persyaratan obat tradisional

Upload: anggy-clamentina

Post on 14-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ot

TRANSCRIPT

Persyaratan Obat TradisionalUntuk menjamin khasiat dan keamanan jamu pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai persyaratan Obat Tradisional yang diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI. Persyaratan obat tradisional sebagaimana disebutkan dalam Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 661/IMenkes/SK/VII/1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional adalah mencakup:1. Kadar airKadar air dipersyaratkan untuk semua bentuk obat tradisional kecuali dodol atau jenang, cairan obat dalam, sari jamu, koyok, cairan obat luar, dan salep/krim. Kadar air obat tradisional adalah banyaknya air yang terdapat di dalam obat tradisional. Air tersebut berasal dari kandungan simplisia, penyerapan pada saat produksi atau penyerapan uap air dari udara pada saat berada dalam peredaran. Kadar air harus tetap memenuhi persyaratan, selama di industri maupun di peredaran. Upaya menekan kadar air serendah mungkin perlu mendapat pertimbangan terutama bila kandungan obat tradisional tergolong minyak atsiri atau bahan lain yang mudah menguap.Penetapan kadar air dengan gravimetri tidak dianjurkan karena susut pengeringan tersebut bukan hanya diakibatkan menguapnya kandungan air tetapi juga diakibatkan minyak atsiri dan zat lain yang mudah menguap. Kadar air yang dipersyaratkan adalah tidak lebih dari 10 %.2. Angka Lempeng TotalAngka lempeng total dipersyaratkan untuk semua bentuk obat tradisional. Angka lempeng total harus ditekan sekecil mungkin. Meskipun mikroba tersebut tidak membahayakan bagi kesehatan, tetapi kadang-kadang karena pengaruh sesuatu dapat menjadi mikroba yang membahayakan. Angka lempeng total dapat digunakan sebagai petunjuk sampai tingkat berapa industri tersebut melaksanakan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik. Makin kecil angka lempeng total bagi setiap produk, makin tinggi nilai pengetrapan CPOTB di lndustri tersebut.Angka lempeng total yang dipersyaratkan adalah tidak lebih dari 10 kecuali pada tablet (104).3. Angka kapang dan khamirAngka kapang dan khamir dipersyaratkan untuk semua bentuk obat tradisional kecuali koyok, cairan obat luar, dan salep/krim. Jumlah kapang (jamur) dan khamir yang besar, menunjukkan kemunduran dari mutu obat traditional. Kapang dan khamir akan berkembang biak bila tempat tumbuhuya cocok untuk pertumbuhan. Disamping itu kapang tertentu ada yang menghasilkan zat racun (toksin) seperti jamur Aspergilus flavus dapat menghasilkan aflatoksin. Angka kapang dan khamir yang dipersyaratkan adalah tidak lebih dari 10.

4. Mikroba patogenMikroba patogen dipersyaratkan untuk semua bentuk obat tradisional. Yang dimaksud dengan mikroba patogen ialah adalah semua mikroba yang dapat menyebabkan orang menjadi sakit, bila kemasukan mikroba tersebut. Obat tradisional untuk penggunaan obat dalam perlu diwaspadai adanya mikroba seperti:Salmonella, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa. Obat Tradisional untuk penggunaan obat luar perlu diwaspadai adanya mikroba seperti:Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans, Clostridium perftingens, Bacillus antracis. Dipersyaratkan mikroba patogen adalah negatif.5. AflatoksinAflatoksin adalah racun yang dihasilkan oleh kapang Aspergillus flavus dan Aspergillus paracitus. Aflatoksin terdiri atas lima kategori yaitu aflatoksin B1 (blue), B2, G1 (green), G2, dan M1 (milk). Aflatoksin B1 dianggap paling berbahaya karena kemampuannya merusak jaringan, terutama hati, dan sering dikaitkan dengan kerusakan sel hati yang terjadi pada penderita hepatitis. Racun ini juga dianggap karsinogenik yaitu zat yang dapat mendorong / menyebabkan kanker karena gangguan pada proses metabolisme seluler.Badan Pengawas Obat dan Makanan ( Badan POM ) Indonesia pada tahun 2004 menetapkan batasan sebesar 35 ppb untuk total aflatoksin dan 20 ppb untuk aflatoksin B1 (Pratiwi, 2009).6. Wadah dan penyimpananWadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi obat tradisional yang disimpan di dalamnya baik secara kimia maupun secara fisika, yang dapat mengakibatkan perubahan keamanan, kemanfaatan dan mutu. Wadah tertutup baik harus melindungi isinya terhadap masuknya bahan padat dari luar dan mencegah kehilangan waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan dan penjualan dalam keadaan dan dengan cara biasa. Wadah tertutup rapat harus melindungi isinya terhadap masuknya bahan padat atau lengas dari luar dan mencegah kehilangan, pelapukan, pencairan dan penguapan pada waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan dan penjualan dalam keadaan dan dengan cara biasa.Obat tradisional harus disimpan sedemikian rupa sehingga mencegah cemaran mikroba dari luar dan terjadinya peruraian. Pada suhu kamar harus disimpan pada suhu 15 C sampai 30 C. Pada tempat keringharus disimpan ditempat yang terhindar dari kelembaban dan harus disimpan ditempat yang terhindar dari sinar matahari langsung.7. Bahan tambahan (pemanis, pengisi, pengawet)Bahan tambahan dapat dibedakan menjadi bahan tambahan alami dan bahan tambahan kimia. Bahan tambahan kimia pada umumnya bersifat racun karena itu perlu ada pembatasan penggunaanya. Oleh karena itu pemakaian bahan tambahan jika tidak diperlukan agar dihindari.8. Keseragaman bobot (pil, serbuk)Keseragaman bobot terutama untuk takaran tunggal perlu diperhatikan agar ketepatan takaran yang dianjurkan dapat dipenuhi. Di samping keseragaman bobot yang dipersyaratkan oleh Departemen Kesehatan ada juga persyaratan metrologi dari Departemen Perdagangan yang tujuannya bukan ketepatan takaran tetapi mencegah pengurangan jumlah, isi maupun berat.9. Waktu hancurMakin cepat daya hancur pil, tablet, kapsul diharapkan makin besar dan makin cepat zat aktif yang diserap oleh tubuh. Makin besar dan makin cepat zat aktif yang diserap diharapkan makin cepat obat tradisional tersebut bereaksi di dalam tubuh, sehingga makin cepat dirasakan hasilnya (Menkes, 1994).

Persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh obat tradisional disebutkan dalam pasal34 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor: HK.00.05.41.1384, dilarang mengandungbahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika atau psikotropika, serta bahan hewan atau tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan untuk bahan baku simplisia yang digunakan untuk memproduksi obat tradisional harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan padaMateria Medika Indonesia.