persiapan dan pelaksanaan bkkp
DESCRIPTION
Bimbingan konseling kelompokTRANSCRIPT
BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK
REVIEW
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
Dosen Pengampu: Drs. Suharso, M.Pd., Kons.Kusnarto Kurniawan, M.Pd., Kons.
Oleh
Nurma Fajar Islami1301412060
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELINGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2015
Persiapan dan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling
Kelompok
A. Langkah Awal
Tahap awal di selenggaranya dalam rangka pembentukan kelompok
sampai dengan mengumpulkan para peserta yang siap dalam melaksanakan
kegiatan kelompok. Langkah awal dimulai dengan penjelasan tentang adanya
layanan bimbingan kelompok bagi para siswa. Penjelasan ini berisi tentang
pengertian, tujuan dan kegunaan secara umum layanan tersebut. Setelah
penjelasan ini sebaiknya kalau dapat menghasilkan kelompok-kelompok yang
langsung dapat merencanakan waktu dan tempat untuk menyelenggaraan kegiatan
bimbingan kelompok atau konseling kelompok yang sebenarnya.
Anggota dari bimbingan kelompok terdiri dari 10-15 orang dari
keseluruhan siswa asuh guru pembimbing yang sebanyak 150 orang. Dengan
demikian akan terbentuk 10-15 kelompok yang masing-masing akan menjadi
wadah, sasaran dan sekaligus aktor-aktor dalam penyelenggaraan layanan
bimbingan kelompok.
B. Perencanaan Kegiatan
Menurut Prayitno (1995), pelaksanaan bimbingan kelompok dan konseling
kelompok mengkuti lima urutan kegiatan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
(3) evaluasi, (4) analisis hasil evaluasi, dan (5) tindak lanjut. Perencanaan
kegiatan layanan, meliputi penempatan:
1. Materi layanan.
2. Tujuan yang ingin dicapai, yaitu tujuan bimbingan kelompok atau
konseling kelompok.
3. Sasaran kegiatan yaitu kelompok yang dimaksudkan.
4. Bahan atau sumber bahan untuk kelompok tugas, mungkin ada bahan-
bahan tertentu yang perlu di persiapkan oleh guru pembimbing.
5. Rencana penilaian.
6. Waktu dan tempat.
C. Pelaksanaan Kegiatan
Setelah perencanaan kegiatan disusun dengan matang, langkah selanjutnya
yaitu pelaksanaan kegiatan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi dua
tahap, yaitu :
1. Persiapan Pelaksanaan
Kegiatan yang telah di rencanakan itu selanjutnya di laksanakan
melalui :
a. Persiapan menyeluruh
Persiapan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok atau konseling
kelompok meliputi :
1) Persiapan fisik : tempat dan kelengkapan
2) persiapan bahan-khususnya untuk kelompok tugas
3) persiapan keterampilan
4) persiapan adminitrasi
b. Pesiapan keterampilan
Mengenai persiapan ketrampilan untuk menyelenggarakan
bimbingan konseling kelompok guru pembimbing diharapkan mampu
melaksanakan teknik :
1) Teknik umum
a) Tiga “ M “ yaitu mendengar dengan baik, memahami secara penuh
dan merespon secara tepat dan positif.
b) Dorongan minimal.
c) Penguatan.
d) Keruntutan.
2) Ketrampilan memberikan tanggapan.
1) Mengenal perasaan peserta.
2) Mengungkapkan perasaan sendiri.
3) Merefeksikan.
3) Ketrampilan memberi pengarahan.
a) Memberikan informasi.
b) Memberikan nasehat.
c) Bertanya secara langsung dan terbuka.
d) Mempengaruhi dan mengajak.
e) Menggunakan contoh pribadi.
f) Memberikan penafsiran.
g) Mengkonfrontasikan.
h) Mengupas masalah.
i) Menyimpulkan.
Teknik diatas sama dengan teknik-teknik yang di pergunakan dalam
layanan konseling perorangan. Pada dasarnya tujuan dan proses
pengembangan pribadi dan pemecahan masalah klien melalui bimbingan
kelompok, konseling kelompok dan konseling perorangan adalah sama.
Besanya hanya terletak pada proses-proses interaksi antara pribadi yang
sangat terbatas antara klien dan konselor-konselor.
c. Asas kerahasiaan
Yang perlu si persiapkan oleh guru pembimbing ialah ketrampilan
memantapkan asas kerahasiaan kepada seluruh peserta. Di depan para
peserta guru pembimbing perlu menampilkan diri bagaimana ia akan
memegang kerahasiaan seluruh siswa yang menjadi peserta konseling
kelompok. Misal dangan mengemukakan kalimat-kalimat sebagai berikut :
“Saya …..” sebagai guru pembimbing menyatakan bahwa saya sanggup
dan bersedia menerima, menyimpan, menjaga dan merahasiakan segala
data atau keterangan yang saya terima beik dari klien atau dari siapa pun
juga yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui
oleh orang lain “.
Kalimat “asas kerahasiaan” di ucapkan dengan lembut tetapi tegas
sehingga mencerminkan keteguhan dan keiklasa hati dari orang yang
mengucapkan.
2. Pelaksanaan Tahap-tahap Kegiatan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan terletak pada waktu dan tempat, dan
dengan para peserta sebagaimana telah direncanakan dimulai kegiatan
bimbingan kelompok atau konseling kelompok yang sebenarnya. Tahap-tahap
kegiatan, dari tahap 1 sampai dengan tahap IV. Pada pertemuan kelompok
yang pertama kali, biasanya tahap 1 memerlukan waktu yang cukup panjang.
Pada tahap ini para peserta yang baru pertama bertemu dibentuk menjadi
kelompok yang cukup solid sehingga dinamika kelompok yang berkembang
diantara merka selanjutnya akan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan
bimbingan dan konseling. Untuk itu diperlukan waktu yang yang cukup lama
deengan keiatan yang bervariasi.
Tahap II merupakan jembatan antara tahap 1 dan tahap III. Beberapa
lama tahap II berlangsung banyak tergantung pada keberhasilan tahap I.
Apabila tahap I sudah berhasil dengan baik, tahap II seringkali hanya sekedar
mengulangi dan memantapkan penjelasan tentang beberapa aspek pokok yang
ada dalam tahap III. Apabila tahap I kurang mantap, boleh jadi dalam tahap II
akan timbul ketidak seimbanagn diantara peserta. Apabila bila ketidak
seimbangan terjadi, barangkali pemimpin kelompok perlu kembali kepada
aspek-aspek penting tertentu pada tahap I.
Tahap III merupakan inti dari keseluruhan kegiatan layanan
bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Tahap ini sering disebut tahap
kerja. Dari tahap ini akan diperoleh hasil-hasil yang diharapkan, yaitu
mengembangkan pribadi dan perolehan kerja yang mencangkup aspek-aspek
kognitif, afeksi, konatif, dan berbagai pengalaman serta alternative pemecaan
masalah. Dalam tahap ini seluruh peserta diminta untuk “bekerja”,
mengembangakn pikiran, memberikan dorongan, bertanya dan akan
memberikan penjelasan, penjelasan dan usu, bahkan memberikan nasihat dan
alternative jalan keluar untuk pemecahan suatu masalah. Tahap III ini,
biasanya para peserta minta agar lebih banyak topik atau maslah dapat
dibahas dalam pertemuan mereka itu.
Tahap IV merupakan anti klimaks dari seluruh kegiatan, pada tahap
ini kegiatan menyurut. Semangat yang tadinya pada tahap III menggebu-gebu
sekarang mengendor. Segala sesuatu menuju pada pengakhiran kegiatan.
Pada tahap ini pemimpin kelompok meminta kesan-kesan dari para peserta,
dan akhirnya kesan-kesan ini dikaitkan dengankemungkinan pertemuan
berikutnya. Usul-usul peserta yang menghendaki segera adanya pertemuan
lagi, apalagi jika pertemuan kembali itu dikehendaki supaya lebih cepat,
menunjukan betapa kegiatan bimbingan kelompok telah membuahkan sesuatu
yang berharga bagi peserta yang bersangkutan.
D. Evaluasi Kegiatan
Penilaian kegiatan bimbingan kelompok tidak dilanjutkan kepada “hasil
belajar” yang berupa penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh
para peserta melainkan diorientasikan kepada perkembanagn pribadi siswa dan
hal-hal yang dirasakan oleh mereka berguna. Isi kesan-kesan yang diungkapkan
oleh para peserta merupakan isi penilaian yang sebenarnya.
Penilaian terhadap bimbingan kelompok dilakukan secara tertulis, baik
melalui essay, daftar cek maupun daftar isian sederhana. Secara tertulis peserta
diminta mengungkapkan perasaannya, pendapatnya, harapannya, minat dan
sikapnya terhadap berbagai hal, baik yang telah dilakukan selama kegiatan
kelompok maupun kemungkinan keterlibatan mereka untuk kegiatan serupa
selanjutnya. Peserta juga diminta untuk mengemukakan (baik lisan maupun
tertulis) tentang hal-hal yang paling berharga dan atau kurang ,mereka senangi
selama kegiatan berlangsung.
Penilaian terhadap layanan bimbingan kelompok dan hasil-hasilnya tidak
bertitik tolak dari kriteria benar salah. Namun berorientasi pada perkembangan
yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan positif yang terjadi pada diri
peserta kegiatan. Penilaian terhadap layanan tersebut lebih bersifat penilian
“dalam proses” yang dapat dilakukan melalui:
1. Mengamati partisipasi dan aktifitas peserta selama kegiatan berlangsung
2. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas
3. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi mereka dan perolehan meeka
sebagai hasil dari keikutsertaanmereka
4. Mengungkapkan minat dan sikap mereka tntang kemungkinan kegiatan
lajutan
5. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan layanan.
Hasil penilaian berupa deskripsi yang menyangkut aspek-aspek proses dan
isi penyelenggaraan bimbingan kelompok baik yang menyangkut
penyelanggaraan itu sendiri maupun pesertanya.
E. Analisis dan Tindak Lanjut
Hasil penilaian kegiatan layanan perlu dianalisis untu mengetahui lebih
lanjut seluk beluk kemajuan para peserta dan seluk beluk kemajuan
penyelenggaraan layanan. Perlu dikaji apakah hasil-hasil pembahasan atau
pemecahan masalah sudah dilakukan sedalam atau setuntas mungkin, atau
sebenarnya masih ada aspek-aspek penting yang belum dijangkau dalam
pembahasan itu. Dalam analisis itu guru pembimbing sebagai pemimpin dan
pembimbing kelompok perlu meninju kembali:
1. Penumbuhan dan jalannya dinamika kelompok.
2. Peranan dan aktivitas sebagai peserta
3. Homogenitas/heterogenitas anggota kelompok
Dalam analisis tersebut, satu hal yang menarik ialah analisis tentang
kemungkinan dilanjutkannya pembahasan topik atau masalah yang telah dibahas
sebelumnya. Usaha tindak lanjut mengikuti arah dan hasil analisis. Tindak lanjut
dapat dilaksanakan melalui pertemuan bimbingan kelompok atau konseling
kelompok selanjutnya atau melalui bentuk layanan lain. Apabila kegiatan
dianggap sudah memadai dan sudah selesai, maka upaya tindak lanjut secara
tersendiri dianggap tidak diperlukan.