persalinan preterm
TRANSCRIPT
Persalinan Preterm
Berat lahir rendah : neonatus lahir telalu kecil
Preterm atau prematur : lajir terlalu awal
Besar ma sa kehamilan : berat diatas 90 persentil usia kehamilan
Kecil masa kehamilan : berat dibawah 10 persentil usia kehamilan
Sesuai msak kehamilan : berat diantara 10-90 persentil
Peralinan preterm : persalinan sebelum 37 minggu
Usia kehamilan ditentukan berdasarkan : mens terakhir, paramter obsterik, USG
Angka kematian dan morbiditas berkurang secara nyata pada uk 24-26 minggu
Penyabab pesalinan preterm :
Komplikasi medis dan obsterik: preeklamsia, solutio plasenta, 72% disertai
dengan atau tanpa KPD
Abortus iminens selanjutnya dikaitkan dengan kehilangan sejak 24 minggu,
persalinan preterm dan solutiio plasenta
Faktor gaya hidup : merokok, pertambahan berat badan yang tidak adekuat selama
kehamilan, defisiensi vit C, terlalu banyak berdiri dat berjalan, bekerja terlalu
lama, stres psikologi dan fisik stres maupun peningkatan kadar kortisol serum
ibu meningkatkan resiko persalinan preterm.
Faktor genetik :
o gen untuk relaksin desidual
o defek protein trifungsional mitokondria fetal
o polimorfisme kompleks gen interleukin -1, reseptor b adrenergik, TNF-a
korioamnionitis : beberapa mikroorganisme berkaitan dengan KPD, persalinan
preterm atau keduanya. Pola masuknya bakteri kedalam cairan amnion dengan
membran yang intak masih tidak jelas. E coli dapat melewati membran sehingga
membran bukanlah membran absolut untuk infeksi ascendern. Kerja sitokin yang
diperantarai oleh sel dapat diaktivasi oleh jaringan desidua yang melapisi
membran fetal. Produk bakterial seperti endotoksin dapat menstimulasi monosit
desidual untuk menghasilkan sitokin, yang selanjutnya menstimulasi asam
arachidonat dan menghasilkan prostaglandin. Prostaglandin E2 dan F2 alfa
bekerja menstimulasi kontraksi miometrium
Identifikasi wanita dengan risiko persalinan preterm
Sistem skoring resiko
persalinan pertama ≥ 35 mgg 5
< 34 mgg 16
dan kedua < 34 mgg 41
Kelahiran preterm sebelumnya
Persalinan preterm sebelumnya berhubungan erat dengan proses persalinan preterm
berikutnya. Resiko persalinan preterm berulang untuk wanita yang pertama kali
melahirkan meningkat dibandingkan dengan wanita yang melahirkan aterm. Penyebab
persalinan preterm sebelumnya seperti persalinan preterm dengan membran intak,
preterm dengan KPD juga dapat berulang.
Inkompeten serviks
Ditandai dengan dilatasi serviks berulang tanpa rasa nyeri dan kelahiran pertengahan
semester secara spontan tanpa adanya KPD spontan, perdarahan atau infeksi.
Dilatasi serviks
Dilatasi serviks asimtomatik setelah pertengahan kehamilan merupakan faktor resiko
persalinan preterm. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paritas itu sendiri tidak
cukup untuk menjelaskan temuan dilatasi serviks pada trimester ketiga. Evaluasi serviks
dengan menggunakan USG transvaginal antara 18-30 minggu pada wanita nulipara
maupun multipara perlu dilakukan. Panjang dan diameter serviks identik baik pada yang
multipara maupun nulipara di sepanjang minggu-minggu kritis. Hasil pemeriksaan
serviks yang dilakukan secara rutin antara 26-30 minggu tabel 36-3
Pengukuran panjang serviks secara ultrasonografik
Penilaian serviks dengan menggunakan ultrasonografi vaginal Owen dkk hubungan
panjang serviks yang signifikan pada UK 16-24 minggu dan kelahiran preterm berikutnya
sebelum kehamilan 35 minggu. Untuk mengevaluasi efek cerclage pada wanita dengan
dilatasi serviks yang terukur secara ultrasonografis masih kontroversial.
Tanda dan gejala
Kontraksi uterus dengan atau tanpa sakit, gejala seperti tekanan pada pelvis, kram yang
menyerupai menstruasi, keluar air per vaginam, dan nyeri pada punggung bawah
dikaitkan dengan kelahiran preterm yang mengancam.
Monitoring uterus
Tokodinamometer eksternal yang dilingkarkan di sekeliling abdomen dan dihubungkan
dengan perekam elektronik. Aktivitas uterus dikirim lewat telepon tiap hari.
Fibronektin fetal
Glikoprotein ini dihasilkan oleh 20 macam molekul yang dibentuk oleh beragam tipe sel
termasuk hepatosit, fibroblas, dan sel endotelial serta amnion fetal. Adanya konsentrasi
yang tinggi pada darah ibu dan cairan amnion dikaitkan dengan adhesi intraseluler selama
implantasi dan pemeliharaan adhesi plasenta pada desidua. Fibronektin fetal dideteksi
dalam sekresi sel tipe vaginal pada wanita dengan kehamilan normal (dengan membran
intak, aterm, dan hal ini menunjukkan pembentukan kembali stroma serviks sebelum
persalinan).
Vaginosis bakterial
Bukan suatu infeksi tapi suatu keadaan dimana laktobasilus yang banyak terdapat dalam
flora normal vagina, penghasil hidrogen peroksida, digantikan oleh spesies anaerob,
Gardnerella vaginalis, Mobiluncus sp., Micoplasma hominis. Vaginosis bakterial
dikatkan dengan abortus spontan, persalinan preterm, KPD, korioamnionitis, dan infeksi
cairan amnion. Vaginosis bakterial dapat memicu persalinan preterm dengan mekanisme
yang serupa dengan yang terjadi pada infeksi cairan amnion.
Infeksi saluran genitalia bawah
Trikomonas meningkatkan resiko terjadinya 30% persalinan reterm dan 2 kali lipat
kematian perinatal. Chlamydia trakomatis mungkin tidak berperan dalam peningkatan
persalinan preterm. Dilaporkan bahwa wanita yang tidak hamil dengan endometritis
intrapartum yang ditandai dengan plasma sel mempunyai kemungkinan 2,5 kali lebih
tinggi untuk melahirkan sebelum kehamilan 32 minggu pada kehamilan berikutnya.
Estriol saliva
Menggambarkan hubungan antara peningkatan konsentrasi estriol saliva maternal ibu
dengan kelahiran reterm berikutnya.
Penyakit periodontal
Bakteri oral, khususnya Fusobacterium nucleatum dan Capnocytophaga sp. berkaitan
dengan infeksi saluran genitalia atas pada wanita hamil. Pada kategori usia kehamilan
penyakit periodontal dikaitkan dengan peningkatan persalinan preterm.
Peran progesteron dalam pemeliharaan kehamilan. Progesteron withdrawal tidak
mendahului inisiasi persalinan. Kadar progesteron plasma ibu meningkat di sepanjang
kehamilan. Progesteron digunakan untuk memelihara relaksasi uterus dan menghambat
inisiasi persalinan seperti yang dijelaskan oleh Csapo. Kadar progesteron dan estrogen
berubah secara langsung namun bermakna sesuai dengan usia kehamilan. Progesteron
antagonis diberikan saat aterm akan meningkatkan angka persalinan spontan. Medroksi
progesteron mencegah persalinan dan memiliki aktivitas anti inflamasi secara in vivo
sehingga aktivitas pola sitokin Th1 dan Th2 ditekan pada uterus dan serviks. Sitokin ini
berperan dalam pemeliharaan kehamilan selanjutnya dalam inisiasi persalinan.
Kebanyakan progestin yang digunkan dalam uji klinis manusia adalah 7 alpha hidroksi
progesteron caproate. Pemberiannya secara intramuskuler setiap minggu pada wanita
dengan risiko persalinan preterm menurunkan angka kelahiran preterm dan mortalitas
perinatal bila dibandingkan dengan placebo.
Manajemen KPD dan persalinan preterm. Konfirmasi KPD biasanya disertai dengan
pemeriksaan USG untuk menilai volume cairan amnion, mengidentifikasi bagian
terendah dan bila tidak dapat ditentukan secara tepat untuk menilai usia kehamilan. Bila
perlu dapat diberikan pula anti mikrobial kortikosteroid atau keduanya. Prolong laten
setelah pecahnya selaput ketuban bila dikaitkan dengan kerusakan neurologik fetal. Pada
neonatus yang lahir dari ibu dengan lesi herpes aktif, maka risiko mrbiditas infeksius
tampaknya dikaitkan dengan persalinan preterm.
Klinis korioamnionitis.