Sengeti, 14 Oktober 2019
47
Orang tua yang ingin menikahkan anaknya yang masih dibawah
umur, maka terlebih dahulu harus melalui izin dari Pengadilan Agama
dengan mengajukan permohonan dispensasi nikah dibawah umur, untuk
mendapatkan dispensasi tersebut, pihak Pengadilan tidak begitu saja
memberikan izin kepada pihak pemohon, tetapi harus melalui sidang
Pengadilan. Dalam sidang tersebut Ketua Majelis Hakim akan
menanyakan tentang alasan-alasan yang dijadikan suatu dasar dari
pemohon untuk menikahkan anaknya yang masih dibawah umur.
Memberikan sebuah keputusan, Hakim harus berlandaskan pada
dasar hukum yang pasti, karena sebuah keputusan yang telah dihasilkan
oelh Pengadilan selanjutnya akan dijadikan sebagai dasar pijakan dalam
menentukan langkah yang di ambil selanjutnya oleh pihak Pemohon yang
mengajukan dispensasi nikah. Agar dispensasi yang diajukan dapat
dikabulkan oleh Majelis Hakim Pengadilan, tentunya alasan tersebut harus
tepat dan rasional, dengan adanya alasan tersebut pihak Majelis Hakim
akan mempertimbangkan apakah permohonan dispensasi akan dikabulkan
atau di tolak.
Melihat perkara istilahnya ini perkara permohonan bersifat voluntir
artinya tidak ada berhadap-hadapan sipemohon saja tidak ada termohon
atau tidak ada tergugat, si pemohon datang ke Pengadilan Agama Sengeti
dengan syarat-syarat dan prosedur yang telah ditentukan oleh Pengadilan
Agama Sengeti yaitu dengan persyaratan:
48
1. Pihak perkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa
surat permohonan, Pendaftaran perkara dilayani dimeja satu
mulai pukul 08.00 s.d 15.00 perkara permohonan dispensasi
nikah dengan syarat sebagai berikaut:
• Menyerahkan surat permohonan rangkap 7 yang dibuat dan
ditandatangani oleh yang bersangkutan atau kuasanya, sedang
bagi yang buta huruf dibuat dan ditandatangani oleh ketua,
wakil ketua atau hakim Pengadilan Agama berupa catatan
permohonan lisan
• Membayar panjar biaya perkara melalui kasir
• Fotocopy KTP / Kartu Keluarga
• Fotocopy akta kelahiran
• Surat penolakan KUA
2. Pihak berperkara menghadap petugas Meja Pertama dan
menyerahkan surat permohonan, minimal 7 (tujuh) rangkap.
3. Petugas Meja Pertama (dapat) memberikan penjelasan yang di
anggap perlu berkenan dengan perkara yang dianjurkan dan
menaksir panjar biaya perkara yang kemudian ditulis dalam Surat
Kuasa Untuk Membayar (SKUM). Besaran panjar biaya perkara
diperkirakan harus telah mencukupi untuk menyelesaikan perkara
tersebut, didasarkan pada pasal 182 ayat (1) HIR atau pasal 90
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama
49
Bagi yang tidak mampu dapat diizinkan berperkara secara
prodeo (Cuma-Cuma). Ketidak mampuan tersebut dibuktikan
dengan melampirkan surat keterangan dari Lurah atau Kepala
Desa setempat yang di legalisasi oleh Camat. Bagi yang tidak
mampu maka panjar biaya perkara ditaksir Rp.0.p dan ditulis
dalam Surat Kuasa Untuk Membayar SKUM, didasarkan pasal
245 HIR. Dalam tingkat pertama, para pihak yang tidak mampu
atau berperkara secara prodeo. Perkara secara prodeo ini ditulis
dalam surat gugatan atau permohonan bersama-sama (menjadi
satu) dengan gugatan perkara. Dalam posita surat permohonan
disebutkan alasan Pemohon untuk berperkara secara prodeo dan
dalam petitumnya.
4. Petugas meja Pertama menyerahkan kembali permohonan kepada
pihak berperkara disertai dengan surat kuasa untuk membayar
(SKUM) dalam rangkap 3 (tiga).
5. Pihak berperkara menyerahkan kepada pemegang kas (KASIR)
surat permohonan tersebut dan Surat Kuasa Untuk Membayar
(SKUM).
6. Pemegang kas menyerahkan asli surat kuasa untuk membayar
(SKUM) kepada pihak berperkara sebagai dasar penyetoran
panjar perkara ke Bank.
7. Pihak berperkara dating ke loket layanan bank dan mengisi slip
penyetoran panjar biaya perkara. Pengisian data dalam slip bank
50
tersebut sesuai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM),
seperti nomor urut dan besarnya biaya penyetoran. Kemudian
pihak berperkara menyerahkan slip bank yang telah diisi dan
menyetorkan uang sebesar yang tertera dalam slip bank tersebut.
8. Setelah pihak bereperkara menerima slip bank yang telah
divalidasi dari petugas layanan bank, pihak berperkara
menunjukkan slip bank tersebut dan menyerahkan Surat Kuasa
Untuk Membayar (SKUM) kepada pemegang kas.
9. Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian menyerahkan
kembali kepada pihak berperkara. Pemegang kas kemudian
memberi tanda lunas dalam SKUM dan menyerahkan kembali
kepada pihak berperkara asli dan tindakan pertama Surat Kuasa
Untuk Membayar (SKUM) serta surat gugatan atau permohonan
yang bersangkutan.
10. Pihak berperkara menyerahkan kepada petugas Meja Kedua surat
gugatan atau permohonan sebanyak jumlah tergugat ditambah 7
(tujuh) rangkap serta tindakan pertama Surat Kuasa Membayar
(SKUM).
11. Petugas Meja Kedua mendaftar/mencatat surat gugatan atau
permohonan tersebut yang di ambil dari nomor register pada
surat gugatan atau permohonan tersebut yang di ambil dari
nomor pendaftaran yang diberikan oleh pemegang kas.
51
12. Petugas Meja Kedua menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat
gugatan atau permohonan yang telah diberi nomor register
kepada pihak berperkara
13. PENDAFTARAN SELESAI Pihak-pihak berperkara akan
dipanggil oleh jurusita pengganti untuk menghadap ke
persidangan setelah ditetapkan Susunan Majelis Hakim (PMH)
dan hari sidang pemeriksaan perkaranya (PHS). Berdasarkan
hasil wawancara dengan Bapak Rahmatullah Ramadhan D, SHI
Hakim Pengadilan Agama Sengeti mengungkapkan.
“Setelah selesai pendaftaran Majelis Hakim beserta
Anggotanya memeriksa berkas serta mempelajarinya dan
menentukan hari persidangan, setelah ditentukan hari
persidangan maka jurusita ditugaskan memanggil para pihak 55yang akan melangsungkan persidangan. Persidangan pertama
Majelis Hakim berusaha untuk menasehati kedua calon mempelai
yang ingin melangsungkan pernikahan apabila tidak berhasil
maka di lanjutkan tahap pembuktian.56
Memeriksa dipersidangan, Ditanya Pemohon dan Pemohon
membacakan Surat permohonan kalau pemohon sudah lengkap tidak ada
informasi yang diminta lagi alasannya karna melanggar norma agama
ditanya ini sudah hamil apa belum itu di masukkan kedalam berita acara
bahwa alasannya yang paling mendasar adalah karena hamil. Layak atau
tidak untuk di nikahkan. Pemeriksaan dipersidangan si pemohon
meyakinkan Mejelis Hakim. Majelis Hakim harus mencari Informasi
55 Dokumen Pengadilan Agama Sengeti, Tahun 2018 56 Wawancara dengan Rahmatullah Ramadhan, Hakim Pengadilan Agama Sengeti, 14
Oktober 2019
52
kalau perempuan atau laki-laki itu memang benar-benar dibawah umur,
layak tidak untuk dinikahkan, ada larangan perkawinan atau tidak.
Sebagaimana pada penetapan perkara nomor
48/Pdt.P/2018/PA.Sgt langkah-langkah Majelis Hakim dalam
memberikan dispensai nikah kepada Pemohon I. Bahwa Pemohon
hendak menikahkan anaknya umur 18 tahun dengan anak Pemohon II
umur 15 tahun yaitu:
1. Majelis Hakim mempelajari berkas dan menentukan hari
persidangan.
2. Majelis Hakim memerintahkan Jurusita Pengganti untuk memanggil
para pemohon.
3. Majelis Hakim membacakan surat permohonan Pemohon dan
Pemohon menyatakan tetap pada permohonannya.
4. Majelis Hakim memeriksa anak Pemohon dengan pertanyaan yang
ditanya oleh Majelis Hakim dan anak tersebut mengaku,
memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
• Bahwa dirinya ingin menikah dengan seorang perempuan anak
dari Pemohon II, namun belum cukup umur
• Bahwa dirinya dengan calon istrinya telah lama berpacaran,
bahkan telah terlanjur melakukan hubungan layaknya suami istri,
bahkan saat ini calon istrinya hamil 2 (dua) bulan.
• Bahwa dirinya siap menjadi kepala runah tangga, siap
mengayomi, melindungi serta memberi kasih sayang kepada
53
calon istrinya, dirinya juga sudah bekerja sebagai Petani dengan
penghasilan tetap setiap bulannya Rp. 1.000.000,00 (satu juta
rupiah)
• Bahwa dirinya dan calon istrinya sama-sama beragama Islam,
tidak mempunyai hubungan darah maupun sesusuan dan
dirirnya juga belum pernah menikah.
Majelis Hakim juga memeriksa calon istri anak pemohon
II, calon anak Pemohon memberikan keterangan sebagai
berikut:
• Benar bahwa dirinya hendak menikah dengan anak Pemohon I,
namun anak Pemohon II belum cukup umur
• Bahwa dirinya dan anak pemohon I telah lama pacaran dan
benar telah melakukan hubungan layaknya suami istri dan saat
ini dalam keadaan hamil 2 (dua) bulan.
• Bahwa antara saya dan anak Pemohon I sama-sama beragama
Islam dan tidak mempunyai hubungan darah maupun sesusuan
dan belum pernah menikah.
5. Selanjutnya bahwa untuk menguatkan dalil permohonannya,
Pemohon telah mengajukan alat bukti surat sebagai berikut:
• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Pemohon I, yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Muaro Jambi, Nomor 15050855107700xx,
54
tanggal 27 Mei 2012, bukti surat tersebut telah dinazegelen dan
telah dicocokkan dengan aslinya, diberi tanda P.1;
• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Pemohon II, yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Muaro Jambi, Nomor 1505080405830xx,
tanggal 03 Juni 2014, bukti surat tersebut telah dinazegelen dan
telah dicocokkan dengan aslinya, diberi tanda P.2;
• Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran, yang dikeluarkan oleh Kepala
Kantor Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro
Jambi, Nomor 262/Ist-1920/2003, tanggal 05 Februari 2003,
bukti surat tersebut telah dinazegelen dan telah dicocokkan
dengan aslinya, diberi tanda P.3;
• Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran, yang dikeluarkan oleh Kepala
Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga berencana,
Kabupaten Indragiri Hilir, Nomor II/23.049-PBR/2008, tanggal
22 April 2008, bukti surat tersebut telah dinazegelen dan telah
dicocokkan dengan aslinya, diberi tanda P.4;
• Fotokopi Surat Penolakan Pernikahan untuk anak pemohon I
dan anak pemohon II, yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor
Urusan Agama Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro
Jambi, Nomor B-257/Kua.05.07.08/PW.01/08/2018, tanggal 09
Agustus 2018, bukti surat tersebut telah dinazegelen dan telah
dicocokkan dengan aslinya, diberi tanda P.5;
55
6. Majelis Hakim memeriksa saksi.
1. Saksi I, umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta,
tempat kediaman di RT 04, RW 02, Desa Petaling Jaya,
Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi. Telah
memberi keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya
sebagai berikut:
- Bahwa saksi kenal dengan para Pemohon dan kenal dengan anak
para Pemohon karena saksi adalah adik ipar Pemohon II;
- Bahwa para Pemohon mengajukan permohonan dispensasi
kawin
atas anaknya, karena belum cukup umur untuk melangsungkan
perkawinan, anak Pemohon I tersebut baru berumur 18 tahun
sementara anak Pemohon II berumur 15 tahun;
- Bahwa anak Pemohon I dengan anak Pemohon II telah
melakukan hubungan badan dan bahkan anak Pemohon II tengah
hamil 12 bulan;
- Bahwa antara anak Pemohon I dengan anak Pemohon II tidak ada
hubungan sedarah dan sesusuan atau hubungan lain yang
menghalangi perkawinan;
- Bahwa anak Pemohon sudah bekerja sebagai Petani di
perkebunan karet milik orang tuanya dengan penghasilan rata-
rata sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) setiap bulan;
56
- Bahwa keluarga kedua belah pihak sudah merestui, bahkan sudah
diurus administrasi pernikahan di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Sungai Gelam, akan tetapi ditolak karena anak para
Pemohon belum cukup umur;
2. Saksi II, umur 42 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta,
tempat kediaman di RT 14, RW 06, Desa Sungai Gelam,
Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi. Telah
memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya
sebagai berikut:
- Bahwa saksi kenal dengan para Pemohon dan kenal dengan anak
para Pemohon karena saksi adalah tetangga Pemohon I;
- Bahwa para Pemohon mengajukan permohonan dispensasi kawin
atas anaknya, karena belum cukup umur untuk melangsungkan
perkawinan, anak Pemohon I tersebut baru berumur 18 tahun
sementara anak Pemohon II berumur 15 tahun;
- Bahwa anak Pemohon I dengan anak Pemohon II telah
melakukan hubungan badan dan bahkan anak Pemohon II tengah
hamil 12 bulan;
- Bahwa keluarga kedua belah pihak sudah merestui, bahkan sudah
diurus administrasi pernikahan di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Sungai Gelam, akan tetapi ditolak karena anak para
Pemohon belum
cukup umur;
57
- Bahwa antara anak Pemohon I dengan anak Pemohon II tidak ada
hubungan sedarah dan sesusuan atau hubungan lain yang
menghalangi perkawinan;
- Bahwa anak Pemohon sudah bekerja sebagai Petani di
perkebunan karet milik orang tuanya dengan penghasilan rata-
rata sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) setiap bulan;
7. Persidangan selesai dan Mejelis Hakim membacakan penetapan,
sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Rahmatullah Ramadhan D,
SHI Hakim Pengadilan Agama Sengeti.57
“Lama penetapan kalau yang ditempuh dalam penetapan itu
bisa jadi Paling cepat satu kali sidang dikatakan yang cepat
dikarenakan orang tersebut datang ke Pengadilan Agama sudah
tau kejadiannya, tau dia apa yang harus dibuktikan ketika
persidangan yang bersangkutan datang kemudian pemohon
menghadirkan alat bukti sudah lengkap, biasanya jeda waktu
persidangan paling cepat 1 minggu dan paling lama 2 minggu.
Dikatakan 2 minggu lamanya karena kendala itu biasanya datang
dari yang bersangkutan terkadang pemohon tidak membawa
saksi dan ada juga saksi yang tidak mau datang kepengadilan
terkadang saksi bilang tidak tau tentang pemohon ketika ditanya
berapa umur kedua calon mempelai bilang tidak tau”58
Berdasarkan penetapan itulah kemudian surat penetapan itu dibawah
ke Kantor Urusan Agama (KUA) setempat tempat Pemohon tinggal
dengan surat penetapan yang diberikan oelh pengadilan itulah KUA baru
berani mencatatkan perkawinan anak pemohon sehingga perkawinan
mereka sah menurut peraturan Undang-Undang Perkawinan yang berlaku.
57 Penetapan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Nomor 48/Pdt,P/2018/PA.Sgt. 58 Wawancara Dengan Rahmatullah Ramadhan, Hakim Pengadilan Agama Sengeti,
14 Oktober 2019
58
Berdasarkan penetapan dispensasi nikah yang diberikan oleh Hakim
Pengadilan maka dampak ketika dikabulkannya dispensasi pernikahan itu
kalau dampak secara zohir itu tidak Nampak, yang jelas Mejelis Hakim
dengan adanya penetapan ini.
1. Memberikan dampak baik kepada yang bersangkutan.
2. Yang bersangkutan mau bertanggung jawab untuk menikahi.
3. Muka mereka terselamatkan.
4. Pernikahannya bisa dilakukan secepat mungkin.
Kalau untuk dampak berkepanjangan Mejelis Hakim tidak
mengetahui yang jelas dengan adanya Dispensasi kawin ini:
1. Pernikahan mereka tidak terhambat umur karena sudah mendapat
penetapan dari Pengadilan
2. Memperlancar yang bersangkutan untuk melangsungkan pernikahan.59
“Dari hasil wawancara sebagaimana diungkapkan oleh Bapak
Rahmatullah Ramadhan D, Shi Hakim Pengadilan Agama Sengeti
kendala yang dihadapi oleh Majelis Hakim dalam memberikan
dispensasi itu tidak ada, biasanya kendala itu datangnya dari yang
bersangkutan karena yang bersangkutan tidak mendatangkan saksi atau
bukti-buktinya tidak lengkap”.60
C. Analisis Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Perkara No
48/Pdt.P/2018/PA.Sgt
Dalam pertimbangan Hakim memberikan Penetapan Putusan ini,
Penulis mencoba menganalisa beberapa alasan yang terkait dengan
Pertimbangan Hakim tersebut, Yakni;
59 Wawancara Dengan Rahmatullah Ramadhan, Hakim Pengadilan Agama Sengeti,
14 Oktober 2019 60 Wawancara Dengan Rahmatullah Ramadhan, Hakim Pengadilan Agama Sengeti,
14 Oktober 2019
59
1. Dasar hukum yang menjadi Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama
Sengeti dalam mengabulkan perkara dispensasi nikah adalah
berdasarkan bukti-bukti dan saksi-saksi serta dalil-dalil pemohon.
Selain itu menggunakan dasar hukum yang yang terdapat dalam
undang-undang. Hakim juga menggunakan dasar hukum dari sumber
hukum islam.
2. Majelis Hakim melihat kedua calon mempelai sudah sangat
berkeinginan untuk menikah dan hubungan asamara keduanya sudah
sedemikian eratnya sehingga dikhawatirkan antara keduanya
melakukan hal-hal
3. Hakim juga melihat bahwasanya kedua calon mempelai tidak ada
halangan untuk melangsungkan perkawinan sebagaimana yang di
maksud pasal 18 Kompilasi Hukum Islam dan anak pemohon
menyatakan persetujuannya untuk menikah sebagaimana yang di
maksud pasal 6 ayat (1) Undang-Undang No.1 Tahun 1974 jo. Pasal
16 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam. Berdasarkan alasan-alasan di atas
dan sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam maka permohonan
Pemohon cukup alasan dan tidak melawan hukum sehingga Hakim
dalam pertimbangan-pertimbangan tersebut majelis Hakim dapat
mengabulkannnya.
4. Dalam mengabulkan permohonan dispensasi nikah Hakim
menggunakan kaidah ushul fiqh yang menyatakan menolak kerusakan
di dahulukan dari pada mengharap suatu kemaslahatan. Dalam perkara
60
dispensasi nikah yang termasuk kemudharatan di sini seorang anak
telah melanggar pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 tahun
2019 perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang
batas usia perkawinan dan maslahatnya mengabulkan permohonan
dispensasi nikah agar tidak terjadi kerusakan pada diri anak.
Menurut penulis, Hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi
nikah harus benar-benar mempertimbangkan dampak negatif yang
ditimbulkan akibat pernikahan dini. Beberapa kerugian yang dapat
yang dapat dialami adalah seperti, kematian ibu di usia muda akibat
kehamilan prematur dan kebuta aksaraan karena hilang nya
kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dengan judul
Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Perkara Dispensasi Nikah
Dalam Keadaan Hamil Sebelum Nikah (Studi Kasus Pengadilan Agama
Sengeti Perkara No. 48/Pdt.P/2018/PA.Sgt) serta penelitian yang penulis
lakukan maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Dasar pertimbangan Hukum dispensasi nikah yang digunakan oleh
Hakim Pengadilan Agama Sengeti yaitu dasar pertama melihat umur
anak pemohon memang benar-benar dibawah umur. Kedua melihat
kedua calon yang ingin menikah ada hubungan kekeluargaan atau
tidak. Dan ketiga melihat dari segi kemaslahatan dan kemudahratan
karena dalam kasus tersebut alasan pemohon mengajukan permohonan
karena telah hamil, berdasarkan alasan tersebut maka Majelis Hakim
memberikan penetapan dispensasi nikah, karena apabila tidak
diberikan penetapan tersebut Majelis Hakim khawatir akan terjadi
kemudharatan yang lebih besar lagi.
2) Langkah-langkah Hakim memberikan dispensasi nikah ini sudah
sesuai dengan prosedur yang di tetapkan dipengadilan yaitu melalui
persidangan tahap pertama Majelis Hakim berusaha menasehati
Pemohon, anak pemohon dan calon anak pemohon dengan
61
62
memberikan penjelasan tentang sebab akibatnya apabila pernikahan
dilakukan belum cukup umur dana agar menunda pernikahannnya, bila
tidak berhasil dengan nasehat-nasehatnya. Kedua Majelis memulai
pemeriksaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan kepada
pemohon, anak pemohon I dan II secara bergantian, apa benar
alasannya seperti itu ternyata didalam kasus ini penulis menemukan
bahwa alasan didalam surat permohonan itu tidak sama ketika
pemeriksaan dipersidangan, ternyata dipersidangan Hakim
menemukan dari pengakuan anak pemohon bahwa ia telah melakukan
hubungan layaknya suami istri dan calon istrinya telah Hamil akibat
perbuatannya. Ketiga Hakim memriksa Saksi-saksi dan bukti surat
untuk untuk memperkuat dasar pertimbangan Hakim. Berdasarkan
tahap tersebut Majelis Hakim memberikan penetapan dispensasi untuk
kedua calon yang ingin melangsungkan pernikahan tersebut.
B. Saran-saran
1. Bagi Pengadilan Agama Lebih Selektif dalam memberikan dispensasi
umur perkawinan kepada pasangan di bawah umur yang akan
melangsungkan perkawinan di Pengadilan Agama Sengeti, Sehingga
dapat menekan tingkat perkawinan di bawah umur yang akan
melangsungkan perkawinan di Pengadilan Agama Sengeti, sehingga
dapat menekan tingkat perkawinan di bawah umur yang terjadi di
masyarakat.
63
2. Bagi Masyarakat hendaknya masyarakat agar lebih sadar dan
mengertikan adanya hukum yang berlaku di Indoneisa, khususnya
mengenai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 serta mematuhi Undang-Undang
Tersebut. Agar terwujud suatu perkawinan yang bahagia dan sejahtera.
Selain itu diharapkan agar orang tua lebih mendidik dan menjaga
anaknya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Bagi peneliti diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi dasar
maupun rujukan bagi penelitian-penelitan yang akan dilakukan di masa
mendatang, sehingga akan ditemukan suatu produk penelitian yang
nantinya dapat dijadikan dasar bagi pengembang hukum perkawinan
nasional
C. Kata Penutup
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah tidak henti-hentinya penulis
panjatkan kepada Allah tuhan yang maha Esa yang telah melimpahan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
karya ilmiah ini yang berbentuk skripsi sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana strata (S.I) pada prodi Hukum Keluarga
Islam Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.
Setelah sekian lama penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini
dengan seamksimal munkin mengeluarkan tenaga dan pikiran yang
dikemukakan dalam tugas akhir ini, meskipun demikian penulis menyadari
dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
64
jauh dari kesempurnaan, karena penulis menyadari akan masih sangat
kurangnya pengetahuan penulis tentang masalah ini. Maka dari itu penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada penulisan terdapat kehilafan
ataupun kesalahan dalam penulisan, dalam menganalisis data yang
diperoleh dan lain sebagainya yang tidak sesuai dengan kehendak pembaca
sekali lagi penulis mohon maaf. Dan penulis mengharapkan kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya yang bersifat membangun
kepada penulis khususnya dan untuk penyempurnaan penulisan-penulisan
dimasa yang akan datang.
Akhirnya kata penulis juga tidak lupa mengucapkan ribuan terima
kasih kepada yang terhormat Bapak Dr. H Umar Yusuf, M.HI selaku
dosen pembimbing satu dan Ibu Sulhani, M.H selaku dosen pembimbing
dua, yang tidak pernah lelah membantu dan membimbing penyelesaian
penulisan skripsi ini dari awal hingga akhir, kemudian penulis mendo’akan
semoga kebaikan apa yang telah Bapak dan Ibu berikan dalam
membimbing penulisan skripsi ini mendapat balasan yang baik pada sisi
Allah SWT. Semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Amiin.
65
DAFTAR PUSTAKA
A. Kitab dan Buku/Literatur
Al-Quran, Hadist, Pendapat Ulama
Azzam Muhammad Aziz Abdul, Fiqh Munakahat, Jakarta : Amzah, 2011.
Bahder Johan Nasution, Metode Peneltian Ilmu Hukum,Bandung: CV.
Mandar Maju, 2016.
Hikmawati Fenti, Metodologi Penelitian, Depok: Rajawali Pers, 2017.
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis serta Disertasi.
Bandung: Alfabeta, 2017.
Khallaf Wahhab Abdul, Kitab ‘Ilmu Ushul al-Fiqh, Grahamedia1977.
Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Dan Mahkamah Syariah,
Jakarata Rajawali Press 2017.
Mujahid Malik Abdul, Al-Quran dan Terjemahnya, Riyadh: Darussalam 2006
Mulyana Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008.
Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Dan Mahkamah Syariah,
Jakarta : Sinar Grafika, 2017.
Moh.Muhibbin Dan Abdul Wahid, Hukum Perkawinan Islam Sebagai
Pembaruan Hukum Posotif Di Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika,
2017.
Rofiq Ahmad, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta : PT. Rajagrafindo.
Sugito Yogi, Metodologi Penelitian: Metode Percobaan dan Penulisan
Karya Ilmiah, Malang: Universitas Brawijaya Press, 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2016.
66
Saebani Ahmad Benni, Fiqh , Bandung : Pustaka Setia, 2009.
Tanjung Armadi, Free Sex No!Nikah Yes!, Pariaman : Amzah 1996.
Una Sayuti, Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Syariah Press, 2012.
Undang-Undang nomor 48 Tahun 2009 Huruf .a,Tentang Kekuasaan
Kehakiman.
Waluyo Bambang, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika,
2008.
W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Grafindo, 2007.
B. UU/ Peraturan-peraturan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Laksana, 2014
Kompilasi Hukum Islam, Jakarta: Graha Media Press, 2014
Kompilasi Hukum Islam Pasal 171 huruf. h, Grahamedia Press, 2014.
Undang-Undang No. 7 Tahun 1989, Tentang Peradilan Agama
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2004, Tentang
Kekuasaan Kehakiman.
Undang-Undang Nomor. 7 Tahun 1989.
Kompilasi Hukum Islam
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Huruf .a,Tentang Kekuasaan
Kehakiman
Undang-Undang No. 3 tahun 2006, Tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.
C. Karya Ilmiah, Skripsi dan Jurnal
Irfan Listianti ,pandangan hakim terhadap dispensasi pernikahan
anak di bawah umur (Analisis Putusan Pengadilan Agama Surakarta
Pada Perkara No 26/Pdt.P/2015/Pa.Ska.).
67
Alfi Shahrina, Dispensasi Perkawinan Di Bawah Umur(Studi
Penetapan Mahkamah Syar’iah Aceh Tengah Tahun 2011).
Ambar Suci Wulandari, Dispensasi Perkawinan Ditinjau Dari
Aspek Yuridis Dab Sosiologis (Studi Kasus di Pengadilan Agama
Salatiga).
D. Dan lain lain
http://www.pa-sengeti.go.id
68
Tabel. VII
DAFTAR INFORMAN61
No. Nama Jabatan
1. Dra. Emaneli, MHI Hakim
2. Rahmatullah Ramadhan D Majelis Hakim
3. Siti Khoiriah S.HI Panitera Muda Permohonan
61. Data Informat Tahun 2019.
69
LAMPIRAN
A. Daftar Gambar
Wawancara dengan Ibu Siti Khoiriah, Panitera Muda Permohonan Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi.
Wawancara dengan Ibu Emaneli, Majelis Hakim Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi.
70
Wawancara dengan Siti Fatimah, Hakim Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi.
71
DAFTAR PERTANYAAN
A. Daftar Pertanyaan Kepada Ketua Pengadilan, Majelis Hakim dan
Pegawai Pengadilan Agama.
1. Bagaimana sejarah Peradilan Agama Sengeti?
2. Bagaimana struktur Peradilan Agama Senegeti?
3. Apa tugas hakim Peradilan Agama Senegeti?
4. Apa tugas panitera Peradilan Agama Senegeti?
5. Apa tugas sekretaris Peradilan Agama Senegeti?
6. Apa Visi Misi Peradilan Agama Senegeti?
7. Bagaimana pertimbangan hakim terhadap penetapan dispensasi nikah
kepada perkara yang tengah hamil sebelum nikah?
B. Pertanyaan Tambahan untuk panitera pengganti
1. Berapa banyak kasus yang diterima oleh Pengadilan Agama Sengeti?
2. Berapa banyak kasus yang diputus oleh Pengadilan Agama Sengeti?
72
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Oktari Dwijaya
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 14 Oktober 1998
Alamat Asal : Desa Lubuk sepuh, Kec. Pelawan, Kabupaten
sarolangun, Provinsi Jambi.
Alamat Sekarang : Desa Simp Sei Duren, Kec. Jaluko, Kab.
Muaro Jambi.
No. Telp/HP : 0823-7133-0915
Nama Ayah : Abdullah Yahya
Nama Ibu : Meldaliati
B. Riwayat Pendidikan
SD/MI, Tahun Lulus : SDN 47/VII Lubuk sepuh, 2010
SMP/MTs, Tahun Lulus : MtsS Lubuk Sepuh, 2013
SMA/MA, Tahun Lulus : MAN 1 Sarolangun, 2016
C. Pengalaman Organisasi
1. Anggota Gerakan Pramuka UIN STS Jambi
2. Anggota PMII Rayon Syariah UIN STS Jambi
3. Ketua Dept. Kominfo HMP-HKI
4. Anggota Korps Protokol Kwarda Jambi
5. Anggota Dewan Kerja Daerah Jambi