persepsi karyawan bagian akuntansi terhadap...

23
7 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi yang semakin pesat serta persaingan bisnis yang semakin meningkat. Banyak perusahaan terutama Perseroan Terbatas (PT) dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengelola business process. Salah satu upaya yang harus dilakukan yaitu dengan memanfaatkan sistem informasi sebagai keunggulan daya saing perusahaan. Sistem informasi yang terintegrasi dapat dijadikan sebagai alat untuk pengambilan keputusan strategi bisnis. Salah satu pengembangan sistem informasi yang didukung dengan perangkat Information Communication Technology (ICT) adalah ERP (Enterprise Resource Planning). ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah kerangka kerja transaksi perusahaan, suatu sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur atau jasa guna mengintegrasikan dan mengotomatiskan banyak proses internal dalam menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, akunting perusahaan, keuangan, dan sumber daya manusia. [1] PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan milik pemerintah atau yang lebih dikenal dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang pelayanan jasa tenaga listrik. Proses bisnis yang terjadi di kantor PT. PLN (Persero) tidak lepas dari pemanfaatan teknologi informasi. Adapun sistem sebelum menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning) adalah GL Magic. Kelemahan dari sistem GL Magic yaitu sistem tersebut belum bisa terintegrasi dengan PT. PLN (Persero) Pusat, sehingga menyebabkan sulitnya PT. PLN (Persero) Pusat mengetahui serta mengontrol kondisi laporan keuangan di tiap masing-masing area wilayahnya secara online. Oleh karena itu, PT. PLN (Persero) Pusat melakukan penyeragaman sistem pada seluruh PT. PLN Jawa dan Bali. Tujuan dari penerapan sistem informasi yang baru adalah untuk standarisasi proses bisnis di seluruh unit bisnis dan diharapkan dapat membantu dalam kontribusi pada penyusunan laporan keuangan. Tabel 1.1 Perbandingan sebelum menggunakan ERP dan sesudah menggunakan ERP secara umum Sistem Terdahulu Sistem yang digunakan saat ini ERP Keunggulan : Keunggulan : a. Lebih user friendly (lebih mudah digunakan) a. Integrasi data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan memperoleh data yang up-to-date b. Akses informasi secara real time. c. Standarisasi Proses Operasi ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan berjalan dengan lebih efisien dan efektif. d. Sistem lebih canggih.

Upload: nguyenkhanh

Post on 19-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

7

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi yang semakin pesat serta persaingan bisnis yang

semakin meningkat. Banyak perusahaan terutama Perseroan Terbatas (PT)

dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengelola business process.

Salah satu upaya yang harus dilakukan yaitu dengan memanfaatkan sistem

informasi sebagai keunggulan daya saing perusahaan. Sistem informasi yang

terintegrasi dapat dijadikan sebagai alat untuk pengambilan keputusan strategi

bisnis. Salah satu pengembangan sistem informasi yang didukung dengan

perangkat Information Communication Technology (ICT) adalah ERP (Enterprise

Resource Planning). ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah

kerangka kerja transaksi perusahaan, suatu sistem informasi yang diperuntukkan

bagi perusahaan manufaktur atau jasa guna mengintegrasikan dan

mengotomatiskan banyak proses internal dalam menangani proses manufaktur,

logistik, distribusi, akunting perusahaan, keuangan, dan sumber daya manusia. [1]

PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan milik pemerintah

atau yang lebih dikenal dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang

bergerak di bidang pelayanan jasa tenaga listrik. Proses bisnis yang terjadi di

kantor PT. PLN (Persero) tidak lepas dari pemanfaatan teknologi informasi.

Adapun sistem sebelum menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning) adalah

GL Magic. Kelemahan dari sistem GL Magic yaitu sistem tersebut belum bisa

terintegrasi dengan PT. PLN (Persero) Pusat, sehingga menyebabkan sulitnya PT.

PLN (Persero) Pusat mengetahui serta mengontrol kondisi laporan keuangan di

tiap masing-masing area wilayahnya secara online. Oleh karena itu, PT. PLN

(Persero) Pusat melakukan penyeragaman sistem pada seluruh PT. PLN Jawa dan

Bali. Tujuan dari penerapan sistem informasi yang baru adalah untuk standarisasi

proses bisnis di seluruh unit bisnis dan diharapkan dapat membantu dalam

kontribusi pada penyusunan laporan keuangan.

Tabel 1.1 Perbandingan sebelum menggunakan ERP dan sesudah menggunakan ERP secara

umum

Sistem Terdahulu Sistem yang digunakan saat ini ERP

Keunggulan : Keunggulan :

a. Lebih user friendly (lebih

mudah digunakan)

a. Integrasi data keuangan. Oleh

karena semua data disimpan

secara terpusat, maka para

eksekutif perusahaan memperoleh

data yang up-to-date

b. Akses informasi secara real time.

c. Standarisasi Proses Operasi ERP

menerapkan sistem yang standar,

dimana semua divisi akan

menggunakan sistem dengan cara

yang sama. Dengan demikian,

operasional perusahaan akan

berjalan dengan lebih efisien dan

efektif.

d. Sistem lebih canggih.

Page 2: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

8

Kelemahan : Kelemahan : a. Belum terintegrasi dengan

PLN Pusat (belum bisa

dionlinekan).

b. Kualitas sistem tidak

secanggih sistem ERP.

c. Proses pertukaran dokumen

masih manual dan dokumen

yang digunakan masih

hardcopy.

a. Sistem tidak fleksibel terhadap

kebijakan-kebijakan yang

dilakukan oleh perusahaan.

b. Apabila terjadi kesalahan

penginputan data, maka akan

berakibat error sistem.

c. Sistem ERP lebih sulit digunakan.

d. Sistem ERP tidak bisa dibuka

secara bersamaan.

Dengan melihat perbandingan diatas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana persepsi karyawan bagian Akuntansi terhadap penerapan

ERP (Enterprise Resource Planning) dalam penyusunan laporan keuangan dengan

objek penelitian adalah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan

D.I.Yogyakarta. Manfaat dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh

mana penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) yang ada di PT. PLN

(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta yang mana dalam proses

bisnisnya melaporkan segala pertanggungjawaban yang ada dibawah area wilayah

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta kepada PT. PLN

(Persero) Pusat. Sehingga penelitian ini mengacu pada karyawan bagian

Akuntansi karena pada bagian Akuntansi segala aktivitasnya secara keseluruhan

menggunakan ERP (Enterprise Resource Planning) terutama dalam menyusun

laporan keuangan baik laporan keuangan triwulan maupun tahunan.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian Terdahulu

Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) adalah seperangkat aplikasi

bisnis terintegrasi, atau modul untuk digunakan secara luas dalam fungsi bisnis,

termasuk buku besar, hutang dagang, piutang dagang, perencanaan kebutuhan

material, manajemen order, pengendalian persediaan, dan manajemen sumber

daya manusia.[2] Penelitian mengenai penerapan ERP (Enterprise Resource

Planning) telah banyak dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh [3]

dan [4] menyimpulkan bahwa dengan adanya penerapan ERP/SAP (System

Application Product) menunjukkan keefektifan dalam menghasilkan informasi

akuntansi melalui pelaporan keuangan. Laporan keuangan triwulan dan tahunan

serta Laporan Kondisi Keuangan Perusahaan (KKP) dan flowchart laporan

keuangan. Serta seluruh transaksi merupakan data yang terbaru di dalam

ERP/SAP (System Application Product).

Perkembangan ERP (Enterprise Resource Planning)

ERP (Enterprise Resource Planning) berkembang dari Manufacturing

Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah evolusi dari Material

Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP

(Enterprise Resource Planning) secara modular biasanya menangani proses

manufactur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan

accounting perusahaan. Kesimpulannya bahwa sistem ini nantinya akan

membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi,

Page 3: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

9

manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.

Perkembangan ERP (Enterprise Resource Planning) dibagi beberapa tahapan,

yaitu :

a. Tahap 1 : Material Requirement Planning

Cikal bakal ERP (Enterprise Resource Planning) adalah konsep Material

Requirement Planning (MRP) atau perencanaan kebutuhan material.

b. Tahap 2 : Close-Loop MRP

Sistem ini dirancang untuk membantu menjalankan rencana pekerjaan di

berbagai lokasi pabrik, penjadwalan inventory internal dan eksternal.

c. Tahap 3 : Manufacturing Resource Planning (MRP II)

Evolusi berikutnya dari sistem Close-Loop MRP adalah MRP II (untuk

membedakannya dengan MRP).

d. Tahap 4 : Enterprise Resource Planning (ERP)

Tahapan berikutnya adalah evolusi konsep manajemen sumber daya

organisasi/perusahaan adalah ERP (Enterprise Resource Planning). Dasar-

dasar ERP (Enterprise Resource Planning) sebenarnya diturunkan dari

MRP II (Manufacturing Resource Planning), namun proses bisnisnya

diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan yang

memiliki beberapa unit bisnis. Dengan sistem ERP (Enterprise Resource

Planning) integrasi keuangan lebih ditekankan, alat bantu rantai-pasok,

dukungan atas bisnis melintas batas fungsi organisasi bahkan melintas

perusahaan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

e. Tahap 5 : Extended Resource Planning (ERP II)

ERP (Enterprise Resource Planning) generasi berikutnya mulai

diluncurkan sekitar tahun 2000. ERP (Enterprise Resource Planning) ini

sering disebut Extended ERP (Enterprise Resource Planning) karena

merupakan perluasan dari fungsi-fungsi yang ada pada sistem ERP

(Enterprise Resource Planning) yaitu mencakup fungsi-fungsi yang dapat

menjembatani komunikasi dengan supplier dan konsumen. Sistem

Extended ERP (Enterprise Resource Planning) ini tidak hanya berfokus

pada konsumen, proses produksi, transaksi real time, manajemen asset

perusahaan, bahkan berfokus pada usaha optimasi seluruh jaringan bisnis

termasuk integrasi dengan supplier. [5]

Modul ERP (Enterprise Resource Planning)

Beberapa modul yang terdapat di dalam sistem ERP (Enterprise Resource

Planning), antara lain :

a. Financial

a. FI – Financial Accounting

Ditujukan untuk menyediakan pengukuran berkelanjutan terhadap

keuntungan perusahaan. Modul FI juga mengukur kinerja keuangan

perusahaan, berdasarkan pada data transaksi internal maupun eksternal.

Modul FI menyediakan dokumen keuangan yang mampu melacak

(mengaudit) setiap angka yang terdapat dalam suatu laporan keuangan

hingga ke data transaksi awalnya.

Page 4: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

10

b. CO – Controlling

Fungsi dari modul CO adalah untuk mendukung 4 kegiatan operasional

:

Pengendalian capital investment

Pengendalian aktivitas keuangan perusahaan, memonitor dan

merencanakan pembayaran.

Pengendalian pendanaan terhadap pembelian, pengadaan dan

penggunaan dana di setiap area.

Pengendalian biaya dan profit berdasarkan semua aktifitas

perusahaan.

c. IM – Investment Management

Fungsi dari modul IM saling melengkapi dengan fungsi yang

dijalankan oleh modul TR (Treasury), namun modul IM lebih spesifik

ditujukan untuk menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan

fixed assets dari perusahaan dan membantu manajemen dalam

membuat keputusan.

d. EC – Enterprise Controlling

Tujuan dari modul EC adalah untuk memberikan akses bagi Enterprise

Controller mengenai hal-hal berikut :

Kondisi keuangan perusahaan.

Hasil perencanaan dan pengendalian perusahaan.

Investasi.

Maintenance dari aset perusahaan.

Akusisi dan pengembangan SDM perusahaan.

Kondisi pasar yang berkaitan dengan pengambilan keputusan,

seperti ukuran pasar, market share, competitor performance.

Faktor-faktor struktural dari proses bisnis, seperti struktur

produksi, struktur biaya, neraca dan laporan rugi laba.

e. TR – Treasury

Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan antara cash management

dan cash forecasting dengan aktivitas logistik dan transaksi keuangan.

b. Distribution and Manufacturing

1. LE – Logistics Execution

Modul LE juga merupakan modul yang terintegrasi dengan modul

yang lainnya, yaitu modul PP, EC, SD, MM, PM, dan QM. Pada

intinya, modul ini fokus pada pengaturan logistik dari masa purchasing

hingga distribusi. Dari purchase requisition, good receipt, hingga

delivery.

2. SD – Sales Distribution

Desain dari modul SD ditekankan kepada penggunaan strategi

penjualan yang sensitif terhadap perubahan yang terjadi di pasar.

Prioritas utama dari penggunaan modul ini adalah untuk membuat

struktur data yang mampu merekam, menganalisis, dan mengontrol

aktivitas untuk memberikan kepuasaan kepada pelanggan dan

menghasilkan profit yang layak dalam periode akuntansi yang akan

datang.

Page 5: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

11

3. MM – Materials Management

Fungsi utama dari modul MM adalah untuk membantu manajemen

dalam aktivitas sehari-hari dalam tipe bisnis apapun yang memerlukan

konsumsi material, termasuk energi dan servis.

4. PP – Production Planning

Modul PP ini berfungsi dalam merencanakan dan mengendalikan

jalannya material sampai kepada proses pengiriman produk.

5. PM – Plan Maintenance

Modul PM berfungsi untuk mendukung dan mengontrol pemeliharaan

peralatan dan bangunan secara efektif, mengatur data perawatan, dan

mengintegrasikan data komponen peralatan dengan aktivitas

operasional yang sedang berjalan.

6. QM – Quality Management

Modul QM berintegrasi dengan modul PP-PI Production. Salah satu

fungsi dari modul QM adalah untuk menyediakan master data yang

dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari ISO-9000 series.

7. PS – Project System

Modul PS dikonsentrasikan untuk mendukung kegiatan-kegiatan, yaitu

:

Perencanaan terhadap waktu dan nilai.

Perencanaan detail dengan menggunakan perencanaan cost

element atau unit cost dan menetapkan waktu kritis,

pendeskripsian aktivitas dan penjadwalan.

Koordinasi dari sumber daya melalui otomasi pemintaan

material, manajemen dan kapasitas material, serta sumber daya

manusia.

Monitoring terhadap material, kapasitas, dan dana selama

proyek berjalan.

Penutupan proyek dengan analisis hasil dan perbaikan.

c. Human Resources

Berfungsi untuik :

Memudahkan melaksanakan manajemen yang efektif dan tepat

waktu terhadap gaji, benefit, dan biaya yang berkaitan dengan

SDM perusahaan.

Melindungi data operasionalia dari pihak luar.

Membangun sistem rekrutmen dan pembangunan SDM yang

efisien melalui manajemen karir. [6]

Konsep Dasar ERP (Enterprise Resource Planning)

Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) adalah terminologi yang

diberikan kepada sistem informasi yang mendukung transaksi atau operasi sehari-

hari dalam pengelolaan sumber daya perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi

dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material, dan kapasitas. [7] Konsep

dari sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dapat diilustrasikan sebagai

berikut :

Page 6: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

12

Gambar 1.1 Konsep Dasar ERP (Enterprise Resource Planning)[7]

Penerapan ERP (Enterprise Resource Planning)

Penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) adalah proses menetapkan

ERP (Enterprise Resource Planning) yang telah dibangun agar user

menggunakannya untuk menggantikan sistem lama. Ada 3 kategori Penerapan

ERP (Enterprise Resource Planning), yaitu :

a. Mengganti sistem manual dengan sistem ERP (Enterprise Resource

Planning).

b. Mengganti sistem informasi Non-ERP (Enterprise Resource Planning)

dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning).

c. Meningkatkan sistem yang telah ada, misalnya mengimplementasikan

modul baru untuk melengkapi modul yang sudah ada. [8]

Sumber : Hall, 2002

Gambar 1.2 Pendekatan Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning)

Dalam penerapan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) banyak

yang harus dilakukan untuk mengubah cara suatu organisasi bisnis menjadi

teknologi. Maka ada perusahaan yang mengalami kegagalan dalam menerapkan

ERP (Enterprise Resource Planning) disebabkan adanya masalah budaya dalam

perusahaan yang menentang tujuan dari perekayasaan proses. Strategi dalam

Page 7: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

13

menerapkan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) untuk mencapai tujuan

yaitu melalui dengan menggunakan pendekatan :

a. Big-Bang

Strategi penerapan seluruh modul dalam paket ERP (Enterprise Resource

Planning) secara simultan di seluruh fungsi perusahaan. Kelebihannya

adalah hanya memerlukan sedikit interface antara sistem lama dan sistem

baru, sangat efisien dari segi waktu dan hasilnya optimal. Kekurangannya

adalah implementasi yang kompleks sehingga resiko kegagalan tinggi.

b. Step-by-step (Phased Approach)

Melakukan implementasi sedikit demi sedikit. Tahap selanjutnya

berkonsentrasi mengimplementasikan modul terkait. Keseluruhan proses

bisnis harus terlebih dahulu disiapkan. Kelebihannya adalah kompleksitas

dapat dikurangi, memungkinkan terjadinya perbaikan proyek yang akan

datang akibat konsultasi internal, ongkos tidak terlalu membebani.

Kekurangan adalah waktu implementasi keseluruhan lebih panjang.

Manfaat dari ERP (Enterprise Resource Planning) hanya dapat dirasakan

sedikit demi sedikit akibatnya hasil tidak optimal.

c. Small Bang (Pilot Approach)

Pembuatan model implementasi pada salah satu site atau fungsi

perusahaan sebagai pilot project dan diteruskan ke fungsi atau site yang

terkait. Kelebihannya adalah biaya relatif rendah, kompleksitas berkurang.

Kekurangannya adalah membutuhkan banyak kustomisasi akibat adanya

operasi spesifik antar site.

Laporan Keuangan

Karakteristik Kualitas Laporan Keuangan menurut SFAC nomor 2, yaitu :

1. Constraint, dalam menyediakan laporan keuangan yang berguna harus

dipertimbangkan 2 batasan (constraint), yaitu :

a. Cost-Benefit (Pervasive Contraint). Cost dalam menyediakan

laporan keuangan harus dipertimbangkan dengan benefit yang

didapat dari menggunakan laporan tersebut. AICPA Special

Committee membuat batasan untuk membatasi biaya pelaporan,

antara lain :

Laporan harus tidak memuat informasi diluar kemampuan

manajemen atau yang mana manajemen bukan sumber

terbaik dari laporan tersebut, sebagai contoh laporan

mengenai competitor.

Manajemen tidak harus diminta untuk melaporkan

informasi yang secara signifikan akan merugikan posisi

kompetisi perusahaan.

Manajemen tidak harus diminta untuk menyediakan

forecasted financial statements, manajemen hanya

menyediakan informasi yang membantu user meramalkan

sendiri kondisi keuangan perusahaan di masa datang.

Manajemen hanya dibutuhkan melaporkan informasi yang

diketahuinya, ini berarti manajemen tidak berkewajiban

Page 8: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

14

mengumpulkan informasi yang tidak dimiliki dan

dibutuhkan dalam menjalankan bisnis.

Beberapa elemen laporan keuangan harus dilaporkan

apabila user dan manajemen setuju untuk dilaporkan

sebuah konsep flexsible reporting.

Perusahaan tidak diharuskan untuk melaporkan laporan

forward-looking kecuali ada sesuatu faktor aturan yang

memaksa perusahaan membuatnya.

b. Materiality (Threshold for Recognition). Batasan materiality

berhubungan dengan pengaruh sebuah item dalam operasi

keuangan sebuah perusahaan materiality adalah suatu faktor yang

dapat mengubah laporan.

2. Relevance. Laporan keuangan bisa disebut relevan apabila dapat

memberikan gambaran masa lalu (feedback value), gambaran masa depan

(predictive value) dan tepat waktu (timeliness).

3. Reliability. Laporan keuangan dikatakan reliabel jika dapat

diverifikasi,representational faithfulness, dan netral.

4. Neutrality. Laporan keuangan bersifat netral, contohnya laporan keuangan

untuk intern dan laporan keuangan untuk pajak seharusnya netral (sama).

5. Verifiability. Laporan keuangan harus bisa diverifikasi oleh metode

akuntansi lain dan hasilnya sama.

6. Representational Faithfulness. Laporan keuangan harus dapat dipercaya,

angka dan penjelasan yang dilaporkan adalah apa yang memang terjadi.

7. Comparability. Laporan keuangan akan lebih bernilai apabila bisa

dibandingkan dengan industri yang sejenis.[9]

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Metode ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai fenomena yang ada

di masa sekarang. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai penggambaran

suatu gejala sosial yang bertujuan untuk menggambarkan sifat objek yang diteliti

[10]. Sedangkan, metode kualitatif bertujuan untuk memberikan informasi yang

mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu,

metode ini dapat diterapkan pada berbagai masalah [11].

Beberapa karakteristik dari penelitian kualitatif, diantaranya : penelitian

kualitatif lebih mementingkan proses dibanding hasil; penelitian kualitatif lebih

tertarik dengan pengalaman serta manfaat dari penelitiannya; penelitian kualitatif

merupakan instrumen utama dalam pengumpulan dan penganalisa data; penelitian

kualitatif melibatkan kerja lapangan, dimana peneliti biasanya melakukan

observasi terhadap orang-orang, keadaan, atau institusi dalam keadaan yang

sebenarnya terjadi; penelitian kualitatif bersifat deskriptif dimana peneliti lebih

tertarik dengan proses, makna, dan pemahaman yang diperoleh melalui kata-kata

atau gambar-gambar; dan proses dari penelitian kualitatif bersifat induktif dimana

peneliti membangun abstraksi, konsep-konsep, hipotesis, dan teori secara

terperinci [12].

Page 9: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

15

a. Tahap 1 : Pengumpulan data. Dilakukan beberapa cara agar mendapatkan

data yang lebih baik. Sumber data yang digunakan data primer dengan

melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait pada PT. PLN

(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta, khususnya

informasi tentang sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang

diterapkan pada bidang Akuntansi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa

Tengah dan D.I.Yogyakarta. Data skunder menggunakan observasi,

membaca literatur, dan kuesioner. Tujuan observasi yaitu untuk

mengamati proses-proses yang sedang berjalan di PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta. Kuesioner digunakan untuk

menganalisa sejauh mana tanggapan responden terhadap penerapan ERP

(Enterprise Resource Planning).

b. Tahap 2 : Pengolahan data. Tahap ini bertujuan untuk mengolah data yang

dihasilkan pada tahap sebelumnya yaitu hasil kuesioner dan wawancara.

Penilaian terhadap hasil kuesioner menggunakan penilaian skala Likert,

yang mana penilaian ini digunakan untuk mengukur, sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena.

Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolok

ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan.

[13]

Tabel 1.2 Penilaian Kuesioner Menggunakan Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai

Sangat setuju 5

Setuju 4

Cukup 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Untuk mengetahui presentasi skor dari masing-masing pernyataan

digunakan rumus, sebagai berikut :

Presentase Skor Total = Skor Total

Skor Ideal

Presentase Skor Total (Keseluruhan) =

Jumlah presentase Skor Total

Jumlah item pernyataan

x 100%

Page 10: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

16

Tabel 1.3 Kriteria Presentasi Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal

Jumlah skor % Kriteria

20,00 – 36,00 Tidak baik

36,01 – 52,00 Kurang baik

52,01 – 68,00 Cukup

68,01 – 84,00 Baik

84,01 – 100 Sangat baik

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner berdasarkan

faktor-faktor yang terdapat dalam metode CSF (Critical Success Factor).

CSF (Critical Success Factor) digunakan untuk mengetahui kontribusi

serta kebutuhan IS/IT terhadap bisnis pada saat ini dan kedepannya

berdasarkan dampak perusahaan.[14] Faktor-faktor kesuksesan dalam

penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) dibagi menjadi 5

kelompok [15], antara lain :

Management/organisasi yang meliputi komitmen, edukasi,

keterlibatan, pemilihan tim, pelatihan, serta peran dan tanggung

jawab.

Proses meliputi alignment, dokumentasi, integrasi, dan re-desain

proses.

Teknologi meliputi hardware, software, manajemen sistem, dan

interface.

Data meliputi file utama, file transaksi, struktur data, dan

maintenance dan integrasi data.

Personel meliputi edukasi, pelatihan, pengembangan skill, dan

pengembangan pengetahuan.

c. Tahap 3 : Analisis data. Tahap terakhir adalah melakukan analisis terhadap

hasil yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Tujuan analisis ini

adalah untuk melihat perubahan yang terjadi yaitu penerapan ERP

(Enterprise Resource Planning) pada laporan keuangan. Untuk

menganalisis penerapan ERP (Enterprise Resource Planning)

menggunakan metode CSF (Critical Success Factor) sebagai alat/tools.

dan untuk mengetahui berkualitasnya sebuah laporan keuangan,

berpedoman pada SFAC (Statement of Financial Accounting) nomor 2.

Langkah untuk menganalisis sistem ERP (Enterprise Resource Planning)

yaitu dengan menyebar kuesioner kepada responden. Dalam kuesioner

tersebut berisi item-item yang berkenaan dengan perencanaan pemilihan

sebuah sistem sampai dengan tahap penerapannya. Dari hasil analisis

tersebut, maka dapat disimpulkan dari tanggapan yang diberikan oleh

responden mengenai penerapan ERP (Enterprise Resource Planning).

Hasil analisis penerapan ERP (Enterprise Resource Planning)

menggunakan metode CSF (Critical Success Factor), kemudian dikaitkan

dengan laporan keuangan yang mengacu pada konsep SFAC (Statement of

Financial Accounting) nomor 2.

Page 11: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

17

4. Hasil dan Pembahasan

Kegiatan utama di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.

Yogyakarta adalah mengontrol dan menangani pendistribusian tenaga listrik yang

terjadi di setiap wilayah unit. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.

Yogyakarta membawahi 11 Area Pelayanan Jaringan (APJ) dan 1 Area Pengatur

Distribusi (APD), yaitu :

APJ Semarang APJ Kudus

APJ Surakarta APJ Cilacap

APJ Yogyakarta APJ Klaten

APJ Tegal APJ Salatiga

APJ Purwokerto APJ Pekalongan

APJ Magelang APD Semarang

Fungsi dari masing-masing cabang tersebut adalah mendistribusikan listrik

kepada konsumen, membangun jaringan distribusi, pelayanan langganan dengan

sistem pembendaharaan serta melaporkan kegiatannya dengan membuat laporan

realisasi dan pertanggungjawaban kepada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa

Tengah dan D.I. Yogyakarta. Untuk mengintegrasikan proses bisnis agar lebih

efisien dan efektif dibutuhkan suatu sistem yang dapat menyederhanakan proses

bisnis pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

Sebelum menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning). PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta menerapkan Sistem Informasi

Akuntansi (SIA) berupa software GL Magic. Kelemahan dari sistem tersebut

adalah informasi yang dihasilkan tidak tepat waktu dan informasi (laporan

keuangan) kurang lengkap karena banyak data yang tertinggal, sehingga

menyebabkan user merasa tidak puas.

Hal tersebut ditegaskan oleh Deputi Manager bagian Akuntansi pada saat

dilakukan wawancara, “ … saat PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan

D.I. Yogyakarta menerapkan GL Magic, data-data harus terkumpul dalam jangka

waktu sebulan. Setelah seluruh wilayah unit yang terdiri dari 1 APD dan 10 APJ

diharuskan menyerahkan laporannya yang kemudian diproses selama 1-2 bulan di

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, baru selanjutnya

disampaikan ke PT. PLN (Persero) Pusat. Konsekuensi untuk memperoleh

informasi tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama sehingga pihak manajemen

PT. PLN (Persero) Pusat tidak puas dengan kinerja dari sistem GL Magic karena

melihat dari sistem tersebut belum bisa terintegrasi baik oleh area wilayah PT.

PLN (Persero) Pusat maupun wilayah unit PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa

Tengah dan D.I. Yogyakarta, sehingga mengakibatkan terlambatnya penyampaian

informasi yang juga menghambat manajemen puncak dalam membuat keputusan

terutama yang berkaitan dengan perencanaan anggaran dan pengawasan

pelaksanaan transaksi”. Selain itu pada sistem GL Magic masih terdapat data yang

belum lengkap dikarenakan keterlambatan laporan dari kantor APD dan APJ yang

masuk di area wilayah unit PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.

Yogyakarta dalam menyerahkan laporan keuangannya ke PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

Hal inilah yang menyebabkan manajemen PT. PLN (Persero) Pusat

mempertimbangkan untuk melakukan upgrade dari sistem lama GL Magic ke

Page 12: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

18

sistem yang baru yaitu ERP (Enterprise Resource Planning). Dengan ERP

(Enterprise Resource Planning) seluruh transaksi terintegrasi secara langsung ke

pusat sehingga PT. PLN (Persero) Pusat dapat melihat setiap saat transaksi apapun

yang terjadi dan informasi dapat diterima tepat waktu.

Tujuan implementasi ERP (Enterprise Resource Planning), yaitu :

a. Memperoleh benefit dari proses bisnis PLN yang lebih terkontrol dan

standard.

b. Mendapatkan benefit dengan mengadopsi Industrial Best Practice (IBP).

c. Menghasilkan mekanisme operasi dan kontrol yang didukung oleh sistem

ERP (Enterprise Resource Planning).

Dalam proses implementasi, parameter - parameter didalam sistem ERP

(Enterprise Resource Planning) perlu dikonfigurasi untuk mengakomodasi proses

bisnis perusahaan, sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, online survey administrator sistem akan

melakukan pengesetan mengenai pertanyaan survey, lingkup

peserta survey, hubungan antara pertanyaan dengan kesimpulan

yang ingin dicapai, pembuatan sesi survey, dan sebagainya.

Pada tahap ini, peserta survey belum dapat menjawab survey yang

diberikan melalui ESS (Employee Self Service).

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peserta sesi online survey menjawab

pertanyaan-pertanyaan survey.

c. Tahap Pasca Pelaksanaan

Pada tahap pasca pelaksanaan, peserta sesi online survey dapat

melihat hasil dari survey-survey yang pernah diselenggarakan di

PLN.

Gambar 1.3 Aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning)

Aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) di PT PLN (Persero) secara

umum terdiri dari 3 modul yang terintegrasi, yaitu :

1. ERP Back Office, terdiri dari :

Page 13: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

19

a. ERP Keuangan/Akuntansi, ditujukan bagi pegawai yang akan

menjalankan transaksi yang berhubungan dengan fungsi di bidang

Keuangan/Akuntansi (Financial Management). ERP Keuangan

mencakup manajemen kas (treasury), buku besar (general ledger),

hutang usaha (account payable), piutang usaha (account receivable),

aktiva tetap (aset), anggaran (planning and budgeting), pajak (tax), dan

konsolidasi untuk tujuan laporan keuangan (financial reporting).

b. ERP Logistik, ditujukan bagi pegawai yang akan menjalankan

transaksi yang berhubungan dengan fungsi di bidang logistik material.

ERP Logistik mencakup proses pengadaan (procurement) dan

pengelolaan inventory. Aplikasi ini mencakup juga perkiraan

kebutuhan material (material planning) dan manajemen mutu (quality

management).

c. ERP SDM, ditujukan bagi pegawai yang akan menjalankan transaksi

yang berhubungan dengan fungsi di bidang SDM (Human Resource).

ERP SDM mengintegrasikan proses-proses SDM mulai sampai ke

proses pembayaran gaji pegawai.

2. ESS (Employee Self-Service) yaitu akses informasi dan layanan langsung

bagi pegawai.

3. SEM/BW (Strategic Enterprise Management/Business Warehouse),

terdapat laporan manajemen Keuangan, laporan manajemen SDM, dan

laporan manajemen SDM.

Gambar 1.4 Tampilan aplikasi ERP/SAP Logon

Berdasarkan gambar 4.2 menampilkan tentang aplikasi ERP/SAP (Systems

Applications Product) yang bisa dituju oleh user, antara lain :

- ERP Keuangan/Akuntansi (FM) : fungsi keuangan/ akuntansi.

- ERP Logistik/Material (MM) : fungsi logistik/material.

- ERP SDM (HRM) : fungsi Sumber Daya Manusia.

- ERP SEM-BW : fungsi Business Warehouse.

- ERP Training : fasilitas berlatih (Training Playground).

Perubahan proses bisnis yang terjadi pada PT PLN (Persero) Distribusi

Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta secara detail pada tiap area bisnis, yaitu :

Page 14: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

20

a. Financial Management (FM)

Area Bisnis Proses yang

terjadi

Sebelum menggunakan ERP Sesudah menggunakan ERP

Financial

Management

General

Ledger

- Semua dokumen dari bagian

keuangan, logistik, dan SDM

diberikan kepada bagian

Akuntansi dan akan dijurnal oleh

bagian Akuntansi.

- Proses penjurnalan melalui

sistem ERP setiap bagian

seperti bagian keuangan,

logistik, dan SDM . Sehingga

penjurnalan tidak terpusat

kepada bagian Akuntansi.

Account

Receivable

- Laporan piutang dari bagian

Niaga yang telah direkonsiliasi

dengan Keuangan akan di posting

oleh bagian Akuntansi ke GL

Magic.

- Jurnal akan terposting secara

otomatis secara harian di

sistem ERP. Data koreksi

juga akan terposting melalui

interface kedalam ERP.

Cash

Management

- Hardcopy akan di rekonsiliasi

Bank ke SIMKEU dilakukan

pada akhir bulan.

- Rekonsiliasi Bank ke sistem

ERP dilakukan setiap hari

menggunakan program

interface.

Cost

Controlling

- Pemantauan anggaran tidak bisa

real time dan online.

- Pemantauan anggaran

dengan transaksi dapat

dilakukan real time dan

online.

Melihat perubahan proses yang terjadi pada area bisnis Financial

Management (FM) menunjukkan bahwa semua kegiatan yang berhubungan

dengan General Ledger, Account Receivable, Cash Management, Cost

Controlling sebagian dilakukan oleh bagian Akuntansi. Ini menyebabkan data

yang ada tidak bisa terpenuhi sesuai dengan dateline yang diberikan. Serta dengan

kinerja seperti itu dapat membuang tenaga serta waktu yang berakibat pada

manajemen puncak dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

keputusan anggaran dan pengawasan pelaksanaan transaksi.

Setelah menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning) bagian logistik

dan SDM dapat melakukan penjurnalan sesuai dengan area bisnisnya masing-

masing. Salah satu kemampuan pada ERP (Enterprise Resource Planning) dapat

juga menggunakan program interface lain seperti AP2T, jadi manajemen waktu

yang digunakan lebih efisien dan efektif. Untuk menghasilkan laporan keuangan

yangberkualitas juga harus melihat prosesnya dan juga ketepatan waktu. Karena

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta mempunyai

tanggungjawab untuk melaporkan kondisi keuangan dari area wilayahnya yang

terdiri dari 11 APJ (Area Pelayanan Jaringan) dan 1 APD (Area Pelayanan

Distribusi).

Page 15: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

21

b. Human Resource Management (HR)

Area Bisnis Proses yang

terjadi

Sebelum menggunakan

ERP

Sesudah menggunakan ERP

Human

Resource

Management

Organizational

Management

- Semua proses

pengelolaan data masih

dilakukan secara manual.

- Struktur Organisasi yang

berbeda dapat dipelihara

dalam sistem pada versi yang

berbeda.

- Lowongan jabatan dapat

dimonitor di sistem.

- Struktur Organisasi di kelola

di sistem.

-Semua perubahan organisasi

(struktur, rincian, dll) akan

dilakukan terpusat di Kantor

Pusat dan melalui persetujuan

Kantor Pusat.

Personel

Administration

- Proses mentransfer data

pegawai masih panjang

artinya jika terdapat dua

unit, satu unit ingin

mentransfer data pegawai,

unit tersebut harus

mengambil data di

database di unit 1 dan

mengirimkan data kepada

unit 2, kemudian

dimasukkan kepada

database unit 2.

- File pegawai tidak bisa

di transfer pada kantor

pusat sehingga proses

memonitor status transfer

tidak terjadi

- Proses transfer data bisa

langsung dilakukan antar unit

1 dan unit 2 tanpa harus

mentransfer data secara

manual, karena unit 1 dan unit

2 sudah terintegrasi dengan

sistem ERP sehingga data

bisa di sharing secara real

time.

- Status transfer pegawai

dapat di monitor pada sistem

oleh Kantor Pusat dan Unit

Area.

Time

Management

- Sistem informasi

terdahulu pengelolaan

waktu tidak bisa dikelola

secara lengkap.

- Jatah cuti tahunan/cuti besar

dan tunjangannya dihasilkan

secara otomatis dari

perhitungan di dalam sistem.

- Evaluasi waktu kerja

dilakukan oleh sistem.

- Perhitungan IPS bonus

berdasarkan hasil evaluasi

waktu kerja dari sistem.

- Pengelolaan data yang

terkait dengan waktu kerja

pegawai diatur secara terpusat

di dalam sistem.

Payroll - Untuk mengolah data - Proses simulasi payroll

Page 16: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

22

penggajian masih

menggunakan sistem yang

sederhana dan tidak

terintegrasi dengan bagian

lain .

dapat dilakukan di sistem.

- Proses payroll dilakukan di

sistem.

- Hasil payroll dapat langsung

di posting karena terintegrasi

dengan bagian Keuangan.

Incident Report

Management

- Proses laporan insiden

masih dilakukan dengan

manual dan memakan

waktu yang lama karena

alur prosesnya panjang.

- Proses sudah dilakukan oleh

sistem dan alur prosesnya

cepat.

Perubahan yang terjadi pada area bisnis Human Resource Management

(HR) terletak pada pengelolaan data SDM, terlihat dari sentralisasi proses payroll

terjadi di Kantor Distribusi, untuk pajak penghasilan tiap pegawai telah secara

otomatis dihitung oleh sistem. Ini berbeda saat sebelum menggunakan ERP

(Enterprise Resource Planning) semisal untuk mengurus SPPD (Surat Perintah

Perjalanan Dinas) masih dilakukan secara manual oleh bagian SDM.

Tetapi berbeda setelah menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning),

dengan menggunakan ESS (Employee Self Service) yang telah terintegrasi dengan

ERP (Enterprise Resource Planning) dapat memberikan layanan kepegawaian

untuk setiap pegawai PLN, seperti absensi dan cuti, informasi penghasilan, data

pribadi, pengembangan karir, dan pencarian pegawai.

c. Material Management (MM)

Area Bisnis Proses yang

terjadi

Sebelum menggunakan

ERP

Sesudah menggunakan ERP

Material

Management

Inventory

Management

- Proses inventory

management masih manual

dan belum terintegrasi.

- Proses sudah terintegrasi

oleh sistem ERP, sehingga

tingkat keakuratan data tinggi.

Warehouse

Management

- Proses pengaturan

gudang masih dilakukan

manual oleh petugas.

- Sistem ERP dapat mengelola

tempat penyimpanan hingga

ke level rak.

Adanya integrasi Inventory Management di ERP (Enterprise Resource

Planning) terutama dengan bidang Keuangan dan Akuntansi mempunyai tingkat

kekuratan data yang tinggi. Di bagian pengelolaan material terdapat proses

verifikasi 3-way-matching yang meliputi surat pesanan, penerimaan barang, dan

invoice yang telah terintegrasi didalam sistem ERP (Enterprise Resource

Planning). Begitu juga dalam pengelolaan tempat penyimpanan, keberadaan

fungsi kataloger-material master termasuk diantaranya penetapan kode

normalisasi dan penamaan material, penetapan standarisasi satuan/ SKU (Stock

Keeping Unit), klasifikasi, spesifikasi teknis serta klasifikasi/pengelompokkan

bertujuan untuk memastikan agar tidak terjadi duplikasi.

Dalam melakukan penelitian ini juga memberikan kuesioner kepada

bagian Akuntansi/Keuangan tujuannya untuk mengetahui persepsi dari karyawan

bagian Akuntansi mulai dari perencanaan sampai dengan penerapan ERP

Page 17: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

23

(Enterprise Resource Planning). Dari tanggapan responden dengan kuesioner

tersebut, sebagai berikut :

a. Management/Organisasi

Tabel 1.4 Tanggapan Responden Mengenai Management/Organisasi

Pernyataan 5 4 3 2 1 Jumlah Skor

Total

Skor

Ideal

Pemilihan konsultan

dari luar yang disiapkan untuk

membantu proses

persiapan penerapan

ERP

3

30%

7

70%

0

0%

0

0%

0

0%

10

100%

43

86%

Kebutuhan untuk

melakukan penambahan atau

pelatihan tenaga ahli

dalam mengoperasikan

sistem

0

0%

10

100%

0

0%

0

0%

0

0%

10

100%

40

80%

Perencanaan

infrastruktur yang mendukung dalam

keberhasilan

penerapan sistem ERP

2

20%

8

80%

0

0%

0

0%

0

0%

10

100%

42

84%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah 2012

Total : 125, Persentase Skor : 83,3%

Berdasarkan tabel 1.4 yang telah disajikan bahwa tanggapan responden

mengenai management/organisasi dari masing-masing item pernyataan meliputi

pemilihan konsultan dari luar yang disiapkan dalam membantu proses penerapan

ERP (Enterprise Resource Planning) sebesar 86%, kebutuhan dalam penambahan

tenaga ahli dalam mengoperasikan sistem ERP (Enterprise Resource Planning)

mendapat tanggapan dari responden sebesar 80%, sedangkan perencanaan

infrastruktur yang mendukung keberhasilan penerapan sistem ERP (Enterprise

Resource Planning) mendapat tanggapan sebesar 84%. Hasil faktor CSF

tanggapan responden secara keseluruhan mengenai management/organisasi

diperoleh dengan presentase skor 83,3%.

Dari hasil presentase tersebut dibuktikan dengan adanya perencanaan yang

dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Pusat untuk melakukan penyeragaman di setiap

area wilayahnya. Dibutuhkan manajemen yang baik, agar pelaporan keuangan

menjadi efisien dan efektif. Pemilihan konsultan yang disiapkan untuk membantu

proses persiapan penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) terkait juga

dengan cost dalam menyediakan laporan keuangan. Karena dengan adanya sistem

yang terintegrasi pada 3 divisi yaitu Keuangan/Akuntansi, Logistik, dan SDM

memberikan hasil optimal dalam penyusunan laporan keuangan. Sehingga dapat

meminimalisir biaya pelaporan serta penyampaian laporan yang diluar batas

kemampuan manajemen.

50

50

50

Page 18: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

24

b. Proses

Tabel 1.5 Tanggapan Responden Mengenai Proses

Pernyataan 5 4 3 2 1 Jumlah Skor

Total

Skor

Ideal

Kemampuan sistem

dalam mendukung

peningkatan proses

yang lebih efisien

dan efektif

3

30%

6

60%

1

10%

0

0%

0

0%

10

100%

42

84%

Kemampuan sistem

untuk berjalan pada

berbagai sistem

operasi tanpa

ketergantungan

pada jenis sistem

operasi tertentu.

0

0%

6

60%

3

30%

1

10%

0

0%

10

100%

35

70%

Kemampuan sistem

dalam

penerapannya tidak

mempunyai

kekurangan atau

kesalahan program

0

0%

3

30%

3

30%

4

40%

0

0%

10

100%

29

58%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah 2012

Total : 106, Persentase Skor : 70,6%

Berdasarkan tabel 1.5 tanggapan responden mengenai proses, pada item

pernyataan kemampuan sistem dalam peningkatan proses yang lebih efisien dan

efektif diperoleh respon 84%, kemampuan sistem untuk berjalan pada berbagai

sistem operasi tanpa ketergantungan dengan sistem operasi tertentu mendapat

respon 70%, sedangkan pada item pernyataan kemampuan sistem dalam

penerapannya tidak mempunyai kesalahan program (bugs) mendapat respon 58%.

Dari hasil faktor CSF pada kuesioner tanggapan responden mengenai proses

mendapat presentase 70,6%.

Hasil presentase tersebut dibuktikan dari keberhasilan efisiensi waktu yang

terjadi dalam perjurnalan transaksi, yang semula bisa lebih dari 10 hari karena

hanya berpusat pada bagian Akuntansi. Kini semua bagian seperti Keuangan,

SDM, dan Logistik bisa melaporkan posisi keuangannya. Artinya bahwa pihak

manajemen bisa mendapatkan informasi secara lebih cepat dan dapat mengetahui

secara detail laporan keuangan tiap divisi (Keuangan, SDM, dan Logistik).

50

50

50

Page 19: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

25

c. Teknologi

Tabel 1.6 Tanggapan Responden Mengenai Teknologi

Pernyataan 5 4 3 2 1 Jumlah Skor

Total

Skor

Ideal

Kemudahan

penggunaan sistem

(user friendly) oleh

user akan

mempengaruhi

keputusan dalam

seleksi sistem

1

10%

9

90%

0

0%

0

0%

0

0%

10

100%

41

82%

Kemampuan sistem

untuk mendukung

peningkatan

fleksibelitas

perusahaan dalam

melakukan bisnis

0

0%

9

90%

1

10%

0

0%

0

0%

10

100%

39

78%

Ketersediaan modul

yang lengkap pada

sistem ERP dalam

mendukung proses

bisnis

1

10%

9

90%

0

0%

0

0%

0

0%

10

100%

41

82%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah 2012

Total : 121, Persentase Skor : 80,6%

Berdasarkan tabel 1.6 pada item pernyataan kemudahan penggunaan

sistem yang user friendly akan mempengaruhi keputusan seleksi sistem mendapat

respon 82%, hal yang sama juga terjadi pada ketersediaan modul yang

mendukung dalam proses bisnis. Sedangkan kemampuan sistem untuk

mendukung peningkatan fleksibilitas di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa

Tengah dan D.I. Yogyakarta dalam melakukan proses bisnisnya mendapat respon

78%. Faktor teknologi yang diperoleh dengan nilai CSF sebesar 80,6% dibuktikan

dengan adanya real time processing, data yang telah terupdate dapat dilihat oleh

seluruh fungsi bisnis yang berada di wilayah unit PT PLN (Persero) Distribusi

Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Dan juga pihak PT. PLN (Persero) Pusat dapat

mengetahui semua laporan keuangan baik laporan keuangan triwulan dan laporan

keuangan pada setiap area wilayahnya.

50

50

50

Page 20: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

26

d. Data

Tabel 1.7 Tanggapan Responden Mengenai Data

Pernyataan 5 4 3 2 1 Jumlah Skor

Total

Skor

Ideal

Kemampuan sistem

dalam melakukan

hubungan interaksi

dengan sistem lain

mempengaruhi

keputusan dalam

seleksi sistem

3

30%

6

60%

1

10%

0

0%

0

0%

10

100%

42

84%

Kemampuan sistem

untuk meningkatkan

transparansi aliran

informasi akan

mempengaruhi

keputusan dalam

seleksi sistem

2

20%

6

60%

2

20%

0

0%

0

0%

10

100%

40

80%

Integrasi yang kuat

antar modul di dalam

sistem akan

mempengaruhi

keputusan dalam

seleksi sistem

1

10%

8

80%

1

10%

0

0%

0

0%

10

100%

40

80%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah 2012

Total : 122, Persentase Skor : 81,3%

Berdasarkan tabel 1.7 tanggapan responden mengenai data, kemampuan

sistem dapat melakukan hubungan interaksi dengan sistem lain diperoleh respon

84%, kemampuan sistem untuk meningkatkan transparansi aliran informasi

mendapat respon 80%, serta data yang ada di dalam sebuah sistem mampu

berintegrasi secara kuat antar modul di dalam sistem mendapat respon 80%. Hasil

nilai CSF diperoleh presentase 81,3% dibuktikan dengan adanya kebutuhan

informasi antar wilayah unit di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.

Yogyakarta sudah terintegrasi (online). Dari segi keuangan, tiap-tiap divisi tidak

perlu menunggu lama untuk melaporkan keuangan yang terjadi di tiap area

wilayah unit.

Data merupakan faktor yang berhubungan file-file dalam perusahaan,

sehingga dengan adanya file-file tersebut aliran proses dalam PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogykarta yang jika dalam penerapan ERP

(Enterprise Resource Planning) akan diintegrasikan dari setiap bagian divisi.

Serta proses penginputan pada ERP (Enterprise Resource Planning) dilakukan

dengan satu kali input, ini bertujuan agar tidak terjadi duplikasi.

50

50

50

Page 21: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

27

e. Personel Tabel 1.8 Tanggapan Responden Mengenai Personel

Pernyataan 5 4 3 2 1 Jumlah Skor

Total

Skor

Ideal

Kebutuhan untuk

melakukan

penambahan

(pelatihan) tenaga

ahli dalam

mengoperasikan

sistem

1

10%

7

70%

1

10%

1

10%

0

0%

10

100%

38

76%

Komitmen top

management

terhadap usaha

untuk implementasi

ERP

2

20%

7

70%

1

10%

0

0%

0

0%

10

100%

41

82%

Adanya ERP

champion yang

menghubungkan

top management

dengan tim

1

10%

7

70%

2

20%

0

0%

0

0%

10

100%

39

78%

Konsultan yang

berkualitas akan

mempengaruhi

keputusan dalam

seleksi sistem

2

20%

7

70%

1

10%

0

0%

0

0%

10

100%

41

82%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah 2012

Total : 159, Persentase Skor : 79,5%

Faktor personel dalam hal ini sangat berpengaruh terutama manusia,

karena manusia merupakan pelaku atau objek aktif untuk mencapai kesuksesan.

Dari tabel 4.5 tanggapan responden mengenai personel yaitu didapat persentase

sebesar 79,5%, dapat diketahui bahwa faktor personel (manusia) baik. Meskipun

telah dikategorikan baik, tidak berarti PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah

dan D.I. Yogyakarta harus tetap mempertahankan kualitas manusia, karena

dengan baiknya kemampuan yang dimiliki maka akan berpengaruh juga pada

pemilihan serta penerapan ERP (Enterprise Resource Planning).

Adanya komitmen top management pada penerapan ERP (Enterprise

Resource Planning) juga menjadi pertimbangan dalam penyusunan laporan

keuangan. Karena manajemen hanya melaporkan informasi yang diketahuinya.

Serta salah satu elemen laporan keuangan harus dilaporkan, apabila user dan

manajemen setuju.

50

50

50

50

Page 22: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

28

5. Simpulan

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta telah

menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning). Dari penelitian yang dilakukan

dapat dilihat dengan perubahan proses bisnis. Dengan penerapan ERP (Enterprise

Resource Planning) laporan keuangan terkoordinasi dengan baik. PT. PLN

(Persero) sebelum melakukan penyeragaman sistem di setiap area wilayah juga

harus melakukan survey untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan sistem yang

lama dalam melakukan kerja pada area bisnis.

Dengan metode CSF (Critical Success Factor) dapat diterapkan untuk

mengetahui sejauh mana kinerja dari sistem yang akan diterapkan. Dari 5 faktor

yang ada pada CSF (Critical Success Factor) dapat dilihat yaitu mulai dari

management/organisasi, proses, teknologi, data, dan personel. Tiap faktor dapat

diketahui bagaimana alur dari perencanaan dalam pemilihan sistem hingga

penerapan sistem tersebut. Sehingga dalam penyusunan laporan keuangan, baik

laporan triwulan maupun tahunan dapat meminimalisir biaya pelaporan yaitu cost

benefit dan materiality.

6. Daftar Pustaka

[1] Ramadhani, Fitri, 2011. Analisis Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)

Dampaknya Terhadap Kepuasaan Kerja Pegawai Pada PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Barat Dan Banten, Bandung : Fakultas Teknik dan Ilmu

Komputer Universitas Komputer Indonesia.

[2]Martin, Wainright E. 2002, Managing Information Technology. Fourth Edition.

New Jersey : Prentice Hall.

[3]Rahayu, Azis, 2010, Analisis Efektivitas SAP (System Application Product) R/3

Terhadap Informasi Akuntansi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi

Regional I Sumatera, Medan : Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

[4] Iwai, Maslija Noviani, 2007. Analisis Efektivitas Sistem Informasi Persediaan

dan Pendistribusian Barang Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Cabang

Medan, Medan : Universitas Sumatera Utara.

[5]Mustopa, Doni, 2010, Analisis Kualitas Software Systems Applications Product

In Data Processing (SAP) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT.

PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

Bandung : Universitas Komputer Indonesia.

[6]Tarigan, Zeplin Jiwa Husada, 2007, Pengaruh Key User Terhadap Kinerja

Perusahaan Pada Implementasi Teknologi ERP, Malang : Tesis Universitas

Brawijaya.

[7] Wibisono, Setyawan, 2005, Enterprise Resource Planning (ERP) Solusi

Sistem Informasi Terintegrasi, Semarang : Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Stikubank.

[8]Hartono, M., Jogiyanto, 2003. Sistem Teknologi Informasi, Pendekatan

Terintegrasi : Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan

Pengelolaan, Edisi 1. Yogyakarta : Penerbit Andi.

[9] Hierarchy of Accounting Qualities, FASB, SFAC No.2 page 20, May 1980

Page 23: Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2835/2/T1_682008035_Full... · diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan

29

[10]Maman Kh, 2002. Menggabungkan Metode Penelitian Kuantitatif dengan

Kualitatif. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

[11]Husein, Umar. 1999. Metodologi Penelitian : Aplikasi dalam Pemasaran.

Jakarta : Gramedia

[12]Creswell, J. W. 1994. Research Design : Quantitative And Qualitative

Approach. London : Sage.

[13] Guritno, Suryo, Sudaryono, Rahardja, Untung. 2011, Theory and Application

of IT Research (Metodologi Penelitian Teknologi Informasi), Yogyakarta :

Penerbit Andi.

[14] Ward, J. and Griffiths, P, 1996, Strategic Planning for Information System

2nd

ed. Chicester : John Wiley & Son.

[15] Tarigan. Zeplin Jiwa Husada, Tjipto, Silvy Iskandar, Yunita, Sarah, dkk.

2011. Analisa Implementasi Enterprise Resource Planning Pada Perusahaan.

Jurnal.