pertambangan yang berkelanjutan

6
Pertambangan yang Berkelanjutan di Abad ke-21 Pengolahan Mineral 01 Dimas Pratamawansyah Putra / 1306405181 Faculty of Engineering University of Indonesia 2015

Upload: nuradityatama-adit

Post on 17-Sep-2015

516 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

  • Pertambangan yang Berkelanjutan

    di Abad ke-21

    Pengolahan Mineral 01

    Dimas Pratamawansyah Putra / 1306405181

    Faculty of Engineering

    University of Indonesia

    2015

  • Sejarah Konsep Berkelanjutan

    Pembangunan berkelanjutan pertama kali diperkenalkan

    pada tahun 1972 pada Konferensi Persatuan Bangsa-Bangsa

    (PBB) tentang Lingkungan Hidup Manusia di Stockholm,

    Swedia. Pada konferensi tersebut, dunia menyadari

    sepenuhnya bahwa perkembangan pesat populasi manusia

    harus bertahan dalam keterbatasan sumber daya. Tanpa ada

    yang yang baik, sumber daya seperti makanan, energi, dan

    air dapat habis, yang pada akhirnya akan mengarah ke

    krisis global. Selanjutnya, International Union forthe Conservation of Natural Resources (IUCN)

    menerbitkan Strategi Konservasi Dunia(World Conservation Strategy/WCS) pada tahun 1980

    yang merupakan cikal bakal konsep pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 1987, World

    Commission on Environment and Development (WCED) merumuskan defenisi pembangunan

    berkelanjutan sebagai pembangunan yangmemenuhi kebutuhan masa kini tanpa

    mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri"

    Pertambangan Berkenlanjutan

    Konsep berkelanjutan dalam industri pertambangan

    merupakan turunan dari konsep pembangunan berkelan-

    jutan yang secara kontemporer terus dikampanyekan di

    berbagai sektor. Khusus pada bidang pertambangan,

    konsep berkelenjutan memiliki posisi yang unik karena

    barang tambang bukanlah sumber daya yang d apat

    diperbaharui. Sekali cadangan habis ditambang, maka

    selesailah kegiatan pertambangan tersebut. Tidak peduli

    betapa menguntungkan ia pada awalnya dan betapa banyak orang yang menggantungkan hidup

    darinya, tambang harus tetap ditutup jika deposit mineral/ bahan tambangnya sudah habis.

    Industri pertambangan menyadari sepenuhnya bahwa masa depan sektor ini sangat ditentukan

    oleh pencapaian pembangunan berkelanjutanvmereka sendiri. Oleh karena itu, setiap aktifitas

  • pertambangan harus memenuhi harapan sosial (social expectations) dan harus berbagi tanggung

    jawab dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan. Hal ini sangat penting untuk mulai

    dilakukan sejak masa-masa awal kegiatan pertambangan, bahkan sejak pembangunan tambang

    mulai direncanakan.

    Laporan proyek Mining, Mineraland

    Sustainable Development (MMSD)

    yang dirilis tahun 2002, merancang

    sebuah kerangka kerja pembangunan

    berkelanjutan pada sektor mineral.

    Dalam laporan tersebut dijelaskan

    bahwa yang dimaksud penerapan

    konsep pembangunan berkelanjutan

    pada industri pertambangan bukanlah

    upaya membuat satu tambang baru

    untuk mengganti tambang lain yang sudah ditutup, tetapi melihat sektor pertambangan secara

    keseluruhan dalam memberikan kontribusi pada kesejahteraan manusia saat ini tanpa

    mengurangi potensi bagi generasi mendatang untuk melakukan hal yang sama. Oleh karena itu,

    pendekatan pertambangan berkelanjutan harus komperhensif dan berwawasan ke depan.

    Komperhensif yang dimaksud adalah menimbang secara keseluruhan sistem pertambangan

    mulai dari tahap eksplorasi hingga penutupan tambang, termasuk distribusi produk dan hasil-

    hasil tambang, sedangkan berwawasan ke depan adalah menetapkan tujuan-tujuan jangka

    pendek dan jangka panjang secarakonsisten dan bersama-sama.

    Terdapat 3 prioritas utama untuk memaksimalkan potensi pertambangan berkelanjutan:

    1. Menganalisis dampak dan keuntungan sosial, ekonomi, kesehatan, serta lingkungan

    selama siklus kegiatan pertambangan, keselamatan, dan kesehatan pekerja.

    2. Meningkatkan partisipasi para pemangku kepentingan termasuk masyarakat adat dan

    lokal serta kaum perempuan.

    3. Mengembangkan praktik pertambangan berkelanjutan melalui penyediaan dukungan

    teknis serta pembangunan fasilitas dan keuangan kepada negara berkembang dan miskin.

    Kubah (domes) untuk optimalisasi penampungan concentrate pada pertambangan berkelanjutan di Afrika Selatan

  • Dengan demikian dapat dipahami bahwa konsep keberlanjutan dalam pertambangan tidak

    berarti kegiatan tersebut harus dilakukan terus menerus, begitu pula jika diasumsikan secara

    sederhana dengan membuat tambang baru untuk melanjutkan tambang lain yang sudah ditutup.

    Konsep keberlanjutan dalam industri ini diarahkan pada upaya untuk memaksimalkan manfaat

    pembangunan pertambangan dan pada saatyang sama mampu meningkatkan keberlanjutan

    lingkungan dan sosial. Artinya, konsep keberlanjutan pada sektor ekstraksi mineral dan batubara

    ditekankan pada optimalisasi dampak-dampak positif yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut

    dengan menitikberatkan pada akulturasi pilar-pilar ekonomi, sosial dan lingkungan (konsep triple

    bottom-line).

    Dalam kenyataannya implementasi praktek-praktek

    pertambangan berkelanjutan tetap harus

    dilihat secara utuh dan terintegrasi. Konsep the

    triple bottom-line gagal mempertimbangkan dua

    unsur teknis yang sangat penting dan tidak

    terpisahkan dalam operasi pertambangan

    berkelanjutan, yang pertama keselamatan (safety) dan yang kedua efisiensi sumber daya

    (resource efficiency). Integrasi ini masukan berharga dan dianggap sebagai pengembangan model

    awal. Demikianlah, selain berkewajiban mengamankan pasokan material dalam

    rangka pemenuhan kebutuhan pertumbuhan di masa depan, kegiatan pertambangan juga harus

    dilakukan secara ekonomis, ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial dan dengan cara-

    cara yang aman dan efisien. Oleh karena itu, pengembangan prinsip pengelolaan pertambangan

    yang berkelanjutan adalah misi yang sangat penting, saat ini dan di masa yang akan datang

    Pertambangan Berkenlanjutan di Indonesia

    Seiring dengan kampanye global tentang pertambangan berkelanjutan, riset tentang topik ini

    juga mulai berkembang di Indonesia. Walaupun pertumbuhannya tidak begitu fantastis bahkan

    cenderung lambat, tema-tema berkelanjutan mulai dibahas pada sektor pertambangan.

    Beberapa perusahaan tambang secara sadar berusaha menjadikan praktek-praktek

    pertambangan berkelanjutan sebagai program perusahaan yang diintegrasikan sebagai

    kebutuhan korporasi. Sebagai contoh adalah PT Newmont Nusa Tenggara yang secara khusus

    Adaptasi konsep pertambangan berkelanjutan

  • mengembangkan Sustainable Mining Bootcamp, sebuah program edukasi bagi masyarakat

    umum untuk melihat langsung proses penambangan dan aktivitas masyarakat di sekitar area

    tambang Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat, NusaTenggara Barat. Contoh lain adalah PT

    Freeport Indonesia, afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc berkomitmen untuk

    mengimplementasikan kerangka kerja pembangungan berkelanjutan pada seluruh kegiatan

    operasinya.

    Perhatian yang lebih besar diberikan oleh komunitas internasional sebagai bagian dari upaya

    Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan. Hal ini menjadi penting karena dunia

    menganggap banyak kegiatan pertambangan di Indonesia tidak sesuai dengan upaya

    pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, yang pada akhirnya berpeluang

    menyumbang deforestasi. Riset ini mengkaji tentang upaya penyelarasan pembangunan

    berkelanjutan antara kehutanan dan pertambangan di Indonesia, dengan mengambil lokus di

    Provinsi Kalimantan Tengah. Sebagai negara dengan potensi

    pertambangan yang besar, Indonesia

    harus secara aktif & berkesinambungan

    mendorong pelaksanaan pertambangan

    berkelanjutan demi mencapai cita-cita

    pengelolaan sumber daya alam untuk

    kemakmuran rakyat yang sebesar-

    besarnya. Pemerintah baik pusat maupun daerah diharapkan mampu memainkan perannya

    sebagai regulator dengan baik agar pertambangan dapat secara optimal berkontribusi positif

    terhadap pembangunan berkelanjutan. Bagi kalangan industri, penerapan praktek-praktek

    pertambangan berkelanjutan hendaknya disadari sepenuhnya sebagai kebutuhan bisnis

    perusahaan, bukan sekedar kewajiban. Dalam jangka panjang, hanya perusahaan-perusahaan

    yang mampu menginternalisasi konsep pertambangan berkelanjutan pada setiap kegiatan

    operasinya yang mampu bertahan, diterima oleh masyarakat dan negara dan dapat

    menyesuaikan terhadap perubahan yang terjadi. Perusahaan seperti inilah yang pada akhirnya

    mampu dikenang sebagai agen pembangunan, dan penghasil keuntungan yang optimal.

  • Refrensi:

    http://hopebuilding.pbworks.com/w/page/19222382/Creating%20a%20sustainable,%2

    0caring%20community%20in%20an%20abandoned%20Swazi%20mining%20town

    http://www.solidsonline.com/articles/1563-Domes-for-Sustainable-Mining

    http://sustainableminingtechnologies.com/mining-experience-2.pdf

    http://ptfi.co.id/id/csr/freeport-in-environment

    https://www.academia.edu/9493248/MAKALAH_GEOGRAFI_KEGIATAN_PERTAMBANG

    AN_YANG_BERKELANJUTAN