perlukaan

49
Perlukaan PERLUKAAN ASPEK MEDIKOLEGAL Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat kekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari permasalahan sebagai berikut : 1. Jenis luka apa yang terjadi ? 2. Jenis kekerasan/senjata apa yang menyebabkan luka ? 3. Bagaimana kualifikasi luka itu ? Pengertian kualifikasi disini semata-mata pengertian Ilmu Kedokteran Forensik, yang hanya baru dipahami setelah mempelajari pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang bersangkutan dengan Bab XX (tentang penganiayaan), terutama pasal 351 dan pasal 352 dan Bab IX ( Tentang Arti Beberapa IstilahYang Dipakai Dalam Kitab Undang-Undang) yaitu pasal 90. (1) Pasal 351 1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah; Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 1

Upload: indah-triayu-irianti

Post on 25-Jul-2015

178 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibatkekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari permasalahan sebagai berikut :1.Jenis luka apa yang terjadi ?2.Jenis kekerasan/senjata apa yang menyebabkan luka ?3.Bagaimana kualifikasi luka itu ?

TRANSCRIPT

Page 1: PERLUKAAN

Perlukaan

PERLUKAAN

ASPEK MEDIKOLEGAL

Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat

kekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan

dari permasalahan sebagai berikut :

1. Jenis luka apa yang terjadi ?

2. Jenis kekerasan/senjata apa yang menyebabkan luka ?

3. Bagaimana kualifikasi luka itu ?

Pengertian kualifikasi disini semata-mata pengertian Ilmu Kedokteran

Forensik, yang hanya baru dipahami setelah mempelajari pasal-pasal dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana, yang bersangkutan dengan Bab XX (tentang

penganiayaan), terutama pasal 351 dan pasal 352 dan Bab IX ( Tentang Arti

Beberapa IstilahYang Dipakai Dalam Kitab Undang-Undang) yaitu pasal 90.(1)

Pasal 351

1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan

bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah;

2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana

penjara paling lama lima tahun;

3. Jika mengakibatkan mati, dikanakan pidana penjara paling lama tujuh tahun;

4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan;

5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.(1)

Pasal 352

1. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak

menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 1

Page 2: PERLUKAAN

Perlukaan

pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling

lama tiga bulan, atau denda paling banyak tiga ratus rupiah. Pidana dapat

ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang

bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.

2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.(1)

Pasal 90

Luka berat berarti :

Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama

sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;

Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan

pencaharian;

Kehilangan salah satu panca indera;

Mendapat cacat berat;

Menderita sakit lumpuh;

Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;

Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan.(1)

Dalam penulisan kesimpulan Visum et Repertum kasus-kasus perlukaan,

penulisan kualifikasi luka adalah sebagai berikut :

1. Luka yang tidak menyebabkan penyakit atau halangan dalam menjalankan

pekerjaan atau jabatan.

2. Luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan

atau jabatan untuk sementara waktu.

3. Luka yang termasuk dala pengertian hukum “luka berat” (pasal 90 K.U.H.P.).(1)

Kekerasan yang menyebabkan luka dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :

1. Luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, tumpul dan senjata api)

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 2

Page 3: PERLUKAAN

Perlukaan

2. Luka karena kekerasan fisik (luka karena arus listrik, petir, suhu tinggi dan suhu

rendah)

3. Luka karena kekerasan kimiawi ( asam organik, asam anorganik, kaustik alkali

dan karena logam berat )(1)

I. KEKERASAN TUMPUL

Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini

adalah benda yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa luka

memar (kontusio,hematom), luka lecet (ekskoriasi,abrasi) dan luka retak, robek atau

koyak (vulnus laseratum). (2,3)

Luka Memar (kontusio)

Memar adalah cedera yang disebabkan benturan dengan benda tumpul yang

mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu karena keluarnya darah

dari kapiler yang rusak ke jaringan sekitarnya, yang terjadi sewaktu orang masih

hidup. Pada luka memar biasanya permukaan kulit utuh, yang mengalami kerusakan

adalah jaringan di bawah kulit. Benturan dengan benda tumpul ini termasuk pukulan

dengan tangan, jatuh pada permukaan yang datar, cedera akibat senjata tumpul. (1,2,3,4)

Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet,kayu,besi), kondisi dan jenis

jaringan (jaringan ikat longgar,jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warna

kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi,penyakit kardiovaskuler,

diatesis hemoragik). Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar

terjadi pada daerah dimana jaringan ikat longgar, seperti di daerah mata, leher, atau

pada orang lanjut usia dan pada bayi, maka luka memar yang tampak seringkali tidak

sebanding dengan kekerasan, dalam arti memar lebih mudah terjadi dan seringkali

lebih luas dan adanya jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya

“memar” ke daerah yang lebih rendah karena pengaruh gravitasi. Seorang dengan

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 3

Page 4: PERLUKAAN

Perlukaan

kekurangan vitamin K atau seorang penderita hemofilia, persentuhan yang ringan

dengan benda tumpul dapat menyebabkan luka memar yang luas. (1,2,3,4)

Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai

bentuk dari benda tumpul adalah apa yang dikenal dengan “marginal haemorrhages”,

misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat dimana

terdapat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan. Perdarahan akan menepi

sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah

antara kedua kembang ban yang berdekatan. Hal yang sama misalnya bila seseorang

dipukul dengan rotan atau benda yang sejenis, maka akan tampak memar yang

memanjang dan sejajar yang membatasi daerah yang tidak menunjukkan kelainan.

Daerah antara kedua memar yang sejajar dapat menggambarkan ukuran lebar dari alat

pemukul yang mengenai tubuh korban. (1,2)

Hematom ante-mortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian biasanya

akan menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan sehingga dapat

dibedakan dari lebam mayat dengan cara melakukan penyayatan kulit. Pada lebam

mayat (hipostasis pascamati) darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang

tersayat sehingga bila dialiri air, penampang sayatan akan tampak bersih, sedangkan

pada hematom penampang sayatan tetap berwarna merah kehitaman. Pada

pembusukan juga terjadi ekstravasasi darah yang dapat mengacaukan pemeriksaan

ini. Selain itu,untuk membedakan luka memar dengan lebam mayat dapat dilihat dari

lokasinya pada tubuh korban, dimana lebam mayat letaknya pada bagian tubuh yang

terendah. (2,3)

(Gbr 1 : Luka memar pada wajah(5))

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 4

Page 5: PERLUKAAN

Perlukaan

Luka Lecet (abrasi)

Luka lecet adalah luka yang superfisial, kerusakan tubuh terbatas hanya pada

lapisan kulit yang paling luar / kulit ari epidermis. (1,3)

Cedera seperti ini bisa terjadi akibat pukulan, terjatuh, kecelakaan lalu lintas,

terseret, cakaran dengan kuku, gigitan, dll. (2,4)

Sesuai dengan mekanisme terjadinya, luka lecet diklasifikasikan sebagai: (2,4)

a. Luka lecet gores (scratch), diakibatkan oleh benda runcing (misalnya jarum,

kuku jari tangan) yang menggeser lapisan permukaan kulit (epidermis) di

depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat

menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.

b. Luka lecet gesek / serut (graze), merupakan variasi dari luka lecet gores yang

daerah persentuhannya dengan permukaan kulit yang lebih lebar. Cedera

seperti ini biasanya akibat kecelakaan lalu lintas. Pangkal luka tampak bersih

tetapi pada ujung luka terlihat tumpukkan kulit, yang menunjukkan arah

kekerasan yang terjadi.

c. Luka lecet tekanan (impression, impact abrasion), disebabkan oleh

penjejakkan benda tumpul pada kulit , misalnya dengan ban kendaraan

bermotor, sehingga pada kulit akan terlihat bekas sesuai dengan gambaran

alur ban kendaraan tersebut.

(Gbr 2 :Pola ban yang tercetak pada permukaan kulit(5))

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 5

Page 6: PERLUKAAN

Perlukaan

d. Luka lecet geser (friction abrasion), disebabkan oleh tekanan linear pada kulit

disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat.

Luka Retak, Robek atau Koyak (Laserasi)

Luka robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang

menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui,

maka akan terjadi robekan pada kulit. Pada luka robek, yang mengalami kerusakan

adalah seluruh tebal kulit dan jaringan di bawah kulit. Luka robek mudah terjadi pada

kulit yang menutupi tulang. Luka robek ante-mortem banyak mengeluarkan darah.

Luka robek harus dibedakan dari luka iris. Luka robek umumnya tidak beraturan, tepi

atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi

luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, ujung luka tidak runcing, akar rambut tampak

hancur atau tercabut bila kekerasannya di daerah yang berambut dan sering

didapatkan luka lecet atau memar di sisi luka. (1,2,3)

(Gbr 3 : Luka robek pada wajah(5))

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 6

Page 7: PERLUKAAN

Perlukaan

Kekerasan Tumpul Pada Kepala

Cedera pada kulit kepala

Trauma tumpul pada kulit kepala dapat berupa luka memar dan luka robek.

Luka disini mudah terjadi karena kulit menutupi dasar tulang yang keras. Memar

mudah terlihat pada hidung, palpebra, bibir dan telinga. Luka memar pada dahi dapat

menyebabkan perdarahan turun ke kelopak mata, sehingga kelopak mata menjadi

biru, disebabkan karena jaringan di sekitar mata terdiri dari jaringan ikat longgar. (3)

Cedera pada tulang tengkorak

1. Fraktur basis cranii

Fraktur basis cranii dapat melibatkan nasofaring,rongga hidung,telinga tengah

atau mastoid. Bila atap bola mata ikut patah, perdarahan masuk jaringan sekitar bola

mata dan juga ke kelopak mata, sehingga kedua kelopak mata menjadi biru,

berbentuk kaca mata (bril hematoom). Penyebab yang paling sering adalah karena

pukulan atau terjatuh. (3,4)

2. Fraktur vault cranii

Atap tengkorak terdiri dari tulang keras, tebal dan kuat. Hanya sutura,

squamous temporalis dan lambdoid yang merupakan daerah lemah.

Bentuk-bentuk fraktur vault cranii : (2,3,4)

1). Linier/fissure : bentuk fraktur yang hanya berupa garis atau celah.

2). Komposit/comminutive : bila ditemukan lebih dari sati garis fraktur yang

menyebar dari tempat kekerasan. Pada fraktur ini dapat dilakukan rekonstruksi

pukulan mana yang pertama dan pukulan mana yang kedua. Prinsipnya adalah

garis patah tulang pukulan kedua berhenti di garis patah tulang pertama.

3). Depressed : bila bentuk fraktur sesuai dengan alat yang digunakan. Fraktur jenis

ini terjadi akibat kekerasan benda tumpul pada tulang dengan luas persinggungan

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 7

Page 8: PERLUKAAN

Perlukaan

yang kecil. Misalnya bila tengkorak mengalami pukulan dengan palu, maka dapat

terjadi patah tulang sesuai dengan lingkaran palu.

4). Bila atap tengkorak anak bayi terbentur maka biasanya tidak terjadi patah tulang,

tetapi tulang kepala terdesak masuk, terjadi suatu lekukan seperti bola pingpong

pada daerah yang mengalami tekanan.

5). Jatuh dari atas pada kepala atau pada tumit dapat menyebabkan patah tulang

sekitar foramen magnum yang berbentuk cincin.

Patah atau retaknya tulang akibat kekerasan benda tumpul mudah dibedakan

dengan patah atau retaknya tulang akibat kekerasan benda tajam atau senjata api.

Pada kasus dimana kepala seseorang dipukul dengan benda tumpul, sering dijumpai

patah tulang dimana bagian-bagian yang patah tersebut tertekan ke dalam (fraktur

kompresi). Pada kasus lalu lintas dimana tubuh korban terlempar dan jatuh dengan

kepala menyentuh jalan, maka sering akan dijumpai patah tulang dengan garis patah

yang linier. Dengan demikian dapat dibedakan berdasarkan kelainan yang terjadi

pada tengkorak, yaitu apakah benda tumpul yang menghampiri kepala atau kepala

yang menghampiri benda tumpul. (1)

Kelainan Jaringan Otak

1. Contusio cerebri (memar otak)

Memar otak terlihat berupa perdarahan kecil di permukaan otak (substansia

alba/grisea) di bawah piamater tanpa disertai kerusakan arachnoid.

2. Laceratio cerebri (robek otak)

Pada laceratio cerebri terdapat kerusakan substansia alba/grisea, disertai robeknya

arachnoid dan piamater.

3. Oedema cerebri (sembab otak)

Oedema cerebri dapat bersifat lokal atau general. Oedema yang lokal terjadi di

sekitar tumor, abses dan laserasi otak yang letaknya dalam. Sifatnya lunak,

gelatinous dan berwarna kehijauan. Oedema yang general terjadi pada kekerasan

otak yang lebih berat. Tanda-tandanya antara lain :

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 8

Page 9: PERLUKAAN

Perlukaan

- meratanya gyrus otak, mendangkalnya sulcus otak , bertambahnya berat otak

dan ventrikel menyempit.

- Karena sembab otak menyebabkan kompresi, maka pada otak kecil terdapat

bekas cetakan foramen magnum dan pada unkus terdapat bekas cetakan

tentorium cerebelli.

- Penonjolan lobus temporalis lewat lubang tentorium.

- Secara mikroskopis didapatkan timbunan cairan intraseluler/ periseluler/

perivaskuler. (2,3)

Kelainan Selaput Otak

1. Epidural/ekstradural bleeding

Merupakan perdarahan yang lokalisasinya antara tulang tengkorak dengan

duramater, biasanya disebabkan oleh adanya fraktur yang melewati sulcus

a.meningea media, sehingga menyebabkan robeknya a.meningea media.

Terjadinya perdarahan tergantung dari kuatnya tulang tengkorak dan

eratnyaduramater melekat pada calvaria dan sering terjadi pada usia dewasa (20-

40 tahun). Perdarahan epidural/ekstradural ini dapat terjadi dengan atau tanpa

disertai patah tulang tengkorak. Pada saat terjadi perdarahan,darah merembes

antara tengkorak dengan selaput otak tebal (duramater) dan bila darah yang

terkumpul sudah cukup banyak, barulah menyebabkan gejala klinik akibat

penekanan pada otak. Jadi, antara terjadinya kekerasan dan timbulnya gejala

klinik ada suatu masa tanpa gejala yang disebut interval bebas atau periode laten.

Lamanya interval bebas ini biasanya dari beberapa jam sampai 24 jam, jarang

lebih dari 2 hari. Perdarahan sebanyak 60-80 gram cukup menyebabkan kematian. (2,3,4)

2. Subdural bleeding

Merupakan perdarahan yang lokalisasinya antara duramater dengan arachnoid dan

biasanya disertai pula dengan perdarahan subarachnoid. Perdarahan ini dapat

terjadi oleh karena robeknya sinus, arteri basilaris atau berasal dari perdarahan

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 9

Page 10: PERLUKAAN

Perlukaan

subarachnoid. Perdarahan subdural dapat pula disebabkan oleh penyakit

pachymeningitis haemorrhagica interna, perdarahan ini merupakan perdarahan

kronik sehingga terdapat darah beku yang berlapis-lapis, darah beku pertama

adalah yang melekat pada bagian selaput otak tebal. (2,3,4)

3. Subarachnoid bleeding

Merupakan perdarahan yang terjadi antara arachnoid dengan piamater. Sifatnya

tidak terlokalisasi tetapi meluas dan bercampur dengan cairan cerebrospinal.

Perdarahan dapat terjadi akibat trauma maupun timbul secara spontan, misalnya

karena pecahnya aneurisma circulus arteriosus Willisi atau cabangnya atau

pecahnya arteri yang ateromatous, sengatan matahari (heat stroke), leukemia,

tumor, keracunan CO dan penyakit infeksi tertentu. (2,3,4)

Coup dan Contre coup

Lesi otak tidak selalu terjadi hanya pada daerah benturan (coup) tetapi dapat

pula terjadi diseberang titik benturan (contre coup). Contre coup hanya dapat terjadi

bila kepala bergerak atau kepala dapat bebas bergerak waktu terjadi persentuhan. (1,2)

Antara otak dan tengkorak terdapat cairan cerbrospinal. Berat jenis otak lebih

besar daripada berat jenis cairan cerebrospinal. Mekanisme terjadinya contre coup

dapat dijelaskan sebagai berikut: Bila kepala mengalami gerak percepatan, karena

adanya dorongan cairan cerebrospinal otak akan bergerak dan menempel pada sisi

tengkorak yang berlawanan dengan arah gerakan kepala dan waktu kepala menyentuh

rintangan terjadi oskilasi pada otak. Kerusakan terberat karena oskilasi itu terjadi di

tempat otak menempel pada tengkorak. (2,3)

Mekanisme dan Pola Luka Pada Kecelakaan Lalu Lintas

Pada kejadian kecelakaan lalu lintas, dapat tersangkut tiga komponen, yakni

pejalan kaki, pengemudi kendaraan dan penumpang.

Luka yang sering dijumpai pada kecelakaan lalu lintas adalah sebagai berikut :

dislokasi, patah tulang kering setinggi 30-35 cm dari tumit karena bumper, dan patah

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 10

Page 11: PERLUKAAN

Perlukaan

tulang yang menembus kulit. Bila tungkai digilas ban mobil dan sebelum melintasi

agak selip, maka kulit dapat lepas dari jaringan di bawahnya, bahkan robek melingkar

yang menyerupai kaos kaki (avulsio atau decollement). Pada kasus kecelakaan lalu

lintas dimana tungkai korban mengenai bumper kendaraan, maka patah tulang yang

terjadi dapat memberikan informasi arah datangnya kendaraan yang mengenai

tungkai korban. Bila ditabrak dari belakang, tungkai yang patah akan terdorong ke

depan dan dapat merobek otot serta kulit di daerah tungkai depan. Hal yang

sebaliknya terjadi bila korban ditabrak dari depan. Dengan demikian, berdasarkan

sifat-sifat patah tulang, dapat diperkirakan dari mana asal kekerasan itu hingga

mengenai tubuh korban. Hal ini penting untuk rekonstruksi peristiwa. Pada kasus lain

dimana tubuh korban terlindas oleh ban kendaraan, maka luka lecet tekan yang

terdapat pada tubuh korban seringkali merupakan cetakan daripada ban kendaraan

tersebut, khususnya bila ban masih dalam keadaan cukup baik, dimana “kembang”

dari ban tersebut masih tampak jelas, misalnya berbentuk zigzag yang sejajar. Dengan

demikian di dalam kasus tabrak lari, informasi dari sifat-sifat luka yang terdapat pada

tubuh korban sangat bermanfaat di dalam penyidikan. (1,3)

Pada pengemudi yang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan

kemudian mendadak berhenti, dapat terjadi : (3)

(1) tubuh pengemudi terdesak ke depan sehingga dada menyentuh alat

pengemudi, menyebabkan patah tulang dada dan tulang iga. Kepala

menyentuh desbor dan kaca, menyebabkan patah tengkorak, luka robek pada

kulit kepala.

(2) Dislokasi sendi pangkal paha.

(3) Kemudian tubuh terdesak ke belakang, kepala terbentur pada sandaran

punggung yang menyebabkan patah tulang atau dislokasi ruas tulang leher.

Gerakan ini dinamakan gerakan cambuk.

Cedera leher (whiplash injury) dapat terjadi pada penumpang kendaraan yang

ditabrak dari belakang. Penumpang akan mengalami percepatan mendadak sehingga

terjadi hiperekstensi kepala yang disusul dengan hiperfleksi. Cedera terjadi terutama

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 11

Page 12: PERLUKAAN

Perlukaan

pada vertebra cervical IV dan V yang membahayakan sumsum tulang belakang.

Kerusakan pada medulla oblongata dapat berakibat fatal. Timbulnya cedera leher ini

juga dipengaruhi oleh bentuk sandaran tempat duduk dan kelengahan korban. (2)

Pada kasus lalu lintas diamana seringkali tubuh korban terlempar dan jatuh

dengan kepala menyentuh jalan, maka lebih sering akan dijumpai patah tulang

dengan garis patah yang linier. (1)

II. TRAUMA BENDA TAJAM

Luka akibat kekerasan tajam merupakan luka terbuka yang terjadi akibat

benda yang memiliki sisi tajam atau ujung runcing. Luka berupa luka terbuka dengan

tepi dan dinding luka yang rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan,

dasar luka berbentuk garis atau titik dengan keadaan sekitar luka bersih.(6)

Luka jenis ini dibagi tiga golongan, yaitu : luka iris, luka tusuk dan luka

bacok(3,6) .

Luka Iris

Luka iris adalah luka yang disebabkan karena alat untuk memotong dengan

mata tajam dengan cara menekan dan menggeser, pada permukaan kulit yang

mengakibatkan luka pada jaringan tubuh dengan pinggir luka yang jelas terpisah.

Contoh benda tajam : pisau, silet, skalpel, pecahan kaca, dan taji.

Ciri luka iris:

a. Panjang luka lebih besar daripada lebar dan dalamnya luka.

b. Tepi luka tajam dan rata, pada lipatan kulit tepi luka tajam dan berliku-

liku.

c. Ujung luka runcing.

d. Pada luka terdapat awal luka, yaitu tempat dimana luka dimulai. Pada

bagian ini luka lebih dalam dibandingkan ujung lainnya, yang disebut

akhir luka.

e. Rambut ikut teriris.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 12

Page 13: PERLUKAAN

Perlukaan

f. Tidak ada jembatan jaringan.

g. Perdarahan lebih banyak bila pembuluh darah ikut teriris.(3,4)

Luka iris pada bunuh diri :

1. Lokasi pada tempat tertentu pada bagian tubuh yang mudah dijangkau, antara

lain : leher, pergelangan tangan, perut, dan lekuk lutut. Irisan di leher biasanya

tidak sampai ke ruas tulang leher.

2. Terdapat luka iris yang sejajar, pertama dangkal, dinamakan irisan.

percobaan, kemudian timbul keberanian untuk mengiris lebih dalam.

3. Pakaian biasanya disingkirkan sebelum melakukan irisan.

4. Tidak ditemukan luka tangkisan.

5. Tempat kejadian perkara rapi, tidak porak-poranda.(3,4)

Luka Tusuk

Luka ini terjadi akibat senjata tajam atau tumpul yang diarahkan menembus

kulit langsung ke jaringan yang lebih dalam.

Contohnya : pisau, keris, sangkur, pecahan kaca, kikir dengan penampang bulat,

segitiga, lembing, gancu, obeng.

Luka tusuk ada 2 jenis :

penetrasi

perforasi

Luka penetrasi pada luka ini benda menyebabkan penetrasi yang merobek

kulit dan jaringan yang lebih dalam, lalu masuk ke rongga tubuh seperti rongga

thoraks,abdomen.Luka ini hanya merupakan tempat masuk.

Luka perforasi Jika luka merobek jaringan tubuh manusia sampai menembus

dari satu sisi ke sisi lainnya.(4)

Ciri luka tusuk:

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 13

Page 14: PERLUKAAN

Perlukaan

Ciri luka tusuk tergantung dari penampang dan mata. Benda berujung runcing

dan bermata tajam satu menyebabkan :

1) Tepi luka tajam.

2) Satu ujung luka runcing, sedangkan ujung yang lain kurang. Bila arah mata

pisau waktu ditusukkan berlainan arah dengan waktu pisau ditarik keluar,

maka didapatkan luka dengan ujung lebih dari dua.

(Gbr 4)

(a) luka tusuk yang tegak lurus dengan serat otot akan menganga lebar. Luka tusuk yang

sejajar dengan serat otot menganga berkurang.

(b) bentuk luka tusuk yang arah mata pisau berlainan waktu masuk dan keluar.

(c) Bentuk luka tusuk yang disebabkan benda runcing dengan penampang segi tiga (5)

3) Pada sisi mata yang tajam rambut ikut terpotong.

4) Dalamnya luka lebih besar daripada panjangnya luka.

5) Bila luka tegak lurus dengan serat otot, maka luka akan menganga lebar, bila

luka sejajar dengan serat otot luka menganga berkurang.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 14

Page 15: PERLUKAAN

Perlukaan

(Gbr 5 : Luka tusuk pisau bermata dua (kiri), luka tusuk pisau bermata satu (kanan )(7))

Luka tusuk pada bunuh diri, antara lain.:

1) Luka tusuk yang menggerombol, pertama dangkal, luka tusuk percobaan,

kemudian lebih dalam.

2) Lokalisasi tertentu adalah daerah perut, daerah jantung, ada kalanya hanya

satu tusukan.

3) Pakaian biasanya disingkirkan sebelum menusuk.

4) Tidak ada luka tangkis.

5) Tempat kejadian perkara rapi, tidak porak-poranda.(3,4,6)

Penyeban kematian pada luka tusuk adalah:

I. Cedera pada organ vital tubuh.

II. Perdarahan dari pembuluh darah yang mengalai cedera.

III. Infeksi.

Luka Bacok

Luka bacok disebabkan karena persentuhan dengan senjata yang berat

diayunkan dengan mata tajam atau tumpul. Biasanya disebabkan oleh benda tajam

yang ukurannya besar, umpamanya luka akibat golok, klewang, mandau, kapak dan

oleh clurit.(4) Luka bacok mempunyai kedalaman luka kurang lebih sama sama dengan

panjang luka, terjadi akibat kekerasan yang arahnya miring dengan kulit.(6)

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 15

Page 16: PERLUKAAN

Perlukaan

Biasanya korban dengan luka bacok disebabkan karena pembunuhan dan

hampir selalu ditemukan kerusakan pada tulang.(3)

Ciri – ciri luka pada pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan :

Pembunuhan Bunuh Diri Kecelakaan

Lokasi luka Sembarang Terpilih, pada tempat

Yang mematikan (leher,

dada kiri, pergelangan

tangan Perut, lipat paha)

terpapar

Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal/banyak

Pakaian Terkena Tidak kena pakaian Terkena

Luka Tangkis ada tidak ada tidak ada

Luka percobaan tidak ada ada tidak ada

Cedera sekunder

(cedera bukan akibat

Benda tajam penyebab)

mungkin ada tidak ada mungkin ada

III. LUKA AKIBAT TEMBAKAN SENJATA API

Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan

mesin, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui

larasnya. Anak peluru yang dilepaskan dari suatu tembakan dapat tunggal, dapat

pula tunggal berurutan secara otomatis maupun dalam jumlah tertentu bersama-sama.

Anak peluru yang menembus kulit akan menyebabkan terjadinya lubang yang

dikelilingi bagian yang kehilangan kulit ari berupa kelim lecet. Selain itu zat yang

melekat pada anak peluru seperti minyak pelumas, jelaga dan elemen mesin (Pb, Sb,

ba) akan terisap pada tepi lubang sehingga membentuk kelim kesat yang terdapat

tepat di tepi pada lubang. Butir-butir mesin yang tidak habis terbakar akan tertanam

pada kulit di sekitar kelim lecet, membentuk kelim tattoo dan jelaga/ asap yang

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 16

Page 17: PERLUKAAN

Perlukaan

keluar dari ujung laras senjata akan membentuk kelim jelaga sedangkan api yang

ikut keluar membentuk kelim api ( berupa hiperemi atau jaringan yang terbakar ).

Ujung laras yang menempel pada kulit saat senjata api ditembakkan akan membentuk

luka lecet tekan yang mengelilingi kelim lecet dengan sekitar yang menonjol, dikenal

sebagai jejak laras.(2)

Ada dua jenis luka tembak yang kita kenal, yakni : luka tembak masuk dan

luka tembak keluar.

Luka Tembak Masuk

Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi, yaitu :

1. Luka tembak masuk jarak jauh.

Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru.

2. Luka tembak masuk jarak dekat.

Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir

mesin yang tidak habis terbakar.

3. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit

Dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.(2,3)

Ciri-ciri luka tembak masuk jarak jauh ( Long ronge wounds ). (1,4)

- Jaraknya diatas 45 cm

- Ukuran luka jauh lebih kecil dibandingkan peluru.

- Luka berbentuk bundar atau oval, bisa disertai adanya kelim lecet.

- Warna kehitaman atau kelim tattoo tidak ada.

Ciri-ciri luka tembak masuk jarak dekat (Close ronge wounds). (1,4)

- Jaraknya 30-45 cm dari kulit.

- Ukuran luka lebih kecil dibandingkan peluru.

- Luka berbentuk bundar atau oval tergantung sudut masuknya peluru.

- Disekitar luka terdapat bintik-bintik hitam (kelim tattoo) dan atau jelaga

(kelim jelaga).

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 17

Page 18: PERLUKAAN

Perlukaan

(Gbr 6 : Luka tembak masuk(5))

Ciri-ciri luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit (1,4)

- Jaringan subkutan 5-7,5 cm disekitar luka tembak masuk mengalami laserasi.

- Umumnya luka berbentuk bundar, dikelilingi kelim lecet yang sama lebarnya

pada setiap bagian.

- Disekeliling luka tampak daerah yang berwarna merah atau merah coklat yang

menggambarkan bentuk moncong senjata (jejas laras) oleh karena

terbentuknya coltb.

- Saluran luka berwarna hitam disebabkan oleh butir-butir mesin, jelaga, dan

minyak pelumas

- Rambut dan kulit disekitar luka dapat hangus terbakar.

- Pakaian yang menutupi luka terbakar karena percikan api dari senjata.

- Bentuk luka tembak tempel sangat dipengaruhi oleh keadaan/ densitas

jaringan.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 18

Page 19: PERLUKAAN

Perlukaan

(Gbr 7 : Luka tembak masuk, karena menempel

menyebabkan luka robek bentuk bintang(7))

(Gbr 8: Luka tembak masuk tempel dengan warna

hitam abu-abu yang berasal dari sisa mesiu(7))

Luka Tembak Keluar

Ciri-ciri luka tembak keluar pada kulit.(1, 3, 4)

- Tidak adanya kelim lecet.

- Pada umumnya ukurannya lebih besar dari luka tembak masuk.

- Tidak terdapat cincin kontusi.

- Pinggiran luka teercabik atau robek dan melekuk kearah luar.

Perbedaan antara luka tembak masuk dengan luka tembak keluar

No Luka tembak masuk Luka tembak keluar

1. Ukurannya kecil, karena peluru

menembus kulit seperti bor dengan

kecepatan tinggi.

Ukurannya lebih besar dan lebih tidak

teratur dibandingkan luka tembak

masuk, karena kecepatan peluru

berkurang sehingga menyebabkan

robekan jaringan.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 19

Page 20: PERLUKAAN

Perlukaan

2. Pinggiran luka melekuk kearah dalam

karena peluru menembus kulit dari

luar.

Pinggiran luka melekuk ke luar karena

peluru menuju keluar.

3. Pinggiran luka mengalami abrasi. Pinggiran luka tidak mengalami abrasi.

4. Biasa tampak kelim lemak. Tidak terdapat kelim lemak.

5. Pakaian masuk ke dalam luka, dibawa

oleh peluru yang masuk.

Tidak ada

6. Pada luka bisa tampak hitam, terbakar,

kelim tattoo, atau jelaga.

Tidak ada

7. Pada tulang tengkorak, pinggiran luka

bagus bentuknya.

Tampak seperti gambaran mirip

kerucut.

8. Bisa tampak berwarna merah terang

akibat adanya zat karbon monoksida.

Tidak ada

9. Di sekitar luka tampak kelim ekimosis. Tidak ada

10. Perdarahan hanya sedikit. Perdarahan lebih banyak.

11. Pemeriksaan radiologi atau analisa

aktivitas netron mengungkapkan

adanya lingkaran timah atau zat besi di

sekitar luka.

Tidak ada

Luka Tembak Pada Tulang Pipih

- Luka tembak di daerah kepala : pada tempat masuknya peluru, lubang yang

terjadi pada tabula externa lebih kecil dibandingkan di tabula interna, sehingga

membentuk corong yang membuka ke dalam. Sedangkan pada tempat keluarnya

peluru, lubang yang terjadi pada tabula interna, akan lebih kecil dibanding lubang

pada tabula externa sehingga membentuk corong yang membuka keluar.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 20

Page 21: PERLUKAAN

Perlukaan

- Pada tulang panjang dilihat melalui frogmen tulang yang terangkat atau

terdorong, bila peluru datang dari sebelah kanan maka fragmen tulang akan

terdorong ke sebelah kiri. (1)

(Gbr 9 : Diagram luka tembak tempel, dekat dan jauh (atas), diagram luka tembak pada tulang

tengkorak (bawah)(7))

Prinsip Identifikasi Senjata Api dengan Pemeriksaan anak peluru

- Tindakan bedah untuk mengambil peluru dan diteliti dari segala sudut, bila sukar

sikeluarkan, maka dilakukan foto roentgen.

- Pada korban hidup peluru tidak selalu dikeluarkan, ini tergantung pada lokasisasi

dan beratnya operasi. Indikasi merupakan peluru didasarkan atas kesehatan

penderita.

- Secara makroskop dapat ditentukan : kaliber, jumlah alur dan arah alur.

- Peluru yang ditemukan harus lebih dulu dicocokkan dengan senjata api yang

dicurigai, kemudian dilakukan tembakan percobaan ( test bullet)

- Goresan mikroskopik karena dataran laras yang terdapat pada peluru percobaan

dicocokkan dengan goresan pada peluru bukti dengan menggunakan mikroskop

pembanding (comaprisan microscope), sedikitnya harus ada 12 goresan (matching

points) yang cocok. (3)

Cara Mengambil, Menyimpan dan Memberi Tanda pada Anak Peluru Yang

Ditemukan.

- Pada peluru dan selangsang diberi tanda atau goresan sedemikian rupa sehingga

tidak merusak goresan miksroskopik yang diperlukan untuk identifikasi, berupa :

angka, tanggal atau inisial. Pada peluru inskripsi dibuat dibagian belakang peluru

dan pada pelangsang dibagian dalamnya.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 21

Page 22: PERLUKAAN

Perlukaan

- Peluru atau selongsong dibungkus dengan kapas dan dimasukkan dalam kotak

kecil kemudian dibungkus rapi dengan kertas, lalu diikat dengan tali yang tidak

ada sambungannya, diberi label dan simpul tali dilax pada label dan diberi

materai.

- Setelah itu berita acara pembungkusan yang ditandatangani oleh pengirim dan

saksi yang melakukan pembungkusan dan diberi materai.

Pemeriksaan Sisa Mesiu

- Bila pada mayat ditemukan luka tembak masuk jarak dekat atau mayat ditemukan

sisa mesin pada tangannya, maka perlu dilakukan tes parafin untuk mengangkat

sisa mesin. Tempat sekitar luka tembak masuk dibendung dengan kardus,

kemudian dituangkan parafin cair, di atas parafin diletakkan kain kasa, kemudian

dituangkan parafin cari lagi. Dengan adanya kain kasa, parafin yang membeku

tidak mudah retak bila diangkat.

- Pada tempat yang tidak dapat dikerjakan tes parafin atau pada korban hidup dan

luka tidak berdarah lagi, sisa mesin dapat diangkat dengan plester yang letak lekar

kemudian diletakkan pada kaca.

- Uji diferhidromin terhadap adanya nitrat dan pemeriksaan spektrofotometri

terhadap sb pada tangan tersangka pelepas tembakan dilakukan terutama pada

senjata jenis revolver. (2,3)

IV. TRAUMA FISIS

TRAUMA LISTRIK

Luka yang diakibatkan oleh arus listrik yang fatal umumnya kecelakaan ,

dimana arus listrik bolak balik (AC) lebih sering daripada DC.

Faktor – faktor yang berperan didalam terjadinya luka akibat arus listrik

adalah :

- Tegangan ( volt ) ; tegangan sedang (65-1000 volt) dapat mematikan . tegangan

tinggi justru tidak mematikan.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 22

Page 23: PERLUKAAN

Perlukaan

- Kuat arus (ampere) ; makin besar arus maka makin besar bahaya bagi

kelangsungan hidup.

- Tahanan kulit (ohm ) ; besarnya tahanan pada manusia tergantung dari banyaknya

kandungan air yang terdapat pada bagian tubuh. Tahanan yang terbesar [ada kulit,

tulang ,lemak, saraf, otot, darah , dan yang terkecil cairan tubuh.

- Arah aliran listrik ; mematikan bila melintasi otak atau jantung.

- Luas permukaan kontak ; luas 50 cm2 dapat mematikan tapa menimbulkan jejas

listrik.

- Lama kontak ; menentukan kecepatan datangnya kematian. (1, 6)

Elektrik Mark

Elektrik mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat dimana arus

listrik masuk ke dalam tubuh, dengan tegangan listrik rendah sampai sedang.

Elektrik mark berbentuk bundar atau oval dengan bagian yang datar dan

rendah di tengah, dikeliilingi oleh kulit yang menimbul. Bagian tersebut biasanya

pucat dan kulit diluar elektrik mark akan menunjukkan hiperemis. Bentuk dan

ukurannya tergantung dari benda yang berarus lisrtrik yang mengenai tubuh.

Selain itu pemeriksa harus mencari adanya gelembung berisi cairan seperti

kulit yang seolah tersentuh api listrik ; kulit yang hangus, jaringan otot yang ikut

hangus, tulang yang ikut meleleh dan membentuk butir kalium fosfat; dan kawat yang

menguap dan berkondensasi di kulit. (1,2,3)

Penyebab kematian pada trauma listrik berupa fibrilasi ventrikel, kelumpuhan

otot pernapasan, dan kelumpuhan otot pernapasan.

Pada kematian akibat fibrilasi ventrikel, dalam autopsi akan ditemukan

dilatasi dari bilik jantung , kadang-kadang dengan peteki dibawah perikardium dan

endokardium ventrikel, ada kongesti dari vena aferent dan pulmonal sianosis. (2,5,6)

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 23

Page 24: PERLUKAAN

Perlukaan

(Gbr 10 : Luka bakar listrik dengan tepi yang meninggi(5))

LUKA YANG DIAKIBATKAN OLEH PETIR

Petir/ lightening, adalah muatan listrik statis dalam awan dengan voltase

sampai sejuta volt dan kekuatan arus listrik sampai seratus ribu ampere yang dalam

waktu 1/1000 -1 detik dilepaskan ke bumi.

Seseorang yang disambar petir pada tubuhnya terdapat kelainan yang

disebabkan oleh faktor arus listrik, faktor tenaga petir, dan faktor pemindahan udara.

1. Faktor arus listrik.

Selain tanda listrik yang telah diuraikan dapat ditemukan gambar pohon tanpa

daun, aborescent markings, yang disebabkan vasodilatasi pembuluh darah

dibawah kulit. Gambar ini dapat menghilang dalam waktu beberapa jam. (1,3)

(Gbr 11 : Luka akibat petir, gambar pohon tanpa daun, aborescent markings (5))

1. Faktor tenaga listrik.

Panas yang ditimbulkan dapat menyebabkan luka bakar, bahkan barang logam

dapat menjadi cair. Arloji berhenti dan menunjukkan waktu terjadinya petir,

logam besi dapat menjadi magnet. (1,3)

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 24

Page 25: PERLUKAAN

Perlukaan

2. Faktor perpindahan udara

Karena perpindahan udara, pakaian dapat koyak dan korban dilontarkan dan

menderita trauma tumpul. bila korban tidak meninggal dunia, ia dapat menderita

kelumpuhan , ketulian ,dan kebutaan (1)

LUKA AKIBAT PERUBAHAN TEKANAN UDARA

Perubahan tekanan dapat menyebabkan terjadinya perubahan volume gas

dalam tubuh yang dapat menyebabkan terjadinya barotrauma aural, pulmonal,

atralgia hiperbarik, penyakit dekompresi dan emboli udara. Ganguan SSP yang terjadi

diantaranya tremor , konvulsi, somnolen, pusing dan mual. (1)

LUKA AKIBAT SUHU / TEMPERATUR

Luka akibat suhu terjadi apabila tubuh dipajankan dengan suhu dingin atau

panas yang melampaui batas.

Trauma Dingin

Suhu dingin dapat menimbulkan reaksi lokal antara lain kulit menjadi merah

pembentukan gelembung pada kulit (bulla) dan jaringan membeku dapat menjadi

ganggren. Bagian tubuh yang dapat diserang biasanya tangan, kaki, hidung, dan

telinga.

Reaksi umum yang terjadi dapat diamati pada anastesi dengan menurunkan

suhu tubuh. Pada 35 C orang menjadi malas, gerak tubuh berkurang . bila suhu tubuh

mencapai 29 C terjadi aritmik dan pada 25 C nadi dan pernapasan melambat dan

kemudian berhenti.(3)

Dapat menyebabkan kematian mendadak akibat kegagalan pusat pengatur

suhu maupun rendahnya disosiasi oxy-Hb. (2,6)

Trauma Panas

Luka bakar adalah bentuk cedera pada tubuh akibat api, benda panas, dan

panas radiasi. Luka ini menyebabkan kerusakan jaringan . Luka lepuh adalah akibat

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 25

Page 26: PERLUKAAN

Perlukaan

cairan /uap panas dari caiaran dengan temperatur titik didih atau hampir mencapai

titik didih, serta akibat bentuk gas dari suatu cairan.(4,5)

Luka akibat air panas terbagi atas tiga tingkat :

I. kulit merah, eritema

II. pembentukan gelembung , bulla

III. nekrose koagulasi (3)

(Gbr 12 : Luka lepuh di daerah bokong dan kaki akibat terkena uap air panas(5))

Reaksi umum yang terjadi terhadap suhu panas :

a. Kejang panas : heat cramps, miner’s cramps, stoker cramps, kejang juru api

Terjadi akibat menghilangnya NaCl darah dengan cepat akibat suhu tinggi.

Karena tubuh kekurangn cl terjadi kejang otot yang kemudian dapat menjadi

kejang tetani.

b. Kelengar panas: Heat Ekshaustion

Gejala yang dapat dijumpai pada kelengar panas adalah kulit menjadi dingin

dan lembab, tubuh merasa panas, sakit kepala, pucat, banyak keringat,

kegagalan sirkulasi,pingsan dan jarang meninggal dunia.

c. Kelengar matahari : heat stroke, sun stroke, insolation

Merupakan kegagalan pusat pengatur suhu akibat terlalu tingginya temperature

pusat tubuh. Pada otopsi ditemukan kongesti darah ,mikroskopik degenerasi

dari sel saraf otak , sel hati, dan sel anak ginjal. (2,3,6)

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 26

Page 27: PERLUKAAN

Perlukaan

Reaksi lokal terhadap panas berupa luka bakar dengan derajat I, II ,III, IV.

Penilaian derajat luka bakar tergantung dari daerah yang paling menderita kerusakan

yang terhebat dari penampakan secara keseluruhan. Kualifikasi luka tergantung dari

luas area yang terbakar dan bukan dari derajat luka bakarnya. (ingat teori ‘rules of

nine’) . Luka bakar derajat II yang meliputi 1/3 luas tubuh biasanya fatal.

Luka bakar yang terjadi dapat dikategorikan dalam 4 tingkatan :

I. eritema

II. bulla dan vesikel

III. nekrosis koagulatif

IV. karbonisasi (1,2,3,6)

Penyebab Kematian Pada Luka Bakar adalah :

1. Syok Neurogenik dan dehidrasi

2. asfiksia

3. cedera dan kecelakaan

4. inflamasi

5. kerusakakn ginjal

6. tukak lambung (curling’s ulcer)

7. septikemia , gangren dan ulkus (3,4,5)

Tanda Intravital Luka Bakar

Lebam mayat merah terang , cherry reds, demikian pula warna permukaan

otak dan peritonerum yang disebabkan karena CoHb. Saturasi COHb diatas 10 %

menunjukkan bahwa korban nasih hidup sewaktu terbakar dan kematian karena

terbakar dan bukan keracunan CO.

Gelembung atau lepuh dikulit yang mengandung banyak albumin. Adanya

langes, jelaga atau hangus dalam saluran pernapasan,

Pemeriksaan histopatologis : infiltrasi sel radang timbul 6-8 jam setelah

terjadinya luka bakar.(1,3)

Tanda Post Mortem Luka Bakar

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 27

Page 28: PERLUKAAN

Perlukaan

Kulit yang hangus dapat menunjukkan keretakan. Anggota gerak yang hangus

mudah patah. Contoh klasik adalah yang dinamakan ‘pseudoepidural hematom’ yang

terjadi karena efek panas sehingga darah akan banyak terkumpul di kepala. Pada

pseudoepidural hematom atau hematom bakar, perdarahan tulang tengkorak

umumnya tidak melalui memotong arteri meningea media, anterior, atau posterior

yang dikenal sebagai sumber perdarahan pada epidural. Jaringan otak pada kasus

terbakar akan tampak mengkerut sedangkan epidrural mengalami penekanan sesuai

sumber perdarahan yang diakibatkan patahnya tulang tengkorak yang melintasi

pembuluh-pembuluh tersebut.

Konsistensi dari jaringan otak pada hematom bakar labih rapuh dibanding

epidural hematom.

Panas akan menyebabkan koagulasi dari protein otot, otot mengkerut dan otot

fleksi lebih kuat daripada ekstensi, mayat mengambil posisi petinju.(1,3)

Luka Bakar Post Mortal

Tubuh manusia yang telah mati bila dibakar tidak akan berwarna kemerahan

oleh reaksi intra vital. Tubuh akan tampak keras dan berwarna kekuningan .

gelembung yang terdapat akan berisi cairan yang mengandung sedikit sekali albumin

yang akam memberikan sedikit kekeruhan bila dipanaskan. Sel –sel PMN tidak ada

atau hanya sedikit sekali. Cairan di dalam gelembung karena pembusukan berisi

cairan yang mengandung sedikit sekali albumin, yang akan memberikan sedikit

kekeruhan bila di panaskan, sel-sel PMN tidak ada atau sedikit sekali. Cairan di

dalam gelembung karena pembusukan berisi cairan kemerahan (blood stained).(1)

V. LUKA AKIBAT TRAUMA BAHAN KIMIA (ZAT KOROSIF)

Zat korosif adalah unsur yang menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh jika

terkena zat tersebut, akibat koagulasi protoplasma, pengendapan dan penguraian

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 28

Page 29: PERLUKAAN

Perlukaan

protein serta penyerapan air.(4)

Klasifikasi zat korosif

(1) Asam :

Asam mineral:

asam hidroklorida

asam sulfat

asam nitrat

Asam organik:

asam karbolat

asam oksalat

asam asetat

(2) Basa :

Amoniak

Kalium hidroksida

Natrium hidroksida

Natrium karbonat

Kalium karbonat (4,5)

LUKA AKIBAT KERACUNAN ZAT ASAM

Asam bersifat korosif pada konsentrasi pekat, bersifat iritan pada konsentrasi

agak pekat dan bersifat perangsang pada konsentrasi rendah. Asam kuat sifatnya

mengkoagulasikan protein sehingga menimbulkan luka korosi yang kering, keras

seperti kertas perkamen.(2,4)

Gejala-gejala akibat meminum asam pekat:

1. Luka bakar pada bagian mulut, tenggorokan, esofagus sampai ke lambung.

2. Muntah yang mengandung darah, mukosa dan bagian-bagian membran mukosa.

Pada kasus dimana asam diminum dalam jumlah banyak maka tidak akan

menyebabkan muntah, karena seluruh permukaan lambung mengalami korosi

disertai dengan hilangnya kemampuan lambung untuk mengeluarkan isinya.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 29

Page 30: PERLUKAAN

Perlukaan

3. Perasaan nyeri dan kembung.

4. Sudut mulut mengalami korosi.

5. Gigi berwarna putih kapur.

6. Lidah mengalami korosi.

7. Suara serak karena edema laring.

8. Pada beberapa kasus (jika racunnya adalah asam belerang), bisa menyebabkan

perforasi sehingga pasien langsung pingsan.

9. Usus mengalami konstipasi. Kadang-kadang disertai diare bercampur darah dan

bagian membran mukosa.

10. Pupil mengalami dilatasi, pandangan liar dan mata redup.

11. Disfagia.

12. Produksi urine sangat sedikit dan nyeri pada saat berkemih.

Penyebab kematian

Kematian yang berlangsung segera :

1. Syok

2. Kegagalan pernafasan karena spasme dan edema glotis.

3. Perforasi lambung yang mengakibatkan peritonitis.

Kematian yang berlangsung lambat :

1. Sepsis karena absorbsi.

2. Lemas dan malnutrisi karena kelaparan akibat esofagus atau pilorus mengalami

pembentukan sikatriks dan stenosis.

3. Dispepsia yang sukar disembuhkan.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 30

Page 31: PERLUKAAN

Perlukaan

(Gbr 13 : Luka bakar korosif pada bibir yang mengalir turun melewatidagu ke leher(5))

Gambaran post mortem

Hal ini tergantung pada :

- Kepekatan asam

- Banyaknya asam yang digunakan

- Lamanya pasien dapat bertahan sejak meminum asam tersebut.

A. Jika kematian terjadi dalam waktu singkat , maka akan ditemukan :

- Tanda-tanda korosi dan kerusakan pada mulut, tenggorokan, esofagus, dan

lambung. Bentuknya bisa mulai dari hanya berupa sedikit erosi sampai merupakan

bercak kerusakan yang luas.

- Bisa dijumpai perforasi lambung yang mengakibatkan keluernya isi lambung ke

dalam rongga peritonium. Bisa juga terjadi kerusakan pada organ peritonium atau

pada organ-organ abdomen.

B. Jika pasien hidup selama beberapa hari, mungkin ditemukan :

- Tanda-tanda proses penyembuhan berupa pembentukan sikatriks.(2,4)

LUKA AKIBAT KERACUNAN BASA

Basa seperti halnya asam bersifat korosif pada konsentrasi pekat dan bersifat

iritan pada konsentrasi lebih encer. Basa kuat bersifat membentuk reaksi penyabunan

intra sel sehingga menimbulkan luka yang basah, licin dan kerusakan akan terus

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 31

Page 32: PERLUKAAN

Perlukaan

berlanjut sampai dalam.

Gambaran post-mortem pada keracunan basa :

1. Tanda-tanda korosi ada ditemukan tapi tidak begitu menonjol

2. Membran mukosa sistem pencernaan mengalami nekrosis danInflamasi. Perforasi

sangat jarang terjadi.(2,4)

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH 32