persiapan budidaya - memberfiles.freewebs.com · bila ingin mengunakan aquarium untuk pembesaran...

14
PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus) Bab III BUDIDAYA 3.1 PERSIAPAN BUDIDAYA 3.1.1 Sumber Air Air merupakan bagian yang terpenting dalam budidaya lobster air tawar. Air yang berkualitas baik akan membuat pertumbuhan lobster menjadi baik dan terhindar dari penyakit. Maka air yang akan dipakai dalam budidaya sebaiknya terhindar dari kandungan penyakit atau pestisida maupun limbah industri. Berbagai laporan menunjukkan bahwa lobster air tawar muda sensitif terhadap kadar klorin tinggi. Oleh karena itu sering dianjurkan untuk menuakan (menandon) air terlebih dahulu sebelum digunakan untuk lobster. Lobster diketahui pula dapat mengakumulasikan merkuri (Hg) dalam tubuh- nya sehingga mereka sering dijadikan sebagai indikator pencemaran lingkungan. lobster sensitif terhadap pestidida, terutama dari golongan organoklorin, begitu pula residu-residu minyak. Hal ini hendaknya menjadi perhatikan bagi mereka yang ingin membudidayakan lobster secara terbuka, agar terlebih dahulu memeriksa dengan seksama sumber air yang akan digunakan. Kualitas air ini harus senantiasa diperiksa untuk memastikan tidak ada kandungan yang melebihi ambang toleransi lobster. Kandungan yang perlu diperiksa umumnya adalah pH, oksigen terlarut dan kekeruhan. Kualitas air yang baik ini minimal mengandung oksigen terlarut sebanyak lebih 5 mg/l. Oksigen terlarut ini dapat ditingkatkan dengan menambah oksigen ke dalam air dengan mengunakan aerator atau air yang terus mengalir (sirkulasi). Kelebihan plankton dapat menyebabkan kandungan oksigen di dalam air menjadi berkurang. Maka dengan itu plankton dalam kolam harus selalu dipantau. Kandungan amoniak yang tinggi dalam air dapat membuat lobster tidak dapat bertahan hidup. Kandungan amoniak sebaiknya kurang dari 0,05 mg/l. Pakan yang tidak habis dimakan oleh lobster dapat membusuk di dasar kolam dan akan meningkatkan amoniak terutama pakan yang berasal dari pellet komersial (kon- sentrasi protein tinggi). Keasamaan air atau biasanya disebut pH yang baik untuk budidaya lobster air tawar adalah stabil di antara 7 - 8.5. Keasaman ini dapat dijaga dengan mengendalikan jumlah plankton agar tidak berlebihan dan kebersihan dari dasar kolam/aquarium. Keasaman yang tinggi ini juga dapat dilakukan pengantian seba- gian dari air pada kolam/aquarium. Kekeruhan air ini dapat di pantau dengan mengunakan piringan Secci pada kedalaman antara 20 - 40 cm. Kekeruhan air ini juga bisa disebabkan oleh plankton yang berlebihan seperti phytoplankton. Sebagai ganti pringan secci ini dapat menggunakan CD bekas dengan bagian kilap/cermin di atas. Jika dalam kedalaman 20 - 40 cm kita masih dapat melihat CD tersebut maka kekeruhan ini masih dalam batas yang baik. Untuk mengatasi kelebihan plankton ini adalah dengan mengurangi nutrisi yang dimasukkan ke dalam kolam tersebut atau dengan menganti air. Tingkat keasinan air atau salinitas dalam budidaya air tawar ini sebaiknya tidak melebihi 5 ppt. Semakin asin air maka tingkat pertumbuhan juga akan semakin AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013) Hal. 11

Upload: lyquynh

Post on 02-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

Bab IIIBUDIDAYA

3.1 PERSIAPAN BUDIDAYA

3.1.1 Sumber Air

Air merupakan bagian yang terpenting dalam budidaya lobster air tawar. Air yang berkualitas baik akan membuat pertumbuhan lobster menjadi baik dan terhindar dari penyakit. Maka air yang akan dipakai dalam budidaya sebaiknya terhindar dari kandungan penyakit atau pestisida maupun limbah industri.

Berbagai laporan menunjukkan bahwa lobster air tawar muda sensitif terhadap kadar klorin tinggi. Oleh karena itu sering dianjurkan untuk menuakan (menandon) air terlebih dahulu sebelum digunakan untuk lobster.

Lobster diketahui pula dapat mengakumulasikan merkuri (Hg) dalam tubuh-nya sehingga mereka sering dijadikan sebagai indikator pencemaran lingkungan. lobster sensitif terhadap pestidida, terutama dari golongan organoklorin, begitu pula residu-residu minyak. Hal ini hendaknya menjadi perhatikan bagi mereka yang ingin membudidayakan lobster secara terbuka, agar terlebih dahulu memeriksa dengan seksama sumber air yang akan digunakan.

Kualitas air ini harus senantiasa diperiksa untuk memastikan tidak ada kandungan yang melebihi ambang toleransi lobster. Kandungan yang perlu diperiksa umumnya adalah pH, oksigen terlarut dan kekeruhan.

Kualitas air yang baik ini minimal mengandung oksigen terlarut sebanyak lebih 5 mg/l. Oksigen terlarut ini dapat ditingkatkan dengan menambah oksigen ke dalam air dengan mengunakan aerator atau air yang terus mengalir (sirkulasi). Kelebihan plankton dapat menyebabkan kandungan oksigen di dalam air menjadi berkurang. Maka dengan itu plankton dalam kolam harus selalu dipantau.

Kandungan amoniak yang tinggi dalam air dapat membuat lobster tidak dapat bertahan hidup. Kandungan amoniak sebaiknya kurang dari 0,05 mg/l. Pakan yang tidak habis dimakan oleh lobster dapat membusuk di dasar kolam dan akan meningkatkan amoniak terutama pakan yang berasal dari pellet komersial (kon-sentrasi protein tinggi).

Keasamaan air atau biasanya disebut pH yang baik untuk budidaya lobster air tawar adalah stabil di antara 7 - 8.5. Keasaman ini dapat dijaga dengan mengendalikan jumlah plankton agar tidak berlebihan dan kebersihan dari dasar kolam/aquarium. Keasaman yang tinggi ini juga dapat dilakukan pengantian seba-gian dari air pada kolam/aquarium.

Kekeruhan air ini dapat di pantau dengan mengunakan piringan Secci pada kedalaman antara 20 - 40 cm. Kekeruhan air ini juga bisa disebabkan oleh plankton yang berlebihan seperti phytoplankton. Sebagai ganti pringan secci ini dapat menggunakan CD bekas dengan bagian kilap/cermin di atas. Jika dalam kedalaman 20 - 40 cm kita masih dapat melihat CD tersebut maka kekeruhan ini masih dalam batas yang baik. Untuk mengatasi kelebihan plankton ini adalah dengan mengurangi nutrisi yang dimasukkan ke dalam kolam tersebut atau dengan menganti air.

Tingkat keasinan air atau salinitas dalam budidaya air tawar ini sebaiknya tidak melebihi 5 ppt. Semakin asin air maka tingkat pertumbuhan juga akan semakin

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 11

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

melambat hal ini ditandai dengan semakin jarangnya lobster tersebut menganti kulit dan tingkat keberhasilan hidup juga tinggi. Lobster air tawar akan tumbuh optimal bila salinitas air 0 ppt.

Air sungai umumnya digunakan oleh peternak pembesaran yang mem-butuhkan bibit air yang cukup banyak untuk pengisian kolam yang luas. Pengunaan air sungai ini sebaiknya melihat kebersihan sungai. Limbah dari industri dan rumah tangga dapat meracuni lobster yang dipelihara. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengunaan pestisida pada tanaman-tanaman di sekitarnya.

Air tanah merupakan sumber air yang banyak dipergunakan. Penggunaan air tanah ini juga sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu. Kandungan zat air yang tidak sesuai dengan ambang budidaya lobster juga dapat merugikan peternak.

Air PAM juga banyak digunakan oleh peternak budidaya pembenihan terutama pada lokasi yang sulit mendapatkan air yang sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Karena budidaya lobster air tawar dapat dilakukan di rumah maka banyak di antaranya yang tidak bisa mendapatkan air tanah yang baik.

Penggunaan air PAM ini harus terlebih dahulu dilakukan aerasi selama 24 jam untuk menghilangkan kandungan kaporit yang ada pada air tersebut. Kan-dungan kaporit ini juga dapat dihilangkan dengan mengunakan filter kimia dengan bahan-bahan seperti karbon aktif dan batu zeolit. Karena bahan filter ini ada masa aktifnya maka pencucian dan pengantian berkala harus dilakukan. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan fungsi filterisasinya menjadi tidak bekerja.

3.1.2 Aquarium

Aquarium pemijahan; dapat dibuat dalam ukuran 80 x 40 x 40 cm (p x l x t), atau 100 x 50 x 40cm. Luas dari ruang aquarium ini sangat tergantung dengan ukuran dan jumlah indukan yang ada di dalamnya. Ruangan yang terlalu padat mem-buat lobster tersebut rentan terhadap kaniblisme dan perkelahian.

Untuk ukuran aquarium 80 x 40 x 40 cm dapat memuat 8 ekor lobster ukuran 4” sedang untuk 5“ sebaiknya hanya di isi 6 ekor dan 6” sebaiknya hanya diisi 3 ekor saja.

Aquarium pengeraman; Dalam mengoptimalkan lahan yang sempit maka aquarium pengeraman sekat dengan luas sekitar 15cm, sehingga bentuk aquarium tersebut seperti accu. Hal ini akan memudahkan kita dalam memantau telur yang sudah mendekati masa penetasan. Masa pengeraman telur oleh induk lobster membutuhkan waktu sekitar 30-40 hari.

Aquarium penetasan; Masa penetasan burayak ini sekitar 10-12 hari pada masa penetasan ini burayak sudah mulai terlihat lengkap dengan mata, kaki, dan antenna seperti layaknya lobster dewasa. Sebagian dari burayak tersebut sudah mulai melepaskan diri dari indukannya.

Burayak yang lepas dari indukan ini bertahap hingga semua burayak ter-sebut tidak berada pada gonad induknya. Setelah semua burayak lepas dari gonad induknya maka masa (parent care).

Aquarium penetasan ini biasanya juga digunakan untuk membesarkan burayak hingga umur 2-3 minggu. Dengan umur ini maka burayak tersebut sudah dapat dimasukan ke dalam kolam pembesaran benih. Jika mempunyai lahan yang cukup untuk membuat kolam tersebut.

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 12

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

Bila ingin mengunakan aquarium untuk pembesaran benih sebaiknya bura-yak tersebut di jarangkan kepadatannya dengan membagi menjadi dua aquarium atau lebih.

Gambar 8. Aquarium

Aquarium karantina diperlukan untuk lobster yang akan molting. Lobster yang terlihat tanda-tanda ingin molting sebaiknya dipindahkan ke aquarium karantina tersebut, sehingga pada saat molting lobter ini aman dari kanibalisme.

Aquarium ini juga bisa digunakan untuk induk lobster yang sudah selesai menetaskan burayaknya. Karena pada umumnya lobster yang habis menetas memasuki masa pengantian kulit.

Lobster biasanya membutuhkan waktu sekitar 1–2 hari karantina bila sedang berada pada masa pembentukan cangkang dari lunak menjadi keras. Lobster yang masih muda membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam pembentukan cangkang.

3.1.3 Bak Pemeliharaan

Kolam semen merupakan media yang paling banyak digunakan dalam budidaya lobster air tawar ini. Umumnya kolam semen digunakan untuk pemijahan massal dan pembesaran burayak. Selain untuk pemijahan dan pembesaran burayak, kolam semen juga dapat digunakan untuk pengeraman dan penetasan, namun hal ini sangat tidak efisien karena pengeraman tidak membutuhkan kolam atau tempat yang besar.

Kolam semen dapat dibuat dalam berbagai ukuran, namun ukuran kolam yang ideal dipakai adalah 2 x 2 x 0,5 m (p x l x t), hal ini dikarenakan cocok untuk memuat burayak satu indukan. Namun ukuran ini bisa disesuaikan dengan lahan yang ada.

Sebaiknya kolam semen yang akan dibuat ini di tata sedemikian rupa se-hingga lahan tersebut pemanfaatannya bisa optimal dan mempermudahkan kita dalam melakukan pengurasan kolam. Bila ditata sedemikian rupa maka pengurasan kolam tersebut airnya tidak terbuang dan dapat dipakai kembali.

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 13

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

Gambar 9. Bak Semen

Untuk dapat memaksimalkan lahan yang ada kolam semen ini dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat. Namun pembuatan kolam bertingkat ini mengha-biskan biaya yang lebih besar karena memerlukan rangka besi seperti layaknya membuat rumah bertingkat. Kolam bertingkat yang umumnya dibuat adalah dengan menambahkan satu kolam lagi di atas dua kolam semen yang berdekatan dengan mengambil setengah kolam di bawahnya. Sehingga ukuran kolam tersebut sama besar atau bisa dibuat lebih kecil. Sebaiknya kolam pada tingkat kedua dibuat pada ketinggian satu meter, hal ini akan mempermudah dalam pemberian makan dan pemantauan.

Kolam semen yang baru sebaiknya direndam terlebih dahulu untuk menghilangkan zat-zat yang ada pada semen yang berbahaya bagi lobster. Kolam semen tersebut dapat direndam dengan mengunakan pelepah pisang yang dibelah menjadi beberapa bagian. Perendaman ini dilakukan selama satu minggu. Dan sebaiknya air diganti setiap 2-3 hari. Sebelum kolam semen mulai digunakan, kolam tersebut dimasukan dulu beberapa lobster yang kecil atau ikan-ikan hias seperti guppi sebagai percobaan. Bila dalam satu minggu lobster atau ikan tersebut masih hidup maka kolam tersebut sudah aman dipakai.

Pipa pembuangan pada kolam semen ini sebaiknya dibuat berbanding dengan luas kolam yang ada. Pembuangan air pada kolam harus memakan waktu yang sesingkat mungkin. Karena pada umumnya panen dilakukan pada pagi hari, maka waktu yang singkat membuat lobster yang berganti kulit pada saat pengiriman dapat dihindari. Karena hari yang semakin siang lobster yang berganti kulit semakin banyak, dan lobster tidak tahan terhadap panas.

3.1.4 Media Sembunyi (Shelter)

Media sembunyi atau pelindung (shellter) merupakan perlengkapan yang penting dalam budidaya lobster air tawar. Sifat lobster yang suka sembunyi menjadikan media sembunyi menjadi penting. Selain untuk menghindar dari pemangsaan dari lobster yang lain. Dengan media sembunyi yang tersusun baik

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 14

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

maka tingkat kepadatan tebar juga dapat ditingkatkan. Dengan kepadatan yang semakin tinggi maka biaya produksi juga semakin rendah. Media sembunyi ini dapat menambah luas permukaan tempat pemeliharaan sehingga lobster dapat leluasa bergerak, mengurangi frekuensi pertemuan. Bila tanpa mengunakan pelindung maka tingkat interaksi dan pertemuan antar lobster satu sama lain menjadi tinggi sehingga berpeluang terjadi kanibalisme. Semakin banyak media pelindung maka semakin tinggi tingkat Survival Rate.

Media sembunyi ini banyak dimodifikasi dan dicari alternatif untuk mene-mukan jenis yang paling efektif untuk digunakan baik dari sisi meningkatkan kepadatan maupun mengurangi pekerja.

Berikut jenis-jenis media sembunyi yang sering digunakan oleh peternak di Indonesia.

Pralon atau pipa merupakan media yang paling banyak digunakan oleh peternak di Indonesia. Ukuran dari pralon ini dapat disesuaikan dengan ukuran lobster yang dipelihara. Semakin besar lobster tersebut maka pralon yang digunakan juga semakin besar.

Gambar 10. Pralon

Pralon ini dinilai kurang efektif pada saat panen karena jumlahnya yang banyak sehingga akan memakan waktu yang banyak untuk mengumpulkannya. Selain itu juga pralon ini juga mahal.

Batu bata roaster merupakan alternatif penyembunyian lobster yang sering digunakan pada kolam baik untuk pembesaran burayak maupun untuk pembesaran hingga ukuran konsumsi.

Kelemahan dari batu bata roaster ini adalah ukurannya yang berat bila sudah terendam di dalam air. Dan batu bata ini juga rapuh bila sudah digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila pengunaan dalam jumlah yang banyak juga memakan waktu dan tenaga yang cukup besar juga.

Tali rafia merupakan alternatif lain yang digunakan oleh peternak di Indonesia. Tali rafia ini mulai banyak digunakan selain ukurannya yang ringan dan dirasakan cukup efektif dalam menekan kanibalisme.

Tali rafia ini mulai banyak dimodifikasi pemakaiannya, ada yang cukup dengan diulur dan ditebarkan ke dalam kolam dan ada yang diikat pada sebatang pipa pralon sehingga bentuknya seperti daun kelapa.

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 15

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

Pengunaan tali rafia ini selain dapat menekan kanibalisme dan bentuknya yang ringan sehingga dapat menekan waktu panen dan tenaga untuk mengang-katnya dari dalam kolam.

Gambar 11. Roaster dan Tanaman Air

Waring banyak dipakai oleh peternak lobster karena memiliki merupakan media yang paling mudah didapatkan selain itu waring dapat menekanan kanibalisme juga bentuknya yang ringan. Dalam mengunakan waring ini kita cukup memotong ukuran sepanjang 1m x lebar dari waring tersebut dan meletakan pemberat ditengah-tengahnya sehingga bentuknya. Waring juga dapat diikat seperti jala bertingkat.

Selain waring, karung bawang juga banyak digunakan peternak selain harganya yang cukup murah. Cara pengunaan karung bawang ini sama dengan waring.

Bambu ini banyak digunakan pada kolam pembesaran lobster, karena harganya yang cukup murah. Bambu yang masih baru akan susah tengelam dalam air, dengan terus-menerusnya bambo menyerap air maka bambo ini akan tenggelam dengan sendirinya. Untuk mengelamkan bambo dapat diikat dengan pemberat seperti batu.

Daun-daunan juga dapat digunakan sebagai media sembunyi, berbeda dengan media yang lainnya seperti pipa, daun-daunan ini membuat lobster ber-sembunyi diantara tumpukan daun-daunan tersebut. Daun-daunan yang biasanya digunakan adalah daun pisang atau daun kelapa atau sejenisnya. Selain sebagai media umpet daun-daunan ini juga menjadi makanan bagi lobster tersebut. Namun daun-daunan ini membuat kolam menjadi kotor dan tidak enak dipandang karena, daun-daunan tersebut hancur oleh sobekan lobster.

Tanaman air seperti slada air atau eceng gondok merupakan media yang sangat baik buat budidaya pembenihan, terutama dalam ukuran burayak. Pajangnya akan yang terurai membuat burayak senang bermain di dalamnya. Dengan akarnya yang panjang ini membuat burayak tersebut aman dari kanibalisme. Akar tanaman air ini juga menjadi makanan untuk burayak tersebut.

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 16

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

Selain sebagai media sembunyian tanaman air ini juga dapat menyerap racun yang terkandung dalam air. Dalam pengunaan selada air (pistia) burayak lobster mempunyai pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan kolam yang tanpa diberi tanam sayur tersebut (Jones, 1995).

Ban mobil atau motor ini banyak digunakan sebagai media sembuyian terutama dalam pembesaran hingga ukuran konsumsi. Ban bekas ini dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa pada kolam tanah sehingga lobster menjadi nyaman dalam persembunyian tersebut.

Sebelum digunakan ban bekas ini sebaiknya dicuci dengan bersih dan diberi lobang pada berberapa sisi untuk memudahkan dalam pengangkatan dari dasar kolam. Ban bekas ini menjadi sangat berat seiring dengan banyaknya kandungan air di dalam ban tersebut. Selain itu kotoran seperti lumpur juga membuat ban tesebut terendam di dalam dasar kolam.

Media persembunyian dapat dikombinasikan untuk mendapat hasil yang maksimal serta memberi kenyamanan kerja.

3.1.5 Peralatan Pendukung dan Perlengkapan Budidaya

Beberapa peralatan lain yang dibutuhkan dalam budidaya lobster air tawar ini adalah:

1. Air pump (aerator) yang dibutuhkan untuk aerasi air di aquarium dan kolam dengan kapasitas 100 line (200 liter per menit);

2. Filter air dan pompa sirkulasi;

3. Genset 1000 watt yang dibutuhkan pada saat aliran listrik PLN padam, se-hingga ada sumber listrik cadangan untuk mengoperasikan aerator dan pompa filter;

4. pH meter digital yang dibutuhkan untuk mengukur derajat keasaman air;

5. Serokan (scoopnet) nylon lembut;

6. Ember dan baskom;

7. Selang air;

3.2 PEMBENIHAN

3.2.1 Persiapan Induk

Calon induk jantan memiliki tonjolan didasar tangkai kaki jalan ke-5 jika penghitungan dimulai dari kaki jalan dibawah mulut. Ciri lobster air tawar betina adalah adanya lubang bulat yang terletak didasar kaki ke-3. Berdasarkan capitnya, calon induk jantan memiliki ukuran capit 2-3 kali lebar buku pertama (tangkai capit) dan calon induk betina memiliki ukuran capit yang sama atau 1,5 kali buku pertama.

Dilihat dari ciri-ciri sekunder, warna tubuh calon induk jantan lebih cerah dibandingkan dengan warna dasar tubuh calon induk betina, jika wadah dan perlakuan yang diberikan dalam pemeliharaannnya sama. Jika perbandingan ini dilakukan dalam lingkungan pemeliharaan yang berbeda, kecerahan dan tingkat ketajaman dari warna dasar itu akan berbeda pula. Warnam pigmen dalam cangkang tubuh sangat dipengaruhi oleh warna air, jenis pakan, dan kandungan dasar pigmen yang dimiliki oleh setiap spesies ikan.

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 17

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

Gambar 12. Perbedaan Jenis Kelamin - Jantan (kiri) dan betina (kanan)

3.2.2 Pemijahan Induk

Hingga saat ini pemijahan lobster ini masih dilakukan secara alami. Artinya, bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan pemijahan dipersiapkan oleh manusia, tetapi terjadinya perkawinan antara induk jantan dan betina tergantung pada daya dukung lingkungan serta keinginan dan perilaku setiap pasangan untuk melaksanakan reproduksi, sehingga waktunya tidak dapat ditentukan secara pasti.

Lobster akan melakukan pemijahan pada suhu air diatas 23-29o C dan optimum 27o C, minimal cahaya yang diperlukan dengan terang 12 jam dan gelap 12 jam, kebutuhan kondisi seperti ini tidak terlalu sulit bagi wilayah Indinesia (Jones, 2000).

Ada 2 teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pemijahan alami lobster air tawar, yakni pemijahan secara masal dan pemijahan secara individu. Dalam pemijahan masal, persiapan yang perlu dilakukan adalah menyediakan wadah perkawinan berupa bak atau fibreglass yang dilengkapi dengan instalasi, seperti plastik hitam, aerator, PVC untuk pemasukan dan pengeluaran air, dan PVC pelindung. Sementara itu, wadah yang digunakan untuk pemijahan individu adalah aquarium.

Setelah semua persiapan telah dilakukan, tahap kedua adalah pengisian air jernih ke dalam wadah dengan ketinggian permukaan air tertentu, pemasukan udara yang berasal dari aerator dan penyeleksian induk. Standar ukuran induk jantan dan betina terseleksi yang digunakan dalam pemijahan masal antara 20-22 cm dengan perbandingan jantan dan betina 2:3 per m2.

Sementara itu, induk jantan dan betina yang digunakan dalam pemijahan alami secara individu berukuran 16-18cm dengan perbandingan jantan dan betina 1:1 per aquarium. Dalam mempersiapkan peralatan untuk pemijahan dan pembe-saran burayak, perlu diperhatikan bahwa aquarium tidak boleh kena sinar matahari langsung, usahakan berada dalam suasana yang teduh dan tenang. Hal ini penting untuk merangsang lobster melakukan perkawinan, dan lobster mengerami telurnya. Sedangkan bak semen lebih baik kalau berada di luar ruangan dan dapat sinar

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 18

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

matahari, agar tumbuh lumut dan plankton yang sangat berguna untuk pertumbuhan burayak yang dibesarkan.

Induk yang baru selesai melakukan pemijahan dan berhasil terjadi pembu-ahan biasanya ditandai dengan lipat ekor yang hingga kipas ekornya mengenai kaki ke lima dan adanya busa atau foam pada badannya. Pada awal-awal bertelur betina lebih sering diam dan berbalik seolah-olah mati. Setelah beberapa hari betina mulai melakukan aktivitas seperti biasanya namun lebih banyak diam dengan ekor tetap terlipat.

Lobster betina yang sedang bertelur dapat dijadikan satu dengan lobster betina lain yang sedang bertelur dalam satu wadah. Apabila lobster anda perhatikan telurnya sudah berbentuk seperti juventil (lobster muda), maka indukan yang sedang bertelur lainnya segera dipindahkan ke tempat yang lain.

Salah satu akibat perubahan lingkungan yang mendadak adalah membuat induk lobster yang sedang bertelur terkejut. Karena terkejut, gerakan lobster menjadi tidak beraturan dan telur yang ada diantara kaki-kaki renang akan berhamburan keluar. Untuk menghindari lobster terkejut, penangkapan induk yang sedang bertelur tidak boleh menggunakan alat tangkap, tetapi hanya menggunakan tangan.

Tidak disarankan menangkap induk yang berada didalam PVC. Disarankan menangkap dengan hati-hati dan memanen secara individu. Cara menangkap induk yang sedang bertelur dimulai dengan mengeluarkan induk-induk dari pelindung secara perlahan-lahan, kemudian menangkapnya secara langsung dengan posisi tangan kiri ada didepan kepala dan tangan kanan dibagian ekor. Selanjutnya, tangan kanan memegang bagian antara kepala dan badan.

Gambar 13. Cara Menangkap Induk Yang Sudah Bertelur

3.2.3 Pengeraman

Teknik pengeraman dan penetasan telur lobster air tawar itu tidak terlepas dari karakteristik biologi reproduksi. Karenanya dalam persiapan wadah dan melaksanakan pengelolaannya dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan personal yang tinggi. Dalam perkembangan telur hingga terbentuknya juvenil, ada 3 tahapan kejadian alamiah, yakni:

• perkembangan embrio dalam telur (pre-larva)

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 19

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

• perkembangan larva saat diasuh (larva),

• dan saat juvenil lepas dari abdomen (post-larva).

Di samping itu kejadian alam lain yang perlu diketahui adalah tidak ba-nyaknya aktifitas induk betina, terutama dalam mengonsumsi pakan saat mengerami telur. Berkaitan dengan fakta alam, strategi yang perlu dilaksanakan adalah:

• Induk yang sedang bertelur harus dipelihara secara terpisah dengan induk yang mengandung telur dan induk jantan;

• Pakan yang diberikan relatif sedikit;

• Kualitas air, terutama oksigen terlarut lebih dari 5 ppm dan fluktuasi suhu air harus rendah.

• Wadah harus diberi pelindung yang sesuai dengan jumlah individu, untuk:

Untuk menghindari terjadinya gangguan atau serangan dari luar yang menyebabkangangguan fisik;

Menghindari peluang terjadinya kanibal;

Sejak embrio hingga berbentuk juvenil, lobster air tawar membutuhkan oksigen terlarut yang tinggi;

Agar lingkungan lebih nyaman karena pada fase embrio, nauplius, dan protozoa, juvenil memiliki karakteristik sensitivitas yang tinggi terhadap perubahan suhu air.

3.2.4 Penetasan

Indukan yang baru bertelur sebaiknya jangan dipindahkan terlebih dahulu, karena dalam pemindahan ini mungkin pembuahan belum sempurna sehingga telur tidak terbentuk dengan baik dan pertumbuhan telur juga terganggu. Untuk indukan yang akan dipindahkan sebaiknya pada masa terlur sudah terlihat dengan warna krim atau telur berumur 7 hari. Indukan yang baru bertelur masih akan dijaga oleh jantannya selama 3 hari. Pemindahan indukan yang bertelur sebaiknya dilakukan dengan sangat hati-hati, hal ini untuk menghindari perontokan telur oleh indukan akibat stress.

Cara terbaik untuk memindahkan induk bertelur adalah dengan memin-dahkan indukan bersamaan dengan tempat sembunyiannya secara pelahan-lahan diangkat dari tempat pemijahannya. Bila indukan tidak berada dalam tempat sembunyian, kita harus dengan hati-hati mengiring indukan tersebut masuk ke dalam tempat persembunyian tersebut baru dipindahkan.

Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan maka sebaiknya indukan yang akan dipindahkan itu tidak terlalu jauh antara tempat pemijahan dengan tempat pengeraman.

Selama pengeraman ekor lobster akan lebih cenderung sering menutup dan melengkung menutupi telurnnya, kecuali apa bila telur sudah berbentuk juventil maka induk mulai sering membuka ekornnya.

Proses terbentuknya juventil sbb:

(1) Pada minggu pertama s/d minggu ke-dua terlur akan berwarna orange.

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 20

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

(2) Pada minggu ke-tiga warna telur akan berubah menjadi lebih muda & terlihat agak transparan di bagian tertentu. Di sekitar telur muncul 2 titik hitam yang merupakan bakal mata juventil.

(3) Pada minggu ke-empat juventil muda terbentuk, namun masih sangat lemah sehingga butuh waktu 2-3 hari untuk melakukan perontokkan setelah anda perhatikan juventil sering bermain ke luar tubuh induk pertama kali.

3.2.5 Perontokan Benih

Setelah juventil sering turun & bermain di sekitar induk, maka juventil harus segera dirontokkan dari induknnya. Untuk kemudian induk digabungkan kembali dengan yang jantan.

Cara menangkap induk pada saat akan merontokkan benih sama dengan cara menangkap induk yang sedang bertelur dimulai dengan mengeluarkan induk-induk dari pelindung secara perlahan-lahan, kemudian menangkapnya secara langsung dengan posisi tangan kiri ada didepan kepala dan tangan kanan dibagian ekor. Selanjutnya, tangan kanan memegang bagian antara kepala dan badan.

Setelah Induk ditangkap, kemudian rontokkan juvenil lobster tersebut dengan membiarkan lobster mengibas-ngibaskan ekornya pada permukaan air Aquarium. Biarkan lobster tersebut terlepas sendirinya atau dapat juga menggu-nakan bantuan jari untuk membantu proses perontokan. Setelah proses perontokan selesai, pisahkan induk lobster dengan juvenil yang baru dihasilkan tersebut. Kembalikan indukan ke dalam bak atau aquarium pemijahan, sehingga lobster dapat cepat melakukan perkawinan kembali.

Pemberian makan pada juventil dapat dilakukan 2 hari sekali, makanan yang diberikan dapat berupa kutu air, plangtonnis, artemia, cacing sutra & tepung ikan atau pelet yang dihaluskan. Perhatikan kebersihan air pada juventil, agar juventil tidak mati karena amoniak yang dihasillkan oleh sisa makanan yang mengendap.

3.2.6 Pemeliharaan Benih

Juventil benih berukuran dipelihara sampai ukuran 1-2 cm (14-20 hari setelah perontokan), kemudian dipindahkan ke bak pendederan.

Alat yang digunakan untuk memindahkan benih adalah ember plastik 20 liter, scoopnet berukuran 20 x 10 cm, dan daun pisang atau cabikan plastik ikan, terutama jika jarak antara wadah pemanenan dan wadah penampungan relatif jauh. Sementara itu, saat yang baik untuk pemanenan adalah sebelum jam 9 pagi, berda dilingkungan terbuka, dan hasil panen ditempatkan dalam wadah dengan jumlah maksimum 20 ekor/ wadah.

Cara memanen dimulai dengan menurunkan air didalam wadah kedalaman air tinggal 15-20 cm. Jika wadah yang digunakan berupa akuarium, cara menge-luarkan air dengan sifoning dan jika berupa bak atau kolam tanah, tinggal membuka lubang pengeluran.

Setelah itu benih lobster ditangkap menggunakan scoopnet secara perlahan dan hasil tangkapan dimasukan kedalam ember yang telah dilengkapi air jernih dan alat lain. Perlu diketahui, tingkat sensitivitas benih berukuran 20 hari terhadap perubahan lingkungan drastis lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran lebih besar.

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 21

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

Tingkat sensitivitas juga akan tinggi pada semua ukuran benih lobster air tawar saat pergantian cangkang (moulting) terjadi.

3.2.7 Pendederan Benih

Pendederan benih dilakukan untuk merangsang pertumbuhan benih men-capai ukuran 5-7 cm (umur 2 bulan). Untuk bak ukuran 2 x 1 x 0,5 m dapat ditebar benih untuk didederkan sebanyak 1.000 ekor. Pada saat pendederan benih dapat diberi pakan pelet udang.

3.2.8 Pencegahan Hama dan Penyakit

Kematian terutama disebabkan oleh kualitas air yang buruk atau dimakan oleh lobster lain saat terjadi moulting. Seperti pada budi daya ikan lainnya, pencegahan serangan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan air dan kolam pemeliharaan, memberikan nutrisi yang cukup, serta menjaga kebersihan peralatan yang berhubungan dengan lobster air tawar, seperti tempat persembunyian, naungan, serta pakan alami yang diberikan lobster. Jika kotoran yang lama tertimbun didasar kolam akan mengakibatkan naiknya kadar amonia (NH 3 ) didalam air yang dapat mengakibatkan lobster keracunan dan mati. Gangguan dari luar yang merupakan ancaman terbesar pada pemeliharaan lobster air tawar adalah predator, seperti kucing dan tikus.

3.2.9 Pemanenan Benih

Pemanenan Benih dilakukan pada saat benih berumur 2 bulan atau mencapai ukuran 5-7 cm. Benih sudah dapat dipelihara di kolam pembesaran sampai ukuran konsumsi (100 gr) pada umur 7-8 bulan.

3.2.10 Pengemasan

Pengemasan Plastik. pengemasan menggunakan plastik rangkap dua yang di dalamnya diisi air dan ditambahkan beberapa lembar daun pepaya di dalamnnya atau campurkan getah pohon atau buah pepaya muda dalam larutan airnnya.

Gambar 14. Pengemasan Lobster Dalam Plastik

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 22

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

Penggunaan daun pepaya ataupun getahnnya ini digunakan agar lobster tidak mabuk selama perjalanan akibat guncangan. Selain daun pepaya perlu juga ditambahkan sedikit kapas filter agar lobster dapat memanjat keatas permukaan air untuk mengambil udara, dikarenakan sebenarnnya dalam pengiriman ini lobster hanyalah membutuhkan kelembaban pada ingsangnya.

Pengemasan seperti ini biasanya digunakan guna mengirim benih lobster keluar kota. Apabila lobster yang akan dikirim sudah cukup dewasa, sebaiknnya ketinggian air dalam plastik sebaiknnya cukup ½ tinggi lobsternnya saja. Plastik yang sudah dimasukkan air dan daun pepaya kemudian diisikan oksigen. Ikatlah ujung plastik dengan karet gelang dan masukkan plastik berisi bibit ataupun lobster yang akan dikirim ke dalam styrofoam, selanjutnya kemasan tersebut sudah siap diangkut.

Pengemasan dengan mika plastik; cara pengemasan ini memang sangat banyak perlengkapan dan bahan yang digunakan untuk melakukan suatu proses pengiriman, tapi teknik ini juga memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

(4) Kondisi lobster yang dikirimkan fisiknnya tidak ada yang patah ataupun rusak akibat saling capit.

(5) Kita dapat mengurangi bobot paket yang kita kirim, dikarenakan pada cara packing ini air yang digunakan jauh lebih sedikit. Hal ini digunakan karena ada beberapa cargo yang memang melihat barang ataupun paket yang kita kirimkan berdasarkan bobotnya.

(6) Kita dapat menggunakan styrofoam bekas buah guna menekan biaya penge-masan.

Adapun beberapa alat yang digunakan dalam cara packing ini adalah: styrofoam bekas buah, mika kotak makanan, tissue refill, tissue makan, kapas filter, solder, isolasi kertas, lakban, steples dan gunting.

Langkah awal yang perlu kita lakukan adalah dengan melubangi bagian atas mika dan juga bagian samping atas mika dengan solder.

Gambar 15. Pelubangan dan Pelapisan Mika

Lapisi bagian bawah, samping kiri & kanan bawah serta bagian atas kiri & kanan mika dengan tissue refiile. Media tissue refille dapat juga digantikan dengan media yang lain seperti tissue makan, kapas filter, atau bahkan kertas koran.

Ketebalan dari pada tissue yang digunakanpun tergantung pada seberapa lama jarak yang akan ditempuh saat pengiriman. Biasanya saya menggunakan dua

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 23

PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus)

helai tissue yang dilipat sebanyak tiga kali untuk bagian samping atas mika, dua belas helai tissue reffile untuk bagian bawah dasar mika dan empat helai tissue yang dilipat dua untuk bagian samping bawah mika. Jangan lupa untuk mensteples tissue yang ditempelkan pada bagian atas kiri dan kanan serta bagian bawah samping kiri dan kanan agar tissue tidak jatuh ataupun berubah.

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan lobster yang akan dikirim, yaitu dengan memberikan isolasi kertas pada kedua sisi capitnya. Hal ini tentunya untuk mencegah saling capit selama perjalanan & sempitnya mika yang kita gunakan. Memang sangat lucu jadinya seperti orang yang sedang kita beri sarung tinju bahkan ketika ditaruh di dalam mika maka akan tampak seperti petinju yang siap bertarung di dalam ringnya. Tapi walau tampaknnya menjadi lucu namun lobster dapat sampai di tujuan dengan badan utuh.

Gambar 16. Pengemasan Lobster Dalam Mika

Basahi tisu dibagian atas mika, dasar dan juga samping secukupnnya sehingga permukaan tissue menjasi lembab dan becek. Setelah itu masukkan lobster kedalamnnya. Sstaples bagian samping mika agar lobster tidak keluar selama perjalanan. Satu buah mika biasanya mampu memuat lobster ukuran 2 inchi sebanyak 25 ekor, 3 inchi sebanyak 20 ekor, 4 inchi 1 set dan 5 inchi 4 sampai dengan 5 ekor.

Penggunaan mika dalam pengemasan sangat tergantung jumlah susunan yang akan dibuat, apabila kita akan membuat mika menjadi 3 susun maka mika paling bawah usahakan dirangkap 2 sampai dengan 3 mika. Hal tersebut dilakukan agar lobster tidak terhimpit akibat mika tertekan.

Langkah terakhir adalah lapisi styrofoam bekas buah anggur atau buah pear dengan koran untuk kemudian muatlah lobster yang telah kita masukkan dalam mika untuk selanjutnya kita tutup kemudian diberi plester ataupun lakban dan akhirnya lobster siap kita kirimkan.

Satu styrofoam bekas buah anggur biasanya mampu memuat 6 kotak mika. Untuk lebih aman apabila pengiriman di atas 30 jam maka sebaiknnya di samping bagian dalam sterofom diberi es batu yang dibungkus koran agak tebal agar tidak mudah mencair, tujuan pemberian es batu adalah untuk menjaga kelembaban selama pengiriman.

AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)

Hal. 24