perlu perkuat - direktorat jenderal kelembagaan iptek...
TRANSCRIPT
10 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
Akademi Komunitas Perlu Perkuat Kerja Sama IndustriKunci keberhasilan sebuah akademi komunitas adalah kerja sama dengan pihak
industri. Kalau lahan sudah ada, gedung sudah punya, kemudian SDM ada, maka
yang terakhir perlu dipikirkan adalah bagaimana kerja sama yang lebih banyak
dengan industri.
Peresmian gedung baru Akademi Komunitas Negeri Lamongan (Aknela) di Lamongan, Jawa Timur, (19/1/2007). Peresmian ditandai dengan Pengguntingan pita oleh Wakil Bupati Kabupaten Lamongan Kartika Hidayati (kedua kiri) bersama dengan Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi Kemeristekdikti Ridwan (kiri), Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Zainal Arief (kedua kanan) dan Koordinator Pengelola Rintisan Aknela Wajib (kanan).
Do
ku
me
nta
si a
kn
el
a
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 11
emikian dikatakan Direktur Pengem bangan Kelembagaan Perguruan Tinggi Ke men ristekdikti, Ridwan, saat memberi sambutan pada acara
peresmian gedung baru Akademi Komunitas Negeri Lamongan (Aknela) di Lamongan, Jawa Timur, 19 Januari 2007.
Menurut Ridwan, kerja sama akademi komunitas dengan pihak industri itu dapat dilakukan mulai dari pembuatan kurikulum, penyediaan tenaga pengajar atau untuk kegiatan magang mahasiswa.
Kerjasama itu juga akan mempermudah lulusan akademi mendapatkan pekerjaan. “Hal ini akan mempermudah lulusannya akan cepat terserap di dunia industri,” ujarnya lebih lanjut.
Gedung BaruGedung baru Akademi Komunitas Negeri
Lamongan (Aknela), yang menjadi kebanggaan
masyarakat Kabupaten Lamongan, Jawa Timur ini diresmikan oleh Wakil Bupati Lamongan Kartika Hidayati.
Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita bersama dengan Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi Kemeristekdikti, Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Zainal Arief dan Koordinator Pengelola Rintisan Aknela Wajib.
Pada kesempatan ini, Kartika Hidayati berharap ke depan ada program studi baru bagi Aknela. “Tujuh puluh persen tanah di Lamongan sebagai lahan pertanian, sehingga ini bisa menjadi modal besar yang sangat kuat kalau Aknela membuka program studi baru, yaitu teknologi pertanian,” katanya
Begitu juga dae rah Lamongan bagian pantura, dapat menghasilkan ikan tangkapan 120.000 ton pertahun, yang terbesar sejawa timur. “Ini juga menjadi modal dasar Aknela untuk membuka program studi baru, yaitu teknologi pengolahan ikan.” tambahnya.
Satker MandiriWakil Bupati juga berharap dengan gedung
baru maka status Aknela dari kelas rintisan dapat cepat meningkat menjadi mandiri.
“Tidak perlu ragu bahwa pemerintah Lamongan akan support sangat kuat ke Aknela karena semangat dan tekad pemerintah Lamongan menjadikan Aknela menjadi sekolah kebanggaan milik pemerintah Kabupaten Lamongan,”ujarnya semangat.
Aknela merupakan salah satu dari 35 akademi komunitas negeri yang ada di seluruh Indonesia yang diberi izin untuk menyelenggarakan pendidikan vokasi D2. Aknela merupakan kelanjutan dari program pendidikan profesi satu tahun (Community College Lamongan) yang berdiri pada tanggal 26 Oktober 2002.
Saat ini Aknela dalam bimbingan PENS sebagai politeknik pendamping, sampai Aknela nanti benarbenar bisa menjadi satker mandiri melalui skema Program Studi di Luar Domisili (PDD).
Aknela menyelenggarakan program studi teknologi informasi dan multimedia broadcast-ing untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di pasar global dengan komposisi kurikulum 50 % praktek dan 50% teori.
Sementara itu Direktur PENS, Zainal Arief sebagai politeknik pembina PDD Rintisan Aknela dalam sambutannya sangat yakin dengan dukungan dari pemerintah daerah akan mewujudkan rintisan Aknela ini mampu menjadi satker mandiri. “Dalam pem binaan selama ini kami selalu menjaga mutu pendidikan yang dijalankan oleh Aknela,” pungkasnya. n
Ir. Ridwan, M.Sc.
lahir di aceh, 10 Desember
1962. menyelesaikan s1
di usu medan jurusan tehnik
kimia lulus tahun 1988;
s2 Public economics di sunY
abany, albany new York,
usa (1998); dan sekarang
sedang menempuh Doktor
ilmu administrasi di universitas
indonesia, Depok.
kariernya dimulai dengan
menjadi kasubag Penyusunan
Rencana dan Program
(2003-2006),
lalu kepala seksi Program
studi (2006-2008), dilanjutkan
menjadi kasubdit Perencanaan
dan informasi ketenagaan
(2008-2011). kemudian
Kasubdit Kualiikasi (2012-2015) dan sejak tahun
2015 Direktur Pengembangan
kelembagaan Perguruantinggi.
D
12 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
enter i Rise t , Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengakui bahwa sumber daya manusia yang dihasil
kan oleh perguruan tinggi vokasi kerap tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Akibatnya,
banyak lulusan pendidikan tinggi ini yang kemudian menjadi pengangguran karena tidak bisa diserap industri.
Salah satu upaya untuk menyelaraskan pendidikan tinggi vokasi dengan kebutuhan industri itu, maka pada bulan November 2016 lima menteri sepakat menandatangani nota kesepahaman untuk mengembangkan pendidikan keahlian ini.
Kelimanya adalah Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Efendy, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri, Menteri Perindustrian Airlangga Hartato, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Nota kesepahaman meliputi pembangunan pendidikan kejuruan dan vokasi berbasis kompetensi, restrukturisasi program keahlian dan kurikulum sesuai kebutuhan industri, dan pembangunan infrastuktur fasilitasi industri untuk
Mempersiapkan Kompetensi Sesuai Kebutuhan Industri
RevItalISaSI PendIdIKan tInggI voKaSI
Mahasiswa Politeknis sedang praktek kerja industri.
Jika sebelumnya arah pendidikan
tinggi vokasi atau politeknik
kerap tidak seiring-seirama
dengan tuntutan industri,
kini hal itu perlahan akan
diselaraskan. Pemerintahpun
telah mengambil sejumlah
langkah strategis.
Do
ku
me
n t
oY
ota
mo
to
R m
an
uf
ac
tu
Rin
g in
Do
ne
sia
M
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 13
praktik kerja atau pemagangan bagi siswa dan guru atau dosen.
Tujuannya jelas, yaitu untuk mengembangkan pendidikan kejuruan dan vokasi yang link and match dengan industri. Dengan adanya revitalisasi pendidikan tinggi vokasi ini diharapkan politeknik atau pendidikan kejuruan dapat menghasilkan tenaga kerja profesional dan dapat mendukung 14 kawasan ekonomi khusus (KEK) nasional di luar Jawa 20152019.
Lulusan pendidikan vokasi ini juga nantinya diharapkan bisa menunjang pembangunan di pusatpusat pertumbuhan di seluruh Indonesia.Selain itu, pengembangan pendidikan vokasi juga diharapkan dapat menjawab tantangan persaingan pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),terutama pada sektor kesehatan, pariwisata, jasa logistik, jasa online, jasa angkutan udara, produk berbasis agro, barang elektronik, perikanan, produk berbasis karet, tekstil dan pakaian, otomotif, dan produk berbasis kayu.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengharapkan kerja sama seperti ini digalang agar anakanak Indonesia bisa turut serta dalam pembangunan. “Untuk itu diperlukan komitmen yang bukan sebatas penandatanganan oleh lima menteri saja. Harapannya ada realisasi yang konkret antara industri dan pendidikan vokasional,” katanya.
Menindaklanjuti nota kesepahaman tersebut, Kemenristekdikti segera bekerja sama dengan pihak industri merumuskan konsep dan menyusun program revitalisasi untuk pendidikan tinggi vokasi atau politeknik ini.
Program revitalisasi Kemenristekdikti yang sudah dimulai di awal tahun 2017 ini dirancang
agar semua lulusan pendidikan tinggi vokasi atau politeknik memiliki sertiikat kompetensi sehingga pihak industri mendapat pasokan tenaga kerja yang kompeten dan semua lulusan politeknik mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya.
Setiap lulusan politeknik sangat membutuhkan sertiikasi kompetensi, guna menunjang keahliannya. Untuk menjawab tuntutan ini, maka pada akhir tahun 2019 setiap lulusan perguruan tinggi vokasi ditargetkan telah memiliki sertiikat kompetensi ini. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) sendiri sudah menyatakan bahwa pihaknya tidak melihat ijazah lulusan politeknik belaka tetapi yang dilihat adalah sertiikat kompetensinya.
Sertifikat kompetensi ini akan diterbitkan oleh sebuah lembaga sertifikasi yang independen. Sertifikasi ini memiliki level kompetensi lulusan politeknik dan dari segi mutu sudah dapat dibuktikan oleh lembaga sertifikasi. Setiap lulusan politeknik nantinya telah memenuhi standar untuk menjadi tenaga kerja di industri.
Adapun pembiayaan untuk mendapatkan sertiikasi, sebagian akan ditanggung oleh pemerintah. Kalau mahasiswa yang membiayai sendiri tentu akan memberatkan karena biayanya relatif mahal. Untuk itu pemerintah membantu pembiayaan tersebut melalui program Bidikmisi.Dan untuk yang tidak menerima Bidikmisi akan dibiayai oleh mahasiswa 50% dan pemerintah 50%.
“Kalau semua dibiayai oleh pemerintah dikhawatirkan mahasiswa tidak akan belajar. Agar ada tanggung jawab, yang tidak mendapat beasiswa Bidikmisi, lima puluh persen
14 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
akan ditanggung pemerintah,” ujar Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Patdono Suwignjo ketika berdialog dengan mahasiswa di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, November tahun lalu.
Dalam program revitalisasi ini juga akan dilakukan pembaharuan kurikulum, pemenuhan dosen dari industri, penerapan dual system dengan membangun teaching factory.
Penyusunan dan pembaruan kurikulum di pendidikan tinggi vokasi ini dilakukan dengan mengajak pihak industri. Kurikulum politeknik akan disesuaikan dengan kebutuhan industri, sehingga lulusan memiliki keahlian sebagaimana kebutuhan industri.
Pembaruan kurikulum yang berbasis pada produksi ini, berintikan mahasiswa lebih banyak melakukan kegiatan produksi pada jam praktikum (magang). Untuk menunjang hal itu, diperlukan pengajar dari kalangan industri. Jumlah pengajar ideal untuk hal ini adalah 50% dari perguruan tinggi dan 50% lagi berasal dari industri.
Kemenristekdikti juga sudah menyiapkan metode yang disebut rekognisi pembelajaran lampau (RPL). Pengajar dan ahliahli dari industri, meskipun lulusan diploma Idiploma IV tetapi karena mereka memiliki keahlian yang tinggi maka pemerintah akan melakukan RPL. Staf pengajar dari industri itu akan disetarakan kompetensinya dengan kompetensi lulusan S2.
Revitalisasi Kemenristekdikti juga akan
melakukan retraining/retooling untuk dosen politeknik yang sudah ada untuk meningkat keahliannya. Tahun ini sekitar 400 dosen politeknik akan mendapatkanretraining/retooling,baik di dalam negeri atau ke luar negeri.
Selain itu, revitalisasi juga menerapkan model dual system, atau sistem 3+2+1. Metode pembelajaran ini mengintegrasikan sistem pendidikan di kampus dan di industri. Mahasiswa kuliah teori tiga semester di kampus, dua semester di industri, dan satu semester akhir di kampus atau di industri.
Model yang diadopsi dari Jerman, Austria, dan Swiss ini merupakan model yang memadukan pembelajaran di ruang kelas dan proses menumbuhkan keahlian atau ke terampilan di industri berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya, sehingga menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan industri. Dual system ini bertujuan untuk menempatkan mahasiswa dalam situasi nyata di tempat kerja.
Sistem ini dilakukan dengan membangun teaching factory sebagai sarana yang diperuntukkan bagi kegiatan pembelajaran secara efektif dan eisien. Efektif berarti dapat mengantarkan mahasiswa mencapai tahap kompeten, yakni suatu tahapan dimana mahasiswa pantas untuk diberikan kewenangan karena telah dianggap mampu. Sedangkan efisien berarti bahwa pembelajaran dengan model ini bersifat sangat operasional, memerlukan biaya yang murah dan mudah untuk diimplementasikan.
Menurut buku Teaching Factory Coaching Programme (Giz, 2016), beberapa nilai dasar yang harus dikembangkan untuk mendukung kesiapan teaching factory. Pertama, sense of quality yaitu memberikan keterampilan dasar kepada mahasiswa yang berkaitan dengan standar kualitas.
Kedua, sense of efficiency, yaitu membekali mahasiswa dengan kemampuan untuk bekerja secara efisien guna menciptakan efisiensi kerja yang optimal dan mengukur tingkat produktivitas sebagaimana praktik yang umum dilakukan oleh industri.
Ketiga, sense of creativity and innovation mengajarkan mahasiswa untuk bekerja secara kreatif dan inovatif, melatih kemampuan problem solving sebagai ukuran kreativitas, dan kemampuan untuk melihat peluangpeluang baru di industri seperti produk dan desain.
Melalui metode teaching factory ini lulusan akan menjadi terbiasa dengan keadaan produksi di industri. Metode ini juga diajarkan tidak hanya produksi barang industri, tetapi juga bagaimana melakukan bisnis dari hasil industri tadi. Metode ini merupakan perpaduan antara kolaborasi inkubasi bisnis dan pembelajaran. n
“Kalau semua dibiayai oleh pemerintah dikhawatirkan
mahasiswa tidak akan belajar. Agar ada tanggung
jawab, yang tidak mendapat beasiswa Bidikmisi, lima
puluh persen akan ditanggung pemerintah.”
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 15
al tersebut disampaikan Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemen ristekdikti Patdono Suwignjo ketika menjadi narasumber pada
acara Koordinasi Nasional Pengembangan Implementasi Tridharma Perguruan Tinggi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2017, di Ballroom Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Kamis 23 Maret 2017.
Menurut Patdono, karena lulusan politeknik lebih unggul sudah seharusnya pihak industri menggaji mereka lebih besar. “Karena pada kenyataannya seperti itu, lulusan politeknik yang memiliki gelar diploma IV itu digaji lebih besar dibandingkan lulusan S1,” ujarnya.
Salah satu upaya untuk menghilangkan anggapan bahwa diploma IV politeknik itu di bawah S1 universitas, antara lain tahun lalu Dirjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti telah menyampaikan surat edaran agar istilah Diploma IV di politeknik diganti dengan S1 Terapan.
“Saya sudah memberikan surat edaran ke politeknik, sekarang jangan lagi menggunakan istilah DIV. Saya sudah minta supaya istilah DIV diganti dengan S1 terapan, surat edaran ini sudah saya sebarkan setahun lalu,” ujar Patdono, yang disambut tepuk tangan meriah para peserta koordinasi.
Setiap lulusan Diploma III politeknik sudah dapat melanjutkan hingga S3 terapan, dengan melakukan matrikulasi untuk mendapatkan teori yang lebih banyak di jenjang pendidikan berikutnya. Demikian pula, lulusan S1 akademik atau universitas juga dapat melanjutkan ke S2 terapan dengan melakukan matrikulasi. n
lulusan Politeknik lebih Unggul, gaji lebih BesarMasih banyak yang menganggap lulusan diploma IV politektik di bawah S1
universitas. Anggapan itu tidak benar. Mengapa demikian? Karena kurikulum
politeknik lebih banyak praktik daripada teorinya, sedangkan universitas
lebih banyak kurikulum akademiknya dari pada praktik, sehingga lulusan
politeknik lebih unggul.
H
16 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
apresiasi Kalangan Industri
evitalisasi pendidikan tinggi vokasi itu bisa terlihat dari apa yang dibutuhkan oleh dunia industri dan kebutuhan itu sudah disiapkan oleh dunia pendidikan.”
Demikian dikatakan Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia, I Made Dana M Tangkas dalam talkshow Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi pada pameran Education and Training Expo 2017, yang diselenggarakan di Hall B Jakarta Convention Center, Kamis 2 Februari 2017.
Dana M Tangkas mengapresiasi keberadaanprogram revitalisasi pendidikan tinggi vokasi Kemenristekdikti yang tahun ini mulai dilakukan. “Saya kira ini adalah suatu hal yang bagus dan juga terobosan yang positif untuk kita dukung demi menggerakkan industri yang ada di Indonesia.” ujarnya
PT Toyota, menurutnya, sudah menjalin kerja sama dengan puluhan perguruan tinggi termasuk politeknik dan SMK (Sekolah Menegah Kejuruan), sehingga dalam kerja sama itu kita melihat bagaimana memanfaatkan produkproduk Toyota dari mobilnya, mesinnya, dan komponen lainnya kita donasikan ke perguruan tinggi, kemudian di perguruan tinggi itu bisa dijadikan alat untuk riset,” lanjutnya.
Selain Dana M Tangkas, narasumber lainnya adalah Direktur Politeknik Negeri Bandung Rachmad Imbang Tritjahjono dan Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristekdikti, Sutrisna Wibawa. Rachmad Imbang Tritjahjono mengatakan nilai yang diberikan dalam pembelajaran mahasiswa vokasi untuk menjadi lulusan yang siap kerja dengan baik, seperti sikap hingga kedisiplinan. “Value yang di terapkan pendidikan politeknik adalah jujur, tanggung, cerdas, cermat,
mampu bekerja sama yang akan memberikan kedisiplinan dalam tepat waktu, tepat ukuran dan tepat aturan,” ujarnya.
Sementara itu Sutrisna Wibawa menjelaskan, perbedaan politeknik dengan pendidikan akademik, maka pendidikan vokasi arahnya menghasilkan lulusan siap kerja, terampil, sedangkan pendidikan akademik yang dihasilkan lulusan yang memiliki keahlian.
“Jadi, jika Anda ingin menjadi tenaga terampil yang siap k erja, masuklah di politeknik atau pendidikan vokasi. Tidak hanya politeknik, universitas juga memiliki pendidikan vokasi yang bernama sekolah vokasi yang umumnya sampai D3,” kata Sutrisna.
Saat ini perusahaan tidak hanya melihat para pencari kerja hanya dari selembar ijazah, tapi keterampilan dan keahlian juga sangat diperhatikan. Untuk memperoleh keterampilan di dunia kerja, biasanya para mahasiswa di perguruan tinggi mengikuti magang di dunia industri maupun perusahaan selama tiga bulan.
Waktu tersebut dapat dikatakan belum cukup, untuk para mahasiswa dalam memperoleh keterampilan bekerja, sehingga banyak lulusan yang menganggur karena belum siap untuk bekerja. Namun, melalui kinerja Kemenristekdikti dalam merevitalisasi pendidikan tinggi vokasi, para mahasiswa tidak perlu khawatir dalam mencari pekerjaan setelah lulus nanti.
Revitalisasi adalah bagaimana memberdayakan atau membuat politeknik memiliki hasil lulusan yang siap kerja sesuai dengan yang dibutuhkan industri, atau dibutuhkan oleh masyarakat. Berangkat dari hasil itu, maka lulusan politeknik dan sekolah vokasi harus memiliki kompetensi, yang tergambar dalam sertiikat kompetensinya. n
R
Dari kiri ke kanan: I Made Dana M. Tangkas (President Indonesia Autimotive Insitute), Mohamad Nasir (Menristekdikti), Gandhi Sulistyo (Managing Director Sinar Mas Grup).
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 17
emikian dikatakan Men ris tekdikti Mohamad Nasir saat me
lakukan kunjungan kerja ke Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (Polman), di Bandung dan Politeknik Enjinering Indorama, di Purwakarta, tahun lalu.
Nasir mengemukakan beberapa rencana program revitalisasi seperti mendorong agar program D3 menjadi D4, sehingga setara dengan S1. Juga melalui program peningkatan kualitas dosen. “Dosen pendidikan vokasi juga akan sampai level doktor dan master. Jika tidak ada di dalam, kuliah bisa dicari ke luar negeri,” tambahnya.
Selanjutnya adalah program penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri. Menristekdikti menginginkan semua lulusan politeknik atau vokasi harus memiliki sertiikasi keahlian. “Saya ingin, jangan lagi politeknik dianggap kelas dua. Ia harus melahirkan lulusan yang kompeten,” tegasnya.
Kemenristekdikti juga akan mendorong akreditasi pendidikan tinggi vokasi menjadi A, termasuk meningkatkan kualitas laboratorium dan infrastruktur.
Program revitalisasi ini dilakukan Kemenristekdikti mulai tahun 2017. Saat ini, ada lebih dari 200 politeknik di Indonesia. “Namun karena anggaran terbatas, hanya ada
12 politeknik yang akan direvitalisasi. Termasuk Politeknik Manufaktur Negeri Bandung,”ujar Menristekdikti.
Peran SwastaPada kesempatan yang
sama, Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo mengemukakan bahwa pihak swasta lebih tertarik
membangun universitas dan institut, namun jarang yang ingin membangun politeknik.
Alasannya, selain minat calon mahasiswa yang tak banyak, juga secara bisnis politeknik dianggap tak begitu menguntungkan. “Untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil di industri, kami ingin swasta juga bangun politeknik. Jangan 100% pemerintah,” ujarnya.
Diakuinya memang saat ini sudah ada beberapa perusahaan swasta yang berinisiatif untuk membangun politeknik, meskipun tidak banyak. Seperti Politeknik Enjinering Indorama (PEI) di Purwakarta, yang dibangun tahun 2013 oleh Indorama Group.
PEI dibangun di atas lahan 6 hektare, dengan nilai investasi sebesar Rp 23 miliar, yang sebagian besar berasal dari dana CSR perusahaan tersebut. “Lima puluh persen lulusan kami sudah bekerja di berbagai perusahaan, baik lokal maupun asing,” ungkap Resdiansyah, Direktur PEI. n
agar Politeknik Sejajardengan UniversitasUntuk menjawab kebutuhan tenaga kerja yang memiliki kompetensi di ind ustri,
awal tahun 2017 Kemenristekdikti mulai merevitalisasi pendidikan tinggi vokasi
atau politeknik. Diharapakan pula politeknik sejajar dengan institut dan universitas.
ayokuliah.id
D
18 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 19
BIncang-BIncang
Kemenristekdikti telah mencanan-gkanprogram Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi sejak 1 Janauri 2017, ba-gaimana perkembangannya sekarang?
Jadi ini merupakan program prioritas nasional, yang diluncurkan pada akhir tahun 2016 dasarnya adalah inpres untuk melakukan revitalisasi pendidikan vokasi. Karena ini dasarnya inpres maka anggaran akan disediakan mulai tahun anggaran 2017 ini, sampai nanti tahun 2019, jadi ini merupakan program yang berkelanjutan. Jadi rencana kita adalah, jika kita sudah belajar dari 12 politeknik dan kita sudah mempunyai pengalaman bagaimana kita melakukan revitaslisasi, maka akan kita kembangkan ke lembaga yang lainnya.
Sebagaimana kita ketahui, tujuan revitalisasi pendidikan tinggi vokasi adalah supaya semua lulusan politeknik itu mendapat pekerjaan sesuai dengan kompetensinya. Yang kedua supaya industri bisa mendapatkan pasokan tenaga kerja dengan kompetensi sesuai yang diinginkan industri. Ada beberapa tahapan revitalisasi pendidikan tinggi vokasi yang kita lakukan, yang pertama semua politeknik baik negeri maupun swasta harus mempunyai partner industri, jadi tidak boleh lagi ada politeknik yang tidak memiliki partner industri. Karena untuk bisa menciptakan tenaga kerja yang kompeten, yang siap kerja harus punya interaksi yang kuat dengan industri maka kita minta semua politeknik itu mempunyai partner industri.
Revitalisasi pendidikan tinggi vokasi dikaitkan dengan pengembangan 14 kawasan ekonomi khusus Indonesia.
Tugas kementerian merevitalisasi itu adalah membuat 12 + 1 pilot project, disamping itu adalah membangun politeknik – politeknik di 14 kawasan ekonomi khusus. Kemenristekdikti bersamaKementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, danKementerian BUMN membangun politeknik di 14 kawasan khusus. Kita sudah meresmikan pembangunan politeknik di Morowali tentang smelterkarenadisanaberkembangperusahaan smelter. Kita juga sudah menyaksikan MOU antara industri dan Kementerian Perindustrian di Bantaeng dalam rangka mendirikan akademi komunitas.
Revitalisasi pendidikan tinggi vokasi apakah hanya diperuntukkan perguruan tinggi negeri saja?
Prinsipnya adalah semua pendidikan tinggi, baik swasta maupun negeri akan dimasukkan program
revitalisasi ini.Jika di awal ini programkan untuk 12 politeknik, diharapkan lembaga ini memiliki pengalaman bagaimana melakukan revitaslisasi pendidikan vokasi. Setelah itu kita haarapkan ke 12 lembaaga ini mampu menularkan pengalaamannya ke lembaga yang lain. Jadi rencananya tidak hanya PTN (Perguruan Tinggi Negeri), tapi juga PTS (Perguruan Tinggi Swasta). Tapi ini tergantung pada kesediaan anggaran. Kalau pemerintah mengalokasikan anggaran dimana kita bisa menambah jumlah politeknik yang direvitalisasi maka kita akan tambah.
Semua Lulusan Politeknik Mendapatkan Pekerjaan Sesuai Kompetensinya
Kemenristekdikti sebagai kementerian yang ditugasi untuk merevitalisasi pendidikan tinggi vokasi
sudah melakukan langkah nyata. Sejak 1 Januari2017 Kemenristekdikti telah membuat pilot
project dengan merevitalisasi 12 pendidikan tinggi vokasi. Bagaimana perkembangannya saat ini?
Berikut bincang-bincang dengan Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Patdono
Suwignjo yang membidangi dan mengawal proses revitalisasi pendidikan tinggi vokasi ini.
Berikut petikannya.
Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng.
sc. lahir di kediri, 07 oktober 1958.
menyelesaikan studi s1 di institut
teknologi surabaya (its) pada Program
studi teknik mesin tahun 1983; s2 di
university of new south Wales sydney,
australia dalam bidang industrial
engineering (1991); dan s3 bidang
strategic Performance management
di university of strathclyde, glasgow,
inggris (1999). kariernya dimulai
dengan menjadi ketua Program studi
teknik industri its (1993 – 1996),
kemudian berlanjut sebagai koordinator
Program s2 teknik industri its (1999
– 2004), dan sekretaris lPPm its
(2003 – 2007). sejak 2011 menjadi
staf khusus mendikbud, kemudian
sebagai sekretaris Ditjen Dikti (2012 –
2015), dan sejak 25 Juni 2015 menjadi
Direktur Jenderal kelembagaan
ilmu Pengetahuan, teknologi, dan
Pendidikan tinggi.
2 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
Pengembangan Perguruan tinggi 6
12 Pt Kesehatan Pemda Siap gabung Ptn
Membangun StP 36
Perlu Waktu dan Perhatian Serius
Sebanyak 12 perguruan tinggi kesehatan milik pemerintah daerah (Pt Kesda) sudah sepakat dan siap bergabung dengan Perguruan tinggi negeri (Ptn).
Salah satu tugas direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, teknologi, dan Pendidikan tinggi Kemenristekdikti adalah membangun dan mengembangkan science technology park (StP) di daerah-daerah.
3 Salam Redaksi
12 Revitalisasi Pendidikan
tinggi vokasi
35 Pembinaan Perguruan
tinggi
tugas Utama Kopertis
Meningkatkat Mutu PtS
49 Pusat Unggulan Iptek
52 Urun Rembug
Memperbaiki daya Saing
Indonesia
daftaR ISI
Peraturan Perundang-undangan 54
Perguruan tinggi Jangan langgar aturanKemenristekdikti terus melakukan pembinaan dan pendampingan
terhadap perguruan tinggi yang bermasalah. Hal tersebut dilakukan
untuk menjadikan perguruan tinggi itu semakin baik dan dapat
meningkat mutunya.
19 Bincang-bincang
dirjen Kelembagaan
Iptek & dikti
Kemenristekdikti
Patdono Suwignjo
20 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
Ada program yang sudah bisa diikuti oleh PTN dan PTS dalam bagian revitalisasi ini?
Perlu diketahui walaupun yang kita revitalisasi 12 + 1 tapi sebenarnya semua politeknik negeri maupun swasta sudah bisa ikut program revitalisasi, dalam beberapa bentuk, seperti mengirim dosennya untuk dilakukan retraining (pelatihan kembali), yang diakhiri dengan mengambil sertifikat kompetensi international yang diperuntukkan bagi dosen politeknik negeri maupun swasta. Politeknik negeri maupun swasta juga bisa ikut program bantuan biaya pengambilan uji kompetensi untuk mahasiswanya yang tidak mampu, khususnya yang menerima bidikmisi.
Bagaimana hubungan lembaga pendidikan dan industri dalam menentukan kurikulum?
Sekarang kita sudah tunjuk 12 politeknik sebagai pilot project, semua sudah menandatangani Memorandum Of Understanding (MOU) dengan industri sebagai partner industrinya. Kedua kita sudah minta perguruan tinggi terutama yang 12 ini melakukan revisi terhadap kurikulumnya. Salah satu kelemahan mendasar politeknik yang sekarang adalah bahwa kurikulumnya itu tidak didesain sesuai dengan kebutuhan industri tapi hanya dikirakira saja, tetapi sekarang sudah tidak boleh lagi.
Dengan revitalisasi pendidikan vokasi, semua perguruan tinggi harus meriview kurikulumnya sesuai kebutuhan industri yang diwakili oleh partner industrinya, dengan revisi kurikulum maka akan didapatkan job title di industri tersebut apa saja dan berapa level kompetensinya. Berdasarkan informasi job title dari industri, maka perguruan tinggi bersama industri merevisi kurikulumnya. Semua politeknik yang kita jadikan pilot project, itu sudah selesai membuat MOU dengan partner indus tri dan sudah selesai m e r e v i s i kurikulumnya, i tu yang sudah kita lakukan hingga sekarang.
Apa program se-lanjutnya yang-
harus dijalankan lembaga pen-
didikan vokasi ini?
Setelah r e v i s i
kuri kulum selesai, mulai sekarang kami dari Kemenristekdikti sudah meminta politeknik yang telah kita tunjuk itu untuk menyiapkan dosennya 50% dari perguruan tinggi dan 50% dari industri. Tidak boleh lagi sekarang dosen politeknik semua berasal dari perguruan tinggi karena tujuan politeknik itu untuk menciptakan tenaga kerja terampil, maka tenaga terampil itutidak bisa dididik semuanya oleh dosen dari perguruan tinggi. Maka kita punya skema bahwa politeknik 50% dosennya harus dari industri dan 50% dari pergguruan tinggi.
Dosen harus melakukan mentoring dan supervisi terhadap mahasiswa yang melakukan magang di industri partner. Mahassiswa yang magang di industri harus disupervisi oleh pejabat di industri tersebut yang seharihari memang melakukan pekerjaan itu. Mahasiswa politeknik yang magang tidak boleh hanya melihat orang kerja saja, tapi melakukan pekerjaan yang di supervisi oleh ahlinya.
Untuk menghasilkan mahasiswa yang kompeten dan berkuali-tas harus dididik oleh dosen yang berkualitas. Apa langkah kementerian untuk meningkatkan kualitas dosen tersebut?
Kita sudah mulai mendata dosendosen politeknik yang belum memiliki sertiikat kompetensi international. Kitakirim mereka untuk mengikuti pelatihan di luar negeri yang diakhiri dengan mengambil sertiikat kompetensi international. Karena mulai tahun 2019 nanti tidak boleh dosen politeknik yang mengajar tidak memiliki sertiikat kompetensi international. Kemenristekdikti sudah menyiap kan anggaran untuk melakukan retraining (pelatihan kembali) 400 dosen di politeknik.
Guru dan dosen sesuai Undang – Undang No. 12 tahun 2012 mengenai Pendidikan Tinggi itu disyaratkan bahwa dosen yang boleh mengajar di perguruan tinggi itu minimum pendidikannya adalah S2. Problem yang terjadi adalah tidak semua orang industri yang mempunyai kompetensi yang tinggi itu mempunyai ijazah S2. Dia memiliki keterampilan yang sangat tinggi dari sisi keterampilan dan layak ngajar di politeknik, tetapi dari segi ijazah dia belum bisa memenuhi. Maka yang dilakukan kementerian adalah kita membuat program penyetaraan melalui proses yang kita sebut RPL atau Rekognisi Pembelajaran Lampau. Nanti semua dosen dari industri, yang memiliki kompetensi yang tinggi dan belum S2 maka kita akan lakukan RPL untuk disetarakan dengan S2. Di KKNI (Kerangka Kualiikasi Nasional Indonesia) mereka kita setarakan dengan magister atau level 8. Dengan demikian mereka sudah berhak untuk mengajar di politeknik.
Untuk mempermudah lulusan politeknik mendapat peker-jaan, Kemenristekdikti membuat program pemberian sertiikat. Bagaimana teknisnya?
Supaya semua lulusan politeknik mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya, maka skenario yang akan dijalankan adalah semua lulusan politeknik nanti disamping mereka memiliki diploma atau ijazah, mereka juga harus memegang sertifikat kompetensi. Sertifikat kompetensi ini didapatkan melalui uji kompetensi, uji kompetensi ini yang melakukan adalah
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 21
(Lembaga Sertifikasi Profesi). Jika mahasiswa mengikuti ujian sertifikasi profesi, ada yang biayanya mahal, ada yang biayanya tidak begitu mahal dan ada yang biayanya murah, mahasiswa – mahasiwa politeknik yang sudah mau lulus dan mengambil sertifikat kompetensi itu memerlukan biaya, maka dari itu untuk penghematan dengan biaya yang lebih murah apabila yang melakukan uji kompetensi itu juga politeknik tersebut, supaya politeknik bisa melakukan uji kompetensi terhadap mahasiswanya maka politeknik tersebutharus mentransformasikan diri sebagai LSP atau sebagai tempat uji kompetensi. Biasanya menjadi tempat uji kompetensi dulu baru menjadi lembaga sertifikasi profesi. Jika politekniknya sudah menjelma sebagai LSP, mahasiswanya tidak perlu uji kompetensi di LSP yang lain, cukup di LSP politeknik tersebut. Contohnya adalah Politeknik Maritim Negeri Semarang yang memiliki LSP yang tidak hanya diakui oleh dalam negeri saja, tapi juga sudah diakui dikalangan international.
Bagaimana dengan pandangan masyaraakat saat ini bahwa politeknik dianggap sebagai pendidikan tinggi kelas dua.
Ini sebetulnya sesuatu yang salah dan perlu diluruskan. Bahwa konsep pendidikan tinggi kita se suai Undang – Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi itu dikatakan bahwa kita memiliki pendidikan akademik yang tujuannya adalah pengembangan ilmu contohnya itu UI, ITB, IPB, UGM, itu adalah contoh dari pendidikan tinggi akademik tujuannya pengembangan ilmu. Tetapi kita juga memiliki perguruan tinggi jenis yang lain yaitu pendidikan tinggi vokasi yang tujuannya itu mengambangkan keterampilan. Industri itu tidak butuh ijazah, industri butuhnya keterampilan, untuk itu industri lebih membutuhkan lulusan politeknik yang memiliki keterampilan yang siap kerja, dari pada lulusan perguruan tinggi yang tidak mempunyai keterampilan. Tetapi sayangnya di masyarakat dan di industri pemahaman seperti ini belum terjadi secara luas, banyak industri yang memberikan penghargaan lulusan politeknik lebih rendah
dibandingkan lulusan universitas, ini sesuatu yang salah, karena lulusan politeknik sudah siap kerja. Politeknik 70% praktik dan 30% teori apalagi setelah revitalisasi, lulusan politeknik harus memiliki paling tidak satu sertiikat kompetensi, sedangkan lulusan universitas tidak memiliki sertiikat kompetensi.
Himbauan untuk lulusan SMA?Saya himbau para lulusan SMA (Sekolah Menengah
Atas) dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sekarang itu politeknik seharusnya menjadi tujuan pendidikan lanjut yang lebih menarik daripada universitas atau institute. Karena industri sudah mengetahui dan merasakan bahwa mereka itu lebih membutuhkan kompetensi dari pada ijazah. Saya juga berharap di industri, tolong pemahaman terhadap lulusan politeknik lebih rendah dibandingkan lulusan universitas itu bisa dirubah. Kementerian juga terus mendorong masyarakat supaya tidak menjadikan pendidikan politeknik dan pendidikan vokasi ini sebagai pendidikan tinggi kelas dua, karena pendidikan politeknik sama saja dengan universitas, jika universitas orientasinya pengembangan ilmu, politeknik orientasinya pengembangan keterampilan. Industri lebih membutuhkan keterampilan dari pada ijazah.
Program prioritas 2017Yang pasti kita akan melanjutkan program revitalisasi
yang sudah digulirkan 2016. Kali ini bahkan kita akan lebih mempercepat karena kebutuhan industri sangat mendesak dalam angka meningkatkan daya saing bangsa. Bahkan kita juga terus mendorong beberapa industri membuat pendidikan komunitas yang dipastikan lulusannya akan diserrap oleh industri itu sendiri. Kami akan mempermudah proses perijinannya. Semakin banyak politeknik akan semakin bagus untuk membuat Indonesia semakin maju industrinya. (tim liputan Simbaga : irly, muji, bagus)
22 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
emikian disampaikan Dirjen Kelem bagaan Iptek dan Dikti Ke menristekdikti Patdono Suwignjo saat memberikan orasi ilmiah pada Wisuda
VI Politeknik Negeri Banyuwangi, di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu 18 Februari 2017.
Patdono mengungkapkan, saat ini jumlah perguruan tinggi di Indonesia 4.529. Dari jumlah tersebut, hanya 262 atau 5% politeknik. Dari total 5,4 juta mahasiswa di Indonesia, mahasiswa politekniknya hanya 446 ribu.
“Dilihat dari data tersebut, kenapa industri di indonesia tidak maju? Salah satunya karena tenaga kerja terampilnya tidak ada. Mengapa tidak ada? Karena jumlah mahasiswa politekniknya sedikit, hanya 13%,” ujarnya.
Jumlah ini jauh dibandingkan dengan negara yang industri dan perekonominya sudah maju. Jumlah mahasiswa politeknik di negara maju minimum sama dengan jumlah mahasiswa nonpoliteknik. “Mahasiswa politeknik terbanyak adalah Austria, yaitu 78% mahasiswanya di politeknik, dan di Belanda 70% mahasiswanya dari politeknik,” kata Patdono.
Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, menurt Patdono, sejak tiga bulan yang lalu pemerintah mencanangkan perubahan besarbesaran terhadap pendidikan tinggi dengan melakukan revitalisasi pendidikan vokasi.
Politeknik Negeri Banyuwangi mewisuda 275 mahasiswa dari Program Studi Teknik Informatika, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Jaringan, dan Teknik Pengelasan. Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti juga menandatangani prasasti Gedung 454 Poliwangi dan Hotel Poliwangi Jinggo.
“Upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian dan daya saing bangsa gencar dilakukan. Apalagi saat ini Indonesia masuk era Masyarakat Ekonomi ASEAN, sehingga tidak hanya produk dalam negeri yang harus bersaing dengan negara lain, namun juga tenaga kerjanya,” tandas Dirjen. n
Jumlah Politeknik Kurang dari 50%, Industri tidak MajuSebuah negara yang perguruan
tinggi politekniknya tidak mencapai
50% dan mahasiswa politekniknya
tidak mencapai 50% dapat
dipastikan industri di negara
tersebut tidak maju.
D
Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo memberikan ucapan selamat kepada wisudawan Politeknik Negeri Banyuwangi Jawa Timur.
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 23
adahal dunia pekerjaan/industrisaat ini sudah tidak melihat ijazah kelulusan atau gelar ini, tetapi yang dilihat adalah keahlian atau keterampilannya, yang
dibuktikan dengan sertiikat kompetensi. Untuk mengatasi persoalan gelar ini, tahun lalu
Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti telah memberikan solusi dengan menyetarakan diploma IV politeknik dengan sarjana (S1).
Demikian pula, istilah “diploma IV”juga telah diganti dengan istilah“S1 Terapan”. Upaya lain, adalahsetiap lulusan Diploma III politeknik kini juga sudah dapat melanjutkan studinya hingga sampai S3 terapan.Sehingga tidak perlu khwatir tidak mendapat gelar.
Program pengembangan/revitalisasipendidikan tinggi vokasi atau politeknik yang mulai dilakukan Kemenristekdikti mulai tahun 2017 ini selain untuk meningkatkan kualitas politeknik dan lilusannya juga dimaksudkan untuk mehilangkan rasa keraguan masyarakat atau orang tua tersebut.
Revitalisasipoliteknik itu antara lain dilakukan untuk pembaharuan kurikulum, pemenuhan dosen dari industri, penerapan dual system dengan membangun teaching factory,dengan tujuan akhir agar semua lulusan politeknik memiliki sertiikat kompetensi sehingga pihak industri akan mendapatkan pasokan tenaga kerja yang kompeten dan semua lulusan politeknik mendapatkan pekerjaan di industri sesuai kompetensinya.
Dengan adanya penyetaraan gelar di politeknik dan universitas serta pengembangan politeknik menjadi institusi pendidikan tinggi yang lebih canggih, Kemenristekdikti berharap masyarakat atau orang tua tidak ragu memilih pendidikan tinggi vokasi atau politeknik sebagai tempat kuliah bagi anaknya.
Saat ini ada sekitar 200an pendidikan tinggi vokasi atau politeknik negeri maupun swasta yang menunggu anda. Daftar sekarang juga, ayo kuliah ke politeknik! n
Daftar Sekarang Juga, Ayo Kuliah ke Politeknik!Salah satu alasan pendidikan diploma IV politeknik kurang diminati oleh
masyarakat adalah persoalan gelar. Masih banyak pemahaman orang tua yang
ingin anaknya menjadi sarjana, mendapatkan gelar, sehinggamenganjurkan
anaknya memilih universitas.
P
24 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
Berikut penjelasan Direktur Polman kepada tim liputan SIMBAGA di selasela perayaan dies natalis ke40 Polman, di Bandung, tanggal 24 Maret 2017.
Apa pendapat Bapak mengenai program revitalisasi pendidikan tinggi vokasi?
Tentunya dengan adanya program ini di Kemenristekdikti, politeknik menyambut baik karena melalui program ini politeknik bisa lebih jauh mendekatkan diri dengan industri.
Seperti kita ketahui, Polman saat ini sudah berjalan selama 40 tahun, dan memang sejak diberdirikan sudah banyak berkolaborasi dengan industri.Kita juga sudah banyak mengembangkan program pendidikan, salah satunya adalah yang saat ini dikenal adalah teaching factory. Waktu itu kita namakan adalah production based education, yaitu membawa pekerjaan indutri untuk dikerjakan oleh mahasiswa, sehingga mahasiswa kami mempunyai pengalaman bidang keindustrian, sejak di bangku kuliah.
Kemudian kita pun mengembangkan programprogram kolaborasi 321 sejak tahun 1990.Tiga semester di kampus sebagai pendidikan dasar, kemudian dua semester berikutnya mengirim mahasiswa ke industri selama 10 bulan, dan setelah itu mereka melanjutkan di kampus untuk menyelesaikan studinya melakukan tugas akhir mendapatkan diploma III.
Ada berapa jurusan disini?Jurusan di tempat kami sampai saat ini adalah
ada 4 jurusan.Jurusan pertama adalah teknik manufaktur, teknik perancangan manufaktur, teknik pengecoran logam, dan yang keempat adalah otomasi dan mekatronika.
Bisa dijelaskan mengenai kerja sama dengan in-dustri?
Karena kami adalah politeknik manufaktur, maka bidangbidang industrinya adalah di bidang manufaktur dan industri manufaktur sudah tersebar banyak, di Jabodetabek, juga di pulau batam. Bekerja sama utamanya dibidang manufaktur otomotif karena yang sangat berkembang dalam 20 tahun terakhir adalah di bidang industri otomotif, dan ada sebagian mahasiswa kami kami kirim ke bidang energi dan yang lain – lain, tetap harus menjaga di ranah manufaktur.
Industri Langsung Merekrut Lulusan KamiDirektur Politeknik Manufaktur Negeri
(Polman) Bandung Dede Buchori
Muslim mengemukakan bahwa
lulusan institusi yang dipimpinnya
paling lama 3 bulan langsung terserap
oleh dunia industri, kecuali mereka
yang menjadi wirausaha.
Dede Buchori Muslim
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 25
Untuk lulusan Polman, bagaimana, apakah lang-sung bekerja di dunia industri?
Sampai saat ini, alhamdulilah, kalau ukuran 3 bulan itu sudah lewat.Jadi satu bulan lulusan kami itu sudah terserap, kecuali yang memang mereka membuka wirausaha.Jadi selain menjadi wirausaha mereka langsung bisa terserap industri.
Ini bisa kami lakukan, karena sebulan sebelum wisuda itu kami mengundang industri, yang kami namakan “Pekan Presentasi Industri.”Artinya, industri kami persilahkan datang ke kampus kami itu untuk mempresentasikan industrinya lalu mereka langsung merekrut. Itu biasanya diselenggrakan selama satu minggu, namun akhirakhir ini bahkan bisa sampai 2 – 3 minggu, karena banyaknya peminat.
Bagaimana dengan tenaga pengajar atau dosen yang 50 persen dari dunia industri, apakah sudah diterapkan?
Secara de jure belum, karena harus ada pengakuan dulu, tetapi secara de facto sudah, karena pada saat kami kirim mahasiswa dalam 2 semester atau 10 bulan industri itu kami juga menunjuk dan mengharuskan staf atau pemimpin di industri menjadi dosen. Jadi pembimbing disana kita akui sebagai dosen, meskipun secara pengakuannya belum.
Pendanaan program revitalisasi dari Kemen ris-tekdikti bagaimana?
Dalam menerapkan teaching factory, yang dulu kita namakan production based education, program ini sangat banyak membantu, karena biayanya yang sangat besar. Dengan program ini, kita bisa membiayai untuk praktek mahasiswa di kampus.
Nah, itu kalau diuangkan modal bahan baku yang dikerjakan mahasiswa itu sesungguhnya sangat besar, tetapi karena kita lakukan kerja sama sehingga mahasiswa itu diberi pekerjaan langsung dari industri dan industri membayar untuk pekerjaan itu dan langsung dikerjakan oleh mahasiswa dan dari situlah kita mendapatkan winwin solution.
Industri kita bantu dengan pekerjaan yang dikerjakan oleh mahasiswa yang tentunya disiapkan oleh dosen dan instrukturnya, tetapi mahasiswa mendapatkan manfaat pekerjaannya itu real pekerjaan dari industri.
Sesungguhnya biaya pendidikan kami disini sangat tinggi, tetapi dengan situasi seperti itu akhirnya kita bisa saling memanfaatkan dengan industri. Pembiayaan dari pusat saya rasa itu standar SBU, dan juga kita mengenal BKT, biasanya merunut ke sana tetapi sejauh ini kami memang merasa dicukupilah oleh pemerintah.
Bisa disebut angkanya?Kalau untuk revitalisasi memang itu kan sudah
ditetapkan, jadi kami tahun pertama itu dapat Rp. 10 Milyar. Kalau tidak salah, ratarata sekitar itu untuk seluruh politeknik, kecuali yang di khususkan seperti di Ambon itu agak berbeda. Pendanaan tahun ini bisa merencanakan untuk pengadaan, terutama peningkatan kualitas peralatan sehingga mahasiswa kami bisa melakukan praktek jauh lebih baik lagi
Agar masyarakat bukan hanya memilih universitas tetapi mau kuliah di politeknik, bagaimana ajakan bapak?
Ini memang masih menjadi dikotomi dimasyarakat, bahwasanya pendidikan politeknik masih belum bisa dipercaya oleh masyarakat sebagai pendidikan yang utama selain universitas. Tetapi dengan berjalannya waktu, dari tahun ke tahun, sekarang ini banyak masyarakat yang memulai tertarik, bahkan memahami apa peran kami di politeknik dan banyak yang sudah melihat bahwasanya kualitas lulusan dipoliteknik, terutama dari industri ini sudah jauh lebih baik, atau sudah tidak hanya bersaing tetapi juga bisa dipercaya dibandingkan dengan lulusan dari universitas.
Polman baru saja menyelenggarakan dies natalies yang ke-40, harapan untuk Polman bagaimana?
Dalam dies natalis yang ke40 ini, dalam pidato saya tadi, sebetulnya saya lebih banyak mengambil tulisan dari founding father Polman yaitu Ir. Hadi Waratama, dimana beliau sangat berharap kita tetap menjaga kualitas dari pendidikan vokasi. Beliau mungkin juga cukup khawatir ketika politeknik ini agak sedikit terombangambing terarah ke universitas, barang kali seperti itu.Jadi harapannya kembali memberikan sentuhan ke program praktek yang mumpuni.
Ada yang mau ditambahkan terkait dengan revi-talisasi pendidikan tinggi vokasi ini?
Ya, didalam revitalisasi pendidikan tinggi vokasi, sesungguhnya mungkin kita harus melengkapi diri dengan tuntutan kondisi sekarang, yaitu adanya sertifikasi, baik itu mahasiswa, dosen dan juga terbentuknya LSP (Lembaga Sertiikasi Profesi), dan sekarang kita sudah membangun tempat uji kompetensi. Nah, mudahmudahan dengan adanya bantuan dana untuk revitalisasi ini kita bisa melengkapi diri, sehingga lulusan kami itu lebih diterima industri karena kualitas yang menjadi lebih baik
Tentunya dengan kami merayakan dies natalis, juga tahun lalu kita sudah menyelenggarakan seminar mengenai 40 tahun pendidikan politeknik di indonesia, kita terinspirasi sangat banyak mengenai bagaimana membangun pendidikan tinggi vokasi dalam kaitan ini politeknik untuk seluruh indonesia. Jadi mudahmudahan apa yang telah kami bangun ini bisa diseminasi ke seluruh politeknik di Indonesia. n
Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 27
orkshop membahas halhal yang berkaitan dengan pendidikan tinggi vokasi, antara lain melalui pengembangan kurikulum, pengembangan
program, desain pendidikan, dan penerapan teknologi inovatif.
OPNZ bekerja sama dengan G2G KnowHow mengadakan workshop ODFL ini. G2G KnowHow merupakan lembaga yang lahir dari joint venture antara Kementerian Luar Negeri (Ministry of Foreign Affairs) dan Agensi Pemerintah untuk Pengembangan Bisnis Internasional di Selandia Baru.
Delegasi pendidikan tinggi Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo juga menjajaki kerja sama pendidikan tinggi di bidang
vokasi dan pembelajaran jarak jauh (distance learning) dengan OPNZ.
Delegasi juga menghadiri serangakaian kegiatan yang mendiskusikan elearning, engineering, education design and holticulture, dan melakukan pertemuan dengan NZTE (New Zealand Trade Entreprise) dan NZQA (New Zealand Qualiiqations Authority), serta mengunjungi The Taratahi Agricultural Training Centre, di Masterton.
Delagasi berada di Selandia Baru selama empat hari (2225 Februari 2017), beranggotakan Aris Junaedi (Direktur Penjaminan Mutu, Ditjen Belmawa), Tian Belawati (Rektor Universita Terbuka), Aminuddin Zuhari (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UT), dan Heru Setyawan (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, ITS). n
Kerja Sama Pendidikan tinggi vokasi dengan Selandia BaruFebruari 2017 Pemerintah Selandia Baru, melalui Open Polytechnic
of New Zealand (OPNZ), mengundang delegasi pendidikan tinggi
Indonesia untuk mengahdiri workshop Open, Distance, Flexible
Learning (ODFL).
W
28 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
PeMBInaan PeRgURUan tInggI
Tekad Kuat Untuk Menjadi Unggul
ertama, mendorong kemampuan setiap institusi perguruan tinggi (PT) meraih akreditasi A (Unggul). Dengan akreditasi unggul, perguruan tinggi dinilai telah
memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
Hingga akhir tahun 2016, total jumlah PT di seluruh Indonesia ada sebanyak 4.532 PT, dengan komposisi: di Kemenristekdikti 3249 PT, Kemenag 1060 PT dan sisanya PT kedinasan (selain Kemenristekdikti dan Kemenag), dengan jumlah 214 PT.
PT yang sudah terakreditasi BAN PT ada sebanyak 1120. Adapun PT yang berakreditasi unggul baru mencapai 49, sisanya berakreditasi B dan C (lihat tabel). Sehingga, masih ada
sejumlah 3.403 PT di Indonesia yang belum memperoleh akreditasi, dan hal ini menjadi perhatian serius Kemenristekdikti.
Untuk meraih tingkat akreditasi unggul, perguruan tinggi dituntut untuk aktif membangun sistem penjaminan mutunya. Untuk membuktikan bahwa sistem penjaminan mutu internal telah dilaksanakan dengan benar, maka PT akan diakreditasi oleh lembaga penjaminan mutu eksternal seperti BAN PT.
Bagaimana meningkatkan jumlah PT berakreditasi unggul, maka pertamatama harus ada keinginan yang kuat dari PT bersangkutan agar bisa menjadi PT yang unggul. Disamping itu, tentu dukungan dari Kemenristekdikti terutama melalui kebijakan pembinaan, khususnya terhadap PT yang sudah berakreditasi B.
Selain itu, dengan sistem penjaminan mutu
Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti
mempunyai dua cara untuk memajukan mutu pendidikan
tinggi di Indonesia.
P
TABEL AKREDITASI PERGURUAN TINGGI 2012-2016
Untuk meraih tingkat
akreditasi unggul,
perguruan tinggi dituntut
untuk aktif membangun
sistem penjaminan
mutunya.
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 29
yang baik dan benar, tentu PT akan mampu meningkatkan mutu meraih akreditasi unggul, menegakkan otonomi, dan mengembangkan diri sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi yang berkualitas.
Upaya Kemenristekdikti untuk mendorong PT meraih akreditasi unggul terus dilakukan.Pada tahun 2016, misalnya sejumlah 51 PT yang berakreditasi B terpilih untuk memperoleh bimbingan. Pemilihan ke51 PT ini didasarkan pada hasil penilaian akreditasi BAN PT pada periode akreditasi sebelumnya, yang berada pada range nilai 310359.
Dari bimbingan teknis tersebut, kemudian sebanyak 44 PT dinyatakan lolos seleksi. Selanjutnya mereka diberikan pembimbingan khusus oleh assessor. Setelah itu, ada 26 PT yang dinilai siap meraih akreditasi A. Ke26 PT ini kemudian diusulkan untuk dilakukan reakreditasi oleh BAN PT, dan hasilnya 18 PT berhasil memperoleh akreditasi A.
Pencapaian tersebut tentu masih kurang memuaskan. Oleh karena itu, beberapa langkah kebijakan kedepan akan ditempuh adalah Kemenristekdikti akan terus melakukan sosialisasi, membangun tata nilai baru berupa pengakuan pentingnya akreditasi institusi dengan nilai A bagi PT.
Kemenristekdikti terus meningkatkan dan melakukan pendampingan agar PT dapat memahami dan menyikapi dengan benar ketentuan akreditasi maupun penulisan borang, dalam rangka pengajuan akreditasi PT ke BAN PT.
Cara kedua untuk memajukan mutu pendidikan tinggi adalah mendorong PT unggulan Indonesia ke dalam ajang pemeringkatan PT dunia, yaitu bagaimana PT di Indonesia dapat masuk ke dalam ranking 500 dunia.
Agar dapat masuk peringkat dunia, tentu PT harus dapat memenuhi indikator yang ditetapkan oleh lembaga pemeringkat. Salah satu indikator dari Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings yang harus dipenuhi seperti aspek academic reputation, employer reputation, faculty/student ratio, citations per paper dan internationalization.
Persaingan untuk menjadi yang terbaik akan mendorong PT terpacu dalam mengembangkan institusinya. Sehingga apapun kriteria lembaga pemeringkat internasional akan diadopsi oleh PT, sebagai panduan kinerja internal PT bersangkutan.
Agar PT unggulan Indonesia yang digadanggadang dapat memenuhi persyaratan lembaga pemeringkat, Kemenristekdikti secara khusus membentuk program yang mendorong peningkatan reputasi akademik PT menuju World Class University (WCU).
Sampai tahun 2024 Kemenristekdikti telah merencanakan 11 (sebelas) PT di Indonesia dapat masuk WCU. Adapun target messo sampai tahun 2019, direncanakan 5 (lima) PT masuk peringkat. Kelima PT itu adalah Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga dan Institut Pertanian Bogor.
Bagaimana kelima PT tersebut dapat masuk peringkat dunia bukanlah target yang mudah untuk dicapai. Perlu disusun rencana pendampingan yang sistematis dan diimplementasikan secara konsisten pada kelima PT unggulan Indonesia tersebut.
Demikian juga dari segi pendanaan program WCU, PT masih sangat bergantung dari Kemenristekdikti. Selain itu, jumlah publikasi terindeks di PT masih sangat rendah, begitu juga jejaring dengan pengguna global belum terbangun dengan baik.
Meraih akreditasi unggul, menegakkan otonomi, dan mengembangkan diri sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi yang berkualitas.
Upaya Kemenristekdikti untuk mendorong PT meraih akreditasi unggul terus dilakukan. Pada tahun 2016, misalnya sejumlah 51 PT yang berakreditasi B. n
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 3
SALAM REDAKSI
Pembaca SIMBAGA yang budiman,
Majalah SIMBAGA edisi JanuariMaret 2017 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti ini merupakan media informasi bagi stakeholder perguruan tinggi dan lembaga riset di Indonesia.
Pada edisi perdana ini, kami mencoba menyuguhkan berbagai informasi terkait dengan perkembangan dan kondidi perguruan tinggi dan lembaga riset di Indonesia, terutama upaya peningkatan kualitas kelembagaannya.
Ada 4 (empat) program pokok terkait hal itu, yaitu informasi mengenai perkembangan perguruan tinggi, pembinaan perguruan tinggi, perkembangan science techno park (STP), perkembangan pusat unggulan iptek (PUI).
Informasi sekitar program revitalisasi pendidikan tinggi vokasi atau politeknik Kemenristekdikti kami tetapkan sebagai fokus utama majalah kali ini. Program yang sudah di mulai di awal tahun 2017 merupakan upaya pengembangan perguruan tinggi, khususnya vokasi agar link and match dengan industri.
Program tersebut dirancang agar semua lulusan pendidikan tinggi vokasi atau politeknik memiliki sertifikat kompetensi sehingga pihak industri mendapat pasokan tenaga kerja yang kompeten dan semua lulusan politeknik mendapatkan pekerjaan sesuai kompetensinya.
Informasi mengenai pembinaan perguruan tinggi edisi perdana yaitu upaya perguruan tinggi masuk World Class University WCU dan berakreditasi A (Unggul). Bagaimana upaya Kemenristekdikti agar sampai tahun 2019, ada 5 (lima) perguruan tinggi top Indonesia bisa masuk peringkat 500 dunia.
Upaya ini terkait juga dengan akreditasi istitusi dari BANPT. Sampai akhir 2016, perguruan tinggi yang sudah terakreditasi BAN PT adalah sebanyak 1120. Adapun PT yang berakreditasi A (unggul) baru mencapai 49, sisanya berakreditasi B dan C. Sehingga, masih ada sejumlah 3.403 PT di Indonesia yang belum memperoleh akreditasi, dan hal ini menjadi perhatian serius Kemenristekdikti.
Kami sajikan juga informasi terkait upaya pemerintah dalam membangun STP yang merupakan amanah dari Nawacita ke6 dan RPJMN 20152019. Dimana sampai tahun 2016, pemerintah telah merealisasikan sebesar 12 STP dari target 58 STP yang mature pada tahun 2019.
Sementara itu dalam kurun waktu 20112016 telah ditetapkan 27 lembaga litbang sebagai PUI. Ke27 PUI tersebut berasal dari kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK), perguruan tinggi, dan badan usaha. Masingmasing memiliki tema unggulan yang spesiik dengan standar hasil yang sangat tinggi. Sedangkan jumlah lembaga litbang yang telah dibina terus meningkat. Hingga awal tahun 2017 sudah mencapai 72 lembaga litbang, yang terdiri 23 LPNK, 19 kementerian, 1 badan usaha dan 24 dari perguruan tinggi. Jumlahnya tersebar di 18 provinsi di Indonesia.
Banyak informasi lainnya seputar perkembangan dan kondidi perguruan tinggi dan lembaga riset di Indonesia. Mudahmudahan edisi perdana ini dapat memuaskan pembaca SIMBAGA. Tak ada gading yang retak, demikian juga edisi perdana, oleh karena kritik dan saran kami harapkan dari pembacara guna perbaikan edisi majalah SIMBAGA berikutnya.
Salam hormat kami.
PENERBITDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
ISSN................
PEMBINAPatdono Suwignjo
PENANGGUNGJAWAB Agus Indardjo
PEMIMPIN REDAKSISakti Nasution
SEKRETARIS REDAKSISri Partini
REDAKTURSucipto Hadi Purnomo
Munawir S Razak
PELIPUTANNur Firlyta
Vivi Amelia NasutionLeyla NadiaUmi Salama
KREATIFRoni Rudiyanto
Bani HudayaBagus AryonoAmi Nita Sari
Moh. Romdlan
SIRKULASIAbdillah
Harun JoharEko Sulistyo
ALAMAT REDAKSIDirektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan TinggiGedung D Lantai 6,
Jalan Jenderal Sudirman Pintu Satu,Senayan, Jakarta Pusat 10270
Email : [email protected]: htp://kelembagaan.ristekdikti.go.id
Redaksi menerima artikel urun rembug/opini dengan tema yang selaras dengan tugas dan fungsi
Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti. Tulisan dikirim ke email [email protected]
dengan jumlah 3.000 5.000 karakter (with space) yang disertai foto, identitas diri dan nomor telepon.
M E D I A K E L E M B A G A A N I P T E K D A N D I K T I
30 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
emikian dikemukakan Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Totok Prasetyo dalam FGD Harmonisasi Bimbingan Teknis Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi di Ruang Rapat I Hotel Baloi Batam, Sabtu, 11 Maret 2017.
“Perguruan tinggi memiliki sistem yang terintegrasi dengan baik, di semua lini, baik itu di
sistem akademik, keuangan dan lainnya. Jika semua itu terpenuhi maka akreditasi A pasti bisa didapatkan,” katanya.
Lebih lanjut Totok menekankan, perguruan tinggi yang telah mendapatkan akreditasi A tapi tidak mempertahankan mutunya dan sudah tidak layak maka akreditasi A tersebut bisa dicabut.
“Tidak harus lima tahun tapi bisa kapan saja, hal tersebut juga akan kita umumkan agar masyarakat dapat mengawasi secara langsung perguruan tinggi tersebut,” katanya
Sementara itu Direktur Penjaminan Mutu Aris Junaidi mengatakan, bimbingan teknis SPMI ini dilakukan untuk membangun budaya mutu perguruan tinggi yang unggul.
“Betapa pentingnya membangun budaya mutu perguruan tinggi. Tanpa budaya mutu jangan mengharapkan lulusan kita akan berdaya saing,” ujar Aris. n
Akreditasi A Tuntut Komitmen PT
Jika ingin mendapatkan akreditasi
A, maka sebuah perguruan tinggi
harus memiliki komitmen untuk
mendapatkan akreditasi unggul
tersebut.
D
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 31
ari tahun 2013 hingga tahun 2016, terjadi peningkatan besar jumlah perguruan tinggi yang meraih akreditasi A (unggul). Kalau pada tahun 2013 baru ada 10 perguruan tinggi, pada
tahun 2014 yang dinyatakan unggul bertambah 11, tahun 2015 bertambah lagi 5 dan di tahun 2016 ditetapkan 23 perguruan tinggi berakreditasi unggul, sehingga totalnya menjadi 49.
Keberhasilan perguruan tinggi meraih akreditasi unggul ini karena ada keinginan kuat dari perguruan tinggi bersangkutan, di samping dukungan kebijakan pembinaan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Berikut daftar perguruan tinggi yang berakreditasi A (unggul):
Perguruan tinggi Unggul di Indonesia
2013 1 Universitas Indonesia
2 Institut Teknologi Bandung
3 Institut Pertanian Bogor
4 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
5 Universitas Islam Indonesia
6 Universitas Gadjah Mada
7 Universitas Muhammadiyah Malang
8 Universitas Hasanuddin
9 Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
10 Universitas Diponegoro
2014 11 Universitas Gunadarma
12 Universitas Padjadjaran
13 Universitas Sebelas Maret
14 Institut Teknologi Sepuluh Nopember
15 Universitas Kristen Petra
16 Universitas Airlangga
17 Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang
18 Universitas Andalas
19 Universitas Negeri Malang
20 Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta
21 Universitas Brawijaya
2015 22 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
23 Universitas Negeri Jakarta
24 Universitas Jember
25 Universitas Syiah Kuala
26 Universitas Surabaya
2016 27 Akademi Kepolisian Republik
Indonesia
28 Universitas Sriwijaya
29 Politeknik Negeri Bandung
30 Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya
31 STIE Perbanas Surabaya
32 Universitas Bina Nusantara
33 Universitas Negeri Medan
34 Universitas Lampung
Tahun No Nama Perguruan Tinggi Tahun No Nama Perguruan Tinggi
D
enteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M o h a m a d N a s i r me negaskan status per
guruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH) akan dievaluasi secara berkala.
“Perguruan tinggi yang sudah ditetapkan menjadi PTNBH harus meningkat kualitas mutu dan layanannya,” katanya akhir Januari 2017 usai peluncuran Universitas Diponegoro sebagai PTNBH di Semarang.
Ia menyebutkan sekarang ini sudah ada 11 PTNBH, yakni Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Kemudian, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Universitas Air langga (Unair ) Surabaya, Universitas Sumatera Utara (USU), disusul empat perguruan tinggi negeri yang lainnya.
“Salah satu indikator yang akan dievaluasi sebagai PTNBH, kata mantan Rektor Undip terpilih itu, masuk di dalam ranking perguruan tinggi dunia, setidaknya dalam ranking 500 besar.
“Peraturannya, kalau (PTNBH)
tidak masuk dalam 500 besar perguruan tinggi dunia, ke depannya dievaluasi. Makanya, evaluasi setelah lima tahun nanti menjadi sangat penting,” katanya.
Bahkan, kata Nasir, PTNBH yang tidak masuk ke dalam ranking 500 besar perguruan tinggi dunia akan dipertimbangkan statusnya untuk turun grade atau tetap dipertahankan sebagai PTNBH.
Pada 2016, ia menyebutkan telah menargetkan setidaknya ada sebanyak tiga PTN di Indonesia yang bisa menduduki peringkat 500 besar per guruan tinggi dunia, yakni UI, ITB, dan UGM.
“Kami dorong jadi universitas kelas dunia. Ternyata, UI dari semula peringkat 345 menjadi 325, ITB dari 445 meningkat jadi 401, sementara UGM dari peringkat 551 naik menjadi 501,” katanya.
Tentunya, kata dia, semuanya tercapai dengan kerja keras, termasuk UGM yang nyaris men capai 500 besar, dan diharapkan PTNBH lainnya bisa melompat, termasuk Undip yang masih di peringkat 500700.
“Kalau reputasinya tidak baik, ya, tidak layak menjadi PTNBH. Makanya, nanti kami akan evaluasi dari ranking. Apakah 500 atau 700 besar nanti kami evaluasi,” pungkasnya. n
32 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
FoTo: UNAIR NEWS
Ptn Berbadan Hukum akan dipertimbangkan Statusnya
M
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 33
GM berusaha agar bisa masuk jajaran kampus dunia. Namun, di sisi lain kampus yang dipimpin oleh Dwikorita Karnawati tersebut pun tetap ingin menjadi universitas kerakyatan.
“Kami akan cari balancenya. Jadi tidak matimatian hanya mengejar ranking dunia, tapi tetap menekankan pada universitas kerakyatan yang berbasis pada sosio-entrepreneur,” ungkapnya di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, beberapa waktu lalu ketika diwawancara awak media.
Sejak 2010, UGM memutuskan untuk tidak lagi mengirim datadata kampus sebagai penilaian terhadap ranking dunia. Sebab, fokus UGM menjadi universitas kerakyatan, yakni kegiatan penelitian yang dilakukan diharapkan bisa langsung diterapkan di lapangan.
“Itu kan memang sesuai dengan Tridarma. Karena untuk menjadi universitas kerakyatan itu tidak perlu menulismenulis publikasi, tapi apa yang dihasilkan bisa langsung diterapkan,” jelas Dwikorita.
Posisi terakhir UGM berada di peringkat 500an dunia. Pada tahun 2015, UGM ada pada range 551, dan pada tahun 2016 mengalami pening katan menjadi 501. “Tahun ini akan kami masukkan data lagi,” katanya. n
Kejar Peringkat, namun tetap terapkan Spirit KerakyatanMengejar predikat sebagai kampus peringkat dunia tidak berarti
harus melupakan spirit yang telah ditetapkan dalam sebuah
perguruan tinggi. Hal itulah yang coba diterapkan oleh Universitas
Gadjah Mada (UGM).
USU
AR
A P
EM
BA
RU
AN
34 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
r o g r a m P e m b i n a a n Perguruan Tinggi Swasta (PPPTS) Tahun 2017, atau yang dikenal dengan pro
gram hibah PTS, akan diberikan kepada PTS yang berada pada klaster 4 dan 5. Ketentuan ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi No.2188/C/KEP/VIII/2016.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Kemenristekdikti Totok Prasetyo, ketika melakukan Sosialisasi PPPTS Tahun 2017, yang dihadiri seluruh Kopertis di Hotel Atlet Century Senayan, Selasa 28 Februari 2017.
Selain persyaratan khusus PTS yang berada pada klaster 4 dan 5, penerima PPPTS tahun 2017 harus taat hukum. “Tidak bermasalah dan pelaporan PDPTnya 100% dilakukan semua,” tegas Totok.
Totok juga menyampaikan, bahwa Kemenristekdikti pada tahun ini akan membatasi penerima PPPTS agar PTS lain yang belum pernah menerima program ini juga diberi kesempatan. “Yang tahun 2016 telah mendapatkan bantuan, maka di tahun 2017 tidak bisa ikut lagi,” katanya.
Menanggapi ketentuan PPPTS tahun 2017 ini, Koordinator Kopertis Wilayah V Yogjakarta Bambang Supriyadi,
mengatakan bahwa Kopertis setuju dengan bantuan kepada PTS yang berada pada kluster 4 dan 5.
Bambang berharap Kopertis dilibatkan pada tahap seleksi penerima PPPTS ini mengingat PTS kluster 4 dan 5 cukup banyak. “Supaya seleksinya tidak salah, Kopertis juga harus dilibatkan untuk menginfokan apakah PTS tersebut sesuai kriteria atau tidak,” ujarnya.
Bambang juga berharap yang memasukan porposal dan yang nanti akan diberi bantuan PPPTS adalah PTS yang memang berhak menerima bantuan, baik dari kacamata kluster maupun kacamata Kopertis.
PPPTS merupakan program bantuan pengembangan institusi dari Kemenristekdikti dalam bentuk barang dan/atau pembangunan gedung. Program ini ditujukan untuk meningkatkan mutu PTS melalui perbaikan proses pembelajaran sehingga kinerja PTS dapat meningkat.
Adapun ketentuan mengenai pengusul, mekanisme, dan persyaratan pengusulan dapat dibaca pada buku Panduan Penyusunan Proposal PP-PTS Tahun 2017. Panduan yang masih berbentuk draft itu sudah dapat di download di pppts.ristekdikti.go.id. n
Program Pembinaan PtS untuk Klaster 4 dan 5
Dr. Totok Prasetyo, B.Eng., M.T.
lahir di temanggung, 27 april 1962.
menyelesaikan s1 di the Polytechnic
of Hudderield, Huddersield UK jurusan mechanical engineering
lulus tahun 1989; s2 jurusan teknik
Mesin/ Konversi Energi di Universitas Indonesia (2002); S3 Ilmu Keteknikan
Pertanian/ ilmu dan teknik energi
terbarukan di institut Pertanian
Bogor (2009). Kariernya dimulai dengan menjadi Kepala Laboratorium jurusan mesin thermal (1994-1995),
dilanjutkan Ketua Jurusan Teknik mesin (1996-1999). sejak 2009-
2013 sebagai Direktur Politeknik dan
pada 14 Juli 2015 dilantik menjadi Direktur Pembinaan Kelembagaan PerguruanTinggi Kemenristekdikti.
P
Totok Prasetyo, ketika melakukan
Sosialisasi PP-PTS
Tahun 2017, yang dihadiri seluruh
Kopertis di Hotel Atlet Century
Senayan, Selasa 28 Februari 2017.
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 35
al itu ditandaskan oleh Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, Patdono Suwignjo saat penutupan Rapat Koordinasi Koordinator
dan Sekretaris Pelaksana Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta seIndonesia Wilayah IXIV di Hotel Aryaduta, Palembang, 1920 Januari 2017.
“Tugas utama Kopertis seluruh Indonesia salah satunya meningkatkan mutu PTS, dilihat dari akreditasinya, baik itu prodinya maupun institusinya, target akreditasi di PTS tahun 2016 totalnya 39 dan yang dicapai 50, jadi saya mengapresiasi karena tugas Kopertis lebih daripada yang diharapkan,” tutur Patdono.
Rapat yang digelar selama dua hari ini mengangkat tema “Peningkatan Tata Kelola Menuju Perguruan Tinggi yang Berkualitas” dihadiri juga Staf Ahli Bidang Akademik Kemenristekdikti Paulina Pannen, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, dan seluruh koordinator serta sekretaris pelaksana Kopertis seluruh Indonesia.
Patdono mengatakan pada tahun 2017 akan banyak program prioritas yang menjadi tujuan utama Kemenristekdikti untuk menyempurnakan program tahun 2016. Program itu antara lain revitalisasi LPTK, pemberian kewenangan evaluasi pendirian prodi ke Kopertis/LLDikti, pendampingan akreditasi institusi dari B ke A, world class university dan science techno park serta profesor yang diwajibkan publikasi internasional yang terindeks scopus.
“Target publikasi tahun 2016 sekitar 6.900 publikasi, dan faktanya kita sudah melewati angka 10.000, sehingga ini adalah capaian yang luar biasa dengan kebijakan baru bahwa profesor harus publikasi internasional yang terindeks scopus agar bisa bersaing dengan negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura yang peringkatnya masih jauh diatas kita,” ujar Patdono di depan para pimpinan Kopertis seIndonesia.
Selain itu, Dirjen Patdono juga mengatakan hibah PTS tahun 2017 ini akan diberikan kepada 76
PTS yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan jumlah total hibah PTS sebesar Rp 50 miliar.
Koordinator Kopertis Wilayah II Slamet Widodo menargetkan pada tahun ini Kopertis Wilayah II akan melakukan pembinaan pada PTS yang masih banyak memiliki Akreditasi C dari sisi institusinya dan prodinya.
“Sekarang masih didominasi akreditasi C, ada sekitar enam puluh persen. Saya menargetkan pada tahun ini, prodiprodi PTS di lingkungan Kopertis Wilayah II tidak boleh ada lagi yang Akreditasi C, dengan melakukan pendampingan melalui kegiatan seperti seminar dan workshop,” tegas Widodo.
Di akhir sambutan, Dirjen Patdono meminta kepada para Koordinator Kopertis untuk lebih meningkatkan pembinaan terhadap PTS di wilayahnya masingmasing. Karena menurutnya, tanggung jawab Kopertis itu tidak hanya melakukan pengawasan saja tetapi juga ikut membina PTS di wilayahnya agar lebih baik lagi. n
tugas Utama Kopertis Meningkatkan Mutu PtSKementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi harus menyamakan
persepsi antara pemerintah pusat dan Koordinator Perguruan Tinggi
Swasta (Kopertis) agar target menjadikan PTS berkualitas dan berdaya
saing pada tahun 2017 terealisasi.
H
36 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
TP, atau di Indonesia disebut dengan “Kawasan Sains dan Teknologi” (KST) ini merupakan suatu kawasan atau tempat yang dapat memfasilitasi kerjasama
atau kolaborasi riset, teknologi maupun inovasi, antara periset/inventor, universitas dan dunia usaha.
Dari kolaborasi ini kemudian diharapkan akan lahir pengusahapengusaha kecil dan menengah (UKM) atau para pengusaha pemula berbasis teknologi. Melalui mereka diharapkan gerak perekonomian di daerahdaerah itu dapat tumbuh secara berkelanjutan.
Pembangunan dan pengembangan STP ini sekaligus sebagai upaya pemerintah dalam mendorong hilirisasi hasil riset dan teknologi, agar hasil riset di Indonesia dapat berproses sampai ke dalam industri dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Mendirikan STPPemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat
dapat mendirikan STP. Namun untuk pendirian STP harus memenuhi beberapa persyaratan. STP harus memiliki sumber teknologi, sumberdaya manusia, pendanaan, lahan/tempat mendirikan kawasan dan bidang fokus yang akan dikembangkan.
Bagaimana selanjutnya mengembangkan STP, pendiri harus mempersiapkan sarana utama yang harus terpenuhi terutama sarana untuk pengembangan teknologi, inkubasi bisnis dan layanan teknologi.
Sarana pengembangan teknologi yang harus dipersiapkan misalnya pusat desain, ruang purwarupa (prototype centre), ruang untuk konsultasi hukum dan kekayaan intelektual. Sementara untuk inkubasi bisnis teknologiseperti kantor bersama, ruang usaha, fasilitas produksi percontohan, pusat layanan bisnis, ruang pelatihan, atau akses pembiayaan.
Sedangkan untuk layanan teknologi, STP membutuhkan ruang pelatihan/pemagangan, fasilitas produksi percontohan (uji produksi), ruang pamer, ruang data dan informasi/dokumentasi, laboratorium uji, jejaring tenaga ahli/pakar.
Adapun sarana dan prasarana dasar yang harus ada sebelum mendirikan STP adalah seperti jalan akses kawasan, drainase, pengelolaan limbah, infrastruktur air bersih, listrik, teknologi informasi dan komunikasi, transportasi, baik orang maupun barang menuju STP. Pemerintah atau pemerintah daerah harus dapat menyediakan sarana dan prasarana tersebut.
Perlu Waktu Untuk mendirikan, membangun atau mengem
bangkan STP di daerahdaerah itu bukan pekerjaan yang mudah karena ada tahapan yang harus dilalui. Disamping itu, Indonesia belum berpengalaman menyelenggarakan STP.
Berdasarkan pengalaman negara lain seperti Inggris, Taiwan ataupun Swedia, membangun STP membutuhkan waktu dan perhatian yang serius. Di Inggris misalnya, STP diawali dengan ber dirinya Cambridge Science Park pada tahun 1970 dan baru tampak hasilnya sekitar tahun 90an.
Sedangkan di Taiwan, sebagaimana disampaikan oleh ahli STP ChihHan Chang dari National Cheng Kung Univeristy (NCKU) Taiwan, di awalawal dikembangkannya STP hanya menangani tiga sampai empat “start up company.” Sementara dari pengalaman Swedia, membangun STP sampai mandiri bahkan ada yang memerlukan waktu sampai 30 tahun. n
Perlu Waktu dan Perhatian Serius
MeMBangUn StP
S
Salah satu tugas Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti adalah membangun
dan mengembangkan science technology park (STP) di daerah-daerah.
Membangun dan mengembangkan STP ini merupakan amanah dari Nawacita
ke-6 dan RPJMN 2015-2019.
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 37
ari upaya tersebut diharapkan hasil penelitian tidak hanya berhenti di perpustakaan atau menjadi arsip saja. Oleh karena itu, Kemenristekdikti terus mendorong
agar para peneliti mampu mewujudkan hasil penelitiannya dan melakukan hilirisasi ke dalam industri.
Untuk mengetahui hasil penelitian yang telah dihasilkan para penelitipada akhir bulan Januari 2017 lalu, Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Patdono Suwignjo mengunjungi beberapa STP. Salah satunya adalah STP Cibinong milik LIPI, di Bogor.
Di STP Cibinong ini Patdono berkesempatan melihat langsung beberapa hasil penelitian, yaitu mulai bidang pangan hingga produk perawatan kulit.
Produk perwatan kulit, seperti gizi super cream telah diproduksi dengan menggunakan nano techno logy. Produk ini sudah masuk ke salah satu jaringan mini market terbesar di Indonesia dan lebih dari 7.000 toko.
STP MatureSelain ingin mengetahui hasil penelitian, ren
cananya pada tahun 2017 ini Kemenristekdikti akan mewisuda beberapa STP yang dinilai sudah mencapai tahapan STP yang mature.
“Untuk itu, saya perlu melihat situasi dari STP ini di lapangannya seperti apa, meskipun nanti ada tim yang akan melakukan evaluasi, untuk memutuskan apakah bisa STP ini diwisuda sebagai STP yang mature,” kata Patdono.
Sebagaimana laporan capaian Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti 2016, hingga tahun 2016 telah berhasil terealisasi sebesar 12 STPdari target 58 STP yang ma-ture pada tahun 2019. Ada sisa yang harus realisasikan sebanyak 46 sampai tahun 2019.
STP dinyatakan mature apabila telah memperlihatkan kinerja awal berupa (a) melaksanakan riset secara berkesinambungan, (b) menghasilkan perusahaan pemula, dan (c) mampu menarik industri ke kawasan.
Kepala Pusat Inovasi LIPI, Nurul Taufiqu Rahman, menyambut baik maksud Kemenristekdikti ini. Menurut Nurul, pakar nano teknology ini, STP Cibinong akan menuju model STP nasional.
Beberapa alasan menuju model STP nasional, karena. “Kami memiliki 7 pusat yang terintegrasi dan letaknya sangat strategis dan dekat dengan perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia dan Intitut Pertanian Bogor, selain dekat dengan kota Jakarta, sehingga dapat mendukung kegiatan perekonomian,” katanya. n
Menilai StP yang Mature
D
Indonesia terus berupaya
meningkatkan daya saing melalui
inovasi-inovasi terbaru. Untuk itu,
kolaborasi quarter helix antara
akademisi, bisnis, pemerintah dan
masyarakat terus didorong, salah
satunya dalam wujud science techno
park (STP).
38 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
elalui STP, para pengusaha pemula berbasis teknologi ini dapat mengembangkan usahanya yang akan dikoneksikan ke dunia
industri sehingga produknya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Patdono Suwignjo, saat mengunjungi STP Institut Pertanian Bogor (IPB), akhir Januari 2017. STP ini berada di dalam kawasan kampus IPB.
Pada kesempatan itu Patdono mengapresiasi produkproduk yang dihasilkan oleh IPB. “IPB yang paling maju dalam penelitian inovatif, setiap tahunnya penelitian yang diterbitkan oleh Kemenristekdikti berasal dari IPB,” katanya memuji.
“Saya harap ini diteruskan dan semoga hasilhasil penelitian dapat menjadi produk yang berhasil dihilirkan,” harap Patdono.
Direktur STP IPB Dadang Syamsul Munir menyambut baik harapan itu. Ia menjelaskan bahwa STP yang dikelolanya memiliki dua produk unggulan, yaitu tropical agriculture dan bio science dan food technology.
Produk unggulan dimaksud seperti botani seed, benih hasil tinggi hortikultura dan pangan, katulac pakan tambahan untuk ternak perah dalam bentuk pelet yang terbuat dari daun katuk, berkhasiat untuk meningkatkan produksi susu pada ternak, fastrex CT yang merupakankendaraan pengangkut buah sawit dengan kaki jalan lexible track, dan sebagainya.
“Dengan produk unggulan STP IPB, kita dapat mengkomersialkan inovasi yang dihasilkan oleh inovator, karena disini kita memiliki fasilitas teknologi dan inkubasi bisnis, pilot plant, tenant facility, serta berbagai business solution program,” katanya.
Berkaitan dengan pembangunan STP di IPB, Dadang mengatakan bahwa pembangunan STP IPB ini selama lima tahun membutuhkan dana sekitar Rp 130 miliar. “Untuk mencapai STP yang modern dan tingkat internasional, tentu membutuhkan fasilitas yang lebih baik lagi. Untuk itu, kerja sama antara universitas, pemerintah dan industri harus tetap kita kembangkan,” pungkasnya. Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti juga meninjau beberapa fasiltas seperti technology business incubation, laboratory services dan pilot plant di lingkungan STP IPB. n
Koneksi ke Dunia Industri
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah melalui pengusaha pemula
berbasis teknologi menjadi tujuan utama pembangunan science techno park (STP).
M “Untuk mencapai STP
yang modern dan tingkat
international, tentu
membutuhkan fasilitas yang
lebih baik lagi. Untuk itu,
kerjasama antara universitas,
pemerintah dan industri harus
tetap kita kembangkan.”
Foto: Bogor Today
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 39
TP dinilai telah memiliki komitmen dan dukungan dari pemerintah, memiliki karakteristik, best practices dan lokasi yang strategis. Unit inkubator bisnis di
BTP juga telah berfungsi dengan baik sebagaimana dilakukan rekannya di National University of Singapore (NUS).
BTP fokus menunjang tumbuhkembangnya inovasi dan entrepreneurship, khususnya di bidang ICT. Saat ini produk unggulan BTP terdiri dari bus billing, detektor polusi, KWH meter, touchboard, volume detector, agriculture system information management (SIM), IP Phone, dan USB Key.
Untuk itu BTP telah menginisiasi kerja sama dengan electronic and telecomunication research institute (ETRI) Korea, Industrial Technology Research Institute (ITRI) Taiwan, dan HUAWEI.
Jika dibandingkan dengan Tehno Park Malaysia (TPM) ataupun STP di Korea, BTP juga telah melakukan fungsi riset inovasi yang berkelanjutan telah bejalan dengan didukung Telkom University.
Demikian pula layanan kepada industri telah berjalan dengan baik, meskipun layanan tersebut
belum dapat menarik industri untuk menetap (resident) di dalam kawasan.
STP yang berada kawasan dalam Telkom University Bandung ini, memiliki lahan sekitar 5,5 hektar. Diatas lahan tersebut akan dibangun 11 gedung baru yang digunakan untuk main building, start-up development center, R&BD (research and busi-ness development), data center, pelatihan, gedung mitra industri dan fungsi lain.
Kehadiran BTP diharapkan dapat menjadi katalisator tumbuhkembangnya produkproduk lokal dan juga berkembangnya usaha kecil menengah bidang ICT, yang selanjutnya diharapkan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di sekitarnya. n
MA
DIU
N P
oS
Role Model StP di Indonesiat
he
sk
Ys
cR
aP
eR
aR
ch
ite
ct
uR
e
B
Seiring dengan program pembangunan
100 STP di Indonesia yang tertuang
dalam Nawacita Presiden Jokowi dan
RPJMN 2014-2019, pada tanggal 23
Januari 2015 laluBandung Techno
Park(BTP) telah dijadikan role model STP
di Indonesia oleh Menristekdikti.
4 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
catatan MenteRI
al tersebut dikemukakan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir pada Rapat Kerja Nasional
Kemenristekdikti 2017 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin, 30 Januari 2017.
Ketentuan pemilihan pempinan PTN dituangkan dalam Pasal 5 Ayat (2) Permenristekdikti Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri.
Ketentuan tersebut merupakan peraturan baru yang mengganti Permeristekdikti Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur pada Perguruan Tinggi Negeri.
Selain diawasi KSAN, bakal calon rektor atau direktur PTN ini juga wajib membuat Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) dan menyerahkannya ke Komisi Pemberatasan Korupsi (Pasal 4 huruf n).
Penyampaian visi dan misi serta program kerja calon rektor dan direktur PTN, berdasarkan aturan baru ini, disaksikan oleh Menristekdikti atau utusannya (Pasal 7 Ayat (2)).
Sebelumnya, paparan visi dan misi calon pemimpin PTN tidak dilakukan di depan pihak kementerian. Beberapa hal yang harus ada dalam paparan antara lain jumlah publikasi dan langkah kerja sama yang sudah pernah dijalin.
“Saya tidak mau mendengar yang mulukmuluk tapi kenyataannya tidak tercapai. Saya tidak ingin melihat visi misi saja, tapi implementasi program kerja seperti apa yang dilakukan oleh para rektor dan direktur tersebut,” tegas Nasir.
Menristekdikti juga akan akan menelusuri rekam jejak calon pemimpin PTN dengan berkoordinasi dengan PPATK dan lembaga/instansi pemerintah lainnya (Pasal 8 Ayat (1) dan (2)).
“Jika terdapat calon yang rekam jejaknya tidak baik, maka akan dilakukan proses penjaringan dan/atau penyaringan ulang,” katanya
Yang terakhir, adalah ketentuan persentase penggunaan hak suara kementerian untuk pemilihan rektor tetap sebesar 35 persen (Pasal 9 Ayat (3)). “Kita tetap akan mempertahankan penggunaan hak suara 35 persen. Ini berdasarkan berbagai konsultasi dan pertimbangan,” ujar Nasir.
Menurut Nasir, meskipun KPK memberi masukan agar hak suara kembali 100% ke Menteri, pihaknya melihat kembali kepada PP Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi supaya sinkron.
Penyempurnaan aturan pengangkatan dan pemberhentian pemimpin PTN ini dilakukan setelah konsultasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, seperti Ombusman, PPATK, KASN, dan KPK. n
disempurnakan, Ketentuan Pemilihan Pemimpin Ptn
Menristekdikti Mohamad Nasir melantik beberapa pemimpin perguruan tinggi negeri (PTN) dan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis)
di Auditorium lantai 2 Gedung D Kemenristekdikti Senayan, Jakarta, Rabu, 22 Maret 2017
Setiap tahap pemilihan rektor atau direktur perguruan tinggi negeri (PTN)
akan diawasi oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).
H
40 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
Indonesia-Swedia Siapkan MoU Pengembangan StPDuta Besar Swedia untuk Indonesia Johanna Brismar Skoog mendatangi Dirjen
Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwigyo di Kemenristekdikti, Senayan,
Selasa, 21 Maret 2017. Johanna menyampaikan rencana kunjungan raja dan
ratu Swedia ke Indonesia pada Mei 2017.
ohanna berharap pada saat kunjungan raja dan ratu Swedia tersebut sudah dapat ditandatangani beberapa MOU (memoran-dum of understanding), salah satunya menyangkut kerja sama pengembangan science
techno park (STP) di Indonesia.MOU dalam pengembangan STP dengan
Swedia ini nanti antara lain untuk program S2 terapan di bidang manajemen STP. Dalam keterangannya Patdono mengatakan, “Dengan di bangunnya STP, maka Indonesia memerlukan tenaga yang memiliki kompetensi dalam mengelola STP. Mengingat STP termasuk yang
baru di Indonesia, maka belum ada orang yang memi
liki pengalaman untuk mengelola STP.”
Oleh karena itu, lanjutnya, Ke men ris tekdikti perlu menyiapkan tenagatenaga untuk d i tu gas i m e n g e l o l a S T P .
“Kita meminta Lund University untuk mem buka prodi khusus manajemen STP, yang pem belajarannya lebih banyak praktik diban dingkan teori,” tambahnya.
Sebagaimana amanah Nawacita, ke depan Indonesia akan membangun dan mengembangkan 100 STP. Kerja sama seperti ini dilakukan mengingat Indonesia masih belum banyak pengalaman dalam membangun STP. Oleh karena itu, Kemenristekdikti perlu melakukan banyak kerja sama dengan negaranegara maju.
Salah satunya dengan menggandeng Swedia sebagai negara yang memiliki kemampuan inovasi sangat tinggi. MOU dengan Swedia ini nanti merupakan tindak lanjut kerja sama di bidang riset, teknologi, dan pendidikan tinggi antara pemerintah Indonesia dengan Swedia, tahun lalu di Swedia. Setelah itu, Kemenristekdikti mengundang pakar STP dari Lund University untuk berbagi pengalaman.
Saat ini Indonesia mengembangkan 60 STP. Pada tahun 2017, terdapat 14 STP yang berada di perguruan tinggi, lembaga penelitian, LIPI, BATAN dan kementerian lainnya akan menjadi STP yang mature dan banyak menghasilkan pengusaha pemula berbasis teknologi. n
J
4 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
catatan MenteRI
al tersebut dikemukakan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir pada Rapat Kerja Nasional
Kemenristekdikti 2017 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin, 30 Januari 2017.
Ketentuan pemilihan pempinan PTN dituangkan dalam Pasal 5 Ayat (2) Permenristekdikti Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri.
Ketentuan tersebut merupakan peraturan baru yang mengganti Permeristekdikti Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur pada Perguruan Tinggi Negeri.
Selain diawasi KSAN, bakal calon rektor atau direktur PTN ini juga wajib membuat Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) dan menyerahkannya ke Komisi Pemberatasan Korupsi (Pasal 4 huruf n).
Penyampaian visi dan misi serta program kerja calon rektor dan direktur PTN, berdasarkan aturan baru ini, disaksikan oleh Menristekdikti atau utusannya (Pasal 7 Ayat (2)).
Sebelumnya, paparan visi dan misi calon pemimpin PTN tidak dilakukan di depan pihak kementerian. Beberapa hal yang harus ada dalam paparan antara lain jumlah publikasi dan langkah kerja sama yang sudah pernah dijalin.
“Saya tidak mau mendengar yang mulukmuluk tapi kenyataannya tidak tercapai. Saya tidak ingin melihat visi misi saja, tapi implementasi program kerja seperti apa yang dilakukan oleh para rektor dan direktur tersebut,” tegas Nasir.
Menristekdikti juga akan akan menelusuri rekam jejak calon pemimpin PTN dengan berkoordinasi dengan PPATK dan lembaga/instansi pemerintah lainnya (Pasal 8 Ayat (1) dan (2)).
“Jika terdapat calon yang rekam jejaknya tidak baik, maka akan dilakukan proses penjaringan dan/atau penyaringan ulang,” katanya
Yang terakhir, adalah ketentuan persentase penggunaan hak suara kementerian untuk pemilihan rektor tetap sebesar 35 persen (Pasal 9 Ayat (3)). “Kita tetap akan mempertahankan penggunaan hak suara 35 persen. Ini berdasarkan berbagai konsultasi dan pertimbangan,” ujar Nasir.
Menurut Nasir, meskipun KPK memberi masukan agar hak suara kembali 100% ke Menteri, pihaknya melihat kembali kepada PP Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi supaya sinkron.
Penyempurnaan aturan pengangkatan dan pemberhentian pemimpin PTN ini dilakukan setelah konsultasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, seperti Ombusman, PPATK, KASN, dan KPK. n
disempurnakan, Ketentuan Pemilihan Pemimpin Ptn
Menristekdikti Mohamad Nasir melantik beberapa pemimpin perguruan tinggi negeri (PTN) dan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis)
di Auditorium lantai 2 Gedung D Kemenristekdikti Senayan, Jakarta, Rabu, 22 Maret 2017
Setiap tahap pemilihan rektor atau direktur perguruan tinggi negeri (PTN)
akan diawasi oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).
H
42 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
nggris merupakan contoh negara yang telah berhasil dalam mengembangkan dan mendaya-gunakan STP. Perkembangan STP di negara ini mengalami rentang waktu yang cukup panjang,
di awali dengan berdirinya Cambridge Science Park pada tahun 1970. Ketika itu Amerika telah memiliki dari 150 STP, sementara Inggris baru memiliki 38 buah STP.
Pada saat ini, di Inggris ada lebih dari 100 STP dalam bentuk science parks, technology parks, research parks and technology incubators, yang tersebar di beberapa wilayah, seperti London,
Midlans, North East, South West, South East, East Anglia.
Pada akhir bulan November tahun 2016, redaksi mengikuti training on science and techno park ke Inggris bersama dengan beberapa perwakilan dari kementerian/lembaga.
Pada kesempatan itu dilakukan peninjauan be-berapa STP di sekitar daerah West Midlands, seperti Coventry University Technology Park, Harper Adams University dan MIRA Technology Park. Berikut laporannya.
Dari pengalaman di beberapa negara maju seperti
Amerika, Swedia, atau Inggris menunjukkan bahwa
keberadaan science techno parks (STP) sangat
berdampak signiikan terhadap pertumbuhan perekonomian negara-negara tersebut.
FoTo: UKSPA
I
Melongok STP di Inggris
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 43
empat ini menyediakan pelayanan teknik kendaraan yang lengkap, mulai dari desain dan konsep mesin hingga penyediaan layanan tes dan sertiikasi.
Seiring perkembangan, saat ini MIRA juga mendiversiikasikan kegiatannya di bidang perkeretaapian, dirgantara dan pertahanan.
MIRA juga menyediakan fasilitas dan pelayanan untuk riset dan pengembangan bidang otomotif untuk menghasilkan mesin yang aman, memungkinkan mesin yang gas buangnya lebih bersih, atau menghasilkan mesin yang lebih pintar.
Klein MIRA pada umumnya dari multi industri seperti Jaguar, Aston Martin, Lotus, Roll Royce dan Range Rover. Dalam melakukan kegiatannya, MIRA bekerja sama dengan beberapa universitas seperti University of Leicester dan Coventry University.
Kelebihan yang dimiliki MIRA adalah tersedianya fasilitas alat, laboratorium dan pelayanan
tenaga ahli yang handal, fasilitas pelayanan untuk industri otomotif, dukungan pelayanan bagi tenant yang ber operasi di MIRA, kawasan yang luas, dan lokasiyang strategis yaitu terletak di tengah Inggris sehingga mudah dicapai oleh perusahan otomotif.
Dengan kelebihan tersebut para tenant yang bergabung di STP ini memiliki keuntungan berupa biaya investasi yang lebih eisien dan efektif. Adapun pelajaran yang dapat dipetik dari MIRA adalah STP ini memiliki perencanaan jangka panjang dalam pengembangan infrastruktur, konstruksi maupun perencanaan yang saat ini sedang dilakukan. Pencapaian dalam waktu tertentu bukanlah menjadi target utama mereka.
Bagi MIRA, yang terpenting mampu menjadi pusat teknologi berkualitas, dengan fasilitas canggih dan teknologi tinggi yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan berstandar tinggi. n
MIRA Technology Park
Fo
to
: M
iRa
te
ch
no
lo
gy
Pa
Rk
Motor Industri Research Association (MIRA) Technology Park adalah
STP yang memiliki fokus utama di bidang otomotif. Lokasinya sekitar
satu setengah jam berkendaraan dari kota Conventry.
T
44 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
Coventry University Technology ParkTechnopark di Universitas Co ventry, atau Coventry Uni ver sity Technology
Park (CUTP) sudah berdiri sejak tahun 1998. CUPT terletak di pusat kota
Coventry, di kawasan seluas 20 acre, memiliki 14 fasilitas bisnis yang unik,
dan fokus di bidang manufaktur.
UTP merupakan pusat inovasi melalui kolaborasi dan menghasilkan dampak bagi pertumbuhan ekonomi di daerah sekitarnya maupun nasio nal. CUPT
mendapat dukungan dan komitmen dari Coventry University.
Kolaborasi yang dilakukan CUTP adalah memberikan dukungan bagi iklim usaha dengan memberikan kemudahan akses dan bimbingan di setiap tahapan, terutama dalam perkembangan usaha manufaktur.
Menyadari pentingnya kemitraan antara universitas dengan dunia usaha, CUTP berusaha agar para tenant dapat mempergunakan kesem patan berkolaborasi dengan para ahli dan peneliti sehingga dapat menghasilkan suatu inovasi baru maupununtuk meningkatkan kapasitas tenant.
Para tenant CUTP ditempatkan menyatu dengan areal universitas dan disediakan akses yang sangat baik kejalan raya utama Midlands dan akses kedua bandara internasional terkenal, yaitu Heathrow dan Birmingham.
Dilihat dari struktur di universitas, CUTP merupakan unit dari Coventry University Enterprises (CUE), yaitu suatu unit atau divisi atau anak perusahaan dari Coventry University Higher Education Coorporation, yang menangani kegiatankegiatan yang bersifat komersialdan dapat menghasilkan pendapatan dari bisnis mitra kerjanya.
Adapun fokus CUE adalah pada kegiatan inovasi riset, design, teknik otomotif, kesehatan, lingkungan dan ICT.
Selain mewadahi STP, CUE juga menyalurkan hibah, bantauan atau beasiswa terutama pada sektor publik. Selain itu, CUE juga punya kegiatan dalam mendorong riset terapan dan membuat program riset terapan, dan menarget kan kegiatan komersil dengan omset 15 miliar pound sterling.
CUE juga melakukan berbagai aktivitas untuk mendukung ratusan perusahaan kecil dan menengah (UKM) melalui berbagai program dan proyek. Saat ini sudah 200 UKM mendapat keuntungan dari CUEini.
Sementara dukungan Pemerintah Kota Coventry diwujudkan dengan pemberian fasilitas berupa lahan dan perijinan pembangunan infrastruktur ke CUTP.
The Serious Games Institute: Tenant CUTP
The Serious Games Institute (SGI) adalah pusat riset terapan yang melibatkan pelaku bisnis dan peneliti. SGI telah melakukan riset terapan, konsultasi dan berbagai kegiatan lain.
Untuk sisi pendanaan SGI telah berhasil bekerjasama dengan berbagai pihak untuk melakukan berbagai proyek. Kegiatan yang dilakukan
adalah mendorong dan memfasilitasi pertumbuhan serious games, dunia virtual dan augmentre-ality, yaitu tek nologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi ataupun tiga dimensi kedalam sebuah lingkungan nyata lalu memproyeksikan bendabenda maya tersebut dalam waktu nyata.
Sebagai salah satu start-up company yang telah menjadi tenant selama beberapa tahun di CUTP, SGI telah memperoleh berbagai manfaat seperti tersedianya fasilitas perkantoran beserta pendukungnya yang lengkap dan dapat diakses 24 jam.
Lokasi yang strategis dan kemudahan akses pada sumber teknologi (dari universitas), dukungan manajemen maupun pendampingan sebagai UKM serta adanya kebijakan pengurangan pajak atas kegiatan riset. n
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 45
C
46 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
arper Adams University (HAU), yang letaknya sekitar satu jam perjalanan dari Coventry University Technology Park, merupakan sebuah universitas
yang memperaktikkan STP di bidang pertanian.
HAU tidak menyebut spesiik dirinya STP. Tetapi dalam prakteknya universitas ini melakukan tugas dan fungsi sesuai konsep STP. HAU melakukan fungsi difusi teknologi dan komersialisasi pertanian, melalui kerja sama dengan industri. Universitas ini juga mendorong lahirnya wirausahawan baru di bidang pertanian melalui lembaga inkubator bisnis.
HAU memfokus kandiri pada bidang pertanian, yang kegiatan pendidikannya meliputi kegiatan usaha di bidang pertanian dan ekonomi pedesaan dengan pemanfaatan sumber daya hayati yang menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi, serta pengelolaaan lingkungan hidup.
HAU melakukan kegiatankegiatan penelitian terapan pengetahuan untuk mendukung kegiatan bidang pertanian, yaitu dengan memberikan pendidik anteori dan praktik dalam bentuk magang/penempatan siswadiperusahaan.
HAU juga memiliki jaringan yang kuat dengan perusahaan sehingga dapat mengkomersialisasikan hasilhasil pertanian dan berakibat juga pada peningkatan peluang lapangan kerja bagi para lulusannya.
Dengan mendekatkan industri atau perusahaan ke universitas sebagai sumber teknologi, maka HAU telah mempraktekkan secara nyata konsep STP. Walau pihak Universitas belum secara formal mengemasnya dalam nama STP.
Beberapa hal yang telah dilakukan HUA antara lain membuat pusat inovasi, robot dan teknologi yang dapat membuat usaha pertanian menjadi lebih eisien. Pelajaran yang dapat dipetik dari HUA adalah pentingnya keberlanjutan dari konsep STP. n
Harper adams UniversityHarper Adams University (HAU), yang letaknya sekitar satu jam perjalanan
dari Coventry University Technology Park, merupakan sebuah universitas
yang memperaktikkan STP di bidang pertanian.
FoTo:FARMERS WEEKLy
H
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 47
tips Membangun StP : lokasi dekat Kluster Industri
nggris, negara kerajaan yang dipimpin ratu Elizabeth II ini, telah lama mengembangkan dan mendayagunakan STP, baik untuk per cepatan
diseminasi hasil riset maupun dalam membangun perekonomiannya.
Perkembangan STP di Inggris sudah mengalami rentang waktu yang cukup pan jang, yaitu mulai dari 1 STP tahun 1970 dan saat ini sudah ada sekitar 105 STP, yang mendukung sekitar 4.000 perusahaan.
Di Inggris semakin banyak universitas dan pusat penelitian yang memahami manfaat STP, yang berhasil mendorong pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah bagi tenant STP.
Secara umum, model STP di Inggris dilakukan dengan bentuk kerja sama dengan Industri dan dunia riset. Artinya, di sini konsep quarter helix telah berjalan dengan baik.
STP di Inggris dibangun dan dikembangkan pada lokasi yang dekat dengan kluster industri. Fasilitas atau infrastruktur STP meliputi laboratorium dengan fasilitas modern, sarana pengujian yang canggih, SDM yang ahli dan andal, sesuai kebutuhan industri.
Untuk membangun sebuah STP sangat memperhatikan jaringan riset. Pada umumnya STP yang berhasil adalah yang dekat dengan universitas dan sumber penelitian, agar dekat pula dengan sumber teknologi.
Pengelompokan bidang (cluster) juga menjadi pertimbangan utama, dimana bidang sejenis dikelompokkan menjadi satu. Misalnya, bidang ilmu terkait kesehatan dan medis berkumpul di Birmigham, sedangkan untuk bidang makanan dan pertanian berkukumpul di DefraYork.
STP yang berhasil pada umumnya da
pat dilihat dari jumlah presentase hunian atau tenant STP dan jumlah perusahaan start-up yang dihasilkan. Sementara itu, setiap perencanaan investasi suatu STP adalah untuk investasi jangka panjang, namun tetap dibuka kemungkinan untuk investasi jangka menengah dan pendek untuk investor yang sewaktuwaktu keluar dari STP.
Semua pihak terkait harus bekerja dalam budaya dan atmosfer yang sama, sehingga memudahkan komunikasi. Selain itu, untuk mendukung inovasi, pemerintah harus memastikan bisnis yang sesuai dengan rezim hukum keuangan yang ada.
Pendanaan STP diperlukan sejak dari penyusunan konsep hingga tahap implementasi. Pendanaan dari pemerintah atau swasta, dapat berupa investasi langsung dalam bentuk infrastruktur fisik, untuk melaksanakan proyekproyek penelitian, operasional, ataupun untuk tahap produksi.
Agar STP dapat menarik bagi perusahaan, peraturan harus dapat menyederhanakan birokasi yang terkait dengan akses perbankan, ketenagakerjaan, investasi asing, penanaman modal, asuransi dan kemudahan fasilitas R&D seperti insentif pajak dan pengurangan pajak.
Perlindungan untuk hasilhasil riset yang dihasilkan oleh para peneliti di STP juga penting. Oleh karena itu, setiap penemuan/inovasi baru di STP umumnya segera didaftarkan baik berupa paten, merek maupun desain industri.
Untuk mengkomersialisasikan hasil riset ini, perlu dibuat suatu perjanjian dan kesepakatan yangmengatur secara jelas dan resmi hak dan kewajiban peneliti, STP maupun pihak perusahaan, sehingga terhindar dari perselisihan di masa mendatang. n
I
48 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
ugas lain dari Direktorat Jenderal kelem bagaan Iptek dan Dikti adalah melakukan penguatan dan penjaminan mutu ter hadap lembaga penelitian dan
pengembangan (litbang) di Indonesia. Tugas tersebut, antara lain diimplementasikan
dalam Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI), baik melalui pembiayaan (insentif)maupun melalui pendampingan (asistensi).
Tujuan pelaksanaan program ini adalah melakukan dan kapabilitas, sumber daya dan jaringan iptek dari lembaga litbang dapat meningkat, relevan dan produktif serta berdayaguna dalam sektor produksi.
Untuk mencapai hal itu PUI akan dikembangkan melalui 3 (tiga) hal, yaitu melalui kemampuan mengakses informasi (sourcing capacity), kapasitas riset (research and development capacity), dan kapasitas diseminasi (disseminating capacity).
Keuntungan yang diperoleh oleh lembaga litbang apabila mengikuti program Pusat Unggulan Iptek ini adalah pertama, lembaga litbang dapat memperoleh dana insentif operasional pengembangan PUI selama 3 (tiga) tahun.
Kedua, lembaga litbangdiberi prioritas mendapatkan program insentif lain di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dan ketiga, lembaga litbang mendapatkan pembinaan kinerja (output) baik dari sisi akademik dan komersialisasi hasil litbang.
Melalui program ini diharapkan lembaga litbang menjadi unggul, inovatif dan berdaya saing. Unggul dalam kegiatan riset, mampu menghasilkan hasil riset yang inovatif sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Terus MeningkatDalam kurun waktu 2011 – 2016 telah ditetap
kan 27 lembaga litbang sebagai PUI. Ke27PUI tersebut berasal dari kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK), perguruan tinggi, dan badan usaha. Masingmasing memiliki tema unggulan yang spesiik dengan standar hasil yang sangat tinggi.
Sedangkan jumlah lembaga litbang yang telah dibina terus meningkat. Hingga awal tahun 2017 sudah mencapai 72 lembaga litbang, yang terdiri 23 LPNK, 19 kementerian, 1 badan usaha dan 24 dari perguruan tinggi. Jumlah ini tersebar di 18 provinsi di Indonesia.
Adapun tema unggulan PUI terbagi dalam10 bidang, yaitu terdiri dari energi (5), kesehatan dan obat (6), material maju (9), pangan dan pertanian (30), telekomunikasi, informasi dan komunikasi (5), maritim dan perikanan (9), teknologi pertahanan dan keamanan (1), sosial, budaya dan humanoria (2), mitigasi bencana (3) dan teknologi dan manajemen transportasi (2).
Pencapaian PUI di berbagai bidang fokus ini sangat signiikan. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Direktorat Lembaga Litbang Kemenristekdikti, pencapaiannya antara lain terdapat 253 undangan menjadi pembicara dan pemakalah pada konferensi internasional, 291 publikasi dalam jurnal nasional terakreditasi, 149 publikasi dalam jurnal international.
Prestasi lain, 33 lulusan S3 sesuai dengan fokus riset unggulan, dicapainya 40 paten yang granted maupun terdaftar, 196 kerja sama riset pada tingkat nasional dan international, terwujudnya 1.014 kerja sama nonriset pada basis keunggulan lembaga, dan 128 kontrak bisnis dengan pihak industri. n
PUSat UnggUlan IPteK
Jumlah Lembaga Litbang Yang Dibina Terus Meningkat
T
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 49
al tersebut dikemukannya dalam acara diskusi mengenai “peran kelem bagaan iptek dalam
meningkatkan daya saing bangsa,” di ruang rapat lantai 3 Gedung D Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Selasa 21 Februari 2017.
Lebih lanjut Kemal menjelaskan, bahwa Kemenristekdikti telah mengeluarkan beberapa kebijakan, diantaranya kebijakan penguatan kelembagaan iptek yang telah dilakukan melalui kegiatan peningkatan kualitas kelembagaan iptek dan dikti.
Kebijakan tersebut antara lain dilakukan untuk peningkatan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama pemanfaatan hasil litbang yang memiliki ke unggulan kompetitif. “Sehingga dapat dimanfaatkan ke pihak pengguna, yaitu masyarakat, pemerintah, maupun dunia usaha,” katanya
Diskusi menghadirkan Yanuar
Nugroho dari Kedeputian II Bidang Kajian dan Pengelolaan Isuisu sosial Sosial, Ekologi dan Budaya
Strategis Kantor Staf Presiden, dan Tulus TH Tambunan, kontributor World Economic Forum (WEF) untuk Indonesia.
Tambunan mengatakan bahwa antara tahun 2012 – 2014 peringkat daya saing bangsa Indonesia terus meningkat, namun pada laporan tahun 2015 peringkat daya saing Indonesia kembali turun menjadi 37.
Dalam laporan indeks daya saing WEF 20162017, kini posisi Indonesia berada di peringkat 41. Namun peringkat ini tidak lebih baik dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, seperti Thailand (34), Malaysia (25), dan Singapura (2). Indonesia masih unggul dibandingkan Filipina (57), Vietnam (60), dan Laos (93).
Dari angka tersebut tampak trend peringkat daya saing Indonesia masih sangat luktuatif. “Keadaan ini tentunya menuntut bangsa ini untuk maju dan terus meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi agar dapat meningkatkan kembali kemampuan kita,” tegas Tambunan.
Sementara itu Yanuar menyoroti komponen pendampingan lembaga litbang. Ia mengemukakan ada tiga komponen utama yang harus dilakukan dalam pendampingan lembaga litbangagar menjadi unggul. “Ketiga komponen itu adalah kerangka regulasi, kerangka istitusi, kerangka kapabilitas.”
Diskusi semacam ini sangat penting agar Kemenristekdikti mendapatkan gambaran dan masukan dari para pemangku kepentingan (stakeholders), terutama terkait dengan indikator indeks daya saing dan peran kelembagaan iptek dan dikti dalam meningkatkan daya saing lembaga litbang Indonesia. n
Ir. Kemal Prihatman, M.Eng.
lahir di Bandung pada 30 Juni
1961. menyelesaikan s1 sarjana
Jurusan geodesi di institut
teknologi Bandung tahun 1986;
s2 Pasca sarjana Jurusan
lingkungan/Remote sensing di
kobe university – Jepang (1992).
kariernya dimulai dengan menjadi
asisten Perekayasa media
(1993), lalu ajun Perekayasa
muda (1995), anjak asdep
urusan Pengembangan Jaringan
informasi (2000), dan kabid
sumber Daya informasi (2001).
kemudian sebagai asisten Deputi
Pengembangan dan Pemanfaatan
ti (2007), asisten Deputi iptek
industri (2010), asisten Deputi
legislasi iptek (2013). sejak tahun
2015 menjadi Direktur lembaga
Penelitian dan Pengembangan.
Pendampingan Agar Lembaga Litbang Menjadi UnggulDirektur Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kemenristekdikti, Kemal
Prihatman, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan pendampingan kepada
lembaga penelitian dan pengembangan (lembaga litbang) untuk menjadikan
lembaga yang unggul.
H
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 5
emikian salah satu pesan Menristekdikti Mohamad Nasir ketika melant ik beberapa pemimpin perguruan tinggi negeri (PTN)
dan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) di Auditorium lantai 2 Gedung D Kemenristekdikti Senayan, Jakarta, Rabu, 22 Maret 2017.
“Membangun tata kelola yang baik itu harus dilakukan, karena dengan tata kelola yang baik maka perguruan tinggi dapat memberikan contoh yang baik pula kepada publik,” ujarnya
Untuk membangun tata kelola yang baik itu, menurut Men ristekdikti, perguruan tinggi perlu melakukan koordinasi dengan Kemenristekdikti, yaitu melalui Direktorat Jenderal. “Tidak boleh berjalan tanpa adanya koordinasi, karena jika dijalankan tanpa adanya koordinasi, itu pertanda menghindari tata kelola yang baik,” ujarnya.
Koordinator Kopertis wilayah XIV Papua yang baru dilantik Suril Samuel Movu menanggapi positif pesan penting yang di sampaikan Menristekdikti itu. Menurut Samuel, pesan yang disampaikan Nasir tersebut dalam rangka mewujudkan kemampuan dan kompetensi perguruan tinggi, baik di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional.
Menurut Samuel, koordinasi harus dilakukan dari pusat hingga ke daerah,mulai dari PTS ke Kopertis dan dari Kopertis ke Kementerian. Dirinya juga akan melakukan tata kelola yang baik dalam institusi yang dipimpinnya.
Samuel juga berjanji Kopertis yang di pimpinnya akan menjadi Kopertis yang baik dalam menjalankan tugastugas bangsa dan negara, khususnya mencerdaskan kehidupan bangsa di Papua.
“Target saya dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin, minimal kualitas PTS di Papua sudah berjalan
sesuai dengan akreditasi nasional. Walaupun kita di Papua, kita akan tetap mengejar targettarget nasional, bahwa PTS di Papua juga akan bangkit,” katanya optimis.
Selain Suril Samuel Movu, Men ristekdikti juga melantik Uman Suherman sebagai Koordinator Kopertis Wilayah IV Jawa Barat dan Muhammad
Bugis sebagai Koordinator Wilayah XII Maluku.
Pimpinan PTN priode 20172021 yang dilantik adalah Darmawan se bagai Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan, Sutrisna Wibawa mantan Sesditjen Belmawa menjadi Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, I Gede Aria Sugiarta sebagai Rektor Institut Seni Indonesia (Denpasar),
dan Adri Paton sebagai rektor Universitas Borneo Tarakan. n
Sangat Penting, tata Kelola Pt Jangan dihindariDi era kompetisi saat ini membangun tata kelola perguruan tinggi sangat
penting, baik dari sisi transparansi, fairness, accountability maupun
responsibility. Jangan sampai mengelola sebuah lembaga, masalah tata
kelola ditinggalkan dan dihindari.
Mohamad nasir
Suril Samuel Movu
D
50 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 51
atdono meyampaikan pencapaian PUI pada tahun 2016 sangat signiikan di berbagai bidang. Pencapaian prestasi tersebut tidak hanya dilakukan secara
individu saja, namun dengan kerja keras para pegiat iptek bersama dengan Direktorat Lembaga Litbang Kemenristekdikti untuk menjadikan PUI bermanfaat bagi masyarakat.
“Ini tanggung jawab kita di dalam menjalankan tugas, meskipun sasaran yang dibebankan pemerintah terhadap kita sudah mencapai target,namun yang lebih tinggi dari itu adalah kita memiliki tanggung jawab kepada rakyat,” tegasnya.
Patdono menambahkan, jika tanggung jawab minimal sudah memenuhi target, selanjutnya adalah bagaimana mewujudkan tanggung jawab terhadap bangsa, kepada masyarakat Indonesia, supaya pengembangan PUI memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi bangsa maupun masyarakat Indonesia.
Pada kesempatan itu Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti sangat mengapresiasi kinerja lembaga litbang yang menyinergikan para pegiat iptek melalui PUI.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada BapakIbu yang tergabung dalam PUI, karena key performace indicators yang diminta pemerintah kepada Kemenristekdikti, khususnya di Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan
Dikti, khususnya lagi di PUI, prestasi kita sangat luar biasa,” ujarnya yang disambut tepuk tangan meriah 150an peserta dan tamu undangan.
Sementa itu Direktur Lembaga Litbang Kemal Prihatman dalam laporannya mengatakan, bahwa hingga tahun 2017 telah tergabung 68 PUI, yang terdiri atas 48 PUI Litbang dan 20 PUI Perguruan Tinggi (PUIPT).
Kemal mengatakan, bahwa rapat kerja bertujuan untuk meningkatkan pemahaman lembaga PUI terkait dengan skema, mekanisme, dan tahapan pelaksanaan kegiatan pengembangan PUI tahun 2017. n
Kita Memiliki Tanggung Jawab Kepada RakyatPengembangan Pusat Unggulan
Iptek (PUI) harus memberikan
kemaslahatan bagi bangsa. Poin
tersebut disampaikan oleh Direktur
Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
Patdono Suwignjo saat membuka
Rapat Kerja Pengembangan PUI
Tahun 2017, di Auditorium lantai II
Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta,
Rabu 8 Februari 2017.
P
52 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
eringkat daya saing (global competitiveness index) yang dirilis World Economic Forum (WEF) belum lama
ini memperlihatkan posisi Indonesia yang menurun. Pada periode 20152016 posisi Indonesia masih berada di peringkat ke37 dari 138 negara, namun untuk priode 20162017 turun ke urutan ke41. Posisi Indonesia ini berada di bawah negaranegara serumpun seperti Singapura (2), Malaysia, (18) dan Thailand (32), kondisi ini bahkan sudah sejak lama.
Pemeringkatan WEP ini menggunakan metodologi yang didasarkan pada penilaian atau perhitungan terhadap 12 pilar atau indikator. Ke12 pilar itu diasumsikan menjadi faktor penggerak dan faktor eisiensi iklim usaha ekonomi suatu negara. Penilaian yang menggunakan skor nilai angka skala 1 7 itu, kemudian menghasilkan peringkat fourty one bagi Indonesia sebagaimana diumumkan WEF itu.
Pilarpilar itu meliputi kondisikondisi dari (1) kelembagaan negara bersangkutan, (2) infrastrukturnya, (3) stabilitas makroekonomi, (4) tingkat kesehatan dan pendidikan dasar, (5) pendidikan tinggi serta intensitas pelatihanpelatihan, (6) eisiensi dalam usaha perdagangan, (7) pasar tenaga kerja, (8) keunggulan pasar keuangan, (9) ketersediaan teknologi, (10) keterjangkauan pasar, (11) kecanggihan berbisnis, serta (12) kemampuan inovasi.
WEP juga menghitung pendapatan perkapita dari tiaptiap negara. Pendapatan perkapita negaranegara ASEAN yang paling tinggi adalah Singapura, yaitu sebesar 52,888 US Dollar atau sekitar Rp. 58,176,800 perkapita perbulan. Selanjutnya Brunei Darussalam 28,237 US Dollar, Malaysia 9,557, Indonesia 3,362, dan Vietnam 2,088.
Pendapatan perkapita Indonesia setara dengan Rp. 3,698,200 perbulan. Artinya, pendapatan ratarata penduduk Singapura adalah 15 kali
lebih besar dari ratarata pendapatan warga negara Indonesia. Singapore negara imigran pulau kecil, namun kita sulit mempercayai kondisi ini. Malaysia masih 3 kali lebih besar dari Indonesia. Sementara Vietnam, sebagai negara yang sedang bangkit diperkirakan bakal menyusul Indonesia.
IneisiensiWEF mengidentifikasi beberapa
faktor yang menyebabkan Indonesia lemah dalam daya saing. WEF melihat banyak problem di Indonesia seperti (1) ineisiensi birokrasi pemerintah, (2) lemahnya infrastruktur, (3) korupsi, (4) lemahnya kepastian hukum terutama ketenagakerjaan dan aturanaturan insentif pajak, (5) inlasi, (6) kurangnya akses pembiayaan bagi kalangan petani, dan (7) adanya instabilitas kebijakan pemerintah dan implementasinya.
Melihat kondisi terkini yang dihadapi Indonesia itu, lantas terbersit sejumlah pertanyaan, karena dari tahun ke tahun daya saingnya tidak kunjung menaik, lantas apakah kemudian Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara yang lemah
(weak states), atau bahkan sebenarnya Indonesia sudah dapat dikategorikan sebagai negara yang gagal (failed states) ?
Ini merupakan pertanyaan yang merisaukan kita semua, meskipun di lain pihak pertanyaan seperti ini juga dapat dijadikan sebagai tantangan untuk memperbaiki keadaan. Robert Rotberg dari John F Kennedy School of Government (Harvard) Amerika dalam papernya Nation-State Failure: Arecurring Phenmenon (2003) mempunyai teori dan ukuran mengenai negara lemah atau negara gagal ini.
Menurut Rotberg negara lemah terjadi di negara yang pada umumnya (1) memiliki perbedaan suku, agama, dan bahasa sehingga menjadi hambatan untuk menjadi negara yang kuat, (2) terjadi konlik secara terbuka, dan (3) korupsi sudah menjadi hal yang umum. Selain itu, karena (4) hukum tidak ditegakkan, serta yang ke (5) adanya privatisasi institusi kesehatan dan pendidikan, yang menurutnya kedua institusi penting ini semestinya dikuasai penuh oleh negara. la mencontohkan kegagalan negara seperti ini sudah terjadi di Irak, Belarus, Korea Utara, dan Libya.
Sedangkan negara gagal digambarkan oleh Rotberg sebagai negara yang (1) sangat sukar mencapai targetnya untuk memenuhi kebutuhan penduduk, (2) umumnya terdapat nonstate actors yang berpengaruh dan membantu memenuhi kebutuhan hidup penduduk, (3) keamanan nyaris menjadi hal yang langka kecuali di kotakota besar, (4) ekonomi tidak berjalan, (5) kualitas kesehatan memburuk dan sistem pendidikan terabaikan, serta (6) korupsi semakin marak, dan diperparah dengan (7) inlasi.
Kekuatan InovasiMengingat tingkat daya saing
Indonesia yang masih di kisaran peringkat 40an tentu perlu daya upaya yang besar agar angka daya
Memperbaiki daya Saing Indonesia
URUn ReMBUg
Sakti Nasution
P
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 53
saing itu tidak terus menurun. Ketika negara ini ingin memperkuat kembali dirinya, apa yang harus dilakukan?
Paling tidak ada 2 (dua) pemikiran untuk hal itu. Pertama, tentu bangsa ini harus kerjakerjakerja memperbaiki berbagai faktor yang menjadi penghambat menurunnya daya saing tersebut. Ada yang mengatakan biang kerok penyebab menurunnya daya saing Indonesia karena korupsi sudah mengakar. Beritaberita mengenai anggaran mega proyek KTPel yang diduga dikorupsi secara berjamaah oleh para pejabat terkait hingga 2,3 trilyun merupakan contoh hangat.
Untuk keberhasilan pemberantasan
korupsi tergantung pada punishment berupa hukum yang berat dan tegas dari hakim. Pemberatan hukuman bagi koruptor tidak dapat diputuskan sendiri oleh hakim namun harus ada terlebih dahulu undangundangnya. Demikian juga untuk memperbaiki dan membangun ke12 pilar daya saing tersebut juga harus dilakukan secara terpadu, mengingat ke12 pilar saling melengkapi dan mempengaruhi satu sama lain.
Tidak mungkin ada kemampuan inovasi jika ketersediaan tek nologi tidak ada, atau lulusan pen didikan tinggi kualitasnya rendah. Bagaimana mau memajukan sebuah sience techno park jika lokasinya ditengah hutan
jauh dari infrastuktur yang diperlukan. Perbaikan ke12 pilar daya saing ini harus dilakukan secara bersamaan.
Kedua, negara perlu kembali memperkuat program peningkatan kemampuan inovasi secara nasional. Peran kemampuan inovasi ini menentukan, oleh karena itu pemerintah perlu merencanakannya secara matang dan terukur hal itu. Mengenai hal ini, Michael E. Porter, pengarang buku Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance (1998) dari Harvard University, mengatakan bahwa keunggulan suatu bangsa itu karena diciptakan, bukan karena kebetulan (given).
Porter mengemukakan bahwa dalam era persaingan antarnegara yang ketat saat ini, suatu bangsa tidak bisa lagi hanya mengandalkan atau membanggakan kekayaan alamnya yang melimpah atau murahnya tenaga manusia. Porter mengingatkan pentingnya kebijakan pengembangan produktivitas nasional suatu negara melalui kekuatan inovasi ini, yang diarahkan untuk mencapai dan menghasilkan nilai tambah (added value). Ini merupakan bagian dari tugas pokok negara.
Dalam skala mikroekonomi, produktifitas itu akan sangat ditentukan oleh pelakupelaku usaha yang berbasis teknologi untuk meng
hasilkan produk barang maupun jasa yang memiliki daya saing, yaitu melalui kemampuan pelaku usaha itu untuk melakukan perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi, baik secara mandiri, berkolaborasi ataupun dengan memanfaatkan keluaran yang dihasilkan lembagalembaga riset.
Dalam kaitan itu melalui program pusat unggulan iptek (PUI) Kemenristekdikti diharapkan lembaga riset dapat menjadi unggul, inovatif dan berdaya saing. Unggul dalam kegiatan riset, mampu menghasilkan hasil riset yang inovatif sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Demikian juga dengan program sience techno park (STP), dar i lembaga ini diharapkan akan lahir pengusahapengusaha kecil dan menengah (UKM) atau para pengusaha pemula berbasis teknologi. Melalui mereka inilah harapan gerak perekonomian di daerahdaerah seluruh Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan.
Kemampuan inovasi merupakan pilar ke12 global competitiveness index WEF. Namun, kembali lagi, bahwa kemampuan inovasi bangsa Indonesia akan muncul dan meningkat jika iklim usaha di negara sudah kondusif. Kondisi seperti ketersediaan teknologi, keterjangkauan pasar, inefisiensi birokrasi pemerintah, lemahnya infrastruktur harus terlebih dahulu dapat diperbaiki oleh negara.
Tentu saja tidak ada satu negara pun yang ingin disebut sebagai negara lemah apalagi negara gagal, termasuk juga Indonesia, meskipun angkaangka, tandatanda ataupun indikator sudah menunjukkan ke arah itu.
Sakti Nasution, pemimpin redaksi majalah SIMBAGA
Grais Moh. Romdlan
54 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
PeRatURan PeRUndang-Undangan
emikian disampaikan Sekretaris Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, Agus Indarjo, se belum acara penyerahan surat
keputusan Menristekdiktiterkait perubahan badan penyelenggara perguruan tinggi swasta (PTS) untuk lingkungan Kopertis Wilayah I, di Hotel Polonia, Medan, pada akhir Februari 2017.
Agus Indarjo mengingatkan jika setelah dilakukan pendampingan masih bermasalah secara terus menerus maka izin penyelenggaraan akan dicabut, dan sebaliknya jika PTS tersebut menjadi semakin baik maka akan di dibina hingga akreditasinya bisa meningkat.
“Jika melanggar aturan, seperti tidak terakreditasi, memberikan ijazah kepada mahasiswa yang tidak terdaftar, atau terus terjadi konlik pada PTS, maka akan dicabut izin penyelenggaraannya,” tegas Agus dihadapan sekitar 250 ketua yayasan dan pimpinan PTS se Sumatera Utara itu.
AmnestyAgus Indarjo datangmenyerahkan surat kepu
tusan Menristekdiktiterkait perubahan badan penyelenggara perguruan tinggi swasta (PTS)
Kemenristekdikti terus melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap
perguruan tinggi yang bermasalah. Hal tersebut dilakukan untuk menjadikan
perguruan tinggi itu semakin baik dan dapat meningkat mutunya.
Perguruan Tinggi Jangan Langgar Aturan
D
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 55
untuk lingkungan Kopertis Wilayah I Sumatera Utara.
Saat ini di Kopertis Wilayah I Sumatera Utara terdapat 141 badan penyelenggara yang telah berubah badan penyelenggaranya tanpa izin pemerintah. Jumlah tersebut 51% dari 264 PTS yang ada di Sumatera Utara. Konsekuensi perubahan tanpa izin ini menjadikan PTS bersangkutan ilegal.
Mengingat jumlah yang terlalu banyak, maka pemerintah memutuskan untuk memberikan “amnesty” sehingga keberadaan 141 PTS tersebut menjadi legal kembali.
Ichsan Madya, pengurus Yayasan Indah Medan mengatakan yayasannya menjadi salah satu yang diperbaiki nama badan penyelenggaranya.
“Di dalam SK tertera Akademi Farmasi Indah berdomisili di Deli Serdang, karena awal berdirinya memang disana, katanya, namun saat ini telah menetap di Medan, sehingga dengan dasar tersebut yayasan indah merubah nama menjadi Akademi Farmasi Indah Medan.”
Ichsan menambahkan, syarat untuk mendapatkan SK dimulai dari pengecekan oleh Kopertis dan kemudian diverikasi langsung oleh Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti, setelah itu proses mendapatkan SK baru, jika perguruan tinggi tersebut sudah memenuhi persyaratan
yang diberikan,” ujarnya.“Sejauh ini saya melihat progress yang sangat
bagus, karena proses lebih cepat dari sistem sebelumnya, saya berharap ada peningkatan kinerja mengingat masih banyaknya permasalahan perguruan tinggi, dan kedepan untuk kopertis saya harap lebih meningkatkan kualitas PTS di Sumatera Utara, dengan membuat sistem atau cara baru,” pungkasnya.
Sementara itu, Koordinator Kopertis Wilayah I Dian Armanto mengatakan permasalahan yang biasa terjadi di lingkup badan penyelenggara atau yayasan adalah seperti salah ketik nama yayasan, membuat nama baru dengan menambah nama kata “Medan”, atau “Sumatera Utara,” dan organisasi yayasan berubah namun tidak dilaporkan ke Kemenristekdikti.
“Jika terjadi organisasi yang berbeda hingga perubahan nama perguruan tinggi, maka pihak yayasan harus melapor ke Kopertis dan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti agar dapat di data ulang dan diberikan SK penyelenggaraan seperti ini, sehingga kedepan dapat meningkatkan mutu PTS itu sendiri,” kata Dian.
Pada tahap pertama ini, diserahkan sebanyak 50 SK. Sementara sisanya sebanyak 91 SK lagi akan diserahkan pada tahap kedua. n
Dr. Ir. Agus Indarjo, M.Phil.
lahir di sragen, 5 mei 1960. menyelesaikan studi s1 di universitas Diponegoro, semarang pada
Program studi Perikanan tahun 1985; s2 newcastle university, marine scienes and coastal
management (1995); dan s3 manajemen sumberdaya Pantai di universitas Diponegoro (2012).
kariernya dimulai dengan menjadi asisten sekretaris Bidang kemahasiswaan, Badan Pengelola/
Program studi ilmu dan teknologi kelautan universitas Diponegoro (1991-1993), lalu koordinator
lapangan sarjana Pendamping Program aksi Pemberdayaan masyarakat tani di wilayah kabupaten
Batang, kabupaten kendal dan kabupaten semarang Provinsi Jawa tengah (1998-1999), kemudian
berlanjut menjadi koordinator lapangan sarjana Pendamping Program ketahanan Pangan nasional
kabupaten semarang Provinsi Jawa tengah (1999-2000). ketua Jurusan ilmu kelautan, fakultas
Perikanan dan ilmu kelautan, universitas Diponegoro (2000-2004) dilanjutkan menjadi Pembantu
Dekan Bidang umum, kepegawaian dan keuangan, fakultas Perikanan dan ilmu kelautan,
universitas Diponegoro (2004-2008), dan menjadi sekretaris senat fakultas Perikanan dan ilmu
kelautan, universitas Diponegoro tahun (2004-2012). selain itu, beliau juga pernah menjadi staf
ahli Bupati Demak bidang pengelolaan wilayah pesisir dan laut (2007-2008), dilanjutkan menjadi
Pembantu Dekan Bidang umum, kepegawaian dan keuangan fakultas Perikanan dan ilmu
kelautan (2008-2012), lalu Wakil Rektor Bidang umum, Perencanaan, kepegawaian dan keuangan
(2013-2015), sekaligus anggota senat universitas Borneo tarakan (2013-2015). sejak tahun 14
mei 2015, sekretaris Ditjen kelembagaan iptek & Dikti, kemenristekdikti.
56 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
irektur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, Patdono Suwignjo menegaskan, saat ini pihaknya
masih melakukan pendataan terhadap perguruan tinggi, khususnya PTS yang dinilai pelayanannya lemah dan tidak maksimal dalam menjalankan fungsi sebagai perguruan tinggi.
“Ya, apalagi PTS yang bangunannya masih menyewa ruko. Itu nanti siapsiap saja akan digabung PTS lain yang dinilai mampu, kalau tidak mau di merger tentu akan kita tertibkan,” tegasnya di selasela kegiatan Penutupan Rapat Koordinasi Koordinator dan Sekretaris Pelaksana Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) seIndonesia, di Hotel Aryaduta, akhir Januari lalu.
Dikatakannya, sejauh ini pihak Kemenristekdikti sudah melakukan merger beberapa PTS yang lemah di beberapa daerah. “Sudah ada PTS yang di merger, misalnya di Maluku dan Sulawesi. Saat ini kita masih mendata di seluruh Indonesia, di setiap daerah itu pasti ada, makanya akan kita tindak serius,” katanya.
Sementara i tu, Koordinator Kopertis Wilayah II SumbagselBabel Slamet Widodo menyebutkan pihaknyasebagai perpanjang tangan Kemenristekdikti menjalankan tugas pengawasan, pembinaan, dan pengendalian akan segera mendata PTS yang dinilai lemah.
“Kami akan menjalankan kebijakan dari Kemenristekdikti. Kalau ada PTS lemah di ruang lingkup Kopertis Wilayah II tentu akan segera ditindak,” tegas Slamet.
Terkait dengan PTS yang masih beraktiitas di bangunan ruko pihaknya belum mendapatkan data inal. “Masih di data, kalau ada tentu nanti akan dipanggil dan diarahkan untuk merger,” ulasnya.
Tidak MudahPada kesempatan lain, seperti
diberitakanSuara Merdeka, Koordinator Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah mengatakan akan mendorong PTS yang sulit berkembang untuk melakukan merger dengan kampus swasta lainnya.
Merger dimaksudkan agar perguruan tinggi. khususnya swasta bisa lebih maju dari saat ini.
“Jumlah PTS di Jateng ini sebanyak 251. Sayangnya masih banyak yang sulit berkembang karena berbagai masalah, seperti kurang dosen, rendah peminat, dan lain sebagainya,” ungkap Koordinator Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah Dr DYP Sugiharto, di kantornya, kemarin.
Meski demikian. Sugiharto tidak secara rinci menyebut perguruan tinggi swasta mana saja di provinsi ini yang direkomendasikan bergabung. Ia hanya menyatakan, salah satu indikator PTS yang layak digabung adalah yang jumlah mahasiswa setiap angkatan di bawah 100 orang. “Sebab, jika dibiarkan kasihan dosen dan pengajarnya.” tegasnya.
Definisi kampus kecil, lanjut dia, antara lain perguruan tinggi yang tidak punya cukup dana atau
anggaran untuk pengembangan dan operasional kampus.”Perguruan tinggi di Jateng juga sudah cukup banyak. Sedangkan yang berakreditasi A hanya 1 kampus yakni Unika Soegijapranata” tandasnya.
Dia tegaskan, keputusan bergabung ini merupakan hak pengelola, dan Kopertis tak bisa memaksa. Sugiharto mencontohkan salah satu PTS yang sudah bergabung menuai sukses adalah Akademi Teknik Semarang (ATS) yang bergabung dengan UPGR1S.
“Sekali lagi, kami hanya bisa menyarankan. sebab semuanya kembali kepada pengelola atau yayasan masingmasing. Sebab, tidak mudah menggabung dua perguruan tinggi “jelasnya.
Dia menambahkan pihaknya terus melakukan pembinaan pada perguruan tinggi swasta yang mengalami berbagai masalah agar bisa tetap eksis.”Komunikasi terus kami lakukan, namun untuk merger dalam waktu dekat belum ada yang melakukan.”
Salah satu pengelola yayasan sebuah perguruan tinggi swasta di Jateng yang tidak bersedia disebut namanya menilai persoalan merger antarkampus bukan hal mudah.
Sebab bisa saja tak semua pemilik kampus mau melakukan merger dengan kampus lainnya. Belum lagi, lokasi antarkampus yang juga bisa menjadi faktor penghambat melakukan merger. n
Mulai gerah dengan PtS Ruko
RADAR MAKASSAR
Pemerintah mulai gerah
dengan Perguruan Tinggi
Swasta (PTS) yang masih
berada di bangunan rumah
toko (ruko). Pasalnya,
hal tersebut tidak sesuai
dengan standar pendirian
perguruan tinggi.
D
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 57
elum lama ini (20/2/2017)Tim Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)
melakukan “operasi tangkap tangan” prosesi wisuda ilegal di Hotel Sutan Raja, Manado, Sulawesi Utara.
Terlihat di spanduk tertulis: Sidang Senat Terbuka Universitas Kristen Indonesia Tomohon “Penamatan Lulusan” Program Sarjana, Magister Dan Doktor. Disitu istilah “wisuda” diganti dengan “Penamatan Lulusan” ini merupakan hal yang tidak lazim.
Ketika di konirmasi, pihak panitia membenarkan kalau penamatan lulusan sekitar 100 orang “sarjana baru” ini diselenggarakan oleh Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Gereja Masehi Injil Minahasa (YPTK GMIM).
Begitu juga ketika hal ini ditanya langsung oleh Ketua Tim Prof. Andi Niartiningsih kepada Wakil Rektor Bidang Akademik UKIT YPTK GMIM Nixon Kawung, ia mengakui
kalau pihaknya tidak mengantongi izin penyelenggaraan akademik yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Ranah HukumTernyata walaupun sudah tidak pu
nya legalitasUKIT versi YPTK GMIM masih terus melakukan penyelenggaran akademik, termasuk nekad melakukan wisuda. Meskipun hal ini sudah diperingati melalui koran setempat oleh Kopertis Wilayah IX.
“UKIT YPTK GMIM tidak memiliki hak untuk memberikan ijazah maupun gelar akademik. Begitu juga, para “wisudawan”nya tidak berhak menerima ijazah maupun menggunakan gelar akademik.“Ijazah dan gelar itu dipastikan tidak sah,” tegas ketua tim Andi Niartiningsih, yang juga menjabat sebagai Koordinator Kopertis IX ini.
Berdasarkan ketentuan Pasal 93 UU Nomor 12 Tahun 2012, dinyatakan bahwa memberi dan menggunakan ijazah atau gelar akademik tanpa hak sudah masuk pidana, yang ancaman
hukumannya cukup berat.
KonlikSebagaimana diketahui, UKIT YPTK
GMIM yang saat ini dipimpin oleh “rektor” Pdt. Dr. Ruchard A.D. Siwu, MA. Ph.D. sudah tidak lagi mengantongi izin penyelenggaraan perguruan tinggi dari Kemenristekdikti.
Izin penyelenggaraan UKIT YPTK GMIM sudah dicabut karena adanya permohonan dari sinode GMIM yang menaungi YPTK GMIM ketika itu, agar izin penyelenggara dan pengelolaan UKIT dialihkan ke Yayasan GMIM Ds.A,Z.R. Wenas.
Alih kelola UKIT dari YPTK GMIM ke Yayasan GMIM Ds.A,Z.R. Wenas ini kemudian dikukuhkan dengan terbitnya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 220/D/O/2007 tanggal 29 November 2007. Sejak saat itu penyelenggara UKIT yang sah adalah Yayasan GMIM Ds.A,Z.R. Wenas.
Namun alih kelola itu digugat oleh YPTK GMIM ke pengadilan karena dianggap Yayasan GMIM
Kisah Wisuda Ilegal di Hotel Sutan Raja ManadoMasih ada saja perguruan tinggi swasta (PTS) yang menerima
mahasiswa atau melakukan wisuda padahal institusinya sudah
tidak memiliki izin pemerintah.
B
58 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
Ds.A,Z.R. Wenas tidak mematuhi berita acara yang sudah disepakati. Salah satu sebabnya karena Yayasan GMIM Ds.A,Z.R. Wenasmemecat rektor yang sebelumnya diangkat oleh YPTK GMIM.
Gugatan tersebut akhirnya sampai juga ke Mahkamah Agung (MA). Lahirlah Putusan MA Nomor 134 PK/PDT/2011 jo. Putusan MA Nomor 2668 K/Pdt/2008 jo. Putusan PT Manado Nomor 153/PDT/2007/PT.MDO jo. Putusan PN Tondano Nomor 75/Pdt.G/2006/PN.Tdo.
Putusan MA ini telah memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijdse). Namun untuk diketahui, putusan tersebut adalah untuk perkara pemecatan Rektor UKIT a.n. Richard Daniel Siwu yang diangkat oleh Ketua YPTKGMIM, sebelum diterbitkannya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 220/D/O/2007 tanggal 29 November 2007. Dengan demikian, putusan a quo tersebut sama sekali tidak terkait keabsahan badan hukum/yayasan yang berwenang menyelenggarakan UKIT.
MembantahBelakangan melalui media on
line antaranews.com ketua Badan Penyelenggara YPTK GMIM Ferry Mailangkay membantah kalau UKITYPTK GMIM ilegal. “Kalau dasar untuk mengatakan UKITYPTK GMIM ilegal adalah Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 220/D/O/2007 tanggal 29 November 2007 tentang alih kelola UKIT, maka itu tidaklah tepat.” kataFerry.
Sebab, lanjutnya, “pada 13 Mei 2013 melalui audit khusus yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbud mereka menemukan bahwa akta perjanjian atau berita acara alih kelola UKIT dan YPTK GMIM kepada Yayasan GMIM Ds.A.Z.R Wenas tidak ada.”
Sebelumnya “Rektor”UKIT YPTK GMIM Ruchard A.D. Siwu juga membantah dan melaporkan hal serupa kepada Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Sulawsi Utara.Untuk ituSekjen Kemenristekdikti telah mengirim kepada Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Sulawsi Utara melalui surat Nomor 968/A.A4/HK/2017 tanggal 23 Februari 2017.
Apa yang di bantah oleh Ferry dan
apa yang dilaporkan Ruchard A.D. Siwu, intinya sama.Berikut jawaban Sekjen Kemenristekdikti terkait laporan Ruchard A.D. SiwuKepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Sulawsi Utara sekaligus bantahan terhadap Ferry di antaranews.com:
Apabiladicermati, maka putusan pengadilan tersebut tidak mempersoalkan, terlebih memutuskan siapa yang berhak mengelola UKIT, namun mempersoalkan dan memutuskan mengenai peristiwa pemecatan Rektor UKIT.
Putusan pengadilan itujuga tidak membatalkan Kepmendiknas Nomor 220/D/O/2007 tentang Alih Kelola Universitas Kristen Indonesia Tomohon dari YPTKGMIM di Tomohon kepada Yayasan GMIM Ds A.Z.R. Wenas di Tomohon.
Yang menjadi pihak dalam perkara adalah Rektor UKIT yang diangkat oleh YPTKGMIM sebagai Penggugat melawan Yayasan GMIM Ds. A.Z.R. Wenas sebagai Tergugat I dan Piet. H. Wongkar sebagai Tergugat II. Berdasarkan Pasal 1917 KUHperdata, Putusan Pengadilan terhadap suatu perkara perdata hanya mengikat bagi para pihak yang bersengketa.
Oleh karena pihak yang bersengketa dalam perkara tersebut adalah Rektor UKIT YPTKGMIM sebagai Penggugat melawan Yayasan GMIM Ds. A.Z.R. Wenas sebagai Tergugat I dan Piet. H. Wongkar sebagai Tergugat II, maka pemenuhan pelaksanaan putusan pengadilan hanya dapat dimintakan kepada para pihak dalam perkara tersebut saja. Bukan kepada Kemenristekdikti.
Selain itu, berdasarkan Surat Penetapan Perdata Ketua PN Tondano Nomor 75/Pdt.G/2006/PN.Tdo tanggal 13 Oktober 2010 telah ditetapkan bahwa permohonan eksekusi terhadap Putusan Pengadilan tersebut di atas tidak dapat dilaksanakan (nonexecutable) karena putusan tersebut bersifat declaratoir, yang berarti hanya sekedar menerangkan atau menetapkan suatu keadaan saja sehingga tidak perlu di eksekusi.
Selanjutnya dijelaskan, bahwa berdasarkan Kepmendiknas Nomor 220/D/O/2007, UKIT telah dialihkan pengelolaannya dari YPTKGMIM ke Yayasan GMIM Ds. A.Z.R. Wenas, dan di dalam keputusan tersebut
dinyatakan bahwa YPTKGMIM dilarang menggunakan nama UKIT untuk penerimaan mahasiswa dan kegiatan penyelenggaraan proses pembelajaran pendidikan tinggi.
Terhadap suatu keputusan tata usaha negara (beschikking), dalam hal ini Kepmendiknas Nomor 220/D/O/2007, berlaku asas praesumptio iustae causa, yang mengandung arti bahwa suatu beschikking dinyatakan tetap berlaku sampai dengan dicabut oleh pejabat yang berwenang atau dibatalkan oleh putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Oleh karena keputusan tersebut belum pernah dicabut atau dibatalkan oleh putusan pengadilan, maka keputusan tersebut tetap sah dan mempunyai kekuatan hukum mengikat.
Mengenai tindak lanjut pelaksanaan rekomendasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (selanjutnya disebut sebagai Irjen Kemendikbud, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. bahwa Surat Irjen Kemendikbud Nomor 7504/G6/Rhs/WS/2013 tanggal 20 September 2013, surat Nomor 8808/G4/WS/2014 tanggal 30 September 2014 merupakan surat hasil pemeriksaan internal di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bersifat rahasia dan tidak ditembuskan kepada pihak lain di luar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Fakta bahwa pihak Sdr. Richard A.D. Siwu (pelapor) memiliki salinan surat tersebut, merupakan suatu kejanggalan yang dapat menimbulkan prasangka yang kurang baik terhadap pelapor.
b. bahwa rekomendasi Irjen Kemendikbud dalam surat Nomor 7504/G6/Rhs/WS/2013 tanggal 20 September 2013 ditujukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta berlaku untuk internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga kurang relevan menanyakan tindak lanjut rekomendasi tersebut kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
c. Bahwa Kemenristekdikti menghormati adanya rekomendasi Irjen Kemendikbud tersebut, namun demikian, Kemenristekdikti tidak menemukan alasan hukum yang
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 59
kuat untuk meninjau/mencabut Kepmendiknas Nomor 220/D/O/2007, terlebih lagi bahwa pencabutan keputusan tersebut berpotensi menimbulkan permasalahan hukum baru.
Selanjutnya dijelaskan, bahwa Ditjen Pendidikan Tinggi Ke mendikbud ketika itu, baik secara langsung maupun melalui Kopertis Wilaya IX Sulawesi, telah berulang kali menghimbau UKIT di bawah pengelolaan YPTKGMIM untuk mematuhi keputusan Nomor 220/D/O/2007 tersebut di atas serta tidak lagi menyelenggarakan proses pembelajaran pendidikan tinggi.
Kemudian pada tanggal 28 Maret
2016 Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti mengirimkan surat Nomor 595/C/KL/2016 perihal Larangan penyelenggaraan UKIT oleh YPTKGMIM kepada Sdr. Richard A.D. Siwu, yang pada inti suratnya melarang YPTKGMIM untuk menyelenggarakan UKIT dan memerintahkan YPTK GMIM untuk menghentikan seluruh kegiatan akademik dan nonakademik yang mengatasnamakan UKIT dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat tersebut.
Meskipun sudah dilarang, YPTK GMIM tetap menyelenggarakan UKIT. Atas perilaku tersebut, pada tanggal 12 Mei 2016, Kemenristekdikti
telah melaporkan yang bersangkutan ke Polda Sulawesi Utara atas dugaan penyelenggaraan pendidikan tinggi tanpa izin, yang merupakan perbuatan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 93 jo. Pasal 60 ayat (2) UndangUndang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Biro Hukum Kemenristekdikti menghimbau apabila YPTKGMIM atau ada pihak lain merasa dirugikan atas terbitnya Kepmendiknas Nomor 220/D/O/2007, dapat menempuh jalur hukum melalui lembaga peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. n
Pengumuman Kampus tak Berizinoordinator Kopertis IX Sulawesi , Andi Niartingsih, dikantornya Jl . Bung Makassar,
(15/3/2017) meliris perguruan tinggi swasta (PTS) yang tak berizin di wilayah kerjanya.
Sebagaimana di beritakan ini pasti.com ada 7 (tujuh) kampus tidak berizin yang diumumkan hari itu. Mereka adalah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rama Global Makassar, Akademi Maritim Veteran Makassar, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maha Karya Bone.
Univesitas Kristen Indonesia Tomohon, di bawah naungan YPTK GMIM di Sulawesi Utara, Universitas Islam Buton di Baubau, Universitas Murhum Baubau Sulawesi Tenggara dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Langganunu Palu.
Niartingsih menjelaskan bahwa informasi soal kampus tidak berizin ini perlu lebih dini disebarkan agar seluruh masyarakat cepat mengetahui sehingga masyarakat tidak tertipu dan dirugikan.
Masyarakat perlu diberitahu sejak awal soal ini, sebab ijazah yang dikeluarkan ketujuh kampus tidak berizin itu tidak diakui oleh pemerintah, sehingga alumni yang
dihasilkan akan bermasalah.“Alumni tidak dapat memper
gunakan ijazahnya untuk bekerja pada instansi pemerintah maupun swasta,”tandas Guru Besar Ilmu Perikanan Unhas ini.
Pengumuman ketujuh kampus tanpa izin itu merupakan hasil pemantauan, investigasi serta laporan dari masyarakat. Kampus tidak memiliki izin operasional dari pemerintah tetapi dalam kenyataan mereka tetap melakukan proses pembelajaran.
Beberapa tahun terakhir ini Kemen ristekdikti semakin mening
katkan pembinaan terhadap proses pembelajaran di perguruan tinggi. Kopertis yang menjadi perpanjangan tangan Kemenristekdikti di daerah diminta mewaspadai praktek kampuskampus yang tidak berizin.
Pada proses pemantauan, beberapa temuan dalam pembelajaran di kampus PTS menjadi masukan sekaligus informasi akan kehadiran kampus yang tidak memiliki izin operasional itu.
Menristekdikt i Mohamad Nasir, seusai menghadiri peluncuran Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yokyakarta, Jumat (10/03/2017), mengatakan saat ini pemerintah telah menutup 140 perguruan tinggi abalabal yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sementara 103 perguruan tinggi lain akan diberi pembinaan. Hal ini dilakukan dalam rangka membersih kan pendidikan tinggi di Indonesia dari perguruan tinggi yang tidak sesuai atau melanggar standar.
Dijelaskannya,“perguruan tinggi abalabal adalah perguruan tinggi yang memiliki izin tetapi tidak mengikuti proses pembelajaran yang benar, atau tidak ada perkuliahan tetapi memberikan ijazah,” katanya. n
K
6 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
PengeMBangan PeRgURUan tInggI
e12 PT Kesda yang gabung ke PTN itu adalah Akper Pemkab Padang Pariaman dengan Universitas Negeri Padang, Akper Pemkab Sumedang
dengan Universitas Pendidikan Indonesia, Akper
Pemkab Subang dengan Universitas Pendidikan Indonesia, Akper Pemkab Indramayu dengan Politeknik Negeri Indramayu.
12 PT Kesehatan Pemda Siap Gabung ke PTNSebanyak 12 perguruan tinggi kesehatan milik pemerintah daerah
(PT Kesda) sudah sepakat dan siap bergabung dengan Perguruan Tinggi Negeri
(PTN).Nota kesepahaman penggabungan dilakukan di Hotel Milenium, Jakarta,
Kamis, 9 Maret 2017.
K
Foto: iStiMeWa
60 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
Kepolisian Siap ‘Bersihkan’ Kampus Tak BerizinKepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) mengaku siap menindak
perguruan tinggi yang tidak memiliki izin di wilayah Sulawesi Selatan. Hal ini
disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Dicky Sondany,
ia akan menyikapi persoalan kampus ‘liar’ yang ada di Sulawesi Selatan.
faJaR.co.iD
Adapun pihaknya akan berkoordinasi dalam waktu dekat dengan Kemenristek Dikti dalam hal ini Kopertis IX Sulawesi. “Nanti
teknisnya polda akan koordinasi dulu dengan pihak Kopertis. Soal kapan, tergantung pihak kopertis, lebih cepat lebih baik,” kata Dicky Sondany kepada Rakyatku.com, Jumat (17/3/2017).
Setelah berkoordinasi, lanjut Dicky, pihaknya akan bekerjasama dengan Kopertis IX Sulawesi untuk menertibkan perguruan tinggi ataupun kampus yang tidak memiliki izin operasional. Salah satunya, pihaknya akan menurunkan personel untuk menyelidik. ”Kita koordinasikan dulu, setelah itu, baru polri akan mengumpulkan alat bukti yang kuat
sebelum menindak,” jelas Dicky.Sebelumnya, Kemenristekdikti melalui
Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof Andi Niartiningsih mengisyaratkan menyerahkan masalah kampus ‘liar’ kepada kepolisian. Sebab ia menilai perguruan tinggi yang tidak mengantongi izin, sudah masuk dalam ranah kriminalitas.
“Sebetulnya aparat hukum yang berhak untuk ini. Ya, karena itukan sudah tindak kriminal, hal itu perbuatan yang sudah meresahkan masyarakat,” ujar Niartiningsih di Kampus II UMI Makassar.
Sementara dari data yang dikeluarkan Kopertis IX Sulawesi, di Sulawesi Selatan kampus yang tidak memiliki izin yakni Stikes Rama Global Makassar, STIKES Maha Karya Bone, dan Akademi Maritim Veteran Makassar.
Sementara yang berada di luar Sulawesi Selatan yakni UKI Tomohon di bawah naungan
YPTK GMIM di Sulbar, Universitas Islam Buton di Baubau, Universitas Murhum
Baubau Sulawesi Tenggara, dan Stikes Langganunu Palu. n
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 61
erseorangan, organisasi, atau penyelenggara pendidikan tinggi, baik di perguruan tinggi negeri mau
pun di perguruan tinggi swasta dapat dikenakan sanksi administratif maupun sanksi pidana, apabila melanggar peraturan pendidikan tinggi.
Sanksi Administrasi diatur dalam Pasal 25 s/d Pasal 43 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 100 Tahun 2016 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Sedangkan sanksi pidana dapat dikenai kepada perseorangan, organisasi, atau penyelenggara pendidikan tinggi apabila melanggar ketentuan Pasal 28 ayat (6) atau ayat (7), Pasal 42 ayat (4), Pasal 43 ayat (3), Pasal 44 ayat (4), Pasal 60 ayat (2), dan Pasal 90 ayat (4) Undangundang Nomor 12 Tahun 12 tentang Pendidikan Tinggi.
Sanksi AdministratifSanksi administratif terdiri atas
sanksi administratif ringan, sedang, dan berat. Sanksi administratif ringan, dikenai peringatan tertulis.
Sanksi administratif sedang, terdiri atas:(a) penghentian sementara bantuan biaya pendidikan dari Pemerintah,
berupa penundaaan pemberian bantuan keuangan, hibah, dan/atau bentuk bantuan lain bagi perguruan tinggi, dan (b) penghentian sementara kegiatan penyelenggaraan pendidikan, yaitu berupa:(1) penundaan pemberian bantuan keuangan, hibah, dan/atau bentuk bantuan lain bagi perguruan tinggi; (2) penghentian penerimaan mahasiswa baru; (3) penundaan proses usul pembukaan progam studi baru; dan (4) penundaan pelaksanaan akreditasi.
Sanksi administratif berat, terdiri atas:
a. penghentian pembinaan, yaitu berupa:
(1) penghentian bantuan keuangan, hibah, dan/atau bentuk bantuan lain yang diperuntukkan bagi perguruan tinggi;
(2) penghentian layanan Pemerintah bagi perguruan tinggi;
(3) penghentian penerimaan mahasiswa baru;
(4) larangan melakukan wisuda; (5) penghentian proses usul pembu
kaan progam studi baru; dan (6) penarikan dosen Pegawai Negeri
Sipil yang dipekerjakan. (b) pencabutan izin Program Studi,
dan
(c ) pembubaran PTN atau pencabutan izin PTS.
Sedangkan sanksi pidana, berupa pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Jenis Pelanggaran Administratif Sanksi administratif adalah hukuman
yang ditetapkan oleh Menristekdikti tanpa melalui proses peradilan, dengan tujuan pembinaan dan/atau penghentian pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan.
Pelanggaran yang dikenai Sanksi Administratif ringan, terdiri atas:
a. pemimpin perguruan tinggi tidak melindungi dan memfasilitasi pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan di perguruan tinggi;
b. perguruan tinggi tidak memuat mata kuliah agama, Pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia dalam kurikulumnya;
c. perguruan tinggi tidak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar utama;
d. perguruan tinggi tidak menyebarluaskan hasil penelitian dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, dan/atau dipatenkan, kecuali hasil penelitian yang bersifat rahasia, mengganggu, dan/atau membahayakan kepentingan umum;
e. PTN tidak menerima calon mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan akademik dan lolos seleksi penerimaan mahasiswa secara nasional;
f. PTN tidak mencari dan menjaring calon mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang mampu secara ekonomi dan calon mahasiswa dari daerah terdepan, terluar, dan ter tinggal untuk diterima paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh mahasiswa baru yang diterima dan tersebar pada semua Program Studi;
g. perguruan tinggi tidak me
Sanksi bagi Pelanggar aturan Perguruan tinggi
ilu
st
Ra
si: a
sn
cP
ns
.co
m
P
62 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
menuhi hak mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi untuk dapat menyelesaikan studinya sesuai dengan peraturan akademik;
h. perguruan tinggi memberi gelar yang tidak menggunakan bahasa Indonesia;
i. pemimpin perguruan tinggi tidak melindungi dan memfasilitasi pengelolaan di bidang nonakademik;
j. perguruan tinggi tidak mengumumkan ringkasan laporan tahunan kepada masyarakat;
k. perguruan tinggi memiliki dosen tetap kurang dari 6 (enam) untuk setiap Program Studi;
l. perguruan tinggi tidak memenuhi nisbah dosen dan mahasiswa sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan/atau
m. perguruan tinggi tidak melakukan pelaporan secara berkala ke pangkalan data pendidikan tinggi.
Pelanggaran yang dikenai Sanksi Administratif sedang, terdiri atas:
a. program sarjana memiliki dosen yang tidak berkualiikasi akademik minimum lulusan program magister atau sederajat;
b. program magister memiliki dosen yang tidak berkualiikasi akademik lulusan program doktor atau sederajat;
c. program doktor memiliki dosen yang tidak berkualifikasi akademik lulusan program doktor atau sederajat;
d. program diploma memiliki dosen yang tidak berkualiikasi akademik minimum lulusan program magister atau sederajat;
e. program magister terapan memiliki dosen yang tidak berkualiikasi akademik lulusan program doktor atau sederajat;
f. program doktor terapan memiliki dosen yang tidak berkualiikasi akademik lulusan program doktor atau sederajat;
g. program profesi memiliki dosen yang tidak berkualiikasi akademik minimum lulusan profesi dan/atau lulusan program magister atau sederajat dengan pengalaman kerja paling singkat 2 (dua) tahun;
h. program spesialis memiliki dosen yang tidak berkualiikasi akademik minimum lulusan program spesialis dan/atau lulusan program doktor atau
sederajat dengan pengalaman kerja paling singkat 2 (dua) tahun;
i. perguruan tinggi tidak mencabut gelar akademik, gelar vokasi, atau gelar profesi apabila karya ilmiah yang digunakan untuk memperoleh gelar akademik, gelar vokasi, atau gelar profesi terbukti merupakan hasil plagiat;
j. perguruan tinggi tidak menyediakan, memfasilitasi, memiliki sumber belajar sesuai dengan Program Studi yang dikembangkan;
k. perguruan tinggi tidak memiliki statuta;
l. perguruan tinggi tidak memiliki panduan/prosedur peralihan dan perolehan satuan kredit semester serta rekognisi pembelajaran lampau;
m. perguruan tinggi melaporkan data yang tidak valid ke pangkalan data pendidikan tinggi;
n. perguruan tinggi menyelenggaraan kegiatan akademik yang tidak sesuai dengan seluruh standar nasional pendidikan tinggi; dan/atau
o. Badan Penyelenggara tidak memberikan gaji pokok serta tunjangan kepada dosen dan tenaga kependidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Pelanggaran yang dikenai Sanksi Administratif berat, terdiri atas:
a. perguruan tinggi dan/atau Program Studi yang tidak terakreditasi mengeluarkan gelar akademik, gelar vokasi, dan/atau gelar profesi;
b. perguruan tinggi dan/atau Program Studi memberikan ijazah, gelar akademik, gelar vokasi, dan/atau gelar profesi kepada orang yang tidak berhak;
c. perguruan tinggi tidak mengusulkan akreditasi ulang Program Studi sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundangundangan;
d. perguruan tinggi lembaga negara lain yang menyelenggarakan pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
e. perguruan tinggi melakukan penerimaan mahasiswa baru dengan tujuan komersial;
f. pengelolaan perguruan tinggi tidak berprinsip nirlaba;
g. perguruan tinggi dan/atau Badan Penyelenggara melakukan perubahan nama perguruan tinggi, nama dan/atau bentuk Badan Penyelenggara, dan/atau
lokasi kampus utama PTS tanpa izin dari Menteri;
h. perguruan tinggi menyelenggarakan Program Studi tanpa izin dari Menteri;
i. perguruan tinggi menyelenggarakan pendidikan jarak jauh tanpa izin dari Menteri;
j. perguruan tinggi dan/atau Program Studi tidak lagi memenuhi syarat pendirian perguruan tinggi dan/atau pembukaan Program Studi; dan/atau
k. terjadi sengketa: 1. antar pemangku kepentingan in
ternal Badan Penyelenggara; 2. antar pemangku kepentingan in
ternal PTS; dan/atau 3. antara pemangku kepentingan
internal Badan Penyelenggara dan pemangku kepentingan internal PTS;
yang menyebabkan terganggunya penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi.
Ketentuan PidanaPerseorangan, organisasi, atau
penyelenggara Pendidikan Tinggi dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Jenis pidana, sebagai berikut:
1. Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara Pendidikan Tinggi tanpa hak memberikan gelar akademik, gelar vokasi, atau gelar profesi dan perseorangan tanpa hak menggunakan gelar akademik, gelar vokasi, dan/atau gelar profesi.
2. Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara Pendidikan Tinggi tanpa hak memberikan ijazah.
3. Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara Pendidikan Tinggi tanpa hak memberikan sertiikat profesi.
4. Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara Pendidikan Tinggi tanpa hak memberikan sertiikat kompetensi.
5. Masyarakat mendirikan PTS tidakmemiliki badan penyelenggara berbadan hukum, tidak berprinsip nirlaba dan tidak memperoleh izin Menteri.
6. Lembaga negara lain menyelenggarakan perguruan tinggi tidak memperoleh izin Pemerintah, tidak berprinsip nirlaba, tidak bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Indonesia atas izin Pemerintah dan tidak mengutamakan Dosen dan tenaga kependidikan warga negara Indonesia. n
64 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 7
Akper Pemkab Garut dengan Universitas Padjajaran, Akbid Pemprop Singaraja dengan Universitas Pendidikan Ganesha, Akper Pemkab Belu Atambua dengan Universitas Timor, Akper Pemprov Kaltim Samarinda dengan Universitas Mulawarman, Akper Pemkab Kolaka dengan Universitas 19 November Kolaka.
Selanjutnya Akper Pemkab Serang dengan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Akper Pemkab Donggala dengan Universi tas Tadulako dan Akper Pemkab Lamongan dengan Universitas Negeri Surabaya.
PT Kesda yang akan bergabung dengan PTN harus memenuhi lima persyaratan. Pertama, ada persetujuan dan kesepakatan antara PT Kesda dengan Pemda dan PTN. Kedua, melakukan penyerahan aset berupa tanah, gedung, maupun laboraturium. Ketiga, pegawai yang bisa diterima PTN adalah pegawai negeri sipil (PNS).
Syarat keempat, yaitu ada penyerahan mahasiswa yang akan pindah menjadi mahasiswa PTN di bawah Kemenristekdikti, dan kel ima, ada pengal ihan anggaran operasional yang dulunya diberikan ke Pemda harus di pindah ke PTN di bawah Kemenristekdikti.
Selanjutnya Ke12 PT Kesda yang sudah ada kesepakatan bergabung ke PTN itu dalam waktu dekat akan dikunjungi oleh tim Kemenristekdikti untuk dilihat kesesuaian
data, yang sebelumnya telah diisi oleh masingmasing PT Kesda.
Bergabung DahuluPT Kesda yang sudah lebih dahulu melakukan
penggabungan adalah Akper Pemprov Bengkulu dan Akbid Pemprov Bengkulu, yang bergabung dengan Universitas Bengkulu.
Rektor Universitas Bengkulu Ridwan Nurazi mengatakan, Universitas Bengkulu telah menerima penggabungan dari Akper Pemprov Bengkulu dan Akbid Pemprov Bengkulu sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
“Kami menerima penggabungan sesuai dengan persyaratan. Kami juga melakukan seleksi terhadap dosen yang kompeten dan mengefesiensikan karyawan. Selain itu aset juga diserahkan ke Universitas Bengkulu,” ujar Ridwan.
Sebagaimana diketahui, saat ini terdapat 72 PT Kesda yang menyelenggarakan pendidikan vokasi program diploma III, namun dengan diberlakukannya UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, maka pemerintah daerah tidak lagi menangani urusan perguruan tinggi.
Untuk itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) meng ambil kebijakan agar kegiatan pendidikan di ling kungan PT Kesda tetap berlangsung adalah dengan menyatukan PTKesda dengan PTN yang secara geografis letaknya berdekatan.
Rencananya ada 25 PTKesda yang bergabung dengan PTN di bawah Kemen ristekdikti. Selebihnya akan bergabung dengan Poltekes di Kementerian Kesehatan atau menjadi perguruan tinggi swasta. Adapun batas waktu penggabungan adalah tanggal 21 Maret 2017.
“Hasil rapat di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan, tanggal 21 Maret 2017 adalah batas terakhir Kemenristekdikti menerima penggabungan PT Kesda dengan PTN,” ujar Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo saat membuka acara kesiapan penggabungan ini.
Menanggapi persyaratan pengga bungan, Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Daerah (APTIKESDA) Dadang Rukmawan mengatakan, berdasarkan persyaratan Kemenristekdikti seharusnya banyak PT Kesda yang bisa digabung.
Namun karena ada syarat geografis harus berdekatan, beberapa Akper tidak bisa gabung, misalnya Akper Lamongan dengan Unesa. “Kami berharap ada kemudahan dari Kemenristekdikti,” harap Dadang. n
“Hasil rapat
di Kementerian
Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia
dan kebudayaan,
tanggal 21 Maret 2017
adalah batas terakhir
Kemenristekdikti
menerima
penggabungan PT Kesda
dengan PTN.”
Direktur Jenderal Kelembagaan
Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo
8 Simbaga Edisi Januari-maret 2017
eempat perguruan tinggi itu adalah Universitas Andalas, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Universitas
Bina Nusantara.Tim Ahli Keinsinyuran menilai keempatnya layak menyeleng garakan PSPPI, baik dari sisi administrasi, kelengkapan fasilitas, tenaga pendidikan, maupun aspek pendukung lainnya.
Dengan adanya surat keputusan ini, perguruan tinggi tersebut diharapkan dapat menghasilkan insinyurinsinyur yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasar dan bisa bersaing di tingkat internasional.
Dalam sambutannya Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti, Patdono Suwignjo mengatakan, Program Profesi Insinyur diadakan demi memenuhi kebutuhan jumlah dan kualitas insinyur di Indonesia.
Menurut Patdono,jumlah insinyur di Indonesia paling kecil. “Kita sudah ketahui bersama bahwa di antara negaranegara ASEAN atau negaranegara yang setara dengan kita, jumlah insinyur kita per seribu penduduk masih relatif paling kecil.”
Mutunya pun tidak bisa dikatakan yang paling baik. “Karena jika kita lihat insinyur di Indonesia yang diakui oleh organisasi keinsinyuran di ne gara ASEAN belum banyak dibandingkan
de ngan jumlah profesi insinyur yang kita miliki,”ujar Patdono.
Dari kajiankajian yang dilakukan oleh banyak negara, dapat diketahui bahwa bidang yang mempunyai kontribusi sangat besar terhadap perkembangan ekonomi maupun perkem bangan industri adalah yang terkait dengan stem cell, technology, engineering, dan mathematics (STEM).
Ke depan rencananya ada 40 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang diberikan kepercayaan untuk menyelenggarakan Program Profesi Insinyur ini.
Ketua Tim Ahli Keinsinyuran Djoko Santoso menyambut baik penyerahan SK ini sembari berharap ke depannya profesi insinyur secara formal resmi menjadi salah satu profesi, yang bisa menjadi rujukan sebagai pendidikan profesi di Indonesia.
“Semoga ke depan program profesi insinyur bisa menjadi rujukan pendidikan profesi di Indonesia, sama dengan dokter, perawat, bidan, dan sebagainya,” ujarnya seusai penyerahan SK PSPPI.
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Universitas Andalas, Insannul Kamil, sebagai salah satu PT penerima SK tersebut berjanji ke depan ia akan memajukan PSPPI ini. n
empat Perguruan tinggi Selenggarakan Program Profesi InsinyurDirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti menyerahkan surat keputusan (SK)
penyelenggaraan Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) kepada empat
perguruan tinggi, Kamis 12 Januari 2016, di Gedung Kemenristekdikti Senayan Jakarta.
Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
Patdono menyerahkan surat keputusan (SK)
penyelenggaraan Program Studi
Program Profesi Insinyur (PSPPI)
kepada empat
perguruan tinggi, Kamis, 12 Januari
2016, di Gedung Kemenristekdikti
Senayan, Jakarta.
K
Simbaga Edisi Januari-maret 2017 9