perseroan komanditer

10

Click here to load reader

Upload: amouqe

Post on 03-Jul-2015

194 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Sistematika Perseroan komanditer

TRANSCRIPT

Page 1: Perseroan komanditer

A. SiStemAtikA PerSeroAn komAnditer

1. Pengertian Perseroan Komanditer

Perseroan Komanditer yang biasa disingkat CV (Comanditaire Vennootschap) ini

adalah suatu Bentuk Badan Usaha yang paling banyak digunakan oleh para Pengusaha

Kecil dan Menengah (UKM) sebagai bentuk identitas organisasi Badan Usaha di

Indonesia. Walaupun demikian ada juga golongan usaha besar yang menggunakan CV

sebagai badan usahanya.

2. Rancangan Undang Undang (RUU)

Rancangan Undang-Undang (RUU) Usaha Perseorangan dan Badan Usaha Bukan

Badan Hukum juga mengatur persekutuan komanditer, atau yang lazim dikenal dengan

CV. Menurut Pasal 1 butir 5 RUU, CV adalah badan usaha bukan badan hukum yang

mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu

komplementer berhak bertindak untuk dan atas nama bersama semua sekutu serta

bertanggung jawab terhadap pihak ketiga secara tanggung renteng. Namun sekutu ini

bertanggung jawab sampai harta kekayaan pribadi. Hal ini terjadi jika harta CV tidak cukup

untuk membayar hutang saat CV bubar.

Jika CV bubar maka sekutu komplementer yang berwenang melakukan likuidasi,

kecuali ditentukan lain dalam perjanjian atau rapat sekutu komplementer. Jika setelah

dilikuidasi masih terdapat sisa harta CV, maka dibagikan kepada semua sekutu sesuai

dengan pemasukan masing-masing.

Sementara sekutu komanditer yang tidak boleh bertindak atas nama bersama semua

sekutu dan tidak bertanggungjawab terhadap pihak ketiga melebihi pemasukannya. Jadi

harta kekayaan pribadinya terpisah dari harta CV. Itulah sebagian aturan baru dalam RUU

1

Page 2: Perseroan komanditer

menyangkut CV. Selama ini, yang banyak dipakai sebagai rujukan adalah KUHD (Kitab

Undang-undang Hukum Dagang).

Pengertian CV dijelaskan dalam Pasal 19 Kitab Undang-undang Hukum Dagang

(KUHD). Dalam pasal itu disebutkan bahwa CV adalah perseroan yang terbentuk dengan

cara meminjamkan uang, yang didirikan oleh seseorang atau beberapa orang persero

yang bertanggung jawab secara tanggung renteng dan satu orang persero atau lebih yang

bertindak sebagai pemberi pinjaman uang. Pada beberapa referensi lain, pemberian

pinjaman modal atau biasa disebut inbreng, dapat berbentuk selain uang, misalnya benda

atau yang lainnya.

Dari ketentuan pasal itu terlihat bahwa di dalam CV terdapat dua alat kelengkapan,

yaitu persero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng (persero aktif, persero

komplementer) dan persero yang memberikan pinjaman uang (persero pasif, persero

komanditer), Persero Aktif ; adalah orang yang mempunyai tanggung jawab penuh untuk

mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur. Sedangkan Persero Pasif ;

adalah orang yang mempunyai tanggung jawab sebatas modal yang ditempatkan dalam

perusahaan, yaitu sebagai Persero Komanditer.

Perbedaan pandangan mulai muncul ketika membicarakan mengenai tata cara

pendirian CV. Tidak seperti badan usaha Firma, yang cara pendaftarannya dijelaskan dii

dalam KUHD, tata cara pendaftaran CV justru tidak diatur di dalam KUHD.

Sebagian akademisi dan praktisi hukum berpendapat, persekutuan komanditer dapat

didirikan hanya berdasarkan perjanjian di bawah tangan. Artinya, perjanjian cukup

dilakukan di antara para persero komplementer dan persero komanditer. Sementara

sebagian yang lain berpendapat sebaliknya, dimana pendirian sebuah CV haruslah melalui

akta otentik di hadapan notaris. Setelah itu, akta pendirian harus didaftarkan ke

Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang berwenang dan diumumkan di dalam Tambahan

2

Page 3: Perseroan komanditer

Berita Negara RI. Pada prakteknya di Indonesia, pandangan yang terakhir disebutkan yang

lazim dipraktekkan

3. Pertanggungjawaban Hukum

Dalam melangsungkan kegiatan usahanya, aktivitas bisnis CV dilakukan oleh para

persero aktifnya. Merekalah yang bertanggungjawab untuk melakukan tindakan

pengurusan atau bekerja di dalam perseroan tersebut. Bahkan jika ditarik lebih jauh, para

persero komplementer ini juga dapat dimintakan tanggung jawab secara tanggung renteng

atas perikatan-perikatan perseroanya.

Di sisi lain, para pemberi modal atau persero komanditer, tidak bisa terlibat dalam

menjalankan aktivitas perusahaan. Hal tersebut diatur secara tegas di dalam Pasal 20

KUHD yang menjelaskan bahwa persero komanditer ini tidak boleh melakukan tindakan

pengurusan atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, meskipun ada pemberian

kuasa sekalipun.

Implikasinya, persero komanditer tidak perlu ikut memikul beban kerugian yang

jumlahnya lebih besar dari modal yang disetorkannya ke perusahaan. Namun jika pesero

komanditer terbukti ikut menjalankan perusahaan sebagaimana yang dilakukan pesero

komplementer dan mengakibatkan kerugian perusahaan, maka sesuai dengan Pasal 21

KUHD, persero komanditer ikut bertanggung jawab secara tanggung renteng terhadap

semua utang dan perikatan perseroan tersebut.

4. Jenis Persekutuan Komanditer

Dalam perkembangannya, terdapat beberapa bentuk persekutuan komanditer.

Pertama adalah persekutuan komanditer murni. Dalam bentuk yang paling sederhana ini,

hanya terdapat satu persero komplementer dan beberapa persero komanditer.

Bentuk yang kedua adalah persekutuan komanditer campuran. Bentuk ini biasanya

terjadi pada persekutuan firma yang sedang membutuhkan tambahan modal. Pihak yang

3

Page 4: Perseroan komanditer

mau memberikan tambahan modal itu bertindak sebagai persero komanditer. Sementara

persero firma secara otomatis akan menjadi persero komplementer.

Sedangkan bentuk ketiga dari CV adalah persekutuan komanditer bersaham. Dalam

bentuk ini, perseroan menerbitkan saham dengan tujuan untuk memudahkan penarikan

kembali modal yang telah disetorkan. Tiap persero komplementer dan komanditer

memegang saham yang tidak dapat diperjualbelikan ini.

5. Kewajiban Pajak

Merujuk pada UU tentang Ketentuan Umum Perpajakan yang menyebutkan bahwa

Badan sebagai subjek pajak adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan

kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi

perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara

atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana

pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik,

atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya.

Dari definisi Badan di atas jelas bahwa persekutuan komanditer termasuk ke dalam

subjek pajak. Sehingga secara umum CV juga berkewajiban mendaftarkan diri untuk

mendapatkan NPWP atau Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana perseroan terbatas.

6. Keuntungan Memilih CV

Ada beberapa alasan orang memilih bentuk Perseroan Komanditer atau CV sebagai

badan usaha,antara lain:

• Proses pendirian CV relatif lebih mudah dan lebih cepat serta tidak mendapatkan

pengesahan dari Mentri atau Instansi terkait lainnya.

• Biaya yang dibutuhkan juga lebih murah.

• Bebas menggunakan nama perusahaan tanpa persetujuan lebih dahulu dari

Mentri/Instansi terkait.

4

Page 5: Perseroan komanditer

• Salah satu pendiri berkeinginan memiliki tanggung jawab penuh melaksanakan

kegiatan usaha.

7. Berakhirnya Persekutuan Komanditer

Karena pada hakekatnya persekutuan komanditer adalah persekutuan perdata, maka

berakhirnya persekutuan komanditer adalah sama dengan persekutuan perdata yang

diatur dalam Pasal 1646 sampai dengan 1652 KUHPerdata.

Pasal 1646 KUH Perdata menyebutkan bahwa paling tidak ada 4 hal yang

menyebabkan persekutuan berakhir yaitu, lewatnya masa waktu perjanjian persekutuan,

musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok persekutuan,

kehendak dari sekutu, dan jika salah seorang sekutu meninggal atau ditaruh di bawah

pengampuan atau dinyatakan pailit.

8. Prosedur Pendirian Perseroan Komanditer (CV)

Untuk mendirikan CV sama dengan PT yaitu dibutuhkan minimal 2 (dua) orang

sebagai Pendiri Perseroan yang juga sekaligus bertindak sebagai Pemilik Perseroan yang

terdiri dari Persero Aktif dan Persero Pasif.

Para Pendiri CV haruslah Warga Negara Indonesia dan kepemilikan perseroan 100%

dimiliki oleh pengusaha lokal artinya keikutsertaan Warga Negara Asing tidak

diperbolehkan.

Setiap Pendirian CV harus dibuat dengan AKTA OTENTIK sebagai AKTA PENDIRIAN

dan dilakukan oleh Notaris yang berwenang di wilayah Republik Indonesia. Yang harus di

lakukan pertama kali untuk mendirikan Perseroan Komanditer (CV) adalah menetapkan

Kerangka Anggaran Dasar Perseroan sebagai acuan untuk dibuatkan AKTA OTENTIK

sebagai AKTA PENDIRIAN oleh Notaris yang berwenang.

5

Page 6: Perseroan komanditer

B.kerAngkA AnggArAn dASAr PerSeroAn komAnditer

1. Pendiri Perseroan Komanditer

Harus menetapkan Nama Para Pendiri Perseroan dengan ketentuan seperti dibawah

ini;

a. Jumlah Pendiri minimal 2 (dua) orang dan Warga Negara Indonesia.

b. Para pendiri juga dapat diangkat sebagai salah satu pengurus baik sebagai Direktur

atau Komisaris dan jika Anggota Direktur atau Komisaris lebih dari satu orang maka

salah satu dapat diangkat menjadi Direktur Utama atau Komisaris Utama.

2. Nama Perseroan

Harus menetapkan Nama dan Tempat kedudukan perseroan melakukan kegiatan

usaha;

a. Pemakaian nama Perseroan Komanditer tidak diatur oleh secara khusus oleh

Undang-undang atau Peraturan Pemerintah artinya Kesamaan atau Kemiripan nama

perseroan di perbolehkan.

b. Kedudukan perseroan harus berada di wilayah Republik Indonesia dengan

menyebutkan nama Kota/Kabupaten sebagai tempat Perseroan melakukan kegiatan

usaha dan sebagai kantor pusat perseroan.

3. Maksud & Tujuan serta Kegiatan Usaha

Harus menetapkan Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha seperti dibawah ini;

a. Setiap perseroan yang didirikan dapat melakukan kegiatan usaha yang sama

dengan perseroan lain atau berbeda, bersifat khusus atau umum sesuai dengan keinginan

para pendiri perseroan. Namun ada beberapa bidang usaha yang hanya bisa dilaksanakan

dengan ketentuan harus berbadan hukum PT.

6

Page 7: Perseroan komanditer

b. Untuk memudahkan anda kami menyediakan informasi mengenai Maksud dan

Tujuan serta Kegiatan Usaha Perseroan.

4. Modal Perseroan Komanditer.

Didalam anggaran dasar perseroan komanditer (AKTA PENDIRIAN) tidak disebutkan

besarnya jumlah Modal dasar, modal ditempatkan atau modal disetor. Penyebutan

besarnya modal perseroan dapat dicantumkan dalam SIUP (Surat Izin Usaha

Perdagangan) atau Izin Operasional lainnya.

5. Pengurus Perseroan

Anda harus menetapkan siapa saja yang akan menjadi Pengurus Perseroan yaitu ;

Persero Aktif dan Persero Pasif.

a. Persero Aktif; adalah orang yang mempunyai tanggung jawab penuh untuk

mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur.

b. Pesero Pasif; Adalah orang yang mempunyai tanggung jawab sebatas modal yang

ditempatkan dalam perusahaan, yaitu sebagai Persero Komanditer.

Setelah langkah No. 1 s.d 5 telah anda tentukan maka anda sudah siap untuk

mengajukan permohonan AKTA PENDIRIAN sebagai langkah awal atau berdirinya

Perusahaan anda.

Setelah Akta Pendirian selesai dibuat maka yang harus dilakukan adalah melengkapi

pendaftaran dan perizinan yang harus dimiliki untuk dapat melakukan kegiatan usaha

seperti; Domisili Perusahaan, NPWP, SP-PKP, Pendaftaran ke Pengadilan Negerii

setempat, SIUP atau Izin Usaha Lainnya dan TDP.

7

Page 8: Perseroan komanditer

C. PerBedAAn StAtUS kePemiLikAn dALAm PerSeroAn

terBAtAS dengAn PerSeroAn komAnditer (CV)

Suatu jenis usaha yang dijalankan seseorang akan lebih aman dan terjamin secara

hukum apabila dimasukan kedalam suatu wadah badan hukum. Dalam hal ini yang

dimaksudkan adalah suatu perseroan terbatas.

Namun dalam prakteknya kadangkala seseorang yang dalam perintisan usaha tertentu

masih merasa bingung, bagaimanakah sebaiknya bentuk wadah usaha mereka tersebut ?

apakah akan berbentuk suatu perseroan terbatas atau bentuknya perseroan komanditer

atau yang dikenal dengan nama CV.

Untuk menentukan pilihan tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu perbedaan serta

sifat dari bentuk kedua perseroan tersebut sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana

akibat hukumnya nanti.

Perseroan terbatas, dilihat dari istilah namanya yang “terbatas” memang demikian,

yakni tanggung jawab para pemegang saham yang ada di dalamnya hanya terbatas pada

jumlah saham-saham yang dimilikinya dalam perseroan tersebut. Artinya apabila terjadi

kesalahan manajemen yang terjadi dengan perseroan/perusahaan tersebut yang

mengakibatkan kerugian pada perseroan/perusahaan maka tanggung jawab pemegang

saham tersebut hanyalah sebatas jumlah saham yang dimilikinya. Namun demikian di

dalam prakteknya nanti dimungkinkan adanya tanggung jawab pribadi dari organ pengurus

perseroan apabila nyata-nyata dapat dibuktikan bahwa para pengurus/direksi perseroan

melakukan suatu tindakan yang sengaja merugikan perseroan serta untuk kepentingan

pribadi pengurus yang bersangkutan. Perseroan terbatas juga dikategorikan sebagai

8

Page 9: Perseroan komanditer

suatu badan hukum. Oleh karenanya diperlukan pengesahan dengan suatu surat

keputusan pengesahan yang dikeluarkan oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia. Secara rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

Perseroan Terbatas ini diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40

Tahun 2007.

Perseroan Komanditer atau biasa disebut CV sifatnya lebih sederhana bila

dibandingkan dengan Perseroan Terbatas. Sederhana dalam proses pendiriannya maupun

sederhana dalam hal kepemilikan sahamnya. Dalam CV ini pada akta pendiriannya

biasanya tidak disebutkan berapa modalnya dan berapa jumlah saham yang dimiliki oleh

masing-masing pemegang saham. Sifat CV ini lebih agak personal, artinya tanggung

jawab atas segala sesuatu yang dilakukan atas nama CV menjadi tanggung jawab secara

tanggung renteng bagi para pemiliknya. CV ini bukan merupakan suatu bentuk badan

hukum. Pengesahannya hanya cukup sampai pada Pengadilan Negeri. Jadi apabila

sudah ada suatu akta pendirian CV yang dibuat dihadapan seorang Notaris, maka

selanjutnya cukup didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat. Baik PT maupun CV

memiliki organ pengurus atau direksi dan Dewan Komisaris. yang berfungsi sebagai

pengawas jalannya perusahaan.

d. keSimPULAn

Perusahaan perorangan ialah suatu bentuk badan usaha pribadi yang memikul risiko

secara pribadi pula atau perorangan. Perusahaan perorangan/Perusahaan dagang

merupakan bentuk peralihan antara bentuk partnership dan dapat pula dimungkinkan

sebagai one man corporation atau een manszaak. Dalam hubungan ini dapat pula

diberlakukan pasal 6 dan pasal 18 Kitab Undang-undang Hukum Dagang.

9

Page 10: Perseroan komanditer

Pada perusahaan perorangan/Perusahaan dagang tidak terdapat pemisahan antara

kekayaan pribadi pemilik dengan kekayaan perusahaan sehingga utang perusahaan

berarti pula utang pemiliknya, dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa seluruh harta

kekayaan pemilik menjadi jaminan bagi semua utang perusahaannya. Oleh karena itu,

pemilik Perusahaan perorangan/ Perusahaan dagang memiliki tanggung jawab yang tidak

terbatas. Maka dari itu, kelebihan Perusahaan perorangan/Perusahaan dagang:

Aktivitasnya relatif sedikit dan sederhana sehingga organisasinya relatif mudah, Biaya

organisasinya rendah, Pendirian dan pembubarannya mudah karena tidak memerlukan

formalitas, Seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi hak milik, dan Manajemen-nya

relatif fleksibel.

CV bukanlah badan hukum seperti halnya PT,karena tidak ada undang-undang secara

khusus mengatur tentang perseroan ini. Perbedaan lain yang mendasar antara CV dan PT

adalah modalnya,didalam perseroan komanditer modal perusahaan tidak disebutkan

didalam akta pendirian seperti halnya PT. Jadi para persero harus membuat kesepakatan

tersendiri mengenai hal tersebut,atau membuat catatan terpisah mengenai modal yang

disetor.

Walaupun demikian, keberadaannya tidak mengurangi hak dan kewajibannya sebagai

badan usaha yang diakui pemerintah atau kalangan dunia usaha khususnya. Hal ini dapat

kita lihat dari banyaknya pengusaha dan para pelaku yang mendirikan CV sebagai bentuk

perusahaan untuk melakukan kegiatan usaha di berbagai bidang termasuk sektor

perdagangan, Jasa Konstruksi,Industri, atau bidang jasa lainnya.

10