bab iv hasil dan pembahasan 4. 1...4. 3. 3 pelaksanaan penelitian . pelaksanaan penelitian dilakukan...
TRANSCRIPT
-
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah kerangka berpikir berhasil dibangun menggunakan teori yang
ada dan sampel serta teknik pengambilan sampel telah ditentukan, maka
penelitian akan dilanjutkan dengan pengambilan data dan mengolahnya
dengan bantuan SPSS. Bab ini akan menjelaskan secara terperinci proses
tersebut.
4. 1 Deskripsi Tempat Penelitian
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kriten Satya Wacana
adalah suatu lembaga pendidikan di Indonesia. Fakultas Teknologi Informasi
UKSW berdiri sejak tahun 2003, Fakultas Teknologi Informasi UKSW
memulai dengan Program Studi Teknik Informatika (TI), kemudian pada
tahun 2004 Fakultas Teknologi Informasi UKSW membuka Program Studi
Sistem Informasi (SI) untuk menjawab tuntutan tenaga yang handal pada
bidang manajerial sistem informasi. Berkembangnya industri multimedia
kreatif dengan berdirinya banyak rumah produksi dan stasiun televisi,
membuat Fakultas Teknologi Informasi UKSW yang memiliki visi kedepan
untuk membuka sebuah program studi baru. Pada tahun ajaran 2008 dibuka
Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) yang berfokus pada desain
Grafis, Multimedia dan Game Programming. Untuk menjawab kebutuhan
tenaga pendidik pada bidang teknologi informasi, Fakultas Teknologi
Informasi UKSW membuka Program Studi Pendidikan Teknik Informatika
dan Komputer (PTIK) yang menerima mahasiswa baru pada tahun ajaran
2010-2011.
Sekarang ini Dekan Fakultas Teknologi Informasi UKSW dijabat Dr.
Dharmaputra Taludangga Palekahelu, S. Pd. ,M. Pd. Fakultas Teknologi
Informasi memiliki misi:
-
51
1. Melaksanakan proses pembelajaran yang berbasis keunggulan dalam
bidang teknologi informasi yang menjunjung tinggi nilai kebenaran
dan iman Kristiani.
2. Melaksanakan penelitian yang berbasis keunggulan dan selaras
dengan perkembangan teknologi informasi yang berciri kritis, kreatif
dan inovatif.
3. Menerapkan bidang ilmu teknologi informasi untuk kesejahteraan
masyarakat sebagai wujud pelayanan.
4. Mengembangkan kepemimpinan yang mencerminkan sikap kritis,
kreatif dan inovatif serta memiliki kepekaan terhadap perubahan.
5. Menciptakan dan mengembangkan sinergi antara pengajaran,
penelitian dan pengabdian masyarakat dalam semangat pelayanan
dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri.
4. 2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa skripsi Fakultas
Teknologi Informasi UKSW angkatan 2013. Merujuk pada data yang
diperoleh keseluruhan mahasiswa skripsi angkatan 2013 berjumlah 139
mahasiswa berikut dipaparkan karakteristik responden berdasarkan program
studi dan jenis kelamin.
4. 2. 1 Berdasarkan Program Studi dan Jenis Kelamin
Karakteristik mahasiswa yang berstatus skripsi Fakultas Teknologi
Informasi UKSW, Kota Salatiga berdasarkan program studi dan jenis
kelamin disajikan dalam Tabel 4.1
-
52
Tabel 4. 1
Jumlah dan Presentase Mahasiswa
berdasarkan Program Studi dan Jenis Kelamin
No. Program Studi Mahasiswa Mahasiswi Total
1. Teknik Informatika (TI) 37 (43%) 20 (37,7%) 57 (41%)
2. Sistem Informasi (SI) 40 (46,5%) 25 (47,1%) 65 (46,7%)
3. Pendidikan Teknik
Informatika dan Komputer
(PTIK)
5 (6%) 7 (13,2%) 12 (8,6%)
4. Desain Komunikasi Visual
(DKV)
3 (3,4%) 1 (2%) 4 (3%)
5. Ilmu Perpustakaan (IP) 1 (1,1%) - 1(0,7%)
6. Public Relation (PR) - - -
Total 86 (100%) 53 (100%) 139 (100%)
Berdasarkan Tabel 4. 1 terlihat bahwa dari 139 mahasiswa baik yang
laki-laki ataupun yang perempuan mayoritas berada pada program studi
sistem infomasi dan jumlah mahasiswa lebih besar dari jumlah mahasiswi.
4. 3 Prosedur Penelitian
4. 3. 1 Pengambilan Data Awal
Sebagai tahap awal, penulis mengumpulkan informasi langsung di
Fakultas Teknologi Informasi UKSW pada bulan Januari dan Febuari 2017.
Dari beberapa informasi dan hasil pengamatan, penulis menemukan
fenomena dan informasi berupa data mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi
Informasi UKSW yang berhubungan dengan permasalahan prokrastinasi
akademik.
4. 3. 2 Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian ini dimulai dari penulis mengurus persyaratan
administrasi berupa ijin penelitian dari program Pasca Sarjana Magister Sains
Psikologi, kemudian surat ijin tersebut diberikan ke Wakil Dekan Fakultas
Teknologi Informasi untuk meminta ijin penelitian, dan dibuatlah balasan
surat ijin penelitian. Sebelum penelitian perlu diadakan uji coba skala
-
53
psikologi. Uji coba skala psikologi ini dilakukan penulis dengan cara
menyebarkan skala psikologi saat berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UKSW pada tanggal 4 juni 2017 pukul 10. 00 WIB, penulis memperoleh 25
orang, kemudian penulis juga sempat menitipkan skala psikologi ke bagian
administrasi tugas akhir untuk diberikan ke mahasiswa skripsi dan
memperoleh 15 orang. Sedangkan sisa lainnya penulis peroleh dengan cara
bertemu satu persatu dengan mahasiswa skripsi dan memperoleh 48 orang,
sehingga total sampel yang digunakan penulis sejumlah 88 orang. Kendala
saat uji coba dari pengambilan data sampel yang penulis lakukan di antaranya
penulis mengalami kesulitan dalam menghubungi sampel yang lain serta
terdapat beberapa kuesioner yang tidak dikembalikan.
4. 3. 3 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah penulis terlebih dahulu
melakukan persiapan penelitian. Persiapan penelitian di mulai dari meminta
ijin kepada pihak-pihak yang bersangkutan, melakukan try out dengan
menyebarkan kuesioner ketika mahasiswa sedang menunggu dosen untuk
bimbingan skripsi serta mahasiswa yang beraktifitas disekitar kampus.
Dilanjutkan dengan pengolahan data hasil try out dan didapat beberapa aitem
pertanyaan yang gugur, sehingga penulis memperbaiki aitem yang gugur
tersebut dengan alasan aitem yang digunakan masih memenuhi prasyarat
aitem yang baik karena aitem yang gugur masih dibawah 25% setelah
perbaikan aitem kemudian penulis melanjutkan dengan melakukan penelitian.
Pelakasanaan penelitian dilakukan penulis pada tanggal 24 Julihingga
tanggal 17 Agustus 2017. Skala Prokrastinasi Akademik, Fear of Failure,
dan Perfeksionis dibagikan kepada mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi
Informasi UKSW. Dalam proses ini, penulis membagikan skala psikologi
untuk mahasiswa skripsi sejumlah 45 orang yang sedang mengikuti kegiatan
tata cara penulisan skripsi kepada mahasiswa yang mengambil skripsi. Data
lain penulis peroleh pada tanggal tanggal 1- 9 agustus dari mahasiswa yang
sedang menunggu dosen untuk bimbingan skripsi sejumlah 35, kemudian
-
54
sisanya penulis berusaha menghubungi mahasiswa secara satu persatu, serta
mencari mahasiswa yang beraktifitas di kampus 1 UKSW dipenogoro dan
kampus 2 UKSW Blotongan. Kendala saat penelitian dari pengambilan data
sampel yang penulis lakukan diantaranya penulis mengalami kesulitan untuk
menemukan sampel karena banyak mahasiswa yang sedang skripsi tidak
melakukan registrasi ulang, sulitnya mencari mahasiswa angkatan 2013
dikarenakan akhir semester dan mulainya libur semester sehingga penulis
menyebarkan kuesioner bukan hanya dikampus tapi juga dikos-kos
mahasiswa.
4. 4 Hasil Daya Diskriminasi Aitem dan Uji Reliabilitas
4. 4. 1 Daya Diskriminasi Aitem
Seleksi aitem dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Pengujian validitas alat
ukur dilakukan dengan menggunakan teknik corrected item-total correlation
untuk setiap aitem. Hasil seleksi aitem skala prokrastinasi akademik
diperoleh 33 aitem yang memiliki korelasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai
bergerak dari 0,343-0,593. Hasil seleksi aitem skala fear of failure diperoleh
29 aitem yang memiliki korelasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai bergerak dari
0,345-0,595. Sementara itu hasil seleksi aitem perfeksionis diperoleh 29
aitem yang memiliki korelasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai bergerak dari
0,313-0,595. Oleh karena keseluruhan aitem dari masing-masing skala telah
dinyatakan memenuhi syarat, maka skala dapat digunakan sebagai skala
penelitian.
4.4.2 Uji Realibilitas
4.4.2.1 Skala Prokrastinasi Akademik
Uji reliabilitas skala prokrastinasi akademik dilakukan dengan SPSS
16.0. Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem pada proses uji coba
-
55
(tryout) didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,933 dengan jumlah aitem
48 aitem, dan jumlah subjek sebanyak 88 orang. Sesuai dengan kisi-kisi pada
penelitian didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,917 dengan jumlah 33
aitem dan jumlah subjek sebanyak 139 orang.
4.4.2.2 Skala Fear of Failure
Uji reliabilitas skala fear of failure dilakukan dengan SPSS 16.0.
Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem pada proses uji coba (tryout)
didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,903 dengan jumlah aitem 39 aitem
dan jumlah subjek sebanyak 88 orang. Sesuai dengan kisi-kisi pada penelitian
didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,894 dengan jumlah 24 aitem dan
jumlah subjek sebanyak 139 orang.
4.4.2.3 Skala Perfeksionis
Uji reliabilitas skala perfeksionis dilakukan dengan SPSS 16.0.
Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem pada proses uji coba (tryout)
didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,910 dengan jumlah aitem 59 aitem,
dan jumlah subjek sebanyak 88 orang. Sesuai dengan kisi-kisi pada penelitian
didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,886 dengan jumlah 29 aitem dan
jumlah subjek sebanyak 139 orang.
4.5 Kategorisasi Skor
Kategorisasi skor variabel penelitian bertujuan agar data penelitian
dapat dilihat dengan lebih baik untuk pengujian statistik selanjutnya.
Deskripsi variabel penelitian yaitu Prokrastinasi Akademik (PA), Fear of
-
56
Failure (FF), dan Perfeksionisme (P) dilihat berdasarkan jenis kelamin
responden.
4.5.1 Kategorisasi Skor Prokrastinasi Akademik
Adapun deskripsi skor variabel prokrastinasi akademik (PA) dengan
33 aitem memiliki skor yang berada diantara skor terendah 48 hingga
tertinggi 153 yang dikategorikan dalam 5 kategori yaitu Sangat Tinggi (ST),
Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), Sangat Rendah (SR).
i =
i =
i = 21.
Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari prokrastinasi
akademik dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Variabel Prokrastinasi Akademik
Kategori Interval N Presentase
ST 132 ≤ x >153 11 7,9%
T 111 ≤ x > 132 33 24%
S 90 ≤ x > 111 62 44,6%
R 69 ≤ x > 90 28 20%
SR 48 ≤ x > 69 5 3,5%
Jumlah 139 100%
Mean 103,06
SD 19,146
Min 48
Max 153
-
57
Keterangan : ST=Sangat Tinggi,; T=Tinggi; S=Sedang; R=Rendah;
SR=Sangat Rendah.
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa skor sangat tinggi
bergerak dari 132 sampai dengan 153, skor tinggi bergerak dari 111 sampai
dengan 132, skor sedang bergerak dari 90 sampai dengan 111, skor rendah
bergerak dari 69 sampai dengan 111 dan skor sangat rendah bergerak dari 48
sampai dengan 69. Hal ini menunjukkan bahwa 44,6% responden memiliki
prokrastinasi akademik dengan kategori sedang, 24% responden memiliki
prokrastinasi akademik dengan kategori tinggi.
4.5.2 Kategorisasi Skor Fear of Failure
Adapun deskripsi skor variabel prokrastinasi akademik (PA) dengan
33 aitem memiliki skor yang berada diantara skor terendah 34 hingga
tertinggi 107 yang dikategorikan dalam 5 kategori yaitu Sangat Tinggi (ST),
Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), Sangat Rendah (SR).
i =
i =
i = 15.
Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari prokrastinasi
akademik dapat dilihat pada Tabel 4.3.
-
58
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Variabel Fear of Failure
Kategori Interval N Presentase
ST 94 ≤ x > 107 8 6%
T 79 ≤ x > 94 37 26,6%
S 64 ≤ x > 79 53 38%
R 49 ≤ x > 64 34 24,4%
SR 34 ≤ x > 49 7 5%
Jumlah 139 100%
Mean 71,89
SD 13,839
Min 34
Max 107
Keterangan : ST = Sangat Tinggi,; T = Tinggi; S = Sedang; R = Rendah; SR
= Sangat Rendah.
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa skor sangat tinggi
bergerak dari 94 sampai dengan 107, skor tinggi bergerak dari 79 sampai
dengan 94, skor sedang bergerak dari 64 sampai dengan 79, skor rendah
bergerak dari 49 sampai dengan 64 dan skor sangat rendah bergerak dari 34
sampai dengan 49. Hal ini menunjukkan bahwa 38% responden memiliki
fear of failure dengan kategori sedang, 26,6% responden memiliki fear of
failure dengan kategori tinggi.
4.5.3 Kategorisasi Skor Perfeksionisme
Adapun deskripsi skor variabel prokrastinasi akademik (PA) dengan
33 aitem memiliki skor yang berada diantara skor terendah 45 hingga
tertinggi 135 yang dikategorikan dalam 5 kategori yaitu Sangat Tinggi (ST),
Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), Sangat Rendah (SR).
-
59
i =
i =
i = 18.
Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari prokrastinasi
akademik dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Variabel Perfeksionis
Kategori Interval N Presentase
Sangat Tinggi 117 ≤ x > 135 14 10%
Tinggi 99 ≤ x > 117 37 26,6%
Sedang 81 ≤ x > 99 68 49%
Rendah 63 ≤ x > 81 19 13,7%
Sangat Rendah1 45 ≤ x > 63 1 0,7%
Jumlah 139 100%
Mean 95,45
SD 14,944
Min 45
Max 135
Keterangan : ST = Sangat Tinggi,; T = Tinggi; S= Sedang; R = Rendah;
SR= Sangat Rendah.
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa skor sangat tinggi
bergerak dari 117 sampai dengan 135, skor tinggi bergerak dari 99 sampai
dengan 117, skor sedang bergerak dari 81 sampai dengan 99, skor rendah
bergerak dari 63 sampai dengan 81 dan skor sangat rendah bergerak dari 45
sampai dengan 63. Hal ini menunjukkan bahwa 49% responden memiliki
-
60
perfeksionisme dengan kategori sedang, 26,6% responden memiliki
perfeksionis dengan kategori tinggi.
4. 6 Hasil Uji Asumsi Klasik
4. 6. 1 Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu
berdistribusi normal. Selain itu hasil pengujian normalitas juga dapat
menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau hampir
berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengujian normalitas secara statistik
dapat dilakukan dengan uji one sampleKolmogorov-Smirnov dengan p> 0,05.
Sedangkan bila menggunakan metode grafik histogram dan P-P Plot Test.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16. 0 dapat dilihat sebagai
berikut.
Gambar 4.1
Histogram
-
61
Data dikatakan berdistribusi normal apabila histogram berbentuk
lonceng (bell shaped curve) (Santosa, 2000). Dengan melihat tampilan
histogram di atas, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan
pola distribusi normal, karena berbentuk lonceng serta tidak menceng ke kiri
atau ke kanan. Selain menggunakan histogram, normalitas juga dapat dilihat
melalui grafik P-P Plot Test.
Gambar 4.2
P-P Plot Test
Dari P-P Plot Test di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di
sekitar garis diagonal, serta penyebarannta searah garis diagonal. Sehingga
dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.
-
62
Tabel 4.5
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Fear of
Failure Perfeksionis
Prokrastinasi
Akademik
N 139 139 139
Normal
Parametersa
Mean 71. 89 95. 45 103. 06
Std. Deviation 13. 839 14. 944 19. 146
Most Extreme
Differences
Absolute . 045 . 090 . 072
Positive . 036 . 090 . 072
Negative -. 045 -. 077 -. 035
Kolmogorov-Smirnov Z . 526 1. 058 . 844
Asymp. Sig. (2-tailed) . 945 . 213 . 475
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov, diketahui bahwa nilai
koefisien fear of failure sebesar 0,526 dengan signifikansi sebesar 0,945 (p>
0,05) yang berarti bahwa data fear of failure terdistribusi normal. Koefisien
perfeksionis sebesar 1,058 dengan signifikansi sebesar 0,213 (p> 0,05) yang
berarti bahwa data perfeksionisterdistribusi normal. Selanjutnya, koefisien
prokrastinasi akademik sebesar 0,844 dengan signifikansi sebesar 0,475 (p>
0,05) yang berarti bahwa data prokrastinasi akademik terdistribusi normal.
Dengan demikian data penelitian ini memenuhi asumsi normalitas dan model
regresi layak digunakan untuk memprediksi fear of failure berdasarkan
perfeksionis dan prokrastinasi akademik.
4. 6. 2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabelindependent. Sebab jika terjadi
korelasi, maka terdapat problem multikolinieritas. Pengujian akan dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
-
63
Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10 (Ghozali,
2009).
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Fear of Failure . 895 1. 117
Perfeksionis . 895 1. 117
a. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik
Dari tabel 4.6 terlihat kedua variabel bebas yang digunakan memiliki
nilai tolerance 0,895 > 0,10 dan nilai VIF 1,117 < 10. Dengan demikian dapat
disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinieritas pada variabel bebas
yang digunakan.
4. 6. 3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pangamatan yang lai. Jika varians dari pengamatan residual satu ke
pangamatan yang lain tetap maka terjadi masalah heteroskedastisitas yaitu
homoskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas yaitu melihat scatterplot (nilai prediksi dependen ZPRED
dengan residual SRESID). Apabila titik pada grafik scatterplot menyebar
secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas (Santoso, 2000).
-
64
Gambar 4.7
Scatterplot
Scatterplot menujukkan titik-titik terpencar dengan tidak membentuk
pola-pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik-titik tersebut menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Gambar 4. 3 menunjukan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi dapat dipakai untuk
memprediksi prokrastinasi akademik berdasarkanfear of failure dan
perfeksionis.
4. 6. 4 Uji Linieritas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan linear antar
variabel bebas dan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi
penyimpangan dan linearitas dengan p > 0,05. Maka suatu data dikatakan
adanya hubungan linear apabila nilai p < 0,05.
-
65
Tabel 4.8
Hasil Uji Linieritas Fear of Failure dengan Prokrastinasi Akademik
Tabel ANOVA
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Prokrastinasi
Akademik *
Fear of Failure
Between
Groups
(Combined) 20361.
537 51
399.
246
1.
149 . 281
Linearity 3736.
041 1
3736.
041
10.
754 . 001
Deviation
from
Linearity
16625.
496 50
332.
510 . 957 . 560
Within Groups 30224.
002 87
347.
402
Total 50585.
540 138
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai penyimpangan
linearitas 10,754 (p> 0,05) dan nilai signifikansi linearitas 0,001(p
-
66
Tabel 4.9
Hasil Uji Linieritas Perfeksionis dengan Prokrastinasi Akademik
Tabel ANOVA
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Prokrastinasi
Akademik *
Perfeksionis
Between
Groups
(Combined) 24665.
482 50
493.
310
1.
675 . 017
Linearity 6547.
788 1
6547.
788
22.
230 . 000
Deviation
from
Linearity
18117.
694 49
369.
749
1.
255 . 176
Within Groups 25920.
057 88
294.
546
Total 50585.
540 138
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai penyimpangan
linearitas 22,230 (p> 0,05) dan nilai signifikansi linearitas 0,000(p
-
67
4. 7. 1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Hasil uji statistik secara simultan untuk variabel independen (fear of
failure dan perfeksionis) terdapat variabel dependen (prokrastinasi akademik)
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Berganda Signifikan Nilai F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 7909. 290 2 3954. 645 12. 603 . 000a
Residual 42676. 250 136 313. 796
Total 50585. 540 138
a. Predictors: (Constant), Perfeksionis, Fear of Failure
b. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik
Berdasarkan tabel anova, diperoleh nilai Fhitung sebesar 12,603 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000 (p< 0,05) dan Ftabel sebesar 3,06 (α = 5%)
yang berarti ada pengaruh yang signifikan fear of failure, dan perfeksionis
terhadap prokrastinasi akademik. Dari hasil perhitungan ini, maka hipotesis
dalam penelitian ini diterima.
4. 7. 2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)
Hasil perhitungan statistik secara parsial untuk variabel X1 (fear of
failure) dan X2 (perfeksionis) terhadap variabel Y (prokrastinasi akademik)
diperoleh hasil sebagai berikut:
-
68
Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Berganda Nilai Koefisien Beta dan Nilai t Variabel
Independent Terhadap Variabel Dependent
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 48.682 10.948 4.447 .000
Fear of Failure .240 .115 .173 2.083 .039
Perfeksionis .389 .107 .304 3.647 .000
a. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik
Dari hasil Tabel 4.11 maka pengujian diketahui bahwa nilai thitung fear
of failure sebesar 2,083 (ttabel = 1,97) dengan tingkat signifikansi 0,039 (p>
0,05). Hasil ini memberikan arti bahwa variabel bebas fear of failure secara
parsial mempunyai pengaruh terhadap prokrastinasi akademik. Sedangkan
dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai thitung perfeksionis sebesar 3,647
(ttabel = 1,97) dengan tingkat signifikansi 0,000 (p> 0,05). Hasil ini
memberikan arti bahwa variabel bebas perfeksionis secara parsial
mempunyai pengaruh terhadap prokrastinasi akademik.
Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut:
Y= 48,682 + 0,240 X1 + 0,389 X2
Keterangan:
1. Konstanta (a) sebesar 48,682mengandung arti bahwa jika variabel
independen fear of failure dan perfeksionis bernilai 0, maka nilai
prokrastinasi akademik sebesar 48,682.
-
69
2. Koefisien regresi fear of failure sebesar 0,240dengan signifikansi
sebesar 0,039 memberi arti bahwa setiap penambahan satu satuan atau
satu tingkatan perfeksionis akan berdampak pada meningkatnya
prokrastinasi akademik sebesar 0,240.
3. Koefisien regresi perfeksionis sebesar 0,389dengan signifikansi
sebesar 0,000 memberi arti bahwa setiap penambahan satu satuan atau
satu tingkatan perfeksionis akan berdampak pada meningkatnya
prokrastinasi akademik sebesar 0,389.
4. 7. 3 Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh antara fear of failure dan perfeksionis terhadap
prokrastinasi akademik pada mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi Informasi
UKSW. Berdasarkan pengolahan secara statistik, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien regresi Fear of Failure dan Perfeksionis Terhadap
Prokrastinasi Akademik
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 . 395a . 156 . 144 17. 714
a. Predictors: (Constant), Perfeksionis, Fear of Failure
b. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik
Tabel 4.12 di atas menunjukkan nilai R sebesar 0,395 dengan
demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh fear of failure dan
perfeksionis terhadap prokrastinasi akademik dengan koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,156. Dengan demikian variabel fear of failure dan perfeksionis
memberikan pengaruh terhadap perubahan variabel prokrastinasi akademik
-
70
sebesar 15,6%. Sedangkan sisanya 84,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
4. 7. 4 Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
terikat Prokrastinasi Akademik dengan variabel bebas yaitu Fear of failure
danPerfeksionis.
Gambaran uji signifikansi (uji korelasi) untuk Fear of failure dan
Perfeksionis terhadap Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa skripsi
Fakultas Tekonologi Informasi UKSW disajikan dalam Tabel 4.13.
Tabel 4.13
Hasil Uji Korelasi Simultan
Correlations
Prokrastinasi
Akademik
Fear of
Failure Perfeksionis
Prokrastinasi
Akademik
Pearson
Correlation 1 . 272
** . 360
**
Sig. (2-tailed) . 001 . 000
N 139 139 139
Fear of Failure Pearson
Correlation . 272
** 1 . 324
**
Sig. (2-tailed) . 001 . 000
N 139 139 139
Perfeksionis Pearson
Correlation . 360
** . 324
** 1
Sig. (2-tailed) . 000 . 000
N 139 139 139
**. Correlation is significant at the 0. 01 level (2-
tailed).
-
71
Berdasarkan Tabel 4. 15 terlihat bahwa fear of failure berhubungan
positif (r=0,272**
) dengan nilai prokrastinasi akademik. Demikian halnya
perfeksionis berhubungan positif (r=0,360**
) dengan nilai prokrastinasi
akademik.
4. 7. 5 Sumbangan Efektif
Sumbangan efektif merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan efektif dari masing-masing bebas terhadap variabel terikat. Dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
SE X1 = nilai β koefisien korelasi X1 Y × 100%
SE X2 = nilai β koefisien korelasi X2 Y × 100%
Nilai β yang digunakan dalam perhitungan adalah nilai yang sudah
standardisasi untuk dapat membandingkan besarnya pengaruh dari variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Gambaran sumbangan efektif masing-masing variabel bebas
mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW disajikan dalam
Tabel 4.14
Tabel 4.14
Sumbangan Efektifitas Fear of Failure dan Perfeksionis Mahasiswa
Skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW
Variabel Sumbangan Efektif
Fear of Failure 4,70%
Perfeksionis 10,94%
Total 15,64%
Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat bahwa Fear of Failure memberikan
pengaruh sebesar 4,70% (β = 0,173) sedangkan Perfeksionis memberikan
pengaruh sebesar 10,94% (β = 0,304). Hasil ini menunjukkan bahwa
sumbangan variabel perfeksionis lebih besar dari sumbangan variabel Fear of
-
72
Failure terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa skripsi Fakultas
Teknologi Informasi UKSW. Total sumbangan efektif dari kedua variabel
bebas adalah sebesar 15,64% atau (15,6%). Dengan demikian sumbangan
efektif dari variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini adalah
sebesar 84,4%.
4. 8 Pembahasan
Fear of failure dan perfeksionisme secara simultan berpengaruh
terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Teknologi
Informasi UKSW.
Hasil analisis data menunjukan bahwa fear of failure dan
perfeksionisme secara simultan berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik
pada mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi UKSW. Hasil uji statistik
menunjukkan nilai Fhitung= 12,603 dengan tingkat signifikansi 0,000
(p
-
73
menjadi salah satu alasan mahasiswa menunda mengerjakan skripsinya. Ada
mahasiswa yang menyiapkan semua bahan materi dan argumen yang matang,
baru diserahkan kepada dosen pembimbing, agar tiap kali bimbingan
pembimbing sudah menyetujuinya. Ada mahasiswa yang merasa tidak puas
jika skripsi sederhana, menjadi idealis, dan ingin membuat masterpiece
karena skripsi dipandang sebagai buku pertama yang dibuat. Akibatnya,
mahasiswa tersebut menunda-nunda penyelesaian skripsi dan lulus tidak tepat
waktu. Sehingga semakin tinggi tingkat perfeksionisme individu maka
semakin tinggi pula individu melakukan prokrastinasi akademik. Gunawita,
Nanik., dan Lasmono (2008) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara perfeksionisme dan prokrastinasi akademik.
Kemungkinan kedua, pada dasarnya sebagian mahasiswa memiliki
keperibadian yang perfeksionisme sehingga melakukan segala cara untuk
skripsinya terlihat sempurna walaupun salah satu dengan melakukan
prokrastinasi akademik secara terus menerus. Selama menyelesaikan skripsi
mahasiswa merasakan rasa takut dan cemas ketika skripsi yang dibuat terlihat
tidak memuaskan sehingga itu akan membuat dosen pembimbing merasa
kecewa dan akan memberikan revisi yang lebih banyak sehingga mahasiswa
pada akhirnya berusaha untuk menghindar dari pengerjaan skripsinya salah
satunya prokrastinasi akademik (Gunawita, dkk., 2008)
Disamping fear of failure dan perfeksionisme secara simultan
berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik, secara parsial fear of failure
berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik memiliki nilai thitung sebesar
2,958 dengan sig. 0,039 (p
-
74
fear of failure semakin tinggi pula tingkat prokrastinasi pada Mahasiswa
Univeritas Indonesia dalam mneyelesaikan skripsi. Fear of failure adalah
disposisi kepribadian yang relatif stabil untuk menghindari dan
mengantisipasi pengaruh negatif dari hasil yang ditimbulkan dari kegagalan.
Dalam konteks mahasiswa Universitas Indonesia yang sedang mengerjakan
skripsi, ketakutan akan kegagalan mereka adalah adanya kekhawatiran bahwa
mereka tidak akan bisa mengerjakan skripsi. Dengan menghindari pengerjaan
skripsi tersebut, mereka sedikit terhindarkan dari ketakutan akan kegagalan
tersebut. Mungkin hal ini yang menjelaskan kenapa mahasiswa yang
memiliki fear of failure tinggi memiliki tingkat prokrastinasi yang tinggi
juga. Sebaliknya, semakin tinggi ketakutan dan kecemasan mereka karena
merasa tidak bisa mengerjakan dengan baik dan tepat waktu.
Hasil penelitian Sebastian (2013) ditemukan adanya hubungan yang
signifikan antara fear of failure dengan prokrastinasi (r= 0,339; p = 0,000)
Seseorang yang memiliki rasa takut akan kegagalan yang tinggi akan
cenderung menganggap tugasnya tidak menyenangkan dan menyebabkan ia
mudah teralihkan oleh hal lain sehingga melakukan prokrastinasi.
Prokrastinasi merupakan kecenderungan seseorang menunda kegiatannya
sampai pada saat-saat terakhir (Gafni dan Geri, 2010). Seseorang dengan
kecemasan yang tinggi cenderung menunda pekerjaan mereka dengan alasan
yang irasional (Steel, 2007). Fear of failure merupakan kecemasan atau
kekhawatiran yang irasional yang akhirnya menurunkan kepercayaan diri
untuk mengerjakan suatu tugas.
Sedangkan hasil penelitian Gunawita, Nanik, & Lasmono (2008)
menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara perfeksionisme
dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa skripsi. Dalam penelitian ini
-
75
perfeksionisme dan prokrastinasi akademik turut berperan di dalam fenomena
bottleneck yang terjadi dikalangan mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi
UBAYA, namun perfeksionisme hanya dapat menjelaskan fenomena
prokrastinasi akademik sebesar 7,7%. Seseorang yang perfeksionis menuntut
segalanya serba sempurna dan terkadang memiliki harapan yang tidak
realistik (Gordon, 2003). Perfeksionisme membuat seseorang enggan
menyelesaikan tugas karena merasa tidak mampu mencapai standar yang
tinggi. Menurut Beswick, Rothblum, & Mann; Flett, Hewitt, Blankstein, &
Koledin (dalam Flett, Blankstein, Hewitt, & Koledin, 1992), salah satu
jembatan penghubung antara perfeksionisme dan prokrastinasi adalah
keyakinan irasional.
Sama halnya dengan penelitian kualitatif Kingofong (2004),
menyatakan bahwa perfeksionisme menjadi salah satu alasan mahasiswa
menunda mengerjakan skripsinya. Ada mahasiswa yang menyiapkan semua
bahan materi dan argumen yang matang, baru diserahkan kepada dosen
pembimbing, agar tiap kali bimbingan pembimbing sudah menyetujuinya.
Ada mahasiswa yang merasa tidak puas jika skripsi sederhana, menjadi
idealis, dan ingin membuat masterpiece karena skripsi dipandang sebagai
buku pertama yang dibuat. Akibatnya, mahasiswa tersebut menunda-nunda
penyelesaian skripsi dan lulus tidak tepat waktu.