permenkes-kepmenkes kebidanan

10
Keputusan dan Peraturan Perundang Undangan Kebidanan di Indonesia Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes). Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Beberapa Permenkes/ Kepmenkes yang berlaku di Indonesia antara lain: A. Permenkes No. 5380/IX/1963 Wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas lain. B. Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes 623/1989. Wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan khusus ditetapkan bila bidan melaksanakan tindakan khusus di bawah pengawasan dokter. Pelaksanaan dari Permenkes ini, bidan dalam melaksanakan praktek perorangan di bawah pengawasan dokter.

Upload: srikandi-putri

Post on 19-Jun-2015

11.865 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Permenkes-Kepmenkes Kebidanan

Keputusan dan Peraturan Perundang Undangan Kebidanan

di Indonesia

Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada

kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes). Permenkes yang menyangkut

wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Beberapa Permenkes/ Kepmenkes yang berlaku di

Indonesia antara lain:

A. Permenkes No. 5380/IX/1963

Wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan normal secara mandiri,

didampingi tugas lain.

B. Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes

623/1989.

Wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan khusus

ditetapkan bila bidan melaksanakan tindakan khusus di bawah pengawasan

dokter. Pelaksanaan dari Permenkes ini, bidan dalam melaksanakan praktek

perorangan di bawah pengawasan dokter.

C. Permenkes No. 572/VI/1996

Wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktek bidan. Bidan dalam

melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang mandiri. Kewenangan

tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam

wewenang tersebut mencakup:

- Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak.

- Pelayanan Keluarga Berencana

- Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

Page 2: Permenkes-Kepmenkes Kebidanan

D. Kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek

Bidan

Merupakan revisi dari Permenkes No. 572/VI/1996. Dengan adanya

Kepmenkes 900, Permenkes 572 dinyatakan sudah tidak berlaku. Terdiri atas

11 Bab 47 Pasal, yaitu:

Bab I Ketentuan Umum (pasal 1)

Bab II Pelaporan dan Registrasi (pasal 2-7)

Bab III Masa Bakti (pasal 8)

Bab IV Perizinan (pasal 9-13)

Bab V Praktik Bidan (pasal 14-26)

Bab VI Pencatatan dan Pelaporan (pasal 27)

Bab VII Pejabat yang Berwenang Mengeluarkan dan Mencabut Izin

Praktik (pasal 28-30)

Bab VIII Pembinaan dan Pengawasan (pasal 31-41)

Bab IX Sanksi (pasal 42-44)

Bab X Ketentuan Peralihan (pasal 45)

Bab XI Ketentuan Penutup (pasal 46-47)

Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi dan

merujuk sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya.

Dalam keadaan darurat bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan

yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa. Dalam aturan tersebut juga

ditegaskan bahwa bidan dalam menjalankan praktek harus sesuai dengan

kewenangan, kemampuan, pendidikan, pengalaman serta berdasarkan standar

profesi.

Pencapaian kemampuan bidan sesuai dengan Kepmenkes No. 900/2002

tidaklah mudah, karena kewenangan yang diberikan oleh Departemen

Kesehatan ini mengandung tuntutan akan kemampuan bidan sebagai tenaga

profesional dan mandiri. Selain mampu memberikan pertolongan kebidanan

normal, bidan dituntut untuk kompeten dalam memberikan pertolongan

kebidanan dengan penyulit. Pertolongan kebidanan dengan penyulit yang

Page 3: Permenkes-Kepmenkes Kebidanan

dimaksud di sini adalah pertolongan awal dan pertolongan menyeluruh ketika

tidak ada tenaga kesehatan lain yang lebih berwenang/ kompeten.

E. Kepmenkes No. 369/ Menkes/ SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan

Terdiri atas:

1. Pendahuluan, berisi tentang:

a. Latar belakang

b. Tujuan

c. Pengertian (definisi Bidan, pengertian Bidan, Kebidanan/ Midwifery,

Pelayanan Kebidanan (Midwifery Service), Praktik Kebidanan,

Manajemen Kebidanan, Asuhan Kebidanan.

d. Paradigma Bidan (perempuan, lingkungan, perilaku, pelayanan

kebidanan, keturunan)

e. Falsafah Kebidanan

f. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan

g. Kualifikasi Pendidikan

2. Standar Kompetensi Bidan

a. Kompetensi

Kompetensi ke 1, pengetahuan dan Keterampilan Dasar

Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari

ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk

dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk

wanita, bayi baru lahir dan keluarganya. 

Kompetensi ke-2 Pra Konsepsi, KB dan Ginekologi

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan

yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh

dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga

yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.

Kompetensi ke-3, Asuhan dan Konseling Kehamilan

Page 4: Permenkes-Kepmenkes Kebidanan

Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk

mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi

dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. 

Kompetensi ke-4, Asuhan selama Persalinan dan Kelahiran

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap

kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan

yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu

untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir. 

Kompetensi ke-5 Asuhan pada Ibu Nifas dan Menyusui

Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu

tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat. 

Kompetensi ke-6, Asuhan pada Bayi Baru Lahir

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada

bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.

Kompetensi ke-7, Asuhan pada Bayi dan Balita

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada

bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun). 

Kompetensi ke-8, Kebidanan Komunitas

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif

pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya

setempat. 

Kompetensi ke-9, Asuhan pada Ibu/ Wanita dengan Gangguan

Repoduksi

Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan

sistem reproduksi. 

b. Standar Pendidikan Bidan

Terdiri atas 9 pernyataan standar, yaitu tentang Lambaga Pendidikan,

Falsafah, Organisasi, Sumber Daya Pendidikan, Pola Pendidikan,

Kurikulum, Tujuan Pendidikan, Evaluasi Pendidikan dan Lulusan

Pendidikan Bidan.

Page 5: Permenkes-Kepmenkes Kebidanan

c. Standar Pendidikan Berkelanjutan Bidan

Pendidikan berkelanjutan Bidan memiliki 7 standar, yaitu tentang

Organisasi, Falsafah, Sumber Daya Manusia, Program Pendidikan dan

Pelatihahan, Fasilitas, Dokumen Penyelenggaraan Pendidikan

Berkelanjutan dan Pengendalian Mutu.

d. Standar Pelayanan Kebidanan

Terdiri dari 7 standar, yaitu Falsafah dan Tujuan, Administrasi dan

Pengelolaan, Staf dan Pimpinan, Fasilitas dan Peralatan, Kebijakan

dan Prosedur, Pengembangan Staf dan Program Pendidikan, Standar

Asuhan, Evaluasi dan Pengendalian Mutu.

e. Standar Praktik Kebidanan

Dalam melakasanakan Praktik Kebidanan, standar pelayanan yang

diberikan mencakup Metode Asuhan, Pengkajian, Diagnosa

Kebidanan, Rencana Asuhan, Tindakan, Partisipasi Klien,

Pengawasan, Evaluasi dan Dokumentasi.

3. Kode Etik Bidan

Terdiri atas Deskripsi Kode Etik Bidan di Indonesia dan Kode Etik Bidan

Indonesia (kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat, kewajiban

bidan terhadap tugasnya, kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga

kesehatan lain, kewajiban bidan terhadap profesi, kewajiban bidan

terhadap diri sendiri, kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa

dan tanah air)

4. Penutup

F. Permenkes No. HK 02.02/Menkes/149/2010, tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktik Bidan.

Merupakan revisi dari Kepmenkes 900.

Terdiri dari VII Bab, 24 Pasal, yaitu:

Bab I Ketentuan Umum (pasal 1)

Bab II Perizinan (pasal 2-7)

Bab III Penyelenggaraan Praktik (pasal 8-19)

Page 6: Permenkes-Kepmenkes Kebidanan

Bab IV Pembinaan dan Pengawasan (pasal 20-21)

Bab V Ketentuan Peralihan (pasal 22)

Bab VII Ketentuan Penutup (pasal 23-24)

Permenkes 149 ini nampak lebih singkat daripada Kepmenkes 900. Di

dalamnya terdapat banyak pengurangan dan beberapa penambahan aturan

tentang pelaksanaan praktik bidan.

Pengurangan:

- Alur untuk registrasi dan pelaporan bidan dibuat lebih sederhana

(Bab II, III, IV Kepmenkes 900)

- Kewenangan praktik bidan dalam pelayanan reproduksi wanita

ditiadakan dan diganti dengan pelayanan Keluarga Berencana. (Permenkes

149: Bab III pasal 8; Kepmenkes 900: Bab VI pasal 14)

- Pelayanan kebidanan yang bisa diberikan tidak lagi pelayanan

kebidanan ibu dan anak, tetapi cukup ibu dan bayi baru lahir usia kurang

dari 28 hari.Pelayanan kebidanan pada ibu yang dimaksud hanyalah

kehamilan, persalinan, nifas dan masa menyusui normal. Bidan tidak

berwenang untuk melakukan intervensi apapun terhadap penyilit

kehamilan, persalinan dan nifas (suntikan penyulit kehamilan, persalinan,

nifas; placenta manual; amniotomi; infus; penyuntikan antibiotik dan

sedativa; versi ekstraksi; vakum ekstraksi ditiadakan. Pengobatan yang

diperbolehkan bukan obat terbatas, tetapi obat bebas). Pelayanan masa

pranikah, prahamil dan masa interval dilakukan pengurangan.

(Peremenkes 149: Bab III; Kepemenkes 900: Bab V).

- Bidan sudah tidak lagi berwenang dalam memberikan pelayanan

keluarga berencana suntikan, kontrasepsi bawah kulit dan bawah rahim

secara pratik mandiri, melainkan harus dengan supervisi dokter di rumah

sakit dalam rangka menjalankan tugas pemerintah. Bidan hanya ,

berwenang mandiri terhadap kontrasepsi pil, kondom dan konseling KB

(Kepmenkes 900: Pasal 19; Permenkes 149: pasal 12)

Page 7: Permenkes-Kepmenkes Kebidanan

- Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, bidan tidak

lagi berwenang terhadap pemantauan tumbuh kembang anak (Kepmenkes

900: pasal 20; Permenkes 149: pasal 13)

Penambahan:

- Pada Bab I tentang Ketentuan Umum, muncul istilah baru, yaitu

Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti

tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada tenaga kesehatan yang

memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan (pasal 1 ayat 5). Hal ini berkaitan dengan perubahan pasal 1 ayat

1 yang menyebutkan bahwa “Bidan adalah seorang perempuan yang lulus

dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan”.

- Pada Bab I dijabarkan tentang Obat Bebas dan Obat Terbatas, yang

pada Kepmenkes sebelumnya tidak ada.

- Bidan berwenang memberikan pelayanan Inisisasi menyusu dini

(pasal 11)

- Bidan berwenang untuk memberikan surat keterangan cuti

melahirkan (pasal 11)

- Pemerintah daerah banyak berperan serta dalam registrasi,

pencatatan, pengawasan dan ijin bidan.