persiapan persalinan part 2
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 Persiapan Persalinan Part 2
1/7
1 Mental
Dengan kesiapan mental yang baik, Anda akan terbantu saat melalui proses persalinan yang
panjang dan melelahkan, terutama bagi ibu baru. Selain itu, Anda juga akan terbebas dari
segala ketakutan sehingga proses melahirkan bisa dilalui dengan rileks.
2 Riset
Dengan pengetahuan yang benar, Anda bisa tahu mana yang benar dan tidak, serta
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, menanggapi nasihat yang ternyata
hanya mitos. Anda bisa berdiskusi dengan dokter kandungan atau mencari tahu di buku
hingga situs kesehatan. Riset mengenai proses persalinan juga bermanfaat agar Anda tak akan
terlalu kaget ketika dokter melakukan pemeriksaan bagian dalam, mengecek pembukaannya,
memeriksa kondisi bayi, denyut jantung ibu dan bayinya, dan lain-lain.
Jangan lupa juga untuk mencari tahu rumah sakit dan dokter kandungan atau bidan yang
kompeten dan selalu siap sedia. Pertimbangkan pula kemungkinan terjadinya komplikasi.Jadi selain dokter kandungan, cari tahu juga apakah di rumah sakit yang dipilih terdapat
dokter anastesi, dokter anak, internis, spesialis bedah yang kompeten. Fasilitas yang
diperlukan juga harus masuk ke dalam riset. Begitu juga dengan akses seperti jarak dari
rumah, kemacetan, hingga lahan parkir di rumah sakit.
3 Antenatal Care
Persalinan adalah proses yang alami. Jadi meski Anda belum berpengalaman, persalinan
tidak akan terlalu menakutkan. Terutama jika Anda rajin melakukan antenatal care atau
pemeriksaan selama kehamilan dengan benar dan tepat. Kadang-kadang saat persalinan
dokter menemukan ada komplikasi (yang tidak terdeteksi, Red.), ujar Gozali. Menurut
Gozali, seharusnya komplikasi tidak sampai terjadi atau terdeteksi lebih awal jika ibu hamil
rutin melakukan antenatal care .
Manfaat lain dari antenatal care adalah Anda akan diedukasi bagaimana persalinan yang
benar. Misalnya mengenal tanda-tanda persalinan ataupartum seperti ada show atau
sejumlah kecil darah yang bercampur dengan lendir dari serviks, kontraksi, hingga air
ketuban pecah. Jika salah satu ciri tersebut muncul, harapannya Anda bisa tahu kapan harus
berangkat ke rumah sakit. Selain itu, antenatal care juga memelajari soal diet pada ibu
hamil, latihan bernapas untuk persalinan, sexual intercourse , serta bahaya merokok, obat-
obatan terlarang, alkohol, dan lainnya.
4 Belajar Pernapasan
Untuk menahan rasa nyeri selama proses persalinan, Ada yang namanya breathing exercise .
Biasanya itu diajarkan di kelas senam hamil. Jangan lepas kontrol dengan berteriak-teriak
enggak jelas. Sebisa mungkin hal ini diantisipasi dan ibu bisa tetap fokus melahirkan, saran
Gozali. Jika Si Ibu tetap tidak bisa menahan rasa sakit, dokter akan memberikan obat
penghilang rasa sakit dengan cara menyuntikkannya. Kalau di luar negeri ada yang namanya
Entenox atau laughing gas atau nitrous oxide . Di Indonesia setahu saya enggak ada. Efeknya
menenangkan, ujarnya.
-
8/2/2019 Persiapan Persalinan Part 2
2/7
Gozali bercerita, ada juga beberapa perempuan yang tidak terlalu peduli rasa sakit. Rasa
sakit ini hanya sementara sampai bayinya keluar. Setelah ini saya bisa senang-senang, cerita
Gozali menirukan para ibu-ibu. Menurutnya, mental seperti inilah yang seharusnya dimiliki
semua perempuan agar proses persalinan menjadi lebih mudah dan ringan.
5 Dukungan Moral
Cari dukungan moral dari suami, ibu, saudara perempuan, teman, atau yang lainnya.
Dukungan ini akan sangat Anda butuhkan selama proses berlangsung. Sebaiknya, sih,
perempuan karena biasanya suami atau lelaki tidak tahu apa yang harus dilakukan. Yang
penting ada birthing partner. Meski demikian, suami bisa mendukung istri dengan memberi
semangat saat istri lelah saat mengejan.
Dukungan ini sebaiknya jangan ada di saat persalinan saja, tapi juga di bulan-bulan awal saat
bayi baru lahir. Ingat, pasca melahirkan merupakan saat yang merepotkan sekali bagi ibu.
Suami jangan menganggap cukup istri yang mengurus anak atau berpikir, Ya sudahlah, ada
susternya ini. Sebab suami wajib membantu istri dalam merawat dan mengurus bayi mereka.
6 Perlengkapan Bayi
Siapkan perlengkapan bayi sebelum proses melahirkan tiba. Sebut saja popok, pakaian,
selimut, botol susu, perlengkapan mandi, obat-obatan khusus bayi, dan lain-lain. Lengkapnya,
Anda bisa menanyakan ini kepada teman yang sudah berpengalaman atau dari bidan dan
perawat pada saat antenatal care .
7 ASI
ASI memang makanan terbaik bagi bayi usia 0-2 tahun. Namun tak sedikit pula wanita yang
kesulitan mengeluarkan ASI. Solusinya, pahami dan cari tahu apa yang membuat ASI Anda
tidak keluar. Apakah memang karena Anda stres, bermasalah dengan puting, atau hal lainnya.
Sebaiknya tanyakan hal ini kepada dokter atau konsultan laktasi. Jika semua cara sudah Anda
lakukan tapi ASI tetap tak keluar, jangan risau dan terima saja. Anda bisa menggantinya
dengan susu formula. Jangan sampai Anda berpikir anak Anda tidak akan tumbuh sempurna
tanpa ASI. Pikiran seperti itu hanya akan membuat Anda semakin stres,
-
8/2/2019 Persiapan Persalinan Part 2
3/7
. PERSIAPAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN BAYI
Agar persalinan Anda berjalan lancar dan tidak lagi perlu khawatir terhadap apa dan bagaimana
persiapan selama persalinan berjalan, tidak ada salahnya jika jauh-jauh hari Anda mempersiapkan
kebutuhan persalinan tersebut. Berikut beberapa hal yang wajib untuk Anda fikirkan dan Anda
persiapkan ;
1. Membuat rencana persalinan, meliputi :
a. tempat persalinan
b. memilih tenaga kesehatan terlatih
c. bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih tersebut
d. bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat persalinan tersebut
e. siapa yang akan menemani persalinan
f. berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara megumpulkannya
g. siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan
2. Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat daruratan pada saat pembuat keputusanutama tidak ada
a. siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga
b. siapa yang akan membuat keputusan jika si pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi
kegawat daruratan
3. Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan
a. dimana ibu akan melahirkan
b. bagaimana cara menjangkaunya
c. kemana ibu mau dirujuk
d. bagaimana cara mendapatkan dana
e. bagaimana cara mencari donor darah
4. Membuat rencana atau pola menabung
a. tabungan ibu bersalin
5. Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan
a. kain panjang 4 buah
b. pembalut wanita
c. handuk, waslap, alat mandi, alat make up
d. pakaian terbuka depan, gurita ibu, BH
e. pakaian bayi, minyak telon
f. tas plastik
B. YANG HARUS DISIAPKAN
Setelah minggu-minggu terakhir kehamilan anda waktu persiapan akan terasa begitu sedikit. Dan
kapan waktu persalinan akan terjadi kadang tak dapat dipastikan. Adalah lebih baik jika anda sudah
mempersiapkan apa saja yang harus dibawa ke rumah sakit pada saat hari yang ditunggu tersebut
tiba.
Setelah kehamilan anda mencapai sekitar 7 bulan atau akhir kehamilan 28 minggu persiapkanlah
barang-barang untuk persalinan yang akan dibawa ke rumah sakit dan masukkan kedalam satu tas
khusus. Dan anda tidak boleh lupa memberitahukan suami anda mengenai tas khusus yang telah
anda persiapkan ini. Sehingga bila harinya tiba semuanya telah siap dan suami andapun tidak lupauntuk membawa serta tas besar yang telah anda persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya ini.
-
8/2/2019 Persiapan Persalinan Part 2
4/7
1. Beberapa barang yang diperlukan untuk IBU di rumah sakit:
a. Baju tidur. Bawalah baju tidur yang nyaman untuk anda pakai, sebaiknya yang mempunyai kancing
di bagian depan sehingga mempermudah untuk menyusui bayi anda. Bawalah baju tidur dengan
jumlah yang cukup anda dapat memperkirakan untuk persalinan normal atau alamiah biasanya 2
hari dan untuk persalinan operasi Caesar dibutuhkan 4-5 hari.
b. 1 set baju untuk anda pulang dari rumah sakit. Anda mungkin masih tetap terlihat seperti hamil,
karena butuh waktu untuk tubuh kembali ke bentuk semula. Untuk itu bawalah baju yang nyaman,
dan tidak sempit.
c. Sandal. Untuk anda berjalan sepanjang koridor rumah sakit dan juga menjaga kaki anda untuk
tetap hangat.
d. Pakaian dalam. Bawalah BH untuk menyusui dan celana dalam secukupnya.
e. Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin.
f. Gurita atau korset untuk ibu baru bersalin.
g. Perlengkapan anda. Bawalah juga bedak, sisir, lipstick, pengharum tubuh/deodoran anda untuk
anda berdandan karena anda akan bertemu dengan teman atau keluarga yang mengunjungi andasetelah proses kelahiran.
h. Handuk, sabun. Pada beberapa rumah sakit menyediakannya, tapi tergantung bila anda ingin
menggunakan milik anda sendiri maka anda lebih baik mempersiapkannya.
2. Keperluan untuk BAYI anda:
Biasanya keperluan bayi akan disediakan oleh rumah sakit. Anda cukup menyediakan persiapan
untuk pulang dari rumah sakit.
a. Popok, bawalah beberapa buah.
b. Baju bayi, bawalah 2 buah karena bayi kadang Gumo(memuntahkan sedikit susu ).
c. Selimut atau Bedong.
d. Kaos kaki dan tanggan.
e. Gendongan.
Persiapkanlah apa yang perlu anda bawa ke Rumah Sakit untuk persiapan persalinan dalam 1 tas dan
letakkan ditempat yang mudah dijangkau dan jangan lupa memberitahu pasangan anda tentang tas
itu.:)
C. PERSIAPAN DANA
Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun, bila persalinan
diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana yang lumayan besar
harus segera dilakukan. Untuk mengetahui apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu
berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa
lebih dicermati.
Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-ancang
mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami
juga bisa lebih teratasi
D. Suami SIAGA (Siap Antar Jaga)
Dr. Rudiyanti, Sp.OG. dari RS Internasional Bintaro, menegaskan, "Yang paling utama, mental harus
dipersiapkan untuk menghadapi trimester pertama kehamilan dan menjelang persalinan." Persiapan
mental suami, menurutnya, sangat diperlukan dalam menghadapi hal-hal berikut ini.1. Perubahan Fisik & Mental Istri
-
8/2/2019 Persiapan Persalinan Part 2
5/7
Di trimester awal biasanya perubahan pada ibu terjadi secara menyolok. Meningkatnya produksi
hormon progesteron membuat sikapnya sering berubah-ubah sesuai mood yang sedang dialaminya
saat itu. Kadang gembira, sedih, marah-marah, ketus, dan sebagainya. Contoh kecil, sehabis sibuk
bekerja, sesampainya di rumah suami bukannya disambut dengan senyuman. Istri malah
menunjukkan wajah resah disertai keluhan pusing, mual, muntah, emosi yang meledak-ledak, dan
sebagainya. Bila suami tidak siap mental, perselisihan dengan istri sangat mudah terjadi.
Perubahan emosi ini, selain karena perubahan hormon juga disebabkan oleh kondisi tubuh ibu yang
tiba-tiba menjadi tidak nyaman.
Kalau begitu keadaannya, bagaimana tidak mempengaruhi kondisi emosionalnya. Ia jadi gampang
marah, mudah kesal, cenderung malas, dan sebagainya. Bila suami sudah bersiap diri dengan
mempelajari dan memahami berbagai perubahan yang bakal terjadi, menghadapinya akan lebih
mudah. Paling tidak suami bisa membekali dirinya dengan sikap memaklumi dan sabar.
Dari segi fisik, mungkin saja perubahan keseluruhannya masih belum terlalu kentara, tapi di satu sisi
mungkin saja perubahan itu sudah mencapai klimaksnya, seperti munculnya jerawat, keringat, dan
bau badan. Pencapaian klimaks ini dipengaruhi oleh perubahan hormon kehamilan di awalkehamilan. Hal inilah yang kadangkala membuat istri yang tadinya berwajah cantik menjadi
berbintik-bintik, yang tadinya berkulit mulus menjadi kusam, yang tadinya wangi menjadi agak bau,
dan sebagainya.
Bila tidak diantisipasi dengan persiapan mental, bisa jadi suami akan terkaget-kaget dan sulit untuk
menerima perubahan itu. Apalagi suami yang bersifat perfeksionis dalam menilai penampilan istri. Ia
seringkali sangat sulit dan berat menerima perubahan ini.
2. Fase Ngidam
Bukan hanya mual-muntah, seringkali masih di trimester pertama, istri juga memiliki permintaan
yang aneh-aneh. Tengah malam misalnya, tahu-tahu istri ingin minum air kelapa. Bayangkan, bila
untuk mendapatkannya sang suami harus memanjat pohon kelapa di tengah malam buta atau harus
pergi ke pasar? Bukankah ini merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan mental kuat. Bila
suami siap dan ia sanggup mengusahakan keinginan istri, silakan saja diwujudkan.
Namun bila sulit, berikan pengertian kepada istri bahwa tidak mungkin mencari kelapa di tengah
malam buta. Toh, ngidam memang tidak harus selalu dipenuhi. Jangan takut nanti anaknya ngeces,
karena dipenuhi atau tidak ngidam itu, tidak ada hubungannya dengan ngeces.
Yang dibutuhkan adalah pemahaman suami terhadap latar belakang munculnya ngidam. Asal tahu
saja, ngidam bukan keinginan janin yang harus dipenuhi melainkan keinginan yang timbul dari
tekanan kondisi hamil yang dialami ibu. Di trimester pertama, mulutnya terasa sangat pahit karena
asam lambung naik. Dengan kondisi ini ibu menginginkan makanan yang berbeda dari yang biasa
dimakannya sehari-hari. Hal inilah sebenarnya yang menjadi pangkal munculnya ngidam. Karena
mulut terasa pahit, ibu ingin makan makanan yang segar-segar, yang mungkin bisa diterima indra
pengecapnya.
Meskipun tidak harus, tapi bila suami bisa memenuhinya, lebih baik segera penuhi karena bentuk
perhatian seperti ini efektif meningkatkan psikis istri yang dibutuhkan bagi pertumbuhan janin yang
sehat. Namun, seringkali, setelah dipenuhi keinginannya, istri hanya menyentuhnya sambil lewat.
Kelapa yang susah-susah dibeli di pasar, airnya hanya diminum seteguk. Nah, jika kondisi seperti ini
yang muncul, maka butuh ketabahan mental lagi.
Tak jarang bila mentalnya belum siap, sikap istri yang tampak seenaknya itu membuat marah suami.Suami harus memahami, sebenarnya istri tidak bermaksud bersikap seenaknya. Ia juga tidak mau hal
-
8/2/2019 Persiapan Persalinan Part 2
6/7
itu terjadi, ia hanya berharap, air kelapa itu sangat lezat, sesuai bayangannya semula. Ternyata
ketika dikecap, mulutnya malah merasa pahit dan makanan tidak bisa masuk ke dalam perutnya.
Pada suami yang tidak siap mental, dia merasa bahwa usahanya tidak dihargai sama sekali. Namun,
Sebaiknya suami tidak kapok, berikan alternatif lain untuk mengatasi mual muntahnya itu.
Sebenarnya, tak hanya suami yang harus selalu memahami, istri pun perlu memberikan pengertian
ke suami, misalnya dengan menerangkan kondisinya saat itu agar suami betul-betul memahami apa
yang sedang dirasakan. Meminta maaf kepada suami pada saat situasi seperti ini bisa dilakukan
untuk menghindari kesalahpahaman.
3. Mengantar Istri ke Dokter
Tak kalah penting, meskipun sibuk sebaiknya suami menyediakan waktunya untuk mengantar istri ke
dokter karena ini merupakan salah satu hal yang dapat mengangkat psikis ibu dalam memeliharakehamilannya.
Jadi, baik suami maupun istri, keduanya harus saling berusaha menepati jadwal yang sebelumnya
bisa disesuaikan bersama. Dengan menyaksikan dan terlibat dalam proses pemeriksaan, akan timbul
empati suami terhadap istri dan anak yang tengah dikandungnya. Hal ini penting untuk kelanjutan
pemeliharaan kandungannya. Selain itu, suami pun bisa bertanya ke dokter tentang hal-hal yang
sering ditemukan dan dikeluhkan istri. Dari penjelasan yang diberikan dokter, otomatis kondisi
mental suami bisa lebih terjaga.
Tak hanya ke dokter, bila ada waktu, suami pun sebaiknya menemani istri menjalani program senam
hamil. Senam ini diyakini sangat membantu ibu menghadapi persalinan. Tidak hanya istri, suami pun
perlu mengetahui berbagai tahapan dan kendala yang mungkin terjadi saat persalinan. Bila nanti istri
panik, suami akan tahu cara menghadapinya. Suami juga bisa memantau perilaku istri ketika
bersalin. Bila terjadi kesalahan, suami bisa langsung mengoreaksinya. Bila hal ini dapat dilakukan
dengan baik, tentu beban istri saat melahirkan bisa dikurangi dan kondisi mentalnya akan naik
sehingga persalinan bisa berjalan lancar.
Bayangkan kalau istri tidak pernah ikut senam hamil dan suami tidak punya pengetahuan sedikit pun
tentang persalinan. Ketika istri berteriak-teriak, misalnya, suami bisa-bisa bukannya membantu tapi
malah ikut panik.
4. Beban Menghadapi Persalinan
Memasuki bulan-bulan terakhir, dimana istri sudah bersiap menghadapi persalinan, sang suami
harus mempersiapkan mentalnya lebih kuat lagi. Pada periode trimester ke tiga akhir, selain beban
tubuh istri semakin berat, dia juga sering mengalami perasaan takut karena membayangkan proses
persalinan yang sulit dan kamar operasi. Oleh karena itu, suami harus hadir sebagai pendamping
yang bisa menyamankan kondisi istri.
Selain itu, kesiapan mental suami pun sangat diperlukan ketika harus menghadapi persalinan yang
berisiko. Pada banyak kasus, persalinan tidak bisa berjalan normal, ada perdarahan, persalinan
panjang, bayi terlilit tali pusat, sungsang, dan sebagainya, yang bisa saja mengancam nyawa ibu.
Bila mengetahui bahwa persalinan nanti akan bermasalah, sebaiknya persiapan mental suami
dilakukan jauh hari sebelum persalinan. Dengan begitu bila nantinya diperlukan berbagai tindakandarurat, suami sudah langsung bisa mengatasi kondisi mentalnya.
-
8/2/2019 Persiapan Persalinan Part 2
7/7
5. Menemani Istri Bersalin
Dukungan suami sangat diperlukan agar psikis istri bisa terangkat saat menjalani proses persalinan.
Dengan begitu istri bisa lebih kuat, nyaman, percaya diri, dan ringan ketika bersalin. Saat itu, rasa
empati suami pun dapat tumbuh lebih dalam, sehingga penghargaan terhadap perjuangan istri dan
rasa sayang kepadanya bisa tumbuh lebih sempurna.
Walaupun begitu, tidak semua suami punya mental yang kuat menyaksikan istri bersalin. Ada yang
baru melihat darah sedikit saja sudah mau pingsan. Sebaiknya sebelum mendampingi istri bersalin,
suami menilai diri sendiri apakah ia cukup kuat atau tidak. Bila tidak, lebih baik suami tak
memaksakan diri mendampingi istri di kamar bersalin. Tunggu saja di luar asalkan peduli dengan apa
yang sedang dihadapi istri.
Jika ibu butuh waktu berjam-jam saat mengalami tahap-tahap pembukaan persalinan, maka
dibutuhkan suami dengan ketabahan dan kekuatan mental ekstra. Ketika istri panik dan kesakitan
hingga berteriak-teriak, suami amat dituntut kesabaran dan ketenangannya untuk tetap
menenteramkan dan mendukung istri dalam menjalani proses persalinan. Persiapan mental suamiuntuk menemani istri bersalin bisa dilakukan dengan memperkuat tekad.