persepsi masyarakat lebaksiu – tegal terhadap...

80
PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP KAFA’AH DALAM PERKAWINAN Disusun Oleh: SUTIKNO NIM: 205044100582 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 2011 M/1432 H

Upload: leduong

Post on 09-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL

TERHADAP KAFA’AH DALAM PERKAWINAN

Disusun Oleh:

SUTIKNO

NIM: 205044100582

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

2011 M/1432 H

Page 2: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya
Page 3: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya
Page 4: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

KATA PENGANTAR

�� ا� ا�� ��� ا�� � �ب

�ا���� � ا� �� -� 5م 6$7 � 5 ة وا�3وا�1 ‚.#ا-�,+�!� "!*�() ا & " � %$# "!� �ا�

ي "��@�ئ <�ء�� ن ا9��� F� -� �#ا 9� ا� DE9�ة ��) و,�+) ا�و7$6 ا ‚-�

� ׃� "*� ا 9 رG#ا-�و

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ilahi Robby, Sholawat dan

salam senantiasa tercurah ke haribaan junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang

telah memberikan taufik dan hidayahnya, serta nikmat sehat, iman dan islam. Allah

SWT telah menciptakan manusia beraneka ragam, disertai dengan kelengkapan akal

pikiran sehingga menjadi manusia yang kreatif, inovatif, dan mampu memahami serta

mengamalkan norma-norma ajaran Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul : ” PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL

TERHADAP KAFA’AH DALAM PERKAWINAN”

Alhamdullilah dalam penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan banyak

terima kasih terutama orang tua tercinta, ibunda, beserta kakak dan kepada isteri dan

anak-anak yang telah memberikan motivasi, nasehat dan kontribusi sehingga dapat

selesainya pendidikan S-1 di UIN Jakarta. Semoga Allah swt memberikan balasan

dan rIzki yang tiada hentinya kepda kita semua.

Tak lupa pula, penulis mengucapkan terima kasih banyak dan penghargaan

kepada pihak-pihak yang telah memberikan motivasi dalam penulisan skrisi ini,

terutama kepada:

Page 5: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

1. Prof. Dr. M. Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan

Hukum

2. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA, selaku Ketua Kordinasi Teknis Al-Akhwal

Al-Syaksiyah

3. Drs. H. Ahmad Yani, MA, yang telah memberikan bimbingan kepada penulis

secara intensif dan efektif sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Jurusan fakultas syari’ah umumnya dan khususnya dosen jurusan

SAS atas bimbingannya hingga penulis mampu membuat dan menyelesaikan

skripsi ini.

5. Pihak perpustakaan Syaria’ah dan Hukum, yang telah memberikah fasilitas serta

kemudahan pada penulis untuk mengadakan studi perpustakaan. Dan teman-

teman yang memberikan semangat kepada penulis.

6. Dr. Halimah Ismail, selaku dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum yang selalu

memberikan Didikkan yang matang sehingga tidak terkira sampai penulis berhasil

menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepala Desa Lebaksiu dan para karyawan-karyawati yang telah memberikan data

masyarakat lebaksiu untuk melengkapi skripsi ini.

8. Ibunda tercinta Tuti Sukarti dan kakak-kakakku yang telah memberikan nasehat

dan motivasi hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Yang tersayang isteri dan anak-anak, Nita Rochman, Nino Yoga Pratama dan

Safwatul Hadi yang telah memberikan inspirasi sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Page 6: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

10. H. Abdul Aziz Kamaluddin, MA, selaku pimpinan KUA kecamatan cilandak

yang telah memberikan semangat dan arahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

11. Teman-teman semua yang telah membantu penulis untuk dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Akhirnya, kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt, mudah-mudahan apa

yang telah penulis selesaikan dan penulis lakukan dalam menyelesaikan skripsi ini

mendapatkan ridho dari Allah Swt dan semoga skripsi ini dapat menjadi pedoman

dan manfaat. Amin

Jakarta: 20 Juni 2011 M_______ 18 Rajab 1432 H

Penulis

Page 7: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………………...6

C. Tujuan Penelitian……………………………………………………..7

D. Metode Penelitian…………………………………………………….7

E. Sistematika Pembahasan…………………………………………….11

BAB II KERANGKA TEORI

A. Kafa’ah dalam perkawinan………………………………………….13

1. Dasar Hukum……………………………………………………20

2. Urgensi Kafa‘ah………………………………………………....24

B. Persepsi Tentang Kafa’ah..................……………………………….31

BAB III GAMBARAN UMUM DESA LEBAKSIU KECAMATAN.

LEBAKSIU

KAB. TEGAL

A. Letak Geografis……………………………………………………..43

B. Struktur Pemerintahan………………………………………………44

Page 8: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

C. Kondisi Sosial Masyarakat Desa Lebaksiu-Tegal…………………...48

1.Sarana Ibadah……………………………………………………...48

2. Sarana Pendidikan ……………………………………………......49

3. Sarana Sosial ……………………………………………………..50

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden…………………………………………....51

B. Pemahaman Masyarakat Desa Lebaksiu Tentang Kafa’ah………....54

C. Persepsi Masyarakat Desa Lebaksiu Tentang Pengaruh Kafa’ah......59

D. Analisis Hasil Penelitian………………………………………........65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................69

B. Saran.........................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................72

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 9: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan merupakan suatu cara yang diciptakan Allah SAW untuk

mendapatkan kebahagiaan. Dalam hal ini, Nikah juga merupakan suatu perjanjian

perikatan seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Perjanjian disini bukan

sembarang perjanjian seperti perjanjian jual beli atau sewa menyewa, tapi

merupakan perjanjian suci untuk membentuk keluarga antara seorang laki-laki

dan perempuan.

Kebahagian hidup merupakan salah satu cita-cita bagi semua orang dalam

kehidupannya, baik kebahagian karena keberhasilan menjalankan tugas dan

kewajibannya maupun keberhasilan dalam menghindari suatu penderitaan.

Perkawinan sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan jalan

perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat

sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang berkehormatan.Sebuah

perkawinan dapat menentramkan jiwa, meredam emosi, menutup pasangan dari

segala yang dilarang Allah, mendapatkan kasih sayang suami isteri yang

dihalalkan oleh Allah. Sementara tujuan lainnya perkawinan yaitu untuk

mengembangkan keturunan, dan untuk menjaga ikatan kekeluargaan, serta

Page 10: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

mempererat ikatan kasih sayang sesama mereka. Karena keluarga yang diikat

dengan cinta kasih adalah keluarga yang kokoh dan bahagia.1

Perkawinan merupakan kegiatan alamiah yang dilakukan oleh umat

manusia untuk tetap melestarikan keturunannya. Agama Islam menganjurkan

perkawinan, sedangkan arti perkawinan itu sendiri adalah suatu ikatan lahir dan

batin antara dua orang, laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu

rumah tangga yang dilangsungkan menurut ajaran syari’at Islam.

Islam diibaratkan sebagai ikatan yang sangat kuat, bagaikan ikan dengan

airnya, dan bagaikan beton bertulang yang sanggup menahan getaran gempa.

Kalau kita amati, pada awalnya mereka yang melakukan pernikahan tidak saling

mengenal dan kadang kala mereka mendapatkan pasangan yang berjauhan. Akan

tetapi tatkala memasuki perkawinan, mereka begitu menyatu dalam

keharmonisan, bersatu dalam menghadapi tantangan dalam mengarungi bahtera

kehidupan.

Untuk mencapai kebahagian, ketenangan dan kasih sayang dalam suatu

rumah tangga, diperlukan adanyan keserasian atau keseimbangan antara kedua

belah pihak calon suami dan isteri tersebut. Keserasian dan keseimbangan

tersebut dalam hukum pernikahan Islam dikenal dengan istilah kafa’ah. Menurut

Sayyid Sabiq kafa’ah dalam penikahan berarti sederajat, sama dan sebanding.

Maksudnya adalah laki-laki sebanding dengan calon isterinya, sama dalam

kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial dan sederajat dalam akhlak serta

1 H.S.A Al Hamdani, Risalah Nikah, (Jakarta, Pustaka Amini, 2002), hal. 7

Page 11: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

kekayaannya. Tidaklah diragukan lagi jika kedudukan antara laki-laki dan

perempuan sebanding, merupakan factor kebahagiaan hidup suami isteri dan

menjamin keselamatan laki-laki dan perempuan dari kegagalan dan kegoncangan

rumah tangga2.\

Hubungan perkawinan merupakan salah satu aspek hidup yang paling

utama dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna. Pernikahan itu bukan

saja merupakan satu jalan yang amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah

tangga dan keturunan, Juga dapat dipandang sebagai satu jalan menuju pintu

perkenalan antara kaum dengan kaum lain, dan perkenalan itu akan menjadi jalan

untuk menyampaikan pertolongan antara satu dengan lainnya. Karena perkawinan

termasuk pelaksanaan agama, maka didalamnya adanya tujuan dan maksud

mengharapkan keridhaan Allah SWT.3

Perkawinan merupakan suatu ketentuan Allah didalam menjadikan dan

menciptakan alam ini. Perkawinan bersifat umum, menyeluruh, berlaku tanpa

terkecuali baik bagi manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.

4

Sedangkan Tujuan perkawinan menurut agama Islam ialah untuk

memenuhi petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis,

2 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Jilid 7 (Bandung, PT. Alma’arif, 1981), Cet. I, hal. 36

3 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung, PT.Sinar Baru Algesindo, 1994), Cet.27, hal.375

4 Abd. Qadir Jaelani, Keluarga Sakinah,(Surabaya, Bina Ilmu, 1995), hal.41

Page 12: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

sejahtera dan bahagia. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban anggota

keluarga yang

sejahtera artinya terciptanya ketenangan lahir dan batin, sehingga

timbullah kebahagiaan, yakni kasih sayang antar anggota keluarga.5

Tujuan keseimbangan dalam perkawinan ini memang sama dengan tujuan

perkawinan yaitu untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan yang Maha Esa. Untuk itu suami isteri perlu adanya rasa saling

membantu dan saling melengkapi agar masing-masing dapat mengembangkan

kepribadiannya, membantu dan mencapai kesejahteraan spiritual dan material.

Sejalan dengan berkembangnya zaman sekarang ini, nampaknya masih

banyak dari kalangan masyarakat kita yang terus menerus mementingkan materi

dalam menempuh perkawinan, mereka lupa bahwa ada aspek lain yang tidak

dapat, dihargai dengan nilai materi. Akan tetapi karena pada umumnya, mereka

hanya memandang pada aspek yang nyata saja dalam kehidupan ini, maka

akhirnya mereka lupa akan makna dan tujuan perkawinan itu.

Dalam menentukan pilihan terhadap calon istri atau suami, Islam telah

Menganjurkan agar kesetaraan antara calon suami dan calon istri hendaknya

dipenuhi oleh kedua belah pihak yang setara kedudukannya ditengah masyarakat,

seperti dalam segi ekonomi, intelektual, pendidikan, dan lainnya. Hal ini harus

5 Abd Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Bogor, Kencana, 2003), hal. 22

Page 13: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

diperhatikan dari sejak awal demi menjaga masa depan perkawinan kedua belah

pihak.6

Untuk dapat terbina dan terciptanya suatu rumah tangga yang sakinah,

mawaddah dan rahmah, Islam menganjurkan agar adanya kafa’ah atau

keseimbangan antara calon suami dan calon istri. Tetapi hal ini bukanlah

merupakan suatu yang mutlaq, melainkan suatu hal yang harus diperhatikan guna

tercapainya tujuan pernikahan yang bahagia dan abadi. Karena pada prinsipnya

Islam memandang sama kedudukan umat manusia dengan manusia lainnya.

Kafa’ah itu sendiri mempunyai arti kesamaan, serasi, seimbang, dan

lainnya. Kalau dalam artian luas yaitu keserasian antara calon suami dan calon

istri, baik itu dalam agama, akhlak, kedudukan, keturunan, pendidikan dan

lainnya. Namun, meskipun konsep kafa’ah ini bukanlah merupakan suatu hal

yang dapat menjamin kebahagiaan keluarga, tetapi pada umumnya masyarakat

mempunyai persepsi.

Jika salah satu anggotanya akan melangsungkan perkawinan, maka sudah

menjadi keharusan pula pasangan yang akan dijadikan calon mempelainya itu

harus mempunyai kriteria-kriteria yang telah ditetapkan jauh sebelum akad

pernikahan dilaksanakan. Masyarakat beranggapan bahwa suatu rumah tangga

akan mencapai kebahagiaan apabila kriteria-kriteria tersebut ada dan dimiliki

6 Syaikh Adil Fathi Abdullah, Adab & Tuntutan Meminang, (Jakarta, Pustaka Kamil, 2004),

hal. 50

Page 14: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

setidaknya oleh orang tua calon pasangannya dan lebih baik lagi bila dimiliki oleh

pasangan yang nantinya mendampingi kehidupan dari salah satu bagian anggota

keluarganya.

Berdasarkan pengamatan sementara, bahwasanya di Desa Lebaksiu

Kabupaten Tegal mengutamakan faktor kafa’ah sebagai pertimbangan utama

untuk melangsungkan pernikahan dengan tujuan untuk mencapai keharmonisan

rumah tangga, namun kenyataannya tidak semua masyarakat menjalankannya.

Factor kafa’ah sebagai pertimbangan utama untuk melangsungkan proses

pernikahan akan tetapi ada juga yang berakhir dengan perceraian.

Untuk lebih jelas mengetahui bagaimana masyarakat Desa Lebaksiu

Kabupaten Tegal tentang pemahaman kafa’ah dalam perkawinan dan persepsi

masyarakat tentang pengaruh dari kafa’ah itu sendiri dalam melaksanakan

pernikahan. Karena itu sangat penting untuk dikaji sebagai pedoman.

Maka penulis akan menguraikan pembahasan mengenai kafa’ah tersebut

dalam skripsi berjudul “PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL

TERHADAP KAFA’AH DALAM PERKAWINAN”

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Kafa’ah dalam perkawinan meliputi adanya factor keturunan, kekayaan,

kecantikannya, dan factor agama. Karena permasalahan kafa’ah sangat luas, maka

dengan penelitian ini dibatasi pada beberapa masalah tentang kafa’ah dalam

perkawinan di Desa Lebaksiu-Tegal.

Page 15: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, maka permasalahannya

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman masyarakat Lebaksiu di Desa Lebaksiu Kec.

Lebaksiu Kab.Tegal tentang kafa’ah dalam perkawinan?

2. Bagaimana persepsi masyarakat lebaksiu di Desa Lebaksiu Kec. Lebaksiu

Kab. Tegal terhadap pengaruh kafa’ah dalam perkawinan?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan penulisan

skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat Desa Lebaksiu Kecamatan

Lebaksiu kab.Tegal tentang kafa’ah

2. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat desa lebaksiu kec.

Lebaksiu Kab. Tegal terhadap pengaruh kafa’ah dalam perkawinan.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini diaplikasikan metode penelitian empiris. Dilihat

dari sudut pandang sumber datanya, penelitian ini merupakan penelitian

lapangan (field research). Dilihat dari sudut pandang sifat data yang dihimpun,

Page 16: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

penelitian ini merupakan kualitatif.7 Pendekatan kualitatif bermanfaat untuk

memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat agar semakin jelas.

Dilihat dari tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif.8 Dilihat dari sisi adanya penerapan teknik sampling, penelitian ini

merupakan penelitian survai. Dimana penelitian survai merupakan penelitian

yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan Questionary

sebagai alat pengumpul data yang pokok.

2. Sumber Data

Ada dua jenis data yang dihimpun dalam penelitian ini, yaitu data

primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung

bersumber dari responden penelitiannya, sedangkan data sekunder adalah data

yang diperoleh melalui studi perpustakaan yang bertujuan untuk memperkuat

data. Dan diihimpun dengan teknik Questionary.

3. Pengambilan Sampel dan Subyek Populasi

a. Sampel

Sampel dalam penelitian, sebagian dari populasi yang digunakan

dalam penelitian berhubung jumlah polulasi tersebut terlalu banyak, maka

pengambilan sampel menggunakan teknik sampling acakan yang sederhana

(Simple Random Sampling).

7 Metode Penelitian Survai/editor, Marsi Singarimbun dan Sofian effendi. Rev. ed. Jakarta:

LP3ES, 1989, hal. 9-11

8 J, Supranto, Metode Penelitian dan Hukum Stastitik, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hal. 183

Page 17: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Hal ini sampel yang gunakan dengan menyebarkan questionary

sebanyak 100 questionary terhadap responden yang akan diteliti, namun

jumlah yang tersebut ternyata 90 questionary yang bias digunakan untuk

sampel. Karena hal ini masih adanya data yang kurang lengkap dari para

responden.

Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah masyarakat Desa

Lebaksiu Kecamatan Lebaksiu yang belum menikah maupun sudah menikah

berusia antara 17 s/d 50 tahun sesuai dengan daftar nama yang diperoleh dari

kantor desa dan jumlah kepala keluarga yang ada.

Questionary disebarkan kepada 100 orang responden. Questionary

memuat 20 (dua puluh) item pertanyaan (lihat lampiran), yang terdiri atas 9

(Sembilan) item pertanyaan tentang identitas asal-usul responden, 5 (lima)

item yang merupakan masalah perkawinan dan 15 (lima belas) item

pertanyaan yang merupakan indikator responden terhadap pemahaman dan

persepsi kafa’ah dalam perkawinan.

b. Populasi

Subyek populasi yang digunakan sebagai penelitian ini yaitu

masyarakat Desa Lebaksiu Kecamatan Lebaksiu Tegal yang setiap rukun

warga digunakan sebagai penelitian Angket yang telah dibuat oleh penulis.

4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam skripsi ini dikumpulkan dari sumbernya

dengan teknik :

Page 18: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

a. Angket (Questionary) : Yaitu serangkaian pernyataan secara tertulis yang

disertai dengan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang dipilih oleh

responden tentang kafa’ah dalam perkawinan.

b. Inteview : Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan Tanya jawab

yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan

penelitian. Teknik ini merupakan teknik untuk memperoleh data

demografis untuk mengetahui lebih jauh pemahaman masyarakat desa

lebaksiu kab. Tegal tentang pentingnya kafa’ah dalam perkawinan.

c. Dokumentair : Dengan teknik ini penulis dapat memperoreh data, dokumen,

serta keterang-keterangan tertulis lainnya yang dapat mendukung

keontetikan hasil interview, angket, dan juga sebagai rujukan permasalahan

yang akan dibahas.

5. Teknik Analisa Data

Data yang telah diolah diatas akan dianalisis dengan menggunakan

metode deskriptif kualitatif, sebagai berikut :

a. Deskriptif : Yaitu menggambarkan apa adanya. Maksudnya

menggambarkan apa adanya hasil penelitian yang berkaitan dengan

pentingnya kafa’ah dalam perkawinan.

b. Kualitatif : Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pentingnya kafa’ah

dalam perkawinan, yang diperoleh dari sumbernya, baik secara lisan

maupun tertulis, kemudian disusun secara sistematis untuk mendapatkan

gambaran yang jelas.

Page 19: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

6. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini menggunakan atau berpedoman

kepada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.”

E. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini dibagi kedalam lima bab pembahasan,

dan setiap babnya dibagi menjadi beberapa sub bab dengan perincian sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dikemukakan Latar belakang masalah, Pembatasan dan

Perumusan masalah, tujuan Penelitian, Metode Penelitian, serta

Sistematika Pembahasan.

BAB II KERANGKA TEORI

Berisi tentang Teori Kafa’ah dalam perkawinan diantaranya Dasar

hukum, urgensi kafa’ah, Serta Teori Persepsi terhadap kafa’ah dalam

perkawinan.

BAB III GAMBARAN UMUM DESA LEBAKSIU KEC. LEBKASIU KAB.

TEGAL

Berisi tentang Letak Geografis, Struktur Pemerintahan, Sarana Ibadah,

Sarana Pendidikan, dan Sarana Sosial.

Page 20: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai Karakteristik responden,

Pemahaman masyarakat desa lebaksiu tentang kafa’ah, Persepsi

terhadap pengaruh kafa’ah, Analisis hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka dan Lampiran

Page 21: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Kafa’ah dalam perkawinan

Menurut etimologi (bahasa) kafa’ah berasal dari bahasa arab, yaitu

atauآD�ء #Dء آ آ#D- �Dآ artinya: yang sama, semacam, sepadan. Jadi kafa’ah atau

Kufu’ itu artinya adalah sepadan, sejodoh, seimbang, sederajat.9

Sayyid Sabiq mengemukakan dalam buku Fiqh Sunnahnya bahwa yang

dimaksud dengan kufu’ dalam hukum perkawinan Islam ialah sama, sederajat,

sepadan atau sebanding. Laki-laki sebanding dengan calon isterinya, sama dalam

kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial dan sederajat dengan akhlak serta

kekayaan.10

Sedangkan pengertian kufu‘ menurut istilah hukum Islam,

yaitu“keseimbangan dan keserasian antara calon isteri den calon suami sehingga

masing-masing calon tidak merasa berat untuk melakukan perkawinan“, atau laki-

laki sepadan dengan calon isterinya, sama dalam kedudukan, sebanding dalam

tingkat sosial dan sederajat dalam akhlak serta kekayaan.11

9 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta, PT. Nidakarya Agung, 1989), hal.378

10 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Juz 7, (Bandung, PT. Alma’arifm 1981), Cet. I, hal.36

11 Abd Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Bogor, Kencana, 2003), hal.96

Page 22: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Kafa’ah itu sendiri merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu fiqh, dan

hal ini biasanya berlaku dalam perkawinan. Sedangkan maksud kafa’ah dalam

perkawinan adalah keserasian antara calon suami dan calon isteri, sehingga pihak-

pihak yang berkepentingan tidak keberatan terhadap perkawinan itu.12

Riwayat At Tirmidzi dari Abu Hurairah. Rasulullah saw, bersabda:

ا .�� ا� �� ذا: %�ل ر�# ا� ,$6 ا� $7 ) و�$�: �7 ا"6 ه���F %�ل

ا� �D*$# ا��� (!� 6 ا�رض و .<#� �و ،G �� �9#ن د F!) و.$�)

�F �7 د�روا� ا�(� 9( 3� 13 ا٤) ى

Artinya: Dari Abu Hurairah, beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda:”Apabila ada

orang yang baik agamanya dan akhlaknya,meminag kepada anak-anak

perempuan semua, maka kawinilah ia kepadanya, jika kalian tidak

melaksanakannya niscaya akan terjadi fitnah dimuka bumi dan kerusakan yang

luas”.(Riwayat At Tirmidzi ).

Dalam hadist ini, titahnya ditunjukan kepada para wali agar mereka

mengawinkan perempuan-perempuan yang dikawininya kepada laki-laki

peminangnya yang beragama, amanah dan berakhlak. Jika mereka tidak mau

mengawinkan dengan laki-laki yang berakhlak luhur, tetapi memilih laki-laki

yang tinggi keturunannya, berkedudukan dan harta, berarti akan mengakibatkan

fitnah dan kerusakan tak ada hentinya bagi laki-laki tersebut.

12 Kamal Muktar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta, Bulan Bintang,

1974), hal.69

13 Drs. H. Moh. Zuhri Dipl.Tapl, At Tirmidzi, Jilid 2, (Semarang, CV. Asy syifa, 1992), hal.

409

Page 23: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Kafa’ah itu sendiri bukan menjadi syarat bagi pernikahan tetapi jika tidak

dengan keridhaan masing-masing, yang lain boleh membatalkan pernikahan itu

dengan alasan tidak sekufu’(sederajat atau sepadan).14

Hasbullah Bakry menjelaskan bahwa pengertian kafa’ah ialah di antara

calon suami dengan calon isterinya setidak-tidaknya dalam tiga perkara yaitu

agama (sam-sama Islam), harta (sama-sama berharta), dan kedudukan dalam

masyarakat (sama-sama merdeka).15

Kafa’ah juga menurut istilah dikemukakan oleh Alhamdani yang

mengartikan bahwa kafa’ah sebagai penyesuaian keadaan antara si suami dengan

perempuannya, sama kedudukannya. Suami seimbang dengan kedudukannya

dengan isterinya di masyarakat, sama baik akhlaknya dan kekayaannya.16

Kafa’ah menurut istilah juga dikemukakan oleh M. Ali Hasan yang

mengartikan kafa’ah sebagai kesetaraan yang perlu dimiliki oleh calon suami dan

isteri, agar dihasilkan keserasian hubungan suami isteri secara mantap dalam

menghindari celaan di dalam masalah-masalah tertentu.17

Dari pengertian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian

kafa’ah secara umum adalah keserasian atau kesetaraan antara calon suami

14 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung, Sinar Baru Alghesinde, 1997), Cet. 31, hal.390

15 Hasbullah Bakry, Pedoman Islam di Indonesia, (Jakarta, UI PREES, 1998), hal.159

16 H.S.A Al Hamdani, Risalah Nikah, (Jakarta, Pustaka Amani, 2002), hal. 15

17 M Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam, (Jakarta, Prenada Media,

2003), hal.33

Page 24: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

dengan calon isterinya yang akan melangsungkan perkawinan dari semua aspek,

baik itu aspek agama, kekayaan, pendidikan ataupun status sosial, atau juga dari

aspek kecantikan.

Oleh karena itu, hendaknya pihak-pihak yang mempunyai hak sekufu itu

menyatakan pendapatnya tentang calon mempelai keduanya. Sebaliknya,

persetujuan tentang sekufu ini oleh pihak-pihak yang terkait berhak dicatat,

sehingga dapat dijadikan alat bukti, seandainya ada pihak yang akan menggugat

nanti.18

Kafa’ah dalam perkawinan hanya di perlakukan bagi laki-laki bukan

perempuan, artinya orang laki-lakilah yang disyaratkan agar sekufu dengan

perempuan yang akan dikawininya, setingkat dengan perempuan dan si

perempuan tidak disyaratkan harus sepadan dengan laki-lakinya.19

Dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam

Bukhari dan Muslim, Rasul memberi pedoman dalam memilih pasangan yaitu :

��� �@�، : �!�¥ ا��� أة £ر"¢ ,$*� %�ل +�76 ا "¡ ه��Fة �7 ا�!

�ات ا�و�"�D§ � ،�@!F، و���@��، و<��3+@�� ث�� (�F ©"�� �Fاك

18 Kamal Muktar, Asas-asas Huku,m Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta, Bulan Bintang,

1974), hal. 75

19 H.S.A Al Hamdani, Risalah Nikah, (Jakarta, Pustaka Amani, 2002), hal. 23-24

Page 25: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

٢ا) ,¥ روة ا�+»�رى و$39�

20

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah bersabda :“Wanita dinikahi karena empat hal: Karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena

agamanya(ketaatannya kepada Agama),Maka pilihlah wanita yang taat kepada

agama (ke-Islamannya),maka kamu akan bahagia.(Hadist shahih Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sekufu, sederajat,

seimbang dalam perkawinan antara laki-laki dan perempuan. Ada beberapa faktor

di dalamnya diantaranya :

a. Keturunan

Pada dasarnya masalah keturunan bukan lagi hal yang perlu

diperdebatkan lagi karena yang demikian itu tidak lagi menjadi halangan pada

zaman sekarang ini, namun perlu diketahui sekufu dalam keturunan sudah ada

sejak dahulu.

Riwayat Abu Daud, Rasulullah saw bersabda:

F�"!� : �7 ا"� ه� �F رض ا� 7!) ان ا�!+6 ,$6 ا� $7 ) و �$� %�ل

21٢٢.)روا� ا"# داود (#اا� ) وآ�ن �­� 9� " ��Gا-��#ا"�ه!�وا-��

Artinya:

Dari Abu Hurairah beliau berkata, Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:

“Wahai Bani Bayanah,nikahkanlah Abu Hindun, dan nikahkanlah anak

20 Zainuddin Hamidy, Shahih Bukhari, Jilid 4, (Jakarta, Widjaya, 1992), hal. 10

21 Ustadz Bey Arifin, Sunan Daud, Jilid 3, (Semarang, Asy Syifa, 1993), hal.35

Page 26: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

perempuanmu kepada dia.Padahal Abu Hindun adalah seorang tukang

bekam”. (Riwayat Abu Daud ).

Dari keterangan diatas terlihat masih berlaku sifat keturunan dalam

kufu pada perkawinan, untuk itu jangan salah paham bahwa Rasul

mengajarkan boleh membanggakan keturunan, tetapi ini adalah hanya sebagai

pernyataan saja atau khabariyah dan bukan untuk membanggakan atau

bertafakhar atas orang lain, karena Rasul atau Islam melarang seperti itu.

b. Merdeka

Budak tidak sekufu dengan wanita merdeka, dan begitu pula laki-laki

yang dimerdekakan dengan wanita yang sejak mula merdeka, dan pula siapa

yang dahulu orang tuanya budak dengan orang yang tidak pernah dari budak,

tidak pula salah satu seorang saja dari bapak-bapaknya budak, sebabnya

adalah karena wanita merdeka jadi tercela bila berada pada tangan seorang

laki-laki budak atau dibawah yang orang tuanya jadi budak.22

Untuk itu wanita yang merdeka sejak semula atau dimerdekakan

seorang wanita yang tidak pernah terkena perbudakan, atau orang tuanya atau

kerabat yang lebih dekat kepadanya tidak pernah terkena kebudakan adalah

tidak biasa diimbangi oleh orang yang tidak seperti itu, dalam arti hubungan

dengan darah kebudakan tersebut.

c. Beragama Islam

22 Aliy As’ad, Fathul Mu’in, (Kudus, Menara Kudus, 1979), hal. 73

Page 27: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Kafa’ah berdasarkan keislaman ini pada dasarnya digunakan oleh

selain arab, sedangkan arab bangga dengan nasab atau keturunan merdeka,

mereka tidak berbangga dengan keislaman nenek moyang mereka.

Sedangkan orang-orang selain arab yaitu orang mawali dan ajam

mereka akan bangga dengan keIslaman leluhur mereka. Demikianlah apabila

seorang perempuan mempunyai ayah dan kakek yang Islam tidak sekufu

dengan orang yang punya ayah dan kakek bukan Islam. Seorang yang hanya

mempunyai satu

Orang tua Islam sekufu dengan orang yang hanya mempunyai satu

orang tua yang Islam. Sebab perceraian dapat dituntut oleh ayahnya atau

kakeknya, hak menuntut cerai itu tidak akan berpindah kepada selain ayah dan

kakek. Abu Yusuf berpendapat bahwa seorang yang mempunyai ayah muslim

sekufu dengan perempuan yang mempunyai leluhur muslim, karena mereka

cukup dikenal dengan menyebutkan nama ayah atau kakeknya.

Jadi maksud pengertian diatas sudah jelas bahwa orang Islam yang

kawin dengan orang yang bukan Islam dianggap tidak sekufu, yakni tidak

sepadan.

d. Kekayaan

Ulama Syafi’iyah berbeda pendapat dalam menetapkan kekayaan

sebagai ukuran dari kafa’ah, sebagian menganggapnya sebagai ukuran dalam

kafa’ah. Mereka mengatakan pula sebabnya ialah karena nafkah dari rumah

Page 28: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

tangga dari suami yang fakir tidak sama dengan nafkah dari yang kaya.

Pendapat ini dikuatkan oleh ulama Hanafiyah yang mengatakan tentang

kekayaan sebagai ukuran kafa’ah, artinya yang dianggap sekufu ialah seorang

laki-laki harus dianggap sanggup membayar mas kawin dan uang belanja

sehingga apabila tidak sanggup membayar mas kawin dan nafkah atau salah

satunya maka dianggap tidak sekufu’.23

Dari Abi Yusuf, bahwa ia menilai kufu’ itu dari kesanggupan

memberikan nafkah bukan mahar. Karena dalam urusan mahar biasanya orang

sering mengada-ada. Dan seorang laki-laki dianggap mampu memberikan

nafkah dengan melihat kekayaan ayahnya. Tentang harta, jadi ukuran kufu’

juga menjadi ukuran pendapat Ahmad. Karena kalau perempuan yang kaya

bila berada ditangan suami yang melarat akan mengalami bahaya. Sebab

suami menjadi susah dalam memenuhi nafkahnya dan jaminan anak-

anaknya.24

e. Tidak cacat

Imam syafi’i berbendapat tidak cacatnya seseorang sebagai ukuran

kafa’ah, orang cacat yang memungkinkan seorang isteri menuntut fasakh,

dianggap tidak sekufu dengan orang yang tidak cacat, meskipun cacatnya

23 H.S.A Al Hamdani, Risalah Nikah, (Jakarta, Pustaka Amani, 2002), hal. 22

24 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Juz 7, (Bandung, PT. Alma’arif, 1981), Cet, hal. 48

24 24 24 24

Page 29: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

tidak menyebabkan fasakh, tetapi sekiranya yang akan membuat orang tidak

senang mendekatinya, seperti buta, cacat itu menyebabkan orangnya tidak

sekufu, berbeda pendapat dengan Hanafiyah dan Hanabilah mereka tidak

menganggap bersih dari cacat sebagai ukuran kafa’ah dalam perkawinan.

Jadi perempuan mempunyai hak untuk menolaknya. Karena resikonya

tentu dirasakan oleh siperempuan, bagi wali perempuan boleh mencegah

untuk kawin dengan laki-laki bule, gila, tanganya buntung atau kehilangan jari

jemarinya.

1. Dasar Hukum

Mengenai efisiensi konsep kafa’ah dalam perkawinan, menimbulkan

pengkalsifikasian pendapat para fuqaha dalam dua kelompok, perbedaan pendapat

berkaitan dengan bagaimana hukum kafa’ah Dan apakah merupakan syarat

syahnya perkawinan atau tidak, Sehingga apakah kafa’ah perlu diperhatikan atau

tidak.

Pendapat pertama, pendapat yang dipelopori oleh al-Tsauri, al-Hasan al-

Bashri dan al-Karkhy. Kafa’ah bukan merupakan syarat keabsahan sebuah

pernikahan, artinya syarat yang tidak mutlak didalam menjalankan kafa’ah dalam

perkawinan dan bukan pula syarat luzumnya. Sebuah pernikahan yang

dilangsungkan oleh suami dan isteri yang tidak sekufu’ adalah sah dan luzum

(mengikat dan tidak peluang khiyar).

Page 30: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Dasar hukum yang mereka gunakan adalah : Kitab Al- Qur’an surah Al

Hujarat ayat 13 :

�F F� ءل �(*�ر #ا %+�ا-6 و<*$!�� ±*#"�و�آ� و� ذ� �!�� 9.$ �س ان�@�ا�!

� ان� ان� أآ9��� 7!� ا� أ��� آ� +. � ) ١٣: ا��­�ات (ا� $7

Artinya:

“ Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha mengetahui, Maha Teliti“ (Al Hujarat : 13)

Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia pada dasarnya adalah sama dan

nilai kemanusiaan juga sama serta tidak ada deskiminisasi suku bangsa, geografis

dan tradisi. Akan tetapi yang membedakan adalah tingkat ketaqwaan (agama)

kepada Allah.

Pendapat kedua, Jumhur Fuqaha (empat madzhab Figh) menyatakan

bahwa kafa’ah merupakan syarat luzum sebuah pernikahan, bukan syarat sahnya

suatu perkawinan.

Dari Abdullah Ibnu Buraidah, Rasulullah saw bersabda :

ا� ,$6 ا� $7 ) +6ت (�ة ا�6 ا�!<�ء .�F�" �" �7ة�7 ا" ) %�ل

3 3() %�ل. �" ¢ � � ( ­*¸ : و�$� �� �© ان ا"� زو<!� ا"� ا.

©� �� �@ %� ا<�ت 9� ,!¢ ا"� و��� ارد ت ان �*$� ا�!3�ءان : ا��9ا�

Page 31: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

25 ٢٦) روا� ا"� 9� <)( �9±�"�ء �9 ا�� ¹ ا�6 ا�

Artinya :

“Dari Abdullah Ibnu Buraidah dari bapaknya. Ia berkata: Seorang gadis datang

kepada rasulullah saw. Lalu dia berkata: Sesungguhnya ayahku mengawinkan

aku dengan anak saudaranya yaitu anak paman saya,agar dengan begitu

terangkat martabatnya. Lalu Rasulullah saw, menyerahkan urusannya

kepadanya. Dan berkata: Saya mengijinkan tindakan ayahku kepadaku. Tetapi

yang aku kehendaki yaitu memberitahu kepada kaum wanita bahwa urusan nikah

sedikitpun tidak harus diserahkan kepada bapak.” (Riwayat Ibnu Majah dengan perawinya yang shahih).

Alasan Rasio

Pernikahan harus didasarkan pada kemaslahatan bersama suami dan isteri.

Untuk mencapai kemaslahatan itu tidak mudah. Banyak hal yang harus dilakukan,

diantaranya suami isteri harus sekufu’. Akal sehat siapapun akan membenarkan

asumsi ini.

Menurut Jumhur, syarat kafa’ah menjadi gugur dengan ridhanya para

pihak yang berhak. Selanjutnya, mereka berpendapat bahwa syarat kafa’ah hanya

diberlakukan terhadap laki-laki saja. Tidak di berlakukan terhadap perempuan.

Artinya perempuan yang kaya, perempuan yang keturunan bengsawan, atau

perempuan yang shalih harus menikah dengan laki-laki yang sekufu dengannya.

Jika ia menikah dengan laki-laki miskin, laki-laki yang bukan keturunan

bangsawan atau lak-laki yang fasak, maka wali berhak mengajukan gugatan agar

25 Al Ustadz H. Abdullah Shonhaji dkk, Sunan Ibnu Majah, Jilid 2, (Semarang, CV. Asy

Syifa, 1992), hal. 618

Page 32: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

penikahannya itu di fasakkan menurut Hanifah dan tidak diizinkan ayah terhadap

anak gadisnya menjadi gugur, menurut Syafi,iyah. Berbeda denganlaki-laki. Laki-

laki yang kaya, laki-laki yang keturunannya bangsawan atau laki-laki yang shalih

dengan perempuan yang miskin, perempuan yang bukan keturunan bangsawan

atau perempuan yang fasiq, namun demikian, jika dipahami secara substansi

kafa’ah sebagai langkah awal untuk menciptakan keluarga sakinah, mawaddah

dan warahmah semestinya dengan standar al-din dan al-hal diberlakukan terhadap

laki-laki dan perempuan.

Hal ini yang di isyaratkan oleh al-Qur’an surah Al-Nur ayat 26 :

©¼ � وا�»+ ¼#ن �$»+¼ +«$� ©¼ +#ن ا�»+� � وا��+ ��$� ©+ �وا��©+ �) ٢٦: ا�!#ر ... ( �$�

Artinya: “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang

keji untuk perempuan yang keji, sedangkan perempuan-perempuan yang baik

untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan

yang baik …”(Al-Nur : 26)

Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa arti kafa’ah dalam sebuah

perkawinan adalah keserasian calon suami dan isteri, seperti dalam hal

kedudukannya, sebanding dalam masyarakat(status sosial) ataupun dalam hal

agama, dan juga hartanya. Dari pengertian diatas dapat dijadikan dasar, bahwa

pentingnya kafa’ah dalam sebuah perkawinan adalah :

1. Agar tidak menyesal dikemudian hari

2. Terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah

Page 33: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

3. Untuk mencapai keberhasilan dalam hal berumah tangga.

2. Urgensi Kafa’ah

Perkawinan mempunyai tujuan yang sangat mulia, tak hanya sekedar

untuk memuaskan nafsu saja, akan tetapi ada hal-hal mulia dibalik itu.

1. Untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi

Pada tulisan terdahulu kami sebutkan bahwa perkawinan adalah fitrah

manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini yaitu dengan

aqad nikah (melalui jejang perkawinan), bukan dengan cara yang amat kotor

menjijikan seperti homo, dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan

diharamkan oleh Islam.

2. Untuk membentengi akhlak yang luhur

Sasaran utama dari disyari’atkannya perkawinan dalam Islam di

antaranya ialah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor

dan keji, yang

telah menurunkan dan meninabobokan martabat yang luhur, Islam

memandang perkawinan dan pembentukan keluarga sebagai sarana efektif

untuk memelihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi

masyarakat dari kekacauan, serta untuk memelihara pandangan mata dan

menjaga kehormatan diri sebagaimana dinyatakan hadist Rasulullah saw

diriwayatkan oleh bukhari muslim dari Abdullah bin Mas’ud. Rasulullah

bersada :

Page 34: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

، �� �!� رس ل ا� ,$*�.,$*� +6� 9¢ ا�!�7 7+� ا� %�ل آ!

) اF�Á��À*9ا�À+� ب �9 ا�(��ع ا�+�ءة $ (�وج � -

1��" ( $* ¢�)3F �� �9ج و�D$� �1-�$+�1وا��ء #م �و< (� (

26 ٢٧) �+»�رو39$� روا�(

Artinya:

Dari Abdulah r.a katanya dia zaman Rasulullah saw berkata :kepada kami“

Hai para pemuda! Siapa yang mampu berumah tangga, Kawinlah!

Perkawinan itu melindungi pandangan mata dan memelihara kehormatan,

tetapi yang tidak sanggup kawin, berpuasalah karena puasa itu merupakan

tameng baginya.“ (Riawayat Bukhari, Muslim).

3. Menegakkan rumah tangga yang alami

Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Islam membenarkan adanya

Talaq (perceraian), Jika suami isteri sudah tidak sanggup lagi menegakkan

batas-batas Allah, yakni keduanya sudah tidak sanggup melaksanakan syari’at

Allah. Dan dibenarkan rujuk(kembali nikah lagi) bila keduanya sanggup

menegakkan batas-batas Allah.

Jadi tujuan yang luhur dari pernikahan adalah agar suami istri

melaksanakan syari'at Islam dalam rumah tangganya. Hukum ditegakkannya

rumah tangga berdasarkan syari'at Islam adalah wajib. Oleh karena itu setiap

muslim dan muslimah yang ingin membina rumah tangga yang Islami, maka

26 H. Zainuddin Hamidy, Shahih Bukhari, Jilid 4, (Jakarta, Widjaya, 1992), hal. 7

Page 35: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

ajaran Islam telah memberikan beberapa kriteria tentang calon pasangan yang

ideal, yaitu: harus Kafa'ah dan shalihah.

a. Kafa’ah Menurut Konsep Islam

Pengaruh materialisme telah banyak menimpa orang tua. Tidak sedikit

zaman sekarang ini orang tua yang memiliki pemikiran, bahwa di dalam

mencari calon jodoh putra-putrinya, selalu mempertimbangkan keseimbangan

kedudukan, status sosial dan keturunan saja. Sementara pertimbangan agama

kurang mendapat perhatian. Masalah Kufu' (sederajat, sepadan) hanya diukur

lewat materi saja.

Menurut Islam, Kafa'ah atau kesamaan, kesepadanan atau sederajat

dalam perkawinan, dipandang sangat penting karena dengan adanya kesamaan

antara kedua suami istri itu, maka usaha untuk mendirikan dan membina

rumah tangga yang Islami inysa Allah akan terwujud. Tetapi kafa'ah menurut

Islam hanya diukur dengan kualitas iman dan taqwa serta ahlaq seseorang.

Allah memandang sama derajat seseorang baik itu orang Arab maupun non

Arab, miskin atau kaya. Tidak ada perbedaan dari keduanya melainkan derajat

taqwanya. Dan mereka tetap sekufu' dan tidak ada halangan bagi mereka

untuk menikah satu sama lainnya. Wajib bagi para orang tua, pemuda dan

pemudi yang masih berfaham materialis dan mempertahankan adat istiadat

wajib mereka meninggalkannya dan kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah

Nabi yang Shahih.

Page 36: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

b. Memilih Yang Shalihah

Orang yang mau nikah harus memilih wanita shalihah dan wanita harus

memilih laki-laki yang shalih. Menurut Al-Qur'an Surah an- Nisa Ayat: 34

Wanita yang shalihah adalah :

�ء "�� 3�ا 9#ن 7$6 ا�!#�<�ل %ا��Ä*" 6$7 �@Ä*" ا� � "�� � و

� ا-D�#ا 9� ا9#ا �@� Ä�� % ©�$)!� ©ÅDا� ÆD� ��" � E$� © �(� وا�

� ن -À#زه� # �«� � 6 ا Ä��� <¢ �وه��واه­ *Å# ه�

�� واG�"#ه��@ 5 �ن اE+� Ç ��!*È#ا $7+� � ن $7 É ان � ا� آ�

� ) ٣٤: ��� ا �!3�ء( اآ+

Artinya : “ Laki-laki (Suami)itu pelindumg bagi perempuan (isteri), karena

Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain

(Perempuan), dank arena meeka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari

hartanya.Maka Perempuan yang saleh adalah mereka yang taat kepada Allah

dan menjaga diri ketika tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka.

Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah

kamu beri nasehat kepada mereka, tinggalkanlah mereka ditempat tidur

(pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka

mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk

menyusahkannya. Sungguh Allah Maha tinggi, Maha besar”.(An-Nisaa : 34).

Yang terdapat dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat:33 diantara ciri-

ciri wanita yang Shalihah adalah:

Ta'at kepada Allah, Ta'at kepada Rasul, Memakai jilbab yang

menutup seluruh auratnya dan tidak untuk pamer kecantikan (tabarruj)

seperti wanita jahiliyah, Tidak berdua-duaan dengan laki-laki yang bukan

Page 37: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

mahram, Ta'at kepada kedua Orang Tua dalam kebaikan, Ta'at kepada suami

dan baik dengan tetangganya maupun dengan lain sebagainya.

Bila kriteria ini dipenuhi Insya Allah rumah tangga yang Islami akan

terwujud. Sebagai tambahan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

menganjurkan untuk memilih wanita yang peranak [banyak keturunannya]

dan penyayang agar dapat melahirkan generasi penerus umat.

4. Untuk meningkatkan Ibadah Kepada Allah.

Menurut konsep Islam, hidup sepenuhnya untuk beribadah kepada

Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia. Dari sudut pandang ini,

rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadatan dan amal shalih

di samping ibadah sedekah.

Diriwayatkan An Nasa’iy dari Abdulah Ibnu Yazid Al-Anshori

bercerita dari Abu Mas’ud r.a dari Rasulullah,dan Rasulullah saw bersabda:

ا� ,$6 +6*#د �7 ا�!�7 ا"6 39 ٽ��F ،7+� ا� "� �F�F ا�-1�ري

<¸ 7$6 ا ه$) وه#�F(3+@� آ� -© �) ,� %� ا-ÍD ا��ذا ،� %�ل$7 ) و�$

)¡F �3!27 ٢٨ )روا� ا�

Artinya :

Abdulah Ibnu Yazid Al Anshori, bercerita dari Abu Masdu r.a dari

Rasulullah saw beliau bersabda: Bila seseorang memberi nafaqah kepada

keluarganya dengan mengharap pahala dari Allah, maka baginya diberikan

pahala sedekahnya.“ (Riwayat An Nasa‘iy).

27 Ustadz Bey Arifin, Sunan An Nasa’iy, Jilid 3, (Semarang, Asy Syifa, 1993), hal. 71

Page 38: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

5. Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih

Tujuan perkawinan di antaranya ialah untuk melestarikan dan

mengembangkan bani Adam. dan yang terpenting lagi dalam perkawinan

bukan hanya sekedar memperoleh anak, tetapi berusaha mencari dan

membentuk generasi yang berkualitas, yaitu mencari anak yang shalih dan

bertaqwa kepada Allah.

Tentunya keturunan yang shalih tidak akan diperoleh melainkan

dengan pendidikan Islam yang benar. Kita sebutkan demikian karena banyak

'Lembaga Pendidikan Islam', tetapi isi dan caranya tidak Islami. Sehingga

banyak kita lihat anak-anak kaum muslimin tidak memiliki ahlaq Islami,

diakibatkan karena pendidikan yang salah. Oleh karena itu suami istri

bertanggung jawab mendidik, mengajar, dan mengarahkan anak-anaknya ke

jalan yang benar.

Tentang tujuan perkawinan dalam Islam, Islam juga memandang

bahwa pembentukan keluarga itu sebagai salah satu jalan untuk

merealisasikan tujuan-tujuan yang lebih besar yang meliputi berbagai aspek

kemasyarakatan berdasarkan Islam yang akan mempunyai pengaruh besar dan

mendasar terhadap kaum muslimin dan eksistensi umat Islam

Pola pikir bahwa cinta itu buta sama sekali tidak bersifat universal,

malahan cenderung mengarah pada kontrasepsi yang keliru. Keyakinan bahwa

cinta dan perkawinan itu berjalan seiring seperti kuda dengan keretanya logika

inipun tentunya perlu dipertanyakan ulang karena cinta dan perkawinan

Page 39: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

adalah dua buah model pengalaman manusia. Yang dinamakan dengan

perkawinan adalah konsep sakral dari sebuah kontak (ijab Qobul) secara syah

yang dilakukan oleh pasangan lelaki dan perempuan sesuai tata nilai hukum

yang berlaku, baik hukum positif maupun hukum religius. Jadi jelas

pernikahan/perkawinan merupakan sesuatu yang sakral suci dalam kehidupan

manusia. Pemilihan jodoh-menurut agama-harus melewati suatu aturan dan

berbagai pertimbangan, pertimbangan cinta bukanlah sesuatu yang harus

diprioritaskan.

Dalam perkawinan para ahli mngakui beberapa syarat yang harus

dipenuhi lebih dahulu (prerequiste) walaupun berbeda antar pendapat. Akan

tetepi secara umum semua kriteria itu di tunjukkan untuk menentukan calon

jodoh yang cocok untuk masa depannya. Konsep kesepadanan (kafa'ah) akan

melibatkan kriteria-kriteria yang lain dalam sebuah koridor yang cukup

konpleks. Kriteria itu antara lain kesederajatan sosial (Sosial equality),

Kesederajatan agama (Religius equality), kesederajatan ekonomi (Economic

equality), kesederajatan profesi (Job equality), kesederajatan pendidikan

(Education equality).28

Permasalahan tentang kesepadanan (kafa'ah) dalam perkawinan

memang merupakan problema utama dalam proses pemilihan calon jodoh.

Untuk itu konsepsi kafa'ah dalam perkawinan harus menjadi telaah yang

cukup serius bagi para calon pasangan. Berkaitan dengan itu ada 2 teori yang

28 www.Indeks, Cerita Remaja Indonesia, 2001

Page 40: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

menarik untuk di kaji. Pertama, sesuai dengan teori Homogami (perkawinan

yang sepadan), "Seseorang cenderung menikah dengan orang lain yang berada

dalam kondisi sosial seperti mereka sendiri." Tapi di segi yang lain

menentukan perkawinan dalam perkawinan, "bukanlah semata-mata masalah

persamaan. Barangkali lebih luas dari itu, lantaran persamaan sosial mungkin

disertai dengan perbedaan-perbedaan kejiwaan. Kedua, teori Heterogami

(perkawinan antara dua orang yang memiliki kondisi yang berbeda). Mereka

menganggap bahwa perkawinan adalah suatu persekutuan yang saling

melengkapi , karenanya dalam masalah perkawinan "setiap orang cenderung

memilih jodoh yang cocok. Hingga mereka bisa saling berjanji untuk

mendapatkan manfaat dan kepuasan yang maksimal."

B. Teori Persepsi Tentang Kafa’ah dalam Perkawianan

Segolongan ulama berpendapat bahwa soal kufu’ perlu diperhatikan, tetapi

yang menjadi ukuran kufu’ ialah sikap hidup yang lurus dan sopan, bukan dengan

ukuran keturunan, pekerjaan, kekayaan, dan lain sebagainya. Jadi lelaki yang

saleh walaupun keturunannya rendah berhak kawin dengan wanita yang

berderajat tinggi. Laki-laki yang mempunyai kebesaran apapun berhak kawin

dengan wanita yang mempunyai kebesaran dan kemashuran, laki-laki fakir berhak

dengan wanita kaya raya, dengan syarat bahwa pihak lelakinya adalah seorang

muslim yamg menjauhkan dirinya dari minta-minta dan tak seorangpun walinya

yang menghalangi atau menuntut pembatalan. Jika laki-laki yang tak sama

Page 41: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

derajatnya itu dapat menikah dengan perempuan tadi dan walinya yang meng

akadkan serta pihak perempuannya rela tetapi kalau lelakinya bukan dari

golongan orang yang berbudi luhur dan jujur dalam hidupnya dia tidak kufu’ bagi

perempuan yang shaleh jika dikawinkan oleh bapaknya dengan lelaki yang fasik,

kalau perempuannya masih gadis dan dipaksa oleh orang tuanya, maka ia berhak

untuk menuntut pembatalan.29

Untuk mengetahui bagaimana pandangan Para ulama mazdhab tentang

masalah ini. Sebagai berikut :

1. Mazhab Imam Syafi’i

Menurut Imam syafi‘i mempertimbangkan empat perkara dalam

menentukan jodoh antara laki-laki dan perempuan antara lain:

1. Suku

2. Agama

3. Merdeka

4. Status sosial

Manusia itu ada dua bagian bangsa Arab dan bukan bangsa Arab

(Ajam) bangsa arab masih dibagi dua macam: suku Quraisy dan suku yang

bukan Quraisy

Perempuan suku Quraisy hanya sederajat dengan laki-laki suku Quraisy dan

tidak saederajat dengan suku yang bukan Quraisy. Perempuan Arab yang

29 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Juz 7, (Bandung, PT. Alma’arif, 1981), h.37-38

Page 42: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

bukan suku Quraisy sederajat dengan laki-laki yang bukan suku Quraisy dan

tidak sederajat bangsa bukan Arab (Ajam).

Identitas“agama“ dalam memilih jodoh, menurut syafi’i, bukan

semata-mata harus pemeluk agama Islam melainkan kadar ketaqwaan dalam

mengamalkan ajaran yang disyari’atkan agama Islam. Kadar ketaqwaan dapat

diukur dengan sebarapa ketaatan kepada Allah SWT didalam menjalankan

perintah Alla dan Rasulnya. Karena itu, perempuan yang baik dan taat dalam

menjalankan perintah agama tidak sejodoh laki-laki yang fasik, yang suka

main judi, mabuk, zina, dan sebagainya. Dan perempuan fasik memang

sejodoh dengan laki-laki fasik juga.30

Mengenai sekufu’ dari segi kemerdekaaan dapat dijelaskan bahwa

seorang budak laki-laki tidak sekufu’ dengan seorang perempuan merdeka.

Budak lak-laki yang sudah merdeka tidak sekufu’ dengan perempuan yang

merdeka dari asal. Laki-laki Kufu’ dengan perempuan yang merdeka dari asal.

Laki-laki yang salah seorang neneknya pernah menjadi budak tidak sekufu’

dengan perempuan yang neneknya tak pernah ada yang jadi budak. Sebab

perempuan merdeka bila kawin dengan laki-laki budak dianggap tercela.

30 M. Asmawi, Nikah Dalam Perbincangan dan Perbedaan, (Yogyakarta, Darussalam, 2004),

hal. 40

Page 43: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Begitu pula bila dikawin oleh laki-laki yang salah seorang neneknya pernah

menjadi budak.31

Adapun penilaian bahwa suatu pekerjaan dianggap mulia atau

tidaknya tergantung kepada kebiasaan masyarakat setempat. Sebab ada

kalanya pekerjaan tidak terhormat disuatu tempat atau masa yang lain.

Mereka yang menganggap ukuran kufu’ berdasarkan pekerjaan adalah

berdasarkan suatu hadist yaitu dari Ibnu Umar r.a Rasulullah bersabda:

: �7 ا"6 ه��Fة رض ا� 7!) ان ا�!+6 ,$6 ا� $7 ) و�$� %�ل

� G) ا-��#ا"�ه!�،وا-�) وا� @#اآ�ن ��­��9 " �!"�F) داوداروا�#"(

٣٢32 rtinya:

“Dari Abu Hurairah beliau berkata, Rasulullah saw bersabda:“Wahai Bani

Bayadah,nikahkanlah Abu Hindun,dan nikahkanlah anak perempuanmu

kepada dia. Padahal Abu Hindun adalah seorang tukang bekam“. (Riwayat Daud)

Ahmad bin Hambal pernah ditanya tentang hadist ini. Mengapa tuan

menggunakan hadist ini padahal tuan melemahkannya? Jawabannya

“Begitulah kebiasaan yang berjalan“ di dalam kitab “Al-Mughni“ dikatakan

bahwa hadist ini datang berdasarkan kebiasaan masyarakat. Karena orang

yang mempunyai pekerjaan atau mata pencarian terhormat, menganggap

sebagai suatu kekurangan jika anak perempuan mereka dijodohkan dengan

31 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Juz 7 (Bandung, PT. Alma’arif, 1981), Cet, hal. 45-46

32 Ustdz Bey Arifin, Sunnah Daud, Jilid 3, (Semarang, Asy Syifa, 1993), hal. 35

Page 44: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

laki-laki yang pekerjaan kasar, seperti tukang bekam, penyamak kulit, tukang

sapu, dan kuli. Karena kebiasaan masyarakat memandang pekerjaan tersebut

memang demikian, sehingga seolah-olah hal ini menunjukan nasabnya yang

kurang. Demikian pendapat Syfi’i, Muhammad Abi Yusuf dan Mazdhab

Hanafi, Ahmad dan Abu Hanifah dalam satu riwayat. 33

Mereka berkata pula bahwa kemampuan laki-laki fakir dalam

membelanjakan isterinya adalah dibawah ukuran laki-laki kaya. Sebagian

lainnya berpendapat bahwa kekayaan itu tidak dapat dijadikan ukuran kufu’

karena kekayaan itu sifatnya timbul tenggelam, dan bagi perempuan yang

berbudi luhur tidaklah mementingkan kekayaan.

Argumentasi tersebut dipertegas kembali oleh Asmawi dalam

bukunya yang berjudul Nikah dalam perbincangan dan perbedaan yang

menyatakan bahwa unsur kakayaan, menurut golongan Syafe’i tidak

dimasukkan kedalam katagori sekufu’ dalam perjodohan, maka perempuan

yang kaya raya sejodoh dengan laki-laki miskin.34

2. Madzhab Imam Hambali

Mengenai kafa’ah ini Imam Hambali hampir sama pandangannya

dengan pendapat Imam Syafi’i hanya menurut Imam Hambali kafa’ah ini

33 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Juz 7, (Bandung, PT. Alma’arif, 1981), Cet, I, hal. 47

34 M. Asmawi, Nikah Dalam Perbincangan dan Perbedaan, (Yogyakarta, Darussalam, 2004),

hal. 150

Page 45: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

hanya ditambah dengan kekayaan. Untuk lebih jelasnya mengenai Imam

Hambali ini M. Asmawi menjelaskan bahwa dalam madzhab Hambali

perjodohan atau Sekufu’an itu diantaranya :

1. Suku bangsa

2. Agama

3. Merdeka

4. Status sosial

5. Kekayaan

Perincian dari pendapat dari Imam Hambali ini dijelaskan kembali

oleh H.S.A. Alhamdani yang menyatakan bahwa dari segi keturunan orang

arab adalah sekufu’ bagi bangsa arab, Quraisy adalah sekufu’ bagi Quraisy

lainnya. Orang arab biasa tidak sekufu’ dengan orang-orang Quraisy.35

Kemerdekaan menurut Imam Hambali seorang budak tidak pandang

sekufu’dengan orang merdeka, demikian pula orang yang pernah menjadi

budak tidak sekufu’ dengan perempuan yang ayahnya belum pernah menjadi

budak. Karena orang yang merdeka akan merasa terhina apabila hidup

bersama seorang budak atau orang yang pernah menjadi budak atau anak

bekas budak.

Kriteria agama pada dasarnya digunakan bagi selain dengan orang

arab. Sedang orang arab kafa’ahnyatidak diukur dengan keislamannya sebab

35 H.S.A Al Hamdani, Risalah Nikah, (Jakarta, Pustaka Amani, 2002), hal. 20

Page 46: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

mereka bangga dengan nasab atau keturunan mereka tidak akan berbangga

dengan ke-Islaman nenek moyang mereka.

Sedangkan selain orang arab yaitu orang Mawali dan A’jam mereka

akan bangga dengan ke-Islaman leluhur mereka. Seorang yang hanya

mempunyai seorang tua yang Islam sekufu’ dengan orang yang hanya

mempunyai satu orang Islam, sebab perceraian dapat dituntut oleh ayahnya

atau dengan kakeknya, hak menuntut hak cerai itu tidak akan berpindah

kepada selain ayah dan kakeknya.

Tentang status sosial, apabila seorang perempuan berasal dari

kalangan orang-orang yang mempunyai kerja tetap dan terhormat tidak

dianggap sekufu’ dengan seorang yang rendah penghasilannya, apabila

penghasilannya hampir sama dari usaha yang sama dianggap tidak berbeda.

Adanya disuatu daerah ukuran tingkat tinggi dan rendahnya usaha adalah ada

dengan mengikuti adat. Dan pada suatu masa di pandang terhormat tetapi di

tempat dan di waktu lain mungkin di pandang hina.

Lebih jelasnya pembahasan yang berhubungan tentang kekayaaan

dalam masalah kafa’ah ini Imam Hambali mengemukakan bahwa orang

miskin akan menyusahkan isterinya dalam memberi belanja dan

membahagiakan anak-anaknya. Karena orang yang disebut fakir menurut

sedikit atau benyaknya kekayaan yang ia miliki seperti terhormatnya

seseorang itu karena lebih terpandang dan terhormat nenek moyangnya.

3. Madzhab Imam Hanafi

Page 47: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Madzhab Hanafi kafa’ah dalam pernikahan itu sebagaimana yang telah

dijelaskan oleh M. Asmawi adalah dengan memperhatikan sebagai berikut:

1. Suku bangsa

2. Islam

3. Status sosial

4. Merdeka

5. Agama

6. Kaya

Masalah jodoh yang sekufu’ atau yang setingkat yang berkaitan

dengan kriteria suku bangsa dan status sosial antara pendapat Hanafi dan

Syafi’i adalah sama(tidak terdapat perbedaan). Sedangkan kriteria yang

menyangkut kekayaan, pendapat Hanafi sama dengan Hambali.

Yang terdapat sedikit perbedaan adalah kriteria yang menyangkut

dengan masakah Islam, merdeka dan agama, laki-laki muslim dan ayahnya

non muslim, menurut Hanafi, tidak sejodoh dengan perempuan muslimah

yang ayahnya juga muslim.

Tentang ke Islaman tidaklah merupakan norma sekufu bagi selain

orang arab, sedang orang kafa’ahnya tidak diukur dari keIslamannya, dan juga

mereka tidak bangga dengan keIslaman nenek moyang mereka karena

mayoritas dari mereka sendiri adalah orang Islam. Sedang orang-orang selain

orang arab yaitu orang mawali dan orang A’jam, mereka bangga dengan

keislaman leluhur mereka. Demikian apabila seorang perempuan mempunyai

Page 48: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

ayah dan kakek yang Islam tidak sekufu dengan orang yang punya ayah dan

kakek dari bukan orang Islam.

Masalah ketaatan terhadap ajaran agama, pendapat Hanafi sama

dengan Syafi’i hanya terdapat sedikit perbedaan. Hanafi berpendapat bahwa

perempuan yang shalih dalam menjalankan perintah agama tetapi ayahnya

fasik, kemudian si ayah menikahkan anaknya dengan laki-laki fasik maka

pernikahan yang dilangsungkan tetap sah. Karena antara ayah dan menantu

sama-sama fasik.

Kriteria fasik menurut Hanafi ada dua kategori yaitu:

1. Orang yang suka mengerjakan perbuatan dosa-dosa besar secara terang-

terangan.

2. Orang yang suka mengerjakan perbuatan dosa namun sembunyi-sembunyi,

tetapi perbuatan itu diberitahukan kepada teman-temannya. Maka pemuda

itu tidak sejodoh dengan permpuan yang rajin melaksanakan sholat.36

Demikianlah pendapat madzhab Hanafi dan orang yang sependapat

dengannya tentang kafa’ah dalam perkawinan, dimana beliau menentukan ada

enam aspek yang dapat dijadikan ukuran dalam menentukan sekufu’ atau

tidaknya calon suami dan calon isteri.

4. Madzhab Imam Maliki

36 M. Asmawi, Nikah Dalam Perbincangan dan Perbedaan, (Yogyakarta, Darussalam, 2004),

hal. 151-152

Page 49: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Menurut Imam Maliki mengenai kriteria kufu’ dalam perkawinan

adalah sebagaimana yang dikutip oleh M. Asmawi hanya dua perkara yaitu:

1. Agama

2. Sehat jasmani

Kriteria agama yang diajukan Maliki sama dengan pendapat Syafi’i

dan Hambali. Dalam usaha kriteria memilih jodoh, Maliki hanya menambah

harus sama-sama sehat jasmaninya. Perempuan yang soleh tidak sederajat

dengan laki-laki yang fasikm begitu pula perempuan yang selamat dari cacat

tidak sederajat dengan laki-laki yang bercacat, seperti gila, sakit lepra, TBC,

dan sebagainya.

Adapun kekayaan, kebangsaan, status sosial dan kemerdekaan, tidak

termasuk katagori yang harus dimasukkan dalam memilih jodoh. Kriteria

yang disodorkan Maliki sangat fleksibel dan tidak ada kesan diskriminasi.

Jadi, laki-laki yang berkebangsaan Indonesia sejodoh dengan

perempuan dari bangsa Arab baik suku Quraisy maupun bukan, laki-laki

keturunan“darah biru“ sejodoh dengan perempuan dengan anak petani,

perempuan eropa sejodoh dengan laki-laki suku madura, dan sebagainya.37

Ulama Malikiyah mengakui adanya kafa’ah, tetapi menurut mereka

kafa’ah hanya bersifat istaqamah dan budi pekerti saja. Kafa’ah bukan karena

37 M. Asmawi, Nikah Dalam Perbincangan dan Perbedaan, (Yogyakarta, Darussalam, 2004),

hal. 152-153

Page 50: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

nasab dan keturunan, bukan perusahaan atau kekayaannya. Seorang laki-laki

shaleh yang tidak bernasab boleh kawin dengan perempuan yang bernasab,

pengusaha kecil boleh kawin dengan pengusaha besar, orang hina boleh saja

kawin dengan orang yang terhormat, seorang laki-laki miskin boleh kawin

dengan orang kaya raya, asalkan muslimah. Seorang wali tidak boleh

menolaknya dan tidak berhak memintakan cerai meskipun laki-lakinya tidak

sama kedudukannya dengan kedudukan wali yang menikahkan, apabila

perkawinannya dilaksanakan dengan persetujuan si perempuan apabila pihak

laki-laki jelek akhlaknya ia tidak sekufu’ dengan wanita yang shalih ,

perempauan berhak menuntut fasakh apabila ia gadis dan dipaksa untuk

menikah dengan laki-laki yang fasik.

Ulama Malikiyah juga beralasan dengan firman Allah :

� �(*�ر F�اF@� ا�!�س ا-�� .$�!�� 9� ذ آ�و أ-¼6 <*$!� آ� ±*#"� و%+� -

� � أآ� 9�� 7!� ا� أ��� آ� ان #ا إن+. � ) ١٣:ا���ات(ا� $7

Artinya: “Wahai sekalian manusia, kami jadikan kamu dari jenis laki-laki dan

perempuan, kamu jadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar

kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang mulia diantara kamu

adalah yang taqwa.“(Al-Hujurat 13)

Pendapat Maliki ini sangat sesuai dengan perkembangan zaman

dimana era globalisasi ini komunikasi antara umat manusia sangat dekat dan

mudah dijangkau dengan menggunakan kecanggihan teknologi yang semakin

Page 51: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

hari semakin modern. Juga, sekat-sekat dunia sudah tidak membedakan

adanya ras untuk mengadakan suatu kerjasama yang saling menguntungkan

bagi kedua belah pihak. Demikian juga, dalam hal pernikahan tidak terbatas

pada status ekonomi, tetesan darah biru, kaya, miskin, bahkan bisa antar

dunia38.

Persepsi tentang kafa’ah didalam perkawinan pada masyarakat Desa

Lebaksiu sangatlah perlu diperhatikan didalam menentukan pilihan bagi

seorang anak didiknya, sehingga didalam rumah tangganya mendapatkan

kebahagiaan, ketentraman dan menjadi keluarga yang diridhoi oleh Allah

SWT.

Dari pandangan madzhab tersebut diatas, bahwa masyarakat Desa

Lebaksiu tidak menyamping madzhab lain dan masih menganut aliran pada

madzhab yang kini masih diyakini dan dijalankan diIndonesia yaitu madzhab

Syafe‘i dan sedangkan madzhab Maliki dalam hal ini masih sependapat

dengan madzhab Syafe’i yang mengikutkan aspek agama dalam perkawinan,

namun hal tersebut masyarakat berpegang pada madzhab Syafe’i.

38 H.S.A Al Hamdani, Risalah Nikah, (Jakarta, Pustaka Amani, 2002), hal. 17-18

Page 52: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA LEBAKSIU KECAMATAN

LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL

A. Letak Geografis Desa Lebaksiu

Desa Lebaksiu merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah

kecamatan Lebaksiu kabupaten Tegal. Desa yang memiliki 294.985 Ha ini,

terletak 1 km dari pusat pemerintahan kecamatan Lebaksiu, dan 6 km dari ibu

kota kabupaten Tegal. Penduduk desa lebaksiu lor 5.347 jiwa, terdiri dari laki-laki

2.509 jiwa, perempuan 2.838 jiwa, dengan jumlah KK 1.269 (keadaan tahun

2008). Desa lebaksiu adalah daerah pemukiman yang komposisi perumahannya

sudah diatur dan sudah di lengkapi dengan berbagai fasilitas sarana dan prasarana.

Batas wilayah Desa Lebaksiu Kecamatan Lebaksiu adalah sebagai berikut

:

a. Sebelah Utara : Perbatasan Desa Kajen dan Desa Dokuhlo (Kecamatan

Lebaksiu

b. Sebelah Timur : Perbatasan Desa Dermasuci dan Desa Pangkah

(Kecamatan Pangkah)

c. Sebelan Selatan : Perbatasan Desa Lebaksiu Kidul dan Desa Danawarih

(Kecamatan Lebaksiu)

Page 53: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

d. Sebelah Barat : Desa Yamansari, Desa Lebagkowah dan Desa Kesuben

(semuanya terletak di wilayah kecamatan lebaksiu)

B. Struktur Pemerintahan

Pemerintahan kantor desa Lebaksiu dipimpin oleh seorang kepala desa

yang di pilih langsung oleh masyarakat lebaksiu yakni Drs. M. Husein dibantu

oleh 7 Perangkat desa serta dibantu 8 kepala rukun warga (RW).

Jumlah aparat pemerintahan Desa sebanyak 8 orang, terdiri dari : 1 orang

sekretaris desa (carik) yang saat ini dalam masa purna bakti, 6 karyawan

karyawati. Masing-masing menangani tugas yang diberikan oleh kepala desa, di

dalam struktur yang ada di pemerintahan desa lebaksiu terdiri beberapa kasi

dalam pelayanan masyarakat. Di antaranya:

1. Kasi Kesra

a. Surat Kelahiran

Setiap warga yang telah melahirkan diharapkan melaporkan nya ke

kantor desa guna memudahkan pendataan dan pembuatan akta kelahiran.

b. Surat Kematian

Setiap warga desa lebaksiu atau sanak keluarga yang meninggal untuk

segera melaporkannya ke kantor desa guna memudahkan pendataan.

Page 54: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

c. Bantuan

Bentuk bantuan yang ada pada kantor desa lebaksiu berupa bantuan

yang berhububgan dengan warga baik berasal dari pemerintah maupun dari

lainnya.

2. Kasi Pemerintahan

a. Pengurusan surat tanah

Dalam pengurusan tanah di desa lebaksiu, pemerintah desa berperan

dalam menangani pengukuran tanah baik yang jual beli maupun sengketa, dan

pengukuran ulang atas pengajuan warga masyarakat serta surat-surat yang

berhubungan dengan tanah.

b. Kependudukan

Dalam sistem adminitrasi data kependudukan pemerintahan desa

lebaksiu cukup baik dan tertib. Dapat dilihat dari aktivitas para perangkat desa

dalam menangani masyarakat. Hal ini terbukti dari ketertiban pelayanan

kepada masyarakat, seperti dalam pengurusan surat-surat.

Dalam pelayanan masyarakat , pemerintah desa menekankan kepada

warga masyarakat untuk membawa surat pengantar dari Rt/Rw bila

berhubungan ke kantor desa.

c. Pembinaan Rt/Rw

Rukun tangga dan Rukun warga sangat berfungsi membantu kantor

desa dalam meningkatan pelayanan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah

desa selalu mengadakan pembinaan untuk kepentingan warga masyarakat.

Page 55: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

3. Kasi Pembangunan

Pembangunan di lingkungan pemerintahan desa lebaksiu sangat

bergantung pada anggaan pembangunan yang di salurkan oleh pemerintah

untuk pembangunan desa.

4. Kasi Trantib

Keamanan yang diterapkan oleh pemerintah desa lebaksiu untuk dapat

mengamankan ketertiban di lingkungan desa dan rukun warga diharuskan

bergilir dalam keamanan lingkungan desa

5. Kaur Umum

Pelayanan pada kaur umum menangani surat-surat masuk dan surat-

surat keluar.

6. Kaur Keuangan

Keuangan desa atau bendahara desa menangani masuk dan keluarnya

kas serta anggaran desa yang berasal dari pelayanan masyarakat maupun

pemerintah.

Page 56: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Tabel 3.1

Jumlah Dusun, RW dan RT

No Dusun Rukun Tangga Rukun Warga

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Watu kumpul

Kauman

Karang Moncol I

Karang Moncol II

Karang Moncol III

Krajan II

Krajan I

Kademangan

4

2

3

3

3

3

4

4

1

2

3

4

5

6

7

8

Jumlah 27 8

Sumber data : Kantor Desa Lebaksiu

C. Kondisi Sosial Masyarakat Desa Lebaksiu - Tegal

1. Sarana ibadah

Desa Lebaksiu mayoritas beragama Islam dan selain agama Islam bisa

dihitung, sehingga tempat-tempat ibadah selain agama Islam tidak ada.

Sedangkan golongan yang ada di Desa lebaksiu yaitu NU dan Muhamadiyah,

tetapi masyarakat menitik beratkan kepada kerukunan hidup antar umat

beragama. Untuk mendukung terlaksananya ibadah, maka tersedia tempat ibadah

yang masing-masing Rw terdapat musholla dan fasilitas lainya.

Disamping itu sarana ibadah sering sekali digunakan untuk kegiatan

kegamaan dalam masyarakat desa Lebaksiu dengan mengadakan atau

Page 57: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

memeperingati hari besar agama Islam yang diadakan pada masing-masing

lingkungan rukun tangga dan tingkat rukun warga.

Tabel 3.2

Jumlah Sarana Peribadatan

No Sarana Peribadatan Jumlah

1.

2.

Masjid

Musholla

2

13

Sumber Data: Kantor Desa Lebaksiu

2. Sarana Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Desa Lebaksiu, Khususnya pendidikan dasar cukup

memadai. Ada pula jenjang sekolah untuk anak-anak di bawah umur yang ada di

Desa Lebaksiu. Adapun sarana pendidikan yang ada diantaranya :

Tabel 3.3

Jumlah Sarana Pendidikan

No SD/MI SMP/MTS SMA/ALIYAH Keterangan

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 3 - 1 1 - 1

Sumber Data : Kantor Desa Lebaksiu

Dari hasil data yang diperoleh di kantor desa, di ketahui bahwa disamping

pendidikan formal, Desa lebaksiu juga terdapat pendidikan non formal yaitu :

3 Lembaga kursus computer

1 Lembaga kursus Menjahit

1 Pendidikan Pondok pesantren

Page 58: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

3. Sarana Sosial

Dari hasil laporan, bahwa dalam meningkatkan pengetahuan dan

kehidupan masyarakat terutama dalam hal kesehatan. Pada bidang kesehatan telah

dilaksanakan hal-hal sebagai berikut :

a. Mengadakan kegiatan kerja bakti dalam rangka meningkatkan kesehatan

lingkungan yang dilakukan setiap minggunya oleh kantor desa lebaksiu.

b. Mengadakan POSYANDU untuk meningkatkan gizi dan pemeliharaan

kesehatan anak, yang dilaksanakan oleh tiap-tiap RW dengan satu bulan

sekali.

c. kegiatan PKK di kantor desa Lebaksiu di adakan pertemuan ibu-ibu PKK

minggu pertama tiap bulan.. Menyalurkan bantuan dari pemerintah yang di

berikan kepada masyarakat desa lebaksiu khususnya keluarga miskin. Seperti

raskin, bantuan langsung tunai, dan lainnya yang berhububgan dengan

masyarakat.

Dari keterangan tersebut, jelas bahwa pada umumnya masyarakat Desa

Lebaksiu berperan aktif dalam bidang kemasyarakatan, ini terbukti dengan

adanya penyuluhan yang diadakan oleh puskesmas dan juga masyarakat desa

lebaksiu sendiri.

Page 59: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden Masyarakat Desa Lebaksiu

Pada sub bagian ini penulis mencoba mendeskripsikan karakteristik

responden dari beberapa anasir sebagai berikut : Berdasarkan usia, jenjang

pendidikan, status perkawinan yang berdasarkan kafa’ah, dan pekerjaan.

Penyajian dan uraian identitas responden diharapkan dapat memberikan gambaran

yang cukup jelas tentang karakter responden dan kaitannya dengan masalah-

masalah dan tujuan penelitian. Berikut tabel-tabel tentang responden:

Tabel 4.1

Responden Menurut Usia

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel di atas dapat diketahui, bahwa usia 17 s/d 25 tahun sebanyak 35

responden dengan persentase 38.9 %, sementara usia 26 s/d 35 tahun sebanyak

22 responden dengan persentase 24.5 %, usia 36 s/d 50 tahun sebanyak 17

responden dengan persentase 18.9 % dan usia 50 tahun ke atas sebanyak 12

No Usia Frekvensi Persentase

1.

2.

3.

4.

17 s/d 25 tahun

26 s/d 35 tahun

36 s/d 50 tahun

50 tahun keatas

35

22

17

16

38.9

24.5

18.9

17.7

Total 90 100

Page 60: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

responden dengan persentase 17.7 %. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian

besar responden berusia 17 s/d 25 tahun.

Tabel 4.2

Responden menurut Jenis Kelamin

Keterangan: Data di olah dari hasil survai lapangan

Responden yang mengisi angket terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Laki-laki terdiri dari 52 responden dengan persentase 57.7 %, sedangkan

perempuan terdiri dari 38 responden dengan persentase 42.3 %. Dari data diatas

menjelaskan bahwayang mengisi data angket yang lebih banyak lak-laki. Hal ini

dikarenakan lebih banyak responden yang tinggal di rumah.

Tabel 4.3

Responden Menurut Jenjang Pendidikan Terakhir

No Jenis Pendidikan Umum Agama Frekvensi Persentase %

1.

2.

3.

4.

SD

SMP/MTs

SMA/MA

Diploma

9

14

19

9

8

9

16

7

17

23

35

15

18.9

25.5

38.9

16.7

Total 51 40 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.3 Menunjukkan bahwa mayoritas responden lulusan pendidikan

sekolah menengah atas (SMA) dengan persentase 38.7 %, sedangkan responden

No Jenis kelamin Frekvensi Persentase %

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

52

38

57.7

42.3

Total 90 100

Page 61: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

yang mnyelesaikan pendiddikan diploma dengan persentase 16.7 % dan

responden dalam pendidikan nya di dominasi oleh pendidikan umum yaitu 38.9

% . Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan umum lebih di minati oleh

masyarakat desa lebaksiu.

Tabel 4.4

Responden Menurut Status Perkawinan

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel 4.4 terlihat bahwa responden dengan persentase 54.4 %

berstatus menikah, sedangkan yang belum menikah dengan persentase 45.6

%. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat desa lebaksiu sudah menikah.

Tabel 4.4

Responden Menurut Pekerjaan

No Keterangan Frekvensi Persentase %

1.

2.

3.

4.

5.

Pembantu rumah tangga

Kary.Swasta

Pegawai Negeri

Pensiunan

Pedg. Kecil dan menengah

16

21

17

14

22

17.7

23.4

18.9

15.5

24.5

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Berdasarkan pekerjaan responden, ternyata responden lebih banyak

sebagai pedagang. Kecil dan menengah dengan persentase 24.5 %, persentase

No Status Pernikahan Frekvensi Persentase %

1.

2.

Nikah

Belum Nikah

49

41

54.4

45.6

Total 90 100

Page 62: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

23.4 % adalah responden sebagai pekerja swasta, sementara itu jumlah responden

yang bekerja di sektor formal (pegawai negeri) hanya 18.9 %. Data ini

menunjukkan bahwa masyarakat desa lebaksiu mayoritas sebagai pedagang kecil

dan menengah.

B. Pemahaman Masyarakat Desa Lebaksiu Tentang Kafa’ah

Setelah penulis melakukan penelitian melalui angket (Questionary)

dengan beberapa masyarakat baik orang tua, tokoh agama dan pemuda, Penulis

mencoba memaparkan pendapat masyarakat tersebut.

Dalam penelitian tersebut diatas, masyarakat Desa Lebaksiu dengan status

pendidikannya diatas rata-rata dalam hal tentang pemahaman kafa’ah dalam

perkawinan cukup dipahami. Oleh karena itu masyarakat Desa Lebaksiu dengan

pemahamannya selalu menentukan pilihan didalam memilih pasangan calon

suami maupun calon isteri dengan konsep kafa‘ah, sehingga setiap keluarga pada

masyarakat Desa Lebaksiu merasakan kehidupan rumah tangganya menjadi

semakin tenang, juga ketentraman dalam keluarga dan masyarakat. Berikut data-

data penelitian yang telah diolah dari hasil lapangan:

Page 63: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Tabel 4.5

Informasi tentang pengertian kafa‘ah

No. Alternatif Jawaban Frekvensi Persentase %

1.

2.

3.

4.

Keluarga(kerabat)

Tokoh agama(ulama)

Teman

Buku

23

25

22

20

25,5

27,7

24,5

22,3

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Data tabel 4.5 bahwa tokoh agama (ulama) dengan persentase 27,7 %,

keluarga adalah dengan persentase 25,5 %, dengan persentase 24,5 % adalah

teman sedangkan buku dengan persentase 22,3 % digunakan sebagai informasi

penunjang. Berdasarkan dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

informasi yang diketahui oleh masyarakat desa lebaksiu melalui para tokoh

agama dan keluarga (kerabat).

Tabel 4.6

Bagaimana Seharusnya Pernikahan Dijalankan

No. Alternatif Jawaban Frekvensi Persentase %

1.

2.

3.

Cukup mengikuti hukum Islam

Harus sesuai dengan hukum negara

Sesuai hukum Islam dan negara

25

22

43

27,8

24,5

47.7

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel diatas merupakan 47,7 % responden yang menyatakan bahwa suatu

pernikahan harus mengikuti dua ketentuan hukum, hukum Islam dan hukum

Page 64: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

negara, responden dengan 27,5 % menilai bahwa cukup mengikuti hukum Islam .

Sementara 24,5 % responden menyatakan harus sesuai dengan hukum negara.

Berdasarkan data informasi pada tabel 4.6 bahwa mayoritas masyarakat

desa Lebaksiu masih eksistensi dengan hukum negara berdampingan dengan

eksistensi ukum Islam. Masyarakat menilai bahwa suatu pernikahan harus sesuai

dengan ketentuan hukum Islam dan juga hukum negara, masyarakat memahami

hukum negara yaitu undang-undang perkawinan dan memahami pula hukum

Islam yang kemungkinan akan muncul dikemudian hari.

Tabel 4.7

Pentingkah kafa’ah dalam perkawinan

No. Keterangan Frekvensi Persentase %

1.

2.

3.

4.

Penting

Sangat Penting

Cukup Penting

Tidak penting

24

25

22

19

26,6

27,7

24,5

21,2

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Berdasarkan responden pada tabel diatas bahwa 27,7% adalah responden

yang menyatakan sangat penting , sedangkan penting dengan responden 26,6 %,

responden dengan cukup penting adalah 24,5 % dan tidak penting adalah 21,2 %.

Hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa responden menyatakan kafa’ah sangat

penting dikarenakan masyarakat desa lebaksiu mengutamakan dan mengharapkan

kafa’ah dalam perkawinan.

Page 65: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Tabel 4.8

Pihak yang terlibat dalam Proses Pernikahan

No. Alternatif Jawaban Frekvensi Persentase %

1.

2.

3.

4.

Pemerintah

Masyarakat

Tokoh agama

Keluarga

18

22

23

27

20

24,5

25,5

30

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.8 menunjukan bahwa yang mayoritas dengan persentase 30 %

responden adalah keluarga, para ulama dengan persentase 25,5 %, masyarakat

dengan persentase adalah 24,5 %, kemudian pemerintah dengan persentase 20 %.

Dengan ini pemahaman di dalam perkawinan yaitu keluarga dimana keluargalah

sangat berperan dalam proses perkawinan sampai terlaksananya kafa’ah didalam

melaksanakan perkawinan khususnya masyarakat desa lebaksiu.

Tabel 4.9

Pelaksanaan kafa’ah dalam perkawinan

No Alternatif Jawaban Frekvensi Persentase %

1.

2.

Sesuai

Tidak sesuai

47

43

52,3

47,7

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel data tabel 4.9 diatas responden yang mengisi angket sesuai, dan

tidak sesuai. Responden yang memilih sesuai sebanyak 47 orang dengan

persentase 52,3 %. Sedangkan responden yang memilih tidak sesuai sebanyak 43

Page 66: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

orang dengan persentase 47,7 %. Dengan ini statistik data diatas menunjukkan

kata jumlah yang sesuai lebih besar dari responden yang tidak sesuai dan

masyarakat desa lebaksiu telah memahami pelaksanaan kafa’ah didalam

perkawinan.

Tabel 4.10

Aspek kafa’ah dalam perkawinan

No. Alternatif Jawaban Frekvensi Persentase %

1.

2.

3.

4.

Agama

Keturunan

Pendidikan

Pekerjaan

29

25

19

17

32,3

27,7

21,2

18,8

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Menurut tabel diatas, 32,3 % responden mengatakan, bahwa aspek agama

sangat diutamakan, 27,7 % responden berpendapat, keturunan juga berperan, dan

21,2 % responden adalah mengatakan kekayaan, sedangkan 18,8 % responden

dengan pekerjaan.

Dari pernyataan diatas, jelas bahwa responden mementingkan aspek

agama dari pada aspek lainnya. Hal ini dikarenakan agama merupakan podasi

bagi setiap keluarga yang akan melaksanakan proses pernikahan yang ada pada

masyarakat desa lebaksiu, sehingga kehidupan rumah tangganya semoga

mendapat ridho dari Allah SWT dan menjadi keluarga sakinah, mawadah dan

warrahmah.

Page 67: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Tabel 4.11

Pihak yang menganjurkan kafa‘ah

No. Alternatif Jawaban Frekvensi Persentase %

1.

2.

3.

Tidak ada yang menganjurkan

Dianjurkan oleh keluarga

Dianjurkan oleh tokoh Agama

30

35

25

33,4

38,9

27,7

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel diatas terlihat bahwa 38,9 % responden menyatakan,pernikahan

dengan kafa’ah dianjurkan oleh keluarga, sedangkan anjuran oleh tokoh agama

adalah 27,7 % responden.dan responden yang menyatakan tidak ada yang

menganjurkan yaitu dengan persentase 33,4 %.

Berdasarkan data diatas menyatakan bahwa anjuran untuk menjalankan

perkawinan dengan kafa’ah pada masyarakat desa lebaksiu tidak jauh dari

keluarga.Ini menunjukkan pemahaman kafa’ah pada masyarakat desa lebaksiu

telah dapat di mengerti.

C. Persepsi Masyarakat Desa Lebaksiu Tentang Pengaruh Kafa’ah

Persepsi kafa’ah dalam perkawinan yang terjadi pada masyarakat Desa

Lebaksiu, umumnya di kalangan keluarga yang mempunyai kedudukan sosial

dan ekonomi standar. Upaya untuk mengetahui persepsi tentang pengaruh kafa’ah

dalam perkawinan dengan mengumpulkan data angket (questionary) yang

dilakukan penulis dengan beberapa responden.

Page 68: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Persepsi mengenai pengaruh kafa’ah dalam perkawinan, masyarakat Desa

Lebaksiu dengan pemahamannya dan dengan agamanya masyarakat selalu

mempertimbangkan hal-hal tentang pengaruh yang muncul dalam setiap masalah

yang ada. Sedangkan masalah kafa’ah dalam perkawinan, pandangan masyarakat

Desa Lebaksiu mengenai hal ini masih mengikuti ajaran atau menganut madzhab

Syafe’i yang mana madzhab tersebut sudah kental dan melekat pada masyarakat

Indonesia terutama masyarakat Desa Lebaksiu khususnya.

Kafa’ah didalam perkawinan ada pengaruh yang kuat yang dapat

dirasakan masyarakat Desa Lebaksiu dengan menjalankan kafa’ah tersebut.

Terutama factor Agama, walaupun masih ada factor lain yang mungkin dapat

dijadikan persepsi. Berikut ini data penelitian yang telah penulis teliti.

Tabel 4.12

Alasan perkawinan dalam kafa‘ah

No Alternatif Jawaban Frekvensi Persentase %

1.

2.

Terbinanya keluarga Islami

Tidak merugikan pihak lain

48

42

53,4

46,6

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.12 menunjukan responden yang menyatakan bahwa terbina

keluarga Islami sangat diharapkan dengan persentase 53,4 %, dan tidak

merugikan pihak lain menyatakan dengan persentase 46,6 %.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh kafa’ah dalam perkawianan

pada masyarakat desa lebaksiu sangat besar, sehingga masyarakat selalu

Page 69: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

mengharapkan kehidupan rumah tangganya dapat terbina dengan akhlak yang

luhur.

Tabel 4.13

Penyebab terjadinya kafa‘ah

No Alternatif Jawaban Frekvensi Persentase %

1.

2.

3.

Faktor Budaya

Faktor Usia

Faktor Sosial

22

33

35

24,5

36,6

38,9

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel diatas bisa diketahui bahwa 24,5 % responden penyebabnya

adalah factor budaya, persentse 36,6 % responden menyatakan faktor usia,

sedangkan persentase 38,9 % adalah factor sosial.

Hal ini menggambarkan factor penyebab terjadinya kafa’ah pada

masyarakat desa lebaksiu dikarenakan factor social yang berpengaruh dalam

pelaksanaaan pernikahan ketimbang factor usia dan factor budaya.

Tabel 4.14

Penyebab factor agama terhadap Kafa’ah

No. Alternatif Jawaban Frekvensi Persentase %

1.

2.

Kebahagiaan

Ketentraman

54

36

60

40

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Page 70: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Dari tabel diatas terlihat bahwa 60% responden menyatakan kebahagiaan

menjadi yang utama dalam kehidupan berumah tangga, sedangkan yang

menyatakan ketentraman adalah persentase 40% responden.

Jadi dapat di simpulkan bahwa pengaruh terhadap kafa’ah pada

masyarakat desa lebaksiu dalam hal ini adalah kebahagiaan itu sangat

diutamakan untuk dijadikan acuan didalam menjalankan kehidupan rumah tangga.

Tabel 4.15

Pertimbangan ka’fah dalam perkawinan

No. Alternatif Jawaban Frekvensi Pesentase %

1.

2.

Menguntungkan

Untuk mencapai keharmonisan

42

48

46,7

53,3

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Menurut data diatas dapat diketahui, bahwa 53,3 % responden menyatakan

mencapai keharmonisan dapat membuat suatu keluarga terhindar dari

permasalahan yang dapat merugikan keluarga itu sendiri, dan untuk persentase

46,7 % responden menyatakan bahwa alasan tersebut menguntungkan bagi

sebagian masyarakat desa lebaksiu.

Dapat di ambil kesimpulan, dari data diatas menunjukkan bahwa

masyarakat desa lebaksiu dalam menjalankan pernikahan sangatlah

mengharapkan untuk mencapai keharmonisan didalam kehidupan rumah

tangganya.Sedangkan pengaruh kafa’ah dalam pernikahan masyarakat

mempertimbangkan dengan teliti.

Page 71: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Tabel 4.16

Perbedaan suku penyebab dalam pernikahan

No Alternatif Jawaban Frekvensi Persentase %

1.

2.

Sangat berpengaruh

Cukup berpengaruh

41

49

45,6

54,4

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel 4.16 dapat dilihat, bahwa 54,4 % responden menjawab bahwa

perbedaaan suku dalam menjalankan kafa’ah cukup berpengaruh antar satu

dengan suku lain, 45,6 % responden menilai bahwa perbedaan suku dalam

pernikahan pada tabel diatas menyatakan kafa’ah sangat berpengaruh dengan

suku lain (adat).

Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan suku(adat) didalam

perkawinan tidak semua di praktekkan dalam kehidupan masyarakat, namun

masyarakat desa lebakasiu dengan hal ini tidak menjadi persoalan dalam

kehidupan bersosial pada umumnya.

Tabel 4.17

Akibat perkawinan dengan dasar kafa’ah

No. Alternatif Jawaban Frekvensi Persentase %

1.

2.

3.

Mendatangkan kemaslahatan

Membuat kebahagiaan

Mengurangi perbedaan

38

28

24

42,2

31,2

26,6

Total 90 100

Keterangan:Data diolah dari hasil Survei lapangan

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa responden dengan persentase 42,2 %

menyatakan kemaslahatan itu yang di harapkan, sedangkan persentase 31,2 %

Page 72: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

responden menyatakan perkawinan dengan kafa’ah akan membuat kebahagiaa

keluarganya, dengan persentase 26,6 % menyatakan bahwa dengan kafa’ah dapat

mengurangi perbedaan dalam menyelesaikan masalah.

Dari data statistik diatas menunjukkan bahwa kemaslahatan sangat

berpengaruh dalam perkawinan karena kemaslahatan ini yang diharapkan oleh

masyarakat desa lebaksiu sehingga kehidupan rumah tangganya nanti dapat

mewujudkan keluarga yang diridhoi oleh Allah Swt.

Tabel 4.18

Kafa’ah dalam pelaksanan perkawinan

No. Alternatif Jawaban Frekvensi Persentase %

1.

2.

3.

4.

Baik

Sangat baik

Cukup

Cukup baik

29

25

19

17

32,3

27,7

21,2

18,8

Total 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil Survei lapangan

Tabel 4.18 diatas bahwa persentase 32,3 % adalah responden yang

menyatakan baik dalam pelaksanaannya, sangat baik adalah responden dengan

persentase 27,7 %, dengan persentase 21,2 % menyatakan cukup, dan responden

dengan persentase 18,8 % cukup baik.

Dengan ini diatas tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

pelaksanaan perkawinan dengan pengaruh kafa’ah yang ada, masyarakat desa

lebaksiu mayoritas menyatakan hal tersebut baik untuk dijalankan dan

dilaksanakan sesuai konsep kafa’ah dalam Islam.

Page 73: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

D. Analisis Hasil Penelitian

Mengacu pada beberapa inti permasalahan yang dirumuskan pada bagian

terdahulu, permasalahan yang ada adalah: Pemahaman masyarakat tentang

kafa’ah dan persepsi masyarakat desa lebaksiu tentang pengaruh kafa’ah dalam

perkawinan.

1. Pemahaman masyarakat tentang kafa’ah dalam perkawinan

Keseimbangan antara calon suami dan calon isteri dalam perkawinan

sangatlah diutamakan agar kehidupan rumah tangganya kelak tidak ada

persoalan. Masyarakat desa lebaksiu, pada umumnya sangat berharap anaknya

mendapatkan pasangan yang seimbang atau pilihan yang sekufu, baik dari segi

agamanya, segi hartanya, segi nasabnya, segi pekerjaaannya, maupun dari segi

kecantikannya. Dari hal tersebut diatas walaupun pilihannya tidak mampu

terpenuhi, maka setidaknya ketaatan yang paling diutamakan karena sebagai

acuan pada kehidupan keluarga dan anak cucunya.

Didalam suatu pernikahan pemahaman tentang kafa’ah selalu menjadi

persoalan yang sangat mendasar oleh setiap masyarakat khususnya suatu keluarga

yang menginginkan adanya rumah tangga yang tentram. Masyarakat Desa

Lebaksiu sudah memahami aspek-aspek yang ada dalam sebuah perkawinan

untuk menuju kehidupan rumah tangga sakinah, mawaddah, warahmah, sehingga

masyarakat desa lebaksiu selalu peduli dengan konsep kafa’ah tersebut yaitu

melalui pemahaman agama yang telah diajarkan dalam lingkungan masyarakat.

Kedudukan seseorang dimasyarakat sangat diperlukan untuk dapat dijadikan

Page 74: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

tauladan bagi lainnya dalam masalah pernikahan, dengan memperhatikan aspek

yang ada dalam konsep kafa’ah. Semoga dengan hal tersebut mendapatkan ridhoi

dari Allah SWT.

Dengan faktor yang ada masyarakat Desa Lebaksiu dapat menjalankan

kafa’ah dalam perkawinan dengan pemahaman yang telah dimilikinya. Oleh

karena itu dalam pernikahan lebih dilatar belakangi oleh factor agama, sehingga

factor tersebut menjadi pedoman sebagian masyarakat Desa Lebaksiu. Sehingga

masyarakat yang menjalankannya merasakan ketenangan jiwa, ketenteraman

batinnya, dan untuk membentuk keluarga yang bahagia.

Jadi, dalam pernikahan yang berdasarkan kafa’ah tersebut oleh sebagian

masyarakat masih tetap dilestarikan, walaupun dampak yang sudah mereka alami

sebelumnya. Factor agama dan ada factor lainnya dalam kafa’ah menyebabkan

sebagian masyarakat melakukan pernikahannya dengan baik dan dapat

menjalankan perkawinannya sesuai konsep agama yang telah dianjurkan oleh

Islam dan mudah-mudahan masyarakat mendapatkan kehidupan yang tentram,

mendapatkan selalu barokah dari Allah SWT amin.

2. Persepsi masyarakat tentang pengaruh kafa’ah

Persepsi yang muncul dalam lingkungan masyarakat desa Lebaksiu

tentang pengaruh kafa’ah dalam perkawinan hanyalah sebatas pandangan yang

sebagian masyarakat tingkat pengetahuan dan tingkat pemahaman cukup. Sebab

ada kekhawatiran bagi mereka apabila menikahkan anaknya dengan tidak

Page 75: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

seimbang atau sebanding, maka sangat berpengaruh pada perkawinan anaknya

terutama keluarga dengan tingkat kedudukan sosialnya tinggi.

Pada dasarnya hal tersebut tidak menjadi persoalan dalam perkawinan,

menjadi persoalan hanya pada masyarakat pengetahuannya kurang memahami

tentang hal perkawinan. Dalam kehidupan masyarakat masalah tersebut tidak

mereka praktekkan namun pada kehidupan nyata dan ini menunjukan masyarakat

desa lebaksiu mampu untuk melaksanakan perkawinan yang sesuai syari’at Islam.

Perkawinan sekufu’ selalu diharapkan oleh semua masyarakat desa

lebaksiu yang senantiasa menjalankan kehidupan agamis dengan tuntunannya.

Hal ini berpengaruh pada kehidupan keluarga didalam mengarungi mahligai

rumah tangga yang selalu mengharapkan kebahagiaan.

Dalam masyarakat Desa Lebaksiu masih menggunakan madzhab Syafe’I

yang mana dalam menyikapi tentang keseimbangan dalam perkawinan selalu

pendapatnya. Persepsi masyarakat desa Lebaksiu mengenai pengaruh kafa’ah

didalam menjalankan perkawinan menunjukan bahwa masyarakat desa lebaksiu

melakukan pernikahan bertujuan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT dan

agar dilancarkannya perkawinan rumah tangga sampai akhir khayat.

Sesuatu hal apalagi dalam sebuah perkawinan tentunya terdapat pengaruh

yang terjadi akibat persoalan yang menyangkut hubungan suami isteri dalam satu

keluarga. Ini bahkan akan menjadi pengaruh yang bisa membuat perkawinan itu

cerai berai pada kehidupan keluarganya dan berujung dengan hak suami dan hak

isteri.

Page 76: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pernyataan yang telah penulis paparkan serta mengacu

kepada jawaban perumusan masalah, maka dapat disimpulkan:

1. Pemahaman masyarakat desa lebaksiu kecamatan lebaksiu kabupaten tegal

tentang kafa’ah adalah hal yang perlu diperhatikan, bahkan sebagian anggota

masyarakat ada yang mengharuskan sekufu’, adapun hal ini disebabkan

karena ada anggapan bahwa kafa’ah adalah faktor yang sangat menentukan

guna mewujudkan kehidupan rumah tangga yang bahagia. Didalam

menghadapi tantangan hidup, mahligai rumah tangga haruslah ada kesamaan

pandangan antara calon suami isteri, pandangan yang sama bermula pada

persamaan agama, keturunan,harta dan persamaan latar belakang. Masyarakat

desa lebaksiu dengan pemahamannya tersebut akan menjadi suatu Persamaan

agama yang nantinya menjadi pedoman didalam masyarakat untuk menempuh

hidup berumah tangga yang damai dan sentosa.

Respon masyarakat cukup tinggi dalam memahami maupun menjalankan

kafa’ah didalam perkawinan, terbukti masyarakat menunjukkan dengan

adanya pemahaman ini masyarakat antusiasnya sangat tinggi didalam

menentukan pasangan yang akan dijadikan pendamping hidup, yang paling

Page 77: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

utama para orang tua yang selalu mengkhawatirkan anak didiknya dalam

memilih pendamping.

2. Persepsi masyarakat desa lebaksiu tentang pengaruh kafa’ah didalam

perkawinan menunjukan bahwa masyarakat desa lebaksiu masih khawatir

dalam memilih pasangan untuk pendamping hidup dan akan mengarungi

rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warohmah. Anggapan yang ada

pada masyarakat dalam menentukan calon suami dan calon isteri tidaklah

serta merta dengan mudah mendapatkan pasangannya untuk dijadikan bakal

hidup, bahkan masyarakat mengharapkan adanya keseimbangan calon suami

calon isteri dalam menjalankan kehidupan rumah tangga yang diharapkan.

Kekhawatiran tersebut nantinya tidak menjadi momok bagi orang tua dalam

menikahkan anaknya.

Dengan adanya pengaruh kafa’ah yang timbul dalam pernikahan, anggapan

tentang hal tersebut masyarakat langsung merespon dan memahami betapa

pentingnya pengaruh tersebut. Adanya keinginan dan persepsi yang kuat,

maka masyarakat desa lebaksiu senatiasa menjaga tradisi perkawinan yang

berdasarkan kafa’ah sehingga hal itu harus dijalankan masyarakat dengan

pemahaman yang telah ditanamkan oleh para orang tua terdahulu.

B. Saran

1. Kepada umat Islam pada umumnya dan khususnya kepada masyarakat desa

lebaksiu hendaknya dalam melaksanakan perkawinan tidak keluar dari jalur

Page 78: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

hukum yang ditetapkan oleh syari’at. Perbedaan dalam segi harta, keturunan,

dan lainnya, bukanlah masalah dalam perkawinan asalkan jangan berbeda

aqidah. Karena Islam tidak mengatur perkawinan beda agama dan Islam

sangat erat dengan norma-norma agama yang selalu menjadi pintu utama

dalam menjaga agar tidak terjadi penyimpangan dalam syari’at Islam.

2. Kepada umat Islam Pada umumnya dan kepada masyarakat desa lebaksiu

pada khususnya hendaknya memandang masalah kafa’ah didalam Òarim

perkawinan Islam, harus mengetahui aspek dan norma yang terpenting pada

pendapat fuqaha.

3. Hendaknya kepada calon suami isteri mengetahui benar bahwa yang

berhubungan dengan hal suatu perkawinan, juga mengenai hakekat, tujuan

serta hikmah perkawinan, itu akan tercapai suatu keluarga sakinah,mawaddah,

dan warahmah yang diridhoi Allah SWT.

4. Saya berharap agar para remaja yang akan memilih pasangan untuk dijadikan

pendamping hidup, sekiranya dapat memilih dan mencari yang sekufu’

sehingga dalam perkawinan dapat terwujud rumah tangga yang bahagia, kekal

sampai akhir hayat.

Page 79: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

Al-Hamdani, H.S.A, Risalah Nikah, Jakarta, Pustaka Amani, 2002

Abdillah, Syaikh Abdil Fathi, Adab dan Tuntunan Meminang, Jakarta, Pustaka

Kamil, 2004

As’ad, Aliy, Fathul Mu’in, Menara Kudus, 1979

Azharuddin Latif, Ahmad, Dkk, Pengantar Fiqh, Jakarta Pusat Studi Wanita, 2005

Asmawi, M, Nikah Dalam Perbincangan dan perbedaan, Darussalam, Yogyakarta,

2004

Bakry, Abdullah, Pedoman Islam di Indonesia, Jakarta, UI PREES, 1998

Bey, Arifin, Ustadz, Dkk, Sunan Daud Jilid 3, Semarang, Asy Ayifa, 1993

Bey, Arifin, Ustadz, Dkk, Sunan An Nasai’y Jilid 3, Semarang, Asy Syifa, 1993

Departeman Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan terjemahannya

Dipl Tafl, Zuhri, Moh, H, Drs, Dkk, At Tirmidzi, Jilid 2, Semarang, Asy Syifa, 1992

Page 80: PERSEPSI MASYARAKAT LEBAKSIU – TEGAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5485/1/SUTIKNO... · Keserasian dan keseimbangan ... sejahtera artinya terciptanya

Ghazaly, Abd Rahman, Fiqh Munakahat, Bogor, Kencana, 2003

Hasan, M. Ali, Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam, Jakarta, Prenada

Media, 2003

Hamidy, Zainuddin, H, Shahih Bukhari, Jilid 4, Jakarta, Widjaya, 1992

Jaelani, Abd Qadir, Keluarga Sakinah, Surabaya, Bina Ilmu, 1995

Muktar, Kamal, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Jakarta, Bulan

Bintang, 1974

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung, PT. Sinar Baru Algesinda, 1994

Soemiyati, Ny, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan,(Jakarta,

Sabiq, Sayyid, Terjemah Fiqh Sunnah Juz 7, Bandung, PT. Alma’arif, 1981

Yusuf, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta, PT. Nidakarya, Agung, 1989

Shonhaji, Abdullah, H, Dkk, Al Ustadz, Sunan Ibnu Majah, Jilid 2,Semarang, Asy

Syifa,

1992

Yusuf, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta, PT. Nidakarya, Agung, 1989