persepsi siswa tentang kemampuan mengajar guru...

90
PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN RAMBUTAN 03 PAGI JAKARTA TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S,Pd.I) Disusun Oleh : M. BASRI NIM: 809011000340 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTASILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

Upload: hoangnga

Post on 07-Mar-2019

255 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN RAMBUTAN 03

PAGI JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S,Pd.I)

Disusun Oleh :

M. BASRI

NIM: 809011000340

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTASILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

Page 2: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN RAMBUTAN 03 PAGI

JAKARTA TIMUR

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Islam (S,Pd.I)

Oleh: M. BASRI

NIM: 809011000340

Di bawah Bimbingan :

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

Page 3: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

` Skirpsi yang berjudul Persepsi Siswa tentang Kemampuan Mengajar

Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta Timur

disusun oleh M. Basri, Nomor Induk Mahasiswa 809011000340, diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada

tanggal 21 April 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 13 Mei 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Page 4: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi Berjudul Persepsi Siswa Ten tang Kemampuan Mengajar Guru

Pendidik Agama Islam di SDN Rambutan 03 Pagi disusun oleh M.BASRI,

NIM 809011000340, Jurusan Pendididkan Agama Islam ,Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diuji pada siding

munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas

Jakarta 11 Desember 2013

Page 5: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

iv

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. BASRI

NIM : 809011000340

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Tin . H. Kudun RT 009 RW 009 No. 104 Ciracas Kec. Ciracas

Jakarta Timur

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa Skripsi yang berjudul Bagaimana Persepsi Siswa Tentang Kemampuan

Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta

adalah benar hasil karya / di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Drs. H. Mu'arif SAM M.Pd.

NIP : 19650717 199403 1 005

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

siapmenerima segala konsekuensi bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Page 6: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

v

ABSTRAK

M. BASRI, NIM: 809011000340. Persepsi Siswa Tentang Kemampuan

Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam dl SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta

Timur,

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara empiris

mengenai persepsi peserta didik tentang kemampuan mengajar guru Pendidikan

Agama Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif

dilakukan dengan menururkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan

fakta, keadaan, variable dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung

dan dijelaskan apa adanya. Untuk memperoleh data, informasi, dan fakta yang

mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini digunakan

kuesioner.

Hasil penelitian mengungkapkan umumnya siswa berpersepsi guru PAI

belum memiliki kemampuan mengajar secara optimal baik dalam rnembuka

pelajaran, melakukan kegiatan inti pelajaran, maupun menurup pelajaran. Hal ini

dapat diketahui dari nilai rata-rata kemampuan mengajar yang berada pada taraf

"Cukup", atau dengan kata lain guru PAI cukup mampu melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan hendaknya guru

mengawali pembelajaran, melaksanakan kegiatan inti dan penutup dengan

melakukan langkah-langkah kegiatan yang mampu memotivasi dan

membangkitkan minat siswa dalam belajar, terus menerus belajar melalui

berbagai media dan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya.

Kepala Sekolah hendaknya melakukan pembinaan yang optimal melalui berbagai

kegiatan untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru PAI, dan mengikut

sertakan guru PAI dalam berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan/seminar

tentang pengembangan kompetensi guru sehingga kemampuan guru PAI dalam

melaksankan pembelajaran dapat meningkat yang akan berimplikasi kepada

ketercapaian kompetensi siswa yang diharapkan.

Page 7: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang

telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi

khalifah di muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik

akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam.

Selama penyusunan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dihadapi

dan dialami penulis, baik yang berkenaan dengan pengaturan waktu, pengumpulan

data maupun biaya yang tidak sedikit. Namun dengan kerja keras dan dukungan

serta motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dra. Nurlena Rifai MA,Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarip Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Drs. H. Mu'arif SAM, M.Pd, Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

bimbingan, perhatian dan nasehat yang penulis butuhkan selama pembuat

skripsi ini dan bantuan yang teramat banyak diberikan selama penulis

menempuh studi di fakultas ini.

4. Seluruh Dosen Jurusan PAI yang telah membimbing dan mendidik penulis

5. Hj. Sosilowati, S.Pd, Kepala SDN Rambutan 03 Pagi beserta guru-guru,

karyawan dan para siswa-siswi, yang telah memperkenankan penulis

mengadakan penelitian dan membantu dalam pencarian data-data dan

memberikan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Diding Sulaiman S.Pd.I, guru PAI SDN Rambutan 03 Pagi yang telah

bersedia dijadikan sebagai objek penelitian.

7. Masnon, Istri tercinta, dan anak-anak yang telah mendukung penulis untuk

melanjutkan studi ke jenjang SI.

Page 8: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

vii

8. Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih

atas bantuan dan dukungannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi

ini.

Semoga segala kebaikan tersebut mendapatkan balasan yang setimpal dari

Allah SWT. Semoga rahmat, taufiq dan hidayah-Nya selalu dilimpahkan kepada

kita semua sepanjang kehidupan kita. Amin.

Penulis

Page 9: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

viii

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KARYAILMIAH

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTARISI ..................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikas Masalah ............................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 7

D. Perumusan Masalah .............................................................................

E. Tujuan Penelitian .................................................................................

F. Kegunaan Hasil Penelitian ...................................................................

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Persepsi ................................................................................................ 8

1. Pengertian Persepsi

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ................................ 9

B. Kemampuan Guru dalam Mengajar ..................................................... 11

1. Pengertian Pembelajaran

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran ....................................................... 13

3. Berbagai Keterampilan dalam Mengajar....................................... 18

4. Langkah-langkah Pembelajaran .................................................... 30

BAB III. METODELOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ................................................................................ 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian

C. Metodelogi Penelitian

D. Populasi dan Teknik Sampling ............................................................ 39

Page 10: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

ix

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39

F. Instrumen Penelitian............................................................................. 40

G. Teknik AnalisaData .............................................................................. 42

H. Interpretasi Data ................................................................................... 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Sejarah SDN Rambutan 03 Pagi .......................................................... 45

B. Deskripsi dan Interprestasi Data

1. Kegiatan Pendahuluan .................................................................. 46

2. Kegiatan Inti .................................................................................. 53

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 72

B. Saran .................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74

LAMPIRAN

Page 11: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Masalah

Pendidikan merupakan hal penting dalam pengembangan sumberdaya

manusia sebuah bangsa. Melalui pendidikanlah, setiap generasi muda

dipersiapkan untuk menjadi lebih siap dalam menghadapi masa depannya. Hal

inilah yang dimaksudkan oleh Azyumardi Azra bahwa pendidikan merupakan

suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan

memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.1

Senada dengan pendapat Azyumardi Azra tersebut di atas, dalam pasal 1

ayat 1 UU. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dinyatakan bahwa:

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

Proses pendidikan yang dimaksud dalan uraian di atas, bukan hanya

pendidikan formal melalui lembaga pendidikan/persekolahan tertentu, tetapi juga

termasuk pendidikan non formal (misalnya di keluarga) dan informal (di lembaga

kursus atau pelatihan). Dalan kaitannya dengan penelitian ini, pendidikan yang

dimaksud adalah pendidikan persekolahan.

Esensi dari sebuah pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran.

Kualitas pendidikan persekolahan yang baik tidak akan lahir tanpa kualitas

pembelajaran yang baik pula. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan

persekolahan tidak dapat mencapai tujuan yang maksimal bila belum menyentuh

perbaikan proses pembelajaran. Salah satu komponen yang berperan penting

dalam pengembangan proses pembelajaran tersebut adalah

1 Azyumardi Azra, Pendidikan Mam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru,

(Jakarta: Penerbit Kalimah, 2001), Get. Ill, h. 3. 2 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Page 12: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

2

faktor guru. Kualitas pembelajaran yang baik dapat muncul dari adanya guru yang

berkualitas.

Guru merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan. Guru

merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan

pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat dekat hubungannya

dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak

menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Gurulah

yang berhadapan langsung dengan anak didik oleh sebab itulah maka wajar jika

dikatakan bahwa guru merupakan aspek yang penting sebagai faktor yang

menentukan bagi masa depan sebuah bangsa. Dengan demikian maka, "...

pendidik (guru) mempunyai tanggung jawab yang sangat berat"3

Tanggungjawab yang sangat berat tersebut dikarenakan strategisnya peran

guru dalam proses pendidikan. Begitu sangat strategisnya kedudukan guru

ini dalam proses pendidikan, maka dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, tepatnya Bab III

Pasal 7, diamanatkan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan

khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: (a) memiliki

bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen untuk

meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia (c)

memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan

bidang tugas; (d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan

bidang tugas; (e) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas

keprofesionalan; (f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan

prestasi kerja; (g) memiliki kesempatan untuk mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (h)

memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan; dan (i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai

kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan

guru.4

Dengan adanya guru yang profesional sebagaimana prinsip tersebut di atas

maka diharapkan pembelajaran yang berkualitas akan lahir. Sebab pembelajaran

merupakan inti dan muara segenap proses pengelclaan pendidikan. Pembelajaran

harus pula melibatkan peserta didik dengan segala karakteristiknya, mulai dari

kemampuan, motivasi, latar belakang keluarga,

3 Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta: Primasophie, 2004),

Cetakan I, h. 50. 4 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Page 13: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

3

lingkungan, ekonomi, dan sebagainya. Sehingga terjadi komunikasi yang

seimbang antara guru dan peserta didik, peserta didik dengan sesama peserta

didik, dan sebagainya. Dengan kinerja baik yang ditampilkan guru maka

diharapkan dapat berdampak positif bagi pembelajaran peserta didik, sebab

peserta didik dapat mengamati langsung kinerja guru dalam pembelajaran di

kelas.

Namun terkadang, kinerja guru yang maksimal hanya ditunjukkan saat

diamati oleh pimpinannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa atasan guru seperti

kepala sekolah dan pengawas sekali pun tidak mudah untuk mendapatkan data dan

mengamati realitas keseharian performance guru di hadapan peserta. Memang

program kunjungan kelas oleh kepala sekolah atau pengawas, tidak mungkin

ditolak oleh guru. Akan tetapi tidak jarang terjadi guru berusaha menampakkan

kinerja terbaiknya baik pada aspek perencanaan maupun pelaksanaan

pembelajaran hanya pada saat dikunjungi. Selanjutnya ia akan kembali bekerja

seperti sedia kala, kadang tanpa persiapan yang matang serta tanpa semangat dan

antusiasme yang tinggi.

Dalam penyelenggaraan pendidikan di bangsa kita, proses pembelajaran di

kelas masih merupakan otoritas guru sepenuhnya. Sangat jarang ditemukan pihak

luar yang peduli, memerhatikan serta mencermati pelaksanaan pembelajaran guru

di depan kelas. Bahkan sering dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah merupakan

profesi yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, kecuali klien (peserta didik).

Apabila ada pihak lain, baik itu pengawas, kepala sekolah, apa lagi sesama guru

yang ingin tahu bagaimana seorang guru mengajar, maka hal ini dianggap tidak

biasa atau karena memang ada tugas/tanggungjawab dari pihak yang akan

mengamati kinerja guru tersebut dalam mengajar.

Berbagai uraian di atas, -secara tidak langsung- pada dasarnya menunjukkan

bahwa sosok profesi guru dapat ditinjau melalui tanggung jawabnya dalam

melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru profesional memiliki tanggung jawab

pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual. Tanggung jawab pribadi tercermin

dari kemampuan mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri yang mampu

memikul dirinya, mengelola dirinya,

Page 14: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

4

mengendalikan dirinya, menghargai dan mengembangkan dirinya. Tanggung jawab

sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagi bagian

yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial. Tanggung jawab intelektual diwujudkan

melalui penguasaan pengetahuan dan perangkat keterampilan yang diperlukan untuk

menunjang tugas. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui

penampilan guru sebagai makhluk yang beragama, yang berperilaku senantiasa tidak

menyimpang dari norma-norma agama dan moral.5

Guru adalah orang tua kedua bagi para siswanya terutama di sekolah. Semua

yang dilakukan oleh orang tua secara otomatis akan diikuti oleh anak- anak mereka,

baik itu hal yang baik maupun hal yang buruk. Orang tua adalah model keteladanan

yang paling dekat dengan anak. Guru di sekolah juga memiliki peran dalam

pembentukan kepribadian dan perilaku para siswanya terutama di sekolah. Para siswa

menghabiskan cukup banyak waktu di sekolah dan mereka akan bertemu dan

berhadapan langsung dengan para guru yang rnengajar mereka. Para siswa akan

melihat dan bahkan cenderung mencontoh atau mengimitasi sikap dan perilaku dari

guru mereka.5

Peserta didik akan mempersepsikan bagaimana perilaku/sikap guru mereka

dalam proses pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Persepsi yang

baik dari seorang peserta didik cenderung akan menimbulkan sikap positif dalam

pembelajaran sehingga dapat berdampak pada minat yang baik untuk mengikuti

pelajaran yang diampu oleh guru bersangkutan. Sebaliknya, persepsi yang tidak baik

dari seorang peserta didik kepada guru, salah satunya dapat berdampak pada

menurunnya semangat belajar peserta didik tersebut dalam mengikuti pembelajaran

yang diampu oleh guru yang bersangkutan.

Mulanya minat anak-anak di SDN Rambutan 03 Pagi dalam mengikuti

pembelajaran Pendidikan Agama Islam sudah cukup baik dibandingkan sebelumnya

karena adanya peningkatan fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia. Dengan

adanya minat ini maka perhatian dan usaha peserta didik akan lebih besar. Hal ini

senada dengan yang diungkapkan oleh Slameto bahwa

5 Surya, et.all, Kapita Sekkta KependidikanSD. (Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2004),

Get. ke-17, h. 47

Page 15: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

5

"minat merupakan suatu rasa ketertarikan pada suatu hal dan atau aktivitas, tanpa

ada yang menyuruh. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

minat".6

Pada perkembangan berikutnya banyak siswa yang kurang berminat dalam

mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan 03 Pagi.

Beberapa indikasinya adalah timbulnya kepasifan dalam proses belajar. Tentunya

tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikapnya terhadap pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di sekolah saja, banyak faktor yang mempengaruhi, baik

faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu

peserta didik sedangkan faktor eksternal berasal dari luar individu peserta didik.

Faktor-faktor tersebut ada yang mendukung dan ada pula yang menghambat

peserta didik dalam belajar. Faktor pendukung misalnya adanya iming-iming

hadiah dari pihak lain bila prestasi belajarnya meningkat, tersedianya saran dan

prasarana yang baik, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menghambat peserta

didik dalam belajar misalnya motivasi yang rendah, sarana dan prasarana yang

terbatas, dan sebagainya.

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam diberikan oleh guru untuk

menumbuhkembangkan minat belajar agama yang dirasakan masih belum

optimal, karena tatap muka jam pelajaran PAI hanya 2 jam pelajaran dalam satu

minggu. Oleh karena itu, sekolah terutama guru Pendidikan Agama Islam sangat

besar peranannya dalam membantu mengembangkan minat siswa dalam belajar

agama Islam. Upaya ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara dan metode

pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran yang

telah ditentukan dapat dicapai.

Peserta didik yang menurun prestasi belajarnya terutama pada pembelajaran

agama Islam bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya rnenganggap pelajaran

agama Islam tidak terlalu penting, pengelolaan kelas kurang baik, ditambah jam

tatap muka pada pelajaran agama Islam cuma sedikit yaitu dengan alokasi waktu 2

x jam pelajaran (2 x 40 menit) dalam satu minggu.

6 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),

h. 57

Page 16: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

6

Apabila kompetensi guru agama Islam rendah dan tidak mampu

menciptakan pembelajaran yang menarik bagi peserta didik dapat berdampak pada

minat belajar Pendidikan Agama Islam yang menurun diiringi dengan prestasi

belajar yang tidak optimal. Idealnya, guru hams mampu menampilkan

pembelajaran yang menyenangkan dan menarik minat/perhatian peserta didik.

Dengan penampilan guru yang baik dalam pembelajaran di sekolah, maka

diharapkan peserta didik akan melihat hal itu sehingga mereka menjadi tertarik

dan lebih bersemangat dalam memahami materi yang disampaikan.

Memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka peneliti sangat tertarik

untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana "presepsi siswa

tentang kemampuan mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan

03 Pagi Jakarta".

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

masalah yang diidentifikasi adalah :

1. Kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam di

SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta

2. Minimnya alokasi waktu yang ada pada pembelajaran PAI di SDN Rambutan

03 Pagi Jakarta.

3. Belum terdapat kegiatan keagamaan yang maksimal yang sudah diterapkan

oleh guru PAI di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta.

4. Guru PAI belum terampil dalam melaksanakan pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan penulisan hari-hari yang ada, maka banyak variabel yang

potensial mempengarhui kepuasan kerja guru, antara lain supervisi kepala

sekolah, budaya oraginasi, kompetensi sosial, iklim organisasi disiplin kerja dan

kemitraan organisasi. Mengingat keterbatasan penelitian dalam hal waktu, biaya,

pengetahuan dan tenaga, maka tidak semua variabel tersebut diteliti semua, oleh

Page 17: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

7

karena itu penelitian ini dibatasi hanya meneliti dua variabel yaitu supervisi

anak didik kelas VI SDN Rambutan 03 Pagi dan kemampuan guru Pendidikan

Agama Islam dalam mengajar.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: "Bagaimana persepsi

siswa tentang kemampuan mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SDN

Rambutan 03 Pagi Jakarta?"

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi secara

empiris mengenai persepsi peserta didik tentang kemampuan mengajar guru

Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, utamanya :

1. Bagi Kepala Sekolah Dasar Negeri Rambutan 03 Pagi Jakarta, sebagai

sumbangan pikiran dalam usaha meningkatkan kinerja guru-guru secara umum

dan guru Pendidikan Agama Islam secara khusus.

2. Bagi guru-guru SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta, untuk dijadikan bahan

masukan dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, khususnya

tentang bagaimana cara pandang peserta didik terhadap guru mereka sehingga

ada usaha yang sungguh-sungguh dari guru dalam meningkatkan proses

pembelajaran di kelas.

3. Ilmu agama yang dimiliki sebagai bekal masa depan bagi dirinya dan di

lingkungan masyarakat sekitar.

Page 18: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia persepsi diartikan sebagai 1)

tanggapan (penerima) langsung dari sesuatu atau bisa juga diartikan dengan

serapan, 2) proses seorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.7

Menurut Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib A. Wahab, "persepsi adalah

proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera kita

(penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat

menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri.8

Pengertian

ini memberikan pemahaman bahwa persepsi sebuah proses memberi makna

terhadap suatu obyek yang ada di sekeliling seseorang dengan cara

menggabungkan dan mengorganisir terhadap data-data yang diperoleh melalui

penginderaan.

Menurut Jalaluddin Rakhmat, "persepsi adaiah pengalaman tentang objek,

peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada

stimulasi inderawi (sensory stimuli)".9 Pengertian persepsi berdasarkan pandangan

ini, persepsi dapat difahami sebagai pengalaman seseorang terhadap suatu obyek

yang diperoleh dengan cara menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Hal

ini senada dengan pengertian persepsi menurut Abdul Rahaman Shaleh dan

Muhbib A. Wahab.

Definisi lain tentang persepsi dikemukakan oleh Rita L. Atkinson dkk, yang

menyatakann bahwa persepsi adalah "proses di mana kita mengorganisasikan dan

menafsirkan pola stimulus ini dalam lingkungan".10

7 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

pustaka, 2002), Ed 3, Get. 2, Hal. 863 8 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib A. Wahab, Psikologi Suatu Pengantar (dalam

perspektif Islam), (Jakarta: Kencana, 2004), Get. 1, Hal. 88 9 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),

Get. 15, Hal. 51 10

Rita L. Atkinson dkk, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Erlangga, 2003), Jilid 1, Ed. 8,

Hal. 29

Page 19: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

9

M. Alisuf Sabri juga ikut menyumbangkan pendapatnya tentang pengertian

"persepsi atau pengamatan sebagai aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia

mengenali objek-objek, fakta-fakta objektif dan rangsangan-rangsangan yang

sampai kepadanya melalui alat-alat indera".11

Beberapa pendapat para ahli tentang persepsi di atas menyiratkan pemahaman

bahwa persepsi merupakan kegiatan mengamati lingkungan sekitar (objek) yang

dilakukan dengan menggunakan panca indera sehingga mendapatkan informasi

untuk kemudian digabungkan dan selanjutnya diungkapkan kembali berdasarkan

pengalaman yang didapat.

Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang

pengalaman terhadap suatu benda ataupun suatu kejadian yang dialami. Di

samping itu, persepsi juga adalah kemampuan membeda-bedakan,

mengelompokkan, dan memfokuskan perhatian terhadap suatu objek rangsangan.

Dalam proses pengelompokkan dan membedakan ini persepsi dianggap sebagai

sebuah pengaruh ataupun sebuah kesan oleh benda yang semata-mata

menggunakan pengamatan penginderaan.

Nampaknya persepsi siswa berbeda antara satu sama lainnya objek yang

sama. Perbedaan pribadi seorang dengan yang lain merupakan bukti keunikan

manusia sehingga faktor pribadi ini mengakibatkan perbedaan persepsi terhadap

sesuatu yang ada dan terjadi di sekitarnya.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi

merupakan pengungkapan pengalaman seseorang melalui penglihatan untuk

menilai objek dan memberikan makna stimulus inderawi. Bentuk pengungkapan

pendapat dari seseorang sangat ditentukan oleh tingkat pemahaman yang ia miliki,

pemahaman tersebut berkaitan erat dengan persepsi.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang terhadap suatu objek tidak berdiri sendiri atau terjadi

begitu saja, akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari

dalam (internal) maupun yang berasal dari luar dirinya

11

Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu ,

1993) Get. 1, Hal. 45-36

Page 20: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

10

(eksternal). Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda terhadap objek

yang sama. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono terdapat enam faktor yang

dapat menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan persepsi, yaitu: (a)

Perhatian, (b) Set, (c) Kebutuhan, (d) Sistem nilai, (e) Ciri kepribadian dan, (f)

Gangguan kejiwaan.12

a. Perhatian: manusia biasanya tidak dapat menangkap seluruh rangsangan

yang terdapat disekitarnya secara sekaligus, hal tersebut disebabkan oleh

keterbatasan manusia dalam menggunakan panca inderanya secara

bersamaan. Di samping itu, perhatian yang terbagi mengakibatkan

konsentrasi yang terpecah sehingga tidak dapat menerima informasi secara

utuh. Oleh karena itu manusia hanya bisa memfokuskan perhatian pada

satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus antara satu degan orang lain

menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka.

b. Set: adalah harapan seseorang tentang rangsangan yang akan timbul.

Misalnya, pada seorang pelari yang siap di garis start terdapat set bahwa

akan terdengar bunyi pistol di saat mana ia harus mulai berlari.

c. Kebutuhan: kebutuhan merupakan sesuatu yang perlu untuk dipenuhi oleh

seseorang. Baik kebutuhan yang sifatnya sesaat maupun yang menetap

pada diri seseorang, dan kebutuhan tersebut dapat mempengaruhi persepsi

seseorang mengenai suatu objek.

d. Sistem nilai: pandangan hidup suatu masyarakat dengan mayarakat yang

lain memiliki perbedaan. Hal tersebut dipengaruhi oleh karakteristik

budaya dan sistem nilai yang berlaku di dalam masyarakat tersebut.

Sehingga budaya dan system nilai yang ada dapat mempengaruhi persepsi

sesorang tentang suatu objek yang diamati.

e. Ciri kepribadian: ciri kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Misalnya

A dan B bekerja pada suatu kantor yang sama di bawah pengawasan satu

orang atasan. A pemalu dan penakut mempersepsikan atasannya sebagai

tokoh yang menakutkan dan perlu di jauhi, sedangkan B yang mempunyai

12

Sarlito Wirawan Sarwono, Peengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 003), Get. 9,

Hal. 46-47

Page 21: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

11

lebih kepercayaan diri menganggap atasannya sebagai tokoh yang bisa

diajak bergaul seperti orang biasa lainnya.

f. Gangguan kejiwaan: gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan

persepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dengan ilusi, halusinasi bersifat

individual, jadi hanya dialami oleh penderitanya saja.

Dalam menentukan persepsi seseorang tidak terlepas dari pengaruh kondisi

dalam diri orang tersebut, karena kondisi mempunyai pengaruh besar dalam

diri seseorang dalam mempersepsikan sesuatu. Apabila keadaan dan kondisi

orang tersebut baik, maka hasil persepsi atau kemampuan berpikir seseorang

dalam mempersepsikan juga akan baik pula.

Berdasarkan kajian teori tentang persepsi, maka yang dimaksud dengan

persepsi dalam penelitian ini adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan

manusia mengenali objek-objek, fakta-fakta objektif dan rangsangan-

rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat indera. Persepsi seseorang

diyakini berpengaruh pada perilakunya dan perilaku tersebut akan berpengaruh

pada motivasinya.

B. Kemampuan Guru dalam Mengajar

1. Pengertian Pembelajaran

Dalam keseluruhan proses pelaksanaan pendidikan, kegiatan belajar

mengajar merupakan kegiatan yang paling utama. Hal ini menunjukkan bahwa

berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada

bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara

profesional. Kegiatan belajar mengajar senantiasa melibatkan dua pelaku aktif

yaitu guru dan siswa. Perpaduan dari keduanya tersebut melahirkan interaksi

edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya.

Menurut Eveline dan Martini, pembelajaran merupakan usaha yang

dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah

ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya

terkendali dengan maksud agar terjadi belajar pada diri

Page 22: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

12

seseorang.13

Senada dengan itu, menurut Miarso sebagaimana dikutip oleh

Eveline Siregar dan Martini Nara pembelajaran adalah usaha pendidikan yang

dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih

dahulu sebelum peroses dilaksanakan serta pelaksanaannya terkendali.14

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pembelajaran di atas penulis

dapat mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha yang

dilakukan secara sengaja, terarah dan terencana yang di dalamnya terdapat

interaksi edukatif antara pendidik dengan peserta didik yang diharapkan

menghasilkan perubahan pada peserta didik, yaitu dari belum mampu menjadi

mampu, dari belum terdidik menjadi terdidik, dari belum kompeten menjadi

kompeten.

Interaksi edukatif yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran disebut

juga interaksi belajar mengajar, karena di dalam interaksi tersebut terjadi

proses belajar dan proses mengajar yang berguna untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Adapun tugas siswa adalah belajar yaitu mengembangkan

potensi yang dimilikinya secara optimal sehingga tujuan dapat tercapai sesuai

dengan apa yang dicita-citakan di dalam dirinya.

Oleh karena itu, guru yang memiliki peran sebagai sumber belajar,

pengelola pembelajaran, fasilitator, pembimbing, motivator, demonstrator dan

evaluator harus mampu untuk berinteraksi secara baik dengan para peserta

didik. Hal ini perlu dilakukan agar proses pembelajaran berjalan secara efektif

dan hal tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu

mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, memberikan peluang kepada

siswa untuk berinovasi, menjadikan siswa sebagai manusia yang kreatif,

membangun komunikasi pembelajaran yang efektif dan menciptakan

lingkungan pembelajaran yang menyenangkan.15

13

Eveline Siregar & Hartini Nara, "Teori Belajar dan Pembelajaran", (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010), Get. Ke-1, hal. 13 14

Eveline Siregar & Hartini Nara, "Teori Belajar dan Pembelajaran",... hai. 12-13 15

Yudhi Munadi & Farida Hamid, "Bahan Ajar PLPG Pembelajaran Aklif Inovatif,

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan", (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), Get. Ke-2,

hal. 33-36

Page 23: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

13

Guru harus mampu memotivasi anak didiknya sehingga anak didik merasa

termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Di

samping itu peserta didik diharapkan dapat mengikuti pembelajaran secara aktif

dengan menunjukkan keaktifannya melalui bertanya, menjawab pertanyaan dan

mengemukakan pendapat. Keaktifan anak didik mencakup kegiatan fisik dan

mental, individual dan kelompok. Oleh karena itu interaksi dikatakan maksimal

bila terjadi antara guru dengan semua anak didik, antara anak didik dengan guru,

antara anak didik dengan anak didik, anak didik dengan bahan dan media

pembelajaran bahkan anak didik dengan dirinya sendiri.

Dengan demikian guru harus mampu melibatkan para peserta didik dalam

pembelajaran secara maksimal tanpa mengabaikan perbedaan individual anak

didik, baik aspek intelektual dan psikologis sehingga partisipasi anak didik dapat

menjadi salah satu bentuk interaksi edukatif yang membantu dalam mancapai

tujuan pembelajaran.

Berdasarkan uraian tentang pembelajaran, penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran dalam penelitian ini

adalah suatu usaha yang direncanakan dan dilaksanakan oleh guru secara sengaja,

terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan dan pelaksanaannya

terkendali dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang sehingga guru

berperan penting dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif guna

membantu anak didik dalam menerima dan memahami materi pelajaran yang

disampaikan sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai.

2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses kegiatan pembelajaran

terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip, maka

pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar.

Prinsip-prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan

guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang

dilakukan dapat mencapai hasil yang harapkan. Prinsip-prinsip belajar juga

memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar anak

didik dapat berperan aktif di dalam proses kegiatan pembelajaran.

Page 24: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

14

Yudhi Munadi dan Farida Ham id mengungkapkan prinsip-prinsip

pembelajaran sebagai berikut: a) mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran,

b) memberikan peluang kepada siswa untuk berinovasi, c) menjadikan siswa

sebagai manusia yang kreatif, d) membangun komunikasi pembelajaran yang

efektif, e) dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.16

Dari prinsip-prinsip yang telah dikemukakan di atas, maka setiap prinsip dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Mengaktifkan Siswa dalam Proses Pembelajaran

Belajar adalah wujud keaktifan siswa di dalam proses kegiatan

pembelajaran. Keaktifan belajar anak didik ditandai oleh adanya keterlibatan

secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan.

Pandangan mendasar yang perlu menjadi kerangka pikir setiap guru adalah

bahwa pada prinsipnya anak-anak adalah makhluk yang aktif. Oleh karena itu,

keaktifan yang dimiliki anak dapat berkembang ke arah yang positif jika

lingkungannya memberikan pengaruh dan dukungan yang baik untuk

mendukung keaktifan anak didik tersebut. Dengan demikian peran serta anak

didik di dalam proses kegiatan pembelajran perlu untuk selalu ditingkatkan

agar anak didik teriibat aktif dalam pembelajaran tersebut.

Pendekatan belajar aktif, adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem

pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar mandiri.

Kemampuan belajar mandiri tersebut merupakan tujuan akhir dari belajar

aktif. Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan

semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik

dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik

pribadi yang mereka miliki.

Di samping itu, pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga

perhatian anak didik agar tetap berkonsentrasi pada proses kegiatan

pembelajaran. Peran guru dalam pelaksanaan pembelajran aktif menjadi

sangat penting. Guru berperan aktif sebagai fasilitator

16

Yudhi Munadi & Farida Hamid, "Bahan Ajar PLPG Pembelajaran Aktif, Inovatif, fj-

eatif, Efektifdan Menyenangkan", (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), Get. Ke-2,

-.si. 33-38

Page 25: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

15

yang membantu memudahkan siswa belajar, sebagai nara sumber yang

mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi anak didik, sebagai

pengelola yang mampu merancang dan melaksanakan kegiatan belajar

yang bermakna dan dapat mengelola sumber belajar yang diperlukan.

Dengan pendekatan belajar aktif anak didik diharapkan akan mampu

mengenal dan mengembangkan kemampuan belajar dan potensi yang

dimilikinya. Dengan demikian, belajar aktif memiliki arti sebagai belajar

yang efektif untuk dapat membentuk anak didik sebagai manusia

seutuhnya yang mempunyai kemauan belajar sepanjang hidupnya.

Ciri-ciri pokok pembelajaran aktif yaitu:

1) Interaktif yang ditandai dengan adanya dialog antara siswa dengan siswa

dan antara siswa dengan guru dengan menggunakan sumber belajar yang

bervariasi.

2) Memotivasi anak didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

3) Menantang bagi anak didik untuk mengikuti pembelajaran.

4) Guru memberikan keteladanan kepada anak didik sehingga anak didik

memiliki pandangan yang positif terhadap gurunya.17

b. Memberikan Peluang kepada Siswa untuk Berinovasi

Di dalam prinsip ini, pembelajaran yang dilaksankan diharapkan

mampu memberikan peluang sebesar-besarnya kepada anak didik untuk

berinovasi. Inovasi memiliki arti pembaruan dan perubahan, inovasi

adalah suatu gagasan atau tindakan perubahan menuju ke arah perbaikan

atau berbeda dari yang sebelumnya, dilakukan secara sengaja dan

berencana.

Memberikan peiuang kepada anak didik untuk melakukan inovasi

bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki anak didik agar

dapat dikembangkan secara maksimal. Sehingga dengan demikian

diharapkan pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik

17

Yudhi Munadi&Farida Hamid, "Bahan Ajar PLPG Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan", (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), Get. Ke-2,

hal. 32

Page 26: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

16

dan anak didik merasa nyaman dan senang untuk mengikuti

pembelajaran.

c. Menjadikan Siswa sebagai Manusia Kreatif

Anak didik merupakan manusia yang sedang tumbuh dan

berkembang, oleh karena itu anak didik membutuhkan bantuan orang lain

(guru) untuk membimbingnya. Dalam membentuk anak didik agar

menjadi manusia yang kretif, guru harus mampu memfasilitasi belajar

siswa sehingga suasana belajar yang dialami siswa kondusif.

Dalam hal ini, guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik

professional yang mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan

kreatif. Dengan penyampaian pembelajaran yang kreatif tersebut,

diharapkan siswa mampu termotivasi untuk menjadi seorang yang

berbeda dan hasil yang maksimal. Sehingga dengan demikian, para anak

didik diharapkan mampu menjadi seorang yang kreatif yang nantinya akan

berguna bagi kehidupannya di masa mendatang.

d. Membangun Komunikasi Pembelajaran yang Efektif

Dilihat dari prosesnya, pembelajaran dapat diartikan sebagai

komunikasi. Karena di dalam pembelajaran terdapat komunikator (guru)

sebagai orang yang menyampaikan pesan, pesan (materi pelajaran) yang

disampaikan oleh guru, dan komunikan (anak didik) sebagai orang yang

menerima pesan yang disampaikan. Ke tiga komponen tersebut merupakan

komponen-komponen di dalam komunikasi. Oleh karena itu, di dalam

pembelajaran yang baik terdapat juga komunikasi yang efektif.

Menurut Yudhi Munadi dan Farida Hamid pembelajaran efektif

adalah pembelajaran yang memberikan hasil atau dampak atau kesan

terhadap siswa sesuai yang diinginkan dalam tujuan pembelajarannya.18

Komunikasi yang efektif diharapkan dapat membatu guru dan anak

18

Yudhi Munadi&Farida Hamid, "Bahan Ajar PLPG Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektifdan Menyenangkan", (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), Get. Ke-2,

hal. 36

Page 27: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

17

didik di dalam melaksanakan pembelajaran. Bagi guru komunikasi yang

efektif membantu dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak

didik, dan begitu pula sebaliknya bagi anak didik dapat membantu dalam

memahami materi pelajaran yang disampaikan. Dengan demikian

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapi tujuan yang

telah ditetapkan.

Oleh karna itu, guru diharapkan mampu untuk membangun

komunikasi yang baik kepada anak didiknya. Selain untuk membantu

kegiatan pembelajaran, hal tersebut juga perlu dilakukan oleh guru sebagai

contoh terhadap para anak didiknya.

e. Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan

Pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang kompleks,

sehingga di dalam pelaksanaannya dibutuhkan sebuah perencanaan yang

matang dan dilanjutkan dengan pelaksanaan yang dilakukan secara kreatif

sehingga anak didik merasa senang dan nyaman dalam mengikuti

pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan dapat dimulai dengan

menciptakan kondisi belajar yang memberikan kesempatan kepada anak

didik untuk belajar mandiri dengan menggunakan berbagai sumber belajar.

Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dan juga motivator

pembelajaran. Guru dituntut harus mampu merancang, menciptakan dan

melaksanakan kegiatan yang bersifat menantang bagi anak didik sehingga

membuat anak didik berpikir, menemukan jawaban dan mampu

menyampaikan jawabanya dengan baik dan benar.

Oleh karena itu, guru harus mampu memfasilitasi kegiatan belajar

anak didik dengan semaksimal mungkin. Di samping itus guru perlu untuk

memberikan motivasi kepada anak didiknya sehingga anak didiknya

tertarik dan merasa tertantang untuk melakukan hal yang telah

direncanakan oleh guru.

Page 28: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

18

3. Berbagai Keterampilan dalam Mengajar

Mengajar tidak hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran semata, akan

tetapi dimaknai juga sebagai proses kegiatan mengatur lingkungan agar anak didik

belajar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus di

dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai tenaga pendidik. Hal

tersebut dimaksudkan agar guru dapat menjalankan fungsinya sebagai tenaga

pendidik dengan baik dan benar.

Menurut Moh. Uzer Usman kemampuan/keterampilan mengajar yang perlu

dimiliki guru antara lain: keterampilan membuka dan menutup pelajaran,

keterampilan mengelola kelas, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya,

keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, dan

keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.19

a. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

1) Membuka Pelajaran

Menurut Ahmad Sabri, membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang

dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan

prakondisi bagi murid agar mental dan perhatian terpusat pada apa yang akan

dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap

kegiatan belajar.20 Membuka pelajaran merupakan usaha untuk menciptakan

suasana siap mental pada diri anak didik untuk mengikuti pembelajaran dan

menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada hal-hal yang akan

dipelajarinya.

Menurut Ahmad Sabri, ada 4 (empat) komponen keterampilan membuka

pelajaran yaitu: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi

acuan pelajaran, dan apersepsi.21

a) Menarik perhatian siswa, banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk

mendapatkan perhatian siswa, antara lain: gaya mengaja guru,

penggunaan alat bantu pembelajaran, dan pola interaksi guru yang bervariasi.

19

Moh. Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional", (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

2011), cet. Ke-25, hal. 74 20

Ahmad Sabri, "Strategi Belajar MengajarMicro Teaching", (Ciputat, PT Ciputat Press,

2010), cet. Ke-3, hal. 99 21

Ahmad Sabri, "Strategi Belajar MengajarMicro Teaching",... hal. 100-101

Page 29: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

19

b) Menimbulkan motivasi belajar siswa, yaitu dapat dilakukan dengan cara

guru menunjukkan kehangatan dan keantusiasan dalam memulai

pembelajaran, menimbulkan rasa ingin tahu anak didik, mengemukakan

ide yang bertentangan dan memperhatikan minat siswa.

c) Memberi acuan melalui berbagai usaha, seperti: mengemukakan tujuan

pelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan

dilaksanakan, meningkatkan masalah pokok yang akan dibahas dan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

d) Apersepsi, yaitu membuat kaitan atau hubungan antara materi pelajaran

yang akan diajarkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah

dikuasai oleh anak didik.

2) Menutup Pelajaran

Menurut Moh. Uzer Usman, menutup pelajaran adalah kegiatan yang

dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar

mengajar.22

Dalam kegiatan ini guru berupaya untuk mengetahui pembentukan

kompetensi dan pencapaian tujuan pembelajaran, serta pemahaman anak didik

tentang materi pelajaran yang telah disampaikan sekaligus mengakhiri kegiatan

tersebut.

Mengakhiri kegiatan pembelajaran bertujuan untuk memberikan gambaran

menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari anak didik dan keterkaitannya

dengan pengalaman sebelumnya serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa.

Menurut Moh. Uzer Usman, ada 2 (dua) komponen keterampilan menutup

pelajaran, yaitu: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dan

mengevaluasi.23

a) Meninjau Penguasaan Inti Pelajaran

Peninjauan kembali penguasaan inti pelajaran merupakan kegiatan

22

Moh. Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional", (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, .

11.. cet. Ke-25, hal. 92

23

Moh. Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional", (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

2011 cet. Ke-25, hal. 93

Page 30: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

20

yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana anak didik mengerti

dan memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Cara yang

dapat dilakukan untuk mengetahui hal tersebut antara lain dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada anak didik, menugaskan siswa untuk membuat

kesimpulan atau menyampaikan ringkasan materi pelajaran yang telah

disampaikan.

b) Evaluasi Pembelajaran

Dalara hubungan dengan kegiatan pengajaran. Ahmad Sabri

mendefinisikan evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai belajar

dan pembelajaran yang dilaksanakan dengan melalui kegiatan penilaian atau

pengukuran belajar dan pembelajaran.24 Sedangkan rumusan yang lebih bersifat

operasional dikemukakan oleh Rcestiyah (1989), bahwa evaluasi adalah

kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya mengenai

kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar guna

mendorong atau mengembangkan kemampuan belajar.25

Jadi evaluasi pembelajaran adalah suatu proses untuk mendapatkan

informasi tentang hasil pembelajaran. Fokus evaluasi pembelajaran adalah pada

hasil, baik hasil yang berupa proses atau produk. Informasi hasil pembelajaran

ini kemudian dibandingkan dengan hasil pembelajaran yang diharapkan

(ditetapkan).

Sebagai evaluator guru berperan untuk untuk mengumpulkan data dan

informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data

yang diperoleh guru dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap pembelajaran

yang akan dilaksanakan sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

dapat tercapai.

Menurut Ngalim Purwanto, evaluasi pembelajaran dibagi menjadi 2 (dua) jenis

yaitu: "evaluasi formatif dan evaluasi sumatif'.26

24

Ahmad Sabri, "Strategi Belajar MengajarMicro Teaching", (Ciputat, PT Ciputat Press.

2010), cet.Ke-3, hal. 133 25

25Pupuh Fathurrohman dan M Sobry Sutikno, "Strategi Belajar Mengajar Melalui

penanaman Konsep Umum & Konsep Islami", (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), cet. Ke-2,

hal 17 26

Nagalim Purwanto, "Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran", (Bandung: PT

.snaja Rosdakarya, 2009), cet. Ke-15, hal. 26

Page 31: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

21

1) Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk

mencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilaian tersebut

dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang sedang

atau yang sudah dilaksanakan.27

Evaluasi formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang

dilaksanakan ketika program masih berlangsung. Evaluasi formatif

tersebut dilakukan untuk memberikan informasi evaluatif sejauh mana

program yang telah dirancang dapat berlangsung dan berjalan. Selain itu,

untuk mengetahui hambatan dan masalah yang dihadapi dalam

melaksanakan program tersebut sehingga informasi yang diperoleh dapat

dijadikan sebagai bahan acuan untuk memperbaiki suatu program.

Di samping itu, hasil evaluasi formatif akan diperoleh gambaran

siswa yang telah berhasil dan siswa yang dianggap belum berhasil untuk

selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari

evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan

diberikan remedial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa

yang mengalami kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu.

2) Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk

memperoleh data atau informasi sampai di mana penguasaan atau

pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya

selama jangka waktu tertentu.28

Evaluasi sumatif dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu

yang didalamnya mencakup lebih dari satu pokok bahasan, dan

dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat

berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Selain itu, fungsi dan tujuan

evaluasi sumatif adalah untuk menentukan apakah siswa dapat dapat

dikatakan lulus atau tidak berdasarkan

27

Ibid 28

Nagalim Purwanto, "Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengqjaran", (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2009), cet. Ke-15, hal. 26

Page 32: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

22

hasil evaluasi yang telah dilakukannya.

Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa, evaluasi formatif ialah

penilaian yang berfungsi dan bertujuan untuk memperoleh umpan balik dan

selanjutnya digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Sedangkan

evaluasi sumatif adalah ialah penilaian yang berfungsi dan bertujuan untuk

mendapatkan informasi sampai sejauh mana keberhasilan atau pencapaian

hasil belajar siswa yang selanjutnya digunakan untuk pengambilan keputusan

dalam menentukan lulus atau tidaknya seorang siswa.

b. Mengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.

Istilah lain dari pengelolaan adalah manajemen, yaitu kata yang aslinya

merupakan berasal dari bahasa inggris yaitu management. Manejemen atau

pengelolaan menurut Suharsimi Arikunto sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri

Djamarah dan Aswan Zain, adalah pengadministrasian, pengaturan, atau

penataan suatu kegiatan29 Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik

sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, suatu

kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama nyang mendapat

pengajaran dari guru.30

Menurut Ahmad Sabri, pengelolaan kelas adalah keterampilan guru

untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan

mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.31

Sementara itu menurut Yudhi Munadi dan Farida Hamid mengelola kelas adalah

suatu kegiatan yang dilaksanakan guru untuk menciptakan dan memelihara

kondisi belajar yang optimal, serta mengembalikan kondisi belajar yang

terganggu.32

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengelolaan kelas di atas

penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pengelolaan kelas adalah

29

Syaiful Bahri Djamarah&Aswan Zain, "Strategi Belajar Mengajar", (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1996), cet. Ke-2, hal.196 30

Syaiful Bahri Djamarah&Aswan Zain, "Strategi Belajar Mengajar", ... hal.196 31

Ahmad Sabri, "Strategi Belajar MengajarMicro Teaching", (Ciputat, PT Ciputat Press,

2010) cet. Ke-3, hal. 86 32

Yudhi Munadi & Farida Hamid, "Bahan Ajar PLPG Pembelajaran Aktif,

Inovatif,Kreatif, Efektif dan Menyenangkan", (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011),

Cet. Ke-2,

Page 33: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

23

keterampilan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang aman, nyaman

dan kondusif bagi anak didik serta mampu mengatasi berbagai masalah yang

timbul di dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat

berjalan dengan baik.

Suatu kondisi belajar optimal akan dicapai apa bila guru mampu

mengatur siswa dengan suasana pembelajaran serta mengendalikannya dalam

suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hubungan

interaksi yang baik antara guru dengan anak didik merupakan syarat

keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan

prasyarat mutlak bagi berlangsungnya proses kegiatan pembelajaran yang

efektif.

c. Keterampilan Menyampaikan/Menjelaskan Materi Pelajaran

Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi

secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya

hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab-akibat,

definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.33

Menyampaikan atau menjelaskan pelajaran merupakan salah satu aspek

sangat penting dari kegiatan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga

pengajar. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan

dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Di

samping itu, penggunaan bahasa yang baik dan benar serta mudah dimengerti

menjadi salah satu kunci keberhasilan guru di dalan menjelaskan pelajaran

kepada peserta didik. Karena dengan menggunakan bahasa yang baik dan

benar anak didik akan lebih mengerti tentang mated pelajran yang

disampaikan oleh guru.

Menurut Moh Uzer Usman ada 2 (dua) komponen keterampilan

menjelaskan harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu: "merencanakan dan

penyajian suatu penjelasan".34

1) Merencanakan

33

Moh. Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional", (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

cet. Ke-25, hal. 88-89 34

Moh. Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional", ... hal. 90

Page 34: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

24

Sebelum guru menjelaskan materi pelajaran kepada anak didik guru

perlu untuk merencanakannya terlebih dahulu, terutama yang berkenaan

dengan isi pesan (materi pelajaran) dan penerima pesan (anak didik).

Berkenaan dengan isi pesan guru harus mampu menguasai materi pelajaran

secara keseluruhan sebelum menyampaikannya kepada anak didik.

Mengenai yang berhubungan dengan penerima pesan sebaiknya guru

memperhatikan anak didik sebelum menyampaikan materi pelajara. Hal

tersebut perlu dilakukan karena anak didik memiliki perbedaan antara satu

dengan yang lainnya yang memungkinkan juga timbulnya perbedaan terhadap

diri anak didik di dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh

guru. Hal tersebut dipengaruhi faktor usia jenis kelamin, kemampuan, latar

beakang sosial, bakat, minat dan Hngkungan belajr anak.

2) Penyajian suatu penjelasan

Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan

memperhatikan hal-hal berikut:

a) Kejelasan, penjelasan hendaknya hendaknya diberikan dengan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, dan menghindari

penggunaan istilah-istilah yang tidak di mengerti oleh anak didik.

b) Penggunaan contoh dan ilustrasi, dalam memberikan penjelasan sebaiknya

digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang

ditemui oleh anak didik dalam kehidupan sehari-hari.

c) Pemberian tekanan, dalam memberikan penjelasan guru harus memusatkan

perhatian anak didik pada maslah pokok dan mengurangi informasi yang

tidak begitu penting.

d) Penggunaan balikan, guru hendaknya memberikan kesempatan kepada

anak didik untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau ketidak

mengertiannya ketika penjelasan itu diberikan.35

d. Keterampilan Bertanya

Dalam proses kegiatan pembelajaran, bertanya memiliki peranan

35

Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional", (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, . at. Ke-25, hal.

90

Page 35: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

25

penting. Pertanyaan yang tersusun dengan balk dan disampaikan dengan

cara yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa.

Pertanyaan yang sesuai dan tepat merupakan salah satu alat komunikasi

yang efektif antara guru dengan siswa.

Guru dituntut untuk dapat menguasai berbagai teknik bertanya dan

guru juga harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang

dikemukakan oleh siswa, serta memberikan tanggapan yang positif

terhadap siswa.36 Menurut Moh. Uzer Usman, pertanyaan yang

disampaikan oleh guru memiliki peran sebagai beikut:

1) Meningkatkan pertisipasi siswa dalam belajar mengajar

2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah

yang sedang dihadapi atau sedang dibicarakan.

3) Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu

sendiri sesungguhnya bertanya.

4) Menuntun berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membentuk

siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.

5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.37

Melihat penjelasan di atas, peran pertanyaan berkaitan erat dengan partisipasi

anak didik di dalam proses kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus

mampu membangkitkan semangat dan motivasi siswa sebelum melaksanakan

pembelajaran agar pembelajaran berjalan secara aktif.

Menurut Moh. Uzer Usman terdapat 6 (enam) komponen yang berkaitan

dengan keterampilan bertanya dasar, yaitu: "penggunaan pertanyaan secara

jelas dan singkat, pemberian acuan, pemindahan giliran, penyebaran,

pemberian waktu berpikir, dan pemberian tuntunan.38

1) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat, pertanyaan yang

disampaikan oleh guru kepada anak didik harus disampaikan secara jelas

36

Ahmad Sabri, "Strategi Belajar MengajarMicro Teaching", (Ciputat, PT Ciputat Press,

2010), cet. Ke-3,hal. 79 37

Moh. Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional", (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

2011), cet. Ke-25, hai. 74 38

Moh. Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional", (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

2011), cet. Ke-25, hal. 77-78

Page 36: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

26

dan singkat. Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami dan sesuai

dengan taraf perkembangan anak didik, akan membantu anak didik

dalam memahami dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang guru

berikan.

2) Pemberian acuan, sebelum guru memberikan sebuah pertanyaan

sebaiknya guru memberikan acuan yang berkaitan dengan pertanyaan

yang akan diberikan. Hal tersebut bertujuan agar anak didik memiliki

gambaran jawaban tentang pertanyaan yang diberikan berdasarkan taraf

kemampuan yang dimilikinya.

3) Pemindahan giliran, pemberian pertanyaan secara bergiliran merupakan

suatu bentuk tindakan yang menunjukkan bahwa guru berlaku adil dan

tidak membeda-bedakan anak didik di dalam proses kegiatan

pembelajaran. Di samping itu, pemindahan giliran pertanyaan guru

bertujuan agar masing-masing anak didik memiliki kesempatan untuk

memberikan tanggapannya mengenai pertanyaan yang disampaikan

sehingga dengan demikian pembelajaran akan terlihat lebih aktif.

4) Penyebaran, penyebaran bertujuan untuk melibatkan siswa sebanyak-

banyaknya dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru sebaiknya berusaha

agar semua anak didik mendapatkan giliran secara merata.

Perbedaannya dengan pemindahan giliran adalah pemindahan giliran

beberapa siswa diminta untuk menjawab satu pertanyaan yang sama.

Sedangkan pada penyebaran pertanyaan yang diberikan kepada anak

didik berbeda-beda dan disebarkan giliran menjawabnya kepada anak

didik yang berbeda pula.

5) Pemberian waktu berpikir, setelah guru memberikan pertanyaan kepada

seluruh anak didik guru perlu untuk memberikan waktu beberapa saat

sebelum guru memberikan pertanyaan kepada salah satu anak didik. Hal

ini perlu dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada anak didik

agar memiliki gambaran tentang pertanyaan yang diberikan.

Page 37: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

27

6) Pemberian tuntunan, apa bila terdapat anak didik yang salah atau

kesulitan dalam menjawab pertanyaan sebaiknya guru memberikan

tuntunan kepada anak didik tersebut agar dia menemukan sendiri

jawaban yang benar.

e. Keterampilan Memberikan Penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons apakah

bersifat verbal ataupun non verbal yang merupakan bagian dari modifikasi

tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk

memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi penerima (siswa)

atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau pun koreksi.39

Sedangkan menurut Moh Uzer Usman penguatan adalah respons terhadap

suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya

kembali tingkah laku tersebut.40

Jadi pengutaan adalah suatu tindakan guru yang merupakan

respons terhadap tingkah laku yang dilakukan oleh anak didik yang

bertujuan untuk memberikan informnasi dan umpan balik kepada anak

didik agar mereka merasa berbesar hati dan lebih giat berpartisipasi dalam

interaksi pembelajaran.

Menurut Moh. Uzer Usman terdapat 3 (tiga) prinsip penggunaan

pengutan, yaitu: "kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, dan

menghindari penggunaan respons yang negative".41

1) Kehangatan dan keantusiasan, sikap an gaya guru, termasuk suara, mimik,

dan gerak badan akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan

dalam memberikan pengutan. Dengan demikian diharapkan murid

beranggapan bahwa guru melakukannya dengan menyenangkan.

2) Kebermaknaan, pengutan sebaiknya diberikan sesuai dengan tingkah laku

dan penampilan siswa sehingga dia mengerti dan yakin bahwa dia patut

39

Ahmad Sabri, "Strategi Belajar MengajarMicro Teaching", (Ciputat, PT Ciputat

Press2010), cet. Ke-3, hal. 82, 40

Moh. Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional", (Bandung, PT Remaia Rosdakarya,

2011), cet. Ke-25, hal. 80-81 41

Moh. Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional", (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

2011), cet. Ke-25, hal. 82

Page 38: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

28

diberi penguatan. Dengan demikian pengutan menjadi bermakna untuk

dirinya.

3) Menghindari penggunaan respons yang negatif, sebaiknya guru

menghindari hal-hal negatif seperti menghina, menjatuhkan dan

sebagainya di dalam merespons tingkah laku anak didiknya, hal tersebut

perlu dilakukan agar guru tidak mematahkan semangat anak didik untuk

mengembangkan dirinya.

f. Keterampilan Mengadakan Variasi

Menurut Moh. Uzer Usman, variasi stimulus adalah kegiatan guru

dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk

mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar-mengajar murid

senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.42

Di dalam kegiatan pembelajaran guru memiliki peran yang dominan,

oleh karena itu suasana belajar yang kondusif sangat dipengaruhi oleh peran

guru di dalam menciptakan iklim belajar yang sebaik-baiknya. Penggunaan

berbagai macam variasi oleh guru di dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran dapat membantu siswa tetap fokus, termotivasi dan antusias

terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Menurut Ahmad Sabri, terdapat 3 (tiga) komponen yang berkaitan

dengan keterampilan mengadakan variasi, yaitu: variasi dalam mengajar guru,

variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran, dan variasi pola

interaksi dan kegiatan siswa.43

1) Variasi dalam Mengajar Guru

Menurut Udin S. Winataputra (2004), variasi adalah keanekaragaman

yang tidak monoton.44 Sebagai seorang tenaga pendidik guru diharapkan

mampu untuk dapat menjadi seorang yang menyenangkan dan mampu

untuk membuat anak didik merasa nyaman dan senang dalam mengikuti

42

42Moh. Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional", (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

2011), cet. Ke-25...hal. 84 43

Ahmad Sabri, "Strategi Belajar MengajarMlcro Teaching", (Ciputat, PT Ciputat Press,

2010), cet. K.e-3, hal. 94-99 44

Pupuh Fathurrohman dan M Sobry Sutikno, "Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami", (Bandung: PT Reflka Aditama, 2007), cet. Ke-2,

hal. 91

Page 39: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

29

kegiatan pembelajaran dengan melakukan perubahan-perubahan yang

sengaja dilakukan untuk memberikan kesan unik. Oleh karena itu,

dalam melaksanakan pembelajaran guru sebaiknya menggunakan

berbagai macam variasi yang bertujuan untuk menghilangkan rasa

jenuh dan bosan yang dialami oleh para anak didik sehingga mereka

dapat tetap fokus dalam mengikuti pembelajaran.

2) Variasi dalam Penggunaan Media dan Alat Pengajaran

Penggunaan media dan alat pengajaran oleh guru diharapkan

relevan dengan tujuan pengajaran. Pemilihan media dan alat pengajaran

yang tepat dapat membantu anak didik di dalam memahami materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pemilihan media dan alat

pengajaran yang tepat dapat memotivasi anak didik di dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran, anak didik akan merasa senang, tertarik dan

yang terpenting adalah memahami materi pelajarana yang diajarkan.

3) Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa

Interaksi guru dan anak didik dalam kegiatan pembelajaran sangat

beraneka ragam, dari kegiatan yang sepenuhnya dibimbing oleh guru

sampai pada kegiatan yang dilakukan sendiri oleh anak didik. Hal

tersebut tergantung bagaimana guru mengelola kegiatan pembelajaran

dengan sebaik-baiknya. Penggunaan interaksi yang bermacam-macam

bertujuan agar tidak menimbulkan kebosanan dan kejenuhan serta untuk

menghidupkan suasana belajar yang intinya adalah untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

g. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan

Menurut Moh. Uzer Usman, secara fisik bentuk pengajaran

kelompok kecil dan perseorangan adalah bila jumlah yang dihadapi oleh

guru terbatas yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk kelompok kecil,

seorang untuk perseorangan.45

Pengajaran kelompok kecil dan

perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian kepada anak

45

Moh. Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional", (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

2011), cet. Ke-25, hal. 102

Page 40: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

30

didik dan terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dengan anak

didik maupun antara anak didik dengan anak didik yang lainnya.

Pengajaran kelompok kecil diharapkan mampu membuat anak didik

belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar,

berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa serta dapat

memenuhi kebutuhan anak didik secara optimal. Dengan demikian,

kombinasi pengajaran klasikal, kelompok kecil dan perseorangan

memberikan peluang yang lebih besar bagi tercapainya tujuan pembelajaran.

Berdasarkan uraian teori tentang keterampilan mengajar di atas,

penulis mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan

mengajar adalah keahlian-keahlian khusus yang perlu dimiliki oleh seorang

guru yang dapat membantunya dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya sebagai tenaga pendidik agar pembelajaran yang

dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan benar sehingga tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

4. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan

langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya dapat berjalan dengan baik dan

mencapai hasil yang diharapkan. Mennrut Wina Sanjaya pembelajaran adalah

proses yang bertujuan, proses kerja sama, proses yang kompleks, dan proses

memanfaatkan berbagai sumber belajar.46 Berdasarkan pengertian pembelajaran

tersebut, maka di dalam proses pelaksanaan pembelajaran perlu dilakukan

langkah-langkah sistematis yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran

tersebut agar tujuan pembelajar yang telah diietapkan dapat tercapai.

Menurut Abdul Majid, langkah-langkah pembelajaran pada umumnya

meliputi tiga kegiatan, yaitu: (a) kegiatan pembukaan, (b) kegiatan inti, dan (c)

kegiatan penutup.47

a. Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan guru untuk

46

Wina Sanjaya, "Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran", (Jakarta, Kencana

2008), Get. Ke-l,hal. 31-32 47

Abdul Majid, "Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru". (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya 2009), Cet. Ke-6, hal. 104-105

Page 41: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

31

memulai atau membuka pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan suatu

kegiatan untuk memberikan motivasi kepada anak didik, menciptakan

kesiapan mental dan menarik perhatian anak didik secara optimal, agar

mereka memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar.

Menurut Ahmad Sabri, membuka pelajaran adalah usaha atau

kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk

menciptakan prakondisi bagi murid agar mental maupun perhatian terpusat

pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan

efek yang positif terhadap kegiatan belajar, kegiatan yang dilakukan oleh guru

untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa

agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya.48 Membuka pelajaran

merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental agar mereka

memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar.

Menurut Abdul Majid, ada 3 (tiga) komponen keterampilan membuka

pelajaran, yaitu: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, dan

appersepsi.49

1) Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara, perhatian adalah dorongan

rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu orang ini muncul karena dirangsang

melalui elemen-elemen baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, dan

kompleks.50

2) Menarik perhatian siswa bertujuan untuk memfokuskan perhatian siswa

pada proses kegiatan pembelajaran, hal ini perlu dilakukan agar siswa

dapat mengikuti pembelajaran dengan baik tanpa memikirkan sesuatu di

luar pembelajaran. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk

men dapat k an perhatian para siswa, antara lain: gaya mengajar yang

dilakukan guru, penggunaan alat bantu pembelajaran dan pola interaksi

yang bervariasi.

48

48Ahmad Sabri, "Strategi Belajar MengajarMcro Teaching", (Ciputat, PT Ciputat

Press, 2010), cet. Ke-3,hal.99 49

Abdul Majid, "Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetewi

Guru". (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya 2009), Cet. Ke-6, hal. 104 50

Eveline Siregar & Hartini Nara, "Teori Belajar dan Pembelajaran", (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010), Cet. Ke-I, hal. 52

Page 42: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

32

3) Menurut Hilgard sebagaimana yang dikutip oleh Yudhi Munadi dan

Farida Hamid, motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri

seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu

untuk mencapai tujuan tertentu.51 Berdasarkan definisi motivasi di atas,

motivasi memiliki peranan sebagai penggerak diri anak didik untuk

mengikuti pembelajaran. Di samping itu, motivasi memberikan gairah,

semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga anak didik yang

memiliki motivasi yang besar akan lebih bersemangat mengikuti

pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menimbulkan

motivasi belajar siswa, yaitu dengan cara: menggunakan metode

pembelajaran yang bervariasi, gunakan humor dalam penyajian materi

pelajar, gunakan peristiwa nyata dan contoh-contoh untuk memperjelas

konsep yang disampaikan.

Menurut Abdul Majid, apersepsi adalah penilaian kemampuan awal

untuk mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki siswa.52

Seorang guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang telah dimiliki

siswa dengan materi yang akan dipelajari atau pengalaman dan

pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. Tujuannya adalah untuk

mengetahui sejauh mana kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran dan untuk menghindari pengulangan pemberian materi

pelajaran yang sama oleh guru kepada siswa.

b. Kegiatan Inti (penyampain materi pelajaran)

Kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang

terpenting di dalam proses pendidikan itu sendiri, berhasil atau tidaknya

pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kegiatan yang terjadi selama proses

kegiatan pembelajaran itu dilaksanakan.

Menurut Abdul Majid, kegiatan inti dalam pembelajaran adalah

51

Yudhi Munadi&Farida Hamid, "Bahan Ajar PLPG Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektifdan Menyencmgkan", (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), Cet. Ke-2,

hal. 10 52

Abdul Majid,"Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru". (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya 2009), Cet. Ke-6, hal. 104

Page 43: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

33

kegiatan utama untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap

dan keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan.53

Sementara itu, Wina Sanjaya mengartikan kegiatan inti sebagai kegiatan

memberikan pengalaman belajar kepada siswa.54 Dalam kegiatan

pembelajaran guru berperan penting dafam memberikan bimbingan dan

bantuan guna membantu anak didik dalam memahami materi pelajaran yang

disampaikan.

Berdasarkan defmisi kegiatan inti di atas, penulis menyimpulkan

bahwa kegiatan inti dalam pembelajaran adalah sebuah pengalaman yang

dialami anak didik yang di dalamnya terdapat proses kegiatan menanamkan

dan mengembangkan pengetahuan serta sikap dan keterampilan yang tidak

terlepas dengan materi pelajaran yang disampaikan. Dalam kegiatan inti

pembelajaran guru memiliki peran strategis, karena dalam pelaksanaan

kegiatan inti keterampilan guru sebagai tenaga pendidik diuji.

Menurut Abdul Majid, di dalam kegiatan inti mencakup 4 (empat)

kegiatan, yaitu: menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan

materi atau bahan ajar, menggunakan metode pembelajaran, dan

menggunakan media pembelajaran.55

1) Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

Penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dapat membantu anak didik mengetahui materi pelajaran yang akan

diajarkan. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajacan, akan membatu

menumbuhkan minat belajar anak didik yang kemudian akan

menumbulkan motivasi pada dirinya.

Penyampaian tujuan pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai

usaha seperti: mengemukakan acuan pelajaran dan batas-batas tugas,

menyarankan langkah-langkah yang akan dilaksanakan, meningkatkan

masalah pokok yang akan dibahas dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

53

Ibid,. 54

Wina Sanjaya, "Perencanaan don Desain Sistem Pembelajaran", (Jakarta, Kencana

2008), Cet. Ke-1, hal. 176

55

Abdul Majid, "Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru". (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya 2009), Cet. Ke-6, hal. 104

Page 44: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

34

2) Menyampaikan Materi atau Bahan Ajar

Menyampaikan materi pelajaran merupakan kegiatan pokok dari

kegiatan pembelajaran itu sendiri. Baik buruknya guru dalam

menyampaikan materi pelajaran kepada anak didik, akan berpengaruh

terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Dalam menyampaikan materi pelajaran guru perlu untuk melakukan

perencanaan, agar penyampaian materi pelajaran yang dilakukan dapat

berjalan dengan baik.

Di samping itu, penggunaan bahasa yang baik dan menghindari

istilah-istilah asing yang sukar dimengerti oleh anak didik dapat membantu

dan memudahkan anak didik dalam memahami materi pelajaran yang

disampaikan. Selain itu, dalam memberikan contoh-contoh pelajaran

sebaiknya guru dapat menyesuaikan dengan sesuatu yang ditemui anak

didik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penyampaian materi pelajaran

yang baik diharapkan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancer

dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

3) Menggunakan Metode Pembelajaran

Menurut Ahmad Sabri, metode pembelajaran adalah cara-cara atau

teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat

menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok

dengan maksud agar tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dapat

tercapai.56

Sebagai salah satu komponen pembelajaran, metode memiliki peranan

yang penting dan tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam

kegiatan pembelajaran. Karena tidak ada satu pun kegiatan pembelajaran

yang tidak menggunakan metode. Oleh karena itu, guru diharapkan

memiliki dan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi ketika

melaksanakan kegiatan pembelajaran agar anak didik tidak merasakan

jenuh dan bosan melainkan termotivasi dan semangat dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran.

56

Ahmad Sabri, "Strategi Belajar MengajarMicro Teaching", (Ciputat, FT Ciputat Press,

2010), cet. Ke-3,hal.49

Page 45: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

35

Dalam menetapkan metode pembelajaran, guru harus dapat

menyesuaikan antara metode yang digunakan dengan materi pelajaran

yang akan di ajarkan. Hal tersebut bertujuan agar metode yang digunakan

sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan, sehingga dapat

menciptakan suasana belajar yang kondusif yang dapat membatu anak

didik dalam memahami materi yang diajarkan. 4) Menggunakan Media

Pembelajaran.

Menurut Rossi dan Breidle (1966) sebagaimana dikutip oleh Wina

Sanjaya, media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat

dipakai untuk tujuan pendidikanm, seperti radio, televisi, buku, Koran,

majalah, dan sebagainya.57

Sedangkan menurut Ahmad Sabri, media pembelajaran adalah alat

yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan kemajuan siswa sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar mengajar.58

Berdasarkan defmisi media pembelajaran di atas, penulis

menyimpulkan bahwa yang dimaksud media pembelajaran adalah segala

alat bantu yang digunakan di dalam proses kegiatan pembelajaran yang

dapat dijadikan sebagai alat penyaiur pesan untuk membantu anak didik

dalam memahami maksud pesan yang disampaikan sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai.

Dalam proses pembelajaran, media memiliki kedudukan yang sangat

penting bahkan sejajar dengan metode pembelajaran. Karena metode yang

akan digunakan dalam proses pembelajaran akan menuntut media apa yang

akan diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi. Selain itu, media

memiliki andil penting dalam menjelaskan materi pelajaran yang sulit dan

kompleks sehingga dapat dimengerti o]eh anak didik dan dalam hal-hal

tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam

mengkomunikasikan materi pelajaran.

57

Wina Sanjaya,"Psrencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran", (Jakarta, Kencana

2008), Get. Ke-I.hal. 204 58

Ahmad Sabri, "Strategi Belajar MengajarMicro Teaching", (Ciputat, PT Ciputat Press,

2010), cet. Ke-3,hal. 107

Page 46: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

36

c. Kegiatan Penutup

Menutup pelajaran merupakan kegatan akhir yang dilakukan guru untuk

mengakhiri pembelajaran. Dalam kegiatan ini guru berupaya untuk

rnengetahui pembentukan kompetensi dan pencapaian tujuan

pembelajaran, serta pemahaman anak didik terhadap materi yang telah

dipelajari sekaligus mengakhiri kegiatan tersebut. Menutup pelajaran dapat

diartikan sebagai kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan

dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada

kegiatan inti.59

Menurut Ahmad Sabri, ada 2 (dua) komponen keterampilan

menutup pelajaran yaitu: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran

dan mengevaluasi.60

1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran, yaitu kegiatan yang

dilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana siswa mengerti

dan memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru yaitu

dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan dan menugaskan

siswa untuk menyanipaikan ringkasan atau kesimpulan pelajaran.

2) Mengevaluasi Pembelajaran, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh

guru untuk mendapatkan informasi tentang hasil pembelajaran yang

telah dilaksanakan. Informasi hasii pembelajaran tersebut kemudian

dibandingkan dengan hasil pembelajaran yang telah ditetapkan,

sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang

telah dilaksanakan. Di samping itu, evaluasi dapat dijadikan sebagai

tolak ukur dalam melakukan perbajkan pembelajaran yang lebih

bermutu dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Dengan demikian, evaluasi pembelajaran mempunyai manfaat yang

besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, kedudukan

evaluasi pembelajaran sangat penting dan sebagai bagian tak

59

Abdul Majid, "Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru". (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya 2009), Get. Ke-6, hal. 60

60Ahmad Sabri, "Strategi Belajar MengajarMicro Teaching", (Ciputat, PT Ciputat

Press, 2010), cet.Ke-3, hal. 100

Page 47: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

37

terpisahkan dari keseluruhan proses kegiatan pembelajaran.

Dari berbagai uraian teori tentang persepsi dan pembelajaran, maka

yang dimaksud dengan persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran dalam penelitian ini adalah pandangan siswa

berdasarkan pengamatan dan pengalamannya pada kemampuan guru

dalam pelaksanaan pembelajaran yang mencakup tiga kegiatan, yaitu

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Page 48: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

38

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SON Rambutan 03 Pagi yang beralamat di

Jl. SD Inpres No.l RT. 004 RW. 003 Kelurahan Rambutan Kecamatan Ciracas,

Jakarta Timur. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai bulan

April sampai dengan bulan Desember 2013, dengan rincian sebagai berikut:

C. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif dilakukan dengan menuturkan dan

menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variable dan fenomena

yang terjadi saat penelitian berlangsung dan dijelaskan apa adanya. Untuk

memperoleh data, informasi, dan fakta yang mengungkapkan dan menjelaskan

permasalahan dalam penelitian ini digunakan kuesioner dan wawancara.

Page 49: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

39

D. Populasi dan Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneiiti

untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya.61 Populasi target dalam ini adalah

seluruh siswa SON Rambutan Tahun Pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 473

siswa.62 Sedangkan populasi terjangkaunya adalah kelas VI yang berjumlah 75

orang. Dipiiihnya kelas VI sebagai populasi terjangkau karena kelas tersebut telah

lebih lama mengikuti pendidikan di sekolah tersebut. sehingga kelas VI dianggap

objektif dalam melakukan penilaian.

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.63 Sampel yang diambil dari populasi terjangkau adalah 40

siswa dari kelas VIA&B atau 53% dari populasi terjangkau yang dijadikan

sebagai unit analisis penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan sebagai pencatatan peristiwa atau

karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi. Untuk mendapatkan data

objektif, maka dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan prosedur yang

sistematis: sebagai berikut:

1. Angket (Kuesioner)

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

Dimana responden tinggal memilih jawaban yang telah disedjakan dengan

memilih jawaban yang paling tepat pada empat alternatif jawaban yang telah

disediakan. Angket digunakan untuk memperoleh data dari siswa/i terkait

persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di

SON Rambutan 03 Pagi.

2. Observasi

61

Sogiyono, Metodehgi Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&B, (Bandung: Alfabeta,

2011),cetKe.l3, hal. 57 62

Data siswaSDN Rambut 03 Pagi, tahun 2013 63

Sogiyono, Metodehgi Penelitian Kuantiiatif Kualitatif dan R&B, (Bandung: Alfabeta,

2011), cetKe.13,hal. 80

Page 50: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

40

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di

lapangan untuk memperkuat data yang diperoleh berdasarkan hasil angket

(Kuesioner).

3. Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari guru

PAI tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI di SDN Rambutan 03

Pagi.

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang sejarah berdirinya

SDN Rambutan 03 Pagi, Silabus, RPP, data-data siswa, Guru, dan Karyawan

serta struktur organisasi sekolah.

F. Instrumen Penelitian

1. Definisi Konseptual

Persepsi siswa tentang kemampuan guru adalah pandangan siswa yang

didasarkan pada pengamatan dan pengalamannya tentang kemampuan guru

dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Defmisi Operasional

Persepsi siswa tentang keamampuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran secara operasional adalah pandangan siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru yang meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan

meliputi; membuka pelajaran dengan tegur sapa dan doa, menimbulkan

motivasi siswa, menjelaskan pokok bahasan yang akan dipelajari, dan

melakukan apersepsi. Kegiatan inti meliputi; menyampaikan tujuan

pembelajaran, menyampaikan materi pembelajaran, menggunakan metode

pembelajaran, menggunakan media pembelajaran, melaksanakan pembelajaran

secara kondusif, menggunakan komunuikasi secara efektif, empatik dan

santun, dan memberi kesempatan siswa aktif dalam pembelajaran.

Page 51: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

41

Sedangkan kegiatan penutup meliputi; melakukan evaluasi pembelajaran,

memberi umpa balik dan tindak lanjut, serta menutup dengan menyemangati.

TABEL 1

Kisi-Kisi Angket

Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan

Pembelajaran

No

Dimensi

Indikator

No. Soal

Jml Soal

1

Kegiatan

Pendahuluan

a. Membuka pelajaran

dengan tegur sapa dan

doa

b. Menimbulkan motivasi

siswa

c. Menjelaskan pokok

bahasan yang akan

dipelajari

d. Melakukan apersepsi

1,2,3

4,5,6,78,9,

10,11 15,16

12,13

3

8

2

2

2

Kegiatan Inti

a. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

b. Menyampaikan materi

pembelajaran

c. Menggunakan metode

pembelajaran

d. Menggunakan media

pembelajaran

e. Melaksanakan

pembelajaran secara

kondusif

f. Menggunakan

komunuikasi secara

efektif, empatik dan

santun

14

17,18

24, 25, 26

30, 31

27,28,302,33

20,29,34,35

1

2

3

2

4

4

Page 52: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

42

g. Memberi kesempatan

siswa aktif dalam

pembelajaran

19, 21,23 3

Kegiatan

Penutup

a. Melakukan evaluasi

pembelajaran

b. Memberi umpa balik dan

tindak lanjut

c. Menutup dengan

menyemangati

22, 36,38,39

40

37,41,42

43,44, 45

5

4

Jumlah 45 45

G. Teknik Analisa Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul

dari berbagai sumber yang diproses dari kegiatan wawancara, penyebaran angket,

pengamatan lokasi dan dokumentasi. Kemudian data yang telah terkumpul,

dianalisis, ditafsirkan dan disimpulkan ke dalam bahasa yang lebih mudah

difahami, logis dan sesuai dengan penelitian yang dibahas. Untuk menganalisa

data dalam penelitian ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Dalam menganalisis data yang harus dilakukan adalah editing. Pada tahap

ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket diteliti satu

persatu mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran pengisian angket

tersebut agar terhindar dari kesalahan/kekeliruan dalam mendapatkan informasi

sehingga mendapatkan data yang akurat.

2. Scoring

Scoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir jawaban

yang harus dipilih responden. Dalam menentukan scoring hasil penelitian

untuk pertanyaan masing-masing jawaban diberi nilai sebagai berikut:

No Alternatif Jawaban Nilai

Page 53: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

43

1 Selalu

2 Sering

3 Jarang

4 Tidak Pernah

3. Tabulating

Langkah selanjutnya adalah penghitungan terhadap data yang sudah diberikan

skor. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus statistik presentase,

dengan rumus sebagai berikut:

p = — xm %

Keterangan:

P = Angka Persentase

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = Number of Cases (Jumlah frekuensi) atau banyaknya individu

% - Bilangan tetap (Konstanta)

H. Interprestasi Data

Untuk memberikan interprestasi data atas nilai rata-rata yang diperoleh

dari pengadaan perhitungan melalui rumus prosentase yang ada di atas, peneliti

memberikan kriteria penilaian dari hasil angket yang disebarkan.

Dalam memberikan interprestasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan

pedoman interprestasi sebagai berikut:

81-100% :Efektif

61-80 % :Cukup

41-60 % :Kurang64

< 40 % : Tidak (efektif)

Untuk menentukan presentase digunakan rumus perhitungan

64

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, "Evaluasi Program Pendidikan",

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Get. Ke.9, Hal. 35

Page 54: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

44

sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan

mengalihkanjumlah item pertanyaan dengan skortertinggi.

Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata

sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

Menentukan kategori, yakni dengan menggunakan rumus:

NS

P = X 100%

NH

Page 55: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. SEJARAH SDN RAMBUTAN 03 PAGI

SDN Rambutan 03 Pagi didirikan Pada tahun 1975 di atas lahan seluas

2825 M, bekas rawa sehingga apabila hujan deras akan banjir sampai di kelas.

Pemerintah membangun SDN Rambutan 03 dipindah lokasi yang semula berada

di bawah, maka kini berada di atas berdampingan dengan SDN Rambutan 04 Pagi

yg lebih dulu berdirinya. Meskipun kondisi jalan/akses menuju ke SDN Rambutan

03 masih sering kali banjir, namun tidak menyurutkan masyarakat untuk

menyekolahkan putra putri nya di SDN Rambutan 03 Pagi.

Dari semenjak didirikan tahun 1975, SDN Rambutan 03 Pagi pernah

direhab total tahun 1997/1998 hingga kini belum mengalami rehab !agi dari

pemerintah namun dengan adanya dana BOS dan BOP telah mampu mengadakan

perawatan dengan baik.

SDN Rambutan 03 Pagi sampai saat ini telah memiliki pemimpin

sebanyak 6 orang antara lain:

1. Ibu Hj Urip Latifah memimpin dari tahun 1975 - 1988

2. Bpk H.Hutagalung memimpin dari tahun!988 - 1993

3. Bpk H. Firdaus Marhakim memimpin dari tahun 1993 - 1999

4. Ibu Hj Dawiyah Hardini Memimpin dari tahun 1999 - 2005

5. Bpk DRS R. Sudarmaji Memimpin dari 2005 - 2009

6. Ibu Hj Susilowaty, S.Pd memimpim dari tahun 2009 - saat ini.

B. Deskripsi dan Interpretasi Data

Data diperoleh melalui wawancara dengan guru dan penyebaran angket

kepada anak didik, berisi 44 pertanyaan yang dijawab oleh 40 responden. Setelah

data terkumpul hasil dari wawancara dan angket yang penulis bagikan kepada

anak didik, kemudian data diolah dengan menggunakan rumus prosentase yang

disajikan dalam bentuk tabel-tabel berikut ini:

Page 56: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

46

1. Kegiatan Pendahuluan

Biasanya sebelum memulai pembelajaran guru masuk kelas dengan

mengucap salam untuk memberikan pembelajaran kepada siswa agar terbiasa

mengucap salam ketika bertemu dengan siapa pun. Salam juga merupakan

pembelajaran untuk saling mendo'akan antara guru dengan siswa, dan siswa

dengan siswa. Lebih jauh, membiasakan mengucap salam dapat menanamkan

nilai karakter religius dan peduli terhadap sesama. Dengan demikian penting

bagi setiap guru untuk memulai pembelajaran dengan mengucap salam.

Berdasarkan wawancara dengan responden, biasanya guru memulai

pembelajaran dengan mengucap salam. Hal ini sesuai dengan persepsi siswa

yang secara umum dapat dinyatakan bahwa belum semua guru mengucapkan

salam ketika memulai pembelajaran. sebagaimana tertera pada tabel di bawah

ini:

Tabel.1

Memulai Pembelajaran dengan Mengucap Salam

No Alternatif Jawaban S P%

1 Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

40 100

Jumlah 40 100

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa guru PAI selalu memulai

pembelajaran dengan mengucap salam. Hal ini tentu akan member! kesan kepada

siswa bahwa mengucap salam itu merupakan 1ial yang penting dilakukan oleh

sesama muslim. implikasinya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari di sekolah

guru bertemu siswa atau sebaliknya siswa bertemu guru terbiasa mengucapkan

salam. Mengucapkan salam diawal pembelajaran memberi kesan yang baik

terhadap guru yang mengucapkannya.

Kegiatan kedua yang dilakukan guru pada tahap pendahuluan adalah mengisi

daftar hadir untuk memastikan apakah seluruh siswa hadir dan siap untuk belajar.

Di samping itu, mengabsen siswa juga dilakukan untuk menjalin keakraban guru

dengan siswa dan menanyakan kabar siswa sehingga siswa merasa mendapat

perhatian dari guru. Ketika hal ini

Page 57: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

47

ditanyakan kepada guru, biasanya beliau mengabsen siswa, walaupun tidak

selalu dilakukan di awal pembelajaran. Menurut guru PAI, mengisi daftar hadir

tidak harus di awal pembelajaran dan juga tidak harus dengan menyebutkan

nama siswa satu persatu, apalagi bagi guru yang sudah sangat mengenal

siswanya. Hanya dengan melihat tempat duduk yang kosongpun guru sudah

tahu siapa yang tidak hadir sehingga tidak perlu dipanggil namanya satu per

satu.

Pernyataan guru PAI juga diakui oleh siswa. Menurut mereka, secara

umum guru jarang mengabsen siswa ketika memulai pembelajaran. Data

mengenai hal tersebut dapat dilihat pada label di bawah ini:

Tabel. 2

Mengisi Daftar Hadir

No Alternatif Jawaban S P%

2

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

31

9

100

77.50.

22.50

Jumlah 40 100

Data selanjutnya adalah berdoa sebelum memulai pebeiajaran. Data

pada tabel di menunjukkan bahwa guru memimpin/meminta siswa memimpin

do'a atau berdoa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Ketika hal tersebut

ditanyakan kepada guru, Beliau menyatakan bahwa berdoa bersama selalu

dilakukan walaupun pada jam pertama sudah dilakukan berdoa bersama.

Tabel. 3

Berdoa Bersama Sebelum Memulai Pembelajaran

No Alternatif Jawaban S P%

3

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

40

100

Jumlah 40 100

Walaupun pada jam berikutnya tidak ada doa bersama, paling tidak

ketika akan memulai pembelajaran sebaiknya guru bersama siswa

Page 58: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

48

membaca basmalah, sebab pembelajaran adalah kegiatan yang baik. Setiap

pekerjaan yang baik tanpa diawali dengan basmalah akan tertolak, dernikian

sabda Nabi Muhammad SAW. Dari hasil pengamatan, memang guru memulai

pembelajaran dengan membaca basmalah.

Data selanjutnya yang ingin diperoleh adalah tentang penampilan guru,

terutama dalam hal berpakaian. Berpakaian rapi bagi guru merupakan sebuah

keharusan. Guru adalah teladan bagi siswa baik daiam hal perrkataan maupun

perbuatan, bahkan guru adalah model yang akan dijadikan contoh/inspirasi

bagi siswanya. Kerapian berpakaian juga menunjukkan kepribadian

pemakainya, bahkan berpakaian rapi boleh jadi mampu menambah

kewibawaan seseorang. Menurut siswa, secara umum guru PAI sudah

berpakaian rapi setiap masuk kelas sehingga menambah semangat siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Tabel. 4

Berpakaian Rapi setiap Masuk Kelas

No Alternatif Jawaban S P%

4

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

35

5

87.50

12.50

Jumlah 40 100

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan guru sebelum memulai

pembelajaran adalah memastika kerapian tempat duduk siswa. Data yang

diperoleh lewat angket ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel. 5

Memastikan Kerapian Tempat Duduk Siswa

No Alternatif Jawaban S P%

5

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

21

19

100

52.50

47.50

Jumlah 40 100

Page 59: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

49

Untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, salah satunya adalah

dengan cara mengatur tempat duduk siswa dengan baik. Tabel di atas

menunjukkan bahwa guru PAI kurang member! perhatian terhadap kerapihan

tempat duduk siswa. Ini berarti bahwa guru kurang jeli dalam menata kelas,

padahal penataan kelas menjadi tugas guru guna menjamin kenyamanan siswa

dalam belajar. Kondisi seperti ini disebabkan karena jumlah siswa yang terlalu

banyak, waktu belajar yang sangat sempit, sehingga guru lebih banyak mengejar

target mated dan kurang mempedulikan hal-hal yang dianggap tidak terlalu

penting.

Di samping harus memastikan kerapian tempat duduk siswa, guru juga harus

memastikan setiap siswa mengenakan seragam sekolah sesuai jadual yang telah

ditetapkan. Sebagai seorang pelajar, siswa diwajibkan untuk menggunakan

seragam sekolahnya dengan rapi karena hal itu merupakan salah satu bentuk

ketaatan siswa terhadap peraturan sekolah. Namun tanpa keterlibatan guru dalam

pelaksanaannya, mustahil siswa akan berseragam sesuai jadual. Oleh karena itu

guru hendaknya selalu memastikan kerapian pakaian yang dikenakan siswa.

Ketika ditanya apakah guru memeriksa seragam yang dikenakan siswa setiap

masuk ketas, umumnya siswa menjawab guru melakukan hal tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa guru peduli dafam menegakkan aturan sekolah yang

berkaitan dengan pakaian seragam siswa. Data tentang hal tersebut dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel. 6

Memastikan Seluruh Siswa Berseragam

No Alternatif Jawaban S P%

6

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

29

11

Jumlah 40 100

Guru juga sebaiknya memeriksa kelengkapan belajar siswa terutama

kelengkapan buku pelajaran, karena buku pelajaran menjadi sumber utama siswa

dalam memahami materi pelajaran, walaupun belakangan ini ada kecenderungan

sekolah hanya menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai pengganti buku

pelajaran. Alasan penggunaan LKS biasanya karena

Page 60: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

50

buku pelajaran harganya mahal, tak terjangkau siswa, sedangkan LKS jauh lebih

murah.

Tabel. 7

Memeriksa Buku Pelajaran Siswa

No Alternatif Jawaban S P%

7

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

17

8

10

5

42.50

20.00

25.00

12.50

Jumlah 40 100

Berdasarkan paparan data pada tabel di atas diketahui bahwa tidak selalu guru

memeriksa buku pelajaran yang akan digunakan.

Tabel. 8

Menanyakan Kabar Siswa

No Alternatif Jawaban S P%

8

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

5

17

18

12.50

42.50

45.00

Jumlah 40 100

Menanyakan kabar siswa merupakan salah satu bentuk motivasi yang

diberikan guru kepada siswa. Namun pada kenyataanya guru tidak selamanya

menanyakan kabar siswa ketika pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menunjukkan

bahwa menanyakan kabar siswa nampaknya belum menjadi kebiasaan di sekolah

tersebut, padahal menanyakan kabar siswa, walaupun terkesan sepele, tapi hal itu

bisa menjadi pembuka bagi guru dalam rangka mengakrabkan dan menghangatkan

suasana pembelajaran sehingga jalannya pembelajaran menjadi lebih rileks, tidak

kaku.

Walaupun guru bisa saja melihat keadaan siswa secara umum dari depan

kelas, dan guru dapat melihat secara langsung jika terdapat siswa yang sedang

kurang sehat sehingga guru tidah harus selalu menanyakan kabar siswa ketika

hendak memulai pembelajaran, namun sangat diyakini bahwa menanyakan kabar

siswa merupakan bentuk kepedulian guru terhadap keadaan siswa.

Tabel berikut berisi data tentang pembiasaan mendoakan siswa/guru/orangtua

siswa yang sakit, yang dimaksudkan sebagai bentuk

Page 61: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

51

kepedulian siswa terhadap orang. Dari data ini diketahui bahwa guru PAI

belum sepenuhnya membelajarkan siswa untuk peduli pada orang lain dengan

cara mendoakan.

Tabel. 9

Mendoakan Siswa/Orang tua Siswa yang Sakit

No Alternatif Jawaban S P%

9

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

7

14

19

17.50

35.00

47.50

Jumlah 40 100

Tabel. 10

Menyemangati Siswa untuk Giat Bebajar

No Alternatif Jawaban S P%

10

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

11

14

15

27.50

35.00

37.00

Jumlah 40 100

Motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pembefajaran,

dengan motivasi siswa akan lebih semangat untuk mengikuti pembelajaran. Untuk

memotivasi siswa banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru, diantaranya adalah

dengan memberikan nasehat dan masukan kepada siswa. Berdasarkan data tabel di

atas diketahui bahwa sebagian kecil siswa (27.50%) menyatakan guru PAI selalu

memberi nasihat/ masukan yang membuat siswa termotivasi untuk belajar,

sebagian siswa (35%) menyatakan guru sering memberi nasihat, dan sebagian lagi

(37,50%) menyatakan jarang. Hal ini menunjukkan bahwa guru PAI belum

sepenuhnya memberikan motivasi kepada siswa untuk bersemangat mengikuti

pembelajaran.

Tabel. 11

Memberi Pujian kepada Siswa

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

20

20

50

50

Jumlah 40 100

Page 62: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

52

Pemberian reward kepada siswa yang dapat mengerjakan tugas dengan

baik dapat menjadi motivasi dan juga dapat menumbuhkan persaingan yang

sehat antara sesama siswa. Namun pada kenyataannya tidak semua siswa

merasakan hal itu. Kenyataan ini menyiratkan bahwa memberi reward belum

menjadi kebiasaan guru PAI, walaupun ia tahu bahwa hal tersebut mampu

memotivasi belajar siswa.

Tabel.

12 Melakukan Apersepsi

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

6

20

14

15.00

50.00

35.00

Jumlah 40 100

Mengaitkan materi yang telah dibahas dengan materi yang akan diajarkan

bertujuan agar siswa mengingat kembali pelajaran yang telah diajarkan. Di

samping itu, agar siswa mengetahui bahwa antara pelajaran yang telah dibahas

dengan pelajaran yang akan dipelajari memiliki keterkaitan. Berdasarkan data

tabel di atas diketahui bahwa guru PAI belum mampu mengaitkan materi telah

dibahas dengan materi yang akan diajarkan.

Tabel. 13

Mengaitkan Materi dengan Kejadian Nyata

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

6

20

14

15.00

50.00

35.00

Jumlah 40 100

Mengaitkan materi pembelajaran dengan kejadian-kejadian nyata yang

sedang hangat dibicarakan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan

juga dapat membuat siswa menjadi tertantang untuk mengikuti pembelajaran.

Namun pada kenyataannya guru PAI belum terbiasa mengaitkan materi

pembelajaran dengan kejadian-kejadian yang sedang hangat dibicarakan.

Page 63: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

53

2. Kegiatan inti

Tahap kedua dalam proses pembeiajaran adalah tahap inti atau kegiatan

inti pembelajaran yang fokus utamanya pada penyampaian materi

pembelajaran. Guru menyampaikan materi pembeiajaran dengan menjelaskan

tujuan pembelajaran, menggunakan metode dan media pembelajaran yang

sesuai dengan materi yang akan diajarkan, serta menggunakan bahasa yang

baik sehingga mudah dipahami oleh siswa.

Tabel. 14

Menjelaskan Tujuan Pembelajaran

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

23

17

57.50

42.50

Jumlah 40 100

Menjelaskan tujuan pembeiajaran dimaksudkan untuk menyadaran siswa

bahwa kegiatan pembeiajaran adalah kegiatan yang sengaja direncanakan dan

dilaksanakan, bertujuan, tidak main-main, ada tagihan yang harus dikuasai

siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran. Dengan mengetahui tujuan

pembelajaran, diharapkan siswa dapat fokus mengikuti pembelajaran agar

tercapai kompetensi yang diharapkan. Bagi guru sendiri, tujuan pembelajaran

memberi arah terhadap proses agar tidak melenceng. Namun nampaknya guru

PAI belum terbiasa menjelaskan tujuan pembelajaran. Banyak alasan mengapa

guru tidak menjela'skan tujuan pembelajaran: mungkin karena keterbatasan

waktu, menganggap bahwa tujuan tersebut tidak perlu dijelaskan karena sudah

terkandung dalam pokok bahasan, dan juga karena dianggap kurang memberi

manfaat. Menurut guru, dijelaskan atau tidak, keadaannya sama saja, siswa

tidak akan faham, sebab dalam belajar yang paling utama adalah bagaimana

kemampuan guru dalam menerangkan materi pelajaran, bukan dalam

menjelaskan tujuan pembelajaran.

Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, guru menjelaskan sub-sub

pembahasan yang akan diajarkan.

Page 64: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

54

Tabel. 15

Menjelasakan Sub-sub Pembahasan

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

15

17

8

37.50

42.50

20.00

Jumlah 40 100

Menjelaskan sub-sub pembahasan yang akan diajarkan dapat membantu

stswa mengetahui materi yang akan dipelajari. Berdasarkan data tabel di atas,

diketahui bahwa siswa menyatakan guru biasanya menjeiaskan sub-sub

pembahasan.

Kegiatan selanjutnya adalah menjeiaskan langkah/tahapan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

Tabel. 16

Menjeiaskan Langkah-lan ;kah Pembelajaran

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

15

17

8

37.50

42.50

20.00

Jumlah 40 100

Menjeiaskan langkah-langkah/tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran

dimakasudkan untuk menggambarkan kegiatan yang akan dilakukan oleh guru

dan siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data

tabel di atas dapat dinyatakan bahwa umumnya guru menjeiaskan langka-

langkah pembelajaran.

Menjeiaskan materi pembelajaran dengan bahasa yang sesuai dengan

tingkat perkembangan siswa menjadi tuntutan bagi guru agar penjelasan materi

yang diberikan guru mudah difahami siswa. Ketika ditanya apakah guru

menjeiaskan materi pembelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti, 55%

siswa menyatakan guru selalu menjeiaskan materi pembelajaran dengan bahasa

yang mudah dimengerti dan 45% siswa menjawab sering. Data tentang hal

tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 65: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

55

Tabel. 17

Menggunakan Bahasa yang Mudah Dipahami Siswa

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

22

18

55.00

45.00

Jumlah 40 100

Menjelaskan materi dengan bahasa yang mudah dipahami merupakan

keterampilan yang penting yang harus dimiliki setiap guru, untuk

mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran yang

disampaikan.

Teikadang penjelasan guru kurang dapat dimengerti siswa jika tidak disertai

dengan contoh-contoh yang relevan, karenanya guru dituntut untuk member!

contoh nyata yang sesuai dengan materi pembelajaran di samping juga harus

menjelaskan secara baik.

Tabel. 18

Menjelaskan Diserfai Contah yang Sesuai

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

6

8

26

15.00

20.00

65.00

Jumlah 40 100

Pemberian contoh-contoh yang sesuai dengan materi pembelajaran dapat

membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diajarkan.

Berdasarkan data tabel di atas, 15% siswa menyatakan guru selalu menjelaskan

materi pelajaran disertai contoh-contoh, 20% siswa menyatakan sering, dan

65% siswa menyatakan jarang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

siswa merasa guru belum membcrikan contoh-contoh yang relevan dengan

materi pembelajaran, sehingga siswa kesulitan memahami materi pembelajaran

yang disampaikan.

Walaupun guru sudah menjelaskan materi pelajaran dengan berbagai

Page 66: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

56

contoh, namun belum tentu semua siswa memahami mater! yang telah

dipelajari. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya merupakan sa!ah

satu cara agar siswa dapat menanyakan secara langsung tentang mater!

pembelajaran yang belum dimengerti oleh siswa Oleh karena itu sebaiknya

guru memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk bertanya tentang hal-hal

yang belum bisa difahami.

Tabel. 19

Memberi Kesempatan Siswa untuk Bertanya

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

23

17

57.50

42.50

Jumlah 40 100

Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa 57% siswa

berpersepsi guru selalu memberi kesempatan siswa untuk bertanya, dan

42,50% siswa berpersepsi guru sering memberi kesempatan siswa untuk

bertanya. Hal ini menunjukkan bahwa hampir dalam setiap pembelajaran guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan siswa dapat

bertanya langsung tentang mater! yang belum dimengerti untuk dijelaskan

kembali oleh guru sehingga siswa mengerti pembelajaran yang diajarkan.

Pertanyaan yang diajukan siswa hendaknya ditanggapi secara baik oleh guru,

bahkan sebaiknya pertanyaan tersebut tidak langsung dijawab guru, melainkan

perlu dilontarkan ke kelas menjadi permasalahan bersama agar siswa yang lain

dapat berkontribusi memberikan solusi/jawaban.

Tabel. 20

Menanggapi/Menjawab Pertanyaan dengan Baik

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

25

15

62.50

37.50

Jumlah 40 100

Page 67: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

57

Nampaknya guru di PAI mampu merespon dan menjawab pertanyaan

siswa sehingga dapat menjawab ketidak mengertian siswa terhadap materi

yang diajarkan. Hal ini dibuktikan dengan hasil angket yang menunjukkan

bahwa 62.50% siswa menyatakan guru menanggapi/menjawab pertanyaan, dan

37,50% siswa menyatakan guru sering melakukan hal tersebut.

Pertanyaan yang diajukan siswa sebaiknya tidak langsung dijawab guru, tapi

siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi, baru guru membenarkan atau

menguatkan jawaban siswa. Ketika hal tersebut ditanyakan kepada siswa,

sebagian siswa menjawab guru sering memberi kesempatan kepada siswa lain

untuk menanggapi pertanyaan teman, dan sebagian lag! menyatakan bahwa

guru jarang melakukan hal itu, bahkan ada yang menyatakan bahwa guru tidak

pernah (10%) melakukan hal tersebut. Tabel berikut berisi tentang data yang

dimaksud.

Tabel. 21

Memberi Kesempatan Siswa Lain untuk Menanggapi

Pertanyaan Teman

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

19

17

4

47.50

42.50

10.00

Jumlah 40 100

Di samping merespon dan menjawab pertanyaan siswa, guru juga harus

mampu memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi pembelajaran

yang diajarkan dengan menggunakan bahasa yang mud ah dipahami oleh

siswa. Bertanya merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh

seorang guru. Pertanyaan dimaksudkan untuk mengukur tingkat

pemahamansiswa terhadap materi yang dipelajari dan untuk mengembalikan

perhatian/fokus siswa terhadap proses yang sedang berlangsung.

Page 68: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

58

Tabel. 22

Mengajukan Pertanyaan terkait Materi yang Telah Dipelajari

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

15

17

8

37.50

42.50

20.00

Jumlah 40 100

Berdasarkan data tabel di atas, 37,50% siswa menjawab guru selalu

mengajukan pertanyaan kepada siswa, 42,50% siswa menyatakan guru sering

mengajukan pertanyaan, dan 20% siswa lainnya menyatakan guru jarang

mengajukan pertanyaan.

Selain mempelajari materi dari buku paket, sebaiknya siswa juga

dianjurkan untuk membaca sumber-sumber lain agar wawasan mereka

bertambah. Naiaun ternyata guru jarang menganjurkan hal itu. Dari 40 siswa,

hanya 15 siswa (39,50%) yang menyatakan guru sering menganjurkan siswa

untuk membaca sumber lain, selebihnya menyatakan guru jarang bahkan tidak

pernah menganjurkan hal tersebut, sebagaimana data pada tabel di bawah ini.

Tabel. 23

Member! Kesempatan Siswa Membaca Sumber Lain

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

15

20

5

39.50

50.00

10.50

Jumlah 40 100

Guru yang baik tidak selalu menjejali siswa dengan informasi yang sudah

jadi, tetapi harus lebih banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk

menggali/mencari dan menemukan sendiri informasi yang dibutuhkan serta

mempresentasikan hasil temuannya di hadapan kelas. Ketika hal itu ditanyakan

kepada siswa, 39,50% menyatakan guru sering memberi kesempatan mereka

untuk mempresentasikan hasil kerjanya, 50% menyatakan jarang, dan 10,50%

menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun guru memberi

Page 69: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

59

kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil kerja mereka, namun tidak

seluruh siswa

mendapat kesempatan untuk presentasi. Data tentang hal itu dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel. 24

Memberi Kesempatan Siswa Mempersentasikan Hasil Kerja

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

15

20

5

39.50

50.00

10.50

Jumlah 40 100

Presentasi hasil kerja siswa selanjutnya ditanggapi oleh siswa/kelompok

lain agar seluruh siswa bisa berpartisipasi secara aktif. Berdasarkan tanggapan

siswa, diketahui bahwa guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menanggapi presentasi siswa lain, namun seperti halnya memberi kesempatan

siswa untuk mempresentasikan hasil kerja, tidak smua siswa dapat memberi

tanggapan.. Data tentang hal itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 25

Memberi Kesempatan Kelompok

untuk Menenggapi Hasil Kerja Kelompok Lain

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

15

20

5

39.50

50.00

10.50

Jumlah 40 100

Selain ceramah, seharusnya guru juga menggunakan metode lain yang

memungkinkan siswa dapat berinteraksi satu sama lainnya, misalnya metode

diskusi. Menurut pendapat siswa, guru sering menggunakan metode yang

memungkinkan siswa bekerja sama dalam kelompok, sebagaimana data pada

tabei di bawah ini.

Page 70: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

60

Tabel. 26

Member! Kesempatan Siswa Membahas Materi Secara Kelompok

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

26

14

65.00

35.00

Jumlah 40 100

Terdapat berbagai macam cara bagi guru dalam memberikan motivasi kapada

siswa, salah satunya adalah dengan memberikan pujian. Pujian diberikan

kepada siswa yang aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Pujian memiliki

pengaruh yang cukup besar dan dapat mendorong motivasi belajar siswa. Guru

PAI juga hampir selalu memberi pujian terhadap siswa yang aktif,

sebagaimana data berikut ini:

Tabel. 27

Memberi Pujian lerhada > Siswa yang Aktif

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

23

17

57.50

42.50

Jumlah 40 100

Hasil angket yang menunjukkan 57% siswa menyatakan guru PAI selalu

memberi pujian, dan 42,50% siswa menyatakan guru sering memberi pujian.

Hal ini berarti bahwa kesadaran guru dalam memberikan motivasi kepada

siswa tergolong tinggi karena motivasi memiliki pejan besar dan berpengaruh

dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

Menarik minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran bisa dilakukan

dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan rnenggunakan metode yang

bervariasi. Menggunakan satu metode pembelajaran dalam menyampaikan

materi pelajaran dapat mengakibatkan situasi belajar menjadi kurang

komunikatif dan siswa mengalami kejenuhan. Untuk menghindari hal tersebut,

penggunaan matode pembelajaran yang bervariasi merupakan solusi yang

paling tepat sehingga pembelajaran menjadi terasa menyenangkan.

Page 71: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

61

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI tidak selalu mengajar

dengan menyenangkan, sebagaimana dapat dilihat pada label di bawah ini.

Tabel. 28

Mengajar dengan Menyenangkan

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

15

15

10

37.50

37.50

25.00

Jumlah 40 100

Sungguhpun guru telah menjelaskan materi pembelajaran dengan baik,

namun tetap saja masih terdapat siswa yang belum sepenuhnya mencapai hasil

belajar sesuai standar yang diharapkan. Siswa masih perlu memperoleh

bimbingan dari guru baik di dalam kelas maupun di luar jam belajar.

Bimbingan guru bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar tentu

sangat membantu siswa dan juga kegiatan pembelajaran itu sendiri, sehingga

siswa dapat mengerjakan tuganya dengan baik dan benar. Ketika hal tersebut

ditanyakan ke siswa, umumnya siswa menjawab guru melakukan bimbingan

bagi siswa yang mengalami mkesulitan belajar.

Tabel. 29

Membimbing Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

15

15

10

37.50

37.50

25.00

Jumlah 40 100

Tuntutan guru selanjutnya dalam melaksanakan proses pembelajaran

adalah kemampuan menggunakan/memanfaatkan media. Menggunakan alat

pembelajaran (media) yang sesuai dengan materi yang diajarkan dapat

mengaktifkan interaksi di dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan data

tabel di atas dapat diketahui bahwa guru jarang menggunakan media yang

sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan. Hal ini dapat terjadi karena

Page 72: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

62

keterbatasan media pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah sehingga guru

kurang maksimal dalam penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran.

Tabel. 30

Menggunakan Alat Peraga Sesuai Materi

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

19

21

47.50

52.50

Jumlah 40 100

Selain buku paket, guru juga harus menyediakan bahan materi tambahan dari

berbagai sumber agar siswa memiliki wawasan yang lebih luas sehingga

pembelajaran lebih hidup. Namun kenyataanya banyak guru yang hanya

mengandalkan buku paket sebagai satu-satunya sumber belajar. Hal ini juga

dilakukan oleh guru PAI, dalam pembelajaran sangat jarang menyiapkan bahan

ajar tambahan yang bisa digunakan siswa. Tabel di bawah ini membuktikan hal

tersebut.

Tabel. 31

Menyiapkan Bahan Materi Tambahan

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

25

15

62.50

37.50

Jumlah 40 100

Suasana belajar yang aman dan nyaman serta tidak berisik merupakan suasana

belajar kondusif yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar dapat

berjalan dengan baik. Oleh karena itu, seorang guru harus menegur siswa yang

gaduh guna menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa.

Tabel, 32

Menegur Siswa yang Gaduh

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

25

15

62.50

37.50

Jumlah 40 100

Page 73: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

63

Dari data tabel di atas, dapat diketahui bahwa 62,50% siswa

menyatakan guru selalu menegur siswa yang membuat gaduh, dan 37,50%

siswa menjawab guru sering menegur siswa yang membuat gaduh. Dengan

demikian, guru hampir selalu menegur siswa yang membuat gaduh ketika

pembelajaran sedang dilaksanakan, sehingga siswa merasakan suasana belajar

yang damai dan membuat siswa nyaman untuk mengikuti pembelajaran.

Untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif, seorang guru harus

mampu bertindak tegas terhadap siswa yang nakal. Hal tersebut dilakukan agar

siswa tidak mengulangi hal yang serupa. Di samping itu, memberi tindakan

tegas dimaksudkan agar siswa yang lain tidak merasa terganggu dengan

ulahnya tersebut, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Tabel. 33

Memberi Tindakan Tegas kepada siswa yang nakal

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

25

15

62.50

37.50

Jumlah 40 100

Berdasarkan data pada label di atas diketahui bahwa 62.50% siswa

menyatakan bahwa guru selalu memberi tindakan tegas kepada siswa yang

nakal, sedangkan sisanya menyatakan sering. Dengan demikian, hampir selalu

guru melakukan tindakan tegasterhadap siswa yang nakal, sehingga siswa

merasa jera.

Umumnya siswa senang kalau pembelajaran diselingi dengan

humor/guyon yang edukatif. Apakah guru-guru PAI juga melakukan hal

tersebut? Tabel 30 di bawah ini menjelaskan tentang hal tersebut.

Tabel. 34

Menyelingi Pembelajaran dengan Humor/Canda

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

15

16

9

37.50

40.00

22.50

Jumlah 40 100

Page 74: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

64

Guyonan merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi rasa jenuh yang

dialami siswa selama mengikuti pembelajaran, oleh karena itu guru perlu

sesekali untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada siswa dengan cara yang

berbeda. Berdasarkan data tabel di atas diketahut bahwa 37,50% siswa

menyatakan selalu melaksanakan pembelajaran dengan sesekali menyelipkan

humor, 40% siswa menyatakan hal tersebut, dan 22,50% siswa menyatakan

guru jarang melakukannya.

Kemampuan menguasai materi pembelajaran tidak akan memiliki makna

apa-apa jika dalam menyampaikannya tidak dapat dipahami dengan baik akibat

penggunaan bahasa yang kurang sesuai, oleh karena itu penting bagi guru

menguasai dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Di samping itu,

penggunaan bahasa yang baik dan benar dapat dijadikan sebagai keteladanan

bagi siswa.

Tabel. 35

Menggunakan Bahasa yang Baik dan Benar

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

16

24

40.00

60.00

Jumlah 40 100

Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut siswa, 40%

guru selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar, dan 60% sering

menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hal ini menunjukkan bahwa gum

hampir selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar ketika melaksanakan

pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran yang

diajarkan dengan baik.

3. Kegiatan Penutup

Mengakhiri pembelajaran bagi seorang guru menjadi sebuah kegiatan yang

dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran, sebab pada

tahap penutup inilah dilakukan penilaian hasil

Page 75: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

65

belajar yang biasa dikenal dengan istilah penilaian formatif. Secara umum

kegiatan yang dilakukan pada tahap penutup meliputi memberikan pertanyaan

kepada siswa untuk penguatan, menyimpulkan materi pembelajaran bersama

siswa, melakukan penilaian, dan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.

Tabel. 36

Mengajukan Pertanyaan Terkait Materi

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

19

21

47.50

52.50

Jumlah 40 100

Tabel di atas memuat data tentang pemberian pertanyaan. Ketika siswa

ditanya apakah guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi

yang telah dipelajari, 47.50% siswa menjawab bahwa guru selalu melakukan

hal tersebut, dan 52.50% siswa menjawab guru sering melakukan hal tersebut.

Tabel. 37

Membimbing Siswa Menyimpulkan Materi yang Telah Dipelajari

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

15

20

5

37.50

50.00

12.50

Jumlah 40 100

Seluruh tahapan kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara profesional

agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan menimbulkan kesan yang

menyenangkan tanpa terkecuali kegiatan penutup. Oleh karena ttu, seorang

guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah diajarkan dan dengan bimbingannya

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa 37.50% siswa

menjawab sering, 50% siswa menjawab jarang, dan 12.50% siswa menjawab

tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru jarang

Page 76: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

66

membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Hal ini dapat

terjadi karena sebagian guru beranggapan bahwa menyimpulkan adalah tugas

guru sehingga menyimpulkan materi pelajaran dilakukan langsung oleh guru.

Tabel berikutnya berisi data tentang penilaian formatif yang dilakukan untuk

mengukur ketercapaian kompetensi. Biasanya penilaian formatif dilakukan

dengan tes tulis.

Tabel. 38

Memberi Ulangan Setelah Materi Selesai Pipelajari

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

16

24

40.00

60.00

Jumlah 40 100

Data pada label di atas menunjukkan 40% siswa menyatakan guru sering

melakukan penilaian formatif, dan 24% siswa menyatakan guru sering

melakukan penilaian formatif. Data tersebut menunjukkan bahwa guru yang

jarang melakukan penilaian formatif sehingga sulit diukur ketercapaian

kompetensi siswa terhadap pokok bahasan yang dibelajarkan pada pertemuan

tersebut.

Untuk memastikan siswa tidak mencontek ketika ulangan, seharusnya

guru mengawasi secara ketat ketika ulangan dilaksanakan. Namun ketika hal

itu ditanyakan kepada siswa, 40% siswa menjawab guru sering mengawasi

secara ketat, 60% menjawab guru jarang melakukan pengawasan secara ketat.

Akibatnya guru tidak tahu apakah kompetensi yang sudah dibelajarkan benar-

benar telah dikuasai siswa atau belum. Data terkait dengan hal tersebut dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 39

Mengawasi Secara Ketat Ketika Memberi Ulangan

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

16

24

40.00

60.00

Jumlah 40 100

Page 77: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

67

Kegiatan selanjutnya adalah memberi tugas (PR) sebagai bentuk kegiatan

tindak lanjut. Seharysnya PR diberikan guru sebagai bentuk remedial bagi

siswa yang belum mencapai kompetensi minimal, dan sebagai bentuk

pengayaan bagi siswa yang sudah mencapai kompetensi minimal. Namun

demikian nampaknya hingga saat ini masih sangat jarang guru memberi PR

yang didasarkan pada pertimbangan tersebut, yang terjadi adalah setiap siswa

mendapat PR yang sama tanpa mempertimbangkan tingkat ketuntasannya.

Kondisi ini biasanya terjadi karena guru tidak mau direpotkan dengan hal

tersebut, bahkan mereka khawatir jika siswa diberi PR yang berbeda akan

membuat kecemburuan antar siswa.

Hal tersebut jugadilakukan guru PAI yang memberi tugas PR yang sama

kepada siswa, sebagaimana terlihat data pada tabel di bawah ini:

Tabel. 40

Memberi PR yang Sama kepada Seluruh Siswa

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

40 100

Jumlah 40 100

Umumnya siswa akan sangat senang apabila basil kerja baik yang berupa

lembar jawaban maupun PR atau karya-karya siswa dinilai oleh guru, diberi

catatan perbaikan, lalu dikembalikan kepada siswa. KetikaJial tersebut

ditanyakan, jawaban siswa adalah sebagai berikut

Tabel. 41

Mengembalikan Hasil Kerja Siswa Setelah Diperiksa

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

25

15

62.50

37.50

Jumlah 40 100

Dari data yang terpampang pada 2 tabel di atas dapat disimpulkan

Page 78: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

68

umumnya guru mengembaiikan hasil kerja siswa dengan memberi beberapa

catatan perbaikan sehingga siswa merasaa dihargai hasil kerjanya.

Tidak setiap siswa dapat mencapai kompetensi sesuai dengan target yang

telah ditetapkan guru. Oleh karena itu seharusnya guru dapat menyediakan

waktu di luar jam pelajaran untuk membimbing siswa sehingga siswa dapat

mencapai ketuntasan belajar. Namun ha! itu nampaknya jarang dilakukan guru

karena keterbatasan waktu, sebagaiman dapat dibuktikan pada hasil angket

yang terangkum pada tabel di bawah ini:

Tabel. 42

Memberi Catatan Perbaikan terhadap Hasil Kerja Siswa

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

31

9

77.50

22.50

Jumlah 40 100

Tabel. 43

Menyediakan Waktu Konsultasi di Luar Jam Pelajaran

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

21

19

52.50

47.50

Jumlah 40 100

Tabel terakhir berisi data tentang kebiasaan guru dalam mengahiri

pembelajaran. Sebagai muslim yang baik, sudah sepantasnya mengahiri

pembelajaran dengan mengucapkan salam. Hal tersebut juga nampaknya telah

dilakukan oleh guru PAI.

Tabel. 44

Mengakhiri Pembelajaran dengan Pesan yang Bermanfaaf

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

25

15

62.50

37.50

Jumlah 40 100

Page 79: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

69

Tabel terakhir berisi data tentang kebiasaan guru dalam mengahiri

pembelajaran. Sebagai muslim yang baik, sudah sepantasnya mengahiri

pembelajaran dengan mengucapkan salam. Hal tersebut juga nampaknya telah

dilakukan oleh PAI

Tabel. 45

Mengakhiri Pembelajaran dengan Salam

No Alternatif Jawaban S P%

11

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

40 100

Jumlah 40 100

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh nilai rata-

rata setiap dimensi variabel penelitian berdasarkan data yang diperoleh melalui

angket, sehingga diketahui secara umum persepsi siswa tcrhadap kemampuan

guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk itu digunakan pedoman

interprestasi menurut Suharsimi Arikunto, yaitu:

1. Baik, jika nilai yang diperoleh beradapada interval 81 - 100%.

2. Cukup, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 61 - 80%.

3. Kurang, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41 - 60%.

4. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval < 40%.6565

Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan

mengalihkan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.

b. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya

yang diperoleh dari hasil penelitian.

c. Menentukan kategori, yakni dengan menggunakan rumus:66

65

Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, "Evaluasi

Program Pendidikan Pedoman Teoretis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidlkan",

(Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009), cet. Ke-3, hal. 35 66

Aldiyan Saputra, Efektivitas Manajemen Kelas di SMP Islam Ruhama Ciputat Timur

Page 80: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

70

Berikut ini data dari hasil penyebaran angket terhadap 33 siswa yang terdiri dari 3

dimensi yaitu:

TABEL 42

Nilai Rata-rata Skor Penelitian Angket Siswa

N0

Dimensi

No Butir

Pernya

taan

Skor

Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

NSxlOO%

NH

Katego

ri Nilai

1 Kegiatan

Pendahuluan

1 - 13

(13)

1377

13 x 4

= 52

1377:40

= 34,43

34.43 x 100% = 66,21%

52

Cukup

2

Kegiatan Inti

14-35

(22)

2474

22 x 4

= 88

2472: 40

= 61.80

61.80x 100% = 70,23%

88

Cukup

3

Kegiatan

Penutup

36-45

(10)

1093

10x4 =

40

1093 :40

= 27,33

27.33x 100% = 68,33%

40

Cukup

Rata-Rata

68,26%

Cukup

Berdasarkan perhitungan statistik sederhana di atas dapat diketahui bahwa

baik kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, maupun kegiatan penutup pembelajaran

berada pada kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SDN Rambutan 03

Pagi Jakarta memberikan penilaian terhadap guru PAI dalam melaksanakan proses

pembelajaran belum optimal. Berdasarkan hasil perhitungan angket diketahui bahwa

belum optimalnya kegiatan pendahuluan karena guru PAI mengabaikan hal-hal:

mengabsen/memeriksa kehadiran siswa, memastikan kerapian tempat duduk siswa,

menanyakan kabar siswa, mendoakan stswa/orang tua siswa yang sakit agar lekas

sembuh, menghubungkan materi pelajaran yang akan dibahas dengan materi pelajaran

yang telah dipelajari, dan mengaitkan materi pelajaran dengan kejadian-kejadian

nyata.

Pada kegiatan inti guru PAI belum melakukan hal-hal: menjelaskan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai siswa, memberi kesempatan kepada siswa lain untuk

menjawab ketika ada siswa yang bertanya, memberi kesempatan kepada siswa lain

untuk menjawab, memberi kesempatan kepada

Tangerang Selatan, hal. 87

Page 81: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

71

siswa untuk mempelajari materi dari buku dan sumber-sumber lain, meminta

siswa menyampaikan hasil kerjanya di hadapan kelas, meminta siswa/kelompok

lain memberi tanggapan/penilaian terhadap hasil kerja suatu kelompok,

menyiapkan bahan materi tambahan untuk siswa selain buku paket, dan

menggunakan guyonan/canda agar siswa tidak merasa bosan. Sementara pada

bagian penutup, guru PAI belum membantu/membimbing siswa daiam membuat

kesimpulan materi yang dipelajari, memberikan catatan perbaikan pada lembar

hasil kerja siswa, menyediakan waktu di luar jam pelajaran untuk membimbing

siswa yang mengalami kesuiitan belajar, dan menutup pembeiajaran dengan

memberi pesan-pesan yang bermanfaat.

Page 82: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

72

BABV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil anatisis data dan pembahasan yang disajikan pada bab

sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut:

1. Siswa SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta memiliki persepsi bahwa

keterampilan guru PAI da I am membuka pelajaran belum optimal

terutama dalam mengabsen/memeriksa kehadiran siswa, memastikan

kerapian tempat duduk siswa, menanyakan kabar siswa, mendoakan

siswa/orang tua siswa yang sakit agar lekas sembuh, menghubungkan

materi pelajaran yang akan dibahas dengan materi pelajaran yang telah

dipelajari, dan mengaitkan materi pelajaran dengan kejadian-kejadian

nyata.

2. Siswa SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta memiliki persepsi bahwa

keterampilan guru PAI dalam melaksanakan kegiatan inti, terutama dalam

hal menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, member!

kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab ketika ada siswa yang

bertanya, member! kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab,

memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi dari buku

dan sumber-sumber lain, meminta siswa menyampaikan hasil kerjanya di

hadapan kelas, meminta siswa/kelompok lain memberikan

tanggapan/penilaian terhadap hasil kerja suatu kelompok, menyiapkan

bahan materi tambahan untuk siswa selain buku paket, dan menggunakan

guyonan/canda agar siswa tidak me rasa bosan.

3. Siswa SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta memiliki persepsi bahwa

keterampilan guru PAI dalam proses pembelajaran cukup

membantu/membimbing siswa dalam memahami materi pembelajaran,

memberikan catatan perbaikan pada lembar hasil kerja siswa,

menyediakan waktu di luar jam pelajaran untuk membimbing siswa yang

mengalami kesulitan belajar, dan menutup pembelajaran dengan memberi

pesan-pesan yang bermanfaat.

Page 83: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

73

Berdasarkan temuan-temuan penelitian di tersebut peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan persepsi siswa tentang

kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran berada pada taraf

"Cukup", atau dengan kata lain guru PAI cukup mampu melaksanakan

kegiatan pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan temuan dan kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran yang perlu

disampaikan terkait dengan kemampuan guru PAI dalam melaksanakan

pembelajaran di Rambutan 03 Pagi Jakarta:

1. Hendaknya guru mengawali pembelajaran, melaksanakan kegiatan inti dan

penutup dengan melakukan langkah-langkah kegiatan yang mampu

memotivasi dan membangkitkan minat siswa dalam belajar.

2. Hendaknya guru agama terus menerus belajar melalui berbagai media dan

kesempatan untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya.

3. Kepala Sekolah hendaknya melakukan pembinaan yang optimal melalui

berbagai kegiatan untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru PAI.

4. Hendaknya kepala sekolah mengikut sertakan guru PAI dalam berbagai

kegiatan pendidikfm dan pelatihan/seminar tentang pengembangan

kompetensi guru sehingga kemampuan guru PAI dalam melaksankan

pembelajaran dapat meningkat yang akan berimplikasi kepada

ketercapaian kompetensi siswa yang diharapkan.

Page 84: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

74

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, 2009. "Evaluasi Program

Pendidikan Pedoman Teoretis Praktik Bagi Mahasiswa dan / Praktis

Pendidikan", Jakarta: FT Bumi Aksara.

Azra, Azyumardi, 2001. "Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju

Milenium Baru' Jakarta: Penerbit Kalimah.

Bahri, Syaiful Djamarah & Aswan Zain, 1996. "Strategi Belajar Mengajar",

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Damayanti, Riksa. "Presepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru Hubunganya

Dengan Minat Belajar Siswa Pada Mala Pelajaran PAI".

Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno, 2007. "Strategi Belajar Mengajar

Melalui Penanaman Konsek Vmum & Konsep Islami", Bandung: PT.

Refika Aditama.

Jalaluddin, Rakhman, 2000. "Psikologi Komunikasi", Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Majid, Abdul, 2009. "Perencanaan Pemhelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru", Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Munadi, Yudhi & Farida Hamid, 2011. "Bahan Ajar PLPG Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Krealif, Efektifdan Menyenangkan ", Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Nur, Uhbiyati, 2005. "Ilmu Pendidikan Islam", Jakarta : CV. Pustaka Setia.

Nurdin, Muhamad, 2004. "Kiat Menjadi Guru Profesional", Yogyakarta:_

Primasophie.

Purwanto, Ngalim M, 2009. "Prinsip-Primip dan Teknik Evaluasi Pengajaran ",

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahman, Abdul Shaleh dan Muhbib A. Wahab, 2004 . "Psikologi Suatu

Pengantar (Dalam Perspektif Islam) ", Jakarta: Kencana.

Rita L, Atkinson dkk, 2003. "Pengantar Psikologi", Jakarta: Erlangga.

Sabri, Alisuf M, 1993. "Pengantar Psikologi Vmum dan Perkembangan", Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya.

Page 85: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

75

Sabri, Ahmad, 2010. "Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching",

PT. Ciputat/Press.

Siregar, Eveline & Martini Nara, 2010. "Teori Belajar dan Pembelajaran ",

Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto, 1995. "Belajar dan Faklor-Faktor Yang Mempengaruhi", Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiyono, 2011. "Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitaiif dan R&B ",

Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto, 2002. "Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek”

Jakarta: Balai Pustaka.

Surya, et.all. 2004. "Kapita Selekla Kependidikan SD", Jakarta: Pusat Penerbitan

UT, Get. Ke-17.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002. "Kamus Besar Bahasa Indonseia ",

Jakarta: Balai Pustaka.

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Tentang Pendidikan, Direktorat

Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2006.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Uno, Hamzah B, 2008. "Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan

Reormasi/Pendidikan di Indonesia", Jakarta: PT Bumi Askara.

Usman, Moh. Uzer, 2011. "Menjadi Guru Profesional", Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Wirawan, Sarlito Sarwono, 2003. "Penganlar Umum Psikologi", Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Walgito, Bimo, 2007. "Psikologi Sosial", Yogyakarta: Andi Offset.

_____, 2008. "Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajran", Jakarta: Kencana.

_____, 2006. "Strategi Pembelajaran ", Jakarta: Prenada Media Group."

_____, 2008. "Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan PraktekPengembangan

KTSP ", Jakarta: Kencana.

Zurinal, Z dan Wahdi Sayuti, 2006. "Ilmu Pendidikan Penganlar dan Dasar-

Dasar Pelaksanaan Pendidikan ", Jakarta: UIN Jakarta Press

Page 86: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

76

LAMPIRAN

Page 87: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

77

Lampiran 1

ANGKET

Persepsi Siswa tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di

SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta

PETUNJUK DAN PENGISIAN KUESIONER (ANGKET)

1. Angket ini dibuat hanya untuk kepentingan ilmiah dalam rangka menyusun

sebuah skripsi tidak ada tujuan lain. Oleh karena itu, jawaban siswa/i akan

dijamin kerahasiaannya.

2. Isilah data diri anda dengan lengkap.

3. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan, kemudian jawablah dengan jujur

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

4. Berilah tanda (V) pada salah satu jawaban yang tersedia.

5. Atas kesediaannya, saya ucapkan banyak terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin : (L/P)

Kelas :

1. Guru Agama memuiai pembelajaran dengan mengucapkan salam.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D, Tidak Pernah

2. Guru Agama mengabsen/memeriksa kehadiran siswa.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

3. Guru Agama bersama dengan siswa berdo'a sebelum memuiai pembelajaran.

A. Selalu B. Sering C Jarang D. Tidak Pernah

4. Guru Agama berpakaian rapi setiap masuk kelas

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

5. Guru Agama memastikan kerapian tempat duduk siswa.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

6. Guru Agama memastikan seluruh siswa mengenakan seragam sesuai jadwal.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

7. Guru Agama memeriksa buku pelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

8. Guru Agama menanyakan kabar siswa.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

9. Guru Agama mendoakan siswa/orang tua siswa yang sakit agar lekas sembuh

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

Page 88: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

78

10. Guru Agama memberikan nasehat yang membuat siswa semangat untuk

beiajar,

A. Selalu B. Bering C. Jarang D. Tidak Pernah

11. Guru Agama memberikan hadiah/pujian kepada siswa yang dapat

mengerjakan tugas dengan benar.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

12. Guru Agama menghubungkan materi pelajaran yang akan dibahas dengan

materi pelajaran yang telah dipelajari

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

13. Guru Agama mengaitkan materi pelajaran dengan kejadian-kejadian nyata.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

14. Guru Agama menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

15. Guru Agama menjelaskan sub-sub pembahasan yang akan diajarkan

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

16. Guru Agama menjelaskan langkah-langkah/tahapan pembelajaran yang akan

dilaksanakan

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

17. Guru Agama menjelaskan materi pembelajaran dengan bahasa yang mudah

dimengerti siswa

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

18. Guru Agama memberikan contoh-contoh yang sesuai dengan materi pelajaran

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

19. Guru Agama memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum dipahami.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

20. Guru Agama menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa

dengan baik.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D, Tidak Pernah

21. Ketika ada siswa yang bertanya, Guru Agama memberi kesempatan kepada

siswa lain untuk menjawab.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

22. Guru Agama mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang materi

pembelajaran yang telah diajarkan.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

Page 89: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

79

23. Guru Agama memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi

dari buku dan sumber-sumber lain.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

24. Guru Agama meminta siswa menyampaikan hasil kerjanya di hadapan kelas,

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

25. Guru Agama meminta siswa/kelompok lain memberi tanggapan/penilaian

terhadap hasil kerja suatu kelompok.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

26. Guru Agama memberi kesempatan siswa untuk membahas materi secara

berkelompok

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

27. Guru Agama memberikan pujian terhadap siswa yang aktif dalam mengikuti

pembelajaran.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

28. Guru Agama mengajar dengan sangat menyenangkan.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

29. Guru Agama memberikan bimbingan/arahan/bantuan kepada siswa yang

mengalami kesulitan dalam belajar.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

30. Guru Agama menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang

diajarkan.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

31. Selain buku paket Guru Agama juga menyiapkan bahan materi tambahan

untuk siswa.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

32. Guru Agama menegur siswa yang membuat gaduh dalam proses

pembelajaran.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

33. Guru Agama memberikan tindakan tegas/memberi hukuman terhadap siswa

yang nakal.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

34. Guru Agama menggunakan guyonan/canda agar siswa tidak merasa bosan.

A. Selalu B. Sering G. Jarang D. Tidak Pernah

35. Guru Agama menggunakan bahasa yang baik dan benar ketika melaksanakan

pembelajaran.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

Page 90: PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25344/1/SKRIPSI... · i lembar pengesahan pembimbing skripsi persepsi siswa tentang

80

36. Guru Agama mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang telah

dipelajari.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D, Tidak Pernah

37. Guru Agama membantu/membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

materi yang dipelajari.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

38. Guru Agama memberikan ulangan/tes setiap materi yang telah dipelajari.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

39. Setiap memberi ulangan/tes Guru Agama mengawasi secara ketat agar siswa

tidak bisa mencontek.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

40. Guru Agama memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah (PR) setiap

pembelajaran selesai.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

41. Guru Agama mengembalikan hasil kerja siswa setelah diperiksa.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

42. Guru Agama memberikan catatan perbaikan pada lembar hasil kerja siswa.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

43. Guru Agama menyediakan waktu di luar jam pelajaran untuk membimbing

siswa yang mengalami kesulitan belajar.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

44. Guru Agama mengakhiri pembelajaran dengan memberi pesan-pesan yang

bermanfaat.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah

45. Guru Agama mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

A. Selalu B. Sering C. Jarang D. Tidak Pernah