bab iv hasil dan pembahasan 4. 1...4. 3. 3 pelaksanaan penelitian . pelaksanaan penelitian dilakukan...

26
50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah kerangka berpikir berhasil dibangun menggunakan teori yang ada dan sampel serta teknik pengambilan sampel telah ditentukan, maka penelitian akan dilanjutkan dengan pengambilan data dan mengolahnya dengan bantuan SPSS. Bab ini akan menjelaskan secara terperinci proses tersebut. 4. 1 Deskripsi Tempat Penelitian Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kriten Satya Wacana adalah suatu lembaga pendidikan di Indonesia. Fakultas Teknologi Informasi UKSW berdiri sejak tahun 2003, Fakultas Teknologi Informasi UKSW memulai dengan Program Studi Teknik Informatika (TI), kemudian pada tahun 2004 Fakultas Teknologi Informasi UKSW membuka Program Studi Sistem Informasi (SI) untuk menjawab tuntutan tenaga yang handal pada bidang manajerial sistem informasi. Berkembangnya industri multimedia kreatif dengan berdirinya banyak rumah produksi dan stasiun televisi, membuat Fakultas Teknologi Informasi UKSW yang memiliki visi kedepan untuk membuka sebuah program studi baru. Pada tahun ajaran 2008 dibuka Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) yang berfokus pada desain Grafis, Multimedia dan Game Programming. Untuk menjawab kebutuhan tenaga pendidik pada bidang teknologi informasi, Fakultas Teknologi Informasi UKSW membuka Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) yang menerima mahasiswa baru pada tahun ajaran 2010-2011. Sekarang ini Dekan Fakultas Teknologi Informasi UKSW dijabat Dr. Dharmaputra Taludangga Palekahelu, S. Pd. ,M. Pd. Fakultas Teknologi Informasi memiliki misi:

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 50

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Setelah kerangka berpikir berhasil dibangun menggunakan teori yang

    ada dan sampel serta teknik pengambilan sampel telah ditentukan, maka

    penelitian akan dilanjutkan dengan pengambilan data dan mengolahnya

    dengan bantuan SPSS. Bab ini akan menjelaskan secara terperinci proses

    tersebut.

    4. 1 Deskripsi Tempat Penelitian

    Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kriten Satya Wacana

    adalah suatu lembaga pendidikan di Indonesia. Fakultas Teknologi Informasi

    UKSW berdiri sejak tahun 2003, Fakultas Teknologi Informasi UKSW

    memulai dengan Program Studi Teknik Informatika (TI), kemudian pada

    tahun 2004 Fakultas Teknologi Informasi UKSW membuka Program Studi

    Sistem Informasi (SI) untuk menjawab tuntutan tenaga yang handal pada

    bidang manajerial sistem informasi. Berkembangnya industri multimedia

    kreatif dengan berdirinya banyak rumah produksi dan stasiun televisi,

    membuat Fakultas Teknologi Informasi UKSW yang memiliki visi kedepan

    untuk membuka sebuah program studi baru. Pada tahun ajaran 2008 dibuka

    Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) yang berfokus pada desain

    Grafis, Multimedia dan Game Programming. Untuk menjawab kebutuhan

    tenaga pendidik pada bidang teknologi informasi, Fakultas Teknologi

    Informasi UKSW membuka Program Studi Pendidikan Teknik Informatika

    dan Komputer (PTIK) yang menerima mahasiswa baru pada tahun ajaran

    2010-2011.

    Sekarang ini Dekan Fakultas Teknologi Informasi UKSW dijabat Dr.

    Dharmaputra Taludangga Palekahelu, S. Pd. ,M. Pd. Fakultas Teknologi

    Informasi memiliki misi:

  • 51

    1. Melaksanakan proses pembelajaran yang berbasis keunggulan dalam

    bidang teknologi informasi yang menjunjung tinggi nilai kebenaran

    dan iman Kristiani.

    2. Melaksanakan penelitian yang berbasis keunggulan dan selaras

    dengan perkembangan teknologi informasi yang berciri kritis, kreatif

    dan inovatif.

    3. Menerapkan bidang ilmu teknologi informasi untuk kesejahteraan

    masyarakat sebagai wujud pelayanan.

    4. Mengembangkan kepemimpinan yang mencerminkan sikap kritis,

    kreatif dan inovatif serta memiliki kepekaan terhadap perubahan.

    5. Menciptakan dan mengembangkan sinergi antara pengajaran,

    penelitian dan pengabdian masyarakat dalam semangat pelayanan

    dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri.

    4. 2 Karakteristik Responden

    Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa skripsi Fakultas

    Teknologi Informasi UKSW angkatan 2013. Merujuk pada data yang

    diperoleh keseluruhan mahasiswa skripsi angkatan 2013 berjumlah 139

    mahasiswa berikut dipaparkan karakteristik responden berdasarkan program

    studi dan jenis kelamin.

    4. 2. 1 Berdasarkan Program Studi dan Jenis Kelamin

    Karakteristik mahasiswa yang berstatus skripsi Fakultas Teknologi

    Informasi UKSW, Kota Salatiga berdasarkan program studi dan jenis

    kelamin disajikan dalam Tabel 4.1

  • 52

    Tabel 4. 1

    Jumlah dan Presentase Mahasiswa

    berdasarkan Program Studi dan Jenis Kelamin

    No. Program Studi Mahasiswa Mahasiswi Total

    1. Teknik Informatika (TI) 37 (43%) 20 (37,7%) 57 (41%)

    2. Sistem Informasi (SI) 40 (46,5%) 25 (47,1%) 65 (46,7%)

    3. Pendidikan Teknik

    Informatika dan Komputer

    (PTIK)

    5 (6%) 7 (13,2%) 12 (8,6%)

    4. Desain Komunikasi Visual

    (DKV)

    3 (3,4%) 1 (2%) 4 (3%)

    5. Ilmu Perpustakaan (IP) 1 (1,1%) - 1(0,7%)

    6. Public Relation (PR) - - -

    Total 86 (100%) 53 (100%) 139 (100%)

    Berdasarkan Tabel 4. 1 terlihat bahwa dari 139 mahasiswa baik yang

    laki-laki ataupun yang perempuan mayoritas berada pada program studi

    sistem infomasi dan jumlah mahasiswa lebih besar dari jumlah mahasiswi.

    4. 3 Prosedur Penelitian

    4. 3. 1 Pengambilan Data Awal

    Sebagai tahap awal, penulis mengumpulkan informasi langsung di

    Fakultas Teknologi Informasi UKSW pada bulan Januari dan Febuari 2017.

    Dari beberapa informasi dan hasil pengamatan, penulis menemukan

    fenomena dan informasi berupa data mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi

    Informasi UKSW yang berhubungan dengan permasalahan prokrastinasi

    akademik.

    4. 3. 2 Persiapan Penelitian

    Persiapan penelitian ini dimulai dari penulis mengurus persyaratan

    administrasi berupa ijin penelitian dari program Pasca Sarjana Magister Sains

    Psikologi, kemudian surat ijin tersebut diberikan ke Wakil Dekan Fakultas

    Teknologi Informasi untuk meminta ijin penelitian, dan dibuatlah balasan

    surat ijin penelitian. Sebelum penelitian perlu diadakan uji coba skala

  • 53

    psikologi. Uji coba skala psikologi ini dilakukan penulis dengan cara

    menyebarkan skala psikologi saat berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    UKSW pada tanggal 4 juni 2017 pukul 10. 00 WIB, penulis memperoleh 25

    orang, kemudian penulis juga sempat menitipkan skala psikologi ke bagian

    administrasi tugas akhir untuk diberikan ke mahasiswa skripsi dan

    memperoleh 15 orang. Sedangkan sisa lainnya penulis peroleh dengan cara

    bertemu satu persatu dengan mahasiswa skripsi dan memperoleh 48 orang,

    sehingga total sampel yang digunakan penulis sejumlah 88 orang. Kendala

    saat uji coba dari pengambilan data sampel yang penulis lakukan di antaranya

    penulis mengalami kesulitan dalam menghubungi sampel yang lain serta

    terdapat beberapa kuesioner yang tidak dikembalikan.

    4. 3. 3 Pelaksanaan Penelitian

    Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah penulis terlebih dahulu

    melakukan persiapan penelitian. Persiapan penelitian di mulai dari meminta

    ijin kepada pihak-pihak yang bersangkutan, melakukan try out dengan

    menyebarkan kuesioner ketika mahasiswa sedang menunggu dosen untuk

    bimbingan skripsi serta mahasiswa yang beraktifitas disekitar kampus.

    Dilanjutkan dengan pengolahan data hasil try out dan didapat beberapa aitem

    pertanyaan yang gugur, sehingga penulis memperbaiki aitem yang gugur

    tersebut dengan alasan aitem yang digunakan masih memenuhi prasyarat

    aitem yang baik karena aitem yang gugur masih dibawah 25% setelah

    perbaikan aitem kemudian penulis melanjutkan dengan melakukan penelitian.

    Pelakasanaan penelitian dilakukan penulis pada tanggal 24 Julihingga

    tanggal 17 Agustus 2017. Skala Prokrastinasi Akademik, Fear of Failure,

    dan Perfeksionis dibagikan kepada mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi

    Informasi UKSW. Dalam proses ini, penulis membagikan skala psikologi

    untuk mahasiswa skripsi sejumlah 45 orang yang sedang mengikuti kegiatan

    tata cara penulisan skripsi kepada mahasiswa yang mengambil skripsi. Data

    lain penulis peroleh pada tanggal tanggal 1- 9 agustus dari mahasiswa yang

    sedang menunggu dosen untuk bimbingan skripsi sejumlah 35, kemudian

  • 54

    sisanya penulis berusaha menghubungi mahasiswa secara satu persatu, serta

    mencari mahasiswa yang beraktifitas di kampus 1 UKSW dipenogoro dan

    kampus 2 UKSW Blotongan. Kendala saat penelitian dari pengambilan data

    sampel yang penulis lakukan diantaranya penulis mengalami kesulitan untuk

    menemukan sampel karena banyak mahasiswa yang sedang skripsi tidak

    melakukan registrasi ulang, sulitnya mencari mahasiswa angkatan 2013

    dikarenakan akhir semester dan mulainya libur semester sehingga penulis

    menyebarkan kuesioner bukan hanya dikampus tapi juga dikos-kos

    mahasiswa.

    4. 4 Hasil Daya Diskriminasi Aitem dan Uji Reliabilitas

    4. 4. 1 Daya Diskriminasi Aitem

    Seleksi aitem dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Pengujian validitas alat

    ukur dilakukan dengan menggunakan teknik corrected item-total correlation

    untuk setiap aitem. Hasil seleksi aitem skala prokrastinasi akademik

    diperoleh 33 aitem yang memiliki korelasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai

    bergerak dari 0,343-0,593. Hasil seleksi aitem skala fear of failure diperoleh

    29 aitem yang memiliki korelasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai bergerak dari

    0,345-0,595. Sementara itu hasil seleksi aitem perfeksionis diperoleh 29

    aitem yang memiliki korelasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai bergerak dari

    0,313-0,595. Oleh karena keseluruhan aitem dari masing-masing skala telah

    dinyatakan memenuhi syarat, maka skala dapat digunakan sebagai skala

    penelitian.

    4.4.2 Uji Realibilitas

    4.4.2.1 Skala Prokrastinasi Akademik

    Uji reliabilitas skala prokrastinasi akademik dilakukan dengan SPSS

    16.0. Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem pada proses uji coba

  • 55

    (tryout) didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,933 dengan jumlah aitem

    48 aitem, dan jumlah subjek sebanyak 88 orang. Sesuai dengan kisi-kisi pada

    penelitian didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,917 dengan jumlah 33

    aitem dan jumlah subjek sebanyak 139 orang.

    4.4.2.2 Skala Fear of Failure

    Uji reliabilitas skala fear of failure dilakukan dengan SPSS 16.0.

    Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem pada proses uji coba (tryout)

    didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,903 dengan jumlah aitem 39 aitem

    dan jumlah subjek sebanyak 88 orang. Sesuai dengan kisi-kisi pada penelitian

    didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,894 dengan jumlah 24 aitem dan

    jumlah subjek sebanyak 139 orang.

    4.4.2.3 Skala Perfeksionis

    Uji reliabilitas skala perfeksionis dilakukan dengan SPSS 16.0.

    Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem pada proses uji coba (tryout)

    didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,910 dengan jumlah aitem 59 aitem,

    dan jumlah subjek sebanyak 88 orang. Sesuai dengan kisi-kisi pada penelitian

    didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,886 dengan jumlah 29 aitem dan

    jumlah subjek sebanyak 139 orang.

    4.5 Kategorisasi Skor

    Kategorisasi skor variabel penelitian bertujuan agar data penelitian

    dapat dilihat dengan lebih baik untuk pengujian statistik selanjutnya.

    Deskripsi variabel penelitian yaitu Prokrastinasi Akademik (PA), Fear of

  • 56

    Failure (FF), dan Perfeksionisme (P) dilihat berdasarkan jenis kelamin

    responden.

    4.5.1 Kategorisasi Skor Prokrastinasi Akademik

    Adapun deskripsi skor variabel prokrastinasi akademik (PA) dengan

    33 aitem memiliki skor yang berada diantara skor terendah 48 hingga

    tertinggi 153 yang dikategorikan dalam 5 kategori yaitu Sangat Tinggi (ST),

    Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), Sangat Rendah (SR).

    i =

    i =

    i = 21.

    Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari prokrastinasi

    akademik dapat dilihat pada Tabel 4.2.

    Tabel 4.2

    Distribusi Frekuensi Variabel Prokrastinasi Akademik

    Kategori Interval N Presentase

    ST 132 ≤ x >153 11 7,9%

    T 111 ≤ x > 132 33 24%

    S 90 ≤ x > 111 62 44,6%

    R 69 ≤ x > 90 28 20%

    SR 48 ≤ x > 69 5 3,5%

    Jumlah 139 100%

    Mean 103,06

    SD 19,146

    Min 48

    Max 153

  • 57

    Keterangan : ST=Sangat Tinggi,; T=Tinggi; S=Sedang; R=Rendah;

    SR=Sangat Rendah.

    Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa skor sangat tinggi

    bergerak dari 132 sampai dengan 153, skor tinggi bergerak dari 111 sampai

    dengan 132, skor sedang bergerak dari 90 sampai dengan 111, skor rendah

    bergerak dari 69 sampai dengan 111 dan skor sangat rendah bergerak dari 48

    sampai dengan 69. Hal ini menunjukkan bahwa 44,6% responden memiliki

    prokrastinasi akademik dengan kategori sedang, 24% responden memiliki

    prokrastinasi akademik dengan kategori tinggi.

    4.5.2 Kategorisasi Skor Fear of Failure

    Adapun deskripsi skor variabel prokrastinasi akademik (PA) dengan

    33 aitem memiliki skor yang berada diantara skor terendah 34 hingga

    tertinggi 107 yang dikategorikan dalam 5 kategori yaitu Sangat Tinggi (ST),

    Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), Sangat Rendah (SR).

    i =

    i =

    i = 15.

    Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari prokrastinasi

    akademik dapat dilihat pada Tabel 4.3.

  • 58

    Tabel 4.3

    Distribusi Frekuensi Variabel Fear of Failure

    Kategori Interval N Presentase

    ST 94 ≤ x > 107 8 6%

    T 79 ≤ x > 94 37 26,6%

    S 64 ≤ x > 79 53 38%

    R 49 ≤ x > 64 34 24,4%

    SR 34 ≤ x > 49 7 5%

    Jumlah 139 100%

    Mean 71,89

    SD 13,839

    Min 34

    Max 107

    Keterangan : ST = Sangat Tinggi,; T = Tinggi; S = Sedang; R = Rendah; SR

    = Sangat Rendah.

    Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa skor sangat tinggi

    bergerak dari 94 sampai dengan 107, skor tinggi bergerak dari 79 sampai

    dengan 94, skor sedang bergerak dari 64 sampai dengan 79, skor rendah

    bergerak dari 49 sampai dengan 64 dan skor sangat rendah bergerak dari 34

    sampai dengan 49. Hal ini menunjukkan bahwa 38% responden memiliki

    fear of failure dengan kategori sedang, 26,6% responden memiliki fear of

    failure dengan kategori tinggi.

    4.5.3 Kategorisasi Skor Perfeksionisme

    Adapun deskripsi skor variabel prokrastinasi akademik (PA) dengan

    33 aitem memiliki skor yang berada diantara skor terendah 45 hingga

    tertinggi 135 yang dikategorikan dalam 5 kategori yaitu Sangat Tinggi (ST),

    Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), Sangat Rendah (SR).

  • 59

    i =

    i =

    i = 18.

    Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari prokrastinasi

    akademik dapat dilihat pada Tabel 4.4.

    Tabel 4.4

    Distribusi Frekuensi Variabel Perfeksionis

    Kategori Interval N Presentase

    Sangat Tinggi 117 ≤ x > 135 14 10%

    Tinggi 99 ≤ x > 117 37 26,6%

    Sedang 81 ≤ x > 99 68 49%

    Rendah 63 ≤ x > 81 19 13,7%

    Sangat Rendah1 45 ≤ x > 63 1 0,7%

    Jumlah 139 100%

    Mean 95,45

    SD 14,944

    Min 45

    Max 135

    Keterangan : ST = Sangat Tinggi,; T = Tinggi; S= Sedang; R = Rendah;

    SR= Sangat Rendah.

    Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa skor sangat tinggi

    bergerak dari 117 sampai dengan 135, skor tinggi bergerak dari 99 sampai

    dengan 117, skor sedang bergerak dari 81 sampai dengan 99, skor rendah

    bergerak dari 63 sampai dengan 81 dan skor sangat rendah bergerak dari 45

    sampai dengan 63. Hal ini menunjukkan bahwa 49% responden memiliki

  • 60

    perfeksionisme dengan kategori sedang, 26,6% responden memiliki

    perfeksionis dengan kategori tinggi.

    4. 6 Hasil Uji Asumsi Klasik

    4. 6. 1 Uji Normalitas

    Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu

    berdistribusi normal. Selain itu hasil pengujian normalitas juga dapat

    menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau hampir

    berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengujian normalitas secara statistik

    dapat dilakukan dengan uji one sampleKolmogorov-Smirnov dengan p> 0,05.

    Sedangkan bila menggunakan metode grafik histogram dan P-P Plot Test.

    Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16. 0 dapat dilihat sebagai

    berikut.

    Gambar 4.1

    Histogram

  • 61

    Data dikatakan berdistribusi normal apabila histogram berbentuk

    lonceng (bell shaped curve) (Santosa, 2000). Dengan melihat tampilan

    histogram di atas, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan

    pola distribusi normal, karena berbentuk lonceng serta tidak menceng ke kiri

    atau ke kanan. Selain menggunakan histogram, normalitas juga dapat dilihat

    melalui grafik P-P Plot Test.

    Gambar 4.2

    P-P Plot Test

    Dari P-P Plot Test di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di

    sekitar garis diagonal, serta penyebarannta searah garis diagonal. Sehingga

    dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.

  • 62

    Tabel 4.5

    Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Fear of

    Failure Perfeksionis

    Prokrastinasi

    Akademik

    N 139 139 139

    Normal

    Parametersa

    Mean 71. 89 95. 45 103. 06

    Std. Deviation 13. 839 14. 944 19. 146

    Most Extreme

    Differences

    Absolute . 045 . 090 . 072

    Positive . 036 . 090 . 072

    Negative -. 045 -. 077 -. 035

    Kolmogorov-Smirnov Z . 526 1. 058 . 844

    Asymp. Sig. (2-tailed) . 945 . 213 . 475

    a. Test distribution is Normal.

    Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov, diketahui bahwa nilai

    koefisien fear of failure sebesar 0,526 dengan signifikansi sebesar 0,945 (p>

    0,05) yang berarti bahwa data fear of failure terdistribusi normal. Koefisien

    perfeksionis sebesar 1,058 dengan signifikansi sebesar 0,213 (p> 0,05) yang

    berarti bahwa data perfeksionisterdistribusi normal. Selanjutnya, koefisien

    prokrastinasi akademik sebesar 0,844 dengan signifikansi sebesar 0,475 (p>

    0,05) yang berarti bahwa data prokrastinasi akademik terdistribusi normal.

    Dengan demikian data penelitian ini memenuhi asumsi normalitas dan model

    regresi layak digunakan untuk memprediksi fear of failure berdasarkan

    perfeksionis dan prokrastinasi akademik.

    4. 6. 2 Uji Multikolinieritas

    Uji Multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi

    ditemukan adanya korelasi antar variabelindependent. Sebab jika terjadi

    korelasi, maka terdapat problem multikolinieritas. Pengujian akan dilakukan

    dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

  • 63

    Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10 (Ghozali,

    2009).

    Tabel 4.6

    Hasil Uji Multikolinieritas

    Coefficientsa

    Model

    Collinearity Statistics

    Tolerance VIF

    1 (Constant)

    Fear of Failure . 895 1. 117

    Perfeksionis . 895 1. 117

    a. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik

    Dari tabel 4.6 terlihat kedua variabel bebas yang digunakan memiliki

    nilai tolerance 0,895 > 0,10 dan nilai VIF 1,117 < 10. Dengan demikian dapat

    disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinieritas pada variabel bebas

    yang digunakan.

    4. 6. 3 Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah sebuah model

    regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke

    pangamatan yang lai. Jika varians dari pengamatan residual satu ke

    pangamatan yang lain tetap maka terjadi masalah heteroskedastisitas yaitu

    homoskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau

    tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya

    heteroskedastisitas yaitu melihat scatterplot (nilai prediksi dependen ZPRED

    dengan residual SRESID). Apabila titik pada grafik scatterplot menyebar

    secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi

    masalah heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

  • 64

    Gambar 4.7

    Scatterplot

    Scatterplot menujukkan titik-titik terpencar dengan tidak membentuk

    pola-pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik-titik tersebut menyebar

    diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Gambar 4. 3 menunjukan bahwa

    tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi dapat dipakai untuk

    memprediksi prokrastinasi akademik berdasarkanfear of failure dan

    perfeksionis.

    4. 6. 4 Uji Linieritas

    Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan linear antar

    variabel bebas dan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi

    penyimpangan dan linearitas dengan p > 0,05. Maka suatu data dikatakan

    adanya hubungan linear apabila nilai p < 0,05.

  • 65

    Tabel 4.8

    Hasil Uji Linieritas Fear of Failure dengan Prokrastinasi Akademik

    Tabel ANOVA

    Sum of

    Squares df

    Mean

    Square F Sig.

    Prokrastinasi

    Akademik *

    Fear of Failure

    Between

    Groups

    (Combined) 20361.

    537 51

    399.

    246

    1.

    149 . 281

    Linearity 3736.

    041 1

    3736.

    041

    10.

    754 . 001

    Deviation

    from

    Linearity

    16625.

    496 50

    332.

    510 . 957 . 560

    Within Groups 30224.

    002 87

    347.

    402

    Total 50585.

    540 138

    Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai penyimpangan

    linearitas 10,754 (p> 0,05) dan nilai signifikansi linearitas 0,001(p

  • 66

    Tabel 4.9

    Hasil Uji Linieritas Perfeksionis dengan Prokrastinasi Akademik

    Tabel ANOVA

    Sum of

    Squares df

    Mean

    Square F Sig.

    Prokrastinasi

    Akademik *

    Perfeksionis

    Between

    Groups

    (Combined) 24665.

    482 50

    493.

    310

    1.

    675 . 017

    Linearity 6547.

    788 1

    6547.

    788

    22.

    230 . 000

    Deviation

    from

    Linearity

    18117.

    694 49

    369.

    749

    1.

    255 . 176

    Within Groups 25920.

    057 88

    294.

    546

    Total 50585.

    540 138

    Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai penyimpangan

    linearitas 22,230 (p> 0,05) dan nilai signifikansi linearitas 0,000(p

  • 67

    4. 7. 1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

    Hasil uji statistik secara simultan untuk variabel independen (fear of

    failure dan perfeksionis) terdapat variabel dependen (prokrastinasi akademik)

    diperoleh hasil sebagai berikut:

    Tabel 4.10

    Hasil Uji Regresi Berganda Signifikan Nilai F

    ANOVAb

    Model

    Sum of

    Squares Df Mean Square F Sig.

    1 Regression 7909. 290 2 3954. 645 12. 603 . 000a

    Residual 42676. 250 136 313. 796

    Total 50585. 540 138

    a. Predictors: (Constant), Perfeksionis, Fear of Failure

    b. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik

    Berdasarkan tabel anova, diperoleh nilai Fhitung sebesar 12,603 dengan

    nilai signifikansi sebesar 0,000 (p< 0,05) dan Ftabel sebesar 3,06 (α = 5%)

    yang berarti ada pengaruh yang signifikan fear of failure, dan perfeksionis

    terhadap prokrastinasi akademik. Dari hasil perhitungan ini, maka hipotesis

    dalam penelitian ini diterima.

    4. 7. 2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)

    Hasil perhitungan statistik secara parsial untuk variabel X1 (fear of

    failure) dan X2 (perfeksionis) terhadap variabel Y (prokrastinasi akademik)

    diperoleh hasil sebagai berikut:

  • 68

    Tabel 4.11

    Hasil Uji Regresi Berganda Nilai Koefisien Beta dan Nilai t Variabel

    Independent Terhadap Variabel Dependent

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta

    1 (Constant) 48.682 10.948 4.447 .000

    Fear of Failure .240 .115 .173 2.083 .039

    Perfeksionis .389 .107 .304 3.647 .000

    a. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik

    Dari hasil Tabel 4.11 maka pengujian diketahui bahwa nilai thitung fear

    of failure sebesar 2,083 (ttabel = 1,97) dengan tingkat signifikansi 0,039 (p>

    0,05). Hasil ini memberikan arti bahwa variabel bebas fear of failure secara

    parsial mempunyai pengaruh terhadap prokrastinasi akademik. Sedangkan

    dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai thitung perfeksionis sebesar 3,647

    (ttabel = 1,97) dengan tingkat signifikansi 0,000 (p> 0,05). Hasil ini

    memberikan arti bahwa variabel bebas perfeksionis secara parsial

    mempunyai pengaruh terhadap prokrastinasi akademik.

    Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut:

    Y= 48,682 + 0,240 X1 + 0,389 X2

    Keterangan:

    1. Konstanta (a) sebesar 48,682mengandung arti bahwa jika variabel

    independen fear of failure dan perfeksionis bernilai 0, maka nilai

    prokrastinasi akademik sebesar 48,682.

  • 69

    2. Koefisien regresi fear of failure sebesar 0,240dengan signifikansi

    sebesar 0,039 memberi arti bahwa setiap penambahan satu satuan atau

    satu tingkatan perfeksionis akan berdampak pada meningkatnya

    prokrastinasi akademik sebesar 0,240.

    3. Koefisien regresi perfeksionis sebesar 0,389dengan signifikansi

    sebesar 0,000 memberi arti bahwa setiap penambahan satu satuan atau

    satu tingkatan perfeksionis akan berdampak pada meningkatnya

    prokrastinasi akademik sebesar 0,389.

    4. 7. 3 Koefisien Determinasi (R2)

    Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui

    sejauh mana pengaruh antara fear of failure dan perfeksionis terhadap

    prokrastinasi akademik pada mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi Informasi

    UKSW. Berdasarkan pengolahan secara statistik, diperoleh hasil sebagai

    berikut:

    Tabel 4.12

    Hasil Uji Koefisien regresi Fear of Failure dan Perfeksionis Terhadap

    Prokrastinasi Akademik

    Model Summaryb

    Model R R Square Adjusted R Square

    Std. Error of the

    Estimate

    1 . 395a . 156 . 144 17. 714

    a. Predictors: (Constant), Perfeksionis, Fear of Failure

    b. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik

    Tabel 4.12 di atas menunjukkan nilai R sebesar 0,395 dengan

    demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh fear of failure dan

    perfeksionis terhadap prokrastinasi akademik dengan koefisien determinasi

    (R2) sebesar 0,156. Dengan demikian variabel fear of failure dan perfeksionis

    memberikan pengaruh terhadap perubahan variabel prokrastinasi akademik

  • 70

    sebesar 15,6%. Sedangkan sisanya 84,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang

    tidak diteliti dalam penelitian ini.

    4. 7. 4 Uji Korelasi

    Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

    terikat Prokrastinasi Akademik dengan variabel bebas yaitu Fear of failure

    danPerfeksionis.

    Gambaran uji signifikansi (uji korelasi) untuk Fear of failure dan

    Perfeksionis terhadap Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa skripsi

    Fakultas Tekonologi Informasi UKSW disajikan dalam Tabel 4.13.

    Tabel 4.13

    Hasil Uji Korelasi Simultan

    Correlations

    Prokrastinasi

    Akademik

    Fear of

    Failure Perfeksionis

    Prokrastinasi

    Akademik

    Pearson

    Correlation 1 . 272

    ** . 360

    **

    Sig. (2-tailed) . 001 . 000

    N 139 139 139

    Fear of Failure Pearson

    Correlation . 272

    ** 1 . 324

    **

    Sig. (2-tailed) . 001 . 000

    N 139 139 139

    Perfeksionis Pearson

    Correlation . 360

    ** . 324

    ** 1

    Sig. (2-tailed) . 000 . 000

    N 139 139 139

    **. Correlation is significant at the 0. 01 level (2-

    tailed).

  • 71

    Berdasarkan Tabel 4. 15 terlihat bahwa fear of failure berhubungan

    positif (r=0,272**

    ) dengan nilai prokrastinasi akademik. Demikian halnya

    perfeksionis berhubungan positif (r=0,360**

    ) dengan nilai prokrastinasi

    akademik.

    4. 7. 5 Sumbangan Efektif

    Sumbangan efektif merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar

    sumbangan efektif dari masing-masing bebas terhadap variabel terikat. Dapat

    dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    SE X1 = nilai β koefisien korelasi X1 Y × 100%

    SE X2 = nilai β koefisien korelasi X2 Y × 100%

    Nilai β yang digunakan dalam perhitungan adalah nilai yang sudah

    standardisasi untuk dapat membandingkan besarnya pengaruh dari variabel

    bebas terhadap variabel terikat.

    Gambaran sumbangan efektif masing-masing variabel bebas

    mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW disajikan dalam

    Tabel 4.14

    Tabel 4.14

    Sumbangan Efektifitas Fear of Failure dan Perfeksionis Mahasiswa

    Skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW

    Variabel Sumbangan Efektif

    Fear of Failure 4,70%

    Perfeksionis 10,94%

    Total 15,64%

    Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat bahwa Fear of Failure memberikan

    pengaruh sebesar 4,70% (β = 0,173) sedangkan Perfeksionis memberikan

    pengaruh sebesar 10,94% (β = 0,304). Hasil ini menunjukkan bahwa

    sumbangan variabel perfeksionis lebih besar dari sumbangan variabel Fear of

  • 72

    Failure terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa skripsi Fakultas

    Teknologi Informasi UKSW. Total sumbangan efektif dari kedua variabel

    bebas adalah sebesar 15,64% atau (15,6%). Dengan demikian sumbangan

    efektif dari variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini adalah

    sebesar 84,4%.

    4. 8 Pembahasan

    Fear of failure dan perfeksionisme secara simultan berpengaruh

    terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Teknologi

    Informasi UKSW.

    Hasil analisis data menunjukan bahwa fear of failure dan

    perfeksionisme secara simultan berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik

    pada mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi UKSW. Hasil uji statistik

    menunjukkan nilai Fhitung= 12,603 dengan tingkat signifikansi 0,000

    (p

  • 73

    menjadi salah satu alasan mahasiswa menunda mengerjakan skripsinya. Ada

    mahasiswa yang menyiapkan semua bahan materi dan argumen yang matang,

    baru diserahkan kepada dosen pembimbing, agar tiap kali bimbingan

    pembimbing sudah menyetujuinya. Ada mahasiswa yang merasa tidak puas

    jika skripsi sederhana, menjadi idealis, dan ingin membuat masterpiece

    karena skripsi dipandang sebagai buku pertama yang dibuat. Akibatnya,

    mahasiswa tersebut menunda-nunda penyelesaian skripsi dan lulus tidak tepat

    waktu. Sehingga semakin tinggi tingkat perfeksionisme individu maka

    semakin tinggi pula individu melakukan prokrastinasi akademik. Gunawita,

    Nanik., dan Lasmono (2008) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

    signifikan antara perfeksionisme dan prokrastinasi akademik.

    Kemungkinan kedua, pada dasarnya sebagian mahasiswa memiliki

    keperibadian yang perfeksionisme sehingga melakukan segala cara untuk

    skripsinya terlihat sempurna walaupun salah satu dengan melakukan

    prokrastinasi akademik secara terus menerus. Selama menyelesaikan skripsi

    mahasiswa merasakan rasa takut dan cemas ketika skripsi yang dibuat terlihat

    tidak memuaskan sehingga itu akan membuat dosen pembimbing merasa

    kecewa dan akan memberikan revisi yang lebih banyak sehingga mahasiswa

    pada akhirnya berusaha untuk menghindar dari pengerjaan skripsinya salah

    satunya prokrastinasi akademik (Gunawita, dkk., 2008)

    Disamping fear of failure dan perfeksionisme secara simultan

    berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik, secara parsial fear of failure

    berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik memiliki nilai thitung sebesar

    2,958 dengan sig. 0,039 (p

  • 74

    fear of failure semakin tinggi pula tingkat prokrastinasi pada Mahasiswa

    Univeritas Indonesia dalam mneyelesaikan skripsi. Fear of failure adalah

    disposisi kepribadian yang relatif stabil untuk menghindari dan

    mengantisipasi pengaruh negatif dari hasil yang ditimbulkan dari kegagalan.

    Dalam konteks mahasiswa Universitas Indonesia yang sedang mengerjakan

    skripsi, ketakutan akan kegagalan mereka adalah adanya kekhawatiran bahwa

    mereka tidak akan bisa mengerjakan skripsi. Dengan menghindari pengerjaan

    skripsi tersebut, mereka sedikit terhindarkan dari ketakutan akan kegagalan

    tersebut. Mungkin hal ini yang menjelaskan kenapa mahasiswa yang

    memiliki fear of failure tinggi memiliki tingkat prokrastinasi yang tinggi

    juga. Sebaliknya, semakin tinggi ketakutan dan kecemasan mereka karena

    merasa tidak bisa mengerjakan dengan baik dan tepat waktu.

    Hasil penelitian Sebastian (2013) ditemukan adanya hubungan yang

    signifikan antara fear of failure dengan prokrastinasi (r= 0,339; p = 0,000)

    Seseorang yang memiliki rasa takut akan kegagalan yang tinggi akan

    cenderung menganggap tugasnya tidak menyenangkan dan menyebabkan ia

    mudah teralihkan oleh hal lain sehingga melakukan prokrastinasi.

    Prokrastinasi merupakan kecenderungan seseorang menunda kegiatannya

    sampai pada saat-saat terakhir (Gafni dan Geri, 2010). Seseorang dengan

    kecemasan yang tinggi cenderung menunda pekerjaan mereka dengan alasan

    yang irasional (Steel, 2007). Fear of failure merupakan kecemasan atau

    kekhawatiran yang irasional yang akhirnya menurunkan kepercayaan diri

    untuk mengerjakan suatu tugas.

    Sedangkan hasil penelitian Gunawita, Nanik, & Lasmono (2008)

    menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara perfeksionisme

    dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa skripsi. Dalam penelitian ini

  • 75

    perfeksionisme dan prokrastinasi akademik turut berperan di dalam fenomena

    bottleneck yang terjadi dikalangan mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi

    UBAYA, namun perfeksionisme hanya dapat menjelaskan fenomena

    prokrastinasi akademik sebesar 7,7%. Seseorang yang perfeksionis menuntut

    segalanya serba sempurna dan terkadang memiliki harapan yang tidak

    realistik (Gordon, 2003). Perfeksionisme membuat seseorang enggan

    menyelesaikan tugas karena merasa tidak mampu mencapai standar yang

    tinggi. Menurut Beswick, Rothblum, & Mann; Flett, Hewitt, Blankstein, &

    Koledin (dalam Flett, Blankstein, Hewitt, & Koledin, 1992), salah satu

    jembatan penghubung antara perfeksionisme dan prokrastinasi adalah

    keyakinan irasional.

    Sama halnya dengan penelitian kualitatif Kingofong (2004),

    menyatakan bahwa perfeksionisme menjadi salah satu alasan mahasiswa

    menunda mengerjakan skripsinya. Ada mahasiswa yang menyiapkan semua

    bahan materi dan argumen yang matang, baru diserahkan kepada dosen

    pembimbing, agar tiap kali bimbingan pembimbing sudah menyetujuinya.

    Ada mahasiswa yang merasa tidak puas jika skripsi sederhana, menjadi

    idealis, dan ingin membuat masterpiece karena skripsi dipandang sebagai

    buku pertama yang dibuat. Akibatnya, mahasiswa tersebut menunda-nunda

    penyelesaian skripsi dan lulus tidak tepat waktu.