pertemuan 14_makalahcg

Upload: thirzaria

Post on 02-Jun-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    1/58

    1

    A. Metode Pengukuran Praktek Corporate Governance Menurut ASEAN

    Corporate Governance Scorecard

    Inisiatif corporate governanceAssociation of Southeast Asian Nations (ASEAN)merupakan salah satu dari serangkaian inisiatif terkait pasar modal regional yang

    terintegrasi dari ASEAN Capital Markets Forum (ACMF). Inisiatif tersebut dipimpin

    oleh Securities Commission Malaysia dan didukung oleh Asian Development Bank

    (ADB) melalui technical assistance (TA) regionalnya. ADB telah mendukung

    pembentukan pasar modal ASEAN yang terintegrasi melalui rangkaian proyek TA

    regional sejak tahun 2005, dan telah mendukung inisiatif ini melalui TA regional

    Promoting an Interlinked ASEAN Capital Market sejak 2011. Tujuan dari inisiatif

    tersebut adalah:

    -

    Meningkatkan standar dan penerapan tata kelola perusahaan pada ASEAN

    Publicly Listed Companies (PLCs)

    - Memperkenalkan PLCs ASEAN yang telah dikelola dengan baik secara

    internasional serta menunjukannya sebagai investable companies

    - Melengkapi inisiatif ACMF lainnya dan mempromosikan ASEAN sebagai sebuah

    aset.

    Enam Negara ASEAN yang berpatisipasi dalam inisiatif ini adalah Indonesia,

    Malaysia, Fillipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Selanjutnya, enam ahli

    corporate governance nternasional, satu dari setiap masing-masing Negara partisipan,

    bersama-sama mengembangkan Scorecard berdasarkan pengalaman mereka,

    menyamakan dengan best practices internasional, dan kemudian

    mengimplementasikannya dengan menilai PLCs pada Negaranya masing-masing.

    Tahap selanjutnya ialah merencanakan proses dan pemikiran untuk

    pengembangan Scorecard. Pengembangan Scorecard didasarkan pada prinsip-prinsip

    berikut:

    1. Scorecard harus merefleksikan prinsip global dan good practice dari tata kelola

    perusahaan yang dapat diterapkan diketahui secara internasional, dalam beberapa

    hal mungkin akan melebihi beberapa persyaratan yang diatur dalam peraturan

    nasional.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    2/58

    2

    2. Scorecard tidak boleh didasarkan pada lowest common denominator, tapi harus

    mendorong PLCs untuk mencapai standar dan aspirasi yang lebih tinggi.

    3. Scorecard harus mencakup secara komprehensif, menangkap elemen corporate

    governanceyang penting.

    4. Scorecard dapat memungkinkan adanya gaps adalam praktik corporate

    governance di antara PLCs ASEAN untuk diindetifikasi dan menarik perhatian

    akan penerapangood corporate governance.

    5. Scorecard harus menjadi suatu proses quality assuranceyang luas dan baik untuk

    memastikan independensi dan reabilitas dari penilaian.

    Selanjutnya adalah pelaporan dan penilaian PLCs pada enam Negara partisipan.

    Penilaian tersebut mencakup lima area dari prinsip tata kelola perusahaan dari

    Organisation for Economis Co-operation and Development (OECD) yang kemudian

    diberikan bobot dalam bentuk presentase:

    1. Hak pemegang saham 10%

    2.

    Perlakuan yang sama bagi pemegang saham 15%

    3. Peran pemangku kepentigan 10%

    4.

    Pengungkapan dan transparansi 25%

    5.

    Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi 40%

    Total Bobot 100%

    Scorecard terdiri atas dua level denagn tujuan agar mengukur implementasi dan

    muatan darigood corporate governance.

    Level 1 terdiri atas deskripsi atau item tyang mengindikasi (i) hukum, peraturan,

    regulasi, dan persyaratan dari setiap anggota ASEAN; dan (ii) dasar perkiraan dari

    prinsip OECD. Pada level ini terdiri dari 185 item yang dibagi kedalam lima

    bagian sesuai prinsip OECD. Dimana setiap bagian tersebut mimiliki bobot yangberbeda berdasarkan tingkat kepentingannya.

    Setiap item dalam level ini memiliki 1 poin. Beberapa item menyediakan opsi not

    applicable. Ketika sebuak praktik diatur dalam hukum, regulasi, atau peraturan

    perusahaan publik, perusahaan tersebut diasumsikan harus mereapkan Pratik tersebut,

    kecuali terdapat bukti yang berlawanan. Untuk mendapatkan poin, perusahaan harus

    membuat pegungkapkan yang jelas dan memadai.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    3/58

    3

    Keseluruhan skor pada setiap bagian dalam level ini kemudian dihitung dengan

    cara menambahkan seluruh poin dalam bagian tersebut, dan melakukan penyesuaian

    untuk item yang tidak harus atau dapat diaplikasikan oleh perusahaan dan dilanjutkan

    dengan mengalikan total poin yang didapat dengan persentase bobot kepentingan bagian

    tersebut. Total skor untuk perusahaan dihitung dari penjumlahan total skor dari

    keseluruhan bagian.

    Level 2 terdiri atas (i) item bonus yang merefleksikan penerapan yang baik; dan

    (ii) item penalti yang merefleksikan tindakan atau kejadian yang memiliki indikasi

    tata kelola yang buruk. Pada level ini terdapat 34 item bonus dan penalti secara

    kolektif, masing-maisng memiliki poin yang berbeda. Tujuan dari bonus item

    adalah untuk mengetahui perusahaan yang telah menerapkan corporate

    governance yang melebihi item dalam level 1 dengan melihat good practices.

    Item penalti didesain untuk downgradeperusahaan dengan corporate governance

    yang buruk yang tidak tercermin dalam skor mereka pada level 1, seperti

    diberikan sanksi oleh regulator. Item bonus dan penalti dimaskudkan untuk

    menambah kebenaran dari penilaian Scorecard dan kebebasan perusahaan dalam

    mengaplikasikangood corporate governance.

    Laporan setiap Negara memuat kesimpulan dengan merekomendasikan langkah-

    langkah yang harus diambil PLCs dan regulator pasar modal untuk meningkatkan

    standar corporate governance di Negaranya, dan menunjukan hasil penilian PLCs di

    Negaranya yang disusun sesuai abjad.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    4/58

    4

    B. Perbandingan Metode Pengukuran Praktek Corporate Governance Menurut

    Asean CG Scorecard, World Bank ROSC dan CLSA

    Metode pengukuran praktek CG dari ASEAN untuk bidang ekonomi adalah

    dengan pembentukan ACMF. ACMF dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan

    lingkungan ASEAN yang terintegrasi, menciptakan struktur pasar yang lebih baik, serta

    mengembangkan integritas anggota ASEAN. Setiap negara yang tergabung dalan

    ASEAN memiliki perwakilan masing-masing dalam menerapkan ACMF. Secara

    kesuluruhan metode scorecard memiliki beberapa prinsip dalam penerapan CG.

    Pengembangan metode Scorecard terkait dengan penerapan dan pengukuran CG di

    ASEAN antara lain:

    1.

    Metode scorecard memiliki prinsip global dan menunjukkan adanya penerapan

    prinsip CG yang baik di lingkungan ASEAN.

    2.

    Metode scorecard menjelaskan elemen praktek pengukuran CG lebih detail di

    lingkungan ASEAN.

    3. Metode scorecard bersifat universal dan dapat diterapkan di semua negara yang

    tergabung dalam ASEAN.

    4. Metode scorecard bersifat akurat.

    5.

    Metode scorecard bersifat handal dan dapat dipercaya.

    Dalam penerapannya, Metode Scorecard mengukur penerapan tata kelola

    perusahaan yang baik melalui 5 prinsip OECD serta sistem bonus dan pinalti.

    Pengukuran penerapan tata kelola perusahaan yang baik didasari dengan 5 prinsip

    OECD antara lain hak kepemilikan, perlakuan yang sama terhadap pemegang saham,

    peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi, serta tanggung jawab

    pemangku kepentingan. Apabila suatu negara telah menerapkan 5 prinsip OECD

    dengan baik maka bisa disimpulkan bahwa negara tersebut telah melakukan penerapan

    CG dengan baik. Sedangkan untuk sistem bonus dan pinalti diukur berdasarkan semakin

    sering suatu negara melakukan pinalti hal itu menunjukkan masih lemahnya penerapan

    CG dalam negara tersebut. Apabila suatu negara mengeluarkan bonus yang cukup

    banyak, hal itu menunjukkan bahwa negara tersebut telah menerapkan CG dengan baik.

    Menurut CLSA pengukuran CG dilakukan berdasarkan 5 area antara lain disiplin,

    transparansi, independen, tanggung jawab serta kewajaran. Area yang paling sering

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    5/58

    5

    terjadi pelanggaran adalah independen. Salah satu contoh kasus yang sering terjadi

    adalah di Taiwan, Hongkong, Singapore dan Filipina beberpa perusahaan memiliki

    strukur organisasi yang terdiri dari anggota keluarga mereka sendiri. Dampak dari hal

    ini adalah adanya kontrol yang mayoritas dikendalikan oleh anggota keluarga sehingga

    bisa disimpulkan bahwa prinsip independen tidak terpenuhi. Dalam melakukan

    penerapan CG yang lebih baik, hal yang dilakukan adalah dengan melakukan survey

    ACGA (Asian Corporate Governance Association). Melalui ACGA maka akan

    menunjukkan bagaimana kondisi lingkungan pasar serta menunjukkan review mengenai

    praktek-praktek perusahaan yang ada di Asia.

    Menurut ROSC pengukuran CG dilandasi dengan 6 prinsip OECD. Metode

    pengukuran CG berdasarkan ROSc memiliki tujuan antara lain untuk mengindentifikasi

    negara-negara yang memiliki kelemahan dalam bidan ekonomi dan finansial. Beberapa

    hal yang terkait dengan metode pengukuran CG dengan ROSC antara lain:

    1. Pengukuran dilakukan berdasarkan standar yang telah ditentukan dan dilakukan

    secara sistematis. Beberapa negara telah melakukan perubahan dalam regulasi

    maupun pengembangan beberapa perusahaan dalam negara tersebut.

    2.

    Pengukuran berfokus padastock exchanges.

    3.

    Progresspengukuran dapat ditinjau secara fleksibel.

    C. Kekuatan dan Kelemahan Praktek Corporate Governance di Indonesia

    Dalam penilaian oleh ASEAN Corporate Governance Scorecard dinilai atas hanya

    lima prinsip OECD yaitu prinsip II, III, IV, V dan VI saja, berbeda dengan penilaian

    oleh ROSC World Bank yang mencakup keseluruhan penerapan prinsip OECD.

    Pembahasan mengenai kekuatan dan kelemahan dari penerapan tersebut akan dibahas

    menurut masing-masing prinsip.

    Prinsip I tentang Kerangka Corporate Governance

    Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa tata kelola perusahaan harus mendorong

    terciptanya pasar yang transparan dan efisien sejalan dengan perundang-undangan dan

    peraturan yang berlaku dan dapat dengan jelas memisahkan fungsi dan tanggung jawab

    otoritas-otoritas yang memiliki pengaturan, pengawasan dan penegakan hukum. Berikut

    merupakan kekuatan dan kelemahan penerapan prinsip I OECD di Indonesia:

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    6/58

    6

    Menurut Kekuatan Kelemahan

    ASEAN ScorecardTidak dibahas Tidak dibahas

    ROSC World Bank - Berkembangnya regulasi

    di Indonesia

    - Adanya Bapepam-LK dan

    Bank Indonesia yang

    mencetuskan mengenai

    regulasi CG

    - Dalam perumusan

    regulasi Bapepam-LK

    melihat pendapat publik

    serta mengungkapkan

    mengenai amandemendan pendapat tersebut

    - Bapepam-LK mencoba

    untuk lebih fleksibel dan

    telah menyesuaikan

    aturan dan regulasi

    mengenai tata kelola

    - Otoritas Bapepam-LK

    konsisten dengan praktik

    internasional

    - Turunnya fleksibilitas

    untuk perusahaan kecil

    - Pengadilan di Indonesia

    memerlukan banyak

    prosedur dan waktu serta

    biaya yang lebih banyak

    dibanding OECD dan East

    Asia Economics

    Prinsip II tentang Hak Pemegang Saham

    Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa perusahaan harus melindungi dan

    memfasilitasi hak dari para pemegang saham. Hak tersebut termasuk didalamnya adalah

    hak untuk berpartisipasi dan mendapat informasi atas keputusan mengenai perubahan

    fundamental perusahaan dan hak atas secara efektif berpartisipasi dan mengeluarkan

    suara pada RUPS. Berikut merupakan kekuatan dan kelemahan penerapan prinsip II

    OECD di Indonesia:

    Menurut Kekuatan Kelemahan

    ASEAN Scorecard - Persetujuan dari

    pemegang saham atas

    remunerasi anggota

    dewan

    - Adanya persetujuan dari

    pemegang saham atas

    - Kurang dalam hal isi

    risalah RUPS

    - Publikasi risalah RUPS

    lebih dari satu hari dari

    saat pertemuan

    dilaksanakan

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    7/58

    7

    perubahan fundamental

    perusahaan

    - Pembayaran dividen lebih

    dari 30 hari setelah

    diumumkan

    ROSC World Bank - Pemegang saham

    memiliki hak untuk

    berpartisipasi dalam

    RUPS

    -

    Pemegang saham

    memiliki hak untuk

    memesan terlebih dahulu

    atas saham

    - Pemegang saham

    menyetujui bagian yang

    besar atas transaksiperusahaan kecuali yang

    berhubungan dengan inti

    bisnis perusahaan

    - Pemegang saham

    independen harus

    menyetujui beberapa

    transaksi pihak berelasi

    dan benturan transaksi

    -

    Pemegang saham secara

    relatif lemah dalam hak

    untuk menambahkan item

    di agenda RUPS

    -

    RUPS yang selalu

    dilaksanakan lebih sering

    dijakarta terkadang

    merugikan investor diluar

    jakarta dan investor asing

    - Pemegang saham

    minoritas memilikipengaruh yang kecil

    dalam pertemuan dewan

    - Pembayaran dividen lebih

    dari 30 hari setelah

    diumumkan

    - Hanya 12% dari

    perusahaan tercatat yang

    memiliki komite

    remunerasi

    Prinsip III tentang Perlakuan yang Sama Terhadap Pemegang Saham

    Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa perlunya persamaan perlakuan kepada seluruh

    pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing.

    Prinsip ini menekankan pentingnya kepercayaan investor di pasar modal, maka dari itu

    industri pasar modal harus dapat melindungi investor dari perlakuan yang tidak benar

    yang mungkin dilakukan oleh manajer, dewan komisaris, dewan direksi atau pemegang

    saham utama perusahaan. Berikut merupakan kekuatan dan kelemahan penerapan

    prinsip III OECD di Indonesia:

    Menurut Kekuatan Kelemahan

    ASEAN Scorecard - Ketidakhadiran anggota

    dewan dalam keputusan

    ketika adanya konflik

    kepentingan

    - Transaksi pihak berelasi

    - Jarang disediakan

    pemberitahuan RUPS

    dalam bahasa inggris

    -

    Informasi tambahan pada

    agenda RUPS tidak

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    8/58

    8

    selain dengan entitas anak

    sangatlah sedikit

    tersedua atau susah untuk

    diakses

    -

    Kekurangan dalam

    pelaporan berkala

    mengenai insider trading

    dalam perusahaan

    - Kekurangan dalam

    peraturan mengenai

    komite independen untuk

    mereview transaksi pihak

    berelasi yang material

    - Lazimnya struktur

    piramida di perusahaan-

    perusahaanROSC World Bank - Pemegang saham

    independen harus

    menyetujui beberapa

    transaksi pihak berelasi

    dan benturan transaksi

    - Praktik insider trading

    yang masih belum

    ditindaklanjuti

    - Diperbolehkannya akses

    oleh broker atas akun

    pemegang saham

    Prinsip IV tentang Peranan Pemangku Kepentingan dalam Corporate

    Governance

    Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa kerangka kerja tata kelola perusahaan harus

    mengakui hak pemangku kepentingan yang dicakup dalam undang-undang atau

    perjanjian dan mendukung secara aktif kerjasama antara perusahaan dan pemangku

    kepentingan dalam menciptakan kesejahteraan, lapangan pekerjaan, dan pertumbuhan

    yang berkesinambungan dari kondisi keuangan perusahaan yang dapat diandalkan.

    Berikut merupakan kekuatan dan kelemahan penerapan prinsip IV OECD di Indonesia:

    Menurut Kekuatan Kelemahan

    ASEAN Scorecard - Adanya peraturan dan

    program atas tanggung

    jawab sosial

    - Peraturan mengenai

    kesehatan, keamanan dan

    kesejahteraan karyawan

    - Peraturan mengenai

    -

    Belum adanya peraturan

    dan program mengenai

    pemilihan pemasok

    - Kurang dalam peraturan

    mengenai anti korupsi

    - Kurang atas mekanisme

    terjadinya whistleblowing

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    9/58

    9

    pelatihan dan program

    pengembangan untuk

    karyawan

    - Pelaporan terpisah

    mengenai tanggung jawab

    sosial perusahaan dalam

    laporan tahunan

    ROSC World Bank - Pemegang saham dapat

    menuntut secara langsung

    atau mengajukan gugatan

    atas nama perusahaan

    - Pemegang saham dapat

    meminta inspeksi

    perusahaan jika dipercayaperusahaan/anggota/dewa

    n melakukan tindakan

    ilegal

    -

    Dalam praktik, aturan

    mengenai hal tersebut

    sangat jarang

    dilaksanakan.

    - Kombinasi antara

    pemegang saham

    minoritas yang pasif,mahalnya biaya

    pengadilan, kurangnya

    pengalaman hakim dalam

    pasar modal yang

    mengakibatkan jarangnya

    ada tindakan yang

    melanggar UU PT

    Prinsip V tentang Pengungkapan dan Transparansi

    Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa kerangka kerja tata kelola perusahaan harus

    memastikan bahwa keterbukaan informasi yang tepat waktu dan akurat dilakukan atas

    semua hal yang material berkaitan dengan perusahaan, termasuk didalamnya keadaan

    keuangan, kinerja, kepemilikan dan tata kelola perusahaan. Berikut merupakan kekuatan

    dan kelemahan penerapan prinsip V OECD di Indonesia:

    Menurut Kekuatan Kelemahan

    ASEAN Scorecard -

    Pengungkapan indikator

    performa keuangan

    - Pengungkapan nama

    pihak berelasi dan sifat

    serta nilai atas transaksi

    pihak berelasi

    - Publikasi secara kuartal

    atas laporan keuangan dan

    laporan audit dalam

    -

    Gagal untuk

    mengungkapkan mengenai

    kepemilikan langsung

    pihak dalam

    - Kurang dalam

    pengungkapan di laporan

    tahunan mengenai tidak

    dilaksanakannya prinsip

    corporate governance

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    10/58

    10

    jangkan waktu 90 hari

    setelah berakhirnya tahun

    pelaporan

    - Publikasi laporan

    keuangan dan laporan

    tahunan yang dapat di

    unduh seperti halnya

    laporan operasi bisnis

    pada website perusahaan

    - Gagal dalam

    mengungkapkan mengenai

    anggota direksi yang

    memiliki saham di

    perusahaan tercatat

    lainnya

    - Gagal untuk

    mengungkapkan mengenai

    fee audit dan non audit

    - Tidak tersedia informasi

    yang cukup atas

    remunerasi masing-

    masing anggota dewan

    ROSC World Bank -

    Tinggi dalampengungkapan mengenai

    transaksi pihak berelasi

    dibandingkan East Asia &

    Pacific serta OECD

    - Mayoritas perusahaan

    mengeluarkan laporan

    tahunan dalam waktu

    yang telah ditentukan

    -

    Laporan tahunan yangmengharuskan adanya

    pernyataan mengenai tata

    kelola perusahaan

    - Keharusan untuk

    mengungkapkan

    mengenai kejadian

    material yang

    mempengaruhi harga

    saham kepada publik

    -

    Keharusan untuk rotasi

    audit eksternal 6 tahun

    sekali, partner individu 3

    tahun sekali, auditor bank

    5 tahun sekali

    -

    Penjelasan rinci mengenaigaji anggota dewan tidak

    di ungkapkan

    - Tidak ungkapkan

    mengenai kepemilikan

    dan kontrol utama

    (ultimate control and

    ownership)

    - UUPT tidak secara jelas

    menjabarkan mengenaisiapa yang memilih dan

    mencopot audit eksternal

    - Bapepam-LK dan komite

    audit tidak menyebutkan

    mengenai proses eksternal

    audit

    - Akuntabilitas audit

    eksternal terhadap para

    dewan dan pemegang

    saham kurang jelas

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    11/58

    11

    Prinsip VI tentang Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi

    Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa kerangka kerja tata kelola perusahaan harus

    memastikan pedoman strategis perusahaan, pengawasan yang efektif terhadap

    manajemen oleh dewan serta akuntabilitas dewan terhadap perusahaan dan pemegang

    saham. Berikut merupakan kekuatan dan kelemahan penerapan prinsip VI OECD di

    Indonesia:

    Menurut Kekuatan Kelemahan

    ASEAN Scorecard - Adanya minimal satu

    orang komisioner dengan

    pengalaman kerja senior

    dalam industri dimana

    perusahaan beroperasi-

    Anggota komite audit

    yang seluruhnya

    independen

    -

    Pengungkapan yang

    memadai atas tugas

    komite audit, komposisi,

    jumlah pertemuan dan

    kehadiran

    -

    Pengungkapan yangmemadai atas prosedur

    internal kontrol dan

    sistem manajemen risiko

    - Pengungkapann pendapat

    oleh dewan

    komisaris/komite audit

    dalam internal kontrol dan

    sistem manajemen risiko

    - Kurang dalam

    pengungkapan atas proses

    nominasi anggota dewan

    termasuk eksekutif

    penting-

    Kurang dalam penilaian

    kinerja dewan, komite dan

    anggota dewan

    -

    Kurang dalam peraturan

    mengenai batas waktu

    komisaris independen

    -

    Gagal untuk

    mengungkapkan mengenai

    frekuensi pertemuandewan komisaris dan

    tingkat kehadiran anggota

    di tiap pertemuan

    - Lamanya jabatan

    komisaris independen

    yang melebihi masa

    jabatan 9 tahun

    - Gagal untuk ungkapkan

    tanggal rapat komisaris

    independen

    ROSC World Bank - Tanggung jawab dari para

    dewan disebutkan dalam

    UUPT

    - Tidak ada anggota dewan

    telah ditemukan

    bertanggungjawab atas

    pelanggaran tanggung

    jawab dibawah UUPT

    - Peran dewan komisaris

    sangat terbatas

    -

    Komisaris tidak memilih

    dewan direksi atau

    memiliki otoritas yang

    jelas di area lain

    - Kode etik dibuat secara

    sukarela bukan suatu

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    12/58

    12

    - Perusahaan tercatat

    diharuskan memiliki

    komisaris independen

    - Semua perusahaan

    tercatat diharuskan untuk

    memiliki komite audit

    yang diketuai oleh

    komisaris independen dan

    juga adanya pihak ahli

    diluar anggota dewan

    direksi maupun komisaris

    - Anggota dewan harus

    mengungkapkan

    mengenai konflik kepadapara dewan

    -

    Pelatihan dewan tidak

    diharuskan namun secara

    umum sudah dilakukan

    keharusan dibawah hukum

    -

    Regulasi tidak

    mengharuskan komite

    audit untuk mereview

    hasil kerja audit eksternal

    Setelah dilakukannya penelitian mengenai penerapan prinsip corporate

    governance sesuai OECD di Indonesia dalam ASEAN Scorecard, dihasilkan bahwa

    nilai keseluruhan rata-rata untuk tata kelola di Indonesia adalah 43,4, dengan nilai

    maksimal 75,4 dan nilai minimal 20,8. Rata-rata yang relatif rendah tersebut

    mengindikasikan bahwa mayoritas perusahaan tercatat di Indonesia belum

    mempraktekan prinsip tata kelola perusahaan secara internasional yaitu OECD. Alasan

    atas rendahnya nilai tersebut adalah:

    1. Mayoritas perusahaan tercatat tersebut melaksanakan praktik tata kelola

    perusahaan secara sukarela dan Indonesia melaksanakan apa yang diamanatkan

    saja. Beberapa perusahaan tercatat tidak menggunakan seluruh prinsip

    internasional tersebut.

    2.

    Beberapa praktik tata kelola perusahaan diamantkan namun tidak semua

    perusahaan tercatat mengikuti amanat tersebut, maka dari itu perusahaan tercatat

    diharapkan untuk meningkatkan kepatuhan pada regulasi.

    Perbankan dan BUMN di Indonesia memiliki nilai rata-rata tata kelola perusahaan

    yang tinggi yaitu sebesar 58,9% dan 62,2%, hal tersebut dikarenakan pengawasan yang

    ketat oleh Bank Indonesia dan Kementrian serta Bapepam-LK sebagai pendukung.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    13/58

    13

    Dengan adanya pengawas yang oleh regulator memberikan peran yang sangat besar

    untuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia. Maka dari itu

    penerapan corporate governance di perusahaan tercatat harus ditingkatkan dengan

    mengikuti standar internasional. Upaya untuk meningkatkan tata kelola perusahaan

    tidak hanya berasal dari para perusahaan tercatat namun juga pihak lainnya yang relevan

    seperti investor, kreditur dan analis modal.

    Menurut ROSC setelah dilakukannya penelitian mengenai penerapan prinsip

    OECD di Indonesia dihasilkan bahwa telah terjadinya peningkatan yang signifikan

    dibandingkan ROSC sebelumnya di tahun 2004. Namun masih ada beberapa bagian

    yang harus di perbaiki karena masih banyak prinsip dan sub-prinsip yang belum

    diimplementasi secara penuh.

    D. Hal yang Harus dilaksanakan untuk Meningkatkan Praktek Corporate

    Governance di Indonesia

    Indonesia dalam peringkat tata kelola perusahaan dalam Negara Asia mengalami

    penurunan pada tahun 2011 menjadi 37 % yang sebelumnya pada tahun 2010

    memperoleh skor 40% di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    (SBY). Skor di tahun 2011, sama halnya dengan tahun 2007, yaitu 37%. Pada tahun

    2010, memang tata kelola perusahaan di Indonesia mengalami peningkatan, akan tapi

    sistem politik di Indonesia masih tergolong lemah. Kepemilikan negara asing dalam

    sektor sumber daya alam menunjukkan bahwa Indonesia lemah dalam sistem

    nasionalisasi. Sejak tahun 2006, belum ada revisi tata kelola perusahaan di Indonesia.

    Aturan untuk mencegah insider trading, manipulasi pasar dan peraturan yang

    mengatur sekuritas tidak memadai di Indonesia. Hal tersebut hanyalah sedikit kegagalan

    dari tata kelola perusahaan di Indonesia. Indonesia haruslah lebih serius dalam

    meningkatkan standar transparansi dan keterbukaan dalam perusahaan yang terdaftar di

    bursa efek. Setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah dibentuk terdapat harapan baru

    dalam sistem tata kelola perusahaan. Dibawah ini merupakan hasil CG Watch pada

    tahun 2010.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    14/58

    14

    i.

    Peraturan Dan Praktik CG

    Skor Indonesia menurun dalam survei 2012 untuk peraturan dan praktik CG dari

    39% pada tahun 2010 menjadi 35 %. Perbaikan dalam kerangka pemerintah sebenarnya

    sudah cukup terlambah. Terdapat banyak kelemahan pada aturan yang ada dalam pasar.

    Sebenarnya Indonesia pada dasarnya memiliki aturan yang mengikuti standar

    internasional dalam segi pelaporan sistem keuangan. Pernyataan yang lebih rinci atas

    tata kelola yang baik diperusahaan sangatlah dibutuhkan. Yang lebih mengeherankan,

    Indonesia memiliki aturan atas perlindungan pemegang saham minoritas, akan tetapi hal

    tersebut mengalami beberapa kendala di bidang pengungkapan atas ke pemilikan,

    insider dealing, dan manipulasi pasar.

    Di Indonesia, pengungkapan posisis kepemilikan yang substansial hanya 5%

    sehingga hal itu sering tidak mungkin untuk mencari tahu siapa yang benar-benar

    memiliki dan mengendalikan perusahaan. Informasi biasanya juga hanya menunjukkan

    kepemilikan yang sah di perusahaan. Tidak seperti aturan di asia, di indonesia terdapat

    aturan yang terpisah pada pengungkapan atas transaksi saham yang dilakukan olehdireksi dan komisaris. Direksi dan komisaris termasuk dalam bagian aturan

    pengungkapan posisis kepemilikan yang substansial hanya 5%. Dan periode

    pemberitahuan cukup panjang, yaitu sepuluh hari kerja, sedangkan di negara lain

    maksimal tiga hari kerja. Pengungkapan transkasi pihak terkait di Indonesia masih

    tergolong lemah dan untuk mendapatkan persetujuan dari pemegang saham minoritas

    untuk transaksi tersebut sangat sulit. Tidak ada persyarat untuk seseorang direktur yang

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    15/58

    15

    terlibat dalam transaksi tersebut untuk membuat pengungkapan khusus. Di bawah ini

    merupakan penyimpangan atas kategori skor rara-rata tata kelola di Indonesia.

    ii. Pelaksanaan

    Dalam hal penegakan hukum dan aturan yang berlaku masih kurang efektif di

    Indonesia. Hukuman untuk insider tradinghampir dirasa kurang. Skor Indonesia dalam

    hal ini turun 6% dari 28% pada tahun 2010 menjadi 22%. Hal ini menujukkan Bapepam

    dan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam mengatasi penegakkan hukum masih dianggap

    kurang. Manipulasi pasar di Indonesia sangatlah jelas. BEI hanya mengeluarkan

    penangguhan saham untuk satu atau dua hari dan kemudian memberikan suspensi.Tidak terdapat upaya untuk menyelidiki dan hanya sedikit kerjasama antara BEI dan

    Bapepam.

    Menurut data di website Bapepam, Investigasi oleh Bapepam mengalami

    peningkatan dari 130 kasus pada tahun 2010 menjadi 178 kasus pada tahun 2011. Akan

    tetapi, hanya 63 kasus yang telah terselesaikan dan 59 kasus hanya mengarah kepada

    sanksi administratif. 115 kasus lainnya belum terselesaikan. Investigasi atas kasus

    kriminal hanya berjumlah 12 pada tahun 2011, jumlah yang sama pada tahunsebelumnya. Bapepam menjelaskan kinerja yang buruk disebabkan karena kurangnya

    sumber daya keuangan dan manusia dalam hal investigasi. Total alokasi anggaran pada

    tahun 2011 termasuk anggaran penegakkan hukum US $ 21m dan Bapepam

    menghabiskan anggaran hanya US $ 15.4m. Anggaran di tahun 2012 tidak berubah.

    Penegakkan peraturan hampir dirasa kurang baik. Survei menemukan sedikit bukti

    dalam upaya pemegang saham independen untuk memberikan suara terhadap hal yang

    mereka tidak setujui.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    16/58

    16

    iii. Lingkungan Politik Dan Peraturan

    Skor Indonesia untuk lingkungan politik dan peraturan tetap sama, yaitu 33 %.

    Terdapat perbaikan dalam hal pengawasan dalam bidang perbankan oleh Bank

    Indonesia (BI). Secara menyeluruh BI dianggap sebagai regulator yang efektif dan adil

    serta memiliki skor yang tinggi untuk situs web yang lebih baik dibandingkan BEI

    karena databaselebih terorganisir dalam hal pengumuman dan penerbitan laporan.

    Skor yang tetap sama menunjukkan banyak hal yang harus di perbaiki dalam

    lingkungan politik dan peraturan di Indonesia yang berhubungan dengan CG. Tidak

    hanya memiliki kode tata kelola perusahaan yang belum direvisi selama enam tahun,

    Bapepam dan BEI hanya bermain-main dalam hal undang-undang sekuritas dan daftar

    peraturan di Indonesia. Indonesia masih belum menandatangani Multilateral

    Memorandum of Understanding yang dikeluarkan oleh International Organisation of

    Securities Commissions( IOSCO ).

    Tingkat korupsi yang tinggi dan kasus hukum yang lemah, tetap menjadi

    hambatan besar untuk penegakan hukum yang efektif . Semua ini terjadi dengan latar

    belakang politik dari pemilihan presiden yang akan datang pada 2014 yang menjadikan

    politisasi yang lebih besar dari bisnis dan kebijakan ekonomi di Indonesia. Jumlah dari

    investasi langsung oleh pihak asing dalam beberapa tahun terakhir mencapai hampir US

    $ 20 milyar pada tahun 2011 atau 2,5 kali meningkat pada tahun 2005.

    iv. IGAAP ( Akuntansi Dan Auditing )

    Skor Indonesia untuk akuntansi dan audit menurun dari 67% pada tahun 2010

    menjadi 62% pada tahun 2012. Tidak seperti Pasar di Asia, Indonesia masih belum

    memiliki badan pengawas audit independen dan Indonesia bukan termasuk anggota dari

    International Forum Regulator Audit Independen (IFIAR). Setelah OJK mulai

    beroperasi pada tahun 2013, diharapkan peraturan auditor akan menjadi lebih baik dan

    Indonesia dapat bergabung dalam IFIAR. Indonesia masih mengalami masalah utama

    dalam hal kelangkaan auditor yang terkualifikasi. Menurut laporan bank dunia

    mengenai kepatuhan terhadap standar dan kode (ROSC) pada tahun 2010, 45%

    perusahaan audit yang terdaftar dalam Bapepam hanya memiliki satu partner audit yang

    berlisensi. Selain itu, di Indonesia t idak ada persyaratan bagi perusahaan yang terdaftar

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    17/58

    17

    untuk memberikan pengungkapan yang terprinci mengenai biaya audit dan non audit

    secara terpisah dalam laporan tahunan perusahaan.

    v. Budaya CG

    Skor budaya CG Indonesia hanya naik sedikit menjadi 33% dari sebelumnya 32%

    di tahun 2010. Hal ini mencerminkan betapa sedikit kemajuan dalam upaya penerapan

    CG di dalam perusahaan. Keterlibatan pemegang saham minoritas dan keterlibatan

    LSM masih dirasa kurang dalam perusahaan. Akan tetapi, beberapa perusahaan telah

    berupaya meningkatkan standar tata kelola perusahaan melalui hubungan investor yang

    lebih baik. Beberapa perusahan menganggap bahwa penilaian yang baik berasal dari

    pemerintah yang lebih baik.

    Secara umum, di Indoensia tidak terdapat pengungkapan dengan rinci mengenai

    tingkat remunerasi untuk anggota dewan. Kurangnya aturan yang terperinci mengenai

    kepentingan direksi merupakan hambatan dalam transparansi di Indonesia. Dibawah ini

    merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab turunnya skor di Indonesia pada

    tahun 2014, antara lain :

    Kurang dibuktikannya independensi OJK

    Tidak adanya bukti perbaikan dalam penegakkan peraturan

    Tidak ada revesi atas pedoman utama tata kelola yang baik dalam perusahaan

    Tidak ada kemajuan dalam merevisi peraturan mengenai transaksi pihak yang

    terkait

    Beberapa faktor yang dapat meningkatkan skor penilaian Indonesia, antara lain:

    Tindakan sederhana bahwa pemerintah dan perusahaan dapat meningkatkan GC

    Peningkatan situs web Bapepam dengan fungsi dan versi yang lebih up to date

    Data yang lebih rinci dari regulator pada penegakan hukum

    vi. Generasi Kedua Hal Bergerak Ke Arah Yang Lebih Baik

    Pengaruh yang lebih postif dalam kegerasi kedua dalam menjalankan perusahaan

    akan jauh lebih baik dalam segi teknologi dan pendidikan. Hal tersebut berhubungan

    dengan pasar modal dan akan membuat sistem CG yag lebih baik dalam hal transparansi

    dan keterbukaan.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    18/58

    18

    Munculnya pemimpin reformis

    Seperti yang telah dijelaskan dalam laporan otonomi daerah pada juli 2012, di

    sebuah negara seperti Indonesia yang terdesentralisasi akan memiliki kebijakan yanglebih efektif dalam pelaksanaan pengembangan UKM. Dalam proses transisi negara dari

    pusat menuju desentralisasi akan ada perktek korupsi dan politik uang. Akan tetapi,

    sejumlah kemajuan dalam hal transparansi dan reformasi individu juga akan muncul

    seiring dengan kelemahan yang ada.

    Adapun tokoh-tokoh yang muncul dalam perwujudan transparansi dan reformasi,

    antara lain mantan pengusaha Herry Zudianto (Yogyakarta) dan Joko Widodo

    (Surakarta), yang dikenal sebagai Jokowi. Mereka dikenal karena transparansi dan

    kesediaan untuk mendengarkan aspirasi rakyat dan menyentuh kehidupan masyarakat.

    Yang terpenting, baik Zudianto dan Widodo memiliki latar belakang bisnis komersial.

    Ini merupakan tren yang kita lihat selama reshuffle kabinet SBY, dimana banyak

    menteri baru berasal dari sektor swasta.

    I su-I su Kunci

    Di bawah ini isu-isu yang dihadapi Indonesia dalam hal peningkatan praktik CG,

    antara lain :

    Risiko regulasi

    Salah satu isu kunci dan rintangan bagi perusahaan dalam menerapkan standar

    tata kelola yang efektif adalah risiko regulasi. Kekhawatiran ini mencapai

    puncaknya pada pertengahan tahun 2012. Sektor-sektor yang paling terkena

    dampak, yaitu komoditas dan bank. Kemampuan pemerintah untuk melibatkan

    diri di sektor komoditas lebih terlihat jelas pada tahun 2012 dibandingkan dengan

    sektor-sektor lain di Indonesia. Industri ini menghadapi risiko yang lebih tinggi.Terdapat diskusi mengenai perubahan fiskal bagi produsen batubara. Pemerintah

    telah melarang ekspor mineral mentah bagi semua produsen nikel dan bauksit

    tanpa merencanakan untuk membangun kilang di darat pada tahun 2014. Hal ini

    merupakan ancaman dalam investasi yang kredibel. Sektor perbankan Indonesia

    telah menghadapi risiko regulasi, antara lain penurunan suku bunga kredit, yang

    bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dalam negeri, Batas kepemilikan

    maksimum dan peraturan untuk meminimalkan risiko meningkatnya NPL.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    19/58

    19

    Transaksi pihak terkait

    Salah satu isu yang dihadapi Indonesia dalam peningkatan praktik CG adalah

    transaksi dengan pihak yang terkait. Hal ini dikarenakan aset perusahaan sebagian

    besar dimiliki oleh konglomerat bisnis. Meskipun tidak sepenuhnya optimal, jika

    pengungkapan penuh pada penilaian independen dilakukan transparansi, maka

    penawaran saham akan lebih baik, Namun contoh nyata menunjukkan

    pengungkapan informasi yang terbatas merupakan risiko bagi investor .

    Struktur kelompok yang rumit

    Faktor lain yang dapat menghambat perkembangan tata kelola perusahaan di

    Indonesia dan merupakan hal yang umum di Asia adalah struktur kelompok yang

    rumit. Beberapa kelompok bisnis memiliki daftar terpisah atas aset individu dan

    perusahaan induk, yang menambah kompleksitas dan meningkatkan potensi

    kerugian atas pemegang saham minoritas .

    Kecepatan dan ketepatan dalam segi pelaporan

    Salah satu kriteria untuk tata kelola perusahaan yang baik adalah hasil rilis

    laporan tahunan yang cepat dalam waktu dua bulan setelah akhir tahun buku.

    Sementara telah menjadi norma di sebagian besar pasar, regulasi di Indonesia

    membutuhkan hasil yang harus diaudit dalam waktu tiga bulan. Sebagian besar

    perusahaan lokal melaporkan hasil tersebut dekat dengan tenggat waktu.

    Fokus Pada Kualitas

    Indonesia mencatat nilai terendah dari sebelas pasar dalam survei CG tahun ini

    sebesar 42,7 % dan mempertahankan peringkat yang sama seperti di CG 2010.

    Skor pada tahun 2012, menurun dibandingkan tahun 2010. Dua faktor utama yang

    mempengaruhi penilaian, antara lain pertanyaan yang jauh lebih rumit dan

    cakupan survei secara keseluruhan telah berkembang dari sembilan perusahaanpada tahun 2010 menjadi 50 perusahaan. Berikut ini penilaian yang telah

    dilakukan :

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    20/58

    20

    Di antara 50 perusahaan Indonesia, Astra International mendapatkan skor yangtertinggi, yaitu 69,3 % , disusul oleh Unilever Indonesia, United Tractors, ITM dan Jasa

    Marga. Peningkatan CG perusahaan Indonesia meningkat dalam segi pengungkapan

    kepada investor.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    21/58

    21

    E. Kasus: Hasil Penelitian Bank Dunia ROSC terhadap Corporate

    Governance di negara-negara ASEAN

    I.

    VIETNAM

    Penilaian ROSC 2006 pada negara vietnam berbentuk kerangka tata kelola

    perusahaan dan praktek terhadap Prinsip OECD dalam hukum dan peraturan Vietnam.

    Hal Ini berfokus pada perusahaan yang terdaftar, tetapi juga relevan dengan perusahaan

    yang tidak terdaftar.

    Prof il Pasar

    Kerangka hukum dan landasan kelembagaan pasar modal di Vietnam berada

    dalam tahap awal pengembangan. Kerangka hukum tata kelola perusahaan telah

    diperkenalkan dalam UU Usaha (LOE,2005), Model Piagam 2002 dan UU Surat

    Berharga 2006. Yang disetujui oleh Majelis Nasional pada tanggal 23 Juni 2006.

    Namun, Vietnam menghadapi tantangan yang signifikan dalam menerapkan hukum-

    hukum ini dalam memperkuat lembaga-lembaga yang bertanggung jawab atas regulasi,

    penegakan dan pengembangan pasar modal dan promosi tata kelola perusahaan yang

    baik .

    Pasar modal Vietnam telah mulai berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

    Pada pertengahan Juni 2006, 47 perusahaan yang terdaftar di Ho Chi Minh dalam Pusat

    Perdagangan Kota Sekuritas (HOSTC) dan di Hanoi Securities Trading Center

    (HASTC). Pada Juni 2006, 47 saham perusahaan yang terdaftar diperdagangkan dengan

    total kapitalisasi pasar US $ 1,8 miliar, sebesar sekitar 3 persen dari PDB 200 .

    Perusahaan yang terdaftar didominasi oleh perusahaan milik negara (BUMN), dimana

    Negara memiliki 26 persen dari rata-rata dan investor asing memiliki 17 persen dari

    rata-rata. Pada Maret 2006, ada lebih dari 15 negera dan 5 reksa dana domestik yang

    operasi di Vietnam. Sejumlah besar saham berasal dari sekitar 5.000 perusahaan saham

    gabungan dimana 4.000 berada di Ho Chi Minh dan 1.000 berada di Hanoi. Selain itu,

    36 saham gabungan bank komersial diperdagangkan di pasar tidak resmi .

    Kerangka hukum dan peraturan untuk pasar modal di Vietnam sedang dalam

    perbentukan. LOE pada tahun 2005 hanya akan berlaku efektif pada 1 Juli 2006.

    Undang-Undang Efek disetujui oleh Majelis Nasional pada bulan Juni 2006 dan akan

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    22/58

    22

    berlaku pada 1 Januari 2007. Semua perusahaan akan terlepas dari struktur kepemilikan

    mereka (Perusahaan bisnis, badan usaha milik negara, badan usaha milik asing,

    perseroan terbatas dan perusahaan saham gabungan) akan diatur oleh Undang-Undang

    tunggal pada tahun 2005. Namun, peraturan khusus yang berkaitan dengan BUMN dan

    FIEs masih tetap dalam berlaku, sebagaimana diatur oleh undang-undang.

    Undang-Undang Efek yang baru disahkan pada 23 Juni 2006, Dengan Surat

    Keputusan Pemerintah 144/2003/ND-CP membentuk bagian dari undang-undang yang

    mengatur penerbitan dan perdagangan efek dan bursa efek. Undang-Undang Usaha dan

    Undang-Undang Akuntansi dan Audit juga memiliki yurisdiksi atas perusahaan yang

    terdaftar. Penerbitan obligasi pemerintah, obligasi pemerintah daerah, surat lembaga

    kredit dan saham BUMN serta saham FIEs yang sedang dalam proses transformasi

    untuk JSCs tidak termasuk dalam ruang lingkup undang-undang yang lama. Penerbitan

    obligasi BUMN diatur dalam Keputusan 52/2006/ND-CP pada tanggal 19 Mei 2006.

    Namun, penawaran umum lembaga kredit, saham FIEs, dan obligasi BUMN yang

    berada di bawah Undang-Undang Efek baru 2006 .

    Komisi Sekuritas Negara (SSC) adalah regulator sekuritas. Ho Chi Minh sebagai

    Pusat Perdagangan Kota sekuritas dan Pusat Perdagangan Efek Hanoi bertanggung

    jawab untuk menyediakan kerangka dasar perdagangan dan pemantauan perdagangan

    obligasi korporasi. SSC yang didirikan di tahun 1996 pada awalnya sebagai lembaga

    pemerintah yang melaporkan langsung kepada Perdana Menteri. Hal direorganisasi pada

    tahun 2004 menjadi lembaga di bawah kewenangan Departemen Keuangan (Depkeu) .

    Tidak ada cross- listingsaham antara HOSTC dan HASTC. SSC, HOSTC, dan HASTC

    telah memantau fungsi atas perdagangan efek yang tercatat dan emiten mereka. Namun,

    ruang lingkup pemantauan dan tanggung jawab di antara entitas saat ini tidak jelas.

    I su-I su Utama Corporate Goverance

    1. Perlindungan Investor

    Hak dasar pemegang saham disediakan di bawah LOE 2005 akan efektif pada

    tanggal 1 Juli 2006. Pemegang saham biasa memiliki hak untuk menghadiri

    pertemuan pemegang saham umum (RUPS). Namun terbatas pada partisipasi

    mereka. Keputusan yang signifikan memerlukan persetujuan pemegang saham 65

    persen. Pemegang saham biasa memiliki hak memesan efek terlebih dahulu.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    23/58

    23

    Penjualan aset utama pada perusahaan membutuhkan persetujuan dalam

    pertemuan pemegang saham luar biasa. Buku registrasi pemegang saham

    disimpan oleh perusahaan untuk bukti kepemilikan bagi pemegang saham. Saham

    yang ada ditransfer secara bebas. Dalam prakteknya, pengelolaan dalam beberapa

    perusahaan, terutama yang tidak tercatat, dapat membuat pengalihan saham

    menjadi sulit dan menghambat pendaftaran pemegang saham baru dalam buku

    registrasi pemegang saham. Namun, pengalihan saham pada perusahaan yang

    terdaftar dijaminkan berdasarkan hukum dan proses pendaftaran di buku registrasi

    pemegang saham. Pemegang saham yang memiliki paling sedikit 10 persen dari

    saham perusahaan memiliki hak untuk mengusulkan item dalam agenda

    pertemuan. Pemberitahuan pertemuan pemegang saham diumumkan 7 hari

    sebelum pertemuan. Sejauh ini, tidak ada pengambilalihan yang telah dilaporkan

    di Vietnam. LOE 2005 telah memperkenalkan ketentuan mengenai transaksi

    dengan pihak terkait dan konflik kepentingan. Transaksi senilai lebih dari 50

    persen dari aset perusahaan memerlukan persetujuan pemegang saham.

    Persyaratan pengungkapan pada transaksi pihak terkait tidak konsisten dengan

    Standar Akuntansi Internasional (IAS) 24 . Hukum Efek 2006 dan LOE 2005

    memberikan aturan-aturan dasar yang melarang perdagangan berdasarkan

    informasi material yang akan berdampak harga saham. Namun, penegakan aturan

    ini belum dimulai. Tidak ada ketentuan pidana di KUHP 1999 yang berkaitan

    dengan insider trading. SSC dan STCs tidak memiliki sumber daya untuk secara

    efektif memonitor transaksi tersebut .

    2. Pengungkapan

    Standar akuntansi Vietnam sedang dikembangkan dan diterbitkan sesuai dengan

    Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS). Standar-standar ini memilikikekuatan hukum, keputusan dan surat edaran. Terdapat perbedaan dalam

    persyaratan pelaporan untuk berbagai jenis perusahaan. Pelaporan elektronik tidak

    diizinkan. Pengungkapan tidak memadai atau tepat waktu. Pengaturan

    kelembagaan yang ada untuk memastikan pengendalian kualitas auditor tidak

    memadai . Kualitas keterbukaan dalam laporan tahunan perusahaan yang terdaftar

    tidak memadai dan tidak sesuai dengan persyaratan pengungkapan non-keuangan

    OECD. Sehubungan dengan perusahaan yang tidak terdaftar, hanya sejumlah

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    24/58

    24

    kecil perusahaan yang memenuhi kewajiban untuk melaporkan kepada badan

    yang berwenang. Penegakan dalam kasus ketidakpatuhan sangatlah lemah.

    Kualitas keterbukaan sangat rendah. Tidak ada peraturan yang mengatur konflik

    kepentingan atau hubungan antara perusahaan investasi, bank, broker dan lembaga

    pemeringkat.

    3. Pelaksanaan

    SSC bukanlah regulator sekuritas yang independen. SSC tidak memiliki

    kewenangan dan sumber daya yang diperlukan untuk bertindak sebagai regulator

    sekuritas yang efektif. Tindakan penegakan hukum oleh regulator jarang terjadi.

    Saat ini, STCs beroperasi sebagai departemen di dalam SSC. Pasar informal tidak

    diatur dan kualitas informasi bagi perusahaan perdagangan di pasar informal

    sangatlah jarang. LOE 2005 yang baru telah diperkenalkan, pada prinsipnya, hak

    pemegang saham untuk meminta keadilan dalam membatalkan keputusan sudah

    diterapkan. Namun, pemegang saham tidak dapat menuntut direktur di perusahaan

    dalam saham gabungan. Berdasarkan aturan perusahaan haruslah menanggung

    biaya gugatan. Pemegang Saham tidak bisa mengajukan gugatan terhadap direksi

    dalam bentuk tindakan derivatif yang belum diperkenalkan di Vietnam. Badan

    pengawas tidak memiliki sumber daya untuk melakukan pemantauan dan

    pengawasan yang efektif. Selama beberapa tahun terakhir, SSC telah

    berkonsentrasi pada pengembangan pasar, namun tidak menyentuh masalah

    penegakan hukum. STCs saat ini diatur sebagai departemen SSC. Berdasarkan

    Undang-Undang Efek 2006, STCs akan menjadi SRO dan diharapkan untuk

    mengatur, mengelola dan mengawasi peraturan mengenai daftar efek,

    perdagangan efek, keterbukaan informasi dan keanggotaan dalam Trading

    Securities center atau Bursa Efek setelah mendapat persetujuan dari KomisiSekuritas Negara. Independensi peradilan sangatlah terbatas dan pengaruh politik

    dalam keputusan pengadilan sangatlah besar khususnya di JSCs, di mana negara

    masih memegang persentase yang signifikan dari saham. Dalam hal ini, mungkin

    sulit bagi pemegang saham minoritas untuk melindungi hak-hak mereka terhadap

    penyalahgunaan oleh pemegang saham mayoritas melalui sistem pengadilan .

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    25/58

    25

    4. Pengawasan Perusahaan

    Struktur tata kelola internal perusahaan di Vietnam terdiri dari GSM dan dewan

    direksi. Satu orang bertindak sebagai direktur umum yang mewakili perusahaan.

    komite pengawasan ditunjuk oleh GSM. Komite pengawasan harus memiliki tidak

    kurang dari 3 dan tidak lebih dari 5 anggota yang ditunjuk oleh GSM untuk

    jangka waktu tidak lebih dari 5 tahun. Fungsi dasar dari komite pengawasan

    adalah memantau kegiatan dewan direksi dan direktur umum untuk menyetujui

    laporan keuangan tahunan dan memeriksa buku perusahaan jika diminta oleh

    pemegang saham serta meminta dewan direksi untuk memanggil rapat pemegang

    saham luar biasa jika terjadi kesalahan oleh direksi terdeteksi . Dalam prakteknya

    fungsi dasar komite pengawasan sering didominasi oleh pemegang saham

    mayoritas yang diwakili oleh Ketua atau CEO. Perusahaan jarang memiliki kode

    etik. Perlindungan Whistleblower tidak disediakan di bawah hukum. Sementara

    direktur non-eksekutif diperlukan untuk perusahaan yang terdaftar. Peran direktur

    non-eksekutif tidaklah jelas. Peran komite pengawasan jauh lebih baik dari

    tanggung jawab komite audit.

    Rekomendasi

    Peran SSC sebagai regulator sekuritas perlu diperkuat dan pengoperasiannya perlu

    ditata kembali sesuai dengan tanggung jawabnya di bawah Undang-Undang tentang

    Surat Berharga dan LOE 2005. SSC harus memiliki status hukum untuk bertindak

    secara independen sebagai regulator dengan kekuatan yang jelas dan akuntabilitas.

    Pengetahuan dan keterampilan staf SSC perlu ditingkatkan. Inkonsistensi dan konflik

    dalam undang-undang dan peraturan yang menghambat efektivitas SSC, seperti

    Keputusan 161 pada sanksi administratif harus dihapuskan. Bentuk hukum dan peran

    STCs perlu diperjelas.

    Pernyataan misi SSC harus mencakup perlindungan investor di pasar resmi dan

    tidak resmi sehingga membuat lingkungan investasi lebih transparan. SSC harus

    mempromosikan keterbukaan dan transparansi tidak hanya pada perusahaan yang

    terdaftar, tetapi juga perusahaan yang tidak terdaftar. Saat ini, tidak ada peraturan yang

    mengatur pasar informal. Sementara pasar informal penting untuk pertumbuhan,

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    26/58

    26

    kerangka peraturan yang sesuai harus dibuat untuk menciptakan insentif bagi

    perusahaan yang hadir di pasar informal.

    Definisi perusahaan publik, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang

    Surat Berharga 2006 tidak mencakup Efek yang ditawarkan kepada publik oleh BUMN

    dalam proses penawaran. Oleh karena itu, definisi perusahaan publik harus diperluas

    untuk mencakup semua jenis surat berharga yang ditawarkan kepada masyarakat.

    Lembaga regulasi (SSC, MOF, STCs di Hanoi dan HCM City) harus mensyaratkan

    bahwa informasi yang dirilis perusahaan publik harus dimulai dengan laporan tahunan

    yang akan ditinjau dan diaudit oleh auditor independen, kompeten, dan berkualitas.

    Ketua Dewan Direksi haruslah menandatangani semua laporan yang telah dibuat.

    Pedoman yang komprehensif tentang pelaksanaan Standar Akuntansi Vietnam

    (VAS) harus dikeluarkan untuk menghindari berbagai interpretasi dan perbedaan dalam

    praktik. Hal ini penting untuk aplikasi yang konsisten dari standar serta meningkatkan

    kualitas informasi keuangan. VAS harus terus diperbarui secara kompatibel sesuai

    dengan IFRS. Akan tetapi, diterbitkannya standar akuntansi dan audit yang baru sesuai

    dengan standar internasional menimbulkan kesenjangan antara standar dan

    pelaksanaannya. Aturan tentang pengungkapan mengenai konflik kepentingan perlu

    diperkuat.

    Kode Tata Kelola Perusahaan harus menjelaskan tugas dan tanggung jawab

    anggota dewan, memperkenalkan dan mendefinisikan konsep direktur independen.

    Anggota dewan seharusnya tidak diperbolehkan untuk melayani lebih dari sejumlah

    perusahaan. Upaya harus dikeluarkan untuk memperkuat peran komite pengawasan

    untuk memasukkan pengawasan keuangan. Proses pelaporan dan sistem pengendalian

    internal haruslah kualifikasi dengan benar.

    Hak suara yang diwakilkan haruslah didorong dan pemegang saham haruslahdiizinkan untuk memilihproxymelalui perangkat elektronik. Tujuh hari pemberitahuan

    untuk GSM dianggap terlalu singkat dan perlu ditingkatkan menjadi satu bulan. SSC

    haruslah membuat standar pengungkapan dengan prioritas yang tinggi. Pemerintah

    harus mempertimbangkan untuk membuat undang-undang audit yang wajib

    dilaksanakan bagi semua perusahaan besar. Audit wajib dilakukan ketika nilai aktiva

    bersih perusahaan atau jumlah pemegang saham melebihi ambang batas tertentu.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    27/58

    27

    Pemerintah harus mempertimbangkan untuk membuat pelaporan elektronik

    sebagai alternatif baru. Publikasi laporan keuangan pada sebuah situs web perusahaan

    haruslah diterapkan bagi semua perusahaan. Pengajuan data elektronik harus diwajibkan

    sehingga masyarakat dapat mengakses informasi dengan biaya rendah. Mekanisme

    peningkatan kinerja harus diperbolehkan dan dipromosikan. Mekanisme tersebut

    menyelaraskan kepentingan eksekutif senior dan manajemen perusahaan dengan para

    pemegang saham. Skema tersebut harus disetujui oleh pemegang saham.

    Aturan tentang tata kelola perusahaan telah dikeluarkan di bawah Model Charter

    2002, tidak ada sanksi yang telah dijatuhkan oleh SSC untuk pelanggaran. SSC harus

    mengambil peran utama dalam mempromosikan tata kelola perusahaan. Upaya MOF,

    SSC, SBV, MPI, VCCI, SCIC dan NSCERD perlu disinkronkan, menghindari duplikasi

    dari tanggung jawab. Disarankan komite tingkat tinggi yang terdiri dari instansi terkait,

    dibentuk untuk mempromosikan tata kelola perusahaan .

    Audit tahunan perusahaan publik harus dilakukan oleh auditor independen,

    kompeten, dan berkualitas. MOF harus mempertimbangkan pengetatan standar kontrol

    kualitas auditor perusahaan publik. Sebuah kode tata kelola perusahaan yang baik untuk

    perusahaan yang terdaftar harus dikembangkan melalui konsultasi dengan para

    pemangku kepentingan. Kepatuhan kode tersebut bisa berupa kewajiban sesuai dengan

    kebutuhan perusahaan. Kapasitas teknis SSC perlu diperkuat melalui pelatihan dan

    penyediaan sumber daya tambahan.

    Sebagai sebuah komisi independen, SSC tidak boleh tunduk pada MOF untuk

    menghindari intervensi politik, terutama karena fakta MOF adalah otoritas yang

    bertanggung jawab mengawasi status keuangan BUMN. Saat ini, STCs di HCM dan

    Hanoi berada di bawah SSC dan beroperasi sebagai lembaga administrasi. SSC harus

    mendelegasikan pengawasan kegiatan perdagangan dan persetujuan untuk STCs. Dalamrangka mengembangkan pasar , STCs harus diizinkan untuk beroperasi sebagai SRO.

    Seiring dengan upaya berkelanjutan untuk menyatukan tiga hukum yang mengatur

    BUMN, FIEs dan perusahaan swasta domestik di bawah LOE 2005 penting untuk

    membangun sistem terpusat pada pendaftar perusahaan. Lembaga ini memiliki

    kewajiban untuk menyediakan informasi tata kelola keuangan dan perusahaan.

    Pembentukan asosiasi investor untuk memainkan peran monitoring yang lebih

    besar dalam pemerintahan perusahaan publik harus didorong. Inisiatif sektor swasta di

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    28/58

    28

    bidang tata kelola perusahaan dengan dukungan dari lembaga penelitian, perguruan

    tinggi, asosiasi bisnis dan pers sangatlah penting. Prioritas untuk mempromosikan dan

    memperluas program pelatihan yang dikembangkan oleh Akademi Keuangan untuk

    direksi dan manajer dari perusahaan yang terdaftar haruslah dilaksanakan. Direksi dan

    manajer dari perusahaan yang terdaftar harus diminta untuk menyelesaikan program

    pelatihan. Proses Penunjukan auditor eksternal haruslah diperkuat untuk menjamin

    independensi auditor. Sejalan dengan praktek internasional yang baik, manajemen

    seharusnya tidak diberi wewenang untuk menunjuk auditor. Perwakilan dari Dewan

    Direksi atau Dewan Pengawaslah yang memilih auditor dan menandatangani kontrak

    Audit.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    29/58

    29

    PrinsipDia

    mati

    Rata

    -

    Rata

    diam

    ati

    Seba

    gian

    diam

    ati

    Mate

    rial

    Tida

    k

    Dia

    mati

    Tida

    k

    Dia

    mati

    Keterangan

    Prinsip 1 : Menjamin Kerangka Dasar Corporate Govern ance yang Efektif

    1A. Kerangka Tata KelolaPerusahaan Secara Keseluruhan

    XMengembangkan Kerangka Tata Kelola Perusahaan dengan cepat

    1B. Kerangka Kerja Hukum X Peraturan Sekuritas Baru (2006) dan Efektif di Tahun 20071C. Regulasi Yang Jelas AtasPembagian Tanggung Jawab

    XPembagian yang jelas atas tanggung jawab

    1D. Peraturan Otoritas, Integritas,dan Sumber daya

    XSSC dan STCs memiliki kapisitas yang terbatas

    Prinsip II : Hak-hak Pemegang Saham dan Fungsi-fungsi Penting Kepemilikan Saham

    2A. Hak dasar pemegang saham X Hak dasar dalam perusahaan2B. Hak untuk berpartisipasi dalamkeputusan

    XKeputusan mendasar dibuat dengan 65 % mayoritas

    2C. Hak Pemegang Saham dalamRUPS

    XPeriode pemberitahuan terlebih dahulu dalam 7 hari

    2D. Pengungkapan kontrolproporsional

    XPengungkapan kepemilikan yang dibutuhkan

    2E. Pengaturan kontrol yangdiizinkan untuk berfungsi

    XAturan Wajib penawaran tender 25 %

    2F. Pelaksanaan hak kepemilikanyang difasilitasi

    XTidak ada persyaratan di tempat

    2G. Pemegang Saham diperbolehkanuntuk berkonsultasi satu sama lain

    XTidak ada hambatan hukum untuk konsultasi

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    30/58

    30

    Prinsip III : Perlakuan yang sama terhadap Pemegang Saham

    3A. Semua pemegang saham harusdiperlakukan sama

    XPerlindungan terbatas dari pemegang saham minoritas, terbatasganti rugi

    3B. Melarang insider trading X Lemah aturan insider trading, tidak ada penegakan

    3C. Dewan / manajermengungkapkan kepentingan

    XTransaksi pihak terkait yang Lazim

    Prinsip IV :Peran Stakeholder Dalam Tata Kelola

    4A. Hak hukumstakeholderharus

    dihormati X

    Kesadaran hanya tebatas pada tanggung jawab sosial perusahaan

    4B. Ganti Rugi Stakeholder X Akses oleh pemangku kepentingan dalam proses hukum

    4C. Mekanisme Peningkatan kinerja X Praktek menjadi lebih umum4D. Pengungkapan Stakeholder

    XTerbatasnya akses oleh para pemangku kepentingan dan kepatuhanyang rendah

    4E. perlindungan whistleblower X Perlindungan whistleblower terbatas

    4F. Hak Hukum kreditur danPenegakannya

    XHak hukum yang lemah, kreditur jarang menggunakan hak-hakmereka

    Prinsip V :Pengukapan dan Transparansi

    5A. standar pengungkapan X Persyaratan pengungkapan yang lemah dan penegakan

    5B. Standar akuntansi dan audit X Meningkatkan standar akuntansi dan kepatuhan

    5C. Audit independen setiap tahun X VSA kompatibel dengan ISA5D. Auditor eksternal yangbertanggung jawab

    XAkuntabilitas terbatas, tidak ada tuntutan hukum

    5E. Adil dan Penyebaran yang tepatwaktu X

    Beberapa saluran informasi yang tersedia

    5F. Penelitian Konflik kepentingan X Tidak ada ketentuan khusus

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    31/58

    31

    Prinsip VI :Tanggung Jawab Dewan

    6A. Bertindak dengan due diligencedan Peduli

    XTugas fidusia yang diberikan dalam hukum

    6B. Perlakukan semua pemegangsaham dengan cukup

    XKepatuhan Yang Lemah

    6C. Menerapkan standar etika yangtinggi

    XKode etik yang tidak umum

    6D. Memenuhi fungsi kunci tertentu X Pelatihan Direksi dalam tahap awal

    6E. Melakukan penilaian yangobyektif X Independensi Direksi merupakan konsep yang baru

    6F. Menyediakan akses informasi X Tersedia Akses hukum untuk anggota dewan

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    32/58

    32

    II. THAILAND

    Sejak tahun 1998 Thailand terus menerus membuat perkembangan dalam

    meningkatkan tata kelola perusahaan didukung dengan dibentuknya National CorporateGovernance Comittee di tahun 2002 dengan enam sub-comittee untuk mendukung

    berjalannya komite tersebut. Saat ini lebih ditekankan usaha untuk meningkatkan

    regulasi, disiplin pasar dan mempromosikan regulasi sendiri. Dalam peraturan lembaga

    keuangan Thailand menggunakan draft dari SEC yang salah satunya mengatur

    mengenai tugas direksi, pelanggaran atas tanggung jawab direksi, aturan mengenai

    transaksi pihak berelasi, pengawasan atas laporan keuangan yang telah diaudit dan

    laporan tahunan perusahaan. Bank of Thailand (BOC) telah mengeluarkan regulasi

    untuk meningkatkan tata kelola lembaga keuangan untuk mendukung penggunaan

    aturan dari SEC.

    Prof il Pasar

    Di tahun 2005 total perusahaan publik yang tercatat di Stock Exhange Thailand

    (SET) menyumbangkan 65% dari GDP. kerangka legal Thailand berdasarkan hukum

    saham, yaitu Securities and Exchange Act (SEA) yang diimplementasikan oleh SEC

    dan hukum perusahaan yaitu Public Limited Company Act (PCA) yang dibuat oleh

    Kementrian. SEA mengatur mengenai hubungan di pasar modal, secondary market,

    pembelian dan penjualan saham, praktir transaksi saham yang tidak adil,

    pengambilalihan bisnis saham. PCA mengatur mengenai perusahaan terbatas secara

    umum termasuk perlindungan dan hak pemegang saham. SET dan Market for

    Alternative Investment (MAI) merupakan bursa efek yang hanya ada di Thailand, SET

    sebagai bursa utama dan MAI merupakan bursa untuk perusahaan medium dan small.

    SET dan MAI sama-sama berada dibawah SEC, persyaratan pelaporan danpengungkapan serta aturan mengenai tata kelola perusahaan sama-sama digunakan oleh

    baik perusahaan yang tercatat di SET maupun MAI.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    33/58

    33

    I su-I su Utama Corporate Governance

    1. Perlindungan Investor

    Hak dasar pemegang saham dilindungi, pendaftaran saham dijamin dan dapatsecara bebas dipertukarkan. Pemegang saham dapat menerima informasi material

    dari perusahaan dan dapat menghadiri serta mendapatkan suara dalam RUPS.

    Namun dikarenakan kontrol perusahaan terpusat dan suara yang diakumulasi

    meskipun diperbolehkan namun hal tersebut sangat jarang terjadi. Sebagian besar

    direksi perusahaan di dominasi oleh pemegang saham utama. Ketika pemegang

    saham berpartisipasi dalam RUPS, hal tersebut sulit bagi pemegang saham

    minoritas untuk mengajukan tambahan dalam agenda RUPS. Sebagai tambahan

    karena banyak dewan direksi dipilih oleh pemegang saham utama, sangat sulit

    pengaruh pemegang saham minoritas dalam RUPS.

    2. Pengungkapan

    Perusahaan publik diharusnya untuk mengeluarkan laporan keuangan setiap 3

    bulan dan juga laporan tahunan, yang akan di review dan di audit oleh KAP serta

    tersedia untuk publik. Sebagai tambahan, pengungkapan harus dilakukan jika

    terdapat transaksi material bagi perusahaan. Peraturan SEC juga mengharuskan

    untuk mengungkapkan 10 terbesar pemegang saham serta identitas ultimate

    shareholders, tidak lupa juga keharusan untu pengungkapan transaksi pihak

    berelasi. The Federation of Professional Accountants telah ditetapkan, dan terlalu

    awal untuk mengatakan bahwa organisasi baru akan membantu meningkatkan

    auditor. Standar akuntansi belum secara penuh konsisten dengan standar akuntansi

    internasional.

    3. Pengawasan Perusahaan dan Dewan

    Tanggung jawab diatur dalam hukum namun dalam praktiknya terutama di

    perusahaan kecil, ditemukan bahwa banyak direksi hanya mengerti sedikit

    mengenai peran dan tanggung jawab mereka dalam perusahaan. Hukum negara

    menyediakan anggota dewan untuk di nominasi dan dipilih oleh RUPS namun

    dalam praktiknya pemegang saham utama (kontrol) menominasikan direksi dan

    persetujuan RUPS hanya sekedar formalitas. Kebutuhan perusahaan publik untuk

    memiliki komite audit yang independen dimana harus meningkatkan efektifitas

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    34/58

    34

    dewan direksi perusahaan publik tersebut. Namun, masih terlalu awal untuk

    menentukan apakah komite audit berperilaku independen dari manajemen

    terutama di perusahaan kecil.

    Penegakan Hukum

    Penegakan hukum merupakan tantangan utama Thailand, pembaharuan dalan tata

    kelola perusahaan menghasilkan peningkatan dalam praktik, manajer dan direksi

    harus menghargai implementasi merupakan hal yang penting dan akan segera

    diberlakukan. Kasus hukum yang terjadi belakangan menghasilkan denda yang

    sangat besar dan hukuman penjara atas tindakan fraud. Perkembangan dalam tata

    kelola perusahaan memberikan sinyal penting mengenai pentingnya pemenuhan

    dan penegakan hukum. Regulator dan penegak hukum harus terus-menerus

    melaksanakan usaha tersebut.

    Rekomendasi

    Thailand telah membuat pergerakan yang signifikan dalam meningkatkan tata

    kelola perusahaan dalam beberapa tahun belakangan. Fokus seharusnya pada

    implementasi dan melengkapi bagian legislatif dan agenda yang direncanakan,

    meningkatkan penegakan hukum, penerapan laporan keuangan dan pengungkapan yang

    sesuai dengan standar internasional serta mempromosikan etika bisnis dan praktik yang

    baik.

    1. Penataan ulang legislatif serta peraturan merupakan hal yang penting

    Peraturan untuk menguatkan hak pemegang saham minoritas harus dilaksanakan,

    salah satu caranya adalah dengan 1) cost effective legal channels for shareholders

    seeking redress 2) dismissal of director 3) proxy solicitation 4) cross border

    voting. Memperluas jangkauan peraturan atas konflik kepentingan, dan klarifikasi

    regulasi pemerintah atas aktivitas investor dari kelembagaan.

    2. Meningkatkan tanggung jawab direksi dan manajemen serta kejelasan lebih

    lanjut mengenai tanggung jawab direksi

    Ketika seluruh perusahaan publik diharuskan untuk memiliki komite audit

    independen, independensi dan efektifitas komite tersebut menjadi suatu tantangan

    utama. Efektifitas komite audit harus ditingkatkan, dan harus sesuai dengan

    standar internasional, penggunaan pihak ahli dari luar sangat dianjurkan.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    35/58

    35

    Remunerasi anggota komite dapat membantu dalam meningkatkan akuntabilitas,

    bisa dengan memilih dari pihak luar. Direksi harus peduli dengan peran dan

    tanggung jawab mereka kepada perusahaan, serta evaluasi dewan harus dilakukan

    agar performa mereka dapat dinilai apakah masih sesuai dengan tujuan

    perusahaan.

    3. Peningkatan kualitas dan realibilitas informasi keuangan dan pengungkapan

    yang dibuat oleh perusahaan publik

    Menentukan tanggal untuk adopsi penuh dengan standar akuntansi dan audit

    internasional agar konsisten dengan praktik terbaik yang sudah dinilai secara

    internasional. Akuntan harus dilatih atas standar internasional tersebut serta proses

    untuk aksi yang disiplin ketika ada akuntan yang melanggar serta melakukan

    penipuan ditingkatkan. Direkomendasikan untuk membuat laporan

    pertanggungjawaban serta internal kontrol perusahaan oleh CEO dan CFO dalam

    laporan tahunan agar terlihat efektifitas internal kontrol sesuai dengan standar

    internasional. Auditor eksternal harus menyatakan opini terhadap laporan tersebut

    di masa depan. SEC harus melanjutkan secara komprehensif dan terbiasa untuk

    mereview seluruh laporan keuangan perusahaan termasuk yang mungkin terdapat

    atau indikasi masalah yang potensial. SEC harus mempertimbangkan untuk

    melaksanakan sesuatu secara profesional untuk penuhi perjanjian dengan

    konsumen.

    4. Menetapkan pelaksanaan tata kelola perusahaan sebagai hal utama

    Meningkatkan kekuatan independensi SEC lalu meningkatkan penegakan atas

    pelanggaran hukum. Dewan harus diduduki oleh orang yang kompeten dan dapat

    meyakinkan bahwa SEC tidak dapat menjadi subjek intervensi politik, lalu SEC

    harus terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan para investigator. SECharus mendukung penuh dalam penegakan pelanggaran hukum.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    36/58

    36

    PrinsipDia

    mati

    Rata

    -

    Rata

    diam

    ati

    Seba

    gian

    diam

    ati

    Mate

    rial

    Tida

    k

    Diamati

    Tida

    k

    Dia

    mati

    Keterangan

    Prinsip 1 : Menjamin Kerangka Dasar Corporate Govern ance yang Efektif

    1A. Kerangka Tata KelolaPerusahaan Secara Keseluruhan X Mengembangkan Kerangka Tata Kelola Perusahaan dengan cepat

    1B. Kerangka Kerja HukumX

    Sudah sesuai dengan aturan SEC

    1C. Regulasi Yang Jelas AtasPembagian Tanggung Jawab X

    Peran utama dipegang oleh SEC

    1D. Peraturan Otoritas, Integritas,dan Sumber daya X

    Isu legal dibawah SEC sangat kompleks sehingga dibutuhkantraining untuk para hakim agar terbiasa

    Prinsip II : Hak-hak Pemegang Saham dan Fungsi-fungsi Penting Kepemilikan Saham

    2A. Hak dasar pemegang sahamX

    Hak dasar dalam perusahaan

    2B. Hak untuk berpartisipasi dalamkeputusan X

    Kkeharusan untuk persetujuan minimal 75% total suara termasukpemegang saham minoritas

    2C. Hak Pemegang Saham dalamRUPS

    X

    Keharusan untuk ungkap 10 pemegang saham terbesar dan pihakyang memiliki kontrol material

    2D. Pengungkapan kontrolproporsional X

    Pengungkapan kepemilikan yang dibutuhkan

    2E. Pengaturan kontrol yangdiizinkan untuk berfungsi X

    Keharusan untuk mengungkapkan mengenai policy atas manajemenkonflik material ataupun konflik interst

    2F. Pelaksanaan hak kepemilikan Tidak ada aturan yang spesifik

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    37/58

    37

    yang difasilitasi X

    2G. Pemegang Saham diperbolehkanuntuk berkonsultasi satu sama lain X

    Tidak ada hambatan hukum untuk konsultasi

    Prinsip III : Perlakuan yang sama terhadap Pemegang Saham

    3A. Semua pemegang saham harusdiperlakukan sama X

    Perlindungan terbatas dari pemegang saham minoritas, terbatasganti rugi

    3B. Melarang insider tradingX

    Penanganan yang serius atas praktik insider trading dengan adanyapinalti dan hukuman penjaran

    3C. Dewan / manajermengungkapkan kepentingan X SET telah mengatur mengenai transaksi pihak berelasi

    Prinsip IV :Peran Stakeholder Dalam Tata Kelola

    4A. Hak hukumstakeholderharusdihormati X

    Kerangka tata kelola perusahaan dalam bentuk prinsipal

    4B. Ganti Rugi StakeholderX

    Pemegang saham yang hak nya di langgar dapat menuntut kepengadilan

    4C. Mekanisme Peningkatan kinerjaX

    Adanya aturan mengenai pengungkapan pemegang saham ESOPyaitu direksi serta staff

    4D. Pengungkapan StakeholderX

    Belum adanya pengungkapan mengenai indikator sosial danlingkungan atau informasi yang menyangkut mengenai karyawan

    4E. perlindungan whistleblowerX

    Perlindungan whistleblower terbatas

    4F. Hak Hukum kreditur danPenegakannya X

    Otoritas diikut campuri dengan etika yan g tidak terlalu konsistendengan hukum

    Prinsip V :Pengukapan dan Transparansi

    5A. standar pengungkapan

    X

    Dibuatnya laporan tahunan, serta pengungkapan mengenaikeuangan, tujuan, shareholders, remunerasi, transksi pihak berelasidsb

    5B. Standar akuntansi dan audit Penggunaan TAS sebagai dasar standar akuntansi agak berbeda

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    38/58

    38

    X dengan standar IFRS

    5C. Audit independen setiap tahunX

    Dilakukannya rotasi auditor eksternal per 5 tahun

    5D. Auditor eksternal yangbertanggung jawab X

    Kewajiban bagi komite audit untuk menominasikan auditoreksternal

    5E. Adil dan Penyebaran yang tepatwaktu

    X

    Perusahaan publik harus menyediakan informasi sesuai jadwal danpengungkapan atas informasi yang material dan informasi dapatdiakses pada website perusahaan

    5F. Penelitian Konflik kepentingan X SEC mengeluarkan aturan menganai konflik kepentingan

    Prinsip VI :Tanggung Jawab Dewan

    6A. Bertindak dengan due diligencedan Peduli X

    Kewajiban untuk adanya minimal 5 direksi dan setengahnyaberdomisili di Thailand

    6B. Perlakukan semua pemegangsaham dengan cukup X

    PCA menyatakan mengenai otorisasi dan tanggung jawabmanajemen oleh dewan direksi

    6C. Menerapkan standar etika yangtinggi X

    Tidak secara khusus menyatakan mengenai kebutuhan etika

    6D. Memenuhi fungsi kunci tertentuX

    PCA tidak secra spesifik mengeluarkan fungsi mengenai dewan

    6E. Melakukan penilaian yangobyektif X

    Tidak adanya batasan jumlah anggota pada dewan dan tidak adakebutuhan bagi para direksi untuk datang pada rapat dewan direksi.

    6F. Menyediakan akses informasi

    X

    Informasi dibuat oleh manajemen untuk para dewan, dan dalampelaksanaannya telah baik. Komite audit dapat meminta saran

    profesional independen.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    39/58

    39

    III. MALAYSIA

    Pencapaian/ Perkembangan sejak peni laian sebelumnya

    Corporate Governancemulai diimplementasikan di Malaysia sejak 1998. Hal ini

    dimulai pada saat Badan Keuangan pada level tinggi, yang tergabung dari pihak

    pemerintah dan swasta, dibentuk untuk mengidentifikasi kelemahan-kelamahn utama

    yang menyebabkan krisis keuangan di Asia. Pembahuruan utama yang dilakukan adalah

    termasuk pengembangan sebuah master plan komprehensif untuk mengembangkan

    pasar modal, demutualisasi bursa efek Malaysia, pengenalan Code of Corporate

    Governance, serta merubah komposisi dan peran dari Board of Director. Pada tahun

    2004, paturan pengungkapan dan perlindungan saksi mulai dikuatkan. Pada 2005,

    pembahuruan besar mulai dilakukan untuk memeriksa government linked corporations

    (GLCs).

    I su-I su Utama

    Dalam meningkatkan dan memperbaiki penerapan corporate governance,

    Malaysia dihadapi dengan beberapa tantangan yaitu: Presentasi kepemilikian

    pemerintah yang masih besar; Tingkat saham yang dimiliki oleh publik atau dikenaldengan istilah free float, masih sangat rendah; Akuntabilitas Dewan Komisaris dan

    Direksi serta perlindungan pemegang saham non-pengendali perlu diperbaiki. Selain itu,

    peran dari institutional investors dan shareholder activism dalam kerangkan kerja

    corporate governanceperlu dikuatkan.

    Langkah-langkah Selanjutnya

    Laporan ini mengindentifikasi berbagai pengukuran yang berfokus pada

    pelaksanaan dan implementasi termasuk:

    Kontinuitas dan konsistensi penerapan pengungkapan dan persyaratan pelaporan

    oleh regulator, dengan berfokus pada penyediaan informasi yyang berkualitas;

    Implementasi pembahuruan legislative untuk meningkatkan independensi dan

    akunbalitas Dewan Komisaris dan Direksi terhadap investor.

    Mengembangkan dasar hukum dan memperkenalkan sebuah lembaga investor yang

    aktif.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    40/58

    40

    Market Profil e

    Keuangan Malaysia mengalami pertumbuhan untuk tahun 2004, dengan GDP

    sebesar 7.1% (RM 248 miliar) atau sebesar 5.3% dari tahun 2003. Kuala Lumpur

    Composite Index pada akhir 2004 berada pada posisi 907.43 poin atau meningkat

    14.3% dari akhir tahun 2003. Kapitalisasi pasar meningkat RM 722.04 miliar atau

    sebesar 12.8% dari tahun 2003. Aktivitas pasar memiliki annual turnover sebesar 108

    atau RM 217.6 miliar. Likuiditas pasar 2004, sedikit menurun dengan posisi average

    daily turnover 433 juta unit dibandingkan 2003 dengan posisi 456 juta unit. Kinerja

    pasar yang meningkat dan banyaknya ketertarikan investor pada 72 Initial Public

    Offerings (IPOs). Total dana di pasar modal sedikit mengalami penurunan, dengan

    posisi 2004 pada RM 6.5 miliar dibanding 2003 dengan posisi RM 7.8 miliar.

    Capital Market Master Plan (CPM) telah dikembangkan pada 2001 untuk

    menetapkan framework pengembangan jangka panjang dari pasar dan menyediakan

    kejelasan bagi issuer, investor, dan intermediaries. CPM terdiri ada 152 rekomendasi,

    termasuk 10 rekomendasi yang berfokus pada corporate governance. Pada Desember

    2004, 62% dari rekomendasi tersebut telah selesai dan 38% masih dalam proses

    penyelesaian.

    Kerangka kerja hukum untuk corporare governance didasarkan pada common law.

    Peraturan untuk pasar sekuritas adalah The Companies Act of 1965 (CA).

    Salat satu kelemahan yang menyebabkan terjadinya krisis keuangan 1997 ialah adanya

    overlapping authority yang menghasilkan akuntabilitas regulator pasar modal yang

    ambigu.

    Pri nciple - By - Principle Review of Corporate Governance

    Hasil penilaian penerapan enam prinsip corporate governance menurut OECD

    yang terdiri atas 32 sub prinsip, Malaysia mendapatkan hasil 26 sub prinsip

    dikategorikan largely observed, 1 sub prinsip dikategorikan observed dan 5 partially

    observed. Observed berarti seluruh kritieria utama talah dipenuhi tanpa adanya

    significant deficiencies. Largely observedadalah hanya terdapat kekurangan kecil yang

    perlu diamati, namun t idak menimbulkan mengenai kemapuan dan keinginan regulator

    untuk memperbaikinya dalam jangka pendek. Parti all y observed adalah hukum dan

    regulasi telah dibuat namun terdapat praktik yang bertentangan.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    41/58

    41

    PrinsipSub Prinsip Hasil Penilaian Keterangan

    Prinsip 1 :

    Menjamin Kerangka Dasar Corporate Governance yang Efektif1A. Kerangka Tata Kelola PerusahaanSecara Keseluruhan

    Largely ObservedPeningkatan GDP 2004, yang merupakan hasil dari pengembanganCorporate governance.

    1B. Kerangka Kerja Hukum Largely ObservedCorporate governancedidasarkan pada common law, dan telah dicerminkan dalam berbagai undang-undang seperti the Companies Act(CA) of 1965 dan the Securities Commision Act (SCA) of 1993.

    1C. Regulasi Yang Jelas Atas PembagianTanggung Jawab

    Largely Observed Pembagian yang jelas atas tanggung jawab antara SecuritiesCommision (SC), Companies Commission of Malaysia (CCA), danBursa Malaysia Securities Berhard (Bursa) serta regulator lainnya

    1D. Peraturan Otoritas, Integritas, danSumber daya

    Largely Observed Terkait peran SC telah di atur dalam SCA.

    Prinsip II :

    Hak-hak Pemegang Saham dan Fungsi-fungsi PentingKepemilikan Saham

    2A. Hak dasar pemegang saham Largely Observed Perlindungan Hak pemegang saham2B. Hak untuk berpartisipasi dalamkeputusan Partially Observed

    Keputusan mendasar dibuat dengan tidak kurang dari 75 % suaramayoritas

    2C. Hak Pemegang Saham dalam RUPS Largely Observed Periode pemberitahuan dipernpanjang dari 14 hari menjadi 21 hari2D. Pengungkapan kontrol proporsional Largely Observed Terdapat regulasi mengenai pengungkapan persentase kepemilikan2E. Pengaturan kontrol yang diizinkan

    untuk berfungsi

    Largely Observed Aturan Wajib penawaran tender 33 %

    2F. Pelaksanaan hak kepemilikan yangdifasilitasi

    Partially Observed Tidak ada kewajiban untuk mengungkapkan kebijakan hak suara

    2G. Pemegang Saham diperbolehkanuntuk berkonsultasi satu sama lain

    Largely Observed Tidak ada regulasi yang mengatur

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    42/58

    42

    Prinsip III :Perlakuan yang sama terhadap Pemgang Saham

    3A. Semua pemegang saham harusdiperlakukan sama

    Partially ObservedRegulasi CA telah mengatur perlindungan pemegang sahamminoritas

    3B. Melarang insider tradingLargely Observed insider tradingdiatur dalam SIA

    3C. Dewan / manajer mengungkapkankepentingan

    Largely Observed Pengungkapan transaksi pihak berelasi

    Prinsip IV :Peran Stakeholdersdalam Tata Kelola4A. Hak hukumstakeholderharusdihormati

    Largely Observed Hak pemangku kepentingan telah diatur dalam berbagai peraturan

    4B. Ganti Rugi Stakeholder Largely Observed Karyawan dan kreditor dapat mengajukan tindakan hukum

    4C. Mekanisme Peningkatan kinerja Largely ObservedSkemashare optiondan mekanismeprofit-sharinglainnyadiperbolehkan oleh peraturan

    4D. Pengungkapan Stakeholder Largely ObservedPenyampaian laporan tahunan tidak boleh lebih dari 6 bulan sejaktahun buku berakhir

    4E. Perlindungan whistleblower Largely Observed Diatur dalam SC, dan efektif sejak Januari 20044F. Hak Hukum kreditur danPenegakannya

    Largely Observed Telah diatur dalam regulasi

    Prinsip V :

    Pengungkapan dan Transparansi

    5A. Standar pengungkapan Largely Observed Persyaratan pengungkapan yang cukup kuat5B. Standar akuntansi dan audit Observed Pengawasan yang ketat5C. Audit independen setiap tahun

    Largely Observed MIA kompatibel dengan ISA

    5D. Auditor eksternal yang bertanggungjawab

    Largely Observed Terdapat sanksi tegas yaitu RM 1 juta

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    43/58

    43

    5E. Adil dan Penyebaran yang tepatwaktu

    Largely Observed Informasi telah tersedia dengan mudah dan tepat waktu

    5F. Penelitian Konflik kepentingan Largely Observed Telah diregulasi serta diawasi oleh SC dan Bursa

    Prinsip VI:

    Tanggung Jawab Dewan6A. Bertindak dengan due diligencedanPeduli

    Partially Observed Telah diregulasi dalam CA, Malaysia Code dan Persyaratan Listing

    6B. Perlakukan semua pemegang saham

    dengan cukup

    Largely Observed Telah diatur dalam CA

    6C. Menerapkan standar etika yangtinggi

    Partially ObservedTelah diatur dalam Malaysia Code of Business Ethics, danmembentuk National Integrity Plan

    6D. Memenuhi fungsi kunci tertentu Largely ObservedPelatihan MAP dan persyaratan pengungkapan program pelatihanlainnya

    6E. Melakukan penilaian yang obyektif Largely Observed Telah mengatur mengenai pembentukan komite audit

    6F. Menyediakan akses informasi Largely ObservedTersedia akses informasi yang diatur secara hukum untuk paraanggota dewan

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    44/58

    44

    I su- isu Utama Corporate Governance

    Di bawah ini merupakan isu utama dalam hasil penilaian ROSC 2005 secara

    umum di Malaysia:

    Perlindungan Investor

    Hak dasar pemegang saham telah diterapkan dengan baik di Malaysia. Informasi

    telah tersedia dalam jangka waktu dan cara yang sesuai. Selanjutnya, ada

    persyaratan untuk memfasilitasi pemegang saham untuk menggunakan hak

    voting, termasuk secara tertulis dan periode pemberitahuan yang lebih lama

    Hak-hak pemegang saham telah dilindungin dalam the Companies Act (CA) of

    1965 dan the Securities Commision Act (SCA) of 1993. Hak voting merupakan

    hak fundamental bagi pemagang saham, dan dibatasi dengan jumlah saham yang

    dimilikinya. Isu terkait government-linked corporations ialah adanya special

    share yang dimiliki pemerintah yang memebrikan mereka hak veto. Penilaian

    menunjukan bahwa, selama 15 tahun, informasi yang tersedia untuk publik terkait

    instasi pemerintah tidak menunjukan adanya perlakuan terhadap hak voting

    tersebut. Special share mungkin memberi kenyamanan bagi sebagia kecil

    investor, namun dari sisi lain hal ini memiliki petensi untuk digunakan terkait

    kebijakan publik yang mungkin secara keseluruhan tidak sesuai dengan tujuan

    jangka pendek. Bagaimanapun, adanya special share akan menjadi poison pill

    bagi pasar, karena mengambilpotential returninvestor.

    CA telah mengatur mengenai penyelesaian atas pemegang saham yang dirugikan

    oleh oleh perusahaan, atau diperlakukan tidak adil. Terdapat kelemahan utama

    investor yaitu, kemampuan untuk bertindak melawan perusahaan terkait

    pelanggaran peran fidusia perusahaan.

    Pengungkapan

    Pemegang saham pengendali adalah yang memiliki saham di atas 5%. Pemegang

    saham pengendali secara hukum diminta untuk melakukan pemberitahuan kepada

    perusahaan, dengan sebuah salinan kepada Bursa, terkait segala perubahan

    persentase kepemilikan.

    Transaksi dengan pihak berelasi diatur dalam syarat listing. Persetujuan pemegang

    saham dibutuhkan secara hukum untuk transaksi dengan pihak berelasi, akusisi

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    45/58

    45

    aset yang material serta pengahpusan aset yang material bagi perusahaan.

    Kepercayaan untuk pengaturan transaksi dengan pihak berelasi dengan hanya

    dengan peraturan listingtidak akan memadai.

    Dalam persyaratan listing dan CA, perusahaan diminta untuk mengungapkan

    berbagai hal dalam laporan tahunannya, yaitu:

    - Nama pemegang saham pengendali dan persentase kepemilikannya.

    -

    Kepemilikan Dewan Komisaris dan Direksi, atau hubungan dengan

    perusahaan.

    -

    Jumlah pemegang saham, dan convetible securities, serta hak voting yang

    ada didalamnya.

    PLCs diminta untuk mengungkapkan semua informasi material (price sensitive).

    Company Oversight and the board

    Kompisis board telah disaratkan untuk terdiri atas direktur eksekutif dan drektur

    independen. Malaysia Code of Corporate Governance (MCCG)

    merekomendasikan 1/3 dari board merupakan direktur independen, dan

    persyaratan listingmensyaratkan terdapat minimal 2 direktur independen atau 1/3

    dari board tergantung mana yang lebih banyak. Dalam praktiknya, kebanyakan

    board perusahaan terdiri dari 7 sampai 9 anggota. Semakin besar jumlah

    anggotannya maka semakin besar pula jumlah direktur independennya.

    MCCG merekomendasikan bahwa pengangkatan komite dilakukan dengan

    mejelsakan tanggung jawabnya secara jelas untuk membantu komite dalam

    menjalankan tugasnya, termasuk komite audit dan komite remunerasi, dan juga

    merencanakan struktur anggota, apakah semua atau hanya sebagian yang

    merupakan direktur independen. Gungsinya ialah merekomendasikan remunerasi

    bagi direktur eksekutif, memberikan saran. Remunerasi bagi direktur independenakan didiskusikan oleh kesuluruhan board, dan direktur tidak boleh mengikuti

    pembahasan remunerasi mereka sendiri.

    Peran dari direktur independen adalah:

    -

    Berkontribusi dalam perencanaan strategis perusahaan.

    - Melengkapi keahlian perusahaan dengan latar belakang dari berbagai

    bidang.

    - Mewakili kepentingan pemegang saham pengendali dalam board.

  • 8/10/2019 Pertemuan 14_makalahcg

    46/58

    46

    - Menyediakan sudut pandang yang seimbang dan independen.

    Menurut MCCG, perusahaan publik harus membentuk komite audit, dang

    mayoritas anggotanya harus independen. Salah satu fungsi komite audit ialah

    melakukan penilaian per empat bulan sebelum disetujui oleh board. Terdapat

    ruang lingkup bagi fungsi komite audit namun tetap menghargai eksternal auditor.

    CA juga telah mengatur peran umum dan spesifik dari direktur. Salah satu peran

    umumnya ialah bertindak secara jujur dan sesuai dengan apa yang mereka percaya

    sebagai suatu kepentingan yang baik bagi keseluruhan perusahaan.

    Semua anggota board perusahaan publik diwajibkan untuk mengikuti program

    pelatihan yaitu Mandatory Accreditation Program (MAP). Kurikulum program ini

    ialah mencakup tata kelola perusahaan, peran, tanggung jawab, serat kewajiban,

    manajemen risiko, dan kerangka kerja hukum. Dalam peraturan listing, untuk

    laporan tahunan 2005 dan seterusnya diwajibkan untuk mengungkapan pelatihan

    apa saja yang diikuti oleh anggota boardselain MAP.

    Enforcement

    Securities Commission (SC) bertanggung jawab bagi perlindungan investor. Hal

    Ini juga diwajibkan oleh undang-undang untuk mendorong dan mempromosikan

    pengembang