persusuan jawa tengah harus berbenah

20
E-PAPER DINPERINDAG Provinsi Jateng EDISI APRIL 2012 “ONE TEAM, ONE SPIRIT, ONE GOALDinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 4 Telp. 8311705, 8311708, Fax.8311707, 8451700 S E M A R A N G 5 0 2 4 1 website : http://dinperindag.jatengprov.go.id

Upload: dinas-perindustrian-dan-perdagangan-provinsi-jawa-tengah

Post on 25-Mar-2016

245 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

e-Paper Bulan April 2012. © 2012. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Website : http://dinperindag.jatengprov.go.id | Email : [email protected] | Twitter : @dinperindag | Facebook : https://www.facebook.com/dinperindagprov

TRANSCRIPT

Page 1: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

E-PAPER DINPERINDAG Provinsi Jateng

EDISI APRIL 2012

“ONE TEAM, ONE SPIRIT, ONE GOAL”

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 4 Telp. 8311705, 8311708, Fax.8311707, 8451700 S E M A R A N G 5 0 2 4 1

website : http://dinperindag.jatengprov.go.id

Page 2: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

TIM PENYUSUN E-PAPER INFO INDAG Penanggung Jawab : Kepala Dinas

Pengarah : 1. Sekretaris Dinas 2. Para Kepala Bidang/Balai

Ketua Umum : Sigid Adi Brata Sekretaris : Siti Chiswati

Ketua Redaksi : Nina Veronika Marthahima Redaksi : 1. Hadi Pangestu

: 2. Sigid Adi Brata : 3. Teguh Prihadi : 4. Listyati PR

: 5. Kumarsi : 6. Subandi : 7. Faria Suryani

Publikasi TI : 1. Nandhi Nur Ardisasmito 2. Febriyan Nurul Santoso

Sekretariat Operasional

:

1. Hery Sutantyo K

2. Rebo Sukimin 3. Nugroho 4. Ludyantoro Sri Marsetyo

5. Budi Prasetyo

Sekapur Sirih

ASSALAMU’ALAIKUM WR WB.

Jawa Tengah memiliki

potensi akan hasil

pertanian salah satu

hasli pertanian yang

sangat potensial

untuk dikembangkan adalah komoditas

susu sapi perah, yang dihasilkan dari

Kab.Klaten, Kab.Boyolali, Kota Salatiga, Kab.

Banyumas, Kab. Semarang. Produksi susu

sapi perah di Jawa Tengah sebanyak

255.000 liter/hr dihasilkan dari 79.462 ekor

sapi perah, dimiliki oleh 27.329 peternak.

Susu tersebut dipasarkan didalam negeri,

kepada Industri Pengolahan Susu

PT.Indolakto (60.000 liter), PT.Sari Husada

(35.000 liter), Cita Nasional (15.000 liter)

dan Bendera (90.000 liter).

Berdasarkan data BPS kebutuhan susu

nasional mencapai 1,3 juta ton per tahun,

sedangkan produksi domestik baru

mencapai 0,4 juta ton (30%). Hal ini

merupakan peluang yang sangat besar

untuk pengembangan persusuan karena

pasar susu masih terbuka lebar. Namun

Page 3: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

kondisi persusuan di Jawa Tengah saat ini

masih relatif tertinggal dibandingkan

dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.

Beberapa permasalahan susu di Jateng saat

ini antara lain kualitas susu rendah, tidak

sesuai standart permasalahan kualitas susu

terjadi pada penanganan pasca panen

termasuk, proses handling, jalur distribusi

yang panjang, serta keterbatasan sarana

prasarana pendingin susu (colling unit),

disinilah peran pemerintah sangat

diperlukan bantuan colling unit bagi

kelompok / koperasi susu akan sangat

membantu peningkatan kualitas susu.

Belum terjadi keseimbangan antara

pasokan dan permintaan susu oleh IPS yang

relative stagnan sedangkan produksi susu

naik rata –rata 7 persen / tahun perlu

dicarikan alternative pasar lain seperti

industri susu olahan seperti susu segar,

yougrut, keju dan snak susu. Masalah lain

yang sangat mempengaruhi harga susu

segar hasil peternak local adalah harga susu

impor yang rendah membuat IPS tergiur

untuk melakukan impor sehingga

menyebabkan penyerapan susu local

menjadi berkurang.

Untuk mengatasi permasalahan industri

persusuan di Jawa Tengah telah

dilaksanakan beberapa hal sebagai upaya

untuk mendukung peningkatan kualitas

susu, menciptakan sistem pamasaran yang

efesien yang pada gilirannya dapat

meningkatkan pendapatan peternak susu,

langkah tersebut antara lain; a) telah

dibentuk Tim klaster industri susu dengan

melibatkan semua stakeholder sebagai

sebuah wadah yang diharapkan mampu

membantu penyelesaian permasalahan

persusuan, b) menyusun dan

mengaplikasikan kesepakatan SOP distribusi

susu Menyusun dan mengaplikasikan

kesepakatan SOP distribusi susu disertai

dengan penjadwalan peningkatan kualitas

susu, c) melakukan pemetaan potensi,

pendampingan aplikasi SOP dan

mengusahakan berbagai upaya untuk

memberikan fasilitasi terkait dengan upaya

peningkatan kualitas susu. D) mendorong

kemitraan peternak dan IPS, termasuk

mengupayakan berbagai hal yang terkait

dengan peningkatan penyerapan kuota

susu. E) mengupayakan fasilitasi bantuan

peralatan seperti colling unit ini, untuk

mengurangi penurunan kualitas mutu susu

sejak awal pasca panen susu ditingkat

peternak, sebelum diterima oleh IPS.

Page 4: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

Upaya tersebut diharapkan dapat

membantu menyelesaikan permasahan

industri susu di Jawa Tengah disamping itu

perlu dibuka pasar baru bagi susu segar

produksi peternak dengan menarik investor

untuk membuka pabrik di sentra produksi

susu segar Jawa Tengah baik pabrik susu

maupun pabrik olahan susu. Diperlukan

kebersamaan antara stakeholder industri

susu mulai dari IPS, peternak sapi , koperasi

susu dan Dinas terkait serta akademisi

untuk memajukan industri susu di Jawa

Tengah.

WASSALAMU’ALAIKUM WR WB.

Semarang, April 2012

Ir.IHWAN SUDRAJAT,MM

Page 5: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

Tajuk Rencana PERSUSUAN JATENG HARUS BERBENAH

Minum susu bagi balita dan anak –

anak merupakan keharusan untuk

memenuhi kebutuhan gizi sehingga kelak

mereka akan tumbuh menjadi anak yang

sehat, cerdas dan mempunyai ketahanan

tubuh yang prima, tetapi secara

keseluruhan berdasarkan survai tingkat

konsumsi susu masyarakat Indonesia masih

tergolong rendah sekitar 11,09 liter per

kapita per tahun, sedangkan salah satu

negara tetangga Thailand telah

mengkonsumsi lebih dari 33,00 liter per

kapita per tahun. Diharapakan tingkat

konsumsi masyarakat terus meningkat

disamping akan semakin membuat

masyarakat kita sehat, peningkatan

permintaan susu akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan industri susu local.

Produksi susu segar nasional tahun

ini diperkirakan akan mencapai 1,2 juta ton

atau 9,4% lebih tinggi dibanding tahun lalu

yang sebanyak 1,1 juta ton. Sedangkan

permintaan pasokan susu segar dalam

negeri sendiri sebanyak 3,12 juta ton per

tahun, melihat komposisi yang demikian

sebenarnya posisi tawar peternak sapi

seharuhnya lebih menguntungkan tetapi

kenyataan dilapangan justru berbeda petani

tidak pernah menikmati harga susu yang

baik justru sering mendapat perlakuan yang

tidak menyenangkan seperti penurunan

harga secara sepihak sampai pernah terjadi

di Kabupaten Semarang peternak susu

membuang produk susunya sebanyak

15.000 liter, sementara pemerintah tidak

cukup memiliki instrumen guna mendorong

terjadinya situasi tawar yang seimbang

antara peternak dengan Industri Pengolah

Susu. Hal ini merupakan pekerjaan rumah

bagi pemerintah untuk mengemas

kebijakan atau aturan yang dapat mengurai

kusutnya pasar susu segar.

Permasalahan lain industri susu di

Jawa Tengah dan sentra produk susu yang

lain adalah kualitas produk yang sering kali

rusak dalam proses produksi karena

terdapat kandungan bakteri yang masih

tinggi dan hal ini akan menyulitkan

pemasaran produk susu segar ataupun

pasokan ke industri pengolah susu,

ditambah lagi standart yang ditentukan oleh

IPS dinilai sangat tinggi. Kondisi ini terjadi

karena minimnya fasilitas infrastruktur

untuk produksi susu yang ideal di kalangan

peternak, rantai distribusi susu dinilai

terlalu panjang juga merupakan

Page 6: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

permasalahan yang serius bagi industri

susu.

Upaya meningkatkan produktivitas

peternak sekaligus meningkatkan daya

tawar peternak susu terhadap industri

pengolahan susu telah banyak dilakukan

oleh pemerintah. Perbaikan kualitas susu

yang dihasilkan oleh peternak ditempuh

melalui pemberian makanan yang

berkualitas dan meningkatkan kebersihan

kandang sapi serta penyediaan sarana dan

prasarana pendukung. Disamping itu karena

tingkat produksi peternak yang masih

rendah pemerintah juga melakukan

penambahan jumlah populasi ternak sapi

melalui impor sebanyak 2.300 ekor dari

Australia. Sapi impor tersebut akan

dikembangkan di sentra peternakan sapi di

Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Harapannya, sapi-sapi ini akan mampu

menaikkan populasi sapi perah sebesar

4,3% sehingga produksi susu juga akan

mengalami kenaikan.

Perbaikan dari sisi kelembagaan

sebenarnya telah di gagas ketika

didirikannya Gabungan Koperasi Susu

Indonesia (GKSI). Melalui upayanya dalam

meningkatkan daya tawar peternak susu,

GKSI mendorong dibuatnya SKB Menteri

Perdagangan, Perindustrian, dan Koperasi

yang mengharuskan industri pengolahan

susu memprioritaskan penyerapan susu

lokal. Selain itu, harga susu dinaikkan dua

kali dalam setahun, pada bulan April dan

Oktober. Program itu kemudian terhenti

sejak krisis moneter 1997/1998.Dalam

perkembangannya kemudian kelembagaan

GKSI mendapatkan tentangan juga dari para

peternak sapi perah. Bahkan sebagian

kelompok koperasi, terutama di Jawa

Tengah, menganggap keberadaan GKSI

justru mengakibatkan semakin panjang dan

tingginya biaya transaksi dalam

memasarkan susu produksi peternak. Hal

inilah yang mewarnai tumbuh

berkembangnya kelompok koperasi mandiri

yang tidak meleburkan diri kedalam

keanggotaan GKSI, sekaligus mampu

memasok susu peternak langsung ke IPS

sehingga mata rantai pemasaran susu

semakin pendek dan efesien.

Secara nasional pemerintah juga

berupaya meningkatkan konsumsi susu

masyarakat dari 11,09 menjadi 23 liter/

kapita/ tahun sehingga disatu sisi

kebuhuhan akan gizi masyarakat terpenuhi,

dan permintaan terhadap susu local

meningkat dengan catatan pemerintah

perlahan mengurangi impor susu segar.

Sementara itu Pemerintah Provinsi Jawa

Page 7: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

Tengah melalui beberapa SKPD yang

membidangi pengembangan industri

persusuan, berupaya mengembangkan

industri persusuan dengan selalu

memberikan pembinaan terhadap

kemampuan peternak dalam merawat sapi,

teknik pemerahan susu dan, bantuan

berupa peralatan yang pendukung

peningkatan kualitas susu seperti colling

unit serta mengembangkan diversifikasi

produk susu olahan yang mempunyai daya

saing tinggi. Disamping itu juga mendorong

peningkatan investasi dengan menawarkan

kepada investor untuk membangun pabrik

pengolahan susu di sentra produksi susu di

Jawa Tengah, data terakhir Cisarua

Mountain Dairy (Chimory) saat ini tengah

membangun pabrik baru pengolahan susu

di Karangjati, Semarang, Jawa Tengah.

Investasi awal diperkirakan mencapai Rp 20

miliar, dengan kapasitas produksi awal

2.000 liter per jam dan perlahan akan

ditingkatkan sampai mencapai 8.000 liter

per jam. Setelah ini PT Trimitra Hasanah

Prima ( THP) direncanakan melakukan

investasi pembangunan pabrik di

Kabupaten Boyolali, dengan semakin

banyaknya pabrik pengolahan susu

diharapkan permintaan susu dari peternak

akan meningkat dan harga akan naik pada

giliranya akan meningkatkan perbaikan

kehidupan peternak. Satu hal lagi yang

perlu difasilitasi oleh pemerintah adalah

perlu adanya hubungan yang harmonis

antara IPS dengan peternak, IPS diharapkan

dapat melakukan pembinaan langsung

kepada peternak dan koperasi agar tercapai

standart mutu yang diharapkan.

Industri susu khususnya di Jawa

Tengah dengan sentra di Kabupaten

Semarang, Boyolali, Klaten, dan Kota

Semarang yang mendapatkan pembinaan

oleh pemerintah pusat, provinsi,

kabupaten /kota mulai dari aspek

pemasaran, produksi, manajemen dan

kesadaran dari peternak sapi, kelompok

tani susu, koperasi serta etika baik dari IPS

yang membeli produk susu akan membuat

industri susu semakin berkembang ditandai

dengan semakin meningkatnya kuantitas

dan kualitas produksi susu.

Page 8: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR NONMIGAS

JAWA TENGAH DENGAN AMERIKA

Krisis perekonomian global yang bermula dari

krisis keuangan yang melanda Amerika sejak

tahun 2008 telah memberikan pembelajaran

bagaimana mengambil langkah cepat dan tepat

untuk mengantisipasi dampak yang mungkin

bisa berpengaruh bagi kelangsungan

perdagangan Indonesia – Amerika yang telah

terjalin selama ini karena kita sadari Amerika

adalah pasar tradisional merupakan Negara

tujuan utama bagi komoditi ekspor Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Amerika yang hanya 2

persen membuat volume ekspor Amerika ke

Indonesia berkurang sementara pertumbuhan

ekonomi Indonesia yang lebih dari 6 persen

membuat volume ekspor Indonesia ke Amerika

terus melonjak. Tindakan responsive yang

dilakukan Provinsi Jawa Tengah melalui

diversifikasi produk dan peningkatan ekspor

yang bernilai tambah serta terobosan –

terobosan pasar ekspor non tradisional baru

merupakan strategi dan langkah antisipasif yang

mampu menahan efek krisis Amerika ke

Indonesia khususnya Jawa Tengah. Tentunya

tidak lepas juga kebijakan Bank Indonesia yang

bisa menjaga kestabilan nilai tukar rupiah yang

ideal tetap pada kisaran Rp. 9.000 per dollar

Amerika. Selama 5 tahun terakhir neraca

perdagangan ekspor impor non migas Jawa

Tengah dan Amerika menunjukkan surplus Jawa

Tengah dan sampai dengan triwulan I tahun

2012 neraca perdagangan ekspor impor non

migas masih menunjukkan surplus Jawa Tengah

sebesar 248,73 juta USD dengan total ekspor

non migas sebesar 325,51 juta USD dan

impornya sebesar 76,77 juta USD, surplus Jawa

Tengah triwulan I tahun 2012 ini lebih tinggi

dari periode yang sama tahun 2011 dengan

surplus sebesar 228,59 juta USD meningkat 8,81

persen

Nilai ekspor Jawa Tengah ke Amerika

Serikat pada 2011 meningkat dibanding 2010

mencapai US$1.258,43 juta atau melonjak 13,8

persen dibanding 2010. Nilai ekspor nonmigas

Jateng ke AS pada tahun lalu bahkan

menduduki peringkat pertama dengan share

26,2 persen (lihat gambar 1).

Terdapat tiga kelompok komoditas yang

mempunyai peran tinggi terhadap total nilai

ekspor nonmigas Jateng ke AS selama 2011.

Pertama, tekstil dan produk dari tekstil dengan

nilai ekspor US$765,79 juta atau naik 13,7

persen dibanding 2010.

Kedua, perabot, penerangan rumah

sebesar US$130,08 juta atau naik 7,04 persen

dari 2010. Urutan ketiga yaitu komoditas bulu

unggas dengan nilai ekspor US$93,1 juta atau

naik 38,12 persen dibanding 2010. persen.

Adapun share kelompok komoditas itu

terhadap keseluruhan kelompok komoditas

ekspor nonmigas Jateng pada 2011 masing–

Page 9: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

masing 60,85 persen, 10,34 persen dan 7,4 persen (lihat tabel 1).

Tabel NILAI EKSPOR NON MIGAS JAWA TENGAH

MENURUT KOMODITI KE AMERIKA SERIKAT

PERIODE TAHUN 2009 - 2011

Nilai : juta US$

No. KOMODITI 2009 2010 2011 (+/-)% Share %

th.'10-'11 2009 2010 2011

1 TPT 530.24 673.49 765.79 13.70 61.39 60.91 60.85

2 Perabot, Penerangan Rumah 97.98 121.52 130.08 7.04 11.34 10.99 10.34

3 Bulu Unggas 43.21 67.40 93.10 38.12 5.00 6.10 7.40

4 Kayu, Barang dari Kayu 42.19 60.35 67.76 12.29 4.88 5.46 5.38

5 Ikan dan Udang 44.90 60.11 55.02 (8.46) 5.20 5.44 4.37

6 Mesin / Peralatan Listik 30.02 40.36 39.72 (1.59) 3.48 3.65 3.16

7 Produk Keramik 7.59 10.68 16.28 52.47 0.88 0.97 1.29

8 Kopi, Teh, Rempah-rempah 6.47 6.22 14.04 125.74 0.75 0.56 1.12

9 Daging dan Ikan Olahan 9.01 15.09 13.36 (11.43) 1.04 1.36 1.06

10 Tembakau 8.67 7.58 8.36 10.26 1.00 0.69 0.66

11 Bahan Kimia Organik 5.44 0.98 7.66 684.68 0.63 0.09 0.61

12 Plastik dan Barang dari Plastik 9.97 10.77 7.18

(33.32) 1.15 0.97 0.57

13 Benda-benda dari Besi dan Baja 1.44 3.08 4.84

57.16 0.17 0.28 0.38

14 Barang-barang dari Kulit 4.62 6.63 4.77 (28.05) 0.54 0.60 0.38

15 Minyak Atsiri, Kosmetik Wangi-wangian 0.10 0.43 4.52

952.11 0.01 0.04 0.36

- Ekspor komoditi utama 841.86 1,084.69 1,232.48 13.63 97.47 98.09 97.94

- Komoditi lainnya 21.85 21.10 25.94 22.96 2.53 1.91 2.06

- Total Komoditi 863.71 1,105.79 1,258.43 13.80 100.00 100.00 100.00

Sumber : Bank Indonesia ( data diolah Dinperindag Prov. Jateng )

Page 10: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

Nilai impor nonmigas Jateng dari AS meningkat

dibandingkan tahun 2010 dengan mencaapai

US$425,91 juta atau naik 70,07 persen

dibanding 2010 (lihat gambar 1).

Impor nonmigas terbesar Jateng dari AS

selama tahun 2011 menurut kelompok

komoditas. Pertama, biji–bijian berminyak yang

mencapai US$185,65 juta dengan share 43,58

persen dari total impor nonmigas. Nilai tersebut

naik 78,34 persen dibanding 2010.

Di urutan kedua adalah kelompok

tekstil dan produk tekstil dengan nilai US$140,7

juta dan share 33,04 persen dari total impor.

Dibanding 2010, impor komoditas ini naik 32,85

persen pada 2011.

Adapun di urutan ketiga, ampas/sisa

industri makanan mencetak nilai impor US$18

juta, dengan share 4,23 persen dari total impor

Jateng. Diianding 2010, nilai impor pada 2011

naik 21,83 persen (tabel 2).

Tabel 2 NILAI IMPOR NON MIGAS JAWA TENGAH MENURUT KOMODITI DARI AMERIKA SERIKAT

PERIODE TAHUN 2009 - 2011

Nilai : juta US$

No. KOMODITI 2009 2010 2011 (+/-)% Share %

th.'10-'11 2009 2010 2011

1 Biji-bijian berminyak 78.72 104.07 185.60 78.34 29.85 41.56 43.58

2 TPT 86.63 49.40 140.70 184.80 32.85 19.73 33.04

3 Ampas / Sisa Industri Makanan 13.45 14.77 18.00 21.83 5.10 5.90 4.23

4 Susu, Mentega, Telur 4.53 10.31 10.92 5.94 1.72 4.12 2.56

5 Bubur Kayu / Pulp 3.81 5.73 10.65 85.72 1.44 2.29 2.50

6 Kayu, Barang dari Kayu 4.65 10.23 10.25 0.21 1.76 4.08 2.41

7 Plastik dan Barang dari Plastik 8.02 8.13 10.11 24.43 3.04 3.25 2.37

8 Mesin / Peralatan Listik 6.25 10.46 8.67 (17.12) 2.37 4.18 2.04

9 Tembakau 2.52 1.52 5.81 283.33 0.96 0.61 1.36

10 Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 1.74 9.53 5.12 (46.25) 0.66 3.81 1.20

11 Gula dan Kembang Gula 3.68 4.28 3.94 (7.94) 1.40 1.71 0.93

12 Bahan Kimia Organik 5.40 4.45 3.40 (23.62) 2.05 1.78 0.80

13 Berbagai Makanan Olahan 1.02 2.42 3.14 29.79 0.39 0.97 0.74

14 Bahan Kimia Anorganik 2.45 4.25 2.11 (50.41) 0.93 1.70 0.50

15 Karet dan Barang dari Karet 0.87 2.35 1.54 (34.67) 0.33 0.94 0.36

- Impor komoditi utama 223.76 241.90 419.96 73.61 84.85 96.59 98.60

- Komoditi lainnya 39.96 8.53 5.95 (30.23) 15.15 3.41 1.40

- Total Komoditi 263.72 250.43 425.91 70.07 100.00 100.00 100.00

Sumber : BI ( data diolah Dinperindag Prov. Jateng )

Page 11: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

Neraca perdagangan Jateng dengan AS selama

lima tahun terakhir menunjukkan surplus. Pada

2011, surplus Jateng mencapai US$832,51 juta

atau lebih rendah dari 2010 yang mencapai

US$855,35 juta (lihat gambar 1).

Tabel 3 NERACA PERDAGANGAN NON MIGAS JAWA TENGAH DENGAN AMERIKA SERIKAT

PERIODE : 2007 - 2011

Nilai : Juta US$

URAIAN 2007 2008 2009 2010 2011 trend % (+/-)%

th.'07-'11 th.'10-'11

Ekspor Non Migas 920.03 927.66 863.71 1,105.79 1,258.43 8.35 13.80

Impor Non Migas 224.33 344.58 263.85 250.43 425.91 10.11 70.07

Neraca Perdagangan 695.70 583.08 599.86 855.35 832.51 - -

Surplus

Sumber : BI ( data diolah Dinperindag Prov. Jateng )

Page 12: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

HARGA KEPOKMAS BULAN MARET 2012

GRAFIK HARGA BERAS

GRAFIK HARGA GULA

Page 13: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

PRODUK UKM BERMUTU HARUS PUNYA-SNI

ERA perdagangan bebas saat ini membuat Indonesia

dihadapkan dengan negara besar seperti India dan

China yang bersaing ketat. Lalu apa saja upaya yang

harus dilakukan untuk bisa memenangkan

persaingan di kancah global?

Satu hal yang sangat penting adalah Standardisasi

Nasional Indonesia (SNI). Untuk menghadapi

kompetisi tersebut diperlukan perbaikan daya saing

UKM melalui SNI yang diyakini dapat meningkatkan

daya saing bangsa. SNI merupakan salah satu unsur

penting untuk pengawasan mutu produk. Selain itu

yang perlu diperhatikan juga adalah upaya

membangun daya saing UKM melalui inovasi dan

kreativitas. Dengan cara ini maka SNI menjadi hal

yang tidak bisa ditawar lagi oleh para pelaku UKM

bila menginginkan produknya tetap bertahan dan

berkembang serta mampu berkompetisi.

Produk yang telah ber-SNI akan memberikan

keuntungan bagi produsen, para penggunanya serta

publik tentunya. Bagi produsen, mereka akan

memahami kepastian batas atau persyaratan yang

diterima pasar. Bagi konsumen, mereka akan

memperoleh kepastian keamanan dan kualitas

produk, smentara bagi publik, mereka mendapatkan

perlindungan dari segi keamanan, keselamatan,

kesehatan dan kelestarian lingkungannya.

Dengan demikian SNI merupakan syarat mutlak

untuk menciptakan produk yang berkualitas. Saat ini

ada 83 Wajib SNI yang akan terus dikembangkan

sehingga produk Indonesia sanggup bersaing dengan

produk asing. Pentingnya penerapan SNI akan

mendorong produsen untuk menyesuaikan kualitas

produknya dengan standar konsumen, melindungi

konsumen dalam negeri serta meningkatkan daya

saing. Dengan SNI, peningkatan efisiensi dalam

desain, penghematan keuangan, SDM dan waktu

akan diperoleh. Selain itu dengan adanya SNI, akan

mengurangi bahaya akibat kesalahan teknis.

Hingga saat ini ada 7000 SNI yang telah diberikan

otoritas terkait untuk beragam produk yang ada di

Indonesia. Pada era perdagangan bebas,

standardisasi sangat penting mengingat

membanjirnya beragam produk sehingga kualitas

produk sangat menentukan supaya bisa bersaing.

Bila dibandingkan dengan negara Asean seperti

Filipina, Thailand atau Malaysia, daya saing UKM

Indonesia dinilai masih sangat rendah. Untuk itu

diperlukan strategi membangun daya saing UKM

baik dari faktor eksternal maupun internal.

Faktor eksternal antara lain meliputi kebijakan

pemerintah dan dukungan infrastruktur serta harga

kualitas faktor produksi. Sedangkan dari aspek

internal seperti pengetahuan dan kemampuan

manajer serta pengusaha tentang teknologi,

pemasaran dan kemampuan membuat perencanaan

investasi jangka panjang.(*)

Page 14: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

SISTEM RESI GUDANG BERDAYAKAN PETANI

Beberapa tahun terakhir ini, Kementerian

Perdagangan melalui provinsi dan

kabupaten/kota mendirikan gudang-gudang

sebagai tempat penyimpanan komoditas hasil

pertanian. Sesuai aturan, barang yang dapat

disimpan di gudang, antara lain gabah, beras,

jagung, kopi, kakao, lada, karet dan rumput

laut.

Namun dalam perkembangan

selanjutnya, gudang dapat digunakan untuk

komoditas hasil pertanian apapun yang

memiliki daya simpan minimal 3 bulan,

memenuhi standar mutu tertentu dan

memenuhi jumlah minimum barang yang dapat

disimpan.

Jawa tengah telah membangun

sembilan gudang, meliputi dua gudang di

Kudus, dua gudang di Demak, dan masing-

masing satu di Grobogan, Kabupaten

Pekalongan, Banjarnegara, Jepara dan

Wonogiri.

Pembangunan gudang itu didasarkan

pada kepedulian pemerintah untuk

meningkatkan kesejahteraan petani. Seperti

diketahui, sebagian besar penduduk

menggantungkan hidup di sektor pertanian.

Akan tetapi, rata-rata pendapatan yang

diterima dari hasil olah pertanian ini hanya

berkisar 24%-34%, mengingat persentase laba

terbesar justru diterima perantara. Selama ini

posisi tawar petani sangat lemah. Oleh karena

itu, diperlukan kepedulian pemerintah dalam

upaya pergeseran persentase laba dari

perantara ke petani melalui akses dan

dukungan pendanaan, peningkatan akses dan

informasi pasar. Resi gudanglah jawabannya.

Sangat disayangkan apabila gudang

yang sudah dibangun dengan biaya tidak sedikit

ternyata belum dimanfaatkan sepenuhnya.

Kendala yang selama ini menjadi

ketidakpahaman petani untuk menyimpan

komoditas hasil pertanian adalah

operasionalisasi gudang melalui sistem resi

gudang.

Apa itu resi gudang? Resi gudang adalah

dokumen bukti kepemilikan atas barang yang

disimpan di gudang, yang diterbitkan oleh

pengelola gudang. Adapun sistem resi gudang

merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

berkaitan dengan penerbitan, pengalihan,

penjaminan dan penyelesaian transaksi resi

gudang.

Sistem resi gudang ini sebenarnya

merupakan salah satu upaya meningkatkan

daya saing produk agro. Pembebasan

ketergantungan petani dan usaha kecil dan

menengah (UKM) pada tengkulak dilakukan

melalui skema pendanaan yang tersedia di

pihak penjamin/bank terkait.

Manfaat lainnya, sistem resi gudang

dapat menjaga stabilitas harga komoditas

melalui fasilitasi penjualan sepanjang tahun (all

Page 15: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

year long), keterjaminan modal produksi,

keterjaminan produktivitas.

Selain itu, mengendalikan ketersediaan

stok nasional, mendukung terbangunnya

kemampuan pemerintah untuk memantau dan

menjaga ketahanan persediaan, memantau lalu

lintas produk/komoditas, menjamin bahan baku

industri dan efisiensi logistik dan distribusi.

Sistem ini sebenarnya mempunyai alur

keterkaitan dengan pasar lelang dan

perdagangan berjangka. Ketersediaan

komoditas di gudang dan mempunyai dokumen

resmi merupakan salah satu aset andal untuk

menjadi dasar penawaran komoditas melalui

pasar lelang.

Demikian pula dengan perdagangan

berjangka. Transparansi harga akan terlihat

jelas melalui sistem resi gudang dalam rangka

menghindari pelaku usaha pertanian

menghadapi tengkulak. Apalagi, komoditas hasil

perdagangan ini dapat diperdagangkan,

sekaligus dapat memenuhi kebutuhan ekspor,

kebutuhan konsumen dalam negeri, bahkan

untuk memberikan dampak jaminan ketahanan

pangan daerah dan nasional.

Tugas yang cukup berat di sektor

perdagangan dalam negeri adalah meyakinkan

produsen/petani untuk menjadi bagian dari

sistem resi gudang sekaligus

mengoperasionalkan gudang-gudang yang telah

dibangun sesuai dengan mekanisme. Diperlukan

optimalisasi peran dan sinergi antara

pemerintah pusat, daerah dan sektor terkait

lainnya untuk mendukung realisasi sistem ini.

Page 16: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

TAK ADA “ASAP” DI KERETA API

Bagi Anda yang terbiasa merokok ketika

bepergian menggunakan kereta api, bersiaplah

untuk mendapat teguran atau bahkan sanksi

diturunkan paksa. Pasalnya, mengacu pada

Instruksi Direksi PT KAI Nomor 4/LL.006/KA-

2012, PT KAI (kereta api Indonesia) menetapkan

kereta api tanpa asap rokok terhitung efektif

mulai 1 Maret 2012 yang lalu. Merokok di

kereta selama ini memang jamak dilakukan,

bukan saja oleh para penumpang namun juga

oleh petugas kereta api itu sendiri. Tetapi,

berdasarkan instruksi tersebut, setiap

penumpang dan petugas dilarang merokok

disepanjang gerbong kereta api, di bordes

(sambungan kereta) maupun kereta makan

(restorasi) yang selama ini menjadi tempat

favorit para penumpang untuk menghisap

rokoknya. Larangan ini berlaku diseluruh kereta

api penumpang, baik kelas eksekutif, bisnis, dan

ekonomi termasuk kereta rel listrik (KRL).

Menurut PT KAI, seperti tertuang dalam

situsnya, keputusan ini semata karena ingin

memberikan kenyamanan bagi penumpang lain

yang merasa terganggu dengan adanya asap

rokok. Sementara sosialisasi telah dilakukan

sejak bulan Januari 2012, dengan memasang

stiker larangan merokok disetiap gerbong, serta

banner dan spanduk di stasiun-stasiun. PT KAI

juga memberikan wewenang kepada Polisi

Khusus Kereta Api (Polsuska) untuk menegur

dan memberikan sanksi menurunkan paksa di

stasiun terdekat bagi para perokok yang

kedapatan melanggar peraturan tersebut.

Secara kontinyu, PT KAI juga terus akan

melakukan peringatan oleh calon konsumen

kereta api, dengan announcer di setasiun

bahwa perjalanan kereta api tanpa asap rokok

serta tiket yang berstempel PT Kereta Api

Indonesia (persero) perjalanan bebas asap

rokok.

Dampak buruk AROL

Kendati menuai pro dan kontra, langkah

PT KAI membebaskan gerbong dari asap rokok,

patut di apresiasi, bahkan didorong

implementasi yang lebih tegas. Sebab, secara

normatif, upaya PT KAI sejalan dengan amanat

dalam Undang-undang No 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan, yang dengan jelas

menegaskan angkutan umum sebagai kawasan

tanpa rokok (KTR). Artinya, kereta api sebagai

bagian dari angkutan umum wajib hukumnya

membebaskan penumpang dari asap rokok

orang lain.

Dalam banyak penelitian, perokok pasif

(second hand smoker) yang terpapar AROL

mempunyai risiko sama bahayanya dengan

mereka yang perokok. Arol merupakan asap

yang dihasilkan dari ujung rokok yang menyala

atau produk tembakau lainnya. Biasanya

merupakan gabungan dengan kepulan asap

Page 17: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

rokok yang dikeluarkan dari mulut/hidung

perokok.

Rokok, menghasilkan asap yang terdiri

dari asap utama (main stream) dengan

kandungan 25% kadar bahan berbahaya dan

asap sampingan (side stream) yang

mengandung 75% kadar bahan berbahaya. Para

perokok pasif yang terkena paparan AROL

menghisap 75% bahan berbahaya ditambah

separuh dari asap yang dihembuskan keluar

oleh perokok aktif.

Di dalam AROL terkandung lebih dari

4000 bahan kimia beracun dan tidak kurang dari

69 diantaranya bersifat

karsinogenik atau penyebab

terjadinya kanker. Hasil berbagai

studi selama 50 tahun terakhir

menyimpulkan bahwa dampak

buruk paparan AROL merugikan

kesehatan. Dan perkembangan

studi yang berkaitan dengan hal tersebut terus

meningkat secara signifikan dengan kesimpulan

yang mengarah kepada bahaya AROL.

Banyaknya studi dan hasil penelitian

ilmiah yang dilakukan selama beberapa dekade

menambah kuatnya bukti hubungan antara

paparan AROL dengan berbagai penyakit serius

yang terjadi pada anak dan orang dewasa.

Diantara penyakit menurut berbagai hasil

penelitian adalah:

Kanker Paru. Dalam sebuah penelitian

menyebutkan bahwa perempuan bukan

perokok yang menikah dengan suami perokok

memiliki risiko terkena kanker paru 30% lebih

tinggi dibandingkan bila menikah dengan suami

bukan perokok. Sementara berbagai badan riset

internasional lainya menyimpulkan bahwa AROL

menyebabkan kanker paru-paru kepada orang

yang bukan perokok. (Lyon, Summary data

reported and Evaluation, 2004).

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.

Hasil studi juga menunjukkan paparan AROL

menyebabkan efek merugikan pada kadar

lemak darah dan sistem pembekuan (platelets)

hanya dalam waktu beberapa menit saja. Selain

itu AROL juga menyebabkan

kekakuan dinding pembuluh darah

terhadap perokok pasif, sama

seperti efek yang dialami oleh

perokok aktif. Paparan AROL

menyebabkan penyakit jantung dan

meningkatkan risiko kematian

akibat penyakit ini sebesar 30%.

Penyakit Paru Obstruktif Kronik.

Paparan AROL juga meningkatkan resiko

penyakit paru obstruktif kronik dan penurunan

fungsi pernafasan, serta menyebabkan dan

memperburuk asma pada orang dewasa bukan

perokok.

Dampak pada Kehamilan. Paparan AROL

terhadap ibu hamil berisiko menyebabkan

kelahiran dengan berat badan bayi lahir rendah

(BBLR) dan bayi lahir prematur. Selain itu juga

memunculkan kemungkinan sindroma kematian

Page 18: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

bayi mendadak (Suddent Infant Death

Syndrome [SIDS]), serta efek pada bayi berupa

pertumbuhan janin dalam rahim terhambat dan

keguguran spontan.

Dampak pada Anak-anak. Efek negatif

pada anak yang orang tuanya perokok dengan

kemungkinan terbesar terkena AROL, berisiko

meningkatkan frekuensi penyakit saluran

pernafasan (batuk, sesak nafas) dibandingkan

dengan anak-anak dengan orang tua bukan

perokok. Frekuensinya lebih tinggi apabila

kedua orang tuanya perokok. Ini merupakan

hasil survey yang dilaporkan Te Surgeon

General; dalam ”The Health Consequences of

Involuntary Exposure to Tobacco Smoke”.

Dengan konfigurasi dampak buruk yang

dihasilkan dari paparan asap rokok orang lain,

maka langkah yang diambil oleh manajemen PT

KAI mementingkan kesehatan, kenyamanan dan

keselamatan konsumen patut diacungi jempol

dan ditiru oleh angkutan umum jenis lainnya.

Agus Sujatno, Staf YLKI (Dimuat di majalah

Warta Konsumen)

Page 19: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

RAUP SUKSES KEMBANGKAN GULA AREN DI PURWOREJO

BERHASIL menjadi salah satu pemenang

dalam lomba IKM Pangan Award yang

digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(Dinperindag) Jateng belum lama ini,

menjadi bukti keuletan Pujiati dan

kelompoknya yang mayoritas adalah

penderes nira di Tepangsari, Kecamatan

Loano, Kabupaten Purworejo.

Pujiati awalnya bekerja sebagai wiyata bakti

selama 13 tahun di Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Purworejo tanpa bayaran

sepeserpun. Tapi karena merasa tidak bisa

diangkat menjadi pegawai negeri sipil, istri

Wiluyo BA itu pun memutuskan untuk

keluar. Untunglah sang suami bekerja

sebagai kepala sekolah SD di sekitar wilayah

tersebut sehingga memiliki penghasilan

tetap dan bisa membiayai keluarganya.

Karena tak biasa menganggur, Pujiati pun

berpikir menanam pohon keras di lahan

miliknya seluas 2 hektare. Ia pun membeli

bibit senilai Rp 300 ribu dan biaya Rp 5 juta

untuk mengolah tanahnya.

Mengingat panen baru bisa dilakukan

setelah 5 tahunan, maka di sela-sela pohon

ditanaminya dengan pisang, ketela pohon,

kencur, dll yang bisa dipanen untuk

mencukupi kehidupan sehari-harinya.

Setelah dirasa cukup berhasil, Pujiati tak

melupakan warga sekitarnya yang hidupnya

masih miskin dan rata-rata hanya

mengandalkan penghasilan dari menderes

nira. Ia pun membentuk kelompok yang

beranggotakan 69 orang. Di tahun 2011,

kelompok ini mendapatkan bantuan dari

Kebun Bibit Rakyat (KBR) dari Dinas

Pertanian dan Perkebunan berupa uang

sebesar Rp 50 juta yang lalu dibelikan bibit

sengon Albasia dan Gemilina sebanyak 65

ribu bibit bersertifikat. Kesuksesan dalam

menanam pohon keras belum bisa

memuaskan ibu tiga anak tersebut, sehingga

dia berpikir bagaimana caranya agar

anggotanya bisa lebih sejahtera dan bisa

hidup layak.

Tercetuslah ide untuk membuat gula aren

dan gula semut dari hasil nira yang menjadi

sandaran warga sekitar tahun 2011. Teorinya

diperoleh dari penyuluh kehutanan dan

berhasil dipraktekan dengan hasil

memuaskan.

Kesuksesan kelompok Pujiati berbuah manis

hingga terdengar oleh Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Purworejo yang lalu

mengikutkan kelompok tersebut dalam

lomba IKM Pangan Award. Juara lima yang

Page 20: Persusuan Jawa Tengah Harus Berbenah

EDISI APRIL 2012

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Jawa Tengah

Jl.Pahlawan No.4 Semarang, Jawa Tengah.

Indonesia

Phone ( 024 ) 8419826 / 8417601

Fax ( 024 ) 8311710.

[email protected]

”One Team, One Spirit, One Goal”

Find Us on Web:

http://dinperindag.jatengprov.go.id

diperoleh memacu kelompok yang diketuai

oleh Pujiati untuk membuat gula aren dan

gula semut lebih baik lagi dengan harapan

saat diikutkan lomba bisa mendapatkan

peringkat yang lebih baik lagi.

Saat ini Pujiati dan kelompoknya sudah bisa

mendirikan sekretariat yang dibangun oleh

kelompoknya dengan memanfaatkan lahan

yang dimilikinyadari hasil menjual kencur

dan palawija lainnya di sekitar tanaman

keras.

Pihak dinas terkait merasa bangga karena di

tengah keterbatasan dan mayoritas

penduduk miskin dan tidak berpendidikan,

Pujiati bisa berupaya mensejahterakan

masyarakat di Desa Tepangsari Kabupaten

Purworejo. Ia berharap bimbingan dan

bantuan bisa diperoleh secara berkelanjutan

seperti misalnya peralatan ataupun cara

pengemasan yang baik sehingga produk bisa

bersaing dengan penghasil gula aren dari

wilayah lainnya. (*)