persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota …
TRANSCRIPT
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI HUTAN
KOTA DI LINGKUNGAN PADAT PENDUDUK
(STUDI KASUS : HUTAN KOTA DUKUH JAKARTA TIMUR)
SKRIPSI
Diajukkan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
FIRDAUS
NIM : 1111015000094
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
PERSBTUJUAN PEMBIMBING
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI HUTANKOTA DI LINGKUNGAN PADAT PENDUDUK
(STUDI KASUS: HUTAN KOTA DUKUH JAKARTA TIMUR)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan IPS Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan(s.Pd)
Oleh:
FirdausNIM: 1111015000094
Dosen Pembimbing Skripsi I ing Skripsi II
uK^
,\,J;/,.,,,NIDN :2014118001
JURUSAN PENDIDII(AN ILMU PENGETAFIUAI.{ S OSIALFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIERSITAS ISLAM NBGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
2015
Andri Noor Ardiansyah. S.Pd. M.Si.NIP : 19840312 201503 100 2
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan Kota diLingkungan Padat Penduduk, (Studi Kasus Hutan Kota Dukuh JakartaTimur) disusun oleh Firdaus Nomor Induk Mahasiswa 1111015000094 diajukankepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakartadan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 26 November2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak mendapatkan gelarSarjana S1 (S.Pd) dalam bidang pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta, 26 November 2015
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Ketua Jurusar/KetuaProgram Studi)
Dr. Iwan Purwanto. M.PdNIP. 19130424 200801 t 012
S ekertaris (S ekertaris Jurusan/Prodi)
Dolvaupuilqb-M!NIP. 19670909 20070r 1 033
Penguji I
Drs. Syaripulloh. M.SiNIP. i 9610909 200701 1 033
Penguji Il
Sodikin. M.SiNIP.
Tanggal TandaTangan
lsl. - 2ors
--tt .H
-/ J-\lafra--zorl-
tu/ zo tr/lL
frlu,@-(,/
1"ffi,'
i*r*&liwBe r:
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 111
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
NIMJurusan/ ProdiJudul Skripsi
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Firdaus
Jakarta,23 Januai 1994
1 1 1 10i5000094
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial / GeografiPersepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan Kota diLingkungan Padat Penduduk, Studi Kasus Hutan KotaDukuh IakarlaTimur
Andri Noor Andriansyah, M.Si
Tri Harjawati, M.Si
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakafia, 26 Novemver 2075Mahasiswa Ybs.
FirdausNIM. 1111015000094
i
ABSTRAK
Firdaus (NIM : 1111015000094) : Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi
Hutan di Lingkungan Padat Penduduk, Studi Kasus: Hutan Kota Dukuh
Jakarta Timur
Penelitian ini membahas mengenai persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan
kota di lingkungan padat penduduk. Persepsi masyarakat mengenai keberadaan
Hutan Kota Dukuh diperlukan karena persepsi masyarakat yang baik mengenai
keberadaan hutan kota akan berdampak kepada perilaku masyarakat mengenai
peningkatan pelestarian kualitas fisik lingkungan hidup disekitarnya. Penelitian
ini bertujuan untuk menggambarkan keberadaan Hutan Kota Dukuh yang terdapat
di wilayah DKI Jakarta yang terkenal dengan kepadatan penduduk sangat tinggi.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif (mixed methods).
Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Metode
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan kuisioner kepada
responden.
Persepsi masyarakat terhadap fungsi Hutan Kota Dukuh di lingkungan padat
penduduk menurut hasil perhitungan pada sub variabel pengetahuan masyarakat
mengenai fungsi hutan kota termasuk ke dalam kategori cukup, dengan prosentase
60,62%. Pada sub variabel lanskep dengan prosentase 62,07% termasuk ke dalam
kategori baik dan pada sub variabel pelestarian lingkungan dengan prosentase
82,94% termasuk ke dalam kategori sangat baik, sedangkan pada sub variabel
estetika termasuk ke dalam kategori tidak baik dengan prosentase 30,5%. Jadi
dapat di simpulkan rata-rata dari sub variabel tersebut adalah 68,91% yang
termasuk ke dalam kategori baik. Jadi dapat disimpulkan persepsi masyarakat
terhadap fungsi hutan kota di lingkungan padat penduduk adalah baik.
Kata Kunci : Persepsi Masyarakat, Fungsi Hutan, Lingkungan Padat Penduduk,
Hutan Kota
ii
ABSTRACK
Firdaus (Student’s ID: 1111015000094). Public Perceptions towards the
Function of Urban Forests in Densely Populated Environments: a Case Study
at Dukuh Urban Forest in East Jakarta.
This study discusses the public perceptions toward the function of urban forests in
densely populated environments. The public perceptions towards the presence
Dukuh Urban Forest are necessary because good public perceptions will affect
the public attitudes in preserving the physical quality of the living environment.
This study aims to describe the presence of Dukuh Urban Forest, located in the
capital city of Jakarta which is known for its high population.
This study used quantitative and qualitative (mixed) methods. Sampling method
used was random sampling technique. The data were collected by conducting
observation and interview, as well as administering questionnaire to the
respondents.
The findings showed that public perceptions towards the function of Dukuh Urban
Forest could be categorized as: fair, according to the sub-variable of public
knowledge on the function of urban forests, with the percentage of 60.62%; good,
according to the sub-variable of landscape, with the percentage of 62.07%; and
very good, according to the sub-variable of environmental preservation, with the
percentage of 82.94%. However, according to the sub-variable of aesthetic, the
perceptions were categorized as bad, with the percentage of 30.5%. The average
percentage of the four sub-variables is 68.91%, which can be categorized as
good. In conclusion, the public perceptions towards the function of urban forests
in densely populated environments are good.
Keywords : Public Perceptions, Function of Forest, Densely Populated
Environment, Urban Forest
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala puji bagi Allah SWT penulis persembahkan sebagai
ungkapan rasa syukut atas segala limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan dan kelemahan.
Di dalam perjalanan mengerjakan skripsi yang melalui berbagai kesulitan
ini, penulis tidak dapat melupakan jerih payah seluruh pihak yang sejak awal
hingga selesainya skripsi ini telah menyediakan waktunya yang berharga. Tanpa
bantuan serta dorongan dari berbagai pihak yang secara moril maupun materil
dimungkinkan skripsi ini tidak akan bisa selesai.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan
yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan dan Wakil Dekan bidang Akademik, Wakil Dekan bidang
Kemahasiswaan, Wakil Dekan bidang Administrasi Umum, yang telah
membantu kelancaran pengerjaan skripsi ini.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Syaripuloh, M.Si selaku Sekertaris Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Dosen Penasihat Akademik Ibu Anissa Windarti, M.Sc. yang telah
memberikan saran mengenai perkuliahan.
4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, S.Pd. M.Si. selaku dosen pembimbing I
dan Ibu Tri Harjawati, S.Pd. M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya demi kelancaran penulisan skripsi ini.
5. Para dosen Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis dari awal perkuliahan hingga selesai skripsi ini.
iv
6. Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Administrasi
Jakarta Timur Bidang Kehutanan yang telah bersedia memberikan saran
mengenai penelitian ini.
7. Bapak Nawawi Mursidi, S.Sos selaku Lurah Dukuh Jakarta Timur dan
para pegawai Kelurahan Dukuh Jakarta Timur yang telah memberikan data
untuk melengkapi skripsi ini.
8. Bapak Pohan selaku Ketua RW 02 dan seluruh staf RW 02 Kelurahan
Dukuh yang telah memberikan informasi mengenai Hutan Kota Dukuh.
9. Ketua RT 01 RW 02 Kelurahan Dukuh Bapak Sarmada yang membantu
memfasilitasi penelitian skripsi ini.
10. Orang tua Bapak Bambang Suyitno dan Ibu Juhaeni yang telah
memberikan dukungan dalam bentuk materil ataupun non materil,
membesarkan dan mendidik penulis hingga menjadi seperti sekarang ini.
11. Kakak ku tersayang Eka Permatahati dan Adityo Ismail Suyitno yang telah
membagi pengalamannya di dunia perkuliahan.
12. Para sahabat di Kabilah BDS Iben, Saddam, Khoirul, Imam Wahyudi,
Emil, Antoni, Delvi, Pongki, Dedi, dan Fari yang telah menghibur penulis
di saat jenuh mengerjakan skripsi ini, inget kata Patrick Star kalo “Teman
adalah Kekuatan”.
13. Teman seperjuangan ketika bimbingan skripsi, Asif Putra, Aprian Ismed
Hidayat dan Kubal yang telah berbagi ketika menunggu dosen untuk
bimbingan.
14. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial angkatan 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 November 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..........................................................................................................i
ABSTRACK .........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................v
DAFTAR TABEL ...............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Persepsi Masyarkat
1. Pengertian Persepsi ....................................................................... 8
2. Ciri Umum Persepsi ...................................................................... 8
3. Hakikat Persepsi ............................................................................ 9
4. Faktor-faktor Persepsi ................................................................... 10
5. Pengertian Masyarakat .................................................................. 11
B. Kota dan Hutan Kota
1. Pengertian Kota ............................................................................. 12
2. Permasalahan Kota ........................................................................ 13
vi
3. Pengertian Hutan Kota .................................................................. 14
4. Bentuk Hutan Kota ........................................................................ 15
5. Struktur Hutan Kota ...................................................................... 17
6. Tipe Hutan Kota ............................................................................ 19
7. Fungsi Hutan Kota ......................................................................... 21
C. Hasil Penelitian Relevan ........................................................................... 23
D. Kerangka berfikir ...................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 26
B. Metodologi Penelitian ............................................................................... 27
C. Sumber Data .............................................................................................. 28
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 28
E. Populasi dan Sempel ................................................................................. 31
F. Variabel penelitian .................................................................................... 33
G. Teknik Pengelolaan Data .......................................................................... 34
H. Analisis data .............................................................................................. 35
I. Uji instrumen ............................................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ......................................................... 37
a. Letak dan luas ............................................................................. 37
b. Iklim ............................................................................................ 37
c. Jenis tanah ................................................................................... 38
d. Hidrologi ..................................................................................... 38
e. Penggunaan tanah........................................................................ 38
2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ....................................................... 39
a. Jumlah dan kepadatan penduduk ................................................ 39
b. Komposisi penduduk ................................................................... 40
vii
B. Kondisi Hutan Kota di Daerah Penelitian
1. Letak dan luas hutan kota ................................................................... 44
2. Jenis vegetasi ...................................................................................... 44
3. Fauna hutan kota ................................................................................ 45
C. Hasil Angket ............................................................................................. 45
D. Hasil Wawancara ...................................................................................... 78
E. Pembahasan ............................................................................................... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan......................................................................................... 86
2. Saran ................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 88
viii
DAFTAR TABEL
Hal
3.1 Waktu Penelitian ............................................................................................. 26
3.2 Kriteria Penelitian Linkert............................................................................... 31
3.3 Variabel Penelitian .......................................................................................... 33
3.4 Kriteria Presentase .......................................................................................... 35
4.1 penggunaan Lahan .......................................................................................... 39
4.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin........................... 41
4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ................................................. 43
4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan .............................................. 44
4.5 Vegetasi Hutan Kota Dukuh ........................................................................... 45
4.6 Fauna Hutan Kota Dukuh................................................................................ 45
4.7 Memperbaiki Mutu Lingkungan dengan Cara Mengelola RTH ..................... 46
4.8 Mendukung Pemerintah DKI Menambah Jumlah Hutan Kota ....................... 47
4.9 Hutan Kota Dukuh Mencegah Banjir .............................................................. 47
4.10 Hutan Kota Dukuh Mencegah Erosi ............................................................. 48
4.11 Hutan Kota Dukuh Menjadi Resapan Air ..................................................... 49
4.12 Hutan Kota Dukuh Menyaring Air Sehingga Air Menjadi Jernih ................ 50
4.13 Hutan Kota Dukuh Mampu Menyimpan Air Tanah ..................................... 51
4.14 Hutan Kota Dukuh Menjaga Kesuburan Tanah ............................................ 51
4.15 Hutan Kota Dukuh Membuat Lingkungan Sejuk ......................................... 52
4.16 Hutan Kota Dukuh Mampu Menetralisir Bahan Tercemar ........................... 53
4.17 Hutan Kota Dukuh Menjadi Tempat Plasma Nutfah .................................... 54
4.18 Hutan Kota Dukuh Mengurangi Kebisingan dari Kendaraan Bermotor ....... 55
4.19 Hutan Kota Dukuh untuk Ruang Hidup Flora dan Fauna ............................. 56
4.20 Hutan Kota Dukuh Mengurangi Dampak Hujan Asam ................................ 57
4.21 Hutan Kota Dukuh Mengurangi Intrusi Air Laut .......................................... 58
4.22 Hutan Kota Dukuh di Lengkapi Sarana Olahraga......................................... 59
4.23 Hutan Kota Dukuh Memperindah Lingkungan Sekitar ................................ 60
ix
4.24 Pemerintah DKI Jakarta Mengadakan Penyuluhan Mengenai Fungsi dan
Kegunaan Hutan Kota.................................................................................. 61
4.25 Keberadaan Hutan Kota Dukuh di Lingkungan Padat ................................. 62
4.26 Mendapatkan Penyuluhan dari Pemerintah DKI Jakarta Mengenai Fungsi
Hutan Kota Dukuh ....................................................................................... 63
4.27 Ikut Berpartisipasi dalam Penyuluhan Tersebut .......................................... 63
4.28 Mendapatkan Informasi Tentang Hutan Kota Dukuh .................................. 64
4.29 Hutan Kota Dukuh Tidak Berguna untuk Menunjang Kualitas Hidup
Masyarakat Sekitar ...................................................................................... 65
4.30 Hutan Kota Dukuh Tidak Berdampak pada Perubahan Perilaku
Masyarakat ................................................................................................... 66
4.31 Hutan Kota Dukuh Untuk Penelitian dan Pengembangan ........................... 67
4.32 Masyarakat Melakukan Pengerusakan Terhadap Hutan Kota Dukuh ......... 68
4.33 Hutan Kota Dukuh Dialih Fungsikan Menjadi Taman Kota ....................... 69
4.34 Hutan Kota Dukuh Diperluas dengan Menggusur Rumah Warga ............... 70
4.35 Hutan Kota Dukuh Dialih Fungsikan Sebagai Maal atau Tempat Kegiatan
Ekonomi ....................................................................................................... 71
4.36 Terdapat Pekerja Untuk Menjaga Hutan Kota Dukuh .................................. 71
4.37 Pemerintah Daerah Melibatkan Masyarakat Dalam Menentukan Keberadaan
Hutan Kota ................................................................................................... 72
4.38 Mengunjungi Hutan Kota Dukuh Untuk Kepentingan Rekreasi ................. 73
4.39 Mengunjungi Hutan Kota Dukuh Untuk Kepentingan Olahraga ................. 74
4.40 Mendapatkan Pamflet, Pengumuman, Brosur dari Pemerintah DKI Jakarta
Tentang Fungsi Hutan Kota di Lingkungan Padat ...................................... 75
4.41 Masyarakat Memberikan Dana Bantuan Untuk Penyelenggaraan
Hutan Kota ................................................................................................... 76
4.42 Skor Per Sub Variabel .................................................................................. 76
4.43 Skor Rata-rata Nilai Penelitian .................................................................... 77
x
DAFTAR GAMBAR
Hal
2.1 Gambar sketsa hutan kota strata 2 ................................................................... 17
2.2 Gambar sketsa hutan kota berbentuk bergerombol strata 2. ........................... 18
2.3 Gambar sketsa hutan kota berbentuk menyebar strata 2 ................................. 18
2.4 Gambar sketsa hutan kota berbentuk menyebar strata banyak ....................... 18
2.5 Gambar sketsa hutan kota berbentuk jalur strata 2. ........................................ 18
2.6 Kerangka Berfikir............................................................................................ 25
3.1 Peta Hutan Kota Dukuh .................................................................................. 26
3.2 Peta Persebaran Sampel Angket ..................................................................... 32
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Hasil Wawancara
2. Lampiran Hasil Perhitungan SPSS Validitas Angket
3. Lampiran Angket Penelitian
4. Lampiran Tabulasi Angket Penelitian
5. Lampiran Surat Keterangan Penelitian Kelurahan Dukuh Jakarta Timur
6. Lampiran Foto Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur
7. Lampiran Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya pertumbuhan suatu kota akan mengakibatkan
semakin kritisnya lingkungan fisik suatu kota tersebut, banyak
bermunculan fenomena masalah fisik lingkungan di perkotaan serta
berbagai macam masalah sosial. Tujuan pembangunan pada dasarnya
adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun fakta
yang terjadi saat sekarang ini memperlihatkan kondisi lingkungan yang
buruk berupa kerusakan hutan alam maupun hutan buatan termasuk
rusaknya ekosistem di perkotaan, tujuan pembangunan hanya dilihat dari
aspek ekonominya saja dan menghiraukan aspek-aspek yang lainnya.
Berdasarkan Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41.1
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan
yang benar).
Ayat tersebut menjelaskan mengenai tugas manusia untuk menjadi
pemimpin di muka bumi, bertugas mengurus dan mengelola bumi untuk
kemakmuran dan kesejahteraan. Manusia di karuniai akal sehingga dapat
memanfaatkan segala sesuatu yang terdapat di dunia ini tanpa harus
merusak.
Cita-cita untuk mensejahterakan masyarakat akan tercapai apabila
didukung oleh kebijakan yang mumpuni yang juga memperhitungkan
1 www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/30/40
2
manfaat keberadaan sumberdaya alam termasuk plasma nutfah pepohonan
dan jasa lingkungan khususnya ekosistem di perkotaan sebagai sumber
ekonomi tidak langsung.
Seperti halnya kota-kota besar di Indonesia, Jakarta mempunyai
luas yang terbatas. Menurut SK Gubernur No 171 Tahun 2007 luas
wilayah Provinsi DKI Jakarta terdiri atas daratan seluas 662,33 km2 dan
lautan seluas 6.977,5 km2.2 Pemanfaatan lahan di kota Jakarta yang terus
bertambah untuk pembangunan berbagai fasilitas dan infrastruktur
perkotaan sering kali mengubah suatu lahan, salah satunya lahan untuk
ruang terbuka hijau (RTH) demi menunjang kegiatan perekonomian
ataupun untuk tempat tinggal penduduk. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan diperkotaan terutama untuk pemukiman, sehingga wilayah
Jakarta menjadi padat dengan pemukiman penduduk, penduduk DKI
Jakarta berjumlah 8,9 juta jiwa pada malam hari dan 11 juta jiwa pada
siang hari, dengan kepadatan penduduk 130-150 jiwa/ha hingga 200-300
jiwa/ha3. Kepadatan penduduk adalah jumlah orang persatuan luas (per
km2, per mil
2) disuatu daerah, dan di negeri kita kepadatan penduduk
umumnya dinyatakan sebagai jumlah orang (penduduk) per km2 luas
wilayah.4
Berbagai permasalahan dihadapi oleh Jakarta yang telah berada
pada kondisi kronis, baik permasalahan dari segi sosial-masyarakat
(environmental degradation of societal nature) maupun permasalahan dari
segi lingkungan hidup (environmental degradation of physical nature).5
Ketimpangan sosial ekonomi yang semakin nyata, tingkat kriminalitas
yang semakin tinggi, daerah yang terkena dampak banjir semakin meluas
tiap tahunnya, kemacetan sering terjadi yang tak mengenal waktu, krisis
air bersih yang melanda beberapa wilayah di Jakarta, merupakan sebagian
2
SK GUBERNUR No 171 Tahun 2007
3 Joga Nirwono dan Iwan Ismaun, RTH 30%! Resolusi (kota) Hijau, (Jakarta: Kompas
Gramedia, 2011), h. 51
4 Rusli Said, Pengantar Ilmu Kependudukan, (Jakarta: LP3ES, 1984), h. 94
5 Bintarto, Interaksi Desa-Kota, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), h.36
3
kecil yang dihadapi oleh masyarakat Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta telah mengupayakan banyak hal untuk menangani permasalahan
dari segi sosial maupun lingkungan hidup yang dihadapi oleh Jakarta.
Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup dan merevitalisasi
ekosistem di perkotaan salah satunya dengan cara mengelola ruang terbuka
hijau (RTH). Menurut UU no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pemerintah Daerah diwajibkan memiliki ruang terbuka hijau sebanyak
30% dari total luas wilayah, terdiri atas 20% dikelola pemerintah daerah
dan 10% dimiliki masyarakat dan swasta.6
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berupaya untuk memiliki
ruang terbuka hijau sebanyak 30% dengan cara membangun 7 hutan kota
diwilayah Jakarta Timur agar sesuai dengan UU no 26 Tahun 2007 tentang
penataan ruang. Hutan kota adalah ialah cara pendekatan dan penerapan
salah satu fungsi hutan dalam kelompok vegetasi diperkotaan untuk
mencapai tujuan proteksi, rekreasi, estetika dan kegunaan khusus lainnya
bagi kepentingan perkotaan.7
Tujuh lokasi Hutan Kota di Jakarta Timur, yaitu: (1) Hutan Kota
Dukuh seluas 5.738 m2 di Kampung Dukuh, Kramat jati, (2) Hutan
Kota PT JIEP seluas 89.017 m2 di Kelurahan Jatinegara, Cakung,
(3) Hutan Kota Dongkal seluas 32.812 m2 di Kelurahan Cibubur,
Kecamatan Ciracas. (4) Hutan Kota Halim PK seluas 35.000 m2 di
Kelurahan Kebonpala, Makasar. (5) Hutan Kota Buperta Cibubur
seluas 273.200 m2 di Kelurahan Cipayung, Cipayung. (6) Hutan
Kota Mabes TNI Cilangkap seluas 144.300 m2 di Kelurahan
Cilangkap, Cipayung. (7) Hutan Kota Kopasus Cijantung seluas
17.500m2 di Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasa.
8
Hutan kota yang berada di wilayah Jakarta Timur dilengkapi
dengan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana interaksi
warga. Fasilitas dan sarana itu antara lain jogging track, taman bermain,
track jalan kaki, fasilitas olahraga, serta berbagai fasilitas lain. Keadaan
hutan kota yang ditunjang oleh berbagai fasilitas, umumnya jarang
6 UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
7 Endes N Dahlan, Hutan Kota Untuk Pengellan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan
Hidup, (Jakarta: APHI, 1992), h. 29.
8 http://timur.jakarta.go.id/menu-potensi-wilayah.html
4
dipergunakan atau dikunjungi oleh masyarakat sekitar, sehingga hutan
kota dibiarkan begitu saja oleh masyarakat sekitar. Keterlibatan
masyarakat dalam hal untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan
hutan kota sangat diharapkan. Masyarakat merupakan elemen yang sangat
penting untuk turut dilibatkan dalam kegiatan pembangunan karena
masyarakat sendirilah yang merasakan langsung dampak dari
pembangunan tersebut, ditambah pula dengan bergesernya paradigma
pembangunan dari top-down planning menjadi bottom-up planning yang
turut melibatkan masyarakat dalam setiap pembangunan ruang terbuka
hijau khususnya hutan kota.9
Hutan Kota Dukuh merupakan salah satu ruang terbuka hijau yang
berbentuk hutan kota yang berada di Jakarta tepatnya di wilayah
administrasi Jakarta Timur. Hutan Kota Dukuh berada di wilayah
kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati. Hutan kota Dukuh merupakan
satu dari 7 hutan kota yang berada di wilayah Jakarta Timur berdasarkan
SK Gubernur DKI Jakarta dan hutan kota Dukuh memiliki luas 5.738m2,
hutan kota ini berfungsi sebagai daerah resapan air dan juga menjadi
daerah ruang terbuka hijau.10
Hutan Kota Dukuh merupakan lahan yang di
akui oleh berbagai pihak, tetapi tidak ada yang membuktikan kepemilikan
lahan tersebut secara sah dimata hukum, dikarenakan status lahan tersebut
adalah wakaf. Sebelum dibangunnya Hutan Kota Dukuh lahan tersebut
hampir dijadikan lahan tempat pembungan sampah sementara, tetapi
warga RT 01 RW 02 menolak hal tersebut. Akhirnya lahan bekas tempat
pemakaman umum ini di bangun hutan kota oleh Dinas Kelautan dan
Pertanian Provinsi DKI Jakarta, hal ini yang meyebabkan warga sekitar
enggan mengunjungi hutan kota tersebut padahal telah di lengkapi oleh
berbagai macam fasilitas penunjang.
9 Elfin Rusliansyah, “Kajian Peluang Pelibatan Masyarakat dalam Pengembangan Hutan
Kota Srengseng Jakarta Barat”, makalah pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas
Diponegoro, Semarang, 2005, h 6, tidak dipublikasikan.
10
www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3907/Hutan-Kota-Dukuh-Jakarta-Timur
5
Keadaan hutan kota Dukuh yang berada di pemukiman padat,
mengakibatkan banyak warga masyarakat yang kurang peduli terhadap
keberadaan hutan kota tersebut, padahal keberadaan hutan kota tersebut
sangat penting keberadaannya karena memiliki banyak fungsi. Pemerintah
Daerah Provinsi DKI Jakarta seharusnya juga tidak hanya berfokus pada
besaran lahan (kuantitas) hutan kota, tetapi mengabaikan dari aspek fungsi
(kualitas) hutan kota tersebut.11
Sebagai kebijakan yang mengatur
pemanfatatan ruang bagi publik, kebijakan tata ruang dan hutan kota
adalah kebijakan yang berada pada posisi yang sangat strategis bagi
pemerintah pusat dan daerah, pembuatan dan pengimplementasian
kebijakan ini akan menjadi bukti dalam menjalankan tanggung jawab
untuk memenuhi hak publik, baik untuk mendapatkan akses ruang yang
tepat, kepentingan ekonomi, sosial, dan budaya maupun guna
mendapatkan lingkungan yang memenuhi standar kesejahteraan.12
Dalam penelitian yang berjudul, perbandingan penyelenggaraan
hutan kota di kota Samarinda Studi tentang implementasi kebijakan hutan
kota di kota Samarinda, yang terdapat di jurnal karya Yusrinda Prababeni
dapat disimpulkan adalah penunjukkan hutan kota sebagai tahap awal
penyelenggaraan hutan kota tidak dijalankan pemerintah sesuai dengan
prosedur yang ada dan dalam hal pengelolaan hutan kota, pengelolaan
hutan kota tidak dapat terselenggara dengan maksimal dikarenakan
pengelolaan hutan kota yang hanya dilakukan pada beberapa lokasi milik
pemerintah saja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Syamsu Rijal
Perencanaan Hutan Kota Dengan Sistem Informasi Geografis Di Kota
Watampone dapat disimpulkan pengembangan ruang terbuka hijau berupa
hutan kota pada kawasan yang padat penduduk dilakukan dengan cara
intensifikasi yaitu usaha penanaman tanaman untuk memperbaiki mutu
tata hijau pada wilayah-wilayah yang sebelumnya sudah merupakan
11 Joga Nirwono dan Iwan Ismaun, op. cit., h 32
12
Tien Wahyuni & Ismayadi Samsoedi, Kajian Aplikasi Kebijakan Hutan Kota di
Kalimantan Timur ( Review on Application of Urban Forest Policy in East Kalimantan, Jurnal
analisis kebijakan kehutanan, Vol 9, No 3, 2012, h 15.
6
daerah tata hijau dengan cara karena tidak memungkinkan lagi untuk
dilakukan penambahan luas ruang terbuka hijau, sedangkan pada daerah
yang masih memiliki lahan dilakukan ekstensifikasi yaitu dengan cara
upaya pemenambahan luasan/pengadaan luasan baru daerah tata hijau.
Penelitian yang dilakukan oleh Tien Wahyuni dan Ismayadi Samsoedin
mengenai Kajian Aplikasi Kebijakan Hutan Kota di Kalimantan Timur
(Review On Application Of Urban Forest Policy In East Kalimantan)
dapat disimpulkan, sebagai kebijakan yang mengatur pemanfatatan ruang
bagi publik, kebijakan tata ruang dan hutan kota adalah kebijakan yang
berada pada posisi yang sangat strategis bagi pemerintah pusat dan daerah,
pembuatan dan pengimplementasian kebijakan ini akan menjadi bukti
dalam menjalankan tanggung jawab untuk memenuhi hak publik, baik
untuk mendapatkan akses ruang yang tepat, kepentingan ekonomi, sosial,
dan budaya maupun guna mendapatkan lingkungan yang memenuhi
standar kesejahteraan.
Berdasarkan latar belakang dan beberapa penelitian yang telah
dilakukan tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai
penelitian ini, baik lapangan maupun penelitian kepustakaan dengan
memilih judul “Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan Kota di
Pemukiman Padat Penduduk, Studi Kasus: Hutan Kota Dukuh
Jakarta Timur”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut
diatas, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan
yang di teliti antara lain:
1. Meningkatnya pertumbuhan kota mengakibatkan semakin kritis
lingkungan fisik.
2. Permasalahan di DKI Jakarta yang telah berada pada kondisi kronis,
baik permasalahan dari segi sosial maupun permasalahan dari segi
lingkungan hidup.
7
3. Keadaan hutan kota yang ditunjang oleh berbagai fasilitas jarang
dipergunakan atau dikunjungi oleh masyarakat sekitar, sehingga hutan
kota dibiarkan begitu saja oleh masyarakat sekitar.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya lingkup masalah, maka penulis membatasi
penelitian pada pokok pernyataan sebagai berikut :
1. Keadaan hutan kota yang ditunjang oleh berbagai fasilitas jarang
dipergunakan atau dikunjungi oleh masyarakat sekitar, sehingga hutan
kota dibiarkan begitu saja oleh masyarakat sekitar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
perumusan masalah yang di ambil dalam penelitian ini adalah bagaimana
persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota dilingkungan padat?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tentang
persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota di lingkungan padat
penduduk, sehingga penelitian ini dapat menjadi rujukan pemerintah
daerah Jakarta untuk membangun atau menambah ruang terbuka hijau
terutama hutan kota di pemukiman padat penduduk.
2. Manfaat Penelitian
a. Kegunaan teoritis
Memberikan pengetahuan baru tentang manfaat hutan kota
kepada masyarakat DKI Jakarta khususnya dan rakyat Indonesia
pada umumnya, sehingga keberadaan hutan kota di Indonesia
dapat di tambah jumlahnya dan diperhatikan dengan baik.
b. Kegunaan praktis
8
1. Memberikan pemecahan masalah kepada Pemerintah DKI
Jakarta dan masyarakat tentang cara meningkatkan kualitas
hidup masyarakat DKI Jakarta yang salah satunya dengan
memperbanyak Ruang Terbuka Hijau berupa hutan kota di
DKI Jakarta.
2. Dapat menjadi masukan bagi masyarakat setempat berupa
rekomendasi tentang pemanfaatan hutan kota dilingkungan
sekitar.
3. Memberikan masukan bagi pemerintah khususnya dalam
dasar pertimbangan pengambilan kebijakan yang menyangkut
arahan dalam pola pemanfaatan ruang terbuka hijau terutama
hutan kota di wilayah masing-masing karena kaitannya
secara langsung dengan kondisi lingkungan.
4. Sebagai salah satu sumber data dan informasi bagi
pengembangan penelitian di bidang geografi selanjutnya.
5. Memperluas khasanah pengetahuan bagi pengembangan
lingkungan hidup.
8
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Perspsi Masyarakat
1. Pengertian Persepsi
Persepsi atau pengamatan adalah aktivitas jiwa yang
memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai
kepadanya melalui alat-alat inderanya; dengan kemampuan inilah
kemungkinan manusia/individu mengenali millieu hidupnya.1
Persepsi juga di artikan sebagai kemampuan untuk membeda-
bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya itu, disebut
sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan atau
persepsi.2
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang menggambungkan dan
mengorganisir data-data indra kita (pengindraan) untuk dikembangkan
sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita,
termasuk sadar akan diri kita sendiri.3
Jadi dapat disimpulkan, persepsi adalah proses suatu rangsangan
untuk mengorganisasikan pengamatan sedemikian rupa sehingga dapat
dikembangkan melalui alat inderanya.
2. Ciri Umum Persepsi
Pengindraan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini
disebut sebagai dunia persepsi dan agar dihasilkan suatu pengindraan
1 Sabri Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 2001), h. 45
2 Sarwono Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang) h., 39
3 Shaleh Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Kencana, 2008) h. 110
9
yang bermakna, ada ciri-ciri umum tertentu dalam dunia persepsi, antara
lain:4
a. Modalitas adalah rangsangan-rangsangan yang diterima harus
sesuai dengan modalitas tiap-tiap indra, yaitu sifat sensoris data
dan masing-masing data (cahaya untuk penglihatan; bau untuk
penciuman; suhu bagi perasa; bunyi bagi pendengaran; sifat
permukaan bagi peraba dan sebagainya).
b. Dimensi ruang adalah dunia persepsi mempunyai sifat ruang
(dimensi ruang); kita dapat mengatakan atas bawah, tinggi
rendah, luas sempit, latar depan latar belakang dan lain-lain.
c. Dimensi waktu adalah dunia persepsi mempunyai dimensi waktu,
seperti cepat lambat, tua muda, dan lain-lainnya.
d. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: objek-objek atau
gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang
menyatu dengan konteksnya, struktur dan konteks ini merupakan
keseluruhan yang menyatu.
e. Dunia penuh arti: dunia persepsi adalah dunia penuh arti dan kita
cenderung melakukan pengamatan atau persepsi pada gejala-
gejala yang mempunyai mekana bagi kita, yang ada hubungannya
dalam diri kita.
3. Hakikat Persepsi
Persepsi memiliki hakikat, antara lain:5
a. Persepsi merupakan kemampuan kognitif
Pada awal pembentukan persepsi, orang telah menentukan
apa yang telah diperhatikannya, setiap kali kita memusatkan
perhatian lebih besar kemungkinan kita akan memperoleh makna
dari apa yang kita tangkap, lalu menghubungkannya dengan
pengalaman yang lalu dan kemudian hari akan diingat kembali.
4
Ibid., h 111
5 Ibid., h 113
10
b. Peran atensi dalam persepsi
Beberapa psikolog melihat atensi sebagai jenis alat saringan
(filter), yang akan menyaring semua informasi pada titik yang
berbeda dalam proses persepsi. Atensi memiliki ciri-ciri tertentu,
yaitu intensitasnya dan keterbatasan pada kepastian.
4. Faktor-faktor Persepsi
Karena persepsi lebih bersifat psikologi daripada merupakan
proses penginderaan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi,
antara lain:6
a. Perhatian yang selektif
Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima
banyak sekali rangsangan dari lingkungannya. Meskipun
demikian, ia tidak harus menanggapi semua rangsangan yang
diterimanya untuk itu, individunya memutuskan perhatiannya
pada rangsangan-rangsangan tertentu saja. dengan demikian,
objek-objek atau gejala lain tidak akan tampil ke muka sebagai
objek pengamatan.
b. Ciri-ciri rangsang
Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan
lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling
besar di antara yang kecil; yang kontras dengan latar belakangnya
dan intensitas rangsangnya paling kuat.
c. Nilai dan kebutuhan individu
Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang
berbeda dalam pengamatannya dibanding seorang yang bukan
seniman. Penelitian juga menunjukan bahwa anak-anak dari
golongan ekonomi rendah melihat koin lebih besar daripada anak-
anak orang kaya.
6 Ibid., h 128
11
d. Pengalaman dahulu
Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi
bagaimana seorang mempersepsi dunianya. Cermin bagi kita
tentu bukan barang baru, tetapi lain halnya bagi orang-orang
Mentawai di pedalaman Siberut atau saudara kita di pedalaman
Irian.
5. Pengertian Masyarakat
Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari
wewenang dan kerjasama antar berbagai kelompok dan penggolongan,
dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia.7
Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehimpunan orang
yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan antara
aturan yang tertentu.8
Sementara itu masyarakat adalah orang-orang yang saling
berinteraksi dalam suatu wilayah terbatas yang diarahkan oleh
kebudayaan mereka.9
Jadi dapat disimpulkan, masyarakat adalah sekumpulan orang yang
hidup bersama, berinteraksi dan berkerjasama di suatu wilayah dan
terdapat aturan didalamnya yang mengikat.
a. Komponen-komponen Masyarakat
Menurut Gumilar, ada lima komponen-komponen dasar suatu
masyarakat, yaitu:10
1) Populasi, yakni warga-warga suatu masyarakat yang dilihat
dari setiap sudut pandangan kolektif. Secara sosiologis,
aspek-aspeknya yang perlu dipertimbangkan adalah: (a)
7 Nari Markus, Dinamika Sosial dan Pemekaran Daerah, (Yogyakarta: Ombak, 2010) h.6
8 Hartono & Arnicun Aziz. 2008. Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara) h. 88
9 Nurdin Amin & Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi Pengantar Memhami Konsep-
Konsep Sosiolog,. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006). h.35
10
Ibid, h. 22
12
aspek genetika yang konstan secara alamiah, (b) variabel
genetik, dan (c) variabel demografis.
2) Kebudayaan, hasil karya, cipta dan rasa dari kehidupan
bersama yang mencakup: (a) sistem lambang-lambang dan
(b) informasi.
3) Hasil-hasil kebudayaan material.
4) Organisasi sosial, yakni jaringan hubungan antara warga
masyarakat yang bersangkutan, antara lain mencakup: (a)
warga masyarakat secara individual, (b) peranan-peranan,
kelompok-kelompok sosial, dan (d) kelas-kelas sosial.
5) Lembaga-lembaga sosial dan sistemnya.
b. Unsur-unsur Masyarakat
Terdapat tiga unsur dari masyarakat, antara lain:11
1) Harus ada kelompok (pengumpulan) manusia, dan harus
banyak jumlahnya dan bukan mengumpulkan binatang.
2) Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal
dalam daerah tertentu.
3) Adaya aturan (undang-undang) yang mengatur mereka
bersama, untuk maju kepada satu cita-cita yang sama.
B. Kota dan Hutan Kota
1. Pengertian Kota
Pada umumnya “kota” itu diartikan sebagai suatu permukaan
wilayah dimana terdapat pemusatan (konsentrasi) penduduk dan
berbagai jenis kegiatan ekonomi, sosial budaya dan administrasi
pemerintah.12
Kota merupakan sebuah sistem, baik secara fisik maupun sosial
ekonomi, bersifat tidak statis yang sewaktu-waktu dapat menjadi tidak
11 Hartono & Arnicun Aziz, op. cit h. 90
12
Adisasmita Rahardjo, Pembangunan Kota Optimum, Efisiensi & Mandiri, (Jakarta:
Graha Ilmu, 2010), h. 49
13
teratur, sulit dikontrol, dan mempunyai pengaruh terhadap lingkungan
fisik seperti iklim.13
Kota adalah daerah pemukiman yang terdiri atas bangunan rumah
yang merupakan kesatuan tempat tinggaldari berbagai lapisan
masyarakat.14
Kota juga dapat didefinisikan sebagai suatu tempat
sejumlah besar orang menetap secara permanen dan tidak memproduksi
makanan mereka sendiri.15
Jadi dapat disimpulkan kota merupakan suatu permukaan wilayah
dimana terdapat pemusatan penduduk dan bersifat statis yang sewaktu-
waktu dapat tidak teratur yang terdiri dari bangunan rumah yang menjadi
tempat tinggal berbagai lapisan masyarakat dan tidak memproduksi
makanan mereka sendiri.
Kota menurut hirarkhi besarannya menurut NUDS (National
Urban Development Strategy) dapat diamati melalui jumlah penduduk
yang tinggal dan beraktivitas dikawasan tersebut, yang menurut sumber
tersebut bisa dibagi dalam 5 tingkatan:16
1. Kota Metropolitan, penduduk> 1.000.000
2. Kota Besar, penduduk 500.000 – 1.000.000
3. Kota Menengah, penduduk 100.000 – 500.000
4. Kota Kecil A, penduduk 50.000 – 100.000
5. Kota Kecil B, penduduk 20.000 – 50.000
2. Permasalahan Kota
Selanjutnya Bintarto mengatakan bahwa kemunduran lingkungan
kota yang juga dikenal dengan istilah “Urban Environment
Degradation” pada saat ini sudah meluas di berbagai kota di dunia,
13 Zoer’aini Irwan, Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota, Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), h. 47
14
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi ketiga. 2003. Balai Pustaka: Jakarta. h.
597
15
Henslin James M, Sosiologi dengan Pendekatan Membumi Edisi 6 Jilid 2. (Jakarta:
Erlangga, 2006), 197
16
Departemen Dalam Negeri RI, National Urban Development Strategy, Jakarta, 1985.
14
sedangkan di beberapa kota di Indonesia sudah nampak adanya gejala
yang membahayakan. Kemunduran atau kerusakan lingkungan kota
tersebut dapat dilihat dari dua aspek:17
Dari aspek fisis, (environmental degradation of physical nature), yaitu
gangguan yang ditimbulkan dari unsur-unsur alam, misalnya pencemaran
air, udara dan seterusnya.
a. Dari aspek sosial-masyarakat (environmental degradation of societal
nature), yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh manusianya sendiri
yang menimbulkan kehidupan yang tidak tenang, tidak nyaman dan
tidak tenteram.
Kepadatan penduduk merupakan permasalahan kota dari aspek
fisik. Kepadatan penduduk adalah kepadatan penduduk adalah jumlah
orang persatuan luas (per km2, per mil
2) disuatu daerah ,dan di negeri kita
kepadatan penduduk umunya dinyatakan sebagai jumlah orang
(penduduk) per km2 luas wilayah.
18
3. Pengertian Hutan Kota
Pemerintah Indonesia membuat Peratruran Pemerintah tantang
hutan kota. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63
Tahun 2002 Tentang Hutan Kota:
a. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak
dapat dipisahkan.
b. Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-
pohon yang kompak dan rapat didalam wilayah perkotaan baik pada
tanah negara maupun tanah hak, yang telah ditetapkan sebagai hutan
kota oleh pejabat yang berwenang
17 Bintarto, Interaksi Desa-Kota, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), h,36
18
Rusli Said, Pengantar Ilmu Kependudukan, (Jakarta: LP3ES, 1984) h. 94
15
Sedangkan menurut Fakuara, hutan kota ialah cara pendekatan dan
penerapan salah satu fungsi hutan dalam kelompok vegetasi diperkotaan
untuk mencapai tujuan proteksi, rekreasi, estetika dan kegunaan khusus
lainnya bagi kepentingan perkotaan.19
Menurut hasil rumusan Rapat Teknis di Jakarta pada bulan
Februari 1991 hutan kota didefinisikan sebagai suatu lahan yang
pertumbuhan pohon-pohon di dalam wilayah perkotaan di dalam tanah
negara maupun tanah milik yang berfungsi sebagai penyangga
lingkungan dalam hal peraturan tata air, udara, habitat flora dan fauna
yang memiliki nilai estetika dan dengan luas yang solid yang merupakan
ruang terbuka hijau pohon-pohonan, serta areal tersebut ditetapkan oleh
pejabat berwenang sebagai hutan kota.20
Jadi dapat disimpulkan hutan kota adalah hamparan lahan yang
berfungsi sebagai penyangga lingkungan dan terdapat kelompok vegetasi
yang bertujuan untuk proteksi, rekreasi dan estetika dan telah ditetapkan
sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
4. Bentuk Hutan Kota
Beberapa bentuk hutan kota adalah sebagai berikut.21
a. Jalur Hijau
Pohon peneduh jalan raya, jalur hijau dibawah kawat listrik tegangan
tinggi, jalur hijau ditepi jalan kereta api, jalur hijau di tepi sungai di
dalam kota atai di luar kota dapat di bangun dan di kebangkan
sebagai hutan kota guna diperoleh manfaat kualitas lingkungan
perkotaan yang baik.
19 Endes N Dahlan, Hutan Kota Untuk Pengellan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan
Hidup, (Jakarta: APHI Jakarta, 1992), h. 29.
20
Ibid., h. 30.
21
Ibid., h. 50.
16
b. Taman Kota
Taman dapat diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata
sedemikian rupa, baik sebagaian maupun semuanya hasil rekayasa
manusia untuk mendapatkan komposisi tertentu yang indah.
c. Kebun dan Halaman
Jenis tanaman yang ditanam di kebun dan halaman biasanya dari
jenis yang dapat menghasilkan buah. Halaman rumah juga dapat
memberikan prestise tertentu. Oleh sebab itu halaman rumah ditata
apik sedemikian rupa untuk mendapatkan citra, kebanggan dan
keindahan tertentu bagi empunya rumah maupun orang lain yang
memandang dan menikmatinya.
d. Kebun Raya, Hutan Kota dan Kebun Binatang
Kebun raya, hutan kota dan kebun binatang dapat dimasukkan ke
salah satu bentuk hutan kota. Tanaman berasal dari daerah setempat,
maupun dari daerah lain, baik dari daerah dalam negeri maupun luar
negeri.
e. Hutan lindung
Daerah pantai yang rawan akan abrasi air laut, hendaknya dijadikan
hutan lindung.
f. Kuburan dan Taman Makan Pahlawan
Pada temmat pemakaman banyak ditanam pephonan. Nampaknya
sebagai manifestasi kecintaan orang yang masih hidup terhadap
orang yang sudah meninggal tak akan pernah berhenti, selama pohon
tersebut masih berdiri tegak.
Menurut Zoer’aini Djamal Irwan bentuk hutan kota dapat
dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu:22
a. Bergerombol atau menumpuk, yaitu hutan kota yang dengan
komunitas vegetasinya terkonsentrasi pada suatu areal dengan
jumlah vegetasinya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat
yang tidak beraturan.
22 Zoer’aini Irwan, op. cit., h. 62.
17
b. Menyebar, yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu,
dengan komunitas vegetasinya tumbuh menyebar terpencar-pencar
dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil.
c. Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan
yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan
sungai, jalan, pantai, saluran dan sebagainya.
5. Struktur Hutan Kota
Struktur hutan kota ditentukan keanekaragaman vegetasi yang
ditanam sehingga terbangun hutan kota yang berlapis-lapis dan berstrata
baik secara vertikal maupun horizontal yang meniru hutan alam. Struktur
hutan kota merupakan komunitas tumbuh-tumbuhan yang menyusun kota
yang dapat diklasifikasikan menjadi:23
a. Berstrata dua
Komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota hanya terdiri dari
pepohonan dan rumput penutup atau penutup lainnya.
b. Berstrata banyak
Komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota selain terdiri dari
pepohohnan dan rumput juga terdapat semak, terna, liana, epifit,
ditumbuhi banyak anakan dan penutup tanah. Jarak tanam rapat tidak
beraturan dengan strata, serta komposisi mengarah meniru
komunitas tumbuh-tumbuhan hutan alam.
Gambar 2.1
Gambar sketsa hutan kota strata 2.
23 Ibid., h. 63.
18
Gambar 2.2
Gambar sketsa hutan kota berbentuk bergerombol strata 2.
Gambar 2.3
Gambar sketsa hutan kota berbentuk menyebar strata 2.
Gambar 2.4
Gambar sketsa hutan kota berbentuk menyebar strata banyak.
Gambar 2.5
Gambar sketsa hutan kota berbentuk jalur strata 2.
19
Bentuk dan strata hutan kota berbentuk mempengaruhi kualitas
lingkungan sekitarnya. Hasil penelitian pengaruh bentuk dan strata hutan
kota terhadap kualitas lingkungan di sekitarnya, antara lain:24
a. Hutan kota menurunkan suhu sekitarnya sebesar 3,46% disiang hari
pada pemulaan musim hujan. Hutan kota dengan komunitas vegetasi
berstrata dua menurunkan suhu pada yang berbentuk jalur sebesar
1,43% menyebar 3,60% bergerombol 3,18%. Hutan kota berstrata
banyak menurunkan suhu pada yang berbentuk menyebar 2,28% dan
bergerombol 3,04%.
b. Hutan kota berbentuk jalur strata dua menaikkan kelembaban
sebesar 1,77%, berbentuk menyebar strata banyak 4,66% dan hutan
kota bergerombol strata banyak menaikkan kelambaban sebesar
2,20%. Secara keseluruhan hutan kota menaikkan kelembapan
sebesar 0,81% disiang hari pada permulaan musim hujan.
c. Hutan kota berstrata dua menurunkan kebisingan pada yang
berbentuk jalur 5,54%, menyebar 21,87%, bergerombol 16,34%.
Hutan kota berbentuk menyebar strata banyak menurunkan
kebisingan 18,94% pada siang hari di permulaan musim hujan.
d. Hutan kota berstrata dua menurunkan kadar debu pada yang
berbentuk jalur sebesar 37,62%, menyebar 39,93%, bergerombol
51,14%. Hutan kota berstrata banyak menurunkan kadar debu pada
yang berbentuk menyebar 67,91% dan bergerombol 39,21%. Secara
keseluruhan hutan kota menurunkan kadar debu sebesar 46,13% di
siang hari pada permulaan musim hujan.
6. Tipe Hutan Kota
Setiap hutan memiliki tipe yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan tiap-tiap kota. Kota yang memiliki kuantitas air tanah yang
sedikit dan atau terancam masalah intrusi air laut, maka fungsi hutan kota
yang harus diperhatikan adalah sebagai penyerapan, penyimpanan dan
24 Ibid., h. 156.
20
pemasok air. Maka hutan kota yang cocok adalah hutan lindung didaerah
tangkapan airnya. Berikut adalah tipe-tipe hutan kota:25
a. Tipe pemukiman
Hutan kota didaerah pemukiman dapat berupa taman dengan
komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan
semak dan rerumputan. Umumnya digunakan untuk olahraga,
bersantai, bermain dan sebagainya.
b. Tipe kawasan industri
Hutan kota ini ditunjuk untuk mengatasi masalah limbah dari
industri dapat berupa partikel, aerosol, gas dan cairan dapat
menggangu kesehatan manusia dan dapat menimbulkan kebisingan
dan bau yang mengganggu kenyamaan.
c. Tipe rekreasi dan keindahan
Rekreasi pada kawasan hutan kota bertujuan menyegarkan kondisi
fisik. Untuk mendapatkan kesegaran diperlukan masa istirahat yang
terbebas dari rutinitas sambil menikmati wajah alam yang indah,
segar dan penuh kesegaran.
d. Tipe pelestarian plasma nutfah
Hutan konservasi bertujuan mencegah kerusakan, perlindungan dan
pelestarian sumberdaya alam. Bentuk hutan kota yang memenuhi
kriteria ini contohnya kebun raya, hutan raya dan kebun binatang.
e. Tipe perlindungan
Kota yang terletak pada kemiringan yang cukup tinggi dengan
tebing-tebing yang curam ataupun daerah tepian sungai perlu dijaga
dengan membangun hutan kota agar terhindar dari bahasa erosi dan
longsor.
f. Tipe pengamanan
Jalur hijau disepanjang tepi jalan tol. Tujuan pembuatan hutan kota
tipe ini adalah untuk mencegah kecelakaan dijalan, dengan menanam
perdu yang tliat dan jalur pohon pisang.
25 Endes N Dahlan, op. cit., h 47-52
21
7. Fungsi Hutan Kota
Fungsi hutan kota sangat tergantung pada komposisi dan
keanekaragaman dari komunitas vegetasi yang menyusunnya dan tujuan
perancangannya. Secara garis besar fungsi hutan kota dapat
dikelompokkan menjadi tiga fungsi berikut:26
a. Fungsi Lansekap meliputi fungsi fisik dan fungsi sosial, yaitu
sebagai berikut :
1) Fungsi fisik antara lain vegetasi sebagai unsur struktural
berfungsi untuk perlindungan terhadap kondisi fisik alam di
sekitar seperti angin, sinar matahari, pemandangan yang kurang
bagus dan terhadap bau. Kegunaan arsitektural vegetasi sangat
penting didalam tata ruang luar.
2) Fungsi lansekap yang meliputi fungsi sosial. Penataan vegetasi
dalam hutan kota yang baik akan memberikan tempat interaksi
sosial yang sangat produktif
b. Fungsi Pelestarian Lingkungan Dalam pengembangan dan
pengendalian kualitas lingkungan, fungsi lingkungan diutamakan
tanpa mengesampingkan fungsi-fungsi lainnya. Fungsi lingkungan
antara lain :
1) Menyegarkan udara atau sebagai ”paru-paru kota”
Fungsi menyegarkan udara dengan mengambil CO2 dalam
proses sintesis dan menghasilkan O2, yang sangat diperlukan
bagi makhluk hidup untuk pernapasan. Fotosintesis dengan
nama latin Phosynthesis Mensintesa adalah zat makanan (bahan
organik) dengan mendapat energi dari cahaya matahari, air
(H2O) dari tanah beserta asam arang (CO2) dari udara, diubah
jadi glokosa (C6 H12 O6) di daun untuk mengikat energi cahaya
matahari itu perlu ke hadiran klorofil (zat hijau daun) didaun.27
26 Zoer’aini Irwan, op. cit., h. 66
27
Yatim Wildan, Kamus Biologi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007), h.390
22
2) Menurunkan suhu kota dan mengingkatkan kelembaban
Kelembapan udara menunjukkan kandungan air di atmosfer
pada suatu saat dan waktu tertentu. Semakin banyak air yang
diuapkan, semakin banyak energi yang berbentuk panas laten
dan makin lembap udaranya. Uap air di atmosfer bertindak
sebagai pengatur panas (suhu udara) karena sifatnya yang dapat
menyerap energi radiasi matahari gelombang pendek maupun
gelombang panjang.
3) Sebagai ruang hidup satwa
Vegetasi atau tumbuhan selain sebagai produsen pertama dalam
ekosistem juga dapat menciptakan ruang hidup (habitat) bagi
makhluk hidup lainnya.
4) Penyanggah dan perlindungan Permukaan tanah dari erosi
Fungsi hutan kota lainnya adalah sebagai penyanggah dan
pelindung permukaan tanah dari air hujan dan angin untuk
ketersediaan air tanah dan pencegah erosi.
5) Pengendalian dan mengurangi polusi udara dan limbah
Untuk pengendalian atau mengurangi polusi udara, limbah dan
menyaring debu. Debu atau partikulat terdiri dari beberapa
komponan zat pencemar. Dalam sebutir debu terdapat unsur-
unsur seperti garam sulfat, sulfuroksida, timah hitam, asbestos,
oksida besi, silika, jelaga dan unsur kima lainnya. Berbagai hasil
penelitian lainnya menunjukkan bahwa vegetasi dapat
mengakumulasi berbagai jenis polutan.
6) Peredaman kebisingan
Kebisingan adalah suara yang berlebihan, tidak diinginkan dan
sering disebut ”polusi tidak terlihat” yang menyebabkan efek
fisik dan psikologis. Tingkat kebisingan yang dapat dikontrol
oleh vegetasi tergantung pada jenis spesies, tinggi tumbuhan,
kerapatan dan jarak tumbuhan. Bagian tumbuhan yang paling
23
efektif untuk absorpsi adalah bagian yang memiliki daun tebal,
berdaging dengan banyak petiole.
7) Tempat pelestarian plasma nutfah dan bioindikator
Hutan kota berfungsi sebagai tempat pelestarian plasma nutfah
dan bioindikator dari timbulnya masalah lingkungan seperti
hujan asam. Karena tumbuhan tertentu akan memberikan reaksi
tertentu terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di
sekitarnya.
8) Menyuburkan tanah
Sisa-sisa tumbuhan akan dibusukkan oleh mikroorganisme dan
akhirnya terurai, lalu menjadi humus atau materi yang
merupakan sumber harta mineral bagi tumbuhan.
c. Fungsi Estetika
Karakteristik visual atau estetika erat kaitannya dengan rekreasi.
Ukuran bentuk, warna dan tekstur tanaman serta unsur komposisi
dan hubungannya dengan lingkungan sekitarnya merupakan faktor
yang mempengaruhi kualitas estetika. Hutan selain memberikan
hasil utama dan sebagai sumber air juga.
C. Hasil Penelitian Relevan
Hasil penelitian relevan di pergunakan untuk menjadi bahan rujukan
penulis dalam meneliti skripsi ini dan terdapat empat hasil penelitian, antara
lain:
No Nama Peneliti Tahun Judul Perbedaan
dengan
penelitian
Persamaan
dengan
penelitian
1 Eva Siti Sundari 2010 Studi Untuk
Menentukan
Fungsi Hutan
Kota Dalam
Dalam
penelitian ini
tidak
disebutkan
Membahas
Fungsi Hutan
Kota di
Perkotaan
24
Masalah
Lingkungan
Perkotaan
tempat
penelitian
2 Yusrinda
Prababeni
2013 Perbandingan
Penyelenggaraan
Hutan Kota di
Kota Samarinda
Studi Tentang
Implementasi
Kebijakan Hutan
Kota di Kota
Samarinda
Dalam
penelitian ini
dibahas
mengenai
peraturan
pemerintah
daerah
mengenai
hutan kota
yang terdapat
di Samarinda
Dalam
penelitian ini
terdapat
pembahasan
mengenai
segala bentuk
hutan kota
3 Tien Wahyuni
dan Ismayadi
Samsoedin
2012 Kajian Aplikasi
Kebijakan Hutan
Kota di
Kalimantan
Timur
Dalam
penelitian ini
terdapat
kajian
mengenai
kesesuaian
Peraturan
Daerah yang
terdapat di
Kalimantan
Timur
mengenai
hutan kota
Dalam
penelitian ini
membahas
mengenai
struktur hutan
kota
4 Lydia Hatta Persepsi
Masyarakat
Terhadap Fungsi
Dalam
penelitian ini
hanya
Dalam
penelitian ini
membahas
25
Ekologis
Buperta Sebagai
Hutan Kota
(Studi kasus
Pada Hutan Kota
Buperta
Cibubur)
membahas
fungsi
ekologis
hutan kota
saja.
persepsi
masyarakat
mengenai
fungsi hutan
kota
D. Kerangka Berfikir
Gambar 2.6
Permasalahan
Sosial
Permasalahan
Fisis
Perilaku Negatif
Usulan Strategis
Perilaku Positif
Internal Eksternal
Fungsi Lansekap Fungsi
Keindahan
Persepsi
Masyarakat
Fungsi
Pelestarian
Lingkungan
Hutan Kota
Kota
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Kota Dukuh yang terletak
di garis lintang 6° 17' 17.46" S dan garis bujur 106° 52' 26.80" T,
berada di wilayah kelurahan Kampung Dukuh, Kecamatan Kramat
Jati wilayah administrasi Jakarta Timur.
Gambar 3.1
Peta Hutan Kota Dukuh
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada November sampai
September, dengan perincian kegiatan penelitian berdasarkan table
berikut:
27
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Nov
Seminar
Proposal
Revisi
Proposal
Menyusun
Bab I-III
Membuat
instrumen
pengumpulan
data
Melakukan
penelitian
atau
pengambilan
data di
lapangan
Mengelola
data
Menyusun
bab IV-V
Sidang
Munaqosah
B. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif
dan kualitatif (mixed methods), dasar dari penggunaan metode kuantitatif
dan kualitatif dalam satu kesatuan memberikan pemahaman yang lebih
baik akan masalah penelitian dibandingkan hanya dengan menggunakan
28
satu metode saja.1 Mixed methods digunakan karena peneliti menggunakan
jenis pengumpulan data yang bersifat kuantitatif dan kualititatif sehingga
menghasilkan data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, dengan
terdapatnya dua jenis data tersebut membuat penelitian menjadi lebih
mendalam.
C. Sumber Data
Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan data-data yang akurat
untuk membahas dan menganalisis persepsi masyarakat terhadap fungsi
hutan kota. Data untuk penelitian adalah data primer dan data sekunder.
a. Sumber data primer diperoleh dari informan yang ditunjuk. Para
informan tersebut adalah :
1) Kelapa Kelurahan Kampung Dukuh Jakarta Timur.
2) Ketua RW dan RT di Kelurahan Dukuh Jakarta Timur.
3) Masyarakat sekitar Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur.
b. Sumber data sekunder yakni data lain yang terkait dengan hutan kota
seperti dari jurnal dan skripsi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Ada empat teknik pengumpulan data di lapangan yaitu:
1. Observasi partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan
apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka
dukanya. Peneliti menggunakan jenis observasi non-sistemis, yang
1 Iwan Dudy Gunawan, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Tugas (Task-Based
Learning) Bagi Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris (Studi Kasus pada
Mahasiswa Perguruan Tinggi di Bandung), Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia: 2013,
Tidak dipublikasikan
29
berarti observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.2
2. Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
menumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi dan kuisioner.
3. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tidak terstruktur, dengan tidak menggunakan pedoman wawancara,
tetapi pedoman wawancara yang di gunakan hanya berupa garis besar
permasalahan yang akan di tanya.3 Kemudian satu persatu di perdalam
dengan cara meminta kejelasan lebih lanjut.
4. Kuesioner/Angket
Teknik kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.4 Bentuk
pertanyaan kuesioner penelitian ini adalah pertanyaan tertutup, yaitu
pertanyaan yang tidak memberikan alternatif jawaban, responden
hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang ada. kuesioner
diberikan kepada warga di sekitar Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur.
Pengukuran tingkat persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan
kota di lingkungan padat penduduk menggunakan kuesioner yang
didasarkan atas sistem penilaian skala Likert. Skala Likert adalah
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013) h. 200
3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta 2012), h 197
4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 199
30
skala yang sering digunakan dalam penelitian survei dengan orang
menyatakan sikap atau tanggapan lain sehubungan dengan kategori
tingkat ordinal (misal, setuju, tidak setuju) yang diperingatkan
sepanjang kontinum.5
Jawaban dalam setiap item kuisioner menggunakan skala
Likert, dengan menggunakan kata-kata sebagai berikut:
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
1) Sangat tidak baik
2) Tidak baik
3) Ragu-ragu
4) Baik
5) Sangat baik
1) Tidak pernah
2) Jarang
3) Ragu-ragu
4) Sering
5) Sering sekali
Jawaban tersebut diberikan skor untuk mempermudah
menganalisis jawaban secara kuantitatif, antara lain:
1. Sangat Setuju/Sangat Baik/Sering Sekali Skor 5
2. Setuju/Baik/Sering Skor 4
3. Ragu-ragu Skor 3
4. Tidak Setuju/Tidak Baik/Jarang Skor 2
5. Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Baik/Tidak Pernah Skor 1
Kriteria yang terdapat di tabel 3.2 bertujuan untuk
menghitung prosentase secara keseluruhan sub variabel maupun
variabel penelitian.6
5 Neuman Lawrence W, Metodologi Penelitian Sosial: pendekatan kualitatif dan
Kuantitatif Edisi 7, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 255
6 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 354
31
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian
No Kategori Penilaian
1 81% – 100% Sangat Baik
2 61% – 80% Baik
3 41% – 60% Cukup
4 21% – 40% Tidak Baik
5 0% – 20% Sangat Tidak Baik
Menentukan prosentase digunakan perhitungan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:7
1. Menentukan Nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui
dengan mengalihkan item pertanyaan dengan skor tertinggi.
2. Menghitung Nilai Skor (NS), nilai ini merupakan rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
3. Menentukan ketegori, yaitu dengan menggunakan rumus :
x 100%
E. Polupasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah suatu himpunan dengan sifat-sifat yang
ditetukan oleh peeliti sedemikian rupa sehingga setiap
individu/variabel/data dapat dinyatakan dengan cepat apakah individu
tersebut menjadi anggota atau tidak.8 Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh warga RT 01/RW 02 Kelurahan Dukuh Jakarta Timur
yang berjumlah 348 jiwa.
7 Fuzi Novianti, Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Jurusan
IPS Dalam Pelaksanaan PPKT di Sekolah, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2015 Tidak Dipublikasikan
8 Tim Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman
Penulisan Skripsi, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 53
32
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari unit-unit dalam populasi yang ciri
atau karakteristiknya benar-benar diselidiki.9 Sedangkan dalam
pengambilan sampel, teknik yang digunakan adalah random sampling,
yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.10
Maka untuk sampel wilayah dalam penelitian ini adalah wilayah
di RT 01 RW 02 dikarenakan wilayah Hutan Kota Dukuh terdapat di
area tersebut dengan total sampel berjumlah 35 responden karena
mengambil 10% dari jumlah populasi. Mengenai ukuran sampel,
apabila subjek penelitiannya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi
jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
lebih.11
Berikut merupakan peta persebaran angket penelitian.
Gambar 3.2
Peta Persebaran Sampel Angket
9 Ibid.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2009), h, 114
11 Suharsimi Arikunto, op. cit, h. 112
33
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah bentuk konsepsi atau sifat yang akan dipelajari dan
variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai
yang berbeda, sehingga variabel merupakan suatu yang bervasiasi
sehingga variabel merupakan suatu kualitas dengan variabel tersebut
sorang peneliti dapat menganalisis serta menarik kesimpulan.12
Pada tabel
3.3 akan dijabarkan variabel pada penelitian ini.
Tabel 3.3
Variabel Peelitian
Variabel Sub Variabel Sub Indikator Variabel
Persepsi Masyarakat
Terhadap Fungsi
Hutan Kota di
Lingkungan Padat
Pengetahuan
Masyarakat Mengenai
Fungsi Hutan Kota
Penyuluhan mengenai
fungsi hutan kota
Pendidikan
Fungsi Hutan Kota
Lanskep Fisik
Sosial
Pelestarian
Lingkungan
Menyegarkan udara
atau sebagai “paru-paru
kota”
Menurunkan suhu kota
dan meningkatkan
kelembaban
Ruang hidup satwa
Penyanggah dan
perlindungan
permukaan tanah dari
erosi
Pengendalian dan
12 Hatimah Ihat. Penelitian Pendidikan. (Bandung: Upi Press, 2007) h. 67
34
mengurangi polusi
udara dan limbah
Peredam kebisingan
Tempat pelestarian
plasma nutfah &
biondikator
Menyuburkan tanah
Estetika Rekreasi
Olahraga
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, secara garis
besar pekerjaan analisis data meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan setelah
penelitian selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini
penting karena kenyatannya data yang terhimpun kadang kala
belum memenuhi harapan peneliti.13
2. Koding
Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke
dalam kategori-kategori dan biasanya klasifikasi dilakukan dengan
cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada jawaban
masing-masing responden.14
3. Tabulasi
Memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur
angka-angka serta menghitungnya.15
Proses tabulasi berguna untuk
mengambarakan frekuensi di setiap item yang peneliti akan
kemukakan.
13 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana. 2010), h. 165
14
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Bumi Aksara,
2003), h. 154. 15
Burhan Bungin, op.cit, h. 168
35
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.
Deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data non parametik
kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang akan digunakan sebagai
bahan untuk mendapatkan kesimpulan dari persepsi masyarakat terhadap
fungsi hutan kota dilingkungan padat yang akan diolah menggunakan
teknik skoring. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Presentasi
F = Frekuensi
N = Banyaknya Responden
Setelah perhitungan dilakukan, hasil perhitungan tersebut
merupakan sebuah persentase, untuk mempermudah proses penafsiran data
menggunakan parameter yang digunakan oleh Effendi dan Manning.
Kriteria persentase digunakan secara dirinci sebagai berikut:16
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Presentase
Presentase Kriteria
100 Seluruhnya
75-99 Sebagian Besar
51-74 >Setengahnya
50 Setengahnya
25-49 <Setengahnya
1-24 Sebagian Kecil
0 Tidak Ada
16 Sodikin, Persepsi Masyarakat Petani Tambak Terhadap Kelestarian Hutan Mangrove
di Desa Pabean Ilir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu, Skripsi pada Universitas
Pendidikan Indonesia: 2010, Tidak dipublikasikan
P =
x 100%
36
I. Uji Instrumen
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.17
Instrumen yang tidak
valid tidak akan mendapatkan data yang benar sehingga kesimpulan
penelitian tidak sesuai dengan kenyataan, sebaliknya apabila
instrumen memiliki tingkat validitas yang tinggi, maka akan di dapat
data yang benar dan kesimpulan penelitian sesuai dengan kenyataan.
Validasi dilakukan di warga RT 07 dan 08 RW 02 Kelurahan Sunter
Jaya, dengan 50 butir soal pertanyaan angket dan dibagikan ke 30
responden. Daerah Sunter terdapat Hutan Kota Sunter yang terdapat di
wilayah administrasi Jakarta Utara.
Validitas bertujuan untuk mengetahui kevalidan dari kuesioner
yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan
mengkorelasi skor variabel jawaban responden dengan total skor
setiap variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai
kritis pada taraf siginifikan 0,05 dan 0,01. Adapun perhitungan
korelasi product moment, dengan rumus seperti:
∑ ∑ ∑
√(( ∑ ) (∑ ) ( ∑ (∑ ) ))
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
n = Banyaknya sampel
x = Skor masing-masing item
y = Skor total variabel
17 Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan,. (Jakarta: Kencana, 2011), h. 269
37
2. Uji Reliabilitas
Reliabel lebih mudah dimengerti, dengan memperhatikan tiga
aspek dari suatu alat ukur, yaitu: (1) kemantapan, (2) ketepatan dan
homogenitas.18
Instrumen yang reliabel tidak bersifat tendensius yang
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu dan
instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut konsisten atau
ajek dalam hasil ukurnya sehingga dapat dipercaya.
Pertanyaan yang telah valid kemudian baru diukur
reliabilitasnya. Butir pertanyaan yang dikatakan valid dianalisis
reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Alpha croanbach, dengan
rumus seperti:
r (k
(k ))
b
)
Keterangan :
r = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b2 = Jumlah varians butir
12 = Varians total
Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah dengan
membandingkan nilai r tabel dengan nilai alpha. Dengan ketentuan
bila r alpha > r tabel, maka alat peneliti reliable.
18 Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineke Cipta, 2013) h. 181
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian
a. Letak dan Luas
Kelurahan Dukuh merupakan salah satu dari tujuh kelurahan
yang terletak sebelah timur Kecamatan Kramat Jati, Kota
Administrasi Jakarta Timur dan secara geografis terdapat di wilayah
timur Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan dengan Keputusan
Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989, batas-batas
wilayah Kelurahan Dukuh adalah sebagai berikut:
1) Sebelah Utara: Kali Cipinang / Kelurahan Kramat Jati
2) Sebelah Timur: Jalan Tol Jagorawi / Kelurahan Pinang Ranti
3) Sebelah Selatan: Ring Road / Kelurahan Rambutan
4) Sebelah Barat: Kali Cipinang / Kelurahan Rambutan
Kelurahan Dukuh memiliki luas wilayah 198,09 Ha, yang
didalamnya terdapat sebanyak 6 Rukun Warga (RW) dan 66 Rukun
Tangga (RT), hal tersebut berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI
Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989 Penyempurnaan Batas dan Luas
wilayah sebagai pelaksanaan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta
Nomor 1251 Tahun 1986 tentang Pemecahan, Penyatuan, Penetapan
Batas, Perubahan Nama Kelurahan dan Penetapan Luas Wilayah
Kelurahan.
b. Iklim
Curah hujan tahunan di sekitar kawasan ini cukup tinggi 2.800
mm/tahun, atau rata-rata 248 mm/bulan, dengan hari hujan
149/tahun atau 12,5 hari hujan/bulan, dengan rataan suhu udara
38
harian kurang lebih 29,1o C, dengan rataan kelembaban udara
berkisar 79-84%.
c. Jenis Tanah
Kawasan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur ini memiliki jenis
tanah yang merupakan struktur alluvium sungai, yang mengandung
lumpur dan bongkahan-bongkahan andesit basah, dikarenakan
wilayah ini merupakan kawasan yang dilintasi oleh Sungai Cipinang.
d. Hidrologi
Kondisi hidrologi berkaitan dengan sumber air yang
dipergunakan oleh suatu penduduk di suatu daerah, baik untuk industri
maupun keperluan rumah tangga.
Kelurahan Dukuh merupakan daerah yang di lewati oleh aliran
Kali Cipinang yang berair sepanjang tahun, Kali Cipinang berhulu
dikawasan Situ Jati Jajar sebelah barat Lapangan Golf Emeralda
mengalir melewati Ciracas, Kampung Rambutan, Halim Perdana
Kusuma, Kebon Nanas, Cipinang Besar dan bermuara di Kali Sunter.
Kali Cipinang sering kali meluap ketika musim penghujan yang
mengakibatkan banjir untuk daerah yang di lintasi kali tersebut,
termasuk Kelurahan Dukuh yang terkena dampaknya.
e. Penggunaan Lahan
Berdasarkan laporan hasil kegiatan pembinaan Pemerintahan
Kelurahan Dukuh, lahan yang terdapat di Kelurahan Dukuh digunakan
untuk berbagai macam penggunaan seperti perumahan, industri,
pemakaman, fasilitas umum dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat di
lihat pada tabel 4.1
39
Tabel 4.1
Penggunaan Lahan
No Peruntukan Tanah Luas (Ha)
1 Perumahan 159,259
2 Industri 3,100
3 Fasilitas Umum 14,857
4 Pemakaman 1,194
5 Lain-lain 19,599
Jumlah 198,09
Berdasarkan tabel 4.1 mengenai kegunaan lahan di wilayah
Kelurahan Dukuh dapat disimpulkan bahwa luas perumahan
merupakan mayoritas penggunaan lahan yang terdiri dari 159,259
Ha.
2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian
a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data penduduk pada bulan Juli Tahun 2015
Kelurahan Dukuh memiliki jumlah penduduk sebanyak 26.081 jiwa,
yang diantaranya terdapat 3 jiwa warga negara asing. Berdasarkan
rincian jenis kelamin terdiri dari 13.625 jiwa laki-laki, 13.149 jiwa
perempuan. Untuk mengetahui angka kepadatan penduduk
Kelurahan Dukuh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kepadatan Penduduk = Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
= 26.081
198,09 Ha
= 1.316 Jiwa/km2
40
Merujuk kepada kategori kepadatan penduduk yang terdapat di
dalam UU No 56 Tahun 1960, yaitu terdapat 4 kategori yang
menyangkut jumlah penduduk, antaralain sebagai berikut:
1) 0-50 jiwa/km2 dikatakan wilayah penduduk tidak padat
2) 51-250 jiwa/km2 dikatakan wilayah kurang padat
3) 251-400 jiwa/km2 dikatakan wilayah cukup padat
4) > 400 jiwa/km2 dikatakan wilayah padat
Dari kategori tersebut, dapat ambil kesimpulan kepadatan
Kelurahan Dukuh termasuk kedalam kepadatan > 400jiwa/km2 , berarti
kepadatan penduduk Kelurahan Dukuh termasuk ke dalam kategori
wilayah yang padat.
b. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk ialah pengelompokan atau susunan
penduduk yang terdiri dari kriteria tertentu antara lain kriteria usia
dan jenis kelamin, angkatan kerja, dan rasio ketergantungan.
komposisi penduduk penting untuk diketahui karena berbagai
susunan beserta perubahan perubahannya, dapat dijadikan dasar bagi
program dan kebijakan pemerintah.
1) Komposisi Berdasarkan usia dan jenis kelamin
Berdasarkan data penduduk pada bulan Juli Tahun 2015
Kelurahan Dukuh memiliki jumlah penduduk sebanyak 26.081
jiwa, yang diantaranya terdapat 3 jiwa warga negara asing.
Berdasarkan rincian jenis kelamin terdiri dari 13.625 jiwa laki-
laki, 13.149 jiwa perempuan. Tabel 4.2 akan menjelaskan lebih
rinci mengenai komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis
kelamin.
41
Tabel 4.2
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Umur WNI WNA Jml
Total LK PR Jumlah LK PR Jumlah
0 – 4 1.234 1.128 2.362 - - 0 2.362
5 – 9 1.218 1.135 2.353 - - 0 2.353
10-14 1.139 1.119 2.258 - - 0 2.258
15-19 1.087 1.029 2.116 - - 0 2.116
20-24 1.184 1.125 2.309 - - 0 2.309
25-29 1.434 1.510 2.944 - - 0 2.944
30-34 1.445 1.352 2.797 - - 0 2.797
35-39 1.254 1.318 2.572 - - 0 2.572
40-44 1.113 1.040 2.153 - - 0 2.153
45-49 921 845 1.766 - - 0 1.766
50-54 632 675 1.307 2 1 3 1.310
55-59 481 427 908 - - 0 908
60-64 243 236 479 - - 0 479
65-69 171 124 295 - - 0 295
70-74 69 53 122 - - 0 122
>70 25 32 57 - - 0 57
Jml 13.650 13.148 26.798 2 1 3 26.801
Berdasarkan Tabel 4.2 penduduk Kelurahan Dukuh
didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dan Kelurahan Dukuh
memiliki lebih banyak penduduk usia produktif di banding usia
non produktif. Untuk mengetahui sex ratio di Kelurahan Dukuh
menggunakan rumus:
Sr =
x 100%
42
=
x 100%
= 103 Jiwa
Berdasarkan perhitungan diatas maka sex ratio untuk
wilayah Kelurahan Dukuh adalah tiap 100 orang perempuan
terdapat 103 orang laki-laki. Untuk mengetahui rasio
ketergantungan penduduk (depedency ratio) Kelurahan Dukuh
dengan menggunakan rumus:
Dr =
x 100%
Dr =
x 100%
Dr =
x 100%
Dr = 38,4
Berdasarkan perhitungan diatas maka angkat
ketergantungan (depedency ratio) Kelurahan Dukuh adalah 38
jiwa. Artinya bahwa setiap 100 orang penduduk produktif harus
menanggung 38 orang non produktif.
2) Komposisi berdasarkan mata pencaharian
Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian
menggambarkan mengenai kecenderungan pendapatan masyarakat
di Kelurahan Dukuh Jakarta Timur. Tabel 4.3 akan menjelaskan
secara terperinci mengenai pekerjaan penduduk kelurahan
Kampung Dukuh Jakarta Timur.
43
Tabel 4.3
Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah/Jiwa
1 Bidang Pertanian -
2 Kary Swasta/Pemerintahan/ABRI 6.762
3 Pedagang 5.915
4 Buruh Tani 841
5 Pensiunan 5.400
6 Pertukangan 468
7 Pengangguran 591
8 Fakir Miskin 607
9 Lain-Lain 6.217
Jumlah 26.801
Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa mayoritas
mata pencaharian penduduk Kelurahan Dukuh adalah sebagai
karyawan swasta, pemerintah dan ABRI sebanyak 6.762 jiwa.
3) Komposisi berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan suatu masyarakat berdampak kepada
kualitas atau kesejahteraan hidupnya yang lebih baik, termasuk
bagaimana masyarakat dapat menyerap suatu informasi dengan
mudah. Pendidikan merupakan faktor penting yang harus di
peroleh oleh setiap warga masyarakat yang ingin meningkatkan
kualitas hidup yang lebih baik.
44
Tabel 4.4
Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 Tidak Sekolah 1.677
2 Tidak Tamat SD 2.202
3 Sekolah Dasar 5.786
4 SMP 8.886
5 SLTA 5.078
6 Akademi (D1-D3) / Sarjana (S1-S3) 1.986
Jumlah 25.615
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan penduduk Kelurahan Dukuh adalah SMP dengan
8.886 jiwa.
B. Kondisi Daerah Hutan Kota di Daerah Penelitian
1. Letak dan Luas Hutan Kota
Hutan Kota Dukuh berada di Jakarta tepatnya di wilayah
administrasi Jakarta Timur. Hutan Kota Dukuh berada di wilayah
kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati. Hutan kota Dukuh merupakan
satu dari 7 hutan kota yang berada di wilayah Jakarta Timur berdasarkan
SK Gubernur DKI Jakarta dan hutan kota Dukuh memiliki luas 5.738 m2
atau 0,5 hektar.
2. Jenis Vegetasi Hutan Kota
Hutan Kota Dukuh memiliki beranekaragam vegetasi yang
memilik banyak fungsi antaranya sebagai penyangga kehidupan daerah
sekitar bahkan kerapatan vegetasi di Hutan Kota Dukuh dikategorikan
secara rata-rata sangat rapat vegetasinya. Vegetasi yang terdapat di Hutan
Kota Dukuh, antara lain:
45
Tabel 4.5
Vegetasi Hutan Kota Dukuh
No Nama Latin Nama Lokal
1 Samanea saman Trambesi
2 Swietenia mahagoni Mahoni
3 Paraserianthes falctaria Sengon
4 Adenanthera pavonila Saga
5 Terminalia catapa Ketapang
6 Parkia speciosa Petai Cina
7 Bambusa spp Bambu
3. Fauna hutan kota
Fauna yang terdapat di Hutan Kota Dukuh berdasarkan hasil observasi
terdapat berbagai macam, seperti:
Tabel 4.6
Fauna Hutan Kota Dukuh
No Nama Latin Nama Lokal
1 Lonchura sp Burung emprit
2 Pycononotus surigaster Burung kutilang
3 Mabuia sp Kadal
4 Raffus sp Tikus
5 - Kupu-kupu
6 - Belalang
7 - Kalajengking
8 - Katak
C. Hasil Angket
Berdasarkan hasil angket mengenai persepsi masyarakat terhadap
fungsi hutan kota di lingkungan padat menyatakan bahwa persepsi
masyarakat baik terhadap keadaan fungsi keadaan hutan kota di lingkungan
padat, tetapi keberadaan hutan kota kurang di manfaatkan oleh masyarakat
sekitar, berikut rincian masing-masing angket:
46
1. Memperbaiki Mutu Lingkungan dengan Cara Mengelola RTH
Mengelola ruang terbuka hijau merupakan salah satu upaya untuk
memperbaiki lingkungan fisik wilayah perkotaan yang telah rusak akibat
pembangunan. Berikut merupakan hasil angket tabel 4.7 mengenai ruang
terbuka hijau dapat memperbaiki mutu lingkungan.
Tabel 4.7
Memperbaiki Mutu Lingkungan dengan Cara Mengelola RTH
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 20 57,1%
5 Sangat Setuju 15 42,9%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.5 terdapat 57,1% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa memperbaiki lingkungan dapat dengan
cara mengelola ruang terbuka hijau, sedangkan 42,9 yang ditafsirkan
kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa memperbaiki
lingkungan dengan cara mengelola ruang terbuka hijau. Jadi dapat
disimpulkan bahwa masyarakat persepsi daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh setuju mengelola ruang terbuka hijau dengan baik dapat
memperbaiki lingkungan.
2. Mendukung Pemerintah DKI Menambah Jumlah Hutan Kota
Berdasarkan hasil angket mengenai mendukung pemerintah DKI
Jakarta terhadap kebijakan untuk menambah jumlah ruang terbuka hijau
berupa hutan kota terdapat di tabel 4.8
47
Tabel 4.8
Mendukung Pemerintah DKI Menambah Jumlah Hutan Kota
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 19 54,2%
5 Sangat Setuju 16 45,8%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.8 terdapat 574,2% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa mereka mendukung Pemerintah DKI
Jakarta untuk menambah jumlah hutan kota yang terdapat di DKI Jakarta,
sedangkan 45,8% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden
sangat setuju bahwa mereka sangat setuju Pemerintah DKI Jakarta untuk
menambah hutan kota yang terdapat di DKI Jakarta. Jadi dapat
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh setuju untuk mendukung Pemerintah DKI Jakarta menambah
jumlah hutan kota yang terdapat di DKI Jakarta.
3. Hutan Kota Dukuh Mencegah Banjir
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
mencegah banjir yang terdapat di wilayah sekitar dan merupakan fungsi
kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.9
Tabel 4.9
Hutan Kota Dukuh Mencegah Banjir
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
48
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 19 54,2%
5 Sangat Setuju 16 45,8%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.9 terdapat 54,2% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
mencegah banjir, sedangkan 45,8 yang ditafsirkan kurang dari
setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota
Dukuh dapat mencegah banjir. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi
masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan
Kota Dukuh dapat mencegah banjir di wilayah mereka.
4. Hutan Kota Dukuh Mencegah Erosi
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
mencegah erosi wilayah sekitar dan merupakan fungsi kelestarian
lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.10
Tabel 4.10
Hutan Kota Dukuh Mencegah Erosi
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu 8 22,9%
4 Setuju 19 54,2%
5 Sangat Setuju 8 22,9%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.10 terdapat 54,2% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
49
mencegah erosi, sedangkan 22,9% yang ditafsirkan kurang dari
setengahnya responden sangat setuju dan ragu-ragu bahwa keberadaan
Hutan Kota Dukuh dapat mencegah erosi. Jadi dapat disimpulkan bahwa
persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan
Hutan Kota Dukuh dapat mencegah erosi.
5. Hutan Kota Dukuh Menjadi Resapan Air
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
menjadi resapan air di wilayah sekitar, sehingga keberadaan hutan Kota
Dukuh mencegah genangan dan banjir ketika musim hujan datang dan
merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel
4.11
Tabel 4.11
Hutan Kota Dukuh Menjadi Daerah Resapan Air
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 24 68,6%
5 Sangat Setuju 11 31,4%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.11 terdapat 68,6% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh menjadi
derah resapan air, sedangkan 31,4% yang ditafsirkan kurang dari
setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota
Dukuh dapat menjadi daerah resapan air. Jadi dapat disimpulkan bahwa
persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan
Hutan Kota Dukuh dapat menjadi daerah resapan air.
50
6. Hutan Kota Dukuh Menyaring Air Sehingga Air Menjadi Jernih
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
menyaring air sehingga air di wilayah sekitar menjadi jernih dan
merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel
4.12
Tabel 4.12
Hutan Kota Dukuh Tempat Menyaring Air Tanah Agar Jernih
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 21 60%
5 Sangat Setuju 14 40%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.12 terdapat 60,% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
menjadi tempat menyaring air tanah agar bersih, sedangkan 40,% yang
ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa
keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat menyaring air tanah
agar bersih. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah
sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
menjadi tempat menyaring air tanah agar menjadi bersih.
7. Hutan Kota Dukuh Mampu Menyimpan Air Tanah
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu
menyimpan air tanah di wilayah sekitar dan merupakan fungsi kelestarian
lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.13
51
Tabel 4.13
Hutan Kota Dukuh Tempat Menyimpan Air Tanah
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 22 62,9%
5 Sangat Setuju 13 37,1%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.13 terdapat 62,9% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
menjadi tempat penyimpan air tanah, sedangkan 37,1% yang ditafsirkan
kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan
Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat air tanah. Jadi dapat
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat air
tanah.
8. Hutan Kota Dukuh Menjaga Kesuburan Tanah
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
menjaga kesuburan tanah di wilayah sekitar dan merupakan fungsi
kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.14
Tabel 4.14
Hutan Kota Dukuh Mampu Menjaga Kesuburan Tanah
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
52
4 Setuju 22 62,9%
5 Sangat Setuju 13 37,1%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.14 terdapat 62,9% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
menjaga kesuburan tanah, sedangkan 37,1,% yang ditafsirkan kurang dari
setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota
Dukuh dapat menjaga kesuburan tanah. Jadi dapat disimpulkan bahwa
persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan
Hutan Kota Dukuh dapat menjaga kesuburan tanah.
9. Hutan Kota Dukuh Membuat Lingkungan Sejuk
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
membuat lingkungan daerah sekitar menjadi sejuk dikarenakan
banyaknya vegetasi hutan kota yang mempengaruhi suhu dan
kelembaban udara diwilayah sekitar hutan kota dan merupakan fungsi
kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.15
Tabel 4.15
Hutan Kota Dukuh Mampu Membuat Suasana Menjadi Sejuk
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 17 48,6%
5 Sangat Setuju 18 51,4%
Jumlah 35 100%
53
Berdasarkan tabel 4.15 terdapat 51,4% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh
dapat membuat suasana menjadi sejuk , sedangkan 48,6% yang
ditafsirkan kurang dari setengahnya responden setuju bahwa keberadaan
Hutan Kota Dukuh dapat membuat suasana menjadi sejuk. Jadi dapat
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh sangat setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat membuat
suasana menjadi sejuk.
10. Hutan Kota Dukuh Mampu Menetralisir Bahan Tercemar
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu
menetralisir bahan tercemar di wilayah sekitar dan merupakan fungsi
kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.16
Tabel 4.16
Hutan Kota Dukuh Mampu Menetralisir Bahan Tercemar
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 19 54,2%
5 Sangat Setuju 16 45,8%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.16 terdapat 54,2% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
menetralisir bahan tercemar, sedangkan 45,8% yang ditafsirkan kurang
dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota
Dukuh dapat menetralisir bahan tercemar. Jadi dapat disimpulkan bahwa
persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan
54
Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat untuk menetralisir bahan
tercemar.
11. Hutan Kota Dukuh Menjadi Tempat Plasma Nutfah
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu
menjati tempat plasma nutfah dan merupakan fungsi kelestarian
lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.17
Tabel 4.17
Hutan Kota Dukuh Tempat Pelestarian Plasma Nutfah
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 22 62,9%
5 Sangat Setuju 13 37,1%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.17 terdapat 62,9% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
menjadi tempat pelestarian plasma nutfah, sedangkan 37,1% yang
ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa
keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat pelestarian plasma
nutfah. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar
Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi
tempat pelestarian plasma nutfah.
55
12. Hutan Kota Dukuh Mengurangi Kebisingan dari Kendaraan Bermotor
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu
mengurangi kebisingan dari kendaraan bermotor dan merupakan fungsi
kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.18
Tabel 4.18
Hutan Kota Dukuh Mengurangi Kebisingan Diakibatkan
Kendaraan
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju 2 5,8%
2 Tidak Setuju 8 22,9%
3 Ragu-ragu 8 22,9%
4 Setuju 12 34,2%
5 Sangat Setuju 5 14,2%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.18 terdapat 34% yang ditafsirkan kurang dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
mengurangi kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor,
sedangkan 22% yang ditafsirkan sebagian kecil responden ragu-garu dan
tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi
kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor dan terdapat
14,2% responden yang ditafsirkan sebagian kecil masyarakat sangat
setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi kebisingan
yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor, terdapat pula 5,8% yang
ditafsirkan sebagian responden tidak setuju jika keberadaan Hutan Kota
Dukuh dapat mengurangi kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan
bermotor. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah
sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
mengurangi kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor.
56
13. Hutan Kota Dukuh untuk Ruang Hidup Flora dan Fauna
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu
menjadi tempat ruang hidup flora dan fauna wilayah sekitar dan
merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel
4.19
Tabel 4.19
Hutan Kota Dukuh Sebagai Ruang Hidup Flora & Fauna
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju 1 2,9%
2 Tidak Setuju 7 20%
3 Ragu-ragu 3 8,6%
4 Setuju 13 37,1%
5 Sangat Setuju 11 31,4%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.19 terdapat 37,1% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
menjadi ruang hidup flora dan fauna, sedangkan 31,4% yang ditafsirkan
lebih dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan
Kota Dukuh dapat menjadi tempat hidup flora dan fauna, terdapat pula
20% yang ditafsirkan sebagian kecil responden tidak setuju jika
keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat hidup flora dan
fauna, dan terdapat pula 8,6% yang ditafsirkan sebagian kecil responden
ragu-ragu, sedangkan terdapat 2,9% yang ditafsirkan sebagian kecil
responden tidak setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi
tempat hidup flora dan fauna Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi
masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan
Kota Dukuh dapat menjadi tempat hidup flora dan fauna.
57
14. Hutan Kota Dukuh Mengurangi Dampak Hujan Asam
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu
mengurangi dampak hujan asam di wilayah sekitar dan merupakan fungsi
kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.20
Tabel 4.20
Hutan Kota Dukuh Mengurangi Dampak Hujan Asam
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju 3 8,6%
3 Ragu-ragu 4 11,4%
4 Setuju 19 54,2%
5 Sangat Setuju 9 25,8%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.20 terdapat 54,2% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
mengurangi dampak hujan asam, sedangkan 25,8% yang ditafsirkan
kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan
Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi dampak hujan asam, sedangkan
11,4% yang ditafsirkan sebagian kecil responden ragu-ragu jika
keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi dampak hujan asam,
terdapat 8,6% yang di tafsirkan sebagian kecil responden tidak setuju jika
keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi dampak hujan asam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan
Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi
dampak hujan asam.
58
15. Hutan Kota Dukuh Mengurangi Intrusi Air Laut
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu
mengurani intrusi air laut di wilayah sekitar dan merupakan fungsi
kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.21
Tabel 4.21
Hutan Kota Dukuh Mengurangi Intrusi Air Laut
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju 2 5,8%
2 Tidak Setuju 7 20%
3 Ragu-ragu 7 20%
4 Setuju 15 42,8%
5 Sangat Setuju 4 11,4%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.21 terdapat 42,8% yang ditafsirkan kurang dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
mengurangi intrusi air laut, sedangkan 20% yang ditafsirkan sebagian
kecil responden tidak setuju dan ragu-ragu jika keberadaan Hutan Kota
Dukuh dapat mengurangi intrusi air laut, terdapat 11,4% yang ditafsirkan
sebgian kecil responden sangat setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh
dapat mengurangi intrusi air laut, dan 5,8% yang ditafsirkan sebagian
kecil responden sangat tidak setuju jika bahwa keberadaan Hutan Kota
Dukuh dapat mengurangi intrusi air laut. Jadi dapat disimpulkan bahwa
persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan
Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi intrusi air laut.
16. Hutan Kota Dukuh di Lengkapi Sarana Olahraga
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh di
lengkapi dengan sarana olahraga sehingga masyarakat sekitar dapat
59
memanfaatkan failitas tersebut dan merupakan fungsi estetika dari hutan
kota terdapat di tabel 4.22
Tabel 4.22
Hutan Kota di Lengkapi Sarana Olahraga
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 26 74,2%
5 Sangat Setuju 9 25,8%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.22 terdapat 74,2% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa Hutan Kota Dukuh dilengkapi sarana
olahraga, sedangkan 25,8% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya
responden sangat setuju bahwa Hutan Kota Dukuh dilengkapi sarana
olahraga. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah
sekitar Hutan Kota Dukuh setuju Hutan Kota Dukuh dilengkapi sarana
olahraga.
17. Hutan Kota Dukuh Memperindah Lingkungan Sekitar
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu
memperindah lingkungan di wilayah sekitar Hutan Kota Dukuh, vegetasi
yang terdapat di Hutan Kota Dukuh dapat mempengaruhi keindahan
Hutan Kota Dukuh, serta perawatan Hutan Kota Dukuh dari dinas terkait
dan masyarakat sekitar juga dapat mempengaruhi keindahan Hutan Kota
Dukuh dan keindahan Hutan Kota Dukuh merupakan fungsi estetika dari
hutan kota terdapat di tabel 4.23
60
Tabel 4.23
Hutan Kota Dukuh Memperindah Lingkungan
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 22 62,9%
5 Sangat Setuju 13 37,1%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.23 terdapat 62,9% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
memperindah lingkungan sekitar, sedangkan 37,1% yang ditafsirkan
kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan
Hutan Kota Dukuh dapat memperindah lingkungan sekitar. Jadi dapat
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat memperindah
lingkungan sekitar.
18. Pemerintah DKI Jakarta Mengadakan Penyuluhan Mengenai Fungsi dan
Kegunaan Hutan Kota Dukuh
Berdasarkan hasil angket, mengenai Pemerintah DKI Jakarta
mengadakan penyuluhan mengenai fungsi dan kegunaan hutan kota
kepada masyarakat terdapat di tabel 4.24, penyuluhan mengenai fungsi
dan kegunaan Hutan Kota Dukuh oleh Pemerintah DKI Jakarta dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat mengenai keberadaan Hutan Kota
Dukuh.
61
Tabel 4.24
Pemerintah DKI Mengadakan Penyuluhan Mengenai
Hutan Kota Dukuh
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu 2 5,8%
4 Setuju 25 71,4%
5 Sangat Setuju 8 22,9%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.24 terdapat 71,4% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa Pemerintah DKI Jakarta mengadakan
penyuluhan mengenai Hutan Kota Dukuh, sedangkan 22,9% yang
ditafsirkan sebagian kecil responden sangat setuju bahwa Pemerintah
DKI Jakarta mengadakan penyuluhan mengenai Hutan Kota Dukuh, dan
5,8% yang ditafsirkan sebagian kecil responden responden ragu-ragu jika
Pemerintah DKI Jakarta mengadakan penyuluhan mengenai Hutan Kota
Dukuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar
Hutan Kota Dukuh setuju jika Pemerintah DKI Jakarta mengadakan
penyuluhan mengenai Hutan Kota Dukuh.
19. Keberadaan Fungsi Hutan Kota Dukuh di Lingkungan Padat Penduduk
Berdasarkan hasil angket, mengenai keberadaan fungsi Hutan Kota
Dukuh di lingkungan padat penduduk terdapat di tabel 4.25. keberadaan
Fungsi Hutan Kota Dukuh berdampak kepada lingkungan fisik sekitar
wilayah Hutan Kota Dukuh, bahkan juga bisa berdampak kepada
lingkungan sosial masyarakat sekitar.
62
Tabel 4.25
Keberadaan Hutan Kota di Lingkungan Padat
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Baik - -
2 Tidak Baik - -
3 Ragu-ragu - -
4 Baik 19 54,2%
5 Sangat Baik 16 45,8%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.25 terdapat 54,2% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan fungsi Hutan Kota di
lingkungan padat baik, sedangkan 45,8% yang ditafsirkan kurang dari
setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan fungsi Hutan
Kota di lingkungan padat sangat baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa
persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan
Hutan Kota di lingkungan padat baik.
20. Mendapatkan Penyuluhan dari Pemerintah DKI Jakarta Mengenai Fungsi
Hutan Kota Dukuh
Berdasarkan hasil angket, mengenai mendapatkan penyuluhan dari
pemerintah DKI Jakarta mengenai fungsi Hutan Kota Dukuh yang
bertujuan untuk mensosialisasikan kegunaan dan fungsi dari Hutan Kota
Dukuh terdapat di tabel 4.26. Penyuluhan mengenai fungsi dan kegunaan
Hutan Kota Dukuh oleh Pemerintah DKI Jakarta dapat mempengaruhi
persepsi masyarakat mengenai keberadaan Hutan Kota Dukuh.
63
Tabel 4.26
Mendapatkan Penyuluhan Mengenai Fungsi Hutan Kota Oleh
Pemerintah DKI Jakarta
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tidak Pernah 25 71,3%
2 Jarang 10 28,7%
3 Ragu-ragu - -
4 Sering - -
5 Sering Sekali - -
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.26 terdapat 71,3% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden tidak pernah mendapatkan penyuluhan mengenai
fungsi hutan kota oleh pemerintah DKI Jakarta, sedangkan 28,7% yang
ditafsirkan kurang dari setengahnya responden jarang mendapatka
penyuluhan dari Pemerintah DKI Jakarta mengenai fungsi hutan kota.
Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan
Kota Dukuh tidak pernah mendapatkan penyuluhan mengenai fungsi
hutan kota di lingkungan padat.
21. Ikut Berpartisipasi dalam Penyuluhan Tersebut
Berdasarkan hasil angket, mengenai keikut sertaan dalam
penyuluhan mengenai fungsi hutan kota terdapat di tabel 4.27
Tabel 4.27
Ikut Berpartisipasi dalam Penyuluhan Tersebut
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tidak Pernah 29 82,9%
2 Jarang 6 17,1%
3 Ragu-ragu - -
64
4 Sering - -
5 Sering Sekali - -
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.27 terdapat 82,9% yang ditafsirkan sebagian
besar responden tidak pernah berpartisipasi dalam penyuluhan fungsi
hutan kota, sedangkan 17,1% yang ditafsirkan sebagian responden jarang
berpartisipasi dalam penyuluhan fungsi hutan kota. Jadi dapat
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh tidak pernah berpartisipasi dalam penyuluhan fungsi hutan kota.
22. Mendapatkan Informasi Tentang Hutan Kota Dukuh
Berdasarkan hasil angket, mengenai mendapatkan informasi
mengenai Hutan Kota Dukuh terdapat di tabel 4.28
Tabel 4.28
Pernah Mendapatkan Informasi Tentang Fungsi Hutan Kota
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tidak Pernah 19 54,2%
2 Jarang 16 45,8%
3 Ragu-ragu - -
4 Sering - -
5 Sering Sekali - -
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.28 terdapat 54% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden tidak pernah mendapatkan informasi tentang fungsi
hutan kota, sedangkan 45,8% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya
responden jarang mendapatkan informasi tentang fungsi hutan kota. Jadi
65
dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh tidak pernah mendapatkan informasi tentang fungsi hutan kota.
23. Hutan Kota Dukuh Tidak Berguna untuk Menunjang Kualitas Hidup
Masyarakat Sekitar
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak
berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar terdapat di
tabel 4.29
Tabel 4.29
Keberadaan Hutan Kota Dukuh Tidak Berguna Untuk
Menunjang Kualitas Hidup Masyarakat Sekitar
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju 5 14,2%
2 Tidak Setuju 20 57,1%
3 Ragu-ragu 3 8,6%
4 Setuju 5 14,2%
5 Sangat Setuju 2 5,8%
Jumlah 35
Berdasarkan tabel 4.29 terdapat 57,1% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh
tidak berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar,
sedangkan 14,2% yang ditafsirkan sebagian kecil responden sangat tidak
setuju dan setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berguna
untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar, dan 8,6% yang
ditafsirkan sebagian kecil responden sangat tidak setuju jika keberadaan
Hutan Kota Dukuh tidak berguna untuk menunjang kualitas hidup
masyarakat sekitar, sedangkan 5,8% yang ditafsirkan sebagian kecil
responden sangat setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak
berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar. Jadi dapat
66
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh tidak setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berguna untuk
menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar.
24. Hutan Kota Dukuh Tidak Berdampak pada Perubahan Perilaku
Masyarakat
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak
berdampak pada perubahan perilaku masyarakat terdapat di tabel 4.30
Tabel 4.30
Hutan Kota Dukuh Tidak Berdampak Pada Perubahan Perilaku
Peduli Terhadap Lingkungan Masyarakat Sekitar
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju 8 22,9%
2 Tidak Setuju 18 51,4%
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 7 20%
5 Sangat Setuju 2 5,8%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.30 terdapat 51,4% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh
tidak berdampak pada perubahan perilaku peduli terhadap lingkungan
masyarakat sekitar, sedangkan 22,9% yang ditafsirkan kurang dari
setengahnya responden sangat tidak setuju bahwa keberadaan Hutan
Kota Dukuh tidak berdampak pada perubahan perilaku peduli terhadap
lingkungan masyarakat sekitar, dan 20% yang ditafsirkan sebagian kecil
responden setuju jika keberadaan hutan Kota Dukuh tidak berdampak
pada perubahan perilaku peduli terhadap lingkungan masyarakat sekitar,
sedangkan 5,8% yang ditafsirkan sebagian kecil responden sangat setuju
67
jika keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berdampak pada perubahan
perilaku peduli terhadap lingkungan masyarakat sekitar. Jadi dapat
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak
berdampak pada perubahan perilaku peduli terhadap lingkungan.
25. Hutan Kota Dukuh untuk Penelitian dan Pengembangan
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh untuk
kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan terdapat di
tabel 4.31
Tabel 4.31
Hutan Kota Dukuh Untuk Penelitian & Pengembangan
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 23 65,8%
5 Sangat Setuju 12 34,2%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.31 terdapat 65,8% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh untuk
penelitian dan pengembangan, sedangkan 34,2% yang ditafsirkan kurang
dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota
Dukuh untuk penelitian dan pengembangan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju
keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
68
26. Masyarakat Melakukan Pengerusakan Terhadap Hutan Kota Dukuh
Berdasarkan hasil angket, keberadaan fasilitas Hutan Kota Dukuh
di rusak oleh masyarakat terdapat di tabel 4.32
Tabel 4.32
Masyarakat Melakukan Pengrusakan Terhadap Hutan Kota
Dukuh
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju 30 85,8%
2 Tidak Setuju 5 14,2%
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju - -
5 Sangat Setuju - -
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.32 terdapat 85,8% yang ditafsirkan sebagian
besar responden sangat tidak setuju jika masyarakat melakukan
pengrusakan terhadap Hutan Kota Dukuh, sedangkan 14,2% yang
ditafsirkan sebagian kecil responden tidak setuju bahwa masyarakat
melakukan pengrusakan terhadap Hutan Kota Dukuh. Jadi dapat
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh sangat tidak setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh di rusak oleh
masyarakat.
27. Hutan Kota Dukuh Dialih Fungsikan Menjadi Taman Kota
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dialih
fungsikan menjadi ruang terbuka hijau lainnya, yaitu menjadi taman kota
terdapat di tabel 4.33
69
Tabel 4.33
Hutan Kota Dukuh Dialih Fungsikan Menjadi Taman Kota
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju 4 11,4%
2 Tidak Setuju 11 31,4%
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 16 45,8%
5 Sangat Setuju 4 11,4%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.33 terdapat 45,8% yang ditafsirkan kurang dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dialih
fungsikan menjadi taman kota, sedangkan 31,4% yang ditafsirkan kurang
dari setengahnya responden tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota
Dukuh dialih fungsikan menjadi taman kota dan 11,4% yang ditafsirkan
sebagian kecil responden sangat tidak setuju dan sangat setuju jika
keberadaan Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan menjadi taman kota. Jadi
dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan menjadi
taman kota.
28. Hutan Kota Dukuh Diperluas dengan Menggusur Rumah Warga
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh diperluas
dengan cara menggusur rumah warga terdapat di tabel 4.34. Hutan Kota
Dukuh hanya memiliki luas sebesar 5.738 m2 atau 0,5 Hektar
70
Tabel 4.34
Hutan Kota Dukuh Diperluas Dengan Cara Menggusur Rumah
Warga
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju 11 31,4%
2 Tidak Setuju 24 68,6%
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju - -
5 Sangat Setuju - -
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.34 terdapat 68,6% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh
diperluas dengan cara menggusur rumah waga, sedangkan 31,4% yang
ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat tidak setuju bahwa
keberadaan Hutan Kota Dukuh diperluas dengan cara menggusur rumah
warga. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar
Hutan Kota Dukuh tidak setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh diperluas
dengan cara menggusur rumah warga.
29. Hutan Kota Dukuh Dialih Fungsikan Sebagai Maal atau Tempat
Kegiatan Ekonomi
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dialih
fungsikan sebagai maal atau tempat kegiatan ekonomi terdapat di tabel
4.35. soal angket ini dapat menggambarkan keterpedulian masyarakat
sekitar terhadap keberadaan Hutan Kota Dukuh yang dapat memperbaiki
lingkungan fisik daerah sekitar.
71
Tabel 4.35
Hutan Kota Dukuh Dialih Fungsikan Menjadi Gedung Pusat
Kegiatan Ekonomi
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju 20 57,1%
2 Tidak Setuju 15 42,9%
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju - -
5 Sangat Setuju - -
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.35 terdapat 57,1% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden sangat tidak setuju bahwa Hutan Kota Dukuh dialih
fungsikan sebagai maal atau tempat kegiatan ekonomi, sedangkan 42,9%
yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden tidak setuju bahwa
Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan sebagai maal atau tempat kegiatan
ekonomi. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah
sekitar Hutan Kota Dukuh sangat tidak setuju keberadaan Hutan Kota
Dukuh dialih fungsikan menjadi maal atau tempat kegiatan ekonomi.
30. Terdapat Pekerja Untuk Menjaga Hutan Kota Dukuh
Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh terdapat
pekerja untuk menjaga Hutan Kota Dukuh terdapat di tabel 4.36
Tabel 4.36
Terdapat Petugas Penjaga Hutan Kota
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
72
4 Setuju 22 62,9%
5 Sangat Setuju 13 37,1%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.36 terdapat 62,9% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh terdapat
petugas yang menjaga, sedangkan 37,1% yang ditafsirkan kurang dari
setengahnya responden sangat setuju bahwa terdapat petugas penjaga
Hutan Kota Dukuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat
daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan petugas penjaga
Hutan Kota Dukuh.
31. Pemerintah Daerah Melibatkan Masyarakat Dalam Menentukan
Keberadaan Hutan Kota
Berdasarkan hasil angket, pemerintah daerah melibatkan
masyarakat dalam menentukan keberadaan hutan kota terdapat di tabel
4.37
Tabel 4.37
Pemerintah Daerah Melibatkan Masyarakat Dalam Menentukan
Keberadaan Hutan Kota
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 18 51,4%
5 Sangat Setuju 17 48,6%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.37 terdapat 51,4% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju bahwa pemerintah daerah melibatkan
73
masyarakat dalam menentukan keberadaan hutan kota, sedangkan 48,6%
yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa
pemerintah daerah melibatkan masyarakat dalam menentukan
keberadaan hutan kota. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi
masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju bahwa pemerintah
melibatkan masyarakat dalam menentukan keberadaan hutan kota.
32. Mengunjungi Hutan Kota Dukuh Untuk Kepentingan Rekreasi
Berdasarkan hasil angket, mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk
kepentingan rekreasi terdapat di tabel 4.38. merupakan fungsi estetika
dari hutan kota
Tabel 4.38
Masyarakat Mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk Rekreasi
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tidak Pernah 14 40%
2 Jarang 21 60%
3 Ragu-ragu - -
4 Sering - -
5 Sering Sekali - -
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.38 terdapat 60% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden jarang pergi ke Hutan Kota Dukuh untuk rekreasi,
sedangkan 40,% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden
tidak pernah pergi Hutan Kota Dukuh untuk rekreasi. Jadi dapat
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh jarang untuk memanfaatkan Hutan Kota Dukuh sebagai tempat
rekreasi.
74
33. Mengunjungi Hutan Kota Dukuh Untuk Kepentingan Olahraga
Berdasarkan hasil angket, mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk
kepentingan Olahraga terdapat di tabel 4.39. merupakan fungsi estetika
dari hutan kota.
Tabel 4.39
Masyarakat Mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk Berolahraga
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tidak Pernah 19 54,2%
2 Jarang 16 45,8%
3 Ragu-ragu - -
4 Sering - -
5 Sering Sekali - -
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.39 terdapat 54,2% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden tidak pernah pergi ke Hutan Kota Dukuh untuk
berolahraga, sedangkan 45,8% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya
responden jarang pergi ke Hutan Kota Dukuh untuk berolahraga. Jadi
dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota
Dukuh tidak pernah pergi ke Hutan Kota Dukuh untuk berolahraga.
34. Mendapatkan Pamflet, Pengumuman, Brosur dari Pemerintah DKI
Jakarta Tentang Fungsi Hutan Kota di Lingkungan Padat Penduduk
Berdasarkan hasil angket, mendapatkan pamflet, pengumuman,
brosur dari pemerintah DKI Jakarta tentang fungsi hutan kota di
lingkungan padat penduduk terdapat di tabel 4.40 yang dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap keberadaan hutan kota.
75
Tabel 4.40
Mendapatkan Pamflet, Pengumuman, Brosur dari Pemerintah
DKI Jakarta Mengenai Fungsi Hutan Kota di Lingkungan Padat
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tidak Pernah 24 68,6%
2 Jarang 11 31,4%
3 Ragu-ragu - -
4 Sering - -
5 Sering Sekali - -
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.40 terdapat 68,6% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden tidak pernah mendapatkan pamflet, pengumuman
atau brosur dari Pemerintah DKI Jakarta mengenai fungsi hutan kota di
lingkungan padat, sedangkan 31,4% yang ditafsirkan kurang dari
setengahnya responden jarang mendapatkan pamflet, pengumuman atau
brosur dari Pemerintah DKI Jakarta mengenai fungsi hutan kota di
lingkungan padat. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat
daerah sekitar Hutan Kota Dukuh tidak pernah mendapkan pamflet,
pengumuman atau brosur dari Pemerintah DKI Jakarta mengenai fungsi
hutan kota di lingkungan padat.
35. Masyarakat Memberikan Dana Bantuan Untuk Penyelenggaraan Hutan
Kota
Berdasarkan hasil angket, mengenai partisipasi masyarakat
terhadap ruang terbuka hijau berupa hutan kota dengan memberikan dana
bantuan untuk penyenggaraan hutan kota berupa fasilitas dan
infrastruktur hutan kota terdapat di tabel 4.41
76
Tabel 4.41
Masyarakat Memberikan Dana Untuk Penyelenggaraan Hutan Kota
No Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Ragu-ragu - -
4 Setuju 22 62,9%
5 Sangat Setuju 13 37,1%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel 4.41 terdapat 62,9% yang ditafsirkan lebih dari
setengah responden setuju masyarakat memberikan dana bantuan untuk
penyelenggaraan hutan kota, sedangkan 37,1% yang ditafsirkan kurang
dari setengahnya responden masyarakat memberikan dana bantuan untuk
penyelenggaraan hutan kota. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi
masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju masyarakat
memberikan dana bantuan untuk penyelenggaraan hutan kota.
Setelah menjabarkan satu persatu soal angket hasil penelitian maka
untuk mengetahui presentasi hasil penelitian ini secara umum dapat
dilihat dari tabel 4.42
Tabel 4.42
Skor Per Sub Variabel
Variabel Sub Variabel Jumlah Item Skor
Persepsi
Masyarakat
Terhadap Fungsi
Hutan Kota di
Lingkungan
Padat
Pengetahuan
Masyarakat
Mengenai
Fungsi Hutan
Kota
7
743
77
Fungsi Hutan
Kota
Lanskep 11 1195
Pelestarian
Lingkungan
15 2177
Estetika 2 107
Jumlah 35 4222
Setelah mengetahui setiap jumlah dan skor item yang terdapat di
setiap variabel dan sub variabel, maka untuk menilai rata-rata skor
penelitian tersebut, dapat di lihat pada tabel 4.43
Tabel 4.43
Nilai Rata-rata Skor Penelitian
Sub
Variabel
Skor Nilai
Harapan
Nilai
Skor
X 100% Kategori
Nilai
Pengetahuan
Masyarakat
Mengenai
Fungsi
Hutan Kota
743
7 x 5 = 35
743 : 35
= 21.22
= 60,62%
Cukup
Lanskep
1195
11 x 5 =
55
1195 :
35 =
34.14
= 62,07%
Baik
Pelestarian
Lingkungan
2177 15 x 5 =
75
2177 :
35 =
62,2
= 82,94% Sangat
Baik
Estetika 107 2 x 5 = 10 107 : 35
= 3,05
= 30,5% Tidak
Baik
Rata-rata
4222
35 x 5 =
175
4222 :
35 =
= 68,91%
Baik
78
120,6
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata skor penelitian pada
tabel 4.43 dapat di simpulkan, pada sub variabel pengetahuan masyarakat
mengenai fungsi hutan kota termasuk ke dalam kategori cukup, dengan
prosentase 60,62%. Pada sub variabel lanskep dengan prosentase 62,07%
termasuk ke dalam kategori baik dan pada sub variabel pelestarian
lingkungan dengan prosentase 82,94% termasuk ke dalam kategori
sangat baik, sedangkan pada sub variabel estetika termasuk ke dalam
kategori tidak baik dengan prosentase 30,5%. Jadi dapat di simpulkan
rata-rata dari sub variabel tersebut adalah 68,91% yang termasuk ke
dalam kategori baik. Persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota di
lingkungan padat penduduk dapat di simpulkan adalah baik.
D. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara pihak Kelurahan Dukuh yang di
wakili oleh Bapak Muhammad Arif Seksi Kebersihan dan Lingkungan
Hidup, Bapak Sunaryo selaku Sekertaris RW 02 Kelurahan Dukuh dan
Bapak Sarmada selaku Ketua RT 01 RW 02 Kelurahan Dukuh mengenai
keberadaan Hutan Kota Dukuh.
Hutan Kota Dukuh merupakan salah satu ruang terbuka hijau yang
berbentuk hutan kota yang terdapat di Jakarta, tepatnya di wilayah
administrasi Jakarta Timur. Hutan Kota Dukuh berada di wilayah
kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati. Menurut Bapak Sarmada
selaku Ketua RT 01 RW 02 “Hutan Kota Dukuh dahulunya merupakan
lahan yang di akui oleh berbagai pihak, tetapi tidak ada yang
membuktikan kepemilikan lahan tersebut secara sah dimata hukum,
dikarenakan status lahan tersebut adalah wakaf. Sebelum dibangunnya
Hutan Kota Dukuh lahan tersebut hampir dijadikan lahan tempat
pembungan sampah sementara oleh Lurah Dukuh Jakarta Timur, tetapi
saya bersama warga RT 01 RW 02 menolak hal tersebut dikarenakan
79
dampak buruk bagi keadaan lingkungan tempat tinggal kita di kemudian
hari. Akhirnya lahan bekas tempat pemakaman umum ini di bangun hutan
kota oleh Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta”.
Sedangkan menurut Bapak Sunaryo selaku Sekertaris RW 02 Kelurahan
Dukuh “Sebelum jadi hutan kota seperti sekarang, dulu lahannya bekas
tempat pemakaman umum warga sekitar, dan bersifat tanah wakaf, Hutan
Kota Dukuh baru berdiri sekitar 2 tahun lalu, dan pembangunannya
sempat terhambat kasus korupsi yang disangkakan oleh pihak terkait”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lahan Hutan Kota Dukuh merupakan
bekas tempat pemakaman umum dengan status wakaf, pembangunan
Hutan Kota Dukuh sempat terganggu mengenai kasus korupsi yang
disangkakan oleh pihak terkait.
Keberadaan Hutan Kota Dukuh sangat penting untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar, tetapi kebaradaan
Hutan Kota Dukuh tidak dimaksimalkan keberadaannya oleh warga
sekitar. Menurut Bapak Sarmada “Banyak warga RW 02 yang jarang
pergi ke Hutan Kota Dukuh karena warga mengetahui lahan Hutan Kota
tersebut bekas lahan pemakaman umum, jadinya Hutan Kota Dukuh
keadaanya dibiarkan saja oleh warga.”
Walaupun keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak dimaksimalkan
keberadaanya oleh masyarakat sekitar, tapi Keberadaan Hutan Kota Dukuh
memiliki banyak manfaat. Menurut Bapak Sunaryo “Keberadaan Hutan
Kota Dukuh memperindah wilayah RW 02, apalagi Hutan Kota Dukuh
dirawat oleh Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kota Adm Jakarta Timur Jakarta dengan baik”. Sedangkan menurut
Bapak Sarmada“Hutan Kota Dukuh ini berdampak baik bagi lingkungan
kita, contohnya udara menjadi segar, menjadi tempat resapan air.” Jadi
dapat disimpulkan dari kedua pendapat ini bahwa Hutan Kota Dukuh lebih
berfungsi secara ekologis.
Terkait dengan keikut sertaan warga dalam perawatan dan
kelestarian Hutan Kota Dukuh, menurut Bapak Sarmada “yang merawat
80
Hutan Kota Dukuh ini adalah Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kota Adm Jakarta Timur, warga jarang ikut terlibat
dalam merawat Hutan Kota Dukuh”. Sedangkan menurut Bapak
Muhammad Arif “Pernah ada acara yang berkaitan dengan hutan Kota
Dukuh, Mahasiswa Universitas Thamrin bersama Walikota Jakarta Timur
menanam pohon untuk menambah vegetasi dan memperindah Hutan Kota
Dukuh”. Menurut Bapak Sunaryo“Pengelolaannya baik sekali, banyak
fasilitas yang menunjang untuk keperluan olahraga ataupun rekreasi”.
Jadi dapat disimpulkan dari pendapat tersebut bahwa pengelolaan yang
dilakukan oleh Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan
Adm Jakarta Timur sudah baik, tetapi masih ada miss comunication antara
warga sekitar Hutan Kota Dukuh dengan Suku Dinas Kelautan, Pertanian
dan Ketahanan Pangan Adm Jakarta Timur mengenai kurangnya promosi
tentang acara yang menyangkut Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur.
Selain permasalahan masyarakat kurang memanfaatkan keberadaan
Hutan Kota Dukuh, menurut Bapak Sunaryo “Permasalahan yang
mendasar ya kurang adanya komunikasi antara pengurus RW 02 dengan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang Hutan Kota Dukuh, padahal
Hutan Kota Dukuh berada di wilayah RW 02 tapi ga ada komunikasi
bagaimana kewajiban yang harus dilakukan Pengurus RW 02 tentang
keberadaan Hutan Kota Dukuh”.
Hal ini diperparah dengan tidak adanya sosialisasi atau penyuluhan
mengenai kegunaan dan fungsi Hutan Kota Dukuh, menurut Bapak Arif
“Selama ini tidak ada mengenai penyuluhan ataupun sosialisasi mengenai
Hutan Kota Dukuh, mungkin yang berhak mengadakan itu hanya Suku
Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Adm Jakarta
Timur. Wilayah kita hanya di tunjuk sebagai tempat adanya hutan kota,
mengenai penyuluhan ataupun sosialisasi bahkan perawatan Kelurahan
Dukuh tidak campur tangan mengenai hal itu”. Hal ini di perkuat dengan
pendapat dari Bapak Sarmada “Tidak ada penyuluhan mengenai fungsi
hutan kota Dukuh dari Pemerintah DKI Jakarta, seharusnya sih ada biar
81
warga tertarik untuk berkunjung ke Hutan Kota Dukuh dan
memanfaatkannya untuk rekreasi ataupun olahraga, supaya stigma warga
tentang Hutan Kota Dukuh yang dulunya bekas pemakaman umum lama
kelamaan jadi hilang”.
Jadi dapat disimpulkan Hutan Kota Dukuh berfungsi ekologis baik
menurut para responden, tetapi masyarakat sekitar kurang memanfaatkan
secara maksimal fungsi rekreasi dari Hutan Kota Dukuh dikarenakan
kurangnya sosialisasi tentang keberadaan Hutan Kota Dukuh dan
diperparah dengan lahan Hutan Kota Dukuh bekas tempat pemakaman
umum, sehingga warga sekitar enggan untuk mendatangi hutan kota
tersebut.
E. Pembahasan
Wilayah Kelurahan Dukuh merupakan salah satu dari tujuh
kelurahan yang terletak sebelah timur Kecamatan Kramat Jati, Kota
Administrasi Jakarta Timur dan secara geografis terdapat di wilayah timur
Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan data penduduk pada bulan Juli Tahun
2015 Kelurahan Dukuh memiliki jumlah penduduk sebanyak 26.081 jiwa,
yang diantaranya terdapat 3 jiwa warga negara asing. Berdasarkan rincian
jenis kelamin terdiri dari 13.625 jiwa laki-laki, 13.149 jiwa perempuan.
Berdasarkan hasil perhitungan kepadatan penduduk di wilayah Kelurahan
Dukuh terdapat 1.316 Jiwa/km2 yang di kategorikan sebagai wilayah
sangat padat menurut UU No 56 Tahun 1960.
Hutan Kota Dukuh berada di wilayah administrasi Jakarta Timur,
terdapat di Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati. Keberadaan Hutan
Kota Dukuh memperindah lingkungan wilayah administrasi Jakarta Timur
khususnya di Kelurahan Dukuh, hal ini diperkuat dengan hasil angket
yang menyatakan 62,9% responden setuju dan 37,1% sangat setuju
mengenai hal tersebut. Hutan kota Dukuh merupakan satu dari 7 hutan
kota yang berada di wilayah Jakarta Timur berdasarkan SK Gubernur DKI
Jakarta dan hutan kota Dukuh memiliki luas 5.738 m2. Berdasarkan hasil
82
angket yang menyatakan 54,2% responden setuju dan 45,8% sangat setuju
mengenai keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mencegah banjir,
sedangkan 54,2% masyarakat setuju Hutan Kota Dukuh mampu mencegah
erosi.
Hutan Kota Dukuh merupakan lahan yang di akui oleh berbagai
pihak, tetapi tidak ada yang membuktikan kepemilikan lahan tersebut
secara sah dimata hukum, dikarenakan status lahan tersebut adalah wakaf.
Sebelum dibangunnya Hutan Kota Dukuh lahan tersebut hampir dijadikan
lahan tempat pembungan sampah sementara, tetapi warga RT 01 RW 02
menolak hal tersebut. Akhirnya lahan bekas tempat pemakaman umum ini
di bangun hutan kota oleh Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan
Pangan Administrasi Jakarta Timur. Berdasarkan angket responden 54,2%
setuju dan 45,8% sangat setuju untuk mendukung Pemerintah DKI Jakarta
untuk menambah keberadaan ruang terbuka hijau berupa hutan kota, hal
ini diperkuat dengan hasil 57,1% setuju dan 42,9% sangat setuju dengan
cara memperbaiki mutu lingkungan hidup di perkotaan salah satunya
dengan mengelola ruang terbuka hijau.
Bentuk Hutan Kota Dukuh ini jika merujuk pada Teori Zoer’aini
Djamal Irwan, berbentuk bergerombol atau menenumpuk, dikarenakan
komunitas vegetasinya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah
vegetasinya yang rapat dan tidak beraturan. Kerapatan vegetasi yang
terdapat di Hutan Kota Dukuh secara rata-rata dikategorikan vegetasi yang
rapat. Terdapat vegetasi seperti Trambesi, Mahoni, Sengon, Saga,
Ketapang, Petai Cina, Bambu yang terdapat di Hutan Kota Dukuh Jakarta
Timur. Banyaknya vegetasi yang terdapat di Hutan Kota Dukuh
berdampak pada kondisi air tanah yang terdapat di sekitar Hutan Kota
Dukuh. Berdasarkan hasil angket 68,6% responden setuju dan 31,4%
sangat setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu menjadi daerah
resapan air. Hutan Kota Dukuh keberadaannya juga mampu menyaring air
sehingga air disekitar menjadi lebih jernih, dengan 60% responden setuju
dan 40% sangat setuju, bahkan Hutan Kota Dukuh mampu menyimpan air
83
tanah sehingga air tanah sekitar menjadi terpelihara dengan baik, hal ini di
perkuat dengan hasil angket yang menyatakan 62,9% responden setuju dan
37,1% sangat setuju, tetapi terdapat 20% responden masih ragu-ragu
terhadap keberadaan Hutan Kota Dukuh untuk mengurangi intrusi air laut.
Tipe Hutan Kota Dukuh ini termasuk kedalam jenis tipe
pemukiman jika merujuk kepada Teori Endes Dahlan, karena terdapat
tanaman dengan komposisi tanaman pepohonan yang tinggi
dikombinasikan dengan semak dan rerumputan yang menyebabkan Hutan
Kota Dukuh mampu membuat suasana lingkungan menjadi lebih sejuk, hal
ini diperkuat dengan hasil angket yang menyatakan 48,6% responden
setuju dan 51,4% sangat setuju. Keberadaan Hutan Kota juga mampu
menjaga kesuburan tanah disekitar, diperoleh dari hasil angket dengan
62,9% responden setuju dan 37,1% sangat setuju. Berdasarkan hasil
angket 54,2% responden setuju dan 45,8% sangat setuju mengenai
keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu menetralisir bahan-bahan
pencemar sehingga lingkungan sekitar tetap segar, bersih dan sehat.
Secara garis besar terdapat tiga fungsi hutan kota, yaitu fungsi
lansekap, fungsi pelestarian lingkungan dan fungsi rekreasi. Sedangkan
keberadaan Hutan Kota Dukuh fungsinya sangat tergantung pada
komposisi dan keanekaragaman dari komunitas vegetasi. Berdasarkan
hasil angket 62,9% responden setuju dan 37,1% sangat setuju keberadaan
Hutan Kota mampu menjadi tempat pelestarian plasma nutfah dan
mengenai mengurangi hujan asam 54,4% responden setuju mengenai hal
tersebut.
Persepsi berdasarkan teori yang telah di jelaskan sebelumnya,
persepsi lebih bersifat psikologi dari pada merupakan proses penginderaan
saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya
pengalaman terdahulu, maksud dari pengalaman terdahulu tersebut lebih
menjurus kepada tingkat pendidikan. Persepsi masyarakat terhadap fungsi
hutan Kota Dukuh juga di pengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
penyuluhan oleh Pemerintah DKI Jakarta tentang fungsi Hutan.
84
Berdasarkan hasil angket, persepsi masyarakat terhadap fungsi
Hutan Kota Dukuh di lingkungan padat 54,2% menganggap baik dan
45,8% menganggap amat baik oleh responden, tetapi masyarakat sekitar
enggan mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk kepentingan rekreasi
ataupun berolahraga, hal ini di perkuat dengan hasil angket yang
menyatakan 60% responden jarang pergi ke Hutan Kota Dukuh untuk
tujuan rekreasi dan 54,2% reponden tidak pernah mengunjungi Hutan Kota
Dukuh untuk keperluan olahraga, hal ini menyebabkan fasilitas yang
terdapat di Hutan Kota Dukuh tidak dipergunakan oleh masyarakat sekitar.
Penyebab enggannya masyarakat untuk berkunjung ke Hutan Kota Dukuh
bisa dikarenakan masyarakat tidak mendapatkan informasi mengenai
fungsi Hutan Kota Dukuh, hal ini di perkuat dengan hasil angket yang
menyatakan 54,2% tidak pernah dan 45,8% jarang mendapatkan informasi
mengenai fungsi Hutan Kota Dukuh. Penyebab lain masyarakat enggan
mengunjungi Hutan Kota Dukuh dikarenakan lahan Hutan Kota Dukuh
merupakan bekas tempat pemakaman umum yang menyebabkan warga
sekitar merasa enggan untuk mengunjungi Hutan Kota Dukuh tersebut.
Peran pemerintah DKI Jakarta dalam hal ini sangat penting untuk
mengadakan penyuluhan atau mempromosikan kepada warga Jakarta
tentang keberadaan suatu hutan kota termasuk Hutan Kota Dukuh, tetapi
pemerintah tidak pernah mengadakan penyuluhan mengenai fungsi hutan
kota hal ini diperkuat dengan hasil angket yang menyatakan 71,3%
responden tidak pernah mendapatkan penyuluhan tersebut, padahal
melalui hasil angket 71,4% responden setuju jika ada pengadaan mengenai
penyuluhan kegunaan atau fungsi hutan kota oleh Pemerintah DKI Jakarta.
Pemerintah DKI Jakarta melalui Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan
Ketahanan Pangan Administrasi Jakarta Timur seharusnya mengajak
warga Jakarta kembali kepada alam dan mencintainya. Berdasarkan hasil
angket 57,1% sangat tidak setuju dan 42,9% tidak setuju jika Hutan Kota
Dukuh dialih fungsikan sebagai maal atau di bangun gedung untuk
kegiatan ekonomi lainnya, bahkan 85,8% responden sangat tidak setuju
85
dan 14,2% tidak setuju jika masyarakat melakukan vandalisme atau
pengerusakkan terhadap Hutan Kota Dukuh, mungkin dalam hal ini
masyarakat sekitar sudah mulai menganggap penting keberadaan hutan
kota.
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta seharusnya juga tidak
hanya berfokus pada besaran lahan (kuantitas) hutan kota, tetapi
mengabaikan dari aspek fungsi (kualitas) hutan kota. Berdsarkan hasil
angket 51,4% responden setuju dan 48,6% sangat setuju jika Pemerintah
Daerah melibatkan masyarakat dalam menentukan keberadaan hutan kota
dan 31,4% responden sangat tidak setuju dan 68,6% tidak setuju jika
Hutan Kota diperluas dengan cara menggusur pemukiman warga.
Berdasarkan perhitungan secara keseluruhan melalui perhitungan
nilai rata-rata skor penelitian, Jadi dapat di simpulkan rata-rata dari sub
variabel tersebut adalah 68,91% yang termasuk ke dalam kategori baik.
Persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota di lingkungan padat
penduduk dapat di simpulkan adalah baik.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa
persepsi masyarakat terhadap fungsi Hutan Kota Dukuh di lingkungan
padat penduduk menurut hasil perhitungan pada sub variabel pengetahuan
masyarakat mengenai fungsi hutan kota termasuk ke dalam kategori
cukup, dengan prosentase 60,62%. Pada sub variabel lanskep dengan
prosentase 62,07% termasuk ke dalam kategori baik dan pada sub variabel
pelestarian lingkungan dengan prosentase 82,94% termasuk ke dalam
kategori sangat baik, sedangkan pada sub variabel estetika termasuk ke
dalam kategori tidak baik dengan prosentase 30,5%. Jadi dapat di
simpulkan rata-rata dari sub variabel tersebut adalah 68,91% yang
termasuk ke dalam kategori baik. Jadi dapat disimpulkan persepsi
masyarakat terhadap fungsi hutan kota di lingkungan padat penduduk
adalah baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian ini, penulis penulis
mencoba untuk memberikan saran, agar bermanfaat bagi pihak yang
memanfaatkan keberadaan Hutan Kota Dukuh, diantaranya:
1. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Hutan Kota Dukuh,
penulis berharap agar dapat meningkatkan kepedulian terhadap
lingkungan disekitarnya, dengan cara menjaga dan tidak melakukan
pengrusak keberadaan Hutan Kota Dukuh.
b. Masyarakat sekitar Hutan Kota seharusnya lebih memanfaatkan
fasilitas yang terdapat di Hutan Kota Dukuh, agar fasilitas yang telah
di sediakan oleh Pemerintah DKI Jakarta tidak sia-sia.
87
c. Masyarakat hendaknya ikut berpartisipasi dalam penyuluhan atau
sosialisasi yang diadakan oleh Pemerintah DKI Jakarta mengenai
fungsi hutan kota.
2. Bagi Pemerintah DKI Jakarta
a. Pemerintah DKI Jakarta seharusnya melakukan penyuluhan atau
sosialiasasi untuk masyarakat, agar keberadaan hutan kota dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat banyak.
b. Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Kelautan, Pertanian dan
Ketahanan Pangan hendaknya melibatkan masyarakat atau
mengajak ikut peran serta warga dalam menentukan keberadaan
hutan kota.
c. Pemerintah DKI Jakarta hendaknya tegas dalam menjalankan UU
no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, agar terciptanya 30%
ruang terbuka hijau di wilayah Jakarta.
88
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita Rahardjo, Pembangunan Kota Optimum, Efisiensi & Mandiri, Jakarta:
Graha Ilmu, 2010.
Bintarto, Interaksi Desa-Kota, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana. 2010
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta:Bumi Aksara,
2003.
Departemen Dalam Negeri RI, National Urban Development Strategy, Jakarta,
1985.
Endes N Dahlan, Hutan Kota Untuk Pengellan dan Peningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup, Jakarta: APHI, 1992.
Hartono & Arnicun Aziz. 2008. Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Bumi Aksara.
Hatimah Ihat. Penelitian Pendidikan. Bandung: Upi Press, 2007.
Henslin James M, Sosiologi dengan Pendekatan Membumi Edisi 6 Jilid 2. Jakarta:
Erlangga, 2006
Joga Nirwono dan Iwan Ismaun, RTH 30%! Resolusi (kota) Hijau, Jakarta:
Kompas Gramedia, 2011.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi ketiga. 2003. Balai Pustaka: Jakarta.
Nari Markus, Dinamika Sosial dan Pemekaran Daerah, Yogyakarta: Ombak,
2010.
Neuman Lawrence W, Metodologi Penelitian Sosial: pendekatan kualitatif dan
Kuantitatif Edisi 7, Jakarta: PT Indeks, 2013.
Nurdin Amin & Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi Pengantar Memhami Konsep-
Konsep Sosiolog,. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Rusli Said, Pengantar Ilmu Kependudukan, Jakarta: LP3ES, 1984
Sabri Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 2001.
Sarwono Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang.
89
Shaleh Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,
Jakarta: Kencana, 2008.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabeta, 2009.
Tim Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman
Penulisan Skripsi, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011.
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan,. Jakarta: Kencana, 2011
Yatim Wildan, Kamus Biologi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007.
Zoer’aini Irwan, Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota, Jakarta: Bumi
Aksara, 2004.
Peraturan dan Perundang-undangan
Intruksi Gubernur Provinsi Daerah khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 19 tahun 1997
tetang Penyusunan Laporan Kegiatan Bulanan
Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989 Penyempurnaan
Batas dan Luas Wilayah
Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1251 Tahun 1986 tentang Pemecahan,
Penyatuan, Penetapan Batas, Perubahan Nama Kelurahan yang kemar/sama
dan Penetapan luas wilayah Kelurahan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan
Kota
SK Gubernur DKI Jakarta dan hutan kota Dukuh memiliki luas 5.738m2
SK Gubernur No 171 Tahun 2007 luas wilayah Provinsi DKI Jakarta
UU no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pemerintah Daerah
UU no 56 Tahun 1960 tentang Kategori Kepadatan Penduduk
90
Skripsi dan Jurnal
Elfin Rusliansyah, “Kajian Peluang Pelibatan Masyarakat dalam Pengembangan
Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat”, makalah pada Jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro, Semarang, 2005, h 6, tidak
dipublikasikan.
Fuzi Novianti, Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa
Jurusan IPS Dalam Pelaksanaan PPKT di Sekolah, Skripsi Pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2015 Tidak
Dipublikasikan
Iwan Dudy Gunawan, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Tugas (Task-
Based Learning) Bagi Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris
(Studi Kasus pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Bandung), Skripsi pada
Universitas Pendidikan Indonesia: 2013, Tidak dipublikasikan
Sodikin, “Persepsi Masyarakat Petani Tambak Terhadap Kelestarian Hutan
Mangrove di Desa Pabean Ilir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu”,
Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia: 2010, Tidak dipublikasikan
Tien Wahyuni & Ismayadi Samsoedi, Kajian Aplikasi Kebijakan Hutan Kota di
Kalimantan Timur ( Review on Application of Urban Forest Policy in East
Kalimantan, Jurnal analisis kebijakan kehutanan, Vol 9, No 3, 2012, h 15.
Website
Http://timur.jakarta.go.id/menu-potensi-wilayah.html
www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/30/40
www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3907/Hutan-Kota-Dukuh-Jakarta-
Timur
LAMPIRAN
Hasil Wawancara kepada Ketua RT 01 RW 02 Bapak H Sarmada
1. Bagaimana sejarah berdirinya Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur?
“Hutan Kota Dukuh dahulunya merupakan lahan yang di akui oleh berbagai pihak,
tetapi tidak ada yang membuktikan kepemilikan lahan tersebut secara sah dimata
hukum, dikarenakan status lahan tersebut adalah wakaf. Sebelum dibangunnya Hutan
Kota Dukuh lahan tersebut hampir dijadikan lahan tempat pembungan sampah
sementara oleh Lurah Dukuh Jakarta Timur, tetapi saya bersama warga RT 01 RW 02
menolak hal tersebut dikarenakan dampak buruk bagi keadaan lingkungan tempat
tinggal kita di kemudian hari. Akhirnya lahan bekas tempat pemakaman umum ini di
bangun hutan kota oleh Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta.”
2. Bagaimana Penggunaan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur oleh warga sekitar?
“Banyak warga RW 02 yang jarang pergi ke Hutan Kota Dukuh karena warga
mengetahui lahan Hutan Kota tersebut bekas lahan pemakaman umum, jadinya Hutan
Kota Dukuh keadaanya dibiarkan saja oleh warga.”
3. Apa dampak dari keberadaan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur?
“Hutan Kota Dukuh ini berdampak baik bagi lingkungan kita, contohnya udara
menjadi segar, menjadi tempat resapan air.”
4. Apakah warga sekitar ikut berperan aktif dalam melestarikan atau merawat Hutan
Kota Dukuh Jakarta Timur?
“yang merawat Hutan Kota Dukuh ini adalah Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi
DKI Jakarta, warga jarang ikut terlibat dalam merawat Hutan Kota Dukuh”
5. Adakah permasalahan yang menyangkut keberadaan Hutan Kota Dukuh?
Permasalahannya warga jarang untuk berkunjung ke Hutan Kota Dukuh, padahal
sarana dan prasarananya uda bagus, uda ada jogging track nya tapi karena warga tau
Hutan Kota tersebut merupakan lahan bekas tempat pemakaman umum, warga
jadinya tidak mau untuk datang kesana.
6. Bagaimana menurut anda mengenai pengelolaan atau perawatan Hutan Kota Dukuh
Jakarta Timur yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta?
“pengelolaan atau perawatan hutan Kota Dukuh yang dilakukan oleh Pemerintah DKI
Jakarta sangat baik, tapi seharusnya mereka ikut melibatkan peran warga sekitar untuk
ikut terlibat merawat dan mengelola Hutan Kota Dukuh”
7. Apakah terdapat penyuluhan mengenai kegunaan atau fungsi Hutan Kota Dukuh
Jakarta Timur oleh pemerintah DKI Jakarta?
“Tidak ada penyuluhan mengenai fungsi hutan kota Dukuh dari Pemerintah DKI
Jakarta, seharusnya sih ada biar warga tertarik untuk berkunjung ke Hutan Kota
Dukuh dan memanfaatkannya untuk rekreasi ataupun olahraga, supaya stigma warga
tentang Hutan Kota Dukuh yang dulunya bekas pemakaman umum lama kelamaan
jadi hilang”
LAMPIRAN
Hasil Wawancara kepada Sekertaris RW 02 Kelurahan Dukuh
Jakarta Timur
1. Bagaimana sejarah berdirinya Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur?
Sebelum jadi hutan kota seperti sekarang, dulu lahannya bekas tempat pemakaman
umum warga sekitar, dan bersifat tanah wakaf, Hutan Kota Dukuh baru berdiri sekitar
2 tahun lalu, dan pembangunannya sempat terhambat kasus korupsi yang disangkakan
oleh pihak terkait.
2. Bagaimana Penggunaan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur oleh warga sekitar?
Hutan Kota Dukuh dibiarkan begitu saja oleh warga, jarang ada warga yang
mengunjungi Hutan Kota Dukuh,
3. Apa dampak dari keberadaan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur?
Keberadaan Hutan Kota Dukuh memperindah wilayah RW 02, apalagi Hutan Kota
Dukuh dirawat oleh Dinas Kelautan dan Pertanian Pemerintah DKI Jakarta dengan
baik.
4. Apakah warga sekitar ikut berperan aktif dalam melestarikan atau merawat Hutan
Kota Dukuh Jakarta Timur?
Yang merawat Hutan Kota Dukuh biasanya oleh dinas terkait, kita sebagai pengurus
RW 02 menyesalkan kenapa dinas terkait tersebut tidak melibatkan kita sebagai
pengurus untuk pembangunan ataupun pengrawatan Hutan Kota Dukuh, seperti
terjadi miss comunication antara kita (pengurus rw 02) dengan Pemerintah DKI
Jakarta yang diwakili oleh Dinas Kelautan dan Pertanian
5. Adakah permasalahan yang menyangkut keberadaan Hutan Kota Dukuh?
Permasalahan yang mendasar ya kurang adanya komunikasi antara pengurus RW 02
dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang Hutan Kota Dukuh, padahal Hutan
Kota Dukuh berada di wilayah RW 02 tapi ga ada komunikasi bagaimana yang harus
dilakukan Pengurus RW 02 tentang keberadaan Hutan Kota Dukuh.
6. Bagaimana menurut anda mengenai pengelolaan atau perawatan Hutan Kota Dukuh
Jakarta Timur yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta?
Pengelolaannya baik sekali, banyak fasilitas yang menunjang untuk keperluan
olahraga ataupun rekreasi.
7. Apakah terdapat penyuluhan mengenai kegunaan atau fungsi Hutan Kota Dukuh
Jakarta Timur oleh pemerintah DKI Jakarta?
Tidak ada penyuluhan apa-apa dari dinas terkait tentang Hutan Kota Dukuh, alangkah
lebih baiknya jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui dinas terkait ngadain
sosialisasi agar warga mau berkunjung dan memanfaatkan fasilitas yang terdapat di
Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur.
LAMPIRAN
Hasil Wawancara Bapak Arif selaku Pegawai Kelurahan Dukuh
Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup
1. Sejarah berdirinya Hutan Kota Dukuh
saya juga tidak tahu secara untuh mengenai sejarah keberadaan Hutan Kota Dukuh,
setahu saya Hutan Kota Dukuh ini merupakan Hutan Kota yang baru berdiri, sekitar 2
tahun yang lalu, sebelumnya juga lahan tempat Hutan Kota Dukuh memang sudah di
tumbuhi banyak pepohonan tetapi belum ada pengukuhan kalo tempat itu di nyatakan
sebagai hutan kota.
2. Penggunaan Hutan Kota Dukuh oleh warga sekitar
Saya tidak mengetahui sacara pasti mengenai penggunaan Hutan Kota Dukuh oleh
warga sekitar, setahu saya Pemerintah Pemprov DKI membuat ruang terbuka hijau
berupa hutan kota selain untuk memenuhi 30% ruang terbuka hijau sesuai dengan UU
Penataan Ruang, tapi juga untuk tempat rekreasi, olahraga ataupun tempat
berinteraksi warga satu sama lain.
3. Dampak dari keberadaan Hutan Kota Dukuh?
Keberadaan Hutan Kota Dukuh di wilayah RW 02 memiliki dampak secara ekologis
terhadap lingkungan sekitar
4. Apakah warga sekitar ikut berperan aktif dalam melestarikan atau merawat Hutan
Kota Dukuh?
Pernah ada acara yang berkaitan dengan hutan Kota Dukuh, Mahasiswa Universitas
Thamrin bersama Walikota Jakarta Timur menanam pohon untuk menambah vegetasi
dan memperindah Hutan Kota Dukuh.
5. Adakah permasalahan yang menyangkut keberadaan Hutan Kota Dukuh
Menurut pengetahuan saya, sampai saat ini tidak ada permasalahan mengenai
keberadaan Hutan Kota Dukuh yang terdapat di wilayah kami.
6. Menurut anda mengenai pengelolaan atau perawatan Hutan Kota Dukuh
Pengelolaan dan perawatan Hutan Kota Dukuh ini di lakukan oleh Sudin Kelautan,
Pertanian, dan Ketahanan Pangan Kota Adm Jakarta Timur, sejauh ini baik banyak
fasilitas penunjang untuk berrekreasi ataupun berolahraga.
7. Terdapat penyuluhan/sosiaslisasi mengenai kegunaan atau fungsi Hutan Kota Dukuh?
Selama ini tidak ada mengenai penyuluhan ataupun sosialisasi mengenai Hutan Kota
Dukuh, mungkin yang berhak mengadakan itu hanya Sudin Kelautan Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kota Adm Jakarta Timur. Wilayah kita hanya di tunjuk sebagai
tempat adanya hutan kota, mengenai penyuluhan ataupun sosialisasi bahkan
perawatan Kelurahan Dukuh tidak campur tangan mengenai hal itu.
LAMPIRAN
ANGKET PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI HUTAN KOTA DI
LINGUNGAN PADAT PENDUDUK
Identitas Responden
Nama : ________________________________________________
Jabatan : ________________________________________________
Alamat : ________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
Jenis Kelamin : ________________________________________________
Umur : ________________________________________________
Tingkat Pendidikan : ________________________________________________
Tanggal : ________________________________________________
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apakah anda setuju untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup di perkotaan salah
satunya dengan cara mengelola ruang terbuka hijau (RTH)?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
2. Apakah anda mendukung Pemerintah DKI Jakarta untuk menambah keberadaan
ruang terbuka hijau berupa hutan kota?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
3. Apakah anda setuju Hutan Kota Dukuh bisa mencegah banjir?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
4. Apakah anda setuju Hutan Kota Dukuh mampu mencegah erosi?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
5. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu menjadi daerah resapan air?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
6. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu menyaring air sehingga air
disekitar menjadi lebih jernih?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
7. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu menyimpan air di tanah sehingga
air tanah sekitar menjadi terpelihara dengan baik?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
8. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mempu menjaga kesuburan tanah
disekitar Hutan Kota?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
9. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu membuat suasana lingkungan
lebih sejuk?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
10. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu menetralisir bahan-bahan
pencemar sehingga lingkungan sekitar bisa tetep segar (tidak bau), bersih dan sehat?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
11. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu menjadi tempat pelestarian
plasma nutfah?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
12. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu mengurangi kebisingan yang
ditimbulkan oleh kendaraan bermotor dan lain-lain?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
13. Apakah anda setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh berguna untuk ruang hidup
flora dan fauna?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
14. Apakah anda setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi dampak
dari hujan asam?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
15. Apakah anda setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi intrusi air
laut?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
16. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh di lengkapi dengan sarana dan prasarana
olahraga?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
17. Apakah anda setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat memperindah
lingkungan sekitar?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
18. Apakah anda setuju jika Pemerintah DKI Jakarta mengadakan penyuluhan mengenai
kegunaan atau fungsi hutan kota Dukuh?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
19. Bagaimana menurut pendapat anda mengenai keberadaan hutan kota Dukuh di
lingkungan padat?
1) Sangat tidak baik
2) Tidak baik
3) Ragu-ragu
4) Baik
5) Sangat baik
20. Pernahkah anda mendapatkan penyuluhan secara teratur dari Pemerintah DKI Jakarta
mengenai fungsi hutan kota Dukuh yang terdapat di lingkungan padat?
1) Tidak pernah
2) Jarang
3) Ragu-ragu
4) Sering
5) Sering sekali
21. Apakah anda terlibat dalam penyuluhan tersebut?
1) Tidak pernah
2) Jarang
3) Ragu-ragu
4) Sering
5) Sering sekali
22. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang fungsi hutan Dukuh
kota/lingkungan?
1) Tidak pernah
2) Jarang
3) Ragu-ragu
4) Sering
5) Sering sekali
23. Apakah anda setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berguna untuk
menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
24. Apakah anda setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berdapak pada
perubahan perilaku masyarakat sekitar Hutan Kota, contohnya seperti peduli terhadap
lingkungan?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
25. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh di peruntukkan untuk penelitian dan
pengembangan di bidang pendidikan?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
26. Apakah anda setuju jika masyarakat melakukan vandalisme (pengerusakan) terhadap
Hutan Kota Dukuh?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
27. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan sebagai ruang terbuka
hijau lainnya, contohnya Taman Kota?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
28. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh diperluas dengan cara menggusur dari
permukiman warga sekitar?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
29. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh ini dialih fungsikan sebagai maal atau
dibangun gedung yang bagus untuk kegiataan ekonomi atau di bangun menjadi
perumahan?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
30. Apakah anda setuju jika terdapat pekerja yang bertugas untuk menjaga Hutan Kota
Dukuh?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
31. Apakah anda setuju jika pemerintah daerah melibatkan masyarakat dalam
menentukan keberadaan hutan kota?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
32. Apakah anda pernah mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk kepentingan rekreasi?
1) Tidak pernah
2) Jarang
3) Ragu-ragu
4) Sering
5) Sering sekali
33. Apakah anda pernah mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk kepentingan olahraga?
1) Tidak pernah
2) Jarang
3) Ragu-ragu
4) Sering
5) Sering sekali
34. Pernahkah anda mendapatkan pamflet, pengumuman, brosur dari Pemerintah DKI
Jakarta tentang fungsi hutan kota dilingkungan padat?
1) Tidak pernah
2) Jarang
3) Ragu-ragu
4) Sering
5) Sering sekali
35. Apakah anda setuju jika warga masyarakat memberikan dana bantuan dalam rangka
penyelenggaraan hutan kota Dukuh?
1) Sangat tidak Setuju
2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu
4) Setuju
5) Sangat Setuju
Saran-saran :
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Lampiran
Alpha lebih besar dari 0,374 artinya realibel
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,732 51
R hitung lebih besar dari 0,374 artinya valid
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 290,63 1831,757 ,604 ,726
VAR00002 290,73 1848,271 ,396 ,728
VAR00003 292,07 1852,064 ,160 ,730
VAR00004 292,03 1850,309 ,219 ,729
VAR00005 291,43 1822,392 ,466 ,725
VAR00006 291,77 1822,737 ,467 ,725
VAR00007 291,37 1821,826 ,455 ,725
VAR00008 291,27 1829,444 ,519 ,726
VAR00009 290,97 1830,585 ,632 ,726
VAR00010 291,47 1839,154 ,416 ,727
VAR00011 290,90 1835,541 ,408 ,727
VAR00012 291,10 1825,886 ,581 ,725
VAR00013 291,40 1831,834 ,556 ,726
VAR00014 291,67 1830,161 ,434 ,726
VAR00015 291,27 1797,857 ,750 ,721
VAR00016 291,67 1834,989 ,435 ,726
VAR00017 291,83 1825,661 ,455 ,725
VAR00018 291,27 1856,271 ,256 ,730
VAR00019 291,00 1830,828 ,610 ,726
VAR00020 290,83 1827,316 ,668 ,725
VAR00021 291,00 1841,379 ,553 ,727
VAR00022 292,13 1819,016 ,402 ,725
VAR00023 293,63 1845,482 ,386 ,728
VAR00024 293,70 1831,321 ,514 ,726
VAR00025 293,10 1826,783 ,416 ,725
VAR00026 291,73 1851,857 ,167 ,730
VAR00027 292,33 1864,713 ,075 ,731
VAR00028 292,90 1837,679 ,462 ,727
VAR00029 292,77 1860,944 ,134 ,731
VAR00030 292,97 1853,689 ,204 ,730
VAR00031 292,93 1845,237 ,307 ,728
VAR00032 292,60 1825,145 ,448 ,725
VAR00033 293,57 1867,564 ,113 ,731
VAR00034 291,30 1836,700 ,377 ,727
VAR00035 292,33 1875,057 -,018 ,733
VAR00036 293,80 1837,062 ,521 ,727
VAR00037 291,70 1825,459 ,471 ,725
VAR00038 292,47 1821,223 ,456 ,725
VAR00039 293,47 1842,878 ,404 ,728
VAR00040 291,33 1824,368 ,400 ,725
VAR00041 290,97 1860,447 ,154 ,730
VAR00042 291,60 1823,628 ,424 ,725
VAR00043 293,17 1839,937 ,411 ,727
VAR00044 293,23 1831,495 ,452 ,726
VAR00045 293,50 1838,052 ,413 ,727
VAR00046 292,90 1874,645 -,014 ,733
VAR00047 293,40 1868,041 ,060 ,732
VAR00048 293,40 1840,593 ,362 ,727
VAR00049 293,40 1842,800 ,362 ,728
VAR00050 291,80 1822,510 ,471 ,725
VAR00051 147,53 468,671 1,000 ,888
LAMPIRAN
FOTO HUTAN KOTA DUKUH
JAKARTA TIMUR
Fasilitas toilet yang terdapat di Hutan
Kota Dukuh Jakarta Timur
Papan pengumuman mengenai
kepemilikan lahan Hutan Kota Dukuh
Jakarta Timur
Jogging track yang terdapat di Hutan
Kota Dukuh
Papan pengumuman yang menjelaskan
mengenai luas Hutan Kota Dukuh
Jakarta Timur
Pintu masuk Hutan Kota Dukuh
Jakarta Timur
Irigasi yang terdapat di Hutan Kota
Dukuh Jakarta Timur
Vegetasi yang terdapat di Hutan Kota
Dukuh Jakarta Timur
Halte Bus yang terdapat di depan
Hutan Kota Dukuh
LAMPIRAN
TABULASI HASIL ANGKETNo Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Total Skor
1 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 1 5 5 5 4 4 4 5 2 2 2 5 1 5 1 5 2 2 5 5 2 1 1 4 129
2 5 5 4 3 4 4 5 4 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 1 2 1 2 4 4 2 5 1 2 4 4 1 2 2 5 124
3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 2 1 1 4 5 4 1 2 2 1 5 4 2 1 2 4 125
4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 2 5 4 4 4 1 1 1 2 4 5 1 4 2 2 5 5 2 2 1 4 121
5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 5 1 4 1 1 5 4 2 2 1 5 126
6 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 1 4 1 1 5 5 2 2 1 4 121
7 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 2 1 2 2 2 5 2 2 2 2 4 4 2 2 1 4 126
8 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 1 1 1 3 4 4 1 2 2 1 5 4 1 1 1 5 116
9 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 2 1 2 2 1 5 1 4 1 1 5 5 2 2 2 4 122
10 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 1 1 2 2 2 4 2 4 1 2 4 4 2 1 1 5 121
11 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 1 1 1 1 2 4 1 4 2 1 5 5 2 1 1 5 123
12 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 3 4 4 1 5 5 5 5 1 1 2 1 1 5 1 5 2 1 4 4 2 1 1 4 119
13 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 4 1 1 2 3 5 4 1 2 2 2 4 5 1 1 1 4 114
14 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 1 1 1 3 4 4 1 4 1 2 4 5 1 1 1 4 121
15 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 1 1 1 2 2 4 1 4 1 2 4 4 1 1 1 4 118
16 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 5 1 1 2 2 2 4 1 2 2 1 4 5 2 2 2 4 114
17 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 3 3 3 4 5 5 4 1 1 2 2 4 5 1 4 2 1 4 4 2 2 2 5 122
18 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 4 4 1 1 1 2 4 4 1 4 2 2 4 5 1 2 2 5 127
19 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 1 1 1 2 2 4 1 2 2 1 5 5 1 1 1 4 112
20 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 1 1 2 1 4 1 1 2 1 4 5 2 2 1 5 114
21 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 5 4 4 4 4 5 1 1 1 2 2 4 1 4 2 1 4 4 2 1 1 4 114
22 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 2 4 4 4 5 4 5 1 1 1 2 2 4 1 4 2 2 4 4 2 2 2 5 121
23 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 5 3 4 4 5 4 4 2 1 1 1 1 5 1 5 1 1 5 4 2 2 1 4 119
24 5 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 1 1 2 2 4 1 4 2 1 4 4 2 2 1 2 111
25 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 1 1 1 2 2 4 1 4 2 1 5 4 1 1 1 5 110
26 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 1 1 1 2 2 4 1 1 2 1 5 5 2 2 1 4 115
27 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 2 2 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 2 4 1 2 2 1 4 5 2 2 1 4 113
28 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 5 5 4 5 2 1 2 2 1 4 1 2 2 2 4 4 1 1 1 4 107
29 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 2 2 2 1 4 4 5 5 1 1 2 2 2 4 1 2 1 2 4 4 1 1 2 5 110
30 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 1 1 2 2 4 4 4 5 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 4 5 1 1 1 4 102
31 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 3 4 5 3 4 2 2 2 2 2 5 2 1 2 2 4 5 2 2 1 4 114
32 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 2 4 4 2 4 4 4 4 2 1 2 4 2 5 2 4 2 2 4 4 1 1 2 4 122
33 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 2 4 2 5 4 5 4 1 2 1 4 2 4 1 1 1 2 4 5 1 1 2 5 116
34 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2 5 5 4 4 5 4 4 1 1 1 5 2 5 1 2 2 1 5 5 1 1 2 4 119
35 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 2 4 2 4 4 4 5 1 1 2 4 1 4 1 4 2 1 4 4 2 1 1 4 110
Jumlah 155 156 156 140 151 154 153 153 158 156 153 115 131 139 117 149 153 146 156 45 41 51 84 82 152 40 110 59 50 153 157 56 51 46 150 4118
Nama
NIM
Jurusan
.Tudul
LEMBAR UJI REFERENSI
: Firdaus
:1111015000094
: Pendidikan lPS
. Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan Kota di Lingkturgan
Padat Penduduk, Studi Kasus Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur
Sumber Referensi
Pembimbing IIPembimbing I
1 Joga Nirwono dan Iwan Ismaun, RTH
30%! Resolusi (koru) Hijau, (Jakarta:
Kornpas Gramedia, 201 I )
51(1'L'
2 Rusli Said, Pengantar Ilmu
Kependudukan, (Jakarta: LP3ES, 1984)
94
( l,-aJ Bintarto, I n t e r al<-c i D e s a- Kot a, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1989)
36
0"4 Endes N Dahlan, Hutan Kota Untuk
P engellan dan P eningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup, (Jakarta: APHI,
lee2)
29
0,,
5 Elfin Rusliansyah, "Kajian Peluang
Pelibatan Masyarakat dalam
Pengembangan Hutan Kota Srengseng
Jakarta Barat", makalah pada Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Diponegoro, Semarang,
2005, h 6, tidak dipublikasikarr.
1
0,,
6 SK Gubernur No 171 Tahun 2007 luas
wilayah Provinsi DKI Jakarta
I
0,7 SK Gubernur DKI Jakarta dan hutan kota
Dukuh memiliki luas 5.738m2
I
n*8 UU no 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang
I
(),9 Tien Wahyuni & Ismayadi Samsoedi,
Kajian Aplikasi Kebijakan Hutan Kota di
Kalimantan Timur ( Review on
Application cf Urban Forest Policy in
E as t Ka I imanton, Jurnal analisis
ry9,No3,2012BA
t5
BII
u h10 Sabri Alisuf, Pengantar Ps,ikologi (lmum
& Perkembangan, (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 2001)
45 A( ),1,
l1 Sarwono Sarlito Wirawan, Pengantar
Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan
Bintang)
39 ht2 Shaleh Abdul Rahman, Psikologi Suatu
Pengantar dalam Perspehif Islam,
(Jakarta: Kencana, 2008)
r10(),
l3 Nari Markus, Dinamika Sosial dan
P emekar an D aer ah, (Yogyakarta:
Ombak,2010)
6 n14 Hartono & Arnicun A2i2.2008. Ilmu
Sosial Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara) 88 rlP tu
l5 Nurdin Amin & Ahmad AWcr:; Mengeltt
Sos iologi P engantar Memhami Konsep_
Konsep Sosiolog,. (Jakarta: UIN Jakarta
Press,2006).
35 0,t6 f\ursasmlul KanardJo, P emb angunan
Kota Optimum, Efisiensi & Mandiri,(Jakarta: Graha IImu, 2010)
dan Lansekap Hutan Kota, Iakarta: Bumi
Aksara,2004)
Nomor 63 Tahun 2O12Tentang Hutan
Kota
Karr,rs -
Edisi ketiga.20A3. Balai pustaka:
Jakarta.
He"rli"
Pendekatan Membumi Eclisi 6 Jitid 2(Jakarta: Erlangga, 2 0 06 )
49 0,17
47
3
0,18
0-l9
597
0-2A
197 q"21 Departemen Dalam Negeri F(I, Nrtionot
Ur b an D ev e I opme nt St rat e g/, Jakarta,
1985.
6()"
22 rjlntaruo, I nt e ra ks i D es a _ K o t a, (J akarta:
Ghalia Indonesia, 1989)
36
0,-23 Da\uDrr Dar(!, rvngunrcff llmu
Kep e ndudukan, (J akarta: LP3ES, 1 9 g4)
94 ft24 Endes NDahlan, Hutan Kota Untuk
P engellan dan P eningkatan Kual itas
L ingkungan H idup, (Jakarta: APHI
Jakarta,1992)
29 n,
25 Yatim Wildan, Kamus Biologi, (Jakarta:
Yayasan Obor indonesia, 2007)
390 fr ().
BAB III I26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Sustu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2013)
200 tu27 Sugiyono, Metode P enelitian P endidikan.
(Bandung. Alfabeta, 20 1 0) 199 0,28 Neuman Lawrence W, Metodologi
P enelitian Sosial : pendekatan kualitatif
dan Kuantitatif Edisi 7, (Jakarta: PT
Indeks,2A1:3)
255 ,''// -
')Y (),
29 Tim F'akultas Ilmu Tarbiyah Can
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
Pedoman Peruilisan Skripsi, (Jakarta:
FITK UIN Syarif Hidayatullah, 20 1 t )
53
/t
L/"
30 Sugiyono, Metode Penelttian Penclidikan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung. Alfabeta, 2A09)
1t4
3t Hatimah Ihat. Penelitian Pendidikan.
(Bandung: Upi Press, 2007)
67
oBAB IV
32 Keputusan Gubernur KDKI Jakarta
Nomor l25l Tahun 1986 tentang
Pemecahan, Penyatuan, Penetapan Batas,
Perubahan Nama Kelurahan yang
kemar/sama dan Penetapan luas wilayah
Kelurahan
I
0"
33 UU no 56 Tahun 1960 tentang Kategori
Kepadatan Penduduk
56
()"
Keputusan Gubernur KDKI Jakarta
Nomor 1227 Tahun 1989
Penyempurnaan Batas dan Luas Wilayah
Jakarta, 19 Oktober 2015Dosen Pembimbing Skripsi I
Andri Noor Ardiansyah. S.Pd.. M.Si.MP : 19840312201503 IA0 2
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KH USUS IBU KOTA JAKARTAKOTA ADMI N ISTRASI JAKARTA TIM U R
KECAMATAN KRAMAT JATI
KELURAHAN DUKUHJALAN DUKUH v RT. 007/002 (021 - 840 7689) / Emait : [email protected]
JAKARTAKode Pos: 13550
SURAT KETERANGAN
Nomor :5;9 I - t' EFr8
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan dengan ini bahwa:
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Universitas
Firdaus
1 1 1 1015000094
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
IX (Sembilan)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Benar mahasiswa tersebut talah melaksanakan kegiatan penelitian guna
mendapatkan data sebagai bahan penyusunan skripsi yang berjudul "PERSEPSI
MASYARAKAT TERIIADAP FUNGSI HUTAN KOTA DI LINGKUNGAN
PADAT PENDUDUK, STUDI KASUS HUTAN KOTA DUKUH JAKARTA
TIMUR', yang dilaksanakar pada
Demikian
mestinya.
Tanggal : 3 Agustus 2015 sampai dengan 25 September 2015
surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
21 Oktober 2015t- r"it t1
t.;i!i$;
, aaw&trflr x
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Cipulat 15412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit : 1 Maret 20'10
No. Revisi: '. 02
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.01/F.1 /KM.01 .31........1201 5Lamp. : Outline/ProposalHal : Permohonan lzin Penelitian
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
Ciputat, 6 Agustus 2015
Kepada Yth.
Bapak / lbu PegawaiKelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta TimurdiTempat
Assal am u' al ai ku m wr.wb.
Deagan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Firdaus
NIM '.111101s000094
Jurusan : Pendidikan IPS
Sernester : Vlll (Delapan)
Judul Skripsi : Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan Kotadi Lingkungan Padat Penduduk. studi kasus: Hutan KotaDukuh Jakarta Timur.
adalah benar mahasiswa Fakultas llrnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi yangSaudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wa ssal am u' al ai ku m wr.wb.
012