persepsi iklan politik pada pemilih pemula · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan...

128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Iklan Politik Kampanye Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pada Pemilu 2009 di Media Televisi) Oleh: Diajeng Triastari D0203056 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: phamdiep

Post on 06-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA

(Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Iklan Politik

Kampanye Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pada Pemilu

2009 di Media Televisi)

Oleh:

Diajeng Triastari

D0203056

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Komunikasi

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui/dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 24 Januari 2011 Pembimbing

Drs. Alexius Ibnu M., M.SI. NIP. 19511707198303101

Page 3: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian Skripsi

1. Ketua : Drs. Surisno Satrio Utomo, M.Si

(………………)

NIP. 19500926 198503 1 001

2. Sekretaris : Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si

(………………)

NIP. 19690207 199512 2 001

3. Penguji : Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M. Si

(………………)

NIP. 19510717 198303 1 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. H. Supriyadi, SN, S. U. NIP. 19530128 198103 1 001

Page 4: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

MOTTO

If There Is A Will, There Is A Way..

Page 5: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

KATA PENGANTAR

Segala ketundukan dan pengabdian tertinggi hanya kepada Alloh SWT.

Saya bersyukur kepada-Nya karena masih diberikan berbagai nikmat. Salah satu

wujud nikmat yang diberikan pada saya adalah selesainya penyusunan skripsi ini.

Saya sangat berharap mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak

yang menghendaki kebenaran.

Dalam proses penyusunan ini saya telah dibantu oleh beberapa orang dan

lembaga. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

berjasa membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini. Pihak-pihak tersebut

antara lain :

1. Drs. Supriyadi SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret.

2. Dra. Prahastiwi Utari, M. Si, Ph D, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

3. Drs. Alexius Ibnu M., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah

membantu mengarahkan peneliti pada logika keilmuan, kaedah penelitian

dan kaedah penulisan ilmiah.

4. Semua dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UNS, terima kasih atas ilmau dan pengetahuan yang diberikan.

5. Semua rekan-rekan yang bersedia berpartisipasi menjadi responden.

6. Keluarga dan sahabat yang selalu memberikan dukungan.

Page 6: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

7. Seluruh rekan-rekan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UNS, terutama angkatan 2003.

8. Seluruh karyawan dan karyawati Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UNS yang telah membantu dalam melengkapi administrasi.

9. Semua pihak yang ikut membantu penulis namun tidak harus tertulis di

sini melainkan dalam ingatan.

Terima kasih.

Surakarta, 24 Januari 2011 Penulis,

Diajeng Triastari

Page 7: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii

MOTTO..................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

PERSEMBAHAN ..................................................................................................vi

DAFTAR ISI .........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL...................................................................................................ix

ABSTRAK ..............................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG............................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH............................................................................8

C. TUJUAN PENELITIAN.............................................................................8

D. MANFAAT PENELITIAN.........................................................................8

E. KERANGKA PEMIKIRAN DAN KAJIAN PUSTAKA

1. Komunikasi ......................................................................................11

2. Komunikasi Politik ..........................................................................15

3. Televisi Sebagai Media Massa dan Pengaruhnya.............................18

4. Iklan Politik Televisi.........................................................................20

5. Persepsi.............................................................................................24

6. Pemilih..............................................................................................29

Page 8: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian.................................................................................30

2. Lokasi Penelitian..............................................................................31

3. Sumber dan Jenis Data.....................................................................32

4. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................32

5. Analisa Data ....................................................................................34

BAB II PROFIL CALON PRESIDEN - WAKIL PRESIDEN, DAN DESKRIPSI

KOTA SURAKARTA.

A. Profil Megawati Soekarnoputri – Prabowo Subianto (Mega-Pro)...........37

B. Profil Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono (SBY-Boediono) .....48

C. Profil Pasangan Jusuf Kalla Dan Wiranto (JK-WIN)..............................59

D. Deskripsi Kota Surakarta.........................................................................71

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Kategorisasi Penyampaian Pesan Iklan Politik di Televisi Tiap Kandidat

Pemilu 2009.............................................................................................74

B. Deskripsi Responden...............................................................................79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Tiap Iklan Politik Capres dan

Cawapres Pemilu 2009..............................................................................88

1. Iklan Politik Mega-Prabowo ( Iklan Negatif Bersifat Menyerang)..91

2. Iklan Politik Televisi Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono

(Iklan Positif Pembentukan Citra)....................................................98

Page 9: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3. Iklan Jusuf Kalla dan Wiranto (Iklan Positif Testimonial Kepositifan

Kandidat)........................................................................................ 105

B. Persepsi Pemilih Pemula Mengenai Pengaruh Iklan Politik....................108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................115

B. Saran........................................................................................................116

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................106

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persepsi Terhadap Iklan Politik Capres dan Cawapres Pemilu 2009......90

Tabel 2. Pengaruh Iklan Politik............................................................................110

Page 11: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

ABSTRAK

Diajeng Triastari, D0203056, Persepsi Iklan Politik Pada Pemilih Pemula (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Iklan Politik Kampanye Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pada Pemilu 2009 di Media Televisi)

Kampanye politik di Indonesia telah berkembang seiring dengan bertambah majunya teknologi dan perubahan sistem pemilihan secara langsung. Sistem pemilihan langsung (Pemilu) membuat persaingan antar kandidat politik semakin ketat. Pengerahan massa yang biasa menjadi agenda dalam berkampanye, sekarang berkembang dengan perang iklan politik pun marak terlihat di media televisi selama masa kampanye berlangsung. Partai, calon legislatif, calon presiden-wakil presiden atau pun kepala daerah kini mengandalkan pemuatan iklan di televisi. Iklan politik di media televisi dianggap sebagai sarana yang efektif untuk meraup suara masyarakat.

Fenomena iklan politik di media televisi Indonesia berawal pada pemilu tahun 1999. Berbeda dengan iklan politik di Amerika, dimana iklan yang menyerang lawan politik (negatif) sudah menjadi hal biasa, iklan-iklan politik di Indonesia berisi konten-konten yang santun (positif). Hal ini erat kaitannya dengan kultur masyarakat Indonesia yang bersifat santun, membicarakan tentang keburukan orang lain merupakan hal yang tabu. Namun seiring ketatnya persaingan, pada pemilu calon presiden-wakil presiden tahun 2009, mulai muncul adanya iklan politik yang bersifat menyerang lawan politik lain.

Dengan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti bermaksud mencari tahu bagaimana persepsi masyarakat di kota Surakarta khususnya pemilih pemula terhadap iklan politik. Iklan politik yang dibahas disini adalah iklan politik yang bersifat positif dan negatif. Dari tiga kandidat pasangan calon presiden-wakil presiden Pemilu 2009, peneliti mengambil iklan Megawati-Prabowo (iklan negatif) versi “Pro Keluarga Pro Rakyat”, iklan SBY-Boediono (iklan positif) Versi “Dari Rakyat Untuk Rakyat”, iklan JK-Wiranto (Iklan Positif) versi “Kepositifan JK”. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara (interview).

Berdasarkan analisis data wawancara, diperoleh simpulan bahwa persepsi mengenai iklan politik yang dimiliki pemilih pemula bervariasi. Kecenderungan persepsi pemilih pemula melihat dari visi misi dan latar belakang figur kandidat. Dalam perkembangan jenis iklan politik yang ada pada pemilu 2009 yaitu munculnya iklan negatif (bersifat menyerang lawan politik), ditemukan pula kecenderungan bahwa iklan negatif membuat persepsi pemilih pemula menjadi lebih rasional dibandingkan dengan iklan positif. Aspek-aspek latar belakang track record kinerja kandidat lebih dikedepankan dan tidak hanya menerima secara pasif kelebihan-kelebihan kandidat seperti yang biasa disodorkan oleh iklan positif.

Page 12: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

ABSTRACT

Diajeng Triastari, D0203056, Young Voter Perception of Political Ads (Young Voters Perceptions Toward Political Ad Campaign of President and Vice-Presidential Candidates In the 2009 elections in the Media Television: A Descriptive Qualitative Study)

Political campaingn in Indonesia has grown along with the increasing of technology and changes in the electoral system. With the direct system of election, competition among political candidates is getting tighter. Deployment of the masses that usually seen on the campaign, now grown with wars of political ads on the television during the campaign period lasted. Parties, legislative candidates, presidential-vicepresidential candidate, or even head area now rely on television advertising. Political advertising on television is considered as an effective means to collect the public vote.

The phenomenon of political advertising in Indonesian television began in the 1999 election. Unlike political ads in America, where political ads that attack the opponent (negative) have become commonplace, the political ads in Indonesia has a polite content (postive). This is closely related to the culture of Indonesian people, it is a taboo to talk about others negative things. But within the tense competition, the late elections in presidential-vice presidential candidate in 2009, began to show the existence of political ads that are attacking other political opponents (negative ads).

In this case, the researcher would like to find out the young voter’s perception about political ads at Surakarta. The type of political ads that discussed in here are negative and positive ads. From the three candidates of president-vice president of 2009 election, researcher took Megawati-Prabowo’s negative ads “Pro Keluarga Pro Rakyat”, SBY-Boediono’s positive ads “Dari Rakyat Untuk Rakyat”, and JK-Wiranto positive ads “Kepositifan JK” as the object of the research. The data collection technique of this research was interview.

Based on the analysis of interviewed data, this research concluded that the perception of political advertising that voters have varied. The tendency of the voter’s perception shows that the vision of the candidate in the future and the candidate figure’s are an important point of view. It also found that negative ads have the tendency of making young voters perception became more rational. From negative ads, they considering the candidate’s background and track record while they making their opinion. Unlike when they saw the positive ads, they tend to just accepting the mindset of the ads.

Page 13: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasca jatuhnya pemerintahan orde baru pada pertengahan 1998

bermunculan banyak partai politik baru, masa itu sering disebut sebagai era

multipartai. Ini merupakan hasil dari terbukanya keran kebebasan untuk

menyampaikan pendapat maupun berorganisasi politik bagi rakyat Indonesia.

Masyarakat yang pada masa orde baru terbatasi ruang ekspresi politiknya

mengekspresikan euforianya dengan berbondong-bondong mendirikan partai

politik dengan berbagai asas dan ideologi yang diusung.

Tercatat, terdapat puluhan partai politik yang dinyatakan lolos verifikasi

KPU dan berhak mengikuti Pemilu: 48 parpol pada Pemilu 1999, 24 parpol pada

Pemilu 2004, dan 43 parpol pada Pemilu 2009 ditambah dengan 5 parpol lokal

Aceh. Berbagai macam bentuk komunikasi politik (kampanye) dilakukan oleh

parpol-parpol demi mendapatkan suara dari para pemilih. Dari rapat umum, dialog

interaktif, penyebaran kepada umum dan/atau penempelan di tempat umum

berupa bahan kampanye berupa selebaran, stiker, topi, barang-barang cinderamata

buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau

slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media massa cetak dan

elektronik.

Semenjak Pemilu 1999, 2004 dan 2009 ada perubahan menarik

berhubungan dengan aspek komunikasi politik (kampanye) oleh partai politik,

Page 14: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

yaitu kampanye yang lebih banyak menonjolkan individu calon dari partai politik

tersebut melalui media massa. Perkembangan baru dalam proses Pemilihan

Umum dan berdirinya banyak partai politik di Indonesia telah mendorong

kompetisi yang semakin tajam. Pemilih yang sebelumnya hanya perlu memilih

partai politik saja, sekarang harus memilih sendiri individu calon legislatif pusat

dan daerah, anggota DPD serta pemilihan presiden-wakil presiden pilihan mereka.

Ada satu saran yang diucapkan oleh politisi kawakan dari Amerika dalam

hal terjun ke bidang politik, yaitu get known first, before you go politics. Karena

dengan dikenal oleh masyarakat, kemungkinan untuk memperoleh suara tentu

akan lebih terjamin. Pemasangan iklan politik pada media massa khususnya

televisi adalah salah satu cara yang mudah untuk memperkenalkan diri pada

masyarakat. Iklan televisi memiliki cakupan, jangkauan dan repetisi yang tinggi

yang dapat menampilkan pesan multimedia (suara, gambar, dan animasi) yang

dapat mempertajam ingatan (Suyanto, 2005: 5).

Kampanye dengan media massa tidak lah murah. Pemilihan Presiden

Amerika 2008 tercatat menghabiskan biaya iklan paling besar dalam sejarah

Amerika: 43 persen lebih besar dibandingkan iklan politik 2004. Diperkirakan

seluruh kontestan, secara kumulatif, telah menghabiskan dana sebesar US$ 4,5

miliar untuk kampanye politik. Media televisi adalah media yang paling laris

digunakan. Sekitar 51,3 persen dari total biaya iklan disedot oleh televisi.

Demikian data yang dirilis oleh PQ Media dari Stamford, Connecticut. Sedangkan

di Indonesia, Dewan Pers memperkirakan, pendapatan iklan kampanye pemilihan

presiden yang diterima media massa nasional, hingga minggu ketiga Juni, sudah

Page 15: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mencapai Rp 3 triliun. "Hitungan kasar omzet iklan sudah mencapai Rp 3 triliun

merupakan penerimaan media elektronik seperti televisi dan media cetak

nasional," kata Wakil Ketua Dewan Pers Leo Batubara di Jakarta

Di masa demokrasi modern sekarang ini, meski menyebabkan biaya

berkampanye menjadi sangat mahal, pelaku politik rela memasang iklan politik di

media massa karena dianggap sebagai strategi yang paling efektif. Denny J.A

(2009: 3), selaku direktur Lingkar Survey Indonesia (LSI), sebuah lembaga yang

menjadi konsultan marketing politik kandidat dari berbagai pemilihan langsung

para pejabat publik, mulai dari presiden, gubernur hingga bupati di Indonesia,

memiliki pendapat mengenai gejala tren kampanye masa kini, yaitu :

Pertama, demokrasi meletakkan kekuasaan di tangan rakyat, bukan pada

segelintir elite. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kekuasaan, setiap politisi

harus menemui rakyat. Semakin banyak rakyat yang harus dijangkau dan

diyakinkan, akan semakin mahal biaya yang harus dikeluarkan. Kedua, media

televisi sudah berkembang sedemikian rupa dan menjangkau hampir setiap rumah

tangga warga negara. Dengan demikian, iklan politik di televisi menjadi sangat

efektif sebagai cara untuk menjangkau rakyat pemilih. Bagi para pengelola

televisi, iklan-iklan politik para kandidat itu kemudian diperlakukan sama dengan

iklan-iklan komersial yang hitungan bayarannya dihitung berdasarkan durasi yang

dipakai dan waktu tayang. Ketiga, di dalam demokrasi, hanya model persuasif

yang diizinkan digunakan untuk menjaring pemilih dan bukan model intimidasi

serta pemaksaan kehendak. Untuk bisa terpilih, seorang kandidat sangat

tergantung pada strategi persuasif yang sangat canggih. Pada akhirnya,

Page 16: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dilibatkanlah para konsultan untuk merumuskan strategi persuasif yang akan

dijalankan, mulai dari ahli marketing, ideolog, penulis pidato, ahli statistik sampai

perancang busana. Dan honor para konsultan ini juga sangat mahal.

Salah satu strategi taktik kampanye yang banyak dijalankan beberapa

tahun terakhir ini adalah taktik deliberate priming (Farrel, Kolodny, Medvic,

2001). Dalam taktik ini, para konsultan atau electioneer pada intinya melakukan

tiga hal utama. Pertama, menentukan isu-isu yang dinilai penting oleh segmen

pemilih (biasanya berdasar jajak pendapat). Kedua, membuat analisis penentuan

isu yang paling menguntungkan individu kontestan dan mengabaikan isu-isu

persoalan lain (meskipun dalam platform partai itu merupakan isu sentral). Ketiga,

merekayasa citra kontestan sesuai isu persoalan yang dipilih, merancang pesan

dan simbol yang diperlukan, serta merencanakan pemanfaatan media, semuanya

diusahakan agar calon pemilih terfokus pada isu yang telah dilekatkan pada

kontestan.

Penjelasan lebih mudahnya, dalam menjalankan taktik kampanye pada

iklan politik televisi, kandidat atau partai politik melalui konsultannya lah yang

memutuskan bagaimana pesan multimedia atau bagaimana mereka ingin

ditampilkan di hadapan pemilih. Lihat saja contoh iklan politik partai Demokrat

yang mencalonkan kembali SBY sebagai presiden 2009-2014 versi kampus 31,

mereka menyampaikan pesan politik berupa kinerja kepemerintahan SBY secara

indeksial. Data-data mengenai keberhasilan program pemerintahan SBY

disampaikan secara gamblang, melalui icon, tanpa kisah, tanpa dramatisasi.

Page 17: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Di pihak lain, iklan politik partai Gerindra menggunakan strategi

menyampaikan isu dengan narasi simbolik yang dibacakan oleh Prabowo

Subianto sendiri selaku ketua partai yang juga dicalonkan sebagai presiden 2009-

2014. Dengan gambaran sebuah kapal nelayan menabrak ombak dengan layar

berlogo burung garuda kuning; seorang anak membaca buku di tengah ladang lalu

menatap langit dengan harap; para pedagang pasar bekerja dengan semangat;

sebuah suara pelan wanita lalu meninggi mengatakan ”Gerindra… Gerindra…

Gerindra” mengiringi para petani yang sedang bekerja merupakan bagian adegan

yang dapat ditemukan dalam seri iklan politik Gerindra.

Iklan politik mempunyai tanda berbentuk bahasa verbal dan visual,

merujuk pada teks iklan politik dan penyajian visualnya (simbol) yang berfungsi

mendukung peran teks iklan politik. Narasi simbolik Gerindra bermain dengan

ranah emosi. Sedangkan iklan Demokrat fakta-fakta dengan data. Peter Bynum

(1992), konsultan politik dari Partai Demokrat di AS, mengatakan, iklan politik

yang bernarasi dengan emosionalitas lebih menarik ketimbang fakta yang

disajikan secara gamblang. Survei LSI sejalan dengan pernyataan Bynum. Data

survei periode November 2008 menunjukkan, tingkat awareness publik terhadap

iklan Gerindra (62 persen) lebih tinggi dibandingkan PD (61 persen). Dari sisi

ingatan publik terhadap iklan politik, Gerindra (51 persen) juga lebih unggul dari

PD (42 persen)—menurut survei LSI Oktober 2008. (Faisal, Kompas 4 Februari

2009).

Anthony Downs (1957), penggagas rational choice theory, menyatakan,

pilihan politik masyarakat tak selalu ditentukan banyaknya informasi yang mereka

Page 18: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

miliki tentang kandidat, tetapi juga dipengaruhi kapasitas masyarakat untuk

mengolah informasi itu (contextual knowledge). Mayoritas masyarakat Indonesia

sendiri belum memiliki contextual knowledge yang baik tentang politik. Alhasil,

informasi politik yang gamblang belum tentu bisa dicerna oleh publik.

Pada Pemilihan Umum tahun 2009 di Indonesia, tiga pasangan kandidat

bertarung untuk memperoleh posisi presiden dan wakil presiden periode 2009-

2014. Tiap pasangan turut berlomba-lomba mengkampanyekan diri

menyampaikan pesan-pesan politik melalui iklan di televisi. Komunikasi politik

yang mereka lakukan kepada pemilih, bagaimana pemilih menerima pesan politik

yang disampaikan pada iklan-iklan tersebut, penting untuk dikaji. Tujuan iklan

adalah mempersuasi penonton, persuasi dalam iklan politik televisi bertujuan agar

penonton memilih peserta politik sebegai pemenang suatu pemilihan tertentu.

Kesuksesan iklan politik tentunya harus didukung oleh tampilan visual dan konten

yang menarik. Berbagai iklan politik dengan tampilan visual yang berbeda-beda

dari peserta politik menimbulkan berbagai persepsi yang berbeda pula pada tiap

individu yang menonton. Bahkan iklan dengan tampilan visual yang sama, belum

tentu dipersepsi sama antara satu individu dengan individu lain.

Di dalam proses persepsi, individu dituntut untuk memberikan penilaian

terhadap suatu obyek yang dapat bersifat positif/negatif, senang atau tidak senang

dan sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu suatu

kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam

situasi yang tertentu pula (Polak, 1976). Istilah persepsi adalah suatu proses

aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan

Page 19: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber

lain (yang dipersepsi). Persepsi yang terjadi pada individu bisa berbeda antara satu

sama lain karena berbagi faktor seperti latar belakang, tingkat pendidikan dan lain

sebagainya.

Dengan maraknya iklan politik di televisi sebagai strategi kampanye

politik, peneliti kemudian tertarik untuk meneliti tentang persepsi pemilih

terhadap tampilan visual iklan kampanye politik di televisi calon presiden dan

wakil presiden pada pemilu 2009. Dikatakan sebelumnya mayoritas masyarakat

Indonesia belum sepenuhnya memiliki kemampuan untuk mencerna informasi

politik. Dan penelitian ini akan mengkhususkan pada pemilih pemula yang

umumnya memiliki usia 17-22 tahun. Berdasarkan proyeksi dari data populasi

penduduk Badan Pusat Statistik tahun 2005, jumlah penduduk muda (usia di

bawah 40 tahun) sekitar 95,7 juta jiwa pada tahun 2009. Dan suara kelompok

pemilih pemula (usia 17-22 tahun) mencakup 36 juta suara atau sekitar 19 persen

dari jumlah penduduk kategori pemilih. Potensi suara pemilih pemula patut

dipertimbangkan untuk dibidik oleh para kandidat pada Pemilu 2009.

Alasan mengapa peneliti memilih pemilih pemula karena kelompok

pemilih pemula umumnya belum memiliki pengalaman politik yang cukup dan

keterikatan terhadap partai politik tertentu yang kemudian membuka peluang yang

sangat besar untuk dirangkul kandidat mana pun. Selain itu, penelitian

menemukan bahwa pemilih yang memiliki ketertarikan dan keterlibatan yang

kurang terhadap kampanye politik, telah menjadikan iklan politik sebagai sumber

informasi mereka tentang kandidat (Kaid dan Holtz, 2008). Hasil penelitian ini

Page 20: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

diharapkan dapat menjadi pengetahuan ilmiah yang bersifat awal yang dapat

dikonfirmasi atau diintegrasikan ke dalam penelitian lain demi kesimpulan yang

lebih valid.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Iklan Politik Kampanye

Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pada Pemilu 2009 di

Media Televisi?

C. Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Bagaimana Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Iklan

Politik Kampanye Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pada

Pemilu 2009 di Media Televisi.

D. Manfaat Penelitian

1. Tercapainya tujuan penelitian diatas akan memberikan penjelasan tambahan

mengenai fenomena iklan politik dan pengaruhnya terhadap persepsi

masyarakat.

2. Penelitian ini akan memperkaya kajian ilmu komunikasi dalam tataran studi

khalayak.

Page 21: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

E. Kerangka pemikiran dan Kajian Pustaka

Keuntungan utama memasang iklan politik melalui televisi adalah

kemampuannya dalam membangun citra kepada masyarakat luas. Sebagaimana

iklan umumnya, iklan politik bertujuan menciptakan citra serba positif tentang apa

yang akan dipasarkan kepada konsumen, dalam hal ini yang ditawarkan adalah

kandidat politik kepada rakyat pemilih. Dengan asumsi bahwa melalui pencitraan

yang baik, pemilih akan terpikat dan tertarik untuk memilih mereka. Di era

perpolitikan modern dimana memasang iklan politik di media massa telah

dianggap sebagai suatu strategi yang efektif, sang calon “menjual” dirinya kepada

publik agar publik mengenal siapa sosok dirinya. Iklan politik juga bertujuan agar

rakyat mengetahui dan mempercayai visi dan misi kandidat dalam memajukan

negara.

Tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bertanding pada

pemilu 2009 adalah pasangan Megawati-prabowo, SBY-Boediono dan JK-

Wiranto. Selama masa kampanye, mereka berlomba-lomba mempromosikan diri

mereka kepada masyarakat khususnya calon pemilih melalui iklan politik di

televisi. Kampanye politik megawati-prabowo mengangkat tema tentang ekonomi

kerakyatan, tampilan visual iklan politik mereka cenderung tertuju pada golongan

masyarakat menengah ke bawah dan menyerang lawan politik yang sedang

memimpin pemerintahan. SBY-Boediono mengambil tema tentang

kepemerintahan yang bersih, mereka condong memvisualisasikan citra diri yang

positif pada iklan politik mereka. Sedangkan JK-Wiranto lebih banyak

Page 22: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

memberikan informasi tentang visi dan misi ke depan dengan tema kemandirian

ekonomi.

Upaya yang mereka lakukan merupakan bentuk komunikasi sebagaimana

diungkapkan oleh Laswell, bahwa komunikasi manusia ialah komunikasi yang

mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga)

kepada seseorang (sekelompok orang) baik secara langsung maupun melalui

media seperti surat kabar , majalah, radio.

Laswell juga menyebutkan, komunikasi adalah proses penyampaian pesan

oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek.

Bentuk komunikasi melalui iklan politik di media televisi salah satu cara tercepat

dalam memperkenalkan kandidat kepada masyarakat. Televisi merupakan media

yang paling luas dan cepat penyebarannya. Dalam penyajiannya, iklan televisi

memiliki unsur gambar, gerak dan suara yang dipadukan menjadi satu. Kesatuan

tersebut begitu tersampaikan kapada masyarakat tentu akan menimbulkan sebuah

persepsi.

Persepsi merupakan proses psikologis dalam penerimaan dan pemaknaan

pesan. Dalam konteks komunikasi massa, persepsi menentukan pemahaman

khalayak terhadap pesan-pesan media massa, termasuk iklan kampanye politik

yang disiarkan melalui televisi. Pemahaman ini dapat dipengaruhi oleh banyak

faktor yang pada gilirannya dapat mempengaruhi keyakinan-keyakinan, pendapat

dan sikap-sikap si pemilih terhadap kandidat.

Pemilih khususnya pemilih pemula merupakan target yang dapat dirangkul

oleh kandidat mana pun karena pengalaman politiknya yang masih minim.

Page 23: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pemilih pemula adalah pemilih yang baru pertama kali memiliki hak untuk

berpartisipasi dalam suatu Pemilihan Umum. Kurangnya pengalaman mereka

dalam partisipasi politik diyakini menjadikan iklan politik sebagai sumber

informasi yang paling mudah untuk mereka terima.

Dari hasil pemikiran diatas, penelitian ini akan mengkaji tentang

bagaimana persepsi pemilih pemula di kota surakarta terhadap iklan politik

kampanye pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilu 2009 di

media televisi. Menggali persepsi pemilih pemula terhadap satu iklan politik yang

sama dari masing-masing pasangan kandidat. Namun sebelumnya berikut kajian

pustaka yang akan digunakan dalam penelitian :

1. Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari perkataan latin communis yang berarti

membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau

lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communicare

yang mempunyai arti berpartisipasi atau memberitahukan. Komunikasi menurut

Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan

berbagi untuk mencapai kebersamaan.

Manusia sebagai pribadi maupun makhluk sosial akan saling

berkomunikasi dan mempengaruhi satu sama lain dalam hubungan yang beraneka

ragam dengan cara dan gaya yang berbeda pula.

Carl I Hoveland (Sumarno, 1989: 7), seorang ahli ilmu jiwa pada yale

university, membuat sebuah pengertian mengenai komunikasi sebagai berikut

Page 24: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

“ Communication is the process by which an individual transmit stimuli

(usually verbal symbols) to modify the behavior of another individuals”.

Dalam definisi ini tampak bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses

menstimulasi dari seorang individu terhadap individu lain dengan menggunakan

lambang-lambang yang berarti (biasanya dengan lambang bahasa) untuk

mengubah tingkah laku.

Menurut Onong Uchyana Effendy (Effendy, 1992: 5), definisi komunikasi

adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk

memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara

lisan maupun tidak langsung melalui media.

Melalui definisi tersebut tersimpul tujuan komunikasi yaitu

memberitahukan atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion) atau perilaku

(behaviour). Dengan kata lain, dari komunikasi yang dilakukan tersebut

diharapkan terjadi tanggapan berupa efek yang akan terjadi.

Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell (Cangara, 2007:

19) bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah

menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan,

melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.

Dari skema di bawah, dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan suatu

proses yang berawal dari adanya pesan yang disampaikan oleh sumber melalui

saluran (media/channel) yang diarahkan kepada penerima dengan harapan

mendapatkan suatu efek yang sesuai dengan keinginan sang sumber.

Page 25: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berikut model komunikasi yang dikemukakan oleh Laswell tersebut :

( I ) : Sumber sering disebut juga sebagai pengirim, penyandi, komunikator,

atau pembicara.

( II ) : apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima pesan

merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang mewakili

perasaan, nilai, gagasan.

( III ) : saluran atau media yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber

untuk menyampaikan pesannya kepada penerima saluran boleh jadi

pesan yang disampaikan dalam bentuk saluran verbal atau saluran non

verbal.

( IV ) : penerima sering juga disebut sebagai sasaran atau tujuan.

( V ) : efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah dia menerima pesan

tersebut.

Adapun karakteristik dari komunikasi itu sendiri adalah (Fajar, 2009: 33-

34) :

a. Komunikasi suatu proses

Komunikasi sebagai proses artinya bahwa komunikasi merupakan

serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta

WHO

( I )

SAYS WHAT

( II )

IN WHICH

CHANNEL

TO WHOM

( IV )

WITH WHAT EFFECT

( V )

Page 26: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Proses

komunikasi melibatkan banyak faktor atau unsur. Faktor atau unsur

yang dimaksud antara lain dapat mencakup pelaku atau peserta, pesan

(meliputi bentuk isi, dan cara penyampaiannya), saluran atau alat yang

dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau

akibat yang terjadi.

b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja atau mempunyai tujuan

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar,

disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.

Pengertian sadar disini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang

dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental

psikologis yang terkendalikan bukan dalam keadaan mimpi. Disengaja

maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan

kemauan dari pelakunya sementara tujuan menunjuk pada hasil atau

akibat yang ingin dicapai.

c. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerjasama dari para

pelaku yang terlibat

Kegiatan komunikasi akan berlangsung dengan baik bila pihak-

pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut

terlibat dan sama-sama memiliki perhatian yang sama terhadap topik

pesan yang dikomunikasikan.

d. Komunikasi bersifat simbolis

Page 27: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan

dengan menggunakan lambang-lambang, misal: bahasa.

e. Komunikasi bersifat transaksional

Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan: memberi dan

menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara

seimbang atau proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat

dalam komunikasi.

f. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu

Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu maksudnya bahwa

para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus

hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai

produk teknologi komunikasi seperti telepon, faksimili, teleks dan lain-

lain, kedua faktor tersebut (waktu dan ruang) bukan lagi menjadi

persoalan dan hambatan dalam berkomunikasi.

2. Komunikasi Politik

Untuk memahami “komunikasi politik”, harus diperhatikan terlebih dahulu

pengertian-pengertian yang terkandung di dalam kedua perkataan tersebut, yaitu

“komunikasi” dan “politik”. Banyak aspek kehidupan politik dapat dilukiskan

sebagai komunikasi. Politik, seperti komunikasi adalah proses; dan seperti

komunikasi, politik melibatkan pembicaraan. Seperti yang dikatakan oleh

ilmuwan politik Mark Roelofs bahwa politik adalah pembicaraan; atau lebih tepat,

kegiatan politik (berpolitik) adalah berbicara. Ia menekankan bahwa politik tidak

Page 28: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

hanya pembicaraan, juga tidak semua pembicaraan adalah politik. Akan tetapi,

hakikat pengalaman politik, dan bukan hanya kondisi dasarnya, ialah bahwa ia

adalah kegiatan berkomunikasi antara orang-orang (Nimmo, 1993: 8).

Politik berasal dari kata “polis” yang berarti “negara kota”, yaitu secara

totalitas merupakan kesatuan antara Negara (kota) dan masyarakatnya. Kemudian

kata ‘polis’ ini berkembang menjadi ‘politikos’ yang artinya kewarganegaraan.

Dari kata ‘politikos’ menjadi ‘politera’ yang berarti hak-hak kewarganegaraan.

Dengan ini pengertian politik menjadi lebih luas, yaitu pelaksanaan hak-hak

warga negara dalam turut serta dan berperan dalam turut serta dan berperan dalam

mengambil bagian pada pemerintahan (Sumarno, 1989: 8).

Apabila definisi komunikasi dan definisi politik tersebut kita kaitkan

dengan komunikasi politik, maka akan terdapat suatu rumusan sebagai berikut:

“Komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada

pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas

oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui

suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik” (Sumarno,

1989: 9).

Sedangkan bila dilihat dari tujuan politik an sich, maka hakikat

komunikasi politik adalah upaya kelompok manusia yang mempunyai orientasi,

pemikiran politik atau ideologi tertentu dalam rangka menguasai dan atau

memperoleh kekuasaan, demi mewujudkan tujuan pemikiran politik atau ideologi

sebagaimana yang mereka harapkan.

Page 29: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Pengertian komunikasi politik selain dikaji dengan memilah-milah setiap

komponen yang terlibat, juga harus ditelaah dengan melihat kaitan antara

komponen yang satu dengan komponen yang lain secara fungsional, dimana

terdapat tujuan yang jelas yang akan dicapai. Sanders dan Kaid dalam karyannya,

berjudul “Political Communication, Theory and Research: An Overview 1976-

1977”, mengatakan bahwa komunikasi politik harus intentionally persuasive,

dalam artian sengaja dibuat sedemikian rupa agar dapat meyakinkan khalayak.

Faktor tujuan dalam komunikasi politik itu, jelas tampak pula pada definisi

yang disampaikan oleh Lord Windlesham dalam karyanya, What Is Political

Communication. Bunyinya sebagai berikut:

“Political communication is the deliberate passing of political message by

a sender to a receiver with the intention of making the receiver behave in a way

that might not otherwise have done.”

(Komunikasi politik adalah suatu penyampaian pesan politik yang secara

sengaja dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan membuat

komunikan berperilaku tertentu.)

Dijelaskan lebih lanjut oleh Windlesham bahwa, sebelum suatu pesan

politik dapat dikonstruksikan untuk disampaikan kepada komunikan dengan

tujuan mempengaruhinya, di situ harus terdapat keputusan politik yang harus

dirumuskan berdasarkan berbagai pertimbangan.

Jika sanders dank aid serta windlesham menekankan pengertian

komunikasi politik pada tujuan, ahli komunikasi lain seperti Dan Nimmo dalam

bukunya, political communication and public opinion in America – menekannya

Page 30: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pada efek yang muncul pada komunikan sebagai akibat dari penyampaian suatu

pesan.

Makna tujuan pada definisi sanders dan Kaid serta windlesham, dan efek

pada pendapat Dan Nimmo, pada hakikatnya sama; jika ditelaah perbedaannya

hanyalah pada keterlekatan pada komponennya; tujuan melekat pada komponen

komunikator dan efek pada komponen komunikan. Menurut kadarnya efek

komunikasi terdiri dari tiga jenis, yakni efek kognitif, efek afektif dan efek

behavioral. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,

dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi

pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi. Efek afektif timbul bila

ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci oleh khalayak.

Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai. Efek behavioral

merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang meliputi pola-pola

tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku (Rakhmat, 2002: 219).

Nimmo menggunakan formula Lasswell dalam menjelaskan luas lingkup

komunikasi politik, yaitu komunikator politik, pesan-pesan politik, media

komunikasi politik, khalayak politik dan efek politik. Berdasarkan ruang lingkup

itu, terlihat bahwa suratkabar, televisi dan saluran massa lainnya tercakup dalam

kajian media komunikasi politik.

3. Televisi Sebagai Media Massa Dan Pengaruhnya

Media massa, terutama suratkabar, majalah, radio, dan televisi pada

umumnya diyakini merupakan bagian yang vital dalam sistem politik demokrasi.

Page 31: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Dimana dalam era keterbukaan ini, media massa memainkan peran-peran yang

penting, seperti memberikan informasi kepada khalayak mengenai berbagai isu

penting, menyediakan diri sebagai forum untuk terselenggaranya debat publik,

dan bertindak sebagai saluran untuk mengartikulasikan aspirasi-aspirasi.

Media massa selalu hadir dan mewarnai kehidupan manusia sehari hari

sehingga kehadirannya menjadi sangat penting dan tidak bisa diabaikan begitu

saja. Dalam kehidupan masyarakat modern, kehadiran media massa pada dasarnya

mempunyai tujuan:

1. Informasi

· Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam

masyarakat dan dunia.

· Menunjukkan hubungan kekuasaan.

· Memudahkan inovasi, adaptasi dan kekuasaan.

2. Korelasi

· Menjelaskan menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan

informasi.

· Menunjang otoritas dan norma-norma mapan.

· Melakukan sosialisasi.

· Mengkoordinasikan beberapa kegiatan

· Membentuk kesepakatan.

· Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatip.

3. Kesinambungan

Page 32: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

· Mengekspresikan budaya dominant dari mengatur kebudayaan khusus

(sub culture) serta perkembangan budaya baru.

· Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

4. Hiburan

· Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan saran relaksasi.

· Meredakan ketegangan sosial.

5. Mobilisasi

· Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,

pembangunan dan ekonomi, pekerjaan dan kadang kala juga dalam

bidang-bidang agama.

Peran penting media massa ketika proses pemilihan umum berlangsung,

terjadi terutama selama periode kampanye. Strategi politik dalam konteks

kampanye pemilihan umum tidak dapat dipisahkan dengan media massa. Strategi

politik membutuhkan media massa supaya publik mengetahui dan

mendukungnya. Dan televisi merupakan media yang paling luas dan cepat

penyebarannya.

4. Iklan Politik Televisi

Periklanan pada dasarnya adalah suatu proses komunikasi massa yang

melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar

jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya, misalnya, melalui program

siaran televisi. Adapun iklan itu sendiri biasanya dibuat atas pesanan si pemasang

Page 33: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

iklan itu, oleh sebuah agen atau biro iklan; atau bisa juga oleh bagian humas

lembaga pemasang iklan itu sendiri (Suhandang, 2005: 13).

Atau arti lainnya periklanan (Ogilvy, 1983: 99) merupakan segala bentuk

pesan tentang sesuatu yang disampaikan lewat media, yang ditujukan kepada

sebagian atau seluruh masyarakat sebagai calon konsumen. Iklan adalah bagian

dari promosi dan merupakan medium informasi yang mengandung bobot seni.

Pesan yang terdapat dalam iklan terbentuk dari perpaduan antara pesan

verbal dan non verbal. Pesan verbal, merupakan kata-kata yang tersusun dari

huruf vokal dan konsonan yang membentuk makna tertentu. Sedangkan semua

pesan yang bukan pesan verbal adalah pesan non verbal. Sepanjang bentuk non

verbal tersebut mengandung arti, maka dapat disebut pesan komunikasi

(widyatama, 2007: 17).

Sementara itu iklan politik berfungsi menyampaikan pesan verbal dan

visual yang bermuatan politik disusun secara persuasif dan komunikatif kepada

khalayak. Dalam iklan, pesan verbal dan visual agak riskan untuk dipisahkan. Bila

memposisikan sebagai audience, iklan harus punya pesan verbal dan non verbal

yang kredibel. Janjinya masuk akal, visinya jelas, gambarnya menyentuh dan

membuat nyaman calon pemilih (Tinarbuko, 2009: 81)

Iklan politik adalah proses dimana kandidat, partai politik, individu, dan

grup-grup mempromosikan diri dan pandangan mereka melalui suatu saluran

komunikasi massa. Iklan politik biasanya merupakan suatu bentuk media berbayar

dimana promotor (atau sponsor) dari kandidat dll tersebut membeli jam tayang

untuk mendistribusikan pesan iklan (Kaid, 2008).

Page 34: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

“Political advertising refers to the process by which candidates, parties, individuals, and groups promote themselves and their viewpoints through mass communication channels. Political advertising is generally considered a form of paid media in which the promoter (or sponsor) buys the space or time for distributing the advertising message.”

Lebih jelas Kaid dan Holtz-Bacha mendefinisikan iklan politik televisi

sebagai moving image programming that is designed to promote the interest of a

given party or individual (program gambar bergerak yang dirancang untuk

mempromosikan tujuan sebuah partai atau individu). Dalam iklan politik,

kandidat atau partai bisa mengontrol isi pesan politik yang akan disampaikan

dalam iklan politik. Dan untuk menekankan soal kontrol pesan tadi, mereka

memperluas definisi itu dengan menyodorkan definisi: any programming format

under control of the party or candidate and for which time is given or purchased.

(semua format program yang dikendalikan oleh partai atau kandidat dengan jam

tayang yang telah diberikan atau dibeli) (Danial, 2009: 93)

Iklan politik, khususnya iklan audiovisual, memainkan peranan strategis

dalam political marketing. Nursal (2004: 256) mengutip Riset Falkowski &

Cwalian (1999) dan Kaid (1999) menunjukkan, iklan politik berguna untuk

beberapa hal berikut:

1. Membentuk citra kontestan dan sikap emosional terhadap kandidat

2. Membantu para pemilih untuk terlepas dari ketidak-pastian pilihan karena

mempunyai kecenderungan untuk memilih kontestan tertentu.

3. Alat untuk melakukan rekonfigurasi citra kontestan.

4. Mengarahkan minat untuk memilih kontestan tertentu

5. Mempengaruhi opini publik tentang isu-isu nasional

Page 35: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

6. Memberi pengaruh terhadap evaluasi dan interpretasi para pemilih

terhadap kandidat dan even-even politik

Dari sisi sifat pesan, Linda Kaid (dalam Putra, 2007) menjelaskan, iklan

dapat digolongkan menjadi iklan positif dan iklan negatif. Iklan positif adalah

iklan yang memuat keunggulan dari sebuah kontestan yang dipasarkan Sedangkan

iklan negatif adalah iklan tentang kelemahan pesaing. Iklan negatif

(Ansolabehere: 1994) didefinisikan sebagai iklan yang berfokus pada kegagalan

kebijakan atau kontribusi yang tidak diinginkan dari pihak lawan. Iklan negatif

lebih cepat menarik perhatian pemilih ketimbang iklan positif.

Sedangkan menurut Devlin (Brian Mcnair, 1999), penyampaian pesan dalam

iklan politik di TV dapat menggunakan berbagai macam tehnik. Ia menyebutkan

ada tujuh kategori, meskipun tidak saling meniadakan. Pertama, iklan primitive,

biasanya artificial, kaku, dan tampak dibuat-buat. Kedua, talking heads, dirancang

untuk menyoroti isu dan menyampaikan citra bahwa kandidat mampu menangani

isu tersebut dan melakukan pekerjaannya nanti.

Berikutnya adalah iklan negative, yang menyerang kebijakan kandidat atau

partai lawan. (Ansolabehere: 1994) didefinisikan sebagai iklan yang berfokus

pada kegagalan kebijakan atau kontribusi yang tidak diinginkan dari pihak lawan

Iklan negatif lebih cepat menarik perhatian pemilih ketimbang iklan positif.

Namun demikian, iklan negatif tidak selalu memberi citra positif kepada pihak

yang menggunakan.

Iklan politik di tv jenis keempat adalah iklan konsep, yang dirancang

untuk menggambarkan ide-ide dasar dan penting mengenai kandidat. Kelima

Page 36: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

adalah cinema-verite, tehnik yang menggunakan situasi informal dan alami,

misalnya dengan menayangkan kandidat yang sedang berbicara akrab dan spontan

dengan rakyat kecil atau satu sisi kehidupan pribadi atau keluarganya atau dunia

pekerjaannya. Meskipun bertujuan memberikan kesan spontanitas dan

informalitas, iklan semacam itu juga sering berdasarkan naskah (scenario) dan

latihan.

Dua jenis iklan politik lainnya adalah kesaksian (testimonial), baik dari

orang biasa, maupun dari tokoh terkemuka yang dikagumi, baik dari tokoh politik,

ilmuwan, olahragawan mau pun artis. Terakhir adalah format reporter netral,

rangkaian laporan mengenai kandidat atau lawannya dan memberikan kesempatan

kepada pemirsa untuk memberikan penilaian. Tayangan itu tentu saja tidak netral,

namun mengandung kesan demikian karena disampaikan secara naratif

(Mulyana,1997: 97-98).

Frank W. Baker, seorang konsultan literatur media dari Columbia,

menyebutkan bahwa suatu iklan politik, kewajiban untuk menyampaikan hal yang

sebenarnya itu tidak ada dan stasiun televisi tidak memiliki tanggung jawab untuk

memeriksa akurasi iklan tersebut. Hal ini mengakibatkan iklan politik terbuka

terhadap manipulasi data dan dapat menyebabkan kebohongan untuk mencoreng

lawan politik. Isi dari sebuah iklan seharusnya menunjukkan hal yang sebenarnya,

tetapi di dalam iklan politik penonton sendiri yang harus memilah-milah

kebenaran tentang isi iklan. (St. Louis Journalism Review 38.309. 2008 : 26)

Page 37: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

5. Persepsi

Manusia mempunyai kecenderungan untuk mengadakan penilaian

(judgement) atau membangun kesan (impression) tentang orang-orang, situasi-

situasi ataupun peristiwa-peristiwa yang terdapat di sekitar mereka. Dari penilaian

yang terbentuk, kemudian berpikir tentang suatu hal atau melakukan hal yang

berhubungan dengan segala sesuatu yang dilihat, didengar atau dirasakan. Dalam

menangkap pesan dari suatu proses komunikasi, setiap individu akan

menanggapinya secara berbeda-beda, sesuai dengan keadaan individu tersebut

sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda-beda. Manusia mempersepsi segala

hal yang terjadi di dunia dan hasil persepsi itu dapat memberikan pengaruh-

pengaruh tertentu ke dalam diri individu itu sendiri maupun individu lain.

Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam

lingkungannya; penginderaan tersebut dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan

dan kebutuhan (Effendy, 2004: 197).

Menurut Deddy Mulyana, persepsi adalah inti dari komunikasi, sedangkan

penafsiran (intrepretasi) adalah inti dari persepsi, yang identik dengan penyandian

balik (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi terdiri dari tiga aktivitas

yaitu: seleksi, organisasi dan interpretasi (Mulyana, 2007: 180-181).

Lebih lanjut Deddy Mulyana (2007: 179) mendefinisikan persepsi sebagai

proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan

menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi

perilaku kita.

Page 38: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi oleh Hafied Cangara (2007:

162), dijelaskan bahwa persepsi ialah dimana seseorang menyadari adanya obyek

yang menyentuh salah satu pancainderanya, apakah itu mata atau telinga. Persepsi

terbentuk karena adanya rangsangan yang diorganisasi kemudian diberi

interpretasi menurut pengalaman, budaya dan tingkat pengetahuannya.

Definisi lain tentang persepsi yang dapat dijumpai misalnya, dari Berelson

dan Steiner (1964) sebagaimana dikutip oleh Severin dan Tankard Jr. (1988: 121)

yang menyatakan bahwa persepsi merupakan sebuah complex process by which

people select, organize and interpret sensory stimulation into a meaningful and

coherent picture of the world. Kemudian definisi ini dikomentari oleh Severin and

Tankard Jr. bahwa individu-individu pada dasarnya tidak bersifat pasif, tetapi

bersifat aktif dalam proses persepsi. Mereka juga berpendapat bahwa beberapa

faktor psikologis, seperti asumsi, motivasi, penghargaan terhadap nilai-nilai

budaya, minat dan sikap ikut serta mempengaruhi persepsi.

Pengertian persepsi kerap disamakan / dianggap sama dengan pengertian

respon, reaksi tingkah laku yang merupakan akibat dari stimulus sosial (gejala

sosial) yang berupa perubahan nilai yang timbul di tengah-tengah masyarakat.

Dalam hal ini, nilai yang muncul tersebut menentukan respon yang

diambil sebagai landasan pokok perbuatan atau bertindak seperti pendapat yang

dikemukakan oleh Soerjono Soekamto, bahwa interaksinya dengan

perorangan/kelompok masyarakat terlihat adanya, serta mengandung rangsangan

dan respon (Soekamto, 1975: 56-60).

Page 39: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan hasil

pengamatan terhadap suatu obyek melalui panca indera sehingga diperoleh suatu

pemahaman atau penilaian. Dalam persepsi, terkandung 3 pengertian yaitu:

1. merupakan hasil pengamatan

2. merupakan hasil penilaian

3. merupakan pengolahan akal dari data indrawi yang diperoleh melalui

pengamatan.

Persepsi dapat dilaksanakan oleh seorang individu melalui beberapa syarat:

a. adanya obyek yang dipersepsi (fisik atau kealaman)

b. reseptor atau alat indra untuk menerima stimulus dan saraf sensoris

sebagai alat untuk meneruskan stimulus dan mengadakan respon

diperlukan saraf motoris (fisiologis)

c. perhatian sebagai langkah pertama suatu persiapan dalam mengadakan

persepsi (psikologis)

Persepsi merupakan aktifitas menilai sehingga bersifat evaluatif dan

subyektif. Evaluatif berkaitan dengan nilai baik buruk atau positif-negatif.

Subyektif berarti adanya perbedaan kapasitas indrawi dan perbedaan filter

konseptual dari masing-masing individu dalam melakukan persepsi. Sehingga

pengolahan stimuli dalam diri komunikan akan membuahkan makna yang

ekslusif, yang berbeda antara satu dengan yang lain.

Berkenaan dengan persepsi pemilih terhadap iklan politik, Nursal (2004:

234) mengadaptasi Kotler (1995) dan Peter dan Olson (1993), menyebutkan ada

Page 40: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

beberapa tahap respon yang dilakukan oleh pemilih dalam hal pemilihan umum

terhadap stimulasi iklan politik, yaitu:

1. Awareness, yakni bila seseorang dapat mengingat atau menyadari bahwa

sebuah pihak tertentu merupakan sebuah kontestan Pemilu. Dengan jumlah

kontestan Pemilu yang banyak, membangun awareness cukup sulit dilakukan,

khususnya bagi partai-partai bam. Seperti sudah menjadi hukum besi political

marketing, secara umum para pemilih tidak akan menghabiskan waktu dan

energinya untuk menghafal nama-nama kontestan tersebut. Yang terang,

seorang pemilih tidak akan memilih kontestan yang tidak memiliki brand

awareness.

2. Knowledge, yakni ketika seorang pemilih mengetahui beberapa unsur

penting mengenai produk kontestan tersebut, baik substansi maupun

presentasi. Unsur-unsur itu akan diinterpretasikan sehingga membentuk

makna politis tertentu dalam pikiran pemilih. Dalam pemasaran produk

komersial, tahap ini disebut juga sebagai tahap pembentuk brand association

dan perceived quality.

3. Liking, yakni tahap di mana seorang pemilin menyukai kontestan

tertentu karena satu atau lebih makna politis yang terbentuk di pikirannya

sesuai dengan aspirasinya.

4. Preference, tahap di mana pemilih menganggap bahwa satu atau

beberapa makna politis yang terbentuk sebagai interpretasi terhadap produk

politik sebuah kontestan tidak dapat dihasilkan secara lebih memuaskan olch

Page 41: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

kontestan lainnya. Dengan demikian, peniilih tersebut memiliki

kecenderungan unluk memilih kontestan tersebut.

5. Conviction, pemilih tersebut sampai pada keyakinan untuk memilih

kontestan tertentu.

6. Pemilih

Azwar (2008) membagi pemilih di Indonesia dengan tiga kategori.

Kategori pertama, adalah pemilih yang rasional, yakni pemilih yang benar-benar

memilih partai berdasarkan penilaian dan analisis mendalam. Kedua, pemilih

kritis emosional, yakni pemilih yang masih idealis dan tidak kenal kompromi.

Ketiga, pemilih pemula, yakni pemilih yang baru pertama kali memilih karena

usia mereka baru memasuki usia pemilih. Kelompok pemilih yang berentang usia

17-21 tahun ini adalah mereka yang berstatus pelajar, mahasiswa, serta pekerja

muda.

Sedangkan Brooks dan Farmer mengatakan bahwa kampanye cenderung

membagi pemilih menjadi tiga kategori yaitu basis pemilih yang yang mendukung

kandidat, swing voters atau pemilih mengambang yang bisa dipersuasi oleh

kandidat mana pun dan basis pemilih yang mendukung kandidat lawan yang tidak

bisa dipersuasi oleh cara apa pun. Dalam psikologi politik, pemilih yang telah

memiliki dukungan terhadap kandidat tertentu cenderung mengabaikan atau

kurang memperhatikan pesan dari pihak lawan. Dan itu mempengaruhi pemilih

dalam mengevaluasi karakter kandidat dan isi dari pesan kampanye.

“Campaigns tend to divide voters into three categories: the base voters who are predisposed to support the candidate, the swing voters who may be

Page 42: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

persuaded and the opponent’s base voters who are unlikely to be persuaded by any appeal. Political psychology suggests the base voters on both sides have predispositions that cause them to ignore or discount messages from the opposing view point. That same filter seems to be at work here. When a voter has a clear predisposition it affects their evaluation of a candidate’s character and the content of the campaign message.“ (Brooks, Farmer : 2009)

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian

untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian (Nazir: 2003). Jenis

penelitian ini memberikan peluang yang besar akan munculnya interpretasi-

interpretasi alternatif. Metode ini juga mampu mendekatkan antara peneliti

dengan objek yang dikaji.

Cara kerja proses penelitian ini berlangsung serempak dan dilakukan

dalam bentuk pengumpulan, pengolahan dan menginterpretasikan sejumlah data

yang bersifat kualitatif. Menurut nawawi (Nawawi: 1995), penelitian deskriptif

terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa

sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta (fact

finding). Hasil penelitian ditekankan pada memberikan gambaran secara obyektif

tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diselidiki. Akan tetapi guna

mendapatkan manfaat yang lebih luas dalam penelitian ini, kerap kali di samping

pengungkapan fakta sebagaimana adanya dilakukan juga pemberian interpretasi-

interpretasi yang kuat.

Page 43: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Rakhmat (1993: 24) menyatakan bahwa penelitian deskriptif hanyalah

memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan

hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana persepsi pemilih pemula

setelah melihat iklan politik tanpa menggunakan uji hipotesis atau prediksi. Di

mana informasi diperoleh dengan membandingkan hasil wawancara dari masing-

masing responden, observasi dan kajian kepustakaan, baru kemudian menarik

kesimpulan dari persepsi responden.

Penelitian ini ditujukan untuk (1) mengumpulkan informasi aktual secara

rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasikan masalah atau

memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan

atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi

masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan

rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Sementara itu, pendekatan

kualitatif dilakukan untuk menghasilkan data yang berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan seluruh obyek atau subyek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti(Alimul, 2007). Populasi dari penelitian ini adalah

pemilih pemula yaitu pemilih yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya

pada Pemilu 2011 yang berusia sekitar 17-21 tahun yang bertempat tinggal di

perumahan Fajar Indah, Surakarta.

Page 44: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Alimul,2007). Peneliti

menggunakan rancangan pengambilan sampel dengan purposive sampling, yaitu

memilih orang-orang tertentu karena peneliti menganggap bahwa seseorang

tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Jumlah sampel

dalam penelitian adalah 12 responden pemilih pemula yang bertempat tinggal di

Perumahan Fajar Indah, Surakarta.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Pemilih pemula berusia 17-21 tahun.

2. Pernah melihat iklan politik di televisi

3. Penduduk Perumahan Fajar Indah Surakarta.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di perumahan Fajar Indah, yang tergabung

dalam kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Pengambilan lokasi ini dilakukan

dengan pertimbangan bahwa dari khalayak di lokasi tersebut dapat mewakili

populasi yang sedang diteliti oleh peneliti. Kondisi ini tepat sekali untuk dijadikan

sebagai obyek penelitian penulis. Kedekatan. Secara geografis, peneliti memiliki

kedekatan dengan lokasi penelitian karena peneliti tinggal di wilayah Kota

Surakarta. Sehingga memungkinkan bagi peneliti lebih memahami kondisi Kota

Surakarta. Dengan demikian diharapkan hasil penelitian ini akan mampu

menjelaskan lebih dalam realita yang terjadi di kota tersebut. Secara teknis, faktor

kedekatan geografis ini juga memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data.

Page 45: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

3. Sumber dan Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu:

a. Sumber Data Primer

Merupakan data utama yang langsung diperoleh dari sumber data oleh

peneliti untuk tujuan penelitian. Data primer ini diperoleh dari

dokumentasi, hasil observasi dan wawancara dengan narasumber.

b. Sumber Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dengan cara tidak langsung atau

didapatkan dari pihak lain. Adapun data-data yang dikumpulkan

diperoleh dari buku-buku atau literatur, internet dan sumber lain yang

dapat mendukung penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting

dalam penelitian komunikasi kualitatif yang melibatkan manusia

sebagai subyek (pelaku, aktor) sehubungan dengan realitas atau gejala

atau masalah yang diteliti. Dari wawancara, disamping melihat opini

mereka tentang peristiwa yang terjadi, juga dapat digunakan sebagai

dasar penelitian selanjutnya. Wawancara dilakukan terhadap responden

yang dapat memberikan informasi dan keterangan-keterangan penting

yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara ini bersifat lentur,

terbuka, tidak berstruktur ketat namun tetap fokus dan terarah.

b. Observasi

Page 46: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Karl Weick (dikutip dari Seltiz, Wrightsman, dan Cook 1976:253)

mendefinisikan observasi sebagai pemilihan pengubahan, pencatatan

dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan

dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris

(Rakhmat, 2004: 83).

Pemilihan menunjukkan bahwa pengamat ilmiah mengedit dan

memfokuskan pengamatannya secara sengaja atau tidak sengaja.

Pemilihan mempengaruhi apa yang diamati, apa yang dicatat, dan

kesimpulan apa yang diambil.

Pengubahan berarti observasi tidak hanya dilakukan secara pasif.

Peneliti boleh mengubah perilaku atau suasana tanpa mengganggu

kewajarannya. Mengubah perilaku artinya dengan sengaja

mengundang respon tertentu.

Pencatatan adalah upaya merekam kejadian-kejadian dengan

menggunakan catatan lapangan, sistem kategori, dan metode-metode

lainnya.

Pengodean berarti proses menyederhanakan catatan-catatan ini

melalui metode reduksi data.

Rangkaian perilaku dan suasana menunjukkan bahwa observasi

melakukan serangkaian pengukuran yang berlainan pada berbagai

perilaku dan suasana.

In situ berarti pngamatan kejadian dalam situasi alamiah walaupun

tidak berarti tanpa menggunakan manipulasi eksperimental.

Page 47: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Untuk tujuan empiris menunjukkan bahwa observasi mempunyai

bermacam-macam fungsi dalam penelitian: deskripsi, melahirkan teori

dan hipotesis, menguji teori dan hipotesis.

Observasi dalam penelitian ini berguna untuk menjelaskan,

memerikan dan merinci gejala yang terjadi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang berupa dokumen, teks atau

karya seni yang kemudian dinarasikan (dikonversikan ke dalam bentuk

data).

5. Analisa Data

Analisis yang digunakan adalah analisis data interaktif yang diungkapkan

oleh Miles dan Huberman. Tehnik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga

komponen: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan

penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verying conclusions) (Punch,

1998: 202-204).

Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap (Pawito, 2007: 104).

Tahap pertama melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan

meringkas data. Pada tahap kedua, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-

catatan (memo) mengenai berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas

serta proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-

kelompok, dan pola-pola data. Catatan yang dimaksud di sini tidak lain adalah

gagasan-gagasan atau ungkapan yang mengarah pada teorisasi berkenaan dengan

data yang ditemui.

Page 48: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Komponen kedua analisis dari miles dan Huberman yaitu penyajian data

(data display) melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni

menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga

seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan karena

dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa

bertumpuk maka penyajian data (data display) pada umunya diyakini membantu

proses analisis.dalam hubungan ini, data yang tersaji berupa kelompok-kelompok

atau gugusan-gugusan yang kemudian saling dikait-kaitkan sesuai dengan

kerangka teori yang digunakan.

Pada komponen terakhir, yakni penarikan dan pengujian kesimpulan

(drawing and verying conclusions), peneliti mengimplementasikan prinsip

induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau

kecenderungan dari display data yang telah dibuat.

Berikut skema siklus analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman:

Analisis data Model Interaktif dari Miles dan Huberman

Pengumpulan

data

Reduksi data

Penyajian

data

Penarikan/pengujian

kesimpulan

Page 49: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB II

PROFIL CALON PRESIDEN - WAKIL PRESIDEN

DAN DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

A. Profil Megawati Soekarnoputri – Prabowo Subianto (Mega-Pro)

Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendapat nomor urutan

pertama dalam pemilu 2009 adalah pasangan Megawati Soekarnoputri dan

Prabowo. Pasangan yang diusung PDI Perjuangan - Gerindra itu mendeklarasikan

diri sebagai pasangan capres dan wapres pada tanggal 24 Mei 2009. Lokasi

pendeklarasian bertempat di area TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar

Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini bukan tanpa sebab, 'Gunung

sampah' Bantar Gebang, identik dengan masyarakat marginal alias kaum yang

terpinggirkan. Selain di Bantar Gebang, mereka juga mengadakan deklarasi di

pasar tradisional Pasar Gede, Solo pada tanggal 29 Mei 2009. Deklarasi di Bantar

Page 50: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gebang dan Pasar Gede merupakan bentuk konsistensi pada platform ekonomi

kerakyatan yang diusung pasangan tersebut.

Visi yang diutarakan Mega-Prabowo apabila mereka menjadi presiden dan

wakil presiden masa pemerintahan 2009-2014 adalah: “GOTONG ROYONG

MEMBANGUN KEMBALI INDONESIA YANG BERDAULAT,

BERMARTABAT, ADIL DAN MAKMUR”. Adapun Misi yang dijunjung

adalah: “Menegakkan kedaulatan dan kepribadian bangsa yang bermartabar;

Mewujudkan kesejahteraan sosial dengan memperkuat ekonomi kerakyatan;

Menyelenggarakan pemerintahan demokratis-konstitusional yang bersih dan

efektif”.

Visi dan misi di atas merupakan gambaran potret mengenai persoalan

hakiki dalam kehidupan bangsa saat ini, dan gambaran tentang arah kemana

pikiran dan pekerjaan akan dilakukan dalam 5 tahun yang akan datang. Tema

sentral yang diturunkan ke dalam isu-isu pokok juga memberikan landasan

operasional/platform bagi program-program kerja 5 tahun mendatang.

Kata “GOTONG ROYONG” merupakan intisari dari ideologi Pancasila 1

Juni, dimana MEGA PRABOWO melihat bahwa tanggung jawab untuk

membangun bangsa ke depan harus dilakukan secara bahu-membahu bersama

seluruh komponen-komponen bangsa. Sedangkan kata-kata

“BERDAULAT”,“ADIL DAN MAKMUR”, dan “BERMARTABAT” adalah

amanat Trisakti.

Page 51: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

“BERDAULAT” artinya pemerintah harus mampu menyediakan sarana-

sarana vital agar rakyat dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dan

meningkatkan kesejahteraannya. Untuk itu bangsa ini harus:

1. Mandiri di bidang pangan, energi, keuangan dan pertahanan

keamanan

2. Mengutamakan kemampuan nasional dalam penguasaan dan

pengelolaan sumber daya alam

3. Mengutamakan perkembangan ilmu dan teknologi yang terkait

dengan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan

terbarukan

4. Mendorong produksi dan konsumsi dalam negeri untuk

memperkuat ekonomi

“ADIL DAN MAKMUR” mengandung arti:

1. Rakyat memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan

dengan terpenuhinya sarana-sarana dasar di bidang pendidikan,

kesehatan dan dalam melakukan proses produksi. Oleh karena itu,

pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan akses untuk rakyat

kecil terutama tani, nelayan, buruh, pedagang kecil dan pelaku

ekonomi lainnya

Terciptanya keadilan antar wilayah, dimana tidak ada daerah yangh

tertinggal jauh dibanding daerah lainnya

2. Terfasilitasinya keragaman di dalam masyarakat sehingga

Indonesia bisa menjadi rumah untuk semua anak bangsa. Untuk

Page 52: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

itu, hukum dan keadilan serta musyawarah mufakat harus menjadi

dasar dalam mengelola perbedaan

3. Negara harus menjamin hidup yang layak bagi rakyat terpinggirkan

dan menghargai HAM dalam segala aspeknya

“BERMARTABAT” mengandung pengertian:

1. Negara mampu menjamin pertahanan dan keamanan serta

integritas wilayah NKRI secara mandiri

2. Memiliki kemampuan dalam menentukan arah pembangunan dan

perekonomian tanpa didikte oleh pihak lain

3. Memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk berperan secara

regional dan global dalam rangka menciptakan tatanan dunia yang

lebih adil

4. Mendorong berkembangnya karakter dan kebudayaan yang

mendukung kemajuan dan daya tahan sebagai bangsa

Agenda pokok membangun kembali Indonesia Raya:

1. kekayaan Negara untuk kemakmuran rakyat

2. Melaksanakan ekonomi kerakyatan

3. Membangun kedaulatan pangan dan energi

4. Menyelenggarakan pemerintahan yang tegas, bersih, dan efektif

dalam melayani rakyat.

5. Menciptakan manusia Indonesia yang unggul, sehat, dan

berkepribadian melalui pendidikan, kesehatan dan kebudayaan.

Page 53: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Ø Megawati Soekarnoputri

Megawati adalah anak kedua dari Presiden Soekarno yang merupakan

proklamator kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Beliau lahir

di Yogyakarta pada 23 Januari 1947 dengan nama Dyah Permata Megawati

Setiyawati Soekarnoputri. Dia menghabiskan masa sekolah dasar hingga

menengah atas di Yayasan Perguruan Cikini, Jakarta. Selepas itu ia pernah kuliah

di dua Universitas, yaitu Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung

(1965-1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972), tetapi

tekanan politik saat itu mengakibatkan dia tidak dapat menyelesaikan studinya.

Ibu dari tiga orang anak ini merintis karier politiknya dengan menjadi

Ketua PDI Cabang Jakarta Pusat tahun 1987. Semasa Orde Baru kerinduan akan

sosok Soekarno seolah tergantikan oleh Megawati. Maka, tak heran jika Megawati

kemudian menjadi sosok yang kuat di PDI, meruntuhkan kekuatan Soerjadi

sebagai Ketua Umum PDI saat itu. Naiknya pamor Megawati bahkan dinilai

berpotensi mengganggu stabilitas pemerintahan Orde Baru yang sedang berkuasa

sehingga ketika Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya memilih Megawati sebagai

Ketua Umum Partai, intrik politik pun mulai bermunculan.

Page 54: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Setelah menjadi Ketua Umum Partai, Megawati mendiami kantor DPP

PDI di Jalan Diponegoro. Kantor tersebut merupakan simbol keberadaan DPP

yang sah. Soerjadi yang didukung pemerintah pun memberi ancaman akan

merebut secara paksa kantor DPP PDI itu. Ancaman kemudian menjadi

kenyataan. Pagi, tanggal 27 Juli 1996 kelompok Soerjadi benar-benar merebut

kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Aksi penyerangan yang menyebabkan

puluhan pendukung Mega meninggal itu, berbuntut pada kerusuhan massal di

Jakarta yang dikenal dengan nama Peristiwa 27 Juli. Penyerangan kantor DPP

PDI tersebut bukannya menyurutkan semangat para banteng muda, tetapi justru

makin mengukuhkan eksistensi Megawati sebagai simbol perlawanan Orde Baru.

Mega terus berjuang. PDI pun menjadi dua. Yakni, PDI pimpinan

Megawati dan PDI pimpinan Soerjadi. Massa PDI lebih berpihak dan mengakui

Mega. Tetapi, pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah.

Akibatnya, PDI pimpinan Mega tidak bisa ikut Pemilu 1997. Setelah rezim Orde

Baru tumbang, PDI Mega berubah nama menjadi PDI Perjuangan.

Pemilu 1999 menjadi pemilu paling fenomenal sejak masa Orde Baru

dimulai karena saat itu rezim lama telah tumbang dan PDI Perjuangan telah

memberikan sosok baru menjadi harapan rakyat Indonesia. Kejenuhan akan

represi politik Orde Baru menjadikan PDI Perjuangan menjadi pilihan pertama

rakyat Indonesia hingga meraih suara 33,36 persen dari total suara pada tahun

1999.

Meski Megawati dipilih oleh rakyat, tetapi di parlemen dia kalah oleh KH

Abdurrahman Wahid yang akhirnya menjadi Presiden dan Megawati menjadi

Page 55: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

wakilnya saat itu. Situasi politik yang terus berubah akhirnya menjatuhkan Gus

Dur dari jabatannya dan mengangkat Megawati sebagai Presiden sejak

pertengahan 2001 hingga 2004.

Menjadi Presiden RI dalam situasi krisis ekonomi sosial dan politik

bukanlah jalan yang mudah bagi Megawati. Warisan utang dan kemampuan

keuangan negara yang sangat berat saat itu membuat presiden ke-5 RI ini

mengambil jalan yang sangat tidak populer, yaitu melego saham BUMN,

menguras simpanan pemerintah, dan menjual aset Badan Penyehatan Perbankan

Nasional.

Dengan berbagai langkah itu, Mega yang dipuja pada Pemilu 1999

akhirnya harus menerima kenyataan bahwa dia tidak mampu memenuhi harapan

bangsa Indonesia hingga akhirnya PDI Perjuangan tidak lagi populer pada Pemilu

2004. Dan kini, Megawati harus berusaha keras untuk dapat meyakinkan dan

meraih simpati rakyat dalam pemilihan presiden 2009.

Daftar Riwayat Hidup:

Nama : Dr (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri

Nama Lengkap: Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri

Lahir : Yogyakarta, 23 Januari 1947

Agama : Islam

Suami : Surendro (alm)

Taufik Kiemas

Anak : Mohammad Prananda

Mohammad Rizki Pratama

Page 56: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Puan Maharani

Pendidikan :

· SD Perguruan Cikini Jakarta, (1954-1959)

· SLTP Perguruan Cikini Jakarta, (1960-1962)

· SLTA Perguruan Cikini Jakarta, (1963-1965)

· Fakultas Pertanian UNPAD Bandung (1965-1967), (tidak selesai)

· Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972), (tidak selesai)

Karir :

· Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Bandung), (1965)

· Anggota DPR-RI, (1993)

· Anggota Fraksi DPI Komisi IV

· Ketua DPC PDI Jakarta Pusat, Anggota FPDI DPR-RI, (1987-1997)

· Ketua Umum PDI versi Munas Kemang (1993-sekarang) PDI yang

dipimpinnya berganti nama menjadi PDI Perjuangan pada 1999-sekarang

· Wakil Presiden Republik Indonesia, (Oktober 1999-23 Juli 2001)

· Presiden Republik Indonesia ke-5, (23 Juli 2001-2004)

Ø Prabowo Subianto

Page 57: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Prabowo yang dilahirkan 17 Oktober 1951 di Jakarta adalah anak ketiga

dari begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo dengan Dora Marie Sigar. Masa

kecil Prabowo bersama kedua orangtuanya banyak dilewatkan di negara-negara di

Benua Asia dan Eropa. Dalam lingkungan itu, ia menguasai setidaknya empat

bahasa asing, yakni Inggris, Jerman, Perancis, dan Belanda.

Minat Prabowo pada dunia kemiliteran merujuk pada karier kedua

pamannya, Letnan Sujono Djojohadikusumo dan Sersan Mayor Subianto

Djojohadikusumo. Kedua pamannya ini gugur dalam Peristiwa Lengkong di

Tangerang tahun 1946.

Akhirnya ia menetapkan hati untuk memilih pendidikan di Akademi

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) di Magelang. Saat bersamaan

padahal ia juga diterima di Fakultas Ekonomi Colorado University dan George

Washington University. Bak meteor, karier militernya memang melesat berkat

kemampuannya sebagai prajurit tempur. Puncak kepemimpinan komandan

jenderal pun direngkuhnya.

Namun, kariernya berbalik arah pada tahun 1998. Saat dia menjadi

Panglima Kostrad (1998), muncul ”Peristiwa Mei 1998” yang berakibat pada

mundurnya Presiden Soeharto. Prabowo pun terkena imbasnya, ia dituding berada

di belakang kasus penculikan sejumlah aktivis. Peristiwa inilah yang membuat

Prabowo harus melepas dinas kemiliterannya.

Prabowo pun ”menyepi” ke Jordania dan sejumlah negara di Eropa dan

Asia selama sekitar dua tahun. Prabowo pun ”menyepi” ke Jordania dan sejumlah

Page 58: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

negara di Eropa dan Asia selama sekitar dua tahun. Sekembalinya ke Tanah Air,

ia menjadi pengusaha dengan mengelola PT Kiani Kertas.

Nama mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus ini kembali mencuat,

menyusul keikutsertaannya dalam konvensi calon presiden Partai Golkar untuk

Pilpres 2004. Namun, ia kalah bersaing, tetapi tetap berkiprah di jajaran pengurus

Golkar.. Kemudian dalam Musyawarah Nasional (Munas) VI Himpunan

Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kongres V Petani 5 Desember 2004 di

Jakarta, dia terpilih menjadi Ketua Umum HKTI periode 2004-2009

menggantikan Siswono Yudo Husodo dengan memperoleh 309 suara,

mengalahkan Sekjen HKTI Agusdin Pulungan, yang hanya meraih 15 suara dan

satu abstein dari total 325 suara.

Setahun menjelang pemilu legislatif digelar, ia kemudian ikut membidani

berdirinya Partai Gerakan Indonesia Raya. Dan pada bulan Mei 2008 Prabowo

gencar tampil di televisi dalam bentuk iklan layanan masyarakat yang disponsori

oleh HKTI, sebagai ketua umum organisasi tersebut dengan pesan untuk

menggunakan produk dalam negeri. Pada 9 Mei 2008 Partai Gerindra menyatakan

keinginannya untuk mencalonkan Prabowo menjadi calon presiden pada Pemilu

2009 saat mereka menyerahkan berkas pendaftaran untuk ikut Pemilu 2009 pada

KPU. Namun belakangan, setelah proses tawar menawar yang alot, akhirnya

Prabowo bersedia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri.

Keduanya mengambil motto 'Mega-Pro'.

Daftar Riwayat Hidup:

Nama : Prabowo Subianto

Page 59: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Nama Lengkap: Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Lahir : Jakarta, 17 Oktober 1951

Agama : Islam

Orang tua : Prof. Sumitro Djojohadikusumo

Anak : Didit Prabowo

Pendidikan :

· SMA: American School In London, U.K. (1969)

· Akabri Darat Magelang (1970-1974)

· Sekolah Staf Dan Komando TNI-AD

Kursus/Pelatihan:

· Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (1974)

· Kursus Para Komando (1975)

· Jump Master (1977)

· Kursus Perwira Penyelidik (1977)

· Free Fall (1981)

· Counter Terorist Course Gsg-9 Germany (1981)

· Special Forces Officer Course, Ft. Benning U.S.A. (1981)

Jabatan :

· Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996-1998)

· Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998)

· Komandan Sekolah Staf Dan Komando ABRI (1998)

Jabatan Sekarang:

· Ketua Umum HKTI periode 2004-2009

Page 60: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

· Komisaris Perusahaan Migas Karazanbasmunai di Kazakhstan

· Presiden Dan Ceo PT Tidar Kerinci Agung (Perusahaan Produksi Minyak

Kelapa Sawit), Jakarta, Indonesia

· Presiden Dan Ceo PT Nusantara Energy (Migas, Pertambangan, Pertanian,

Kehutanan Dan Pulp) Jakarta, Indonesia

· Presiden Dan Ceo PT Jaladri Nusantara (Perusahaan Perikanan) Jakarta,

Indonesia

B. Profil Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono (SBY-Boediono)

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urutan kedua adalah

pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Pendeklarasian SBY

Berbudi, begitu slogan yang digunakan pasangan ini, dilakukan secara gegap

gempita di Gedung Sabuga, Bandung pada 15 Mei 2009. Prosesi atau tata cara

deklarasi pada pasangan SBY-Boediono meniru pendeklarasian calon presiden

Amerika Barack Husein Obama dan calon wakil presiden Joe Biden, yang

dilaksanakan di Illionis, 23 Agustus 2008. Deklarasi mewah ini dinilai terlalu

berlebihan karena diperkirakan menghabiskan dana hingga miliaran rupiah.

Page 61: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Visi SBY-Boediono dalam rencana pemerintahan 2009-2014 adalah

Secara ringkas, kerangka visi Indonesia 2014 dapat dirumuskan dengan kalimat

singkat, padat, jelas, dan visioner, yakni: TERWUJUDNYA INDONESIA YANG

SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN. Penjelasannya sebagai

berikut:

1. Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan

rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada

keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya

manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini dikelola melalui

kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang

demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi

kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia

3. .Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang

dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya

dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.

Sedangkan Misi yang diusung SBY-Boediono 2009-2014:

MEWUJUDKAN INDONESIA YANG LEBIH SEJAHTERA, AMAN DAN

DAMAI DAN MELETAKKAN FONDASI YANG LEBIH KUAT BAGI

INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS.

Usaha-usaha Perwujudan visi Indonesia 2014 akan dijabarkan dalam misi

pemerintah tahun 2009-2010 sebagai berikut.

1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera

2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi

Page 62: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang

Pasangan Capres-Cawapres SBY-Boediono telah merancang 5 Strategi

Pokok sebagai berikut:

1. Melanjutkan Pembangunan Ekonomi Indonesia untuk mencapai

Kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia.

2. Melanjutkan upaya menciptakan Good Government dan Good

Corporate Governance.

3. Demokratisasi Pembangunan dengan memberikan ruang yang

cukup untuk partisipasi dan kreativitas segenap komponen Bangsa.

4. Melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu dan

memberantas korupsi.

5. Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari negara-negara lain,

maka Pembangunan Masyarakat Indonesia adalah pembangunan

yang inklusif bagi segenap komponen bangsa.

Ø Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Di antara tiga calon presiden yang maju bertarung dalam Pemilu Presiden

2009, Susilo Bambang Yudhoyono adalah contoh kegigihan anak desa tanpa

modal nama besar keluarga meraih mimpinya. Muhammad Jusuf Kalla

Page 63: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

menyandang nama besar ayahnya, Hadji Kalla, saudagar sukses. Megawati

Soekarnoputri menyandang nama besar ayahnya, Soekarno, Presiden RI pertama.

SBY lahir di lingkungan Pondok Pesantren Tremas, Pacitan, Jawa Timur

pada 9 September 1949. SBY adalah anak tunggal dari pasangan R Soekotjo dan

Siti Habibah. Ayahnya R Soekotjo adalah seorang Bintara Angkatan Darat,

sementara ibunya, Siti Habibah, putri salah seorang pendiri pondok pesantren

Tremas.

R Soektotjo memberi nama Susilo Bambang Yudhoyono karena penuh

makna. Susilo berarti orang yang santun dan penuh kesusilaan. Bambang artinya

ksatria. Yudho bermakna perang dan Yono berarti kemenangan. Jadi Susilo

Bambang Yudhoyono berarti seorang yang santun, penuh kesusilaan, ksatria dan

berhasil memenangkan setiap peperangan.

Seperti ayahnya, Soekotjo, seorang tentara, Yudhoyono bercita-cita

menjadi tentara. Karena terlambat mendaftar, Yudhoyono ”terasing” nyaris dua

tahun sebelum masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

(Akabri). Lulus dari Sekolah Menengah Atas 1 Pacitan tahun 1968, Yudhoyono

pergi ke Surabaya, Jawa Timur. Di Surabaya, Yudhoyono diterima sebagai

mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS). Tak

sampai setahun di ITS, Yudhoyono ke Malang, Jawa Timur, masuk pendidikan

guru sekolah lanjutan pertama.

Sambil menempuh pendidikan guru, Yudhoyono menyiapkan diri masuk

Akabri. Cita-cita masa kecilnya menjadi tentara terus memanggil. Dari Malang,

cita-cita menjadi tentara itu dirintis dan dibukakan pintunya di Bandung, Jawa

Page 64: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Barat. Setelah dinyatakan lulus ujian akhir penerimaan di Bandung, Yudhoyono

menuju Megelang, Jawa Tengah.

SBY meraih lulusan terbaik AKABRI Darat tahun 1973, dan terus

mengabdi sebagai perwira TNI sepanjang 27 tahun. Beliau meraih pangkat Jendral

TNI pada tahun 2000. Sepanjang masa itu, beliau mengikuti serangkaian

pendidikan dan pelatihan di Indonesia dan luar negeri, antara lain Seskoad di

mana pernah pula menjadi dosen, serta Command and General Staff College di

Amerika Serikat. Dalam tugas militernya, beliau menjadi komandan pasukan dan

teritorial, perwira staf, pelatih dan dosen, baik di daerah operasi maupun markas

besar. Penugasan itu diantaranya, Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17

Kostrad, Panglima Kodam II Sriwijaya dan Kepala Staf Teritorial TNI.

Karier militer Yudhoyono berakhir sesaat setelah ABRI direformasi dan

diubah menjadi TNI. Saat itu Yudhoyono menjadi Kepala Staf Teritorial TNI

(1999). Presiden Abdurrahman Wahid meminta Yudhoyono menjadi Menteri

Pertambangan dan Energi Kabinet Persatuan Nasional.

Lepas dari karier militer, Yudhoyono mulai menatapi karier politiknya. Di

bawah pemerintahan Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri,

Yudhoyono melihat peluang menjadi wakil presiden dan presiden. Untuk karier

politik itu, anak desa yang sudah tinggal di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat,

itu mengubah nama panggilannya menjadi SBY.

Pengalaman kalah dalam pemilihan wakil presiden mendampingi Presiden

Megawati dalam Sidang Istimewa MPR (2001) menjadi titik awal karier politik

SBY. Setelah mengakui kekalahan dan mendukung Hamzah Haz sebagai wapres,

Page 65: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

SBY menyusun langkah menuju Istana. Langkah awal yang dibuatnya adalah

mendirikan Partai Demokrat.

Menjelang kampanye Pemilu 2004, SBY mundur dari kabinet dengan

drama yang membuat penonton televisi memihak kepadanya. Demokrat meraih

7,4 persen suara. Modal suara ini dipakai untuk Pilpres 2004 bersama Partai Bulan

Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Berpasangan dengan Jusuf Kalla yang keluar dari konvensi capres Partai

Golkar, SBY berhasil lolos ke putaran kedua Pilpres 2004. Saat berhadap-hadapan

dengan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, SBY-JK berhasil

memenanginya. Peraih gelar doktor di bidang manajemen ekonomi pertanian dari

Institut Pertanian Bogor itu akhirnya terpilih menjadi Presiden RI pada pemilu

yang dipilih langsung oleh rakyat.

Daftar Riwayat Hidup:

Nama : Susilo Bambang Yudhoyono

Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949

Agama : Islam

Istri : Kristiani Herrawati

Anak : Agus Harimurti Yudhoyono

Edhie Baskoro Yudhoyono

Pendidikan :

· Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973

· American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976

· Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976

Page 66: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

· Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983

· On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983

· Jungle Warfare School, Panama, 1983

· Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman, 1984

· Kursus Komando Batalyon, 1985

· Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989

· Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, AS

· Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS

· Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), tahun 2004.

Karir :

· Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)

· Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)

· Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)

· Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)

· Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)

· Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)

· Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)

· Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)

· Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)

· Dosen Seskoad (1989-1992)

· Korspri Pangab (1993)

· Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)

Page 67: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

· Asops Kodam Jaya (1994-1995)

· Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)

· Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-

Herzegovina (sejak awal November 1995)

· Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)

· Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda

· Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)

· Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)

· Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)

· Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)

· Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri)

mengundurkan diri 11 Maret 2004

· Presiden Republik Indonesia (2004-2009)

Ø Boediono

Prof. Dr. Boediono, MEc lahir 25 Februari 1943 di Kampung Kepanjen

Lor, Blitar, Jawa Timur, dari pasangan Ahmad Siswo Harjono (pedagang batik)

dengan Samilah. Sulung dari tiga bersaudara ini berasal dari keluarga sederhana.

Page 68: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Pendapatan dari berdagang batik tidak mencukupi kebutuhan sehari- hari sehingga

Samilah, ibunya, membantu dengan berjualan perhiasan.

Selepas SMA dengan berbekal beasiswa dari Colombo Plan, ia merantau

ke Negara Kanguru untuk meneruskan pendidikannya. Bekal beasiswa sepertinya

tidak cukup. Di sela-sela kuliah, ia bekerja paruh waktu di Central Bureau of

Census and Statistics, Commonwealth of Australia, Canberra, tahun 1964. Pada

1967, ia berhasil mengantongi gelar Bachelor of Economics (Hons.) dari

Universitas Western Australia.

Tidak puas dengan gelar S-1 yang disandangnya, ia melanjutkan master di

Universitas Monash, Melbourne. Lima tahun kemudian, gelar master of

economics berhasil disandang. Lalu, pada tahun 1979, ia mendapatkan gelar PhD

di bidang ekonomi dari Wharton School, Universitas Pennsylvania, salah satu

perguruan tinggi terbaik di dunia.

Boediono memulai karier akademisnya sebagai guru di Fakultas Ekonomi

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1974. Pak Boed demikian

panggilan di kampusnya termasuk dosen yang rajin mengajar.

Suami Herawati ini pada 24 Februari 2007 dikukuhkan sebagai guru besar

Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Pidato pengukuhannya yang bertema

”Dimensi Ekonomi-Politik Pembangunan Indonesia” memberikan sinyal kuat

bahwa belakangan tumbuh minat terhadap disiplin ilmu lain selain ekonomi, yaitu

politik. Pidatonya tersebut mempertautkan kinerja ekonomi Indonesia dengan

kinerja demokrasi.

Page 69: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Pada tahun 1990 salah satu artikelnya mengenai pembangunan Indonesia

sempat dibaca JB Sumarlin yang saat itu menjabat Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional masa pemerintahan Presiden Soeharto. Tidak berapa

lama, Boediono ditawari Kepala Biro Ekonomi. Inilah awal masuknya Boediono

di jajaran birokrasi.

Ia kemudian masuk ke Bank Indonesia pada tahun 1993 sebagai salah satu

direktur BI sampai tahun 1998. Pada masa pemerintahan BJ Habibie di Kabinet

Reformasi Pembangunan, ia dipercaya sebagai Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional. Setahun kemudian, ketika terjadi peralihan kabinet dan

kepemimpinan dari Presiden BJ Habibie ke Abdurrahman Wahid, posisinya

digantikan oleh Kwik Kian Gie.

Ketika Abdurrahman Wahid tergusur diganti oleh Presiden Megawati

Soekarnoputri, ia dipercaya sebagai Menteri Keuangan pada 2001 dalam Kabinet

Gotong Royong menggantikan Rizal Ramli sampai 2004. Menjelang jabatan

berakhir, ia membawa Indonesia lepas dari bantuan Dana Moneter Internasional

dan mengakhiri kerja sama dengan lembaga tersebut. Tak heran bila Business

Week memberi predikat sebagai salah seorang menteri yang paling berprestasi

dalam kabinet tersebut.

Di kabinet ini, ia bersama Dorodjatun Kuntjoro-Jakti (Menko

Perekonomian), Kwik Kian Gie (Menteri Bappenas), dan Bank Indonesia dijuluki

”The Dream Team”. Mereka dinilai berhasil menguatkan stabilitas makroekonomi

Indonesia yang belum sepenuhnya pulih dari krisis moneter 1998. Salah satunya

adalah berhasil menstabilkan kurs rupiah di angka kisaran Rp 9.000 per dollar AS

Page 70: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

setelah sempat menembus lebih dari Rp 17.000 menjelang kejatuhan Presiden

Soeharto.

Ketika Yudhoyono terpilih sebagai presiden pada Pemilu 2004, ia tidak

masuk jajaran kabinet. Boediono lebih memilih kembali mengajar di UGM. Kala

kondisi ekonomi tidak menentu akibat tingginya inflasi menyusul kenaikan harga

BBM, 1 Oktober 2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan (reshuffle)

kabinet pada 5 Desember 2005. Boediono akhirnya bersedia kembali masuk

kabinet menggantikan Aburizal Bakrie sebagai Menko Perekonomian.

Ketika jabatan Gubernur BI kosong, presiden pun mencalonkan dirinya.

DPR pun menyetujui dan mengesahkannya sebagai Gubernur Bank Indonesia

pada 9 April 2008, menggantikan Burhanuddin Abdullah. Ia merupakan calon

tunggal yang diusulkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Genap setahun menjabat sebagai Gubernur BI, Boediono akhirnya

dipinang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan diri lagi dalam

pemilihan umum presiden 8 Juli 2009 untuk menjadi wakilnya. Dan ia menerima

pinangan itu setelah mempertimbangkan dengan saksama.

Daftar Riwayat Hidup:

Nama : Prof. Dr. Boediono

Lahir : Blitar, Jawa Timur, 25 Februari 1943

Agama : Islam

Istri : Herawati

Anak : Ratriana Ekarini dan Dios Kurniawan

Pendidikan :

Page 71: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

· S1 : Bachelor of Economics (Hons.), University of Western Australia

(1967)

· S2 : Master of Economics, Monash University, Melbourne, Australia

(1972)

· S3 : Doktor Ekonomi Bisnis Wharton School University of Pennsylvania,

Amerika Serikat (1979)

Karir :

· Menteri Koordinator Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu (2005-

2009)

· Menteri Keuangan Kabinet Gotong Royong (2001-2004)

· Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas

Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999)

· Direktur I Bank Indonesia Urusan Operasi dan Pengendalian Moneter

(1997-1998)

· Direktur III Bank Indonesia Urusan Pengawasan BPR (1996-1997)

· Dosen Fakultas Ekonomi UGM

C. Profil Pasangan Jusuf Kalla Dan Wiranto (JK-WIN)

Page 72: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Setelah resmi mendeklarasikan diri pada hari Jum’at, 1 Mei 2009 sebagai

pasangan calon presiden-calon wakil presiden, Jusuf Kalla dan Wiranto

melakukan “Proklamasi” pada hari Minggu, 10 Mei 2009 ini. Proklamasi ini

bertempat di Tugu Proklamasi, jalan Proklamasi Jakarta. Di tempat inilah, yang

dahulunya bernama jalan Pegangsaan Timur No. 56, Soekarno dan Hatta

memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Cara pasangan JK-Wiranto yang didukung dari partai Golkar dan Hanura

ini terinspirasi oleh kesederhanaan Soekarno-Hatta saat memproklamirkan

kemerdekaan negeri Indonesia. Di samping itu juga mencerminkan tekad kuat

untuk kembali ke cita-cita Proklamator untuk menegakkan harkat-martabat

bangsa.

Visi pasangan calon presiden dan wakil presiden JK-Wiranto adalah

INDONESIA YANG ADIL, MANDIRI, DAN BERMARTABAT. Visi ini

didasari dari cita-cita utama pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) yang secara singkat dapat dicuplik dari Pembukaan UUD 1945, yaitu

terwujudnya: (i) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan

makmur; (ii) Perikehidupan kebangsaan yang bebas; dan (iii) Pemerintahan

Negara Indonesia untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Secara jelas

spirit Pembukaan UUD 1945 itu memuat tiga pilar penting bagi Indonesia, yakni

menciptakan keadilan, membangun kemandirian, dan menjaga martabat bangsa.

Page 73: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Keadilan akan menciptakan kesejahteraan dan keharmonisan antarwarga negara,

kemandirian memberi ruang penyelenggara negara untuk memutuskan arah dan

tujuan bangsa secara berdaulat, dan martabat akan mengantarkan bangsa ini

berdiri tegak sejajar dengan bangsa lainnya. Tiga bangunan inilah yang mesti

diperjuangkan dalam membangun Indonesia ke depan.

Sedangkan misi yang yang akan diperjuangkan adalah:

1. MEWUJUDKAN EKONOMI BANGSA YANG MANDIRI,

BERDAYA SAING, DAN BERKEADILAN.

2. MEWUJUDKAN DEMOKRASI DAN OTONOMI DAERAH

YANG SEHAT, EFESIEN DAN EFEKTIF.

3. MEWUJUDKAN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA UNTUK

INTEGRASI NASIONAL YANG MENJAMIN

KEBHINNEKAAN.

4. MEWUJUDKAN PENEGAKAN HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA.

Agenda kebijakan yang akan ditetapkan oleh pasangan ini adalah:

1. Ekonomi: membangun ekonomi kerakyatan, membangun

kadaulatan pangan dan energi, meningkatkan daya saing produk

dalam negeri, menciptakan struktur ekonomi nasional yang adil.

2. Politik dan Hukum: memperkuat system presidensiil yang

didukung sistem kepartaian yang sederhana, menata kembali

funsi-fungsi lembaga negara, reformasi birokrasi untuk

Page 74: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

mewujudkan penyelenggara Negara yang tangkas, tanggap dan

cepat.

3. Pertahanan dan Keamanan: menjaga kedaulatan dan keutuhan

NKRI, modernisasi alat utama system persenjataan TNI-Polri,

peningkatan anggaran pertahanan dan keamanan.

4. Pendidikan: meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan,

meningkatkan penyediaan pendidikan yang terjangkau.

5. Sosial Budaya: meningkatkan solidaritas sosial kesetiakawanan

dan memupuk semangat nasionalisme.

6. Kesehatan: meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana

kesehatan dokter dan tenaga media yang memadai bagi daerah

tertinggal.

7. Pemuda dan Olahraga: pengembangan kepeloporan pemuda,

peningkatan prestasi olahraga.

Ø Jusuf Kalla

Jusuf Kalla lahir di Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942.

Dunia politik sudah dirintisnya sejak menjadi mahasiswa Universitas Hasanuddin

(Unhas), Makassar. Berbagai jabatan organisasi kemahasiswaan pernah

Page 75: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

disandangnya, dari Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Ketua Umum

Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Makassar, Ketua Dewan Mahasiswa Unhas,

hingga Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Ujung Pandang. Pengalaman

organisasi semasa mahasiswa inilah yang memberi bekal putra pasangan Haji

Kalla dan Athirah ini mengenal dunia politik.

Tahun 1965 sesaat setelah pembentukan Sekretariat Bersama Golongan

Karya (Sekber Golkar), M. Jusuf Kalla terpilih menjadi Ketua Pemuda Sekber

Golkar Sulawesi Selatan dan Tenggara (1965-1968). Kemudian, terpilih menjadi

Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Periode 1965-1968 mewakili Sekber

Golkar. Pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar di Bali, bulan Desember

2004 ia terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar Periode 2004-2009.

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Anggota Dewan Penasihat DPP Golkar, dan

menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Utusan Golkar

(1982-1987), serta Anggota MPR-RI Utusan Daerah (1997-1999).

Putra pasangan Hadji Kalla dan Hajjah Athirah ini sebelum terjun ke

pemerintahan dikenal luas oleh dunia usaha sebagai pengusaha sukses. Usaha-

usaha yang dirintis ayahnya, NV. Hadji Kalla, diserahkan kepemimpinannya

sesaat setelah ia diwisuda menjadi Sarjana Ekonomi di Universitas Hasanuddin

Makassar Akhir Tahun 1967.Di samping menjadi Managing Director NV. Hadji

Kalla, juga menjadi Direktur Utama PT Bumi Karsa dan PT Bukaka Teknik

Utama.

Usaha yang digelutinya, di samping usaha lama, ekspor hasil bumi,

dikembangkan usaha yang penuh idealisme, yakni pembangunan infrastruktur

Page 76: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

seperti pembangunan jalan, jembatan, dan irigasi guna mendorong produktivitas

masyarakat pertanian.

Anak perusahaan NV. Hadji Kalla antara lain; PT Bumi Karsa (bidang

konstruksi) dikenal sebagai kontraktor pembangunan jalan raya trans Sulawesi,

irigasi di Sulsel, dan Sultra, jembatan-jembatan, dan lain-lain. PT Bukaka Teknik

Utama didirikan untuk rekayasa industri dan dikenal sebagai pelopor pabrik Aspal

Mixing Plant (AMP) dan gangway (garbarata) di Bandara, dan sejumlah anak

perusahaan di bidang perumahan (real estate); transportasi, agrobisnis dan

agroindustri.

Atas prestasinya di dunia usaha, Jusuf Kalla dipilih oleh dunia usaha

menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan

(1985-1997), Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia (1997-2002), Ketua

Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Sulawesi Selatan (1985-1995),

Wakil Ketua ISEI Pusat (1987-2000), dan Penasihat ISEI Pusat (2000-sekarang).

Di bidang pendidikan, Jusuf Kalla menjadi Ketua Yayasan Pendidikan

Hadji Kalla yang mewadahi TK, SD, SLTP, SLTA Athirah, Ketua Yayasan

Pendidikan Al-Ghazali, Universitas Islam Makassar. Selain itu, ia menjabat Ketua

Dewan Penyantun (Trustee) pada beberapa universitas, seperti Universitas

Hasanuddin (UNHAS) Makassar; Institut Pertanian Bogor (IPB); Universitas

Islam Negeri (UIN) Makassar; Universitas Negeri Makassar (UNM), Ketua

Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina; Ketua Ikatan Keluarga Alumni

(IKA) UNHAS.

Page 77: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Di kalangan ulama dan pemuka masyarakat, nama Jusuf Kalla dikenal

sebagai Mustasyar Nahdhatul Ulama Wilayah Sulawesi Selatan, melanjutkan

tugas-tugas dan tanggung jawab ayahnya, Hadji Kalla, yang sepanjang hidupnya

menjadi bendahara NU Sulsel juga menjadi bendahara Masjid Raya, Masjid Besar

yang bersejarah di Makassar. Ketika akan membangun masjid bersama Alm.

Jenderal M. Jusuf, Jusuf Kalla dipilih menjadi Ketua Yayasan Badan Wakaf

Masjid Al-Markaz al-Islami (Masjid Jend. M. Jusuf). Sekarang, Masjid tersebut

menjadi Masjid termegah di Indonesia Timur. Di kalangan agama-agama lain

selain Islam, Jusuf Kalla dipilih menjadi Ketua Forum Antar-Agama Sulsel.

Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Presiden RI ke-

4), M. Jusuf Kalla dipercayakan selama kurang dari setahun (1999-2000) sebagai

Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI merangkap Kepala Bulog. Pada masa

Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004) ia dipilih menduduki jabatan

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Jusuf Kalla kemudian mengundurkan

diri sebagai Menko Kesra RI sebelum maju sebagai calon wakil presiden,

mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pasangan Susilo

Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) berhasil sebagai pemenang Pemilu

2004. SBY dilantik sebagai Presiden RI ke-6 dan M. Jusuf Kalla sebagai Wakil

Presiden RI ke-10. Pasangan ini menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang

pertama kali dipilih rakyat secara langsung.

Daftar Riwayat Hidup :

Nama : Drs. H. Muhammad Jusuf Kall

Lahir : Watampone, 15 Mei 1942

Page 78: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Agama : Islam

Alamat Rumah: Jl. Denpasar Raya CIII/9 Kuningan Jakarta Pusat

Isteri : Ny. Mufidah Jusuf

Anak-anak :

1. Muchlisa Jusuf

2. Muswirah Jusuf

3. Imelda Jusuf

4. Solichin Jusuf

5. Chaerani Jusuf

Cucu : (1). Ahmad Fikri; (2) Mashitah; (3) Jumilah Saffanah; (4) Emir

Thaqib; (5) Rania Hamidah; (6) Aisha Kamilah; (7) Siti Safa; (8) Rasheed;

dan (9) Maliq Jibran.

Pendidikan :

· Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (1967)

· The European Institute of Business Administration, Perancis (1977)

Karir :

· Agustus 2001 - 2004 : Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

· 1999 - 2000 : Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI

· 1968 - 2001 : Direktur Utama NV. Hadji Kalla

· 1969 - 2001 : Direktur Utama PT. Bumi Karsa

· 1988 - 2001 : Komisaris Utama PT. Bukaka Teknik Utama

· 1988 - 2001 : Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama

· 1993 - 2001 : Direktur Utama PT. Kalla Inti Karsa

Page 79: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

· 1995 - 2001 : Komisaris Utama PT. Bukaka Singtel International

Organisasi :

· 2000 - sekarang : Anggota Dewan Penasehat ISEI Pusat

· 1985 - 1998 : Ketua Umum KADIN Sulawesi Selatan

· 1994 - sekarang : Ketua Harian Yayasan Islamic Center AI-Markaz

· 1992 - sekarang : Ketua IKA-UNHAS

· 1988 - 2001 : Anggota MPR-RI

· 2004-2009: Ketua Umum DPP Partai Golkar

Ø Wiranto

Wiranto dilahirkan pada 4 April 1947 di Yogyakarta, Ayahnya, RS

Wirowijoto adalah seorang guru sekolah dasar, dan ibunya bernama Suwarsijah.

Pada usia sebulan, Wiranto dibawa pindah oleh orang tuanya ke Surakarta akibat

agresi Belanda yang menyerang kota Yogyakarta. Di Surakarta inilah ia kemudian

bersekolah hingga menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA N 4 Solo). Sejak

kecil, Wiranto sudah bercita-cita ingin menjadi tentara. Cita-cita itu

diwujudkannya saat usia 18 tahun ketika ia masuk Akademi Militer Nasional di

Page 80: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Magelang pada tahun 1965. Tiga tahun kemudian, ia berhasil lulus dari AMN

untuk menapaki jalur militer.

Karier pertama ia tapaki di Gorontalo. Wiranto menemukan jodohnya

ketika ia ditugaskan di sana pada tahun 1969 sebagai Komandan Peleton Batalyon

Infanteri 713, Gorontalo. Di sana ia berkenalan dengan Rugaiya Usman, sosok

gadis Gorontalo kelahiran Pauwo Kabila, putri seorang petani kelapa. Pada 22

Februari 1975, Wiranto dan Rugaiya menikah.

Namanya melejit setelah menjadi ajudan Presiden Suharto tahun 1987-

1991. Setelah sebagai ajudan presiden, karir militer Wiranto semakin menanjak

ketika tampil sebagai Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, dan KSAD.

Selepas KSAD, ia ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Pangab (sekarang

Panglima TNI) pada Maret 1998. Pada masa itu terjadi pergantian pucuk

kepemimpinan nasional. Posisinya yang sangat strategis menempatkannya sebagai

salah satu pemain kunci bersama Wakil Presiden B.J. Habibie. Ia tetap

dipertahankan sebagai Pangab di era Presiden Habibie.

Ketika menjabat sebagai Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima ABRI

(Menhankam/Pangab) inilah Wiranto menyatakan akan menarik seluruh pasukan

militer nonorganik sekaligus mencabut status DOM (daerah operasi militer) di

Aceh. Selain itu, ia juga mereformasi peran militer pascaberakhirnya era Orde

Baru. Dalam tubuh militer, ia menelurkan kebijakan reformasi di internal. Salah

satunya adalah mengganti peran ABRI dan mengembalikan namanya menjadi

TNI. Ketika ia menjabat, berbagai peristiwa kerusuhan dan konflik tengah terjadi

di negeri ini.

Page 81: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Pengabdiannya di bidang militer berakhir pada 4 April 1999 pada usia 52

tahun. Saat itu ia menyatakan pensiun dari dinas aktif kemiliteran. Dasar utama

keputusan tersebut adalah adanya peraturan bahwa setiap prajurit TNI yang

bertugas di luar struktur TNI harus memilih pensiun atau alih status, atau

kehilangan jabatan dan kembali ke TNI. Peraturan itu sendiri merupakan respons

dari salah satu tuntutan reformasi, khususnya reformasi ABRI dan Polri.

Setelah pensiun dari militer, kariernya tetap berlanjut di jalur

pemerintahan. Sejumlah posisi di kementerian yang pernah dipegangnya adalah

Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam) dan Menteri Koordinator

Politik dan Keamanan (Menko Polkam). Jabatan Menko Polkam diembannya saat

pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.

Dalam perjalanannya, rupanya terjadi ketidakharmonisan hubungan antara

Wiranto dan Presiden Wahid. Setelah dinonaktifkan sebagai Menko Polkam pada

14 Februari 2000, selang beberapa bulan kemudian Wiranto resmi meminta

berhenti. Meski demikian, ia tetap aktif di dunia politik bersama Partai Golkar.

Saat penjaringan calon presiden di Partai Golkar, Wiranto mengajukan diri

bersama empat calon lainnya, yaitu Akbar Tandjung, Prabowo Subianto, Aburizal

Bakrie, dan Surya Paloh. Namun, hanya Wiranto dan Akbar Tandjung yang

berhasil masuk ke putaran kedua pada 20 April 2004. Akhirnya Wiranto pun

berhasil mengalahkan Akbar Tandjung yang waktu itu masih menjabat sebagai

Ketua Umum Golkar. Sebagai calon presiden, Ia lalu berpasangan dengan

Salahuddin Wahid sebagai calon wakil presiden. Dalam pemilu presiden tahun

2004, pasangan ini ternyata tidak berhasil menembus putaran kedua dan gagal

Page 82: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

menjadi pemimpin negeri periode 2004-2009. Lepas dari kegagalan itu, Wiranto

kembali ke panggung politik dengan mendirikan partai baru, yaitu Partai Hati

Nurani Rakyat (Hanura). Deklarasi partai dilakukan pada 21 Desember 2006.

Partai Hanura ternyata sukses meraih simpati masyarakat. Terbukti dari 38 partai

yang yang bersaing, Partai Hanura berhasil meloloskan wakilnya di DPR. Kini

lewat partai itulah ia maju lagi dalam pemilu presiden dan wakil presiden 2009

berpasangan dengan Jusuf Kalla.

Daftar Riwayat Hidup :

Nama : H. Wiranto. SH.

Lahir : Yogyakarta, 4 April 1947

Agama : Islam

Isteri : Hj. Rugaiya Usman, SH

Anak : Amalia Sianti, Ika Mayasari, Zainal Rizky

Pendidikan :

· Akademi Militer Nasional (AMN), 1968

· Universitas Terbuka, Jurusan Administrasi Negara, 1995

· Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer, 1996

Karir Militer :

· Korps Kecabangan Infantri 1968

· Komandan Peleton Yonif 713 Gorontalo, Sulawesi Selatan

· Komandan Yonif 712 1982

· Karo Tiknik Dirbang 1983

· Kadep Milnik Pusif 1984

Page 83: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

· Kepala Staf Brigade Infanteri IX, Jawa Timur 1985

· Wakil Asisten Operasi Kepala Staf Kostrad, Jakarta 1987

· Asisten Operasi Divisi II Kostrad, Jawa Timur

· Ajudan Presiden 1989-1993

· Kasdam Jaya 1993-1994

· Pangdam Jaya 1994-1996

· Panglima Kostrad 1996-1997

· Kepala Staf Angkatan Darat 1997-1998

· Panglima ABRI 1998-1999

Karir Menteri :

· Menhankam/Pangab 1998 (Kabinet Pembangunan VII)

· Menhamkan/Pangab/Panglima TNI 1998-1999 (Kabinet Reformasi

Pembangunan-Habibie)

· Menko Polkam, 1999-2000 (Kabinet Persatuan Nasional-Gus Dur)

D. Deskripsi Kota Surakarta

Secara geografis Kota Surakarta berada antara 110045'15'' - 110045'35''

Bujur Timur dan antara 7036'00''- 7056'00' 'Lintang Selatan, dengan luas wilayah

kurang lebih 4.404,06 Ha. Kota Surakarta juga berada pada cekungan di antara

dua gunung, yaitu Gunung Lawu dan Gunung Merapi dan di bagian timur dan

selatan dibatasi oleh Sungai Bengawan Solo.

Jika dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi oleh 3

kabupaten. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan

Page 84: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Boyolali, sebelah timur dibatasi dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar,

sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat

berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.

Sementara itu secara administratif, Kota Surakarta terdiri dari 5 (lima)

wilayah kecamatan, yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres

dan Banjarsari. Dari kelima kecamatan ini, terbagi menjadi 51 kelurahan, 595

Rukun Warga (RW) dan 2669 Rukun Tetangga (RT).

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Kota

Surakarta tercatat sebanyak 500.642 jiwa, dimana jumlah penduduk perempuan

lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki, yaitu 257.279 jiwa perempuan

dan 243.363 jiwa laki-laki. Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan dengan

penduduk terbanyak, yaitu 157.438 jiwa (31,45%). Kecamatan dengan penduduk

terbanyak selanjutnya adalah Kecamatan Jebres sebesar 27,69 persen dari

penduduk Kota Surakarta atau sebanyak 138.624 jiwa. Kemudian Kecamatan

Laweyan sebesar 86.315 jiwa, dan kecamatan Pasar Kliwon 74.145 jiwa.

Sedangkan Kecamatan Serengan tercatat sebagai kecamatan dengan jumlah

penduduk paling sedikit, yaitu sebanyak 44.120 jiwa atau 8,81 persen.

Informasi tentang rasio jenis kelamin penting diketahui oleh para politisi,

terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen. Sex ratio

penduduk Kota Surakarta adalah sebesar 94,59, yang artinya jumlah penduduk

laki-laki 5,41 persen lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan,

atau setiap 100 perempuan terdapat 95 laki-laki.

Page 85: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

BAB III

PENYAJIAN DATA

Dalam iklan politik televisi, kandidat atau partai politiklah yang

memutuskan bagaimana pesan multimedia atau bagaimana mereka ingin

ditampilkan di hadapan pemilih. Mereka membentuk dan membayar sebuah tim

kampanye atau biro jasa iklan untuk membuat iklan sesuai yang mereka inginkan

guna membangun pencitraan diri.

Penyampaian pesan dalam iklan politik di TV dapat menggunakan

berbagai macam tehnik. Devlin (Brian Mcnair, 1999) menyebutkan ada delapan

kategori, meskipun tidak saling meniadakan. Pertama, iklan primitive, biasanya

artificial, kaku, dan tampak dibuat-buat. Kedua, talking heads, dirancang untuk

menyoroti isu dan menyampaikan citra bahwa kandidat mampu menangani isu

tersebut dan melakukan pekerjaannya nanti.

Berikutnya adalah iklan negative, yang menyerang kebijakan kandidat atau

partai lawan. Iklan politik di tv jenis keempat adalah iklan konsep, yang dirancang

untuk menggambarkan ide-ide dasar dan penting mengenai kandidat. Kelima

adalah cinema-verite, tehnik yang menggunakan situasi informal dan alami,

misalnya dengan menayangkan kandidat yang sedang berbicara akrab dan spontan

dengan rakyat kecil atau satu sisi kehidupan pribadi atau keluarganya atau dunia

pekerjaannya. Meskipun bertujuan memberikan kesan spontanitas dan

informalitas, iklan semacam itu juga sering berdasarkan naskah (scenario) dan

latihan.

Page 86: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Dua jenis iklan politik lainnya adalah kesaksian (testimonial), baik dari

orang biasa, maupun dari tokoh terkemuka yang dikagumi, baik dari tokoh politik,

ilmuwan, olahragawan mau pun artis. Terakhir adalah format reporter netral,

rangkaian laporan mengenai kandidat atau lawannya dan memberikan kesempatan

kepada pemirsa untuk memberikan penilaian. Tayangan itu tentu saja tidak netral,

namun mengandung kesan demikian karena disampaikan secara naratif

(Mulyana,1997: 97-98).

Sedangkan dari sisi sifat pesan, Linda Kaid (dalam Putra, 2007)

menjelaskan, iklan dapat digolongkan menjadi iklan positif dan iklan negatif.

Iklan positif adalah iklan yang memuat keunggulan dari sebuah kontestan yang

dipasarkan. dan iklan negatif adalah iklan tentang kelemahan pesaing.

Dalam penelitian ini, penulis mengkategorisasikan iklan politik televisi

yang telah dipilih sesuai dengan kategori tehnik penyampaian pesan menurut

Devlin dan Linda Kaid.

A. Kategorisasi Penyampaian Pesan Iklan Politik di Televisi Tiap Kandidat

Pemilu 2009.

1. Iklan Megawati-Prabowo (Iklan Negatif) Versi “Pro Keluarga Pro

Rakyat”

Page 87: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Kenaikan harga yang terus menerus pada masa pemerintahan yang sedang

memimpin menjadi fokus pada iklan politik yang disodorkan oleh tim kampanye

pasangan Megawati dan Prabowo. Permasalahan tingginya harga bahan bakar dan

bahan pokok yang berdampak kesengsaraan rakyat dikemas dalam iklan berdurasi

satu menit dengan narasi yang tegas dan cuplikan-cuplikan gambar

memperlihatkan indeks kenaikan harga sembako (sembilan bahan pokok) dan

ilustrasi kesulitan rakyat.

Pada awal iklan, dinarasikan bahwa “tingginya harga sangat

menyengsarakan kita semua. Para pekerja mengalami kesulitan untuk membeli

bahan bakar minyak dan transportasi, serta berdampak pada kekurangan

pangan”. Hal ini ditegaskan dengan menunjukan gambar sebuah keluarga sedang

berada di meja makan dan setiap malamnya jatah makan malam mereka semakin

berkurang.

Harga yang menyulitkan rakyat tersebut lalu dikaitkan dengan kinerja

pemerintah yang sedang memimpin (pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono).

Disebutkan dalam narasi iklan tersebut, “Sementara pemerintah berkata bahwa

ekonomi kita kuat, bahan bakar dan pangan jauh lebih murah. Kenyataannya

setelah lima tahun hanya janji kosong belaka. Sembako hampir 50% lebih tinggi

Page 88: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

dari tahun 2004 dan ini berarti uang anda hanya mampu membeli sedikit saja”.

Disini ditunjukkan dengan gambar indeks kenaikan harga.

Dari persoalan ini Megawati dan Prabowo kemudian berupaya akan

membawa perubahan dengan harga kebutuhan rakyat. Dalam narasi dikatakan

bahwa Megawati yang merupakan ibu negara pada masa kepemimpinannya

mampu membuat harga sembako dan harga minyak tanah murah dibanding saat

ini, dan Prabowo seorang mantan jendral dan ketua HKTI (Himpunan Kerukunan

Tani Indonesia), akan menjalankan delapan program unggulan agar harga tersebut

mampu dijangkau rakyat apabila mereka dapat terpilih menjadi presiden dan

wakil presiden masa pemerintahan 2009-2014.

Page 89: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2. Iklan SBY-Boediono (Iklan Positif) Versi “Dari Rakyat Untuk Rakyat”

Iklan kampanye politik pasangan SBY dan Boediono menggambarkan

tentang bagaimana latar belakang calon presiden dan wakil presiden yang

mendapat nomor urutan dua ini. Dengan tema dari rakyat untuk rakyat, dalam

durasi iklan satu menit diceritakan bagaimana SBY dan Boediono pada awalnya

juga berasal dari keluarga yang sederhana sama seperti rakyat biasa. Gambar yang

tersusun didalam iklan merupakan kumpulan foto pribadi dari kedua calon

pasangan. Di awal iklan ditampilkan foto-foto keluarga SBY dan Boediono

sewaktu kecil, rumah tempat tinggal mereka menghabiskan masa kecil dan masa

muda keduanya yang menunjukkan kesederhanaan layaknya rakyat biasa.

Kemudian alur berlanjut dengan menyampaikan bahwa mereka memulai

karir juga dari bawah, SBY dari seorang prajurit dan Boediono seorang guru.

Disini ditunjukkan poto SBY ketika masih menjadi prajurit dengan corengan khas

diwajahnya dan foto Boediono bersama murid-murid.

Page 90: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Dari semua permulaan yang menggambarkan latar belakang SBY-

Boediono dan bagaimana awal karir mereka, kemudian dijelaskan melalui narasi

bahwa SBY-Boediono bekerja untuk mengabdi dan tidak memperkaya diri,

menjalankan amanat, bekerja dengan penuh dedikasi dan kesungguhan karena

mereka dekat dengan rakyat, asal usul mereka. Hal ini dipertegas dengan teks

“mereka berasal dari rakyat, mereka mengabdi untuk rakyat” pada gambar iklan

tersebut.

3. Iklan JK-Wiranto (Iklan Positif) Versi “Kepositifan JK”

Tim kampanye JK dan Wiranto merepresentasikan JK dalam bentuk

singkatan-singkatan kata JK yang kepanjangannya menyiratkan kepositifan-

kepositifan dari seorang Jusuf Kalla. Singkatan-singkatan tersebut diutarakan oleh

berbagai kalangan, dengan bentuk layaknya suatu wawancara. Kepositifan-

kepositifan yang ditunjukkan dalam bentuk singkatan itu antara lain “Jaga

Keharmonisan” , diutarakan oleh beberapa orang yang berpakaian khas dari tiap-

tiap agama yang ada di Indonesia; “Jerat Koruptor” diucapkan oleh sekelompok

mahasiswa; “Jutaan Kesempatan” oleh seorang pekerja dan lain sebagainya.

Semuanya dikemas dalam iklan berdurasi 30 detik dan jingle yang menarik.

Page 91: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

B. Deskripsi Responden

Latar belakang, pengalaman, kebiasaan, kebutuhan dan lingkungan dapat

mempengaruhi seseorang dalam mempersepsi segala sesuatu. Berlaku juga ketika

seorang pemilih melihat sebuah iklan kampanye. Informan pertama hingga

keempat pada penelitian, adalah pelajar yang masih menempuh studi di Sekolah

Menengah Atas (SMA), informan kelima hingga kedelapan, adalah mahasiswa

perguruan tinggi, dan informan kesembilan hingga keduabelas adalah informan

yang telah bekerja.

1. Informan Pertama

Nama : Alfiana Amrin Rosyadi

Jenis Kelamin : perempuan

Uang Saku per bulan : Rp 150.000,-

Page 92: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Pelajar kelas 3 SMA Negeri 3 Surakarta ini mengaku cukup sering

melihat iklan politik pasangan calon presiden dan wakil presiden yang

disiarkan di televisi. Dari ketiga pasangan calon yang mengikuti pemilu

2009, ia menyukai duet SBY dan Boediono. Hasil kinerja SBY yang telah

menjabat lima tahun sebagai presiden periode 2004-2009 dinilainya bagus.

Namun meski telah menyukai SBY-Boediono, tidak lantas membuat gadis

yang gemar membaca dan menonton dorama ini tidak menggubris iklan

politik selain milik SBY-Boediono. Semua iklan politik dari setiap

kandidat juga ia perhatikan. Orang tuanya yang berprofesi guru tidak

memiliki kecondongan terhadap partai politik tertentu.

2. Informan Kedua

Nama : Annisa Mustika Sari

Jenis Kelamin : Perempuan

Uang Saku per bulan : Rp 200.000,-

Annisa, pelajar kelas 3 SMA Negeri 1 Surakarta, mengaku sering

melihat iklan politik capres-cawapres di televisi. Hampir semua iklan

setiap pasangan dia perhatikan, tetapi iklan JK- Wiranto mendapat ekstra

perhatian dibanding yang lain. Gadis yang gemar menulis ini memiliki

simpati yang lebih terhadap pasangan JK dan Wiranto. Ayahnya yang

seorang PNS dan ibunya pekerja wiraswasta merupakan simpatisan partai

Golkar (Golongan Karya).

3. Informan Ketiga

Nama : Okvan Dwi P

Page 93: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Jenis Kelamin : Laki-laki

Uang Saku per bulan : Rp 200.000,-

Responden ketiga okvan, hobi bermain drum, ia mengatakan cukup

sering melihat iklan politik capres-cawapres di televisi. Semua iklan itu ia

tonton sambil lalu. Dari ketiga pasangan calon, pelajar kelas 3 SMA

Negeri Surakarta ini belum menentukan mana yang ia sukai. Karena pada

dasarnya okvan mengaku belum memiliki minat terhadap politik. Orang

tua okvan bekerja sebagai seorang wiraswasta dan tidak memiliki

kecondongan terhadap partai politik tertentu.

4. Informan Keempat

Nama : Diptanta Wahyu Jati Nugraha

Umur : 18 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Uang Saku per bulan : Rp 150.000,-

Mengaku sering melihat iklan politik kampanye ditelevisi. Semua

iklan dari pasangan JK, Mega dan SBY ia tonton tapi paling hanya sekedar

melihat gambarnya dan tidak terlalu memerhatikan isinya. Menurut

Diptanta, jabatan presiden itu seharusnya diisi oleh kaum pria, seperti yang

diajarkan dalam agama keyakinannya yaitu agama islam. Oleh karena itu

ia tidak memiliki simpati terhadap pasangan Mega-Prabowo. Penggemar

olah raga futsal ini lebih menyukai pasangan SBY-Boediono. Alasan

pelajar kelas tiga SMAN 4 Surakarta ini mendukung SBY adalah latar

belakang SBY yang berasal dari militer. Pemimpin yang berasal dari

Page 94: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

militer, menurut dia biasanya sukses dalam memimpin Indonesia. Orang

tua Diptanta bekerja sebagai PNS, dan partai politik yang diminati oleh

orang tuanya ialah Partai Amanat Nasional.

5. Informan Kelima

Nama : Farah Aria Rendra

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Uang Saku per bulan : Rp 400.000,-

Mengaku sering melihat iklan kampanye politik di televisi.

Mahasiswi FKIP jurusan pendidikan kimia ini, mengatakan bahwa dari

ketiga calon pasangan dia belum menentukan ketertarikan terhadap

padangan tertentu. Semua iklan kampanye politik dari setiap pasangan

capres-cawapres diakuinya ditonton hanya sambil lalu. Pekerjaan orang

tua Farah adalah guru (PNS), mereka memiliki kecondongan terhadap

partai politik Golkar.

6. Informan Keenam

Nama : Tuning Wijayanti

Umur : 19 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Uang Saku per bulan : Rp 300.000,-

Tuning, mahasiswi FKIP jurusan pendidikan ekonomi, mengaku

sering melihat iklan kampanye di televisi. Dari ketiga kandidat capres-

cawapres, dia belum memiliki pasangan yang dijagokan. Oleh karena itu

Page 95: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

tuning yang merupakan pecinta alam ini memperhatikan semua iklan

setiap pasangan kandidat. Orang tua tuning bekerja sebagai buruh, dan

mendukung partai demokrat.

7. Informan Ketujuh

Nama : Luluk Fajri

Umur :20 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Uang Saku per bulan : Rp 500.000,-

Luluk, mahasiswi FKIP jurusan pendidikan kimia, mengaku sering

melihat iklan kampanye di televisi. Dari ketiga kandidat, dia memiliki

simpati lebih terhadap pasangan JK-Wiranto. Setiap ada iklan kampanye

politik yang baru dari tiap kandidat pasti dia tonton tapi iklan milik JK

diperhatikan secara lebih. Orang tua Luluk bekerja sebagai PNS dan

memiliki kecondongan terhadap partai amanat nasional.

8. Informan Kedelapan

Nama : Listiyo Budi Santoso

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Uang Saku per bulan : Rp 300.000,-

Tiyo, mahasiswa FISIP jurusan Sosiologi, mengaku sering melihat

iklan kampanye di televisi. Dari ketiga kandidat, dia belum memiliki

jagoan tentang siapa yang diharapkan menang dalam pertarungan pemilu

capres-cawapres 2009. Semua iklan dari setiap pasangan dia lihat sampai

Page 96: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

habis dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Orang tua Tiyo bekerja

sebagai guru SD dan tidak memiliki kecenderungan menyukai partai

tertentu.

9. Informan Kesembilan

Nama : Miftah Abdurrozak

Umur : 19 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Penghasilan per bulan : Rp 300.000,-

Banyaknya iklan politik yang bermunculan ditelevisi, mau tidak

mau membuat miftah sering melihatnya. Semua iklan politik tersebut dia

tonton dan perhatikan. Mahasiswa yang juga bekerja sebagai penjaga

masjid ini menganggap kinerja pada masa kepemimpinan SBY itu bagus.

Sehingga menjadi nilai lebih bagi SBY dibandingkan pasangan yang lain.

Orang tua yang bekerja sebagai petani tidak memiliki kecondongan

terhadap partai tertentu.

10. Informan Kesepuluh

Nama : Iin Andriani

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Penghasilan per bulan : Rp 400.000,-

Iin, penjaga sebuah toko pakaian, mengaku sering melihat iklan

kampanye di televisi. Semua iklan dari setiap kandidat capres-cawapres ia

tonton meski ia sendiri condong menyukai SBY-Boediono. Ayah Iin

Page 97: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

bekerja sebagai sopir bus pariwisata dan ibunya membuka warung di

rumah. Orang tua Iin memiliki kecenderungan mendukung partai

Demokrat.

11. Informan Kesebelas

Nama : Widi Irawan

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Penghasilan per bulan : Rp 500.000,-

Widi, satpam perumahan Fajar indah, mengaku setiap iklan

kampanye yang ia tonton, ia perhatikan sampai habis. Semua iklan

kampanye setiap pasangan calon capres-cawapres ia tonton walaupun ia

hanya menyukai pasangan SBY-Boediono. Orang tua widi bekerja swasta

dan pendukung partai Hanura.

12. Informan keduabelas

Nama : Frenky Deswanto

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Penghasilan per bulan : -

Frenky, lulusan SMK, mengaku sering melihat iklan kampanye

ditelevisi. Setiap iklan ia tonton sambil lalu, pekerja serabutan ini juga

tidak memiliki kecondongan terhadap pasangan tertentu. Orang tua Frenky

tidak bekerja, dan mereka mendukung partai yang mengusung pasangan

SBY-Boediono yaitu demokrat.

Page 98: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Selama masa kampanye pemilihan umum calon presiden dan calon wakil

presiden 2009, sering kita melihat iklan tentang capres-cawapres wira-wiri

muncul di media televisi. Pemerhati masalah internasional dari Universitas

Airlangga, T. Yulianti menulis pada harian Suara Pembaharuan bahwa gejala

politik di Indonesia telah memasuki era yang baru. Yulianti menulis:

“Perkembangan demokrasi di tanah air memasuki era baru yang ditandai dengan kebangkitan para media strategis, image makers dan konsultan politik di belakang tim sukses kampanye para calon presiden. Indonesia telah memasuki era “President for Sale” di mana kemenangan kandidat dalam pemilu akan sangat ditentukan oleh kepiawaian konsultan politik dan biro iklan dalam menjual isu, image dan janji-janji politisi yang menjadi kliennya. Iklan-iklan politik di televisi menjual kandidat presiden, seperti produsen menjajakan produk sabun dan sikat gigi.”

Iklan-iklan politik tersebut telah dirancang sedemikian rupa guna menarik

suara dari pemilih. Kandidat wakil presiden, Wiranto, dalam diskusi bertajuk

“Dengan Iklan Politik Menuju Kontrak Politik”, yang dilaksanakan oleh Asosiasi

Pascasarjana Komunikasi Universitas Indonesia, November 2008, mengatakan

media telah digunakan untuk menjangkau target konstituen politik, mencapai

tujuan politik, dan mengatasi hambatan-hambatan komunikasi secara geografis

ataupun psikografis mengingat besarnya jumlah dan luasnya sebaran kontituen.

Peran media yang telah sedemikian maju dibanding pada pemilu-pemilu

sebelumnya memacu lahirnya iklan-iklan politik TV dan perkembangan politik

Indonesia dewasa ini menempatkan citra sebagai prioritas penting. (Wiranto,

2008)

Page 99: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Iklan politik televisi pertama kali muncul di Indonesia pada Pemilu 1999,

dan hingga Pemilu 2009 penggunaannya semakin pesat. Dari sisi konten, iklan

politik pada pemilu 1999 dan 2004, memiliki sejumlah karakteristik. Setiyono

(Danial, 2009: 63-64) menyebutkan, di awal kelahirannya iklan-iklan politik tv

pemilu 1999 tidak berbeda dengan dengan iklan kecap, dalam artian tidak ada

perbedaan antara iklan politik dengan iklan produk. Iklan-iklan politik saat itu,

jelas Setiyono, sebagian besar berisi ajakan untuk mencoblos nomor urut partai

dan memperkenalkan logo partai. Setiyono kemudian mengutip pendapat Deddy

Mulyana, guru besar Fakultas Ilmu Komunikasi dan Pascasarjana Universitas

Padjajaran Bandung, yang mengatakan bahwa unsur terpenting yang ditonjolkan

dalam iklan-iklan olitik TV dalam Pemilu 1999 memberi kesan miskin gagasan

dan tidak banyak berbeda dengan iklan kecap.

Dalam Pemilu Legislatif 2004, kondisi iklan politik TV tidak jauh

berbeda dengan Pemilu 1999. Baru pada Pemilu 2009, iklan politik TV di

Indonesia mengalami perkembangan dengan adanya iklan negatif. Adalah

Wiranto, Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), yang dinilai pertama

kali mencoba mengenalkan bentuk iklan yang bersifat menyerang. Sejak akhir

tahun 2007, Wiranto membuat sejumlah iklan di media massa yang bertendensi

menyerang pemerintah, terutama masalah kemiskinan. Gaya kampanye iklan

semacam ini rupanya kemudian diikuti oleh pasangan capres dan cawapres pemilu

2009, Megawati dan Prabowo dalam iklan bertajuk “Pro keluarga Pro Rakyat”.

Sedang dua pasangan kandidat lainnya tetap mengandalkan iklan politik bersifat

positif.

Page 100: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Dari fenomena ini peneliti kemudian mengkaji mengenai persepsi pemilih

khususnya pemilih pemula terhadap iklan-iklan politik di televisi para calon

presiden dan wakil presiden pada pemilu 2009. Penulis menargetkan penelitian

pada pemilih pemula karena diyakini pemilih yang memiliki ketertarikan dan

keterlibatan yang kurang terhadap kampanye politik, telah menjadikan iklan

politik sebagai sumber informasi mereka tentang kandidat (Kaid dan Holtz, 2008)

A. Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Tiap Iklan Politik Capres dan

Cawapres Pemilu 2009

Dengan dikenal secara luas oleh masyarakat, kesempatan untuk dapat

terpilih dalam pemilihan Presiden dan wakil presiden akan terbuka lebih lebar.

Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang efektif. Terutama jika kita

meninjau fungsi utama media untuk komunikasi massa persuasif, komunikasi

iklan berada di posisi yang strategis. Karena periklanan selain merupakan kegiatan

pemasaran juga merupakan kegiatan komunikasi. Kegiatan pemasaran meliputi

strategi pemasaran, yakni logika pemasaran yang dipakai unit bisnis untuk

mencapai tujuan pemasaran (Kotler, 1991:416). Sementara itu, periklanan

menurut Kamus Istilah Periklanan Indonesia adalah pesan yang dibayar dan

disampaikan melalui sarana media, antara lain: pers, radio, televisi, bioskop, yang

bertujuan membujuk konsumen untuk melakukan tindak membeli atau mengubah

perilakunya (Nuradi, 1996:4).

Seperti halnya fungsi iklan, iklan politik merupakan kegiatan komunikasi

memasarkan kandidat, mempersuasi pemilih agar pemilih mengambil sikap untuk

Page 101: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

memilih kandidat yang dipasarkan. Komunikasi melalui iklan baru akan

efektif apabila komunikator mampu menyampaikan pesan yang membuat sang

komunikan mempersepsi pesan didalam kemasan iklan tersebut sesuai apa yang

ingin komunikator sampaikan dan melakukan tindakan seperti komunikator

inginkan.

Iklan negatif oleh Linda kaid (dalam putra 2007) dijelaskan lebih cepat

dapat menarik perhatian pemilih ketimbang iklan positif. Namun demikian, iklan

negatif tidak selalu memberi citra positif kepada pihak yang menggunakan.

Karena itu, penggunaan iklan negatif harus memperhitungkan risikonya.

Penelitian penulis terhadap persepsi pemilih pemula terhadap iklan negatif Mega-

Prabowo ”Pro Keluarga Pro Rakyat”, iklan positif pencitraan SBY-Boediono

”Pemerintahan Bersih Untuk Rakyat” dan iklan positif JK-Wiranto ”Kepositifan

JK” menunjukkan bahwa dalam mempersepsi iklan negatif (yang bersifat

menyerang) partisipan cenderung menjadi lebih kritis dalam mencerna informasi

ketimbang dengan iklan bersifat positif berisi kebaikan-kebaikan kandidat.

Iklan negatif membuat partisipan lebih bisa menilai kualitas kandidat,

karena dari informasi iklan yang menyerang membuat partisipan membandingkan

track record kinerja antara kandidat penyerang dan kandidat yang diserang.

Sedangkan iklan positif yang bermain dalam pembentukan pencitraan hanya

memperlihatkan sisi baik kandidat, cenderung memanipulasi persepsi pemilih

pemula. Partisipan yang mau tidak mau hanya menyerap informasi hal-hal positif

kandidat, cenderung menjadi pasif menerima begitu saja citraan yang dibuat oleh

Page 102: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

sang pembuat iklan sebagai realitas. Namun dari pengamatan penulis, iklan positif

umumnya lebih dianggap menarik daripada iklan negatif.

Tabel 1.

Persepsi Terhadap Iklan Politik Capres dan Cawapres Pemilu 2009

Dari persepsi-persepsi para partisipan yang terlihat pada tabel 1, ada

beberapa poin yang menjadi catatan peneliti. Ada kecenderungan yang

menunjukkan bahwa persoalan yang sering dibicarakan adalah visi misi dan latar

belakang kandidat. Ketika mempersepsi iklan, kalangan pelajar baik SMA

maupun mahasiswa cenderung lebih detail dalam memberikan penilaian mereka,

dalam arti bagaimana menilai visual iklan tersebut dan kaitannya dengan kinerja

No. Iklan Politik Pandangan Pemilih Pemula Terhadap Iklan

Politik

1. Iklan politik Megawati

dan Prabowo

- Memberikan informasi keadaan perekonomian

Indonesia dan memberikan janji/visi misi

- mengkritisi salah satu lawan politik.

- ditujukan untuk kalangan menengah ke bawah

- track record Megawati kurang baik

2. Iklan SBY dan

Boediono

- Memberikan informasi tentang latar belakang

kandidat

- kandidat memiliki kesan citra yang baik

- isi pesan kurang berbobot karena tidak adanya visi

dan misi kedepan

3. Iklan JK dan Wiranto - Visualisasinya menarik, kreatif dan lucu

- umumnya berpendapat isi pesan kurang jelas (visi

misi).

Page 103: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

peserta Pemilu bagi kemajuan Indonesia pada umumnya. Sedangkan kalangan

pekerja lebih menilai dari pengalaman pribadi tentang apa yang sudah kandidat

berikan secara nyata pada kehidupan mereka. Apakah perekonomian partisipan

dari kalangan pekerja ini membaik atau tidak.Untuk lebih jelasnya, akan diuraikan

sebagai berikut:

1. Iklan Politik Mega-Prabowo ( Iklan Negatif Bersifat Menyerang)

Pada penelitian sebelumnya, disebutkan salah satu karakter iklan politik

Indonesia, dari sisi konten, lebih didominasi oleh iklan politik yang bersifat

“santun” dan tidak berbentuk attack campaign (Danial: 2009). Setidaknya, hal itu

mungkin dipengaruhi oleh faktor kultur masyarakat Indonesia yang masuk ke

dalam kategori masyarakat high context culture. Dalam kategori masyarakat

semacam itu, ada hal-hal yang sudah menjadi rahasia umum, namun dinilai tidak

pantas untuk diungkapkan secara terbuka di hadapan publik. Oleh karena itu, iklan

negatif kurang popular dikalangan kandidat politik di Indonesia. Namun ditengah

maraknya iklan politik yang sekedar memperlihatkan sisi baik kandidat, Megawati

dan Prabowo mengeluarkan iklan politik yang cukup eksplisit mengkritisi kinerja

pemerintah.

Ansolabehere mendefinisikan iklan negatif sebagai iklan yang fokus

menyerang kebijakan yang gagal pada lawan politik mereka. “Negative

advertising is defined as advertising that focuses on the policy failures or

undesirable attributes of the opponent” (Ansolabehere et al. 1994). Iklan Mega-

Prabowo menyerang kebijakan pemerintah mengenai kenaikan harga bahan bakar

Page 104: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

dan kebutuhan pokok. Pesan iklan disampaikan dengan menyajikan angka-angka

kenaikan harga dan data-data faktual. Persepsi partisipan terhadap iklan ini

cenderung beragam, dari kalangan pelajar SMA menilai bahwa iklan memberikan

janji yang menarik dan mengkritisi pemerintah. Dari kalangan mahasiswa, ada

anggapan bahwa menawarkan janji-janji; hanya menjelek-jelekkan masa

pemerintahan SBY dan mengusung kemiskinan sebagai hal yang basi. Sedangkan

kalangan pekerja, mengakui iklan ini menarik karena mengusung kemiskinan dan

janji menurunkan harga, namun satu partisipan mengangap biasa saja karena

isinya memojokkan lawan politik lain.

Dari sisi konten, Setiyono (2008: 51-52) berpendapat seharusnya iklan

politik baik di televisi maupun media lain lebih berorientasi pada isu atau

program yang dijanjikan para politikus. Iklan politik juga seharusnya memuat

visi dan misi yang bisa dijadikan dasar pijakan bagi pemilih untuk

menentukan pilihan. Iklan politik Mega-Prabowo versi “Pro Keluarga Pro

Rakyat” nampaknya memenuhi kriteria yang diajukan oleh Setiyono.

Kemiskinan menjadi isu yang diangkat oleh tim kampanye dan Mega-

Prabowo memberikan janji akan memperbaiki perekonomian Indonesia.

Secara verbal, iklan politik Mega-Prabowo mengungkapkan

keprihatinannya akan kehidupan ekonomi rakyat kecil dan juga

membandingkan masa pemerintahan yang sedang dipimpin oleh SBY dengan

masa kepemerintahan Megawati. Melalui narasi dan data indeksial harga

kebutuhan pokok yang terus menerus naik selama dibawah kepemimpinan

SBY, iklan Megawati-Prabowo menyerang pemerintahan SBY dengan

Page 105: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

mengatakan hanya memberikan janji kosong belaka. Pemerintah dianggap

telah gagal dalam mengurusi perekonomian Indonesia dan mengklaim

perekonomian ketika dibawah kepemimpinan Megawati lebih baik.

Ada kecenderungan persepsi yang menarik diantara partisipan yang

penulis amati pada iklan politik Mega-Prabowo, partisipan perempuan

umumnya menilai iklan ini tidak menarik karena menjelek-jelekkan salah satu

pihak kandidat lain, sedangkan partisipan pria berpendapat menarik karena

janji-janjinya yang disampaikan menarik tanpa menyinggung persoalan bahwa

Mega-Prabowo menyerang kebijakan pemerintah.

Dari kalangan pelajar SMA, Diptanta berpendapat bahwa iklan Mega

dan Prabowo menarik dan berbobot karena dari isu permasalahan dan janji-

janji yang disampaikan dalam iklan, pemilih jadi mengetahui apa yang akan

dilakukan oleh kandidat jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. Hal

tersebut juga diungkapkan oleh Listiyo dari kalangan mahasiswa dan Miftah

dari kalangan pekerja. Listiyo mengatakan:

“Saya memandang disini tujuan mereka untuk kampanye, untuk menyampaikan visi dan misi. Dan sebuah visi dan misi itu kalau dalam sebuah ranah politik, visi dan misi itu bisa menimbulkan sebuah janji, nah janji-janji itu yang sebenarnya mereka tawarkan kepada masyarakat. Dan saya pikir, sasaran dari kampanye mereka adalah masyarakat bawah. Masyarakat-masyarakat mikro, dalam artian masyarakat-masyarakat kalangan menengah ke bawah indonesia.”

Lebih lanjut Listiyo mengungkapkan bahwa informasi pesan yang

disampaikan di iklan Politik Mega-Prabowo cukup lengkap dan menarik.

Dimana disitu dijelaskan keadaan kehidupan rakyat kelas menengah ke

bawah, sedikit profil tentang latar belakang Megawati dan Prabowo serta visi

Page 106: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

misi mereka ke depan dalam memperbaiki situasi di Indonesia. Namun data

dan fakta yang diberikan relatif diragukan kebenarannya.

“ee.. iklan itu, kalo yang iklan ini menurut saya menarik si. Kalo untuk ukuran ee,, masyarakat-masyarakat ee.. yang mungkin dalam iklan ini termuat. Maksudnya kalau di situ tadi ada petani... ada masyarakat kelas bawah dan ada juga pedagang dan sebagainya..itu, iklan untuk mereka cukup menggiurkan. Cukup.. apa ya, mungkin janji yang ditawarkan oleh pasangan ini. Untuk masyarakat tersebut cukup mengena. Tapi kalau menurut saya, iklan ini kurang bersifat luas, maksudnya universal. Misalnya ehmm, ya oke lah kalau memang mega dan prabowo itu mengusung ekonomi kerakyatan, ekonomi yang ditujukan untuk masyarakat indonesia, utamanya tentang kemiskinan. Tapi kalau saya lihat dari iklan ini, itu data dan fakta yang diutarakan oleh iklan ini kurang kuat, bukti yang menyertainya tidak ada. Dan ini menurut saya bersifat spekulatif. Kalau boleh saya bilang itu menurut versi mereka. Jadi seperti itu.”

Data dan fakta yang disini mengacu pada narasi yang mengatakan

“setiap pagi para pekerja tak mampu membeli bahan bakar minyak dan

transportasi, uang mereka terus menipis, setiap malam kekurangan pangan”.

Fakta yang tentang narasi tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan karena

tidak adanya data tentang tingkat kemiskinan Indonesia dari lembaga yang

resmi.

Di kalangan partisipan perempuan, persepsi tentang data dan fakta

yang diragukan kebenarannya juga tak juga dikemukakan oleh mereka.

Alfiana, dari kalangan pelajar SMA, ia melihat iklan ini hanya mengkritisi

pemerintah dari satu sisi yaitu perekonomian. Dan data yang diperlihatkan

tentang pemerintah hanya informasi mengenai kebijakannya yang buruk saja.

Sedangkan di pihak Megawati informasi yang ditunjukkan hanya tentang

keberhasilan Megawati. Namun keberhasilan Megawati yang ditunjukkan

pada iklan sendiri dinilai Alfiana kurang bisa dibanggakan.

Page 107: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

“Isinya biasa lah, ee.. cuma sekedar mengkritisi pemerintah. ee..dan ia hanya menampilkan dari sisi ekonomi aja gitu lho mengkritisinya, enggak dilihat dari sisi bagusnya, maksudnya ee.. perbandingannya. Lagipula dia mengatakan mega gitu, pas jamannya tu harga sembako murah, iya harga sembako murah..hutangnya banyak..trus aset-aset dijual.”

Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Kacung Marijan, menilai

efektifitas iklan politik yang menyerang kebijakan yang dibuat oleh lawan

politiknya sangat tergantung pada bagaimana rakyat melihat track record

pihak yang beriklan (Danial, 2009: 230). Hal ini terbukti pada penelitian yang

dilakukan penulis. Proses penilaian persepsi partisipan menanggapi pesan

verbal iklan politik Mega-Prabowo diikuti juga oleh pengetahuan partisipan

mengenai track record Mega-Prabowo.

Di pertengahan periode tahun 1999-2004, tepatnya tahun 2001-2004,

Megawati pernah menduduki kursi kepresidenan menggantikan Gusdur. Ia

menjadi presiden RI ketika situasi ekonomi Indonesia sedang mengalami

krisis. Warisan utang dan kemampuan keuangan negara yang sangat berat saat

itu membuat presiden ke-5 RI ini mengambil beberapa jalan yang sangat tidak

populer, yaitu melego saham BUMN, menguras simpanan pemerintah, dan

menjual aset Badan Penyehatan Perbankan Nasional.

Di dalam iklan, Megawati mencoba membentuk citra yang baik

dengan menyerang lawan politik SBY untuk memperlihatkan perbandingan

bahwa perekonomian Indonesia ketika di bawah kepemimpinan Megawati

lebih baik daripada SBY. Disebutkan pada masa pemerintahan SBY harga-

harga kebutuhan pokok serba naik dan menyengsarakan rakyat, sedangkan

pada masa pemerintahan Mega harga-harga lebih terjangkau. Ilmuwan

Page 108: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

komunikasi politik Universitas Indonesia, Effendi Gazali, terkait dengan iklan

yang bersifat menyerang menyatakan iklan semacam itu sah-sah saja sejauh

berdasarkan data valid dan dinilai positif karena mendorong pemilih untuk

menilai para calon presiden pada Pemilu 2009, berdasarkan rekam jejak,

bukan berdasarkan sanjungan saja.

Pada iklan Mega-Prabowo informasi yang seharusnya mendukung

pembentukan citra Mega lebih baik daripada SBY nampaknya tidak sejalan

dengan persepsi partisipan terutama mengenai track record Megawati.

Umumnya mereka berpendapat bahwa track record atau kinerja Megawati

dulu juga terbilang tidak bagus. Farah, misalnya, menyatakan:

“...disini tu kesannya iklan ini tu menjelek-jelekkan masa.. apa, masa pemerintahannya SBY. Menganggap tu kesannya bahwa SBY tu cuma me..apa ya istilahnya, ga ada yang bermanfaat untuk masyarakat dengan naiknya harga seperti ini-seperti itu. Padahal kan itu memang ada alasannya tersendiri dan disini sepertinya pasangan megawati dan prabowo kesannya membesarkan nama mereka yang dulu kan mega tu presiden menganggap bahwa masanya tu lebih baik daripada sekarang tapi kok menurut saya kok enggak ya, buktinya waktu megawati mencoba untuk mencalonkan lagi tapi tidak jadi, itu kan sebagai bukti bahwa masyarakat tu ga percaya dengan negara itu diperintah oleh megawati lagi.”

Beberapa partisipan dari kalangan kelas menengah ke bawah yang

ditargetkan sebagai subyek yang dituju oleh Megawati dan Prabowo pada

iklan ini pun juga mengatakan bahwa masa pemerintahan Megawati tidak

lebih baik seperti yang diutarakan. Tidak seperti kalangan pelajar yang melihat

kinerja Megawati secara luas, kalangan pekerja melihat dari sudut bagaimana

kehidupannya saat itu. Keadaan ekonomi yang tidak lebih baik menjadi titik

tolak bahwa Megawati juga tidak membawa keberhasilan di masanya. Iin

mengatakan :

Page 109: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

“Megawati menurut saya belum layak untuk menjadi presiden, itu terbukti pada masa kepemimpinannya saya tidak merasakan dampak perubahan yang lebih baik dari sebelumnya, keluarga saya tetap pas-pasan.”

Begitu juga dengan pendapat Widi yang merupakan satpam di

perumahan Fajar Indah, ia mengatakan bahwa iklan yang disampaikan

memang bagus tapi dulu harga-harga menurut dia sama saja mahalnya. Disini

nampak jelas adanya persepsi yang berbeda akan track record keberhasilan

kepemimpinan yang dicapai menurut tim kampanye Mega dengan kalangan

pemilih pemula.

Secara non verbal, iklan Mega-Prabowo memperlihatkan gambaran

masyarakat kalangan menengah ke bawah. Gambaran sejatinya ditonjolkan

oleh pembuat iklan untuk mendukung narasi yang mengangkat tentang isu

kemiskinan. Namun sayangnya strategi ini dirasa kurang tepat untuk menggaet

simpati masyarakat Indonesia. Direktur Indonesian Research and development

Institute (IRDII), Notrida Mandica Nur menjelaskan bahwa memanfaatkan

gambaran orang miskin dalam iklan politik justru memberikan citra buruk.

Berdasarkan survei nasional IRDI tanggal 6-13 Oktober 2008 terhadap 2.000

responden di seluruh Indonesia, 44,35 persen responden menyatakan tidak

setuju terhadap iklan kampanye parpol yang menampilkan gambar orang

miskin. Sedangkan 69 persen tidak setuju jika iklan kampanye menonjolkan

kelemahan partai lain.

Tuning, partisipan dari kalangan pelajar, juga menunjukkan kesan

kurang menyukai terhadap iklan yang memberikan gambaran orang-orang

miskin. Seolah sudah cukup sering isu tentang kemiskinan diangkat namun

Page 110: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

tidak membuahkan hasil, bahkan ketika dulu Indonesia dipimpin oleh

Megawati.

“Cuma gambaran orang-orang miskin kayak gitu, itu kan uda basi. Uda gitu tadi kan dia bilang buat apa janji, padahal kan pada masa pemilihan dia juga ga jauh beda, malah dia ee.. sering apa, malah dia pernah berjualan pulau, jadi iklan itu menurut saya tidak tepat, yang ditahun ini dia akan membuat perubahan padahal di tahun dia juga sama aja.”

2. Iklan Politik Televisi Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono (Iklan

Positif Pembentukan Citra)

Pada pemilu presiden tahun 2004, kemenangan pasangan SBY-JK

merupakan hasil dari kekuatan “citra” yang dikemas secara apik oleh tim

komunikasi sehingga mampu mengalahkan pasangan Mega-Hasyim. Pada pemilu

presiden tahun 2009. SBY bersama pasangan calon presidennya yang baru,

Boediono, kembali mengedepankan pencitraan positif figur kandidat. Citra adalah

gambaran manusia mengenai sesuatu, atau jika mengacu pada Lippman, citra

adalah persepsi akan sesuatu yang ada di benak seseorang dan citra tersebut tidak

selamanya sesuai dengan realitas sesungguhnya.

Menurut Akmad Danial (2009:232), iklan-iklan yang lebih “menjual”

karakteristik personal atau kualitas yang ada pada kandidat, seperti latar belakang,

pengalaman, langkah atau prestasi yang dicapai sebelum pencalonan, karakter dan

sebagainya terkadang dibuat secara artificial dan bahkan hanya menutupi track

record kandidat yang sebenarnya. hal ini dikarenakan realitas yang ditampilkan

dalam media adalah realitas yang sudah diseleksi—realitas tangan kedua

(Rakhmat, 2002: 224). Dalam artian apa yang ditampilkan dalam media telah

Page 111: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

melewati tahap seleksi atau gate keeping. Begitu juga dengan iklan politik yang

disiarkan di media televisi.

Iklan politik SBY-Boediono memperlihatkan kualitas kandidat dengan

penggambaran mengenai latar belakang kedua pasangan. Latar belakang yang

berasal dari keluarga sederhana menjadi pesan utama yang disampaikan untuk

menimbulkan rasa kesamaan dengan latar belakang rakyat Indonesia pada

umumnya. Dengan begitu, menimbulkan citra bahwa SBY dan Boediono bisa

merasakan apa yang dirasakan rakyat kecil dan akan berjuang demi rakyat.

Seluruh partisipan dari ketiga kalangan umumnya memiliki pendapat iklan

ini menarik dan hanya satu yang menjawab tidak menarik dari kalangan pelajar

SMA. Persepsi dari kalangan SMA iklan ini secara menarik memberikan

informasi tentang latar belakang SBY dan Boediono, namun ada satu partisipan

menganggap konten yang diberikan kosong karena tidak adanya visi dan misi

yang disampaikan. Sedangakan kalangan mahasiswa berpendapat tidak adanya

visi dan misi tidak mengurangi daya tarik iklan, karena informasi latar belakang

kandidat juga penting untuk mengetahui pribadi kandidat walaupun ada salah satu

kandidat yang menganggap informasi yang diberikan subyektif, hanya tentang sisi

positif saja. Dari kalangan pekerja, persepsi yang timbul beragam antara lain

informasi yang diberikan kurang, memperlihatkan kepribadian kandidat yang baik

dan informasi yang kurang meyakinkan membuat orang percaya karena terlihat

hanya sebagai sampul saja.

Iklan politik di media televisi memiliki kemampuan menggabungkan

pesan verbal dan nonverbal dalam format audio-visual. Melalui televisi, apa

Page 112: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

yang ingin disampaikan oleh kandidat politik dapat tersimulasikan dalam

rangkaian gambar dan audio. Setiap individu yang melihat iklan akan

menginterpretasikan iklan tersebut sesuai dengan pandangan mereka sehingga

menimbulkan emosi tertentu. Pandangan tersebut adalah persepsi. Menurut

Lazarfeld et al (dalam Brader, 2006), semua jenis propaganda pada dasarnya

adalah permainan emosi publik. Baden (dalam Brader, 2006) menambahkan

bahwa iklan politik pada intinya lebih ditujukan untuk menggugah aspek

emosional dibanding intelektual. Dan dalam masyarakat Asia, seperti

dikemukakan oleh Kaid (2006: 451), iklan dengan nuansa emosional yang

menggunakan bahasa dan gambar yang membangkitkan perasaan atau emosi

tertentu, seperti rasa gembira, patriotisme, kemarahan atau kebanggaan lebih

disukai dan efektif.

Iklan semacam itulah yang dibuat oleh SBY dan Boediono dalam iklan

politik versi “Pemerintahan Bersih Untuk Rakyat”. Secara verbal rangkaian

informasi melalui narasi mengenai perjalanan karier SBY dan Boediono, dari

awal mula semasa kecil, membentuk persepsi para partisipan seolah menjadi

mengenal sosok pribadi kandidat dan perasaan emosional memiliki satu

kesamaan sebagai rakyat biasa. Dan dari pengamatan penulis, partisipan

perempuan menyukai jenis iklan semacam ini. Alfiana, mengatakan:

“Iklan ini nunjukkannya yang lucu gitu, tentang sejarah mereka berdua. Sejarah mereka berdua tu juga dari rakyat biasa, jadi rakyat tu oh jadi mereka juga uda pernah merasakan penderitaan yang sama, jadi dari bawah bener-bener bukan dari yang anak proklamator atau apa lah anak penggede, mereka bener-bener dari bawah, mereka berusaha hingga akhirnya seperti sekarang.”

Di antara tiga calon presiden yang maju bertarung dalam Pemilu

Presiden 2009, Susilo Bambang Yudhoyono adalah satu-satunya calon yang

Page 113: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

tidak membawa embel-embel nama besar keluarga. Kedua calon lainnya,

Muhammad Jusuf Kalla, menyandang nama besar ayahnya, Hadji Kalla,

seorang saudagar sukses. Sedangkan Megawati Soekarnoputri merupakan

putri dari Ir. Soekarno, sang proklamator dan Presiden RI yang pertama.

Menindaklanjuti tentang informasi latar belakang SBY-Boediono,

peneliti kemudian bertanya, apakah Alfi mempercayai dengan pesan yang

disampaikan dari iklan tersebut? Ia menjawab:

“Saya si percaya dengan apa yang disampaikan di iklan itu, percayanya tu mereka tu bener-bener mengabdi untuk rakyat karena SBY tu kan awalnya dari TNI, dia membela demi segenap tumpah tanah air gitu ya kemudian kalau pak Boediono kan jadi guru, seorang dosen mengajar, itu kan juga mengabdi kepada bangsa.”

Persepsi yang tak lebih serupa juga diutarakan oleh Iin, penggambaran

SBY dan Boediono pada iklan membuatnya percaya dengan tagline yang

mereka usung yaitu “Pemerintahan Yang Bersih Untuk Rakyat”. Bahwa SBY

dan Boediono akan mengabdi kepada rakyat dan tidak memperkaya diri.

Berbeda dengan partisipan perempuan, partisipan pria menanggapi

iklan politik SBY-Boediono dengan lebih kritis dan beragam. Diptanta

misalnya, ia menilai bahwa iklan yang hanya menonjolkan pencitraan pribadi

kandidat merupakan iklan yang tidak berbobot karena ketidakadaan informasi

visi dan misi dari kandidat. Diptanta mengatakan:

“Kalau liat dari iklannya. Menurut saya ya temanya kosong kurang berisi. Ya kalau mega tadi kan berisi iklannya, banyak isinya. Kalau ini kosong, cuma satu intinya dari rakyat untuk rakyat gitu saja, enggak ada kedepannya bagaimana. Kalau mega kan ada prospeknya begini-begini-begini.”

Dengan kata lain, di iklan politik Megawati informasi yang diberikan

cukup lengkap, antara lain mengenai permasalahan kemiskinan yang dihadapi

Page 114: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

oleh negara Indonesia, sekilas latar belakang Megawati dan prabowo, dan

upaya dari Megawati-Prabowo untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Sedangkan iklan SBY-Boediono kurang menerangkan apa yang menjadi visi

dan misi mereka dalam membangun negeri. Dari informasi sebelumnya,

Diptanta mengaku bahwa ia mendukung SBY terpilih sebagai presiden, oleh

kemudian penulis menanyakan apakah iklan SBY yang menurut Diptanta

kosong ini berpengaruh mengubah minatnya kepada SBY? Diptanta kemudian

memberikan pernyataan berikut ini.

“Kalau dari iklannya sih ga minat tapi kan udah suka dulu sama orangnya

dulu jadi tetap minat.”

Penilaian Diptanta tentang tanpa visi misi iklan menjadi tidak berbobot

sangat berbeda dengan pandangan Farah, dari kalangan wanita, tidak adanya

visi dan misi yang disampaikan, hanya informasi latar belakang kandidat,

tidak mengurangi daya tarik iklan ini. Bagi Farah, informasi yang terfokus

pada latar belakang sosok pribadi kandidat justru merupakan suatu awal yang

baik untuk memperkenalkan diri kandidat terhadap masyarakat. Lebih jelas

Farah mengatakan:

“Menurut saya ini bagus ya jadi masyarakat tu melihat dulu bagaimana sih, siapa sih mereka, jadinya kan ohh.. seperti ini, seperti ini. Tentu kalau mereka sudah mengenal, kita sudah mengenal, barulah mereka menurut saya memberikan program visi misi mereka.”

Lain lagi dengan pandangan miftah, dari kalangan pekerja, bagi dia

semua iklan politik itu sama saja. Dalam artian, apa yang ditampilkan dan

disampaikan dalam iklan tidak bisa sepenuhnya dipercayai sebagai

representasi bagaimana kandidat tersebut di realita. Miftah mengatakan:

Page 115: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

“Sama saja ya sebenarnya, kalau iklan kayaknya ga ada bedanya. Kurang..kurang meyakinkan. Bisa saja itu cuma iklan, iklan kan tidak langsung melihat orangnya atau melihat bagaimana dia bekerja. Ya..kelihatannya cuma sebagai sampul saja. Jadi tidak sepenuh bisa membuat orang yang melihat itu bisa percaya.”

Sejalan dengan pendapat Miftah, Listiyo berpendapat bahwa iklan

yang hanya memperlihatkan sisi-sisi kebaikan kandidat saja bersifat kurang

netral. Setiap orang pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan. Jika hanya

sisi positif yang yang diperlihatkan maka pertimbangan-pertimbangan pemilih

menjadi tidak objektif. Namun Listiyo memaklumi dengan adanya iklan

politik pencitraan, menurut dia politik selalu berhubungan dengan kekuasaan,

dan kekuasaan bisa didapat melalui imej yang bagus. Oleh karena itu, tak

heran bila SBY dan Boediono membuat iklan politik tentang pencitraan diri

yang baik sebagai strategi kampanye.

“... Kalau di iklan ini jelas yang dipertunjukan adalah kebaikan sisi-sisi positif dari kedua calon pasangan pak SBY dan Boediono. Kan setiap pasangan memiliki kekurangan dan kelebihan, menurut saya ya..kenapa sisi negatif juga tidak dipertunjukkan agar bisa menjadi bahan pertimbangan-pertimbangan dalam masyarakat. Tapi dalam hal ini, pertanyaan itu bisa saya maklumi soalnya ini adalah politik. Lagi-lagi kita bicara tentang politik. Nah, politik itu kalau kekuasaan menurut saya berasal dari imej yang bagus. dalam hal ini mereka menumbuhkan sebuah imej, sebuah figur yang bagus. dan mengapa mereka mengiklankan ini, menurut saya itu salah satu strategi tim kampanye mereka.”

Lebih lanjut, penulis menanyakan apakah Listiyo setuju dengan iklan

semacam ini? Ia menyatakan kurang setuju, karena menurut dia yang perlu

untuk diketahui dari seorang calon pemimpin itu adalah moralnya. Dengan

hanya menunjukkan kebaikan, masyarakat tidak bisa menyimpulkan moral

seperti apa yang dimiliki oleh SBY dan Boediono. Kurangnya keterbukaan

Page 116: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

atau transparansi mengenai kandidat dalam iklan kampanye semacam ini,

Listiyo anggap kurang cocok dilakukan di negara demokrasi.

“Kalau menurut saya sendiri kurang setuju, soalnya kalau menurut saya pemimpin itu yang penting adalah moral. Moral itu bisa dinilai dari keburukan dan kebaikan seorang pemimpin. Disini cuma ada kebaikan, lalu moral macam apa yang bisa disimpulkan oleh masyarakat kepada pak SBY dan Pak Boediono. Kalau dalam negara demokrasi si menurut saya iklan ini kurang mengena.”

Gambar merupakan salah satu wujud simbol atau bahasa visual yang

didalamnya terkandung struktur rupa seperti garis, bentuk, warna, dan

komposisi. Ia dikelompokan dalam komunikasi non verbal, dibedakan dengan

bahasa verbal yang berwujud tulisan dan ucapan. Upaya memberdayakan

simbol-simbol visual berangkat dari kenyataan bahwa bahasa visual memiliki

karakteristik yang bersifat khas, bahkan istimewa, untuk menimbulkan efek

tertentu pada pengamatnya.

Pada pesan non verbal iklan politik SBY-Boediono, Miftah, dari

kalangan pekerja menganggap visualisasi yang diberikan tidak menarik.

Kandidat menurut Miftah seharusnya juga memberikan perhatian tentang

gambaran masyarakat sekarang ini, tidak hanya menunjukkan kehidupan

pribadi Kandidat saja.

“Kalau secara gambar, saya rasa kurang menarik. Karena dia.. apa ya, didalam iklan itu hanya memeperlihatkan semasa hidupnya saja dari dia berangkat sampai dia menjadi presiden. Seharusnya kan selain itu dia juga menceritakan bagaimana kondisi si indonesia itu sekarang ini. Seperti yang di iklan megawati tadi, lebih baik saya rasa.”

Pesan non verbal lain yang ditangkap oleh partisipan adalah mengenai

figur SBY dan Boediono. Luluk, dari kalangan mahasiswa, menangkap bahwa

figur seorang tentara memberikan kesan SBY sebagai orang yang tegas,

Page 117: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

berwibawa dan memiliki displin tinggi. Sedangkan figur guru yang merupakan

pendidik anak bangsa mengesankan Boediono dapat mengayomi rakyat

dengan baik.

“Ya kalau SBY kan dari tentara, ya otomatis orangnya tegas, berwibawa trus displin. Trus kalau boediono lebih mengayomi, bersifat mendidik jadinya sebagai guru kan lebih mengayomi rakyatnya.”

3. Iklan Jusuf Kalla dan Wiranto (Iklan Positif Testimonial Kepositifan

Kandidat)

Iklan politik televisi, menggabungkan antara audio dan visual menjadi

kesatuan yang saling mendukung. Audiovisual iklan JK-Wiranto dalam

menyampaikan pesan cenderung dinilai partisipan mudah menarik perhatian dan

dan tidak kaku seperti biasanya sebuah iklan politik. Hampir seluruh partisipan

sependapat iklan ini menarik dan hanya satu partisipan yang menyatakan tidak

menarik. Namun sayangnya tidak semua partisipan dapat menangkap pesan yang

terselip dalam iklan. Mereka tertarik dikarenakan lebih karena visualisasinya yang

lucu. Tercatat tujuh partisipan menganggap singkatan-singkatan JK dianggap

masih kurang penjelasannya sehingga kurang tersampaikan apa maksud dan

tujuan dari singkatan-singkatan tersebut.

Durasi iklan JK-Wiranto versi kepositifan JK hanya 30 detik, pesan

pencitraan kandidat disampaikan lebih banyak melalui simbol-simbol dan

permainan kata singkatan-singkatan JK. Simbolisasi-simbolisasi tadi

umumnya menggunakan berbagai metafora, dan diartikulasikan melalui

berbagai tanda di dalam iklan politik mereka.

Page 118: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Kesatuan pesan verbal dan nonverbal pada iklan JK-Wiranto

diungkapkan oleh Listiyo dikemas secara kreatif. Visualisasi kepanjangan dari

singkatan-singkatan huruf J dan K yang diucapkan oleh beberapa orang dalam

iklan menyiratkan visi dan misi JK-Wiranto. Dengan tidak menyampaikan

data-data dan menggunakan perspektif testimonial orang awam mengenai JK,

Listiyo memandang iklan JK-Wiranto lebih aman diterima masyarakat karena

tidak secara gamblang mengumbar janji.

“Di situ secara visual.. tidak dengan gamblang dia mengumbar janji, tidak secara blak-blakan dia menunjukkan kelebihan. itu secara visual menurut saya. Kalau dari sisi pesan dan informasi, kurang lebih sama dengan pasangan lain standar, menarik. Kebetulan sejak pertama saya sudah tertarik dengan cara Jusuf Kalla untuk menyampaikan visi dan misinya. Secara keterbukaan dia lebih unggul diantara pasangan lain, dalam hal ini informasi- informasi yang diberikan cukup jelas walaupun yah.. masih simpang siur mungkin kalau berdasarkan iklan ini. Tapi ya.. cukup kreatif ide dari Pak JK untuk menyampaikan visi dan misinya untuk berkampanye. Informasi itu cukup.”

Tapi berbeda dengan Listiyo, persepsi mengenai iklan JK-Wiranto oleh

partisipan lain lebih banyak dianggap tidak jelas apa yang ingin disampaikan.

Pesan-pesan yang tersirat di dalam singkata J dan K tidak dapat diserap oleh

partisipan lain dengan mudah. Kecenderungan yang ada adalah partisipan

melihat visualisasi iklan politik yang menarik disertai jingle atau musik yang

lucu, namun hanya sebatas enak ditonton. Informasi tentang visi dan misi

kandidat kembali dipertanyakan seperti halnya pada iklan politik SBY-

Boediono. Dengan lugas Diptanta berpendapat.

“Visualisasinya menarik tapi isinya ga ada. Ya kan masa rakyat suruh

percaya sama singkatan-singkatan. La enggak ada buktinya itu.”

Page 119: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Senada dengan Diptanta, Farah dari kalangan mahasiswa, menilai iklan

politik JK-Wiranto hanya sekedar menarik untuk dilihat, dengan adanya

ilustrasi singkatan-singkatan JK. Tapi ia tidak bisa menangkap isi dan maksud

dari iklan tersebut. Ia juga mempertanyakan mengapa tidak ada informasi

mengenai Wiranto sebagai pasangan cawapres JK. Begitu juga dengan

Alfiana, lebih jelas ia mengatakan:

“Secara visualisasinya si menarik, beda.. dalam arti dia.. musiknya lucu. Trus ada kayak singkatan-singkatan gitu tapi secara visualisasi aja lucu. Kalau orang lihat “wah apaan tuh?” ga terlalu politik gitu, kalau orang lihat ga muluk-muluk politik gitu lho, bosen. Awal-awal kan ga sadar kalau itu politik. Tapi ga semua isinya bisa dimengerti karena pake singkatan-singkatan itu beberapa kabur gitu kayak istilah “jangan kelamaan”, jangan kelamaan apa? Kalau lihat gambarnya itu kan cuma bengong kelamaan.”

Persepsi serupa juga terjadi dikalangan pekerja, Iin dan Widi melihat

iklan ini menarik tetapi durasinya yang hanya sebentar dan kepanjangan-

kepanjangan JK tanpa ada penjelasan lebih lanjut dirasa kurang memberikan

informasi yang jelas. Sedangkan Miftah kembali menekankan bahwa semua

iklan politik sama saja. Iklan politik tidak bisa merepresentasikan bagaimana

kandidat itu dengan sejujur-jujurnya. Miftah menyatakan:

“Kalau iklan kan tadi saya sudah bilang iklan itu sebener bagaimana ya. Setiap mungkin kan yang bikin iklan ini bukan dari JK-nya sendiri, mungkin orang lain dibawahnya ya. Itu kan yang membuat iklan kan beda-beda, mungkin membuat iklan sini seperti ini, sini seperti ini, jadi sama saja. Sama saja dari iklan-iklan ini bagaimana ya, tidak bisa.. sepenuhnya merepresentasikan mereka. Mungkin itu cuma kiasan saja dari orang yang membuatnya. Seperti ini, seperti ini, JK seperti ini, begitu.”

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya visualisasi iklan JK-

Wiranto mampu menarik seluruh partisipan dari berbagai kalangan. Perpaduan

antara audio dan visual dikemas secara kreatif sehingga tidak terlihat kaku

Page 120: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

seperti halnya iklan politik pada umumnya. Pesan nonverbal yang

melambangkan keberagaman target yang dituju oleh iklan ini nampak pada

pakaian atau atribut yang dikenakan oleh orang-orang yang diwawancarai

pada iklan. Seperti pandangan Annisa, ia melihat orang-orang yang

diwawancarai tersebut mewakili kelompok-kelompok tertentu.

“Disitu diliatin ada perwakilan dari berbagai kalangan, seperti agama-agama gitu, mahasiswa, anak-anak muda, anak sma gitu, ngasi pendapat tentang kepositifan JK tu gini, kepanjangan JK gini,gini.. misalnya jangan kelamaan, jadi JK akan bertindak cepat dalam menangani suatu masalah.. bagus sih”

Efektifitas iklan JK-Wiranto yang jika dari persepsi partisipan hanya

mengedepankan visual yang bagus, dari pengamatan penulis cukup mendapat

respon yang baik. Meski informasinya dinilai kurang dibanding dengan iklan

Mega-Prabowo, ketertarikan terhadap pasangan kandidat yang dihasilkan dari

iklan ini masih lebih baik daripada milik Mega-Prabowo.

B. Persepsi Pemilih Pemula Mengenai Pengaruh Iklan Politik

Usai memberikan persepsi mereka terhadap iklan politik televisi capres

dan cawapres 2009, setiap partisipan diminta untuk mengemukakan ada tidaknya

pengaruh (effect) iklan politik. Linda Kaid (dalam Putra, 2007) menjelaskan

bahwa ada tiga pengaruh iklan televisi terhadap para pemilih, yakni pengetahuan

pemilih, persepsi terhadap kontestan, dan preferensi pilihan. Pengaruh pertama

ditunjukkan oleh identifikasi nama kontestan atau kandidat yang disebut sebagai

brand name recognition. Untuk identifikasi nama, iklan lebih efektif

dibandingkan komunikasi melalui pemberitaan, khususnya untuk kandidat atau

Page 121: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

kontestan baru. Para pemilih juga lebih mudah mengetahui isu-isu spesifik dan

posisi kandidat terhadap isu tertentu melalui iklan dibandingkan dengan

pemberitaan. Pemilih yang tingkat keterlibatannya sedikit dalam kampanye lebih

terpengaruh oleh iklan politik.

Pengaruh kedua adalah efek pada evaluasi kandidat atau kontestan. Iklan

televisi memberi dampak signifikan terhadap tingkat kesukaan terhadap kontestan

atau kandidat, khususnya terhadap policy (kebijakan) serta kualitas kandidat yang

meliputi kualitas instrumental, dimensi simbolis dan feno-tipe optis (karakter

verbal dan nonverbal). Dampak tersebut bisa negatif dan bisa pula positif. Tingkat

pengaruh tersebut tergantung pada konsep kreatif, eksekusi produksi, dan

penempatan iklan tersebut.

Pengaruh ketiga adalah preferensi pilihan. Berbagai studi eksperimental

menunjukkan, iklan politik mempunyai pengaruh terhadap preferensi pilihan,

khususnya bagi pemilih yang menetapkan pilihan pada saat-saat terakhir. Variabel

penting yang mempengaruhi preferensi tersebut adalah formasi citra dan tingkat

awareness para pemilih terhadap kontestan. Pemilih yang keterlibatannya dalam

dunia politik rendah lebih mudah dipengaruhi oleh iklan politik dibandingkan

pemilih yang keterlibatannya lebih tinggi.

Dari ketiga iklan politik yang diperlihatkan, kecenderungan tipe iklan yang

disukai oleh partisipan adalah iklan milik SBY dan Boediono, dipilih oleh tiga

partisipan kalangan mahasiswa, satu pelajar SMA dan dua kalangan pekerja. Iklan

JK-Wiranto dipilih oleh dua pelajar SMA dan satu dari kalangan mahasiswa.

Sedangkan iklan Mega-Prabowo hanya dipilih oleh satu dari kalangan pelajar

Page 122: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

SMA dan satu kalangan pekerja. Satu partisipan dari kalangan pekerja yaitu

Frenky memandang tidak ada satu pun dari ketiga iklan tersebut yang menarik.

Sejak awal, dari hasil wawancara dengan frenky, ia memiliki sikap yang skeptis

terhadap kinerja tiap kandidat calon presiden.

Partisipan Pemilih pemula dalam penelitian ini merupakan pemilih yang

masih belum memiliki pengalaman dan jangkauan yang luas dalam dunia

perpolitikan dan disebutkan pada penelitian sebelumnya bahwa iklan politik telah

menjadi sumber informasi utama bagi pemilih yang masih awam tentang politik.

Namun dalam penelitian ini, dari jawaban yang masuk lebih lanjut tentang iklan

politik tersebut diperoleh kesan iklan politik di televisi cenderung hanya sebagai

pertimbangan kecil dan berpengaruh sedikit dalam keputusan memilih para

partisipan. Kesan kurang berpengaruh terutama berasal dari kalangan pelajar

SMA dan Mahasiswa. Kecenderungan yang ada justru informasi politik melalui

tayangan berita, debat politik di televisi dan informasi dari internet dianggap lebih

banyak mempengaruhi mereka dalam menentukan pilihan. Dan para kandidat

capres dan cawapres Pemilu 2009 dinilai telah sering di ekspos di televisi entah

itu dalam program berita atau debat politik . Sedangkan dikalangan pekerja

terdapat jawaban yang beragam, seperti yang tampak pada tabel 2.

Tabel 2:

Pengaruh Iklan Politik

No. Kelompok

partisipan

Pandangan Tentang Pengaruh Iklan Politik

1 Pelajar SMA Iklan hanya berupa pelengkap kampanye, keputusan

Page 123: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

memilih tidak bisa hanya dilihat dari iklan politiknya saja

tapi juga figur si kandidat, jadi pengaruh iklan politik

prosentasenya hanya sedikit.

2 Mahasiswa Berita di televisi lebih meyakinkan dalam mempengaruhi

keputusan memilih.

Tergantung pada kemasan iklan itu sendiri, apabila iklan

yang dikemas terlihat meyakinkan mungkin sedikit

mempengaruhi sebagai pertimbangan.

3 Pekerja Tetap mempengaruhi sebagai pertimbangan untuk menilai

kandidat.

Iklan politik hanyalah omong kosong belaka, jadi tidak

mempengaruhi keputusan memilih.

Cara pandang partisipan terhadap iklan politik cenderung lebih rasional

karena mereka tidak sepenuhnya terpengaruh terhadap iklan, partisipan cenderung

telah memiliki penilaian tersendiri mengenai kandidat sebelum terpengaruh oleh

stimulus iklan. Kecenderungan persepsi partisipan terhadap capres dan cawapres

Pemilu 2009 adalah bahwa kualitas kandidat bisa dinilai dengan sendirinya karena

mereka sering muncul di televisi. Sesuai dengan alasan mengapa iklan politik di

televisi kurang memberikan pengaruh dalam keputusan memilih yang telah

diungkapkan sebelumnya oleh Miftah, dari kalangan pekerja, ketika mempersepsi

iklan politik SBY-Boediono. Dan kembali diungkapkan secara terpisah oleh

Alfiana, dari kalangan pelajar SMA. Sama halnya seperti pendapat Miftah,

Page 124: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Alfiana menilai para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2009 pada dasarnya

sudah cukup sering dilihat di televisi sehingga masyarakat sudah bisa menilai

sendiri dari kegiatan mereka yang ditampilkan di tv.

“ee.. sebenernya iklan tu cuma berdampak kecil lah dari prosentase kita dalam memilih suatu calon. Sebelumnya kan kita uda sering liat mereka (para kandidat) di tivi-tivi, jadi uda cukup tahu. Iklan cuma sebagai pelengkapnya doang, pelengkap kampanye lah.”

Dari kalangan pelajar SMA yang lain, Diptanta berpendapat iklan politik

memang berpengaruh, tetapi dalam keputusan memilih juga harus dilihat atau

dikaitkan dengan figur kandidatnya. Pendapat Diptanta ini menarik karena dari

hasil ketiga iklan yang telah dipersepsi, ia menganggap iklan Megawati dan

Prabowo sebagai iklan yang ia sukai karena isinya yang informatif. Tetapi iklan

itu tidak memberi pengaruh pada Dipatanta untuk menaruh minat memilih

pasangan Megawati dan Prabowo. Figur Megawati, yang seorang wanita menurut

Diptanta tidak pantas untuk dijadikan seorang Presiden. Latar belakang ajaran

agama Diptanta, menganggap seorang pemimpin itu haruslah dari laki-laki.

Di kalangan mahasiswa, masalah figur juga disinggung oleh Listiyo.

Meski menurut Listiyo data dan fakta dalam iklan politik itu tidak bisa dipercaya,

melalui iklan politik, pola pikir kandidat akan terlihat kemudian membentuk imej

figur di masyarakat. Apabila imej figur kandidat yang terbentuk bagus, tentu iklan

politik akan menjadi pertimbangan dalam keputusan memilih. Dan berhubungan

dengan pembentukan imej melalui iklan politik tentu didukung penuh oleh

kemasan yang menarik. Begitu juga dengan pendapat Tuning, iklan yang

meyakinkan akan membuat yakin pemilih dalam pengambilan keputusan.

Page 125: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

“Ya mungkin sedikit mempengaruhi kan tadi kita lihat iklannya, menarik kan.. terus kita berusaha mencari bagaimana sih yang sebenarnya seorang JK-Wiranto, SBY-boediono, mungkin sedikit mempengaruhi sebuah iklan itu. Jadi kalau iklannya tidak meyakinkan mungkin ya memilihnya jadi sedikit tidak yakin.”

Minimnya durasi iklan yang berdampak pada keterbatasan informasi yang

bisa disampaikan juga menjadi salah satu alasan kurang berpengaruhnya iklan

politik di televisi. Luluk, dari kalangan mahasiswa, berpendapat bahwa iklan

politik di televisi kurang bisa menjabarkan visi dan misi secara detail. Berbeda

dengan model pemberitaan yang dibuat oleh media massa. Beberapa jawaban juga

menunjukkan partisipan lebih mendapatkan keyakinan dalam mempengaruhi

memilih apabila informasi yang mereka dapati melalui acara berita di televisi,

debat publik atau berita di media massa lain entah itu cetak maupun elektronik.

Dari hasil pengamatan, kecenderungan yang partisipan terutama kalangan pelajar

SMA dan mahasiswa cari adalah informasi yang detail mengenai visi dan misi

serta latar belakang atau figur kandidat yang berkompetisi.

Partisipan dari kalangan pekerja memiliki memiliki pendapat yang

berbeda-beda mengenai pengaruh iklan politik televisi. Iin dan Widi menyatakan

iklan politik di media televisi memberikan pengaruh dalam keputusan memilih,

namun bagi Widi pengaruh tersebut tidak sepenuhnya. Ia masih masih mencari

informasi lain dari sumber yang berbeda. Miftah dan Frenky berpendapat bahwa

pesan dalam iklan itu tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Frengky yang sejak awal

telah skeptis dengan para pasangan capres dan cawapres Pemilu 2009 mengatakan

iklan sama sekali tidak berpengaruh dalam keputusan memilih. Sedangkan Miftah

masih mempertimbangkannya untuk melihat kualitas kandidat.

Page 126: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

“Tetep mempertimbangkan, kadang kalau tidak melihat iklan bingung juga bener atau tidak calonnya seperti ini, seperti ini. Tapi hanya sebatas pertimbangan saja.”

Kemudian penulis menanyakan, lantas, apa sumber pertimbangan lain

yang lebih meyakinkan bagi Miftah untuk mempengaruhi keputusan memilih?

Miftah menjawab:

“Yaa.. selain dari melihat dari periode kemarin, juga dari referensi buku-buku.. atau mungkin di internet-internet atau artikel-artikel banyak bisa dicari. Mungkin itu bisa lebih meyakinkan."

Page 127: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa persepsi pemilih pemula

terhadap iklan kampanye politik calon presiden dan wakil presiden yang

ditayangkan di media televisi pada pemilu 2009 bervariasi. Namun

kecenderungan persepsi pemilih pemula melihat dari visi misi dan latar

belakang figur kandidat. Dalam perkembangan jenis iklan politik yang ada

pada pemilu 2009 yaitu munculnya iklan negatif (bersifat menyerang lawan

politik), ditemukan pula kecenderungan bahwa iklan negatif membuat persepsi

pemilih pemula menjadi lebih rasional dibandingkan dengan iklan positif.

Aspek-aspek latar belakang track record kinerja kandidat lebih dikedepankan

dan tidak hanya menerima secara pasif kelebihan-kelebihan kandidat seperti

yang biasa disodorkan oleh iklan positif. Meskipun demikian, iklan positif

dipandang tetap lebih bisa diterima oleh pemilih pemula di Surakarta

ketimbang iklan negatif.

2. Persepsi pemilih pemula mengenai pengaruh iklan politik di media televisi

terhadap keputusan memilih di Perumahan Fajar Indah juga bervariasi, namun

cenderung hanya memberikan dampak yang kecil. Dalam mempengaruhi

keputusan memilih, pemilih pemula di kota Surakarta cenderung memandang

akan lebih bisa teryakinkan apabila informasi yang didapat berasal dari debat

politik atau berita di program acara televisi atau media massa lainnya. Pemilih

Page 128: PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA · buku, korek api, makanan atau minuman kemasan dengan logo, gambar dan atau slogan peserta pemilihan umum, hingga peliputan berita media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

pemula juga cenderung memandang bahwa para kandidat Pemilu tahun 2009

telah sering muncul di media massa sehingga mereka sudah bisa menilai

kualitas kandidat.

B. SARAN

1. Perkembangan iklan politik di media televisi dengan adanya iklan negatif pada

pemilu 2009, semakin menambah menarik dunia kampanye politik di

Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Ilmuwan komunikasi politik

Universitas Indonesia, Effendi Gazali, iklan yang bersifat menyerang sah-sah

saja sejauh berdasarkan data valid dan dinilai positif karena mendorong

pemilih untuk menilai para calon presiden berdasarkan rekam jejak, bukan

berdasarkan sanjungan saja. Oleh karena itu, pada pemilu yang akan datang

dalam membuat iklan politik di televisi maupun dimana saja, tim kampanye

kandidat diharapkan bisa lebih cerdas menampilkan iklan dengan data-data

yang valid yang akhirnya akan lebih bisa mendidik pemilih dalam menentukan

kandidat pilihannya.

2. Pemilih pemula pada Pemilu 2009 telah mengalami kecenderungan masa

transisi berkembang menjadi masyarakat modern, dimana kemajuan teknologi

banyak membantu mereka dalam mencari informasi. Mereka telah lebih

cerdas dalam menilai kandidat dan berhati-hati dalam mengambil keputusan

memilih. Hendaknya tim kampanye kandidat mau lebih dalam menggali atau

meneliti masyarakat sehingga tidak asal dalam mengklaim keberhasilan dan

hanya memberikan realitas semu tanpa bukti. Yang masyarakat Indonesia

butuhkan adalah bukti, bukan janji-janji semata.