persepsi guru sma te rhadap program pendidikan … fileterbuka bagi sarjana non-kependidikan...
TRANSCRIPT
i
PERSEPSI GURU SMA TERHADAP PROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI GURU YANG TERBUKA BAGI
SARJANA NON-KEPENDIDIKAN DITINJAU DARI STATUS
KEPEGAWAIAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MASA
KERJA
Studi kasus pada SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Kulon Progo
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Rouberti Hari Nuraheni
NIM: 061334061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini Untuk:
Yesus Kristus dan Bunda Maria Bapakku tersayang Robertus Subarjo
Ibuku tersayang Yustina Sariyah Adik-adikku tersayang Yustinus Iwan Kristianto dan
Agustinus Shendi Setiawan Simbah Kakung & Putri di Surga
Saudara-saudaraku terkasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Kalau kamu tidak menyukai keadaan dunia ini, ubahlah. Kamu punya kewajiban untuk mengubahnya, lakukanlah
sedikit demi sedikit (Marian Wright Edelman)
Ketekunan merupakan unsur terbesar dalam meraih sukses
Kesempatan terbesar kita mungkin ada di tempat kita berada saat ini (Napoleon Hill)
Kenyataan bukanlah seperti yang kau harapkan atau seperti tampaknya, tapi apa yang sebenarnya terjadi (Robert J.
Ringer)
Jangan biarkan dirimu diinjak, hanya dirimulah yang kamu miliki (Janis Joplin)
Tidak ada yang bias membuatmu merasa rendah diri, kalau
kamu sendiri tidak membiarkannya (Eleanor Roosevelt)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU SMA TERHADAP PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU YANG TERBUKA BAGI SARJANA NON-
KEPENDIDIKAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA
Studi Kasus pada Guru-Guru SMA Negeri dan Swasta di Kulon Progo
Rouberti Hari Nuraheni Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah ada perbedaan
persepsi guru SMA terhadap adanya program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari status kepegawaian guru, (2) Apakah ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap adanya program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari tingkat pendidikan guru, (3) Apakah ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap adanya program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari masa kerja guru Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 - Januari 2011.
Penelitian ini merupakan penelitian survei pada guru-guru SMA Negeri dan Swasta di Kulon Progo. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMA yang negeri dan swasta di Kabupaten kulon progo. Sampel penelitian ini adalah guru-guru SMA Bopkri Wates, SMA Sanjaya XIV Nanggulan, SMA N 1 Samigaluh, SMA N 1 Girimulyo, dan SMA N 1 Sentolo yang berjumlah 122 guru. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling . Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan dokumentasi dan kuesioner. Teknik analisis data penelitian adalah dengan menggunakan statistik deskriptif, Chi-Square, One Way Anova, dan Uji T.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari status kepegawaian guru (asymp. Sig. sebesar 0,05 > 0,013); (2) tidak ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari tingkat pendidikan guru (asymp. Sig. sebesar 0,05 < 0,358 dan Fhitung 1,103 < Ftabel 2,449); (3) tidak ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari tingkat pendidikan guru (asymp. Sig. sebesar 0,05 < 0,784 dan Fhitung 0,275 < Ftabel 1,980).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE PERCEPTION OF SENIOR HIGH SCHOOL TEACHERS TOWARDS THE PROGRAM OF EDUCATION OF TEACHER’S
PROFESSION WHICH IS INTENDED OPENLY FOR THE GRADUATES OF PURE SCIENCES PERCEIVED FROM THE STATUS OF
EMPLOYMENT, LEVEL OF EDUCATION, AND THE DURATION OF SERVICES
A Case Study on State and Private High School Teachers in Kulon Progo
Rouberti Hari Nuraheni Sanata Dharma Yogyakarta
Yogyakarta 2011
This study aims to determine whether there are different perception of
senior high school teachers towards the program of education of teacher’s profession which is intended openly for the graduates of pure sciences perceived from the: (1) status of employment, (2) level of education, and (3) duration of services. This research was conducted from December 2010 to January 2011.
This study is a survey on state and private high school teachers in Kulon Progo. The population of this study is all state and private high school teachers in Kulon Progo Regency. Samples are 122 senior high school teachers from BOPKRI Wates, Sanjaya XIV Nanggulan, State One Samigaluh, Girimulyo, and Sentolo. Sampling study was conducted with a purposive sampling technique. Data collection techniques and documentation of research conducted by questionnaire. Research data analysis techniques are descriptive statistics, Chi-Square, One Way Anova, and Test T.
The results of this study indicate that: (1) there are difference in perceptions of high school teachers towards the program of education of teachers profession which is intended openly for the graduates of pure sciences perceived from the status of employment (asyimp. Sig. For 0,05 > 0,013), (2) there was no difference in perceptions of high school teachers towards the program of education of teachers profession which is intended openly for the graduates of pure sciences perceived from the level of education (asyimp. Sig. For 0,05 < 0,358 and Fcount 1,103 < Ftable 2,449), (3) there was no difference in perceptions of high school teachers towards the program of education of teachers profession which is intended openly for the graduates of pure sciences perceived from the duration of services (asyimp. Sig. For 0,05 < 0,358 and Fcount 0,275 < Ftable 1,980).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada tuhan yesus kristus atas kasihnya yang besar,
sehingga penulis dapar menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Penulis
menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini penulis mendapatkan
bantuan, bimbingan, kerjasama, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di
Universitas Sanata Dharma;
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
4. Bapak Laurentinus Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran,
dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;
6. Dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi, terimakasih untuk
ilmu dan pengetahuan serta bantuan yang telah penulis dapatkan selama
belajar di Universitas Sanata Dharma;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMA Bopkri Wates, SMA Sanjaya IV Nanggulan,
SMA N I Samigaluh, SMA N I Girimulyo, dan SMA N I Sentolo yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
8. Seluruh Staf Pengajar di SMA Bopkri Wates, SMA Sanjaya IV Nanggulan,
SMA N I Samigaluh, SMA N I Girimulyo, dan SMA N I Sentolo yang telah
membantu kelancaran dalam pelaksanaan penelitian;
9. Bapakku tersayang Robertus Subarjo yang selalu memberikan kasih sayang,
nasehat, dan dukungan baik berupa doa maupun materi selama kuliah di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
10. Ibuku tersayang Yustina Sariyah yang selalu memberikan kasih sayang,
nasehat, dan dukungan baik berupa doa maupun materi selama kuliah di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
11. Adik-adikku tersayang Yustinus Iwan Kristianto dan Agustinus Shendi
Setiawan, terimakasih untuk doa, keceriaan, kebersamaan, semangat dan
dukungan yang diberikan selama ini. Aku sayang kalian……..
12. Simbah Sukinah yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat, dan
dukungan berupa doa selama kuliah di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta;
13. Simbah Antonius Martodikoro (Alm.), Petrus Kartowiryo(Alm.), dan Maria
Sukilah (Alm.) yang selalu memberikan dukungan doa dari Surga;
14. Saudara-saudaraku semuanya, Bulik-Bulikku, Om-Omku, Bude-Budeku,
Pakde-Pakdeku, kakak-kakakku, dan adik-adikku yang tersayang yang telah
memberikan kasih sayang, nasehat dan doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalalah ................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teoritik ............................................................................ 8
1. Pengertian Persepsi Guru Terhadap Program Pendidikan
Profesi Guru ............................................................................ 8
a. Pengertian Persepsi ........................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
b. Guru .................................................................................. 10
c. Status Kepegawaian Guru ................................................ 20
d. Tingkat Pendidikan Guru ................................................. 21
2. Pengertian Kompetensi Guru ................................................... 24
3. Kompetensi Keguruan .............................................................. 27
a. Kompetensi Pedagogik ..................................................... 27
b. Kompetensi Kepribadian .................................................. 28
c. Kompetensi Profesional ................................................... 29
d. Kompetensi Sosial ............................................................ 31
B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 31
1. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan
Dilihat dari Status Kepegawaian guru ..................................... 32
2. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan
Dilihat dari Tingkat Pendidikan Guru ..................................... 33
3. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan
Dilihat dari Masa Kerja guru .................................................. 35
C. Perumusan Hipotesis ...................................................................... 36
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 37
C. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ........................... 38
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ........................... .................. 39
1. Variabel Penelitian ................................................................... 39
2. Pengukuran Variabel ............................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 42
1. Teknik Kuesioner ..................................................................... 42
2. Teknik Dokumentasi ............................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
F. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...................................................... 42
G. Uji Instrumen Penelitian ............................................................... 47
H. Metode Analisis Data .................................................................... 51
I. Teknik Analisis Data ..................................................................... 52
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. SMA BOPKRI WATES ............................................................... 63
B. SMA SANJAYA XIV NANGGULAN ....................................... 64
C. SMA N I SAMIGALUH .............................................................. 66
D. SMA N I GIRIMULYO ................................................................ 68
E. SMA N I SENTOLO .................................................................... 70
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .............................................................................. 73
1. Pengetahuan Tentang Pendidikan Profesi Guru yang
Terbuka bagi Sarjana Non-Kependidikan ............................. 74
2. Deskripsi Responden Penelitian ............................................ 75
3. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-
Kependidikan ........................................................................ 77
a. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-
Kependidikan Dilihat dari Status Kepegawaian guru .... 78
b. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-
Kependidikan Dilihat dari Tingkat Pendidikan guru ..... 80
c. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-
Kependidikan Dilihat dari Masa Kerja guru .................. 81
B. Analisis Data ................................................................................ 82
1. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................. 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
a. Uji Normalitas ................................................................ 82
b. Uji Homogenitas ............................................................ 86
2. Pengujian Hipotesis ............................................................... 87
a. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-
Kependidikan Dilihat dari Status Kepegawaian guru ..... 88
b. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-
Kependidikan Dilihat dari Tingkat Pendidikan guru ..... 89
c. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-
Kependidikan Dilihat dari Masa Kerja guru .................. 90
C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 92
1. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-
Kependidikan Dilihat dari Status Kepegawaian guru ........... 92
2. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-
Kependidikan Dilihat dari Tingkat Pendidikan Guru ........... 94
3. Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-
Kependidikan Dilihat dari Masa Kerja Guru ........................ 96
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 99
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 100
C. Saran- saran ................................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Tabel Skala likert ......................................................................... 41
Tabel 3.2: Kisi-Kisi Instrumen Variabel dan Indikatornya ........................... 43
Tabel 3.3: Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian .......................... 48
Tabel 3.4: Rumus Unsur Tabel Persiapan ANOVA ..................................... 56
Tabel 4.1: Daftar Nama Guru SMA Bopkri Wates ....................................... 64
Tabel 4.2: Daftar Nama Guru SMA Sanjaya XIV Nanggulan ...................... 66
Tabel 4.3: Daftar Nama Guru SMA N 1 Samigaluh ...................................... 67
Tabel 4.4: Daftar Nama Guru SMA N 1 Girimulyo ...................................... 69
Tabel 4.5: Daftar Nama Guru SMA N 1 Sentolo ........................................... 71
Tabel 5.1: Sebaran Responden Penelitian ...................................................... 73
Tabel 5.2: Pengetahuan Tentang Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka
Bagi Sarjana Non-Kependidikan .................................................................. 74
Tabel 5.3: Status Kepegawaian Responden .................................................. 75
Tabel 5.4: Tingkat Pendidikan Responden .................................................... 76
Tabel 5.5: Masa Kerja Responden ................................................................. 77
Tabel 5.6: Persepsi Guru Terhadap Pendidikan Profesi Guru yang
Terbuka bagi Sarjana Non-Kependidikan ...................................................... 77
Tabel 5.7: Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan Profesi
Guru yang Terbuka bagi Sarjana Non-Kependidikan dari Status
Kepegawaian .................................................................................................. 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 5.8: Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan Profesi
Guru yang Terbuka bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Tingkat
Pendidikan ...................................................................................................... 80
Tabel 5.9: Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan Profesi
Guru yang Terbuka bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Masa
Kerja .. .. ......................................................................................................... 81
Tabel 5.10: Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi
Guru terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka Bagi
Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Status Kepegawaian ..................... 83
Tabel 5.11: Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi
Guru terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka Bagi
Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan ...................... 84
Tabel 5.12: Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi
Guru terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka Bagi
Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Masa Kerja ................................... 85
Tabel 5.13: Tabel Hasil Pengujian Homogenitas ........................................... 86
Tabel 5.14: Hasil Uji Chi-Square Data Berdasarkan Status Kepegawaian
Guru .. .. ......................................................................................................... 89
Tabel 5.15: Hasil Uji Beda Data Berdasarkan Tingkat Pendidikan Guru ...... 90
Tabel 5.16: Hasil Uji T Data Berdasarkan Masa Kerja Guru ........................ 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I: Kuesioner Penelitian .................................................................. 108
Lampiran II: Data Validitas dan Reliabilitas ................................................. 117
Lampiran III: Data Induk Penelitian .............................................................. 122
Lampiran IV: Perhitungan Kecenderungan Variabel ..................................... 127
Lampiran V: Perhitungan Normalitas dan Homogenitas ............................... 130
Lampiran VI: Perhitungan Hipotesis ............................................................. 134
Lampiran VII: Surat Ijin Penelitian ............................................................... 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 31 ayat (3) UUD 1945 yang telah diamandemen, menyatakan
bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang. Untuk melaksanakan ketentuan tersebut pemerintah
telah melakukan berbagai usaha, termasuk menerbitkan Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional (UURI Nomor 20/2003), Undang-Undang Guru
dan Dosen (UU RI Nomor 14/2005), serta Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan
dan berbagai peraturan perundangan lainnya, yang melihat peranan strategis
guru dan dosen dalam peningkatan mutu pendidikan.
Dalam menata pendidikan guru, kebutuhan mendesak lainnya adalah
menetapkan kebijakkan pengadaan tenaga pendidik yang akuntabel dan
mendukung penyelenggaraan program PPG. Guru merupakan jabatan
profesional dan memberikan layanan ahli yang menuntut persyaratan
kemampuan yang secara akademik dan pedagogis maupun secara
professional sehingga nantinya guru tersebut dapat diterima oleh pihak di
mana guru bertugas, baik penerima jasa layanan secara langsung maupun
pihak lain terhadap siapa guru bertanggung jawab. Guru sebagai penyandang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
jabatan profesional harus disiapkan melalui program pendidikan yang relatif
panjang dan dirancang berdasarkan standar kompetensi guru. Oleh sebab itu
diperlukan waktu dan keahlian untuk membekali para lulusannya dengan
kompetensi, yaitu penguasaan bidang studi, landasan keilmuan dari kegiatan
mendidik, maupun strategi menerapkannya secara profesional di lapangan.
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan
persyaratan keahlian khusus (Penjelasan Pasal 15 UU No.20/2003). Guru
mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan
dengan sertifikat pendidik (UU No.14/2005 Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2)).
Kenyataanya, program pendidikan profesi guru masih menimbulkan
kontroversi. Pihak yang setuju berpendapat bahwa melalui program ini
keprofesionalan seorang guru akan lebih ditingkatkan. Sedangkan pihak yang
tidak setuju berpendapat bahwa untuk apa ada akta empat jika untuk menjadi
seorang guru harus mengikuti program pendidikan profesi guru untuk
mendapatkan sertifikat keprofesionalan sebagai seorang guru.
Sosok utuh seorang lulusan program pendidikan profesi guru secara
utuh tertuang dalam Standar Kompetensi Guru (Permen no. 16 tahun 2007).
Kompetensi guru tersebut semula disusun secara utuh, namun pada akhir
proses peresmiannya menjadi peraturan menteri, diklasifikasikan ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
empat kategori kompetensi yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu: kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Keempat kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan
merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling
mendukung tidak dapat hanya dikuasai salah satunya saja.
Pandangan guru terhadap program pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan diduga disebabkan oleh latar
belakang guru yang berbeda seperti dalam hal status kepegawaian, tingkat
pendidikan, dan masa kerja guru yang berbeda. Tidak semua guru
mempunyai status kepegawaian yang sama. Perbedaan status kepegawaian
guru akan menimbulkan cara pandang yang berbeda atau persepsi guru
terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan yang berbeda pula. Guru dengan status kepegawaian PNS dan
GTY diduga akan memiliki persepsi yang lebih positif dibandingkan guru
dengan status kepegawaian GTT. Hal demikian mengingat ketentuan
sebagaimana disebutkan dalam pedoman edaran permohonan peserta
pendidikan profesi guru dari Dinas Pendidikan.
Selain perbedaan status kepegawaian, setiap guru memiliki tingkat
pendidikan yang berbeda pula. Sebagaimana diungkapkan dalam pedoman
edaran permohonan peserta pendidikan profesi guru dari Dinas Pendidikan,
guru dengan tingkat pendidikan D4/S1 diduga akan mempengaruhi persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang lebih positif dibandingkan dengan guru yang memiliki tingkat
pendidikan dibawah D4/S1.
Guru yang memiliki banyak pengalaman karena sudah bertahun-tahun
menjadi guru akan mempunyai peluang yang lebih banyak untuk mengikuti
program pendidikan profesi guru. Berdasarkan pedoman edaran permohonan
peserta pendidikan profesi guru dari Dinas Pendidikan, masa kerja termasuk
dalam kriteria untuk mengikuti pendidikan profesi guru. Dengan demikian
diduga guru yang mempunyai masa kerja lebih dari dua tahun akan
mempunyai persepsi yang positif dibandingkan dengan guru yang
mempunyai masa kerja kurang dari dua tahun.
Seperti kita ketahui bahwa guru bukanlah merupakan profesi yang
sembarangan, dengan disyahkanya UU Guru dan Dosen. Hal ini beralasan
karena kemampuan guru merupakan jaminan dari masa depan anak didiknya.
Karena pentingnya suatu pendidikan profesi guru, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “PERSEPSI GURU SMA TERHADAP
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU YANG TERBUKA BAGI
SARJANA NON-KEPENDIDIKAN DITINJAU DARI STATUS
KEPEGAWAIAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MASA KERJA”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, usaha yang
dilakukan oleh pemerintah dalam upaya peningkatan keprofesionalan dan
kualitas guru adalah melalui program pendidikan profesi guru yang terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
bagi sarjana kependidikan maupun sarjana Non-Kependidikan atau sarjana
non-kependidikan. Namun dalam hal ini peneliti hanya memfokuskan
penelitian ini pada persepsi guru terhadap pendidikan profesi guru.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya akan melakukan penelitian tentang
persepsi guru-guru SMA terhadap terbukanya kesempatan bagi sarjana murni
untuk dapat menjadi guru dengan mengikuti program pendidikan profesi
guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan.
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah yang telah diuraikan tersebut maka penulis
membuat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas. Rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap adanya pendidikan
profesi guru yang terbuka bagi sarjana murni dilihat dari status
kepegawaian guru tersebut?
2. Apakah ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap adanya pendidikan
profesi guru yang terbuka bagi sarjana murni dilihat dari tingkat
pendidikan?
3. Apakah ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap adanya pendidikan
profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan dilihat dari
masa kerja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi guru SMA Negeri dan Swasta
terhadap pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan yang dilihat dari status kepegawaian guru tersebut.
2. Untuk mengetahui bagaimana persepsi guru SMA Negeri dan Swasta
terhadap pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan yang dilihat dari tingkat pendidikan guru tersebut.
3. Untuk mengetahui bagaimana persepsi guru SMA Negeri dan Swasta
terhadap pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan yang dilihat dari masa kerja guru tersebut.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan
perbandingan bagi penelitian selanjutnya serta menambah referensi
kepustakaan.
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru
sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan kompetensi
keguruan yang sudah dimiliki oleh guru sehingga nantinya akan lebih
meningkatkan profesionalisme seorang guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan yang
lebih luas, mempraktikkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dibangku
kuliah, meningkatkan keprofesionalan untuk menjadi guru serta sebagai
bekal dalam memasuki dunia pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teoretik
1. Pengertian Persepsi Guru Terhadap Program Pendidikan Profesi guru
a. Pengertian Persepsi
Pada umumnya manusia adalah makhluk sosial dan makhluk
individual, sehingga di dalam masyarakat sering terdapat berbagai
perbedaan pandangan antar individu. Perbedaan yang ada tersebut
tergantung dari kita bagaimana kita menangkap gejala-gejala yang ada di
luar diri kita dengan indra yang kita miliki. Sehingga persepsi dapat
diartikan sebagai proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan
antar gejala amupun peristiwa) sampai rangsang tersebut disadari dan
dimengerti oleh setiap individu. Ada beberapa faktor yang dapat
memengaruhi persepsi, yaitu:
1) Perhatian yang selektif
2) Ciri-ciri rangsang
3) Nilai-nilai dan kebutuhan individu
4) Pengalaman terdahulu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kotemporer (Salim, 1991:
1146) persepsi dapat diartikan sebagai pandangan dari seseorang atau
banyak orang akan hal yang didapat atau diterima. Menurut Sugihartono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(2007: 8) persepsi merupakan proses untuk menerjemahkan atau
menginterpretasikan stimulasi yang masuk dalam alat indera.
Nursalam (1998: 49) berpendapat persepsi pada hakikatnya adalah
proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami informasi
tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran,
penghayatan, perasaan, dan penciuman. Sedangkan Daviddof (1981: 232)
mendefinisikan persepsi sebagai proses untuk mengorganisir dan
menghubungkan data-data indera kita untuk mengembangkan sedemikian
rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita termasuk sadar akan
diri sendiri. Pendapat ini sejalan dengan Thoha (1938:141) yang
menyatakan persepsi adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap
orang dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat
pengideraan, penglihatan, penghayatan, perasaan, dan penciuman.
Sehingga persepsi dapat diartikan sebagai proses pemahaman
ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus.
Stimulus dapat diperoleh dari proses penginderaan terhadap objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya
diproses oleh otak. Persepsi yang ada dalam diri seseorang akan
memengaruhi minat orang tersebut terhadap suatu hal. Sama halnya
dengan bagaimana persepsi guru saat ini. Bila profesi guru dipandang
bergengsi maka banyak orang yang akan berminat menjadi seorang guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Guru
1) Pengertian Guru
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia guru adalah seorang pengajar
yang mentranfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik. Dalam
bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pada seorang pendidik
yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik.
Selain pengertian di atas dapat juga guru diartikan bahwa guru
adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur
sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam
kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang
yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang
guru.
2) Profesi Guru
Guru merupakan suatu pekerjaan profesional, suatu profesi yang
menuntut keahlian tertentu, karena sifatnya membutuhkan
persyaratan dasar, keterampilan teknis dan sikap kepribadian, oleh
sebab itu guru harus memiliki kualifikasi profesional sehingga
mampu mengemban tugas dengan baik dan profesional, oleh karena
itu sekolah harus melihat kualitas Guru, kinerja Guru yang tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dilandasi dengan adanya kedisiplinan sarana dan fasilitas yang
mendukung, penguasaan bidang studi, pemahaman peserta didik
penerapan pembelajaran yang mendidik, dan pengembangan
kepribadian dan keprofesionalan.
Profesi merupakan suatu pekerjan yang dalam pekerjaan atau
tugasnya menuntut suatu keahlian. Keahlian yang dimiliki oleh
setiap individu diperoleh dari lembaga pendidikan yang secara
khusus mempelajari hal tersebut. Profesi guru yang belakangan ini
makin banyak diminati oleh sebagian besar masyarakat
menyebabkan banyak Sarjana Non- Kependidikan memilih profesi
guru karena lowongan pekerjaan sebagai guru yang masih banyak.
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh.
Namun profesi guru hanya dapat diperoleh di lembaga pendidikan
tenaga kependidikan yang lulusannya menyiapkan calon guru.
3) Pendidikan Profesi Guru
Pasal 31 ayat (3) UUD 1945 yang telah diamandemen, menyatakan
bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
Untuk melaksanakan ketentuan tersebut pemerintah telah
melakukan berbagai usaha, termasuk menerbitkan Undang-undang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Sistem Pendidikan Nasional (UURI Nomor 20/ 2003), Undang-
Undang Guru dan Dosen (UU RI Nomor 14/2005) dan berbagai
peraturan perundangan lainnya, yang melihat peranan strategis guru
dan dosen dalam peningkatan mutu pendidikan.
Guru dipandang sebagai jabatan profesional dan karena itu seorang
guru harus disiapkan melalui pendidikan profesi. Kewajiban
menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru (PPG) mengharuskan
adanya pedoman atau aturan pelaksanaannya agar kegiatan
pendidikan profesi itu dapat segera dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya.
Hal ini dirasakan semakin mendesak mengingat kebutuhan tenaga
guru yang nyata di lapangan mengharuskan PPG dilaksanakan
dengan segera agar pengangkatan guru baru dapat dilakukan sesuai
dengan ketetapan yang ada.
a) Pengertian pendidikan profesi guru
Dengan adanya UU guru dan Dosen No 14 tahun 2005
menjadi penanda bahwa profesi guru tidak hanya sebagai
pengabdian saja dengan jaminan yang sangat minim.
Seharusnya dengan adanya UU ini diharapkan supaya
keprofesionalan dan kualitas seorang guru lebih ditingkatkan.
Oleh kerena itu diadakan pendidikan profesi guru yang akan
dimulai pada tahun 2009 ini. Pendidikan ini dilakukan selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
satu tahun yang terbuka untuk sarjana kependidikan dan non-
kependidikan, yang lulusannya akan mempunyai sertifikat
sebagai bukti guru yang profesional.
Menurut UU No 20/2003 tentang SPN pendidikan profesi
adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan
dengan persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian maka
Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan
yang diselenggarakan untuk lulusan S1 Kependidikan dan
S1/D-IV non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat
menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru yang
profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh
sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat
memperoleh sertifikat pendidik (sesuai UU No. 14/2005) pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah
b) Landasan penyelenggaraan pendidikan profesi guru
i. UURI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
ii. UURI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
iii. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
iv. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
c) Tujuan pendidikan profesi guru
Mengacu pada UU No. 20/2003 Pasal 3, tujuan umum
pendidikan profesi guru adalah menghasilkan calon guru yang
memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Tujuan khusus Pendidikan Profesi Guru adalah menghasilkan
calon guru yang memiliki kompetensi merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta
melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d) Penyelenggaraan pendidikan profesi guru
Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam undang-undang
dan peraturan yang ada maka pada dasarnya ada dua bentuk
penyelenggaraan PPG, yaitu:
i. PPG pasca S1 kependidikan yang masukannya berasal
dari lulusan S1 kependidikan dengan struktur kurikulum
subject specific paedagogy (pendidikan bidang studi)
dan PPL Kependidikan.
ii. PPG pasca S1/D-IV non kependidikan yang
masukannya berasal dari lulusan S1/D-IV non-
kependidikan, dengan struktur kurikulum matakuliah
akademik kependidikan (paedagogical content), subject
specific paedagogy (pendidikan bidang studi), dan PPL
Kependidikan
e) Sistem rekruitmen dan seleksi mahasiswa
Rekruitmen calon mahasiswa merupakan kunci utama
keberhasilan program PPG. Rekruitmen mahasiswa harus
memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:
i. Penerimaan calon harus disesuaikan dengan permintaan
nyata di lapangan dengan menggunakan prinsip supply
and demand sehingga tidak ada lulusan yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mendapat pekerjaan. Hal ini dapat mendorong calon
yang baik memasuki PPG.
ii. Mengutamakan kualitas calon mahasiswa dengan
menentukan batas kelulusan minimal menggunakan
acuan patokan. Ini berarti bahwa calon mahasiswa
hanya akan diterima jika memenuhi persyaratan lulus
minimal dan bukan berdasarkan alasan lain. Hanya
calon terbaik yang dapat diterima.
iii. Untuk memenuhi prinsip a dan b di atas maka
penerimaan mahasiswa baru perlu dilakukan
bekerjasama dengan Dinas Pendidikan di daerah
sebagai stakeholders. Kerjasama ini perlu dilakukan
menyangkut jumlah calon, kualifikasi dan keahlian
sesuai dengan mata pelajaran yang dibina dan benar-
benar diperlukan.
iv. Agar mendapatkan calon yang berkualitas tinggi maka
proses penerimaan harus dilakukan secara fair, terbuka
dan bertanggung jawab.
Rekruitmen atau penerimaan mahasiswa baru dapat dilakukan
dengan:
i. Seleksi administrasi: (1) Ijazah relevan dengan mata
pelajaran yang akan diajarkan dari program studi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
terakreditasi, (2) Transkrip nilai dengan indeks prestasi
kumulatif minimal 2,75, (3) Surat keterangan kesehatan,
(4) Surat keterangan kelakuan baik, dan (5) Surat
keterangan bebas napza.
ii. Seleksi penguasaan bidang studi melalui tes penguasaan
bidang studi yang akan diajarkan.
iii. Tes Potensi Akademik.
iv. Tes penguasaan kemampuan bahasa Inggris (English for
academic purpose).
v. Penelusuran minat dan bakat melalui wawancara dan
observasi kinerja disesuaikan dengan mata pelajaran
yang akan diajarkan.
vi. Tes kepribadian melalui wawancara/inventory.
Keberhasilan rekruitmen ini amat tergantung kepada
kerjasama antara LPTK penyelenggara PPG dan Direktur
Jenderal Pendidikan Tingggi pada satu pihak dengan Dinas
Pendidikan/Pemda pada pihak lain untuk memegang teguh
prinsip akuntabilitas pengadaan tenaga kependidikan/guru.
f) Struktur kurikulum pendidikan profesi guru
Berdasarkan perbedaan kompetensi lulusan S1 Kependidikan
dan S1/D-IV Non-Kependidikan maka struktur kurikulumnya
dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
i. Struktur kurikulum kompetensi lulusan S1 kependidikan:
• Pemantapan dan pengemasan materi bidang studi
untuk pembelajaran bidang studi yang mendidik
(subject specific paedagogy atau pendidikan bidang
studi)
• PPL kependidikan.
ii. Struktur Kurikulum Pendidikan Profesi Guru pasca S1/D-
IV non-kependidikan meliputi:
• Kajian tentang teori pendidikan dan pembelajaran
• Kajian tentang peserta didik,
• Pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran
bidang studi yang mendidik (Subject specific
pedagogy atau pendidikan bidang studi)
• Pembentukan kompetensi kepribadian pendidik
• Matakuliah Kependidikan dan PPL kependidikan.
g) Beban belajar
Beban belajar mahasiswa program PPG untuk menjadi guru
pada satuan pendidikan ditentukan sebagai berikut:
i. TK/RA/TKKh1 atau bentuk lain yang sederajat yang
berlatar belakang sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan untuk TK/RA/TKKh atau bentuk lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sederajat adalah 18 (delapan belas) sampai dengan 20
(dua puluh) satuan kredit semester.
ii. SD/MI/SDKh atau bentuk lain yang sederajat yang
berlatar belakang sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan untuk SD/MI/SDKh atau bentuk lain yang
sederajat adalah 18 (delapan belas) sampai dengan 20
(dua puluh) satuan kredit semester.
iii. TK/RA/TKKh atau bentuk lain yang sederajat yang
berlatar belakang sarjana/diploma empat (D-IV)
kependidikan selain untuk TK/RA/TKKh atau bentuk lain
yang sederajat adalah 36 (tiga puluh enam) sampai
dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester.
iv. SD/MI/SDKh atau bentuk lain yang sederajat yang
berlatar belakang sarjana/diploma empat (D-IV)
kependidikan selain untuk SD/MI/SDKh atau bentuk lain
yang sederajat adalah 36 (tiga puluh enam) sampai
dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester.
v. TK/RA/TKKh atau bentuk lain yang sederajat dan pada
satuan pendidikan SD/MI/SDKh atau bentuk lain yang
sederajat yang berlatar belakang sarjana psikologi (S1)
adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat
puluh) satuan kredit semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
vi. SMP/MTs/SMPKh atau bentuk lain yang sederajat dan
satuan pendidikan SMA/MA/SMAKh/SMK/MAK atau
bentuk lain yang sederajat, baik yang berlatar belakang
sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan
maupun sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) non-
kependidikan adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan
40 (empat puluh) satuan kredit semester.
vii. Untuk lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV non-
kependidikan yang tidak linear dengan mata pelajaran
yang akan diampu, harus mengikuti program matrikulasi
yang kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan yang
didasarkan atas hasil asesmen kompetensi. Matrikulasi
adalah program yang dipersyaratkan bagi peserta didik
yang sudah dinyatakan lulus seleksi PPG untuk
memperkuat kompetensi akademik bidang studi dan/atau
kompetensi akademik kependidikan yang akan membantu
mereka mengikuti pendidikan profesi guru.
c. Status Kepegawaian Guru
Di Indonesia status kepegawaian seorang guru dapat dibedakan
dalam beberapa macam, yaitu Pegawai Negri Sipil (PNS), Guru Tetap
Yayasan (GTY), dan Guru Tidak Tetap (GTT).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. Tingkat Pendidikan Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Mulyono, 1990:204),
pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok. Siagian (1984:175) menyatakan definisi
pendidikan sebagai keseluruhan proses, teknik, dan metoda belajar-
mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang
kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jalur pendidikan dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1) Pendidikan Formal
Yaitu jalur pendidikan yang dilaksanakan secara terencana dan
terorganisir yang mengarahkan pembelajaran anak untuk
memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai
yang menunjang perkembangan. Jenjang pendidikan formal antara
lain:
a) Pendidikan Dasar
Yaitu jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
b) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum
dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah
berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
c) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
2) Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diselenggarakann bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan
pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pengembangan sikap dan kepribadian professional, misalnya dapat
berbentuk kursus-kursus.
3) Pendidikan Informal
Kegiatan pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas
dan sistematis yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan,
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
LPTK mempunyai empat macam program pendidikan guru
(Sahertian, 1994:68), yaitu:
a) Program non-gelar (program diploma) dengan rincian sebagai
berikut:
i. Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun
ii. Program Diploma 2 (D2) dengan lama studi 2-3 tahun
iii. Program Diploma 3 (D3) dengan lama studi 3-5 tahun
b) Program gelar yang melalui jenjang sarjana (S1), dengan lama
studi 4-7 tahun.
c) Program Pasca Sarjana (S2), dengan lama masa studi 6-9 tahun
d) Program doctor (S3), dengan lama masa studi 8-11 tahun.
e. Masa Kerja Guru
Masa kerja adalah masa dimana guru melaksanakan tugas sebagai
pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari
lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau kelompok
masyarakat penyelenggara pendidikan). Sebagaimana dinyatakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tanya jawab tentang sertifikasi guru (2007:11). Masa kerja dihitung
selama seseorang menjadi guru. Bagi PNS masa kerja dihitung dari
diterbitkannya surat keterangan melaksanakan tugas berdasarkan SK
CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja dihitung selama guru mengajar
yang dibuktikan dengan surat keputusan dari sekolah berdasarkan surat
pengangkatan yayasan.
2. Pengertian Kompetensi Guru
Menurut Usman (2005), kompetensi adalah suatu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik kemampuan
kualitatif maupun yang kuantitatif. Sedangkan menurut Roestiyah N.K (1989)
mengartikan kompetensi seperti yang dikutipnya dari pendapat W. Robert
Houston sebagai suatu tugas memadai atau pemilikan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu.
Menurut (Piet A. dan Ida Sahertian, 1990), kompetensi adalah
kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kompetensi juga
dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia
dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan
sebaik-baiknya (Mc Ashan dalam E Mulyasa, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Kompetensi guru merupakan kemampuan guru atau penguasaan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan menjalankan tugas sebagai
pengajar dan pendidik.
Menurut Mahmudin, kompetensi guru merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007
tentang guru, dinyatakan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dalam dunia pendidikan dikenal sepuluh kompetensi guru yang telah
dikembangkan oleh proyek pengembangan lembaga pendidikan tenaga
kependidikan. Sepuluh kompetensi guru itu adalah (Sardiman: 1996):
a. Menguasai bahan
Guru yang menguasai bahan pelajaran memungkinkan untuk
menyampaikan pelajaran dengan jelas, tepat dan dinamis sehingga siswa
dapat menerima dan mengerti pelajaran yang diberikan guru.
b. Mengelola program belajar mengajar
Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan program
pengajaran dengan baik, mudah diikuti siswa sehingga menghasilkan hasil
belajar yang optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c. Mengelola kelas
Kemampuan guru dalam mengatur, menata kelas dan mengarahkan
tingkah laku siswa di kelas sehingga menimbulkan minat belajar.
d. Menggunakan media dan sumber
Kemampuan memilih dan menggunakan media yang tepat sesuai dengan
materi pelajaran sehingga tujuan belajar tercapai.
e. Menguasai landasan pendidikan
Kemampuan guru untuk menguasai dan memiliki wawasan yang luas
tentang pendidikan guna kelancaran proses belajar mengajar.
f. Mengelola internet
g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
Merupakan kemampuan guru untuk melakukan penilaian perkembangan
dan kemajuan siswa setelah mengikuti belajar mengajar untuk
kepentingan pengajaran.
h. Mengenal fungsi program bimbingan dan konseling
Merupakan kemampuan guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa
untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan siswa serta membantu
siswa memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa.
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan
Kemampuan guru dalam mengumpulkan data, sehingga informasi tentang
siswa terkumpul, terorganisir dengan baik untuk dapat dipakai secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
segera dan tepat untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam
langkah-langkah pembinaan dan pengembangan selanjutnya.
j. Menguasai prinsip-prisip dan menafsirkan hasil kompetensi pendidikan
guna keperluan pengajaran
Pengertian persepsi siswa tentang kompetensi guru adalah proses
pemahaman, menerima, mengorganisasikan, menginterpretasikan
kompetensi guru melalui panca indera siswa.
3. Kompetensi Keguruan
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi guru disini dapat dimaknai sebagai kebulatan
pengetahuan (Knowledge), Ketrampilan (teaching Skill), serta sikap
(karakter) berupa kecerdasan, kreativitas dan komitmen dalam
menjalankan tugas sebagai guru. Kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan seorang guru untuk dapat memahami peserta didik baik
secara jasmani maupun secara rohani sehingga antara guru dan siswa
mempunyai hubungan emosional yang sangat erat sehingga terjalinnya
komunikasi yang harmonis dalam suasana pembelajaran. Inilah model
pembelajaran dalam dunia pendidikan masa depan guru harus memahami
prinsip-prinsip perkembangan kepribadian peserta didik agar dapat
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal seorang
guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru harus mampu mencerminkan
kewibawaan, dewasa, pribadi yang bijaksana dan mempunyai watak yang
terpuji dalam pandangan peserta didik. Kompetensi ini harus melekat
pada diri pribadi seorang guru yang akan menjadi panutan bukan hanya
dalam lingkungan sekolah tetapi juga dalam kehidupan masyarakat. Drs.
Muhammad Ikhsan, M.Pd. mengungkapkan bahwa guru selayaknya
menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan bukan hanya pendidikan
dalam artian sempit hanya dalam lingkungan sekolah saja tetapi secara
global dalam lingkungan keluarga dan masyarakat secara luas guru
hendak menjadi sosok yang dikagumi.
Kompetensi kepribadian guru, artinya bahwa guru harus memiliki
sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber
indentifikasi bagi subjek (Drs. Suharsimi Arikunto, 1990:239).
Kompetensi kepribadian guru juga dapat diartikan sebagai sikap
pribadi guru berjiwa Pancasila yang yang mengutamakan budaya bangsa
Indonesia, yang rela berkorban demi bangsa dan negaranya (Kunandar,
S.Pd., M.Si., 2007:56).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Kemampuan kepribadian mencakup:
1) Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai
guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-
unsurnya.
2) Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai.
3) Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan
teladan bagi para siswanya.
c. Kompetensi Profesional
Profesional secara esensial memiliki 3 dimensi pokok yaitu
Keilmuan dan pengetahuan (Science and Knowledge), Keahlian (Skill)
dan kesejawatan (Organisasi Profesi). Guru yang Profesional paling tidak
harus memiliki dan mengembangkan kemampuannya dalam tiga pilar
profesional di atas karena sebagai guru bukanlah profesi asal-asalan tetapi
profesi sentral yang sangat berpengaruh terhadap wajah pendidikan
nasional pada masa yang akan datang. Keterpurukan bangsa ini salah satu
indikator penyebabnya adalah rendahnya kualitas pendidikan kita
jangankan secara global ditataran negara berkembang di Asia saja IPM
kita masih berada dibawah negara tetangga kita Malaysia. Standar
kelulusan di negara Jiran kita itu sudah mencapai 7 sedangkan di negara
kita direncanakan 5 koma saja sudah ribut. Guru yang profesional adalah
guru yang harus mampu menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam serta mampu memgembangkan materi tersebut dengan konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
keterkaitan secara universal dan menerapkan konsep–konsep keilmuan,
metode pengajaran yang koheren dengan materi ajar secara mendalam
dan berkualitas. Disamping itu guru juga harus mampu mengeksplorasi
konsep dan metode keilmuannya, melakukan penelitian dan kajian-kajian
kritis untuk memperdalam pengetahuan tentang materi ajar sehingga
mampu menemukan penemuan baru dalam proses pembelajaran.
Kompetensi profesinal guru artinya bahwa guru harus memiliki
pengetahuan yang luas serta dalam tentang subject matter (bidang studi)
yang diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki
pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta
mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar (Drs. Suharsimi
Arikunto, 1990:239).
Kompetensi profesional juga dapat diartikan sebagai kemampuan
penguasaan dalam akademik yang diajarkan dan terpadu dengan
kemampuan mengajarnya sekaligus sehingga guru itu memiliki wibawa
akademis (Kunandar, S.Pd., M.Si., 2007:56).
Kemampuan profesional mencakup:
1) Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang
harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang
diajarkan itu.
2) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan tentang
pendidikan dan keguruan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3) Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran
siswa.
d. Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3)
butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial guru artinya bahwa guru harus memiliki
kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun
dengan teman sesama guru, dengan kepala sekolah, dengan pegawai tata
usaha, dan tidak lupa juga dengan anggota masyarakat di lingkungan
(Drs. Suharsimi Arikunto, 1990:239).
Kompetensi sosial juga dapat diartikan sebagai kemampuan
seorang guru dalam berhubungan dalam bentuk partisipasi sosial seorang
guru dalam kehidupan sehari-hari guru di masyarakat tempat ia bekerja,
baik formal maupun informal
B. Kerangka Berfikir
Pendidikan profesi guru dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan guru
baru yang diharapkan paling lambat mulai berjalan tahun 2009. Pendidikan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dilakukan selama satu tahun ini terbuka bagi semua lulusan, baik sarjana
kependidikan maupun sarjana non-kependidikan, yang pada akhinya lulusan
pendidikan profesi guru ini akan mendapat sertifikat sebagai bukti guru
profesional. Pada hakekatnya Pendidikan Profesi Guru merupakan pendidikan
yang mempersiapkan lulusannya untuk dapat menyelenggarakan layanan ahli
dalam bidang kependidikan. Agar mampu menyelenggarakan layanan ahli ini,
maka seorang calon guru dituntut untuk memiliki, menguasai dan mampu
menerapkan seperangkat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Dengan demikian,
Pendidikan Profesi Guru adalah pendidikan yang bertujuan untuk
mempersiapkan mahasiswa agar menguasai kompetensi dasar profesi keguruan,
sehingga layak dan siap mengemban tugas sebagai guru yang profesional. Oleh
karena itu dengan dibukanya pendidikan profesi guru diharapkan agar dapat
meningkatkan kualitas keprofesionalan seorang guru.
1. Persepsi Guru Terhadap Adanya Pendidikan Profesi Guru Yang
Terbuka Bagi Sarjana Non- Kependidikan Dilihat Dari Status
Kepegawaian Guru
Status kepegawaian guru dibedakan menjadi tiga, yaitu Pegawai
Negeri Sipil (PNS), Guru Tetap Yayasan (GTY), dan Guru Tidak Tetap
(GTT). Pada umumnya persepsi antara guru satu dengan yang lainnya tentang
penilaian terhadap Pendidikan Profesi Guru yang terbuka bagi ilmu murni itu
berbeda karena status kepegawaian yang berbeda. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pedoman/panduan program pendidikan profesi guru dalam jabatanbila serang
guru akan mengikuti program pendidikan profesi guru dalam jabatan maka
status kepegawaian guru tersebut haruslah seorang yang memiliki status
kepegawaian sebagai PNS dan GTY. Pada kenyataannya status kepegawaian
setiap guru itu berbeda-beda, menurut saya hal ini dapat mempengaruhi
persepsi guru terhadap adanya pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
Sarjana Non- Kependidikan. Guru yang memiliki status kepegawaian yang
tetap diduga akan memiliki persepsi yang lebih positif, karena guru yang
memiliki status kepegawaian sebagai PNS dan GTY akan dapat mengikuti
program PPG dalam hal ini Pendidikan profesi guru dalam jabatan.
Sedangkan bila seseorang memiliki status kepegawaian sebagai GTT maka
guru tersebut tidak mengikuti PPG dalam jabatan. Dengan demikian posisi
mereka sebagai guru dapat digantikan oleh Sarjana Non- Kependidikan yang
telah mengikuti program PPG pra jabatan. Oleh karena itu hal ini dapat
menjadi salah satu yang dapat menyebabkan persepsi GTT tersebut kurang
positif terhadap adanya program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
Sarjana Non- Kependidikan.
2. Persepsi Guru Terhadap Adanya Pendidikan Profesi Guru Yang
Terbuka Bagi Sarjana Non- Kependidikan Dilihat Dari Tingkat
Pendidikan
Perbedaan tingkat pendidikan setiap guru juga diduga pula dapat
menyebabkan perbedaan persepsi antara guru yang satu dengan guru yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mengenai adanya program PPG yang terbuka bagi Sarjana Non-
Kependidikan. Berdasarkan pedoman/panduan program PPG dalam jabatan
untuk dapat mengikiti program pendidikan profesi guru dalam jabatan maka
pendidikan formal yang harus dimiliki oleh guru tersebut adalah pendidikan
D4/S1, karenanya hal ini akan diduga bila guru yang memiliki pendidikan
D4/S1 akan memiliki persepsi lebih positif terhadap adanya program PPG
yang terbuka bagi Sarjana Non- Kependidikan jika dibandingkan dengan guru
yang mempunyai latar belakang pendidikan D3, D2, Maupun di bawah D2.
Hal ini disebabkan karena guru yang mempunyai latar belakang pendidikan
D3, D2, Maupun di bawah D2 masih harus menempuh pendidikan lanjutan
untuk memperoleh gelar D4/S1 untuk dapat mengikuti program PPG dalam
jabatan. Dengan demikian diduga guru yang mempunyai latar belakang
pendidikan D3, D2, Maupun di bawah D2 akan mempunyai persepsi yang
kurang positif terhadap adanya program PPG yang terbuka bagi Sarjana Non-
Kependidikan. Dengan demikian guru tersebut harus harus lebih bersabar
untuk mengikuti program PPG sampai mereka mengikuti program pendidikan
lanjutan sampai bergelar D4/S1. Walaupun dengan konsekuensi mereka harus
didahului oleh Sarjana Non- Kependidikan yang mengikuti pendidikan profesi
guru pra jabatan selain itu juga posisi mereka juga dapat digantikan oleh para
Sarjana Non- Kependidikan yang telah mengikuti program PPG pra jabatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3. Persepsi Guru Terhadap Adanya Pendidikan Profesi Guru Yang
Terbuka Bagi Sarjana Non- Kependidikan Dilihat Dari Masa Kerja
Guru
Masa kerja setiap guru itu berbeda-beda. Perbedaaan ini pula yang
diduga dapat menjadi penyebab perbedaan persepsi guru terhadap adanya
program PPG yang terbuka bagi Sarjana Non- Kependidikan. Berdasarkan
pedoman/panduan program PPG dalam jabatan untuk dapat mengikuti
program pendidikan profesi guru dalam jabatan maka masa kerja seorang PNS
dan GTY minimal adalah dua tahun. Oleh karena itu seorang guru PNS dan
GTY harus telah bekerja lebih dari dua tahun untuk dapat mengikuti program
PPG dalam jabatan. Guru yang mempunyai masa kerja lebih dari dua tahun
diduga mempunyai persepsi yang lebih positif terhadap adanya program
Pendidikan Profesi Guru yang terbuka bagi Sarjana Non- Kependidikan jika
dibandingkan dengan PNS dan GTY yang bekerja kurang dari dua tahun. Bagi
guru yang mempunyai masa kerja kurang dari dua tahun harus bersabar
menunggu sampai mereka bekerja lebih dari dua tahun untuk dapat mengikuti
program PPG dalam jabatan, walaupun dengan konsekuensi mereka harus rela
melihat Sarjana Non- Kependidikan dapat mengikuti program PPG pra
jabatan. Hal ini pula yang diduga dapat menyebabkan persepsi mereka kurang
positif terhadap adanya program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
Sarjana Non- Kependidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara yang belum final dan
masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam pengertian ini merupakan
perumusan jawaban atas dugaan sementara sehingga menjadi tuntunan untuk
mencari jawaban yang sebenarnya atas dasar kerangka berfikir di atas.
Hipotesis dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi Sarjana Non- Kependidikan dilihat dari status
kepegawaian guru.
2 Ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi Sarjana Non- Kependidikan dilihat dari tingkat
pendidikan.
3. Ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi Sarjana Non- Kependidikan dilihat dari masa kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
survei, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari
gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual baik
tentang institusi sosial, politik ataupun ekonomi dari suatu kelompok atau
daerah (Hasan, 2004:8). Menurut Arikunto (2000:312), penelitian survei
dimaksudkan untuk mengetahui pendapat masyarakat. Dalam penelitiaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang
adanya Program Pendidikan Profesi Guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan ditinjau dari status kepegawaian, tingkat pendidikan, dan masa
kerja. Penelitian ini dilakukan terhadap sekelompok guru yang mengajar di
Kulon Progo. Maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada guru-guru
yang berada di wilayah Kulon Progo.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Bopkri Wates, SMA Sanjaya IV Nanggulan,
SMA N 1 Samigaluh, SMA N 1 Girimulyo, dan SMA N 1 Sentolo di
Kulon Progo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2010 – Januari 2011
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru SMA
Negeri dan SMA Swasta yang berada di Kulon Progo.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan
cara-cara tertentu. Menurut Suharsimi (1993: 107) untuk sekedar ancer-
ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau
lebih. Dalam hal ini penelitian yang dilakukan adalah penelitian sampel
karena dari keseluruhan guru yang mengajar di SMA Negeri dan SMA
Swasta yang berada di Kulon Progo hanya diambil 122 guru yang diambil
dari beberapa SMA Negeri dan SMA swasta di Kulon Progo.
3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
1999:78). Teknik ini dilakukan karena mempertimbangkan karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
guru yang berasal dari SMA yang berbeda. Mengingat demikian, maka
peneliti mengambil sampel guru-guru di lima SMA ( 2 SMA Swasta dan 3
SMA Negeri) di Kabupaten Kulon Progo. Pertimbangan dipilihnya lima
sekolah tersebut adalah adanya keterwakilan masing-masing status
sekolah tempat guru mengajar.
D. Variabel Penelitian
1) Variabel Penelitian:
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang mewakili
berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau
menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat.
Variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap sarjana Non-
Kependidikan mengikuti pendidikan profesi guru terdiri atas status
kepegawaian, tingkat pendidikan, dan masa kerja.
b. Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki
sejumlah aspek atau unsur di dalamnya yang berfungsi menerima atau
menyesuaikan diri dengan kondisi variabel yang lain yang disebut
variabel bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi guru terhadap
Program Pendidikan Profesi Guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan.
2) Pengukuran Variabel
a. Variabel Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan Profesi
Guru Yang Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan
Persepsi guru terhadap adanya program pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan adalah tanggapan guru
terhadap suatu keyakinan yang ditangkap melalui pendengaran dan
penglihatan tentang isu-isu yang berkembang di masyarakat mengenai
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu suatu cara
sistematis untuk memberi skor dalam suatu kuesioner yang telah
dibagikan kepada responden secara langsung. Ada dua kategori
pernyataan yang digunakan yaitu pernyataan positif dan pernyataan
negatif. Dalam skala Likert ini digunakan pengukuran sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tabel Skala Likert
Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 Ragu-ragu (RR) 3 3 Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Variabel Status Kepegawaian
Status kepegawaian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah status
guru sebagai tenaga pengajar di sekolah. Pemberian skor untuk
variabel status kepegawaian adalah sebagai berikut:
1) Guru Tidak Tetap skor 1
2) Guru Tetap Yayasan skor 2
3) Pegawai Negeri Sipil skor 3
c. Variabel Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh guru. Pemberian
skor untuk variabel status kepegawaian adalah sebagai berikut:
1) < D2 skor 1
2) D2 skor 2
3) D3 skor 3
4) D4/S1 skor 4
5) S2 skor 5
d. Variabel Masa Kerja
Masa kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masa guru
melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu
sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari
pemeritah, dan/atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan).
Pemberian skor untuk variabel masa kerja adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1) Kurang dari dua tahun skor 1
2) Lebih dari dua tahun skor 2
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu metode pengumpulan data yang memberikan
daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang terpilih menjadi sampel
mengenai masalah yang akan diteliti. Kuesioner digunakan untuk
mengungkap tentang bagimana persepsi guru SMA terhadap pendidikan
profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan.
2. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengungkap data yang bersifat khusus,
yang diyakini kebenarannya sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Data
diperoleh dari pihak yang berwenang. Dokumentasi digunakan untuk
mencari data tentang gambaran umum sekolah dan data mengenai jumlah
guru yang ada di masing-masing sekolah.
F. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrumen penelitian meliputi variabel persepsi guru dan
variabel pendidikan profesi guru. persepsi guru terdiri dari
dua unsur yang dijadikan indikator. Antara lain unsur kognisi dan unsur
konasi. Unsur kognisi merupakan pengetahuan dan informasi mengenai obyek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang diminati. Pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru merupakan
salah satu unsur minat seseorang untuk menjadi guru. Unsur kognisi ini
meliputi persepsi seseorang terhadap pendidikan profesi guru. Unsur konasi
ini meliputi wawasan guru terhadap bidang keguruan dan pendidikan profesi
guru. Kemampuan seseorang untuk menjadi guru akan dibuktikan dengan
wawasan terhadap bahan-bahan mata kuliah yang sesuai dengan keguruan.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Variabel dan Indikatornya
No. Variabel Dimensi Indikator
Pernyataan Positif
(+) Negatif
(-) 1 Pengetahuan
tentang pendidikan profesi guru
- Apakah menikmati menjadi guru
- Mengetahui tentang adanya pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan
1
2, 3, 4
2 Kompetensi Pedagogik
1. Pemahaman pada peserta didik
2. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran
3. Evaluasi
hasil belajar
4. Pengembang
an potensi peserta didik
- Mampu memahami watak siswa
- Mampu merancang
pembelajaran - Mampu
melaksanakan pembelajaran
- Mampu merancang evaluasi
- Mampu melaksanakan evaluasi
- Mampu menyediakan berbagai kegiatan
1 2 3 4 5 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi dan kreativitasnya
3 Kompetensi Profesional
Penguasaan materi
- Mampu memahami materi pelajaran dengan baik
- Mampu menguasai langkah- langkah penelitinan untuk meningkatkan wawasan dan memperdalam pengetahuan atau materi
7 8
4 Kompetensi Kepribadian
1. Dapat menjadi teladan
2. Mantap dan
stabil 3. Dewasa,
arif, dan berwibawa
4. Berakhlak
- Mampu berperilaku yang dapat diteladani oleh siswa
- Mampu memahami kode etik profesi guru
- Mampu menerapkan kode etik guru
- Berperilaku sesuai dengan kode etik guru
- Mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil
- Bangga terhadap dirinya dan memiliki kepercayaan diri
- Mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa
- Mampu memiliki
9
10
11
12
13, 14
15
16, 17, 18
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mulia diri yang mempunyai akhlak yang mulia
5 Kompetensi Sosial
Kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa, dan masyarakat
- Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan efektif dengan peserta didik
- Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan efektif dengan sesama pendidik
- Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan efektif dengan orang tua/ wali siswa
- Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan efektif dengan masyarakat
20
21
22
23
6. Lain-lain PPG meningkatan kualitas guru dan pendidikan di Indonesia
- PPG dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
- Sarjana non-kependidikan yang telah mengikuti PPG tidak menjamin peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia
- PPG akan tidak menjamin menghasilkan guru yang sungguh-sungguh kompeten
- PPG akan tidak
24
25
26
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
menjamin menciptakan guru yang mengajar dengan jiwa dan penuh dedikasi
- PPG akan tidak menjamin menghasilkan guru yang berkualitas
- PPG akan menghasilkan guru yang dapat membangun insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif
- PPG akan dapat menghasilkan guru yang dapat meningkatkan moralitas bangsa Indonesia
- PPG tidak menjamin dapat menghasilkan guru yang mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional
- Kualitas pendidikan di Indonesia dinilai rendah disebabkan oleh rendahnya kualitas sarjana pendidikan yang menjadi guru
- PPG tidak memerlukan keahlian khusus sebagaimana pendidikan profesi lainnya
29
30
28
31
32
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
G. Uji Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas Kuesioner
Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat ukur
tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti.
Pengujian valid atau tidaknya suatu alat ukur dapat menggunakan metode
analisis butir yang menguji apakah item pernyataan tersebut telah
mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diteliti atau tidak.
Suharsimi (1993: 138) mengemukakan suatu perhitungan korelasi yang
dapat dipakai, perhitungan itu dapat menggunakan rumus product moment
method dari Karl Pearson, rumus itu adalah:
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
X = Total dari setiap item
Y = Total item
Besarnya r dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi
tersebut dengan taraf signifikansi 5%. Apabila hasil pengukuran r ≥ 5%
maka item pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid, demikian pula
sebaliknya. Untuk korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan
menggunakan rumus product moment method dari Karl Pearson
( )( )( ){ } ( )
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ −−
−=
∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
2222 yNxN
yxxyN
yxr xy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur.
Selanjutnya besarnya koefisien korelasi ini dibandingkan dengan besarnya
r korelasi product moment pada tabel dengan dk=n-2. Jika rr tabelhitung > ,
maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Berdasarkan informasi
tersebut akan diperoleh item-item yang tidak valid sehingga berdasar
informasi tersebut peneliti dapat mengganti atau merevisi butir-butir yang
tidak valid.
Uji validitas instrumen dilakukan pada responden diluar sampel
penelitian yang berjumlah 34 orang, dengan mendasarkan pada jawaban
responden atas 33 butir pernyataan yang menunjukkan variabel persepsi
guru SMA terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana Non-Kependidikan. Kesimpulan pengujian validitas dengan
membandingkan antara rr tabelhitung > untuk df=32(34-2) sebesar 0,339
pada taraf signifikansi 5%. Rangkuman hasil uji validitas tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian
No. Item
Validitas Keterangan rhitung
(taraf signifikansi 5%) rtabel
1. 0,558 0,339 Valid 2. 0,691 0,339 Valid 3. 0,784 0,339 Valid 4. 0,767 0,339 Valid 5. 0,751 0,339 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dari tabel 3.3 terlihat bahwa seluruh item pernyataan pada variabel
persepsi guru terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana Non-Kependidikan menunjukkan bahwa sebanyak 33 butir
pernyataan adalah sahih atau valid. Pengambilan keputusan ini dilakukan
dengan membandingkan nilai-nilai koefisien rhitung masing-masing buir
dengan nilai koefisien rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 34
6. 0,659 0,339 Valid 7. 0,772 0,339 Valid 8. 0,785 0,339 Valid 9. 0,733 0,339 Valid 10. 0,705 0,339 Valid 11. 0,741 0,339 Valid 12. 0,674 0,339 Valid 13. 0,545 0,339 Valid 14. 0,493 0,339 Valid 15. 0,549 0,339 Valid 16. 0,574 0,339 Valid 17. 0,784 0,339 Valid 18. 0,514 0,339 Valid 19. 0,701 0,339 Valid 20. 0,544 0,339 Valid 21. 0,589 0,339 Valid 22. 0,741 0,339 Valid 23. 0,549 0,339 Valid 24. 0,552 0,339 Valid 25. 0,383 0,339 Valid 26. 0,356 0,339 Valid 27. 0,558 0,339 Valid 28. 0,412 0,339 Valid 29. 0,544 0,339 Valid 30. 0,401 0,339 Valid 31. 0,666 0,339 Valid 32. 0,409 0,339 Valid 33. 0,612 0,339 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
responden dan derajat keyakinan 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai rtabel
sebesar 0,344 (Duwi Priyatno, 2010:114-115). Dari hasil pengujian
diperoleh nilai rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan butir pernyataan persepsi guru terhadap
program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan adalah valid atau sahih.
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu
instrument cukup dapat dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrument tersebut sudah baik, sehingga akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
Pengujian realibilitas kuesioner ini dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus Alpha:
Keterangan:
R11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal atau pertanyaan atau pernyataan
σ 2
b= jumlah varian butir
σ 2
t= varian total
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
−= ∑
σσ
2
t
2
b11 1
1kkr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai koefeisien Cronbach Alpha > 0,60 (nunnaly, 1967 dalam Imam
Ghozali, 2001:42). Jadi jika nilai koefisien Cronbach Alpha > 0,60, maka
butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid, dan begitu pula
sebaliknya.
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach dan dikerjakan dengan menggunakan program Special
Program For Statistic Solution (SPSS) 17 for windows. Dari 33 butir
pernyataan pada variabel persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan
diperoleh nilai koefisien alpha (r11) sebesar 0,942. Pengambilan
kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien alpha
dengan 0,60. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa koefisien
alpha lebih besar dari 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
instrumen persepsi guru SMA terhadap program pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan dapat dikatakan reliabel.
H. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif. Analisis ini
digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari tiap-tiap indikator dalam
variabel yang memberikan gambaran mengenai responden penelitian dan
variabel penelitian (pengetahuan mengenai pendidikan profesi guru).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Penelitian ini menggunakan tabel statistik deskriptif yang menunjukkan angka
kisaran teoritis dan sesungguhnya, rata-rata serta standar deviasi. Untuk
mengetahui distribusi frekuensi variabel dan masing-masing indikator yang
pengumpulan datanya menggunakan angket. Maka untuk keperluan deskripsi
data ini digunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabelnya.
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Menurut Sutrisno Hadi (2000: 303) Uji prasyarat analisis harus dilakukan
karena digunakan sebagai langkah selanjutnya dalam mengambil
keputusan agar tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya, maka
syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain:
a. Pengujian Normalitas Data Penelitian
Untuk mengetahui apakah sebaran hasil penelitian berdistribusi
normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Pengujian normalitas
yang digunakan adalah uji Kolmogorov-smirnov. Uji Kolmogorov-
smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan (deviasi) terbesar.
Harga Fo(Xi)-SN terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun
rumus uji Kolmogorov-smirnov untuk pengujian normalitas adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):
( ) ( )iNio XSXFMaxD −=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Keterangan:
D = deviasi maksimun
( )iXF0 = fungsi distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan
( )iN XS = distribusi frekuensi komulatif yang diobservasi
Pengambilan keputusan:
1) Jika nilai Asymp. Sig. < taraf nyata (0,05), maka distribusi data
variabel penelitian dikatakan signifikan, artinya ada perbedaan
antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis
sehingga sebaran data tidak normal
2) Jika nilai Asymp. Sig. > taraf nyata (0,05), maka distribusi data
variabel penelitian dikatakan tidak signifikan, artinya tidak ada
perbedaan antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi
teoritis sehingga sebaran data normal
b. Pengujian Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
varian dari sampel homogen atau tidak. Pengujian ini dilakukan
sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian. Pengujian
homogenitas varian menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:
ecilVarianterkesarVarianterbF =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Harga Fhitung tersebut kemudian dibandingkan dengan Ftabel pada taraf
signifikansi 5%. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila harga Fhitung <
Ftabel maka varians data dikatakan homogen, dan apabila Fhitung < Ftabel
maka varians data dikatakan tidak homogen.
Dengan menggunakan program SPSS maka dapat digunakan uji
Levene tes (Hair, Joseph F Jr et all, 1998:74). Jika tidak terdapat
perbedaan variansi diantara kelompok sampel, maka dapat dikatakan
bahwa sampel tersebut homogen (probabilitas > taraf taraf signifikan
5%). Sedangkan apabila ada perbedaan variansi diantara kelompok
sampel, maka dapat dikatakan bahwa sampel tersebut tidak homogen
(probabilitas < taraf signifikan 5%)
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
a. Perumusan Hipotesis
Ho1 = Tidak ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari status kepegawaian guru
Ha1 = Ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari status kepegawaian guru
Ho2 = Tidak ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari tingkat pendidikan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Ha2 = Ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari tingkat pendidikan guru
Ho3 = Tidak ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari masa kerja guru
Ha3 = Ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari masa kerja guru
b. Pengujian Hipotesis Pertama dan Kedua
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesisnya menggunakan Analisis
Varian (Anova) kecuali hipotesis ketiga. Untuk menjawab masalah
yang pertama dilakukan pengujian hipotesis dengan langkah-langkah:
1) Merumuskan Ho dan Ha
Ho1 = Tidak ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari status kepegawaian guru
Ha1 = Ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari status kepegawaian guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2) Menentukan daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha
Pengujian dengan anova menggunakan distribusi F, titik kritis
diperoleh dengan bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan
dengan:
a) Taraf nyata atau signifikan (α) = 5%
b) Derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari:
Numerator = k-1
Denominator = N-k
Berikut ini disajikan rumus unsur tabel persiapan ANOVA:
Tabel 3.4 Rumus Unsur Tabel Persiapan ANOVA
Sumber
Variasi
(SV)
Jumlah Kuadrat
(JK)
Derajat
Kebebasan
(db)
Mean
Kuadrat
(MK)
F
Kelompok
(K)
( ) ( )NX
nX
JK T
k
kK
22 ∑∑ −= 1−=KdbK
K
KK db
JKMK = d
Ko MK
MKF =
Dalam (d) KTd JKJKJK −=
KNdbd −=
d
dd db
JKMK =
Total (T) ( )NX
XJK TrTT
22 ∑∑ −= 1−=NdbT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Keterangan:
nk = jumlah subjek dalam kelompok
K = banyaknya kelompok
N = jumlah subjek seluruhnya
JKT = jumlah kuadrat total
JKK = jumlah kuadrat kelompok
JKd = jumlah kuadrat dalam
dbk = derajat kebebasan kelompok
dbd = derajat kebebasan dalam
dbT = derajat kebebasan total
MKK = mean kuadrat kelompok
MKd = mean kuadrat dalam.
( )NXT
2∑ = faktor koreksi yang muncul berkali-kali
3) Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan antara
Fhitung dengan Ftabel, yaitu:
a) Ho diterima, jika Fhitung ≤ Ftabel
b) Ho ditolak, jika Fhitung ≥ Ftabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pengambilan keputusan berdasar nilai probabilitasnya,yaitu:
a) Ho diterima, jika nilai probabilitas (Asymp. Sig.) > taraf nyata
(0,05)
b) Ho ditolak, jika nilai probabilitas (Asymp. Sig.) < taraf nyata
(0,05)
4) Penarikan Kesimpulan
a) Jika Ho diterima berarti bahwa tidak ada perbedaan persepsi
guru SMA terhadap program pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari status
kepegawaian guru
b) Jika Ha diterima berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru
SMA terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka
bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari status
kepegawaian guru
Catatan: langkah seperti di atas juga dilakukan untuk pengujian
hipotesis yang kedua
c. Uji Hipotesis yang ketiga
Pengujian hipotesis ketiga mengenai persepsi guru SMA terhadap
program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari masa kerja guru dapat dilakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan Uji T (Independent Sample T-test),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
karena uji ini digunakan untuk pengujian yang hanya terdiri dari dua
sampel saja. Untuk menjawab masalah yang ketiga dapat dilakukan
dengan langkah-langkah:
1) Merumuskan hipotesis
Ho3 = Tidak ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari masa kerja guru
Ha3 = Ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari masa kerja guru
2) Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada α = 5%:2=2,5% (uji dua sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-2 atau 122-2=120. Dengan pengujian dua
sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar
1,9799.
3) Kriteria pengujian
Ho diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ho ditolak jika -t hitung � -t tabel atau t hitung � t tabel
Atau
Ho diterima jika signifikansi � 0,05
Ho ditolak jika signifikansi � 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
4) Pengambilan keputusan
a) Jika Ho diterima berarti bahwa tidak ada perbedaan persepsi
guru SMA terhadap program pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari masa
kerja guru
b) Jika Ha diterima berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru
SMA terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka
bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari masa kerja guru
d. Analisis Chi Square
Apabila ternyata diketahui bahwa distribusi data tidak normal dan
tidak homogen maka pengujian hipotesis menggunakan Analisis Chi
Square dengan langkah analisis sebagai berikut:
1) Merumuskan hipotesis
Ho1 = Tidak ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari status kepegawaian guru
Ha1 = Ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan dilihat dari status kepegawaian guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2) Menentukan taraf nyata (α) dan 2χ tabel
Taraf nyata yang digunakan 5%
Nilai 2χ mempunyai derajat kebebasan (df)=(s-1)(k-1);
S= jumlah sampel, k= banyaknya kategori
3) Menentukan nilai uji statistik
Nilai statistik ditentukan dengan cara:
( )∑ −=−
= 12 kdff
ff
h
hoχ
Keterangan:
fo = frekuensi observasi
fh = frekuensi hitung
4) Menentukan daerah penerimaan
Ho diterima bila 20χ ≤ 2
aχ
Ha diterima bila 20χ ≥ 2
aχ
5) Pengambilan Kesimpulan
a) Jika Ho diterima berarti bahwa tidak ada perbedaan persepsi
guru SMA terhadap adanya program pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari
status kepegawaian guru.
b) Jika Ha diterima berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru
SMA terhadap adanya program pendidikan profesi guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari status
kepegawaian guru.
Catatan: langkah seperti di atas juga dilakukan untuk pengujian
hipotesis 2 dan 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. SMA BOPKRI WATES
1. Visi Sekolah
“Unggul dalam prestasi, berbudi pekerti luhur, dan kreatif”
2. Misi Sekolah
a. Mengintensifkan pembelajaran dan bimbingan dalam bidang akademik
sehingga peringkat prestasi siswa meningkat
b. Membekali siswa dengan keterampilan penggunaan komputer dan
penguasaan bahasa Inggris
c. Meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan melalui
pelatihan-pelatihan dan penataran bagi guru dan karyawan
d. Menanamkan kedisiplinan dan budi pekerti luhur pada siswa dan
seluruh warga sekolah
e. Mengembangkan bakat dan kemampuan seni budaya maupun olah raga
dengan latihan dan kesempatan berekspresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
3. Daftar Guru
Tabel 4.1 Daftar Nama Guru SMA Bopkri Wates
No. Nama Guru 1. Budianto Tri N. 2. Drs. Djemakir 3. Susilo Dwi Astuti, S.Si. 4. Petrus Nangsio 5. A. Tri Haryatun 6. Drs. Supartono 7. Budi Santosa, S.Pd. 8. Elisabet Nastiti Pancadewi, S.Pd. 9. Suprapti, S.Pd.
10. Triadi Susanto, Sm.,Th. 11. Dra. Muji Daryanti 12. Dra. Rr. Y.B. Diyah Siti M. 13. Pujiyati, S.Pd. 14. Sri Sutarti 15. Drs. R. Sumali 16. Muji Rahayu, S.Pd. 17. Suharni 18. Totok Setyadi, S.Pd. 19. Drs. Stepanus Suryanto
B. SMA SANJAYA XIV NANGGULAN
1. Visi Sekolah
Mencerdaskan anak bangsa, terlebih mereka yang miskin, terlantar dan
terlupakan. “Ngopeni Sing Ora Kopen”
2. Misi Sekolah
a. Menampung dan mendidik anak-anak miskin, terlantar dan terlupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
b. Memberikan pengetahuan kepada anak didik lewat pendidikan dan
pengajaran sesuai kurikulum
c. Menanamkan norma-norma kehidupan dalam masyarakat dan nilai-nilai
religius pada diri anak didik sebagai dasar untuk mengembangkan
kepribadian
d. Mengembangkan dan menanamkan sikap dan rasa tanggung jawab pada
diri siswa
e. Berusaha menciptakan kultur sekolah yang kondusif
f. Menumbuhkan kesadaran pada siswa tentang pentingnya kebersihan dan
keindahan sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan indah
g. Memberi bekal ketrampilan kepada siswa bagi yang akan terjun di
masyarakat
3. Tujuan Sekolah
a. Meningkatkan hasil ujian nasional mencapai 100%
b. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan yang berpusat
pada siswa dan layanan bimbingan konseling
c. Membiasakan siswa melaksanakan ibadah tepat waktu
d. Siswa mempunyai budi pekerti, sopan santun yang baik terhadap
siapapun
e. Meningkatkan kinerja guru
f. Memperoleh kejuaraan ditingkat kabupaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
g. Mengembangkan ketrampilan hidup, voli, dan seni musik lewat studio
band
h. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, nyaman dan menjadikan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
4. Daftar Guru
Tabel 4.2 Daftar Nama Guru SMA Sanjaya IV Nanggulan
NO. Nama Guru 1. Drs. Fx. Sumarjo 2. Dra. Mg. Sri Rahayuni 3. Yb. Sumarto, B.A. 4. Heny Tri Astuti 5. Th. Slamet Riyadi 6. M. Sriwahyuni, S.Pd. 7. B. Herwati 8. Yunar Susanto 9. Suryati S.Pd.Si. 10. Esti Hardyanti, S.E. 11. Dra. Bartini 12. Lusia Rubyantini, A.Md. 13. Zoewono, S.Pd.Si 14. Fr. Tari Suryani, S.Pd.Si. 15. Sr Vincenti PIJ 16. Sri Maryati B.A. 17. Antonius Supriyadi
C. SMA N 1 SAMIGALUH
1. Visi Sekolah
Terdidik menggunakan akal dan hati nurani dalam menghadapi kehidupan
yang berwawasan keimanan dan kebangsaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2. Misi Sekolah
a. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran
agama yang dipeluknya dan budaya bangsanya sehingga menjadi manusia
yang beriman dan berbudi pekerti luhur
b. Mengembangkan semangat keterbukaan untuk menanamkan nilai-nilai
Pancasila
c. Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran secara efisien agar setiap
siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki
d. Meningkatkan keterampilan siswa untuk menumbuhkembangkan
semangat kerja keras, ulet, mandiri, dan penuh percaya diri
3. Daftar Guru
Tabel 4.3 Daftar Nama Guru SMA N 1 Samigaluh
No. Nama Guru 1. Mardiyanto, S.Pd. 2. Akhid Jamharir, S.Pd. 3. Drs. R. Catur Hatmoko 4. R. Dani Nurcahyo Trimastoyo 5. Ngatmini 6. Drs. Kukuh Pranoto 7. Waryanto, S.Pd. 8. Retno KuningD. P. S.Pd. 9. Drs. Felixsianus Subiyarto
10. Ana Suprihatin, S.Pd. 11. Drs. Petrus Slamet Budi Santosa 12. Yusuf Pramudiyana, S.Ag.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
13. Siswanto 14. Suparji, S.E. 15. Drs. Djumirin 16. Drs. Suripta 17. Indratno 18. Akhmadi, S.Pd. 19. Wardani Sih wuryanti, S.Pd. 20. Yohanes Pranyoto, S.Pd. 21. Drs. Sunaryo Martinus 22. Astuti Indra Hayuni 23. Endah Triningsih, S.Si. 24. Sutaryati
D. SMA N 1 GIRIMULYO
1. Visi Sekolah
Cerdas dalam akademik, terampil dilandasi iman dan taqwa, serta
berkarakter
2. Misi Sekolah
a. Melaksanakan pembelajaran bermutu profesional, dan mengedepankan
hak subjek peserta didik
b. Melaksanakan pendampingan dan pembimbingan psikomotorik dan
afeksi dalam rangka kemandirian
c. Mewujudkan pengamalan agama dan ketaqwaan dalam keseharian di
sekolah
d. Membiasakan perilaku beradab, berkarakter, berbudi luhur, dalam
pergaulan di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3. Tujuan Sekolah
a. Mencapai nilai rata-rata ujian Nasional 7,50 dan nilai rata-rata ujian
Sekolah 8,00
b. Terwujudnya layanan pembelajaran bermutu, manusiawi dan berbasis
TIK
c. Siswa minimal menguasai satu jenis ketrampilan life skill untuk bekal
hidup mandiri
d. Siswa menguasai minimal satu jenis program aplikasi Microsoft Office
e. Menghasilkan lulusan yang berkarakter dan beriman dan berbudi luhur
f. Menghasilkan lulusan yang cinta pada almamater, bangsa dan negara
4. Daftar Guru
Tabel 4.4 Daftar Nama Guru SMA N 1 Girimulyo
No. Nama Guru 1. Drs. Slamet Riyadi 2. Drs. Th. Supino 3. Drs. Arwanto 4. Drs. Y.B. Sugiman 5. Dra. Aminah 6. Drs. Agus Heri B. W. 7. Drs. R. Iba Kuncara 8. Gimin, S.E. 9. Drs. Sarno 10. Sarmuni Mulyono, A.Md.Ag 11. Dra. Murtiningsih 13. Ngatija, S.Pd. 14. Dra. Salami 15. Tutik Sunarti, S.Pd. 16. Drs. Didik Asmiarto 17. Sunarta, S.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
18. Agus Priyantoro, M.Pd. 19. Agung Subekti, S.Pd. 20. Drs. Rudy Yogyantoro 21. Drs. Lazuardi Rohmanto 22. Drs. Hendra Miftah S. 23. Bambang Slamet R., S.Th. 24. H.M. Ukung R., S.Pd. 25. Ardiyanti Pratiwi, S.Pd. 26. Bartini, S.Pd. 27. V. Anita Budiningsih, S.Pd. 28. Dwi Udiyana W., S.Pd. 29. Titik Suko W., S.Pd. 30. Mujiyanto, S.Pd.
E. SMA N 1 SENTOLO
1. Visi Sekolah
Bertaqwa, terdidik, dan terlatih
Dengan indikator:
a. Taat dalam menjalankan ajaran agama yang dianut
b. Berbudi pekerti luhur
c. Disiplin dan berwawasan kebangsaan
d. Menguasai materi pelajaran
e. Memiliki kecakapan hidup
2. Misi Sekolah
a. Mengembangkan penghayatan dan pengamalan agama
b. Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa, dan budi
pekerti luhur
c. Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran secara efektif dan efisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
d. Menanamkan sikap disiplin, percaya diri, dan kemandirian
e. Mengembangkan prestasi sesuai bakat dan minat
f. Mengembangkan kecakapan hidup
g. Mengembangkan managemen partisipatif dan menjalin hubungan baik
dengan instansi terkait serta masyarakat sekitar
3. Daftar Guru
Tabel 4.5 Daftar Nama Guru SMA N 1 Sentolo
No. Nama 1. Drs. Marsudi Raharjo 2. Agus Basuki, S.Ag. 3. Antoirsyadi, S.Ag. 4. Dra. Siti Aminah 5. Dra. Indarti Budi Cahyani 6. Supriningsih, S.Pd. 7. Suprapti, B.A. 8. Drs. Untung Sugiyarto 9. Drs. Muh. Daliman 10. Exsuperantia Lilik Indaryati., S.Pd. 11. Drs. Widodo 12. Subardjo, S.Pd. 13. Swasti Sumartini, S.Pd. 14. Dra. Ari Andayani 15. Dra. Nurhaidah 16. Sumidjo, B.A. 17. Dra. Sunarti 18. Atmadi, S.Pd. 19. Hendro Gustoyo, S.Pd. 20. Drs. Suwono 21. Siti Agustinah, S.Pd. 22. Tugino, B.A. 23. Subiyanto, S.Pd. 24. Teguh Dwi Prihono, S.Pd. 25. Tutik Suratinah, S.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
26. Dra. Surati 27. Nanik Setyaningsih, S.Pd. 28. Dra. Kasmirah 29. Antonius Sugiyo, S.Pd. 30. Diyono, B.A. 31. Chatarina Sri Marganingsih, S.Pd. 32. Heri Marwanto, S.E. 33. A. Wiyati Dyahmuni 34. Drs. Suyono 35. Siti Mahmudatul Bannat, S.Sos. 36. Dra. Retno Sundari 37. Siswantoro, B.A. 38. Parjiyah, S.PAK. 39. Istirahayu 40. Widya Weni S. 41. Elviera Rosiana R., S.T. 42. Slamet, S.Pd. 43. Slamet Nugraha, S.Pd. 44. Agus Sudarmono, S.Pd. 45. Enok Muryati Widyawati, S.Pd. 46. Dra. Musyarofah 47. Dra. Mudjinem 48. Drs. Kasdi Iskandar 49. Sumini, S.Ag.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Subjek penelitian ini adalah guru-guru di sekolah menengah atas
(SMA) negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo. Sekolah menengah
atas yang menjadi pilihan adalah SMA Bopkri Wates, SMA Sanjaya XIV
Nanggulan, SMA N 1 Samigaluh, SMA N 1 Girimulyo, dan SMA N 1
Sentolo. Kuesioner yang disampaikan kepada guru sebagai responden
penelitian sebanyak 139 buah. Jumlah kuesioner yang kembali dan diisi
dengan lengkap oleh responden adalah sebanyak 122 buah. Dengan
demikian response rate pengembalian kuesioner adalah sebesar 87,77%.
Secara lengkap sebaran responden penelitian disajikan pada tabel berikut:
Tabel 5.1 Sebaran Responden Penelitian
Nama Sekolah Jumlah Kuesioner Penelitian
Sampel Tidak Kembali
Tidak Lengkap
Lengkap
SMA Bopkri Wates 19 0 0 19 SMA Sanjaya IV Nanggulan
17 3 0 14
SMA N 1 Samigaluh 24 0 0 24 SMA N 1 Girimulyo 30 5 0 25 SMA N 1 Sentolo 49 9 0 40 Jumlah 139 17 0 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
1. Pengetahuan Tentang Pendidikan Profesi Guru
Tabel 5.2 Pengetahuan Tentang Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka
Bagi Sarjana Non-Kependidikan
No. Jawaban
Menikmati profesi
sebagai guru
Mengetahui tentang
PPG yang terbuka
bagi sarjana Non-
Kependidikan
Asal mengetahui PPG yang
terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan
Sejauh mana
mengenal PPG yang
terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan
F fr (%) f fr (%) f fr (%) f fr (%) 1. Ya 121 99,18 121 100 - - - - 2. Tidak 1 0,82 0 0 - - - - 3. Media
Massa - - - - 46 37,70 - -
4. Masyarakat - - - - 9 7,38 - - 5. Teman - - - - 33 27,05 - - 6. Lain-lain - - - - 34 27,87 - - 7. Sangat
Mengenal - - - - - - 29 23,77
8. Cukup Mengenal
- - - - - - 77 63,12
9. Kurang Mengenal
- - - - - - 16 13,11
10. Tidak Mengenal
- - - - - - 0 0
JUMLAH 122 100 122 100 122 100 122 100
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang menikmati
profesi seorang guru sebanyak 121 guru atau 99,18% dan yang tidak
menikmati profesi seorang guru ada 1 guru atau 0,82%. Tabel tersebut
juga menunjukkan bahwa semua responden yang mengetahui tentang
adanya pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan sebanyak 122 guru atau 100%. Tabel tersebut juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
menunjukkan bahwa jumlah responden yang mengetahui mengenai
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan
melalui media massa ada 46 guru atau 37,70%, melalui masyarakat
ada 9 guru atau 7,38%, melalui teman ada 33 guru atau 27,05%, dan
melalui lain-lain ada 34 guru atau 27,87%. Tabel tersebut juga
menunjukkan bahwa jumlah responden yang sangat mengenal
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan
ada 29 guru atau 23,77%, yang cukup mengenal pendidikan profesi
guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ada 77 guru atau
63,12%, yang kurang mengenal yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan ada 16 guru atau 13,11%, dan tidak ada yang tidak
mengenal pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua guru
menikmati profesinya sebagai guru, dan banyak dari guru-guru
tersebut yang telah menggetahui bahwa ada pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan dari berbagai sumber.
2. Deskripsi Responden Penelitian
a. Status Kepegawaian
Tabel 5.3 Status Kepegawaian Responden
No. Status Kepegawaian F fr (%) 1. PNS 94 77,05 2. GTY 8 6,56 3. GTT 20 16,39
Jumlah 122 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang
mempunyai status kepegawaian sebagai PNS sebanyak 94 guru
atau 77,05%, status kepegawaian sebagai GTY sebanyak 8 guru
atau 6,56%, dan status kepegawaian sebagai GTT sebanyak 20
guru atau 16,39%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai status kepegawaian sebagai PNS
b. Tingkat Pendidikan
Tabel 5.4 Tingkat Pendidikan Responden
No. Tingkat Pendidikan F fr (%) 1. S2 1 0,82 2. D4/S1 109 89,34 3. D3 10 8,20 4. D2 1 0,82 5. > D2 1 0,82
Jumlah 122 100
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang
mempunyai tingkat pendidikan S2 sebanyak 1 guru atau 0,82%,
responden yang mempunyai tingkat pendidikan D4/S1 sebanyak
109 guru atau 89,34%, responden yang mempunyai tingkat
pendidikan D3 sebanyak 10 guru atau 8,20%, responden yang
mempunyai tingkat pendidikan D2 sebanyak 1 guru atau 0,82%,
responden yang mempunyai tingkat pendidikan dibawah D2
sebanyak 1 guru atau 0,82%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan D4/S1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
c. Masa Kerja
Tabel 5.5 Masa Kerja Responden
No. Masa Kerja F fr (%) 1. Lebih dari dua tahun 113 92,62 2. Kurang dari dua tahun 9 7,38
Jumlah 122 100
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa jumlah responden yang
mempunyai masa kerja kurang dari dua tahun sebanyak 9 guru
atau 7,38%, dan jumlah responden yang mempunyai masa kerja
lebih dari dua tahun sebanyak 113 guru atau 92,62%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini
mempunyai masa kerja lebih dari dua tahun.
3. Persepsi Guru Terhadap Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka
bagi Sarjana Non-Kependidikan
Persepsi guru terhadap pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana Non-Kependidikan dapat dideskripsikan berdasarkan tabel
berikut:
Tabel 5.6 Persepsi Guru Terhadap Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka
bagi Sarjana Non-Kependidikan Skor Frekuensi Persentase Interpretasi
140 – 159 19 15,57% Sangat Positf 120 – 139 64 52,46% Positif 107 – 119 33 27,05% Cukup Positif 94 – 106 3 2,46% Negatif
> 94 3 2,46% Sangat Negatif Jumlah 122 100%
(rentang skor menggunakan tabel PAP tipe II ada di lampiran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa persepsi guru SMA terhadap
adanya program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana
Non-Kependidikan pada guru-guru di Kabupaten Kulon Progo
dikategorikan sangat positif sebanyak 19 guru (15,57%),
dikategorikan positif sebanyak 64 guru (52,46%), dikategorikan cukup
positif sebanyak 33 guru (27,05%), dikategorikan negatif ada tiga
guru (2,46%), dan dikategorikan sangat negatif ada tiga guru (2,46%).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
mempunyai persepsi yang positif. Hal ini didukung dengan hasil
perhitungan mean: 124,78; median: 124; modus: 124; dan standar
deviasi: 13,795
a. Persepsi Guru SMA terhadap adanya program pendidikan profesi
guru yang terbuka bagi Non-Kependidikan ditinjau dari status
kepegawaian
Tabel 5.7 Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan
Profesi Guru yang Terbuka bagi Sarjana Non-Kependidikan dari Status Kepegawaian
Status Kepegawaian
Kriteria JumlahSangat
Positif Positif Cukup Positif Negatif Sangat
Negatif GTT Jml 1 16 1 1 - 19
% 5,26% 84,22 5,26% 5,26% - 100% GTY Jml - 6 3 - - 9
% - 66,67% 33,33% - - 100% PNS Jml 18 42 28 3 3 94
% 19,15% 44,68% 29,79% 3,19% 3,19% 100% Total Jml 19 64 32 4 3 122
% 15,57% 52,46% 26,23% 3,28% 2,46% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan ditinjau dari status kepegawaian guru dapat
diuraikan sebagai berikut: 1) status kepegawaian guru tidak tetap
(GTT) sebanyak satu guru atau 5,26% memiliki persepsi yang
sangat positif, sebanyak 16 guru atau 84,22% memiliki persepsi
yang positif, sebanyak satu guru atau 5,26% memiliki persepsi
yang cukup positif, sebanyak satu guru atau 5,26% memiliki
persepsi yang negatif, 2) status kepegawaian guru tetap yayasan
(GTY) sebanyak enam guru atau 66,67% memiliki persepsi yang
positif, sebanyak tiga guru atau 33,33% memiliki persepsi yang
cukup positif, 3) status kepegawaian pegawai negeri sipil (PNS)
sebanyak 18 guru atau 19,15% memiliki persepsi yang sangat
positif, sebanyak 42 guru atau 44,68% memiliki persepsi yang
positif, sebanyak 28 guru atau 29,79% memiliki persepsi yang
cukup positif, sebanyak tiga guru atau 3,19% memiliki persepsi
yang negatif, dan sebanyak tiga guru atau 3,19% memiliki
persepsi yang sangat negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
b. Persepsi Guru SMA terhadap adanya program pendidikan profesi
guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari
tingkat pendidikan
Tabel 5.8 Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau
dari Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Kriteria JumlahSangat
Positif Positif Cukup Positif Negatif Sangat
Negatif Dibawah
D2 Jml - 1 - - - 1 % - 100% - - - 100%
D2 Jml - 1 - - - 1 % - 100% - - - 100%
D3 Jml 2 7 1 - - 10 % 20% 70% 10% - - 100%
D4/S1 Jml 16 55 31 4 3 109 % 14,68% 50,46% 28,44% 3.67% 2,75% 100%
S2 Jml 1 - - - - 1 % 100% - - - - 100%
Total Jml 19 64 32 4 3 122 % 15,57% 52,46% 26,23% 3,28% 2,46% 100%
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan ditinjau dari tingkat pendidikan guru dapat
diuraikan sebagai berikut: 1) tingkat pendidikan dibawah D2
sebanyak satu guru atau 100% memiliki persepsi yang positif, 2)
tingkat pendidikan D2 sebanyak satu guru atau 100% memiliki
persepsi yang positif, 3) tingkat pendidikan D3 sebanyak dua guru
atau 20% memiliki persepsi yang sangat positif, sebanyak tujuh
guru atau 70% memiliki persepsi yang positif, dan sebanyak satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
guru atau 10% memiliki persepsi yang cukup positif, 4) tingkat
pendidikan D4/S1 sebanyak 16 guru atau 14,68% memiliki
persepsi yang sangat positif, sebanyak 55 guru atau 50,46%
memiliki persepsi yang positif, sebanyak 31 guru atau 28,44%
memiliki persepsi yang cukup positif, sebanyak empat guru atau
3,67% memiliki persepsi yang negatif, dan sebanyak 3 guru atau
2,75% memiliki persepsi yang sangat negatif, 5) tingkat
pendidikan S2 sebanyak sebanyak satu guru atau 100% memiliki
persepsi yang sangat positif.
c. Persepsi Guru SMA terhadap adanya program pendidikan profesi
guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari
masa kerja
Tabel 5.9 Persepsi Guru Terhadap Adanya Program Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau
dari Masa Kerja
Masa Kerja Kriteria
JumlahSangat Positif Positif Cukup
Positif Negatif Sangat Negatif
<2 tahun Jml 1 7 - 1 - 9 % 11,11% 77,78% - 11,11 - 100%
>2 tahun Jml 18 57 32 3 3 113 % 15,93% 50,45% 28,32% 2,65% 2,65% 100%
Total Jml 19 64 32 4 3 122 % 15,57% 52,46% 26,23% 3,28% 2,46% 100%
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan ditinjau dari masa kerja guru dapat diuraikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
sebagai berikut: 1) masa kerja kurang dari dua tahun sebanyak
satu guru atau 11,11% memiliki persepsi yang sangat positif,
sebanyak tujuh guru atau 77,78% memiliki persepsi yang positif,
sebanyak satu guru atau 11,11% memiliki persepsi yang negatif,
2) masa kerja lebih dari dua tahun sebanyak 18 guru atau 15,93%
memiliki persepsi yang sangat positif, sebanyak 57 guru atau
50,45% memiliki persepsi yang positif, sebanyak 32 guru atau
28,32% memiliki persepsi yang cukup positif, sebanyak tiga guru
atau 2,65% memiliki persepsi yang negatif, dan sebanyak tiga
guru atau 2,65% memiliki persepsi yang sangat negatif.
B. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal atau
tidaknya distribusi data tentang variabel status kepegawaian,
tingkat pendidikan, dan masa kerja guru. Berikut ini disajikan
pengujian normalitas berdasarkan uji satu sampel dari Komogorof
Smirnov:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 5.10 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi
Guru terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Status
Kepegawaian
PNS GTY GTT N 94 8 20Normal Parametersa,,b Mean 124,61 122,13 126,65
Std. Deviation 14,987 5,436 9,735Most Extreme Differences
Absolute 0,070 0,240 0,204Positive 0,064 0,240 0,125Negative -0,070 -0,173 -0,204
Kolmogorov-Smirnov Z 0,680 0,679 0,912Asymp. Sig. (2-tailed) 0,745 0,746 0,377
Dari tabel 5.10 dapat diketahui bahwa nilai asymptotic
significance (Asymp. Sig) untuk distribusi data persepsi guru
terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari status kepegawaian PNS
adalah 0, 745, status kepegawaian GTY adalah 0,746, dan status
kepegawaian GTT adalah 0,377. Nilai asymptotic significance
(Asymp. Sig) pada masing-masing status kepegawaian tersebut
lebih besar dari alpha (α) = 0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa distribusi data persepsi guru terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan ditinjau dari status kepegawaian guru adalah
normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 5.11 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi
Guru terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari
Tingkat Pendidikan
S1 D3 N 109 10Normal Parametersa,,b Mean 124,00 130,70
Std. Deviation 13,934 11,643Most Extreme Differences
Absolute 0,067 0,188Positive 0,067 0,188Negative -0,061 -0,127
Kolmogorov-Smirnov Z 0,703 0,596Asymp. Sig. (2-tailed) 0,706 0,870
Dari tabel 5.11 dapat dilihat bahwa untuk tingkat pendidikan S2,
D2, dan di bawah D2 tidak dapat ditunjukkan karena jumlah
responden hanya 1 orang saja, sehingga hal ini mengakibatkan
pengujian dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test tidak dapat menunjukkan outputnya. Dari tabel
tersebut juga dapat diketahui bahwa nilai asymptotic significance
(Asymp. Sig) untuk distribusi data persepsi guru terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan ditinjau dari tingkat pendidikan D4/S1 adalah
0,706, dan untuk tingkat pendidikan D3 adalah 0,870. Nilai
asymptotic significance (Asymp. Sig) pada masing-masing tingkat
pendidikan tersebut lebih besar dari alpha (α) = 0,05. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa distribusi data persepsi guru
terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari tingkat pendidikan guru
adalah normal.
Tabel 5.12 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi
Guru terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Masa
Kerja
LebihDr2Thn KrgDr2ThnN 113 9Normal Parametersa,,b Mean 124,88 123,56
Std. Deviation 13,424 18,796Most Extreme Differences
Absolute 0,083 0,287Positive 0,083 0,178Negative -0,060 -0,287
Kolmogorov-Smirnov Z 0,884 0,862Asymp. Sig. (2-tailed) 0,415 0,448
Dari tabel 5.12 dapat diketahui bahwa nilai asymptotic
significance (Asymp. Sig) untuk distribusi data persepsi guru
terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari masa kerja lebih dari dua
tahun adalah 0,415, dan masa kerja kurang dari dua tahun adalah
0,448. Nilai asymptotic significance (Asymp. Sig) pada masing-
masing masa kerja tersebut lebih besar dari alpha (α) = 0,05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa distribusi data
persepsi guru terhadap program pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari masa kerja
guru adalah normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal sampel
dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok
yang membentuk sampel tersebut. Pengujian ini didasarkan pada
uji Levene Statistic. Secara ringkas hasil pengujian untuk
homogenitas disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.13 Tabel Hasil Pengujian Homogenitas
Variabel Levene Statistic df1 df2 Sig. Keterangan
Persepsi Guru Terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Status Kepegawaian Guru
5,038 2 119 0,008 Tidak Homogen
Persepsi Guru Terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Guru
0,368 1 117 0,545 Homogen
Persepsi Guru Terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Masa Kerja Guru
1,191 1 120 0,277 Homogen
Dari tabel 5.13 tersebut diperoleh nilai levene statistic untuk
persepsi guru terhadap program pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari status
kepegawaian sebesar 5,038 dengan nilai probabilitas signifikansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
sebesar 0,008. Oleh karena nilai probabilitas (0,008) < nilai alpha
(0,05) maka dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan
memiliki varian yang tidak sama atau tidak homogen. Nilai levene
statistic untuk persepsi guru terhadap program pendidikan profesi
guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari
tingkat pendidikan sebesar 0,368 dengan nilai probabilitas
signifikansi sebesar 0,545. Oleh karena nilai probabilitas (0,545) >
nilai alpha (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa sampel yang
digunakan memiliki varian yang sama atau homogen. Nilai levene
statistic untuk persepsi guru terhadap program pendidikan profesi
guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari
masa kerja sebesar 1,191 dengan nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,277. Oleh karena nilai probabilitas (0,277) > nilai alpha
(0,05) maka dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan
memiliki varian yang homogen.
2. Pengujian hipotesis
Berdasarkan pengujian prasyarat analisis data diketahui bahwa
data persepsi guru SMA terhadap program pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan berdistribusi normal dan
mempunyai varians yang sama atau homogen, kecuali hipotesis
pertama tidak homogen maka untuk hipotesis pertama menggunakan
uji Chi Square Sedangkan karena kedua syarat telah terpenuhi maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pengujian hipotesis kedua dan ketiga menggunakan uji Anova dan uji
T dapat dilakukan. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan One Way
Anova SPSS 17 for Windows Evaluation Version. Hasil pengujian
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Persepsi Guru terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang
Terbuka bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Status
Kepegawaian Guru
1) Perumusan Hipotesis I
Ho1 = Tidak ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap
program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana Non-Kependidikan dilihat dari status
kepegawaian guru
Ha1 = Ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap
program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana Non-Kependidikan dilihat dari status
kepegawaian guru
2) Pengujian Hipotesis I
Tabel 5.14 Hasil Uji Chi-Square Data Berdasarkan Status
Kepegawaian Guru
Skor TotalStatus
Kepegawaian
Chi-Square 68.787a 106.689b Df 45 2 Asymp. Sig. .013 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tabel 5.14 nilai Chi-
Square sebesar 68,787, dengan nilai probabilitas signifikansi
0,013. Nilai probabilitas signifikansi (0,013) < 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima hal ini berarti persepsi guru terhadap
program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana
Non-Kependidikan ditinjau dari status kepegawaian adalah
tidak identik atau memiliki perbedaan yang signifikan.
b. Persepsi Guru terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang
Terbuka bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Tingkat
Pendidikan Guru
1) Perumusan Hipotesis II
Ho2 = Tidak ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap
program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana Non-Kependidikan dilihat dari tingkat
pendidikan guru
Ha2 = Ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap
program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana Non-Kependidikan dilihat dari tingkat
pendidikan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
2) Pengujian Hipotesis II
Tabel 5.15 Hasil Uji Beda Data Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Guru
Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 836,925 4 209,231 1,103 0,358Within Groups 22188,100 117 189,642 Total 23025,025 121
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tabel 5.15 nilai Fhitung
sebesar 1,103, dengan nilai probabilitas signifikansi 0,358.
Nilai Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan df between
Groups = 4, dan df within groups = 117 adalah 2,449 oleh
karena nilai probabilitas signifikansi (0,358) > 0,05 maka Ho
diterima. Hal ini berarti persepsi guru terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan ditinjau dari tingkat pendidikan adalah identik
atau tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
c. Persepsi Guru terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang
Terbuka bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau dari Masa Kerja
Guru
1) Perumusan Hipotesis III
Ho3 = Tidak ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap
program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana Non-Kependidikan dilihat dari masa kerja
guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Ha3 = Ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana
Non-Kependidikan dilihat dari masa kerja guru
2) Pengujian Hipotesis III
Tabel 5.16 Hasil Uji T Data Berdasarkan Masa Kerja Guru
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tabel 5.16 nilai Thitung
sebesar 0,275, dengan nilai probabilitas signifikansi 0,784.
Nilai Ttabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan df = 120, dan
adalah 1,980 oleh karena nilai probabilitas signifikansi
(0,784) > 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti persepsi
guru terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka
bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari masa kerja
adalah identik atau tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor Equal
variances assumed
1,191 0,277 0,275 120 0,784 1.321 4.796 -8.175 10.817
Equal variances
not assumed
0,207 8,662 0,841 1.321 6.391 -13.224 15.865
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
C. Pembahasan hasil Penelitian
1. Persepsi Guru SMA Terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang
Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau Dari Status
kepegawaian Guru
Menurut hasil pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa ada
perbedaan persepsi guru terhadap program pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari status kepegawaian
guru. Artinya bahwa guru dengan status kepegawaian yang berbeda
(PNS, GTY, GTT) memiliki persepsi yang berbeda terhadap program
pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan.
Kesimpulan tersebut didasarkan pada perhitungan Chi Square yang
menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,013 lebih
kecil dari α = 0,05.
Hasil deskripsi data status kepegawaian guru menunjukkan
bahwa sebagian besar responden memiliki status kepegawaian sebagai
PNS dan ada 8 guru GTY, yang berarti bahwa mereka berhak mengikuti
program pendidikan profesi guru karena telah memenuhi salah satu
persyaratan untuk mengikuti program pendidikan profesi guru dalam
jabatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan persepsi
guru, yaitu persepsi positif terhadap program pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan. Menurut penulis, adanya
perbedaan persepsi guru terhadap program pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari status kepegawaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
disebabkan karena guru dengan status kepegawaian PNS dan GTY
beranggapan bahwa dengan mengikuti program pendidikan profesi guru
maka sarjana Non-Kependidikan dipandang dapat meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Karena para sarjana Non-Kependidikan
dianggap lebih memiliki keilmuan yang mumpuni di dalam bidang
masing-masing, sehingga dengan mengikuti pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ini akan dibekali ilmu
untuk mengajar sehingga para sarjana Non-Kependidikan dapat menjadi
seorang guru yang menguasai kompetensi dalam merencanakan,
melaksanakan, dan menilai pembelajaran, menindaklanjuti hasil
penilaian dengan melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik,
mampu melakukan penelitian dan mengembangkan profesionalitas
secara berkelanjutan. Hal ini akan menyebabkan Guru yang mempunyai
status kepegawaian PNS dan GTY memiliki persepsi yang positif
terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana
Non-Kependidikan. Sebelum dilaksanakan program pendidikan profesi
guru, pemerintah telah melakukan sosialisasi tentang pendidikan profesi
guru sehingga guru memahami tujuan dan manfaat sesungguhnya dari
pendidikan profesi guru yang pada intinya adalah untuk meningkatkan
mutu pendidikan, mewujudkan tujuan Nasional, meningkatkan
kompetensi keguruan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Atas
dasar inilah guru dengan status kepegawaian GTT mempunyai persepsi
yang negatif terhadap adanya pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
sarjana Non-Kependidikan. Hal ini disebabkan karena guru yang telah
lama bekerja sebagai GTT dapat tergeser oleh sarjana Non-Kependidikan
yang telah mengikuti program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana Non-Kependidikan dan juga pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan sesungguhnya akan
memperkecil peluang sarjana pendidikan dalam memperoleh pekerjaan.
2. Persepsi Guru SMA Terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang
Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau Dari Tingkat
Pendidikan Guru
Menurut hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa tidak
ada perbedaan persepsi guru terhadap program pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari tingkat
pendidikan guru. Artinya bahwa guru dengan tingkat pendidikan yang
berbeda (S2, D4/S1, D3, D2, dan dibawah D2) memiliki persepsi yang
identik terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana Non-Kependidikan. Kesimpulan tersebut didasarkan pada
perhitungan Anova yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas
signifikansi sebesar 0,358 lebih besar dari α = 0,05 dan Fhitung sebesar
1,103 lebih kecil dari Ftabel sebesar 2,449.
Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan D4/S1. Namun
baik yang memiliki tingkat pendidikan D4/S1 dan D3 sama-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
memiliki persepsi yang positif terhadap program pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan. Hal ini disebabkan karena
masing-masing guru berusaha mencari informasi yang sebanyak-
banyaknya mengenai pendidikan profesi guru. Informasi tidak hanya
diperoleh dari saat pendidikan saja, namun bisa diperoleh dari media
massa, teman, masyarakat, ataupun dari media yang lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kesamaan persepsi
guru, yaitu persepsi positif terhadap program pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan. Menurut penulis, adanya
kesamaan persepsi guru yang positif terhadap program pendidikan
profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari
tingkat pendidikan disebabkan karena guru dengan berbagai tingkat
pendidikan baik D4/S1 dan D3 menyadari bahwa peningkatan mutu
pendidikan menuntut kualifikasi tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Selain hal tersebut menurut penulis pendidikan profesi guru yang terbuka
bagi sarjana Non-Kependidikan merupakan langkah yang terbilang
cukup efektif untuk mendobrak mutu pendidikan di Indonesia. Dengan
demikian semua guru dengan tingkat pendidikan diploma maupun
sarjana sama-sama berusaha untuk menguasai segala aspek yang
diharapkan dapat dikuasai oleh guru sesuai yang diinginkan dalam
pendidikan profesi guru, sehingga menurut saya tingkat pendidikan tidak
banyak mempengaruhi persepsi guru terhadap program pendidikan
profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan. Selain hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
tersebut dengan dibukanya pendidikan profesi guru bagi sarjana Non-
Kependidikan diharapkan akan lebih meningkatkan keprofesionalan
sebagai seorang guru bila ada sarjana Non-Kependidikan yang ingin
menjadi guru.
3. Persepsi Guru SMA Terhadap Program Pendidikan Profesi Guru yang
Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau Dari Masa Kerja Guru
Menurut hasil pengujian hipotesis ketiga diketahui bahwa tidak
ada perbedaan persepsi guru terhadap program pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari masa kerja
guru. Artinya bahwa guru dengan masa kerja yang berbeda (lebih dari
dua tahun, dan kurang dari dua tahun) memiliki persepsi yang sama
terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana
Non-Kependidikan. Kesimpulan tersebut didasarkan pada perhitungan
uji T yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar
0,784 lebih besar dari α = 0,05 dan Thitung sebesar 0,275 lebih kecil dari
Ttabel sebesar 1,980.
Hasil deskripsi data masa kerja guru menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memiliki masa kerja lebih dari dua tahun, dan
telah memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti program
pendidikan profesi guru dalam jabatan. Dari hasil deskripsi data persepsi
guru terhadap adanya program pendidikan profesi guru yang terbuka
bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari masa kerja menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
bahwa sebagian besar guru memiliki persepsi yang positif. Selain itu dari
hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada kesamaan persepsi guru,
yaitu persepsi positif terhadap program pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan. Menurut penulis, adanya
kesamaan persepsi guru yang positif terhadap program pendidikan
profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari
masa kerja disebabkan karena pendidikan profesi guru yang terbuka bagi
sarjana murni dianggap mempunyai keunggulan, terutama dalam
penguasaan ilmu. Penguasaan sarjana Non-Kependidikan di bidang
keilmuan lebih tinggi daripada melalui sarjana pendidikan karena sarjana
Non-Kependidikan mempelajari bidang keilmuan lebih lama daripada
jalur S1 pendidikan. Dengan demikian, diharapkan sarjana Non-
Kependidikan mempunyai pengertian keilmuan lebih baik, benar, dan
tidak membuat kesalahan dalam mengajarkan ilmunya.
Dari beberapa penelitian tentang uji mutu guru di lapangan
(menurut www.tabaos.htm) diketahui, bahwa salah satu kelemahan guru
adalah dalam penguasaan bidang kajian ilmunya. Hal ini salah satunya
disebabkan banyak guru yang mengajar tetapi memiliki latar belakang
ilmu yang berbeda dengan yang diajarkannya. Misalnya, guru lulusan
pendidikan agama mengajar fisika, guru lulusan olahraga mengajar
biologi, guru lulusan seni mengajar bahasa jawa, dan masih banyak lagi.
Dengan dibukanya kesempatan bagi para lulusan sarjana Non-
Kependidikan menjadi guru maka dapat diharapkan guru itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
berkompeten dalam bidang kajian ilmunya. Namun kita juga tidak boleh
mengatakan bahwa pengetahuan semua guru lulusan sarjana
kependidikan lebih rendah karena memang ada beberapa lulusan yang
berbakat dan berpotensi tinggi sehingga dapat menguasai keilmuannya
secara baik dan unggul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dibahas pada Bab V maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap program pendidikan profesi
guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari status
kepegawaian. Hal ini didasarkan pada perhitungan Chi-Square yang
menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya signifikan sebesar 0,013
lebih kecil dari α = 0,05.
2. Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program pendidikan
profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau
dari tingkat pendidikan. Hal ini didasarkan pada perhitungan Anova
yang menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya signifikan sebesar
0,358 lebih besar dari α = 0,05 dan Fhitung sebesar 1,103 lebih kecil
dari Ftabel sebesar 2,449.
3. Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program pendidikan
profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau
dari status kepegawaian. Hal ini didasarkan pada perhitungan Anova
yang menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya signifikan sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
0,784 lebih besar dari α = 0,05 dan Fhitung sebesar 0,275 lebih kecil
dari Ftabel sebesar 1,980.
B. Keterbatasan
1. Peneliti tidak dapat melacak kejujuran responden dalam mengisi
kuesioner penelitian
2. Dalam menyerahkan kuesioner kepada responden peneliti tidak
menemui responden secara langsung satu per satu. Peneliti hanya
menitipkan kepada salah satu guru di sekolah, oleh karena itu peneliti
tidak dapat mengetahui apakah responden benar-benar mengetahui
mengenai pendidikan rofesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan atau tidak.
C. Saran
Hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk hipotesis pertama menunjukkan
ada perbedaan persepsi guru terhadap program pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan ditinjau dari status kepegawaian,
dan untuk hipotesis kedua dan ketiga tidak ada perbedaan persepsi guru
terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
Kependidikan ditinjau dari tingkat pendidikan, dan masa kerja. Penelitian
ini menunjukkan bahwa sebagian guru-guru sekolah menengah atas (SMA)
negeri dan swasta di Kabupaten kulon Progo memiliki persepsi yang positif
terhadap program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana Non-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Kependidikan. Persepsi ini dapat lebih ditingkatkan lagi. Hal-hal konkrit
yang dapat dilakukan, misalnya:
1. Melakukan program pendampingan dengan mengadakan pertemuan
rutin, misalnya tiga bulan sekali bagi para sarjana Non-Kependidikan
yang menjadi guru. Dalam pertemuan itu, para sarjana Non-
Kependidikan dapat saling berbagi kesulitan dan kemajuan. Para
sarjana Non-Kependidikan juga dibantu untuk terus mengembangkan
keterampilan mengajar dan keterampilan melaksanakan tugasnya
sebagai guru. Lokakarya dan pelatihan untuk pengembangan profesi
dapat diadakan bagi para sarjana Non-Kependidikan. Pendampingan
ini dapat dilakukan dinas pendidikan atau yayasan sekolah.
2. Diadakan evaluasi rutin pada tiap semester praktik mengajar. Evaluasi
ini dapat dilakukan oleh kepala sekolah, rekan guru, dan siswa yang
dibimbing. Siswa yang dibimbing dapat dimintai masukan sehingga
dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja guru yang mengikuti
program pendidikan profesi guru yang berasal dari sarjana Non-
Kependidikan. Demikian juga dengan teman dan kepala sekolah.
Dengan cara ini, perkembangan profesi keguruannya diharapkan kian
maju dan akhirnya mereka sungguh-sungguh menjadi guru yang
profesional.
3. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan melakukan
penelitian misalnya berkaitan dengan profesionalisme guru sebelum
dan sesudah diadakan program pendidikan profesi guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
4. Bagi peneliti berikutnya diharapkan agar dalam melakulan penelitian
dalam hal ini menyebarkan kuesioner, peneliti menemui responden
secara langsung satu per satu sehingga nantinya peneliti dapat
mengetahui kesulitan yang dialami oleh responden dan dapat
menjelaskan kepada responden bila ada hal-hal yang tidak diketahui
oleh responden, sehingga nantinya tidak terjadi kesalahan pemahaman
dalam pengisian kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1990. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta:
Rineka Cipta Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Brataningrum, Natalina Premastuti. 2008. Modul Pengolahan data Elektronik (PDE
1). Yogyakarta: FKIP Universitas Sanata Dharma Daviddof, L. 1981. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Fadilah, Ayu. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan
Profesionalisme Guru. {Online} Available http://ipoeldpm.blogspot.com/2007/08/makalah-strategi-belajar-mengajar-ctl.html (Accessed, September 6, 2009)
Ghozali, Imam. (2002). Statistik Non-Parametrik. Semarang: Undip Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: Bumi Aksara. Kunandar. (2007). Guru Profesional, Implementasi KTSP dan Sukses Dalam
Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Mahmudin. Kompetensi Profesional guru. {Online} Available http://mahmudin.wordpress.com./category/pendidikan (Accessed, September 6, 2009)
Mahmudin. Kompetensi Keguruan. {Online} Available http://mahmudin.wordpress.com/category/manajemen (Accessed, September 6, 2009)
Muhadi, FX. 2009. Modul Metode Penelitian. Yogyakarta: tidak diterbitkan Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom Purwanti, Rita Eny. 2010. Kuesioner Proposal Penelitian Pendidikan Profesi Guru
yang Dilaksanakan untuk Sarjana Ilmu Murni. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. FKIP USD Yogakarta
Purwodarminto W.J.S.. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN.
Balai Pustaka. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
MediaKom Sahertian, Piet. (1994). Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta: Andi Offset Salim, Peter dan Yenny Salim. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudrajad, Akhmad.(2008). Hakikat dan Teori Belajar. {Online} Available
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar/. (Accessed, September 6, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Thoha, M.(1983). Perilaku Organisasi konsep dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persana Tuhusetya, Sawali. 2007. Guru Indonesia: Generasi yang Hilang?. {Online}
Available http://sawali.wordpress.com/2007/09/04/guru-indonesia-generasi -yang-
hilang/ (Accessed, September 6, 2009) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Usman, Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Winkel W.S. 1987. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PN.
Balai Pustaka __________.Guru, antara Renumerasi dan Profesionalisme. {Online} Available
http://www.sumbawanews.com/berita/opini/guru-antara-renumeras-dan-profesionalisme.html (Accessed, September 6, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
__________.(2007)”Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi. Yogyakarta : Tidak diterbitkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I:
KUESIONER
PENELITIAN
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PERSEPSI GURU SMA TERHADAP PROGRAM PENDIDIKAN
PROFESI GURU YANG TERBUKA BAGI SARJANA NON-
KEPENDIDIKAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN,
TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MASA KERJA
KUESIONER PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah
Satu syarat penyusunan skripsi
Oleh:
Rouberti Hari Nuraheni
06 1334 061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Hal : Pengisian Kuesioner
Kepada Yth: Bapak/Ibu Guru SMA
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. Saya bermaksud mengadakan penelitian dengan judul
”PERSEPSI GURU SMA TERHADAP PROGRAM PENDIDIKAN
PROFESI GURU YANG TERBUKA BAGI SARJANA NON-
KEPENDIDIKAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN,
TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MASA KERJA” dalam rangka penyusunan
skripsi.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu Guru menjadi
responden untuk penelitian ini. Saya berharap Bapak/Ibu Guru berkenan untuk
menjawab keseluruhan pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Sejalan dengan etika penelitian, saya menjamin kerahasiaan seluruh jawaban
Bapak/Ibu Guru dan memastikan bahwa jawaban dari Bapak/Ibu Guru hanyalah
semata-mata untuk keperluan penelitian ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner ini sedikit banyak mengganggu
aktivitas Bapak/Ibu. Oleh sebab itu saya meminta maaf sebelumnya.
Demikian permohonan saya. Atas perhatian Bapak/Ibu Guru saya mengucapkan
terimakasih.
Yogyakarta, November 2010
Hormat saya
Rouberti Hari Nuraheni
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Kuesioner terdiri dari 3 (tiga) bagian:
a. Bagian I Identitas responden
b. Bagian II Pengetahuan tentang pendidikan Profesi Guru
c. Bagian II Tanggapan Mengenai Pendidikan Profesi Guru Yang
Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan
2. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda (x) pada pilihan
jawaban yang telah disediakan, yang menurut Bapak/Ibu Guru sesuai dengan
keadaan Bapak/Ibu Guru.
3. Untuk kuesioner bagian III pilihlah:
SS : jika Bapak/Ibu Guru sangat setuju dengan pernyataan
S : jika Bapak/Ibu Guru setuju dengan pernyataan
RR : jika Bapak/Ibu Guru ragu-ragu dengan pernyataan
TS : jika Bapak/Ibu Guru tidak setuju dengan pernyataan
STS : jika Bapak/Ibu Guru sangat tidak setuju dengan pernyataan
4. Selesai mengerrjakan telitilah kembali dan pastikan bahwa setiap pernyataan
dalam kuesioner ini telah semuanya dijawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
BAGIAN I
Identitas Pribadi Responden
Nama Responden : _______________________________
Sekolah : _______________________________
Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan (Coret salah satu)
Status Kepegawaian :
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Guru Tetap Yayasan (GTY)
Guru Tidak Tetap (GTT)
Pendidikan Terakhir :
S2
D4/S1
D3
D2
Dibawah D2
Masa Kerja :
Lebih dari dua tahun
Kurang dari dua tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
BAGIAN II
Pengetahuan Tentang Pendidikan Profesi Guru
1. Apakah anda menikmati profesi anda sebagai seorang guru?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda mengetahui tentang adanya pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan?
a. Ya
b. Tidak
3. Bila “ya” darimanakah anda mengetahui mengenai pendidikan profesi guru
yang terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan?
a. Media massa
b. Masyarakat
c. Teman
d. Lain-lain
4. Sejauh mana anda mengetahui mengenai pendidikan profesi guru yang
terbuka bagi sarjana Non-Kependidikan?
a. Sangat mengenal
b. Cukup mengenal
c. Kurang mengenal
d. Tidak mengenal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
BAGIAN III
Tanggapan Mengenai Pendidikan Profesi Guru Yang Terbuka Bagi Sarjana
Non-Kependidikan
NO. PERNYATAAN JAWABAN
SS S RR TS STS
1. PPG dapat membentuk guru lebih memahami ciri/watak dari peserta didik
2. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang dapat merancang pembelajaran dengan lebih baik
3. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang dapat melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik
4. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang dapat merancang evaluasi pembelajaran dengan lebih baik
5. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang dapat melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan lebih baik
6.
PPG dapat membentuk guru yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi dan kreativitasnya
7. PPG dapat membentuk guru yang sungguh- sungguh memahami materi ajar
8.
PPG dapat membentuk guru yang menguasai langkah- langkah penelitinan untuk meningkatkan wawasan dan memperdalam pengetahuan atau materi
9. PPG dapat membentuk guru yang dapat menjadi teladan bagi peserta didik
10. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang dapat lebih memahami kode etik profesi guru
11. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang dapat lebih menerapkan kode etik profesi guru
12. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang dapat berperilaku sesuai dengan kode etik guru
13. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang memiliki kepribadian yang mantap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
14. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang memiliki kepribadian yang stabil
15. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang lebih bangga terhadap dirinya dan memiliki kepercayaan diri
16. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa
17. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang arif
18 PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang berwibawa
19. PPG dapat membentuk guru menjadi guru yang memiliki akhlak mulia
20. PPG dapat membentuk guru yang mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa
21. PPG dapat membentuk guru yang mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik
22. PPG dapat membentuk guru yang mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali siswa
23. PPG dapat membentuk guru yang mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan masyarakat
24.
Kebijakan pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada sarjana non-kependidikan untuk mengikuti PPG dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
25.
Guru yang berasal dari sarjana non-kependidikan dan telah mengikuti PPG tidak menjamin peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia
26. PPG yang terbuka bagi sarjana non-kependidikan tidak menjamin akan dapat menghasilkan guru yang sungguh-sungguh kompeten
27. PPG yang terbuka bagi sarjana pendidikan tidak menjamin akan dapat menciptakan guru yang mengajar dengan jiwa dan penuh dedikasi
28. PPG yang terbuka bagi sarjana non-kependidikan tidak menjamin akan dapat menghasilkan guru yang berkualitas
29. PPG yang terbuka bagi sarjana non-kependidikan akan menghasilkan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
yang dapat membangun insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif
30. PPG yang terbuka bagi sarjana non-kependidikan akan dapat menghasilkan guru yang dapat meningkatkan moralitas bangsa Indonesia
31. PPG yang terbuka bagi sarjana non-kependidikan tidak menjamin dapat menghasilkan guru yang mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional
32.
Kualitas pendidikan di Indonesia dinilai rendah disebabkan oleh rendahnya kualitas sarjana pendidikan yang menjadi guru
33. PPG tidak memerlukan keahlian khusus sebagaimana pendidikan profesi lainnya
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN II:
DATA VALIDITAS
DAN
RELIABILITAS
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Ringkasan Validitas Dan Reliabilitas
Case Processing Summary N %
Cases Valid 34 100.0
Excludeda 0 .0
Total 34 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.942 .956 33
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation N of Items
130.9412 180.178 13.42305 33
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
B1 126.6765 169.377 .558 . .940B2 126.6176 170.243 .691 . .939B3 126.6176 170.243 .784 . .939
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
B4 126.6176 169.213 .767 . .939B5 126.7059 169.062 .751 . .939B6 126.6765 170.104 .659 . .939B7 126.7647 168.307 .772 . .939B8 126.6471 169.205 .785 . .939B9 126.7353 168.564 .733 . .939B10 126.6176 170.061 .705 . .939B11 126.8235 168.453 .741 . .939B12 126.7353 167.716 .674 . .939B13 126.8235 169.968 .545 . .940B14 127.0000 172.061 .493 . .941B15 126.9412 171.148 .549 . .940B16 126.8529 171.281 .574 . .940B17 126.6176 170.243 .784 . .939B18 127.0294 170.757 .514 . .941B19 126.9118 168.386 .701 . .939B20 126.9118 170.871 .544 . .940B21 126.8529 172.978 .589 . .940B22 127.0294 169.969 .741 . .939B23 126.9412 171.148 .549 . .940B24 127.1765 168.392 .552 . .940B25 128.2353 168.852 .383 . .943B26 128.2353 168.610 .356 . .944B27 126.6765 169.377 .558 . .940B28 128.0000 165.939 .412 . .944B29 126.9118 170.871 .544 . .940B30 127.6176 169.819 .401 . .942B31 126.6471 170.781 .666 . .940B32 127.5000 167.591 .409 . .943B33 126.9706 171.545 .612 . .940
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN III:
DATA INDUK
PENELITIAN
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN IV:
PERHITUNGAN
KECENDERUNGAN
VARIABEL
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Perhitungan PAP tipe II
Berdasarkan skor yang ada pada data penelitian maka penulis mengelompokkan
persepsi guru dalam kategori: sangat positif, positif, cukup positif, negatif, dan
sangat negatif. Untuk menilai skor yang ada maka menggunakan Penilaian Acuan
Patokan (PAP) Tipe II.
Kategori kecenderungan menurut Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II untuk
penilaian persepsi guru terhadap adanya pendidikan profesi guru yang terbuka
bagi sarjana ilmu murni adalah sebagai berikut:
Tingkat penguasaan kompetensi Kategori kecenderungan variabel 81%-100% Sangat Positf 66%-80% Positif 56%-65% Cukup Positif 46%-55% Negatif
Dibawah 46% Sangat Negatif
Berdasarkan kategori tersebut dilakukan analisis sebagai berikut:
Skor tertinggi = 5 x 33 = 165
Skor terendah = 1 x 33 = 33
Penilaian persepsi guru terhadap adanya pendidikan profesi guru yang terbuka
bagi sarjana ilmu murni berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II
adalah sebagai berikut:
Skor = Nilai terendah + % (Nilai tertinggi – Nilai terendah)
= 33 + 81% (165-33) = 139,92; dibulatkan menjadi 140
= 33 + 66% (165-33) = 120,12; dibulatkan menjadi 120
= 33 + 56% (165-33) = 106,92; dibulatkan menjadi 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
= 33 + 46% (165-33) = 93,72; dibulatkan menjadi 94
Tabel interpretasi:
Skor Interpretasi 140 – 159 Sangat Positf 120 – 139 Positif 107 – 119 Cukup Positif 94 – 106 Negatif
> 94 Sangat Negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN V:
PERHITUNGAN
NORMALITAS
DAN
HOMOGENITAS
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
1. Perhitungan normalitas untuk variabel status kepegawaian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PNS GTY GTT N 94 8 20Normal Parametersa,,b Mean 124.61 122.13 126.65
Std. Deviation 14.987 5.436 9.735Most Extreme Differences
Absolute .070 .240 .204Positive .064 .240 .125Negative -.070 -.173 -.204
Kolmogorov-Smirnov Z .680 .679 .912Asymp. Sig. (2-tailed) .745 .746 .377a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 2. Perhitungan normalitas untuk variabel tingkat pendidikan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test S1 D3 N 109 10 Normal Parametersa,,b Mean 124.00 130.70
Std. Deviation 13.934 11.643 Most Extreme Differences
Absolute .067 .188 Positive .067 .188 Negative -.061 -.127
Kolmogorov-Smirnov Z .703 .596 Asymp. Sig. (2-tailed) .706 .870 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
3. Perhitungan normalitas untuk variabel masa kerja
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LebihDr2Thn KrgDr2Thn N 113 9 Normal Parametersa,,b Mean 124.88 123.56
Std. Deviation 13.424 18.796 Most Extreme Differences
Absolute .083 .287 Positive .083 .178 Negative -.060 -.287
Kolmogorov-Smirnov Z .884 .862 Asymp. Sig. (2-tailed) .415 .448 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
1. Perhitungan homogenitas untuk variabel status kepegawaian
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.038 2 119 .008
2. Perhitungan homogenitas untuk variabel status kepegawaian
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.368 1 117 .545 3. Perhitungan homogenitas untuk variabel status kepegawaian
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.191 1 120 .277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN VI:
PERHITUNGAN
HIPOTESIS
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
1. Status Kepegawaian Guru
Test Statistics
Skor Total Status
Kepegawaian
Chi-Square 68.787a 106.689b
df 45 2Asymp. Sig. .013 .000a. 46 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 2.7. b. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 40.7.
2. Tingkat Pendidikan
ANOVA Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 418.706 2 209.353 1.102 .336 Within Groups 22606.318 119 189.969 Total 23025.025 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
3. Masa Kerja
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor
Equal variance
s assumed
1.191 .277 .275 120 .784 1.321 4.796 -8.175 10.817
Equal variance
s not assumed
.207 8.662 .841 1.321 6.391 -13.224 15.865
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN VII:
SURAT IJIN
PENELITIAN
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI