permasalahan pada rencana pengenaan ppn …

12
PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN SEMBAKO DI RUU KUP Berly Martawardaya Direktur Riset INDEF dan Dosen FEB UI Disampaikan pada Diskusi Online INDEF, 14 September 2021

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN …

PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN SEMBAKO DI RUU KUP

Berly MartawardayaDirektur Riset INDEF dan Dosen FEB UI

Disampaikan pada Diskusi Online INDEF, 14 September 2021

Page 2: PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN …

SOSMED KEMENKEU TENTANG PPN SEMBAKO

Page 3: PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN …

SHARE PPN PERTANIAN RENDAH —> TAPI PAJAKNYA DIPUNGUT PADA SEKTOR LAIN (MANUFAKTUR, PERDAGANGAN, TRANSPORT)

Sumber: Slide Menkeu pada rapat dengan Komisi XI DPR RI- 28 Juni 2021

Page 4: PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN …

PPN YANG DIAJUKAN PEMERINTAH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 72

3.a. Pengurangan pengecualian & fasilitas PPNPengaturan kembali obyek PPN dan fasilitas PPN agar lebih mencerminkan keadilan serta tepat sasaran:1) Seluruh barang dan jasa dikenai PPN, kecuali:

a. Sudah menjadi objek PDRD (restoran, hotel, parkir, hiburan);b. Uang, emas batangan untuk cadangan devisa negara, dan surat berharga;c. Jasa pemerintahan umum yang tidak dapat disediakan pihak lain; dand. Jasa penceramah keagamaan.

2) Fasilitas tidak dipungut PPN atas BKP/JKP tertentu:a. Mendorong ekspor (di dalam dan di luar kawasan tertentu) dan hilirisasi SDA;b. Fasilitas PPN dibebaskan atas BKP/JKP strategis diubah menjadi fasilitas PPN tidak dipungutc. Kelaziman dan perjanjian internasional.

3) Terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat banyak (barang kebutuhan pokok, jasapendidikan, dan jasa Kesehatan) dikenakan PPN dengan tarif PPN yang lebih rendah dari tarifnormal atau dapat tidak dipungut PPN serta bagi masyarakat yang tidak mampu dapatdikompensasi dengan pemberian subsidi.

SISTEM PERPAJAKAN YANG ADIL, SEHAT, EFEKTIF, DAN AKUNTABEL (4)

Sumber: Slide Menkeu pada rapat dengan Komisi XI DPR RI- 28 Juni 2021

Page 5: PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN …

2A: APA KATAGORI SEMBAKO KENA PPN?

No Isu Respon Pemerintah

1. Alternatif MinimumTax (AMT)

1. AMT dimaksudkan untuk mencegah penghindaran pajak yang bersifat agresif2. Data menunjukkan tren WP Badan yang melaporkan rugi 5 tahun berturut-turut semakin

meningkat (5.199 WP Badan tahun 2012-2016 menjadi 9.496 WP Badan tahun 2015-2019)3. AMT akan diterapkan kepada WP Badan secara terbatas dengan kriteria tertentu, seperti

memiliki hubungan afiliasi, batasan omzet tertentu, serta telah beroperasi komersial dalamjangka waktu tertentu

2. PPN atas barang kebutuhan pokok,jasa kesehatan, dan jasa pendidikan

PPN hanya akan diterapkan secara terbatas atas:a. barang kebutuhan pokok tertentu yang dikonsumsi masyarakat berpenghasilan tinggi,b. jasa kesehatan diluar sistem Jaminan Kesehatan Nasional seperti klinik kecantikan, sertac. jasa pendidikan yang bersifat komersial dan tidak sesuai dengan sistem pendidikan nasional

3. Pajak Karbon 1. Pengenaan Pajak Karbon merupakan upaya mengurangi gas rumah kaca untuk mencapai target Nationally Determined Contribution 29% pada tahun 2030

2. Penerapan Pajak Karbon dimaksudkan menjadi sinyal changing behaviour para pelaku usahamenuju green economy

3. Namun demikian, implementasi pajak karbon akan memperhatikan kesiapan sektor usaha, keselarasan dengan carbon trading, pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi

40KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

RESPON PEMERINTAH ATAS ISU-ISU DI MASYARAKAT

Sumber: Slide Menkeu pada rapat dengan Komisi XI DPR RI- 13 September 2021

Page 6: PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN …

KENAPA PERBANDINGAN PPN PERTANIAN DENGAN KE (MAYORITAS) NEGARA2 EROPA?

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 60

CONTOH PENERAPAN REDUCED RATE DI BEBERAPA NEGARA

No Negara Status Standard Rate Reduced Rate Reduced Rate Items

1 Austria Objek 20% 13% Agricultural supplies2 Columbia Objek 19% 5% Certain agricultural products

3 Czech Republic Objek 21% 15% Agricultural products

4 France Objek 20% 10% Farm product5 Greece Objek 24% 13% basic food goods

6 Hungary Objek 27% 5%meat of domestic pig; meat and edible offal of poultry

7 Ireland Objek 23% 4,80% agricultural production8 Italy Objek 22% 10% livestock meat and fish

9 Latvia Objek 21% 5% fresh fruit, berries, and vegetables

10 Poland Objek 23% 5% certain foodstuffs11 Portugal Objek 23% 6% Essential food12 Slovenia Objek 22% 10% Foodstuff13 Spain Objek 21% 4% Basic foodstuff14 Turkey Objek 18% 8% Basic food

Rata-Rata 21,70% 8,10%

Sumber: Slide Menkeu pada rapat dengan Komisi XI DPR RI- 28 Juni 2021

Page 7: PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN …

SALES/VALUE ADDED TAX EXEMPTION IN ASEAN

Malaysia: Live animals, Unprocessed food, Vegetables, Medicines, Machinery, Chemicals

Thailand: basic groceries, education, healthcare, interest, leasing of immovable property, sale of real estate).

Filipina: all forms or kinds of food products, meat, fruits, vegetables, game, poultry, fish and other raw and/or cooked food products:

Sumber: https://taxsummaries.pwc.com/

Page 8: PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN …

BERAS KHUSUS

Page 9: PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN …

BERAS MEDIUM VS PREMIUM

Page 10: PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN …

HARGA SEMBAKO NAIK —> KEMISKINAN NAIK

GK = GKM + GKNM

GK      = Garis KemiskinanGKM   = Garis Kemiskinan MakananGKNM = Garis Kemiskinan Non Makan

Sumber: BPS

Page 11: PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN …

TATA NIAGA BERAS PANJANG— > POTENSI MULTIPLE TAXATION

7

Agus Ariwibowo / Economics Development Analysis Journal 2 (2) (2013)

Pada saluran pemasaran pertama, petani

menjual gabah kering giling (GKG) ke pedagang

tengkulak merupakan kaki tangan pedagang

beras. Dari pedagang tengkulak disalurkan ke

pengilingan padi. Di penggilingan padi gabah

dikelompokan dan mengalami perlakuan khusus

meliputi proses pengeringan menjadi Gabah Ke-

ring Giling (GKG), penggilingan, dan pengema-

san. Beras yang dikemas selanjutnya disalurkan

kepada pedagang pengepul yang berada di pusat

Kecamatan dan Kota. Selanjutnya disalurkan

dari pedagang pengepul, beras disalurkan kepa-

da pengecer yang berada di pasar-pasar maupun

toko-toko.

Pada umumnya petani menjual hasil pa-

nen mereka secara langsung dalam bentuk Ga-

bah Kering Giling (GKG) baik kepada pedagang

tengkulak maupun penggilingan padi. Tidak ada

petani yang menjual padi atau gabahnya dalam

bentuk Gabah kering Panen (GKP) maupun Ga-

bah Kering Simpan (GKS). Sebenarnya petani

dapat menerima harga lebih tinggi jika seanda-

inya mereka menjual padi dalam bentuk beras.

Menurut Supriatna (2003) cara penjualan padi

atau gabah secara langsung sulit dihindari, kare-

na disamping petani mempunyai kebutuhan yang

mendesak, pada umumnya mereka juga tidak

mempunyai sarana pengeringan dan penyimpa-

nan yang memadai. Hal ini akan menyebabkan

harga padi atau gabah petani anjlok di saat suplai

gabah pada waktu panen meningkat, sehingga

menghadapkan petani pada posisi tawar yang

sangat lemah.

Dari berbagai saluran distribusi yang ada,

petani menghadapi beberapa permasalahan da-

lam pemasaran hasil panen mereka. Permasa-

lahan yang umum ditemui pada petani adalah

terbatasnya informasi pasar tersebut akan me-

nyebabkan petani tidak mengetahui kepada siapa

produk akan dijual dengan keuntungan terbaik.

Menurut Sayhza (2003) informasi harga yang

diterima petani terutama dari lembaga pengum-

pul seringkali terdapat perbedaan dengan harga

pasar. Petani tidak mengetahui secara pasti naik

turunnya harga padi atau gabah, sementara pe-

dagang tengkulak mendapatkan informasi yang

lebih cepat dari lembaga pemasaran lain. Keter-

batasan informasi pasar ini terkait dengan letak

lokasi usaha tani yang terpencil, pengetahuan

dan kemampuan dalam menganalisis data yang

masih kurang. Di samping itu, pendidikan for-

mal masyarakat khususnya petani masih sangat

rendah menyebabkan kemampuan untuk men-

cerna atau menganalisis sumber informasi sangat

terbatas. Kondisi tersebut menyebabkan usaha

tani dilakukan tanpa melalui perencanaan yang

matang.

Dalam hal ini petani hanya sebatas seba-

gai produsen gabah atau padi sekaligus price taker, mereka cenderung menjual produknya berupa

gabah atau padi sawah dan bukan berupa beras.

Keadaan ini memperlihatkan adanya keterpisa-

han petani dari tata niaga komoditas gabah atau

padi. Dengan demikian, adanya disparitas anta-

ra harga padi atau gabah dan konsumen. Sangat

tinggi hasil yang diterima oleh pedagang tengku-

lak, pedagang pengepul, dan pedagang pengecer

tidak akan dinikmati oleh petani.

KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN

Dari ketiga pola distribusi yang ada, petani

menghadapi beberapa permasalahan dalam pe-

masaran hasil padi sawah yang sudah jadi beras.

Sumber: Aribiwo (2013) - Analisis rantai distribusi komoditas padi dan beras di Kabupaten Pati

Page 12: PERMASALAHAN PADA RENCANA PENGENAAN PPN …

CATATAN UNTUK PPN SEMBAKOSelain wagyu apa lagi barang kebutuhan pokok (premium?) yang kena PPN?

Malaysia, Thailand & Filipina bebaskan sembako dari pajak penjualan/VAT

Kenaikan harga sembako —> memberatkan rakyat dan menaikkan kemiskinan

Wajib PPn di tiap level tata niaga —> kriminalisasi puluhan juta petani, pengepul & pengecer sembako yg tidak punya NPWP (baru 35 % masy punya NPWP)

Mengganggu rasa keadilan karena top bracket PPh Badan diturunkan (dari 25 % ke 22/20 %)—> petani mensubsidi perusahaan2 besar

PPN Sembako membebani rakyat miskin-rentan, sulit secara administrasi dan ganggu rasa keadilan —> Batalkan!