permainan tradisional

7
M0610-2008: SERUNYA BUDAYAKU..!! Dari BudayaIndonesia Langsung ke: navigasi , cari Bermain adalah aktivitas yang sangat menyenangkan apalagi untuk anak-anak. Apalagi ketika memainkan beragam permainan tradisional, bagi yang sudah pernah merasakannya pasti sepakat bahwa permainan tradisional sangat mengasyikkan. Berbagai permainan tradisional yang sudah cukup dikenal antara lain congklak, bekel, lompat tali, gala ulung, hingga benteng- bentengan. Permainan tradisional selain asyik untuk dimainkan juga sarat akan nilai-nilai yang luhur. Bertambah kagum mungkin ketika kita bisa membayangkan betapa pintar dan kreatifnya nenek moyang kita ketika menciptakan ragam aktivitas yang sangat menyenangkan tapi mempunyai nilai-nilai yang begitu mendidik. Seperti congklak misalnya, sebuah permainan kompetisi namun mengajarkan anak-anak untuk rajin menabung atau permainan benteng-bentengan yang selain dapat membuat fisik bugar juga menanamkan nilai-nilai kerja sama tim, kekompakan, dan berpikir strategis ketika harus menolong temannya yang ada di benteng musuh dan untuk memenangkan permainan. Jumlah permainan tradisional di Indonesia bisa mencapai ratusan bahkan ribuan. Hal ini menunjukkan betapa kayanya nusantara kita dan mungkin sudah banyak orang yang mendengungkan betapa seharusnya kita berbangga untuk limpah ruahnya kekayaan budaya

Upload: shamho

Post on 30-Nov-2015

72 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

permaianan yang terjadi sudah sejak jaman dahulu

TRANSCRIPT

Page 1: permainan tradisional

M0610-2008: SERUNYA BUDAYAKU..!!Dari BudayaIndonesia

Langsung ke: navigasi, cari

Bermain adalah aktivitas yang sangat menyenangkan apalagi untuk anak-anak. Apalagi ketika memainkan beragam permainan tradisional, bagi yang sudah pernah merasakannya pasti sepakat bahwa permainan tradisional sangat mengasyikkan. Berbagai permainan tradisional yang sudah cukup dikenal antara lain congklak, bekel, lompat tali, gala ulung, hingga benteng-bentengan.

Permainan tradisional selain asyik untuk dimainkan juga sarat akan nilai-nilai yang luhur. Bertambah kagum mungkin ketika kita bisa membayangkan betapa pintar dan kreatifnya nenek moyang kita ketika menciptakan ragam aktivitas yang sangat menyenangkan tapi mempunyai nilai-nilai yang begitu mendidik. Seperti congklak misalnya, sebuah permainan kompetisi namun mengajarkan anak-anak untuk rajin menabung atau permainan benteng-bentengan yang selain dapat membuat fisik bugar juga menanamkan nilai-nilai kerja sama tim, kekompakan, dan berpikir strategis ketika harus menolong temannya yang ada di benteng musuh dan untuk memenangkan permainan.

Jumlah permainan tradisional di Indonesia bisa mencapai ratusan bahkan ribuan. Hal ini menunjukkan betapa kayanya nusantara kita dan mungkin sudah banyak orang yang mendengungkan betapa seharusnya kita berbangga untuk limpah ruahnya kekayaan budaya ini. Namun cukupkah dengan berbangga saja ketika ternyata permainan ini berada di tengah ancaman kepunahan?.

Page 2: permainan tradisional

Saat ini menemukan anak-anak terutama di perkotaaan yang sedang memainkan permainan tradisional sudah menjadi hal yang langka. Mungkin menjadi hal wajar untuk daerah perkotaan dimana lahan kosong yang dapat digunakan untuk bermain semakin berkurang. Namun selain permasalahan itu, permainan yang kaya nilai ini ternyata juga kalah berkompetisi dengan berbagai permainan modern dan canggih yang mudah didapat melalui televisi, komputer, DVD player, play station baik portable maupun non-portable yang dapat di sewa, hingga Handphone satu warna.

Kekhawatiran dan keinginan untuk melestarikan permainan tradisional sudah timbul di masyarakat. Berbagai kegiatan pun dilaksanakan dalam rangka pelestarian itu seperti festival-festival rakyat. Namun sayang kegiatan itu mungkin hanya menjadi semacam "malam kenangan" karena selepas kegiatan itu orang-orang pun pulang ke rumah masing-masing dan kembali ke kesehariannya dan tetap anak-anak pun tak kunjung memainkan permainana tradisional tersebut. Seperti artefak budaya lainnya, permainan tradisional pun kini berada di tengah proses seleksi alam. Terancam punah karena sejauh ini kalah berkompetisi di pasar. Dan bukan tidak mungkin lama-kelamaan menjadi benar-benar punah dan hanya akan kita temui di sebuah museum permainanan tradisional.

Lalu pelestarian seperti apakah yang tepat untuk permainan tradisional ini?. Mungkin memang jawabannya seperti yang teman saya bilang, "Inovasi adalah kata kuncinya". Melihat tren fesyen batik belakangan lalu menunjukkan bahwa ketika batik bisa disesuaikan dengan model pakaian yang sedang tren maka batik pun menjadi hidup kembali, dipakai oleh siapa saja dimana saja.

Melakukan inovasi terhadap permainan tradisional dalam rangka pelestarian budaya sangat mungkin sekali untuk dilakukan namun upaya pelestarian ini akan menjadi terbatas ketika tidak didukung oleh dokumentasi yang lengkap. Oleh karena itu, langkah awal berupa pendokumentasian kekayaan budaya adalah hal yang penting untuk dilakukan dalam upaya inovasi dan pelestarian. Sehingga kita dapat memperoleh suatu deskripsi yang informatif untuk melakukan pengembangan permainan tradisional yang tidak hanya dapat membantu kita untuk menghidupkan kembali permainan tradisional itu, tapi juga menyampaikan dengan efektif nilai-nilai sejarah dan moral yang terkandung di dalamnya.

Akan sangat menarik ketika kita bisa mengawinkan sains dan teknologi dengan berbagai permainan tradisional dan kemudian menghasilkan suatu produk baru yang inovatif tanpa melupakan penanaman nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal dibalik permainan tersebut.

Page 3: permainan tradisional

Sehingga permainan tersebut tidak hanya hidup dalam keseharian tapi juga semakin meningkatkan pengetahuan anak-anak akan akar sejarahnya dan nilai-nilai luhur yang dapat diambil. Dengan kemungkinan mengawinkan teknologi dan budaya tradisional tersebut mungkin seorang anak di perkotaan dapat bermain congklak dengan anak lain di kota yang berbeda dengan sebuah aplikasi congklak online. Seru bukan??.(sa)

Diperoleh dari "http://www.budaya-indonesia.org/iaci/M0610-2008:_SERUNYA_BUDAYAKU..%21%21"

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda : Wisata, Pendidikan, dan Penelitian

Komunitas Hong: Surga Permainan Anak Tradisional

Di Kawasan Dago, Bandung dapat Anda temukan sebuah tempat menarik yang melestarikan permainan khas Nusantara terutama Jawa Barat. Tempat ini menjadi surga permainan tradisional bagi anak-anak Anda. Di sini juga tersedia beragam makanan khas tradisional Sunda yang nikmat rasanya. 

Komunitas Hong mengelola tempat ini dengan area yang cukup besar untuk menampung lebih dari 100 orang ditambah area parkir luas hingga 20 mobil dan 50 motor.  

..kata ‘hong’ mempunyai arti harfiah  ‘bertemu’. Dipastikan akan sulit bagi Anda menemukan tempat semacam ini di Indonesia dan bisa jadi ini adalah pelopor dan satu-satunya!

Anak-anak Anda perlu dibawa ke komunitas ini untuk bermain sekaligus belajar tradisi kebudayaan serta aneka ragam permainan tempo dulu. Untuk datang ke tempat ini dibutuhkan minimal setengah demi merasakan permainan tradisional dalam kegembiraan yang meruah berbalut kearifan lokal. 

Anda dapat belajar membuat ragam mainan dari daun kelapa membentuk seperti udang, pecut, dan keris. Ikutlah juga bermain boy-boyan, bebentengan, atau enggrang yang selain membawa keceriaan juga mampu melatih keseimbangan anak-anak. Permainan tradisional ini sarat nilai-nilai luhur dan pengetahuan. Setiap minggunya juga ada acara Buka Leuit (lumbung mainan), upacara hempul, dan hong jaga leuweung (wana wani wano).

Page 4: permainan tradisional

Di Komunitas Hong juga ada leuit hempul yaitu lumbung besar untuk menyimpan mainan, ada saung gede berupa ruang berbentuk saung serba guna fungsinya. Selain itu ada saung lisung dan saung jawa (penasaran? datanglah kemari!), serta Amphi Theater dengan kapasitas  50 orang. 

Permainan anak-anak zaman sekarang lebih mengeksplorasi kemampuan individual sehingga mereka menjadi kurang kreatif, anti sosial, serba mau cepat, dan malas bergerak. Mungkin Anda khawatir ketika Anak sudah kecanduan permainan modern yang beberapa di antaranya justru mengenalkan kekerasan.

Anda perlu mengajak anak-anak ke sini dan bersama-sama komunitas ini menggali dan merekonstruksi mainan rakyat dari tradisi lisan atau tulisan berupa naskah-naskah kuno. Mereka akan mengajak Anda dan anak-anak Anda Berusaha memperkenalkan mainan rakyat dengan tujuan menanamkan pola pendidikan agar seorang anak mengenal dirinya, lingkungannya, dan Tuhan-nya.

Di Komunitas Hong Anda dapat turut melestarikan produk mainan rakyat sebagai artefak budaya agar tidak punah dan tetap lestari. Mereka juga membina budaya bermain anak melalui pelatihan bagi anak-anak agar budaya bermain yang berbasis budaya lokal tetap bertahan. Selain itu mereka mengembangkan produk mainan rakyat sebagai dasar pengembangan mainan anak yang ada untuk kebutuhan dalam dunia pendidikan.

Pendiri Komunitas Hong adalah Mohammad Zaini Alif atau sering disapa Kang Zaini. Ia meneliti tentang seni dan budaya sejak 1996, kemudian tahun 2005 komunitas ini berdiri hingga peresmiannya tahun 2008. Dilatarbelakangi penelitian permainan Sunda kemudian Kang Zaini berniat melestarikannya dengan mendirikan Komunitas Hong. Dia bercita-cita menghidupkan kembali berbagai khazanah permainan tradisional Jawa Barat dan Nusantara. Kang Zaini mendapat penghargaan sebagai Social Entrepreneur dari British Council 2010 atas upayanya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar melalui Komunitas Hong. 

Saat ini Komunitas Hong telah mendokumentasikan 250 macam permainan anak tradisional Sunda, 213  permainan tradisional Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta 50 jenis permainan dari Lampung. Selain itu, komunitas ini berupaya menjadi Pusat Kajian Mainan dan Permainan Rakyat dengan koleksi sekitar 100 jenis permainan tradisional dari 10 negara.

Anda perlu mengajak anak-anak untuk mengenal seni dan budaya Nusantara atau barangkali Anda rindu melihat beragam jenis permainan tradisional yang kini sudah jarang dimainkan anak-anak kita.

Komunitas Hong kini memiliki 150 anggota yang berasal dari masyarakat tingkatan usia 6 tahun sampai 90 tahun. Kelompok anak adalah pelaku dalam permainan sementara orang dewasa sebagai narasumber dan pembuat mainan.Komunitas ini juga membangun Museum Mainan Rakyat di Bandung untuk mengangkat dan memperkenalkan mainan rakyat. Selain itu mereka membangun Kampung Kolecer yaitu tempat untuk melatih mainan dan permainan rakyat di Kampung Bolang, Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang. Ada yang

Page 5: permainan tradisional

menarik untuk tidak dilewatkan adalah Festival Kolecer, yaitu festival mainan rakyat dengan berbagai upacara adat.

Harga paket masuknya adalah Rp50.000,00 per orang. Apabila datang ke sini lebih dari 100 orang ada potongan harga. Cara pembayaran adalah secara tunai dan belum tersedia sistem debit atau credit bank.

Untuk mencicipi kelezatan kulinernya, ada paket makanan seharga Rp25.000,00 untuk sarapan dan makan siang yang dimasak ibu-ibu sekitar Komunitas Hong. Mmh...rasanya nikmat dan khas, jangan sampai Anda lewatkan mencicipi singkong kelapa, kacang rebus, ubi rebus, dan bandrek. Cara penyajian bandrek-nya cukup unik karena bukan menggunakan gelas tetapi batok kelapa. Panas bandrek akan mengharumkan wangi batok kelapa sehingga rasa bandrek tambah nikmat. Dalam menu makan siang juga unik karena bahan yang digunakan alami seperti rebung dari bambu, bunga honje, dan jantung pisang yang diolah.

Film dokumenter “Hong” yang digagas Yoyo Sutarya dan Esa Akbar menjadi pemenang Eagle Award 2010 dan ditayangkan dalam Kick Andy.

Temukan tempat menarik ini di  Pakarangan Ulin Dago Pakar, Jalan Bukit Pakar Utara No. 35, Bandung. Lokasinya di Dago Atas dapat dijangkau dengan angkot jurusan Dago-Ciburial hingga pertigaan Dago Pakar kemudian dilanjutkan naik ojek. Dengan kendaraan pribadi atau sewaan maka Anda dapat lebih mudah dan cepat mencapainya.