persepsi etis penggelapan pajak bagi wajib pajak di … · 2013. 9. 24. · pemerintah untuk segera...

88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI WILAYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat- Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : SIGIT PRASETYO F 1306610 S1 NON REGULER JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK

BAGI WAJIB PAJAK DI WILAYAH SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Syarat- Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

SIGIT PRASETYO F 1306610

S1 NON REGULER JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB

PAJAK DI WILAYAH SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Penyusunan Skripsi pada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

SIGIT PRASETYO

F 1306610

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

Pada tanggal 29 November 2010

Dosen Pembimbing,

(Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si., Ak)

NIP. 19611231 198803 1 006

Page 3: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.

Surakarta, Desember 2010

Tim Penguji Skripsi

1. Prof. Dr. Rahmawati. M.Si, Ak. (.....................................)

NIP. 19680401 199303 2 001 Ketua

2. Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si, Ak (.....................................)

NIP. 19611231 198803 1 006 Pembimbing

3. Dra. Setianingtyas Honggowati, M.M. Ak (.....................................)

NIP. 19600427 198601 2 001 Penguji

Page 4: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

v Tiadalah merekadiperinta, kecuali supaya menyembah kepada Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama, lurus, dan mendirikan sholat, mengheluarkan zakat. Itulah agama yang lurus.

(Qs. Al bayyinah : 5) v Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sesungguh sungguhnya (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap

(Qs. Al Insyirah :6-8)

v Awali dengan Bismillah, landasi dengan ikhlas, akhiri dengan Alhamdulillah. v Jadilah orang yang selalu mensyukuriu nikmat yang telah diberikan oleh Allah

SWT, berperilaku sederhana,menerima apa adanya, bergaul dengan siapa saja, kelak akan berguna bagi kita sendiri.Allah bersama orang- orang yang sabar.

v Mengetahui kekurangan diri kita sendiri adalah tangga buat mencapai cita-cita,

berusahalah terus untuk mengisi kekurangan adalah keberanian yang luar biasa. (Prof. Dr. Hamka)

v Apa yang sudah berlalu itulah yang terbaik, keadan yang lalu baik ataupun jelek

itulah yang terbaik karena akan menjadi landasan bagi hari esok. (Imam Al Ghozali)

Page 5: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Segala Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang menciptakan alam semesta,

Muhammad Rosul umat mu’min, Alquran dan Al-hadist sebagai

petunjuk, skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua Orangtuaku tercinta yang

dengan ikhlas merawat dan

mendidikku, telaga kasih sayang

yang tak kan pernah kering

mengalirkan doa untukku.

2. Kakakku dan Adikku, terima kasih

atas do’a nya.

3. Calon Isteriku Tias Dwi Pramita,

Yang telah sabar menanti dan

menemani setiap langkahku.

4. Semua keluarga besarku, teman-

teman dan sahabatku yang tak bisa

saya sebutkan satu persatu,

terima kasih atas semua pelajaran

hidup yang telah kalian berikan.

5. AD4383QA, AD5454AS, AD5777U, yang

selalu mengantarku dengan selamat

kemanapun tempat tujuanku.

6. Almamaterku

Page 6: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI WILAYAH SURAKARTA

Sigit Prasetyo

F 1306610

ABSTRAKSI

Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi etis penggelapan pajak bagi Wajib Pajak di wilayah Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian tentang persepsi etis penggelapan pajak bagi Wajib Pajak di wilayah Surakarta.

Metode yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan upaya analisa data dengan memberikan gambaran tentang suatu data. Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang persepsi etis penggelapan pajak bagi Wajib Pajak di wilayah Surakarta. Populasi yang dipakai pada penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang berada di wilayah Surakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah 75 wajib pajak di Wilayah Surakarta.

Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi etis penggelapan pajak bagi Wajib Pajak di wilayah Surakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa 85,74% pegawai swasta tidak setuju dengan adanya berbagai bentuk praktik penggelapan pajak; 82,13% wiraswasta tidak setuju dengan adanya berbagai bentuk praktik penggelapan pajak; dan 95,56% pegawai negeri sipil tidak setuju dengan adanya berbagai bentuk praktik penggelapan pajak.

Kata kunci: wajib pajak, penggelapan pajak.

Page 7: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ETHICAL PERCEPTIONS TAX EVASION FOR TAXPAYERS IN THE REGION SURAKARTA

Sigit Prasetyo

F 1306610

ABSTRACT

A goal to be achieved in the presence of this research is to investigate the

perception of tax evasion unethical for Taxpayers in the region of Surakarta. Based on the results of this study is expected to encourage the Government to immediately take action against all perpetrators of the practice of tax evasion, having conducted research on ethical perceptions of tax evasion for Taxpayers in the region of Surakarta. The method used in analyzing data of this research is descriptive analysis. Descriptive analysis is a data analysis effort to provide a snapshot of the data. While the definition in this study is to provide a snapshot of the perception of tax evasion unethical for Taxpayers in the region of Surakarta. The populations used in this study are all taxpayers residing in the territory of Surakarta. The samples in this study were 75 taxpayers in the region of Surakarta. Based on the results of research on ethical perceptions of tax evasion for Taxpayers in the Surakarta region can be deduced that 85.74% private employees do not agree with the existence of various forms of tax evasion; 82.13% self-employed do not agree with the existence of various forms of tax evasion; and 95.56% of civil servants do not agree with the existence of various forms of tax evasion. Keywords: taxpayer, for tax evasion.

Page 8: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan, pengarahan, dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan

ketulusan, kasih sayang, dan pengorbanannya memberikan bantuan kepada

penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com., Ak, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah meberikan ijin

menyusun skripsi.

2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui

permohonan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Falikhatun, M.Si., Ak, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui

permohonan skripsi ini.

Page 9: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

4. Bapak Drs. Eko Arief Sudaryono. M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dalam

penulisan skripsi ini.

5. Ibu Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak, dan Ibu Dra. Setianingtyas Honggowati,

M.M., Ak, selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan penulis

kesempatan untuk memperjuangkan dan mempertahankan hasil penulisannya.

6. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak; Bapak Drs. Djoko Suhardjanto,

M.Com., Ak., Ph.D., dan Bapak Anis Widjajanto, SE., M.Si., Ak. selaku tim

dosen penguji ujian komprehensif yang telah membuka wawasan penulis

mengenai seluruh mata kuliah yang telah dipelajari selama kuliah.

7. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu- ilmu teori maupun terapan.

8. Ayah, Ibuku, Kakak, dan adikku tercinta yang telah memberikan doa yang tak

ada hentinya, semangat, kasih sayang, perhatian dan pengorbanan moral dan

material yang tidak terkira.

9. Sahabat-Sahabat D3 AKuntansi angkat 2003 dan S1 Non Reguler Jurusan

Akuntansi angkatan 2006 yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima

kasih atas doa dan kebersamaannya.

10. Bapak Drs. Rachmad Wahyudi, S.E., Ak., CPA, beserta seluruh Staff KAP.

Rachmad Wahyudi, terima kasih atas dukungan moril yang telah diberikan

kepada penulis selama ini.

11. Semua pihak yang telah membantuku dalam penulisan skripsi ini.

Page 10: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu saran yang bersifat membangun dari pembaca akan penulis terima

dengan senang hati. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalaamu’alaikum Wr.Wb

Surakarta, Desember 2010

Penulis

Page 11: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

ABSTRAK .................................................................................................. vi

ABSTRACT ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian .................................................. 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ..................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 7

A. Pengertian Persepsi ............................................................. 7

B. Pajak .................................................................................... 8

C. Etika .................................................................................... 16

D. Wajib Pajak ......................................................................... 17

E. Penggelapan Pajak .............................................................. 23

F. Penelitian Terdahulu ........................................................... 27

Page 12: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

G. Kerangka Pemikiran ............................................................ 28

H. Hipotesis .............................................................................. 28

BAB III METODA PENELITIAN ......................................................... 30

A. Jenis Penelitian .................................................................... 30

B. Populasi dan Sampel ........................................................... 30

C. Sumber Data ........................................................................ 32

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 33

E. Definisi Operasional ............................................................ 33

F. Metode Analisis Data .......................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 38

A. Sebaran Data Penelitian ....................................................... 38

B. Karakteristik Responden ..................................................... 39

C. Analisis Data ....................................................................... 42

D. Pembahasan ......................................................................... 69

BAB V PENUTUP ................................................................................. 72

A. Kesimpulan .......................................................................... 72

B. Implikasi .............................................................................. 72

C. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 73

D. Saran ..................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas ................................................................. 35

Tabel 4.1. Sebaran Data Penelitian .................................................... 38

Tabel 4.2. Distribusi Jenis Responden ............................................... 39

Tabel 4.3. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden .......................... 40

Tabel 4.4. Distribusi Pekerjaan Responden ........................................ 41

Tabel 4.5. Distribusi Tingkat Penghasilan Responden ........................ 41

Tabel 4.6. Rangkuman Persepsi Wajib Pajak yang Bekerja Sebagai

Pegawai Swasta terhadap Penggelapan Pajak ..................... 66

Tabel 4.7. Rangkuman Persepsi Wajib Pajak yang Bekerja Sebagai

Wiraswasta terhadap Penggelapan Pajak ............................... 67

Tabel 4.8. Rangkuman Persepsi Wajib Pajak yang Bekerja Sebagai

Pegawai Negeri Sipil terhadap Penggelapan Pajak ................ 68

Page 14: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................... 28 Gambar 4.1 Penggelapan Pajak Etis Jika Jumlahnya Signifikan dan

Uang yang Terkumpul, Masuk dalam Kantong Politisi Korup, Keluarga, dan Teman-Temannya ......................... 42

Gambar 4.2 Penggelapan Pajak Etis jika Kemungkinan Tertangkap atau Diketahui oleh Aparat Pajak Rendah ....................... 44

Gambar 4.3 Penggelapan Pajak Etis jika Sistem Perpajakan Tidak Adil ................................................................................... 45

Gambar 4.4 Penggelapan Pajak Tetap Etis Walaupun Tarif Pajak Tidak Terlalu Tinggi Karena Pemerintah Tidak Memberikan Timbal Balik Sebanyak yang Dia Ambil dari Saya ........................................................................... 47

Gambar 4.5 Penggelapan Pajak Etis Jika Sebagian Besar Uang yang Terkumpul Digunakan Secara Boros ............................... 49

Gambar 4.6 Penggelapan Pajak Etis jika Uang yang Terkumpul Digunakan untuk Mendukung Perang yang Menurut saya Tidak Adil ................................................................ 50

Gambar 4.7 Penggelapan Pajk Etis jika Sebagian Besar Uang yang Terkumpul Digunakan untuk Proyek yang Tidak Menguntungkan Bagi Saya .............................................. 52

Gambar 4.8 Penggelapan Pajak Etis bila Tarif Pajak Terlalu Tinggi .. 53 Gambar 4.9 Penggelapan Pajak Etis jika Saya Tidak Sanggup untuk

Membayarnya ................................................................... 55 Gambar 4.10 Penggelapan Pajak Etis jika Sebagian Besar Uang yang

Terkumpul Digunakan untuk Proyek yang Secara Moral Tidak saya Setujui ............................................................ 56

Gambar 4.11 Penggelapan Pajak Tetap Etis Walaupun Sebagian Besar Uang yang Terkumpul Digunakan untuk Proyek yang Menguntungkan Bagi Saya ..................................... 58

Gambar 4.12 Penggelapan Pajak Tatap Etis Walaupun Sebagian Besar Uang yang Terkumpul Digunakan Secara Bijaksana .......................................................................... 59

Gambar 4.13 Penggelapan Pajak Etis jika Semua Orang Melakukannya .................................................................. 61

Gambar 4.14 Penggelapan Pajak Tetap Etis Walaupun Sebagian Besar Uang yang Terkumpul Digunakan untuk Proyek Yang Bermanfaat ............................................................. 62

Gambar 4.15 Penggelapan Pajak Tetap Etis Walaupun Artinya jika Saya Membayar Kurang, Maka Akan Ada Orang Lain yang Membayar Lebih ..................................................... 64

Page 15: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Data Try Out

Lampiran 3 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 4 Data Penelitian

Lampiran 5 Hasil Penelitian

Page 16: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang

oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak

mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjukk dan yang gunanya

adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan

tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan. Perlunya peraturan

perudangan-undangan tentang perpajakan dibuat adalah untuk menanggulangi

banyaknya penyelewengan yang berkaitan dengan pajak, karena pajak

merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang digunakan untuk

membiayai pengeluaran negara, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat (Rapina, 2008: 174).

Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Indonesia terus meningkat terhadap seluruh pendapatan negara. Direktorat

Jenderal Pajak Kementerian Keuangan tampaknya berkomitmen serius untuk

merangsang penerimaan negara dari pajak. Salah satu upayanya, dengan

membuka tax center, yakni wadah informasi, pendidikan dan pelatihan

mengenai perpajakan di lingkungan kampus. Pajak berkontribusi besar

terhadap sumber pendanaan negara dalam memenuhi Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN). Tahun ini pemerintah mematok target

penerimaan negara dari pajak sebesar Rp 742 triliun atau sekitar 67% untuk

Page 17: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendanai APBN-P 2010 sebesar Rp 1.126 triliun (www.pajak2000.com, 20

Mei 2010).

Penerapan self assesment system akan efektif apabila kondisi kepatuhan

sukarela (voluntary compliance) pada masyarakat telah terbentuk

(Darmayanti, 2004). Kenyataannya saat ini banyak sekali terjadi

penyelewengan pajak. Menurut berita Kompas.com (10 April 2010)

penerimaan negara dari perpajakan mengalami kebocoran sekitar 23 persen

akibat adanya mafia perpajakan. Martin Hutabarat, anggota DPR Komisi DPR

dari Fraksi Gerindra, mengatakan, potensi penerimaan perpajakan seharusnya

bisa mencapai Rp 700 triliun per tahun. Apabila markus perpajakan

diberantas, pertumbuhan ekonomi juga bisa lebih tinggi dibandingkan dengan

yang dipatok oleh pemerintah, yang hanya 7 persen pada tahun 2014. Tak

hanya itu, pertumbuhan ekonomi juga bisa lebih merata dibandingkan saat ini

(Kompas.com, 10 April 2010). Direktur Jenderal Pajak menyatakan bahwa

jumlah pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di seluruh Indonesia

saat ini sebanyak 6 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50.500 WP

dikatagorikan sebagai pembayar pajak aktif. Pembayar pajak aktif terdiri dari

500 Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Besar (KPP LTO)

dan 50.000 lainnya adalah Wajib Pajak yang terdaftar di 250 unit Kantor

Pelayanan Pajak. Berita yang sama juga menyatakan bahwa penerimaan pajak

semester I tahun 2008 mencapai Rp 256,18 triliun. Sebesar 80% dari

penerimaan ini (atau senilai Rp 212,144 triliun) diperoleh dari kontribusi

Page 18: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembayaran pajak oleh 50.500 Wajib Pajak tersebut di atas

(www.guskun.com).

Masalah perpajakan tidaklah sederhana hanya sekedar menyerahkan

sebagian penghasilan atau kekayaan seseorang kepada negara, tetapi coraknya

terlihat bermacam-macam tergantung pada pendekatannya. Dari sudut

pandang ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk

mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Pajak sebagai

motor penggerak kehidupan ekonomi masyarakat. Sedangkan dari aspek

hukum, hukum pajak di Indonesia mempunyai hierarki yang jelas dengan

urutan, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang, Peraturan

Pemerintah, Keputusan Presiden, dan sebagainya. Hierarki ini dijalankan

secara ketat, peraturan yang tingkatannya lebih rendah tidak boleh

bertentangan dengan peraturan yang tingkatannya lebih tinggi. Dari aspek

keuangan pajak dipandang sebagai bagian yang sangat penting dalam

penerimaan negara. Jika dilihat dari penerimaan negara, kondisi keuangan

negara tidak lagi semata-mata dari penerimaan negara berupa minyak dan gas

bumi, tetapi lebih berupaya untuk menjadikan pajak sebagai primadona

penerimaan negara. Dan dari aspek sosiologi bahwa pajak ditinjau dari segi

masyarakat yaitu menyangkut akibat atau dampak terhadap masyarakat atas

pungutan dan hasil apakah yang dapat disampaikan pada masyarakat..

Akhir-akhir ini pemerintah Indonesia dihadapkan pada suatu permasalahan

baru, yaitu kasus penggelapan pajak. penggelapan pajak adalah usaha yang

dilakukan oleh wajib pajak apakah berhasil atau tidak untuk mengatur suatu

Page 19: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peristiwa sedemikian rupa untuk meminimkan atau menghilangkan beban

pajak, mengurangi atau sama sekali menghapus dengan memperhatikan ada

atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkan berdasarkan ketentuan dan

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Setelah kasus Gayus

H.P. Tambunan terkuak, satu-persatu kasus penggelapan pajak mulai

terungkap. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak paling tidak menemukan tiga

kasus baru yang diduga merugikan negara hingga ratusan miliaran rupiah. Saat

ini Ditjen Pajak tengah menyelidiki tiga kasus yang merugikan negara hingga

Rp 607 miliar tersebut. Kasus pertama, sebuah kasus restitusi pajak yang

dilakukan perusahaan berinisial PHS di Sumatera Utara senilai Rp 300 miliar.

Kasus kedua, penerbitan faktur pajak fiktif yang melibatkan konsultan pajak

tidak resmi berinisial SOL. Kerugian negara yang diakibatkan dari tindakan

SOL diperkirakan sebesar Rp 247 miliar, dan Ketiga, kasus penggelapan pajak

senilai Rp 60 miliar dengan modus penerbitan faktur pajak tidak berdasarkan

transaksi yang sebenarnya oleh biro jasa di bawah pimpinan berinisial TKB.

Total kerugian negara dari tiga kasus tersebut mencapai lebih dari Rp 600

miliar (Liputan6.com, 3 Mei 2010).

Jelas bahwa pajak sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai

pengeluaran rutin dan juga digunakan untuk membiayai pembangunan. Oleh

karena itulah, upaya untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak

sangatlah penting, karena dana yang dihimpun berasal dari masyarakat

(private saving) atau berasal dari pemerintah (public saving). Dengan

demikian, terlihat bahwa dari pajak sasaran yang disetujui adalah memberikan

Page 20: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara merata dengan melakukan

pembangunan di berbagai sektor. Oleh karena itu pemberantasan terhadap

kasus penggelapan pajak, harap segera dituntaskan sehingga tidak merubah

persepsi wajib pajak terhadap kegunaan pajak.

Berdasarkan hasil penelitian Utami (2008) terhadap Persepsi Mahasiswa

Akuntansi dan Mahasiswa Hukum terhadap Etika Penggelapan Pajak. Hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang

signifikan antara mahasiswa akuntansi dan mahasiswa hukum terhadap etika

penggelapan pajak. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan oleh penulis adalah pada obyek penelitian, penelitian ini dilakukan

pada wajib pajak di wilayah Surakarta yang berdasarkan pada tingkat

pekerjaan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana persepsi etis penggelapan pajak bagi

Wajib Pajak di wilayah Surakarta?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya penelitian ini adalah untuk

mengetahui persepsi etis penggelapan pajak bagi Wajib Pajak di wilayah

Surakarta.

Page 21: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya bagi:

1. Manfaat Bagi Praktisi

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat dilihat kecenderungan

persepsi wajib pajak dalam menilai etika penggelapan pajak, dimana hasil

dari penggelapan pajak tersebut digunakan untuk berbagai tujuan tertentu

setelah diadakan penelitian tentang persepsi etis penggelapan pajak bagi

Wajib Pajak di wilayah Surakarta, sehingga dapat digunakan sebagai

pertimbangan dalam menangani kasus penggelapan pajak

2. Manfaat Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan dan

sebagai informasi, serta bahan acuan untuk perbandingan penelitian

serupa.

Page 22: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persepsi

Secara umum persepsi diartikan sebagai proses pemberian arti terhadap

rangsangan yang datang dari luar. Pengertian Persepsi menurut KBBI

(2002:863) adalah tanggapan dari sesuatu atau merupakan proses seseorang

mengetahui beberapa hal yang dialami oleh setiap orang dalam memahami

setiap informasi tentang lingkungannya melalui panca indera. Jadi persepsi

dapat diartikan sebagai proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam

memahami setiap informasi tentang lingkungannya melalui pancainderanya

(melihat, mendengar, mencium, menyentuh, dan merasakan).

Persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang mengorganisasikan

dalam pikirannya, menafsirkannya, mengalami, dan mengelola pertanda atas

segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya (Hammer dan Morgan, 1999 :

33). Menurut Abizar (1998: 18) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu

proses dengan mana seseorang individu memilih, mengevaluasi dan

mengorganisasi stimulus dari lingkungannya. Persepsi juga menentukan cara

kita berperilaku terhadap suatu obyek atau permasalahan, bagaimana segala

sesuatu itu mempengaruhi persepsi seseorang nantinya akan mempengaruhi

perilaku yang dipilihnya.

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

7

Page 23: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pesan. Persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk petunjuk inderawi

(sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk

memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu

situasi tertentu. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (1991: 201)

dalam Abizar (1998: 18) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses

dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam

lingkungan.

Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

adalah pandangan pikiran seseorang yang muncul dari kegiatan

mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkannya, mengalami, dan

mengelola pertanda atas segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.

B. Pajak

1. Pengertian Pajak

Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

kepentingan bersama. Membahas pengertian pajak, banyak para ahli

memberikan definisi tentang pajak, daiantaranya pengertian pajak yang

dikemukakan oleh Andriani (2005: 10) adalah iuaran kepada negara (yang

dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut

peraturan-peraturan umum (undang-undang), dengan tidak mendapat

prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan

tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah.

Page 24: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengertian pajak menurut Siahaan (2005: 10) adalah pungutan dari

masyarakat oleh negara (pemerintah) berdasarkan undang-undang yang

bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya

dengan tidak mendapat prestasi kembali (kontraprestasi/balas jasa) secara

langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara

dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Menurut

Soemitro (2000: 8) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjuk dan

yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Berbeda dengan definisi pajak menurut para ahli di atas, pengertian

pajak menurut Meliala (2007: 4) adalah iuran rakyat kepada kas negara

berdasarkan undang-undang sebagai perwujudan pengabdian dan peran

serta rakyat untuk membiayai negara dan pembangunan nasional.

Berdasarkan beberapa definisi pajak di atas, terdapat ciri-ciri yang

mendasar yaitu:

a. Pajak merupakan iuran wajib yang dibayarkan rakyat kepada negara.

b. Pajak dipungut berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan.

c. Pajak dapat dipaksakan tanpa mendapat kontraprestasi langsung secara

individual yang diberikan oleh pemerintah.

d. Pajak digunakan untuk pembiayaan pengeluaran umum pemerintah

dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan.

Page 25: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan yang sangat signifikan

antara pakar tersebut diungkapkan oleh Meliala (2007). Pembayaran pajak

tidak hanya berdasarkan undang-undang saja, tetap juga merupakan wujud

pengabdian seseorang terhadap negaranya. Hal ini tidak diungkapkan oleh

para pakar lainnya sehingga terkesan bahwa pajak ini merupakan paksaaan

kepada rakyat.

Jadi sebenaranya pajak itu bersifat sukarela sekaligus dapat

dipaksakan oleh undang-undang. Sebenarnya kedua hal ini tidak

bertentangan karena pajak merupakan wujud pengabdian masyarakat

kepada negaranya sesuai dengan pengamalan Pancasila sila ke-3, yaitu

Persatuan Indonesia, sehingga walaupun tidak dapat dipaksakan oleh

Undang-Undang masyarakat tetap akan berinisiatif membayar pajak

dengan sukarela. Dengan definisi seperti yang diungkapkan oleh Meliala

(2007) diharapkan semua warga negara membayar pajak denga lebih taat.

2. Fungsi Pajak

Menurut Meliala (2007: 17-18) fungsi pajak dapat dibagi menjadi:

a. Fungsi Penerimaan (Budgetair)

Fungsi pajak terletak di sektor masyarakat dan pajak-pajak ini

merupakan suatu alat (sumber) untuk memasukkan uang ke kas Negara

sebanyak-banyaknya yang nantinya akan dipergunakan untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Contoh: dimasukannya

pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

Page 26: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu yang

letaknya di luar bidang keuangan, seperti di bidang ekonomi, sosial

dan lain sebagainya. Sesuai dengan kebijakan pemerintah. Hal tersebut

dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut:

1) Dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras

sehingga konsumsi minuman kerasa dapat ditekan.

2) Dalam bidang sosial (Keluarga Berencana) bagi keluarga yang

memiliki jumlah anak lebih dari 3 orang maka tidak diberikan

tambahan untuk Penghasilan Tidak Kena Pajak.

3. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dapat dibagi berdasarkan dua

penggolongnya:

a. Menurut dasar penetapan pajak

1) Stelsel/Sistem Fiktif (Anggapan)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang

diatur undang- undang, sebagai contoh; penghasilan suatu tahun

dianggap sama dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal

tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang

untuk tahun berjalan, kelebihan stelsel ini adalah pajak yang

dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu akhir tahun.

Kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada

keadaan yang sesungguhnya.

Page 27: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Stelsel/Sistem Riil (Nyata)

Pemungutan pajak didasarkan pada objek (penghasilan)

yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada

akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya

telah dapat diketahui. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang

dikenakan lebih realistis. Kelemahannya adalah pajak baru dapat

dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan riil diketahui)

3) Stelsel/ Sistem Campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stesel nyata dan

stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung

berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya

pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Apabila

besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada pajak

menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah

kekurangannya. Demikian pula sebaliknya, apabila lebih kecil,

maka kelebihannya dapat diminta kembali.

b. Menurut yang menetapkan pajaknya

1) Official assesment system

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan

kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah

pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan

undang-undang perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini,

inisiatif dan kegiatan menghitung serta memungut pajak

Page 28: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sepenuhnya ada ditangan aparatur perpajakan. Dengan demikian,

berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak

tergantung pada aparatur perpajakan. Ciri-ciri dari sistem ini:

a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada

pada fiscus.

b) Wajib pajak bersifat pasif.

c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkannya Surat Ketetapan

Pajak (SKP) oleh fiscus.

2) Self assessment system

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

wajib pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang

setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang

perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif dan kegiatan

menghitung serta pelaksanaan pemungutan pajak berada ditangan

wajib pajak. Wajib pajak dianggap mampu menghitung pajak,

mampu memahami peraturan perpajakan yang sedang berlaku, dan

mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan arti

pentingnya membayar pajak. Ciri-ciri dari system ini :

a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada

pada wajib pajak sendiri.

b) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang.

c) Fiscus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

Page 29: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) With holding system

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak sesuai dengan

ketentuan undang-undang yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga

ini bisa dilakukan dengan undang-unbang perpajakan, keputusan

presiden dan peraturan lainnya untuk memotong dan memungut

pajak, menyetorkan dan memprtanggungjawabkan melalui sarana

perpajakan yang tersedia. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan

pemungutan pajak banyak tergantung pada pihak ketiga yang

ditunjuk.

4. Penggolongan Pajak

a. Berdasarkan Organisasi Pengelolaannya

1) Pajak Pusat, adalah pajak yang pengelolaannya dilakukan oleh

pemerintah untuk membiayai pengeluaran umum (negara)

2) Pajak Daerah, adalah pajak yang pengelolaannya dilakukan oleh

pemerintah daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran

daerah.

b. Berdasarkan Sifat Pajak

1) Pajak Perorangan, adalah pajak yang dalam penetapannya

memerhatikan dari diri serta keluarga wajib pajak. Hal ini dalam

penentuan besarnya utang pajak harus memerhatikan keadaan dan

kemampuan wajib pajak.

Page 30: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Pajak kebendaan, adalah pajak yang dipungut tanpa memerhatikan

diri dan keadaan wajib pajak. Pajak jenis ini umumnya merupakan

pajak tidak langsung sehingga siapapun dan dalam keadaan

bagaimanapun, wajib pajak akan dikenai pajak secara sama.

c. Berdasarkan golongannya

1) Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang pembayarannya tidak dapat

dilimpahkan kepada orang lain.

2) Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembayarannya atau

pembebanannya dapat dilimpahkan kepada orang lain.

d. Berdasarkan Sifatnya

1) Pajak Subyektif

Pajak subyektif adalah pajak yang berpangkal pada diri

orang yang dikenakan pajak. Pada pajak subyektif dimulai dengan

menetapkan orangnya, kemudian baru dicari objeknya. Dalam

pemungutan pajak subyektif ini harus ada hubungan antara negara

pemungut pajak dengan subyek pajak. Jadi yang penting adalah

subyeknya, yang dapat dibedakan antara perorangan dan badan

usaha.

2) Pajak Obyektif

Pajak obyektif adalah pajak yang berpangkal pada objek

yang dikenakan pajak dan untuk mengenakan pajaknya harus dicari

Page 31: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

objeknya. Pada pajak objektif dimulai dengan obyeknya seperti

keadaan, peristiwa, perbuatan, dan lainnya, baru kemudian dicari

orangnya yang harus membayar pajaknya yaitu subyeknya. Dalam

pemungutan pajak obyektif harus ada hubungan antara negara

pemungut pajak dan obyek pajak. Pajak obyektif selalu dipungut

berdasarkan asas sumber, sedangkan pajak subyektif selalu

dipungut berdasarkan asas domosili dan asas nasionalitas.

C. Etika

Secara etimologis etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam

bentuk jamaknya (ta etha) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam

pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada

diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini

berarti , etika berkaitan dengan nilai-nilai , tata cara hidup yang baik, aturan

hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu

orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. (Keraf, 1998:

14)

Etika didefisinisikan sebagai A set of rules that define right and

wrong conducts. Seperangkat aturan undang-undang yang menentukan pada

perilaku benar dan salah (Muclis, 2004 :1)

Etika adalah seperangkat prinsip moral yang membedakan yang

baik dari yang buruk. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normatif karena

Page 32: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh

dilakukan oleh seorang individu (Beekun, 2004 : 3)

D. Wajib Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 mengenai Ketentuan

Umum Perpajakan (KUP), Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan,

meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang

mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

1. Kewajiban Wajib Pajak

Sesuai dengan sistem self assessment, Wajib Pajak mempunyai

kewajiban untuk mendaftarkan diri, melakukan sendiri penghitungan

pembayaran dan pelaporan pajak terutangnya. Wajib Pajak mempunyai

kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP), Wajib Pajak Orang Pribadi yang wajib

mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP adalah:

a. Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.

b. Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas,

yang memperoleh penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP) wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan

berikutnya.

Page 33: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup

terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis

berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.

d. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang mempunyai

tempat usaha berbeda dengan tempat tinggal, selain wajib

mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat

tinggalnya, juga diwajibkan mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah

kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan.

Setelah melakukan pendaftaran dan mendapatkan NPWP, wajib

pajak mempunyai kewajiban untuk menghitung dan membayar pajak, yang

selanjutnya melaporkan pajak terutangnya dalam bentuk Surat

Pemberitahuan (SPT).

Selain kewajiban pendaftaran, pembayaran dan pelaporan wajib

pajak juga mempunyai kewajiban pembukuan. Kewajiban pembukuan

telah diatur dalam Undang- Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan no. 28 tahun 2007 pasal 28. Pada prinsipnya Wajib Pajak

Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan

Wajib Badan di Indonesia, wajib menyelenggarakan pembukuan. Namun,

Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan

bebas yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan norma

penghitungan Penghasilan Neto dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak

melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, dikecualikan dari

Page 34: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kewajiban menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib melakukan

pencatatan. Pencatatan terdiri dari data yang dikumpulkan secara teratur

tentang peredaran bruto dan/ atau penerimaan penghasilan sebagai dasar

untuk menghitung jumlah pajak yang terutang.

Syarat pembukuan atau pencatatan:

a. Diselenggarakan dengan memerhatikan itikad baik dan mencerminkan

keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.

b. Diselengarakan di Indonesia.

c. Menggunakan huruf latin dan angka Arab.

d. Menggunakan satuan mata uang rupiah dan mata uang asing yang

diizinkan oleh Menteri Keuangan.

e. Disusun dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diizinkan oleh

Menteri Keuangan.

f. Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan dasar akrual

(accrual basis) atau dasar kas (cash basis).

Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai

harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan

pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak terutang. Sedangkan

pencatatan terdiri dari data yang dikumpulkan secara teratur tentang

peredaran atau penerimaan bruto dan/ atau penghasilan bruto.

Sedangkan kewajiban pencatatan diatur dalam Peraturan Menteri

Keuangan nomor 197/ PMK03/ 2007. pengaturan tersebut meliputi:

Page 35: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Wajib Pajak Orang Pribadi yang dikecualikan dari kewajiban

menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib menyelenggarakan

pencatatan adalah:

b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto

dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto, dan

c. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan usaha atau pekerjaan

bebas.

d. Pencatatan harus diselenggarakan secara teratur dan mencerminkan

keadaan yang sebenarnya dengan menggunakan huruf latin, angka

Arab, satuan mata uang rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia.

e. Pencatatan dalam suatu tahun harus diselenggarakan secara kronologis.

f. Catatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan harus disimpan

di tempat tinggal Wajib Pajak atau tempat kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas selama 10 (sepuluh) tahun.

g. Pencatatan harus dapat menggambarkan antara lain:

1) Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan

bruto yang diterima dan/atau diperoleh.

2) Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang

pajaknya bersifat final.

h. Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan/ atau

tempat usaha, pencatatan harus dapat menggambarkan secara jelas

Page 36: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk masing-masing jenis usaha dan/atau tempat usaha yang

bersangkutan.

i. Selain kewajiban untuk menyelenggarakan pencatatan Wajib Pajak

Orang Pribadi harus menyelenggarakan pencatatan atas harta dan

kewajiban.

2. Hak Wajib Pajak

Wajib Pajak selain mempunyai kewajiban juga mempunyai hak

untuk mendapatkan kerahasiaan atas seluruh informasi yang telah

disampaikan pada Derektorat Jenderal Pajak dalam rangka menjalankan

ketentuan perpajakan. Berkaitan dengan pembayaran pajak terutang, wajib

pajak berhak memperoleh:

a. Pengangsuran pembayaran, apabila wajib pajak mengalami kesulitan

keuangan sehingga tidak mampu membayar pajak sekaligus.

b. Pengurangan PPh pasal 25, apabila Wajib Pajak mengalami kesulitan

keuangan dikarenakan usahanya mengalami kesulitan sehingga tidak

mampu membayar angsuran yang sudah ditetapkan sebelumnya.

c. Pengurangan PBB, pemberian keringanan pajak yang terutang atas

objek pajak.

d. Pembebasan pajak, apabila wajib pajak mengalami musibah

dikarenakan force mayeur seperti bencana alam. Dalam hal ini DJP

akan mengeluarkan suatu kebijakan.

e. Pajak Ditanggung Pemerintah. Dalam rangka pelaksanaan proyek

pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri

Page 37: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PPh yang terutang atas penghasilan yang diterima oleh kontraktor,

konsultan dan supplier utama ditanggung pemerintah.

f. Insentif Perusahaan, untuk merangsang investasi.

g. Penundaan Pelaporan SPT Tahunan, apabila Wajib Pajak tidak dapat

menyelesaikan atau menyiapkan laporan keuangan tahunan untuk

memenuhi batas waktu penyelesaian, Wajib Pajak berhak mengajukan

permohonan perpanjangan penyampaian SPT Tahunan Pajak

Penghasilan paling lama 6 (enam) bulan.

h. Restitusi (pengembalian kelebihan pembayaran pajak), apabila wajib

pajak merasa bahwa jumlah pajak atau kredit pajak yang dibayar lebih

besar daripada jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan

pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang, dengan catatan

Wajib Pajak tidak punya hutang pajak lain.

i. Keberatan, Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan DJP. Apabila

dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan kemungkinan terjadi bahwa Wajib Pajak (WP) merasa

kurang atau tidak puas atas suatu ketetapan pajak dikarenakan

kepadanya atau atas pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga.

j. Banding. Apabila hasil proses keberatan dirasa masih belum

memuaskan Wajib Pajak dapat mengajukan banding ke Pengadilan

Pajak.

k. Peninjauan Kembali, apabila Wajib Pajak tidak atau belum puas

dengan putusan Pengadilan Pajak, maka pihak yang bersengketa dapat

Page 38: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengajukan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung melalui

Pengadilan Pajak dan hanya dapat diajukan satu kali.

E. Penggelapan Pajak

Suatu perencanaan pajak atau disebut juga sebagai perbuatan

penghindaran pajak yang sukses, haruslah dibedakan secara jelas dengan

perbuatan penggelapan pajak. Hingga saat ini tidak ada satu pun yang

memberikan indikasi dan rincian yang tegas tentang perbedaan antara

perencanaan pajak dan penggelapan pajak.

Sebagian besar ahli berpendapat bahwa sesungguhnya antara

penghindaran pajak dan penggelapan pajak terdapat perbedaan yang

fundamental, akan tetapi kemudian ternyata bahwa perbedaan tersebut

menjadi kabur, baik secara teori maupun aplikasinya. Secara konseptual,

justru dalam menentukan perbedaan antara penghindaran pajak dan

penggelapan pajak. Kesulitannya terletak pada penentuan perbedaannya, akan

tetapi berdasarkan konsep perundang-undangan, garis pemisanya antara

melanggar undang-undang (unlawful) dan tidak melanggan udang-undagn

(lawful).

Penghindaran pajak yang juga disebut tax planning, adalah proses

pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang

tidak dikehendaki. Penghindaran pajak adalah suatu tindakan yang benar-

benar legal. Seperti halnya suatu pengadilan yang tidak menghukum seorang

karena perbuatannya tidak melanggar hukum atau tidak termasuk dalam

Page 39: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kategori pelanggaran atau kejatahan, begitu pula mengenai pajak yang

dipajaki, apabila tidak ada tindakan-tindakan/ transaksi yang dapat dipajaki.

Dalam hal ini sama sekali tidak ada suatu pelanggaran hukum yang dilakukan

dan malahan diperoleh penghematan (tax saving) dengan cara mengatur

tindakan yang menghindarkan aplikasi pengenaan pajak melalui pengendalian

fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga terhindar dari pengenaan pajak yang

lebih besar atau sama sekali tidak kena pajak.

Walaupun pada dasarnya antara penghindaran pajak dan penggelapan

pajak mempunyai sasaran yang sama, yaitu mengurangi beban pajak, akan

tetapi cara penggelapan pajak jelas-jelas merupakan illegal dalam usaha

mengurangi beban pajak tersebut. Definisi penggelapan pajak (Brotohardjo,

2007):

Menurut Harry Graham Balter (www.dostoc.com)

Penggelapan pajak mengandung arti sebagai usaha yang dilakukan oleh wajib pajak apakah berhasil atau tidak untuk mengurangi atau sama sekali menghapus hutang pajak yang berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran terhadap perundang-undangan perpajakan.

Penghindaran pajak merupakan usaha yang sama, yang tidak melanggar ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Menurut Ernest R Mortenson (www.dostoc.com)

Penggelapan pajak adalah usaha yang tidak dapat dibenarkan berkenaan dengan kegiatan wajib pajak untuk lari atau menghindarkan diri dari pengenaan pajak.

Penghindaran pajak berkenaan dengan pengaturan suatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimkan atau menghilangkan beban pajak dengan memperhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkan. Oleh karena itu penghindaran pajak tidak merupakan

Page 40: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pelanggaran atas perundang-undangan perpajakan atau secara etik tidak dianggap salah dalam rangka usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari, meminimkan atau meringankan beban pajak dengan cara yang memungkinkan oleh perundang-undang pajak.

Menurut Robert H. Anderson (www.dostoc.com)

Penggelapan pajak adalah penggelapan pajak yang melanggar udang-undang pajak.

Penghindaran pajak adalah cara mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan perundang-undangan perpajakan dan dapat dibenarkan, terutama perencanaan pajak.

Seperti definisi sebelumnya, Oliver Oldman menegaskan bahwa

pengertian penggelapan pajak tidak saja terbatas pada kecurangan dan

penggelapan dalam segala bentuknya, tetapi juga meliputi kelalaian memenuhi

kewajiban perpajakan yang disebabkan oleh (Brotohardjo, 2007):

1. Ketidaktahuan (Ignorence) yaitu wajib pajak tidak sdar atau tidak tahu

akan adanya ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan tersebut

2. Kesalahan (error) yaitu wajib pajak paham dan mengerti mengenai

ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan, tetapi salah hitung

datanya.

3. Kesalahpahaman (missunderstanding) yaitu wajib pajak salah menafsirkan

ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan.

4. Kealpaan (negligente) yaitu wajib pajak alpa untuk menyimpan buku

deserta bukti-buktinya secara lengkap.

Dengan demikian penggelapan pajak dapat didefinisikan sebagai suatu

tindakan atau sejumlah tindakan yang merupakan pelanggaran terhadap

Page 41: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan seperti berikut

(Brotohardjo, 2007):

1. Tidak dapat memenuhi pengisian Surat Pemberitahuan tepat waktu

2. Tidak dapat memenuhi pembayaran pajak tepat pada waktunya.

3. Tidak dapat memenuhi pelaporan dan pengurangannya secara lengkap dan

benar.

4. Tidak dapat memenuhi kewajiban memelihara pembukuan

5. Tidak dapat memenuhi kewajiban menyetorkan pajak penghasilan para

karyawan yang dipotong dan pajak- pajak lainnya yang telah dipungut

6. Tidak dapat memenuhi kewajiban membayar taksiran utang pajak.

7. Tidak dapat memenuhi permintaan fiskus akan informási pihak ketiga

8. Pembayaran dengan cek kosong bagi negara yang dapat melakukan

pembayaran pajaknya dengan cek.

9. Melakukan penyuapan terhadap aparat perpajakan dan atau tindakan

intimidasi lainnya.

Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

penggelapan pajak adalah usaha yang dilakukan oleh wajib pajak apakah

berhasil atau tidak untuk mengatur suatu peristiwa sedemikian rupa untuk

meminimkan atau menghilangkan beban pajak, mengurangi atau sama sekali

menghapus dengan memperhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang

ditimbulkan berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan

perpajakan yang berlaku.

Page 42: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Penelitian Terdahulu

Mustikasari (2007) penelitian tentang Kajian Empiris Tentang Kepatuhan

Wajib Pajak Badan di Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tax professional yang

memiliki sikap terhadap ketidakpatuhan positif, niat ketidakpatuhan pajaknya

tinggi, pengaruh orang sekitar (perceived social pressure) yang kuat

mempengaruhi niat tax professional untuk berperilaku patuh dan tax

professional yang memiliki kewajiban moral yang tinggi, niat ketidakpatuhan

pajaknya rendah atau sebaliknya

Kartawan dan Dedi Kusmayadi (2002) penelitian tentang Pengaruh

Persepsi Wajib Pajak Badan Mengenai Undang-Undang Pajak Penghasilan

Terhadap Pelaksanaan Sistem Self Assessment pada BUMS dan BUMD

Kantor Pelayanan Pajak Tasikmalaya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh

hasil bahwa Proses belajar, motivasi dan kepribadian secara bersama-sama

berpengaruh terhadap persepsi Wajib Pajak badang mengenai Undang-Undang

Pajak Penghasilan Terhadap Pelaksanaan Sistem Self Assessment pada BUMS

dan BUMD Kantor Pelayanan Pajak Tasikmalaya.

Indrastuti (2006) penelitiaan berkenaan masalah Persepsi wajib pajak

PKP PPN terhadap pelayanan pengembalian kelebihan pembayaran pajak di

KPP Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian diketahui Persepsi Wajib Pajak

PKP PPN terhadap Pelayanan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak di

KPP Surakarta mempunyai persepsi positif.

Page 43: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Utami (2008) Persepsi Mahasiswa Akuntansi dan Mahasiswa Hukum

terhadap Etika Penggelapan Pajak. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa akuntansi dan

mahasiswa hukum terhadap etika penggelapan pajak.

G. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Wajib pajak merupakan orang pribadi atau badan, meliputi pembayar

pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan. Kasus penggelapan pajak merupakan salah satu kasus penting

bagi para wajib pajak yang mampu merubah pemikiran wajib pajak terhadap

realisasi penggunaan pajak. Penggelapan pajak akan merubah persepsi wajib

pajak tentang pajak yang disetorkan pada pemerintah selama ini, sehingga

akan menurunkan tingkat kepatuhan wajib pajak.

H. Hipotesis

Pajak sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai pengeluaran

rutin dan juga digunakan untuk membiayai pembangunan. Oleh karena itulah,

upaya untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak sangatlah

Wajib Pajak

Penggelapan Pajak

Persepsi Wajib Pajak

Page 44: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penting, karena dana yang dihimpun berasal dari masyarakat (private saving)

atau berasal dari pemerintah (public saving). Dengan demikian, terlihat bahwa

dari pajak sasaran yang dituju adalah memberikan kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakat secara merata dengan melakukan pembangunan di

berbagai sektor (Waluyo, 2008: 6). Oleh karena itu pemberantasan terhadap

kasus penggelapan pajak, harap segera dituntaskan sehingga tidak merubah

persepsi wajib pajak terhadap kegunaan pajak.

Berdasarkan berbagai keterangan di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis: “Diduga bahwa persepsi wajib pajak di Wilayah Surakarta tidak

setuju terhadap kasus penggelapan pajak”.

Page 45: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan metodenya jenis penelitian ini adalah penelitian survey,

yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data

yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,

sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-

hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Kerlinger, 1973 dalam

Sugiyono, 2008: 7). Adapun berdasarkan tingkat explanansi (tingkat

penjelasan) penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, yaitu

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan

dengan variabel yang lain.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2008: 72). Menurut Arikunto (2006: 130) populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Populasi yang dipakai pada penelitian ini adalah seluruh

wajib pajak yang berada di wilayah Surakarta.

30

Page 46: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jumlah populasi wajib pajak dalam penelitian ini tidak dapat

ditentukan, karena peneliti kesulitan untuk memperoleh data dari Kantor

Pelayanan Pajak (KPP). KPP berargumen bahwa data wajib pajak adalah

rahasia. Pedoman yang digunakan KPP adalah UU No. 16 tentang

Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) Pasal 32 butir 4, bahwa setiap

pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segala sesuatu yang

diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak (WP) dalam

rangka jabatan atau pekerjaan untuk menjalankan ketentuan perundang

undangan perpajakan kecuali segala saksi atau saksi ahli dalam sidang

pengadilan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008: 73). Menurut Arikunto (2006:

sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam

penelitian ini adalah 75 wajib pajak di Wilayah Surakarta. Hal ini

sependapat dengan Roscoe dalam Sekaran, (2005: 227) memberikan

pedoman penentuan besarnya sampel penelitian, jumlah sampel lebih besar

dari 30 dan lebih kecil dari 500 telah mencukupi untuk semua penelitian.

Ferdinand, (2002: 48) pengambilan sampel tergantung jumlah indikator

yang digunakan dalam seluruh variabel. jumlah sampel adalah jumlah

indikator dikali 5 sampai 10.

Atas dasar argumen di atas, maka teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah menggunakan non probability sampling atau

Page 47: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sampling aksidental. Menurut Sugiyono (2008) sampling aksidental adalah

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,

bila dipandang orang yang ditemui itu cocok dan sesuai yang dibutuhkan

sebagai sumber data.

C. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data primer. Data primer adalah

data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau

perorangan langsung dan objeknya. Data primer dalam penelitian ini

mengenai persepsi wajib pajak di wilayah Surakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket/kuesioner. Kuesioner dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan

kepada responden dan responden memilih alternatif jawaban yang sudah

tersedia. Metode angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

angket langsung dan tertutup, yaitu angket yang diisi langsung oleh responden

dan ada alternatif jawaban yang sudah tersedia. Adapun kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini mengadopsi penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh Utami (2008).

Page 48: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Definisi Operasional

1. Penggelapan Pajak

Penggelapan pajak adalah usaha yang dilakukan oleh wajib pajak

apakah berhasil atau tidak untuk mengatur suatu peristiwa sedemikian rupa

untuk meminimkan atau menghilangkan beban pajak, mengurangi atau

sama sekali menghapus dengan memperhatikan ada atau tidaknya akibat-

akibat pajak yang ditimbulkan berdasarkan ketentuan dan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

2. Persepsi Wajib Pajak

Persepsi wajib pajak adalah aspek perasaan yang dimiliki oleh tax

professional yang ditentukan secara langsung oleh keyakinan yang

dimiliki oleh tax professional terhadap pajak.

Dalam mengukur variabel persepsi waji pajak terhadap penggelapan

pajak, responden akan dimintai pendapatnya tentang berbagai kasus

penggelapan pajak yang mengadopsi penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh Utami (2008).

Adapun seluruh variabel penelitian ini diukur dengan menggunakan skala

likert diberi skor sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju Skor 1

2. Tidak Setuju Skor 2

3. Ragu-ragu Skor 3

4. Setuju Skor 4

5. Sangat Setuju Skor 5

Page 49: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Metode Analisis Data

1. Teknik Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu

alat ukur mempunyai ketepatan dan kecermatan dalam melakukan

fungsi ukurnya. Uji validitas dilakukan terhadap masing-masing butir

pertanyaan tersebut mempunyai dukungan total terhadap skor total.

Perhitungan dilakukan dengan rumus Korelasi Product Moment

sebagai berikut : (Arikunto, 2006 : 146).

Error! Reference source not found.

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

x = skor setiap item pertanyaan

y = skor total dari semua item

N = jumlah sampel

Selanjutnya nilai dengan harga r hitung > r tabel , maka

dikatakan valid. Jika r hitung < r tabel maka dikatakan tidak valid.

Bagi butir pertanyaan yang tidak valid akan digugurkan dari daftar

pertanyaan. Hasil analisis uji validitas kuesioner dalam penelitian ini

dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas

Page 50: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No. Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

1. 0,512 0,361 Valid 2. 0,475 0,361 Valid 3. 0,437 0,361 Valid 4. 0,621 0,361 Valid 5. 0,516 0,361 Valid 6. 0,651 0,361 Valid 7. 0,438 0,361 Valid 8. 0,426 0,361 Valid 9. 0,411 0,361 Valid 10. 0,440 0,361 Valid 11. 0,442 0,361 Valid 12. 0,490 0,361 Valid 13. 0,450 0,361 Valid 14. 0,420 0,361 Valid 15. 0,699 0,361 Valid

Sumber: data primer diolah, 2010

Dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir, maka dapat

diketahui dengan pasti butir-butir mana yang tidak memenuhi syarat

ditinjau dari validitasnya. Hasil analisis data didapatkan bahwa rhasil

semua butir pertanyaan.>.rtabel dan bertanda positif yang berarti

kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid.

Selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran itu

akurat, stabil dan konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau

lebih. Uji Reliabilitas menggunakan rumus alpha ( Arikunto, 2006 :

171):

r11 = ÷÷ø

öççè

æ-÷

øö

çèæ

2

2

11 t

b

kk

ss

Page 51: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau item

å 2bs = jumlah varians butir

2ts Error! Reference source not found. = varians total

Jika nilai cronbach alpha lebih besar 0,60 (Nunnally, 1969

dalam Ghozali, 2001: 129) maka kuesioner dinyatakan reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar

0,738. Oleh karena nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,60.

Maka hasil analisis data untuk uji reliabilitas instrumen penelitian

dapat dinyatakan bahwa kuesioner yang digunakan di dalam penelitian

ini adalah reliabel.

2. Pengujian Hipotesis

Analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan

pengujian hipotesis. Analisis deskriptif merupakan upaya analisa data

dengan memberikan gambaran tentang suatu data. Sedangkan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang

persepsi etis penggelapan pajak bagi Wajib Pajak di wilayah Surakarta.

Kalkulasi data berdasarkan kelompok variabel dengan menggunakan

distribusi frekuensi untuk mengkuantifikasikan data kuantitatif kedalam

bentuk prosentase sebagai berikut:

%100´=nf

r

Page 52: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan

r = Prosentase

f = Frekuensi kejadian

n = Jumlah sampel

Page 53: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi etis penggelapan pajak bagi

Wajib Pajak di wilayah Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada seluruh wajib

pajak yang berada di wilayah Surakarta. Adapun untuk lebih jelas hasil

penelitiannya akan dijabarkan tentang hasil sebaran data, karakteristik responden,

hasil analisis data dan pembahasan.

A. Sebaran Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap wajib pajak di wilayah Surakarta. Data

pokok dan data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang

diberikan kepada responden, dan hasil jawaban dari kuesioner diolah guna

pengujian hipotesis yang dimunculkan. Dalam penelitian ini peneliti

mengambil sampel 75 wajib pajak di wilayah Surakarta. Adapun hasil

penyebaran 75 eksemplar kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Sebaran Data Penelitian

No Kuesioner Jumlah Persentase

1 Kuesioner yang disebar 75 100% 2 Kuesioner yang kembali 72 96% 3 Kuesioner yang rusak 5 6,7%

Jumlah Kuesioner yang diolah 67 89,3% Sumber: data primer diolah, 2010

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang berjumlah 75 lembar

diketahui bahwa 96% atau 72 lembar kuesioner kembali. Namun diantaranya

jumlah kuesioner yang kembali terdapat 6,7% atau 5 lembar kuesioner yang

38

Page 54: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rusak atau jawaban yang dibutuhkan oleh peneliti tidak lengkap, sehingga

tersisi 89,3% atau 67 lembar kuesioner yang bisa diolah.

B. Karakteristik Responden

Analisis statistik diskriptif karakteristik responden dalam penelitian ini

digunakan untuk mengetahui distribusi responden jika dilihat berdasarkan

jenis kelamin, pendidikan, pekerja dan penghasilan. Adapun hasilnya adalah

sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan dari distribusi data dari 67 wajib pajak di wilayah

Surakarta menurut jenis kelamin dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Jenis Responden

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Laki-laki 38 56,7% 2. Perempuan 29 43,3%

Jumlah 67 100% Sumber: data primer diolah, 2010

Hasil distribusi tentang jenis kelamin dari 67 wajib pajak di wilayah

Surakarta diketahui bahwa 56,7% atau 38 orang mempunyai jenis kelamin

laki-laki dan 43,3% atau 29 orang responden mempunyai jenis kelamin

perempuan.

Page 55: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pendidikan

Berdasarkan dari distribusi data dari 67 wajib pajak di wilayah

Surakarta menurut tingkat pendidikan dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden

No Pendidikan Jumlah Presentase

1. SMP 6 8,9% 2. SMA 17 25,3% 3. Diploma 19 28,4% 4. Sarjana 25 37,4%

Jumlah 67 100% Sumber: data primer diolah, 2010

Hasil distribusi tentang tingkat pendidikan dari 67 wajib pajak di

wilayah Surakarta diketahui bahwa 8,9% atau 6 orang mempunyai

pendidikah terakhir SMP; 25,3% atau 17 orang mempunyai pendidikan

terakhir SMA, 28,4% atau 19 orang mempunyai pendidikan terakhir

Diploma dan 37,4% atau 25 orang responden mempunyai pendidikan

terakhir.

3. Pekerjaan

Berdasarkan dari distribusi data dari 67 wajib pajak di wilayah

Surakarta menurut pekerjaan dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Page 56: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Responden

No Pekerjaan Jumlah Presentase

1. Pegawai Swasta 36 53,7% 2. Wiraswasta 25 37,3% 3. PNS 6 9,0%

Jumlah 67 100% Sumber: data primer diolah, 2010

Hasil distribusi tentang pekerjaan dari 67 wajib pajak di wilayah

Surakarta diketahui bahwa 53,7% atau 36 orang mempunyai pekerjaan

sebagai pegawai swasta; 37,3% atau 25 orang mempunyai pekerjaan

sebagai wiraswasta dan 9% atau 6 orang responden mempunyai pekerjaan

sebagai Pegawai Negeri Sipil.

4. Penghasilan

Berdasarkan dari distribusi data dari 67 wajib pajak di wilayah

Surakarta menurut tingkat penghasilan dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Tingkat Penghasilan Responden

No Penghasilan Jumlah Presentase

1. < Rp 1.500.000,- 34 50,7% 2. Rp 1.500.000,- s/d Rp 3.000.000,- 27 40,3% 3. > Rp 3.000.000,- 6 9,0%

Jumlah 67 100% Sumber: data primer diolah, 2010

Hasil distribusi tentang tingkat penghasilan dari 67 wajib pajak di

wilayah Surakarta diketahui bahwa 50,7% atau 34 orang mempunyai rata-

rata penghasilan kurang dari Rp 1.500.000,- per bulan; 40,3% atau 27

Page 57: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

orang mempunyai rata-rata penghasilan antara Rp 1.500.000,-

s/d Rp 3.000.000,- dan 9% atau 6 orang responden mempunyai rata-rata

penghasilan lebih dari Rp 3.000.000,- per bulan.

C. Analisis Data

Untuk mengetahui gambaran umum tentang persepsi etis penggelapan

pajak bagi Wajib Pajak di wilayah Surakarta dilakukan analisis data dengan

analisis deskriptif. Adapun hasil analisis statistik diskriptif adalah sebagai

berikut:

0.00%0.00%0.00% 0.00%0.00%0.00% 0.00%0.00%0.00%

38.89%

48.00%

16.67%

61.11%

52.00%

83.33%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.1

Penggelapan Pajak Etis Jika Jumlahnya Signifikan dan Uang yang Terkumpul, Masuk dalam Kantong Politisi Korup, Keluarga, dan Teman-Temannya

Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa persepsi pegawai swasta

mayoritas responden sebanyak 22 orang atau 61,11% menjawab sangat tidak

setuju atas item pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika jumlahnya

Page 58: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

signifikan dan uang yang terkumpul masuk dalam kantong politisi korup,

keluarga dan teman-temannya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah

Surakarta yang bekerja sebagai pegawai swasta sangat tidak setuju jika

jumlahnya signifikan dan uang yang terkumpul masuk dalam kantong politisi

korup, keluarga dan teman-temannya.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 13 orang atau 52% menjawab sangat tidak setuju atas

item pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika jumlahnya signifikan dan

uang yang terkumpul masuk dalam kantong politisi korup, keluarga dan

teman-temannya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang

bekerja sebagai wiraswasta sangat tidak setuju jika jumlahnya signifikan dan

uang yang terkumpul masuk dalam kantong politisi korup, keluarga dan

teman-temannya.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 5 orang atau 83,33% menjawab sangat tidak

setuju atas item pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika jumlahnya

signifikan dan uang yang terkumpul masuk dalam kantong politisi korup,

keluarga dan teman-temannya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah

Surakarta yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil sangat tidak setuju jika

jumlahnya signifikan dan uang yang terkumpul masuk dalam kantong politisi

korup, keluarga dan teman-temannya.

Page 59: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0.00%0.00%0.00%2.78%4.00%

0.00%2.78%

8.00%

0.00%

44.44%

64.00%

50.00% 50.00%

24.00%

50.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.2

Penggelapan Pajak Etis jika Kemungkinan Tertangkap atau Diketahui oleh Aparat Pajak Rendah

Berdasarkan Gambar 4.2 menunjukkan bahwa persepsi responden

yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden sebanyak 18 orang

atau 50% menjawab sangat tidak setuju atas item pernyataan tentang

penggelapan pajak etis jika kemungkinan tertangkap atau diketahui oleh aparat

pajak rendah. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang

bekerja sebagai pegawai swasta sangat tidak setuju terhadap penggelapan pajak

etis jika kemungkinan tertangkap atau diketahui oleh aparat pajak rendah.

Persepsi responden yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 16 orang atau 64% menjawab tidak setuju atas item

pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika kemungkinan tertangkap atau

diketahui oleh aparat pajak rendah. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di

wilayah Surakarta yang bekerja sebagai wiraswasta tidak setuju terhadap

Page 60: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penggelapan pajak etis jika kemungkinan tertangkap atau diketahui oleh aparat

pajak rendah.

Persepsi responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 3 orang atau 50% menjawab sangat tidak

setuju atas item pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika kemungkinan

tertangkap atau diketahui oleh aparat pajak rendah. Hal ini berarti bahwa wajib

pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil sangat

tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis jika kemungkinan tertangkap atau

diketahui oleh aparat pajak rendah.

0.00%0.00%0.00%

13.89%

20.00%

0.00%

16.67%16.00%16.67%

25.00%

44.00%

33.33%

44.44%

20.00%

50.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

45.00%

50.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.3

Penggelapan Pajak Etis jika Sistem Perpajakan Tidak Adil

Berdasarkan data dari Gambar 4.3 menunjukkan bahwa persepsi

responden yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden

sebanyak 16 orang atau 44,44% menjawab sangat tidak setuju atas item

Page 61: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika sistem perpajakan tidak adil. Hal

ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta sangat tidak setuju terhadap

penggelapan pajak etis jika sistem perpajakan tidak adil.

Persepsi responden yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 11 orang atau 44% menjawab tidak setuju atas item

pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika sistem perpajakan tidak adil. Hal

ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai

wiraswasta tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis jika sistem perpajakan

tidak adil.

Persepsi responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 3 orang atau 50% menjawab tidak setuju atas

item pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika sistem perpajakan tidak adil.

Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai

pegawai negeri sipil tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis jika sistem

perpajakan tidak adil.

Page 62: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0.00%0.00%0.00%

5.56%

12.00%

0.00%

13.89%12.00%

0.00%

36.11%

56.00%

50.00%

44.44%

20.00%

50.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.4

Penggelapan Pajak Tetap Etis Walaupun Tarif Pajak Tidak Terlalu Tinggi Karena Pemerintah Tidak Memberikan Timbal Balik Sebanyak

yang Dia Ambil dari Saya

Berdasarkan data dari Gambar 4.4 menunjukkan bahwa persepsi

responden yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden

sebanyak 16 orang atau 44,44% menjawab sangat tidak setuju atas item

pernyataan tentang penggelapan pajak tetap etis walaupun tarif pajak tidak

terlalu tinggi karena pemerintah tidak memberikan timbal balik sebanyak yang

dia ambil dari saya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta

yang bekerja sebagai pegawai swasta sangat tidak setuju terhadap penggelapan

pajak tetap etis walaupun tarif pajak tidak terlalu tinggi karena pemerintah tidak

memberikan timbal balik sebanyak yang dia ambil dari saya.

Persepsi responden yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 15 orang atau 56% menjawab tidak setuju atas item

Page 63: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pernyataan tentang penggelapan pajak tetap etis walaupun tarif pajak tidak

terlalu tinggi karena pemerintah tidak memberikan timbal balik sebanyak yang

dia ambil dari saya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta

yang bekerja sebagai wiraswasta tidak setuju terhadap penggelapan pajak tetap

etis walaupun tarif pajak tidak terlalu tinggi karena pemerintah tidak

memberikan timbal balik sebanyak yang dia ambil dari saya.

Persepsi responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 3 orang atau 50% menjawab sangat tidak

setuju atas item pernyataan tentang penggelapan pajak tetap etis walaupun tarif

pajak tidak terlalu tinggi karena pemerintah tidak memberikan timbal balik

sebanyak yang dia ambil dari saya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah

Surakarta yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil sangat tidak setuju

terhadap penggelapan pajak tetap etis walaupun tarif pajak tidak terlalu tinggi

karena pemerintah tidak memberikan timbal balik sebanyak yang dia ambil dari

saya.

Page 64: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0.00%0.00%0.00%2.78%

4.00%

0.00% 0.00%0.00%0.00%

44.44%

52.00%50.00%

52.78%

44.00%

50.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.5

Penggelapan Pajak Etis Jika Sebagian Besar Uang yang Terkumpul Digunakan Secara Boros

Berdasarkan Gambar 4.5 menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden sebanyak 19 orang

atau 52,78% menjawab sangat tidak setuju atas item pernyataan tentang

penggelapan pajak etis jika sebagian besar uang yang terkumpul digunakan

secara boros. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang

bekerja sebagai pegawai swasta sangat tidak setuju terhadap penggelapan pajak

etis jika sebagian besar uang yang terkumpul digunakan secara boros.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 13 orang atau 52% menjawab tidak setuju atas item

pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika sebagian besar uang yang

terkumpul digunakan secara boros. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di

wilayah Surakarta yang bekerja sebagai wiraswasta tidak setuju terhadap

Page 65: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penggelapan pajak etis jika sebagian besar uang yang terkumpul digunakan

secara boros.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 3 orang atau 50% menjawab sangat tidak

setuju atas item pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika sebagian besar

uang yang terkumpul digunakan secara boros. Hal ini berarti bahwa wajib pajak

di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil sangat tidak

setuju terhadap penggelapan pajak etis jika sebagian besar uang yang terkumpul

digunakan secara boros.

0.00%0.00%0.00%2.78%

8.00%

0.00%

16.67%16.00%

0.00%

33.33%

56.00%

50.00%47.22%

20.00%

50.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.6

Penggelapan Pajak Etis jika Uang yang Terkumpul Digunakan untuk Mendukung Perang yang Menurut saya Tidak Adil

Berdasarkan Gambar 4.6 menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden sebanyak 17 orang

atau 47,22% menjawab sangat tidak setuju atas item pernyataan tentang

Page 66: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penggelapan pajak etis jika uang yang terkumpul digunakan untuk mendukung

perang yang menurut saya tidak adil. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di

wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai swasta sangat tidak setuju

terhadap penggelapan pajak etis jika uang yang terkumpul digunakan untuk

mendukung perang yang menurut saya tidak adil.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 14 orang atau 56% menjawab tidak setuju atas item

pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika uang yang terkumpul digunakan

untuk mendukung perang yang menurut saya tidak adil. Hal ini berarti bahwa

wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai wiraswasta tidak setuju

terhadap penggelapan pajak etis jika uang yang terkumpul digunakan untuk

mendukung perang yang menurut saya tidak adil.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 2 orang atau 50% menjawab sangat tidak

setuju atas item pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika uang yang

terkumpul digunakan untuk mendukung perang yang menurut saya tidak adil.

Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai

pegawai negeri sipil sangat tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis jika

uang yang terkumpul digunakan untuk mendukung perang yang menurut saya

tidak adil.

Page 67: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0.00%0.00%0.00% 0.00%0.00%0.00%2.78%

8.00%

0.00%

52.78%

72.00%

50.00%

44.44%

20.00%

50.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.7

Penggelapan Pajk Etis jika Sebagian Besar Uang yang Terkumpul Digunakan untuk Proyek yang Tidak Menguntungkan Bagi Saya

Berdasarkan Gambar 4.7 menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden sebanyak 19 orang

atau 52,78% menjawab tidak setuju atas item pernyataan tentang penggelapan

pajk etis jika sebagian besar uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang

tidak menguntungkan bagi saya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah

Surakarta yang bekerja sebagai pegawai swasta tidak setuju terhadap

penggelapan pajak etis jika sebagian besar uang yang terkumpul digunakan untuk

proyek yang tidak menguntungkan bagi saya.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 18 orang atau 72% menjawab tidak setuju atas item

pernyataan tentang penggelapan pajk etis jika sebagian besar uang yang

terkumpul digunakan untuk proyek yang tidak menguntungkan bagi saya. Hal

Page 68: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai

wiraswasta tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis jika sebagian besar

uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang tidak menguntungkan bagi

saya.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 3 orang atau 50% menjawab sangat tidak

setuju atas item pernyataan tentang penggelapan pajk etis jika sebagian besar

uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang tidak menguntungkan bagi

saya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja

sebagai pegawai negeri sipil sangat tidak setuju terhadap penggelapan pajak

etis jika sebagian besar uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang tidak

menguntungkan bagi saya.

0.00%0.00%0.00%2.78%

8.00%

0.00%

13.89%12.00%

0.00%

41.67%

60.00%

66.67%

41.67%

20.00%

33.33%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.8

Penggelapan Pajak Etis bila Tarif Pajak Terlalu Tinggi

Page 69: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan Gambar 4.8 menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden sebanyak 15 orang

atau 41,67% menjawab sangat tidak setuju atas item pernyataan tentang

penggelapan pajak etis bila tarif pajak terlalu tinggi. Hal ini berarti bahwa wajib

pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai swasta sangat tidak

setuju terhadap penggelapan pajak etis bila tarif pajak terlalu tinggi.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 15 orang atau 60% menjawab tidak setuju atas item

pernyataan tentang penggelapan pajak etis bila tarif pajak terlalu tinggi. Hal ini

berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai

wiraswasta tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis bila tarif pajak terlalu

tinggi.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 4 orang atau 66,68% menjawab tidak setuju

atas item pernyataan tentang penggelapan pajak etis bila tarif pajak terlalu

tinggi. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja

sebagai pegawai negeri sipil tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis bila

tarif pajak terlalu tinggi.

Page 70: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0.00%0.00%0.00%

13.89%

20.00%

0.00%

16.67%

12.00%

16.67%

33.33%

52.00%50.00%

36.11%

16.00%

33.33%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.9

Penggelapan Pajak Etis jika Saya Tidak Sanggup untuk Membayarnya

Berdasarkan Gambar 4.9 menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden sebanyak 13 orang

atau 36,11% menjawab sangat tidak setuju atas item pernyataan tentang

penggelapan pajak etis jika saya tidak sanggup untuk membayarnya. Hal ini

berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai

swasta sangat tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis jika saya tidak

sanggup untuk membayarnya.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 13 orang atau 52% menjawab tidak setuju atas item

pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika saya tidak sanggup untuk

membayarnya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang

Page 71: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bekerja sebagai wiraswsta tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis jika

saya tidak sanggup untuk membayarnya.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 3 orang atau 50% menjawab tidak setuju atas

item pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika saya tidak sanggup untuk

membayarnya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang

bekerja sebagai pegawai negeri sipil tidak setuju terhadap penggelapan pajak

etis jika saya tidak sanggup untuk membayarnya.

0.00%0.00%0.00% 0.00%0.00%0.00%2.78%

8.00%

0.00%

61.11%

80.00%

66.67%

36.11%

12.00%

33.33%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.10

Penggelapan Pajak Etis jika Sebagian Besar Uang yang Terkumpul Digunakan untuk Proyek yang Secara Moral Tidak saya Setujui

Berdasarkan Gambar 4.10 menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden sebanyak 22 orang

atau 61,11% menjawab tidak setuju atas item pernyataan tentang penggelapan

pajak etis jika sebagian besar uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang

Page 72: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

secara moral tidak saya setujui. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah

Surakarta yang bekerja sebagai pegawai swasta tidak setuju terhadap

penggelapan pajak etis jika sebagian besar uang yang terkumpul digunakan untuk

proyek yang secara moral tidak saya setujui.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 20 orang atau 80% menjawab tidak setuju atas item

pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika sebagian besar uang yang

terkumpul digunakan untuk proyek yang secara moral tidak saya setujui. Hal ini

berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai

wiraswasta tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis jika sebagian besar

uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang secara moral tidak saya

setujui.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 4 orang atau 66,67% menjawab tidak setuju

atas item pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika sebagian besar uang

yang terkumpul digunakan untuk proyek yang secara moral tidak saya setujui.

Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai

pegawai negeri sipil tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis jika sebagian

besar uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang secara moral tidak

saya setujui.

Page 73: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0.00%0.00%0.00%2.78%4.00%

0.00%2.78%4.00%

0.00%

55.56%

72.00%

66.67%

38.89%

20.00%

33.33%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.11

Penggelapan Pajak Tetap Etis Walaupun Sebagian Besar Uang yang Terkumpul Digunakan untuk Proyek yang Menguntungkan Bagi Saya

Berdasarkan Gambar 4.11 menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden sebanyak 20 orang

atau 55,56% menjawab tidak setuju atas item pernyataan tentang penggelapan

pajak tetap etis walaupun sebagian besar uang yang terkumpul digunakan untuk

proyek yang menguntungkan bagi saya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di

wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai swasta tidak setuju terhadap

penggelapan pajak tetap etis walaupun sebagian besar uang yang terkumpul

digunakan untuk proyek yang menguntungkan bagi saya.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 18 orang atau 72% menjawab tidak setuju atas item

pernyataan tentang penggelapan pajak tetap etis walaupun sebagian besar uang

yang terkumpul digunakan untuk proyek yang menguntungkan bagi saya. Hal ini

Page 74: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai

wiraswasta tidak setuju terhadap penggelapan pajak tetap etis walaupun

sebagian besar uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang

menguntungkan bagi saya.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 4 orang atau 66,67% menjawab tidak setuju

atas item pernyataan tentang penggelapan pajak tetap etis walaupun sebagian

besar uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang menguntungkan bagi

saya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja

sebagai pegawai negeri sipil tidak setuju terhadap penggelapan pajak tetap etis

walaupun sebagian besar uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang

menguntungkan bagi saya.

0.00%0.00%0.00%2.78%

8.00%

0.00%

27.78%

20.00%

16.67%

25.00%

52.00%

33.33%

44.44%

20.00%

50.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.12

Penggelapan Pajak Tatap Etis Walaupun Sebagian Besar Uang yang Terkumpul Digunakan Secara Bijaksana

Page 75: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan Gambar 4.12 menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden sebanyak 16 orang

atau 44,44 % menjawab sangat tidak setuju atas item pernyataan tentang

penggelapan pajak tatap etis walaupun sebagian besar uang yang terkumpul

digunakan secara bijaksana. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah

Surakarta yang bekerja sebagai pegawai swasta sangat tidak setuju terhadap

penggelapan pajak tatap etis walaupun sebagian besar uang yang terkumpul

digunakan secara bijaksana.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 13 orang atau 52 % menjawab tidak setuju atas item

pernyataan tentang penggelapan pajak tatap etis walaupun sebagian besar uang

yang terkumpul digunakan secara bijaksana. Hal ini berarti bahwa wajib pajak

di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai wiraswasta tidak setuju terhadap

penggelapan pajak tatap etis walaupun sebagian besar uang yang terkumpul

digunakan secara bijaksana.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 3 orang atau 50 % menjawab sangat tidak

setuju atas item pernyataan tentang penggelapan pajak tatap etis walaupun

sebagian besar uang yang terkumpul digunakan secara bijaksana. Hal ini berarti

bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai negeri

sipil sangat tidak setuju terhadap penggelapan pajak tatap etis walaupun

sebagian besar uang yang terkumpul digunakan secara bijaksana.

Page 76: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0.00%0.00%0.00%2.78%

4.00%

0.00%

8.33%

12.00%

0.00%

38.89%

52.00%50.00% 50.00%

32.00%

50.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.13

Penggelapan Pajak Etis jika Semua Orang Melakukannya

Berdasarkan Gambar 4.13 menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden sebanyak 18 orang

atau 50% menjawab sangat tidak setuju atas item pernyataan tentang

penggelapan pajak etis jika semua orang melakukannya. Hal ini berarti bahwa

wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai swasta sangat

tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis jika semua orang melakukannya.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 13 orang atau 52% menjawab tidak setuju atas item

pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika semua orang melakukannya. Hal

ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai

wiraswasta tidak setuju terhadap penggelapan pajak etis jika semua orang

melakukannya.

Page 77: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 3 orang atau 50% menjawab sangat tidak

setuju atas item pernyataan tentang penggelapan pajak etis jika semua orang

melakukannya. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang

bekerja sebagai pegawai negeri sipil sangat tidak setuju terhadap penggelapan

pajak etis jika semua orang melakukannya.

2.78%4.00%

0.00%

11.11%

16.00%

0.00%

16.67%16.00%16.67%

33.33%

44.00%

50.00%

36.11%

20.00%

33.33%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

45.00%

50.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.14

Penggelapan Pajak Tetap Etis Walaupun Sebagian Besar Uang yang Terkumpul Digunakan untuk Proyek Yang Bermanfaat

Berdasarkan Gambar 4.14 menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden sebanyak 13 orang

atau 36,11% menjawab sangat tidak setuju atas item pernyataan tentang

penggelapan pajak tetap etis walaupun sebagian besar uang yang terkumpul

digunakan untuk proyek yang bermanfaat. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di

wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai swasta sangat tidak setuju

Page 78: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terhadap penggelapan pajak tetap etis walaupun sebagian besar uang yang

terkumpul digunakan untuk proyek yang bermanfaat.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 11 orang atau 44% menjawab sangat tidak setuju atas

item pernyataan tentang penggelapan pajak tetap etis walaupun sebagian besar

uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang bermanfaat. Hal ini berarti

bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai wiraswasta

sangat tidak setuju terhadap penggelapan pajak tetap etis walaupun sebagian

besar uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang bermanfaat.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 3 orang atau 50% menjawab tidak setuju atas

item pernyataan tentang penggelapan pajak tetap etis walaupun sebagian besar

uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang bermanfaat. Hal ini berarti

bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai negeri

sipil tidak setuju terhadap penggelapan pajak tetap etis walaupun sebagian besar

uang yang terkumpul digunakan untuk proyek yang bermanfaat.

Page 79: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0.00%0.00%0.00%2.78%4.00%

0.00%2.78%

8.00%

0.00%

58.33%

72.00%

66.67%

36.11%

16.00%

33.33%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Gambar 4.15

Penggelapan Pajak Tetap Etis Walaupun Artinya jika Saya Membayar Kurang, Maka Akan Ada Orang Lain yang Membayar Lebih

Berdasarkan Gambar 4.15 menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

yang bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas responden sebanyak 21 orang

atau 58,33% menjawab tidak setuju atas item pernyataan tentang Penggelapan

pajak tetap etis walaupun artinya jika saya membayar kurang, maka akan ada

orang lain yang membayar lebih. Hal ini berarti bahwa wajib pajak di wilayah

Surakarta yang bekerja sebagai pegawai swasta tidak setuju terhadap

penggelapan pajak tetap etis walaupun artinya jika saya membayar kurang, maka

akan ada orang lain yang membayar lebih.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas

responden sebanyak 18 orang atau 72% menjawab tidak setuju atas item

pernyataan tentang Penggelapan pajak tetap etis walaupun artinya jika saya

membayar kurang, maka akan ada orang lain yang membayar lebih. Hal ini

Page 80: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai

wiraswasta tidak setuju terhadap penggelapan pajak tetap etis walaupun artinya

jika saya membayar kurang, maka akan ada orang lain yang membayar lebih.

Persepsi wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

mayoritas responden sebanyak 4 orang atau 66,67% menjawab tidak setuju

atas item pernyataan tentang Penggelapan pajak tetap etis walaupun artinya jika

saya membayar kurang, maka akan ada orang lain yang membayar lebih. Hal ini

berarti bahwa wajib pajak di wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai

negeri sipil tidak setuju terhadap penggelapan pajak tetap etis walaupun artinya

jika saya membayar kurang, maka akan ada orang lain yang membayar lebih.

Page 81: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.6 Rangkuman Persepsi Wajib Pajak yang Bekerja sebagai Pegawai Swasta

terhadap Penggelapan Pajak

No Pernyataan

Jawaban Responden SS S N TS STS

1 0 0 0 14 22 0.00% 0.00% 0.00% 38.89% 61.11%

2 0 1 1 16 18 0.00% 2.78% 2.78% 44.44% 50.00%

3 0 5 6 9 16 0.00% 13.89% 16.67% 25.00% 44.44%

4 0 2 5 13 16 0.00% 5.56% 13.89% 36.11% 44.44%

5 0 1 0 16 19 0.00% 2.78% 0.00% 44.44% 52.78%

6 0 1 6 12 17 0.00% 2.78% 16.67% 33.33% 47.22%

7 0 0 1 19 16 0.00% 0.00% 2.78% 52.78% 44.44%

8 0 1 5 15 15 0.00% 2.78% 13.89% 41.67% 41.67%

9 0 5 6 12 13 0.00% 13.89% 16.67% 33.33% 36.11%

10 0 0 1 22 13 0.00% 0.00% 2.78% 61.11% 36.11%

11 0 1 1 20 14 0.00% 2.78% 2.78% 55.56% 38.89%

12 0 1 10 9 16 0.00% 2.78% 27.78% 25.00% 44.44%

13 0 1 3 14 18 0.00% 2.78% 8.33% 38.89% 50.00%

14 1 4 6 12 13 2.78% 11.11% 16.67% 33.33% 36.11%

15 0 1 1 21 13 0.00% 2.78% 2.78% 58.33% 36.11%

Rata-Rata 0.07 1.60 3.47 14.93 15.93

0.19% 4.44% 9.63% 41.48% 44.26% Sumber: data primer diolah, 2010

Berdasarkan hasil tabulasi secara keseluruhan tentang persepsi wajib

pajak yang bekerja sebagai pegawai swasta terhadap penggelapan pajak

diketahui bahwa rata-rata sebesar 85,74% atau 31 orang wajib pajak di

wilayah Surakarta tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap berbagai

bentuk penggelapan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

Page 82: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

di Wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai swasta tidak setuju

dengan adanya praktik penggelapan pajak.

Tabel 4.7 Rangkuman Persepsi Wajib Pajak yang bekerja sebagai Wiraswasta terhadap

Penggelapan Pajak

No Pernyataan

Jawaban Responden SS S N TS STS

1 0 0 0 12 13 0.00% 0.00% 0.00% 48.00% 52.00%

2 0 1 2 16 6 0.00% 4.00% 8.00% 64.00% 24.00%

3 0 5 4 11 5 0.00% 20.00% 16.00% 44.00% 20.00%

4 0 3 3 14 5 0.00% 12.00% 12.00% 56.00% 20.00%

5 0 1 0 13 11 0.00% 4.00% 0.00% 52.00% 44.00%

6 0 2 4 14 5 0.00% 8.00% 16.00% 56.00% 20.00%

7 0 0 2 18 5 0.00% 0.00% 8.00% 72.00% 20.00%

8 0 2 3 15 5 0.00% 8.00% 12.00% 60.00% 20.00%

9 0 5 3 13 4 0.00% 20.00% 12.00% 52.00% 16.00%

10 0 0 2 20 3 0.00% 0.00% 8.00% 80.00% 12.00%

11 0 1 1 18 5 0.00% 4.00% 4.00% 72.00% 20.00%

12 0 2 5 13 5 0.00% 8.00% 20.00% 52.00% 20.00%

13 0 1 3 13 8 0.00% 4.00% 12.00% 52.00% 32.00%

14 1 4 4 11 5 4.00% 16.00% 16.00% 44.00% 20.00%

15 0 1 2 18 4 0.00% 4.00% 8.00% 72.00% 16.00%

Rata-Rata 0.07 1.87 2.53 14.60 5.93

0.27% 7.47% 10.13% 58.40% 23.73% Sumber: data primer diolah, 2010

Berdasarkan hasil tabulasi secara keseluruhan tentang persepsi wajib

pajak yang bekerja sebagai wiraswasta terhadap penggelapan pajak diketahui

bahwa rata-rata sebesar 82,13% atau 21 orang wajib pajak di

Page 83: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

wilayah Surakarta tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap berbagai

bentuk penggelapan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak

di Wilayah Surakarta yang bekerja sebagai wiraswasta tidak setuju dengan

adanya praktik penggelapan pajak.

Tabel 4.8 Rangkuman Persepsi Wajib Pajak yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil

terhadap Penggelapan Pajak

No Pernyataan

Jawaban Responden SS S N TS STS

1 0 0 0 1 5 0.00% 0.00% 0.00% 16.67% 83.33%

2 0 0 0 3 3 0.00% 0.00% 0.00% 50.00% 50.00%

3 0 0 1 2 3 0.00% 0.00% 16.67% 33.33% 50.00%

4 0 0 0 3 3 0.00% 0.00% 0.00% 50.00% 50.00%

5 0 0 0 3 3 0.00% 0.00% 0.00% 50.00% 50.00%

6 0 0 0 3 3 0.00% 0.00% 0.00% 50.00% 50.00%

7 0 0 0 3 3 0.00% 0.00% 0.00% 50.00% 50.00%

8 0 0 0 4 2 0.00% 0.00% 0.00% 66.67% 33.33%

9 0 0 1 3 2 0.00% 0.00% 16.67% 50.00% 33.33%

10 0 0 0 4 2 0.00% 0.00% 0.00% 66.67% 33.33%

11 0 0 0 4 2 0.00% 0.00% 0.00% 66.67% 33.33%

12 0 0 1 2 3 0.00% 0.00% 16.67% 33.33% 50.00%

13 0 0 0 3 3 0.00% 0.00% 0.00% 50.00% 50.00%

14 0 0 1 3 2 0.00% 0.00% 16.67% 50.00% 33.33%

15 0 0 0 4 2 0.00% 0.00% 0.00% 66.67% 33.33%

Rata-Rata 0.00 0.00 0.27 3.00 2.73

0.00% 0.00% 4.44% 50.00% 45.56% Sumber: data primer diolah, 2010

Page 84: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hasil tabulasi secara keseluruhan tentang persepsi wajib

pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil terhadap penggelapan pajak

diketahui bahwa rata-rata sebesar 95,56% atau 6 orang wajib pajak di wilayah

Surakarta tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap berbagai bentuk

penggelapan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak di

Wilayah Surakarta yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil tidak setuju

dengan adanya praktik penggelapan pajak.

D. Pembahasan

Akhir-akhir ini pemerintah Indonesia dihadapkan pada suatu

permasalahan baru, yaitu kasus penggelapan pajak. penggelapan pajak adalah

usaha yang dilakukan oleh wajib pajak apakah berhasil atau tidak untuk

mengatur suatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimkan atau

menghilangkan beban pajak, mengurangi atau sama sekali menghapus dengan

memperhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkan

berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang

berlaku. Setelah kasus Gayus H.P. Tambunan terkuak, satu-persatu kasus

penggelapan pajak mulai terungkap. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak paling

tidak menemukan tiga kasus baru yang diduga merugikan negara hingga

ratusan miliaran rupiah. Saat ini Ditjen Pajak tengah menyelidiki tiga kasus

yang merugikan negara hingga Rp 607 miliar tersebut. Kasus pertama, sebuah

kasus restitusi pajak yang dilakukan perusahaan berinisial PHS di Sumatera

Utara senilai Rp 300 miliar. Kasus kedua, penerbitan faktur pajak fiktif yang

Page 85: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melibatkan konsultan pajak tidak resmi berinisial SOL. Kerugian negara yang

diakibatkan dari tindakan SOL diperkirakan sebesar Rp 247 miliar, dan

Ketiga, kasus penggelapan pajak senilai Rp 60 miliar dengan modus

penerbitan faktur pajak tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya oleh biro

jasa di bawah pimpinan berinisial TKB. Total kerugian negara dari tiga kasus

tersebut mencapai lebih dari Rp 600 miliar (Liputan6.com, 3 Mei 2010).

Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi etis penggelapan pajak

bagi Wajib Pajak di wilayah Surakarta diketahui bahwa untuk wajib pajak

yang bekerja sebagai pegawai swasta 85,74% atau 31 orang wajib pajak di

wilayah Surakarta tidak setuju terhadap berbagai bentuk penggelapan pajak.

Wajib pajak yang bekerja sebagai wiraswasta 82,13% atau 21 orang wajib

pajak di wilayah Surakarta tidak setuju terhadap berbagai bentuk penggelapan

pajak dan wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil 95,56% atau

6 orang wajib pajak di wilayah Surakarta tidak setuju terhadap berbagai

bentuk penggelapan pajak.

Masalah perpajakan tidaklah sederhana hanya sekedar menyerahkan

sebagian penghasilan atau kekayaan seseorang kepada negara, tetapi coraknya

terlihat bermacam-macam tergantung pada pendekatannya. Dari sudut

pandang ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk

mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Pajak sebagai

motor penggerak kehidupan ekonomi masyarakat. Sedangkan dari aspek

hukum, hukum pajak di Indonesia mempunyai hierarki yang jelas dengan

urutan, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang, Peraturan

Page 86: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemerintah, Keputusan Presiden, dan sebagainya. Hierarki ini dijalankan

secara ketat, peraturan yang tingkatannya lebih rendah tidak boleh

bertentangan dengan peraturan yang tingkatannya lebih tinggi. Dari aspek

keuangan pajak dipandang sebagai bagian yang sangat penting dalam

penerimaan negara. Jika dilihat dari penerimaan negara, kondisi keuangan

negara tidak lagi semata-mata dari penerimaan negara berupa minyak dan gas

bumi, tetapi lebih berupaya untuk menjadikan pajak sebagai primadona

penerimaan negara. Dan dari aspek sosiologi bahwa pajak ditinjau dari segi

masyarakat yaitu menyangkut akibat atau dampak terhadap masyarakat atas

pungutan dan hasil apakah yang dapat disampaikan pada masyarakat.

(Waluyo, 2008: 3).

Jelas bahwa pajak sebagai sumber penerimaan negara untuk

membiayai pengeluaran rutin dan juga digunakan untuk membiayai

pembangunan. Oleh karena itulah, upaya untuk meningkatkan penerimaan

negara dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana yang dihimpun berasal

dari masyarakat (private saving) atau berasal dari pemerintah (public saving).

Dengan demikian, terlihat bahwa dari pajak sasaran yang disetujui adalah

memberikan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara merata dengan

melakukan pembangunan di berbagai sektor. (Waluyo, 2008: 6).

Page 87: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi etis penggelapan pajak

bagi Wajib Pajak di wilayah Surakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa

85,74% pegawai swasta tidak setuju dengan adanya berbagai bentuk praktik

penggelapan pajak; 82,13% wiraswasta tidak setuju dengan adanya berbagai

bentuk praktik penggelapan pajak; dan 95,56% pegawai negeri sipil tidak

setuju dengan adanya berbagai bentuk praktik penggelapan pajak.

B. Implikasi

Adanya kasus penggelapan pajak ini memberikan kerugian yang sangat

besar bagi pendapatan negara. Oleh karena itu implikasi dari hasil penelitian

ini adalah:

1. Menindak tegas semua pelaku penggelapan pajak karena dilihat dari

persepsi wajib pajak tidak setuju terhadap berbagai bentuk praktik

penggelapan pajak.

2. Keberhasilan dalam menangani kasus penggelapan pajak akan

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan pajak yang

dipungut dari mereka, sehingga masyarakat akan lebih proaktif sebagai

Wajib Pajak.

72

Page 88: PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI … · 2013. 9. 24. · Pemerintah untuk segera menindak tegas semua pelaku praktik penggelapan pajak, setelah diadakan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Keterbatasan Penelitian

Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada wajib pajak di wilayah Surakarta.

2. Jumlah sampel dalam penelitian ini hanya sebesar 67 responden.

3. Pengukuran instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner,

sehingga ada kemungkinan responden menjawab pertanyaan dengan tidak

jujur.

D. Saran

Adanya berbagai kekurangan maupun keterbatasan dalam penelitian ini,

maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Penelitian sebaiknya tidak terbatas pada wilayah Surakarta, sehingga hasil

penelitian dapat digeneralisasi untuk wilayah-wilayah yang lain.

2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih memperluas penelitian

dengan meningkatkan jumlah responden penelitian serta memperluas

jangkauan obyek penelitian sehingga hasil penelitian dapat lebih

digeneralisasi untuk daerah-daerah yang lain.

3. Bagi peneliti lain diharapkan untuk menggunakan tambahan metode

pengumpulan tambahan selain kuesioner untuk mendapatkan data yang

lebih valid.